3
E. ASKEP PEMBERIAN OBAT 1. Pengkajian Untuk menetapkan kebutuhan terhadap terapi obat dan respon potensial terhadap terapi obat, perawat mengkaji banyak faktor.  Riwayat medis Riwayat medis memberi indikasi atau kontraindikasi terhadap terapi obat. Penyakit atau gangguan membuat klien berisiko terkena efek samping yang merugikan. Contoh, jika seorang klien mengalami ulkus lambung cenderung mengalami perdarahan maka senyawa yang mengandung aspirin atau antikoagulasi akan meningkatkan kemungkinan perdarahan. Riwayat pembedahan klien dapat mengindikasikan obat yang digunakan. Contoh, setelah tiroidektomi , seorang klien membutuhkan penggantian hormon.  Data obat  Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk kerja, tujuan, dosis normal, rute  pemberian, efek samping, dan implikasi keerawatan dalam pemberian dan pengawasan obat. Beberapa sumber harus sering dikonsultasi untuk memperoleh keterangan yang dibutuhkan. Perawat bertanggung jawab untuk mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang obat yang diberikan. Banyak mahasiswa keperawatan menyiapkan atau membeli kartu atau buku yang memuat keterangan obat untuk mereka gunakan sebagai rujukan cepat. Sikap klien ter hadap penggunaan obat  Sikap klien terhaadap obat menunjukkan tingkat ketergantungan pada obat. Klien seringkali enggan mengungkapkan perasaannya tentang obat,khususnya jika klien mengalami ketergantungan obat. Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi perilaku klien yang mendukung bukti ketergantungan obat. 2. Diagnosa keperawatan Pengkajian memberi data tentang kondisi klien, kemampuannya dalam menggunakan obat secara mandiri, dan pola penggunaan obat. Contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk terapi obat. Kurang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan : 1. Kurang informasi dan pengalaman 2. Keterbatasan kognitif 3. Tidak mengenal sumber informasi Ketidakpatuhan tehadap terapi obat yang berhubungan dengan : 1. Sumber ekonomi yang terbatas 2. Keyakinan tentang kesehatan 3. Pengaruh budaya Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan : 1. Penurunan kekuatan

pemberian obat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

M ,

Citation preview

E.ASKEP PEMBERIAN OBAT1.PengkajianUntuk menetapkan kebutuhan terhadap terapi obat dan respon potensial terhadap terapi obat, perawat mengkaji banyak faktor.Riwayat medisRiwayat medis memberi indikasi atau kontraindikasi terhadap terapi obat. Penyakit atau gangguan membuat klien berisiko terkena efek samping yang merugikan. Contoh, jika seorang klien mengalami ulkus lambung cenderung mengalami perdarahan maka senyawa yang mengandung aspirin atau antikoagulasi akan meningkatkan kemungkinan perdarahan. Riwayat pembedahan klien dapat mengindikasikan obat yang digunakan. Contoh, setelah tiroidektomi , seorang klien membutuhkan penggantian hormon.Data obatPerawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk kerja, tujuan, dosis normal, rute pemberian, efek samping, dan implikasi keerawatan dalam pemberian dan pengawasan obat. Beberapa sumber harus sering dikonsultasi untuk memperoleh keterangan yang dibutuhkan. Perawat bertanggung jawab untuk mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang obat yang diberikan. Banyak mahasiswa keperawatan menyiapkan atau membeli kartu atau buku yang memuat keterangan obat untuk mereka gunakan sebagai rujukan cepat.Sikapklien terhadap penggunaan obatSikap klien terhaadap obat menunjukkan tingkat ketergantungan pada obat. Klien seringkali enggan mengungkapkan perasaannya tentang obat,khususnya jika klien mengalami ketergantungan obat. Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi perilaku klien yang mendukung bukti ketergantungan obat.

2.Diagnosa keperawatanPengkajian memberi data tentang kondisi klien, kemampuannya dalam menggunakan obat secara mandiri, dan pola penggunaan obat.Contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk terapi obat.Kurang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan :1.Kurang informasi dan pengalaman2.Keterbatasan kognitif3.Tidak mengenal sumber informasiKetidakpatuhan tehadap terapi obat yang berhubungan dengan :1.Sumber ekonomi yang terbatas2.Keyakinan tentang kesehatan3.Pengaruh budayaHambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan :1.Penurunan kekuatan2.Nyeri dan ketidaknyamananPerubahan sensori atau persepsi yang berhubungan dengan :1.Pandangan kaburAnsietas yang berhubungan dengan :1.Status kesehatan yang berubah atau terancam2.Status sosial ekonomi yang berubah atau terancam3.Pola interaksi yang berubah atau terancamGangguan menelan yang berhubungan dengan :1.Kerusakan neuromuscular2.Iritasi rongga mulut3.Kesadaran yang terbatasPenatalaksanaan program terapiutik tidak efektif yang berhubungan dengan :1.Terapi obat yang kompleks2.Pengetahuan yang kurang3.PerencanaanPerawat mengatur aktivitas perawatan untuk memastikan bahwa tehnik pemberian obat aman. Perawat juga dapat merencanakan untuk menggunakan waktu selama memberikan obat. Pada situasi klien belajar menggunakan obat secara mandiri, perawat dapat merencanakan untuk menggunakan semua sumber pengajaran yang tersedia. Apabila klien dirawat di rumah sakit,sangat penting bagi perawat untuk tidak menunda pemberian intruksi sampai hari kepulangan klien. Perawat harus mengkaji klien secara komprehensif dan mengidentifikasi faktor fisik, psikologis, ekonomi atau sosial yang membuat klien tidak mampu dengan konsisten menggunakan obat secara mandiri. Misalnya, klien menderita arthritis yang membuatnya sulit pergi ke apotek. Perawat, dengan bantuan tenaga kesehatan lain,bekerja sama mencari jalan keluar untuk masalah ini sebelum klien dipulangkan. Apabila klien baru didiagnosis dan membutuhkan obat, misalnya, dalam rencana asuhan keperawatan, perawat data merujuk klien untuk dirawat di rumah. Perawat penyelenggara perawatan kesehatan di rumah dapat membantu klien menyusun jadwal pengobatan yang disesuaikan dengan rutinitas di rumah.Baik,seorang klien mencoba menggunakan obat secara mandiri maupun perawat bertanggung jawab memberikan obat, sasaran berikut harus dicapai :1.Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian obat yang digunakan.2.Efek terapiutik obat yang diprogramkan dicapai dengan aman sementara kenyamanan klien tetap dipertahankan.3.Klien dan keluarga memahami terapi obat.4.Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman.

4.ImplementasiTranskripsi yang benar dan mengomunikasikan programIntervensi keperawatan berfokus pada pemberian obat yang aman dan efektif.Intervensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara cermat, memberikannya dengan benar, dan memberi klien penyuluhan. Setiap kali suatu dosis obat disiapkan, perawat mengacu pada format atau label obat. Dengan sistem unit-dosis, hanya satu diperlukan transkripsi, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dibatasi. Ketika mentranskripsi resep, perawat harus yakin bahwa nama,dosis,dan simbol obat dapat dibaca. Perawat terdaftar (registered nurse) membandingkan semua program yang ditranskripsi dengan program yang asli untuk memastikan keakuratan dan kelengkapannya. Perawat yang memberi obat yang salah atau dosis yang tidak tepat bertanggung jawab secara hukum.

5.EvaluasiPerawat memantau respon klien terhadap obat secara berkesinambungan. Untuk melakukan ini,perawat harus mengetahui kerja terapiutik dan efek samping yang umum muncul dari setiap obat. Perawat harus mewaspadai reaksi yang akan timbul ketika klien mengkonsumsi beberapa obat. Untuk mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan sambil memenuhi sasaran keperawatan yang ditetapkan, perawat melakukan langkah-langkah evaluasi untuk mengidentifikasi hasil akhir yang aktual.Berikut adalah contoh langkah evaluasi untuk menentukan bahwa ada komplikasi yang terkait dengan rute pemberian obat :1.Mengobservasi adanya memar, implamasi , nyeri setempat, atauperdarahan di tempat injeksi.2.Menanyaan klien tentang adanya rasa baal atau rasa kesemutan di tempat injeksi.3.Mengkaji adanya gangguan saluran cerna, termasuk mual, muntah, dan diare pada klien.4.Menginspeksi tempat IV untuk mengetahui adanya feblitis, termasuk demam, pembengkakkan dan nyeri tekan setempat.