22
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN WONOSOBO (Education Funding the State Junior High School Districts Wonosobo) ARTIKEL Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan (M.Pd) Oleh: Dwi Prayitno Sambodo NIM: 942013015 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

KABUPATEN WONOSOBO

(Education Funding the State Junior High School Districts Wonosobo)

ARTIKEL

Diajukan kepada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan (M.Pd)

Oleh:

Dwi Prayitno Sambodo

NIM: 942013015

PROGRAM STUDI

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?
Page 3: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?
Page 4: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?
Page 5: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?
Page 6: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

1

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

KABUPATEN WONOSOBO

(Education Funding the State Junior High School Districts Wonosobo)

Dwi Prayitno Sambodo

Emai: [email protected]

Bambang Ismanto 1

Email: [email protected]

ABSTRAK

Sambodo, D. P. 2016. Pembiayaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negerii

Kabupaten Wonosobo. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana. Pembimbing Dr. Bambang Ismanto, M.Si

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen biaya operasional,

komponen biaya investasi dan komponen biaya personal SMP Negeri Kabupaten Wonosobo.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek

penelitian ini yaitu seluruh sumber-sumber yang dipandang member data informasi yang

diperlukan, sumber data ini adalah kepala sekolah, bendahara, humas, kepala TU, guru yang

bersangkutan dan orang tua. Data penelitian diperoleh melalui teknik wawancara, angket dan

rekap arsip. Hasil penelitian ini: 1 )Biaya opersaional di Kabupaten Wonosobo terdiri dari: a)

biaya kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan; b) biaya profesi/diklat dan supervisi;

c) biaya penyelenggaran KBM; d) biaya penilaian; e) biaya pemeliharaan dan penggantian; f)

biaya daya dan jasa; dan g) biaya pembinaan siswa. 2) Biaya investasi di Kabupaten

Wonosobo terdiri dari: a) biaya pembangunan ruang kelas; b) biaya pembangunan perpus; c)

biaya pembangunan Lab. IPA; d) biaya pembangunan tempat ibadah; e) biaya pembangunan

toilet; f) biaya pembelian buku teks; g) biaya pembelian buku perpustakaan; h) biaya

pembelian buku sumber; i) biaya pembelian buku perlengkapan; j) biaya pembelian alat

peraga; k) biaya pembelian alat praktik; l) biaya pembelian LCD; m) biaya pembelian

computer; dan n) biaya pembelian perabotan.3) Biaya personal di Kabupaten Wonosobo

terdiri dari: a) biaya perlengkapan sekolah siswa; b) biaya transport siswa; c) biaya uang saku

siswa; dan e) biaya pembelian LKS siswa.

Kata kunci : Pimbiayaan Pendididikan, Operasional, Investasi, Personal

Page 7: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

2

ABSTRACT

Sambodo,D. P., Ismanto, B. 2016. Education Funding the State Junior High School Districts

Wonosobo. Thesis: FKIP Program Study Magister Management Education.

The purpose of this research was knowing the components of operational costs,

components investment costs and personal costs junior high school in district Wonosobo .

This research use descriptive research with qualitative approach. The subject of this research

that all the resources of members of the data that have necessary information, the source of

this data is the principal, treasurer, public relations, head of TU, the teacher and the parents.

Data were obtained through interview techniques, questionnaires and recap archives. this

research result is 1) Operational cost in district Wonosobo consists of: a) the cost of the

welfare of educators; b) the cost of profession / training and supervision; c) the cost of the

delivery of teaching and learning; d) the cost of assessment; e) the cost of maintenance and

replacement; f) the cost of power and services; and g) the cost of coaching students. 2) The

cost of investment in District Wonosobo consists of: a) the cost of the construction of

classrooms; b) the cost of the construction of the library; c) the development cost science

laboratory; d) the cost of the construction of places of worship; e) the cost of construction of

toilets; f) cost of the purchase of text books; g) the cost of the purchase of library books; h)

the cost of purchasing books source; i) the cost of purchasing books equipment; j) the cost of

the purchase of props; k) the cost of purchasing new instruments; l) cost of purchasing LCD;

m) the cost of purchasing a computer; and n) the cost of purchasing equipments.3) Personal

costs in District Wonosobo consists of: a) the cost of school supplies students; b) the cost of

transport of students; c) the cost of students needed; and e) the cost of purchasing student

worksheets.

Keywords : Financing Education, Operational, Investment, Personal.

Page 8: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

3

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam totalitas kehidupan, hanya dengan

pendidikan yang baik, setiap orang akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai individu,

kelompok, dan masyarakat serta sebagai makhluk Tuhan (Mukhtar & Iskandar, 2009: 6). Di

Negara Indonesia pendidikan merupakan kunci utama dalam mencerdaskan bangsanya.

Berbagai upaya telah dilalukan oleh pemerintah agar proses pendidikan di Indonesia berjalan

dengan baik. Seperti yang tertera pada UUD 1945 pasal 31 ayat (1) dan (2), bahwa setiap

warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Akan tetapi, berbagai masalah pendidikan di negara Indonesia sampai saat ini masih

belum terpecahkan. Pada hal pemerintah sudah melakukan berbagai usaha misalnya

pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui berbagai

pelatihan, pengadan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbagaikan sarana dan prasarana

pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah (Budimansyah, 2008: 56). Salah satu

faktor utama pemicu permasalahan tersebut adalah pendanaan, karena semua kehidupan

dalam pendidikan bersumber dari dana atau biaya.

Biaya pendidikan memiliki peran yang sangat penting, hampir tidak ada upaya

pendidikan yang dapat mengabaikan peran biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa

biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak akan berjalan (Supriadi, 2004: 3). Kebijakan

tentang pembiayaan di negara Indonesia tertera pada pada Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1), yang

menyatakan bahwa: dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kendinasan

dialokasikan minimal 20% dari Angaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) pada sektor

pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pada era otonomi daerah seperti sekarang, sebagaian besar dana dalam RAPBD provinsi

dan kabupaten/kota diperoleh dari pusat yang disalurkan dalam bentuk paket yang disebut

Dana Alokasi Umum (DAU) dan untuk sebagian ditambah lagi Dana Alokasi Khusus (DAK)

(Supriadi, 2004: 6). Permenkeu telah mengatur adanya DAK, bahwa DAK dialokasikan

untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang

merupakan prioritas nasional di bidang pendidikan dan masih banyak lagi. Besarnya anggaran

pendidikan yang dialokasikan dengan pengelolaan yang tepat akan sangat menentukan

kualitas pendidikan di daerahnya.

DAK dalam bidang pendidikan dan DAK tambahan bidang infrastruktur pendidikan

dialokasikan untuk hal-hal sebagai berikut: (1) mendukung penuntasan program wajib belajar

Page 9: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

4

pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang bermutu dan merata dalam rangka memenuhi

Standar Pelayanan Minimum dan secara bertahap memenuhi Standar Nasional Pendidikan;

(2) mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal melalui penyediaan sarana

prasarana pendidikan yang berkualitas dan mencukupi; dan (3) diprioritaskan untuk

melaksanakan rehabilitas ruang kelas dan/atau ruang belajar rusak sedang, rehabilitasi ruang

belajar rusak berat, pembangunan ruang kelas baru dan ruang belajar lain berserta

perabotannya, pembangunan perpustakaan beserta perabotannya, penyediaan buku referensi

perpustakaan, pembangunan laboratorium, dan penyediaan peralatan pendidikan, baik sekolah

negeri maupun swasta.

Dalam UU RI Nomor 33 Tahun 2004 dijelaskan bahwa DAU adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan

keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. DAU bertujuan untuk pemeretaan kemampuan keuangan antara-Daerah yang

dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar-Daerah melalui

peneraan formula yang mempertimbangkan potensi dan kebutuhuan daerah. Pengelolaan

DAU diserahkan kepada daerah sesuai dengan kebutuhan daerah untuk peningkatan

pelayanan masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Dalam Penjeleasan dari

Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang DAU bahwa kebutuhan fisik

daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar

umum/pulik, yang dimaksud layanan dasar publik antara lain penyediaan layanan kesehatan

dan pendidikan, penyediaan infrastruktur, dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Jadi

dengan demikian penyediaan layanan pendidikan dapat dimasukkan dalam anggaran DAU.

Kebiajakan progam BOS (Bantuan Operaional Siswa) mengacu dengan UU Nomor 33 tahun

2004 sehingga dapat diambil dari DAU.

Pada kenyataannya alokasi dana pendidikan masih banyak diselewengkan. The Asia

Foundation merilis laporan tentang alokasi belanja langsung pendidikan yang masih banyak

diselewengkan oleh pemerintah kabupaten atau kota di Indonesia (Kompas, 16 Mei 2012).

Sebagian besar anggaran pendidikan banyak dialokasikan untuk wajib belajr pendidikan dasar

(dikdas) Sembilan tahun.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa, berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan

masih banyak. Khususnya pada pembiayaan pendidikan, tidak transparan dan kurang

pahamnya tentang pendanaan pendidikan menjadi faktor penyebabnya. Pada hal pemerintah

sudah mengaturnya, seperti dalam Peraturan Pemerintah pasal 48, bahwa pengelolaan dana

pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas

Page 10: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

5

publik. Terlepas dari hal tersebut pemerintah juga telah menetapkan PP RI Nomor 48 tahun

2008 tentang pendanaan pendidikan. Pada pasal 2 ayat (1), menjelaskan bahwa pendanaan

pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antar pemerintah, pemerintah daerah dan

masyarakat.

Sejalan dengan beberapa paparan di atas pembiayaan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama Negeri Kabupaten Wonosobo masih belum maksimal. Berdasarkan hasil wawancara

dengan kepala dinas pendidikan Kabupaten Wonosobo pada bulan Mei 2015, mendapatkan

bahwa kemampuan pemahaman tentang biaya pendidikan masih rendah. Sebagian warga

sekolah masih belum mengetahui informasi yang cukup tentang pembiayaan pendidikan,

sebagai contoh informasi keuangan seperti rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah

(RAPBS) yang seharusnya bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua wali

belum transparan. Hal itu terjadi karena keterbatasan kemampuan dan waktu dalam

pengelolaan pembiayaan pendidikan menjadi penyebabnya.

Pada hal pembiayaan pendidikan merupakan faktor utama dalam suatu pendidikan.

Fatah (1998: 42), menyatakan bahwa pembiayaan pendidikan merupakan faktor yang tidak

dapat dihindarkan keberadaannya dalam meyediakan komponen-komponen input pendidikan.

Sejalan dengan pendapat Supriadi (2004: 3), yang berpendapat bahwa biaya pendidikan

merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam penyelengaraan

pendidikan.

Biaya pendidikan yang dimaksud di atas yaitu biaya satuan pendidikan. Dalam PP RI

Nomor 48 Tahun 2008, biaya satuan pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasi,

bantuan biaya pendidikan,dan beasiswa. Pada biaya investasi terdiri atas biaya lahan

pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan. Menurut Fattah (2008: 18), biaya

operasi dibagi menjadi dua yaitu biaya personalia (pegawai) dan biaya non personalia (bukan

pegawai).

Supartini (2012: 9), mengatakan bahwa penggunaan dana satuan biaya pendidikan

terbesar adalah biaya operasinal, biaya non operasional dan biaya investasi serta terdapat

kolerasi positif dan signifikan antara standar biaya pendidikan dengan kompetensi

peningkatan mutu pembelajaran guru. Berbeda dengan penelitian Hapsari (2014: 33),

menyimpulkan bahwa biaya non personalia masih belum sesuai dengan standar biaya operasi

non personalia. Sejalan dengan paparan tersebut Alip (2014: 57), menyatakan bahwa belum

pernah dilakukan perhitungan pada biaya non personalia karena belum tahu dengan standar

pembiayaan pendidikan.

Page 11: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

6

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang diuraikan di atas maka fokus

penelitian ini adalah untuk mengetahui pembiayaan pendidikan SMP Negeri Kabupaten

Wonosobo dengan sub fokus atau pertanyaan: (1) Bagaimana komponen biaya operasional

Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; (2) Bagaimana komponen biaya insvestasi

Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya

personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?.

KAJIAN TEORI

Konsep Pembiayaan Pendidikan

Berbicara tentang pendidikan tidak luput dari yang namanya pendanaan atau biaya

pendidikan, tidak lepas dari itu maka para ahli berpendapat bahwa biaya pendidikan adalah

pengeluaran untuk pendidikan umum dan perorangan (dengan menghindarkan adanya

rangkapan) ditambah biaya alternatif yang tidak menyebabkan adanya pengeluaran (Hallak,

1985: 5). Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh (Harsono, 2007: 9) menyatakan

bahwa biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan

penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan yang dimaksudkan adanya pengeluaran yang

dikeluarkan oleh individu maupun kelompok (umum) untuk menyelengarakan pendidikan.

Enas at.all (2012: 23), berpendapat bahwa biaya pendidikan adalah total biaya yang

dikeluarkan baik individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga

masyarakan perorangan, kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah

untuk kelancaran pendidikan. Lain halnya dengan Supriadi (2004: 17), mengemukakan biaya

pendidikan merupakan salah satu komponen masukan intrumental (Instrumental input) yang

sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Sedangkan Mulyono (2010:

78), mengatakan bahwa biaya pendidikan adalah jumlah uang yang dihasilkan dan

dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelengaraan pendidikan yang mencakup gaji guru,

peningkatan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang pengadaan

peralatan/mobile, pendanaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan

ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.

Menurut Enas at.all (2012: 23), jenis biaya pendidikan dapat dikatagorikan kedalam

biaya langsung (direct cost), biaya tak langsung (indirect cost), privat cost, social cost dan

monetary cost. Biaya-biaya yang dibelanjakan oleh murid, atau orangtua/keluarga dan biaya

kesempatan pendidikan dalam penelitian ini tidak termasuk dalam pengertian biaya

pendidikan yang sifatnya nonbugetair sedangkan biaya pendidikan yang diperoleh dan

bersifat budgetair yaitu biaya pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah

sebagai suatu lembaga (Fattah, 2012: 23).

Terdapat beragam komponen dalam biaya pendidikan. Umumnya orang menghitung

hanya dari biaya nyata (real cost) atau bisa disebut money cost, seperti capital cost/durable

asset dan recurrent cost/biaya operasional, sedangkan biaya peluang atau opportunity cost

Page 12: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

7

sebagai biaya yang harus dibayar, misalnya karena memilih studi daripada bekerja tidak

pernah dihitung (Fattah, 2012: 5).

Standar Pembiayaan Pendidikan

Menurut PP No 19 tahun 2005 tentang standar pembiayaan, yang dimaksud dengan

standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besaran biaya operasi

satuan pendidikan yang berlaku selama setahun (pasal 1, ayat 10). Pembiayaan pendidikan

terdiri dari biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal (pasal 62, ayat 1)

Menurut Permendiknas No.69 tahun 2009, yang termasuk ke dalam biaya pendidikan,

antara lain sebagai beriku: 1) biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah

(ATS), biaya bahan dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan,

biaya daya dan jasa, biaya transportasi/perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya

pembinaan siswa/ekstra kurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan

biaya pelaporan; 2) biaya alat tulis sekolah adalah biaya untuk pengadaan alat tulis sekolah

yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar; 3) Biaya alat dan bahan habis

pakai adalah biaya untuk pengadaan alat-alat dan bahan-bahan praktikum IPA, alat-alat dan

bahan-bahan praktikum IPS, alat-alat dan bahan-bahan praktikum bahasa, alat-alat dan

bahanbahan praktikum komputer, alat-alat dan bahan-bahan praktikum ketrampilan, alat-alat

dan bahan-bahan olah raga, alat-alat dan bahanbahan kebersihan, alat-alat dan bahan-bahan

kesehatan dan keselamatan, tinta stempel, toner/tinta printer, dll yang habis dipakai dalam

waktu satu tahun atau kurang; 4) biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan adalah biaya untuk

memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah/madrasah untuk mempertahankan

kualitas sarana dan prasarana sekolah/madrasah agar layak digunakan sebagai tempat belajar

dan mengajar; 5) biaya daya dan jasa merupakan biaya untuk membayar langganan daya dan

jasa yang yang mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah seperti listrik,

telepon, air, dll; 6) biaya transpor/perjalanan dinas adalah biaya untuk berbagai keperluan

perjalanan dinas pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik baik dalam di kota maupun

ke luar kota; 7) biaya konsumsi adalah biaya untuk penyediaan konsumsi dalam kegiatan

sekolah/madrasah yang layak disediakan konsumsi seperti rapat-rapat sekolah/madrasah,

perlombaan di sekolah/madrasah, dll; 8) biaya asuransi adalah biaya membayar premi

asuransi untuk keamanan dan keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan,

dan peserta didik seperti asuransi kebakaran, asuransi bencana alam, asuransi kecelakaan

praktek kerja di industri, dll; 9) biaya pembinaan siswa/ekstrakurikuler adalah biaya untuk

menyelenggarakan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler seperti

Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah

Remaja (KIR), olah raga, kesenian, lomba bidang akademik, perpisahan kelas terakhir,

pembinaan kegiatan keagamaan, dll; 10) biaya uji kompetensi adalah biaya untuk

penyelenggaraan ujian kompetensi bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

yang akan lulus; 11) biaya praktek kerja industri (prakerin) adalah biaya untuk

penyelenggaraan praktek industri bagi peserta didik SMK; dan 12) biaya pelaporan adalah

Page 13: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

8

biaya untuk menyusun dan mengirimkan laporan sekolah/madrasah kepada pihak yang

berwenang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan sebagai upaya menambah wawasan

tentang konsep umum administrasi pendidikan khususnya pembiayaan pendidikan.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo. Lokasi penelitian ini tepatnya di SMP

Negeri 01 Mojotengah, SMP Negeri 02 Mojotengah, SMP Negeri 02 Kalikajar, SMP Negeri

03 Wonosobo, SMP Negeri 04 Wonosobo, SMP Negeri 02 Kretek, SMP Negeri 04 Kretek,

dan SMP Negeri 01 Selomerto. Subjek penelitian disesuaikan dengan pembiayaan pendidikan

di Sekolah Menengah Pertama, yaitu seluruh sumber-sumber yang dipandang member data

informasi yang diperlukan. Di mana sumber data yang terkaitkan dengan karakteristik

penelitian ini adalah kepala sekolah, bendahara, humas, kepala TU, guru yang bersangkutan

dan orang tua.

Data penelitian diperoleh melalui teknik wawancara, angket dan rekap arsip.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yang digunakan untuk

memperoleh informasi dalam studi pendahuluan dan untuk mendukung serta melengkapi hasil

penyebaran angket. Rekap arsip itu sendiri berupa nama sekolah, alamat sekolah, daftar nama

guru, dan lain-lain yang berbentuk kuantitatif atau kualitatif. Pada penyebaran angket peneliti

menyiapkan instrument berupa pertanyaan-pertanyaan yang diadopsi dari Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 48 Tahun 2008.

Uji keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.

Triangulasi sumber digunakan untuk mendukung hasil penyebaran angket dan wawancara

tidak terstruktur. Hasil penyebaran angket dicocokan (cross check) antara kepala sekolah,

bendahara, humas, kepala TU, dan guru yang bersangkutan.

Sesuai dengan fokus penelitian maka seluruh data yang ada di dalam penelitian ini di

analilis dengan analisis kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan sebelum penelitian,

selama penelitian, dan sesudah penelitian. Analisis sebelum penelitian dilakukan ketika

memperoleh hasil wawancara pada studi pendahuluan yang bersifat sementara. Analisis

selama penelitian meliputi reduksi data, display data, dan verivikasi (penarikan kesimpulan).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian pembiayaan pendidikan ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan biaya

operasional, biaya investasi dan biaya personal SMP Negeri Kabupaten Wonosobo. Hasil

penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan wawasan tentang

pembiayaan pendidikan dan penyempurnaannya. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan

data primer dan data skunder sebagai hipotesis awal dalam studi pendahuluan. Berbagai

Page 14: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

9

komponen pembiayaan pendidikan yang terdapat dalam penelitian diperoleh melalui

penyebaran angket, wawancara dan rekap arsip. Hasil penelitian diolah dalam bentuk tabel

yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan indikatornya.

Keberlangsungan suatu instansi pendidikan tidak terlepas dari uang. Adanya uang,

seluruh unsur kehidupan di sekolah akan bekerja. Pendanan atau pembiayaan pendidikan

harus berjalan dengan lancar. Biaya pendidikan tidak hanya terdiri dari gaji guru, peralatan

tulis, dan uang gedung. Seperti yang dijelaskan oleh Mulyono (2010), bahwa biaya

pendidikan adalah jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan

penyelenggaraan pendidikan. Dalam penelitian ini uang yang dihasilkan oleh delapan SMP

Negeri di Wonosobo berasal dari pemerintah. Tidak terdapat pungutan sama sekali untuk

seluruh siswa. Sejalan dengan penelitaian yang dilakukan oleh Ismatno (2014) bahwa

sebagian besar sumber dana berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan sebagai

implikasi wajib belajar sembilan tahun. Pembelanjaan uang sekolah dialokasikan pada

berbagai komponen pendidikan, antara lain yaitu biaya operasional dan biaya investasi.

Biaya-biaya di atas mencakup seluruh kompenen yang terdapat di sekolah. Pada

penelitian ini standar pembiayaan pendidikan berdasarkan Permendiknas Nomor 69 tahun

2009 dan PP RI Nomor 48 tahun 2008. Standar pembiayaan tersebut mencakup biaya

pendidikan yang terdiri dari biaya operasional, biaya investasi dan biaya personal. Pada

penelitian-penelitian sebelumnya dihasilkan berbagai manfaat dalam mengembangkan

pembiayaan pendidikan. Namun, terdapat pula sekolah yang masih rendah dalam transparansi,

akuntabilitas dan keberlanjutan pengelolaan pembiayaan pendidikan. Oleh sebab itu,

penelitian tentang pembiayaan pendidikan dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai

komponen-komponen pembiayaan pendidikan.

Komponen pertama dalam pembiayaan pendidikkan adalah biaya operasional. Biaya

operasioanl terdiri dari biaya personalia dan biaya non personalia. Fatah (2012), menjelaskan

bahwa biaya personalia merupakan biaya pegawai, sedangkan biaya non personalia adalah

biaya operasional bukan pegawai. Indikator biaya operasional yang pertama adalah

kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan. Berdasarkan hasil analisis di atas

pembiayaan pendidikan yang masih dialokasikan oleh beberapa sekolah yaitu: (1) insentif

tambahan bagi guru PNS dari Pemda Kabupaten; (2) insentif tambahan bagi tenaga

administrasi di sekolah dari Pemda Kabupaten; (3) honor bagi guru bantu dari sekolah; (4)

hadiah hari raya dari sekolah untuk guru; dan (5) alokasi uang lembur dari sekolah bagi

tenaga administrasi. Pembiayaan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

tidak dialokasikan untuk honor bagi guru yang kelebihan jam mengajar dari sekolah, biaya

perjalanan dari skolah untuk proses mutasi/promosi guru, dan biaya untuk pakaian seragam

guru.

Hasil penelitian dari delapan sekolah tidak semua sekolah menganggarkan biaya

personalia untuk kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan. Tiga sekolah yang

menganggarkan insentif tambahan bagi guru PNS dari Pemda. Tiga sekolah menganggarkan

Page 15: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

10

biaya insentif tambahan untuk tenaga administrasi dari Pemda. Enam sekolah menganggarkan

biaya honor untuk guru bantu. Satu sekolah menganggarkan biaya hadiah hari raya untuk guru

dan tenaga administrasi. Tiga sekolah menganggarkan biaya untuk uang lembur dari sekolah

untuk tenaga administrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiyaan untuk kesejahteraan

tenaga pendidik dan kependidikan di Kabupaten Wonosobo kurang atau belum

mensejahterakan tenaga pendidik dan kependidikan.

Indikator kedua biaya personalia adalah pembiayaan untuk peningkatan profesi. Pada

biaya personalia seluruh aspek dialokasikan oleh beberapa sekolah. Aspek pembiayaan

peningkatan profesi tesebut yaitu: (1) biaya khusus sekolah untuk diklat peningkatan

kemampuan professional bagi guru; (2) biaya diklat bagi kepala sekolah; (3) biaya diklat bagi

tenaga administrasi sekolah; (4) biaya sekolah untuk pelaksanaan KKG/MGMP guru; dan (5)

biaya sekolah untuk pelaksanaan kegiatan MKKS. Meskipun kelima aspek tersebut tidak

seluruh sekolah mengalokasikan, tetapi masih banyak sekolah yang mengalokasikannya.

Mengingat bahwa peningkatan profesi baik guru, tenaga kependidikan maupun kepala sekolah

sangat penting. Pada indikator supervisi kepala sekolah, hampir seluruh sekolah

mengalokasikannya.

Hasil penelitian dari delapan sekolah tidak semua sekolah menganggarkan biaya

personalia untuk peneingkatan profesi/diklat dan supervisi. Lima sekolah menganggarkan

biaya diklat guru. Empat sekolah menganggarkan biaya diklat kepala sekolah. Lima sekolah

menganggarkan biaya diklat tenaga administrasi. Emapat sekolah menganggarkan biaya

sekolah untuk pelaksanaan KKG/MGMP. Tiga sekolah menganggarkan biaya untuk MKKS.

Tujuh sekolah menganggarkan biaya untuk supervisi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan untuk peningkatan profesi/diklat di Kabupaten Wonosobo sudah baik karena

hampir semua sekolah menganggarkan biaya untuk peningkatan profesi/diklat di Kabupaten

Wonosobo.

Berbeda dengan indikator di atas, biaya personalia untuk pembiayaan pembinaan

kesiswaan hampir semua sekolah mengalokasikannya. Akan tetapi pada aspek beasiswa dari

Provinsi dan Pemda hanya tiga yang mengalokasikannya. Karena tidak semua sekolah

memperoleh beasiswa tersebut. Selain beasiswa aspek lainnya yang dialokasikan adalah

pembiayaan sekolah untuk: (1) pembinaan pramuka; (2) pembinaan olahraga tingkat sekolah;

(3) pelaksanaan porseni tingkat sekolah; (4) pembinaan kesenian tingkat sekolah; (5)

pelaksanaan cerdas cermat tingkat sekolah; (6) pelaksanaan olimpiade sains; (7) pembinaan

KIR; (8) penyelenggaraan peringatan hari raya; (8) kegiatan pesantren kilat; dan (9) kegiatan

orientasi siwa baru.

Hasil penelitian dari delapan sekolah hampir semua menganggarkan biaya personalia

untuk pembiayaan kesiswaan. Semua sekolah menganggarkan biaya untuk pembinaan

pramuka. Semua sekolah menganggarkan biaya untuk pembinaan porseni tingkat sekolah.

Semua sekolah menganggarkan biaya untuk kesenian tingkat sekolah. Enam sekolah

menganggarkan biaya untuk pentas olahraga dan kesenian tingkat Kabupaten. Tujuh sekolah

Page 16: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

11

menganggarkan biaya untuk pelaksanaan cedas cermat. Tujuh sekolah menganggarkan biaya

untuk pelaksanaan olimpiade sains. Empat sekolah menggangarkan biaya untuk pembinaan

KIR (karya ilmiah remaja). Lima sekolah menganggarkan biaya untuk penyelenggaraan

peringatan hari raya. Lima sekolah menganggarkan biaya untuk pesantren kilat. Tujuh sekolah

menganggarkan biaya untuk kegiatan orientasi siswa baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan untuk pembinaan kesiswaan di Kabupaten Wonosobo sudah baik di lihat dari

lebih dari setengah sekolah menerapkan biaya untuk pembinaan kesiswaan.

Sedangkan pada biaya non personalia khususnya pada pembiayaan pemeliharaan dan

penggantian, aspek terbanyak dialokasikan pada biaya perawataan bangunan, biaya perawatan

perabot kantor, dan biaya perawatan alat IPA. Biaya pengantian alat ketrampilan yang rusak

dan biaya penggantian buku pelajaran yang rusak hanya beberapa sekolah yang

mengalokasikan. Pada hal buku pelajaran sangat penting sebagai sumber utama pembelajaran.

Namun, banyak sekolah yang tidak memperhatikan hal tersebut.

Biaya non personalia lainnya adalah pembiayaan penyelenggaran KBM, penilaian, serta

daya dan jasa. Pada pembiayaan penyelenggaraan KBM sekolah lebih banyak

mengalokasikan pada biaya penyediaan buku dan bahan ajar, biaya penyediaan bahan

praktikum IPA, dan biaya praktek ketrampilan. Pada aspek biaya penyediaan bahan praktikum

IPS dan biaya pengembangan kurikulum muatan lokal hanya satu sekolah yang

mengalokasikan. Sedangkan pada indikator penilaian, seluruh sekolah mengalokasikan pada

biaya ulangan umum, ujian akhir tertulis, dan ujian akhir praktek. Untuk biaya pengembangan

dan penilaian tes diagnose, serta biaya pengukuran tes IQ dan IQ, hanya sekolah-sekolah

tertentu yang mengalokasikannya. Berbeda dengan indikator daya dan jasa, hampir seluruh

sekolah mengalokasikan pada aspek pembiayaan tersebut. Aspek pembiayaan daya dan jasa

adalah biaya listrik, air, telephon dan internet.

Hasil penelitian menunjuakkan bahwa biaya non personalia untuk penganggaran biaya

penyelengaraan KBM, penilaian, pemeliharaan dan penggantian, daya dan jasa sebagi beriku:

1) Penyelengaraan KBM. Empat sekolah menganggarkan biaya untuk penyediaan buku dan

bahan ajar. Empat sekolah menganggarkan biaya untuk penyediaan bahan praktikum IPA.

Satu sekolah menganggarkan biaya untuk bahan praktikum IPS. Emapat sekolah

menganggarkan biaya untuk praktek keterampilan. Satu sekolah menganggarkan biaya untuk

pengembangan kurikulum muatan lokal; 2) penilaian. Semua sekolah menganggarkan biaya

untuk ulangan umum (teori). Dua sekolah menganggarkan biaya untuk ulangan praktek.

Semua sekolah menganggarkan biaya untuk ujian akhir tertulis dan praktek. Dua sekolah

menganggarkan biaya untuk pengembangan dan penilaian tes diagnose. Dua sekolah

menganggarkan biaya untuk pengukuran tes IQ, EQ. Enam sekolah menganggarkan biaya

untuk pembelian buku rapot; 3) pemeliharaan dan penggantian. Enam sekolah

menganggarkan biaya untuk perawatan bangunan. Enam sekolah menganggarkan biaya untuk

perawatan alat IPA. Dua sekolah menganggarkan biaya untuk pengantian alat keterampilan

yang rusak. Dua sekolah menganggarkan biaya untuk pengantian buku pelajaran yang rusak;

Page 17: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

12

4) barang dan jasa. Semua sekolah menganggarkan biaya untuk pemakaian listrik. Tujuh

sekolah menganggarkan biaya untuk pemakaian air (ledeng). Enam sekolah menggarkan

biaya untuk pemakaian telephon. Semua sekolah menganggarkan biaya untuk pemakaian

internet.

Jadi dari uraian diatas bahwa, biaya non personalia untuk penganggaran biaya

penyelengaraan KBM, penilaian, pemeliharaan dan penggantian, daya dan jasa di Kabupaten

Wonosobo baik. Karena rata-rata sekolah menganggarkan biaya non personalian tersebut.

Komponen kedua adalah biaya investasi, yang terdiri dari sarana dan prasarana, serta

tenaga. Untuk tenaga sama sekali tidak dialokasikan, karena tenaga pendidik maupun tenaga

kependidikan berasal dari pemerintah. Pada pembiayaan sarana dan prasarana tidak semua

aspek pembiayaan dialokasikan. Sarana dan prasarana untuk jenis bangunan pada tahun ini

yang masih dialokasikan yaitu: (1) pembangunan ruang kelas; (2) pembangunan

perpustakaan; (3) pembangunan Lab. IPA; (4) pembangunan tempat ibadah; dan (5)

pembangunan toilet. Pembangunan tempat-tempat tersebut dialokasikan oleh beberapa

sekolah yang belum memiliki, memperbaiki, atau menambah sarana dan prasarana. Untuk

pengalokasian sarana dan prasarana lainnya yaitu: (1) biaya pembelian buku teks; (2) biaya

pembelian buku perpustakan; (3) biaya pembelian buku sumber; (4) biaya pembelian buku

perlengakapan; (5) biaya pembelian alat peraga dan praktek; dan (6) biaya pembelian LCD,

computer serta perabotan. Aspek-aspek tersebut setiap tahun dialokasikan karena sumber

pembelajaran dari tahun ketahun semakin berkembang.

Hasil penelitian untuk biaya investasi dari delapan sekolah yaitu: 1) dua sekolah

menganggarkan biaya untuk pembangunan ruang kelas baru; 2) satu sekolah menganggarkan

ruang perpustakaan; 3) tiga sekolah menganggarkan laburatorium IPA; 4) satu sekolah

menganggarkan tempat ibadah; 5) tiga sekolah menganggarkan biaya untuk pembelian buku

teks; 6) enam sekolah menganggarkan biaya untuk pembelian buku perpustakaan; 7) lima

sekolah menganggarkan biaya untuk pembelian buku sumber; 8) tiga sekolah menganggarkan

biaya untuk pembelian buku perlengkapan; 9) tiga sekolah menganggarkan biaya untuk

pembelian alat peraga; 10) lima sekolah menganggarkan biaya untuk pembelian alat praktik;

11) enam sekolah menganggarkan biaya untuk pembelian LCD; 12) emat sekolah

menganggarkan biaya untuk pembelian computer; 13) tiga sekolah menganggarkan biaya

untuk pembelian perabotan.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya untuk investasi di Kabupaten

Wonosobo kurang, karena rata-rata untuk biaya investasi masih kurang dari setengah jumalah

total sekolah yang diteliti.

Kompenen terakhir adalah biaya personal, yang teridiri dari biaya perlengkapan, biaya

tansportasi, uang saku, dan biaya pembelian LKS siswa. Menurut Fatah (2012), biaya operasi

ditanggung oleh orang tua siswa adalah nilai uang dari segala sumber daya yang disediakan

oleh orang tua untuk memperoleh pendidikan disekolah/ madrasah. Tidak seluruh siswa

mengeluarkan biaya transportasi, karena jarak antara rumah dengan sekolah masih terjangkau

Page 18: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

13

dengan berjalan kaki. Pada pengeluaran untuk pembelian LKS hanya beberapa sekolah yang

mengalokasikannya. Siswa yang tidak mengeluarkan biaya tersebut karena LKS sudah

disediakan dari pihak sekolah.

Dari hasil penelitian bahwa biaya personal untuk Kabupaten Wonosobo sebagai beriku:

1) seluruh sekolah, orang tua menganggarkan biaya untuk perlengkapan sekolah siswa; 2)

tujuh sekolah, orang tua menganggarkan biaya untuk transport siswa; 3) seluruh sekolah,

orang tua menganggarkan biaya untuk uang saku siswa; 4) dua sekolah, orang tua

menganggarkan biaya untuk pembelian LKS siswa. Jadi kesimpulan biaya personal di

Kabupaten Wonosobo baik, karena rata-rata setiap orang tua menganggarkan biaya personal.

Hapsari at.all (2004), biaya operasi non personal belum sesuai dengan standar biaya

opersasi non personal di Kabupaten Klaten dan penelitian Alip (2014) menyatakan bahwa

pengelola belum pernah menghitung besar biaya operasi non personalia keahlian karena

pengelola belum tau bahwa ada Permendiknas No. 69 tahun 2009 tentang standar biaya SSN

dan anggaran sekolah disusun sesuai dengan arahan dinas pendidikan yang belum

mengakomodasi perbedaan kebutuhan BAHP berbeda di Kabupaten Wonosobo yang sudah

sesuai dengan standar biaya pendidikan yang mengacu pada Permendiknas No. 69 tahun 2009

bahwa biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah (ATS), biaya bahan dan

alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, biaya daya dan jasa, biaya

transportasi/perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan siswa/ekstra

kurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka

disimpulkan sebagai berikut: 1) Biaya operasional di Kabupaten Wonosobo terdiri dari: biaya

kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan, biaya profesi/diklat dan supervise, biaya

penyelenggaran KBM, biaya penilaian, biaya pemeliharaan dan penggantian, biaya daya dan

jasa, dan biaya pembinaan siswa; 2) Biaya investasi di Kabupaten Wonosobo terdiri dari:

biaya pembangunan ruang kelas, biaya pembangunan perpus, biaya pembangunan Lab. IPA,

biaya pembangunan tempat ibadah, biaya pembangunan toilet, biaya pembelian buku teks,

biaya pembelian buku perpustakaan, biaya pembelian buku sumber, biaya pembelian buku

perlengkapan, biaya pembelian alat peraga, biaya pembelian alat praktik, biaya pembelian

LCD, biaya pembelian computer, dan biaya pembelian perabotan; 3) Biaya personal di

Kabupaten Wonosobo terdiri dari: biaya perlengkapan sekolah siswa, biaya transport siswa,

biaya uang saku siswa, dan biaya pembelian LKS siswa.

REKOMENDASI

Beberapa temuan yang dapat tentang biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal

Kabupaten Wonosobo direkomendasikan sebagai berikut: 1) Bagi Pemerintah Kabupaten

Wonosobo: a) Penyusunan anggaran oleh Pemerintah Kabupaten harus mengacu pada

kebutuhan satuan pendidikan, variabel-variabel penyusunan anggaran harus sesuai dengan

Page 19: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

14

variabel satuan pendidikan, sehingga proses anggaran kabupaten menjadi acuan dalam

penyusunan RAPBS, b) Anggaran yang turun dari kabupaten untuk sekolah-sekolah pingiran

lebih diperhatikan, sehinggga pemerataan dana terimplikasikan dengan merata; 2) Bagi

Kepala Sekolah SMP Negeri Kabupaten Wonosobo: Penyusunan RAPBS lebih terperinci dan

anggaran lebih jelas, sehingga dapat dipahami oleh warga sekolah; 3) Bagi Guru (Bendahara

Sekolah): Setiap guru yang diberi tugas sebagai bendahara harus mengetahui tentang

penganggaran biaya yang dikeluarkan oleh sekolah: 4) Bagi Peneliti Selanjutnya: Hasil

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya

pada program studi manajemen pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alip, Moch. 2014. Biaya Operasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kategori SBI/RSBI di

DIY. Jurnal Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan. Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta

Budimansyah, D. 2008. Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penguatan Partisipasi

Masyarakat. Educationist. ISSN 1907-8838. Vol III:56-63

Enas., Ridwan & Suhardan. 2012. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fattah, Nanang. 1998. Studi Tentang Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung:. PT

Remaja Rosda Karya

---------------. 2008. Pembiayaan Pendidikan: Landasan Teori dan Studi Empiris. Jurnal

Pendidikan Dasar. April 2008. Bandung

---------------. 2012. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosda karya: Bandung.

---------------. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Hall, J. 2006. The Dilemma of School Finance Reform. The Journal of Social, Political, and

Economic Studies; Summer 2006; 31, 2; ProQuest Sociology

Hapsari & Sukirno. 2014. Analisis Biaya Satuan Pendidikan di SMK Negeri 01 Jogonalan

Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol XIII, No. 01,

2015.

Harsono. 2007. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Ismanto, Bambang. 2014. Public Participation in Budget Management School In Salatiga of

Central Java Province, Indonesia. Australian Journal of Basic and Applied Sciences.

April 2014.

Page 20: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

15

Kompas. 16 Mei 2012. Alokasi Dana Pendidikan Banyak Diselewengkan.

http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/16/16360319/alokasi.dana.pendidikan.banyak.

diselewengkan. Diakses: 29 Oktober 2015.

Mukhatar & Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Gaung Persada (GP Press):

Jakarta:

Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Ar-Ruzz: Jogjakarta.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan

Pendidikan. Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.

---------------. 2009. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. No 69 Tahun 2009 tentang

Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/MadrasahTsanawiyah (SMP/MTS),

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), Sekolah Dasar Luar Biaya (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(SMPLB), Dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Menteri Pendidikan

Nasional. Jakarta.

-----------------. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. No 161 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana

Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2015. Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI. Jakarta

-----------------. 2012. Peraturan Menteri Keuangan. No 201/PMK.07/2012. Menteri Keuangan

RI. Jakarta

-----------------. 2013. Peraturan Presiden. No 10 Tahun 2013 tentang Dana Alokasi Umum

Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.

-----------------. 2014. Peraturan Presiden. No 2 Tahun 2014 tentang Dana Alokasi Umum

Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahuan Anggaran 2014. Presisden RI. Jakarta.

---------------. 2004. Undang-Undang. No 20 Tahung 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Sekretaris Negara RI. Jakarta.

---------------. 2013. Undang-Undang. No 20 Tahung 2013 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Sekretaris Negara RI. Jakarta.

---------------. 2013. Undang-Undang. No 23 Tahung 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara .Presiden RI. Jakarta.

Page 21: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

16

Sumaryanto, T at.all. 2014. Analisis Pembiayaan Pendidikan Smk di Kota Semarang. Riptek.

Vol. 8. No. 2: Hal. 23 - 34

Supartini, Luh Kadek. 2011. Analisis Satuan Biaya Pendidikan di SMA Negeri 01 Sukawati

Tahun Ajaran. Tesis.

Supriadi, D. 2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. PT Remaja Rosda Karya:

Bandung.

Page 22: PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …...Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo; dan (3) Bagaimana komponen biaya personal Sekolah Menengah Negeri Kabupaten Wonosobo?

CURRICULUM VITAE

Yang bertanda tangan di bawah ini :

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dwi Prayitno Sambodo, S.Pd.

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 12 Januari 1990

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Krajan Candiroto Rt/ Rw 06/01, Kec. Candiroto, Kab.

Temanggung, Jawa Tengah 56257.

Pendidikan Terakhir : S1- Pendidikan Matematika

No. HP : +628562831695

E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Dharma Wanita Candiroto, Temanggung lulus tahun 1996

2. SD Negeri 2 Candiroto, Temanggung lulus tahun 2002

3. SMP Negeri 1 Ngadirejo, Temanggung lulus tahun 2005

4. SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul lulus tahun 2008

5. S1 Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana lulus tahun 2013

6. S2 MMP Universitas Kristen Saty Wacana lulus tahun 2016