Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBUATAN SISTEM INTERLOCK
PENGENDALI GENERATOR NEUTRDN
Silakhudin
Pusat Produksi Radioisotop
ABSTRAK
Suatu Sistem Interlock untuk Pengendali GeneratorNeutron ~elah dibuat, yang dimaksudkan untuk meningkatkan
keselamatan bagi personel dan peralatan genera~or neutron.Dengan adanya sistem ini maka operator harus· melakukan
langkah-langkah ter~en~u un~uk memulai operasi, dan bilalangkah-langkah ~ersebut ~idak dilakukan maka generator
neutron ~idak dapat on. Generator neutron juga akan offsecara otomatis apabila terjadi kegagalan (Taul~) selama
operasi. Dengan adanya sis~em interlock ini maka bahayaradiasi, bahaya tegangan ~inggi bagi personel dan kerusakan
alat dapat dihindari. Sis~em ini juga ~elah diuji danhasilnya sesuai dengan maksud dalam desain. Model sistem
interlock ini dapat diterapkan pada mesin-mesin pemercepa~
partikel yang lain dengan modiTikasi ~er~en~u tergantungatas kebutuhan.
ABSTRACT
An Interlock System for the Neutron Generator Machine
Control System has been built, that is aimed to give the
personal and the equipment safety. By the interlock systemthe operator has to do certain steps for starting the
operation of ~he machine. If the rule of step is notfollowed the machine could not be turned on and the machine
will be off automatically when ~he condition is not
satisfied or the fault is happened during the operation. By
the interlock system, the hazard of radiation, the danger of
high voltage and the breakdown of the equipment can be
prevented. The system has been tested and the result was in
accordance with the design. The system can be used for
other particle accelerators by certain modification which isin accord with the requirement.
75
76
I. PENDAHULUAN
Sistem Interlock (S1) ada1ah suatu sistem rangkaian
(pada umumnya rangkaian elektronik) yang akan mencegah
dihidupkannya suatu alat/bagian alat apabila syarat-syarat
tidak dipenuhi atau akan menghentikan operasi a1at/bagian
a1at apabila kemudian terjadi kondisi yang tak memenuhi
syarat atau dengan kata lain terjadi "interlock fault".
Syarat-syarat tersebut ada1ah menyangkut keselamatan dan
keamanan baik persone1 maupun komponen-komponen a1at.
Tujuan dipasangnya SI adalah untuk membuat keselamatan
persone1 dan keamanan a1at secara 1ebih baik.
Kese1amatan persone1 dalam suatu peralatan harus
dipandang faktor utama terlebih 1agi dalam pera1atan yang
memancarkan radiasi nuk1ir yang mana bahayanya tak terlihat.
Generator Neutron (GN) di PPNY memancarkan radiasi neutron
cepat bertenaga 14 MeV di samping radiasi sinar X maupun
gamma. Untuk mengoperasikan mesin tersebut digunakan sumber
tegangan tinggi sebesar 100 kV, sehingga radiasi neutron dan
sumber tegangan tinggi akan merupakan faktor utama dalam
menyusun sistem interlock bagi pengendali GN.,
Kerusakan pera1atan karena salah dalam mengoperasikan
merupakan segi lain yang harus dicegah. GN terdiri atas
peralatan yang beberapa di antaranya merupakan per- a1atan
kritis terhadap kemungkinan kerusakan karena salah dalam
mengoperasikan. Bi1amana kerusakan terjadi maka akan
diperlukan perbaikan yang cukup tinggi biayanya. Demikian
juga penggunaan yang tak berguna dari bahan da1am ha1 ini
gas deuterium yang mana harganya sangat mahal, harus
dihindari dalam mengoperasikan GN.
Bagian-bagian utama dari GN terdiri atas : 8istem
Sumber Tegangan Tinggi (STT), Sistem Hampa (SH) dan Sistem
Sumber Ion (S8I).
Sistem STT 100 kV berfungsi untuk mempercepat partikel
deuteron sampai tenaga 100 keV, terdiri atas komponen
komponen : osilator frekuensi tinggi dan sumber daya 30 kV.
Paling tidak ada 3 bahaya yang dapat ditimbulkan dari
sistem ini ialah : radiasi (neutron dan sinar X), tegangan
77
tinggi dan frekuensi tinggi. Dua bahaya pertama menyangkut
personel dan yang ketiga menyangkut gangguan terhadap
komponen alat ukur maupun personel. SI pengendali. STT
dibuat untuk mencegah ketiga bahaya/gangguan tersebut.
SH terdiri atas pompa-pompa hampa (rotari dan
torbomolekul), valve, pemanas dan pendingin. Sistem ini
membuat ruang hampa GN mencapai tekanan di bawah 10-~ mmHgs
Tekanan di atas 10-~ mmHg akan menyebabkan ionisasi molekul
molekul gas sisa oleh partikel yang dipercepat,dan tekanan
di atas 10-4 mmHg akan menyebabkan lucutan gas dan dadal
tegangan tinggi. Bila dadal tegangan tinggi terjadi ada
kemungkinan menyebabkan kerusakan komponen tegangan ·tinggi.
Pompa rotari akan menghampakan ruang hampa GN sampai
tekanan 10-3 mmHg, untuk menghampakan lebih lanjut digunakan
pompa turbomolekuls Operasi pompa turbomolekul memerlukan
pemanas untuk praoperasi guna melakukan outgassing dan
diperlukan pendingin dalam operasinya. SI pengendali SH
dibuat agar langkah-langkah pengoperasiannya dapat dilakukan
secara benar sehingga kerusakan alat baik pada SH sendiri
maupun pada sistem yang lain dapat dihindar1s
SSI digunakan untuk memproduksi ion-ion yang akan
dipercepat oleh tegangan tinggia Sistem ini terdiri atas
sumber daya 220 V terisolasi pada tegangan tinggi~ reservoir
gas, botol sumber ion (botol ionisasi), magnet~ ekstraktor
dan pemokus. Dibanding 2 sistem sebelumnya maka
bahaya/kerugian yang ditimbulkan bila salah pengoperasian
relatif kecil. Dalam hal ini adalah kemungkinan terjadi
keluarnya gas dari reservoir secara tak berguna. SI
pengendali SSI disusun untuk menghindari kemungkinan
tersebut.
II. TATA KERJA
A. Teori dan Pembuatan SI Pengendali
1. STT
Agar kemungkinan terkena radiasi dan kontak dengan
tegangan ~inggi dapat dihindari maka sistem STT hanya dapat
on bila operator telah memeriksa di ruang bahaya radiasi
(ruang GN) dan membunyikan sirene peringatan untuk mulai
78
operasi. Untuk men~egah agar seseorang tidak dapat masuk ke
ruang bahaya radiasi sewaktu operasi maka untuk dapat mulai
operasi pintu harus ditutup dan akan off se~ara otomatis
jika pintu dibuka.
Apabila seseorang masih berada di ruang bahaya radiasi
sedangkan pintu sudah tertutup/terkun~i atau STT sudah on
maka di dalam ruang bahaya radiasi disediakan tombol
penyetop operasi, yang bila dipijit akan menghentikan
operasi STT.
Suatu on pada osilator akan on pada STT, sedangkan
besarnya tergantung pada besarnya output dari variak sumber
daya 30 kV. Bila osilator on sedang posisi variak tidak
menunjuk nol pada outputnya maka akan terjadi lon~a~an pada
STT, hal ini dapat merusak komponen. Keadaan demikian
di~egah dengan membuat posisi variak pada output nol untuk
dapat membuat on osilator.
Untuk men~egah terjadinya dadal tegangan pada STT maka
sistem juga hanya dapat on bila tekanan di ruang hampa sudah
di bawah 10-~ mmHg. Untuk itu sinyal interlo~k diambilkan
dari alat ukur hampa.
Gelombang rf dapat mempengaruhi alat-alat ukur, cleh
karena itu kotak osilator harus dalam keadaan tertutup
sewaktu STT dalam keadaan on.
Atas dasar uraian di atas maka untuk dapat membuat on
STT harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut
a. Pemeriksaan ruang bahaya radiasi dan sirene dibunyikan
b. Kotak osilator tertutup
~. Tekanan di ruang hampa sudah di bawah 10-~ mmHg
d. Pintu ruang bahaya radiasi ditutup
e. Tidak ada seseorang memijit tombol penyetop operasi di
ruang bahaya radiasi
f. Output variak 30 kV pada posisi nolo
8edangkan STT akan off se~ara otomatis bila
a. Pintu ruang bahaya radiasi dibuka
b. Seseorang memijit tombol penyetop operasi di ruang
bahaya radiasi
~. Tekanan di ruang hampa naik menjadi di atas 10-~ mmHg •
.Adapun rangkaiannya seperti pada gambar la dan lb.
lon-LSirene
79
220 V
S 1H 1swi tch
so1swi tch
sv
meter hampa
switch nolvariak 36 kV
1-Switch dr.
Tmeter hampa~l·on
lswitchIrOsil.Pintu(S2P)
S1R3 ..
SJ.R4
S1
Gambar 1a. Rangkaian On STT
220 V
-f 0-f>-!'
, di ruangg.n.
Ne'utral
80
220 V•I OffOsil.
Gambar 1c. Rang
kaian Off Osil.Neutral
Gambar lb. Rangkaian off osilator di ruang
generator neutron
Sedangkan kerja rangkaiannya dapat dijelaskan sebagaiberikut :
Osilator siap untuk dihidupkan bila lampu K sudah
menyala (gambar la), hal ini terjadi bila syarat sudah
dipenuhi : SiH menutup, SO menutup, SiR2 menutup (bila REi
sudah dihidupkan atau sirene sudah dibunyikan), SiP menutup
dan SV menutup. Kemudian bila tombal on osilatar dipijit
maka Re3 hidup dan SiR3 menutup. Oleh karena S2H juga
sudah menutup (bersamaan dengan S1H) juga S2P (bersamaan
dengan SiP) maka daya 220 V dapat mengalir ke asilator.
Tambol off pada gambar lb akan menghidupkan Re4 dan
akibatnya SiR4 membuka dan Re~ mati. Sedang tombol off pada
gambar lc akan membuka SiR~ dan Re3 mati. Keduanya akan
2. Sistem Hampa (SH)
Di dalam SH terdapat 2 macam pompa hampa ialah
rotari dan pompa turbomolekul. Pompa rotari membuat
hampa menjadi bertekanan 10-3 mmHg, sedang pompa
molekul bekerja mulai tekanan 10-2 mmHg hingga ke
pompa
ruang
turbo
tekanan
81
rendah lagi. Jadi operasi pompa turbomolekul harus
didahului dengan operasi pompa rotari yang mana keduanya
dirangkai secara serio Selain itu untuk mengoperasikan
pompa turbomolekul diperlukan juga pemanasan terlebih dahulu
yang disebut outgassing, tanpa outgassing maka tekanan yang
rendah akan sukar dicapai. Sedang selama operasi pompa
turbomolekul diperlukan pendinginan, guna mendinginkan
bagian-bagian yang panas karena gerakan meka~ik. Jadi untuk
mengoperasikan pompa turbomolekul diperlukan operasi awal
dari pompa rotari, pemanas dan pendingin. Skema dari sistem
hampa terlihat pada gambar 2.
Ruang Hampa
pompa Turbo
molekul
pompa Rotari
Gambar 2. Skema sistem hampa generator neutron
Di antara pompa rotari dan pompa turbomolekul terdapat
valve, yang mana harus tertutup bila pompa rotari dalam
keadaan mati dan hanya terbuka bila pompa rotari hidup. Hal
ini untuk mencegah agar minyak pompa rotari tidak masuk ke
hamp •••
akan
82
ruang hamp~ karena adanya beda tekanan antara ruang
dan atmosfera Demikian juga pompa turbomolekul hanya
hidup bila valve terbuka agar gas yang terhisap oleh pompa
ini akan tersalurkan keluar lewat pompa rotari.
Atas uraian tersebut di atas maka untuk membuat ruang
hampa menjadi bertekanan di bawah 10-~ mmHg yaitu tekanan
operasi GN, ditentukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pompa rotari dihidupkan
b. Valve dibuka
c. Pemanas dihidupkan, pendingin dihidupkan
d. Pompa turbomolekul dihidupkan
Sedangkan untuk menghentikan, langkah-langkahnya
a. Pompa turbomolekul dimatikan
b. Pemanas dimatikan
c. Ditunggu sampai pompa turbomolekul tidak panas kemudian
pendingin dimatikan
d. Valve ditutup
e. Pompa rotari dimatikan.
Untuk melakukan suatu langkah maka langkah-langkah di
atasnya harus dilakukan terlebih dahulu.
Rangkaian elektroniknya seperti pada gambar 3a, b, c,
dan d; sedang cara kerjanya dapat diterangkan sebagai
berikut
Bila pompa rotari di on kan maka S2R1 menutup dan
rangkaian buka valve dapat dijalankan (Re2 hidup>. On pada
buka valve menyebabkan S1Vt membuka dan Re~ tak dapat di
jalankan (rotari tak dapat dimatikan>. Selain itu juga akan
menutup S2R3 yang memberikan daya pada on pendingin dan
pemanas. On pada pendingin akan menutup S2Rb dan on pada
pemanas akan menutup S2R7• Pompa turbomolekul 'dapat di on
kan bila S;R1, S2Rb dan S2R7 sudah menutup; dan on pada
turbomolekul membuat S2Re membuka yang akan mencegah
dimatikannya pendingin.
Untuk menghentikan operasi maka turbomolekul dimatikan.
Hal ini akan membuat S1Re menutup kembali sehingga pendingin
dapat dimatikan, dan membuat S2Re menutup kembali sehingga
valve dapat ditutup. Biia valve ditutup maka S1Vt menutup
sehingga rotari dapat dimatikan.
83
220 V
-f on -I...{) R...... T 1 1
Ro.an " I I l'Buka· fS1"R5 -I _ I _ 'j Valve b_ S2R2A .• - I -. S1 r-Z
RotariL-J~
220 V ~Re crl te -L 12R3f 2. 3STR3 Tl51 Vt I., Off
220 V IRotari+1R5
e5
rN I I
.•.. I SVb-,TuvuP SR'~.Valve -- 1 ~
lNeutral
,Motor penggerak
valve
Gambar 3a. Rangkaian On dan OfT Rotari dan BUka-TutupValve
84
220 Vturb
pendingin
Nebtral
Gambar 3b. Rangkaian On dan Off Pending in
220 V
Off Pemanas
pemanaB
Wi..
Neutral
Neutral
Gambar 3c. Rangkaian On dan Off Pemanas
85
." .
2
Gambar 3d. Rangkaian On dan·Off Pompa Turbomolekul
3a Sistem 5umber Ion (551)
Bagian-bagian dan fungsi dari 55I adalah :
a. Sumberdaya(motor-generator) .,untuk menc:atudayapada- seluruh komponen sumber ion yang memerlukannyab.
Osilatorrf,untukmembangkitkangelombangrfpeng-
ionisasi
c:.Tabung sumber ion, tempat terjadinya ionisasi gas
d. Ekstraktor 6 kV, untuk mendorong ion-ion keluar dari
tabung sumber ion
e. Pemokus 10 kV, untuk memokuskan berkas ion setelah keluar
dari tabung sumber ion
f. Reservoir dan ~egulator aliran gas, untuk menc:atu gas
yang hendak diionisasikan •.Bahaya dan kerugian yang mungkin timbul dalam sistem
ini adalah :
a. Kontak personel dengan pemokus 12 kV
b. Keluarnya gas deuterium tanpa terkendali, yang dapat
terjadi karena :
86
Tidak dihidupkannya meter arus ion, sehingga sekalipun
gas sudah keluar/terpakai tetapi tidak diketahui oleh
operator.
Bila sumber daya tetap on sedang GN tidak dioperasikan.
Atas dasar tersebut maka 51 pengendali sumber ion
disusun sebagai berikut :
a. Regulator gas dapat on bila meter arus ion sudah on, hal
ini akan menjamin bahwa pemakaian gas selalu termonitor
b. 5umber daya dapat on bila tegangan tinggi on, hal ini
akan mencegah keluarnya gas sewaktu GN tidak beroperasi
dan akan mencegah on pemokus 12 kV bila pintu tidak
tertutup.
Adapun rangkaian 51 pengendali adalah seperti gambar 4.
220 V
1switchMeter Arus
_1£ On•. Gas
Ol.l.
GasReg.Gas
220 V
1swi tch HV on
220 V
11111TTTTT
Neutral Neutral 1
Gambar 4. Rangkaian Pengendali Regulator Gas dan 5umber
Daya (SD).
87
B. UJI COBA
Uji coba dilakukan atas 2 macam operasi yaitu
1~ Operasi menurut aturan langkah yang baku, di' mana
berdasar teori ~idak akan terjadi kegagalan/sandungan
interlock
2. Operasi menurut aturan langkah yang tak baku, di mana
berdasar teori akan terjadi kegagalan interlock.
III. HA8IL DAN PEMBAHA8AN"
Uji coba menurut aturan baku menunjukkan bahwa tidak
terjadi kegagalan interlock. 5edang yang menurut aturan tak
baku maka hasilnya adalah sistem tak dapat dioperasikan
karena adanya kegagalan/sandungan interlock.
_ Uji coba yang dilakukan dengan melakukan langkah/
tindakan yang dapat membahayakan/merugikan sewaktu GN sedang
beroperasi, hasilnya adalah sistem off secara otomatis.
Kesemuanya itu menunj~kkan bahwa 51 ini berjalan sesuai
dengan desain.
81pengendali sangatpenting dipasang pada mesin GN
untuk mencegah timbulnya bahaya bagi personel, kerusakan
pada alat dan terbuangnya gas deuterium tanpa guna. Hal ini
dimungkinkan karena. dengan adanya. 81 maka sistem tak dapat
hidup atau mati secara otomatis jika syarat-syarat keamanan
tidak dipenuhi.
Dari uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa 51 yang
dibuat cukup dapat diandalkan, tidak terjadi penyimpangan
penyimpangan dari teori/desain.
Melihat komponen-komponen yang digunakan maka pembuatan
81 ini tidak memerlukan biaya tinggi dan perawatannya pun
tidak mahal atau sukar, karena sistem ini komponen utam~nya
hanyalah relay-relay elektronik.
5istem Hampa tidak hanya dijumpai pada GN saja tetapi
juga pada mesin-mesin pemercepat partikel juga terdapat
sistem hampa, maka model 81 ini juga dapat diterapkan pada
peralatan-peralatan lain yang berprinsip sebagai pemercepat
partikel.
switch normally close dalam relay
: switch normally open dalam relay
88
IV. KESIMPULAN
1. Sistem Interlock (51) Pengendali sangat bermanfaat pada
mesin GN demi keselamatan personel dan alat
2. Sistem yang telah dibuat berjalan dengan baik sesuai
dengan teori/desain
3. Dengan modifikasi maka SI ini dapat juga digunakan pada
mesin pemercepat partikel yang lain.
DAFTAR ACUAN
1. Cs-30 Cyclotron: Operating and Service Manual, Computer
Technology & Imaging, Berkeley, 1980.
2. Cockroft-Walton 150 kV Accelerator: Radiation Safety
Manual, Oak Ridge Associated Universities, 1971.
LAMPIRAN
Keterangan simbol-simbol dalam gambar.
~ : toil relay •
~ : 1ampu merah
~ : lampu kuni ng
1T
-1r.T-t : menuju ke
relay ke-n
switch ke-m dari relay ke-n
89
Pertanyaan-pertanyaan dan Jawabannya
1. Bambang
Bagian
gagalan
Supardiyono
manakah dari STT yang mempunyai kemungkinan ke
paling besar dan bagaimanakah cara mengatasinya?
Silakhudin
Kemungkinan kegagalan terbesar dari STT adalah terbuka
nya pintu ruang generator neutron oleh personel. Untuk
menghindari hal ini pada pintu tersebut selain dilengkapi
dengan switch-switch interlock juga dilengkapi dengan
kunci.
2. Menurut hasil yang disajikan nc.2 yaitu alat tidak dapat
beroperasi bila urutan operasi tidak memenuhi syarat yang
ditentukan. Apakah. sudah pernah dicoba untuk semua
kombinasi urutan operasi yang mungkin?
Silakhudin
Untuk mencoba semua kombinasi dari urut-urutan operasi
di samping tidak efisien juga tak banyak manfaatnya.
Dari hasil uji coba bahwa dengan melakukan suatu langkah
di mana langkah sebelumnya tidak dilakukan~ hasilnya
adalah sistem tak dapat dioperasikan, hal ini sudah cukup
sebagai bukti bahwa untuk mengoperasikan sistem harus
sesuai dengan urut-urutan yang sudah ditetapkan.
3. Vusuf
Jika terjadi listrikmati dengan tiba-tiba, ada satu hal
yang sangat penting untuk dikerjakan yaitu menutup valve
rotari, bagaimana hal ini dikerjakan?
Silakhudin
Untuk menutup valve antara pompa-pompa turbo dan rotari
bila listrik tiba-tiba mati sedang sistem hampa sedang
beroperasi dapat dilakukan dengan menghubungkan trafo pe
nutup valve dengan batere (accu) melalui switch normally
close dari Re4 Cgambar 3a), sehingga bila listrik mati
90
maka secara otomatis trafo tersebut akan memperoleh daya
dari batere untuk menggerakkan motor penutup valve.
4. Muslim
a. Dari pembahasan urutan prosedur "on" dan "off" untuk
step-stepnya dilakukan secara manual. Apakah hal ini
dapat dibuat otomatik yang dirancang untuk urutan yang
optimal sehingga operator tak perlu mengingat-ingat
urutannya?
b. Kalau interlock terjadi dan kesalahan dibetulkan,
apakah sistem akan "on" dengan sendirinya?
Silakhudin
a. Untuk sistem sumber tegangan tinggi karena menyangkut
personel maka pemeriksaan aktif oleh operator harus
dilakukan sendiri Ctidak dapat di1akukan oleh alat/
sistem) maka otomatisasi pengoperasian tidak dapat
dilakukan. Otomatisasi seperti itu dapat dilakukan
'untuk sistem hampa, tentunya dengan menambah rangkaian
elektronik 1agi.
b. Tidak semua pembetulan dari kesa1ahan interlock akan
dapat menjadikan sistem "on" secara otomatis.
Otomatis demikian hanya terdapat pada interlock meter
hampa.