Upload
febri-anto
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pas
Citation preview
Pembunuhan Anak Sendiri
Karen Aryan Perdana
10 2011 258
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731
1
Skenario
Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya
kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang
menghentikan mobilnya di dekat tempat sampah tersebut dan berada disana cukup lama.
Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.
Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter
direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang
dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus
mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan
membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.
Pendahuluan
Kasus pembunuhan anak sendiri akhir-akhir ini kian marak karena semakin bebasnya
pergaulandan semakin kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Di negara hukum
seperti Indonesia, hal ini merupakan suatu tindakan pidana yang dapat dikenakan sanksi
penjara pada ibu kandung yang membunuh anaknya sendiri ataupun pada orang yang
membantunya. Dalam menjalankan fungsinya sebagai dokter yang diminta untuk membantu
dalam pemeriksaan kedokteran forensik untuk penyidik, dokter tersebut dituntut oleh undang-
undang untuk melakukannya dengan sejujur-jujurnya serta menggunakan pengetahuan yang
sebaik-baiknya.
Perkiraan kronologis kematian korban
Sesaat setelah korban lahir, korban secara terencana sengaja mengambil nyawa anaknya
sendiri karena takut ketahuan, kemungkinan pelaku memiliki hubungan gelap dengan orang
selain suaminya sendiri, sehingga menyebabkan pelaku mengambil keputusan untuk
membunuh anaknya segera setelah lahir. Korban lahir bukan pada rumah sakit ataupun bidan,
mungkin lahir lewat bantuan dukun atau melahirkan sendiri. Setelah pelaku tahu bahwa
korban meninggal, pelaku segera membuang korban ke tempat sampah karena takut
ketahuan. Lalu pelaku pergi meninggalkan TKP.
Aspek Hukum
Dalam KUHP tercantum dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang.
2
Pasal 341 : Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilairkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam
karena membunuh anak sendiri, dengan pidana paling lama 7 tahun.
Pasal 342 : seorang ibu yang untuk melaksanakan niat ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas
nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anaknya sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.
Pasal 343 : kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain
yangturut serta melakukan sebagai rencana pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 181 : barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan
mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahiranya, diancam dengan pidana
penjara selama 9 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 305 : barang siapa menempatkan anak yang umurnya berlum tujuh tahun untuk
ditemukanatau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya,
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.
Pasal 306 : (1) jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu mengakibatkan
luka – luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun 6 bulan.
(2) jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 9 tahun.
Pasal 308 : jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya,
tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau
meninggalkanya dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, maka maksimum
pidana tersebut dalam pasal 305dan 306 dikurangi separuh
Prosedur Medikolegal
Setelah mayat bayi ditemukan di tempat sampah dan dilaporkan ke pihak penyelidik oleh
masyarakat setempat. Setelah penyelidik sudah memastikan memang terjadi suatu tindakan
yang melanggar hukum, pihak penyelidik akan melimpahkan kasus kepada pihak penyidik
untuk ditindaklanjuti. Apabila pihak penyidik merasa peristiwa ini merupakan tindak pidana,
ia berwenang untuk mengajukan permintaan keterangan ahli yaitu ahli kedokteran kehakiman
(dokter forensik).Dalam prosedur medikolegal terdapat peraturan perundang-undangan
mengenai kewajiban dokter dalam membantu peradilan yaitu:
3
1. Pasal 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegasuntuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
2. Pasal 179 KUHAP
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
- Sanksi bagi pelanggar kewajiban:
1. Pasal 216 KUHP
(1)Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat
berdasarkan tugasnya. Demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-
halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak Sembilan ribu rupiah.
2. Pasal 222 KUHP
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
3.Pasal 224
KUHP Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli, atau
juru bahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang
ia harus melakukannya:
(1)Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamaya 9 bulan.
4
(2)Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan.
- Keterangan Palsu:
1. Pasal 267 KUHP
(1)Seorang dokter yang dengan sengaja memberi surat keterangan palsu tentang ada atau
tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
2.Pasal 7 KODEKI Seorang dokter hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Interpretasi Temuan Korban Mati
•Mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah, kemungkinan bayi tersebut lahir mati
atau dibunuh karena kelahirannya tidak diinginkan atau merupakan anak di luar pernikahan.
•Masyarakat melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan menghentikan
mobilnya di dekat tempat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Mereka curiga
akan kemungkinan perempuan tersebut adalah ibu dari bayi tersebut yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut diketahui orang lain. Dicurigai dia membunuh bayi
tersebut dengan cara dibekap supaya tidak menimbulkan suara tangis bayi pada malam hari
yang ditakutkan akan membuat warga sekitar curiga, sehingga wanita tersebut perlu berada
cukup lama di TKP.
Pemeriksaan Medis
A.Pemeriksaan Luar
1. Label mayat
2. Tutup mayat
3. Bungkus mayat
4. Pakaian
5. Tanda-tanda kematian
5
•Lebam mayat
Dilakukan pencatatan letak dan distribusi lebam. Pada kasus ini korban meninggal akibat
asfiksia, maka lebam mayat ditemukan di daerah wajah dan berwarna merah kebiruan gelap.
Selain itu, korban ditemukan dalam posisi tertelungkup, sehingga lebam mayat akan
ditemukan pada bagian perut dan dada korban. Distribusi lebam lebih luas. Lebam mayat
biasanya mulai tampak 20-30 menit paska mati dan akan menetap 8-12 jam.
•Kaku mayat
Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis,dan distribusinya dimulai dari
kepala ke kaki. Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap.
•Suhu tubuh
Suhu tubuh menurun akibat berhentinya proses metabolisme, hal ini dipengaruhi juga oleh
suhu lingkungan sekitar korban dan keadaan korban yang hanya menggunakan kaos dalam.
•Pembusukan
Tanda pembusukan tampak pertama kali pada kulit perut sebelah kanan bawah yang
berwarna kehijau-hijauan. Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati. Pada kasus
ini telah ditemukan adanya pembusukan, jadi perkiraan saat kematian pada korban ini adalah
lebih dari 24 jam.
6. Pemeriksaan terhadap tanda-tanda kekerasan :
-Letak luka: ditemukan bekas pembekapan di sekitar mulut dan hidung
-Jenis luka: luka tertutup.
Apakah bayi cukup bulan atau prematur, viabel atau nonviabel. Hal ini cukup penting karena
apabila ternyata bayi prematur dan non-viabel, maka kemungkinan pembunuhan anak sendiri
adalah kecil meskipun tidak mutlak disingkirkan. Viabel adalah keadaan bayi yang dapat
bertahan hidup di luar kandungan ibu, dengan kriteria sebagai berikut :
•Umur kehamilan lebih dari 28 minggu
•Panjang badan (kepala-tumit) >35 cm
•Panjang badan (kepala-tungging) >23 cm
6
•Berat badan >1000gr
•Lingkar kepala >32 cm
•Tidak ada cacat bawaan yang fatal
Sementara kriteria untuk bayi matur atau cukup bulan bila kehamilan >36 minggu dengan
panjang badan kepala tumit >48cm, panjang badan kepala tungging 30-33cm, berat badan
2500-3000gr dan lingkar kepala 33 cm, lanugo sedikit terdapat pada daerah dahi, punggung
dan bahu, pembentukan tulang rawan telah sempurna, kuku jari telah ,melewati ujung jari,
diameter tonjolan susu 7 mm atau lebih.
Sudah Atau Belum Dirawat :
•Tali pusat. Saat dimasukkan ke dalam air terlihat batas potongan plasenta tidak rata, tidak
seperti dipotong dengan gunting atau pisau.
•Mulut. Adakah benda asing yang menyumbat.
•Kulit. Sudah dibersihkan atau belum, berkeriput atau tidak.
•Lemak bayi. (verniks kaseosa) masih ditemukan pada daerah lipatan kulit sepertilipatan
ketiak, lipat paha dan lipat leher. Pada korban juga ditemukan bekas darahyang belum
dibersihkan.
•Tidak ditemukanpakaianpada korban.
B. Pemeriksaan Dalam
1. Lidah :tidak ada bekas gigitan dan masih utuh
2. Tonsil :tidak ada kelainan
3. Kerongkongan:tidak ditemukan benda asing
4. Batang tenggorok:tidak ditemukan busa
5. Rawan gondok:terdapat sedikit resapan darah
6. Arteria karotis interna:tidak terdapat kerusakan
7. Kelenjar timus:tidak terdapat kelainan
7
8. Paru-paru:edema paru
9. Jantung:sebesar kepalan tangan kanan mayat
10. Aorta torakalis:tidak ada kelainan
11. Aorta abdominalis:tidak ada kelainan
12. Ginjal:tidak ada kelainan
13. Hati, kandung empedu dan Pankreas :menunjukkan gambaran normal. hati berwarna
coklat, permukaan rata, tepi tajam dan perabaan kenyal. Penampang hati berwarna merah-
coklat dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati adalah satu kilogram. Kandung empedu
berisi cairan berwarna hijau coklat,selaput lendir berwarna hijau. Saluran empedu tidak
menunjukkan penyumbatan.
14. Limpa dan kelenjar getah bening:menunjukkan gambaran normal. Limpa penampang
berwarna ungu dengan perabaan lunak kenyal dan permukaan yang berkeriput. gambaran
limpa jelas. Berat limpa seratus sepuluh gram.
15. Lambung dan Usus: tidak ada kelainan
16. Otak besar,otak kecil, dan batang otak: tidak ada kelainan
17. Alat kelamin dalam: tidak ada kelainan
- Pemeriksaan makroskopik paru
ditemukan bahwa paru-paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung
jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan taut pleura, dan menunjukkan
gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara. Apeks paru kanan sudah menonjol.
Gambaran marmer akibat pembuluh darah interstisial sudah terisi darah. Saat paru diiris
dalam air, terlihat jelas keluarnya gelembung udara dan darah.
- Uji apung paru
menunjukkan hasil positif (+) setelah potongan-potongan kecil dari lobus paru ditekan namun
masih mengapung, karena potongan paru tersebut berisi udara residu yang tidak akan keluar.
8
- Adanya udara di dalam saluran cerna
setelah dilakukan foto rontgen. Udara ditemukan sudah berada pada usus besar, menunjukkan
bayi sudah hidup selama 12-24 jam. Berdasarkan temuan pada pemeriksaan luar korban,
dapat disimpulkan bahwa korban adalah bayi matur yang terlahir hidup namun sesaat
kemudian dicekik hingga tewas.
Korban matur dapat diketahui dari panjang badannya yang telah mencapai 38 cm, berat badan
2800 gr, lanugo di punggung dan bahu, serta testis yang sudah turun ke dalam skrotum.
Korban terlahir hidup dapat ditentukan dari hasil pemeriksaan uji apung paru, makroskopis
paru serta mikroskopis paru. Uji apung paru akan menunjukkan hasil yang positif sementara
pada pemeriksaan makroskopis paru , paru akan berwarna merah muda tidak merata dengan
pleura yang tegang dan menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara.
Berat paru akan bertambah hingga dua kali lipat atau kira-kira1/35xberat badan karena fungsi
sirkulasi darah jantung-paru. Juga ditunjang lagi dengan pemeriksaan mikroskopis paru yang
menunjukkan alveoli peru mengembang dengan sempurna dengan atau tanpa emfisema
obstruktif, serta tidak terlihat adanya projection.
Penyebab kematian adalah pencekikan yang dapat dilihat dari tanda luka berbentuk bulan
sabit pada bagian leher . Pencekikan mengakibatkan dinding saluran napas atas tertekan dan
terjadi penyempitan saluran napas sehingga udara tidak bisa lewat yang mengakibatkan
oksigen darah berkurang, disertai peningkatan karbon dioksida dan dengan demikian organ
tubuh mengalami kekurangan oksigen dan terjadi kematian.Perkiraan waktu kematian korban
adalah sekitar 8-12 jam yang lalu karena lebam pada mayat sudah menetap dan tidak hilang
dengan penekanan.
Pembuatan Visum et Repertum
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Nomor: 8790-SK.III/4567/9-7 Jakarta, 01 Januari 2014
Lamp: satu sampul tersegel--------------------------------------------------------------------------
Perihal: Hasil Pemeriksaan Pembedahan------------------------------------------------------------
9
atas jenazah bayi A--------------------------------------------------------------------------
PROJUSTITIA
Visum Et Repertum
Yang bertanda tangan di bawah ini, Karen, dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana menerangkan bahwa
atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resort Jakarta Barat
No.Pol.:A/026/VR/LK/IX/11/Serse tertanggal 04 Oktober 2012, maka pada lima Oktober
tahun dua ribu duabelas, pukul sembilan lewat empat puluh empat menit Waktu Indonesia
bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Krida Wacana telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat
permintaantersebut adalah:
Nama:X-----------------------------------------------------------------------------
Umur:-------------------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Laki-laki--------------------------------------------------------------------
Warga negara:-------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan:-------------------------------------------------------------------------------
Agama:-------------------------------------------------------------------------------
Alamat:-------------------------------------------------------------------------------
Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna putih, dengan materai lak merah,
terikat pada ibu jari kaki kanan.
Hasil Pemeriksaan
I.Pemeriksaan Luar
1.Mayat terbungkus plastik hitam diikat tali tambang. ---------------------------------
2.Mayat tidak berpakaian.
10
3.Kaku mayat lengkap pada seluruh persendian korban, lebam mayat ditemukan pada bagian
wajah, perut, dan dada korban. Lebam mayat tidak hilang pada penekanan dan tidak dapat
berpindah.---------------------------------------------------
4.Mayat adalah seorang bayi laki-laki dengan kulit berwarna kemerahan, panjang badan 38
cm.
5.Lanugo sedikit, terdapat pada dahi, punggung dan bahu. ----------------------------
6.Kedua mata tertutup.-----------------------------------------------------------------------
7.Pembentukan tulang rawan telinga sempurna. -----------------------------------------
8.Dari lubang hidung dan mulut keluar busa halus. ------------------------------------
9.Alat kelamin berbentuk normal, tidak menunjukkan kelainan. Testis sudah turunke dalam
skrotum
10.Pada daerah leher tengah didapatkan adanya luka tekan berbentuk bulan sabitsebanyak
empat buah. ---------------------------------------------------------------------
II. Pemeriksaan Dalam (Bedah Jenazah)
11.Lidah utuh dan tidak terdapat bekas gigitan maupun resapan darah. --------------
12.Tonsil tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukkan kelainan. -------
13.Kelenjar gondok rata tidak ada kelainan. ----------------------------------------------
14.Kerongkongan kosong, tidak ditemukan benda asing. ------------------------------
15.Trakea/batang tenggorok tidak ditemukan benda asing. ----------------------------
16.Rawan gondok tidak terdapat resapan darah. -----------------------------------------
17.Arteria karotis interna tidak terdapat kerusakan intima. -----------------------------
18.Kelenjar timus (kacangan): tidak terdapat adanya kelainan. ------------------------
19.Paru-paru terdapat bendungan dan bintik perdarahan. -------------------------------
20.Jantung sebesar kepalan tangan kanan mayat. Tidak terdapat kelainan------------
11
21.Ginjal kanan dan kiri tidak terdapat bintik perdarahan. -----------------------------
22.Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepi tajam dan perabaan kenyal.Penampang hati
berwarna merah-coklat dan gambaran hati tampak jelas.Berat hati adalah seribu dua ratus
lima puluh gram. -------------------------------
23.Kandung empedu berisi cairan berwarna hijau coklat, selaput lendir berwarnahijau.
Saluran empedu tidak menunjukkan penyumbatan. ------------------------
24.Limpa penampang berwarna merah hitam dengan gambaran limpa jelas --------
25.Lambung selaput lendir berwarna putih dan menunjukkan lipatan yang biasa,tidak terdapat
kelainan. ----------------------------------------------------------------
26.Usus dua belas jari, usus halus dan usus besar tidak ditemukan petekie.-------
27.Pankreas tidak ada kelainan. ------------------------------------------------------------
28.Otak besar, otak kecil, dan batang otak tidak ada kelainan.----------------------
29.Alat kelamin dalam tidak ada kelainan. -----------------------------------------------
Kesimpulan
Pada mayat bayi laki-laki ini ditemukan luka tanda kekerasan pada leher berupaluka
berbentuk bulan sabit akibat penekanan keras kuku jari.Sebab mati bayi ini adalah mati lemas
akibat pencekikan sehingga dindingsaluran napas atas tertekan dan terjadi penyempitan
saluran napas menyebabkan udara pernapasan tidak bisa lewat.
----------------------------------------------------------------------
Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan sayayang sebaik-
baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP. --------------------------
Dokter yang memeriksa,
dr. Kelly Khesya
NIP 12345--------------------
12
Pembunuhan Anak Sendiri
Pembunuhan anak sendiri menurut undang-undang di Indonesia adalah pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama
setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
- Ada tiga aspek yang penting pada pembunuhan anak sendiri yaitu:
•Ibu: Hanya ibu kandung yang dapat melakukan pembunuhan anak sendiri.
Selebihnya,termasuk pembunuhan biasa.
•Waktu: tidak lama setelah lahir maksudnya adalah ibu belum memberikan rasa kasihsayang
kepada anaknya, sehingga tidak dilakukan perawatan terhadap anaknya sebelumdibunuh.
•Psikis: Ibu membunuh ankanya karena terdorong oleh rasa cemas dan khawatir
akanketahuan bahwa ia melahirkan anak.Yang harus dijawab oleh dokter ahli forensik
terhadap kasus pembunuhan anak sendiri adalah:
•Lahir mati atau hidup.
•Berapakah umur bayi tersebut (intrauterin dan ekstrauterin)?
•Apakah bayi tersebut sudah pernah dirawat?
•Apakah sebab kematiannya?
A.Lahir mati atau hidup
Keadaan bayi saat lahir, mati atau hidup dapat ditentukan dengan apakah adanya udara
yangmasuk ke dalam paru bayi ketika ia sudah lahir. Bayi yang ditemukan mati pada saat
lahir tidak dikategorikan sebagai kasus pembunuhan anak sendiri.Lahir mati: ditunjukkan
dengan tidak adanya detak jantung, nafas, ataupun gerakan otot rangka.
•Tanda-tanda maserasi: pembusukan terjadi di dalam intra uterin. Tanda maserasi baruterihat
setelah 8-10 hari kematian intra uterina. Diawali dengan adanya vesikel, bula berisi cairan
kemerahan, lalu epidermis berwarna putih atau berkeriput, bau tengik, tubuhlunak, dada
mendatar, dan sebagainya.
•Dada belum mengembang: iga masih datar diafragma setinggi iga 3-4.
13
•Makroskopik paru: paru-paru mungkin masih tersembunyi di belakang kandung jantung,
bewarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat, dan tidak teraba pleural
sack.Berat paru-paru: 1/70 BB bayi.
•Uji apung paru: negatif, atau bisa false positif bila terapat bula dan vesikel berisi udarayang
dapat membuat paru mengapung saat pengujian.
•Mikroskopik paru: mungkin adanya tanda inhalasi mekonium, cairan amnion yang
luas,deskuamasi epitel bronkus.Lahir hidup: ditujukan dengan adanya gerakan, nafas, detak
jantung, dan sebagainya.
•Dada sudah pernah mengembang, setinggi iga 4-5.
•Makroskopik paru: paru berwarna merah muda tidka merata, dengan pleura
tegang,konsistensi seperti spons. Jika paru diiris dalam air: keluar gelembung-gelembung
gas.Berat paru: 1/35 BB bayi.
•Mikroskopik paru: alveous paru mengembang sempurna, terlihat gambaran marmer.
•Adanya udara dalam saluran pencernaan pada pemeriksaan foto rontgen.
B.Umur bayi
Umur bayi intrauterina untuk menentukan apakah bayi ini prematur atau matur.
Dapatmenggunakan rumus de Haase. Rumus ini menggunakan panjang badan sebagai
patokan.
Selain menggunakan rumus de Haase, bisa juga melihat pusat penulangan yang ditandai
dengan bila pusat penulangan sudah terdapat pada distal femur dan proximal tibia serta
kuboid, makadapat dikatakan bahwa bayi ini matur atau cukup bulan.Berat badan bayi yang
lebih dari 1000grammenunjukkan bahwa bayi tersebut viabel, atau dapathidup di luar uterus
sang ibu tanpa bantuan dari ibu. Usia bayi intrauterin lebih dari 28 minggu, panjang badan
lebih dari 35 cm, BB lebih dari 1000gram, lingkar kepala 32 cm, dan tidak adacacar bawaan
pada bayi.Umur ekstrauterin: adalah seberapa lama bayi tersebut pernah hidup di luar rahim
ibu sebelum iadibunuh oleh ibunya sendiri. Dapat diperiksa dengan:
•Udara dalam saluran cerna: lambung atau duodenum (hidup beberapa saat), usus halus(hidup
1-2 jam), usu besar (hidup 5-6 jam), dan di rektum (hidup 12 jam).
14
•Mekonium dalam kolom akan keluar semuanya dalam 24 jam. Jika ditemukan
mekoniumdalam kolon, berarti umur bayi kurang dari 24 jam.
•Perubahan tali pusat: pada tempat lekat akan terbentuk lingkaran merah setelah bayihidup
sekitar 36 jam, Lalu akan mengering dalam 6-8 hari.
C.Perawatan terhadap bayi
Bayi yang pernah mendapat perawatan sebelumnya terlihat bersih, berpakaian, tali pusat
terikatdengan rapih, dan tidak terdapat lemak bayi pada daerah kulit bayi. Lemak bayi ini
sifatnyasusah dihilangkan walaupun telah dibersihkan dengan air, dan baru dapat hilang bila
dibersihkanoleh tenaga medis atau bidan. Jika tali pusat masih terhubung dengan plasenta,
bayi masih berlumuran darah, tidak berpakaian, dan masih ada lemak bayi pada kulit bayi,
berartimenunjukkan bahwa bayi dibunuh dengan tergesa-gesa dalam keadaan cemas, panik,
dankhawatir. Ada atau tidaknya perawatan yang diberikan pada bayi akan menentukan
lamanyahukuman yang akna diberikan kepada tersangka.
D.Sebab kematian
Sebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah asfiksi, atau dengan
pembekapan atau dengan mencekik bayi tersebut sehingga bayi mati lemas. Cara
membunuhyang paling jarang ditemukan adalah dengan benda tumpul atau tajam. Cara
pembunuhan ditentukan dengan ada atau tidaknya trauma pada bayi, dan dengan benda
apakah bayi tersebutdikenai trauma. Namun trauma akibat kekerasan ibu perlu dibedakan
dengan trauma karena persalinan, yang ditandai dengan:
•Sefal hematom
•kaput suksedaneum
•fraktur tulang tengkorak
•perdarahan intra-kranial
•perdarahan subarachnoid
•perdarahan epidural, dan sebagianyaJika sudah ditentukan empat aspek pada yang dapat
ditemukan pada bayi, maka perlu dibuatvisum et repertum sebagai laporan hasil pemeriksaan
yang akan diserahkan kepada penyidik.
15
Kesimpulan
Pada pemeriksaan mayat laki-laki ini, bayi cukup bulan dalam kandungan, hidup pada
saatdilahirkan, tidak ditemukan tanda-tanda perawatan, ditemukan jenis kekerasan
yangmenyebabkan mati lemas. Sedangkan pada pemeriksaan wanita ini ditemukan tanda-
tandakehamilan dan persalinan. Wanita ini dipastikan adalah ibu kandung dari bayi yang
ditemukan ditempat sampah karena ditemukannya darah yang cocok dengan darah bayi pada
jok mobil yangditumpanginya semalam.
DAFTAR PUSTAKA
1.Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI.Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Hukum Acara Pidana, Prosedur Medikolegal, dan Kejahatan terhadap Tubuhdan Jiwa Manusia.Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1994.
2.Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik . Jakarta: BagianKedokteran Forensik FKUI; 1997.
3.Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI.Teknik Autopsi Forensik . Jakarta: BagianKedokteran Forensik FKUI; 2000.
16