Upload
sri-dwijastuti
View
4.483
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERIKSAAN GLUKOSA DAN ACETON URIN II
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui adanya glukosa dalam sampel urin
2. Untuk mengetahui adanya benda keton pada sampel urin khususnya aceton
II. METODE
1. Pemeriksaan glukosa dilakukan dengan menggunakan Fehling A dan Fehling B
2. Pemeriksaan aceton dilakukan dengan menggunakan metode legal test.
III. PRINSIP
1. Pemeriksaan Glukosa
Dalam suasana alkalis, glukosa mereduksi kupri menjadi kupro, kemudian
menjadi Cu2O yang mengendap dan berwarna merah. Intensitas warna merah ini
secara kasar menunjukkan kadar glukosa dalam urin yang diperiksa.
2. Pemeriksaan Aceton
Aseton yang terdapat dalam sampel urin bereaksi dengan Na-Nitroprusid yang
akan menimbulkan cincin berwarna ungu.
IV. DASAR TEORI
Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan
dengan menggunakan fehling, benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes ini dapat
digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi-kuantitatif. Sedangkan tes glukosa dengan
reaksi enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang tergolong dalam
pemeriksaan semi-kuantitatif dan kuantitatif. (Subawa.2010)
Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B. Fehling A
adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan
kalium natrium tartrat. Pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan
tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi
fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi fehling dapat dianggap
sebagai larutan CuO. (Anonim.2010)
Sama halnya dengan Benedict, hasil pemeriksaan glukosa dengan pereaksi fehling
juga diinterpretasikan dalam 5 skala yaitu:
1. Negatif : tetap biru atau hijau jernih
2. Positif(+) : keruh, warna hijau agak kuning
3. Positif (++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
4. Positif (+++) : kuning kemerahan, endapan kuning merah
5. Positif (++++) : merah jingga sampai merah bata
Suatu keadaan dimana terdapat benda-benda keton dalam urin disebut dengan
Ketonuria. Yang termasuk kedalam benda-benda keton yaitu; asam beta hidroksi
butirat sebanyak ± 80%, asam aseto asetat sebanyak 20% dan aseton yang jumlahnya
sangat sedikit. Bila jaringan tubuh kekurangan persediaan glukosa, maka metabolism
lemak akan meningkat. Metabolisme lemak yan tidak efisien menyebabkan
penumpukan sampah metabolism (benda-benda keton). Ketonuria sering didapatkan
pada keadaan kadar glukosa darah sangat tinggi. Juga pada dehidrasi, starvation berat,
diare, muntah hebat dan hiperemesis gravidarum. Beberapa metode pemeriksaan
benda-benda keton yaitu; cara Gerhardt, gunning’s iodoform test, cara rothera, acetest
dan legal’s test. (Herawati.2010)
V. ALAT DAN BAHAN
A. Pemeriksaan Glukosa
1. Alat-alat
- Tabung Reaksi
- Penjepit Tabung
- Pipet Ukur
- Api Bunsen
- Indikator pH
- Ball Pipet
2. Bahan
- Fehling A
- Fehling B
- Sampel urin
B. Pemeriksaan Aseton
1. Alat-alat
- Tabung Reaksi dan Rak Tabung
- Pipet Tetes
- Pipet Ukur
- Ball Pipet
2. Bahan
- Natrium Nitropruside
- Asam Asetat Glasial
- Ammonium pekat
VI. CARA KERJA
A. Pemeriksaan Glukosa
- Dipipet fehling A dan Fehling B masing-masing sebanyak 1mL dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi, dikocok hingga homogen
- Ditambahkan 0,5mL urin kedalam tabung reaksi tadi, dikocok hingga
homogen
- Dipanaskan dengan api bunsen hingga mendidih
- Diamati perubahan warna yang terjadi
B. Pemeriksaan Aseton
- Dituangkan 5mL urin kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 3 tetes larutan Natrium nitroprusid
- Ditambahkan 2 tetes asam asetat glacial, lalu dikocok hingga homogen
- Ditambahkan beberapa tetes ammonia pekat melalui dinding tabung
- Diamati perubahan yang terjadi
VII. HASIL PENGAMATAN
Pemeriksaan makroskopis urin:
-pH : 6
-warna : kuning jernih
-bau : menyengat
A. Pemeriksaan Glukosa Urin
Terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning kehijauan dengan endapan
kuning. Hasil ini dapat diinterpretasikan sebagai positif (++).
B. Pemeriksaan Aseton Urin
Terjadi perubahan yaitu terbentuknya cincin berwarna kemerahan. Hasil ini dapat
diinterpretasikan sebagai positif satu (+).
VIII. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dalam pemeriksaan glukosa dengan
menggunakan pereaksi fehling A dan fehling B dapat diamati terjadinya perubahan
warna setelah larutan dipanaskan. Perubahan warna yang terjadi adalah larutan yang
mula-mula berwarna biru berubah menjadi kuning kehijauan dan timbul endapan
berwarna kuning yang diinterpretasikan sebagai positif (++). Sama halnya dengan
pereaksi benedict, Fehling memberikan hasil positif jika direaksikan dengan glukosa
karena glukosa merupakan gula pereduksi (mempunyai gugus aldehid bebas) yang
mamp mereduksi kupri menjadi kupro kemudian menjadi Cu2O yang berwarna merah
bata. Berikut merupakan reaksi aldehid dengan fehling yang menghasilkan endapan
merah bata:
O O ║ ║ R--C--H + Cu2+ 2OH- → R--C--OH + Cu2OGula Pereduksi Endapan Merah Bata
Adapun struktur kimia glukosa itu sendiri adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil positif (++) pada hasil pengujian glukosa ini, dapat dicurigai bahwa
pasien mengalami gangguan pada ginjal. Sehingga perlu dilakukan tes konfirmasi
ntuk mengetahui kadar glukosa secara pasti. Aapakah masih tergolong dalam batas
normal (kurang dari 130mg/24jam) atau tidak.
Pemeriksaan aseton urin memberikan hasil positif satu (+) yang ditunjukkan dengan
terbentuknya cincin berwarna kemerahan. Hal ini sesuai dengan interpretasi hasil
pada legal’s tes yaitu:
Negatif : tidak ada perubahan warna
Positif (+) : cincin berwarna kemerahan
Positif (++) : cincin merah
Positif (+++) : cincin ungu tua
gugus aldehid
Timbulya hasil positif menunjukkan bahwa terdapat benda-benda keton dalam sampel
urin yang diperiksa. Keberadaan benda-benda keton di dalam urin masih dianggap
normal selama jumlahnya kurang dari 15mg/dL baik pada pasien anak-anak maupun
dewasa.
IX. KESIMPULAN
1. Sampel urin yang diuji mengandung glukosa dengan hasil positif (++)
2. Sampel urin yang diuji positif mengandung benda keton dengan hasil positif (+)
DAFTAR PUSTAKA
Rajman.2009.Karbohidrat.http://www.rajman.co.cc
Anonim.2010.Reaksi-reaksi Senyawa Karbon.http://kimia.upi.edu
Materi kuliah Sianny Herawati,dr.SpPK.Ketonuria.27 Oktober 2010
Materi kuliah dr.A.A.N. Subawa.Urinalisis.15 September 2010