5
Pemeriksaan MRI Kelebihan MRI adalah kemampuannya dalam proyeksi multiplanar dan dalam spesifitas terutama jaringan lunak yang dapat ditampilkan lebih baik sehingga dapat mendeteksi lesi lebih awal dan lebih menyeluruh (Newanda, 2009). Pada MRI akan ditemui penurunan intensitas sinyal fokus infeksi pada gambaran T1-weighted dan peningkatan sinyal yang heterogen pada gambaran T2-weighted. Pada pemberian kontras infeksi tuberkulosis memperlihatkan penyangatan inhomogen pada infiltrasi sumsum tulang dengan tepi lesi menyangat. Abses tuberkulosis pada pemberian kontras akan memperlihatkan penyangatan perifer dengan nekrosis sentral. Keterlibatan diskus invertebralis sebagian besar akan menampilkan gambran klasik diskitis berupa peningkatan singal pada gambaran T2-weighted, penurunan sinyal pada gambaran T1- weighted dan menyangat setelah pemberian kontras (Newanda, 2009). MRI menggambarkan perluasan infeksi paling baik dan dapat memperlihatkan penyebaran granuloma tuberkulosis di bawah ligamentum longitudinal anterior dan posterior. MRI dapat membedakan jaringan patologis yang mengakibatkan penekanan pada struktur neurologis. Hal ini penting karena intervensi bedah dibutuhkan pada defisit neurologis yang disebabkan penekanan oleh deformitas tulang berupa kifosis atau oleh konstriksi akibat fibrosis di sekeliling kanalis neuralis ((Newanda, 2009)). Mehta mengajukan klasifikasi tuberkulosis vertebra torakal berdasarkan ekstensi lesi yang terlihat pada MRI untuk perencanaan strategi pembedahan. • Mengevaluasi infeksi diskus intervertebrata dan osteomielitis tulang belakang. • Menunjukkan adanya penekanan saraf. Dilaporkan 25 % dari pasien mereka memperlihatkan gambaran proses infeksi pada CT-Scan dan MRI yang lebih luas dibandingkan dengan

Pemeriksaan MRI Spondilitis Tb

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MRI examination

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan MRI Spondilitis Tb

Pemeriksaan MRI

Kelebihan MRI adalah kemampuannya dalam proyeksi multiplanar dan dalam spesifitas

terutama jaringan lunak yang dapat ditampilkan lebih baik sehingga dapat mendeteksi lesi lebih awal

dan lebih menyeluruh (Newanda, 2009).

Pada MRI akan ditemui penurunan intensitas sinyal fokus infeksi pada gambaran T1-

weighted dan peningkatan sinyal yang heterogen pada gambaran T2-weighted. Pada pemberian

kontras infeksi tuberkulosis memperlihatkan penyangatan inhomogen pada infiltrasi sumsum tulang

dengan tepi lesi menyangat. Abses tuberkulosis pada pemberian kontras akan memperlihatkan

penyangatan perifer dengan nekrosis sentral. Keterlibatan diskus invertebralis sebagian besar akan

menampilkan gambran klasik diskitis berupa peningkatan singal pada gambaran T2-weighted,

penurunan sinyal pada gambaran T1-weighted dan menyangat setelah pemberian kontras (Newanda,

2009).

MRI menggambarkan perluasan infeksi paling baik dan dapat memperlihatkan penyebaran

granuloma tuberkulosis di bawah ligamentum longitudinal anterior dan posterior. MRI dapat

membedakan jaringan patologis yang mengakibatkan penekanan pada struktur neurologis. Hal ini

penting karena intervensi bedah dibutuhkan pada defisit neurologis yang disebabkan penekanan oleh

deformitas tulang berupa kifosis atau oleh konstriksi akibat fibrosis di sekeliling kanalis neuralis

((Newanda, 2009)).

Mehta mengajukan klasifikasi tuberkulosis vertebra torakal berdasarkan ekstensi lesi yang

terlihat pada MRI untuk perencanaan strategi pembedahan.

• Mengevaluasi infeksi diskus intervertebrata dan osteomielitis tulang belakang.

• Menunjukkan adanya penekanan saraf.

Dilaporkan 25 % dari pasien mereka memperlihatkan gambaran proses infeksi pada CT-Scan dan

MRI yang lebih luas dibandingkan dengan yang terlihat dengan foto polos.CT-Scan efektif

mendeteksi kalsifikasi pada abses jaringan lunak . Selain itu CT-Scan dapat digunakan untuk

memandu prosedur biopsy (Newanda, 2009).

Page 2: Pemeriksaan MRI Spondilitis Tb

Gambar 3.13 Terdapat keterlibatan endplate anterior dan pelebaran diskus intervertebrae dan corpus vertebrae posterior. Pemeriksaan MRI ini dapat menunjukkan pembentukan abses dan metode terbaik untuk menunjukkan kompresi saraf tulang belakang dan akar saraf (Craig, 2009)

Gambar 3.14 Seorang laki-laki 41 tahun dengan spinal tuberculosis. Gambar A, MRI potongan sagital T1-weighted enhanced menunjukkan peningkatan secara luas dalam corpus vertebrae thorax VIII yang disebabkan infeksi tuberkulosa. Abses intraosseus dalam corpus vertebrae thorax IX menunjukkan penebalan lingkar dari penyangatan. Terdapat penyangatan dari abses epidural dan perluasan bagian cephalic dan caudal secara jelas tergambar dengan penggunaan kontras. Gambar B, MRI potongan coronal T1 weighted (600/11) enhanced dari spina thorak menunjukkan ketebalan lingkar dari penyangatan disekitar abses intraosseous. Abses paraspinal kecil terlihat secara bilateral (panah) (Shanley, 1995).

Gambar 3.15 Anak laki-laki usia 5 tahun dengan spinal tuberculosis. MRI potongan sagital T2 weighted yang berdekatan menunjukkan 2 level dari infeksi tuberkulosa. Adanya gibbus pada region thorax atas karena destruksi lengkap dan kolaps dari corpus vertebrae thorax VI. Corpus vertebrae VII sebagian hancur dan bersudut serta ruang diskus intervertebralis sulit tervisualisasi. Adanya kolaps dan penyudutan dari corpus vertebrae lumbal IV pada setengah bagian anterior dengan penyempitan diskus intervertebralis yang berdekatan. Corpus vertebrae lumbal V menunjukkan peningkatan sinyal yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosa. Kanalis medulla spinalis terganggu secara minimal pada kedua level (Shanley, 1995).

Page 3: Pemeriksaan MRI Spondilitis Tb

Gambar 3.16 Laki-laki 45 tahun dengan spinal tuberculosis. Gambar A MRI potongan sagital T1 weight menunjukkan penurunan sinyal pada corpus vertebrae thorax bagian bawah (T8-T11). Destruksi endplate vertebrae dan keterlibatan diskus intervertebralis juga terdapat pada level ini. Abses paraspinal terlihat meluas secara anterior dan posterior ke ruang epidural dan mengganggu saccus thecal. Gambar B dan C, MRI potongan sagital proton densitas weighted (A) dan T2 weighted dari spina thoraks menunjukkan peningkatan intensitas sinyal dalam corpus vertebrae dan ruang diskus intervertebralis. Perluasan abses paraspinal secara anterior tervisualisasi lebih baik pada proton densitas weighted dan T2 weighted dibandingkan T1 weighted. Abses epidural tidak tergambar baik pada T2 weighted image karena intensitas sinyal tinggi dari CSF (Shanley, 1995).

Gambar 3.17 Laki-laki 45 tahun dengan spinal tuberculosis. MRI axial enhanced T1 weighted pada corpus vertebrae thorax IX menunjukkan ketebalan lingkar dari penyangatan disekitar abses intraosseus. Lingkar penyangatan juga terdapat disekitar abses paraspinal (panah). Penyangatan abses epidural (panah) terlihat penekanan sacus thecal (Shanley, 1995).

Page 4: Pemeriksaan MRI Spondilitis Tb

Gambar 3.18, Gambar A, Anak perempuan usia 3 tahun dengan tuberculosis spinal dan paru. MRI potongan coronal enhanced T1- weighted dari spina menunjukkan perluasan abses paraspinal. Penyebaran infeksi subligamental dan abses intraosseus tervisualisasi baik pada pencitraan coronal ini. Adanya infiltrate tuberkulosa pada lobus atas kiri. Gambar B, Laki-laki 42 tahun dengan tuberkulosa spinal. Pada MRI potongan sagital T2 weighted fast spin-echo menunjukkan peningkatan sinyal dalam corpus vertebrae lumbal I yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosa. Adanya gangguan margo anterosuperior dari corpus vertebrae menghasilkan abses paraspinal dan penyebaran subligamen secara anterior. Penurunan intensitas sinyal dan penyempitan diskus intervertebralis Thorax XII-Lumbal I yang disebabkan penetrasi dari infeksi melalui diskus. Adanya abses intraosseus pada corpus vertebrae lumbal IV. Gambar 3, Laki-laki 45 tahun dengan riwayat tuberkulosa spinal. MRI potongan sagital contiguous T1 weighted yang didapat postoperative menunjukkan cangkokan fibular autolog. Abses intraosseus tuberkulosa multiple didrainase dan dibersihkan selama operasi sebelum penempatan cangkok dan stabilisasi spinal. Canalis spinalis tervisualisasi baik dan tidak ada compromised (Shanley, 1995).

Gambar 3.19 Tuberkulosis spondilitis dari thorax VIII-IX (a, b, c). MRI pada spina thorax pada wanita usia 58 tahun dengan adanya nyeri pinggang. (a) potongan sagital pre-gadolinum T1-weighted. (b) Potongan sagital T2-weighted. (c) Potongan sagital post-gadolinum T1-weighted menunjukkan pola tipical dari kerusakan corpus vertebrae dengan keterlibatan diskus, intensitas sinyal tinggi linear dari diskus pada T2-weighted image tervisualisasi baik (panah putih). Setelah pemberian gadolinium, terdapat penyangatan dari vertebrae bagian posterior, linkar diskus intervertebralis yang irregular (panah putih), dan kolaps dari vertebrae thorax VIII (Danchaivijitr, 2007)