Upload
bo-mooney
View
66
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. PAPARAN AUDIENSI. Disampaikan pada Audiensi Pemprov Jawa Barat dengan Dirjen Planologi Kemenhut. Jakarta, 1 Oktober 2014. Didukung oleh Sosok Sumber Daya Insan i Jawa Barat Yang Agamis Dengan Penciri Utama:. 7 KARAKTER : S EHAT, CERDAS DAN CERMAT - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
PemerintahProvinsi Jawa Barat
PAPARAN AUDIENSI
Jakarta, 1 Oktober 2014
Disampaikan padaAudiensi Pemprov Jawa Barat dengan
Dirjen Planologi Kemenhut
7 KARAKTER :1. SEHAT, CERDAS DAN CERMAT2. PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING TINGGI3. MANDIRI DAN PANDAI MENGATUR DIRI4. BERDAYA TAHAN TINGGI DALAM PERSAINGAN5. PANDAI MEMBANGUN JEJARING DAN PERSAHABATAN GLOBAL6. BERINTEGRITAS TINGGI 7. BERMARTABAT
Didukung oleh Sosok Sumber Daya Insani Jawa Barat Yang Agamis Dengan Penciri Utama:5 NILAI-NILAI LUHUR :
1. JUJUR DAN KONSISTEN
2. TANGGUH DAN DISIPLIN
3. KEPELOPORAN DAN KETELADANAN
4. RAMAH DAN BIJAKSANA
5. KEBERSAMAAN DAN KESETARAAN 2
KEBIJAKAN KAWASAN LINDUNG45% PROVINSI JAWA BARAT
Kawasan Lindung Luas Kawasan (Ha)Rasio Thd Luas Jabar
(%)224.040,3 6,04 179.500,6 4,84
472.870,4 12,75
a. Kaw. Yang Sesuai Utk Hutan Lindung (Skor>175)-Fungsi Penyangga 49.116,6 1,32
b. Kaw. Resapan Air 430.952,8 11,62
757.675,9 20,42 a. Kaw. Rawan Letusan Gn. Api 68.844,3 1,84
b. Kaw. Rawan Gerakan Tanah 658.226,8 17,64 c. Kaw. Rawan Tsunami 39.429,0 1,06
58.591,4 1,58
Jumlah 1.692.678,7 45,62
Kaw. Hutan LindungKaw. Hutan Konservasi (Suaka Alam dan Pelestarian Alam)
Kaw. Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kaw. Bawahannya
Kaw. Rawan Bencana Alam
Kaw. Perlindungan Geologi (Cagar Geologi dan Karst)
Geospasial Kawasan Lindung
Topografi 3D menunjukkan KL Jabar berada pada lokasi yang berlereng terjal dan rentan bencana
3
Persoalan Krusial Terkait Aspek KehutananUrgent untuk Dikonfirmasikan dengan Kementerian Kehutanan
Substansi Kasus Output Yang Dimohon Materi Yang Akan Dikonfirmasi
Perubahan Fungsi Hutan Konservasi Menjadi Hutan Lindung
Perubahan Fungsi Cagar Alam menjadi Hutan Lindung a.n. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam rangka Kegiatan Pengembangan Panas Bumi
Usulan Gubernur ke Menteri Kehutanan untuk
Perubahan Fungsi
• Aturan mengenai tata cara perubahan fungsi belum tersedia
• Dasar Gubernur mengusulkan perubahan fungsi
Perubahan Peruntukan Hutan Produksi menjadi Kawasan Industri
Perubahan Peruntukan Hutan Produksi Menjadi Kawasan Industri melalui Mekanisme Tukar Menukar a.n. PT. Suryacipta Swadaya
Rekomendasi Gubernur untuk Tukar Menukar
Kawasan Hutan
• Aturan kehutanan memang memungkinkan perubahan peruntukan HP
• Dasar penetapan /rujukan untuk Rekomendasi Gubernur
4
Pertanyaan Mendasar Untuk di-audiensi-kan
Aturan perundangan sektor kehutanan (UU, PP, maupun Permenhut) menyatakan bahwa keputusan pemberian persetujuan untuk perubahan fungsi maupun perubahan peruntukan kawasan
hutan berada di tangan Menteri Kehutanan.
5
Mohon penjelasan untuk kepentingan/urgensi apa Gubernur memberikan rekomendasi atau usulan? Apa implikasinya terhadap keputusan Menteri Kehutanan? Apakah setiap
permohonan harus disertai rekomendasi/usulan/persetujuan Gubernur?
Pertamina Geothermal EnergyPermohonan
Usulan Perubahan Fungsi Cagar Alam Kamojang (Hutan Konservasi)Menjadi Hutan Lindung seluas 338 Ha
di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung
Untuk Kegiatan Pengembangan Panas BumiSurat PT. PGE kepada Gubernur No.
585/PGE000/2012-SD tanggal 10 Juli 2013 perihal Permohonan Usulan Perubahan Fungsi Cagar Alam Kamojang menjadi Hutan Lindung
6
Kasus Perubahan Fungsi Hutan Konservasi Menjadi Hutan Lindung1
MATERI YANG PERLU DIKONFIRMASIKAN
1. Aturan perundangan terkait proses dan tata cara perubahan fungsi hutan konservasi menjadi hutan lindung belum tersedia
2. Bila keputusan berada di tangan kementerian, mengapa Gubernur yang harus mengusulkan? Mengapa bukan pemohon yang mengusulkan?
3. Dalam hal ini, apa dasar penetapan usulan gubernur yang dapat dijadikan sebagai rujukan?• Berdasarkan kesesuaian lahan?• Berdasarkan RTRW?• Berdasarkan kebijakan Pusat/Kementerian?
SARAN/MASUKAN
1. Perlu revisi peraturan perundangan menyangkut tata cara perubahan fungsi hutan konservasi sebagai rujukan Gubernur dalam mengajukan usulan
2. Perlu kajian mandiri yang dilakukan oleh pemohon yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh Gubernur
7
Kasus Perubahan Fungsi Hutan Konservasi Menjadi Hutan Lindung1
PT. Suryacipta SwadayaPermohonan
Rekomendasi Gubernur atas Proses Tukar Menukar Kawasan Hutan ProduksiSeluas 1.000 Ha di KPH Purwakarta (Kabupaten Karawang)
Untuk Kegiatan Pengembangan Kawasan Industri
Surat PT. Suryacipta Swadaya Nomor: 064/SCS-Dir?v/2013 tanggal 30 Mei 2013
kepada Gubernur Jawa Barat perihal Permohonan Rekomendasi atas Rencana
Tukar Menukar Kawasan Hutan di KPH Purwakarta untuk Perluasan
Pembangunan Kawasan Industri Suryacipta
8
Kasus Perubahan Peruntukan Hutan Produksi menjadi Kaw. Industri2
MATERI YANG PERLU DIKONFIRMASIKAN
1. Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dinyatakan bahwa status kawasan hutan ditetapkan oleh Menteri Kehutanan
2. Permenhut P.32/2010 jo Permenhut P.41/2012 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan Pasal 4 ayat (1) butir a dinyatakan bahwa tukar menukar kawasan hutan dapat dilakukan untuk pembangunan di luar kehutanan yang bersifat permanen, ayat (2) butir b yaitu untuk kepentingan umum termasuk sarana penunjang salah satunya adalah bangunan industri. Di dalamnya dipersyaratkan pemohon harus mendapat Rekomendasi Gubernur. Pertanyaannya, apa dasar penetapan rekomendasi Gubernur?• Berdasarkan kajian komprehensif?• Berdasarkan RTRW?• Berdasarkan kesesuaian lahan?
SARAN/MASUKAN
Menambahkan dalam peraturan perundangan, pemohon membuat kajian komprehensif terkait usulannya sebagai bagian dari dasar pertimbangan pemberian rekomendasi Gubernur
9
Kasus Perubahan Peruntukan Hutan Produksi menjadi Kaw. Industri3
CATATAN PENTING UNTUK BAHAN DISKUSIReview Keseluruhan Kasus
1. Setelah rekomendasi diberikan, apa tanggung jawab Pemerintah Provinsi selanjutnya?
2. Mengingat kewenangan penetapan ada di Kementerian Kehutanan, mungkinkah prosedur permohonan kawasan hutan dimulai dari pemohon ke Menteri Kehutanan. Selanjutnya Menteri Kehutanan berkoordinasi dengan Gubernur/Bupati/Walikota untuk menindaklanjuti permohonan tersebut.
10
TERIMA KASIH
Kronologis Proses Permohonan Pertamina Geothermal Energy
28 Juni 2013 Audiensi Dirut PGE dengan Gubernur Jawa Barat di Pendopo (Gubernur didampingi Kadishut dan Kadis ESDM)
10 Juli 2013 Surat PT. PGE kepada Gubernur No. 585/PGE000/2012-SD perihal Permohonan Usulan Perubahan Fungsi Cagar Alam Kamojang menjadi Hutan Lindung
2 Agustus 2013 Surat Asisten 2 kepada Kepala Bappeda No. 673/3749/Admrek hal Fasilitasi Rapat Pembahasan BKPRD
23 Agustus 2013 Audiensi tim PT. PGE dengan Kepala Bappeda di Kantor Bappeda
17 September 2013 Rapat Tim Teknis BKPRD berdasarkan undangan No. 660/1577/fisik hal Rapat Pokja BKPRD Provinsi Jawa BaratMasukan: PGE perlu melengkapi kajian teknis mengenai kontribusi pengembangan Geothermal di CA Kamojang terhadap penyediaan energi Jawa Barat yang membutuhkan lahan di kawasan hutan konservasi
Rekomendasi Bupati BandungTanggal 27 Desember 2013 perihal dukungan perubahan
fungsi CA Kamojang menjadi hutan lindung
Surat Bupati Garut kepada GubernurTanggal 15 Juli 2013 perihal permohonan usulan perubahan
fungsi CA Kamojang menjadi hutan lindung‘’Pada prinsipnya Kab. Garut mendukung perubahan fungsi
kawasan CA Kamojang menjadi Hutan Lindung”
12
Status Lahan:Hutan
Konservasi
PP NO. 10 TAHUN 2010 Tentang TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI
KAWASAN HUTAN
Kewenangan Pengelolaan:
BBKSDA Jawa Barat
Perubahan Fungsi: Hutan
Konservasi menjadi Hutan
Lindung
Pasal 431) Perubahan fungsi kawasan hutan
ditetapkan melalui Keputusan Menteri2) Keputusan Menteri didasarkan oleh
usulan Gubernur untuk kawasan hutan lintas Kab./Kota
TATA CARA PERUBAHAN
FUNGSI
Persyaratan Usulan1
2
4
5
PERUBAHAN FUNGSI HUTAN KONSERVASI MENJADI HUTAN LINDUNG
Permohonantermasuk dalam
kategoriPERUBAHAN FUNGSI
KAWASAN HUTAN SECARA PARSIAL
khususnya perubahan fungsi antar fungsi
pokok kawasan hutanPasal 33 ayat 3 dan Pasal 36
Permenhut No. 34 TAHUN 2010 Tentang TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN
Pasal 111) Usulan fungsi perubahan kawasan hutan pada
peta dasar dengan skala minimal 1:100.000;2) Rekomendasi Bupati/Walikota apabila yang
mengusulkan Gubernur atau rekomendasi Gubernur apabila yang mengusulkan Bupati/Walikota pada peta dasar dengan skala minimal 1:100.000; dengan memuat:a) Persetujuan atas usulan perubahan fungsi
kawasan hutan berdasarkan pertimbangan teknis Kepala Dinas; dan
b) Tanpa mencantumkan jangka waktu rekomendasi
3) Pertimbangan teknis Direktur Utama Perum Perhutani apabila merupakan wilayah kerja Perum Perhutani; dan
4) Rencana pemanfaatan dan/atau penggunaan kawasan hutan terhadap fungsi kawasan hutan yang diusulkan
AlasanPERUBAHAN
FUNGSI
3
Pasal 41 Ayat (2)...hanya dapat dilakukan dalam hal:a. sudah terjadi perubahan kondisi biofisik
kawasan hutan akibat fenomena alam, lingkungan, atau manusia;
b. diperlukan jangka benah untuk optimalisasi fungsi dan manfaat kawasan hutan; atau
c. cakupan luasnya sangat kecil dan dikelilingi oleh lingkungan sosial dan ekonomi akibat pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang tidak mendukung kelangsungan proses ekologi secara alami.
Geothermal Tidak Disinggung
Perlu RevisiAturan Perundangan
Pertamina Geothermal Energy
13
Pemohon Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
Gubernur
Mengirim Suratke Gubernur dilengkapi dengan:proposal dan kajian teknis
DIAGRAM MEKANISME PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN KONSERVASI MENJADI HUTAN LINDUNGInterpretasi PP 10/ 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Telaahan Gubernur
Bupati
Rekomedasi Bupati:Persetujuan atas usulan perubahan fungsi kawasan hutan berdasarkan pertimbangan teknis Kepala Dinas
disetujui
disetujui
Kementerian Kehutanan
Keputusan Menteri
Kehutanan
disetujui
Permohonanke Kemenhut
Revisi RTRWP
1.
2.
3.
Status Lahan:Hutan Produksi
PP NO. 10 TAHUN 2010 Tentang TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI
KAWASAN HUTAN
Kewenangan Pengelolaan: Perum
Perhutani KPH Purwakarta
Perubahan Peruntukan:
Hutan Produksi menjadi Industri
Tata Cara PERUBAHAN PERUNTUKAN
1
2
4
PERUBAHAN PERUNTUKAN HUTAN PRODUKSI MENJADI PERLUASAN KAWASAN INDUSTRI MELALUI MEKANISME TUKAR MENUKAR
AlasanPERUBAHAN
PERUNTUKAN
3
Pasal 10Perubahan peruntukan yang dilakukan melalui tukar menukar hanya dapat dilakukan pada:a. hutan produksi tetap;
dan/ataub. hutan produksi terbatas.
Pasal 11 Ayat (1)Tukar menukar kawasan hutan dilakukan untuk:a. pembangunan di luar kegiatan
kehutanan yang bersifat permanen;b. menghilangkan enclave dalam rangka
memudahkan pengelolaan kawasan hutan; atau
c. memperbaiki batas kawasan hutan.
PT. Suryacipta Swadaya
Pasal 71) Tukar menukar kawasan hutan dilakukan berdasarkan permohonan. 2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan oleh:
a. menteri atau pejabat setingkat menteri; b. gubernur; c. bupati/walikota; d. pimpinan badan usaha; atau e. ketua yayasan.
4) Badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, meliputi: a. badan usaha milik negara; b. badan usaha milik daerah; c. badan usaha milik swasta yang berbadan hukum Indonesia; dan d. koperasi.
Permenhut 32/2010 jo Permenhut 41/2012Tentang TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN
Pasal 91) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a,
meliputi: a. surat permohonan yang dilampiri dengan peta lokasi kawasan hutan
yang dimohon dan peta usulan lahan pengganti pada peta dasar dengan skala minimal 1:100.000;
b. izin lokasi dari bupati/walikota/gubernur sesuai dengan kewenangannya;
c. izin usaha bagi permohonan yang diwajibkan mempunyai izin usaha; d. rekomendasi gubernur dan bupati/walikota, dilampiri peta
kawasan hutan yang dimohon dan usulan lahan pengganti pada peta dasar dengan skala minimal 1:100.000;
e. pernyataan untuk tidak mengalihkan kawasan hutan yang dimohon kepada pihak lain dan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bentuk surat pernyataan tersendiri bagi pemohon Pemerintah atau pemerintah daerah; dan
f. pernyataan untuk tidak mengalihkan kawasan hutan yang dimohon kepada pihak lain dan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bentuk akta notaris bagi pemohon badan usaha atau yayasan.
2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, untuk permohonan yang diajukan oleh gubernur diberikan oleh bupati/walikota dan permohonan yang diajukan oleh bupati/walikota diberikan oleh gubernur.
Syarat Administrasi 5
Lanjutan syarat administrasi...............3) Rekomendasi gubernur dan bupati/walikota atas kawasan hutan yang
dimohon dan usulan lahan pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d memuat persetujuan atas kawasan hutan yang dimohon dan usulan lahan pengganti untuk dijadikan kawasan hutan, berdasarkan pertimbangan teknis Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota serta tidak mencantumkan jangka waktu rekomendasi.
4) Pertimbangan teknis Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat: a. status dan fungsi kawasan hutan yang dimohon dan status usulan
lahan pengganti; dan b. informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a.
5) Dalam hal permohonan diajukan oleh badan usaha atau yayasan, selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah persyaratan lain, meliputi: a. profil badan usaha atau yayasan; b. Nomor Pokok Wajib Pajak; c. akta pendirian berikut perubahannya; dan d. laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang diaudit oleh
Akuntan Publik.
Pasal 10Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, meliputi: a. proposal, rencana teknis atau rencana induk termasuk rencana lahan
pengganti dan reboisasi/penanaman; b. pertimbangan teknis dari Direktur Utama Perum Perhutani apabila
kawasan hutan yang dimohon merupakan wilayah kerja Perum Perhutani; dan
c. hasil penafsiran citra satelit 2 (dua) tahun terakhir atas kawasan hutan yang dimohon dan usulan lahan pengganti yang disertai dengan pernyataan dari pemohon bahwa hasil penafsiran dijamin kebenarannya, kecuali permohonan tukar menukar kawasan hutan untuk penempatan korban bencana alam tidak perlu hasil penafsiran citra satelit.
Syarat Teknis 6
15
Kronologis Proses Permohonan PT. Suryacipta Swadaya30 Mei 2013 Surat dari PT. Suryacipta Swadaya kepada Gubernur Jawa Barat No. 064/SCS-Dir?v/2013 perihal Permohonan
Rekomendasi atas Rencana Tukar Menukar Kawasan Hutan di KPH Purwakarta untuk Perluasan Pembangunan Kawasan Industri Suryacipta
11 Oktober 2013
22 Oktober 2013
Paparan PT. Suryacipta berdasarkan Surat Sekda Provinsi Jawa Barat No. 522.12/512/Binprod tanggal 7 Oktober 2013 hal Ekspose PT. Suryacipta Swadaya, bertempat di R. Rapat Sanggabuana Gd. Sate
Surat Sekda Provinsi Jawa Barat kepada Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Nomor: 536/4956/Binprod tanggal 22 Oktober 2013 hal Tindak Lanjut Permohonan Rekomendasi Gubernur a.n. PT. Suryacipta Swadaya
4 November 2013
10 Februari 2014
Rapat Teknis BKPRD berdasarkan Surat Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat No. 660/1874/Fisik tanggal 29 Oktober 2013 hal Rapat Teknis Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Hutan
Surat Bupati Karawang kepada Gubernur Jawa Barat No. 590/519/Bapp hal Telaahan Terkait Permohonan Pemanfaatan Kawasan Hutan Untuk Pengembangan Kawasan Industri (sebagai penjelasan/klarifikasi thd rekomendasi terdahulu)
Surat Bupati Karawang Nomor: 050/4382/Bapp tanggal 30 Oktober 2012 kepada Direktur PT. Suryacipta Swadaya perihal Rekomendasi Peruntukan Ruang (dengan Rujukan Perda RTRW Karawang No.19/2004 peruntukan sebagai Kawasan Industri)
Surat Direktur Utama Perum Perhutani Nomor: 648/044.3/Can/Dir. Kepada Menteri Kehutanan RI perihal Permohonan Tukar Menukar Kawasan Hutan a.n. PT. Suryacipta Swadaya untuk Pembangunan Perluasan Kawasan Industri
Keputusan Bupati Karawang No. 660.1/Kep.874-HUK/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pengembangan Kawasan Industri Suryacipta di Desa Mulyasari dan Desa Kutanegara Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang atas nama PT. Suryacipta Swadaya
Menindaklanjuti Surat Kadishut Provinsi Jawa Barat kepada Sekda Provinsi Jawa Barat No. 522.12/1411/Planologi tanggal 29 Juli 2013 hal Pembahasan Permohonan Tukar Menukar Kawasan Hutan Oleh BKPRD
Memperhatikan hasil rapat Pembahasan Mekanisme Penerbitan Rekomendasi Gubernur untuk Penggunaan Kawasan Hutan pada 11 September 2013 di R. Rapat Ciremai Gd. Sate
Kesimpulan: permohonan tukar menukar kawasan hutan ini dimungkinkan untuk dapat diproses lebih lanjut bila ada surat konfirmasi/penjelasan Bupati Karawang melengkapi Rekomendasi terdahulu yang merujuk pada RTRW Karawang terbaru berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2013
Surat Bupati Karawang Kepada Direktur PT. Suryacipta Swadaya No. 590/518/Pras-TR tanggal 10 Februari 2014 hal Dukungan terhadap Permohonan Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Pengembangan Kawasan Industri
Hasil Rapat: Rekomendasi Bupati Karawang tidak sesuai dengan Perda RTRW Karawang yang baru No 2/2013 dimana peruntukannya semula Kawasan Industri menjadi Hutan Produksi (Perlu dibahas di BKPRD Provinsi)
16
Pemohon Tukar MenukarKawasan Hutan
Kementerian KehutananPeninjauan Lapangan
Tim Terpadu
Keputusan Menhuttentang TMKH
(Tukar Menukar Kawasan Hutan)
Pertimbangan TeknisTim Terpadu
Persetujuan DPR-RI
DIAGRAM MEKANISME PERUBAHAN PERUNTUKAN HUTAN PRODUKSIInterpretasi Permenhut 32/2010 jo Permenhut 41/2012 Tentang TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN
BUPATI1. Kelayakan Lapangan oleh Tim
Terpadu Kabupaten2. Pertimbangan Teknis Dinas
Kabupaten
3. REKOMENDASI BUPATI
GUBERNUR1. Kelayakan Lapangan oleh Tim
Terpadu Provinsi2. Pertimbangan Teknis Dinas
Provinsi
3. REKOMENDASI GUBERNUR
disetujui
Bagian dari syarat administrasi
disetujui
Mengirim surat permohonan
Ditambah syarat teknis
disetujui
Perubahan Peruntukan Diakomodir dalam Revisi Parsial RTRW Provinsi dan Kabupaten
Sesuai PP 15 Tahun 2010 ttg Penyelenggaran Penataan Ruang