1
bisnis RABU, 30 MARET 2011 B2 kilas Unilever Cetak Laba Rp 3,39 Triliun JAKARTA — PT Unilever Indone- sia (UNVR) mencatatkan kena- ikan laba sepanjang tahun lalu menjadi Rp 3,39 triliun, naik ti- pis dibanding pada 2009 sebe- sar Rp 3,04 triliun. Laba bersih per saham juga naik menjadi Rp 444 dari Rp 399 per lem- bar. Penjualan bersih tercatat Rp 19,6 triliun, naik dari Rp 18,2 triliun tahun lalu. AGUS SUPRIYANTO Laba Krakatau Steel Naik Dua Kali Lipat JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mencatat- kan kenaikan laba hingga dua kali lipat pada 2010 dibanding- kan dengan periode sebelum- nya. Perseroan berhasil mence- tak laba Rp 1,06 triliun. Pada 2009, laba usaha Krakatau se- besar Rp 494,67 miliar. Kenaikan laba itu ditopang oleh faktor penurunan beban pokok pendapatan dan beban bunga. Tercatat pendapatan bersih perseroan pada 2010 justru turun dari Rp 16,9 triliun pada 2009 menjadi Rp 14,8 triliun. EVANA DEWI Kertas Basuki Rahmat Masih Merugi JAKARTA — Perusahaan kertas PT Kertas Basuki Rachmat In- donesia Tbk (KBRI) mencatat- kan kerugian sebesar Rp 436,25 miliar pada 2010. Ini turun drastis dibanding pada 2009, yang tercatat laba Rp 20,15 miliar. Pendapatan usa- ha juga turun menjadi Rp 76,279 miliar dari sebelumnya Rp 108,938 miliar. Tahun ini perseroan diperkirakan masih akan merugi. Kapasitas produk- si belum meningkat. EVANA DEWI Ma t er i P ela tihan Hari 1 Review PER-43/PJ/2010 Implikasi PER-43/PJ/2010 terhadap kewajiban perpajakan Identifikasi metode transfer pricing yang tepat Menentukan arm’s length price Teknik menyiapkan TP Documentation yang benar sesuai ketentuan PER 43/PJ/2010 Memahami resiko jika tidak membuat TP Documentation secara benar Hari 2 Transfer Pricing on Intangible Properties Transfer Pricing on Business Restructuring Review PER-48/PJ/2010 Review PER-69/PJ/2010 Studi Kasus Penyusunan Transfer Pricing Documentation Instruktur KEYNOTE SPEAKER Kasubdit Pemeriksaan Transaksi Khu- sus – Direktorat Jenderal Pajak ) INSTRUCTOR Wahyu Nuryanto, SE., Ak., MPA Wednesday - Thursday 13 - 14 Apr, 2011 09:00-16:00 WIB The Park Lane Hotel Jl. Casablanca Kav. 18 Jkt COMPREHENSIVE TRANSFER PRICING (Praktek Teknis Penyusunan TP Documentation) Investasi Rp. 3.000.000,- per peserta Informasi pendaftaran TEMPO Komunitas, Telp. 021-536-0409 Ext. 222 HP. 0817-185288, Fax. 021-021-5349569 Email. [email protected] IKLAN Pemerintah Tolak Hapus Pajak Pertamax MNC Klaim Konsolidasi Televisi Positif “Tak mudah memutuskan membatasi atau menaik- kan harga,” kata Hatta. BOGOR — Pemerintah menolak membebaskan pajak bahan bakar minyak jenis Pertamax sebagai so- lusi agar harganya bisa ditekan le- bih murah. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pajak pertambahan nilai Pertamax tidak mungkin dihapus karena hal itu te- lah diatur dalam undang-undang. Menurut dia, yang mungkin di- lakukan pemerintah adalah mem- buat kebijakan pemerintah me- nanggung pajaknya. Hal itu telah dipraktekkan pada komoditas mi- nyak goreng kemasan MinyaKita yang PPN-nya ditanggung peme- rintah. Namun, Agus melanjutkan, pemerintah tak ingin menerap- kannya untuk Pertamax. “Itu ini- siatif yang pemerintah tidak ingin lakukan, dan sudah merupakan komitmen bersama pemerintah, DPR, dan pemeriksa (Badan Pe- meriksa Keuangan),”kata Agus di sela rapat kerja pemerintah di Is- tana Bogor, Jawa Barat, kemarin. Harga Pertamax kini telah men- capai Rp 8.700 per liter. Selisih harganya dengan minyak bersub- sidi yang terlalu tinggi dikhawa- tirkan membuat konsumen Per- tamax beralih ke Premium, yang per liternya hanya Rp 4.500. Kuota konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi yang dipatok 38,5 juta kiloliter diperkirakan terlampaui. Sebelumnya, Direktur Riset Da- nareksa yang juga anggota Komite Ekonomi Nasional, Purbaya Yudhi Sadewa, menyarankan pemerintah agar menghapus pajak Pertamax. Cara itu diyakininya dapat menu- runkan harga eceran Pertamax hingga 15 persen dan mencegah ma- syarakat beralih lagi ke Premium. Kebijakan tersebut, Purbaya melanjutkan, bisa dilakukan hing- ga harga Pertamax kembali nor- mal. Pemerintah tinggal menentu- kan berapa harga toleransi Per- tamax yang dianggap paling tepat. Jika di bawah harga toleransi, fasi- litas pajak dicabut, demikian juga sebaliknya. Wakil Ketua Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Achsa- nul Qosasi meminta pemerintah segera memberi kepastian soal pe- laksanaan pembatasan BBM sub- sidi untuk menjaga stabilitas fis- kal. Selain pembatasan konsumsi, pemerintah bisa menaikkan harga eceran Premium. Jika itu tak sege- ra dilakukan, dikhawatirkan sub- sidi minyak bisa tembus Rp 120 triliun. Menteri Koordinator Perekono- mian Hatta Rajasa menambahkan, tak mudah memutuskan menaik- kan harga Premium atau memba- tasi konsumsinya. Pemerintah, ka- ta dia, harus menjaga perekonomi- an dan daya beli masyarakat.“Se- mua faktor harus kami pertim- bangkan luar biasa. Jadi bukan pemerintah tidak tegas ketika ne- gara-negara tetangga sudah me- naikkan semua,”ucapnya. BUNGA MANGGIASIH | GUSTIDHA BUDIARTIE | FEBRIANA FIRDAUS JAKARTA — Direktur Utama PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) Hary Ta- noesoedibjo mengklaim tren pengga- bungan stasiun televisi swasta meru- pakan perkembangan positif bagi in- dustri penyiaran. “Kepemilikan yang semakin terkonsentrasi membuat kompetisi semakin gampang,” kata Hary kepada wartawan di MNC To- wer, Jakarta, kemarin. Menurut dia, penggabungan lem- baga penyiaran membuat pelaku in- dustri televisi tersegmentasi. Itu arti- nya industri menjadi semakin efisien. Perebutan kue iklan, misalnya, juga lebih sederhana. Sepanjang tahun lalu, kata Hary, in- dustri televisi mengalami masa kejaya- an dari pendapatan iklan. Belanja ik- lan di Indonesia tumbuh hingga 23 per- sen, salah satu yang tertinggi di dunia. Tahun ini pertumbuhan belanja iklan diperkirakan masih tumbuh 15 persen. Sebelumnya, kelompok masyarakat yang menamakan diri Koalisi Inde- penden untuk Demokratisasi Penyiar- an (KIDP) menuding pemerintah lalai karena membiarkan frekuensi penyi- aran yang jumlahnya terbatas dikua- sai oleh segelintir orang/korporasi. Koordinator KIDP, Eko Maryadi, meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Pengawas Pasar Modal, serta Komisi Penyiaran Indonesia bersikap tegas. Korporasi yang memiliki lebih dari satu fre- kuensi penyiaran harus mengembali- kan hak siarnya kepada negara. Seperti diketahui, MNC Group me- nguasai tiga stasiun televisi nasional, yaitu RCTI, Global TV, dan MNC TV. Tren penguasaan juga terjadi pada Trans TV dan Trans 7 serta TV One dan ANTV. Potensi penguasaan kepe- milikan diperkirakan juga akan terja- di pada SCTV dan Indosiar, yang akan dimerger. ANTON WILLIAM Presiden Direktur PT Honda Prospect Motor yang baru, Tomoki Uchida (kiri), bersama pejabat sebelumnya, Yukihiro Aoshima, yang memimpin Honda sejak 2007, memain- kan angklung seusai serah-terima jabatan di Jakarta kemarin. Pemimpin Baru EKO SISWONO TOYUDHO (TEMPO)

Pemerintah Tolak Hapus Pajak Pertamax · pakan perkembangan positif bagi in-dustri penyiaran.“Kepemilikan yang semakin terkonsentrasi membuat kompetisi semakin gampang,” kata

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemerintah Tolak Hapus Pajak Pertamax · pakan perkembangan positif bagi in-dustri penyiaran.“Kepemilikan yang semakin terkonsentrasi membuat kompetisi semakin gampang,” kata

bisnis R A B U , 3 0 M A R E T 2 0 1 1 B2

kilas

Unilever Cetak LabaRp 3,39 Triliun

JAKARTA — PT Unilever Indone-sia (UNVR) mencatatkan kena-ikan laba sepanjang tahun lalumenjadi Rp 3,39 triliun, naik ti-pis dibanding pada 2009 sebe-sar Rp 3,04 triliun. Laba bersihper saham juga naik menjadiRp 444 dari Rp 399 per lem-bar. Penjualan bersih tercatatRp 19,6 triliun, naik dari Rp18,2 triliun tahun lalu.

● AGUS SUPRIYANTO

Laba Krakatau SteelNaik Dua Kali Lipat

JAKARTA — PT Krakatau Steel(Persero) Tbk (KRAS) mencatat-kan kenaikan laba hingga duakali lipat pada 2010 dibanding-kan dengan periode sebelum-nya. Perseroan berhasil mence-tak laba Rp 1,06 triliun. Pada2009, laba usaha Krakatau se-besar Rp 494,67 miliar.

Kenaikan laba itu ditopangoleh faktor penurunan bebanpokok pendapatan dan bebanbunga. Tercatat pendapatanbersih perseroan pada 2010justru turun dari Rp 16,9 triliunpada 2009 menjadi Rp 14,8triliun. ● EVANA DEWI

Kertas Basuki Rahmat Masih Merugi

JAKARTA — Perusahaan kertasPT Kertas Basuki Rachmat In-donesia Tbk (KBRI) mencatat-kan kerugian sebesar Rp436,25 miliar pada 2010. Initurun drastis dibanding pada2009, yang tercatat laba Rp20,15 miliar. Pendapatan usa-ha juga turun menjadi Rp76,279 miliar dari sebelumnyaRp 108,938 miliar. Tahun iniperseroan diperkirakan masihakan merugi. Kapasitas produk-si belum meningkat. ● EVANA DEWI

Materi PelatihanHari 1● Review PER-43/PJ/2010● Implikasi PER-43/PJ/2010 terhadap kewajiban perpajakan● Identifikasi metode transfer pricing yang tepat● Menentukan arm’s length price● Teknik menyiapkan TP Documentation yang benar sesuai

ketentuan PER 43/PJ/2010● Memahami resiko jika tidak membuat TP Documentation

secara benarHari 2● Transfer Pricing on Intangible Properties● Transfer Pricing on Business Restructuring● Review PER-48/PJ/2010● Review PER-69/PJ/2010● Studi Kasus Penyusunan Transfer Pricing Documentation

InstrukturKEYNOTE SPEAKERKasubdit Pemeriksaan Transaksi Khu-sus – Direktorat Jenderal Pajak )

INSTRUCTORWahyu Nuryanto, SE., Ak., MPA

Wednesday - Thursday 13 - 14 Apr, 201109:00-16:00 WIBThe Park Lane HotelJl. Casablanca Kav. 18 Jkt

COMPREHENSIVETRANSFER PRICING(Praktek Teknis Penyusunan TP Documentation)

InvestasiRp. 3.000.000,- per peserta

Informasi pendaftaranTEMPO Komunitas, Telp. 021-536-0409 Ext. 222HP. 0817-185288, Fax. 021-021-5349569Email. [email protected]

IKLAN

Pemerintah Tolak Hapus Pajak Pertamax

MNC KlaimKonsolidasiTelevisiPositif

“Tak mudah memutuskanmembatasi atau menaik-kan harga,” kata Hatta.

BOGOR — Pemerintah menolakmembebaskan pajak bahan bakarminyak jenis Pertamax sebagai so-lusi agar harganya bisa ditekan le-bih murah.Menteri Keuangan AgusMartowardojo mengatakan pajakpertambahan nilai Pertamax tidakmungkin dihapus karena hal itu te-lah diatur dalam undang-undang.

Menurut dia, yang mungkin di-lakukan pemerintah adalah mem-buat kebijakan pemerintah me-nanggung pajaknya. Hal itu telahdipraktekkan pada komoditas mi-nyak goreng kemasan MinyaKitayang PPN-nya ditanggung peme-rintah. Namun, Agus melanjutkan,pemerintah tak ingin menerap-kannya untuk Pertamax. “Itu ini-siatif yang pemerintah tidak inginlakukan, dan sudah merupakankomitmen bersama pemerintah,DPR, dan pemeriksa (Badan Pe-

meriksa Keuangan),” kata Agus disela rapat kerja pemerintah di Is-tana Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Harga Pertamax kini telah men-capai Rp 8.700 per liter. Selisihharganya dengan minyak bersub-sidi yang terlalu tinggi dikhawa-tirkan membuat konsumen Per-tamax beralih ke Premium, yangper liternya hanya Rp 4.500. Kuotakonsumsi bahan bakar minyakbersubsidi yang dipatok 38,5 jutakiloliter diperkirakan terlampaui.

Sebelumnya, Direktur Riset Da-nareksa yang juga anggota KomiteEkonomi Nasional, Purbaya YudhiSadewa, menyarankan pemerintahagar menghapus pajak Pertamax.Cara itu diyakininya dapat menu-runkan harga eceran Pertamaxhingga 15 persen dan mencegah ma-syarakat beralih lagi ke Premium.

Kebijakan tersebut, Purbayamelanjutkan, bisa dilakukan hing-ga harga Pertamax kembali nor-mal. Pemerintah tinggal menentu-kan berapa harga toleransi Per-tamax yang dianggap paling tepat.

Jika di bawah harga toleransi, fasi-litas pajak dicabut, demikian jugasebaliknya.

Wakil Ketua Komisi KeuanganDewan Perwakilan Rakyat Achsa-nul Qosasi meminta pemerintahsegera memberi kepastian soal pe-laksanaan pembatasan BBM sub-sidi untuk menjaga stabilitas fis-kal. Selain pembatasan konsumsi,pemerintah bisa menaikkan hargaeceran Premium. Jika itu tak sege-ra dilakukan, dikhawatirkan sub-sidi minyak bisa tembus Rp 120triliun.

Menteri Koordinator Perekono-mian Hatta Rajasa menambahkan,tak mudah memutuskan menaik-kan harga Premium atau memba-tasi konsumsinya. Pemerintah, ka-ta dia, harus menjaga perekonomi-an dan daya beli masyarakat.“Se-mua faktor harus kami pertim-bangkan luar biasa. Jadi bukanpemerintah tidak tegas ketika ne-gara-negara tetangga sudah me-naikkan semua,”ucapnya.

●BUNGA MANGGIASIH | GUSTIDHA BUDIARTIE | FEBRIANA FIRDAUS

JAKARTA — Direktur Utama PT MediaNusantara Citra Tbk (MNC) Hary Ta-noesoedibjo mengklaim tren pengga-bungan stasiun televisi swasta meru-pakan perkembangan positif bagi in-dustri penyiaran. “Kepemilikan yangsemakin terkonsentrasi membuatkompetisi semakin gampang,” kataHary kepada wartawan di MNC To-wer, Jakarta, kemarin.

Menurut dia, penggabungan lem-baga penyiaran membuat pelaku in-dustri televisi tersegmentasi. Itu arti-nya industri menjadi semakin efisien.Perebutan kue iklan, misalnya, jugalebih sederhana.

Sepanjang tahun lalu, kata Hary, in-dustri televisi mengalami masa kejaya-an dari pendapatan iklan. Belanja ik-lan di Indonesia tumbuh hingga 23 per-sen, salah satu yang tertinggi di dunia.Tahun ini pertumbuhan belanja iklandiperkirakan masih tumbuh 15 persen.

Sebelumnya, kelompok masyarakatyang menamakan diri Koalisi Inde-penden untuk Demokratisasi Penyiar-an (KIDP) menuding pemerintah lalaikarena membiarkan frekuensi penyi-aran yang jumlahnya terbatas dikua-sai oleh segelintir orang/korporasi.

Koordinator KIDP, Eko Maryadi,meminta Kementerian Komunikasidan Informatika, Badan PengawasPasar Modal, serta Komisi PenyiaranIndonesia bersikap tegas. Korporasiyang memiliki lebih dari satu fre-kuensi penyiaran harus mengembali-kan hak siarnya kepada negara.

Seperti diketahui, MNC Group me-nguasai tiga stasiun televisi nasional,yaitu RCTI, Global TV, dan MNC TV.Tren penguasaan juga terjadi padaTrans TV dan Trans 7 serta TV Onedan ANTV. Potensi penguasaan kepe-milikan diperkirakan juga akan terja-di pada SCTV dan Indosiar, yangakan dimerger. ● ANTON WILLIAM

Presiden Direktur PTHonda Prospect Motoryang baru, TomokiUchida (kiri), bersamapejabat sebelumnya,Yukihiro Aoshima, yangmemimpin Hondasejak 2007, memain-kan angklung seusaiserah-terima jabatan diJakarta kemarin.

PemimpinBaru

EKO SISWONO TOYUDHO (TEMPO)