25
Hal 1 PEMERINTAH PEMERINTAH PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA KABUPATEN KAYONG UTARA KABUPATEN KAYONG UTARA KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN PERATURAN PERATURAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR NOMOR NOMOR NOMOR 18 18 18 18 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 20 20 20 2010 10 10 10 TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG PAJAK PAJAK PAJAK PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA BUPATI KAYONG UTARA BUPATI KAYONG UTARA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah; b. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, salah satunya memberikan kewenangan kepada daerah kabupaten untuk memungut pajak mineral bukan logam dan batuan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Nomor 3987); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 1

PEMERINTAHPEMERINTAHPEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARAKABUPATEN KAYONG UTARAKABUPATEN KAYONG UTARAKABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN PERATURAN PERATURAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARADAERAH KABUPATEN KAYONG UTARADAERAH KABUPATEN KAYONG UTARADAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMORNOMORNOMORNOMOR 18 18 18 18 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 2020202010101010

TENTANGTENTANGTENTANGTENTANG

PAJAK PAJAK PAJAK PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUANMINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUANMINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUANMINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAYONG UTARABUPATI KAYONG UTARABUPATI KAYONG UTARABUPATI KAYONG UTARA,,,,

Menimbang : a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber

pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah;

b. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, salah satunya memberikan kewenangan kepada daerah kabupaten untuk memungut pajak mineral bukan logam dan batuan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan

Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Nomor 3987);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

Page 2: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 2

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4483);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Kayong Utara di Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4682);

7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3174);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 138 Tahun 2005);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 3: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 3

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Kayong Utara Nomor 1 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009 Nomor 19);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Kayong Utara Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kayong Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009 Nomor 20).

Dengan Dengan Dengan Dengan PerPerPerPersetujuan setujuan setujuan setujuan BersamaBersamaBersamaBersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAEARAH KABUPATEN KAYONG UTARADEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAEARAH KABUPATEN KAYONG UTARADEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAEARAH KABUPATEN KAYONG UTARADEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAEARAH KABUPATEN KAYONG UTARA

ddddanananan

BUPATI KAYONG UTARABUPATI KAYONG UTARABUPATI KAYONG UTARABUPATI KAYONG UTARA

MEMUTUSKANMEMUTUSKANMEMUTUSKANMEMUTUSKAN ::::

MenetapkanMenetapkanMenetapkanMenetapkan :::: PERATURAN PERATURAN PERATURAN PERATURAN DAERAH DAERAH DAERAH DAERAH TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG PAJAK PAJAK PAJAK PAJAK MINERAL BUKAN MINERAL BUKAN MINERAL BUKAN MINERAL BUKAN

LOGAM DAN BATUANLOGAM DAN BATUANLOGAM DAN BATUANLOGAM DAN BATUAN

BAB IBAB IBAB IBAB I KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUM

Pasal 1Pasal 1Pasal 1Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kayong Utara.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Page 4: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 4

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemeritah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kayong Utara.

4. Bupati adalah Bupati Kayong Utara.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kayong Utara.

6. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang disingkat Dinas ESDM adalah unsur Pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten Kayong Utara dibidang Energi dan Sumber Daya Mineral.

7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah sesuai dengan Peraturan Perundang–undangan yang berlaku.

8. Peraturan Daerah adalah Peraturan yang dibentuk oleh DPRD Kabupaten Kayong Utara dengan persetujuan bersama Bupati Kabupaten Kayong Utara.

9. Pajak Daerah, yang selanjutnya di sebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan peraturan perundang-undangan dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

10. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pemanfaatan Mineral Bukan Logam dan Batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi yang bersifat komersil.

11. Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah bahan galian yang terdiri dari mineral yang bukan logam serta batuan yang terdapat di dalam lapisan tanah atau di atas permukaan tanah.

12. Produksi Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah Pengambilan bahan Mineral Bukan Logam dan Batuan dari sumber alam di dalam dan/atau di permukaan bumi untuk di manfaatkan.

13. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah.

14. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

15. Masa Pajak adalah jangka waktu lamanya sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

16. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SPTPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran atas jumlah Mineral Bukan Logam dan Batuan yang diambil dan dimanfaatkan oleh Wajib Pajak dalam suatu masa pajak.

17. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

Page 5: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 5

18. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.

19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDKB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

21. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

23. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administratif berupa bunga dan atau denda.

24. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.

25. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

26. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

27. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

28. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kayong Utara.

BAB IIBAB IIBAB IIBAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAKNAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAKNAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAKNAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAK

Pasal Pasal Pasal Pasal 2222

(1) Dengan nama Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dipungut Pajak atas kegiatan produksi Mineral Bukan Logam dan Batuan.

(2) Obyek Pajak adalah kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Page 6: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 6

(3) Mineral Bukan Logam dan Batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi:

a. asbes; b. batu tulis; c. batu setengah permata; d. batu kapur; e. batu apung; f. batu permata; g. bentonit; h. dolomit; i. feldspar; j. garam batu (halite); k. grafit; l. granit / andesit: m. gips; n. kalsit; o. kaolin; p. leusit; q. magnesit; r. mika; s. marmer; t. nitrat; u. opsidien; v. oker; w. pasir dan kerikil; x. pasir kuarsa; y. perlit; z. phospat; aa. talk; bb. tanah serap (fullers earth); cc. tanah diatome; dd. tanah liat; ee. tawas (alum); ff. tras; gg. yarosif; hh. zeolit; ii. basal; jj. trakkit; dan kk. Mineral Bukan Logam dan Batuan Lainnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Dikecualikan dari objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang nyata-nyata tidak dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatan pengambilan tanah untuk keperluan rumah tangga, pemancangan tiang listrik/telepon, penanaman kabel listrik/telepon, penanaman pipa air/gas;

b. kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang merupakan ikutan dari kegiatan pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara komersial;

c. pengambilan mineral bukan logam batuan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Page 7: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 7

Pasal Pasal Pasal Pasal 3333

(1) Subyek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku.

(2) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan, termasuk petugas pemungut dan pemotong pajak.

BAB BAB BAB BAB IIIIIIIIIIII DASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAKDASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAKDASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAKDASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAK

Pasal Pasal Pasal Pasal 4444

(1) Dasar Pengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah Nilai Jual Hasil Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

(2) Nilai jual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan mengalikan volume/tonase hasil pengambilan dengan nilai pasar atau harga standar masing-masing jenis Mineral Bukan Logam dan Batuan.

(3) Nilai pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah harga rata-rata yang berlaku dilokasi setempat di wilayah daerah yang bersangkutan, yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

(4) Dalam hal nilai pasar dari hasil produksi Mineral Bukan Logam dan Batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sulit diperoleh, digunakan harga standar yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang dalam bidang pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Pasal Pasal Pasal Pasal 5555

Besarnya Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen).

BAB BAB BAB BAB IIIIVVVV WILAYAH PEMUNGUTANWILAYAH PEMUNGUTANWILAYAH PEMUNGUTANWILAYAH PEMUNGUTAN

DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAKDAN CARA PENGHITUNGAN PAJAKDAN CARA PENGHITUNGAN PAJAKDAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK

Pasal Pasal Pasal Pasal 6666

(1) Pajak yang terutang dipungut di wilayah Daerah.

(2) Besarnya Pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dengan Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

BAB VBAB VBAB VBAB V MASA PAJAK, MASA PAJAK, MASA PAJAK, MASA PAJAK, SAAT SAAT SAAT SAAT PAJAK TERPAJAK TERPAJAK TERPAJAK TERUTANGUTANGUTANGUTANG DAN DAN DAN DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK

Pasal 7Pasal 7Pasal 7Pasal 7

Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

Page 8: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 8

Pasal 8Pasal 8Pasal 8Pasal 8

Saat Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan dilakukan.

Pasal 9Pasal 9Pasal 9Pasal 9

(1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya.

(3) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

(4) Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTPD ditetapkan oleh Bupati.

BAB VIBAB VIBAB VIBAB VI

PEMUNGUTAN PEMUNGUTAN PEMUNGUTAN PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN PAJAKDAN PENETAPAN PAJAKDAN PENETAPAN PAJAKDAN PENETAPAN PAJAK

Pasal 10Pasal 10Pasal 10Pasal 10

(1) Pemungutan Pajak dilarang diborongkan.

(2) Setiap Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.

(3) Wajib Pajak wajib menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak terutangnya sendiri dengan menggunakan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1).

(4) Tata cara penerbitan SPTPD, SKPDKB, dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 1Pasal 1Pasal 1Pasal 11111

(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan:

a. SKPDKB dalam hal:

1. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

2. jika SPTPD tidak disampaikan kepada Bupati dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran;

3. jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 dan angka 2 dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang

Page 9: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 9

atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3 dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

BABBABBABBAB VIIVIIVIIVII TATA CARA PEMBAYARANTATA CARA PEMBAYARANTATA CARA PEMBAYARANTATA CARA PEMBAYARAN PAJAKPAJAKPAJAKPAJAK

Pasal 1Pasal 1Pasal 1Pasal 12222

(1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD.

(2) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.

(3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan menggunakan SSPD.

Pasal 1Pasal 1Pasal 1Pasal 13333

(1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.

(2) Pajak dilunasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saat terutangnya pajak yang merupakan tanggal jatuh tempo bagi Wajib Pajak untuk melunasi pajaknya.

(3) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak, dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(4) Bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pembayaran pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(5) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4), harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.

(6) Bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga 2% (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belunm atau kurang di bayar.

Page 10: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 10

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, pembayaran dengan angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 1Pasal 1Pasal 1Pasal 14444

(1) Setiap pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.

(2) Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran, dan buku penerimaan pajak sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

BAB VIIIBAB VIIIBAB VIIIBAB VIII TATA CARA PENAGIHAN PAJAKTATA CARA PENAGIHAN PAJAKTATA CARA PENAGIHAN PAJAKTATA CARA PENAGIHAN PAJAK

Pasal 1Pasal 1Pasal 1Pasal 15555

(1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasi pajak yang terutang.

(3) Surat Terguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 16Pasal 16Pasal 16Pasal 16

(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika: a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar; b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat

salah tulis dan/atau salah hitung; c. wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

Pasal 17Pasal 17Pasal 17Pasal 17

(1) Pajak yang terutang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Page 11: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 11

BAB BAB BAB BAB IIIIXXXX TATA CARA PETATA CARA PETATA CARA PETATA CARA PEMBETULAN, PEMBATALAN,MBETULAN, PEMBATALAN,MBETULAN, PEMBATALAN,MBETULAN, PEMBATALAN,

PENGURANGAN KETETAPAN, DAN PENGHAPUSANPENGURANGAN KETETAPAN, DAN PENGHAPUSANPENGURANGAN KETETAPAN, DAN PENGHAPUSANPENGURANGAN KETETAPAN, DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal Pasal Pasal Pasal 18181818

(1) Bupati karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat membetulkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN, atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat: a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda,

dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundangundangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;

c. mengurangkan atau membatalkan STPD; d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau

diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan

kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XBAB XBAB XBAB X KEBERATAN DANKEBERATAN DANKEBERATAN DANKEBERATAN DAN BANDINGBANDINGBANDINGBANDING

Bagian Kesatu Bagian Kesatu Bagian Kesatu Bagian Kesatu

KeberatanKeberatanKeberatanKeberatan

Pasal Pasal Pasal Pasal 19191919

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas suatu:

a. SKPDKB; b. SKPDKBT; c. SKPDLB; d. SKPDN; dan e. pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan

peraturan perundangundangan perpajakan daerah.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

Page 12: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 12

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan.

Pasal 20Pasal 20Pasal 20Pasal 20

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

(4) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak menunda kewajiban membayar pajak.

Bagian KeduaBagian KeduaBagian KeduaBagian Kedua BandingBandingBandingBanding

Pasal 21Pasal 21Pasal 21Pasal 21

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterimanya, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Pasal 22Pasal 22Pasal 22Pasal 22

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

Page 13: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 13

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

BAB BAB BAB BAB XIXIXIXI TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHANTATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHANTATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHANTATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN

PEMBAYARAN PAJAKPEMBAYARAN PAJAKPEMBAYARAN PAJAKPEMBAYARAN PAJAK

Pasal Pasal Pasal Pasal 23232323

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk secara tertulis dengan menyebutkan sekurang-kurangnya:

a. nama dan alamat wajib pajak; b. nomor pokok wajib pajak daerah; c. masa pajak; d. besarnya kelebihan pembayaran pajak; e. alasan yang jelas.

(2) Bupati atau Pejabat dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui Bupati atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengambilan kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak lainnya, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB, Bupati atau Pejabat memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal Pasal Pasal Pasal 24242424

Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan utang pajak lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) pembayarannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

Page 14: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 14

BAB XBAB XBAB XBAB XIIIIIIII KKKKEEEEDALUDALUDALUDALUWWWWARSA ARSA ARSA ARSA

Pasal Pasal Pasal Pasal 25252525

(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi kedaluarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana dibidang perpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila: a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa, atau; b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak

langsung. (3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

Pasal 26Pasal 26Pasal 26Pasal 26

(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIBAB XIBAB XIBAB XIIIIIIIII PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAANPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAANPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAANPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 27Pasal 27Pasal 27Pasal 27

(1) Wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) per tahun wajib menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan.

(2) Kriteria Wajib Pajak dan penentuan besaran omzet serta tata cara pembukuan atau pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 2Pasal 2Pasal 2Pasal 28888

(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

Page 15: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 15

(2) Wajib Pajak yang diperiksa wajib:

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek Pajak yang terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Pajak diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XBAB XBAB XBAB XIVIVIVIV INSENTIF PEMUNGUTANINSENTIF PEMUNGUTANINSENTIF PEMUNGUTANINSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 2Pasal 2Pasal 2Pasal 29999

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XBAB XBAB XBAB XVVVV

PENGENDALIAN DAN PENGAWASANPENGENDALIAN DAN PENGAWASANPENGENDALIAN DAN PENGAWASANPENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 30000

(1) Dilarang setiap orang atau suatu badan melakukan usaha produksi Mineral bukan Logam dan Batuan tanpa seizin Bupati.

(2) Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap orang atau suatu badan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati.

(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat diberikan setelah permohonan dinyatakan memenuhi persyaratan.

(4) Syarat-syarat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVIBAB XVIBAB XVIBAB XVI

KETENTUAN KHUSUSKETENTUAN KHUSUSKETENTUAN KHUSUSKETENTUAN KHUSUS

Pasal 31Pasal 31Pasal 31Pasal 31

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

Page 16: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 16

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah:

a. pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang pengadilan;

b. pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untuk memberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atau instansi Pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan daerah.

(4) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2), agar memberikan keterangan, memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak kepada pihak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati dapat memberi izin tertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan dan memperlihatkan bukti tertulis dan keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.

(6) Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus menyebutkan nama tersangka atau nama tergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara pidana atau perdata yang bersangkutan dengan keterangan yang diminta.

BAB XVBAB XVBAB XVBAB XVIIIIIIII

PENYIDIKANPENYIDIKANPENYIDIKANPENYIDIKAN

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 32222

(1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) berwenang:

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di Bidang Perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubugan dengan tindak pidana Perpajakan Daerah tersebut;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah;

d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka melaksanakan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah;

Page 17: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 17

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Perpajakan Daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana dibidang Perpajakan Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XVBAB XVBAB XVBAB XVIIIIIIIIIIII KETENTUAN PIDANAKETENTUAN PIDANAKETENTUAN PIDANAKETENTUAN PIDANA

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 33333

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 34444

Tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 35555

(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000,00 (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Page 18: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 18

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu dijadikan tindak pidana pengaduan.

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 36666

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, dan Pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) merupakan penerimaan negara.

BAB BAB BAB BAB XXXXIXIXIXIX KETENTUAN PENUTUPKETENTUAN PENUTUPKETENTUAN PENUTUPKETENTUAN PENUTUP

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 37777

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaanya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 3Pasal 3Pasal 3Pasal 38888

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kayong Utara.

Ditetapkan di Sukadana pada tanggal 2 Desember 2010 BUPATI KAYONG UTARA,BUPATI KAYONG UTARA,BUPATI KAYONG UTARA,BUPATI KAYONG UTARA, HILDI HAMIDHILDI HAMIDHILDI HAMIDHILDI HAMID

Diundangkan di Sukadana pada tanggal 2 Desember 2010

SEKRETARIS DAERAH SEKRETARIS DAERAH SEKRETARIS DAERAH SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARAKABUPATEN KAYONG UTARAKABUPATEN KAYONG UTARAKABUPATEN KAYONG UTARA,,,,

HENDRI SISWANTOHENDRI SISWANTOHENDRI SISWANTOHENDRI SISWANTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2010 NOMOR 47

Page 19: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 19

PENJELASAN PENJELASAN PENJELASAN PENJELASAN

ATAS ATAS ATAS ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARAPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARAPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARAPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA

NOMOR NOMOR NOMOR NOMOR 18181818 TAHUN 2010TAHUN 2010TAHUN 2010TAHUN 2010

TENTANGTENTANGTENTANGTENTANG

PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUANPAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUANPAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUANPAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

I.I.I.I. UMUMUMUMUMUMUMUM

Dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah, perlu memanfaatkan potensi-potensi yang ada untuk menggali sumber-sumber pendapatan daerah guna membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan.

Upaya meningkatkan penyediaan dari sumber-sumber tersebut dilakukan antara lain dengan peningkatan kinerja pemungutan dan penyederhanaan, penyempurnaan serta penambahan jenis pajak melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Untuk menindaklanjuti kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 terhadap daerah kabupaten untuk memungut pajak, serta sejalan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat dan untuk kemandirian daerah serta upaya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah, perlu menetapkan sebuah peraturan yang mengatur pengambilan atau pemanfaatan potensi daerah tersebut.

Kabupaten Kayong Utara dengan segenap potensi yang tersedia terutama bahan mineral yang bersumber dari alam yang terdapat di dalam dan/atau di permukaan bumi perlu menetapkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang pengambilan atau pemanfaatan Mineral bukan Logam dan Batuan.

II.II.II.II. PASAL DEMI PASALPASAL DEMI PASALPASAL DEMI PASALPASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Huruf a

Yang dimaksud Asbes adalah batuan yang terbentuk karena proses metamorfose batuan yang berkomposisi basa hingga ultra basa.

Huruf b

Yang dimaksud Batu Tulis adalah terjadinya karena alterasi hydro terasi batuan vulkanik yang berkomposisi kalk alalian desetis, dan riodasitas. Batuan ini terbentuk dalam zona ubahan arganik lamput (hypogena) pada temperatur tinggi 2500C pada PH asam.

Page 20: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 20

Huruf c Yang dimaksud batu setengah permata adalah merupakan mineral yang terbentuk alami.

Huruf d

Yang dimaksud batu kapur/Batu Gamping adalah merupakan batuan yang tersusun atas mineral kalsit (CaCO3), yang terjadi secara organik, mekanik maupun kimia.

Huruf e

Yang dimaksud Batu Apung adalah merupakan batuan yang terbentuk apabila magma asam (magma silikat) muncul kepermukaan dan membentuk secara tiba-tiba.

Huruf f

Yang dimaksud Batu Permata adalah mineral yang terbentuk secara alami. Huruf g

Yang dimaksud Bentonit adalah jenis lempung terdiri dari 80% mineral montmoronit, Bentinit terbentuk karena proses diagnosa abu gunung api yang bersifat asam dan berkomposisi riolitik. Bentonit yang berbentuk karena proses devitrifikasi umumnya teredapan dalam lingkungan pengendapan danau (lakustrin) sampai neritit atau rawa-rawa yang cukup luas. Bentonit yang terjadi didaerah yang berasosiasi dengan batuan piaroklasik yang berbutir harus pengendapan dilingkungan neritit. Secara garis besar terdapat dua Bentont, yaitu Bentonit Natrium dan Bentonit Kalsium.

Huruf h

Yang dimaksud Dolomit adalah merupakan batuan yang terbentuk adanya proses pelapukan dan pelarutan atau perasapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gaping tersebut dapat juga terbentuk melalui proses Evaporasi.

Huruf i

Yang dimaksud Feldspar adalah antara lain endapan Feidspar karena proses diaknosa ari sediman pirokratik halus bersifat asam (reolitik) dan terendapan dalam lingkungan air lakkunsting. Endapan Feldspar yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan beku umumnya berasosiasi dengan batuan asam seperti pegmatif, granit dan aplit.

Huruf j

Yang dimaksud Garam Batu (Halite) adalah merupakan endapan sedimen evaprosi air laut yang dekat danau, Endapan batu sering terbentuk bersamaan dengan lempung.

Huruf l

Yang dimaksud Granit adalah Batuan metamorfose yang terbentuk pada suhu dan tekanan yang tinggi sebagai hasil proses karbonosasi unsur-unsur organik.

Page 21: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 21

Huruf m Yang dimaksud Gyfsum terjadi melalui proses antara lain karena air tanah mengandung ion-ion sulfat, berinteraksi dengan kalsium batu gaping atau batuan karbohidrat lainnya, dapat pula berbentuk secara hydroternal.

Huruf n

Yang dimaksud Kalsit adalah terjadinya karena penghapluran kembali larutan batu gaping akibat pengaruh air tanah yang mengisi rongga, rekahan dan kekar, dapat juga terjadi karena proses metamorfosase kontak regional pada batu gaping yang diterebos oleh batuan beku.

Huruf o

Yang dimaksud dengan Kaolin adalah proses terjadinya antara lain terjadi dari alterasi hydroternal batuan asam/batuan menengah yang mengandung feldpar, terjadi karena pengendapan kembali kaolin residu umumnya keterjadinya tidak bersifat regional dan biasanya berselang dengan lapisan kwarsa. Endapan kaolin ini berrasiaso endapan alluvial.

Huruf p

Yang dimaksud leusit adalah merupakan bahan vulkanik yang kaya akan potassium.

Huruf q

Yang dimaksud magnesit adalah proses terjadinya antara lain magnesit kristalian umumnya terbentuk pada proses dolmitasi hydroternal batu gamping, ganggang / pergantian dolomitasi oleh larutan hyidro ternal Magnesit kriptokrestalin/amorf terbentuk dari alterasi larutan seperti atau larutan ultar biasa.

Huruf r

Yang dimaksud mika adalah kelompok (Mika dan fipgofit) merupakan batuan terbentuk pada tahap akhir dari proses pembentukan magma yang kekentalannya rendah dan bersifat asam.

Huruf s Yang dimaksud Marmer adalah batu gamping/dolomite yang mengalami metamorphose kontak atau regional akibat perubahan termperatur dan tekanan akan terjadi perubahan fisik yang berupa penghabluran mineral kalsit dan dolomite yang tekstur gula pasir dan berbentuk marmer.

Huruf t

Yang dimaksud Nitrat adalah merupakan juga kelompok atau grup Zeolit. Huruf u

Yang dimaksud Opsidian adalah terbentuk karena pembekuan secara mendadak dari magma asam yang mengandung gelas berupa sill, lelehan dan aliran, tidak dipengaruhi tekanan dan suasana basah.

Huruf v

Yang dimaksud Oker adalah bahan campuran Hermalit dan limolit serta lempung dengan 15% s/d 80 % kandungan Oksidasi besi.

Page 22: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 22

Huruf w Yang dimaksud Pasir dan kerikil (satu) adalah singkatan pasir dan batu karena komposisi ukuran butir batu yang tidak seragam, Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan terendapkan didaerah relatif rendah atau lembah.

Huruf x

Yang dimaksud pasir kuarsa adalah pasir kuarsa letakan (sediment) dengan endapan eluvial, pasir kuarsa jenis ini terjadi karena rombakan batuan asal seperti granit, granoldiorit dan andesi atau batu pasir kuarsa yang berumur lebih tua.

Huruf y

Yang dimaksud Perlit adalah terbentuk karena pembekuan secara mendadak dari magma asam yang gelassan berupa pasir lelehan dan aliran, Endapan peril selalu berkaitan dengan gunung api.

Huruf z

Yang dimaksud phospat adalah merupakan endapan yang terbentuk/berasal dari hasil reaksi kotoran burung atau kelewar dengan batuan gamping karena pengaruh air hujan maupun air bawah tanah.

Huruf aa

Yang dimaksud Talk adalah merupakan bahan hasil alterasi dari batuan yang kaya akan magnesium silikat, missal piroksinit, serpentinit maupun dolomite.

Huruf bb

Yang dimaksud Tanah Serap ( Fuller Earth) adalah merupakan bahan hasil alterasi dari material gelas, tuff dan abuvolkanik.

Huruf cc

Yang dimaksud Tanah Diatome adalah merupakan endapan hasil sendimetasi caking yang telah mati, yang terbentuk pada cekungan air laut yang berhubungan dengan lakustrin sampai neritik atau dasar danau dan rawa tempat diatome hidup. Diatome adalah sejenis tanaman air yang tidak berbunga termasuk ganggang dan plankton yang cakangnya sendiri terdiri asam silikat (Si 02).

Huruf dd

Yang dimaksud Tanah Liat (Tanah urug / Latrive) adalah terjadi dari lempung residu dan lempung lepakan atau sedimeter. Lempung Residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan sekitar bantuan induknya. Mutu lempung residu umumnya lebih baik dari letakan.

Huruf ee

Yang dimaksud tawas (alum) adalah terbentuk sebagai batuan besi evaporasi air laut yang alum (KAL).

Page 23: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 23

Huruf ff Yang dimaksud Tras adalah merupakan rempahan hasil muntahan gunung berapi yang telah mengalami pelapukan tertentu. Bila Tras dicampur dengan kapur dan air pada suhu kamar maka akan mengeras.

Huruf gg

Yang dimaksud Yarosif adalah terbentuk sebagai hasil endapan air panas dengan komposisi KF23 (S04) 2 (OH) 6.

Huruf hh

Yang dimaksud Zeolit adalah endapan zeolit umumnya terjadi karena proses daignesa dalam lingkungan pengendapan lakustrin sampai neritik. Endapan ini sering dijumpai berdampingan atau berlapis-lapis dengan endapan bentonit atau Feldpar.

Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4

Ayat (1) Yang dimaksud Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11

Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas.

Page 24: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 24

Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “instansi yang melaksanakan pemungutan” adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pemungutan Pajak dan Retribusi.

Page 25: PEMERINTAHPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenKayong... · 2016. 12. 19. · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Hal 25

Ayat (2) Pemberian besarnya insentif dilakukan melalui pembahasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang membidangi masalah keuangan.

Ayat (3)

Yang dimasud dengan “peraturan perundang-undangan” adalah Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pasal 30 Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35

Ayat (1) Pengenaan pidana kurungan dan pidana denda kepada pejabat tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati dimaksudkan untuk menjamin bahwa kerahasiaan mengenai perpajakan daerah tidak akan diberitahukan kepada pihak lain, juga agar Wajib Pajak dalam memberikan data dan keterangan kepada pejabat mengenai perpajakan daerah tidak ragu-ragu.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 46