Pemicu 2 Blok 16

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemicu

Citation preview

1. Oral higiene Insidens karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi. Peningkatan oral higiene dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembersih interdental yang dikombinasikan dengan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan gigi rutin dapat membantu mendeteksi masalah gigi yang berpotensi menjadi karies.Jumlah bakteri . Kolonisasi bakteri di dalam mulut disebabkan transmisi antar manusia, e.

Selain mempunyai efek buffer, saliva juga berguna untuk membersihkan sisa sisa makanan di dalam mulut. Pada individu yang berkurang fungsi salivanya, aktivitas karies akan meningkat secara signifikan.Pola makanPengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal dari pada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di RM akan mulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan.g. Umur Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentan terhadap karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya. Anak anak mempunyai risiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orangtua lebih berisiko terhadap terjadinya karies akar.h. Jenis kelamin Selama masa kanak kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMFT yang lebih tinggi dari pria. Walaupun demikian, umumnya oral higiene wanita lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang (M, missing) lebih sedikit daripada pria. Sebaliknya, pria mempunyai komponen tumpatan pada gigi (F, filling) yang lebih banyak dalam indeks DMFT.Pola makan

2. granuloma. Massa yang terlokalisir dari jrgn granulasi(sel2 inflamasi) yg terinflamasi secara kronis pada apex gigi non-vital. Radiolusen. 1cmAbscess. Semakin melebar ke jrg.periodontal Tidak ada batas. Radiolusen kabus2.3.gigi21 dahulu karena ada granuloma. Gigi yg sakit(12,11) gigi yg akarnya radiks dan fraktur (26,37) gigi yg nonvital (16,17)4.11. karies dentin. Restorasi dengan RK atau fullcrown dengan free metal post. 12. Karies profunda. Pulpitis ireversible. Pulpektomi vitalLangkah-langkah perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan:1.Pembuatan foto Rontgen.Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitargigi yang akan dirawat.2.Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.3.Daerah operasi diisolasi denganrubber damuntuk menghindari kontaminasi bakteri dan saliva.4.Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur steril.5.Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dgn menggunakan ekskavatar/bor bundar kecepatan rendah.6.Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan dengan menekankancotton pelletsteril yang telah dibasahi larutan saline atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.7.Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas kemudian diirigasi dan dikeringkan dengancotton pelletsteril. Jaringan pulpa di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi danheadstrom file.8.Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakanpaper pointsteril yang telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 5 menit.9.Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan ,menggunakan jarum lentulo.10.Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksidaeugenol atau seng fosfat. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen. 21. Karies profunda. Pulpitis irreversible. Pulpektomi nonvital. Merawat lesi di apical dahulu.Langkah-langkah perawatan pulpektomi non vital :Kunjungan pertama :1. Lakukan foto rontgen.2. Isolasi gigi dengan rubber dam.3. Buang semua jaringan karies dengan ekskavator, selesaikan preparasi dan desinfeksi kavitas.4. Buka atap kamar pulpa selebar mungkin.5. Jaringan pulpa dibuang dengan ekskavator sampai muara saluran akar terlihat.6. Irigasi kamar pulpa dengan air hangat untuk melarutkan dan membersihkan debris.7. Letakkan cotton pellet yang dibasahi trikresol formalin pada kamar pulpa.8. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.9. Instruksikan pasien untuk kembali 2 hari kemudian.Kunjungan kedua :1. Isolasi gigi dengan rubber dam.2. Buang tambalan sementara.3. Jaringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, filling, dan irigasi.4. Berikan Beechwood creosote.2. Celupkan cotton pellet dalam beechwood creosote, buang kelebihannya, lalu letakkan dalam kamar pulpa.5. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.6. Instruksikan pasien untuk kembali 3 sampai dengan 4 hari kemudian.Kunjungan ketiga :1. Isolasi gigi dengan rubber dam.2. Buang tambalan sementara.3. Keringkan kamar pulpa, dengan cotton pellet yang berfungsi sebagai stopper masukkan pasta sambil ditekan dari saluran akar sampai apeks.4. Letakkan semen zinc fosfat.5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.Teknik perawatan lesi periapikal adalah:1. Dilakukan rontgen foto utk lihat posisi/ keadaan lesi periapikal. 2. Dilakukan anestesi local.3.lapangan kerja diisolasi dan disterilkan dgn ropikal anti septic. 4.pembuatan flab. Bentuk flap bergantung pd besar,letak lesi dan gigi yg dirawat.. 5. Flab dibuka dgn periosteal elevator dan ditahan dgn tissue refraktor.. 6.pembuatan tlg alveolar yg menutupi lesi periapikal dgn bar yg tajam.7. Pengambilan jrgn lesi dgn alat kuret `8. Daerah operasi dibersihkan dan flab ditutup kembali9. Flab dijahit, bergantung bentuk flab 10. Instuksi pd pasien dan control setelah 24jam. Jahitan dpt dibuka setelah5-7hari 11. Dilakukan control secara bertahap dgn mengadakan rontgen foro utk melihat pertumbuhan pd daerah periapikal.5. 16. Karies kelas1. Karena kariesnya pada daerah oklusal (enamel) restorasi dengan RK. 17. Karies kelas 2. Karena kariesnya pada permukaan oklusal(dentin) restorasi dengan amalgam 36. Karies kelas 1. Karena kariesnya pd daerah oklusal(enamel). Restorasi dengan amalgam.

6. gg26 radix. Dilakukan bedah flabSisa akar gigi disebabkan oleh beberapa hal antara lain :- Kerusakan gigi akibat karies gigi,- Trauma,- Tindakan pencabutan gigi yang tidak sempurna.sisa akar gigi yang tertinggal dalam rongga mulut tidak boleh dibiarkan saja,kecuali pada kondisi tertentu. Penatalaksanaan sisa akar gigi ini tergantung dari pemeriksaan klinis akar gigi dan jaringan penyangganya. Akar gigi yang masih utuh dengan jaringan penyangga yang masih baik, masih bisa dirawat. Jaringan pulpanya dihilangkan,diganti dengan pulpa tiruan, kemudian dibuatkan mahkota gigi. Akar gigi yang sudah goyah dan tidak dimungkinkan dirawat jaringan penyangganya perlu dicabut . Sisa akar gigi ukuran kecil kurang dari 1/3 akar gigi yang terjadi akibat pencabutan gigi yang tidak sempurna dibiarkan saja. Untuk sisa akar gigi ukuran lebih dari 1/3 akar gigi yang terjadi akibat pencabutan gigi sebaiknya tetap diambil. Hal ini kemungkinan perlu dilakukan ronsen foto gigi dahulu.Pencabutan sisa akar gigi umumnya mudah. Gigi sudah mengalami kerusakan yang parah sehingga jaringan penyangga giginya sudah tidak kuat lagi. Untuk kasus yng sulit dibutuhkan tindakan bedah ringan

gg37 fraktur. Gambaran radio. Sisi Akar Gignya tidak Nampak.. mungkin giginya sudah nekrosis dan terdapt abses. Pertama, buat drainase utk buang abses. Setelah 2/3days lanjutkan perawatan dengam mencabut akar gigi. Lesi periapikal (kista /granuloma) akan dapat diangkat dengan baik dengan ekstraksi gigi penyebab yang nonvital dan diikuti dengan kuretase pada bagian apikal tersebut. Alternatif lain adalah dilakukan pengisian saluran akar yang diikuti dengan apicoectomy (direct kuretase dari lesi). Yang ketiga, dan yan paling sering digunakan, adalah menggunakan pengisian saluran akar saja, karena biasanya pada banyak lesi periapikal granuloma akan hilang setelah pengangkatan daerah yang menyebabkan infeksi (nekrotik pulpa). Bedah (apicoectomy dan curetage) adalah untuk menghilangkan lesi yang persistent (menetap), indikasi untuk kista yang ada pada perawatan saluran akar yang gagal. Ketika gigi yang nekrotik di angkat namun kista tidak terangkat seluruhnya, maka mungkin akan terjadiresidual cystpada waktu beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian setelah dilakuakan ekstirpasi awal. Jika kista residual atau lesi kista periapikal awal tidak dirawat, perkembangan akan terus belanjut dan menyebabkan resorpsi tulang yang signifikan dan kemudian akan melemahkan mandibula atau maksila. Perbaikan tulang secara sempurna biasanya akan tampak setelah dilakukan perawatan pada kista periapikal atau residual.

TraumaFisik atauMekanikUlser merupakan lesi jaringan lunak yang paling sering muncul. Sebagian besar disebabkan oleh trauma mekanik ringan dan efek hubungan sebab-akibat yang biasanya mudah dilihat. Sebagian besar akibat trauma yang tidak disengaja dan umumnya terlihat pada regio yang paling mudah terabrasi dan terjepit diantara gigi geligi, seperti bibir bawah, lidah, dan mukosa bukal.

Traumatik ulser pada daerah anterior atau ventral lidah bayi akibatnatal teethdisebut denganRiga-Fede Disease.Ulkus ini bersifat kronis, dengan gambaran histopatologis yang disebut ulserasi eosinofilik (traumatic granuloma, traumatic ulcerative granuloma with stromal eosinophilia [TUGSE], eosinophilic granuloma of the tongue).

Trauma tergigit yang akut, sering terjadi pada oral mukosa dan dapat parah bila terjadi saat mukosa mati rasa akibat anastesi lokal perawatan dental. yang muncul pada permukaan ventral lidah.Pada kondisi yang tidak umum, lesi mungkin bersifatself-inducedakibat kebiasaan buruk, dan pada kondisi ini terdapat beberapa masalah psikologis. Kondisi ini disebutfactitial injuriesyang biasanya sulit untuk didiagnosis dan dirawat karena tampakan klinis yang membingungkan, terutama apabila tidak ada penyebab yang dicurigai bersifatself-induced.Konsultasi dengan psikolog mungkin dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.d.TraumaKimiawiUlserasi akibat bahan kimia ini dapat bersifatself-inducedmaupun iatrogrnik. Salah satu contohnya adalahaspirin burns.Ketikaasetylsalicylic acidditempelkan langsung pada mukosa sebagai upaya pasien untuk meredakan sakit gigi,mucosal burnatau koagualtif nekrosis muncule.TerapiRadiasi danKemoterapiLesi awal berwarna keputihan dengan sedikit deskuamasi pada keratin, yang kemudian menimbulkan atrofi pada mukosa dengan gambaran edematous dan eritematous. Selanjutnya ulkus akan ditutupi oleh membran fibrinopurulen. Ulkus terasa nyeri dengan sensasi rasa terbakar, serta tidak nyamanManifestasi oral akibat terapi radiasi adalah oral mucositis yang timbul pada minggu kedua setelah terapi, dan akan sembuh perlahan 2-3 minggu setelah terapi dihentikan.