8
Prosiding PPI Standardisasi 2010 –Jakarta, 11 November 2010 1 PEMIJAHAN MASAL IKAN RAINBOW MERAH DENGAN RASIO JANTAN BETINA YANG BERBEDA TERHADAP JUMLAH LARVA Oleh Tutik Kadarini 1 Abstrak Induk Ikan rainbow merah saat memijah sering bertengkar. Hal ini menyebabkan ikan betina terjadi kematian, untuk meminimalkan kematian perlu diadakan pemijahan masal dengan rasio jantan betina berbeda. Tujuan penelitian untuk mengetahui rasio jantan betina yang terbaik terhadap larva. Penelitian dilaksanakan di Balai Riset Budidaya Ikan hias Depok. Wadah yang digunakan akuarium ukuran 40X50X50 cm sebanyak 12 buah yang dilengakapi aerasi. Ikan uji induk betina rainbow merah ukuran panjang total 5,5–7,5 cm dan induk jantan panjang total 6,5- 9 cm. Ikan ditebar dengan kepadatan 10 ekor/wadah. Sebagai perlakuan rasio jantan dan betina yang terdiri empat perlakuan dan tiga ulangan adalah sebagai berikut Jenis pakan yang diberikan bloodworm beku dan pellet yang diberikan sekitar 3% dari berat badan. Pada waktu pemijahan dinggunakan selter untuk menempelkan telur. Hasil penelitian menunjukkan pemijahan yang terbaik adalah rasio jantan:betina 6:4 yang menghasilkan larva rata-rata 533 ekor /4 kali pemijahan. 1 Peneliti pada Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok

pemijahan masal ikan rainbow

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pemijahan masal ikan rainbow

Prosiding PPI Standardisasi 2010 –Jakarta, 11 November 2010

                                                           

PEMIJAHAN MASAL IKAN RAINBOW MERAH DENGAN RASIO JANTAN BETINA YANG BERBEDA TERHADAP JUMLAH LARVA

Oleh

Tutik Kadarini1

Abstrak Induk Ikan rainbow merah saat memijah sering bertengkar. Hal ini menyebabkan ikan betina terjadi kematian, untuk meminimalkan kematian perlu diadakan pemijahan masal dengan rasio jantan betina berbeda. Tujuan penelitian untuk mengetahui rasio jantan betina yang terbaik terhadap larva. Penelitian dilaksanakan di Balai Riset Budidaya Ikan hias Depok. Wadah yang digunakan akuarium ukuran 40X50X50 cm sebanyak 12 buah yang dilengakapi aerasi. Ikan uji induk betina rainbow merah ukuran panjang total 5,5–7,5 cm dan induk jantan panjang total 6,5-9 cm. Ikan ditebar dengan kepadatan 10 ekor/wadah. Sebagai perlakuan rasio jantan dan betina yang terdiri empat perlakuan dan tiga ulangan adalah sebagai berikut Jenis pakan yang diberikan bloodworm beku dan pellet yang diberikan sekitar 3% dari berat badan. Pada waktu pemijahan dinggunakan selter untuk menempelkan telur. Hasil penelitian menunjukkan pemijahan yang terbaik adalah rasio jantan:betina 6:4 yang menghasilkan larva rata-rata 533 ekor /4 kali pemijahan.

 

1 Peneliti pada Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok 

 

Page 2: pemijahan masal ikan rainbow

I PENDAHULUAN Ikan rainbow merupakan ikan hias yang berasal dari Sulawesi dan Kalimantan. Menurut Tappin (2010) ada 85 jenis ikan rainbow dan sekitar 35 jenis ada di Papua. Disebut Ikan rainbow atau ikan pelangi karena mempunyai warna bermacam- macam tergantung jenisnya. Jenis rainbow bosmani warna tubuhnya biru dan kuning, rainbow merah warna tubuhnya merah sedangkan ikan rainbow kuromoi (Melanotaenia parva) warnanya orange. Rainbow jantan yang memiliki warna yang bagus atau menarik sehingga harga jualnya lebih mahal dibanding rainbow betina. Jenis kan rainbow yang telah dibudidayakan oleh petani adalah jenis bosmani dan merah. Rainbow kuromoi belum dibudidayakan oleh petani, salah satu kegiatan budidaya adalah pembenihan. Salah satu kegiatan pembenihan adalah pemijahan. Permasalahan dalam kegiatan pemijahan adalah ikan betina sering mati pada saat terjadinya pemijahan. Untuk meminimalkan kematian adalah dengan pemijahan rasio jantan betina yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rasio jantan betina yang terbaik terhadap produksi larva Melataenia parva. II BAHAN DAN METODA Penelitian dilaksanakan di Balai Riset Budidaya kan Hias Depok selama 2 bulan. Wadah yang digunakan akuarium ukuran 40X50X50 cm sebanyak 12 buah yang dilengakapi aerasi. Kegiatan penelitian ini terdiri 2 tahap yaitu tahap 1 pemeliharaan induk dan pemjahan dan tahap 2 penetasan telur. Tahap pertama pemeliharaan induk rainbow ukuran panjang total 5,5–7,5 cm dan induk jantan panjang total 6,5-9 cm. Ikan ditebar dengan kepadatan 10 ekor/wadah. Pakan induk yang digunakan berupa pellet dan bloodworm yang diberikan bergantian sebanyak 2-3 % dari berat badan. Sebagai perlakuan rasio jantan dan betina yang terdiri empat perlakuan dan tiga ulangan 1. Induk ditebar dengan kepadatan 10 ekor/wadah, A. 5 betina:5 jantan;.B. 6 betina:4 jantan; C. 7 betina:3 jantan dan D 8 betina:2 jantan. Sebelum pemijahan di wadah pemeliharaan induk diberi shelter untuk tempat menempel telur, setelah telur menempel di shelter maka shelter tersebut diangkat untuk ditetaskan. Tahap kedua yaitu penetasan telur, wadah yang digunakan waskom plastik ukutan volume 15 liter. Shelter yang telah ditempeli telur dimasukkan dalam waskom dan telur akan menetas sekitar 6 hari. Larva bisa dihitung dan dipindahkan ke tempat lain. Parameter yang diamati adalah jumlah larva dan kelangsungan hudup larva. Untuk mengetahui pengaruh jumlah larva maka dinalisa statistik (minitab 14).

Page 3: pemijahan masal ikan rainbow

Prosiding PPI Standardisasi 2010 –Jakarta, 11 November 2010

Tabel 1 Ukuran Induk Baik Berat (g), Panjang Total (cm) dan Panjang Standar (cm)

Ukuran induk Perlakuan/ulangan Berat Panjang Total Panjang Standar

Jantan:Betina Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata 1.5:5 Jantan Betina 2.5:5Jantan Betina 3.5:5Jantan Betina

3-6,2 2,4-3,2 3,4-7 2-2,6 3,2-5,6 1,8-4,4

3,88 2.8 4,56 2,24 4,44 3,12

6,4-8,3 6,3-7 5,8-8,4 5,8-6,5 6,7-8 6,1-7,6

7,1 6,72 7,22 6,2 7,42 6,92

5,2-6,3 5-5,8 5,4-6,3 4,6-5,2 5,4-6,5 5,2-6

5,62 5,34 5,9 4,92 5,98 5,64

1.6:4 Jantan Betina 2.6:4 Jantan Betina 3.6:4 Jantan betina

4-4,4 2,8-8,2 5,2-6,8 2,2-3,6 4,6-5,8 3-3,4

4,3 4,27 5,7 2,77 5 3,2

7,2-7,5 7-9,1 7,9-8,7 6,4-6,8 7,4-8,2 6,8-7,1

7,38 7,53 8,2 6,58 7,8 7,22

5,8-6,1 5,6-7,3 6,2-7 5,2-5,4 6,0-6,6 5,2-5,8

5,98 6 6,45 5,32 6,28 5,5

1.7:3 Jantan Betina 2.7:3 Jantan Betina 3.7:3 Jantan Betina

5-6,4 2,8-4,6 5-7,4 2,2-3,6 3,2-3,8 1,6-3,4

5,67 3,66 5,93 2,91 3,53 2,69

7,5-8,2 6,3-7,6 7,6-9 6,3-7,4 6,5-7,2 5,4-7

7,77 7,03 8,2 6,89 6,9 6,47

5,9-6,8 5,3-6,3 6,2-7,5 5,1-5,9 5-6 4,4-5,6

6,27 5,73 6,73 5,6 5,5 5,21

1.8:2 Jantan Betina 2.8:2 Jantan Betina 3.8:2 Jantan Betina

3,2-3,4 2,4-10,4 4,4-4,6 3-7,2 5-6,2 2,6-5,2

3,3 3,63 4,5 3,2 7,4 3,7

6,8-7,2 6,9-9,4 7,3-7,6 6-8.6 7,6-9 6,8-7,5

7 6,93 7,45 6,8 8,3 7,1

5,4-5,6 5,2-7,7 5,4-5,8 4,8-5,2 6,1-7,8 5,5-6

5,5 5,61 5,6 5,5 6,8 5,75

III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian selama penelitian bahwa hasil larva tertinggi terjadi pada pemijahan rasio jantan:betina = 4:6 mendapatkan larva rata 423 ekor/ 4 kali pemijahan, berikutnnya

Page 4: pemijahan masal ikan rainbow

jumlah larva rata 505 (jantan:betina = 2:8), jumlah larva rata-rata 479 ekor (rasio jantan:betina = 3:7) dan terendah pada rasio jantan:betina = 5:5 mendapatkan larva rata-rata 339 ekor. Pemijahan induk jantan yang mendapatkan pasangan betina lebih dari 2 jumlah larva yang dihasilkan lebih tinggi dibanding bila induk jantan mendapatkan pasangan induk betina hanya satu seperti pada perlakuan jantan:betina = 5:5 dalam hal ini sesuai dengan Tappin (2010). Ikan rainbow terutama merah sering terjadi kematian terutama induk betina untuk meminimalkan kematian dan meningkatkan jumlah larva sebaiknnya pada saat pemijahan induk jantan mendapatkan pasangan betina lebih 2 seperti = 1:3. Menurut Kadarini T (2009) pemijahan ikan rainbow berpasangan jantan:betina = 1:1 jumlah larva 129 ekor/4 kali pemijahan dalam hal ini bila dibandingkan hasil penelitian tersebut diatas lebih tinggi. Adapun rendahnya hasil penelitian ini dikarenakan pada saat pemijahan pertama pengangkatan larva terlambat sehingga ada larva ikan yang mati atau hilang selain itu umur induk ikan lebih tua. Hasil analisa statistik pemijahan rasio jantan:betina berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap jumlah larva yang dihasilkan walaupun jumlah larva yang dihasilkan cukup jauh hal ini dikarenakan tingkat standar deviasinya tinggi atau keragaman rendah.

Tabel 2 Produksi Larva dengan Rasio Jantan Betian Rainbow Kuromoi (Melanotaenia Parva)

Tahap pemijahan Ulangan/Perlakuan 1 2 3 4 Jumlah Rata-rata per perlakuan

1. rasio Jantan : betina = 5 : 5

38 3 3 193 237

2. rasio Jantan : betina = 5 : 5

92 164 135 142 467

3. rasio Jantan : betina = 5 : 5

21 165 70 123 314

339±117,1

1. rasio Jantan : betina = 4 : 6

100 55 4 51 210

2. rasio Jantan : betina = 4 : 6

249 173 73 399 770

3. rasio Jantan : betina = 4 : 6

168 206 77 197 619

533±289,7

1. rasio Jantan : betina = 3 : 7

13 19 34 291 357

2. rasio Jantan : betina = 3 : 7

140 43 10 408 601

3. rasio Jantan : betina = 3 : 7

80 35 27 338 480

479±122,0

1. rasio Jantan : betina = 2 : 8

199 115 70 100 784

2. rasio Jantan : betina = 2 : 8

234 0 0 109 343

505±242,9

Page 5: pemijahan masal ikan rainbow

Prosiding PPI Standardisasi 2010 –Jakarta, 11 November 2010

3. rasio Jantan : betina = 2 : 8

143 0 28 216 387

3.1 Kelangsungan Hidup Ikan rainbow mengeluarkan telur secara partial (bertahap) sehingga penetasan telur

tidak bias serentak dan telur akan menetas setetelah ± 6 hari. Karena terlambat waktu

penghitungan larva maka ada beberapa larva yang mati dan ini terjadi hanya pada

tahap pemijahan pertama saja sedangkan tahap berikutnya tidak ada yang mati dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah Ikan yang Mati Saat Penghitungan Larva Rasio induk Jantan:betina (ekor) Ulangan

5:5 4:6 3:7 2:8 1 2 3

15 86 5

86 18 2

1 15 2

9 35 2

Jumlah 106 106 18 46 IV KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan pemijahan yang terbaik adalah rasio jantan:betina 6:4 yang menghasilkan larva rata-rata 533 ekor /4 kali pemijahan. V DAFTAR PUSTAKA 1. Djamhuriyah. S, Said dan Livia R.Tanjung. 1997. Pengaruh Suhu dan Fotoperiode pada pemijahan Ikan Pelangi (Melanotaenia Boesemani) Perilaku pada Musim Hujan 2. Kadarini T, Wahyu Kurniawan, Lili Sholichah, dan Gigih SW. 2009. Produksi Larva dari Tiga Jenis Ikan Rainbow. Proseding Limnologi. Bogor. 3. Nasution, SH. 2000. Rainbow. Penebar Swadaya.. Cetakan I. Jakarta. 4. Sudarto, Kadarusman, dan Laurent Pouyaud. 2007. Expedition Papua Balai Riset Budidaya Ikan Hias-APSOR-IRD. 5. Satyani, D. dan Iwan Speader. 2006.

Page 6: pemijahan masal ikan rainbow

LAMPIRAN

3.88 7.1 5.62 2.8 6.72 5.34 3 6.4 5.2 2.4 6.3 5

6.2 8.3 6.3 3.2 7 5.8

4.56 7.22 5.9 2.24 6.2 4.92 3.4 5.8 5.4 2 5.8 4.6

7 8.4 6.3 2.6 6.5 5.2

4.44 7.42 5.98 3.12 6.92 5.64 3.2 6.7 5.4 1.8 6.1 5.2 5.6 8 6.5 4.4 7.6 6

3.6 7.2 5.8 2.8 6.6 5.4 3.2 7.1 5.8 2.8 7 5.6 2.8 6.4 5.3 3.4 7 5.6 3.4 7.3 5.7 3.6 6.7 5.4 3 7.1 5.7 3.6 7.3 5.8 2.6 6.8 5.4 3 6.8 5.4 8.2 9.1 7.3 2.2 6.4 5.2 3.2 7.1 5.3

4 7.3 5.8 2.6 6.6 5.2 3.4 7 5.2 4.266667 7.533333 6 2.766667 6.583333 5.316667 3.2 7.016667 5.5

2.8 7 5.6 2.2 6.4 5.2 3 6.8 5.2 8.2 9.1 7.3 3.6 6.8 5.4 3.4 7.1 5.8

4.4 7.4 6.1 5.4 8.2 6.2 4.8 7.4 6

4 7.5 6 6.8 8.7 7 5.8 8.2 6.6 4.4 7.2 5.8 5.4 7.9 6.3 4.8 8 6.4 4.4 7.4 6 5.2 8 6.3 4.6 7.6 6.1 4.3 7.375 5.975 5.7 8.2 6.45 5 7.8 6.275

4 7.2 5.8 5.2 7.9 6.2 4.6 7.4 6 4.4 7.5 6.1 6.8 8.7 7 5.8 8.2 6.6

3.8 7 5.3 3 6.9 5.6 3.2 6.9 5.4

3 6.3 5.3 2.4 6.7 5.4 3 6.7 5.4 4.6 7.2 6.3 3.2 7.3 5.8 3.4 7 5.6 4.2 7.6 6.1 2.8 6.9 5.5 2.8 6.8 5.5 3.6 7.1 5.8 3.2 6.7 5.9 2.8 6.6 5.4 3.6 7.2 5.8 2.2 6.3 5.1 1.6 5.4 4.4 2.8 6.8 5.5 3.6 7.4 5.9 2 5.9 4.8

3.657143 7.028571 5.728571 2.914286 6.885714 5.6 2.685714 6.471429 5.214286 2.8 6.3 5.3 2.2 6.3 5.1 1.6 5.4 4.4 4.6 7.6 6.3 3.6 7.4 5.9 3.4 7 5.6

5.6 7.5 5.9 7.4 9 7.5 3.8 7.2 6

5 7.6 6.1 5.4 8 6.5 3.2 6.5 5 6.4 8.2 6.8 5 7.6 6.2 3.6 7 5.5

5.666667 7.766667 6.266667 5.933333 8.2 6.733333 3.533333 6.9 5.5 5 7.5 5.9 5 7.6 6.2 3.2 6.5 5

6.4 8.2 6.8 7.4 9 7.5 3.8 7.2 6

2.4 6.5 5.3 7.2 8.6 7.1 3.8 7 5.5 2.6 6.5 5.2 2.6 6.4 5.3 4.4 7.5 6 2.8 6.7 5.4 3.6 7.3 5.8 3.8 7.5 6

Page 7: pemijahan masal ikan rainbow

Prosiding PPI Standardisasi 2010 –Jakarta, 11 November 2010

2.8 6.5 5.3 2.2 6 4.8 5.2 7 5.5 3.2 6.9 5.6 2.2 6.4 5.2 3.8 7 6 2.4 6.5 5.2 2 6.2 4.9 3 7 5.8 2.4 6.4 5.2 3.4 7.1 5.7 3 6.8 5.5

10.4 9.4 7.7 2.4 6.4 5.2 2.6 7 5.7 3.625 6.925 5.6125 3.2 6.8 5.5 3.7 7.1 5.75

2.4 6.4 5.2 2 6 4.8 2.6 6.8 5.5 10.4 9.4 7.7 7.2 8.6 7.1 5.2 7.5 6

3.4 7.2 5.6 4.4 7.3 5.8 5 7.6 6.1 3.2 6.8 5.4 4.6 7.6 5.4 7.4 9 7.5 3.3 7 5.5 4.5 7.45 5.6 6.2 8.3 6.8 3.2 6.8 5.4 4.4 7.3 5.4 5 7.6 6.1 3.4 7.2 5.6 4.6 7.6 5.8 7.4 9 7.5

One-way ANOVA: jumlah larva versus rasio jantan betina 1 Source DF SS MS F P rasio jantan bet 3 66575 22192 0.52 0.682 Error 8 343084 42886 Total 11 409659 S = 207.1 R-Sq = 16.25% R-Sq(adj) = 0.00% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev -------+---------+---------+---------+-- 1 3 339.3 117.1 (-------------*-------------) 2 3 533.0 289.7 (-------------*------------) 3 3 479.3 122.0 (-------------*-------------) 4 3 504.7 242.9 (-------------*-------------) -------+---------+---------+---------+-- 200 400 600 800 Pooled StDev = 207.1 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of rasio jantan betina 1 Individual confidence level = 98.74% rasio jantan betina 1 = 1 subtracted from: rasio jantan betina 1 Lower Center Upper -------+---------+---------+---------+-- 2 -348.0 193.7 735.3 (---------------*--------------) 3 -401.6 140.0 681.6 (--------------*--------------) 4 -376.3 165.3 707.0 (---------------*--------------) -------+---------+---------+---------+-- -350 0 350 700

Page 8: pemijahan masal ikan rainbow

rasio jantan betina 1 = 2 subtracted from: rasio jantan betina 1 Lower Center Upper -------+---------+---------+---------+-- 3 -595.3 -53.7 488.0 (--------------*---------------) 4 -570.0 -28.3 513.3 (--------------*---------------) -------+---------+---------+---------+-- -350 0 350 700 rasio jantan betina 1 = 3 subtracted from: rasio jantan betina 1 Lower Center Upper -------+---------+---------+---------+-- 4 -516.3 25.3 567.0 (---------------*--------------) -------+---------+---------+---------+-- -350 0 350 700