15

Click here to load reader

Pemikiran Filosofis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemikiran Filosofis

PEMIKIRAN FILOSOFIS PERIHAL

PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN PEMBANGUNAN.

SYARIF HIDAYAT

Juni 2011

Page 2: Pemikiran Filosofis

PENDAHULUAN

Dalam Filsafat Ilmu kita diminta menguraikan secara runtut menggunakan pendekatan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi untuk menggambarkan keterkaitan antara Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pembangunan. Dengan tulisan ini saya mencoba mengembangkan pikiran saya untuk melakukannya. Saya mengambil bahan rujukan dari beberapa sumber, termasuk laporan BPS, dan laporan/rencana PNPM yang digulirkan oleh Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Bappenas.

Saya akan berfikir mengikuti langkah-langkah seperti pada diagram diatas. Saya mulai dengan Ontologi yaitu mendefinisikan masing-masing pengertian dan apa hakekat masalahnya; kemudian Epistemologi yaitu membahas bagaimana masing-masing aspek saling terkait dan berdampak; dan terakhir adalah Aksiologi, yaitu membahas apa seharusnya rencana tindakan nyata atau langkah yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.

Untuk menjawab soal ini saya mengumpulkan banyak informasi yang terkait dari bahan presentasi rekan-rekan lain dan hasil browsing internet. Pokok alur pikiran filosofis saya simpulkan dari bahan-bahan kuliah.

1. ONTOLOGI

Pembahasan secara filosofis ini dimulai dengan Ontologi yaitu mencari “ultimate reality” yang dapat direalisasikan dengan terlebih dahulu mendefinisikan masing-masing aspek beserta masalah-masalah pokoknya.

Syarif Hidayat Page 2

Page 3: Pemikiran Filosofis

1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.

Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian ekonomi makro adalah penambahan produk domestik bruto (PDB), yang berarti peningkatan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi ada dua bentuk: extensif yaitu dengan penggunaan banyak sumberdaya (seperti fisik, manusia atau natural capital) atau intensif yaitu dengan penggunaan sejumlah sumberdaya yang lebih efisien (lebih produktif). Pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran, adalah saling menopang, salah satu timpang akan berdampak terhadap makro ekonomi suatu negara.

Masalah-masalah pokok :Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,

namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi.

Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor non-ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

Paradox pertumbuhan ekonomi. Di negeri ini terjadi suatu paradox yaitu bahwa ternyata pertumbuhan ekonomi tidak

diikuti oleh berkurangnya pengangguran tetapi bahkan pengangguran terbuka menjadi semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tabel dibawah ini. Seharusnya pertumbuhan ekonomi memberi

Syarif Hidayat Page 3

Page 4: Pemikiran Filosofis

dampak bertambahnya kesempatan kerja sehingga pengangguran menurun. Kemungkinan jawabannya adalah bahwa jumlah angkatan kerja meningkat tajam melebihi kecepatan pertumbuhan kesempatan kerja, atau penganggur yang “tertutup” menjadi terbuka sehingga angka penganggur riil jauh meningkat.

Tabel : Paradox antara Pertumbuhan dengan Kesempatan Kerja (Pengangguran)

1.1. Kemiskinan

Pendapat mengenai apa itu kemiskinan amat beragam, mulai dari sekedar ketidak-mampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, hingga pengertian lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Ada pendapat bahwa kemiskinan timbul karena adanya ketidakadilan dalam pemilikan faktor produksi; bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat; dll. Ternyata kemiskinan berwajah majemuk, berubah dari waktu ke waktu, atau dari satu tempat ke tempat lain. Karena itu saya berpendapat bahwa definisi kemiskinan yang memadai harus mencakup pengertian kemiskinan yang memiliki berbagai dimensi, antara lain:

Ketidak-mampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, papan) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi,

air bersih, dan transportasi); Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan

keluarga); Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal; Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam; Tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat; Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan; Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental; Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban

kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).

Masalah-masalah pokok :

Syarif Hidayat Page 4

Page 5: Pemikiran Filosofis

Lingkaran Setan KemiskinanSelama ini kemiskinan di Indonesia terus menjadi masalah fenomenal. Kemiskinan telah

membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, dst. Secara singkat dapat digambarkan urutan sebagai berikut dengan gambaran diagram lingkaran setan dibawah ini :

Si miskin karena kurang makan maka kesehatan kurang baik dan fisiknya lemah sehingga produktivitasnya rendah.

Karena produktivitasnya rendah maka pendapatannya juga rendah. Pendapatan rendah mengakibatkan kemampuan mengumpulkan dana dan tabungan juga

rendah. Tabungan rendah (bahkan praktis nol) menyebabkan tidak mampu berinvestasi dan

kekurangan modal (akses ke fasilitas sekolah, kesehatan, dll). Lembaga finansial tidak mau memberikan kredit karena tidak ada jaminan akan kembali sehingga si miskin tidak mampu ber-investasi untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Kurangnya modal dan dana menyebabkan si miskin tidak bisa membeli bahan pangan yang bergizi bagus. Hal ini kembali ke pangkal kisah diatas dan menjadi lingkaran setan kemiskinan.

Kegagalan konsep jangka pendek mengatasi kemiskinan.Proyek-proyek jangka pendek seperti Jaring Pengaman Sosial (JPS), subsidi kepada

orang miskin dalam bentuk bantuan uang, beras, minyak tanah, tabung gas, dll seringkali sarat dengan masalah penyimpangan dan penyelewengan. Dimulai dari pencacahan warga miskin oleh perangkat desa, penyaluran dana atau barang melalui pejabat desa atau sarana lain, selalu saja menimbulkan kekecewaan masyarakat miskin karena mereka tidak mendapatkannya atau tidak menerima keseluruhan haknya. Di negeri Indonesia semua kegiatan penyaluran dana dan barang yang bersifat “pemberian” atau “pinjaman” mengalami kebocoran pada saluran-salurannya yang dapat melebihi 50% dari nilai aslinya.

Syarif Hidayat Page 5

Page 6: Pemikiran Filosofis

Selain itu kegagalan disebabkan karena program-program ini tidak mengikut-sertakan penerima program, sehingga bentuk, jumlah, sasarannya tidak sesuai dengan kebutuhan sang penerima program sendiri.

Kegagalan program padat karya Program Padat Karya Sektor Kehutanan (PKSK) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan membantu dan mengatasi kesulitan masyarakat pedesaan akibat krisis ekonomi dan musim kering. Dalam prakteknya, perencanaan program dan pelaksanaannya dilakukan pada tahun yang bersamaan. Hal ini menyebabkan tidak adanya waktu untuk mempersiapkan secara optimal organisasi yang akan menjadi penyelenggara program dengan semua konsekuensi tugas dan tanggungjawabnya. Diduga bahwa terdapat dua targeting errors dalam pelaksanaan PKSK, yaitu pada pembentukan kelompok sasaran dan pembentukan kelompok tani berdasarkan kepemilikan lahan.

1.1. Pembangunan Pembangunan adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan terus menerus untuk

mencapai suatu tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Upaya dimaksud dilakukan melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki, manusia yang berkualitas, kemampuan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.

Masalah-masalah pokok :

Dari kajian yang dilakukan oleh Irawan dan Kartjono (1985) diamati bahwa terdapat beberapa masalah mendasar dalam pembangunan khususnya pembangunan pedesaan (mayoritas penduduk miskin tinggal di pedesaan) yang perlu mendapat perhatian, yaitu:

Pemikiran mendasar tentang dua titik tolak strategi pembangunan yang berlawanan, seperti pola strategi yang bersifat perencanaan dari atas dengan pola strategi perencanaan dari bawah;

Kepemilikan tanah yang semakin sempit dan terbatasnya peluang kesempatan kerja di luar sektor pertanian yang mendorong tingginya tingkat pengangguran dan urbanisasi;

Telah terjadi dekadensi kehidupan ekonomi dan sosial budaya di pedesaan, akibat kesalahan strategi pembangunan yang berorientasi pada pemusatan pembangunan industri di kota-kota yang menggunakan bahan baku impor.  

Syarif Hidayat Page 6

Page 7: Pemikiran Filosofis

2. EPISTEMOLOGI Bagian kedua dari uraian filosofis ini adalah uraian Epistemologi yaitu menguraikan

bagaimana prosedur atau keterkaitan antara ketiga hal tersebut ? Apa saja yang dapat disebut sebagai kriteria keberhasilannya?

Saya akan menggunakan diagram dibawah ini untuk menggambarkan keterkaitan timbal balik antara Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Pembangunan.

Pembangunan dalam segala bidang, termasuk pembangunan kesejahteraan rakyat, infrastruktur, pendidikan, pelayanan kesehatan, dll secara langsung akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, karena pembangunan akan menggerakkan tumbuhnya kegiatan-kegiatan usaha pada segala sisi dari mulai bahan baku, proses produksi, distribusi/transportasi, pemasaran / penjualan. Untuk hal itu diperlukan tersedianya SDM yang berarti akan tumbuhnya pendidikan, pelatihan, dll agar mereka dapat melaksanakan proses-proses pertumbuhan ekonomi tesebut. Selain itu akan tumbuh pula peningkatan jumlah dan kualitas teknologi yang diperlukan untuk pembangunan, yang berarti peningkatan kapasitas dan kualitas produksi.

Pada arah sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan memperlancar pembangunan karena kenaikan pendapatan dan kapasitas produksi dalam jangka panjang akan mendukung kegiatan pembangunan. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.

Apabila pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, maka pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga

Syarif Hidayat Page 7

Page 8: Pemikiran Filosofis

terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.

Dengan pertumbuhan ekonomi diharapkan bahwa akan terjadi kedua bentuk pertumbuhan yaitu bentuk extensif; yaitu penggunaan banyak sumberdaya (seperti fisik, manusia atau natural capital) dan intensif; yaitu penggunaan sejumlah sumberdaya yang lebih efisien (lebih produktif). Kedua hal ini akan memerlukan SDM yang nota bene adalah dari kelompok miskin. Tentu dengan syarat bahwa ada keberanian pengusaha dan pengarahan pemerintah untuk mendayagunakan SDM ini karena mereka mungkin akan memerlukan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan terlebih dahulu.

Dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi maka diharapkan bahwa rakyat miskin mulai dapat (1) memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan, (2) memperoleh perlindungan hukum; (3) memperoleh rasa aman, (4) memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangkau, (5) memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan pada akhirnya dapat berpartisipasi dalam menata dan mengelola pemerintahan dengan baik. Dengan demikian penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan secara terpadu antara semua pemangku kepentingan (stakeholders).

3. AKSIOLOGI

Bagian terakhir dari uraian filosofis ini adalah apa saja rencana aksi tindakan yang dapat dilakukan oleh pribadi, masyarakat dan negara dalam hubungan keterkaitan ini ? Bagaimana kaitannya dengan kaidah moral?

Pada dasarnya, secara filosofis aksiologi haruslah berupaya menghilangkan, mengurangi atau mencegah masalah-masalah seperti diuraikan pada paragraf 1.1., 1.2. dan 1.3. dan menyusun rencana tindakan mengusahakan tercapainya sasaran keterkaitan yang diuraikan pada bab 2. Epistemologi diatas.

1.1. Untuk seseorang atau satu keluarga Oleh karena pusat perhatian pembangunan adalah pada manusia, untuk memotong

lingkaran setan kemiskinan pada sisi seseorang dan keluarga yang bisa dilakukan maka setiap orang dan keluarga perlu disadarkan akan perlunya menumbuhkan sikap dan perilaku yang mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa sikap dan perilaku yang positif adalah sifat hemat, suka menabung, suka bekerja keras (dan cerdas, kalau mampu), selalu mau belajar menambah pengetahuan dan ketrampilan, mempunyai harga diri tidak meminta-minta. Semua hal ini sesungguhnya dapat ditumbuhkan dari kearifan lokal yang sudah mulai luntur.

1.2. Untuk masyarakat atau institusi atau perusahaanPrinsip pokok adalah masyarakat pengusaha dan industri melakukan peran kegiatan

pembangunan nasional sesuai bidangnya dan menyediakan dan meluaskan akses untuk orang miskin terhadap sumber daya yang diperlukannya untuk keluar dari lingkaran setan

Syarif Hidayat Page 8

Page 9: Pemikiran Filosofis

kemiskinan. Dengan kata lain masyarakat perlu memberdayakan sumber daya masyarakat sendiri.

Lembaga-lembaga masyarakat berdasar keagamaan dapat lebih menambah kegiatan sosialnya yang bersifat pendidikan ketrampilan dan perluasan lapangan kerja; ditambah dengan kegiatan pelatihan sikap mental agar mau berusaha menjadi lebih baik dengan cara yang layak dan halal. Mereka dapat juga menghidupkan kembali kegiatan pertemuan pedesaan yang dapat memberikan pembinaan mental dan peluang peningkatan ketrampilan kerja.

Lembaga-lembaga keuangan dapat meningkatkan dukungannya untuk mendorong tumbuhnya usaha-usaha kecil menengah yang notabene merupakan sokoguru perekonomian masyarakat.

Perusahaan-perusahaan besar mau memberikan peluang kepada UKM untuk menjadi pemasok bahan baku dan SDM. Selain itu peluang untuk magang akan sangat membuka kesempatan munculnya pekerja-pekerja yang siap pakai. Tentu dengan sistem kerjasama saling menguntungkan.

Sebagai bagian dari rasa tanggung jawab sosial para pengusaha dapat membiayai pelatihan-pelatihan SDM dan mendukung inkubasi UKM yang pada gilirannya akan menguntungkannya juga.

Yang sangat diperlukan juga adalah pendidikan dan pelatihan keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

1.3. Untuk negara

Sejalan dengan uraian epistemologi maka pada uraian aksiologi ini Negara Indonesia merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembangunan yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan tumbuhnya perekonomian maka penanggulangan kemiskinan dapat lebih berhasil dengan cepat. Untuk hal ini Pemerintah sudah membentuk Komite Penanggulangan Kemiskinan dengan Keppres no 124/th 2001. Juga ada Direktorat Penanggulangan Kemiskinan di Bappenas yang telah menggelar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Untuk memberdayakan semua badan formal tesebut lebih lanjut perlu ada kemauan politik pemerintah untuk berpihak kepada kaum miskin agar memperoleh akses kepada kesempatan-kesempatan proyek, usaha, kerja maupun dana dibanding dengan kelompok yang lebih mapan. Untuk menghilangkan atau mengurangi risiko kegagalan program-programnya pemerintah seharusnya mengkaji ulang penyebab kegagalan, dan melakukan persiapan yang benar.

Diagram dibawah ini adalah kerangka kerja resmi pemerintah yang dicanangkan pada tahun 2004. Sasaran adalah penurunan jumlah masyarakat miskin pada tahun 2015 dengan jumlah lebih dari 50%. (atau jumlah orang miskin dibawah 7,2%)

Pemerintah telah berupaya memadukan berbagai faktor penyebab kemiskinan (paragraf 1.2) dan menyusun strategi penanggulangan kemiskinan yang dituangkan dalam Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK), SNPK berusaha secara holistik memetakan

Syarif Hidayat Page 9

Page 10: Pemikiran Filosofis

masalah kemiskinan yang ada dan memusatkan strategi pada lima tonggak pengurangan kemiskinan sejalan dengan uraian epistemologi (bab 2 diatas), yaitu :

1. Menciptakan peluang kerja (creating opportunity);2. Memberdayakan masyarakat (community empowerment);3. Mengembangkan kemampuan (capacity building);4. Menciptakan perlindungan sosial (social protection); dan5. Membina kemitraan global (forging global partnership)

Program-program kegiatan jangka pendek diutamakan untuk memenuhi kebutuhan minimum standar kehidupan pokok seperti raskin (beras untuk orang miskin), dll. Program-program kegiatan jangka panjang diarahkan kepada pemberdayaan masyarakat yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang digulirkan oleh Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Bappenas.

Fokus Penanggulangan Kemiskinan Dalam RKP 2007 adalah :

1. Mendorong pertumbuhan yang berkualitas.Pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan yang dapat menciptakan kesempatan kerja yang memadai sekaligus mengurangi kemiskinan.

2. Peningkatan Akses Terhadap Pelayanan DasarAkses masyarakat miskin terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang mampu.

3. Pemberdayaan MasyarakatPada era demokratisasi dan desentralisasi, keputusan pelaksanaan pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat sendiri, termasuk untuk menanggulangi kemiskinan. Untuk itu pembangunan berbasiskan pemberdayaan masyarakat akan diperluas.

4. Menyempurnakan & Mengembangkan Sistem Perlindungan Sosial

Syarif Hidayat Page 10

Page 11: Pemikiran Filosofis

a. Memberikan bantuan bagi mereka yang rentan (fakir, miskin, penyandang cacat, lanjut usia, anak terlantar, komunitas adat terpencil dan korban bencana).

b. Menyusun sistem jaminan sosial berbasis asuransi kepada mereka yang lebih mampu

Target penurunan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan nasional pada tahun 2015 menjadi sebesar 7,2 persen harus diupayakan dengan usaha, kerjasama seluruh stakeholders dan keberpihakan terhadap si miskin dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Pembangunan nasional harus digalakkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya akan menurunkan beban masyarakat dengan berkurangnya orang-orang miskin.

Syarif Hidayat Page 11