Pemikiran Socrates

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    1/23

    PEMIKIRAN SOCRATES, PLATO, ARISTOTELES, XENOPHONE

    SOCRATES

    Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal pada tahun 399 SM.

    Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada permulaannya Socrates mau menuruti

    jejak bapaknya, sebagai tukang pembuat patung. Namun, ia berganti haluan: dari membentukbatu jadi patung ia membentuk watak manusia.

    Masa hidupnya hampir sejalan dengan perkembangan sufisme di Athena. Socrates bergaul

    dengan semua orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Ia seorang filosof dengan coraknya sendiri.Ajaran filosofinya tak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan

    cara hidup. Menurut kata teman-temannya: Socrates demikian adil, sehingga ia tak pernah

    berlaku zalim. Ia begitu pandai menguasai dirinya, sehingga ia tak pernah memuaskan hawanafsu dengan merugikan kepentingan umum. Ia demikian cerdiknya, sehingga ia tak pernah

    khilaf dalam menimbang buruk baik.

    Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika ditilik benar-benar, ia malah tidakmengajarkan filosofi, melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil, bukan

    ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran.Oleh karena ia mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkanpemikir. Oleh karena Socrates tidak menuliskan filosofinya, maka sulit sekali mengetahui

    dengan kesahihan ajarannya. Ajarannya itu hanya dikenal dari catatan-catatan murid-muridnya,

    terutama Xenephon dan Plato. Catatan Xenephon kurang kebenarannya, karena ia sendiri bukan

    seorang filosof. Untuk mengetahui ajaran Socrates, orang banyak bersandar kepada Plato. Dalamuraian-uraian Plato, yang kebanyakan berbentuk dialog, hampir selalu Socrates yang

    dikemukakannya. Ia memikir, tetapi keluar seolah-olah Socrates yang berkata.

    Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Di siniberlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan, bahwa semuanya relatif dan

    subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yang skeptis. Socrates berpendapat, bahwa

    kebenaran itu tetap dan harus dicari. Dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikir sendiri,melainkan setiap kali berdua dengan orang lain, dengan jalan tanya jawab. Orang yang kedua itu

    tidak dipandangnya sebagai lawannya, melainkan sebagai kawan yang diajak bersama-sama

    mencari kebenaran. Kebenaran harus lahir dari jiwa kawan bercakap itu sendiri. Ia tidak

    mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang.Sebab itu metodenya disebut maieutik, menguraikan, seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya

    sebagai dukun beranak.

    Socrates mencari pengertian, yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya. Sebab itu ia selalubertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani, apa yang disebut indah, apa yang bernama adil?

    Pertanyaan tentang apa itu harus lebih dahulu daripada apa sebab. Ini biasa bagi manusia dalam

    hidup sehari-hari. Anak kecil pun mulai bertanya dengan apa itu. Oleh karena jawab tentang apaitu harus dicari dengan tanya jawab yang mungkin meningkat dan mendalam, maka Socrates

    diakui pulasejak keterangan Aristoteles sebagai pembangun dialektik pengetahuan. Tanya jawab,

    yang dilakukan secara meningkat dan mendalam, melahirkan pikiran yang kritis. Dalam berjuang

    mencari kebenaran yang umum lakunya, yaitu mencari pengetahuan yang sebenar-benarnya,terletak seluruh filosofinya.

    Oleh karena Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya-jawab sana dan sini, yang

    kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dandefinisi. Kedua-duanya itu bersangkut-paut. Induksi menjadi dasar definisi.

    http://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.html
  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    2/23

    Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara kritis. Ia tidak berusaha

    mencapai dengan contoh dan persamaan, dan diuji pula dengan saksi dan lawan saksi. Seperti

    disebut di atas, dari lawannya bersoal jawab, yang masing-masing terkenal sebagai ahli dalamhaknya sendiri-sendiri, dikehendakinya definisi tentang berani indah dan lain sebagainya.

    Pengertian yang diperoleh itu diujikan kepada beberapa keadaan atau kejadian yang nyata.

    Apabila dalam pasangan itu pengertian tidak mencukupi, maka dari ujian itu pengertian dicariperbaikan definisi. Definisi yang tercapai dengan cara begitu diuji pula sekali lagi untuk

    mencapai perbaikan yang lebih sempurna. Demikianlah seterusnya. Begitulah cara Socrates

    mencapai pengertian. Dengan melalui induksi sampai kepada definisi. Definisi yaitupembentukan pengertian yang umum lakunya. Induksi dan definisi menuju pengetahuan yang

    berdasarkan pengertian.

    Budi ialah tahu, kata Socrates. Inilah inti sari daripada etiknya. Orang yang berpengetahuan

    dengan sendirinya berbudi baik. Paham etiknya itu kelanjutan dari metodenya. Induksi dandefinisi menuju kepada pengetahuan yang berdasarkan pengertian. Dari mengetahui beserta

    keinsafan moral, mesti menimbulkan budi. Apabila budi adalah tahu, maka tak ada orang yang

    sengaja, atas maunya sendiri, berbuat jahat. Kedua-duanya, budi dan tahu, bersangkut-paut.

    Apabila budi adalah tahu, berdasarkan timbangan yang benar, maka jahat hanya datang dariorang yang tidak mengetahui, orang yang tidak mempunyai pertimbangan atau penglihatan yang

    benar.Orang yang kesasar adalah kurban daripada kekhilafananya sendiri. Kesasar bukanlah perbuatan

    yang disengaja. Tidak ada orang yang khilaf atas maunya sendiri.

    Oleh karena budi adalah tahu, maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan sendirinya terpaksaberbuat baik. Untuk itu perlulah orang pandai menguasai diri dalam segala keadaan. Dalam suka

    maupun duka. Dan apa yang pada hakekatnya baik, adalah juga baik bagi kita sendiri. Jadinya,

    menuju kebaikan adalah jalan yang sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup.

    Kesenangan hidup tidak pernah dipersoalkan oleh Socrates, sehingga murid-muridnya kemudianmemberikan pendapat mereka sendiri-sendiri tentang kesenangan hidup.

    PLATO (427-347 B.C)

    Plato lahir pada tahun 428/7 sebelum masehi dari keluarga terkemuka di Athena, ayahnyabernama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Ketika bapaknya meninggal ibunya menikah

    lagi dengan adik ayahnya Plato yang bernama Pyrilampes yang tidak lain adalah seorang

    politikus, dan Plato banyak terpengaruh dengan kehadiran pamannya ini. Karena sejak kehadiranpamannya ini ia banyak bergaul dengan para politikus Athena.

    Selain para politikus ia juga banyak dipengaruhi oleh Kratylos, seorang filusuf yang meneruskan

    ajaran Herakleitos yang mempunyai pendapat bahwa dunia ini terus berubah. Dari pergaulan

    dengan para politikus, Plato akhirnya menelurkan sebuah pemikiran bahwa pemimpin suatunegara haruslah seorang filusuf, hal ini dilontarkan karena kekecewaannnya atas kepemimpinan

    para politikus yang ada pada saat itu, terutama yang berkaitan dengan kematian gurunya, yaitu

    Socrates, di persidangan yang berakhir pada kematian gurunya tersebut.Pada perkembangan selanjutnya Plato mendirikan Akademia sebagai pusat penyelidikan ilmiah

    dan di sekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu menjadikan filsuf-filsuf yang siap

    menjadi pemimpin negara, dan akademia inilah awal dari munculnya universitas-universitas saatini karena lebih menekankan pada kajian ilmiah bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan

    mengajar di akademia ini hingga akhir hayatnya.

    Dalam menelurkan karya-karya fisafatnya Plato menggunakan metode dialog, karena ia percaya

    filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan melalui dialog dan banyak dari karya-karyanya

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    3/23

    disampaikan secara lisan di akademia-nya. Di satu sisi ia masih mempercayai beberap mitos

    yang digunakan olehnya untuk mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal duniawi. Ia

    banyak dipengaruhi oleh gurunya, Socrates dalam pemikirannya.Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato. Ia beranggapan bahwa

    idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari subjek yang berfikir. Idea tidak

    diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Iamemberikan beberapa contoh seperti segitiga yang digambarkan di papan tulis dalam berbagai

    bentuk itu merupakan gambaran yang merupakan tiruan tak sempurna dari idea tentang segitiga.

    Maksudnya adalah berbagai macam segitiga itu mempunyai satu idea tentang segitiga yangmewakili semua segitiga yang ada.

    Dalam menerangkan idea ini Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitu dunia yang

    mencakup benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari dunia ini tidak tetap terus

    berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan. Dunia lainnya adalah dunia idea, dan dunia idea inisemua serba tetap, sifatnya abadi dan tentunya serba sempurna.

    Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Hubungan antara idea dan realitas

    jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani tidak bisa berada tanpa

    pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara idea dan realitas jasmani ini melalui 3 cara,pertama, idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua, benda konkrit mengambil bagian dalam

    idea, disini Plato memperkenalkan partisipasi dalam filsafat. Ketiga, Idea merupakan model ataucontoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna

    yang menyerupai model tersebut.

    Plato menganggap bahwa jiwa merupakan pusat atau intisari kepribadian manusia, danpandangannya ini dipengaruhi oleh Socrates, Orfisme dan mazhab Pythagorean. Salah satu

    argumen yang penting ialah kesamaan yang terdapat antara jiwa dan idea-idea, dengan itu ia

    menuruti prinsip-prinsip yang mempunyai peranan besar dalam filsafat. Jiwa memang mengenal

    idea-idea, maka atas dasar prinsip tadi disimpulkan bahwa jiwapun mempunyai sifat-sifat yangsama dengan idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah. Plato mengatakan bahwa dengan

    kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini sebenarnya hanyalah proses

    pengingatan sebab menurutnya setiap manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanyapada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmani

    pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja, maka Plato menganggap juga

    seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang pengetahuan yang sebetulnya sudah lamamereka miliki.

    Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya mempunyai

    tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam polis. Ia tetap memihak

    pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai manusia serentak juga berarti hidup dalam polis,ia menolak bahwa negara hanya berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan

    physis/kodrat. Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya

    merupakan mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis ataunegara.

    Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis atau saling

    membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi bidang pekerjaan, sebab tidaksemua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini

    dimungkinkan adanya perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan

    kebutuhanpun bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Dalam

    menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga yang harus dididik

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    4/23

    khusus. Mereka harus mempelajari, senam yang lebih umum dan keras dan sebaiknya dilakukan

    paa usia 18 - 20 tahun. Dari sini diseleksi lagi untuk dijadikan calon pemimpin politik, dan untuk

    membentuk pemimpin in mereka harus belajar filsafat hingga usia 30 tahun, tujuan belajarfilsafat ini untuk melatih mereka dalam mencari kebenaran. Dari sini diseleksi lagi dan mereka

    yang lulus seleksi akan mempelajari filsafat dan dialektika secara lebih intensif selama 5 tahun.

    Dan jika dalam pendidikan ini berhasil maka selama 15 tahun ia menduduki beberapa jabatannegara yang tujuannya agar mereka tahu pekerjaan-pekerjaan negara. Dan pada usia 50 tahun

    baru mereka siap menjadi seorang pemimpin.

    Ada tiga golongan dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang tidak lainadalah para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan kepemimpinan dipercayakan pada

    mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang

    penanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis.Plato tidak begitu mementingkan adanya

    undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubahdan peraturan itu sulit disama-ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis

    tersebut.

    Adapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarkhi, karena jika

    hanya monarkhi maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu demokrasi maka akanterlalu banyak kebebasan, sehingga perlu diadakan penggabungan, dan negara ini berdasarkan

    pada pertanian bukan perdagangan. Hal ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi diAthena.

    ARISTOTELES (384-322 B.C)

    Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasukwilayah Makedonia Tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari

    Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles bergabung menjadi murid Plato. Belakangan ia

    meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan

    akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan

    dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang

    dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu ia memimpinLyceum, yang mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap

    sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang metafisika, fisika,

    etika, politik, kedokteran dan ilmu alam.Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan

    spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan

    analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam. Plato

    menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwamateri tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan bahwa

    bentuk materi yang sempurna, murni atau bentuk akhir, adalah apa yang dinyatakannya sebagai

    theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. LogikaAristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat

    ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun

    demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen danberpikir induktif (inductive thinking).

    Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari

    bentuk demokrasi dan monarkhi. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka

    dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    5/23

    bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti fisika, astronomi, biologi, psikologi,

    metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam),

    logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan

    penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya

    yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teoritersebut karena dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya,

    meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada

    asumsi-asumsi yang keliru.Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan

    pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi

    Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh

    Maimonides (1135-1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126-1198). Bagimanusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif

    terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu

    pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh

    Dante Alighieri.XENOPHON (440-355 B.C)

    Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Tetapibukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke belakang hanya hingga masa Yunani

    Kuno (Deliarnov, 2003: 11). Seperti yang sudah diketahui, kata "ekonomi" sendiri berasal dari

    penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan nomos, yang berarti pengaturan ataupengelolaan rumah tangga. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang

    filsuf Yunani.

    Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja

    manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu dapat dilihat dari buku Respublikayang ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400 tahun sebelum Masehi. (Deliarnov, 2003: 12).

    Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya

    tentang praktek ekonomi banyak dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahasmasalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus, melainkan

    sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat sempurna, atau sebuah utopia.

    Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagianFilsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja

    dari pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam

    sebuah negara ideal, demikian Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of

    labor) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat.Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal

    hedonisme, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di

    Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian. Hedonisme merupakan paham materialismemekanistik, yang menganggap kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia.

    Paham yang pertama kali digagas oleh Aristippus ini menganggap bahwa kenikmatan adalah

    tujuan akhir dari kehidupan manusia.Platolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Palto sudah melihat bahwa konsep itu akan

    mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan hidup berkemewahan, sementara yang

    lainnya akan sengsara setengah mati. Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang

    adalah pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan bahwa

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    6/23

    selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk

    menimbun kekayaan.

    Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles yang masih merupakan murid Plato. KontribusiAristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran

    barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut.

    Menurut pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (mans need) tidak terlalu banyak, tetapikeinginannya (mans desire) relatif tanpa batas.

    Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu kegunaan

    (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik, ia membedakan oeconomia dan chrematistike.Oeconomia didefinisikannya sebagai "the art of household management, the administrations of

    ones patrimony, the careful husbanding of resources". Sedangkan chrematistike, yang tak ada

    padanan katanya dalam bahasa Inggris, juga Indonesia, mengimplikasikan penggunaan

    sumberdaya alam atau ketrampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang acquisitive sifatnya.Dalam chrematistike berdagang adalah aktivitas ekonomi yang tidak didorong oleh motif faedah

    (use), melainkan lab (gain). (Deliarnov, 2003 : 15)

    Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus disimak pendapatnya adalah

    Xenophon (440 355 SM). Sebagai mana sudah disinggung sebelumnya, kata-kata ekonomi(dari oikos dan nomos) adalah "ciptaan" Xenophon. Karya utamanya adalah "On the Means of

    Improving the Revenue of the State of Athens". Menurutnya negara Athena yang punyabeberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Athena

    potensial untuk menarik pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Hal ini menunjukkan

    bahwa spirit merkantilisme sudah ada pada masa Yunani Kuno, yang menganjurkan orangmelakukan perdagangan dengan negara-negara lain. Juga spirit kepariwisataan, yang

    menganjurkan masyarakat melayani para pengunjung yang datang berdamawisata dilayani

    sebaik-baiknya., sebab yang datang akan membawa kemakmuran bagi masyarakat daerah yang

    dikunjungi. http://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.html

    SOCRATES, PLATO DAN ARISTOTELES

    SOCRATES

    Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal pada

    http://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.html
  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    7/23

    tahun 399 SM. Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada

    permulaannya Socrates mau menuruti jejak bapaknya, sebagai tukang pembuat

    patung. Namun, ia berganti haluan: dari membentuk batu jadi patung ia

    membentuk watak manusia.

    Masa hidupnya hampir sejalan dengan perkembangan sufisme di Athena. Socrates

    bergaul dengan semua orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Ia seorang filosofdengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tak pernah dituliskannya, melainkan

    dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Menurut kata teman-

    temannya: Socrates demikian adil, sehingga ia tak pernah berlaku zalim. Ia begitu

    pandai menguasai dirinya, sehingga ia tak pernah memuaskan hawa nafsu dengan

    merugikan kepentingan umum. Ia demikian cerdiknya, sehingga ia tak pernah khilaf

    dalam menimbang buruk baik.

    Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika ditilik benar-benar, ia malah tidak

    mengajarkan filosofi, melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan

    hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup.

    Filosofinya mencari kebenaran. Oleh karena ia mencari kebenaran, ia tidak

    mengajarkan. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkan pemikir.

    Oleh karena Socrates tidak menuliskan filosofinya, maka sulit sekali mengetahui

    dengan kesahihan ajarannya. Ajarannya itu hanya dikenal dari catatan-catatan

    murid-muridnya, terutama Xenephon dan Plato. Catatan Xenephon kurang

    kebenarannya, karena ia sendiri bukan seorang filosof. Untuk mengetahui ajaran

    Socrates, orang banyak bersandar kepada Plato. Dalam uraian-uraian Plato, yang

    kebanyakan berbentuk dialog, hampir selalu Socrates yang dikemukakannya. Ia

    memikir, tetapi keluar seolah-olah Socrates yang berkata.

    Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-

    lamanya. Di sini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan,

    bahwa semuanya relatif dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yangskeptis. Socrates berpendapat, bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari.

    Dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikir sendiri, melainkan setiap kali berdua

    dengan orang lain, dengan jalan tanya jawab. Orang yang kedua itu tidak

    dipandangnya sebagai lawannya, melainkan sebagai kawan yang diajak bersama-

    sama mencari kebenaran. Kebenaran harus lahir dari jiwa kawan bercakap itu

    sendiri. Ia tidak mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang

    tersimpan di dalam jiwa orang. Sebab itu metodenya disebut maieutik,

    menguraikan, seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai dukun beranak.

    Socrates mencari pengertian, yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya. Sebab

    itu ia selalu bertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani, apa yang disebut indah,apa yang bernama adil? Pertanyaan tentang apa itu harus lebih dahulu daripada

    apa sebab. Ini biasa bagi manusia dalam hidup sehari-hari. Anak kecil pun mulai

    bertanya dengan apa itu. Oleh karena jawab tentang apa itu harus dicari

    dengan tanya jawab yang mungkin meningkat dan mendalam, maka Socrates

    diakui pulasejak keterangan Aristotelessebagai pembangun dialektik

    pengetahuan. Tanya jawab, yang dilakukan secara meningkat dan mendalam,

    melahirkan pikiran yang kritis. Dalam berjuang mencari kebenaran yang umum

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    8/23

    lakunya, yaitu mencari pengetahuan yang sebenar-benarnya, terletak seluruh

    filosofinya.

    Oleh karena Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya-jawab sana dan

    sini, yang kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya

    ialah metode induksi dan definisi. Kedua-duanya itu bersangkut-paut. Induksi

    menjadi dasar definisi.Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara kritis. Ia

    tidak berusaha mencapai dengan contoh dan persamaan, dan diuji pula dengan

    saksi dan lawan saksi. Seperti disebut di atas, dari lawannya bersoal jawab, yang

    masing-masing terkenal sebagai ahli dalam haknya sendiri-sendiri, dikehendakinya

    definisi tentang berani indah dan lain sebagainya. Pengertian yang diperoleh itu

    diujikan kepada beberapa keadaan atau kejadian yang nyata. Apabila dalam

    pasangan itu pengertian tidak mencukupi, maka dari ujian itu pengertian dicari

    perbaikan definisi. Definisi yang tercapai dengan cara begitu diuji pula sekali lagi

    untuk mencapai perbaikan yang lebih sempurna. Demikianlah seterusnya. Begitulah

    cara Socrates mencapai pengertian. Dengan melalui induksi sampai kepada definisi.

    Definisi yaitu pembentukan pengertian yang umum lakunya. Induksi dan definisi

    menuju pengetahuan yang berdasarkan pengertian.

    Budi ialah tahu, kata Socrates. Inilah inti sari daripada etiknya. Orang yang

    berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Paham etiknya itu kelanjutan dari

    metodenya. Induksi dan definisi menuju kepada pengetahuan yang berdasarkan

    pengertian. Dari mengetahui beserta keinsafan moral, mesti menimbulkan budi.

    Apabila budi adalah tahu, maka tak ada orang yang sengaja, atas maunya sendiri,

    berbuat jahat. Kedua-duanya, budi dan tahu, bersangkut-paut. Apabila budi adalah

    tahu, berdasarkan timbangan yang benar, maka jahat hanya datang dari orang

    yang tidak mengetahui, orang yang tidak mempunyai pertimbangan atau

    penglihatan yang benar. Orang yang kesasar adalah kurban daripadakekhilafananya sendiri. Kesasar bukanlah perbuatan yang disengaja. Tidak ada

    orang yang khilaf atas maunya sendiri.

    Oleh karena budi adalah tahu, maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan

    sendirinya terpaksa berbuat baik. Untuk itu perlulah orang pandai menguasai diri

    dalam segala keadaan. Dalam suka maupun duka. Dan apa yang pada hakekatnya

    baik, adalah juga baik bagi kita sendiri. Jadinya, menuju kebaikan adalah jalan yang

    sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup. Kesenangan hidup tidak

    pernah dipersoalkan oleh Socrates, sehingga murid-muridnya kemudian

    memberikan pendapat mereka sendiri-sendiri tentang kesenangan hidup.

    PLATOPlato lahir pada tahun 428/7 sebelum masehi dari keluarga terkemuka di Athena,

    ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Ketika bapaknya

    meninggal ibunya menikah lagi dengan adik ayahnya Plato yang bernama

    Pyrilampes yang tidak lain adalah seorang politikus, dan Plato banyak terpengaruh

    dengan kehadiran pamannya ini. Karena sejak kehadiran pamannya ini ia banyak

    bergaul dengan para politikus Athena.

    Selain para politikus ia juga banyak dipengaruhi oleh Kratylos, seorang filusuf yang

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    9/23

    meneruskan ajaran Herakleitos yang mempunyai pendapat bahwa dunia ini terus

    berubah. Dari pergaulan dengan para politikus, Plato akhirnya menelurkan sebuah

    pemikiran bahwa pemimpin suatu negara haruslah seorang filusuf, hal ini

    dilontarkan karena kekecewaannnya atas kepemimpinan para politikus yang ada

    pada saat itu, terutama yang berkaitan dengan kematian gurunya, yaitu Socrates,

    di persidangan yang berakhir pada kematian gurunya tersebut.Pada perkembangan selanjutnya Plato mendirikan Akademia sebagai pusat

    penyelidikan ilmiah dan di sekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu

    menjadikan filsuf-filsuf yang siap menjadi pemimpin negara, dan akademia inilah

    awal dari munculnya universitas-universitas saat ini karena lebih menekankan pada

    kajian ilmiah bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan mengajar di

    akademia ini hingga akhir hayatnya.

    Dalam menelurkan karya-karya fisafatnya Plato menggunakan metode dialog,

    karena ia percaya filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan melalui dialog

    dan banyak dari karya-karyanya disampaikan secara lisan di akademia-nya. Di satu

    sisi ia masih mempercayai beberap mitos yang digunakan olehnya untuk

    mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal duniawi. Ia banyak dipengaruhi

    oleh gurunya, Socrates dalam pemikirannya.

    Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato. Ia

    beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari

    subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya

    pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Ia memberikan beberapa contoh seperti

    segitiga yang digambarkan di papan tulis dalam berbagai bentuk itu merupakan

    gambaran yang merupakan tiruan tak sempurna dari idea tentang segitiga.

    Maksudnya adalah berbagai macam segitiga itu mempunyai satu idea tentang

    segitiga yang mewakili semua segitiga yang ada.

    Dalam menerangkan idea ini Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitudunia yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari

    dunia ini tidak tetap terus berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan. Dunia

    lainnya adalah dunia idea, dan dunia idea ini semua serba tetap, sifatnya abadi dan

    tentunya serba sempurna.

    Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Hubungan antara idea

    dan realitas jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani tidak

    bisa berada tanpa pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara idea dan realitas

    jasmani ini melalui 3 cara, pertama, idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua,

    benda konkrit mengambil bagian dalam idea, disini Plato memperkenalkan

    partisipasi dalam filsafat. Ketiga, Idea merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna yang

    menyerupai model tersebut.

    Plato menganggap bahwa jiwa merupakan pusat atau intisari kepribadian manusia,

    dan pandangannya ini dipengaruhi oleh Socrates, Orfisme dan mazhab

    Pythagorean. Salah satu argumen yang penting ialah kesamaan yang terdapat

    antara jiwa dan idea-idea, dengan itu ia menuruti prinsip-prinsip yang mempunyai

    peranan besar dalam filsafat. Jiwa memang mengenal idea-idea, maka atas dasar

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    10/23

    prinsip tadi disimpulkan bahwa jiwapun mempunyai sifat-sifat yang sama dengan

    idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah.

    Plato mengatakan bahwa dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada

    di dunia ini sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap

    manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di

    dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmanipengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja, maka Plato

    menganggap juga seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang

    pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.

    Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa manusia dalam

    hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai

    dalam polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai

    manusia serentak juga berarti hidup dalam polis, ia menolak bahwa negara hanya

    berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan physis/kodrat. Plato tidak

    pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan

    mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis

    atau negara.

    Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis

    atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi

    bidang pekerjaan, sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan

    dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya perkembangan

    wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhanpun bertambah

    sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini.

    Dalam menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga

    yang harus dididik khusus. Mereka harus mempelajari, senam yang lebih umum dan

    keras dan sebaiknya dilakukan paa usia 18 20 tahun. Dari sini diseleksi lagi untuk

    dijadikan calon pemimpin politik, dan untuk membentuk pemimpin in mereka harusbelajar filsafat hingga usia 30 tahun, tujuan belajar filsafat ini untuk melatih mereka

    dalam mencari kebenaran. Dari sini diseleksi lagi dan mereka yang lulus seleksi

    akan mempelajari filsafat dan dialektika secara lebih intensif selama 5 tahun. Dan

    jika dalam pendidikan ini berhasil maka selama 15 tahun ia menduduki beberapa

    jabatan negara yang tujuannya agar mereka tahu pekerjaan-pekerjaan negara. Dan

    pada usia 50 tahun baru mereka siap menjadi seorang pemimpin.

    Ada tiga golongan dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang

    tidak lain adalah para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan

    kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit. Dan

    ketiga, Golongan pekerja atau petani yang menanggung kehidupan ekonomi bagiseluruh polis.

    Plato tidak begitu mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat

    umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit

    disama-ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis tersebut.

    Adapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarkhi,

    karena jika hanya monarkhi maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu

    demokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga perlu diadakan

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    11/23

    penggabungan, dan negara ini berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan.

    Hal ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di Athena.

    ARISTOTELES

    Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya

    termasuk wilayah Makedonia Tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi

    Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles bergabung menjadimurid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena

    selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato

    meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander

    berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan

    dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama

    Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM.

    Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu ia memimpin Lyceum, yang mencakup

    enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai

    karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang metafisika,

    fisika, etika, politik, kedokteran dan ilmu alam.

    Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan

    mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini

    menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap

    hukum alam dan keseimbangan pada alam. Plato menyatakan teori tentang bentuk-

    bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak

    mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan bahwa

    bentuk materi yang sempurna, murni atau bentuk akhir, adalah apa yang

    dinyatakannya sebagai theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani

    sekarang dianggap berarti Tuhan.

    Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang

    bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentanglogika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula

    pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).

    Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah

    gabungan dari bentuk demokrasi dan monarkhi. Karena luasnya lingkup karya-

    karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala

    ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam

    sekali seperti fisika, astronomi, biologi, psikologi, metafisika (misalnya studi tentang

    prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika,

    politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.

    Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebihmerupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation),

    banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun

    lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal dan

    sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata

    bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang

    keliru.

    Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    12/23

    Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran

    Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada

    abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (11351204), dan dengan

    teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (11261198). Bagi manusia abad pertengahan,

    Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan

    metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan,atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh

    Dante Alighieri. http://bahanajarguru.blogspot.com/2011/09/socrates-plato-dan-

    aristoteles.html

    source: www.masadmasrur.co.uk

    Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

    Label: PKN

    0 komentar:

    Poskan Komentar

    Prinsip-Prinsip Epistimologi Murtadha Muthahari dan

    kontribusinya terhadap Ideologi

    Ditulis pada 24 December 2009

    Manusia merupakan sebangsa binatang. Dia memiliki banyak persamaan dengan binatang

    lainnya. Pada saat yang sama manusia memiliki banyak ciri yang membedakan dirinya denganbinatang lainnya,1 salah satu diantaranya yaitu berfikir. Manusia adalah makhluk berfikir dan

    1 Murtadha Muthahhari, Man and universe. Diterj, Ilyas Hasan, Manusia dan Alam Semesta

    http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=facebookhttp://bahanajarguru.blogspot.com/search/label/PKNhttp://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/http://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=facebookhttp://bahanajarguru.blogspot.com/search/label/PKNhttp://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/http://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/
  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    13/23

    merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibanding makhluk Tuhan lainnya, kapasitas

    berfikir yang dimilikinya menjadikan manusia menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk

    Tuhan yang lain.2 Manusia mempunyai kemampuan berfikir, sehingga mampu membuatkeputusan dangan dasar pikiran, akal dan nalar.3 Binatang memiliki kemampuan mengenal

    (mengetahui), segala sesuatu yang ada di sekitarnya hanya melalui indra (alat untuk merasa,

    mencium bau, mendengar, melihat, meraba dan merasakan sesuatu secara naluriah).

    Dari segi pengetahuan binatang tidak sanggup keluar dari kerangka lahiriahnya, kekhususannya,

    lingkungan hidupnya dan masa sekarang. Sedangkan manusia selain melihat, dia juga mampumenafsirkan melalui pemikiran sehingga terciptalah bangunan ilmu pengetahuan. Inilah

    kemudian yang menjadikan manusia ebih unggul daripada binatang. Karena itu, dikatakan al-

    insan hayawan natiq manusia adalah binatang yang berfikir atau dengan istilah lain yang lebih

    populer dikenal Homo sapiens makhluk yang berfikir. Berpikir itulah yang menjadi ciri khasmanusia dan karena berfikirlah dia menjadi manusia.

    Manusia adalah manusia, dikarenakan adanya berbagai potensi yang sangat luar biasa diberikanpada awal penciptaannya. Manusia pikiran dan rasio, berbagai potensi ilmiah, yang mana semua

    itu tidak terdapat pada binatang, tumbuhan, dan benda mati.4 Karenah itulah manusia lebihterhormat daripada seekor binatang atau tumbuhan.

    Manusia tidak seperti benda-benda. Ia berada di tengah dunia dengan cara yang khas, yaitu

    bahwa manusia sadar akan benda-benda yang ada di sekitarnya.5 Kesadaran akan kehadiranbenda-benda yang ada di sekitarnya ini melahirkan pemikiran sebagai dasar sebuah proses yang

    membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti

    jalan pikiran tertentu yang akhirnya sampai pada kesimpulan yang berupa pengetahuan.

    Setiap manusia tentu mengetahui berbagai hal dalam kehidupan dan dalam dirinya terdapat

    berbagai pemikiran dan pengetahuan.6 Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir

    merupakan obor dan semen peradaban di mana manusia menemukan dirinya dan menghayatihidup dengan lebih sempurna.7 Namun ada sederet persoalan yang senantiasa menghadang

    manusia sebagai makhluk berkesadaran dan berfikir, serta bagi yang mereka yang memiliki salah

    satu ciri utama sebagi manusia, sebagaimana yang dikemukakan Rene Descartes (1596-1650)dalam bahasa Perancis berbunyi:Je pensee, donct je suis, atau lebih dikenal dengan bahasa latin:

    Cogito, ergo sum, yang berarti: aku berfikir, karena itu aku ada. Ketidakpuasan dan kebutuhan

    inilah yang terutama mendorong manusia dari zaman ke zaman untuk mencari penyebab asal

    (Cet. III; Jakarta: Lentera, 2002), h. 12 Amroen Drajat, Suhrawardi (Kritik Filsafat Paripatetik) (Cet. I; Yogyakarta: LKiS, 2005), h.13 Murtadha Muthahhari, Falsafah Pergerakan Islam (Cet; I Jakarta: Amanah Press, 1988) h.

    964 Idem , Asynaai Baa Quran. Ditrj, oleh Muhammad Jawad Bafagih, Pelajaran-PelajaranPenting dari Al-Quran (cet; II Jakarta: Lentera, 2002) h.2715 Bambang Q-Anees, Radea Juli A. Hambali, Filsafat untuk Umum (Cet. I; Jakarta: Kencana,2003), h. 1996 Muhammad Baqir Ash-Shadr, Fisalfatuna. Diterj oleh M. Nur Mufid bin Ali, Falsafatuna;Pandangan Muhammad Baqir Ash-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia (Cet. IV;Bandung: Mizan, 1998), h. 257 Jujun S. Suria Sumantri, Ilmu dalam Perspektif(Cet. XV; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2001), h. 2.

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    14/23

    dari segala sesuatu, untuk menelusuri dasar-dasar dari semua pengetahuan.8

    Ketidakpuasan karena tidak memadainya suatu pengetahuan untuk menjawab suatu masalah,atau tidak tuntasnya penjelasan yang diberikan oleh suatu pengetahuan, atau sudah bosannya

    manusia dengan pengetahuan, penjelasan dan kemampuan yang mereka miliki, sudah

    menghantui manusia sejak dahulu kala. Sejak manusia pertama kali mulai berfikir (atau lebihtepat bernalar).9

    Secara historis, kegiatan olah pikir sudah dimulai sejak enam abad sebelum masehi. Kegiatan itudisebut falsafah atau filsafat. Sementara di dalam Islam, kegiatan seperti itu disebut dengan

    hikmah.10 Falsafah berasal dari bahasa Yunani, yakni philosophia, yang berarti cinta akan

    pengetahuan.11 Sejak semula, filsafat ditandai dengan rencana umat manusia untuk menjawab

    persoalan seputar alam, manusia, dan Tuhan.12 orang yang mula-mula sekali menggunakan akalsecara serius adalah orang Yunani yang bernama Thales (+ 624 546 SM). Orang inilah yang

    digelari Bapak Filsafat. Gelar itu diberikan kepadanya karena ia mengajukan pertanyaan yang

    aneh, apakah sebenarnya bahan alam semesta ini? dia sendiri menjawab: air. Setelah itu silihbergantilah filosof sezamannya dan sesudahnya mengajukan jawabannya. Semakin lama

    persoalan yang dipikirkan semakin luas, dan semakin rumit pula pemecahannya.13

    Puncak kebingungan terlihat pada tokoh sofisme, yaitu Protagoras (481-411 SM). Dia

    mengatakan bahwa manusia adalah ukuran segala-galanya. Nah, inilah rumus utama

    relativisme.14Kebenaran telah direlatifkan. Yang benar ialah apa yang menurutku, menurutmu;kebenaran objektif tidak ada.15 Di tengah anggapan bahwa semua kebenaran relatif, cara

    mengungkapkan yang memukau menjadi penting. Maksudnya, kebenaran tidak lagi tergantung

    pada isi (bukankah isinya sudah dianggap relatif); kebenaran tergantung pada bagaimana cara

    menyampaikannya; juga sebaliknya.

    Tokoh kedua dari kaum sofis adalah Georgias (483-375 SM). Filsuf satu ini menyatakan tidak

    ada satupun yang benar. Dia mengatakan, tidak ada sesuatu pun yang ada, jika ada maka ia tidakdapat diketahui, dan jika dapat diketahui sesuatu itu tidak dapat dikabarkan.16 Georgias

    menyatakan dengan tegas bahwa segala pemikiran atau pendirian adalah salah, salah satu

    kebalikan dari pemikiran Protagoras yang menyatakan segala pendirian atau pemikiran bisa jadibenar. Protagoras dianggap sebagai seorang skeptis, ia meragukan adanya kebenaran di dunia ini,

    sedang Georgias bisa disebut sebagai nihilis karena ia menyatakan lebih keras lagi, kebenaran itu

    8 Conny Setiawan, Th..I Setiawan Yufiarti, Panorama Filsafat Ilmu (Cet. I; Jakarta: Teraju,2005), h. 114-1159 Ibid10 Amroen Drajat, Suhrawardi , op.cit., h. 211 Muhammad Hatta,Alam Pikiran Yunani (Cet. III; Jakarta: Tinta Mas, 1986), h. 3

    12 Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam Sebuah Peta Kronologis (Cet. III; Bandung: Mizan,2002), h. 113 Ahmad Tafsir, FilsafatUmum; Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra (Cet. II; Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 114 Relativisme adalah ajaran bahwa tidak ada hal-hal absolute, dalam penerapanepistemologinya, ajaran ini menyatakan bahwa semua kebenaran relative. Ajran ini dianutoleh Protagoras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya. Lihat, Logens Bagus, Kamus Filsafat(Cet; III Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. 94915 Bambang Q-Anees, Radea Juli A. Hambali, op.cit., h. 150-15116 Ibid., h. 151-152

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    15/23

    memang sudah tidak ada lagi. Retorika (keterampilan mengelola kata) sekali lagi menjadi cara

    untuk meyakinkan orang.

    Aliran sofisme ternyata mulai mengubah pandangan filosofis dari naturalis ke humanis sebagai

    makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sofisme terlalu mengemukakan pendirian

    yang sebyektif, relatif, skeptis dan nihilis. Sebab itu tak mungkin ia menjadi suatu sistempengetahuan yang bulat dan kukuh. Pada umumnya dalam zaman sofisme ini perhatian orang

    kepada manusia satu persatu dan norma atau ukuran bagi baik-buruk diletakkan pada

    perseorangan. Tidak diakui norma yang umum bagi semua orang. Jika subjek merasa baik, itulahyang baik, sedangkan yang dianggapnya jelek, itulah yang jelek. Norma adalah subjektif. Pada

    masa ini mulai masa antropologis.

    Di tengah kuatnya pengaruh kaum sofis, muncullah seorang filsuf lain yang mencobamemberikan alternatif baru, Sokrates namanya (470-399 SM). Dia setuju bahwa pada

    manusialah memiliki pengetahuan dan kemauan, aku tak punya urusan dengan pemikiran-

    pemikiran tentang alam, demikian ujarnya Socrates dalamApology. Namun ia tidak setuju padapendirian bahwa tidak ada kebenaran yang bisa ditemukan ajaran guru-guru sofis yang

    merelatifkan kebenaran, atau bahkan menihilkan kebenaran.17 Tujuan Socrates ialah mengajarorang mencari kebenaran. Sikapnya itu adalah suatu reaksi terhadap ajaran sofisme yangmerajalelah waktu itu.18 Dengan filosofinya yang diamalkan dengan cara hidup dia mencoba

    memperbaiki masyarakat yang rusak. Orang diajak memperhitungkan tanggung jawab. Ia selalu

    berkata, yang ia ketahui cuma satu, yaitu bahwa ia tak tahu. Sebab itu dia bertanya. Tanya jawabadalah jalan baginya untuk memperoleh pengetahuan. Itulah permulaan dialektika.19

    Usaha Socrates itu diteruskan oleh murid dan sahabat utamanya. Plato (427-347 SM) adalah

    pengikut Socrates yang taat di antara pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selaindikenal sebagai ahli fikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal.20 Dalam berfilsafat, Plato

    meneruskan tradisi yang ditempuh oleh Socrates, yaitu dengan jalan dialog. Plato memilih dialog

    karena berkeyakinan bahwa filsafat pada intinya tidak lagi dari pada suatu dialog. Berfilsafatberarti mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa mencari

    kebenaran sebaiknya dilakukan bersama-sama dalam suatu dialog.21

    Plato dikenal sebagai filosof dualisme, artinya dia mengakui adanya dua kenyataan yang terpisah

    dan berdiri sendiri, yaitu dunia ide dan dunia bayangan (indrawi). Dunia ide adalah dunia tetap

    dan abadi, di dalamnya tidak ada perubahan, sedangkan dunia bayangan adalah dunia yang

    berubah, yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan kepada indra. Bertitik-tolak daripandangan ini, Plato mengajarkan adanya dua bentuk pengenalan. Di satu pihak ada pengenalan

    idea-idea yang merupakan pengenalan yang sebenarnya. Pengenalan ini mempunyai sifat yang

    sama seperti objek yang menjadi arah pengenalan yang sifatnya teguh, jelas dan tidak berubah.Di pihak lain ada pengenalan tentang benda-benda jasmani pengenalan ini mempunyai sifat tidak

    tetap, selalu berubah.22

    17 Ibid18 Muhammad Hatta, op.cit., h. 7519 Ibid20 Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 5021 Rizal Mustansyi dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu (Cet. VI; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007), h. 6322 Ibid., h. 17

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    16/23

    Pemikiran filsafat Yunani mencapai puncaknya pada murid Plato yang bernama Aristoteles (384-

    322 SM).23 Aristoteles dilahirkan di Stagira pada tahun 384. Untuk menyelesaikan

    pendidikannya, dia pergi ke Athena dan tinggal selama 20 tahun, sebagai murid Plato.24

    Aristoteles mengawali metafisikanya dengan pertanyaan Setiap manusia dari kodratnya ingin

    tahu. Dia begitu yakin mengenai hal itu sehingga dorongan untuk tahu ini tidak hanya disadari

    tetapi benar diwujudkan di dalam karyanya sendiri.25

    Aristoteles yang pertama kali menyusuncara berpikir teratur dalam satu sistem. Oleh karena itu, tidak salah jika beliau digelari sebagai

    bapak logika.

    Setelah masa Yunani, pemikiran manusia (filsafat) memasuki suatu periode yang panjang sekali,

    sekitar 1500 tahun. Periode ini yang sering disebut abad pertengahan.26 Filsafat pertengahan ini

    bisa pula disebut dengan filsafatskolastik.27 Sistem pemikiran filosof di masa ini adalah filsafat

    teologis/teosentris, yakni sistem pemikirannya didasarkan pada ajaran agama. Pada pertengahanini muncullah dari agama Kristen dan Islam.28 Filosof dari kalangan agama Kristen antara lain:

    Augustinus (354-430, An Selmus (1033-1109) Abaelardus (1079-1142). Adapun para filosof dari

    kalangan Islam yang telah berjasa menerjemahkan filsafat Yunani ke dalam dunia Islam antaralain: Yusuf Yaqub bin Ishaq al-Kindi (801-873), Abu Nashr al-Farabi (870-950), Ibnu Sina

    (980-1037), dan Abu Hamid ibn Muhammad al-Ghazali (1058-1111).29

    Selama periode abad pertengahan, pemikiran pengetahuan filsafat di barat dipengaruhi oleh

    agama Kristen, boleh dikatakan tidak banyak menghasilkan penemuan, pemikiran seperti direm.

    Yang mengeremnya adalah orang-orang Kristen, atas nama agama Kristen. Akal dikekang dandikungkung secara keterlaluan oleh agama Kristen pada masa ini. Itulah sebabnya periode ini

    sering disebut juga periode skolastik, dan filsafatnya disebut skolastisisme.30 Begitupun dalam

    pemikiran Islam ternyata juga sedikit mengalami kemandekan, akibat kritik-kritik Al-Ghazali.

    Bagi Al-Ghazali argumen-argumen yang dilontarkan oleh para filosof tidaklah kuat, dan menurutkeyakinannya (Al-Ghazali), ada yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pada akhirnya ia

    mengambil sikap menentang filsafat.31

    Sejak zaman filsafat Yunani sampai berakhirnya, akal mendominasi. Setiap orang bebas berpikir

    guna memperoleh pengetahuan. Namun setelah 1500 tahun sesudahnya, yaitu abad pertengahan

    Kristen, akal harus tunduk pada keyakinan Kristen, maka konsekuensinya kebebasan berpikirdibatasi dan pemikiran di bawah kendali agama. Oleh sebab itulah, sejak Rene Descartes, tokoh

    23 Ibid24 Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat(Cet. XII; Yogyakarta: Kanisius, 2005),h. 1925 Hardono Hadi, Epistemologi Filsafat Pengetahuan (Cet. XI; Yogyakarta: Kanisius, 2005), h.1326 Ahmad Tafsir, op.cit., h. 3

    27 Skolastik (dari istilah latin scholasticus, yang berarti murid) sejumlah aliran filsafat danteologi di Eropa Barat antara abad ke-12 dan15. Pada umumnya berpangkal pada filsafatAristoteles, mencari sintesis antara akal budi manusia dan wahyu ilahi, tetapi sekaligusmembedakan antara ilmu dan iman kepercayaan. Lihat, Dick Hardoko, Kamus PopulerFilsafat(cet; III Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h. 8828 Abd. Rahman Musa, dkk., Diktat Filsafat(Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1991), h. 3029 Ibid., h. 5430 Ahmad Tafsir, op.cit., h. 331 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisime dalam Islam (Cet. X; Jakarta: Bulan Bintang,1999), h. 37

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    17/23

    pertama filsafat modern berusaha mengembalikan peranan akal dalam mendomiasi filsafat.

    Descartes dengan cogito ergo sum-nya berusaha melepaskan filsafat dari dominasi agamaKristen. Dia ingin akal mendominasi filsafat.32Akal diberi kepercayaan yang lebih besar, karena

    adanya suatu keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang

    diperlukan juga pemecahannya. Maka pada era inilah dapat dikatakan, merupakan awal mulafilsafat modern, dan merupakan cikal bakal munculnya berbagai aliran seperti, rasionalisme,

    empirisme, kritisisme dan lain-lain.

    Dalam peta sejarah pemikiran Islam, filsafat bercorak Islam sistematis tertulis sejak Alkindi yang

    dijuluki sebagai filsuf Arab yang pertama, salah satu perannya yang paling signifikan dalam

    mengembangkan corak filsafat Islam adalah menjembatani pemikir Islam dengan filsafat Yunani

    Kuno.33 Memasuki masa setelahnya, filsafat Islam semakin menemukan bentuknya yang khasdalam filsafat al-Farabi. Jika al-Kindi dipandang sebagai seorang failasuf muslim pertama dalam

    arti kata yang sebenarnya, al-Farabi disepakati sebagai peletak sesungguhnya dasar piramida

    falsafah dalam Islam yang sejak itu dibangun dengan tekun. Maka setelah Aristoteles sang GuruPertama (al-muallim al-awwal), Al-Farabi dalam dunia intelektual Islam dinilai sebagai Guru

    Kedua (al-muallim al-tsani).34 lalu akhirnya muncullah Ibnu Sina sebagai pewaris tulen tradisifilsafat Islam rintisan al-Kindi dan peletakan fondasi al-Farabi. Pada masa ibnu Sina falsafatmencapai puncaknya yang tertinggi, dan karena prestasiya itu Ibnu Sina memperoleh gelar

    kehormatan sebagai Al-Syaikh Al-Rais (Kiyai Utama).35 Satu generasi setelah Ibnu Sina,

    tampil al-Ghazali, seorang pemikir dengan dahsyat dan tandas mengeritik filsafat, khususnyaNeoplatonisme.36

    Di dunia Barat abad pertengahan Al-Ghazali dikenal dengan nama Abu Hamet Algazel. Di dunia

    Islam dia diberi gelar Hujjatul Islam. Al-Ghazali merupakan filosof besar terakhir di duniabagian timur.37 Dalam falsafah al-Ghazali dikenal banyak mengeritik pendapat para filosof-

    filosof lainnya. Kritikan pedas tersebut dituangkan dalam bukunya yang terkenal Tahafut Al-

    Falasifat (The Incoherence of Philosoper; Kerancuan Pemikiran Para Filosof).38

    Sehubungandengan sanggahan yang mematikan dari al-Ghazali terhadap para filosof muslim, akhirnya

    setelah beberapa generasi lahirlah Ibnu Rusyd sebagai seorang filosof muslim merasa wajib

    menjawab sanggahan tersebut, yang tidak pula kalah mautnya dari sanggahan al-Ghazali.Menurut Ibnu Rusyd bukan pemikiran para pemikir muslim yang rancu, melainkan pemikiran al-

    Ghazali sendiri.39Oleh karena itu, kalau Ibnu Rusyd di Eropa dikenal sebagai common tatordari

    Aristoteles, sedangkan di dunia Islam ia dikenal sebagai orang membela kaum filosof dari

    serangan Al-Ghazali dalam Tahafut al-Falasifah. Untuk itulah dia susun bukunya yang bernama

    32 Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu; Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 8333 Muhsin Labib, Para Filosof; Sebelum dan Sesudah Mullah Shadra (Cet. I; Jakarta: Al-Huda,

    2005), h. 3534 Nurcholish Madjid, Khasanah Intelektual Islam (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h.3035 Ibid., h. 32-3336 Ibid37 Harun Nasution Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid II (Cet. I; Jakarta: BulanBintang, 2002), h. 5138 Sirajuddin Zar, Filsafat Islam; Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2004), h. 15939 Ibid., h. 227-228

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    18/23

    Tahafut al-Tahafut.40

    Filsafat Islam pada Ibnu Rusyd seakan-akan berhenti ini dapat dilihat banyak filosof setelah IbnuRusyd tidak mendapat perhatian yang memadai. Pada waktu yang hampir bersamaan dengan

    meninggalnya Ibnu Rusyd, di dunia Islam timur baru saja berdiri sebuah mazhab baru filsafat

    Islam, yang disebut filsafat iluminasi (isyraqi) didirikan oleh Suhrawardi al-Maqtul (w.1191).41

    Terutama di dunia Syiah, filsafat Islam tidak pernah mati dan terus menghasilkan filosof-filosof

    besar pada setiap zamannya. Pada abad ketiga belas, misalnya seorang filosof Syiah telah

    mencoba menghidupkan kembali filsafat Ibnu Sina, yang bernama Al-Din al-Thusi (w.1274).pada abad berikutnya, muncullah seorang pengikut Suhrawardi, tetapi juga murid Thusi, yaitu

    Quthub al-Din Syirazi(w.1311). Dia telah menulis sebuah karya komentar Syarh Hikmah Al-

    Isyraq, di samping karyanya sendiri yang terkenal Durrat al-Tajj fi Ghurrat al-Dubbaj.42 Di

    samping itu, masih banyak filosof-filosof minor antara Thusi dan Mir Damad, pendiri mazhabisfahan, dan sekaligus guru utama Mulla Shadra.

    Tonggak baru filsafat Islam pasca Ibnu Rusyd berdiri segera setelah mazhab Isfahani, yaitumazhab filsafatHikmah al-Mualliyyah atau filsafat hikmah, yang didirikan oleh Shadr al-Din al-

    Syirazi, atau Mulla Sadra (w. 1941).43 Jadilah Mullah Shadra bergabung tradisi paripatetik, irfandan iluminasi, sekaligus teologi dan tradisi Islam.44 Pemikiran filsafat Islam terus bergulir,dengan silih berganti filosof-filosof setelah era Mullah Shadra sehingga akhirnya sampai pada

    revolusi Iran, muncul salah seorang guru besar Ayatullah Khomaini sekaligus sebagai pemimpin

    revolusi. Dia merupakan guru filsafat yang handal bersama rekannya Allama Thabathabai.

    Thabathabai dan Imam Khomaini telah mengantarkan filsafat dan irfan ke puncak kejayaan.45

    Berkat usaha keduanya dari sinilah akhirnya telah berhasil mencetak puluhan filsuf-filsuf muslim

    muda yang kelak mewarnai dinamika intelektual Islam, salah satu di antaranya yaitu SayyidMurthadha Muthahhari.

    Menyimak dari uraian di atas, dengan munculnya berbagai aliran mazhab pemikiran, mulai dariusaha manusia untuk menjawab persoalan alam, manusia dan Tuhan. dapat dianalisa bahwa yang

    menjadi inti permasalahan atau pokok persoalan munculnya berbagai aliran tersebut diakibatkan

    oleh metode pendekatan epistemologi yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada filosof tentangalam, Thales menganggap bahwa alam ini berasal dari air, lalu filosof selanjutnya

    Anaximandros (710-547 SM) menganggap bahwa bukanlah air, tapi Apeiron dan Anaximenes

    (588-528) beranggapan bahwa asal dari segala sesuatu itu adalah udara sedangkan filosof lainya

    Heraklitos (535-75 SM) menganggap bahwa hakekat dari alam ini adalah api.

    Perbedaan metode berbagai mazhab pemikiran ini mencapai puncak kebingungan ketika

    membahas tentang persoalan manusia pada masa sofisme. Salah satu tokohnya di antaranya yaituProtagoras yang mengemukakan bahwa tidak ada kebenaran mutlak. Manusia adalah ukuran

    kebenaran, sedangkan manusia sifatnya subjektif dan relatif. Jadi semua kebenaran relatif, makadari sinilah awal munculnya relatifisme. Tokoh yang lain Georgeas lebih parah lagi karena dia,

    40 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisme, op.cit., h. 4341 Mulyadi Kartanegara, Gerbang Kearifan (Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 17942 Ibid., h. 179-18043 Ibid., h. 18644 Haidar Bagir, Buku Saku Filsafat Islam (Cet. I; Bandung: Mizan, 2005), h. 9845 Muhsin Labib, Para Filosof, op.cit., h. 56

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    19/23

    meniadakan kebenaran dengan mengatakna bahwa segala sesuatu itu ada pada dasanrya tidak

    ada, maka dari sinilah pula awal bakal munculnya nihilisme.

    Menanggapi pokok persoalan di atas, maka muncullah seorang bijaksana Socrates

    mengemukakan bahwa ada kebenaran objektif yang dapat diperoleh melalui dialektika. Plato

    selaku pelanjut Socrates mengemukakan bahwa memang benar ada kebenaran objektif yaitu adapada dunia idea. Selanjutnya Aristoteles teman dan murid Plato mengemukakan bahwa

    kebenaran objektif itu dapat ditemukan dengan melalui metode silogisme oleh karena itu dia

    menyusun aturan-aturan berfikir, akhirnya ia digelari Bapak Logika.

    Pada masa abad pertengahan atau zaman skolastik metode epistemologis yang digunakan di

    barat, ternyata lebih menitikberatkan pada agama (ajaran gereja) akal tidak mempunyai peranan.

    Dalam dunia Islam juga demikian ketika masa al-Ghazali. Namun pada masa sebelumnya, al-Kindi berusaha memadukan agama dan filsafat. Sehingga dia membagi pengetahuan ke dalam

    dua jenis, pengetahuan Ilahi, yang berdasarkan pada keyakinan dan pengetahuan filsafat,

    dasarnya ialah pemikiran (ratio-reasion).46

    Masa selanjutnya diteruskan oleh Al-Farabi yang lebih menitikberatkan pada logika. Bagi al-Farabi, logika ialah ilmu tentang peraturan (pedoman) yang dapat menegakkan pikiran danmenunjukkan kepada kebenaran dalam lapangan yang tidak bisa dijamin kebenarannya. Filosof

    selanjutnya Ibnu Sina metode epistemologi yang digunakan adalah metode deduksi dan metode

    induksi. Di samping itu, ia juga mempergunakan metode meditasi, yakni metode yangmenyelidiki keadaan yang di dalamnya diperoleh hakikat.47 Maka akhirnya sampailah pada al-

    Ghazali. Dia ingin mencari kebenaran yang sebenarnya, yaitu kebenaran yang diyakininya betul-

    betul merupakan kebenaran.

    Adapun metode epistemologis yang digunakan al-Ghazali pada mulanya, yaitu mulai pada awal

    yang ditangkap oleh pancaindera, tetapi baginya kemudian ternyata bahwa pancaindera juga

    berdusta. Karena itu tidak percaya lagi pada pancaindera. Dia kemudian meletakkankepercayaannya pada akal. Tetapi akal juga ternyata tidak dapat dipercaya.48 Dia kemudian

    mempelajari filsafat untuk menyelidiki apakah pendapat-pendapat yang dikemukakan filosof-

    filosof itulah yang merupakan kebenaran. Baginya ternyata argumen-argumen yang merekakemukakan tidak kuat, dan menurut keyakinannya ada yang bertentangan dengan ajaran Islam.

    Dia beralih kepada ilmu kalam, tapi dalam ilmu al-Kalam, sama halnya dengan falsafah

    mempunyai argumen yang tidak kuat. Akhirnya dalam tasawuflah dia memperoleh apa yang

    dicarinya.49

    Filosof lainnya yang tak kalah pentingnya ialah Ibnu Rusyd, metode epistemologi yang

    digunakan yaitu lebih menitikberatkan pada falsafah, yang tak lain adalah berfikir. Berfikirtentang wujud untuk mengetahui pencipta semua yang ada ini. Al-Quran, sebagaimana dapat

    dilihat dari ayat-ayat yang mengandung kata-kata dan sebagainya, menyuruh supaya manusiaberfikir tentang wujud dan alam sekitarnya untuk mengetahui Tuhan. dengan demikian Tuhansebenarnya menyuruh manusia supaya berfalsafah. Oleh karena itu, Ibnu Rusyd berpendapat

    bahwa berfalsafah wajib atau sekurang-kurangnya sunat. Kalau pendapat akal bertentangan

    46 Miska Muhammad Amin, Epistemologi Islam (Jakarta: UI Press, 2006), h. 4547 Ibid., h. 4948 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme , h. 3649 Ibid., h. 37

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    20/23

    dengan wahyu, demikian pendapat Ibnu Rusyd, teks wahyu harus diberi interpretasi begitu rupa

    sehingga sesuai dengan pendapat akal.50

    Filsafat pasca Ibnu Rusyd, berdiri falsafah Iluminasi (Isyraqi) yang menggunakan metode

    pencerahan atau pancaran langsung dari Tuhan, kemudian selanjutnya berdiri lagi mazhab

    filsafat Hikmah yang berusaha memadukan semua berbagai metode pemikiran tersebut.

    Setelah melihat bahwa titik persoalan yang menjadi inti permasalahan terletak pada metode

    epistemologi yang mereka gunakan. Pemecahan yang keliru dan penyimpangan sebagaimanayang ditawarkan relatifisme dan nihilisme justru terbukti tidak memberikan kenyamanan

    psikologis dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, orang perlu mencari sebab utama terjadinya

    kerusakan individual dan sosial umat manusia dalam berbagai pandangan dan pemikiran yang

    melenceng. Tidak ada cara lain kecuali bertekad kuat untuk membangun landasan pengetahuanbagi kehidupan manusia, sekaligus mencegah pengaruh jahat pemikiran dan ajaran yang

    melenceng.

    Kiranya upaya yang perlu dilakukan adalah, bagaimana agar dapat merenungkan dan

    merumuskan ulang epistemologi. Sebagai sebuah tawaran alternatif yang dapat memperbaiki danmelengkapi pengetahuan dalam memperoleh serta menyusun pengetahuan yang benar; danmenjadi ukuran keshahihan pengetahuan.

    Menanggapi dari berbagai persoalan di atas penulis merasa tergugah untuk membahas Prinsip-prinsip epistemologi menurut Murtadha Muthahhari sebagai sebuah tawaran alternatif landasan

    bagi teori pengetahuan (epistemologi).

    Pembahasan epistemologi yang menarik dalam pandangan Muthahhari adalah karena selainmengakui indra dan akal sebagai alat dan sumber epistemologi ia juga meyakini bahwa hati

    adalah bagian dari alat epistemologi, dan tak hanya itu, argumen-argumennya juga didasarkan

    kepada nash. Oleh karena itulah, selain dia terkenal sebagai seorang filosof juga dikenal sebagai

    seorang ulama yang pemikiran-pemikirannya masih tetap memiliki pengaruh yang besar dalamkancah pemikiran Islam.

    Muthahhari dalam membahas setiap persoalan pertama kali secara rasional dan filosofis, lalu

    kemudian memverifikasinya dengan dasar-dasar keislaman: Al-Quran dan hadits, oleh sebab

    itulah Muthahhari di Iran, bersama Ayatullah Muhammad Taqi Jafari, dikenal sebagai bagian

    dari kelompok Mazhab Kalami.51

    Adapun tujuan dan agenda Muthahhari lebih bersifat ideologis. Menurutnya, setiap ideologi pasti

    berlandaskan pada suatu bentuk pandangan alam (pandangan dunia) dan pandangan alamberlandaskan pada epistemologi.52 Setiap doktrin atau filsafat hidup secara tak terelakkan

    berdasar atas semacam kepercayaan, suatu penilaian tentang hidup dan semacam penafsiran dan

    analisis tentang dunia. Pemikiran mengenai hidup dan dunia dipercayai merupakan dasar dariseluruh pemikiran aliran tersebut. Dasar ini disebut sebagai pandangan atau konsepsi dunia

    (world view atau world conception).

    50 Harun Nasution, Islam Ditinjau .., h. 5551 Haidar Baqir, Membincang Metodologi Ayatullah Muratadha Muthahhari (Makalah dalamSeminar Pascasarjana UGM, 2004)52 Murtadha Muthahhari, Masale-ye Syenokh .Diterj, oleh M.J. Bafqih, MengenalEpistemologi (Cet. I; Jakarta: Lentera, 2001), h. 22

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    21/23

    Semua agama, ajaran, aliran dan filsafat sosial bertumpu pada suatu bentuk pandangan dunia

    yang merupakan asas dari pola pemikiran.53 Semua tujuan yang diajukan suatu mazhab

    pemikiran, cara-cara dan metode-metode yang dilahirkannya merupakan bagian dari pandangandunia yang dianutnya. Pada gilirannya, Muthahhari berkeyakinan bahwa pandangan dunia suatu

    kelompok manusia ditentukan oleh filsafat yang dominan dalam kelompok itu. Dengan kata lain

    yang menentukan ideologi adalah pandangan dunia filosofis.

    Bagi Muthahhari meski epistemologi telah dirintis pada abad-abad yang lalu termasuk juga

    dalam filsafat Islam, namun sebagian besar persoalan yang menyangkut masalah ini dipaparkansecara terpisah-pisah dalam berbagai pembahasan. Dahulu sedikit banyak orang telah memahami

    pentingnya epistemologi, tetapi pada zaman ini segala hal yang terkait dengan pandangan dunia

    berpangkal pada masalah ini (epistemologi).

    Dalam konteks ini, Muthahhari menyadari benar peran epistemologi, sebagai akar dari setiap

    metodologi dalam menentukan ideologi. Sebab ideologi tidak akan pernah mantap selama

    pandangan dunia (world view atau world conception) tidak terarah dan pandangan dunia tidakakan pernah terarah apabila epistemologi tidak jelas. Maka atas dasar inilah, mutlak kiranya

    untuk merumuskan prinsip-prinsip epistemologi sebagaimana yang ditawarkan Muthahharisebagai sebuah landasan pokok dalam setiap metodologi, sehingga mampu melahirkan konsepyang dapat menetralisir kekacauan pengetahuan umat manusia saat ini.

    Geneologi Pemikirannya

    Pertama kali Muthahhari belajar filsafat dan ilmu rasional di bawah bimbingan Mirza Mehdi

    ,Syahidi Razawi, setelah guru pembimbingnya itu wafat., Muthahhari meninggalkan hauzah

    masyahad dan berhijjrah ke Qum untuk memperdalam ilmu di hauzah kota suci itu. Di Quminilah dia berkenalan dengan ulamah tahbathabai dan kemudian juga, ayatullah ruhullah komeini,

    kedua tokoh yang di kenal sebagai ahli filsafat dan irfan ( tasawuf ).

    Perhatian besar dan hubungan dekat mencirikan hubungan Mutahhari dengan guru utamannyayaitu imam Khomeini di Qum. Ketika muthahhari tiba di Qum, sang imam adalah pengajar

    ( Mudarris ) muda yang menonjol karena kedalaman dan keluasan wawasan keislamannya dankemampuan menyampaikan kepada orang lain. Sehingga Muthahhari sendiri bercerita betapa

    pelajaran-pelajaran irfan dari ayatullah Khomeini telah meninggalkan bekas yang amat kuat

    dalam hatinya. Pelajaran-pelajaran yang diberikan gurunya ini bahkan masih terngiang-ngiang

    ditelinganya hingga beberapa hari setelah ia mendengarkannya untuk pertama kalinya selainpada imam Khomeini, Muthahhari memperdalam filsafat dan irfan. Ia pun belajar filsafat dan

    irfan pada seorang guru besar di masanya. Yakni allamah thabatthabai. dia juga amat dalam

    dipengaruhi oleh pelajaran-pelajaran mengenai Nahj al- balaghah (kumpulan wacana, pidato,surah-surah, dan kata-kata bijak khalifah keempat dan imam pertama dalam mazhab syiaah, Ali

    bin abi thalib.54

    Untuk lebih mengenal latar belakang intelektual Muthahhari, maka terasa perlu mengenal sedikit

    lebih jauh sumber-sumber pengaruh atas tokoh tersebut. Ayatullah ruhullah khomein, yang di

    kenal sebagai seorang fagih dan pemimpin revolusi, sesungguhnya adalah seorang peminat irfan

    53 Idem, Syesy Maqoleh. Diterj, oleh M.J. Bafqih,Kumpulan Artikel Pilihan (Cet. I; Jakarta: Lentera, 2003), h. 226.

    54 Haidar Bagir, Membincang Metodologi, h.2

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    22/23

    sejak masa mudanya. Meski sesungguhnya minat ayatullah Khomeini meluas sehingga

    khehikmah ( filsafat mistikal ) Mullah Shadra, dia sudah mulai dikenal sebagai ahli irfan bahkan

    sejak umurnya sebelum genap 30 tahun. Ketika memberi pelajaran irfan kepada Muthahhari itu,usianya belum lagi lebih dari 27 tahun. Diantara salah satu karya awalnya, yang di tulisnya

    ketika umur 26 tahun adalah komentar ( syarh ) atas doa al-sahar dari imam Muhammad al-

    baqir. Tiga tahun kemudian ia menerbitkan mishbah al-hidayah, sebuah ulasan ringkas tapimendalam tentang khakikat Nabi Saw dan para imam. Sebelum usianya mencapai 40 tahun,

    tepatnya 37 tahun, Khomeini muda ini menyelesaikan sebuah catatan-pinggir ( hamisy atau

    glossarium ) atas komentar Daud Qaysari atas fushush al- hikamnya Ibnu arabi dan mishbah a-Uns-nya shadruddin al-Qunawi ( anak angkat dan murid Ibnu Arabi ). Allamah thabathabai

    adalah juga guru Khomeini. Minatnya amat murid dengan muridnya itu-filsafat dan iran. Namun,

    meskipun banyak berbicara tentang irfan. Sejauh mendorong minat tokoh-tokoh seperti Husayn

    Nasr, Henry Corbin, dan Tostihiko Izutsu untuk rajin menyambangi pengajian-pengajiannya.Thabathabai dikenal dengan beberapa karya filosofinya penting,termasuk bidayah al-hikmah

    dan nihayah al-hikmah, serta Usus-e falsafeh wa rawisy-e Realism ( Dasar-dasar filsafat dan

    mazhab Realisme ) yang diberi catatan kaki amat ekstensif oleh Muthahhari. Belakangan dia

    amat dikenal dengan mognum-opusnya dibidang tafsir al Quran dengan karya 20 jilidnyaberjudul al-mizan fi tafsir al- Quran. Meski berlandaskan pada penafsiran al- Quran dengan al-

    Quran, karya ini takbisa sama sekali lepas dari kecendrungan filosofinya yang mengambilbentuk penjelasan filosofinya bagi setiap kelompok ayat yang diulasnya.55 Akhirnya diantara

    guru yang berpengaruh pada Muthahhari di Qum adalah mufassir besar al- Quran dan filosof,

    ayatullah Sayyid Muhammad Husein thabathabai, muthahhari mengikuti kuliah-kuliahthabathabai mengenal Asy- Syifanya ibnu Sina dari tahun 1950-1953, maupun pertemuan-

    pertemuan kamis malam dibawah bimbingannya.56

    Mengenai Nahj al-Balagha, selain di kenal merupakan suatu model ketinggian sastra arab,seperti antara lain diungkapkan oleh syaikh Muhammad Abduh, kitab ini berisi banyak

    ungkapan-ungkapan teologis, filosofis, dan mistis yang amat Sophisticated. Dari kitap ini

    (disamping ucapan-ucapan para imam lain) kaum syiah menggali banyak dasar-dasar filsafatdan irfan. Inkorporasi Nahj al- Balaghah kedalam system filsafat islam yang berkembang di iran

    diketahui mencapai puncaknya pada aliran hikmah mullah shadra. Untuk sekedar mengetahui

    isinya, khususnya yang menarik minat muthahhari, berikut ini adalah topik-topik yang terutamadibahas kitap ini muthahhari dalam karyanya yang berjudul Sayr-e dar Nahul Balagha

    (pelancangan dalam Nahj al- Nalagha). Teologi dan metafisika, suluk (tashawuf ) dan ibadah,

    kuliah-kuliah mengenai akhlak, serta dunia dan keduniaan (dalam hubunganya dengan sikap

    seseorang arif dan sufi terhadapnya ).

    Dari kesemuanya diatas itulah yang membentuk dasar karakter pola pikir Muthahhari menjadi

    seorang pemikir syii yang dapat memadukan antara filsafat dan agama serta menanggapi setiap

    persoalan secara rasionalitas dan pendekata filosofis, sebagaimana di dalam syar dan Nahj al-Balagha, misalnya muthahhari membantah pernyataan sebagian pengamat yang menyatakan

    bahwa rasionalisme dan kecendrungan kepada filsafat lebih merupakan Ingredient ke persi- anketimbang ke-Islam-an. Dia menunjukkan bahwa semuanya itu berada dijantung ajaran islam,

    55 Ibid56 Hamid Algar, Hidup dan Karya Murtadha Muthahhar. Pengantar untuk buku MurtadhaMuthahhari Introduction to Irfan. Diterj, C. Ramli Bihar dengan judul Mengenal Irfan MenitiMakam-Makam Kearifan (cet. I; Jakarta: Iman dan Hikmah, 2002) h. xiv

  • 7/29/2019 Pemikiran Socrates

    23/23

    sebagai mana ditunjukkan oleh al Quran, hadits Nabi dan ajaran para imam.

    http://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-

    kontribusinya-terhadap-ideologi/#more-1278