Upload
dimas-panji-pangestu
View
738
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Kelompok 1 Nonrumen
Citation preview
TUGAS MAKALAH KELOMPOKMANAJEMEN PEMBIBITANNONRUMINANSIA
PEMILIHAN BIBIT DAN TIPE TERNAK BABI
Oleh:
KELOMPOK I
Dimas Panji PangestuPebrianto RettaFadli Isra Saite
Syahrul MubarakTaufik Hidayat
Muh. Usamah AmranAndi Anugerah Wijaya
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
I. PEMILIHAN BIBIT BABI
Seleksi babi-babi yang hendak dijadikan bibit dilakukan dengan berbagai
cara. Berbagai cara tersebut umunya didasarkan pada kriteria :
1. Pemilihan individu
2. Pemilihan atas hasi produksi
3. Pemilihan berdasarkan silsilah
A. Pemilihan Individu (performance)
Pemilihan individu ini berdasar pada:
a. Kesehatan
Babi yang hendak dijadikan bibit harus betul-betul kuat dan sehat.
Tanda-tanda babi yang sehat antara lain:
1. Nafsu makan baik, normal
2. Pertumbuhan baik, cepat menjadi besar
3. Lincah, gesit
4. Kotoran tidak terlalu keras atau encer
5. Air kencing keluar terputus-putus(pejantan)
6. Ekor melingkar
b. Kesuburan dan sifat keibuan
1. Babi induk yang subur Induk yang subur ialah induk yang pada
setiap kali birahi mampu memproduksi ata mengovulasikan sel telur
dalam jumlah besar, 14 – 18 buah. Dan sejumlah besar di antaranya
bias ditunasi, sehingga pada saat induk itu melahirkan jumlah
anaknya pun cukup banyak. Dan induk yang subur ini pada
umumnya memiliki intensitas beranak yang cukup baik, minimal
dua kali beranak dalam waktu 1 tahun.
2. Sifat keibuan Adalah induk-induk yang pandai merawat anak-
anaknya da produksi air susu pun banyak, sehingga mereka selalu
siap menyusui anaknya dengan rajin. Hal ini sama sekali berbeda
dengan induk-induk yang memiliki sifat buas, mereka pasti akan
selalu memusuhi anak-anaknya dan bahkan kurang mengerti
terhadap anak-anaknya yang tertindih. Jadi induk-induk yang baik
bukan saja mereka yang bias menghasilkan anak banyak, melainkan
juga induk-induk yang mampu memproduksi air susu yang cukup
tinggi dan bias merawat anak-anaknya dengan baik. Sebab induk
yang produksi susunya sedikit, anak-anaknya pasti banyak yang
mati kelaparan. Demikian pula bagi induk yang tak memiliki sifat
keibuan, maka anak-anak asuhannya pun pasti akan banyak yang
mati akibat tertindih atau terlantar. Demikian kedua faktor ini betul-
betul sangat penting di dalam seleksi. Walaupun jumlah anak yang
dilahirkan itu bias dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur
induk, kondisi induk waktu kawin serta pejantan yang dipakai,
namun setiap individu secara alamiah memiliki tingkat kesuburan
dan sifat keibuan yang berbeda-beda.
c. Temperamen Induk-induk yang temperanmenya jelek harus diafkir,
misalnya buas, nervous.
d. Bentuk luar yang baik
1. Babi induk yang baik
- Kepala : Besarnya sedang, rahang ringan.
- Tubuh : Panjang, pada punggun agak berbentuk busur dan kuat
- Bahu : Lebar dan rata dengan punggung
- Perut : Bila dipegang lunak, halus
- Jumlah putting : Cukup banyak, 12-14 buah dan letaknya simetris,
genap.
- Kaki : Kaki kuat, lurus, tumit kuat, kuku rapat, simetris dan kuat
- Ham (paha) : tebal, lebar - Ekor : melingkar (menunjukkan babi
yang sehat)
2. Babi jantan
- Kepala : Ringan.
- Pandangan : Tajam.
- Tubuh : Panjang, pada punggung agak melengkung dan kuat.
- Bahu : Lebar, dalam dan rata dengan punggung.
- Kaki : Kuat, lebih-lebih kaki belakang, dengan tumit yang kuat.
- Kuku : Rapat, simetris, bersih.
- Testes : Besarnya sama, simetris.
- Jumlah putting : cukup banyak, 12-14 buah dan genap.
- Perut : Bagian bawah rata.
- Temperamen : Agresif, bersemangat.
B. Pemilihan atas Hasil Produksi
Seleksi yang didasarkan atas hasil produksi ini sangat erat hubungannya
dengan kesuburan dan sifat eibuan induk. Sebab pemilihan bibit ini ditujukan
terhadap hasil produksi keturunan. Adapun hasil keturunan yang dimaksud antara
lain ialah :
1. Jumlah dan berat anak pada setiap kelahiran hendaknya merata, tidak ada
ynag terlalu kecil ataupun terlalu besar. Sedangkan berat anak babi waktu
lahir yang akan dijadikan bibit rata-rata 1,5 kg dengan jumlah anak yang
dilahirkan rata-rata 12-14 ekor.
2. Angka kematian sampai pada penyapihan rendah. Jumlah anak yang bias
dipelihara sampai umur 3 minggu : 10-12 ekor, sedangkan sampai dengan
disapih pada umru 6-8 minggu : 9-5 ekor.
3. Pertumbuhan berat badan cukup bagus, Misalnya : 1. Umur 3 minggu
mencapai berat 6 kg 2. Umur 6 minggu: 13 kg. 3. Umur 8-10 bulan
mencapai 100 kg (dipotong).
4. Persentase kerkas tinggi : 70-75%. Lebih jelasnya perhatikan diagram
berikut :
Keterangan Baik Sedang Kurang
Berat babi umur 8 minggu 16 kg 14 kg 12 kg
Jumlah anak 12 ekor 10 ekor 8 ekor
Yang bisa dipelihara/ disapih 10 ekor 8 ekor 6 ekor
C. Pemilihan Berdasarkan Silsilah (pedigree)
Babi-babi yang hendak dipakai sebagai bibit harus diketahui jenis atau
bangsa serta tipenya. Pemilihan terhadap suatu bangsa babi atau strain yang
hendak diternakkan tentu saja tergantung pada kesenangan peternak dan
lingkungan di mana bangsa tersebut sudah banyak diternakkan. Dan selanjutnya
untuk mengetahui bangsa babi tersebut termasuk tipe pedaging atau spek, bias
diamati pada bentuk luarnya. Adapun perbandingan sifat-sifat terpenting kedua
tipe tersebut ialah :
Bentuk Luar Tipe Spek Pedaging
Bentuk badan Pendek, lebar dan
dalam Panjang
Kepala Agak pendek dan
rahang berat
Agak panjang dengan rahang
ringan
Bagian tubuh Bahu lebar dalam Ringan, dada dangkal
Bagian
tengah
Pendek, lebar Lebar, panjang
Bagian
belakang
Lebar, pendek, bulat
berlemak
Lebar, panjang dan silang segi
empat dengan ham yang dalam
Bagian kaki Pendek, lebar Agak ringan
II. PEMILIHAN TIPE BABI
Bangsa-bangsa babi di dunia telah dikelompok-kelompokkan menjadi
beberapa tipe, antara lain:
A. Lard Type (babi tipe lemak)
Yang termasuk kelompok tipe babi lemak dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ukuran tubuh berlebihan
2. Cepat dan mudah menjadi gemuk, kemampuan dalam pembentukan
lemak tinggi
3. Ukuran kaki pendek
Contoh: bangsa-bangsa babi di Indonesia (cenderung ke arah tipe
lemak)
Babi Lokal
B. Meat Type (babi tipe pedaging)
Yang termasuk kelompok tipe babi pedaging dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Ukuran tubuh panjang, dalam dan halus
2. Bagian sisi tubuh panjang, dalam dan halus
3. Punggung berbentuk busur, kuat dan lebar
4. Susunan badan padat, lemak sedikit
5. Kepala dan leher ringan dan halus
6. Ukuran kaki panjangnya sedang, tumit pendek kuat
7. Ham berkembang sukup bagus dan dalam
Kelompok babi tipe ini banyak diternakkan di AS.
Contoh: Hampshire, Poland China, Spotted Poland China, Berkshire,
Chester White and Duroc.
Babi Humpshire
Babi Poland China
Babi Spotted Poland China
Babi Berkshire
Babi Chester White
Babi Duroc
C. Bacon Type (babi tipe sedang)
Yang termasuk kelompok tipe babi sedang dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Ukuran tubuh panjang dan dalamnya tubuh sedang, halus
2. Ukuran lebar tubuh sedang dan timbunan lemak sedang, halus
Kelompok babi bacon ini banyak diternakkan di Inggris, Belanda,
Canada dan Polandia.
Contoh: Yorkshire, Landrace dan Tamworth.
Babi Yorkshire
Babi Landrace
Tamwort
Walaupun babi tipe lemak (lard type) ini merupakan tipe yang
tertua namun tipe babi ini lama-kelamaan menghilang sedikit demi
sedikit karena permintaan pasar. Para konsumen beralih perhatian ke
tipe pedaging sehingga para peternak pun mengikuti kehendak
konsumen.
Bagi bangsa-bangsa babi Indonesia, belum bisa dikelompokkan
dalam salah satu tipe-tipe yang kini dikehendaki oleh para konsumen
seperti meat type dan bacon type. Jadi tipe-tipe babi di Indonesia
sifatnya masih campuran tetapi ada tendensi mengarah pada tipe
lemak. Belakangan ini banyak babi dari luar yang dikawinkan dengan
babi lokal dengan maksud untuk mengupgrade.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Budidaya Ternak Babi. http://budidayaternak.comxa.com/single.php? conten=Halaman-Kategori-Budidaya&idbudidaya=3&halaman=1. Diakses pada tanggal 23 Februari 2012.
Mangisah, Istna. 2003. Diktat Kuliah Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak babi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.