Pemindahan Tanah Mekanis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penjelasan mengenai Dasar Pemindahan Tanah Mekamis yang diperolesh dari bernagai sumber

Citation preview

Pemindahan Tanah Mekanis (PTM)adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan (hauling, transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat berat/besar).

Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud denganbatuanadalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.

Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :

A. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :1. tanah atas atau tanah pucuk (top soil).2. pasir (sand).3. lempung pasiran (sandy clay).4. pasir lempungan (clayey sand).B. Agak keras (medium hard digging), misalnya :1. tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.2. batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).C. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :1. batu sabak (slate).2. material yang kompak (compacted material).3. batuan sedimen (sedimentary rocks).4. konglomerat (conglomerate).5. breksi (breccia).D.Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :1. batuan beku segar (fresh igneous rocks).2. batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks).Macam-macam material ini juga akan dapat berpengaruh terhadap faktor pengisian (fill factor) dan faktor pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang digali.

Faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan pemindahan tanah mekanis adalah:Perhitungan Volume PekerjaanPerhitungan volume pekerjaan dalam pekerjaan pemindahan tanah secara mekanisperlu diperhatikan terhadap ketelitiannya terutama terhadap kondisi tanah tersebutseperti :a. Volume TanahDikenal ada 3 macam jenis volume tanah yang berkaitan dengan pekerjaanpemindahan tanah secara mekanis atau menggunakan alat berat : Volume dalam keadaan tanah asli dialam (bank measure volume) Volume dalam keadaan tanah lepas (loose measure volume) tanah yang telah digali dari kondisi alamnya dan siap diangkut. Volume tanah yang telah dipadatkan (compaction measure volume), yaknivolume tanah yang telah mengalami perlakuan pemadatan secaramekanis.

Ketiga macam volume ini memiliki koefisien-koefisien tersendiri sesuai dengan jenis dari tanah tersebut, seperti pasir, tanah liat dan sebagainya sehingga didalam menghitung volume tanah perlu dipahami apakah tanah tersebut temasuk dalam kategori tanah dalam keadaan asli, lepas atau telah dipadatkan.

b. Jenis TanahPada kenyataannya tanah memiliki banyak jenis, dimana setiap jenis tanah memiliki nilai kembang dan susut (swelling dan shkrinkage) serta memiliki karakteristik yang berlainan seperti tanah kohesif dan non kohesif. Setip jenis tanah ini mempunyai cara tersendiri atau peralatan tersendiri untuk mengerjakannya.

Kelalaian dalam menentukan kategori dan jenis tanah akan membawa konsekwensi terhadap perhitungan dan menentukan peralatan yang akan dipergunakan, untuk memahami lebih dalam kasus ini akan dibahas secara tersendiri.

Spesifikasi PekerjaanYang perlu diperhatikan terhadap spesifikasi pekerjaan adalah : Jenis pekerjaan : Galian, Timbunan, Land Clearing, Stipping atau Pemadatan, jenispekerjaan ini baru jelas. Hasil pekerjaan, terutama yang menyangkut hasil akhir dari pekerjaan, sepertikemiringan, tingkat kepadatan, tinggi timbunan, kadalaman galian, jarak angkutatau jarak pemindahan tanah dan sebagainya,

Pemilihan Jenis Peralatan atau Alat Yang dipergunakan, meliputi : Jenis dan type alat Kapasitas alat Kemampuan alat Suku cadag alat.Pemilihan alat-alat yang akan digunaan harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan karkteristik lain keadaan tanah.

Perencanaan Sumber Daya Manusia/SDM (Man Power)dalam melakukan pekerjaan tanah dengan alat berat diperlukan perencanaan sumber daya yang benar-benar baik dan mencapai sasaran. Apalagi bila mengingat lokasi pekerjaan berada didaerah pedalaman atau jauh dari kota besar dimana untuk mencari tenaga kerja terampil dan berpengalaman akan sulit dilakukan. Selain itu perlu dipikirkan pula mekanisme pengawasan tenaga pendukung dalam upaya memperlancar jalannya kegiatan pekerjaan.

Mobilisasi Peralatan.Pelaksanaan mobilisasi peralatan perlu mendapat perhatian khusus, terutama bila aplikasi pekerjaan berada ditempat yang jauh (di daerah pedalaman) seperti misalnya di Sumatera, Kalimantan atau di Indonesia Bagian Timur. Pada lokasi tersebut banyak fasilitas jalan dan jembatan yang kurang memadai, peralatan penunjang seperti trailer pengangkut, ferry penyeberangan antar pulau yang belum tersedia sehingga perlu direncanakan dan disiapkan dari awal.

Perencanaan Metode Kerja.Metode kerja merupakan persyaratan utama yang perlu direncanakan secara matang hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Perencanaan metode kerja ini meliputi : Organisasi pelaksanaan Prosedur operasi kerja Prosedur perawatan peralatan Prosedur keselamatan kerja Prosedur pelaporan administrasi dan keuangan.Metode kerja ini harus disosialisasikan kepada semua pihak yang terlibat, agar semua aparat atau petugas mengetahui wewenang, hak dan tanggung jawab nasing-masing.

Sarana Pendukung di Lapangan.Sarana pendukung di lapangan merupakan sarana yang cukup strategis pada pekerjaan pemindahan tanah yang menggunakan alat berat, sehingga perlu perencanaan secara matang terhadap : System perawatan alat-alat berat System logistic peralatan (spare part, bahan bakar maupun konsumsi pekerja. System komunikasi dan informasi kerja.Ketujuh butir diatas hendaknya direncanakan dan dipikirkan secara matang dan terperinci. Kesalahan dalam menentukan salah satu perencanaan berarti akan terjadi pemborosan. Sebagai contoh operator alat-alat berat yang digunakan , bila ternyata operator mempunyai kemampuan yang rendah, (ketrampilan kurang, disiplin rendah dan malas) mungkin pelaksanaan pekerjaan akan berjalan lambat. Hal ini akan berakibat sasaran proyek akan mustahil dapat tercapai dengan baik.

Kepemilikan AlatDalam manajemen alat-alat berat perlu dipikirkan bagaimana kepemilikan alat tersebut diperoleh. Karena kepemilikan alat merupakan investasi bagi suatu perusahaan baik dengan cara menyewa atau membeli, penjelasan tentang kepemilikan alat akan dibahas dalam bab tersendiri.

Kemampuan Kerja AlatKemampuan kerja alat adalah kemampuan dalam melakukan kegiatan, mengeruk, menggusur, mengangkut, atau memindahkan tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang diukur dengan satu satuan waktu (M3/jam).Dalam menetukan kemampuan kerja alat perlu dibedakan penegertian antara :a. Kapasitas Kerja Alat,Kapasitas kerja alat adalah kemampuan alat dalam melakukan pekerjaan seperti mengeruk, menggusur, mengangkut dan memindahkan tanah dalam satu kali operasi atau satu siklus, diukur dalam (M3/siklus).b. Produksi Kerja AlatProduksi kerja alat adalah kemampuan kerja alat dalam melakukan pekerjaan seperti mengeruk, menggusur, memindahkan atau mengangkut tanah dari satu tempat ketempat lain, diukur dalam 1 satu jam kerja (M3/jam).

Perhitungan Biaya Operasi Alat.Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses analisa biaya pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis perlu diperhatikan mengenai permasalahan-permasalahan yang ada. Hal ini akan mempermudah adanya penegrtian terhadap factor-faktor yang ikut menentukan dalam analisa biaya tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap tingkat produksi alat dan biaya pengoperasian alat tersebut yang tergantung dari :

a. Kemampuan Berproduksi.

Kemampuan produksi alat berat tergantung dari kondisi lapangan dimana alat tersebut bekerja, kondisi lapangan yang berat akan menghambat manuver alat tersebut sehingga akan menurunkan tingkat produksinya.Selain hambatan hambatan seperti yang telah dijelaskan diatas, terdapat hambatan lainnya seperti : Pengaruh ketinggian Pengaruh temperature Pengaruh tekanan udara Leadaan tanah yang akan dikerjakan Percepatan alat.Selain hambatan dan kodisi lapangan, kondisi alat beratpun mungkin akan menjadi hambatan, misalnya alat tersebut baru atau bekas dan juga mengenai metode pelaksanaan kerja yang dilakukan.

b. Biaya Pengoperasian Alat Berat,Biaya pengopersian alat berat tergantung dari biaya kepemilikan alat dan ini dipengaruhi oleh : Factor harga alat, umur alat (life time), bunga, modal, assuransi dan nilai sisa pakai atau depresiasi. Biaya operasi yang dipengaruhi oleh penggunaan bahan baker, pelumas,perbaikan, suku cadang dan biaya operator Biaya mobilisasi alat.

Perhitungan produksi alat berat sangat mempengaruhi Rencana Anggaran Biaya, sehingga dituntut pemahaman dalam perhitungan yang benar-benar teliti. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa peralatan akan berdaya guna atau berhasil guna tinggi, bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi dengan biaya serendah mungkin.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka diperlukan tahapan kerja yang disusun secara cermat dan saling berkaitan, hal ini untuk menghindari terjadinya persoalan atau masalah yang menjurus pada pemanfaatan dana yang tidak bermanfaat atau tidak mencapai sasaran

2.Faktor keterkaitan Alat,Waktu,dan mutu adalah:AlatMerupakan fasilitas yang utama dalam pekerjaan sebuah proyek baik yang besar maupun kecil, keterkaitatan alat yang di gunakan dalam proses pembangunan proyek jalan yaitu-Excavator-Bulldozer-Tande roller-Asphalt finisherWaktuAdalah yang di perlukan untuk membangun sebuah proyek jalan di perlukan jangka waktu yang panjang sehingga proyek jalan tersebut dapat selesai tepat waktu

MutuAdalah suatu peninjauan terakhir bagi sebuah proyek yang telah selesai dan dapat di pergunakan dalam jangka waktu yang telahdi rencanakn atau lebih..

Umumnya setiap pekerjaan sipil selalu berkaitan dengan masalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah ini dilakukan mulai dari menggali menggusur, memindahkan, memadatkan dan kadangkala mengolahnya untuk mendapatkan spesifikasi tanah yang diharapkan atau yang ditentukan.Pekerjaan tanah dalam skala kecil seringkali dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan tenaga manusia (labour intensive). Cara ini masih banyak dijumpai terutama dalam pekerjaan yang berorientasi padat karya atau dengan maksud proyek tersebut dapat mempekerjakan sebanyak mungkin tenaga kerja, sehingga masalah efisiensi waktu dan efektifitas kegiatan pekerjaan bukan merupakan prioritas utama.Pemilihan cara pelaksanaan dikerjakan secara manual atau dikerjakan secara mekanik (dengan alat-alat besar) tergantung dari beberapa faktor, antara lain:1. Kemampuan keuangan.2. Kemampuan penyediaan buruh/tenaga kerja.3. Keadaan medan.4. Besarnya volume pekerjaan.5. Waktu pelaksaan yang diminta.

Peralatan konstruksi (construction equipment) adalah salah satu sumber daya yang tersedia bagi para pelaksana pekerjaan. Dalam menangani kegiatan konstruksi tertentu diperlukan peralatan konstruksi yang tertentu pula. Kehadiran alat-alat berat/besar didalam suatu proyek sangat membantu manusia dalam mencapai tujuan, seperti:1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, terutama pada pekerjaan-pekerjaan yang sedang dikejar target penyelesaiannya.2. Melaksanakan jenis pekerjaan yang sukar / tidak dapat dikerjakan oleh tenaga manusia.3. Karena alasan efisiensi, keterbatasan tenaga kerja, keamanan dan faktor-faktor ekonomi lainnya.

1.2 Pemindahan Tanah Secara MekanisPekerjaan pemindahan tanah secara mekanis adalah suatu pekerjaan dimana sejumlah volume tanah tertentu dipindahkan dengan bantuan alat-alat mekanis.Secara garis besar, pekerjaan tanah dapat digolongkan sebagai berikut:1. Pekerjaan Persiapan.Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan awal yang harus dilakukan dalam pekerjaan tanah untuk persiapan tanah asli, antara lain: menyingkirkan pepohonan, belukar, tunggul-tunggul dan lain-lain yang tidak berguna.2. PenggalianPekerjaan penggalian yaitu mengurangi tanah atau batuan dari elevasi tanah asli yang lebih tinggi hingga mencapai ketinggian yang direncanakan.3. PenimbunanPekerjaan penimbunan biasanya dilakukan untuk menambah elevasi dari tanah dasar. Pada umumnya yang membuat kondisi dasar timbunan menjadi tidak kuat antara lain: jumlah kadar air; bahan dasar timbunan yang jelek; dan lereng penimbunan yang sangat curam.4. Pemindahan TanahPemindahan tanah merupakan pekerjaan membawa material/tanah dari lokasi awal ke suatu lokasi yang telah ditentukan. Dalam pemindahan tanah, hal perlu diperhatikan meliputi jumlah bahan yang akan dipindahkan dan jarak pengangkutan.5. PemadatanPemadatan adalah suatu proses peningkatan kepadatan bahan dengan mendekatkan partikel-partikel bahan satu dengan yang lain, untuk mengurangi rongga-rongga antar butir dan agar butiran bahan saling mengunci. Tujuan dari pemadatan antara lain untuk meningkatkan daya dukung tanah, dan memperbaiki karakteristik perubahan volume.

1.3 Persiapan Kerja Pemindahan Tanah Secara MekanisPersiapan kerja merupakan kegiatan yang harus dilakukan, hal ini untuk menghindari kesalahan dalam memperkirakan kondisi lapangan pekerjaan. Karena lokasi pekerjaan dalam pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis mempunyai sifat yang unik di mana lokasi pekerjaan dan karateristik pekerjaan tidak pernah sama. Pekerjaan ini berkaitan erat dengan keadaan lingkungan tempat lokasi pekerjan itu berada, baik yang bersifat fisik, keadaan alamnya atau geografis, maupun permasalahan yang berkaitan dengan keadaan sosial lingkungan dan infrastruktur yang tersedia.Tahapan-tahapan kerja yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis, sebagai berikut:

1.3.1 Survei LapanganSurvei lapangan dimaksudkan guna menghimpun data-data lapangan secara aktual di lokasi tempat pekerjaan akan dilakukan Pengumpulan data-data lapangan hendaknya dikumpulkan selengkap, secermat dan serinci mungkin, sehingga pada saat pembuatan rencana kerja, anggaran biaya dan pelaksanaaan pekerjaan dapat dibuat seobjektif mungkin.Hal-hal yang perlu dipehatikan dalam survei lapangan antara lain:a. Keadaan lapangan; keadaan tanaman/tumbuhan seperti jenis pohonan, diameter batang, struktur akarnya, kerapatan pohon dan lain-lain; keadaan tanah, yaitu jenis tanah, kekerasan tanah, struktur lapisan tanah, kelandaian tanah atau ketinggian tanah dll; keadaan curah hujan seperti topografi permukaan tanah, volume dan luas cakupan pekerjaanb. Kondisi tenaga kerja; keadaan tenaga kerja setempat, kualitas dan kuantitasnyac. Kondisi kemampuan kerja perusahaan dalam bidang pekerjaan sipil, bahan bangunan, peralatan pendukung dlld. Kemampuan logistik, suplai bahan makanan, bahan bakar minyak, pelumas, suku cadang dan kebutuhan hidup sehari-harie. Kondisi tranportasi dan akomodasi, meliputi: kondisi dan kemampuan jalan, yang berkaitan dengan pelaksaaan mobilisasi, kelas jalan, kelas jembatan, tanjakan, tikungan, .peta lokasi daerah tujuan akhir peralatan dan material, lokasi kerja dekat atau jauh dari pemukiman dan kondisi lingkungan

1.3.2 Rencana KerjaBerdasarkan hasil survei lapangan, kemudian dibuat rencana kerja yang akan menjadi acuan kerja. Perencanaan tersebut meliputi:a. Persiapan kerjab. Struktur organisasi proyekc. Penentuan metode dan prosedur kerjad. Jadwal kerja (time schedule)e. Penentuan jenis, tipe dan kombinasi peralatan yang akan digunakan.f. Penentuan jumlah alat-alat berat dan tenaga yang akan digunakang. Sistem logistik dan maintenance

1.3.3 Pelaksanaan KerjaTahap pelaksanaan kerja merupakan tahapan yang menentukan terhadap keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai oleh tim manajemen proyek. Manajemen proyek perlu melakukan upaya-upaya untuk membuat suatu prosedur pelaksanaan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan teknis pekerjaan maupun persiapan pelaksanaan administrasi dan keuangan serta sarana-sarana pendukung lainnya.Dalam memulai pelaksanaan pekerjaan, perlu diperhatikan:a Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan), hal ini perlu dilakukan agar menjadi ukuran awal bagi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Seperti patok ketinggian atau leveling sehingga pekerjaan selanjutnya tidak akan mengalami kesulitan terhadap kontrol permukaan.b Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topologi yang ada, hal ini dimaksudkan guna mengatur operator alat-alat berat dalam melakukan kegiatannya, seperti dari mana alat tersebut harus mulai pekerjaannya dan dimana harus diakhiri.c Pengaturan pentahapan areal yang akan dikerjakan, hal ini perlu dilakukan apabila pekerjaan melibatkan banyak peralatan di mana pekerjaan akan dilakukan secara simultan, sehingga alat-alat berat dapat bekerja secara efisien dan efektif.d Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat, sehingga tidak terjadi hambatan. Seperti jalur dump truck pada saat isi dan jalaur dump truck pada saat kosong maupun demi kepentingan inspeksi pekerjaan, sehingga pengaturan ini menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti tabrakan dll.e Pengamanan lokasi kerja dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan pekerjaan. Untuk itu perlu dibuatkan tanda-tanda pengamanan pada lokasi-lokasi yang dianggap membahayakan keselamatan umum seperti pada daerah yang rawan longsor, daerah peledakan dinamit dan daerah dimana lalu lintas alat-alat berat sangat padat.f Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan. Kegiatan ini merupakan sarana kontrol bagi manajemen untuk mengetahui apakah semua ketentuan atau perencanaan yang telaah dibuat telah dijalankan sesuai dengan perintah yang diberikan.

1.4 Tahapan Pekerjaan Pada Pembangunan Jalan. Dalam perencanaan pelaksanaan pembangunan jalan, macam pekerjaannya dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. Mobilisasi; mendatangkan dan mepersiapkan seluruh peralatan dan personil di lapangan.2. Pembersihan dan pengupasan tanah.; Bagian perkerjaan terdiri dari: penggalian tanah, pemindahan tanah, penimbunan tanah, perataan tanah, pemadatan tanah, stabilitas tanah.3. Pekerjaan drainase; Bagian pekerjaan terdiri dari gorong-gorong; selokan diperkeras; bangunan penampung; dan lain-lain.4. Pekerjaan perkerasan; lapisan pondasi bawah, lapisan pondasi, lapisan penutup, bahu jalan.5. Pekerjaan konstruksi. Meliputi pekerjaan: jembatan beton, jembatan baja, jembatan kayu dan lain-lain.6. Bangunan pelengkap; tembok pengaman, bronjong dan lain-lain.7. Demobilisasi; memulangkan kembali dan membongkar kembali seluruh peralatan, material, dan personil dari lapangan.