Upload
ichea-ryn
View
496
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
I. II. III. IV.Judul Percobaan Hari/Tanggal Percobaan Selesai Percobaan Tujuan Percobaan: Pemisahan Campuran : Selasa/ 16 Oktober 2012; 07.00 WIB : Selasa/ 16 Oktober 2012; 09.40 WIB :1. Memisahkan zat padat dari zat cair 2. Memisahkan zat padat dari zat padat V. Tinjauan Pustaka Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium mau
Citation preview
I. Judul Percobaan : Pemisahan Campuran
II. Hari/Tanggal Percobaan : Selasa/ 16 Oktober 2012; 07.00 WIB
III. Selesai Percobaan : Selasa/ 16 Oktober 2012; 09.40 WIB
IV. Tujuan Percobaan :
1. Memisahkan zat padat dari zat cair
2. Memisahkan zat padat dari zat padat
V. Tinjauan Pustaka
Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan
atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium
maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat
murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk
mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium).
Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan
masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air,
terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan
alkohol batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk
campuran heterogen.
Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serba sama,
membentuk dua fasa atau lebih dan terdapat batas yang jelas diantara fasa – fasa
tersebut. Alkohol dan air membentuk cmapuran homogen. Campuran homogen
adalah campuran yang serba sama di seluruh bagiannnya dan membentuk satu
fasa.
Contoh campuran heterogen :
Campuran tepung beras dengan air
Campuran kapur dengan pasir
Campuran serbuk besi dengan karbon.
Contoh campuran homogen :
Campuran gula atau garam dapur dengan air
Air teh yang sudah disaring
Campuran gas di udara.
Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran
homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat
berwujud padat, cair, dan gas.
1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada
paduan logam. Contohnya : Kuningan yang merupakan paduan seng dan
tembaga.
2. Larutan berwujud cair. Contohnya : Larutan gula dalam pelarut air.
3. Larutan dalam wujud gas. Contohnya : Udara yang terdiri atas bermacam-
macam gas, diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida.
DASAR PEMISAHAN CAMPURAN
Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran
tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran
atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai
berikut :
1. Perbedaan Ukuran Partikel
Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang
tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan
(metode filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan penyaring
dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan
disebut hasil penyaringan dan zat pencampurnya akan terhalang dan
disebut residu / ampas.
2. Perbedaan Titik didih
Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih,
kita dapat melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih
lebih tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang
memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita
mengembunkan uap dari zat tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke
wadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih
lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai
suhu mencapai titik didih zat yang akan kita cari.
3. Perbedaan Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya
suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau
sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar
(pelarut yang memiliki kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar (disebut juga
pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform,
dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan
campuran dengan pelarut tertentu.
4. Perbedaan Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam
larutan yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada
pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung
satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat
melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentasi atau
sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat
yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi
dengan metode filtrasi.
5. Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi
satu sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang
diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan
menarik partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode
pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut
elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu
pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat
dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut
gel agarosa.
6. Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga
menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini
diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
METODE PEMISAHAN CAMPURAN :
1. Filtrasi / Penyaringan
Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel
yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring
akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang
tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).
Metode penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah
pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium,
menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi,
dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di
laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner.
Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat
dilengkapi dengan alat penghisap.
2. Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran
dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk
memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang
tidak saling campur (suspensi). Contoh : pemisahan campuran air dan pasir
3. Penguapan atau Evaporasi
Penguapan atau Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan sponton menjadi gas (contohnya uap air).
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umunya penguapan dapat dilihat
dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan
volume signifikan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian
dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konnsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada Evaporasi biasanya
hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya
tidak, diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya. Dalam
evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan
uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.
4. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan
zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak
menyublim akan tertinggal. Bahan – bahan yang menggunakan metode ini
adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.
5. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan
dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu
kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi
dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-
mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar
matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam
dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk
mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan
kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu
dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan
penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh,
dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir.
6. Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang
berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau
cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan
pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor).
Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut
destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses
penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air
minum.
7. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
8. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu
bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode
1 Sendok pasir
Larutan heterogen
Pasir mengendap
Pasir dan air memisah
ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme,
memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
9. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini
adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah
kromatografi kertas untuk memisahkan tinta. Pada proses pemisahan suatu
campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi
lebih dari saru jenis metode.
VI. Cara Kerja
1. Percobaan 1
- Dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diaduk
- Dibiarkan beberapa saat
- Larutan bagian atas dituang
Bubuk kapur tulis
Larutan heterogen
Air dan bubuk kapur tulis terpisah
Garam dapur
Larutan homogen
Larutan tetap homogen
Air habis dan hanya tersisa garam
1 gram garam
Kristal
2. Percobaan 2
3. Percobaan 3
4. Percobaan 4
- Larutan dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air dan
diaduk
- Disaring
- Dilarutkan dalam gelas kimia berisi air
- Disaring
- Air diuapkan hingga air habis
- Diuapkan hingga volume hampir habis kemudian
didinginkan
1 sendok pasir dan 1 sendok garam dapur
Larutan homogen
Terdapat zat padat yang tertinggal di kertas saring
Air cucianAir hasil penyaringan
Air hampir habis
Terbentuk kristal garam
5. Percobaan 5
- Dimasukan ke dalam gelas kimia berisi air
- Diaduk
- Dipanaskan
- Disaring dengan corong dan kertas
saring
- Dicuci air ± 5 ml sebanyak 2-3 kali
- Dijadikan satu dan diuapkan dalam cawan
penguapan
- Dibiarkan menguap sendiri
1 gram kapur barus kotor
Terbentuk zat padat pada kaca arloji
Kristal-kristal kapur barus
6. Percobaan 6
- Dimasukan ke dalam cawan penguapan
- Ditutup cawan arloji yang bagian atasnya
diberi air
- Dipanaskan
- Didinginkan
1 Sendok pasir
Larutan heterogen
Pasir mengendap
Pasir dan air mengendap
Bubuk kapur tulis
Larutan heterogen
Air dan bubuk kapur tulis terpisah
VII. Hasil Pengamatan
Alur Kerja Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
- Dimasukkan ke
dalam gelas
kimia
- Diaduk
- Setelah 1 sendok
pasir dimasukkan ke
dalam gelas kimia
yang berisi air dan
diaduk, air dan pasir
memisah
- Setelah diaduk, air
menjadi keruh dan
menjadi berwarna
coklat
Setelah 1 sendok
pasir diaduk dengan
air, air dan pasir
memisah
Pemisahan campuran
antara air dengan
pasir dapat dilakukan
dengan
mengendapkan pasir,
kemudian air bagian
atas dituangkan.
Proses pemisahan ini,
disebut proses
dekantasi.
- Setelah dimasukkan
bubuk kapur, air
berwarna putih
keruh
- Setelah disaring
dengan kertas
saring, air menjadi
jernih kembali
Setelah disaring
dengan kertas saring,
air menjadi jernih
kembali
Dari hasil
pengamatan, dapat
diketahui bahwa
pemisahan bubuk
kapur tulis dengan air
termasuk jenis
pemisahan filtrasi
- Dibiarkan
beberapa saat
- Larutan bagian
atas dituang
- Larutan
dimasukkan ke
dalam gelas
kimia berisi air
- Diaduk
- Disaring
Garam dapur
Larutan homogen
Kristal
1 gram garam
- Setelah garam dapur
dimasukkan ke
dalam gelas kimia
yang berisi air dan
diaduk, air dan
garam menjadi larut
- Setelah air dan
garam larut, larutan
garam dapur
disaring
menggunakan kertas
saring, larutan
tersebut tetap
homogen.
- Lalu diuapkan
larutan garam hasil
penyaringan ke
dalam cawan
penguapan. Air
habis dan hanya
tersisa garam
Setelah garam dapur
dimasukkan ke dalam
gelas kimia berisi air.
Larutan garam dapur
disaring
menggunakan kertas
saring. Lalu diuapkan
larutan garam hasil
penyaringan ke dalam
cawan penguapan.
Air dan garam
memisah.
Dari hasil
pengamatan garam
dapur dan air yang
dicampur kemudian
diuapkan, air akan
habis dan hanya
tersisa garam,
sehingga dapat
diketahui bahwa
metode pemisahan
yang digunakan
adalah dengan cara
evaporasi
- 1 gr CuSO4.5H2O
dilarutkan 10 ml air
- Setelah dilarutkan 1
gram garam
CuSO4.5H2O
diuapkan larutan
garam sehingga
volumenya hampir
habis dan
didinginkan,
membentuk kristal
Terbentuk kristal
berwarna biru
kehijauan
Dari hasil
pengamatan dapat
disimpulkan bahwa
pemisahan garam
CuSO4.5H2O dengan
air termasuk jenis
pemisahan campuran
dengan cara
kristalisasi.
- Dilarutkan
dalam gelas
kimia berisi air
- Diuapkan hingga
volume hampir
habis kemudian
didinginkan
1 sendok pasir dan 1 sendok garam dapur - Ketika di saring,
pasir dan air
terpisah, namun
garam masih ada
dalam larutan.
- Ketika campuran
antara air hasil
penyaringan dan air
cucian diuapkan,
dihasilkan garam
yang mengkristal
sedangkan air
menguap.
Terbentuk filtrat
berupa kristal garam
dan residu berupa uap
air
Dari hasil
pengamatan dapat
disimpulkan bahwa
pemisahan campuran
dilakukan dengan
penyaringan
kemudian dilanjutkan
dengan penguapan
sehingga terbentuk
sisa garam.
- Dimasukan ke dalam
gelas kimia berisi air
- Diaduk
1 gr kapur barus kotor- 1gram kapur barus
kotor dimasukkan
kedalam cawan
penguapan, ditutup
dengan kaca arloji
yang berisi air dan
dipanaskan
perlahan-lahan
kemudian
didinginkan.
Terbentuk zat padat
pada kaca arloji
yaitu membentuk
kristal-kristal
berwarna putih.
Terbentuk kristal
berwarna putih
Dari hasil
pengamatan dapat
disimpulkan bahwa
pemisahan kapur
barus dengan
pengotor termasuk
jenis sublimasi.
VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat
Pada percobaan pertama yaitu dengan mencampurkan air dengan pasir
ke dalam gelas kimia kemudian di aduk dan ditunggu beberapa saat sampai
pasir mengendap. Setelah itu larutan bagian atas ke dalam gelas kimia yang
kosong sehingga didapat filtrat berupa air yang berwarna coklat (keruh) dan
residu berupa pasir. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis
bahwa metode yang digunakan untuk memisahkan antara air dan pasir adalah
dekantasi.
Pada percobaan yang kedua yaitu dengan memasukkan bubuk kapur tulis
yang sudah dihaluskan ke dalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sampai
rata dan berubah warna menjadi putih keruh. Air yang telah tercampur tersebut
disaring menggunakan corong dan kertas saring, sehingga diperoleh filtrat
berupa air yang jernih dan residu berupa kapur tulis yang tertinggal pada kertas
saring. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa
- Dimasukan ke dalam
cawan penguapan
- Ditutup cawan arloji
yang bagian atasnya
diberi air
- Dipanaskan
metode yang digunakan untuk memisahkan antara bubuk kapur tulis dengan air
adalah filtrasi.
Pada percobaan yang ketiga yaitu dengan mencampurkan garam dapur
ke dalam gelas kimia yang berisi air kemudian diaduk sampai rata hingga air
dan garam menjadi larut setelah itu disaring menggunakan corong dan kertas
saring, larutan tetap homogen. Lalu larutan yang sudah disaring diuapkan ke
dalam cawan penguap hingga air habis dan hanya tersisa garam. Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan
untuk memisahkan antara garam dapur dengan air adalah kristalisasi.
Pada percobaan keempat yaitu dengan mencampurkan 1 gram garam
CuS O4 . H 2O yang dilarutkan pada 10 ml air kemudian diuapkan dengan cawan
penguap sampai volumenya hampir habis kemudian didinginkan sehingga
terbetuk kristal. Sehingga, proses pemisahan campuran ini termasuk jenis
pemisahan evaporasi.
Pada percobaan kelima yaitu mencampurkan 1 sendok pasir dan 1
sendok garam dapur kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian dipanaskan
setelah itu dilakukan proses penyaringan dengan corong dan kertas saring. Zat
padat yang tertinggal pada kertas saring dicuci dengan air kurang lebih 5 ml
sebanyak 2 sampai 3 kali. Air hasil penyaringan dan air cucian di jadikan satu
kemudian diuapkan pada cawan penguap sampai air hampir habis kemudian
didinginkan dan dibiarkan menguap sendiri. Percobaan kelima ini melibatkan 2
proses pemisahan, yaitu filtrasi dan evaporasi.
Pada percobaan keenam yaitu dengan mencampurkan 1 gram kapur
barus yang diberi pengotor kedalam cawan penguapan kemudian ditutup
dengan kaca arloji yang diberi air lalu dipanaskan sampai terdapat kristal
berwana putih yang menempel di bagian cekung kaca arloji yang menutupi
gelas kimia. Proses pemisahan ini termasuk jenis sublimasi.
IX. Pembahasan
Percobaan pertama, yaitu pemisahan air dengan pasir. Pasir termasuk zat
padat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga pemisahan air dengan pasir
dapat dilakukan dengan metode dekantasi, yaitu dengan mengendapkan pasir
yang tercampur dalam air. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
mengendapkan pasir maka semakin jernih pula hasil yang diperoleh.
Percobaan kedua, yaitu pemisahan bubuk kapur tulis dengan air. Pada
proses pemisahan ini menggunakan metode filtrasi yaitu pemisahan zat padat
pada suatu larutan berdasakan ukuran partikel yang berbeda dengan
menggunakan kertas saring. Bubuk kapur tulis akan tersaring di atas kertas
saring karena partikel kapur tulis tidak dapat menembus pori-pori kertas saring,
sedangkan air dapat melewati kertas saring karena partikel air lebih kecil dari
pada pori-pori kertas saring.
Pada percobaan ketiga, dilakukan proses kristalisasi, yaitu proses
pemisahan yang dilakukan dengan memisahkan zat padat berbentuk kristal
berupa garam dapur dari air. Dari percobaan yang ketiga dihasilkan kristal
garam dengan warna yang lebih putih daripada warna garam yang sebelum
diuapkan. Hal ini terjadi karena proses penguapan pada air dan molekul-
molekul garam akan menggumpal sehingga akan terbentuk kristal-kristal garam
yang lebih murni. Hal ini terjadi karena pada proses penguapan air yang akan
menguap, dan molekul-molekul garam akan menggumpal sehingga akan
terbentuk kristal-kristal garam yang lebih murni, karena komponen larutan
lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
Percobaan keempat, yaitu proses pemisahan garam CuS O4 . H 2O yang
berwana biru dengan 10 ml air dan menghasilkan kristal CuS O4 berwarna biru
kehijauan. Hal itu dikarenakan sewaktu proses penguapan kandungan air dalam
CuS O4 tidak semuanya menguap sehingga kristal CuS O4 masih berwarna biru
kehijauan.
Percobaan kelima, yaitu pemisahan campuran pada garam dapur, pasir
dan air. Proses pemisahan ini dilakukan dengan tahap-tahap yaitu filtrasi dan
evaporasi. Proses pertama diawali dengan pemanasan larutan garam, pasir, dan
air. Proses ini bertujuan agar garam dan air menjadi semakin homogen.
Selanjutnya dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan corong dan
kertas saring sehingga pasir terpisah dan diperoleh larutan garam. Kemudian
residu yang terdapat pada kertas saring ditambahi air yang kemudian di campur
dengan larutan garam hasil penyaringan. Proses selanjutnya yakni larutan garam
dipanasnya hingga air habis, dan hanya tersisa kristal garam yang berwarna
putih.
Percobaan keenam, yaitu proses pemisahan antara kapur barus dengan
pengotornya, yaitu berupa pasir. Proses ini disebut sebagai proses sublimasi
yaitu pemisahan zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni
pemisahan komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat
menyublim. Yang dihasilkan pada proses penyubliman tersebut adalah kristal
kapur barus yang tak berwarna. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi
kapur barus menguap akibat pengaruh dari pemanasan, kemudian uap-uap
tersebut mengkristal dan menempel pada bagian cekung kaca arloji yang
digunakan sebagai penutup gelas kimia sebagai akibat dari air yang diletakkan
pada bagian atas kaca arloji.
X. Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan yang telah kami lakukan kita dapat memisahkan
zat padat dari zat padat, dan zat-zat padat dari zat cair baik yang larut dalam air
maupun yang tidak dapat larut dalam air dengan cara :
1) Dekantasi
2) Filtrasi
3) Kristalisasi
4) Evaporasi
5) Filtrasi dan evaporasi
6) Sublimasi
Setiap zat memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal pemisahan tergantung
pada wujud zat dan proses pembentukannya. Untuk mendapatkan hasil
campuran yang baik antara pelarut dan zat terlarutnya sebaiknya kita melihat
struktur penyusunnya.
XI. Daftar Pustaka
Dasar, T. K. 2011. Petunjuk Pratikum KIMIA DASAR 1. Surabaya: Unipress.http://www.pemisahan campuran/forum-kimia-pemisahan-campuran.html (19
Oktober 2012)
http://www. pemisahan campuran/PROSES PEMBUATAN GARAM DAPURMengetahui Proses Pembuatan Garam Dapur.html (19 Oktober 2012)
http://www.pemisahan campuran/pemisahan campuran.html (19 Oktober 2012)
LAMPIRAN
Percobaan 1 (Dekantasi)
Percobaan 2 (filtrasi)
Campuran antara air dan pasir
Larutan bagian atas yang dituang
Residu (pasir)Pasir mengendap
Campuran antara air dan bubuk kapur tulis
Disaring Hasil penyaringan
Percobaan 3 (Evaporasi)
Percobaan 4 (Kristalisasi)
Percobaan 5 (Evaporasi dan kristalisasi)
Larutan garam dapur Larutan dipanaskan Terbentuk kristal garam
Larutan garam CuSO4 . H 2O Larutan garam CuSO4 . H 2O dipanaskan
Kristal CuSO4
Larutan garam dengan pasir Larutan dipanaskan Residu pada kertas saring
Percobaan 6 (Sublimasi)
Campuran dipanaskan Air menguap, hanya tersisa kristal garam dan residu
Kapur barus kotor
Kapur barus kotor dipanaskan
Terbentuk kristal pada bagian cembung kaca arloji