50
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konstantinopel terletak di posisi yang sangat strategis, terhampar di daratan berbentuk segitiga seperti tanduk dan terletak di sebelah barat selat Bosphorus yang memisahkan antara Benua Eropa dan Asia. Di sebelah utara kota ini terdapat selat Tanduk Emas (Golden Horn), sebuah pelabuhan alami yang sempurna. Di seberang selat Bosphorus terhampar daratan yang kaya dengan hasil bumi, semenanjung Asia Kecil atau lebih dikenal dengan nama Anatolia. Dari selat Bosphorus ini seseorang dapat berlayar ke utara menuju Laut Hitam (Black Sea) atau ke selatan melewati selat Dardanela lalu menuju ke Laut Mediterania. Posisinya di tengah dunia membuat Konstantinopel menjadi kota pelabuhan paling sibuk di dunia pada masanya. Inilah kota yang mendapatkan kesempatan terhormat menjadi bagian terpenting dari 3 peradaban besar manusia. “The Gates of The East and West” adalah salah satu gelar yang disematkan kepadanya. 1

Penaklukan Konstantinopel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Agama Islam

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konstantinopel terletak di posisi yang sangat strategis, terhampar di daratan

berbentuk segitiga seperti tanduk dan terletak di sebelah barat selat Bosphorus

yang memisahkan antara Benua Eropa dan Asia. Di sebelah utara kota ini terdapat

selat Tanduk Emas (Golden Horn), sebuah pelabuhan alami yang sempurna. Di

seberang selat Bosphorus terhampar daratan yang kaya dengan hasil bumi,

semenanjung Asia Kecil atau lebih dikenal dengan nama Anatolia. Dari selat

Bosphorus ini seseorang dapat berlayar ke utara menuju Laut Hitam (Black Sea)

atau ke selatan melewati selat Dardanela lalu menuju ke Laut Mediterania.

Posisinya di tengah dunia membuat Konstantinopel menjadi kota pelabuhan

paling sibuk di dunia pada masanya. Inilah kota yang mendapatkan kesempatan

terhormat menjadi bagian terpenting dari 3 peradaban besar manusia. “The Gates

of The East and West” adalah salah satu gelar yang disematkan kepadanya.

Pemandangan yang paling menonjol dari kota ini tentu saja sistem

pertahanannya yang merupakan pertahanan terbaik pada masanya. Konstantinopel

dilindungi tembok yang mengelilingi kota dengan sempurna, baik wilayah laut

maupun daratnya. Keseluruhan kota ini nampak seperti sebuah benteng kokoh.

Nyali seseorang yang ingin menaklukkan kota ini pun akan ciut tatkala dia

melihat bagian benteng bagian barat, satu-satunya wilayah Konstantinopel yang

berbatasan dengan daratan. Di situ terbangun struktur tembok dua lapis dengan

dua tingkatan, yang diperkuat dengan parit besar dan dalam di bagian depannya.

Lengkaplah Konstantinopel memiliki gelar yang lain “The City with Perfect

Defense”.

1

�ه� �ي ه ع�ل ه� ص�لى الل سول� الل �ح�ن ح�و�ل� ر� �م�ا ن �ن �ي ه� ب �د الل ف�ق�ال� ع�ب

م� ل و�س�

ب �ت �ك ن م� ل �ه� و�س� �ي ه ع�ل ه� ص�لى الل سول الل �ل� ر� ئ إذ� س �ن� �ي �ت �م�د�ين أي+ ال

ة �ي �ط�ين �ه� أوال2 قس�ط�ن �ي ه ع�ل ه� ص�لى الل سول الل ة ف�ق�ال� ر� وم�ي أو� ر

�ح ف�ت ت

�ح ف�ت ق�ل� ت �ة ه�ر� م� م�د�ين ل ة� و�س� �ي �ط�ين �ي قس�ط�ن �ع�ن أوال2 ي

Berkata Abdullah bin Amru bin Ash: “bahwa ketika kami duduk di sekeliling

Rasulullah saw untuk menulis, lalu Rasulullah saw ditanya tentang kota manakah

yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah

saw menjawab, ‘Kota Heraklius terlebih dahulu’, yakni Konstantinopel” (HR.

Ahmad)

Adalah Sultan Mehmed II : Sultan ketujuh Utsmani, Gerakan seluruh

pasukannya mempunyai suatu tujuan yang sangat jelas: Konstantinopel. Ekspedisi

ini adalah puncak dari kekerasan niatnya atas Konstantinopel, nama yang telah

memenuhi benaknya selama 23 tahun lamanya. Nama yang juga akan

menghantarkannya menjadi panglima terbaik yang sempat diisyaratkan oleh

Muhammad Rasulullah saw dari lisannya.

�ع�م� ال� �ن ة ف�ل �ي �ط�ين �قس�ط�ن �ح�ن ال ف�ت �ت م�ير ل �ك� �ش ذ�ل �ج�ي �ع�م� ال �ن ه�ا و�ل أم�ير� أ

�ش �ج�ي ال

“Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik

pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaikbaik pasukan adalah pasukan yang

menaklukkannya” (HR. Ahmad)

Bagi kaum Muslim, nama Konstantinopel berarti kemuliaan yang telah

dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bisyarah mereka. Ramai dari kaum

2

Muslim akan menyiapkan jiwa dan harta mereka untuk menjadi pasukan yang

membebaskannya. Mental kaum Muslim pun telah dari awal dididik untuk

menjadi seorang ksatria yang mempunyai tugas untuk mengelola dunia dan

seisinya. Pada awal pembentukan para sahabat, Rasulullah senantiasa

mengarahkan visi mereka menjadi visi global, yaitu pembebasan seluruh dunia.

Bagi kaum Muslim, Konstantinopel adalah penantian 825 tahun dan para syuhada

telah menyirami tanah itu dengan darah suci mereka untuk menumbuhkan

kemenangan di tanah itu maka tidak heran apabila janji Allah dan Rasul ini

menjadi suatu sumber energi yang tidak terbatas, menyalakan api pengorbanan

dan jihad fii sabilillah dalam setiap masa dan setiap kepemimpinan.

1453 tidak hanya momen yang merekam konflik antara Byzantium dan

Utsmani, tetapi sesungguhnya adalah momen yang menjadi wadah pembuktian

kaum Muslim akan agama yang benar dan pembuktian janji Allah dan Rasul-Nya.

1453 sesungguhnya adalah puncak benturan yang terjadi di antara Barat dan

Timur, Kristen dan Islam yang telah mengakar semenjak masa Rasulullah

Muhammad saw. 1453 adalah sebuah masa depan yang telah lalu, sebuah

kemenangan yang telah terjadi semasa Rasulullah saw masih berada di tengah-

tengah para sahabatnya. 1453 bukanlah kemenangan Turki sehingga bukan hanya

Turki yang patut berbangga dengan pembebasan Konstantinopel. 1453 adalah

sebuah momen yang harus menjadi inspirasi bagi setiap Muslim akan jati diri

mereka. Sebuah janji Allah yang yang menjadi kenyataan.

3

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Konstatinopel sebelum penyerangan ?

2. Apa yang menjadi motivasi Sultan Mehmed II Al-Fatih?

3. Bagaimana strategi Sultan Mehmed II Al-Fatih untuk menaklukan

Konstatinopel?

1.3. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan infornasi tentang salah satu

proses penaklukan paling bersejarah dan membanggakan bagi umat Islam

dan menanamkan kebanggan serta menambah izzah kita sebagai umat yang

telah Allah pilih.

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konstatinopel : Geografi dan kondisi masyarakat

Konstatinopel, didirikan ribuan tahun yang lalu oleh pahlawan

lagendaris Yunani ; Byzas, kota ini dinamai sesuai dengan namanya yaitu

Byzantium. Pada 324 M, Kaisar Konstantin memindahkan ibukota Romawi

Timur ke kota ini dan sejak itu namannya diubah menjadi Konstatinopel dan

negarannya disebut Byzantium. Sebagai ibukota Imperium terbesar pada

masanya, Konstantinopel dihuni berbagai etnis dan bangsa yang didominasi

oleh etnis Yunani. Kaisar Konstantin menjadikannya sebagai ‘kota yang

diinginkan diseluruh dunia’ dengan membangun seluruh fasilitas kota yang

mencirikan kesan mewah pada zamanya. Ketika tembok-tembok tanah

selesai dibangun pada abad ke-5 kota ini nyaris tak bisa diserang selama

peralatan pengepungan mengandalkan kekuatan katapel tempur. Dilindungi

tembok sepanjang 12 mil, Konstatinopel tumbuh diatas perbukitan curam

yang memberikan titik pandang ke laut sekitar. Sementara di sisi timur,

teluk kecil Golden Horn, yang berbentuk menyerupai tanduk melengkung,

menyediakan pelabuhan dengan air yang dalam. Satu-satunya kelemahan

tempat ini adalah tandusnya tanah ini, satu persoalan yang diatasi oleh ahli

perairan Romawi dengan menggali beberapa saluran dan waduk.

5

Wilayah ini begitu unik, terletak di persimpangan jalur perdagangan

dan militer, sehingga segala kebutuhan nya dapat terpenuhi. Ke arah timur

kekayaan Asia Tengah dapat dialirkan lewat Bosporus. Ke arah selatan, ada

jalur menuju banyak kota di Timur Tengah : Damaskus, Aleppo, dan

Baghdad, ke barat, ada jalur laut menuju Dardanela yang berakhir di laut

Mediterania yang luas. Singkatnya segala sumber daya alamnya sangat

menunjang bagi kelangsungan kehidupan kota, baik untuk memenuhi

kebutuhan perut sampai kebutuhan sekundernya.

Berbagai patung dan tugu dikumpulkan dari dunia klasik, sebuah

hipodorm untuk menyaingi hipodorm di Roma, istana kerajaan serta gereja

“yang jumlahnya lebih banyak dari hitungan hari dalam setahun”. Jumlah

penduduk terbanyak mencapai 500.000 jiwa. Kesalehan Kristen terlihat

dimana-mana, kota ini menjadi gudang relik-relik Kekristenan, yang

dikumpulkan dari Tanah Suci dan dipandang dengan mata cemburu oleh

orang Kristen di Barat. Namun orang Byzantium selalu terobsesi takhayul

dan ramalan, menurut mereka ramalan adalah masalah penting bahkan

terkadang berlawanan dengan ketentuan para rohaniawan. Dia menancap

demikian kukuh di benak orang Yunani hingga sulit dimusnahkan.

2.2. Konstatinopel : Riwayat penaklukan sebelum Al-Fatih

Banyak serangan yang dilancarkan para khalifah islam dalam rangka

penaklukan Konstantinopel dalam rentang waktu 800 tahun lamanya.

Namun semuanya mengalami kegagalan sampai penyerangan terakhir yang

dilakukan oleh Sultan Mehmed II. Usaha pertama untuk mengepung

Konstantinopel dilakukan pada tahun 34 H / 654 M. Pada masa

pemerintahan Utsman bin Affan. Dia mengirimkan Muawiyah bin Abu

Sofyan r.a. dengan pasukan yang besar untuk mengepung dan

menaklukkannya. Tetapi mereka pulang dengan tangan hampa disebabkan

6

oleh kokohnya pertahanan Konstantinopel. Pada masa Bani Umayah tercatat

2 serangan penting yang dilancarkan :

Pertama; yang dilakukan pada masa Muawiyah bin Abu Sofyan r.a.

Dalam usaha penaklukan itu Abu Ayub Al-Anshari syahid, sebelum wafat

Abu Ayyub sempat berwasiat jika wafat ia meminta dimakamkan di titik

terjauh yang bisa dicapai oleh kaum muslim. Dan para sahabatnya berhasil

menyelinap dan memakamkan beliau persis di sisi tembok benteng

Konstantinopel di wilayah Golden Horn.

Kedua; adalah yang dilakukan pada masa Sultan Sulaiman bin

Abdul Malik tahun 98 H . Pada saat itu dia mengirimkan pasukan tentara

sejumlah 20.000 orang dan sekitar seratus perahu untuk mengepung dan

menaklukkan Konstantinopel. Pengepungan Konstantinopel berlangsung

berbulan-bulan, dengan pasukan yang dalam kondisi kritis karena keinginan

kuat sang khalifah dalam menaklukkan Konstantinopel. Tetapi usaha itu

belum juga berhasil akibat suhu udara yang sangat dingin. Pasukan itu

kemudian ditarik mundur oleh Umar bin Abdul Aziz setelah dirinya

menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik yang mangkat pada saat tentara

masih berada di medan pertempuran.

Di masa Khilafah Abbasiyah berlangsung serangan yang demikian

intensif ke Byzantium, namun demikian usaha ini belum sampai menyentuh

Konstantinopel walaupun serangan itu telah menimbulkan gejolak di dalam

negeri Byzantium, khususnya serangan yang dilakukan oleh Khalifah Harun

Ar-Rasyid pada tahun 190 H. Setelah itu upaya penaklukan Konstantinopel

dilanjutkan oleh Kesultanan Islam Saljuk di Asia Kecil; seperti Sultan Alib

Arsalan yang telah berhasil mengalahkan tentara Kaisar Rumanos dari

Romawi dengan pasukannya yang berjumlah kurang lebih 200.000 personil

hanya dengan tentara Islam sejumlah 15.000 personil dalam Perang

Manzikart pada tahun 464 H/1070 M. Kemenangan spektakuler ini

merupakan titik perubahan penting dalam sejarah Islam. Sebab peristiwa ini

7

telah melemahkan pengaruh Romawi di Asia Kecil yang tak lain adalah

wilayah-wilayah strategis kekaisaran Byzantium.

Ketika kekhilafahan Abbasiyah yang beribukota di Baghdad

dihancurkan oleh serbuan pasukan Mongolia, muncullah Utsman peletak

dasar Kekhilafahan Utsmaniyah. Dengan kekuasaan yang baru lahir dia

telah berhasil menembus laut Marmara, dengan bala tentaranya dia berhasil

membayangi dua kota utama Byzantium kala itu yakni Azniq dan Burshah.

Setelah wafatnya Utsman, Khalifah penggantinya Orkhan melanjutkan misi

pendahulunya. Tahun 727 H/1327 M Nicomedia sebuah kota yang berada di

barat laut Asia kecil dekat kota Konstantinopel berhasil ditaklukan.

Sultan Orkhan sangat peduli untuk merealisasikan apa yang pernah

dikabarkan oleh Rasulullah SAW tentang akan ditaklukkannya

Konstantinopel. Dia telah melakukan langkah-langkah strategis untuk

melakukan pengepungan terhadap ibukota Byzantium dari sebelah barat dan

timur pada saat yang bersamaan, agar bisa merealisasikannya, dia mengirim

anaknya yg bernama Sulaiman untuk melintasi selat Dardanela dan

memerintahkannya agar menguasai beberapa wilayah di sebelah barat.

Tahun 758 H Sulaiman berhasil menyeberangi selat Dardanil pada malam

hari bersama pasukan kavaleri, tatkala sampai di tepi barat, mereka berhasil

mengambil alih beberapa kapal milik tentara Romawi yang sedang berada

ditempat itu, lalu mereka membawa kapal–kapal ke tepi timur, mengingat

tentara Utsmani belum memiliki armada laut sebab kekuasaan mereka baru

saja berdiri. Di tepi timur inilah, Sulaiman memerintahkan pasukannya

untuk menaiki kapal-kapal itu yang membawa mereka ke pantai Eropa.

Mereka mampu menaklukkan benteng Tarnab, dilanjutkan ke Ghalmabuli

yang di dalamnya ada benteng Jana dan Apsala serta Rodestu, semuanya

berada di selat Dardanela yang berada diutara dan selatan.

Dengan begitu Sultan Orkhan telah melakukan sebuah langkah

penting dan membuka jalan bagi pemimpin yang datang setelahnya untuk

8

menaklukkan Konstantinopel. Di Eropa, tentara Utsmani melakukan

penaklukan di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Byzantium, Pada tahun

762 H/1360 M., Sultan Murad I mengusai Adrianopel ( Edirne ), sebuah

kota yang sangat strategis di Balkan dan dianggap sebagai kota kedua

setelah Konstantinopel oleh Byzantium. Dia menjadikan kota ini sebagai

ibukota pemerintahannya sejak tahun 768H./1366M. Pada masa

kepemimpinan Sultan Bayazid I terjadi pengepungan Konstantinopel dengan

pasukan yang dipimpinnya sendiri hingga membuat Konstantinopel hampir

menemui keruntuhannya. Namun karena munculnya sebuah bahaya baru

(Timur Lenk) yang mengancam pemerintahan Utsmani akhirnya Sultan

Bayazid menarik mundur pengepungan tersebut. Pada masa pemerintahan

Sultan Murad II beberapa kali usaha penaklukkan Kota Konstantinopel

dilakukan. Bahkan di masanya pasukan Islam beberapakali mengepung kota

ini. Namun usaha itu juga masih belum berhasil, sampai nanti akhirnya

anaknya Sultan Mehmed II lah yang akhirnya jawaban atas nubuwat

Rasulullah.

2.3. Sultan Mehmed II Al-Fatih : Ambisi yang Menyala

Mehmed II, anak yang ditakdirkan sebagai sebaik-baik panglima

kelak akan membuktikan ucapan Rasulullah SAW lahir di Edirne, 8 tahun

setelah pengepungan Konstantinopel oleh Ayahnya Murad II. Mehmed II

lahir pada 29 Maret 1432. Dikatakan saat proses menunggu kelahirannya,

Murad II menenangkan dirinnya dengan membaca Al-Quran dan lahirlah

anaknya saat bacaan sampai pada surat Al-Fath, surat yang berisi janji

Allah akan kemenangan kaum muslim.

Sebagai anak laki-laki ketiga Ia tidak pernah diperhitungkan akan

menggantikan Murad II, namun begitulah pertolongan Allah datang disaat

yang tak disangka. Kedua kakaknya yaitu Ahmed, mengalami kematian tiba-

tiba sedang Ali dibunuh oleh seorang Turki yang kemungkinan besar adalah

kaki tangan Byzantium.

9

Sejak awal di Manisa, Mehmed dikelilingi oleh ulama-ulama

terbaik pada zamannya dan mempelajari berbagai disiplin ilmu, baik ilmu

yang berkaitan dengan Al-Quran, tsaqaf Islam dan juga Ilmu Fiqih, maupun

ilmu-ilmu lainnya seperti bahasa, astronomi, matematika, kimia, fisika dan

juga teknik perang dan militer. Mehmed memiliki sifat yang keras dan

gemar melakukan sesuatu yang keras dan tak biasa sehingga beberapa ulama

mengaku kesulitan dalam mengendalikannya. Sultan Murad pun

menugaskan para syaikh pengajar yang paling bagus pada masanya untuk

mengarahkan kekerasan watak Mehmed dan membentuk kepribadinnya.

Tugas ini diserahkan kepada Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaikh Aaq

Syamsudin.

Kedua ulama ini bukanlah ulama sembarangan, dunia tidaklah

dapat membutakan mata mereka. Mengenai Al-Kurani, Imam Suyuthi

menulis, “Sesungguhnya ia adalah seorang yang berilmu lagi faqih. Para

ulama pada zamannya telah menjadi saksi atas kelebihan serta

kekonsistenan beliau. Dan ia melampaui rekan-rekannya dalam ilmu ma’qul

dan manqul. Mahir dalam nahwu, ma’ani dan bayan, serta fiqh dan

mahsyur dengan berbagai keutamaan”.

Sedangkan Aaq Syamsudin adalah ulama yang nasabnya

bersambung pada Abu Bakar Ash-Shiddiq dan seorang polymath1

sebagaimana kebanyakan ulama pada masanya. Aaq Syamsudin menjadi

seorang hafidz pada usia 7 tahun dan sangat ahli dalam biologi, kedokteran,

astronomi dan pengobatan herbal.

Dibawah tempaan Al-Kuruni, Mehmed mulai menghafalkan dan

menyerap ilmu Al-Quran pada usia 8 tahun. Dia juga mempelajari etika

belajar dari Syaikh Al-Kuruni yang tidak mengistimewakannya, Al-Kuruni

pun tak segan menegurnya jika ia melanggar syariah Allah.

10

Namun ulama yang sangat berpengaruh dalam membentuk mental

penakluk adalah Syaikh Aaq Syamsudin. Dia tidak hanya mendidik

Mehmed dengan ilmunya tetapi juga senatiasa mengingatkat akan kemuliaan

ahlul bisyarah yang akan membebaskan Konstantinopel. Aaq Syamsudin

setiap hari menceritakan kepribadian Rasul melalui sirah-nya.

1 Polymath : seseorang yang pengetahunnya tak terbatas hanya pada satu bidang, dapat diartikan

juga seseorang yang memiliki wawasan sangat luas

Ia juga mendeskripsikan kepahlawanan dan keksatriaan para

sahabat dan penakluk awal, kehebatan meraka, syahidnya dan usaha mereka

dalam meraih janji Allah tentang takluknya Konstantinopel. Bahkan Syaikh

Aaq Syamsudin selalu mengulangi bahwa ialah yang dimaksud dalam hadis

Rasulullah sebagai sebaik-baik pemimpin.Keyakinan Mehmed II yang

ditanamkan kedua syaikh itu pun membawa suatu pengaruh yang amat

besar. Proyeksi bahwa dirinyalah penakluk Konstantinopel membawa suatu

inspirasi dan motivasi yang tak terbatas, digabungkan dengan watak dan

kemauan kerasnya dalam umur kurang dari 17 tahun Mehmed dapat

menguasai bahasa Arab, Turki dan Persia dan fasih dalam percakapan

Perancis, Yunani, Serbia, Latin dan Hebrew.

Ketertarikan luar biasa juga ditunjukan dalam ilmu sejarah dan

geografi, syair dan puisi, seni, serta ilmu teknik terapan. Keahlian nya dalam

perang pun jadi buah bibir.

Tetapi dari semua hal yang memesona dari dirinya adalah

kedekatannya dengan Allah SWT. Mehmed sangat menyadari bila

keinginannya untuk menjadi ahlu bisyarah sangat dipengaruhi kedekatannya

dengan yang Maha Memenangkan dan Maha Menolong. Oleh karenanya

telah sampai kepada umat muslim bahwa Mehmed selalu menyibukkan diri

dengan bertaqarrub kepada Allah. Dia adalah satu-satunya panglima yang

11

tidak pernah masbuq dalam shalatnya, bahkan dia selalu menunaikannya

dalam keadaan berjama’ah. Mehmed juga selalu menjaga shalat malamnya

sebagai mahkota dirinya dan shalat rawatib sebagai pedangnya. Tidak

pernah sekalipun Mehmed pernah melewatkan shalat malam dan shalat

rawatib semasa baligh hingga ia meninggal.

2.4. Konstatinopel : Kondisi Sebelum Penyerangan

Tiga tahun sebelum Mehmed II menjadi sultan, Constantine XI

Palaiologos dilantik sebagai kaisar Byzantium untuk mewarisi sejumlah

besar masalah.Pada tahun 1452, Sultan Mehmed II mengumpulkan 5.000

orang untuk membuat benteng di seberang Andolu Hisar sehingga ia dapat

mengamankan Selat Bosphorus sekaligus menghubungkan Kesultanan

Utsmani Asia dan Eropa. Selain itu benteng ini juga akan memutus suplai

makanan dan perlengkapan perang serta bantuan pasukan dari komunitas

Genoa di Black Sea. Lebih dari itu, benteng tersebut dapat menahan dan

mengawasi pergerakan logistik dari dan ke Konstatinopel. Ketika berita ini

sampai ke Konstatinopel, Constantine XI segera memberangkatkan

utusannya ke Venesia untuk meminta bantuan untuk menghentikan

pembangunan benteng. Namun, permintaan ditolak karena Venesia

khawatir bila hubungan dagangnya dengan Utsmani terganggu karena

membela Byzantium.Akan tetapi akhirnya, solidaritas kaum Kristen

akhirnya membuat Venesia mengirimkan bubuk mesiu dan baju zirah

kepada kaisar.

Tidak punya pilihan akhirnya kaisar mengirimkan surat kepada

Sultan Mehmed II namun akhirnya Sultan menyampaikan jawabannya

kepada utusan Kaisar dengan tegas bahwa Ia menolak bekerja sama

apapun menyoal pembangunan benteng. Pesan ini menunjukan bahwa

12

Sultan Utsmani bukanlah anak kecil yang bisa diremehkan.Bulan-bulan

berikutnya, kaisar Byzantium dan penduduknya dipakasa ‘duduk manis’

menyaksikan proyek besar yang dilakukan Mehmed II dengan ke-khas-an

kerjannya yang cepat dan efektif. Sultan Mehmed II adalah seorang jenius

dalam pengaturan logistik. Sultan memastikan para tenaga kerja dan

material yang dibutuhkan termobilisasi secara sempurna, bahkan demi

menjaga keamanan selama proses pengerjaan, Mehmed II memerintahkan

enam kapal galley besar dan beberapa kapal fustae yang dipersenjatai

lengkap. Selain itu grand design benteng juga merupakan hasil dari

rancangan Sultan sendiri. Pada saat proses pembangunannya para pekerja

diatur sangat efektif, satu tukang batu didampingi oleh pekerja kasar untuk

membantunnya dan satuan tim ini dibebani target detail yang harus

diselesaikan tiap harinya. Para qadhi (hakim) juga diturunkan untuk

mengawasi para pekerja dan pelanggaran yang mereka lakukan, diwaktu

yang sama Sultan pun memberikan hadiah bagi yang bekerja dengan baik.

Tak jarang bahkan Sultan dan para petinggi turun untuk turut membantu

dalam membangun benteng.

Dari Konstantinopel pembangunan benteng terlihat jelas ,

penduduk kota terlihat begitu putus asa melihat tiap harinnya benteng

dibangun dengan kecepatan yang luar biasa. Melihat itu Kaisar

Constantine jauh lebih merasakan bahaya, sehingga sekali lagi Kaisar

membujuk orang-orang Venesia dan Genoa untuk membantu. Selain itu

Constantine juga memanfaatkan penduduk lokal untuk menyerang kaum

Muslim yang membangun benteng, yang tentu saja dapat langsung

diredam dengan mudah. Dalam keputusasaanya Kaisar Constantine

mengirimkan utusan kepada Sultan Mehmed yang menyampaikan

perkataanya :

“ Karena engkau telah menginginkan perang bukannya damai

dan aku tidak bisa mendapatkan perdamaian baik dengan sumpah

ataupun permohonan maka biarlah engkau mengikuti

13

keinginanmu. Aku berlindung kepada Tuhan. Bila Tuhan telah

menginginkan kota ini diserahkan kepadamu, siapa yang dapat

menyalahi dan menghalanginnya ? Bila ia menanamkan

perdamaian di pikiranmu, aku akan senang menerimannya.

Sekarang engkau telah merusak perjanjian yang telah aku ikat

dengan sumpahku. Oleh karena itu, aku akan menutup pintu kota.

Dan aku akan bertempur untuk pendudukku dengan segenap

kekuatanku. Engkau dapat meneruskan keinginanmu sampai

‘hakim yang agung’ menjatuhkan keputusan kepada kita’

Aneh memang, ketika sultan dalam kondisi yang ‘lemah’ Konstatinopel

meremehkannya, tetapi bila terdesak mereka segera mengingatkan akan

perjanjian damai. Menanggapi ini Mehmed hanya berkata singkat

“Pilihanmu ada dua, serahkan Konstantinopel secara damai,

atau bersiaplah untuk perang”

Tepat 4 bulan pada 31 Agustus pada 1452 akhirnya Boğazkesen

selesai dibangun. Boğazkesen yang berarti ‘pemotong selat’ sesuai dengan

maksud pembuatnya. Selanjutnya benteng ini dikenal dengan nama

Rumeli Hisari, benteng ini betul-betul menjadi gerbang yang

mengendalikan dan mendominasi Selat Bosphorus. Sejak saat itu, tidak

satupun kapal siang ataupun malam dapat melewati Selat Bosphorus tanpa

pemeriksaan, Mehmed sesungguhnya telah memutus nadi utama

Konstantinopel. Dengan itu segala bentuk keperluan logistik secara tak

langsung dapat dipantau berikut dengan setiap berita informasi yang

sangat diperlukan guna menentukan taktik dan strategi perang nantinnya.

Kepanikan tak ayal melanda Byzantium juga Eropa ketika Rumeli Hisari

difungsikan. Yang paling merasakan efeknya tentu para pelaut dari

Venesia dan Genoa namun mereka tak dapat berbuat banyak mengingat

keuntungan dagang yang diperoleh dengan pihak Utsmani.

14

Constantine juga tak berdiam diri, dia segera mengirim utusan

untuk meminta bantuan sesegera mungkin kepada saudaranya di Morea

dan juga kepada sekutunya Hunyadi penguasa Hungaria, Alfonso

penguasa Aragon, kaum Genoa dan Venesia di Italia dan tentunya

terkhusus kepada Paus Nicholas yang memegang kekuasaan tertinggi

Katolik Roma untuk mengumumkan ‘perang salib’ kepada Utsmani.

Namun, malang bagi Constantine harus berhadapan dengan

panglima sekelas Mehmed yang telah memperkirakan seluruh gerakannya.

Sebelum pasukan di Morea siap, Mehmed telah menyiapkan pasukan

penyergap dibawah komando Turahan Bey untuk memotong jalur bantuan

kepada Konstantinopel, begitu pula kepada Genoa dan Venesia

diberikannyalah peringatan agar tak ikut campur. Sedangkan ancaman

‘perang salib’ tak lebih dari sekedar gertakan, tampaknya belum hilang

ingatan kaum Kristen Eropa bagaimana mereka dilibas di Varna pada

tahun 1444 dan trauma itu tampaknya membuat mereka berpikir ulang

dalam menghadapi kekuatan kaum Muslim.

Selain itu, masalah utama Konstantinopel tak hanya datang dari

pihak Utsmani tetapi dari pihak saudara kandung mereka sendiri yaitu

Kaum Kristen Latin. Sebenarnya walaupun Byzantium adalah pewaris

imperium Romawi dan juga simbol dunia Kristen, namun hubungan

Byzantium dengan Eropa jauh dari mesra. Dikotomi antara Kristen Yunani

yang diwakili Byzantium dan Kristen Latin yang diwakili Roma berubah

menjadi jurang pemisah anatara Kristen Timur dan Barat. Bagi kaum latin

Paus di Roma adalah wakil tuhan di dunia, sementara hal ini dianggap

kesombongan yang besar oleh kaum Krsiten Yunani. Di lain sisi, kaum

Kristen Roma menganggap bahwa praktek ibadah Kristen Yunani banyak

melibatkan praktik heretik yang sesat. Tetapi pada akhirnya mau tak mau

demi mendapatkan bantuan, Konstantinopel menyutujui persyaratan

unfikasi atau penyatuan Gereja Roma Latin dan Gereja Ortodoks Yunani

sebagai syarat mutlak. Dan pada tanggal 12 Desember 1452, proses

15

unfikasi dilakukan di Gereja Hagia Sophia tanpa dihadiri perwakilan

Gereja Ortodoks Yunani. Proses ini disambut gembira oleh Paus di Roma,

tetapi tidak dengan rakyat Konstantinopel. Mereka merasa dikhianati dan

menganggap unfikasi ini merusak puritansi Kristen Ortodoks dan

menjauhkan perlindungan tuhan dari kota Konstantinopel. Pada awal

tahun 1453 menjawab unfikasi itu pihak Eropa mengrimkan bantuan

kepada Konstantinopel, dengan seluruh gabungan kekuatan yang datang

Konstantinopel cukup percaya diri dapat memukul mundur pasukan

muslim. Ditunjang pula dengan benteng yang tangguh serta pertahanan

alamiah yang membuat startegi penyerangan ke kota ini bukanlah hal yang

mudah

Selain itu di Golden Horn terbentang rantai yang dengan susunan

60 cm setiap mata rantainya dan tebal besi 4 cm , rantai ini memberi

blokade sempurna bagi setiap kapal yang melewatinya.

Sedangkan garis pertahanan sepanjang 7 km di barat kota

dilindungi oleh tembok tiga lapis, dikenal sebagai tembok Theodosius

yang terbentang dari Teluk Tanduk Emas sampai laut Marmara.

Kombinasi menara-tembok-menara, tembok benteng dan gerbang

yang disusun dari campuran batu kapur, marmer dan granit yang disemen

dengan kapur menjulang tinggi siap untuk menjadi arena tempur yang

tentunnya sangat menguntungkan bagi pasukan tuan rumah, tapi tidak bagi

penantang kota.

Tidak kurang 23 kali tembok darat Konstatantinopel pernah

dikepung dan tak satupun yang mampu menembusnya. Meskipun pasukan

salib dapat menguasai Konstantinopel pada 1204, namun mereka

menembus kota lewat tembok bagian lautan, dan bukan darat.Praktis

tembok bagian darat Konstantinopel menyandang gelar perfect.

16

Selama pengepungan masih mengandalkan catapult dan trebuchet

maka Konstantinopel menjadi kota yang tak dapat ditembus. Terlebih

tembok bagi penduduk kota adalah nyawa dari kota itu sendiri sehingga

dalam urusan merawat dan memperbaiki tembok pun menjadi urusan

warganya, mereka tanpa diminta pun dengan sukarela menyerahkan

apapun yang dipunya demi terjaganya keutuhan tembok pelindung terlebih

menjelang pertempuran ini. Dengan arahan Giovanni Giustiniani seluruh

pasukan Konstantinopel dan Eropa, dibantu oleh seluruh penduduk kota

baik pria maupun wanita mengerahkan tenaga memperbaiki dan

menyiapkan tembok dalam kondisi yang paling sempurna.

Parit-parit digali untuk memastikan kedalamanya tetap terjaga,

tembok-tembok bagian laut dan darat semuanya diperkuat dan setiap

mesin anti-kepungan dipasang disemua bagian. Tidak hanya itu,

Giustiniani bahkan meminta penduduk menyiapkan karung-karung berisi

tanah dan batu, kayu dan apapun yang bisa digunakan untuk menambal

tembok yang seandainya berlubang terkena lontaran batu dari musuh.

Batu-batu besar pun disiapkan untuk menghalau musuh yang mencoba

memanjat tembok dengan tangga, minyak panas, greek fire, panah-panah

dijajarkan di setiap menara. Dengan berapi-api, Giustiniani mendiktekan

setiap instruksinya dengan pasukan gabungan, sementara para paderi

berkeliling tembok sambil mengarak patung Bunda Maria, yang dipercaya

sebagai pelindung kota Konstantinopel. Pemandangan ini menyulut api

harapan dalam dada pasukan dan penduduk Konstantntinopel. Mereka

sangat yakin bahwa mereka dapat bertahan dari serangan Kesultanan

Utsmani kali ini sebagaimana yang telah lalu.

2.5. Sultan Mehmed II Al-Fatih : Strategi dan Persiapan Pembebasan

215 km sebelah barat Konstantinopel di Edirne , Sultan Mehmed

mengawasi setiap perkembangan Konstantinpel dengan cermat. Dia telah

17

menduga kaum Kristen tak akan tinggal diam, bagaimanapun kota itu

adalah The Last Vestige of East Christiandom. Di malam panjang bulan

Desember sampai Januari , tak jarang dia memanggil seluruh ahli dari

bidang ilmu lain untuk meminta pandangan dan saran yang terdiri dari ahli

astronomi, insinyur mesin, ahli senjata, pandai besi, sampai para tentara.

Bahkan dia juga memanggil ahli senjata dari Italia untuk menjelaskan

secara rinci sistem perang kaum Kristen Barat. Dia sadar bahwa selama

senjata yang digunakan untuk menembus benteng sekelas Konstantinopel

masih terpaku pada catapult dan trebuchet, maka mustahil dapat

meruntuhkan pertahanan benteng. Seolah menjadi jawaban akan doa sang

Sultan di musim panas 1452, seorang ahli senjata kebangsaan Hungaria

bernama Orban datang menghadapnya menawarkan jasa nya untuk

membuat meriam. Sebelumnya, Orban telah mencoba menawarkan

rancangannya kepada Kaisar Constantine Palailogos namun bersamaan

dengan terjadinya krisis keuangan Byzantium sulit rasanya untuk

menerima tawaran tersebut, namun pihak Constantine juga tak ingin karya

Orban dimiliki kaum Muslim sehingga dijanjikanlah kepadanya tunjangan

hidup yang pada akhirnya tak kunjung datang, merasa bakatnya disia-

siakan Orban pun menghadap Sultan Mehmed II dan segera disambut

dengan tawaran bayaran 4 kali lipat dari pada yang ia minta. Karya

pertamanya berupa meriam dengan panjang 4,2 m dipasang di Rumeli

Hisari untuk pengamanan selat Bosphosrus. Meriam inilah yang

menghancurkan kapal Antonio Rizzo pada November 1452. Mengetahui

keefektifan meriam barunya, Sultan pun memerintahkan pembuatan

meriam dengan ukuran 2 kali lipat dengan panjang 8,2 meter dengan

ukuran diameter perluru 70 cm. Dinding meriam bagian belakang ini lebih

tebal untuk menahan tekanan akibat ledakan.Serta tebal bibir meriam 20

cm. Pelurunya terbuat dari batu yang dibentuk menyerupai bola seberat

700 kg per peluru. Pada Januari 1453 ketika meriam diuji coba

dentumanya bahkan terdengar sampai jarak 16 km, dan lontaran pelurunya

sejauh 1,6 km sebelum pada akhirnya menyentuh tanah dan membuat

18

lubang 2 meter di tanah Utsmani. Sultan Mehmed pun juga mengundang

para ‘wartawan’ Byzantium untuk memastikan berita tentang meriam ini

sampai ke Byzantium. Dengan demikian, perang urat syaraf antara

Utsmani dan Byzantium telah mencapai klimaksnya.

Di Edirne Orban pun membuat meriam lainya walaupun tidak

sebesar ‘monster raksasa’, tetapi tetap saja ukurannya lebih besar dari

ukuran standar dengan ukuran bervariasi dengan rata-rata 4,2 meter.

Walaupun Sultan sangat senang dengan meriam barunnya, namun

keimanan islam telah mengajarkan kepadanya bahwa hanya kepada Allah

lah sumber kemenangan dan kemuliaan dan hal ini pula juga harus

diketahui oleh pasukannya, agar mereka tidak bergantung kepada selain

Allah SWT. Sultan memerintahkan agar moncong meriamnya diukir

dengan kalimat : “Tolonglah ya Allah! Sang Sultan Muhammad Khan bin

Murad”

Selain itu Sultan Mehmed juga menyadari bahwa selain menempa

dirinya sebagai ‘sebaik-baik pemimpin’ , ia pun harus menjadikan

pasukannya sebagai ‘sebaik-baik pasukan’ karena Konstatinopel hanya

dapat ditaklukan dengan pemimpin dan pasukan yang terbaik.

Sejak awal kaum Turki memang dikenal sebagai kaum yang

nomaden dan petarung sejati.Mereka tidur diatas kuda, tinggal di tenda-

tenda tanpa pagar dan hidup bergantung pada keahlian pedang dan

memanah. Mereka sanggup bertahan dengan makanan dan minuman yang

minim dalam kondisi ekstrim dan memiliki harga diri yang tinggi, yang

tentu saja menjadikannya sebagai bahan mentah yang baik untuk pasukan

perang.

Awalnya pasukan Turki hanya terdiri dari pasukan berkuda dengan

panah, pedang dan tombak. Ketika Orhan bin Utsman berkuasa maka

itulah saat pertama kaum Turki mengenal organisasi militer dengan

dibentuk Yaya, pasukan khusus yang digaji.

19

Pada akhir abad 14, Murad I dan Beyazid melakukan perombakan

pada sistem militer Utsmani dan mengganti Yaya dengan Kapikulu Ocak

atau ‘Kesatuan Garda Pintu’ infanteri khusus. Pada masa ini pula,

diperkenalkan cara perekrutan militer dari anak-anak Kristen dan Yahudi

korban perang yang dikenal dengna sistem devşirme (Sistem perekrutan

kaum non-muslim menjadi tentara muslim). Tidak seperti bangsa Eropa

dan Kristen yang yang membunuh tawanan perang, Turki Utmasni justru

memanfaatkan mereka menjadi tentara dan memberikan kessempatan yang

seluas-luasnya bagi mereka dalam jenjang karir militer dan memperoleh

kehormatan yang sama sebagaimana kaum muslim. Walaupun mereka

tidak dipaksa memeluk Islam, namun sebagian besar akhirnnya memilih

untuk masuk Islam setelah menyaksikan keadilan dan keagungan Islam.

Pasukan yang baru dikenal ini pun akhirnya dikenal dengan nama Yeni

çeri,pasukan yang baru (memeluk Islam) atau yang lebih kenal dengan

Yeniseri.

Sampai pada masa Sultan Mehmed II, Organisasi militer Utsmani

makin bergam dan tersusun atas Kapikul Ocak, divisi kavaleri Sipahi,

Akinci yang merupakan pasukan irreguler yang terdiri dari pasukan

kavaleri dan juga infanteri dan yang terakhir pasukan Azap dan Bashi-

bazouk yang merupakan pasukan perang yang direkrut secara sukarela. Di

antara semua divisi pasukan, mungkin Yeniseri adalah divisi pasukan yang

paling terkenal dalam sejarah Utsmani karena ketakwaan dan

kepiawaiannya dalam berperang. Divisi Yeniseri dikepalai oleh seorang

ağa,yaitu posisi setingkat Jendral. Pada divisi Yeniseri seorang ağa

membawahi tiga brigade, yaitu cemaat (pasukan depan), brigade bőlűk

( pengawal inti Sultan) dan brigade sekban. Masing-masing brigade terdiri

dari beberapa orta ( satu orta sama seperti batalyon yang terdiri dari 300-

1300 tentara) yang setingkat dengan batalion dan dipimpin oleh çorbaci

(kolonel). Walaupun pasukan ini pada awalnya kerap mengadakan

pemberontakan dan kudeta yang mengancam posisi Sultan. Sehingga

20

untuk mengambil kendali penuh terhadap pasukan ini , Mehmed

menambahkan sekitar 7000 personil dari pengawal pribadinnya ke pada

divisi Yeniseri , untuk menambah loyalitas kepadannya, bahkan dalam

laporan pertanggung jawaban, pemimpin Yeniseri atau ağa melaporkan

hanya kepada Sultan dan hanya menerima instruksinnya bukan yang lain.

Sultan Mehmed menjadikan Sultan satu-satunya orang yang dapat

memerintah Yeniseri, bukan wazir ataupun yang lainnya, ini menjadikan

bahaya kudeta atau perpecahan terhindar dari pasukan Utsmani. Sultan

juga menempatkan ulama di setiap barak tentarannya, untuk memastikan

keikhlasan niat mereka kepada Zat yang Maha memberi kemenangan,

selain itu sebagaimana Rasulullah dahulu Sultan Mehmed juga menyeleksi

tentarannya yang layak ikut dalam divisi Yeniseri sehingga hanya yang

‘kuat’ saja yang diperbolehkan ikut.Proses perekrutan melibatkan anak-

anak yang berusia 8-20 tahun, kemudian mereka dilatih dalam barak

militer khusus untuk dilatih dan dibentuk menjadi tentara terbaik. Selain

fisik dan mental mereka juga dilatih ilmu-ilmu sains dan pada tingkatan

tertentu, mereka dijuruskan berdasarkan potensi masing-masing. Lalu

mempelajari Al-Quran termasuk pelajaran wajib di akademi Yeniseri dan

ibadah ritual menjadi pelajaran wajib bagi Yeniseri Muslim maka tidak

heran Yeniseri non-muslim yang akhirnya memeluk agama Islam. Para

ulama bahkan mendampingi dan menyemangati untuk melakukan ibadah

sunnah, seperti shalat malam, puasa sunnah, dan membaca Al-Quran.

Berbeda dengan Yeniseri, divisi Sipahi Kesultanan Utsmani adalah

tentara asli Turki, keberadaan mereka sama tuanya seperti sejarah Turki

sendiri, dibagi dalam dua pasukan infanteri dan kavaleri, baik dengan baju

zirah yang berat maupun yang ringan. Senjata yang digunakan pada

umumnya adalah tombak, panah dan pedang walaupun ada juga yang

menggunakan gada dan kapak. Mereka dikenal oleh pasukan Eropa kerena

ketangkasan, kecepatan geraknya dan seolah dapat muncul darimana saja.

21

Pada masa Mehmed pasukan Sipahi mencapai 40.000 personil yang siap

menerima perintah Sultan sebagai komanda tertinggi Kesultanan Utsmani.

Secara finansial, Sultan Mehmed menaikkan gaji pasukan Utsmani

dari kantong pribadinnya dan berusaha membuat agar setiap tentara dapat

mencukupi kebutuhan dirinnya dan keluargannya. Kerap kali Sultan

mengajak seluruh pegawai pribadinya untuk makan bersama agar terbina

suasana kedekatan. Kekuatan iman menjadi fondasi daripada fisik mereka,

visi kemenangan dari bisyarah Rasulullah menjadi motor yang

menggerakan mereka, inilah Yeniseri pada masa kepemimpinan Sultan

Mehmed II.

Di lautan Mehmed juga mempunya satu visi besar yaitu menantang

supremasi angkatan laut Byzantium dan Mehmed mempelajari dari

peristiwa-peristiwa pengepungan Konstantinopel sebelumnya bahwa kota

itu tidak dapat ditaklukan selama mereka masih menerima bantuan lewat

jalur laut. Oleh karena itu, Mehmed segera memerintahkan gubernur di

setiap wilayah, khususnya di kota-kota pelabuhan seperti Gallipoli, Sinop

dan Izmit yang memiliki tersane (tempat pembangunan kapal) untuk

berkonsentrasi membangun kapal perang dalam pembebasan

Konstantinopel dari 1451 – 1453.

Sistem angkatan laut Utsmani sangat sederhana dan dianggap

sebagai satu divisi militer dari angkatan daratnya, awak-awak kapal dan

tentara laut Utsmani kebanyakan diambil dari akademi Yeniseri dan

dipimpin oleh Amir Al-Bahri atau Kepudan Bahriye Pasha (Captain of

The Sea).

Sedangkan kapal Kesultanan Utsmani secara umum dapat dibagi

menjadi dua jenis : Çektiri atau Çekdirme (tipe galley dan kapal dayung)

dan Yalkenli (kapal tipe galleon) dengan layar. Çektiri digerakan dengan

dayung dan layar dan biasannya berukuran lebih kecil dan compact.

Sedangkan Yalkenli berukuran lebih besar, terkadang dengan dek dua

22

tingkat dan hanya digerakan dengan layar saja. Di antara ukuran galley

dan galleon juga ada kapal jenis baştrada, kadirga, mavna, kalyata atau

fustae, firkete dan pergandi. Kemudian kapal layar jenis kecil, yaitu

karaműrsel, palaşlermeler dan slimmer.

Selain mempersiapkan peralatan, senjata, dan segala penunjang

yang dibutuhkan Sultan Mehmed II juga menangani orang-orang

terdekatnya yang berusaha menentang rencana pembebasan

Konstantinopel. Bukan rahasia jika Halil Pasha adalah orang yang

berusaha untuk mencegah proses pembebasan, bahkan Doukas

menyimpulkan dengan yakin, bahwa Halil mendapatkan sogokan dari

Konstantinopel untuk membujuk Sultan agar mengurungkan niatnya untuk

membebaskan Konstantinopel. Bahkan Ia adalah aktor utama dibalik

pemberontakan Yeniseri di masa pemerintahan Sultan Mehmed II pada

1444. Sehingga dengan tegas Sultan memperingatkan Halil agar percaya

bahwa pembebasan Konstantinopel adalah janji Allah yang akan segera Ia

raih.

Dimalam-malam akhir musim dingin 1453 Ia jarang melewatinya

dengan tidur, puluhan sketsa pertahanan Konstantinopel hasil penelitian

dan penyelidikan pribadinya pada 1452 terhampar di depannya, Sultan pun

selalu menyempatkan berkonsultasi dengan para ulama, ahli senjata,

astronom, panglima perang dan lainnya untuk merancang cara paling cepat

untuk menaklukan Konstantinopel. Dimana pasukanya ditempatkan,

gerbang mana yang harus dikuasai terlebih dahulu, titik mana yang lebih

efektif untuk dibombardir dengan meriam, di waktu apa serangan dan tipe-

tipenya harus dilancarkan, termasuk semua kemungkinan yang terjadi

ketika perang, seolah pemain catur yang merancang langkah-langkah

kemenangan dengan bidak-bidak yang dimilikinya. Informasi pun

dikumpulkan via intelejen yang disebar Konstantinopel sehingga Mehmed

mengetahui posisi aktual kota, persenjataanya, moral pasukan, serta

kondisi-kondisi lain yang dapat berpengaruh pada hasil perang. Sultan

23

juga memantau Genoa, Venesia, dan Eropa untuk memantau gerakan-

gerakan yang dilakukan Dunia Kristen.

Terkadang ketika inspirasi itu buntu, tak jarang Sultan menyamar

sebagai penduduk biasa dan berbaur dengan masyarakat untuk mengetahui

pendapat mereka tentang penaklukan yang akan dilakukannya. Selain itu

Ia juga memonitor pasukannya baik fisik maupun keimanan dan tawakal

mereka kepada Allah.

Menjelang akhir Januari, Sultan mengumumkan kepada seluruh

rakyat dan jajaran pemerintahan tentang perang yang akan dilakukannya

untuk membebaskan Konstantinopel dan merealisasikan prediksi

Rasulullah SAW. Usiannya masih 21 tahun pada saat itu, namun

ketakwaannya kepada Allah membuatnya terhormat dan keyakinannya

akan pembebasan Konstantinopel mengalir dalam setiap kata-kata yang

dia lontarkan menghipnotis pendengarnya.

2.6. Sultan Mehmed II Muhammad Al-Fatih : Detik-Detik Menuju

Pembebasan

Setelah itu semua berlangsung cepat dan terkendali. Karaja Bey

diutus dengan sejumlah pasukan untuk mensterilkan daerah penyangga

Konstantinopel di pantai yang berbatasan dengan Utsmani, perjanjian damai

pun ditandatangani antara Utsmani dengan komunitas Genoa yang ada di

Pera. Sementara negeri-negeri Kristen lainnya seperti terlalu lemah untuk

ikut campur.

Khusus untuk transportasi meriam raksasa, Sultan menugaskan 200

pekerja untuk meratakan jalan sepanjang 225 km yang menghubungkan

antara Edirne dengan Konstantinopel, lalu selain itu juga menambal jalan

yang berlubang atau berlumpur, juga memperkuat jembatan yang akan dilalui

meriam raksasa. Pada awal Maret 1453, 69 meriam ditarik melalui jalan ini,

masing-masing meriam di angkut dengan gerobak-gerobak yang dirantai dan

ditarik oleh 60 sapi dan 200 tentara dengan kecepatan 4 km perhari.

24

Pergerakan armada laut pun dimulai ketika musim dingin masih

menyelimuti Utsmani. Sultan mengamanahkan kepemimpinan laut pada

Suleyman Baltaoghlu dan menetapkan Gallipoli sebagai tempat berkumpul

pasukan laut sebelum bertolak keperairan Konstantinopel. Semua kekuatan

dikerahkan, bahkan tawanan perang pun diperintahkan untuk menjadi

pendayung.Untuk pasukan darat ditetapkan Edirne sebagai tempat berkumpul

pasukan darat yang berasal dari benua Eropa dan menunjuk Ishak Pasha

untuk menjadi penanggung jawabnya, sementara yang berada di benua Asia

berkumpul di Bursa dengan Karaja Pasha sebagai penanggung jawabnya.

Tingginya pengorbanan umat Islam dan kerelaan mereka membuat

kagum, bahkan oleh orang diluar Islam. Doukas menyebutkan bahwa setiap

laki-laki yang mendengar bahwa penaklukan Konstantinopel akan dilakukan

segera datang dengan berlari, baik anak-anak yang terlalu muda untuk ikut

maupun orang tua yang bungkuk karena usia. Semua berlomba-lomba

mendapat predikat sebagai syuhada , posisi yang sangat mulia dalam Al-

Quran, juga gelar pasukan terbaik yang pernah dijanjikan Rsulullah SAW.

Pada tanggal 23 Maret, pada hari Jumat, Sultan Mehmed bertolak dari

Edirne dengan seluruh pasukan artileri, kavaleri, dan infanterinya. Diantara

pasukan-pasukan perang juga terdapat ulama yang selalu membacakan doa

dan ayat-ayat Al-Quran agar merka selalu mengingat Allah SWT dalam

setiap masa. Total pasukan yang dikumpulkan Sultan mencapai 250.000

personil, sebuah angka yang sulit dipercaya pada masa itu.Sultan berniat

menyelesaikan pembebasan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya karena

ia mengetahui, semakin lama pasukannya mengepung kota maka kemampuan

logistik diuji sampai ke batas paling maksimal. Sampai saat itu belum ada

seorang manusia pun yang dapat mengorganisir pasukan dan logistik

sebanyak itu secara cepat dan tepat.

25

Mehmed menempatkan kavaleri didepan dan belakang untuk

berjaga-jaga pada setiap kemungkinan. Sedangkan pasukan infanteri berbaris

dengan tombak terangkat menuju langit.

Pada 1 April di Konstantinopel, bertepatan dengan Hari Paskah.

Penduduk Konstantinopel bersiap untuk menyambut Paskah dengan doa-doa,

memohon agar hari Paskah dapat mereka lalui dengan tenang. Hak itu tentu

diperhatikan Sultan Mehmed dan memberikan mereka kesempatan untuk

beribadah dalam kepercayaan mereka dan tidak lebih dari hari itu saja.

Esoknya 2 April, pasukan pionir Sultan Mehmed sudah terlihat di

Horizon Kota , Kaisar Konstantine segera menyambut mereka dengan

mengatur serangan dari kota, namun lama kelamaan pasukan kaum Muslim

bertambah banyak sehingga pasukan Kosntantinopel harus mundur dan

bersembunyi dibalik benteng kokoh mereka. Dihari yang sama jembatan

diatas parit dihancurkan, gerbang ditutup dan rantai raksasa dipasang di Selat

Golden Horn. Konstantinopel masuk dalam posisi bertahan laksana kura-kura

dalam tempurung.

Tepat tanggal 6 April 1453 menjadi awal sampainya pasukan

Sultan Mehmet II ke bibir benteng Konstantinopel ditandai dengan

membangun tenda kesultanan di Bukit Maltepe, di pinggir sungai Likus,

persis diantara pintu St.Romanus dan pintu Charisian. Tempat yang sama

dimana Ayahnya juga menegakkan tenda pada saat mengepung

Konstantinopel 1422. Tentu bukan sembarangan pilihan, dari sini Sultan

dapat melihat keseluruhan pasukan , selain itu, inilah wilayah satu-satunnya

pasukan penyerang kota mendapatkan keuntungan ketinggian tempat. Karena

hanya di lokasi ini tanah dihadapan tembok menurun 30 meter. Titik paling

rentan tembok kota. Pada saat yang sama, armada laut dibawah Komando

Suleyman Baltaoughlu juga mulai melakukan pengamanan Laut Marmara

dan Selat Bosphorus serta penyerangan dari laut. Untuk pengamanan Teluk

Tanduk dan Galata, Zaganos Pasha memimpin pasukan. Disisi dalam

26

benteng, Kaisar Konstantine sedang memutuskan untuk menempatkan 2.000

pasukan utama di gerbang St.Romanus sehingga berhadapan langsung

dengan Sultan Mehmed, selain masalah mengkoordinasi pasukan yang sedikit

timbul pula perdebatan antara para petinggi. Metode Defense atau Offense.

Dan akhirnya diputuskan untuk bertahan dengan penyerangan bertahan di

tembok luar.

Kedua pasukan telah berhadap-hadapan, sesuai dengan perintah

Rasulullah SAW dalam etika berperang, Sultan mengirimkan utusan yang

membawa surat kepada Kaisar yang berisi 3 pilihan. Bersyahadat bahwa tiada

Tuhan dan sesembahan selain Allah lalu menjadi Muslim maka serangan

fisik akan dibatalkan, atau membayar jizyah dan tunduk pada syariat Islam,

atau diperangi sampai Allah memenangkan kaum Muslim. Dan kita sudah

bisa menebak jawaban Kaisar yang dengan tegas menolak memasuki Islam

dan menyerahkan Konstantinopel.

Tanggal 6-7 April 1453 hujan peluru meriam mulai dilakukan

untuk menghancurkan dinding kota, serangan meriam sudah mulai membuat

gentar para penghuni kota, namun hanya memberikan efek kehancuran yang

kecil saja.

Pada 9 April 1453 serangan untuk memutus rantai yang

membentang dari Acropolis ke Galata mulai dilakukan oleh Sulaiman Bey

dan armadanya, tapi belum berhasil. Perang laut terus berlangsung dengan

ketat sampai tanggal 12 April, beberapa kapal Utsmani tenggelam. Kegagalan

penyerbuan laut ini sedikit menurunkan moral Pasukan Utsmani.

Pada malam 18 April 1453 Sultan memerintahkan serangan lebih

besar, akan tetapi belum banyak berpengaruh, bahkan pada 20 April pasukan

laut mengalami pukulan telak dengan gagalnya menghentikan 3 kapal

bantuan Papacy yang berisi makanan dan senjata dari Italia masuk ke

Konstantinopel via Selat Golden Horn. Hal ini sedikit membuat Kaisar

27

Byzantium merasa diatas angin dan kemudian menawarkan perdamaian dan

meminta Pengepungan diakhiri.

Usulan ini tentu saja ditolak Sultan, beliau bertekad meneruskan

pengepungan. Akan tetapi, sejarah mencatat bahwa sebenarnya Sultan sudah

mulai sedikit goyah, apalagi salah satu panglima senior Çandarli Halil Pasha

cenderung pada usulan untuk menarik pasukan. Akan tetapi surat dari guru

beliau yakni Syaikh Aaq Syamsuddin menguatkan hati Sultan untuk tetap

melanjutkan pengepungan sampai beroleh kemenangan. Dukungan spiritual

melecut semangat Sultan yang kemudian menghadirkan ide yang

menakjubkan yakni memindahkan kapal yang ada di Dolmabache Bay naik

melalui jalur darat untuk bisa masuk Golden Horn.

22 April 1453, pasukan Utsmani sukses menaikkan 72 kapal dan

mendarat masuk ke Golden Horn di Kasimpasa. Serangan cemerlang ini

membuat kaget dan terpukul pasukan Kaisar.  Apalagi tembok benteng di tepi

Golden Horn adalah yang terlemah, sering disebut benteng kelas 3 karena

hanya satu lapis saja. 

72 kapal dengan amunisi lengkap itu langsung menggempur

dinding Konstantinopel. Terjadilah pertempuran laut yang sengit dan

memaksa sebagaian pasukan  penjaga benteng utama untuk membantu sisi

Golden Horn. Berpindahnya pasukan ini membuat pertahanan di dinding

utama benteng menjadi melemah. Serangan ini sukses meningkatkan moral

pasukan Utsmani. Kritoboulos mencatat dengan takjub sampainya 72 kapal

Utsmani ke Golden Horn.

Pasukan Utsmani terus menggempur dan menunjukkan

keunggulannya. 28 April 1453 Sultan menawarkan perdamaian ke Kaisar

Byzantium, Sultan menjanjikan keamanan atas jiwa dan harta penduduk

Konstantinopel jika kunci kota diserahkan, akan tetapi Kaisar menolak

tawaran damai tersebut.

28

Sepanjang awal Mei pengepungan terus berlangsung.  Diantara

catatan yang menarik adalah pertempuran bawah tanah pada 16 Mei 1453,

ketika pasukan Serbia yang berkoalisi dibawah Pasukan Sultan berhasil

melakukan pengeboran hingga sejauh sekitar 3 km dan membuat banyak

terowongan untuk bisa menyerbu masuk Kota Konstantinopel. Akan tetapi

serangan mereka berhasil dideteksi pasukan Kaisar dan terjadilah

pertempuran didalam terowongan bawah tanah.

Tanggal 25 Mei 1453 Sultan kembali menawarkan perdamaian dan

meminta agar Kaisar menyerahkan Kota Konstantinopel. Pada tawaran ini

Sultan bukan saja berjanji menjaga jiwa dan harta penduduk kota bahkan

berjanji menjaga keselamatan Kaisar dan pengikutnya hingga mereka keluar

kota dan diizinkan pergi kemanapun mereka menghendaki. Akan tetapi

tawaran yang disampaikan Sultan melalui Isfendiyar Beyoglu Ismail Bey ini

kembali ditolak Kaisar.

Tanggal 26 Mei 1453 tersiar rumor bahwa beberapa negara Eropa

khususnya Hungaria sedang menggerakkan pasukan untuk membantu Kota

Konstantinopel dan akan menyerang pasukan Utsmani. Mendengar rumor ini,

Sultan mengambil keputusan untuk menyiapkan serangan besar-besaran dan

menunjuk Zaganos Pasha untuk menyiapkan serangan.

27 Mei 1453 menjadi tanggal penting dimana serangan besar

dimulai dengan sangat massif. Serangan ini sukses memporakporandakan

banyak sisi benteng kota. Tanggal 28 Mei Sultan mengistirahatkan sebagian

besar pasukannya, menguatkan keimanan dan ketakwaan pasukannya dan

menyiapkan serangan terbesarnya esok hari. Di hari yang sama, di Gereja

Hagia Sophia, Kaisar mengumpulkan penduduk kota, mengajak semua

penduduk untuk mempertahankan kota dan melaksanakan misa besar.

Sementara jalan penuh sesak dengan penduduk yang mengusung salib,

Hodegetria dan simbol-simbol Kristen lainnya, larut dalam kidung-kidung

yang mereka persembahkan untuk keselamatan kota.

29

Tanggal 29 Mei serangan besar dilakukan dengan dahsyat dan

akhirnya benteng berhasil dijebol, dengan segera pasukan Yeniseri memasuki

kota dan menancapkan bendera Utsmani. Kemudian pasukan pembuka

memasuki kota dan mengamankan dari seluruh bentuk perlawanan dan

mempersiapkan kedatangan Sultan. Untuk mencegah penjarahan,

pembantaian dan tindakan-tindakan yang tak sesuai dengan ajaran Islam, atas

saran dari Syaikh Aaq Ayamsuddin, Sultan mengirimkan pengawal-pengawal

pribadinnya, pasukan khusus dari satuan Yeniseri untuk menjaga Gereja,

rumah, dan setiap tempat publik sipil di dalam kota untuk mencegah

terjadinnya hal-hal yang tak diinginkan . Kemudian Sultan Mehmed II

memasuki kota dari gerbang Charisian. Ditemani para ulama, para Chavus,

pasukan Yeniseri dan para mehter, kibaran ak sancak, bendera putih

bertuliskan kalimat syahadat dan bendera-bendera merah, hijau khas Turki

bertuliskan kalimat syahadat atau bulan sabit. Sultan memasuki gerbang kota

mengagumi isi di dalamnya dan mengalir dari lisannya puji dan syukur

kepada Tuhannya, sang pemberi kenikmatan

“ Alhamdulillah, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada para

syuhada, memberikan kemuliaan kepada para mujahidin dan

menganugerahkan kebanggan dan syukur bagi bangsaku.”

Seusai sujud syukurnya Sultan Mehmed berbalik dan berkata

seluruh pasukannya yang berjumlah 70.000 atau 80.000 dan mengucapkan

selamat kepada mereka :

“Jangan berhenti wahai para penakluk, Subhanallah! Kalian telah menjadi

orang-orang yang mampumenaklukan Konstantinopel yang telah Rasul

kabarkan.”

Teriakan takbir berkumandang, merekam momen bersejarah yang

fenomenal ini, lukisan-lukisan kini terpajang di seluruh dunia, mengingat hari

dimana dia mendapat gelar sebagai ahlu bisyarah, gelar mulia yang

30

diperebutkan oleh orang mulia. Al-Fatih. Usiannya baru 21 tahun lewat 2

bulan ketika itu, namun bisyarah Rasulullah keluar dari lisannya yang mulia

berhasil direalisasikan. Fatin Sultan Mehmed, begitu lidah orang Turki

menyebutnya, The Grand Turk Mehmed , begitu gelar yang diberikan orang

Eropa kepadannya, namun dia lebih terkenal di dunia Islam sebagai

Muhammad Al-Fatih. Namun, ummatnya mempunyai panggilan sayang

kepadannya atas prestasi yang kelak akan dia persembahkan kepada manusia

dan peradaban, Abu Al-Khair –bapak kebaikan-, begitulah panggilannya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ditaklukannya Konstantinopel adalah bisyarah Rasulullah yang

telah membuat para Muslim begitu bersemangat mengejar predikat sebagai

‘sebaik-baik’ pemimpin, semua berlomba menjadi yang ‘terbaik’. Tetapi

disini Sultan Mehmed II membuktikan bahwa yang terbaik bukan hanya

sekedar cermat serta taktis dalam hal strategi perang tetapi yang paling

menentukan adalah kedekatan kita kepada pemilik kemenangan itu sendiri,

Allah SWT. Perjuangan di jalan Allah bukan hanya sekedar keberanian

menaklukan musuh tetapi bagaimana kita bergantung, takut dan pasrah

kepada pemilik langit dan bumi bahwa manusia tetaplah hamba yang

terbatas daya dan upaya. Tetapi pasrah bukan berarti tanpa usaha, tawakal

adalah ketika telah berusaha seluruh tenaga dan menyerahkan hasil akhir

31

kepada Zat yang Berkuasa. Muhammad Al-Fatih mengajarkan kita bahwa

dibalik sebuah kemenangan ada beribu jam persiapan yang tak terhitung lagi

usaha dan tenaga yang dicurahkan. Persiapan dimulai dari teknis yang

paling kecil dan mendetail guna mendukung rencana besarnya yaitu

‘Penaklukan Konstantinopel’ , semua rencana kecilnya layaknya menyusun

sebuah pondasi besar yang mantap untuk tujuan terbesarnya. Dan lagi yang

makin menasbihkan gelarnya sebagai ‘sebaik-baik’ pemimpin adalah usia

ketika Ia meraihnya, 21 tahun. Merupakan suatu pencapaian luar biasa di

usia yang masih dibilang sangat muda .Sebagai pemuda Ia memberikan

sebuah contoh bagi peradaban bahwa pemuda adalah tonggak perubahan

dalam Islam, kunci sukses bangkitnya sebuah peradaban berawal dari peran

para pemuda yang menyokongnya.

3.2. Saran

Bukan rahasia umum jika pada masa ini, umat Islam khususnya sedang

mengalami degradasi kualitasnya sebagai umat pilihan. Dan pemudannya

tengah menjadi sorotan utama penghancuran mental-mental pejuang. Di

tengah realitas saat ini, ada baiknya jika umat lebih dikenalkan dengan kisah

heroik umat dahulu, diharapkan akan bangkit kembali izzah kita sebagai

umat Muslim dan kembali mengejar ketertinggalan dan meraih kemenangan

yang memang sudah dijanjikan di akhir jaman ini.

32