13
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isofop dan Radiasi, 2006 PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN KEDELAI M.220 DI BERBAGAI LOKASI DATARAN RENDAH DI INDONESIA Harry Is Mulyana", Masrizal", Kumala Dewi", Arwin" clan Siswoyo" "Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN •• Kementrian Negara Riset dan Teknologi ABSTRAK PENAMPILAN GALUR MUTAN KEDELAI M.220 DI BERBAGAI LOKASI DATARAN RENDAH DI INDONESIA. Untuk pengembangan tanaman kedelai di lahan kering khususnya dataran rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai lokasi dataran rendah di Indonesia. Metoda yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri daTi, a) beberapa galur mutan khususnya galur mutan M.220 dengan pembanding varietas Wilis, Rajabasa dan Tanggamus dan b) beberapa lokasi pengujian dataran rendah yaitu ; Jabar (Citayam, Cibinong, Muara, Ciawi, Cirebon, Majalengka); Sumbar (Pasaman); Jatim Uember); Sumsel (Sembawa); Riau, Bengkulu; Tenggarong; Kaltim (Samarindal; Kalsel IHuiu sungai selatan, Banjar baru) dan Sultra (Kendari). Hasil pengujian menunjukan bahwa galur mutan M.220 dapat beradaptasi baik di berbagai lokasi pengujian dengan produksi rata-rata 1,9 tontha dan potensi produksi 3,2 tontha. Berdasarkan hasil percobaan ini, galur mutan M.220 disarankan untuk diusulkan menjadi varietas baru. Kata kunci : Mutasi radiasi ABSTRACT THE APPEARANCE OF SOY BEAN MUTANT LINE M220 IN VARIOUS LOW ALTITUTE LOCATION IN INDONESIA. To develop soybean variety for the dry and low altitude area, same experiments including preliminary, advance, and multi locations yield trials have been conducted. The experiments were done in randomized block design with three replications the treatments consist of; a) some mutant lines especially M.220, and Wilis, Rajabasa Tanggamus varieties were used as comparation, and bl same locations i.e. West Java (Citayam, Cibinong, Muara, Ciawi, Cirebon, Majalengka); East Java Uember); West Sumatera (Pasaman); South Sumatera (Sembawa); Riau; Bengkulu; East Kalimantan (Tenggarong, Samarinda); South Kalimantan (Hulu Sungai Selatan, Banjarbarul; and North Sulawesi (Kendari). The results showed that the M.220 mutant line has good adaptabilities in various locations with average production of 1,9 tontha and potential production of 3,2 tontha. Base on these results, the M.220 mutant line is suggested to be released as a new variety. PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu tanaman multi guna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan ternak maupun bahan baku industri manufaktur dan olahan. Pada tahun 2006 kebutuhan kedelai nasional mencapai 2 juta tonltahun sedangkan produksi nasional 800.0000 kglth dan import saat ini mencapai 1,2 juta ton. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa produksi nasional tidak mencukupi kebutuhan, sedangkan impor kedelai semakin meningkat. Proyeksi kebutuhan kedelai pada tahun 2015 mencapai 5,26 juta ton (31 dan produktivitas tingkat nasional pada saat ini 10 kulha (5). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia dapat diusahakan melalui dua pendekatan, yaitu intensifikasi dan ektensifikasi. Kedua pendekatan tersebut memerlukan keragaman varietas unggul yang sesuai dengan masalah dan kendala, baik yang bersifat biotik maupun abiotik. Pendekatan intensifikasi lebih ditekankan di Jawa dan Bali, baik dilahan kering maupun dilahan sawah. Berbagai metoda berupa pola tanam, jarak tanam maupun paket teknologi diterapkan dalam rangka pencapaian target produksi. Namun produksi kedelai khususnya di Jawa dan Bali selama dasa warsa ini lebih rendah dibandingkan dengan wilayah diluar Jawa dan Bali. Hal ini diperkirakan karena semakin tingginya persaingan pilihan komoditas usaha tani, seperti padi, sayuran dan palawija lainnya, ditambah semakin mahalnya upah tenaga kerja dan menciutnya lahan pertanian produktif yang beralih fungsi menjadi lahan industri dan perumahan. Pendekatan ektensifikasi budi daya kedelai lebih ditekankan kearah perluasanl pengembangan area produksi diluar Jawa dan Bali. Lahan kering merupakan area yang sangat luas di Indonesia dan berpotensi dalam upaya peningkatan produksi pertanian, termasuk kedelai. Lahan kering diluar pulau Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggara dan Papua sangat luas dan berpotensi untuk dikembangkan dimasa mendatang. Kendala umum yang dihadapi dilahan kering adalah 81

PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isofop dan Radiasi, 2006

PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN KEDELAI M.220DI BERBAGAI LOKASI DATARAN RENDAH DI INDONESIA

Harry Is Mulyana", Masrizal", Kumala Dewi", Arwin" clan Siswoyo""Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN

•• Kementrian Negara Riset dan Teknologi

ABSTRAK

PENAMPILAN GALUR MUTAN KEDELAI M.220 DI BERBAGAI LOKASI DATARANRENDAH DI INDONESIA. Untuk pengembangan tanaman kedelai di lahan kering khususnya dataranrendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai lokasi dataranrendah di Indonesia. Metoda yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan.Perlakuan terdiri daTi, a) beberapa galur mutan khususnya galur mutan M.220 dengan pembanding varietasWilis, Rajabasa dan Tanggamus dan b) beberapa lokasi pengujian dataran rendah yaitu ; Jabar (Citayam,Cibinong, Muara, Ciawi, Cirebon, Majalengka); Sumbar (Pasaman); Jatim Uember); Sumsel (Sembawa); Riau,Bengkulu; Tenggarong; Kaltim (Samarindal; Kalsel IHuiu sungai selatan, Banjar baru) dan Sultra (Kendari).Hasil pengujian menunjukan bahwa galur mutan M.220 dapat beradaptasi baik di berbagai lokasi pengujiandengan produksi rata-rata 1,9 tontha dan potensi produksi 3,2 tontha. Berdasarkan hasil percobaan ini, galurmutan M.220 disarankan untuk diusulkan menjadi varietas baru.

Kata kunci : Mutasi radiasi

ABSTRACT

THE APPEARANCE OF SOY BEAN MUTANT LINE M220 IN VARIOUS LOW ALTITUTELOCATION IN INDONESIA. To develop soybean variety for the dry and low altitude area, sameexperiments including preliminary, advance, and multi locations yield trials have been conducted. Theexperiments were done in randomized block design with three replications the treatments consist of; a) somemutant lines especially M.220, and Wilis, Rajabasa Tanggamus varieties were used as comparation, and blsame locations i.e. West Java (Citayam, Cibinong, Muara, Ciawi, Cirebon, Majalengka); East Java Uember);West Sumatera (Pasaman); South Sumatera (Sembawa); Riau; Bengkulu; East Kalimantan (Tenggarong,Samarinda); South Kalimantan (Hulu Sungai Selatan, Banjarbarul; and North Sulawesi (Kendari). The resultsshowed that the M.220 mutant line has good adaptabilities in various locations with average production of 1,9tontha and potential production of 3,2 tontha. Base on these results, the M.220 mutant line is suggested to bereleased as a new variety.

PENDAHULUAN

Kedelai merupakan salah satu tanamanmulti guna, karena dapat digunakan sebagaipangan, pakan ternak maupun bahan bakuindustri manufaktur dan olahan. Pada tahun2006 kebutuhan kedelai nasional mencapai 2 jutatonltahun sedangkan produksi nasional 800.0000kglth dan import saat ini mencapai 1,2 juta ton.Berdasarkan data tersebut dapat dikatakanbahwa produksi nasional tidak mencukupikebutuhan, sedangkan impor kedelai semakinmeningkat. Proyeksi kebutuhan kedelai padatahun 2015 mencapai 5,26 juta ton (31 danproduktivitas tingkat nasional pada saat ini 10kulha (5).

Peningkatan produksi kedelai di Indonesiadapat diusahakan melalui dua pendekatan, yaituintensifikasi dan ektensifikasi. Kedua pendekatantersebut memerlukan keragaman varietas unggulyang sesuai dengan masalah dan kendala, baikyang bersifat biotik maupun abiotik. Pendekatanintensifikasi lebih ditekankan di Jawa dan Bali,baik dilahan kering maupun dilahan sawah.

Berbagai metoda berupa pola tanam, jarak tanammaupun paket teknologi diterapkan dalamrangka pencapaian target produksi. Namunproduksi kedelai khususnya di Jawa dan Baliselama dasa warsa ini lebih rendah dibandingkandengan wilayah diluar Jawa dan Bali. Hal inidiperkirakan karena semakin tingginyapersaingan pilihan komoditas usaha tani, sepertipadi, sayuran dan palawija lainnya, ditambahsemakin mahalnya upah tenaga kerja danmenciutnya lahan pertanian produktif yangberalih fungsi menjadi lahan industri danperumahan.

Pendekatan ektensifikasi budi daya kedelailebih ditekankan kearah perluasanlpengembangan area produksi diluar Jawa danBali. Lahan kering merupakan area yang sangatluas di Indonesia dan berpotensi dalam upayapeningkatan produksi pertanian, termasukkedelai. Lahan kering diluar pulau Jawa sepertiSumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggaradan Papua sangat luas dan berpotensi untukdikembangkan dimasa mendatang. Kendalaumum yang dihadapi dilahan kering adalah

81

Page 2: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalao Seminar Ilmiab Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

dan tingginya kejenuhan serta kelarutanaluminium (6).

Untuk itu pendekatan melalui perbaikangenetik, dengan mengembangkan varietas­varietas yang adaptif atau toleran terhadapkondisi lahan kering perlu dilakukan. Dalamupaya ikut berkontribusi terhadap peningkatanproduksi kedelai, Pusat Aplikasi Teknologi Isotopdan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional telahmelakukan perbaikan genetik tanaman kedelai.Melalui pemuliaan mutasi telah dihasilkanberbagai mutan yang potensial untukdikembangkan pada penelitian ini, bekerja sarnadengan Direktorat Bina Perbenihan TanamanPangan Departemen Pertanian.

Tujuan penelitian adalah mempelajaripenampilan, potensi produksi dan adaptasinyadiberbagai lokasi dataran rendah di Indonesia.

BAHAN DAN METODA

Pengujian daya hasil pendahuluandilakukan dike bun instalasi pereobaan CitayamBogor, pada musim tanam musim kemarau 1997.Bahan tanaman terdiri dari 28 galur mutangenerasi Ms dan dua varietas pembanding yaituvarietas Wilis dan Lokon. Raneangan penelitianini menggunakan metoda raneangan aeakkelompok dengan tiga ulangan, ukuran petak 6 x2 meter dengan jarak tan am 40 x 20 em.

Pengujian daya hasil lanjutan jugadilakukan dike bun Instalasi pereobaan CitayamBogor, pada musim tanam musim hujan 1998.Bahan terdiri dari 15 galur mutan generasi M6dan satu varietas pembanding yaitu Wilis.Raneangan penelitian ini menggunakan metodaraneangan aeak kelompok dengan 4 ulangan,ukuran petak 4 x 5 meter dengan jarak tanam 40x 20 em dan mengunakan pupuk urea 75 kglha,SP36 100 kg/ha dan KCI 75 kg/ha.

Pengujian daya hasil multi lokasidilakukan oleh PATIR-BATAN mulai tahun 1998

dan bekerja sarna dengan Direktorat BinaPerbenihan Badan Benih Nasional DepartemenPertanian. Uji daya hasil multi lokasi galur M.220dilakukan dilahan milik petani maupun diInstalasi pereobaan milik Balai PengawasanSertHikasi Benih BPSB Propinsi maupunkabupaten at au instalasi pereobaan milik BadanLibang Departemen Pertanian.

Raneangan penelitian ini menggunakanmetoda raneangan aeak kelompok dengan 3 atau4 ulangan di beberapa lokasi. Daerah atau lokasipengujian daya hasil multi lokasi adalah : Jabar(Citayam, Cibinong, Muara, Ciawi, Cirebon,Majalengka); Sumbar (Pasaman); Jatim Uember);Sumsel (Sembawa); Riau, Bengkulu, Kaltim(Tenggarong Samarinda); Kalsel (Hulu sungaiselatan Banjar bam ); dan Sultra (Kendari).

82

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data uji daya hasil pendahuluan,produksi galur mutan M.220 lebih tinggi danberbeda sangat nyata dibandingkan denganvarietas Lokon dan Wilis sebagai varietas kontrolnasional populer. Begitu juga pada uji daya hasillanjutan produksi galur M.220, GH.7 dan M.345lebih tinggi dan berbeda sangat nyatadibandingkan dengan varietas Wilis (Tabell).

Pengujian daya hasil multi lokasidilakukan oleh PATIR-BATAN bekerja sarnadengan Direktorat Bina Perbenihan Badan Benih

Nasional Departemen Pertanian di beberapadaerah. Hasil uji daya hasil multi lokasi dapatdilihat pada Tabel 2. Pengujian di Propinsi Jawabarat yaitu dilokasi Citayam pada MK 1999Produksi galur mutan M.220 walaupun seearastatistik tidak berbeda nyata dengan produksivarietas Wilis dan Rajabasa namun nilainominalnya 2 ku / ha lebih tinggi dibandingvarietas Wilis. Di Citayam pada musim tanamMH 2003 produksi galur mutan M.220 terlihatlebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkandengan varietas Wilis dan Nanti. Sedangkan biladibandingkan dengan produksi varietas Sibayakdan Tanggamus, walaupun produksi galur mutanM.220 terlihat lebih tinggi namun tidak berbedanyata. Di Citayam pada musim tanam MK 2005produksinya galur mutan M.220 tidak berbedanyata dibandingkan dengan varietas Wilis, tetapinilai nominalnya lebih tinggi 2,28 ku,dibandingkan dengan varietas Rajabasa produksigalur mutan M.220 berbeda nyata lebih tinggi,Dibandingkan dengan varietas Tanggamusproduksinya tidak berbeda nyata. Di Cibinongpada MH 1999 produksi galur mutan M.220 lebihtinggi dan berbeda sangat nyata dibandingkandengan varietas Wilis. Di Majalengka padamusim tanam MK 2000 produksi galur mutanM.220 terlihat lebih tinggi dan berbeda nyatadibandingkan varietas Wilis maupun varietasRajabasa. Di Cirebon pada musim tanam MK2002 produksi galur mutan M.220 lebih tinggidan berbeda nyata dibandingkan produksivarietas Wilis. Di Muara Bogor pada musimtanam MH 2002 galur mutan M.220 produksinyalebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkanproduksi varietas Wilis, Rajabasa dan Muria. DiCiawi Bogor pada musim tanam MK 2004,produksi galur mutan M.220 lebih tinggi danberbeda nyata dibandingkan dengan produksivarietas Wilis, Rajabasa, Sibayak, Tanggamus danNanti.

Di Propinsi Sumatra barat dilokasiPasaman pada musim tanam MK 2002 produksigalur mutan M.220 tidak berbeda nyata, tetapihasil kuintaUha nya lebih tinggi dibandingkandengan varietas Wilis. Di Propinsi Jawa Timur

Page 3: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

dilokasi Jember pada musim tanam MH 2002produksi varietas Wilis lebih tinggi dan berbedanyata dibandingkan dengan galur mutan M.220,sedangkan pada musim tanam MK 2003 produksivarietas Wilis nilai nominalnya lebih tinggi tetapitidak berbeda nyata dibandingkan dengan galurmutan M.220. Pengujian di Propinsi SumatraSelatan dilokasi Sembawa Muba pada musimtanam MK 2004 produksi galur mutan M.220tidak berbeda nyata dibandingkan denganvarietas Wilis, tanggamus maupun Rajabasatetapi nilai nominalnya lebih tinggi. Pada musimtanam MH 2005 produksi galur mutan M.220sarna dan tidak berbeda nyata dibandingkandengan varietas Wilis, tetapi dibandingkandengan varietas Rajabasa produksi galur mutanM.220 lebih tinggi dan berbeda nyata. DiPropinsi Riau dilokasi Indragiri hulu pada musimtanam MK 2004 produksi galur mutan M.220lebih tinggi dan berbeda sangat nyatadibandingkan dengan varietas Wilis maupunRajabasa. Pengujian di Propinsi Bengkulu lokasikota Bengkulu pada musim tanam MK 2003produksi galur mutan M.220 lebih tinggi danberbeda nyata dibandingkan dengan varietasWilis, tetapi tidak berbeda nyata dibandingkandengan varietas rajabasa dan Tanggamus.

Pengujian di Propinsi Kalimantan Timurdilokasi Tenggarong pada musim tanam MK 2004produksi galur mutan M.220 tidak berbeda nyatadibandingkan varietas Wilis tetapi nilainominalnya lebih tinggi 1,39 ku. Pengujian diPropinsi Kalimantan Selatan dilokasi Hulusungai selatan Banjar baru pada musim tanamMH 1999 produksi galur mutan Mo220 sarna atautidak berbeda nyata dengan produksi varietasWilis maupun Rajabasa.

Pengujian di Propinsi Sulawesi Tenggaradilokasi Kendari pada musim tanam MK 2003produksi galur mutan Mo220 lebih tinggi danberbeda nyata dibandingkan dengan varietasWilis. Di Propinsi Sulawesi Selatan dilokasiMaros pada musim tanam MK 2001 produksigalur mutan Mo220 tidak berbeda nyata tetapihasil ku/ha lebih tinggi dibandingkan denganvarietas Wilis.

Untuk membandingkan produksi galurmutan Mo220 dengan varietas Wilis, Rajabasadan Tanggamus terhadap data produksi/ha dibeberapa lokasi dilakukan uji t". Dari hasil uji t"dapat dinyatakan bahwa produksi galur mutanM.220 lebih tinggi dan berbeda sangat nyata biladibandingkan dengan produksi varietasWilis,Rajabasa maupun Tanggamus (Tabel 3.4dan 5)0

Produksi galur mutan Mo220 umumnyalebih tinggi dari varietas pembandingnya (Wilis,Rajabasa dan Tanggamus) hal ini disebabkangalur mutan M.220 mempunyai daya adaptasi

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Is%p dan Radiasi, 2006

yang lebih baik serta ketahanan terhadap hamadan penyakit terutama hama kutu Aphis danpenyakit karat daun.

Data agronomi galur mutan M.220menunjukan mempunyai tinggi tanaman berkisarantara 32 sampai dengan 71 em dengan tinggirata-rata 46,8 em, jumlah eabang banyak berkisardari 3 sampai dengan 9 eabang/tanaman denganrata-rata 6 eabang/tanamano Jumlah polongterendah 32 sampai dengan tertinggi 175polong/tanaman dengan rata-rata 105polong/tanaman (polong eukup lebat) denganberat 100 butir biji 11,0 sampai dengan 15,8 gramdengan berat rata-rata 12,6 gram (berbiji sedangl.

Ketahanan terhadap ham a dan penyakiteukup tahan juga dengan batang yang kokohsehingga tahan rebah dengan umur panentermasuk berumur sedang berkisar antara 82 harisampai dengan 90 hari (Tabel 6).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian-pengujiantersebut bahwa galur mutan Mo220 mempunyaikeunggulan keunggulan antara lain:• Produksi tinggi, hasil rata-rata 19,32 ku/ha

dengan potensi hasil 32,07 ku/hao

• Dapat beradaptasi baik di 19 lokasi pengujian• Toleran dan dapat beradaptasi baik dilahan

kering dataran rendaho• Berbiji sedang, berbatang kokoh, bereabang

banyak, berpolong lebat, kompak, seragam,tidak rebah, berumur sedang dengan tinggitanaman 46,8 emo

Melihat keunggulan galur mutan Mo220dan mengingat bahwa varietas unggul kedelaimasih terbatas untuk menambah keaneka

ragaman varietas kedelai maka galur mutanMo220 disarankan untuk diusulkan menjadivarietas baru.

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur dihaturkankehadirat Allah SWT, atas segala karunia danrakhmatnya. Penghargaan yang besar kepadaBapak Hendratno, MoSe, Prof. Dr. MoehIsmaehin, dan Prof. Dr. Mugiono yangmemberikan motivasi dan sumbang saran padapenulisan makalah ini, juga teman- ternan dikelompok Pemuliaan tanamano Tak lupa pulakepada Direktorat Bina Perbenihan TanamanPangan yang telah membantu memvasilitasipengujian multi lokasi.

83

Page 4: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalal1 Seminar Ilmial1 Aplikasi Isotop dan Radias/; 2006

DAFT AR PUSTAKA

1. ADISARWANTO, T. 2005. Kedelai, budi dayadengan pemupukan yang efektif danpengoptimalan peran bintil akar.Penebar Swadaya. Jakarta 2005.

2. SUYAMTO, ROESMIYANTO DAN F.KASIJADI. 2002. Rekayasa Paket

Teknologi U saha Tani KedelaiBerwawasan Agribisnis di JawaTimur. Prosiding seminar hasilpenelitian. Peningkatan Produktivitas,Kualitas dan Efesiensi Sistem Produksi

Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi­umbian Menuju Ketahanan Pangandan Agribisnis. Hal 16-23. Malang 24Juli 2001. Balitkabi.

3. HAERAH, A AND HAFSAH, 1991. ProgramFor Increasing Food Crops ProductionIn Indonesia. Paper Presented onCRIFC. Meeting 18 - 20 November1991.Bogor.

84

4. TABOR, R. AND G. GIJBERS. 1987. SoybeanSuply I Demand For Indonesia. 49- 51.In J.W. Botema et al ( Eds ). SoybeanResearch and Development InIndonesia. CGPRT Center. Bogor.

5. SUMARNO DAN P. RONDOT. 1988. SoybeanYield Gap Analisis Project.

Palawija News 5 ( 3 ). Bogor.6. GRANADOS, G, S. PANDEY AND H.

CEBALLOS. 1993. Response ToSelection For Tolerance To Acid

Soils In Tropical Maize PopulationCrop. Sci. 33 : 936 - 940.

7. SUMARNO, T. SUTARMAN AND SOEGITO.1989. Grai Legume Breeding For

Wet Land and For Acid Soil

Adaption. Cent. Rest For Food Crops.63 Him.

8. BIRO PUSAT STATISTIK. 1999.

www.bp$.gQ.id . Biro Pusat Statistik.2002. w.w-w,Qp$.gQ.id

Page 5: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalal1 Seminar Ilmial1 Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

Tabell. Produksi Uji daya hasH pendahuluan (UDH) dan lanjutan galur mutan M.220,Wilis dan Lokon di lnstalasi Percobaan Citayam MK 1997 dan MH 1998.

Genotype Produksi ( ku/ha )

No.

UDH PendahuluanUDH Lanjutan

l.

M.220 16,27 a 16,94 a

2.

GH.7 16,16 a 15,55 ab

3.

GH.9 14,47 ab 10,27h

4.

M.345 14,36 abe 15,55 ab

5.

P.387 13,39bed 13,86bed

6.

C.84 12,97bede 12,91edef

7.

B.21 12,71bede 11,25fgh8.

B.51 12,59bedef 11,80efgh9 .

E.110 12,52edef .10.

H.218 12,30defg 11,25fgh1l.

C.71 12,13defg 12,08defgh12.

P.407 12,06defg

13.

B.40 11,72defgh 14,02eb

14.

Q.451 11,55defgh 12,50edefg

15.

H.209 11,37efghi 10,69gh

16.

Wilis 11,31efghi 12,64cdef

17.

13-D 11,31efghi -18.

P.396 10,72fghij 13,33ede

19.

F.157 10,37ghijk 11,10fgh20.

Q.433 9,86hijkl -2l.

0.379 9,80hijkl -22.

1.235 9,57ijkl -23.

1.229 9,46ijkl -24.

G.l81 9,20jklm

25.

Lokon 9.16jklm-

26.H.212 8,66klmn -

27 .H.213 8,38Imn .

28.Q.437 7,97Imn -

29.H.223 7,28mn -

30.E.l05 7,16n -

BNT ( 5 % )

1,93 1,85

KK (% I10,53 8,64

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf kedl sarna rnenunjukan tidak berbeda nyata pada BNT P.0,05

85

Page 6: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalah Seminar I1miah Aplikasi Isofop dan Radiasi, 2006

Tabel 2. Data produksi (ku/hal UDH multi lokasi di 1910kasi di Indonesia

Lokasi, ketinggian tempat, jenis tanah dan waktu tanam.1

234 5Citayam

CitayamCitayamCibinongMajalengkaUabar)

Uabar)Uabar)UabarlUabar)No.

Genotype20 m dpl20 m dpl20 m dpl25 dpl51 m dpl

AluvialAluvialAluvialPmkAluvial

MK 1999MH 2003MK 2005MH 1999MK 2000

1.

M.22013,54. a32,07. ab21,39. ab30.02a10,64. a2.

1.209 - 24,06. cd14,99. e26,42. a-3.

P.387 10,80.abedefg-13,03. de22,47 b5,44. e4.

1.235 12,11. abe-13,01. de20,68. be4,99. e5.

M.345 11,82. abed-13,00. de20,38. be4,89. e6.

Wilis11,06. abedef23,14. d19,11.bc18,08. c7,60. b7.

H.218 6,43.i35,26. a 12,37. ef17,55. e8.

C.84 - -12,20. ef13,27. d9.

H.223 - -11,53. ef13,12. d-10. Q.451 - ·10,33. f12,92. d-11.

H.212 - -10,25. f8.05.e12.

H.209 7,31.i· 7,49. g5,50.e13.

Rajabasa 12,62. ab34,29. a19,06. c-3,35. d14.

P.396 11,47. abede27,44. bed 5,78. e15.

Orba 10,86. abedefgh- -

16.B.21 10,37. abedefgh· ·-

17.B.51 7,23.i

18.13-0 ·-

19.B.60 - ·5,73. e

20.F.157 ·-

21.Kaba . 30,21. abc

22.H.218 A - 22,60. d

23.Sibayak 30,44. ab

24.Tanggamus 30,35. ab22,21. a

25.Nanti 22,71. d-

BNT 0,053,416,245,403,891,62

KK.%19,4412,917,2813,2418,22

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kedl sarna menunjukan tidak berbeda nyata pada BNT P. 0,05Pmk = Podsolik merah kuning

86

Page 7: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

Tabel2. Lanjutan Data produksi (kulha) UDH multi lokasi di 19 lokasi di Indonesia

Lokasi, ketinggian tempat, jenis tanah dan waktu tan am.

6

78910No. Genotype Muara

CirebonCiawiPasamanJemberUabar)

UabarlUabar)(SumbarlUatim)150 m dpl

7mdpl300 m dpl100 m dpl36 m dplAluvial

RegosolPmkLatosolAluvialMH 2002

MK 2002MK 2004MK 2002MH 2002

1.

M.22014,66. a17,22. a18,34. a13,37.ab30,20. b2.

1.209 12,90. b16,67. b18,27. a·22,70. d

3.

H.218 E 12,69. be-· --

4.WHis12,42. bed16,67. b15,31. defg12,30.abe32,73. a

5.

1.235 12,40. bed17,22. a17,52. ab10,17. bee28,40. b6.

Rajabasa 12,04. bede17,36. a16,98. be15,00. a30,70. ab7.

Muria 11,45. edef·· -·8.

M.345 11,41. edef16,94. ab15,18. defg11,37. be29,60. b9.

H.218 F 11,15. defg-- --

10.H.218 10,97. efg16,94. ab14,78. efgh4,37. d26,17. e

11.Q.298 10,69. efg·· -

12.P.387 10,58. fg16,67. b14,00. h9,93. b26,13. e

13.

D.58 10,30. fg-· ··

14.H.218 A 9,99. gh·15,73. de·-

15.P.396 8,88. hi16,67. b16,04. cd10,13. b28,30. be

16.

H.212 8,78. hi-· ·-

17.D.57 8,27. i·· -

18.H.209 6,84. i15,97. b- 11,17. be18,10. e

19.13-D ·16,67. b12,00. i9,40.26,73. e

20.Kaba --16,66. def-·

21.Sibayak ··14,67. efgh·-

22. Tanggamus·-14,52. fgh·-

23Nanti -·14,47. gh·-

BNT. 0,05

1,360,481,143,452,45KK.

% 13,24 1,685,1218,685,26

Keterangan : Angka yang diikuti oleh hurnf kedl sarna menunjukan tidak berbeda nyata pada BNT P.0,05

87

Page 8: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

&salah Seminar llmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

Tabel 2. Lanjutan Data produksi (ku/ha) UDH multi lokasi di 19 lokasi di Indonesia

Lokasi, ketinggian tempat, jenis tanah dan waktu tanamNo.

Genotype 1112131415

]ember Uatim )

SembawaSembawalnhuBengkulu36 m dpl

(Sumsel)(Sumsel)(Riau)Aluvial

10 m dpl10 m dpl35 m dpl50 m dplMH 2002

PmkPmkPmkPmkMK 2004

MH 2005MK 2004MK 2003

1.

M.22027,00.abc18,61. a22,64.a17,25.a9,17. a2.

1.209 19,90. e--15,00. b9,72. a3.

1.235 24,90.bcd13,75. bed16,11. b-7,50. ab

4.Rajabasa ·14,44.abc16,25. b9,75.cd9,17. a

5.P.396 27,20.abcd12,92. cd 7,50.ef9,31. a

6.H.218 A 24,40. cd- -5,83. b

7.Kaba --.9,25.cde-

8.Wilis29,80. a17,64. ab22,64.a10,00.cd6,25. b

9.M.345 28,60. ab16,39.abcd19,58.ab15,00.b

10.

H.218 25,80.abcd12,36.d 16,11. b14,25. b7,64. ab11.

Sibayak ·--.-12,

Taggamus·16.81.abc18,61. b-7,64. ab

13.Nanti -· --

14.P.387 28,47.abc· 6,25. f-

15.13-D -14,45.abcd15,83. b--

16.W.50.4 ·- -9,59. a

17.W.25.1 ·· -8,19. ab

18.

H.218 E 24,00. de- 6,50. f

19.

H.212 23,80. de- .20.

H.218 F 27,20.abcd 8,25.def

BNT. 0,05

4,124,385,402,162,71KK.

% 9,39 16,8517,2811,7719,49

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf kedl sarna rnenunjukan tidak berbeda nyata pad a BNT P.0,05Prnk = Podsolik rnerah kuning

88

Page 9: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalab Semil18T Jlmiab Aplikasi lsotop daD Radiasi, 2006

Tabel 2. Lanjutan Data produksi (ku/hal UDH multi lokasi di 19 lokasi di Indonesia

Lokasi, Waktu tanam, jenis tanah dan ketinggian tempatNo.

Genotype 16171819

TenggarongHulu SungaiKendariMaros

( Kaltim ISelatan(Sultral(Sulsel)

(Kalsel) MK.2004

MH 1999MK 2003MK 2001Pmk

GambutLemp berpasirAluvial

35 m dpl5 m dpl5 m dpl2mdpl

1.

M.22013,89. b15,42.a13,54.a28,03.abc2.

Rajabasa·15,55.a· 27,87.abe

3.M.345 13,06. be14,88.a11,46. b28,S3.abe

4.H.21S 12,92. be14,71.a13,19.a32,02.ab

5.

1.209 13,47. b·10,21.e30,43.abe6.

H.209 ··· ·7.

Wilis12,50. be15,28.a11,81. b26,77. e8.

P.396 9,17. e·7,08. e2S,03.abe9.

H.21S F IS,47. a·4,74. f·10.

P.3S7 13,89. b·11,46.b28,OO.abe11.

H.21S E 11,81. be·5,14. f·12. Tanggamus

··· ·13.

I. 235 14,86. ab15,13.a4,69. f·14.

13-0 ·15,96.a·15.

H.212 12,50. be 7,39. e32,06.a16.

H.21S A 13,33. be 9,17. d·17.

F.157 ·14,76.a· ·18.

B.60 ·15,OO.a· ·

BNT. 0,05

4,261,690,994,23KK.

% IS,S9 6,346,41S,39

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf kedl sama menunjukan tidak berbeda nyata pada BNT P.O,05Pmk = Podsolik merah kuning

89

Page 10: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalal1 Seminar Ilmial1 Aplikasi lsotop dan Radiasl; 2006

Tabel 3. Produksi galur mutan M.220 dibandingkan dengan varietas WHis di 19 lokasi.

No.Lokasi pengujianMusim Tanam

Produksi (ku I ha )

M.220

WHis

I.

Cibinong (labar ) MH.199930,0218,082.

Citayam (labar ) MK.199913,5411,063.

Hulu S Sel (Kalsell MH.l99915,4215,284.

Majalengka (labar j MH.200010,647,605.

Cirebon ( lahar ) MK.200217,2216,676.

Muara Bogor (labar ) Pasaman (MH.200214,6612,427.

Sumbar ) MK.200213,3712,308.

Maros (Sulsel ) MK.200128,0326,779.

lember ( latim j MK.200230,2032,7310

Kendari ( SuIteng ) MK.200313,5411,81II.

Ciawi Bogor (labar j MK.200418,3415,3112.

Bengkulu MK.20039,176,2513.

Citayam ( lahar ) MK.200332,0723,1414.

lember (latim j MK.200327,0029,8015.

lnhu Riau MK.200417,2510,0016.

Sembawa ( Sumsel ) MK.200418,6117,6417.

Tenggarong ( KaItim ) MK.200413,8912,5018.

Sembawa ( Sumsel ) MH.200522,6422,6419.

Citayam ( Tabar) MK.200521,3919,11Rata - rata

19,3216,90

t. hitung

2,942

t. 0,05

2,101

t. 0,01

2,878

Kelerangan : I hilung > I label = berbeda nyala

Tabel 4. Produksi galur mutan M.220 dibandingkan dengan varietas Rajabasa di 15 lokasi.

No.Lokasi PengujianMusim lanam

Produksi ku I ha j

M.220

Rajabasa

1.

Cilayam (labar j MK.l99913,5412,622.

Hulu S Sel ( Kalsel ) MH.199915,4215,553.

Majalengka ( lahar j MK.l99910,653,554.

Cirebon (labar) MK.200217,2217,365.

Muara-Bogor Uabarj MH.200214,6712,046.

Pasaman ( Sum bar ) MK.200213,3715,007.

Maros ( Sulsel ) MK.200128,0327,878.

lember (latim ) MK.200230,1930,709.

Ciawi-Bgr (labar I MK.200418,3416,9910.

Bengkulu MK.20049,179,171I.

Cilayam Dpk Uabarj MH.200332,0734,2912.

lnhu Riau MK.200417,259,7513.

Sembawa (Sumsell MK.200418,6114,4414.

Sembawa (Sumsell MH.200522,6416,2515.

Cilayam Uabarj MK.200521,3919,06Rala-rala

18,8416,96

I Hilung

2,3142

10,05

2,145

Kelerangan : I hilung > I label = berbeda nyala

90

Page 11: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan R3diasi, 2006

Tabel 5. Produksi galur mutan M.220 dibandingkan dengan varietas Tanggamus di 6 Lokasi.

No.Lokasi Pengujian Musim tanam

Produksi ( ku I ha )

M.220

Tanggamus

1.

Ciawi-Bogor Uabarl MK.2oo418,3414,472.

Bengkulu MK.2oo49,177,643.

Citayam-Dpk Uabar) MH.2oo332,0730,354.

Sembawa ( Sumsel ) MK.2oo418,6116,81

5.Sembawa ( Sumsel) MH.200522,6418,61

6.Citavam-Dpk (Tabar) MK.200521,3922,21

Rata-rata

20,3718,33

t Hitung

2,776

t 0,05

2,571

Keterangan : Ihilung > Ilabel = berbeda nyata

Tabel 6. Data Agronomi galur mutan M.220

No LokasiTinggiJmlJmlBobot 100 btrKerebahanKetahananUmur

TanameabangPolong(Gram) hama/penyakitpanen

(em)(Hari)

1.

Cibinong Uabar) MK.99 404155 12,0TT82

2.Citayam Uabarl MK.99 40550 12,5TT82

3.

Hulu.S.S.(Kalsell MH.99 42·58 .TT91

4.Majalengka Ubar) MH 00 32·.15,8 TT85

5 .

Cirebon Uabar) MK. 02 517.11,0 TT90

6.Muara-BogorMH.0240785 12,0TT82

7.

Pasaman (Sumbar) MK.02 497712,3TT78

8.

Maros (Sulsel) MK.01 569132 13,3TT90

9.Jember Uatiml MK.02 60·175 TT90

10.

Kendari (Sultengl MK.03 43·49 -TT84

11.Ciawi-Bogor Ubar) MK.04 426116 12,5TT87

12.Bengkulu MK.03 59·32 -TT85

13.

Citayam Uabar) MH.03 407175 11,5TT85

14.Jember Uatim) MH.03 653149 12,3TT85

15.

Inhu ( Riau ) MK04 35-124 .TT90

16.

Sembawa (Sumsel) MK.04 455105 13,5TT83

17.Tenggarong (Kaltim)MK.04 71·72 -TT90

18.

Sembawa (Sumsel) MH.05 407120 13,2TT82

19.Citayam Uabar) MK.05 406120 12,0TT82

Rata- rata

46,86105 12,6TT85,4

Keterangan : T = Tahan

91

Page 12: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

Lampiran 1.

Gambar 1. Penampilan galur mutan M.220 saat berpolong

92

Gambar 2. Penampilam polong masak 10 tanaman galur

mutan M.220 dibandingkan dengan Varietas

Rajabasa, Tanggamus dan Wilis

Gambar 3. Penampilan biji kedelai galur mutan M 220

Page 13: PENAMPILAN DAN PRODUKSI GALUR MUTAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kesehatan...rendah, telah dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan dan daya hasil lanjutan diberbagai

Risalab Seminar IImiab Aplikasi Isolop dan Radiasi, 2006

DISKUSI

hanyatetapisudah

Pelepas

ACHMAD NASROH KUSW AD!

1. Ada perbedaan hasil perbandingan mutan :Wilis, di berbagai tempat . Misal di SumateraSelatan dan di Jember

2. Dapat diterangkan artinya, mengapademikian?

HARRY IS MULYANA

Artinya daya adaptasi di masing-masing lokasiberbeda, hal ini disebabkan atau dipengaruhioleh agroklimat, jenis tanah dan faktorlingkungan. Varietas Wilis lebih adaptif untukkondisi lingkungan di Jember, meskipundemikian mutan M-220 juga produksinya tinggi 3ton/ha.Di Sumatera Selatan dengan kondisi tanah yangmarginal di lahan PMK masam artinya galurmutan M-220 lebih toleran di lahan tersebut.

SlHONO

Kenapa di dalam penelitian ini hanya disebutkanbeberapa lokasi saja, apakah tidak sebaiknyadisebutkan jenis lahan (tanah)

HARRY IS MUL YANA

Di dalam presentasi terlihat jelas lokasi, waktutanam, jenis tanah dan ketinggian tempat.

NANA SUPRIATNA

Selain potensi hasil yang tinggi, sifat-sifat unggulapalagi yang dimiliki Galur M-220 sehinggalayak diusulkan untuk dilepas sebagai varietasbaru?

HARRY IS MULYANA

- Dalam laporan ini memangproduksinya yang diunggulkansebenarnya galur mutan M-220dipertahankan di Tim Penilai danVarietas. Pada bulan Maret 2006.Selain produksi tinggi (protein 43 %, lemak22%). tahan terhadap hama avis (kutu avis)juga toleran dilahan kering masam (Sumbawa,Palembang)

- Masih ada kendala : Tim TPPV menginginkandibandingkan dengan varietas asal/induknya,yaitu : Varietas Guntur

WINDA F

Produksi rata-rata M-220 1,9 ton/ha, hasil ini jauhlebih rendah dibanding potensi produksi yangbisa mencapai 3,2 ton/ha. Faktor apa yangmenyebabkan perbedaan ini sehingga dapatdipastikan bahwa M-220 berpotensi dilepasmenjadi varietas baru ?Usaha apa yang telah dilakukan untuk mengaturfaktor tersebut ?

HARRY IS MUL YANA

1,9 ton adalah produksi rata-rata untuk 19 lokasisedangkan potensi adalah di daerah mana hasiltertinggi dicapai.Diperlukan faktor keunggulan lain:- Misalnya kandungan protein dan lemak yang

tinggi- Ketahanan terhadap hama dan penyakit

(biotik)- Tahan/toleran dilahan kering masam (abiotik)

93