109
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK DI LINGKUNGAN PSK (PEKERJA SEKS KOMESIAL) (Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SITI LAILATUL MUNAWAROH NIM : 111-13-067 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

PADA ANAK DI LINGKUNGAN PSK (PEKERJA SEKS KOMESIAL)

(Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI LAILATUL MUNAWAROH

NIM : 111-13-067

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan
Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

ii

Rasimin, M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga

Nota Pembimbing

Lamp. : 4 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudari Siti Lailatul Munawaroh

Kepada :

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Tempat

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : Siti Lailatul Munawaroh

NIM : 111-13-067

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Agama Islam

(PAI)

Judul : Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di

Lingkungan PSK (Pekerja Seks Komersial) (Studi Kasus di

Kelurahan Bandungan, Kabupaten Semarang Tahun 2017)

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Salatiga, 14 September 2017

Pembimbing

Rasimin, M.Pd.

NIP. 19750713 200901 1011

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

iii

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

iv

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Doa serta usaha”

“Doa itu senjata dan kekuatan bagi orang beriman”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Orang tuaku tercinta bapak Suroto, ibu Siti Maemonah yang telah mengasuh,

membesarkan dan mendidikku dengan penuh kerelaan dan pengorbanan baik

secara lahir maupun batin dengan iringan do’a restunya.

Seluruh keluarga besar saya, terima kasih atas dorongan, motivasinya, serta

do’anya yang telah memperlancar saya dalam menyelesaikan tanggung jawab

ini.

Kepada bapak Rasimin, M.Pd. selaku pembimbing dan sekaligus sebagai

motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Kawan-kawan seperjuangan angakatan 2013 terlebih khusus kelas PAI.B yang

telah memberikan motivasi, inspirasi dan semangat belajar.

Kepada keluargaku di kos yang selalu memberikan semangat kepadaku.

Kepada Rifka, dan semua Sahabat Karibku yang selalu memberikan motivasi

dan membantu wira-wiri sehingga terselesaikan tugas ini.

Kepada Iswan tercinta yang senantiasa memberikanku semangat.

Kepada adikku tersayang Ilma yang memberikan keceriaannya untukku.

Kepada keluarga besar perpustakaan di Salatiga.

Kepada Lurah Bandungan dan warga Bandungan yang berpartisipasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

Kepada pihak FC yang memfasilitasi dalam penyelesaian skripsi.

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya.

Sholawat dan salam tercurah kepada khotamul anbiya Muhammad SAW, beserta

keluarga dan sahabatnya.

Penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan juga

arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karna itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI FTIK IAIN Salatiga.

4. Rasimin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara tulus,

ikhlas, dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan

tenaganya, memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak

awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

6. Seluruh Dosen Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan pendidikan

Agama Islam yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai

7. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam

penyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

vii

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam penulisan

ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan

sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

Salatiga, 14 September 2017

Penulis,

Siti Lailatul Munawaroh

NIM. 111-13-067

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

viii

ABSTRAK

Munawaroh, Siti Lailatul. 2017. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada

Anak Di Lingkungan PSK (Pekerja Seks Komersial) (Studi Kasus di

Bandungan, Kabupaten Semarang Tahun 2017). Skripsi, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, M.Pd.

Kata Kunci : Pendidikan Akhlak, PSK

Pendidikan agama dalam membina akhlak anak sebagai bagian dari

lingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

lebih dalam bagaimana pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK?.

Bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga

PSK?. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga PSK di Bandungan Kabupaten

Semarang.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data

dan penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data

diperoleh dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,

triangulasi, dan pengecekan anggota. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara

reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Temuan penelitian menunjukan bahwa pendidikan akhlak pada anak dalam

keluarga PSK dilakukan dengan menggunakan metode uswatun khasanah,

dialogis, pembiasaan diri, dan nasihat. Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

pada anak dalam keluarga PSK dilakukan dengan pembatasan pergaulan anak,

mengontrol perilaku anak, memilih teman pergaulan, pembiasaan mengaji,

memberikan nasihat, teguran, pendidikan yang baik, melibatkan anak ke dalam

keluarga, serta bekerjasama dengan pihak sekolah, mengaji, dan tempat les.

Faktor pendukung pendidikan akhlak anak dalam keluarga PSK melalui bakat

serta minat anak yang kuat. Sedangkan faktor penghambatnya berupa sikap

melawan, dan berasal dari luar yaitu lingkungan tempat tinggal pekerja PSK dan

pergaulan dengan teman sebaya yang berpengaruh negatif.

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vi

ABSTRAK………………………………………… ..................................... viii

DAFTAR ISI………………………………………… .................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… ............. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 6

E. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................ 7

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………… ....... 12

A. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak .................................................... 12

1. Pendidikan Akhlak .................................................................. 12

2. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga ....................................... 21

B. Pendidikan Akhlak di Lingkungan PSK ..................................... 32

1. Lingkungan ............................................................................. 32

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

x

2. PSK ........................................................................................ 35

3. Lingkungan PSK dan Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………… 45

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………….............................. 45

B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 45

C. Sumber Data ................................................................................ 46

D. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 47

E. Analisis Data ............................................................................... 48

F. Pengecekan Keabsahan Data ....................................................... 49

G. Tahap-Tahap Penelitian .............................................................. 50

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ............................................. 51

A. Paparan Data ............................................................................... 51

B. Temuan Penelitian ....................................................................... 53

C. Pembahasan ................................................................................. 64

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 71

A. Kesimpulan ................................................................................. 71

B. Saran ............................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan

Politik Kabupaten Semarang Lampiran 4 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6 Pedoman Wawancara

Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran 8 Laporan SKK

Lampiran 9 Stuktur Organisasi Kecamatan Bandungan

Lampirab 10 Data Kependudukan Kelurahan Bandungan

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia.

Tujuan pendidikan yaitu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara (Saebani, 2010: 36).

Pendidikan yaitu upaya untuk mengembangkan ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh dan

berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, ranah

afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah

psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional dan perilaku

(Damayanti, 2014: 9).

Jadi, pendidikan merupakan usaha dan kegiatan yang berproses

dengan tujuan yang bertingkat. Pendidikan akan menghasilkan manusia

yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat serta senang dan gemar

mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya, dan dapat mengambil

manfaat darinya untuk kepentingan hidup di dunia sampai akhirat.

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

2

Manusia tanpa pendidikan maka tidak akan menjadi manusia yang

sebenarnya, yaitu manusia yang utuh dengan segala fungsinya, secara fisik

maupun psikisnya. Dengan pendidikan semua aspek yang ada dalam diri

manusia akan tercapai, aspek tersebut meliputi aspek fisikal dan spiritual.

Pendidikan telah terbukti menjadi tonggak dalam kehidupan manusia,

apalagi di era globalisasi ini manusia dituntut untuk selalu belajar agar

dapat eksis dan bertahan membaur dalam masyarakat. Melihat banyaknya

peranan pendidikan di antaranya seperti yang telah dipaparkan di atas,

maka pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan.

Nilai-nilai Islam ditumbuhkembangkan dalam diri pribadi manusia

melalui proses transformasi kependidikan. Proses kependidikan yang

mentransformasikan (mengubah) nilai tersebut selalu berorientasi pada

kekuasaan Allah dan Iradah-Nya yang menentukan keberhasilannya.

Fokus dalam pendidikan Islam adalah akhlak. Masalah akhlak adalah suatu

masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam

masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih

belakang (Basri dan Saebani, 2010: 20-22).

Lingkungan tempat tinggal bagi setiap orang dimanapun dia

berada, merupakan suatu dasar yang signifikan dalam pembentukan akhlak

orang yang berada di sekitarnya, khususnya dalam keluarga dan umumnya

masyarakat sekelilingnya. Terlebih pengaruh itu akan lebih besar

dampaknya kepada anak-anak usia muda atau remaja, yang mana sesuai

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

3

dengan perkembangan dan dinamikanya saat itu, mereka sedang mencari

jati diri dan pengakuan atas eksistensinya.

Berbagai upaya untuk membangun dan meningkatkan kualitas

sumber daya manusia di dalam lingkungan masyarakat pada umumnya,

saat ini telah dilaksanakan oleh berbagai lembaga, melalui berbagai

program yang telah disiapkan, baik itu lembaga pemerintah maupun

swasta dan lembaga-lembaga sosial dengan sumber dana dari dalam dan

luar negeri, bahkan lembaga pendidikan, yang mana secara keseluruhan

tujuan utamanya adalah agar tercipta sebuah masyarakat madani yang

didukung oleh kemandirian melalui penyerapan program yang telah

disiapkan. Lingkungan pendidikan pertama adalah keluarga. Orang tua

menentukan pola pembinaan pertama bagi anak dengan sebaik-baiknya.

Memberikan pengetahuan jenis-jenis kebajikan dan keburukan serta dapat

memilah sekaligus mengamalkannya secara maksimal (Basri dan Saebani,

2010: 133).

Manusia memiliki hak asasi untuk memperoleh pendidikan

dimanapun dan kapanpun. Kunci utama untuk menjadikan pribadi anak

yang baik adalah pendidikan dalam keluarga. Sehingga orang tua disini

harus memiliki bekal yang cukup untuk memberikan karakter, akhlak,

moral, agama, dan pengetahuan dengan berbagai cara yang dilakukan.

Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan dari sesuatu yang

telah direncanakan secara terstruktur dan bukan pula terlahir dari

pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

4

strukturnya memberikan kemungkinan secara alami membangun situasi

pendidikan. Semua itu terwujud berkat pergaulan dan hubungan pengaruh

mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua,

baik ayah maupun ibu keduanya merupakan pendidik bagi anak.

Kependidikannya akan dinilai berhasil apabila keduanya tidak hanya

sekedar memberi nasihat, perintah, dan membuat berbagai peraturan, tetapi

juga dengan keteladanan tentang pendidikan karakter, akhlak, moral,

agama dan pengetahuan dari keduanya yang pantas dicontohkan kepada

anak.

Tidak dapat dipungkiri juga kegiatan pendidikan akhlak pada anak

dipengaruhi oleh unsur pergaulan dan unsur lingkungan, yang keduanya

tidak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan. Dalam pergaulan tidak

selalu berlangsung pendidikan walaupun di dalamnya terdapat faktor-

faktor yang berdaya guna untuk mendidik. Pergaulan merupakan unsur

lingkungan yang turut serta mendidik seseorang.

Melihat dinamika kehidupan masyarakat dengan keanekaragaman

kepentingan mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama serta

lainnya, mengakibatkan terjadinya berbagai fenomena yang sangat

beragam. Salah satu fenomena yang sangat menyentuh hati setiap orang

yang melihat dan tidak banyak orang yang mau menyediakan waktu dan

sarana/prasarana agar terjadi perubahan ke arah yang lebih positif, adalah

lingkungan PSK . Masalah yang banyak terjadi di Indonesia adalah PSK

yang dipandang ilegal dan terlarang oleh semua agama. Kenyataannya

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

5

dalam masyarakat tidak semua keinginan masyarakat dapat terpenuhi

seperti yang diharapkan. Masalah pendidikan yang selalu diperbincangkan

dapat kita lihat dalam pendidikan yang ada pada keluarga PSK .

Pendidikan, agama, dan akhlak merupakan pondasi utama agar

seseorang tidak terjerumus ke lembah nista. Dari permasalahan kehidupan

PSK salah satu yang menjadi perhatian adalah nasib dari anak-anak yang

tinggal di lingkungan tersebut. Hal penting dalam mendidik anak idealnya

adalah orang tua tersebut memiliki pengetahuan agama yang cukup

sebagaimana landasan yang kuat bagi perkembangan pendidikannya.

Bagaimana hasil dari pendidikan agama dalam membina akhlak anak

sebagai bagian dari lingkungan PSK ? Apakah orang tua yang tinggal di

lingkungan PSK mampu mendidik akhlak anaknya?

Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian tentang “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Pada Anak Di Lingkungan PSK (Pekerja Seks Komersial) (Studi Kasus di

di Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2017)”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di

Bandungan Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di

lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten Semarang?

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

6

3. Apa saja faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten

Semarang?

4. Apa saja faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten

Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pendidikan akhlak pada anak di lingkungan pekerja

PSK di Bandungan Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui upaya penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

pada anak di lingkungan PSK di Bandungan Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak pada anak di lingkungan PSK di Bandungan

Kabupaten Semarang.

4. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak pada anak di lingkungan pekerja PSK di

Bandungan Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan informasi kepada orang tua/guru/pemerhati/peneliti akan

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

7

penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga

PSK .

2. Secara Praktis

Tulisan ini dapat memberikan masukan kepada semua pihak

terkait yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai

penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di

lingkungan PSK . Serta menjadi sumbangan penelitian alternatif untuk

masyarakat mengenai gambaran penanaan nilai-nilai pendidikan

akhlak pada anak dalam keluarga PSK .

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Siti Ivayatun (2012), menyimpulkan dalam skripsinya yang

berjudul “Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga Karyawan Panti Mandi Uap

Dan Anak Kost di Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang Tahun 2012” bahwa keluarga pekerja seks komersial

memberikan pendidikan akhlak dalam keluarganya dengan menggunakan

metode keteladanan, pembiasaan diri dan pengalaman, nasihat, khiwar,

dan hukuman.

Radhiya Bustan, Emmalia Sutiasasmita, dan Hanifah Arief (2013)

menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Islam

Terhadap Kecerdasan Spiritual Pada Remaja Yang Tinggal di Lingkungan

Pekerja Seks Komersial (PSK) Tanah Abang Jakarta Pusat”. Pendidikan

Islam yang dilakukan selama ini di Pengajian Hurin’in berpengaruh

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

8

terhadap kecerdasan spiritual pada remaja santri yang tinggal di

lingkungan PSK, dengan hasil 45,3% merupakan variabel kecerdasan

spiritual.

A. M. Wibowo (2016), menyimpulkan dalam jurnalnya yang

berjudul “Madrasah Diniyah di Tengah Kampung PSK” berhasil

menemukan temuan yaitu Madrasah Diniyah Miftahul Hidayah di Desa X,

Kecamatan Bandar Kabupaten Batang”, merupakan sebuah lembaga

pendidikan keagamaan informal yang bertujuan untuk mengatisipasi

budaya perkawinan anak usia dini serta mencoba memutuskan jaringan

pelacuran sebagai akibat perkawinan usia dini.

Penelitian Nuhri (2011) tentang “Pelaksanaan Bimbingan Agama

Islam Pada Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Pasar Rebo Jakarta” bahwa pelaksanaan bimbingan PSKW Mulya Jaya

dimulai dengan tahap identifikasi. Proses yang dilakukan meliputi:

penerimaan, masa penyesuaian, pengungkapan dan analisa masalah,

orientasi umum, dan penyembuhan fisik. Selanjutnya tahap rehabilitasi

meliputi rehabilitasi mental, spiritual, fisik, sosial, dan berbagai

keterampilan.

Penelitian Devy Tri Wahyuni (2015), tentang “Pendidikan

Karakter Melalui TPQ Miftahul Huda Pada Anak di Lingkungan

Lokalisasi Kampung Baru Desa Sukodadi Kecamatan Kabuh Kabupaten

Jombang”. Bahwa TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Miftahul Huda

berdiri sekitar tahun 2007-2008 karena warga ingin anak-anak mereka

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

9

dapat belajar agama dan akhlak yang baik meski berada di lingkungan

lokalisasi. Program pengembangan TPQ Miftahul Huda meliputi belajar

membaca Al-Qur’an, belajar kesenian Hadrah dan penanaman pendidikan

karakter.

Mardina Dyah Utami (2010), menyimpulkan dalam skripsinya

yang berjudul “Manajemen Konflik Pada Wanita Pekerja Seks Komersial

Yang Berkeluarga (Sebuah Studi Kualitatif dengan Pendekatan

Fenomenologis)” bahwa peneliti menemukan adanya satu karakteristik

yang menonjol, yaitu adanya kekosongan spiritual dalam diri subjek

penelitian.

Muhammad Yusuf (2015), menyimpulkan dalam skripsinya yang

berjudul “Motivasi Beribadah Mahdhah Pada Pekerja Seks Komersial

(Psk) Di Tegal Panas Desa Jati Jajar Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang Tahun 2015” bahwa motivasi beribadah pada PSK adalah: 1)

untuk bekal di akhirat 2) supaya bisa taubat dan lepas dari dunia prostitusi

3) untuk mencari ketenangan 5) untuk mengurangi dosa 6) untuk

memenuhi kewajiban sebagai manusia beragama 7) untuk mendapat

pahala dari Tuhan.

Sholekah Rinto Yuliana (2012), menyimpulkan dalam skripsinya

yang berjudul “Model Dakwah Bimbingan Untuk Pekerja Seks Komersial

(PSK) Di Gambilangu (GBL) Mangkang Oleh K.H. Ahmad Sirojudin”

bahwa pola bimbingan keagamaan yang telah dilakukan oleh K.H. Ahmad

Sirojudin menggunakan pendekatan sosiologis religious sehingga pekerja

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

10

seks dan masyarakat sekitar lokalisasi sebagai obyek merasa senang dan

menerima bimbingannya.

Dicky Dwi Ardiansyah (2017), menyimpulkan dalam skripsinya

yang berjudul “Pendidikan Akhlak Di Majelis Ta’lim Masyarakat Gunung

Kemukus Desa Pendem Kecammatan Sumber Lawang Kabupaten Sragen”

bahwa pelaksanaan pendidikan akhlak di Gunung Kemukus yaitu meliputi:

1) Kajian untuk Remaja dan bapak-bapak setiap hari Kamis jam 20.00

WIB. Diisi dengan yasinan, tahlilan, dan tausiyah tentang akhlak. 2)

Sekolah untuk ibu-ibu yang buta huruf dilaksanakan setiap hari Senin jam

13.00 WIB, sekolah ibu-ibu di isi dengan tausiyah, dan di isi materi Baca

Tulis Alquran (BTA), Ibadah, akidah akhlak, Hadits dan juga tafsir Al-

quran. Dalam sekolah ini dibimbing oleh petugas dari kabupaten.

Berangkat dari permasalahan di atas maka penulis ingin

melakukan penelitian tentang “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Pada Anak Di Lingkungan Pekerja PSK (Studi Kasus di Bandungan

Kabupaten Semarang Tahun 2017)” dimana data hasil penelitian ini

diperoleh dari wawancara langsug oleh keluarga yang tinggal di

lingkungan PSK di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka

dibuat sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang

dimaksud adalah:

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

11

Bab I, pada bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah,

Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian

Penelitian Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.

Bab II, pada bab ini adalah membahas Landasan Teori tentang

Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga di Lingkungan PSK .

Bab III, pada bab ini membahas tentang Metode Penelitian yang

mencakup Pendekatan dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber

Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan

Data, dan Tahap-Tahap Penelitian.

Bab IV, pada bab ini membahas tentang jawaban atas rumusan

masalah dan relevansi penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak

dalam keluarga yag tinggal di lingkungan PSK .

Bab V, berisi Kesimpulan dan Saran, untuk dijadikan bahan

pertimbangan bagi yang membutuhkan, dan sebagai bahan masukan dalam

dunia pendidikan agama khususnya pendidikan akhlak.

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

1. Pendidikan Akhlak

a. Pengertian Pendidikan

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Arab

“tarbiyah” yang berarti pendidikan. Sedang secara istilah

pendidikan adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik dengan menyampaikan ajaran agama, memberi contoh,

melatih keterampilan, memberi motivasi dan menciptakan

lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan

pribadi muslim (Daradjat, 2011: 25-28).

Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 tahun 2003, Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan

nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang mertabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

12

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

13

Tujuan tersebut merupakan rumusan kualitas manusia

Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah

tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan intelektual akademik,

ranah afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan

ranah psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional

dan perilaku (Damayanti, 2014: 9).

Pendidikan Islam merupakan pendidikan ketuhanan, yang

menjadikan berbeda dengan pendidikan yang lain baik dari sisi

tujuan, karakter, kandungan, ciri-ciri, dan pengaruhnya dalam

kehidupan riil. Pendidikan Islam juga diidentikkan dengan

pendidikan akhlak yang menekankan perubahan sikap menuju yang

utama. Keberadaan pendidikan Islam sebagai pendidikan

ketuhanan, menjadikannya berjalan selaras dengan makna yang

luas, Islam sebagai agama dunia dan akhirat, agama yang

komperehensif mencakup seluruh maslah kehidupan, menyangkut

kebutuhan individu, masyarakat manusia seluruhnya (Hafidz dan

Kastolani, 2009: 33).

b. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa-jiwa

manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan

mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, dan

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

14

penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang baik

dan terpuji menurut pandangan akal dan syara‟ (hukum Islam),

disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan itu timbul tidak

baik, dinamakan akhlak buruk.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam

yang dapat dilihat dalam berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam

bentuk perkataan) Rasulullah SAW, diantaranya adalah

“sesunggguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR.

Ahmad); ”mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang

paling baik akhlaknya” (HR. Tirmizi). Dan akhlak Nabi

Muhammad yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu,

disebut akhlak Islam atau akhlak Islami yang terdapat dalam wahyu

Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an yang menjadi sumber utama

agama dan ajaran Islam.

Suri teladan yang digambarkan Rasullah SAW selama

hidup beliau adalah merupakan contoh akhlak yang tercantum

dalam Al-Qur’an. Butir-butir akhlak yang baik yang disebut dalam

berbagai ayat yang tersebar dalam Al-Qur’an terdapat pula Hadis

yang memuat perkataan, tindakan, dan sikap diam Nabi

Muhammad selama kerasulan beliau 13 tahun di Makkah dan 10

tahun di Madinah. Menurut Aisyah yang banyak sekali

meriwayatkan sunnah Rasulullah, akhlak Nabi Muhammad adalah

(seluruh) isi Al-Qur’an (Daud, 2008: 348-351).

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

15

c. Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan

Peranan lembaga pendidikan adalah membantu lingkungan

keluarga yang bertugas mendidik dan mengajar, memperbaiki dan

memperhalus tingkah laku anak yang dibawa dari keluarganya.

Sedangkan fungsi lembaga pendidikan itu sendiri adalah:

mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan

pengetahuan, spesialisi, efisiensi, sosialisasi, konservasi dan

transmisi kultural, serta transisi dari rumah ke masyarakat

(Hasbullah, 2009: 49-51).

d. Ruang Lingkup Pendidikan

Pertama adalah teori-teori dan konsep-konsep yang

diperlukan bagi perumusan desain pendidikan Islam dengan

berbagai aspeknya: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar

mengajar, dan sebagainya.

Kedua, teori dan konsep yang diperlukan untuk praktik

pendidikan, yaitu memengaruhi peserta didik agar mengalami

perubahan, peningkatan dan kemajuan, baik dari segi wawasan,

keterampilan, mental spiritual, sikap, pola pikir, dan

kepribadiannya. Berbagai komponen ketrampilan terapan yang

diperlukan dalam praktik pendidikan, berupa praktik pedagogis,

didaktik, dan metodik didasarkan pada teori-teori dan konsep-

konsep yang terdapat dalam ilmu pendidikan Islam (Nata, 2010:

22-23).

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

16

e. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk

tetap dan statis. Tapi ia merupakan suatu keseluruhan dari

kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek

kehidupannya (Daradjat, 2011: 29-33).

f. Pendidik

Pendidik ialah orang yang memikul pertanggung jawaban

untuk mendidik, yang disebut pendidik menurut Dwi Nugroho

Hidayanto dalam Hasbullah (2009: 17) adalah yang mempunyai

karakteristik:

1) Mempunyai individualitas yang utuh

2) Mempunyai sosialitas yang utuh

3) Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan

4) Bertindak sesuai dengan nilai dan norma itu atau bertanggung

jawab sendiri demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan

masyarakat atau orang lain.

g. Anak Didik

Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh

dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan

pendidikan. Dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi

yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab

pendidik (Hasbullah, 2009: 23-24).

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

17

h. Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang

sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang

yang diinginkan.

i. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan adalah kondisi dan alam dunia yang dengan

cara-cara tertentu dapat mempengaruhi tingkah laku sesorang.

Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan pendidikan meliputi

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

organisasi pemuda, yang ia sebutkan dengan Tri Pusat Pendidikan

(Hasbullah, 2009: 33).

j. Ruang Lingkup Akhlak

Banyak sekali butir-butir akhlak dalam Al-Qur’an dan Al-

Hadis yang tidak bisa diuraikan satu persatu. Dalam lingkup ini

dicantumkan beberapa saja sebagai contoh:

1) Akhlak Terhadap Tuhan

Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa Tuhanlah

yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Tuhan

pula yang menciptakan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Tuhan juga menciptakan makhluk gaib, seperti malaikat dan jin.

Jadi, Tuhan itu disebut Khaliq (Sang Pencipta) dan semua yang

diciptakan Tuhan disebut makhluk.

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

18

Kewajiban manusia terhadap Allah diantaranya adalah:

Kewajiban diri kita terhadap Allah, dengan ibadah shalat, dzikir,

dan doa. Kewajiban keluarga kita terhadap Allah, adalah dengan

mendidik mereka, anak dan isteri agar dapat mengenal Allah

dan mampu berkomunikasi dan berdialog dengan Allah.

Adapun akhlak terhadap Allah diantaranya adalah

mencintai Allah melebihi apapun; melaksanakan segala perintah

dan laranganNya; mengharap keridhaanNya; bersyukur atas

nikmatNya; menerima dengan ikhlas atas semua yang Allah

berikan; memohon ampunan kepadaNya; bertaubat kepadaNya;

serta bertawakal kepadaNya.

2) Akhlak Terhadap Rasulullah

Mencintai Rasulullah secara tulus dengan menikuti

semua sunnahnya; mengidolakannya (suri tauladan);

menjalankan sunnnahnya dan menjauhi apa yang telah dilarang.

3) Akhlak Terhadap Orang Tua

Agar anak memiliki akhlak mulia kepada orang tuanya

adalah berakti kepada orang tua baik yang masih hidup maupun

yang sudah meninggal. Ketika masih hidup kita diwajibkan

mempertahankan dan membantu keperluan orang tua;

merawatnya ketika sedang sakit; perbuatan yang menyenangkan

hatinya, dan masih banyak lagi. Serta kepada orang tua yang

telah meninggal adalah memandikan, mengafani, menyolatkan,

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

19

dan menguburkan jenazahnya sesuai dengan syariat Islam bagi

pemeluknya; mendoakannya; menyelesaikannya utang

piutangnya, memenuhi wasiatnya dalam kebaikan dan

kebenaran serta taat kepada Tuhan Yang Maha Esa;

menyambung tali silaturahmi dengan keluarga dan sahabat

orang tua; serta menziarahi makamnya. Sebagai anak juga

mempunyai kewajiban lain yaitu menjaga nama baik dan

mau/mampu memelihara/menjalankan amanah orang tua dengan

ikhlas dan bertanggung jawab.

4) Akhlak Mulia Dalam Perkataan, Perbuatan, dan Sikap

Orang yang berakhlak akan berkata yang baik dan

mengandung makna mulia; sopan; suaranya enak dan jelas;

hanya berkata hal yang berguna; dan senantiasa menjaga ucapan

dan perkataanya dalam pergaulan.

Dalam berperilaku selalu melakukan kewajiban,

memberi manfaat, memperoleh kebajikan, mencapai

kesejahteraan, dan untuk keselamatan; melakukan sesuatu yang

mengacu pada nilai-nilai agama, budaya, adat istiadat, dan

hukum yang berlaku; tidak mementingkan kepentingan pribadi;

berdisiplin dalam melakukan perbuatan.

Ketika bersikap senantiasa berpihak pada keadilan,

kebenaran, dan kebaikan; memiliki sikap yang mendorong

terjadinya penyelesaian masalah dengan semangat persaudaraan,

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

20

kerukunan, dan kebersamaan; bersikap ramah, sopan, dan rendah

hati; bersikap sabar dalam berbagai hal; serta memiliki sikap

simpatik, empati, dan tidak sombong (Syafei, 2006: 76-84).

k. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Nilai menurut Dick Hartoko dalam (Muin, 1996: 22) adalah

hakekat suatu hal yang menyebabkan hal itu pantas dikerjakan oleh

manusia. Nilai berkaitan erat dengan kebaikan yang ada dalam inti

suatu hal. Ada nilai yang dikejar sebagai sarana atau nilai medial,

ada pula nilai yang merupakan nilai final, yaitu yang dikejar karena

harga itu sendiri. Selanjutnya ada pula hirarki nilai, yaitu ada

perbedaan tingkat nilai antara lain misalnya nilai sosial, kesusialaan

dan agama. Juga ada nilai universal misalnya tentang hak asasi

manusia, dan nilai partikular yaitu tentang etiket dan adat setempat.

Ansari juga menyebutkan nilai-nilai yang Islami adalah

norma. Menurutnya dalam menetapkan subtansi nilai-nilai Islam

ada dua cara yaitu melalui kajian ilmiah tentang sikap dan tingkah

laku orang-orang muslim. Cara kedua merujuk kepada sumber

aslinya, yaitu Al-Qur’an dan Hadis (Muin, 1996: 22).

Jadi, nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya

dan dianut serta dijadikan sebagai suatu acuan dasar individu dan

masyarakat dalam men entukan sesuatu yang dipandang baik,

benar, bernilai maupun berharga. Nilai merupakan bagian dari

kepribadian individu yang berpengaruh terhadap pemilihan cara

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

21

atau alternatif serta mengarahkan pada tingkah laku dan kepuasan

dalam kehidupan sehari-hari. Nilai juga dapat mewarnai

kepribadian kelompok atau bangsa.

Sedangkan nilai-nilai pendidikan akhlak adalah usaha dan

kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dengan menyampaikan

ajaran agama, memberi contoh, melatih keterampilan, memberi

motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung

pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim, agar anak

mempunyai akhlak mulia baik akhlak terhadap Allah, Rasulullah

SAW, orang tua, dan akhlak mulia dalam perkataan, perbuatan, dan

sikap.

2. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Pendidikan akhlak menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah

usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara. Pendidikan secara sederhana diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan (Hasbullah, 2009: 11).

Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadi hal yang sangat

penting dalam subtansi pendidikan Islam, sehingga Al-Qur’an

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

22

menjadikan rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga

Islami, masyarakat Islami, dan umat manusia seluruhnya. Akhlak

adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan

umat manusia, dan akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi manis

dan elok. Tanpa akhlak yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan

sosial bagi individu dan masyarakatnya, maka kehidupan manusia

tidak berbeda dengan kehidupan hewan.

Pendidikan akhlak dalam Islam yang terangkum dalam

berpegang atas kebajikan dan kebaikan dan menjauhkan diri dari

kejelekan dan kemungkaran sangat terkait dengan tujuan utama

pendidikan Islam yaitu taqwa kepada Allah, takut kepada-Nya,

beribadah dalam makna yang luas. Pendidikan akhlak dalam Islam

pertama kali menegaskan pentingnya niat yang ikhlas karena Allah

semata, agar akhlak itu senantiasa orisinil tidak dibuat-buat, yang

berubah dikarenakan perubahan jabatan, lingkungan, waktu, tempat,

dan seseorang yang kita ajak bergaul (Hafidz dan Kastolani, 2009:

107-111).

Achmad Mubarok dalam (Baiquni, 2016: 138) mengemukakan

bahwa pendidikan akhlak adalah berbicara megenai perilaku baik dan

buruk manusia, serta bagaimana membetuk perilaku baik menjadi

sebuah karakter. Sealin itu juga berbicara tentang bagaimana manusia

merasakan dekat dengan Allah SWT.

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

23

Dalam Islam ruang lingkup pendidikan akhlak adalah akhlak

seorang hamba kepada Allah SWT, akhlak seseorang kepada

tetangganya, akhlak seseorang kepada tamunya, akhlak seseorang

kepada orang yang lebih tua dan lebih muda, akhlak seseorang kepada

keluarganya, dan lain sebagainya.

Dalam keluarga, orang tua memiliki kewajiban memberikan

pendidikan akhlak kepada anak-anaknya. Orang tua bertanggung

jawab memperkenalkan anaknya bagaimana cara berperilaku yang

baik. Anak yang sejak dini sudah dididik dengan ilmu akhlak, maka ia

akan tumbuh menjadi orang yang berkarakter, selalu memiliki pikiran

positif, dan berkelakuan baik. Orang tua harus memiliki dasar

pengetahuan yang baik agar mampu mengarahkan dan memimbing

anak. Sebab, tidaklah mungkin apabila orang tua mampu mengajarkan

akhlak yang baik kepada anak apabila mereka belum atau tidak

memiliki konsep dasar tentang konsep akhlak pengetahuan yang baik.

a. Pentingnya Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Keluarga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:

535) terdiri dari ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah

yang menjadi tanggungan. Keluarga merupakan unit terkecil

masyarakat yang anggotanya terdiri dari seorang laki-laki yang

berstatus sebagai suami dan seorang perempuan yang berstatus

sebagai isteri. Keluarga pokok tersebut menjadi keluarga inti jika

ditambahi dengan adanya anak-anak. Kadang-kadang terdapat

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

24

keluarga besar, yang anggotanya bukan cuma ayah, ibu, dan anak-

anak, tetapi juga bersama anggota keluarga lain, semisal kakek,

nenek, dan sanak keluarga lainnya.

Keluarga dalam konsep Islam adalah kesatuan hubungan

antara seorang laki-laki dan perempuan yang dilakukan dengan

melalui akad nikah menurut ajaran Islam. Dengan kata lain, ikatan

apapun antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang

tidak dilakukan dengan melalui akad nikah secara Islam, tidak

diakui sebagai suatu keluarga (rumah tangga) Islam.

Dengan adanya ikatan akad nikah (pernikahan) diantara

laki-laki dengan perempuan, maka anak keteurunan yang

dihasilkan dari ikatan tersebut menjadi sah secara hukum agama

sebagi anak, dan terikat dengan norma-norma atau kaidah-kaidah

yang berkaitan dengan pernikahan dan kekeluargaan.

Agar menjadi keluarga yang diliputi rasa mencintai

(mawaddah) dan kasih sayang (rahmah), maka keluarga harus

diciptakan untuk memenuhi lima fondasi di lingkugan keluarga,

yaitu sebagai berikut:

1) Memiliki sikap ingin menguasai dan mengamalkan ilmu-ilmu

agama.

2) Yang lebih muda menghormati yang lebih tua.

3) Berusaha memiliki rezeki yang memadai.

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

25

4) Hemat (efisiensi dan efektif) dalam membelanjakan harta

(nafkah).

5) Mampu melihat segala kekurangan dan kesalahan diri dan

segera bertaubat (Musnawar dkk, 1992: 55-69).

Salah satu bagian dalam keluarga adalah anak. Anak

adalah amanah dari Allah SWT yang juga merupakan aset bangsa.

Untuk itu anak harus diasuh, dididik, dibina, dan dilatih agar kelak

menjadi anak yang shaleh, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berbudi pekerti luhur, beramal dan punya etika serta

menguasai ilmu pengetahuan daan tekhologi. Dengan kata lain

menguasai “iptek dan imtaq” yang berguna dan bermanfaat bagi

dirinya sendiri, bagi orang lain, bagi masyarakat dan bagi

bangsanya. Tanpa penguasaan iptek dan imtaq, hal tersebut dapat

dicapai apalagi kita akan menyonsong era globalisasi dengan

mengharapkan generasi kita yang akan datang akan mampu

bersaing dan memenangkan persaingan.

Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan

hidup pada lingkungan keluarga tempat dimana ia menjadi diri

pribadi. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks

proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri

dalam fungsi sosialnya. Sudah jelas bahwa orang pertama dan

utama bertanggung jawab terhadap kebelangsugan hidup dan

pendidikan adalah orang tua.

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

26

Orang tua memiliki tanggung jawab atas pendidikan

anaknya, seperti kewajiban atas cinta kasih, moral anak, dan

tanggung jawab sosial yang merupakan bagian dari keluarga, yang

pada gilirannya merupakan bagian dari masyarakat, bangsa dan

juga negaranya (Syam dkk, 1981:17).

Sebagiamana dikemukakan terlebih dahulu bahwa

keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama

bagi seseorang, dengan orang tua sebagai kuncinya dalam hal ini

Al-Qur’an secara tegas mengungkapkan tentang perananan orang

tua untuk mendidik anak-anaknya, seperti yang dinyatakan dalam

Surat At-Tahrim ayat 6, yaitu:

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Pendidikan dalam keluarga terutama berperan dalam

mengembangkan watak, kepribadian, nilai-nilai budaya, nilai-nilai

keagamaan dan moral, serta keterampilan sederhana. Sementara

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

27

pendidikan sekolah adalah perluasan pendidikan dalam keluarga.

Pendidikan akhlak mempunyai arti sebagai proses sosial dan

enkulturasi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk

mengantarkan anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, tangguh,

mandiri, inovatif, kreatif, beretos kerja, setia kawan, peduli

lingkungan, dan banyak lagi seperti yang tretera dlam pendidikan

Nasional pada GBHN maupun Undang-Undang Sistim Pendidikan

Nasional (Hasbullah, 2009: 184-185).

Sementara itu yang berkenaan dengan keluarga

menyediakan situasi belajar, bayi sangatlah bergantung pada orang

tua baik keadaan jasmani maupun kemampuan intelektual, sosial,

dan moral. Anak belajar dan meniru apa yang dilakukan orang

tuanya. Seperti cara orang tua melatih anak untuk mengurus diri

(seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, dan berdoa)

sangat membekas dalam diri anak sebagai perkembangan dirinya

sebagai pribadinya. Sikap orang tua sangat memengaruhi

perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih

sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap

melindungi atau membiarkan secara langsung memengaruhi reaksi

emosional anak.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu dibina oleh orang

tua adalah sebagai berikut:

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

28

1) Memelihara dan membesarkan anak.

2) Melindungi dan menjamin kesehatannya baik jasmani atau

rohninya.

3) Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan

yang berguna bagi masa depannya serta berakhlak mulia.

4) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan

memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah

SWT sebagai tujuan akhir hidup muslim.

b. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Keberhasilan pendidikan akhlak seseorang dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik faktor internal atau faktor eksternal.

1) Faktor Internal

a) Kecerdasan, yaitu kemampuan untuk memahami dan

menghadapi situasi dan kondisi sekitar dengan cepat atau

sering disebut dengan kata “pintar”.

b) Bakat, yaitu potensi atau kemampuan terpendam yang

sangat menonjol dari bidang tertentu.

c) Minat, yaitu dorongan untuk mencurahkan daya

kemampuan pengamatan (observasi) dengan panca idera

terhadap sesuatu.

d) Keadaan mental (psikis), yaitu keadaan senang, sedih,

gembira, duka, gelisah, frustasi, emosi dan sebagainya.

e) Keadaan fisik, yaitu dalam keadaan sehat ataupun sakit.

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

29

2) Faktor Eksternal

a) Bahan/materi yang dipelajari, yaitu faktor mudah sulitnya

bahan/materi tersebut untuk dipelajari seseorang.

b) Situasi dan kondisi lingkungan fisik, yaitu tempat untuk

melakukan pembelajaran baik atau tidak.

c) Situasi dan kondisi lingkungan sosial, yaitu tempat

melakukan pembelajaran kondusif atau tidak.

d) Sistem pendidikan, yaitu bagaimana proses pendidikan

tersebut akan berlangsung (Musnawar dkk, 1992: 89-91).

c. Faktor Penghambat Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Dalam mendidik anak terdapat faktor yang menghambat

proses pelaksanaan pendidikan, antara lain sebgai berikut:

1) Faktor Internal

Yaitu berasal dari dalam pribadi anak yang berupa malas

untuk belajar, keinginan untuk bermain berlebihan, sikap

melawan, gangguan kesehatan, dan lain-lain.

2) Faktor Eksternal

Yaitu berasal dari luar diri anak seperti, perilaku orang

tua yang berlaku keras, terlalu otoriter, terlalu memanjakan,

terlalu khawatir, terlalu lemah, terlalu egois, terlalu pesimistis,

terlalu banyak aturan dan permintaan, hubungan kurang

harmonis dengan anak, dan keadaan ekonomi keluarga yang

kurang menguntungkan.

Page 42: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

30

Selain adanya kendala yang dapat menghambat proses

mendidik anak, juga terdapat dampak negatif kegagalan dalam

melaksanakan pendidikan akhlak, diantaranya yaitu:

a) Anak akan tumbuh dan berkembang tanpa terkendali, tidak

terarah sesuai dengan norma-norma pendidikan, susila, dan

agama.

b) Menjadi beban yang tidak ringan bagi keluarga, masyarakat,

dan negara.

c) Menjadi ancaman dan gangguan terhadap integritas,

persatuan, dan kesatuan bangsa, serta keamanan dan

kenyamanan lingkungan (Syafei, 2002: 90).

d. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Semua orang tua mungkin menyadari bahwa tidak mudah

mendidik anak terutama dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

akhlak pada anak. Perlu kesabaran, kesungguhan, perjuangan, dan

pengorbanan yang besar. Oleh karena itu orang tua perlu metode

mendidik anak yang baik. Berikut adalah metode yang digunakan

para orang shalih dalam mendidik serta menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak pada anak:

1) Mendidik sebagaimana nabi Ibrahim as. yaitu sebagai berikut:

a) Mencari dan membentuk perilaku yang baik dari lingkungan

yaitu baitullah.

b) Mengajarkan ibadah, yaitu shalat.

Page 43: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

31

c) Melakukan hal yang disenangi orang-orang pada umumnya,

seperti berlaku lemah-lembut, penuh hormat, pandai

berterimakasih, dan sebagainya.

d) Semangat dan mandiri dalam memperoleh rezeki Allah.

artinya diberikan bekal keterampilan yang akan

mendatangkan rezeki Allah.

e) Selalu memperkuat keimanan, sehingga akan benar-benar

merasa bahwa hidupnya selalu diawasi oleh Allah.

f) Mau memperhatikan dan menghargai orang-orang yang

berjasa dan peduli terhadap mereka yang beriman.

2) Mendidik sebagaimana Rasulullah saw. yaitu:

a) Ketika anak baru lahir, Islam mengajarkan untuk

mengadzaninya.

b) Mengadakan aqiqah.

c) Memberikan nama yang terbaik.

d) Menumbuhkembangkan kepribadian anak dengan cara

menghormatinya.

3) Mendidik sebagaimana Imam Syafi’i adalah dengan

memberikan anak ilmu yang bermanfaat, yaitu:

a) Ilmu adalah sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan

seseorang agar dirinya menjadi lebih baik, dan bertakwa.

b) Ilmu utama yang dipelajari adalah ilmu Al-Qur’an, hadis,

dan fiqh.

Page 44: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

32

c) Menuntut ilmu dengan kesungguhan, kesabaran, konsisten,

keuletan.

d) Orang tua mengetahui berbagai metode dalam memberikan

nasihat dan memberikan pendidikan yang baik bagi anak.

B. Pendidikan Akhlak di Lingkungan PSK

1. Lingkungan

a. Pengertian Lingkungan

Menurut Hasbullah lingkungan mencakup:

1) Tempat (lingkungan fisik), keadaan iklim, keadaan tanah, dan

keadaan alam.

2) Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya

tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi, ilmu, pengetahuan,

pandangan hidup, dan pandangan keagamaan.

3) Kelompok hidup bersama (kelompok sosial atau masyarakat),

keluarga, dan kelompok bermain.

Lingkungan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap

anak. Perbedaan pengaruh tersebut tergantung jenis lingkungan

tempat anak terlibat di dalamnya. Hal ini karena masing-masing

jenis lingkungan memiliki situasi sosial yang berbeda-beda. Situasi

sosial yang dimaksud meliputi faktor perencanaan, sarana, dan

sistem pada masing-masing jenis lingkungan. Intensitas pengaruh

lingkungan terhadap anak tergantung sejauh mana anak dapat

Page 45: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

33

menyerap rangsangan yang diberikan lingkungannya dan sejauh

mana lingkungan mampu memahami dan memberikan fasilitas

terhadap kebutuhan khususnya pendidikan akhlak anak (Suwarno,

2006: 39).

b. Ragam Bentuk Lingkungan

Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh

dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah,

dan masyarakat yang disebut sebagai “Tri Pusat Pendidikan”

(Langgulung, 1995: 40).

1) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama

dan utama. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat

terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar

kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk

mengoptimalkan kemampuan kepribadian anak, orang tua harus

menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini

mungkin, suasana yang mampu menciptakan pola hidup dan tata

pergaulan dalam kleuarga dengan baik sejak anak dalam

kandungan. Pentingnya pendidikan anak dalam keluarga sehingga

orang tua menyadari tanggung jawabnya terhadap anak, yaitu:

a) Memelihara dan membesarkannya.

b) Melindungi dan menjamin kesehatannya.

c) Mendidik dengan berbagai ilmu.

Page 46: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

34

d) Membahagiakan kehidupan anak (Suwarno, 2006: 40-41).

2) Lingkungan Sekolah

Diantara pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana

yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan.

Seperti telah ditemukan bahwa karena kemajuan zaman, keluarga

tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi

generasi muda terhadp iptek. Semakin maju suatu masyarakat

semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi

muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat.

tanggunga jawab sekolah dalam proses pendidikan adalah:

a) Tanggung jawab formal.

b) Tanggung jawab keilmuan.

c) Tanggung jawab fungsional (Suwarno, 2006: 42-43).

3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga

setelah pendidikan di lingkungan keluarga dan pendidikan di

lingkungan sekolah. Bila dilihat runag lingkup masyarakat,

banyak dijumpai keanekaragaan bentuk dan sifat masyarakat.

Tanggung jawab masyarakat terhadap penddikan

sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab di

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Hal ini disebbakan

faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi di

dalam masyarakat. waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya

Page 47: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

35

pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya

sangat kompleks dan beraneka ragam.

Masyarakat adalah pendidikan tersier yang merupakan

pendidikan terakhir yang bersifat permanen dengan

pendidikannya secara sosial, kebudayaan adat istiadat dan kondisi

masyarakat setempat sebagai lingkungan material. Lembaga-

lembaga pendidikan dalam masyarakat meliputi: masjid, suaru,

mushola; madrasah, pondok pesantren; pengajian atau majlis

ta’lim, kursus-kursus; serta badan pembinaan rohani (Ihsan, 2013:

58-59).

2. PSK

a. Pengertian PSK

PSK adalah seseorang yang menjual jasanya untuk

melakukan hubungan seksual untuk uang. Di Indonesia disebut juga

dengan pelacur. Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk

memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini

dalam bentuk menyewakan tubuhnya. Di kalangan masyarakat

Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang

menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai

sampah masyarakat. Istilah pelacur sering diperhalus dengan PSK ,

pekerja seks komersial, wanita tuna susila, istilah lain yang juga

mengacu kepada layanan seks komersial (Bustan dkk, 2013: 59).

Page 48: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

36

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) istilah pelacur

berkata dasar “lacur” yang berarti malang, celaka, gagal, sial, atau

tidak jadi. Kata lacur bahkan juga memiiki arti buruk laku. Pelacur

adalah orang yang berbuat lacur atau orang yang menjual diri

sebagai pelacur. Kata lain untuk menyebut pelacur adalah penjaja

daging mentah atau sundel yang bersinonim lonte mempunyai arti

perempuan jalang, liar akal, pelangar norma susila. Bahasa tersebut

sebenarnya adalah milik masyarakat dalam perkembangannya

sekarang istiah pelacur adalah pekerja seks komersial (PSK) atau

disebut juga dengan istilah PSK .

Di Indonesia istilah PSK berkembang menjadi wanita tuna

susila (WTS). Disebut demikian karena wanita tersebut dianggap

tidak menuruti aturan susila yang berlaku di masyarakat. Wanita

tersebut dianggap tidak memiliki adab dan sopan santun dalam

berhubungan seks. Secara etimologis, kata pelacur dalam bahasa

Indonesia memang lebih dimaknai sebagi wanita yang melacur,

padahal dalam praktik kedua jens kelamin ini sama-sama menjual

diri.

Secara legal pemerintah Indonesia mengeluarkan surat

Keputusan Menteri Sosial No. 23/HUK/96 yang menyebut pelacur

dengan istilah WTS. Pemerintah menggunaan kata WTS hanya

untuk memperhalus istilah pelacur. Pelacur juga sebagai pekerja,

seperti juga pekerja pabrik atau bangunan, perawat, dokter, psikolog,

Page 49: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

37

atau pekerjaan lain. Oleh karena itu pemakaian istilah pekerja seks

mengindikasi secara tansparan adanya penerimaan bahwa menjadi

pelacur adalah menjadi seorang pekerja. Apabila pelacuran telah

diterima sebagai salah satu jenis pekerjaan, hal ini bertentangan

dengan norma budaya, susila, dan kelayakan, bahkan agama dan

bangsa Indonesia.

Kapur (1978), Kumar (1978), Mukhreji (1986), dan Truong

(1990) dalam (Koentjoro: 2004: 26-56) menemukan adanya

komponen yang dapat digunakan untuk mengembangkan definisi

pelacuran. Komponen utama tersebut adalah, bayaran,

perselingkuhan, dan ketidakacuhan emosional. Bayaran atas

pelayanan seks adalah elemen paling mendasar daalm definisi

pelacuran. Adapun motif perempuan memasuki dunia pelacuran

adalah sebagai berikut:

1) Motif Psikoanalisis

Grendwald (1970) menyatakan bahwa faktor kepribadian

mempengaruhi seseorang untuk memilih dunia pelacuran.

Ketidakbahagiaan akibat pola hidup, pemenuhan kebutuhan untuk

membuktikan tubuh yang menarik melalui kontak seksual dengan

macam-macam pria, dan ssejarah perkembangan cenderung

mempengaruhi perempuan menjadi pelacur.

2) Motif Ekonomi

Page 50: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

38

Motif ekonomi disini adalah uang. (Weisberg, 1985)

mengatakan bahwa terdapat dua pandangan yang melihat uang

sebagi faktor ekonomi yang ekstrem dan pelacuran yang

menyediakan standar hidup paling tinggi yang dapat dicapai.

3) Motivasi Situasional

(Weisberg, 1985) mengatakan bahwa motivasi situasional

termasuk di dalamnya penyalahgunaan kekuasaan orang tua,

penyalahgunaan fisik, merendahkan, dan buruknya hubungan

dengan orang tua.

b. Faktor Penyebab Seseorang Menjadi PSK

Banyak faktor yang menyebabkan sesorang terjerumus ke

dalam dunia kelam ini, seperti yang dikemukakan oleh Kartini

Kartono (2003):

1) Menghindarkan diri dari kesulitan hidup dan mendapatkan

kesenangan melalui “jalan pendek”. Kurang pengertian, kurang

pendidikan, dan buta huruf, sehinga menghalalkan pelacuran.

2) Ada nafsu-nafsu seks abnormal, tidak terintegrasi dalam

kepribadian, dan keroyalan seks. Histeris dan hyperseks,sehingga

tidak merasa puas mengadakan relasi seks dengan satu

pria/suami.

3) Tekanan ekonomi, faktor kemiskinan; ada pertimbangan-

pertimbangan ekonomis untuk mempertahankan kelangsungan

Page 51: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

39

hidupnya; khususnya untuk mendapatkan status sosial yang lebih

baik.

4) Aspirasi materiil yang tinggi pada didi wanita dan kesenangan

ketamakan terhadap pakaian-pakaian indah dan perhiasan mewah.

Ingin hidup bermewah-mewahan namun malas bekerja.

5) Kompensasi terhadap perasaan-perasaan imferior, jadi ada

adjusment yang negatif, terutama sekali terjadi pada masa puber

dan adolesens. Ada keinginan untuk melebihi kakak, ibu sendiri,

teman puteri, tante-tante atau wanita-wanita mondain lainnya.

6) Rasa melit dan rasa ingin tahu anak-anak puber pada masalah

seks, yang kemudian tercebur dalam dunia kepelacuran oleh

bujukan-bujukan bandit-bandit seks (Kartini Kartono, 1989).

Jadi, faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terjerumus

kedalam dunia kelam adalah karena kemiskinan, pendapatan rendah,

pendidikan rendah, tidak memiliki keterampilan, dan pengangguran.

c. Pandangan Islam Tentang PSK

Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan bagi

segenap penganutnya. Allah menganjurkan kepada umat-Nya agar

senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-

Nya. Allah SWT akan memberikan balasan surga terhadap hamba-

Nya yag senantiasa menjalankan perintah-Nya, dan neraka adalah

balasan bagi orang yang melanggar atau tidak menjauhi segala

larangan-Nya.

Page 52: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

40

Zina (free seks) jelas dilarang oleh agama, jangankan

melakukan zina mendekatkan diri untuk melakukan perbuatan zina

saja dilarang. Yang dimaksud dengan zina menurut Al-Jurjani adalah

memasukkan penis (zakar) ke dalam vagina (fajr) bukan miliknya

(bukan istrinya) dan tidak ada unsur syubhat (keserupaan atau

kekliruan). Zina dalam arti lain adalah menyetubuhi perempuan

tanpa melalui akad nikah yang diatur dalam agama. secara umum

zina bukan hanya di saat manusia melakukan hubungan seksual, tapi

segala aktifitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia

tarmasuk kategori zina.

Menurut syariat Islam bahwa perzinaan hukumnya adalah

haram, dan termasuk perbuatan yang hina dan merupakan penyakit

yang akan merusak keutuhan rumah tangga dan kehidupan

bermasyarakat, selain itu zina juga dikatakan sebagi perbuatan yang

keji dan menjijikkan. Ancaman Allah terhadap orang yang

melakukan perbuatan zina adalah sebagaimana dijelaskan dalam Al-

Quran Surat An-Nur ayat 2-3:

Page 53: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

41

Artinya: 2. “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,

Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus

dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya

mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika

kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan

hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan

oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. 3. Laki-laki

yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang

berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan

yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang

berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu

diharamkan atas oran-orang yang mukmin.” (Ridho,

2014: 21)

d. Reaksi Sosial Terhadap PSK

Kenyataan membuktikan, bahwa semakin ditekan

pelacuran, maka semakin luas penyebaran prostitusi tersebut

(Kartini-Kartono, 1989). Sikap reaktif dari masyarakat luas atau

reaksi sosialnya bergantung empat faktor:

1) Derajat penampakan atau fisibilitas tingkah laku, yaitu menyolok

tidaknya perilaku immoril para PSK .

2) Besarnya mendemolisir lingkungan sekitarnya.

3) Kronis tidaknya kompleks tersebut menjadi sumber penyakit

kotor Syphilis dan Gonorrhoe, dan penyebab terjadinya abortur

serta kematian bayi-bayi.

4) Pola kultural: adat istiadat, norma-norma susila dan agama yang

menentang pelacuran yang sifat repretif dan memaksakan.

Page 54: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

42

3. Lingkungan PSK dan Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi PSK salah

satunya adalah kurangnya penidikan agama. Sedangkan agama

merupakan fondasi dalam berakhlak. Pada dasarnya anak tidak

mengeahui sesuatu yang baik dan buruk kecuali orang tua yang

membentuk mereka menjadi baik sesuai dengan tuntunan agama.

Dengan demikian anak mampu untuk mengetahui mana yang sesuai

dengan ajaran agama dan mana yang menyimpang ajaran agamanya.

Peranan kedua orang tua dalam pendidikan sangatlah besar

pengaruhnya dalam memotivasi pendidikan agama anak.

Tujuan utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai

peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya

dan dari anggota keluarga yang lain (Hasbullah, 2009: 88).

Pengalaman pertama masa kanak-kanak dalam (Hasbullah,

2009: 39-44) adalah keluarga. Dalam keluarga anak mulai mengenal

hidupnya. Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman

pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi

anak. Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak, maksudnya

adalah hubungan kedua orang tuanya yang menyebabkan anak berada

di dunia ini. Orang tua adalah orang dewasa, maka mereka bertanggung

jawab atas anaknya. Bukan hanya bertanggung jawab memelihara

Page 55: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

43

eksistensinya sebagai pribadi, namun juga memberikan pendidikan

anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang.

Sedangkan utama maksudnya adalah bahwa orang tua

bertanggung jawab atas pendidikan anak. Hal itu memberikan

pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan yang tidak

berdaya, dalam keadaan bergantung kepada orang lain, tidak mampu

berbuat apa-apa. Ia lahir dalam keadaan suci bagaikan lilin berwarna

putih. Seperti hadis yang diriwayatkan Bukhari, bahwasannya

Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan

suci, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi,

Nasrani, atau Majusi.” Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa

kehidupan seorang anak pada saat itu sangat bergantung pada orang tua.

Oleh karena itu orang tua berkewajiban memberikan pendidikan pada

anaknya dan yang paling utama dimana hubungan orang tua dengan

anaknya bersifat alami dan kodrati.

Keluarga menjamin kehidupan emosional anak. Suasana dalam

keluarga selalu diliputi rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasan

aman dan tentram, suasana percaya mempercayai. Untuk itulah melalui

pendidikan keluarga kehidupan emosional atau rasa kasih syang dapat

berkembang dengan baik karena didasari rasa cinta kasih sayang murni.

Dalam keluarga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral

bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua

Page 56: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

44

sebagi keteladanna yang diicontoh anak. Dalam hal ini Ki Hajar

Dewantara menyatakan bahwa:

“Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasan dan keadaan jiwa yang

pada umumnya yang sangat berfaedah untuk berlangsungnya

pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dlam sifat

yang kuat dan murni sehingga tak dpat pusat pendidikan lainnya

menyamainya”.

Segala nilai yang dikenal anak akan melekat pada orang-orang yang

disenangi dan dikaguminya, inilah salah satu proses yang ditmpuh anak

dalam mengenal nilai. Pendidikan dalam keluarga penanaman benih-

benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk sedini mungkin,

melalui kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong-menolong, gotong

royong, menolong saudara/tetangga, bersama-sama menjaga ketertiban,

kedamaian, kebersihan daan keserasian dalam segala hal.

Pendidikan dalam keluarga juga sebagai peletakan dasar-dasar

keagamaan. Dalam menentukan dan menanamkan dasar-dasar moral

anak juga tidak kalah penting dengan penanman nilai-nilai keagamaan

dalam pribadi anak. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik

untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Anak-anak dibiasakan

ikut ke masjid bersama-sama untuk beribadah dan kegiatan ini sangat

besar pengaruhnya bagi anak. Maka setelah dewasa mereka akan sangat

memperhatikan dan mengamalkan dalam kehidupan keagamaan.

Page 57: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor (1975: 5) metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009:

4). Metode penelitian kualitatif sering pula disebut dengan metode

naturalistis, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan

tanpa adanya rekayasa, manipulasi dan sebagainya. Disebut metode

penelitian naturalistik karena objek penelitiannya adalah suatu yang

bersifat alamiah dan berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh

peneliti, dan kehadiran peneliti tidak begitu memengaruhi dinamika pada

objek tersebut (Nata, 2010: 351). Dalam mendeskripsikan lebih jauh

terkait Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di

Lingkungan Pekerja PSK di Bandungan Kabupaten Semarang.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bandungan, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang.

45

Page 58: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

46

C. Sumber Data

Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

1. Sumber data primer

Adalah data yang diperoleh dari lapangan secara langsung.

Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari

lapangan dengan wawancara secara mendalam. Peneliti menggunakan

data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang penanaman

nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga yang tinggal di

lingkungan PSK di Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan

dari keluarga yang tinggal di lingkungan PSK Kelurahan Bandungan

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

2. Sumber data sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber

utama, yaitu buku-buku acuan yang sangat menunjang penelitian.

Peneliti menggunakan data skunder ini untuk memperkuat penemuan

dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara

langsung dengan keluarga yang tinggal di lingkungan PSK Kelurahan

Bandungan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Page 59: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

47

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong,

2009: 186).

Teknik wawancara ini digunakan untuk mencari data tentang

cara orang tua dalam mendidik akhlak anak, faktor pendukung dan

penghambat dalam mendidikan akhlak anak, dan upaya orang tua dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak.

Informan dalam penelitian ini adalah keluarga yang tinggal di

lingkungan PSK di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang. Wawancara dilakukan secara terstruktur,

maksudnya adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan peneliti

kepada responden disusun secara ketat dan rapi (Moleong, 2002: 138).

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Secara umum observasi

adalah penglihatan atau pengamatan. Sedangkan secara khusus dalam

dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam

rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena

Page 60: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

48

sosial keagamaan selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi

fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam dan memotret

guna penemuan data. Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari

data tentang penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam

keluarga yang tinggal di lingkungan PSK di Kelurahan Bandungan,

Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

banyak hal dokumen untuk menguji, menafsirkan, dan meramalkan

(Moleong, 2009: 217). Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang

dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Adapun teknik

ini penulis gunakan untuk mencari data tentang penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga yang tinggal di

lingkungan PSK di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang.

E. Analisis Data

Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) adalah upaya

yang dilakuakan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milah menjadi satu kesatuan agar dapat dikelola, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

Page 61: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

49

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Moleong, 2009: 248).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan

bukan angka-angka. Prosedur penelitian yang menghasilkan data-data

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang

dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status

fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian, yang

kemudian dilakukan analisis dengan cara:

1. Mendiskripsikan data dari informan.

2. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis

oleh penulis.

3. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian.

Pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa, dan bagaimana

akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti (Moelong, 2008: 11).

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data didasarkan pada derajat kepercayaan

(kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Kredibilitas

datanya dilakukan dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan

pengamatan, triangulasi, dan pengecekan anggota. Kebergantungan dan

kepastian pemeriksaan dilakukan dengan teknik auditing (Moleong, 2009:

344).

Page 62: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

50

G. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap persiapan meliputi menyusun proposal, penyusunan jadwal

kegiatan.

2. Tahap pengumpulan data meliputi pengumpulan dokumen dan

menganalisis dokumen yang terkumpul.

3. Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui

observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan responden.

4. Tahap penulisan laporan meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian

dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data. Setelah itu konsultasi

hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan

perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian

ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang

sempurna. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan

persyaratan untuk ujian skripsi.

Page 63: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

51

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data

1. Sejarah Desa Bandungan

Bandungan berada di ketinggian 800-900 mdpl, suhu udara 19-

230C, dengan topografi berbukit dan bergelombang menawarkan sejuta

pesona alam eksotis. Karakteristik sosial budaya masyarakat Kelurahan

Bandungan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang sangat

kompleks dan beragam, mengingat penduduknya yang berasal dari latar

belakang yang berbeda-beda. Corak masyarakat Kelurahan Bandungan

dapat dibedakan dari sumber penghidupannya. Jenis mata pencaharian

pokok daerah ini adalah petani, pedagang, pegawai, dan karyawan

swasta. Mayoritas mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat

Bandungan adalah petani sekaligus pedagang bunga, dan petani

sekaligus pedagang sayur.

Penduduk Bandungan bukan hanya penduduk asli namun ada juga

pendatang. Keadaan ini menimbulkan perbedaaan corak kehidupan

sosial budaya antara masyarakat asli dengan pendatang. Dalam

masyarakat yang majemuk inilah segala gerak langkah kehidupan

berkisar pada usaha pencarian nafkah, akan tetapi semangat dan

kegiatan gotong royong masih terpelihara dan tumbuh dengan baik serta

dapat menumbuhkan rasa toleransi yang mendalam.

51

Page 64: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

52

Lingkungan PSK di Kelurahan Bandungan, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang berada di Lingkungan Jungul RW 4.

Saat ini jumlah PSK yang ada di Bandungan berjumlah 700 orang.

PSK di Bandungan Kabupaten Semarang dimulai sejak tahun 1960.

Pada tahun 1980 PSK di Bandungan diperhalus dengan kata Wabin

(Warga Binaan). Para PSK berada di bawah koordinasi ketua

kelompok masing-masing apapun yang dikerjakan dalam pantauan

ketua kelompoknya. Saat itu sudah ada istilah primadona, perbedaan

antara primadona dan wabin adalah tarifnya, dimana tarif primadona

lebih tinggi dari wabin. Menginjak tahun 2000, ketika itu terjadi krisis

moneter pada tahun 1998 berbagai industri bangkrut, akan tetapi hal

tersebut tidak terjadi di Bandungan.

Beberapa pengusaha hotel yang jeli melihat peluang, belakangan

banting stir. Mereka ramai-ramai mengubah hotelnya menjadi tempat

karaoke, demikian pula dengan pemilik modal, yang semula berminat

membangun hotel mengurungkan dan diganti dengan bisnis karaoke

dan kafe.

2. Data Informan

Untuk mengetahui penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

pada anak dalam keluarga yang tinggal di lingkungan PSK di

Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang,

dapat didasarkan pada keluarga yang tinggal di lingkungan PSK

tersebut.

Page 65: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

53

Tabel 2.1 Daftar Informan

Nama Dengan

Inisial

Umur

J

K

Pendidikan Mata Pencaharian

Nr 35 P SMA Pedagang

Yl 42 P SMP Penjahit

SW 36 P SMP Ibu Rumah Tangga

SH 40 P SMA Ibu Rumah Tangga

Dn 37 P SMA Ibu Rumah Tangga

Ng 35 P SMA Ibu Rumah Tangga

Sumber: Lingkungan Junggul RT 4, Kelurahan Bandungan, 2017

B. Temuan Penelitian

Hasil dari proses wawancara dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan Akhlak Pada Anak Di Lingkungan PSK Di Bandungan

Temuan data di lapangan menujukkan pendidikan akhlak pada

anak dalam keluarga PSK di Bandungan yang diperoleh langsung dari

keluarga yang tinggal di lingkungan PSK yang bertindak sebagai

informan.

a. Nr (35 tahun)

Nr memberikan pendidikan akhlak pada anak di waktu-waktu

tertentu sebisa mungkin disetiap waktu senggang ketika berkumpul

dengan anak-anaknya. Cara Nr dalam mendidik akhlak anaknya

Page 66: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

54

adalah dengan metode keteladanan yang baik dan memberikan

nasihat kepada anaknya. Nr memberikan pendidikan akhlak pada

anak hanya dengan suaminya saja, namun pendidikan akhlak

anaknya juga dilakukan di sekolah dan tempat mengaji. Seperti

ungkapan Nr berikut ini:

“Saya memberikan pendidikan akhlak pada anak saya

biasannya ketika berkumpul bersama dengan bapak, ba‟da maghrib

adalah waktu senggang dan waktu kami bersantai. Dimana waktu

saya untuk bisa berkumpul dengan keluarga.

Cara saya dalam mendidik akhlak anak yaitu dengan cara

membimbingnya dan mengarahkannya untuk selalu berperilaku baik

melaksanakan sholat juga mengaji, menasihatinya jika ia

menyimpang seperti berperilaku tidak jujur, memberikan contoh

yang baik, seperti ini nak yang baik, kalau seperti itu tidak baik

jangan ditiru. Ya melalui aktivitas kita sehari-hari mbak, anak akan

melihat dan mencontoh yang orang tua lakukan. Media pendidikan

akhlak seperti Hp, Televisi juga kami gunakan untuk mendidik

akhlak anak, tentu semua dalam pengawasan dan bimbingan dari

orang tua mbak.

Yang memberikan pendidikan akhlak pada anak ya saya dan

suami saya saja, namun di sekolah dan di tempat ngajinya ada

gurunya yang juga memberikan pendidikan akhlak” (Nr,

13/06/2017).

b. Yl (42 tahun)

Yl memberikan pendidikan akhlak pada anakanya di setiap waktu

dengan cara menasihatinya, dan hanya keluarga Yl memberikan

pendidikan akhlak apada anaknya. Seperti ungkapan Yl berikut ini:

“Saya memberikan pendidikan akhlak pada anak saya di setiap

waktu saya, kapan saja mbak. Saya menasihati anak saya ketika ia

melakukan kesalahan. Yang memberikan pendidikan akhlak pada anak ya

kami berdua, saya dengan suami ya mbak pastinya, selain itu kan ada

kakek juga nenek” (Yl, 13/06/2017).

c. SW (36 tahun)

Page 67: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

55

Setiap hari SW memberikan pendidikan akhlak pada anaknya,

dengan cara memberikan contoh teladan yang baik. Selain orang tua, guru

di sekolah dan mengaji juga memberikan pendidikan akhlak pada anak.

Seperti ungkapan ibu SW berikut ini:

“Setiap hari saya memberikan pendidikan akhlak pada anak saya,

tidak ada batasan waktu ketika kita berkumpul dengan anak dan keluarga.

Dengan memberikan contoh teladan yang yang baik, melalui kegiatan

orang tua sehari-hari. Media Hp dan juga Tv juga membantu dalam

mendidik akhlak anak. Selain bapak dn ibu ada guru ngaji, guru sekolah

mbak yang juga memberiikan pendidikan akhlak anak” (SW,

13/06/2017).

d. SH (40 tahun)

Dalam memberikan pendidikan akhlak pada anak SH sedikit

berbeda dengan informan lainnya, SH memilih waktu-waktu yang diaggap

paling mujarab yaitu disaat ada kesempatan berkumpul dengan anak-

anaknya, dan disaat mood anaknya membaik. Dengan cara memberikan

pembiasaan melalui contoh-contoh kecil dalam keseharian anak akan

terbiasa melakukan hal-hal kecil yang baik. Selain keluarga pendidikan

akhlak anak juga dilakukan oleh guru di sekolah, mengaji, dan privat.

Seperti ungkapan SH berikut ini:

“Saya memberikan pendidikan akhlak pada anak saya disaat ada

kesempatan dan disaat mood anak baik, masalah kalau remaja ngomong

harus nyari celah, kalau nggak pas anak akan pergi dan tidak akan

mendengarkan. Saya mendidik anak dengan cara memberikan contoh-

contoh kecil aja mbak, masuk keluar rumah ya mengucapkan salam, lewat

depan orang menyapa. Dengan memberikan nasihat mbak, kalau anak

remaja kok disuruh ya ga bakalan mau. Remaja itu didekati mbak, saat

bersikap manja dengan orang tua, anak didekati diberikan arahan dan

nasihat, biasanya diwaktu ia tidur lalu saya temani.

Selain saya ya pasti bapaknya yang meberikan pendidikan akhlak

pada anak, karena dengan bekal agama dan akhlak yang baik maka

anak saya akan menjadi anak yan sholih, dan orang lain belum tentu

bisa. kalau orang lain ya belum tentu bisa. Pendidikan formal dan non

formal juga memberikan pendidikan akhlak karena itu kan juga tanggung

jawab dari lembaga itu sendiri. Seperti guru sekolah, guru ngaji, guru

kesenian, kebetulan anak saya suka kesenian jadi untuk menasihati anak

Page 68: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

56

saya, saya juga bekerjasama dengan gurunya. Biasanya guru kesenian

juga saya kasih tau, untuk juga menasihati anak saya” (SH, 13/06/2017).

e. Dn (37 tahun)

Dn memberikan pendidikan akhlak pada anak di waktu

santai, dengan cara mengawasi pergaulan anak agar tidak salah

dalam bergaul, memberikan pengertian mana yang baik dan mana

yang buruk, dengan lebih mendisplinkan anak untuk memanfaatkan

waktu dengan hal baik dan positif seperti mengaji, belajar, bermain

dengan tau waktu. Selain orang tua dan anggota keluarga lainnya,

guru privat juga yang memberikan pendidikan akhlak pada anak.

Seperti ungkapan Dn berikut ini:

“Saya memberikan pendidikan akhlak pada anak saya pada

waktu santai gitu mbak. Kalau pulang sekolah pas lagi nyantai, saya

sebisa mungkin berbicang-bincang dengan anak, ya tentang

kegiatan apa yang dilakukan di sekolah, bagaimana teman-

temannya, dan sebisa mungkin saya mengarahkannya. Oh sikap

teman yang ini baik, dan yang itu kurang baik nak.

Dengan anak diberikan pengertian, kan sudah dewasa

jangan bergaul sembarangan. pergaulan saat ini itu sangat rawan mbak, anak-anak sekarang pergaulannya itu over. Setelah itu saya

meminta ia belajar dan mengaji juga mbak. Selain saya, yang kasih

tau ke anak adalah bapaknya. Kadang kakek, nenek, om, tante”

(Dn, 13/06/2017).

f. Ng (35 tahun)

Setiap ada kesempatan bersama dengan anak Ng memberikan

pendidikan akhlak pada anaknya. Ketika anak melakukan kesalahan

Ng memberikan contoh keteladanan yang baik bagaimana

seharusnya anak bersikap dan bertindak dengan benar. Seperti

ungkapan Ng berikut ini:

Page 69: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

57

“Saya memberikan pendidikan akhlak pada anak ya setiap

saat mbak, setiap berkumpul dengan anak-anak saya. Pada saat

anak melakukan kesalahan anak saya beri contoh bagaimana anak

bersikap dan berperilaku. Ya, saya lebih memberikan contoh kepada

anak saya, contoh yang baik kepada anak. Selain saya dan bapak,

guru sekolah dan guru ngajinya yang memberikan pendidikan

akhlak pada anak”(Ng, 13/06/2017).

Dari enam informan, pendidikan akhlak dilakukan setiap

waktu ketika bersama dengan anak-anaknya, cara untuk mendidik

akhlak anak dengan pembiasaan hal baik, teladan yang baik, dan

nasihat.

2. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di

Lingkungan PSK Di Bandungan

Pendidikan akhlak pada anak sangatlah penting untuk mendidik

anak agar tidak terpengaruh lingkungan yang buruk.

a. Nr (35 tahun)

Pendidikan akhlak dalam keluarga Nr sangatlah penting, dan

dalam mendidik akhlak anak Nr hanya mempercayakannya pada

keluarga saja. Seperti ungkapan Nr berikut ini:

“Pendidikan akhlak dalam keluarga saya penting sekali. Itu

kan modal anak untuk masa depannya. Saya percayakan pendidikan

akhlak anak hanya pada keluarga, ya bapak dan ibunya saja mbak.

Tentu saja saya membatasi pergaulan anak. Ketika anak melakukan

kesalahan yang saya lakukan menasihatinya mbak bahwa apa yang

telah dilakukan itu salah itu menyimpang” (Nr, 13/06/2017).

b. Yl (42 tahun)

Pendidikan akhlak dalam keluarga Yl sangat penting, sebagai

bekal anak di masa depan. seperti ugkapan Yl berikut ini:

Page 70: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

58

“Pendidikan akhlak dalam keluarga saya penting sekali

mbak. Karena itu adalah modal untuk dia kedepannya. Ya saya

percaya pada saya sendiri untuk melakukan mendidik akhlak anak

saya. Iya, saya membatasi pergaulannya, ya karena kalau terlalu

dibiarkan dia akan melonjak dan akan membantah terus nantinya

mbak, dia tidak akan terkontrol. Dan apabila dia melakukan

penyimpangan saya menasihatinya” (Yl, 13/06/2017).

c. SW (36 tahun)

Pendidikan akhlak dalam keluarga SW sangatlah penting.

SW juga memeprcayakan pendidikan akhlak pada pihak sekolah,

selain membatasi pergaulan anak dan SW menasihati anak apabila ia

melakukan penyimpangan. Seperti ungkapan SW berikut ini:

“Ya tentunya sangat penting sekali ya mbak pendidikan akhlak

dalam keluarga saya. Karena itukan sebagai dasar dan modal anak

ya. Dengan saya membatasi pergaulan anak agar anak tidak salah

langkah ya mbak. Namun ketika anak melakuka penyimpangan hal

pertama yang saya lakukan adalah menasihatinya, setelah itu

melakukan pejagaan terhadap anak lebih saya perketat ya mbak.

Soalnya di sini kan „lingkungannya‟ jadi lebih berat dalam mendidik

anak” (SW, 13/06/2017).

d. SH (40 tahun)

Pendidikan akhlak dalam keluarga SH sangatlah penting, dan

selain pada keluarga pendidikan akhlak anak SW percyakan pada

pihak sekolah. SH membatasi pergaulan anak, serta melakukan

pendekatan dan nasihat ketika anak melakukan penyimpangan.

Seperti ungkapan SH berikut ini:

“Pendidikan dalam keluarga saya penting sekali, itu untuk

masa depan anak, akhlak itu akan dibawa di masa mendatang dan

akan sampai kapanpun akan tetap ia bawa. Pendidikan akhlak saya

percayakan pada keluarga saja pada guru juga, wong kadang karo

gurune mecece. Nak karo keluarga tidak mungkin arep njuntrungke

to. Nak guru nang sekolahan ya sebatas mengajar, ya sebatas

kewajiban mengajar. Nek orang lain ya ra mungkin mbak.

Page 71: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

59

Sebenarnya saya sudah membatasi pergaulan anak, tapi karena

faktor lingkungan dan pergaulan mau mbak, di „lingkungan‟ seperti

ini sangat sulit, masih belum pergaulan dengan teman-temannya,

jadi sangat sulit. Ketika anak saya melakukan penyimpangan saya

melakukan pendekatan pada anak, anak diarahakan dibri nasihat

mbak” (SH, 13/06/2017).

Terjemah dalam bahasa Indonesia “Pendidikan dalam

keluarga saya penting sekali, itu untuk masa depan anak, akhlak itu

akan dibawa di masa mendatang dan akan sampai kapanpun akan

tetap ia bawa. Pendidikan akhlak saya percayakan pada keluarga

saja pada guru juga, terkadang dengan gurunyapun masih

membangkang. kalau dengan keluarga tidak mungkin akan

menjatuhkan kan. Kalau guru di sekolahan ya sebatas mengajar, ya

sebatas kewajiban mengajar. Kalau orang lain ya tidak mungkin

mbak. Sebenarnya saya sudah membatasi pergaulan anak, tapi

karena faktor lingkungan dan pergaulan tadi mbak, di „lingkungan‟

seperti ini sangat sulit, masih belum pergaulan dengan teman-

temannya, jadi sangat sulit. Ketika anak saya melakukan

penyimpangan saya melakukan pendekatan pada anak, anak

diarahakan dibri nasihat mbak” (SH, 13/06/2017).

e. Dn (37 tahun)

Pendidikan akhlak dalam keluarga Dn penting seperti pada

umumnya, dengan mebatasi pergaulan anak. Seperti ungkapan Dn

sebagai berikut ini:

“Ya penting juga, standar lah mbak, sesuai pada umumnya

pendidikan akhlak di keluarga saya. Pendidikan tentu saya

percayakan pada orang tua mbak. Tentu saya membatasi pergaulan

anak, saiki kan pergaulan anak nyamari, yo nyamari mbak ra biso

langsung di percaya ngono wae mbak. Anak nak nglakoni kesalahan

ya senantiasa diawasi, dikontrol, jangan sampai anak lepas kontrol,

ya pokoknya dipantau lah mbak agar tidak melakukan penyimangan

lagi, anak tetap dipantau gerak geriknya perbuatannya” (Dn,

13/06/2017).

Terjemah dalam bahasa Indonesia “Ya penting juga, standar

lah mbak, sesuai pada umumnya pendidikan akhlak di keluarga

saya. Pendidikan tentu saya percayakan pada orang tua mbak. Tentu

saya membatasi pergaulan anak, sekarang kan pergaulan anak

membahayakan, ya berbahaya mbak tidak bisa langsung di percaya

begitu saja mbak. Anak jika melkukani kesalahan ya senantiasa

diawasi, dikontrol, jangan sampai anak lepas kontrol, ya pokoknya

Page 72: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

60

dipantau lah mbak agar tidak melakukan penyimangan lagi, anak

tetap dipantau gerak geriknya perbuatannya” (Dn, 13/06/2017).

f. Ng (35 tahun)

Dalam keluarga Ng pendidikan akhlak anak sangat penting

yang merupakan dasar anak dalam bertindak. Ng mempercayakan

pendidikan akhlak pada guru, dan dengan membatasi pergaulan anak

agar tidak salah lankah. Seperti ungkapann Ng berikut ini:

“Pendidikan akhlak dalam keluarga saya ya pentin sekali

karena dasar abak adalah dari orang tua. Dalam mendidik akhlak

anak kami percayakan pada keluarga dan guru di sekolah dan

mengaji. Membatasi pergaulan anak kami lakukan karena kalau

anak terlalu banyak bergaul pasti ada sisi positif dan sisi negatifnya,

mending kalau positif, lalu bagaimana jika sisi negatif yang anak

dapatkan kan. Namun jika anak saya melakukan suatu

penyimpangan hal yang pertama kami lakukan adalah menasihati

anak terlebih dahulu. Kedua, dengan menegur anak jika memnag

kita melihat angsung anak melakukan hal yang menyimpang

tersebut. Ketiga, dengan memberikan contoh teladan yang baik,

contohnya bagaimana ia harus berperilaku baik, bagaimana

berperilaku yang sesuai dengan syariat, agar apa, ya agar anak

tidak melakukan hal yang menyimpang mbak” (Ng, 13/06/2017).

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Menanamkan Nilai-

Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di Lingkungan PSK Di

Bandungan

Dalam mendidik akhlak anak tentu tidaklah mudah, apalagi

dalam lingkungan PSK . Sedangkan faktor yang paling berpengaruh

dalam pendidikan akhlak anak adalah lingkungan tempat tinggal dan

pergaulan.

Page 73: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

61

a. Nr (35 tahun)

Faktor yang paling berpengruh terhadap pendidikan akhlak

anak adalah lingkungan dan pergaulan, sedangkan yang menjadi

kendala dalam pendidikan akhlak adalah sikap anak itu sendiri.

Seperti ungkapan Nr berikut ini:

“Yang menjadi kendala dalam pendidikan akhlak anak

adalah sikap anak yang ngeyel, suka membantah. Karena waktu

saya berkumpul dengan anak juga ketika maghrib saja, saya kan

sibuk di pasar, namun meskipun begitu tetap saya usahakan dan

bapaknya juga yang sering memberikan pendidikan yang

memberikan nasihat. Karena pengaruh dari teman-teman dan

lingkungan pergaulan yang memang berada di lingkungan pekerja

seks komersial. Selain itu saya juga konsultasi dengan guru di

sekolah dan guru ngajinya” (Nr, 13/06/2017).

b. Yl (42 tahun)

Faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak dalam

keluarga Yl adalah sikap anak dan lingkungan tempat tinggal.

Seperti ungkapan Yl ketika ditanya tentang faktor pendukung dan

penghambat pendidikan akhlak adalah sebagi berikut:

“Banyak sekali yang menghambat pendidikan akhlak anak,

ya walaupun banyak waktu saya di rumah karena memang

pekerjaan saya sebagai penjahit, dan seharusnya menjaga dan

mengawasi anak lebih banyak waktu. Untuk mendidik anak saya

yang suka ngeyel dan bahkan merengek-rengek, dan lingkungan

yang memang negatif seperti ini, saya juga harus ekstra membujuk

rayu manis dan kadang saya sampe menangis gitu mbak” (Yl,

13/06/2017).

c. SW (36 tahun)

Faktor yang menghambat pendidikan akhlak dalam keluarga

SW adalah faktor dari luar, yaitu dari lingkungan dan pergaulan.

Seperti ungkapan SW berikut ini:

Page 74: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

62

“Faktor yang menghambat pendidikan akhlak anak adalah

faktor lingkungan dan pergaulan, apalagi lingkugan di sini adalah

lingkungan yang begini mbak, saya harus benar-benar mengawasi

anak, mengawasi pergaulannya” (SW, 13/06/2017).

d. SH (40 tahun)

Faktor yang memengaruhi pendidikan akhlak anak adalah sikap

dan watak anak sendiri, serta lingkungan dan pergaulan. Remaja

mempunyai ego yang sangat tinggi di masanya. Berikut ungkapan SH

berikut ini:

”Anak saya itu ngeyil, ndablik. Ya masa-masa puber, pada usia-

usia itu kan memang sifat anak lagi egonya tinggi. Saya ingin ini saya

ingin itu di masa-masa segitu, sak kareppe. Jadi, akibate pun sering

dirasakan sendiri kan. Nek aku wes tau nglakoni enom ya paham geh

mbak.

Solusinya yang pertama ya didoakan, itu pasti ya mbak. Yang

kedua didekati, anak itu didekati tidak diabaikan. Pada waktu tidur

biasanya saya mendekati anak. Karna suatu saat anak itu pasti jadi

kadingalem sama orang tua. Kalau pas tidur saya temani, diajak ngobrol,

lalu diarahkan. Terkadang walau anak saya tidak pulang ke rumah ya saya

biarkan. Tapi tidak lepas begitu saja, saya juga tau anak tidak pulang itu

berada dimana dan ngapain saya juga tau, jadi anak tidak pulang ke

rumah masih dalam pantauan kami. Nanti kalau anak sudah pulang dan

di waktu tidur kita temani maka anak itu akan timbul dengan sendirinya.

Karena pengaruh yang terbesar itu lingkungan dan pergaulan ya

mbak. Apalagi lingkungan di sini seperti ini, pergaulan anak muda

sekarang pun ya sangat bebas. Dengan „lingkugan‟ yang seperti ini punya

anak yang baru gede sangat sulit sekali, belum lagi teman-temannya

mbak” (SH, 13/06/2017).

Terjemah dalam bahasa Indonesia “ Anak saya itu susah dikasih

tau, jika dikasih tau tidak mendengarkan. Ya masa-masa puber, pada usia-

usia itu kan memang sifat anak lagi egonya tinggi. Saya ingin ini saya

ingin itu di masa-masa segitu, sak kareppe. Jadi, akibatnya pun sering

dirasakan sendiri kan. Lagipula saya sebagai orang tua pernah mengalami

masa-masa itu ya mbak.

Solusinya yang pertama ya didoakan, itu pasti ya mbak. Yang

kedua didekati, anak itu didekati tidak diabaikan. Pada waktu tidur

biasanya saya mendekati anak. Karna suatu saat anak itu pasti jadi dekat

sama orang tua. Kalau pas tidur saya temani, diajak ngobrol, lalu

diarahkan. Terkadang walau anak saya tidak pulang ke rumah ya saya

biarkan. Tapi tidak lepas begitu saja, saya juga tau anak tidak pulang itu

berada dimana dan ngapain saya juga tau, jadi anak tidak pulang ke

rumah masih dalam pantauan kami. Nanti kalau anak sudah pulang dan

di waktu tidur kita temani maka anak itu akan timbul dengan sendirinya.

Page 75: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

63

Karena pengaruh yang terbesar itu lingkungan dan pergaulan ya

mbak. Apalagi lingkungan di sini seperti ini, pergaulan anak muda

sekarang pun ya sangat bebas. Dengan lingkugan yang seperti ini punya

anak yang baru gede sangat sulit sekali, belum lagi teman-temannya

mbak” (SH, 13/06/2017).

e. Dn (37 tahun)

Faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak dalam

keluarga Dnadalah faktor dari anak itu sendiri dan juga lingkungan

dan pergaulan. Seperti ungkapan Dn berikut ini:

“Kesulitan saat mendidik akhlak anak, kadangkan anak

kalau dibilangin itu salah nak, itu tidak benar, tapi anak hanya

ngikut-ngikut teman-temannya. Lha itu aja gitu, lha itu aja begini,

masak aku ga boleh, anak hanya sekedar ikut-ikutan pergaulan yang

ada agar sama dengan teman-temannya. Untuk mendidiknya kadang

saya minta bantu suami saya ya tidak mengurus anak sendirian,

ngurus anak perempuan sendiri itu tidak mudah, apalagi anak yang

dibilang kecil sudah gede tapi kalau dibilang gede masih kecil, ya

seperti itu lah mbak.

Faktor pergaulan dan lingkungan mbak yang paling

berpengaruh terhadap pendidikan akhlak anak saya, pergaulan

sekarang kan sangat ngeri ya mbak, anak-anak sekarang itu pada

over. Lingkungan di sini juga sangat rawan akan hal negatif, itu

sangat berpengaruh terhadap pedidikan akhlak anak ” (Dn,

13/05/2017).

f. Ng (35 tahun)

Kendala yang dialami Ng dalam mendidik akhlak anak

adalah pengaruh pergaulan teman. Seperti umgkapan Ng beriku ini:

“Yang menjadi kendala ketika mendidik akhlak anak adalah

anak terpengaruh pergaulan teman bermainnya. Untuk

mengantisipasinya saya membatasi ruang gerak anak, saya

membatasi anak main di luar rumah. Dengan lebih mendisiplinkan

anak, dan agar anak bisa tau waktu, kapan bermain, kapan belajar,

dan kapan mengaji. Yang paling berpegaruh itu adalah pergaulan,

ya karena jelas mbak teman itu paling mempengaruhi” (Ng,

13/06/2017).

Page 76: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

64

Dari enam informan mengungkapkan yang paling berpengaruh

dalam pendidikan akhlak anak adalah faktor dari dalam diri anak, dan

faktor dari luar yaitu lingkungan dan pergaulan.

C. Pembahasan

1. Pendidikan Akhlak Pada Anak Di Lingkungan PSK

Pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga informan dalam

mendidik akhlak mereka yaitu dengan menggunakan metode:

a. Metode Pemberian Contoh Teladan Yang Baik (Uswatun

Khasanah)

Para informan lebih sering mengunakan metode pemberian

contoh teladan yang baik (uswatun khasanah) yang dianggap

paling bisa membawa anak mereka untuk memahami pendidikan

akhlak. Anak memiliki sifat yang imitatif maka dari itu orang tua

menggunakan metode keteladanan agar anak meniru perbuatan

positif yang informan tunjukkan. Seperti yang peneliti temukan

pada wawancara berikut ini:

“Cara saya dalam mendidik akhlak anak yaitu dengan cara

membimbingnya dan mengarahkannya untuk berperilaku baik

melaksanakan sholat juga mengaji, menasihatinya jika ia

menyimpang seperti berperilaku tidak jujur, memberikan contoh

yang baik, seperti ini nak yang baik, kalau seperti itu tidak baik

jangan ditiru. Ya melalui aktivitas kita sehari-hari mbak, anak

akan melihat dan mencontoh yang orang tua lakukan. Media

pendidikan akhlak seperti Hp, Televisi juga kami gunakan untuk

mendidik akhlak anak, tentu semua dalam pengawasan dan

bimbingan dari orang tua mbak” (Nr, 13/06/2017).

Menurut H.M. Arifin (2011: 154) metode pemberian contoh

teladan yang baik (uswatun hasanah) terhadap manusia didik,

Page 77: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

65

terutama anak-anak yang belum mampu berpikir kritis, akan

banyak mempengaruhi pola tingkah laku mereka dalam

kehidupan sehari-hari. Orang tua sebagai pembawa dan pengamal

nilai-nilai agama, kultural, dan ilmu pengetahuan akan

memperoleh manfaat dalam mendidik akhlak dan agama serta

sikap mental anak. Pengaruh proses pendidikan dengan metode

keteladanan akan membuat anak lebih mendapatkan kesan-kesan

mendalam dan diingat dalam jangka lama daripada hanya belajar

dengan teori saja. Pengetahuan yang melekat pada jiwa anak bila

tidak diperoleh melalui praktik dan dipraktikkan semakin lama

semakin berkurang intensitasnya.

Nasihat orang tua akan lebih efektif jika disampaikan

melalui keteladanan. Artinya orang tualah yang menempatkan diri

sebagai sosok teladan bagi anak-anak mereka. Pada dasarnya

anak menirukan atau bercermin kepada orang tuanya. Jika orang

tua berbuat baik maka anaknya akan termotivasi melakukan

semua hal yang baik, begitu pula sebaliknya (Baiquni, 2016:142-

143).

b. Metode Dialogis

Selain menggunakan metode teladan, informan juga

menggunakan metode dialogis, karena informan sangat

menyadari sharing dengan anak, selain responden meminta anak

untuk menceritakan kegiatan apa yang dilakukan bersama teman-

Page 78: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

66

temannya di rumah, di tempat mengaji dan di sekolah. Seperti

yang peneliti temukan pada wawancara berikut ini:

“Kalau pulang sekolah pas lagi nyantai, saya sebisa

mungkin berbicang-bincang dengan anak, ya tentang kegiatan

apa yang dilakukna di sekolah, bagaimana teman-temannya, dan

sebis amungkin saya mengarahkannya. Oh sikap teman yang ini

baik, dan yang itu kurang baik nak.” (Dn, 13/06/2017).

Metode dialogis yang melahirkan sikap saling keterbukaan

antara orang tua dan anak akan mendorong untuk saling berbagi.

Dalam menerapkan metode ini pikiran, kemauan, perasaan, dan

ingatan serta pengamatan akan terbuka. Sehingga orang tua akan

lebih mudah untuk memberikan pesan religious dan akhlak dalam

setiap perbincangan mereka. Atau ketika ada hal yang dirasa

janggal tentu anak akan langsung bertanya pada orang yang dirasa

dekat dengan mereka yaitu orang tua (Arifin, 2011: 153-154).

c. Metode Pembiasaan Diri

Informan juga membiasakan anak sejak kecil untuk

mengerjakan tugas-tugasnya seperti belajar dan mengaji. Seperti

yang peneliti temukan pada wawancara berikut ini:

“Saya mendidik anak dengan cara memberikan contoh-

contoh kecil saja mbak, masuk keluar rumah ya mengucapkan

salam, lewat depan orang menyapa.

Selain saya ya pasti bapaknya yang memberikan pendidikan

akhlak pada anak, karena dengan bekal agama dan akhlak yang

baik maka anak saya akan menjadi anak yan sholih, dan orang

lain belum tentu bisa. Pendidikan formal dan non formal juga

memberikan pendidikan akhlak karena itu kan juga tanggung

jawab dari lembaga itu sendiri. Seperti guru sekolah, guru ngaji,

guru kesenian” (SH, 13/06/2017).

Cara mendidik melalui pembiasaan merupakan metode

yang biasa digunakan oleh responden untuk menanamkan akhlak

Page 79: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

67

pada anak mereka dan rohani serta pembinaan sosial seseorang

tidak cukup nyata dan pembiasaan diri sejak usia dini. Untuk

biasa hidup teratur, disiplin, tolong menolong sesama manusia

dalam kehidupan sosial memerlukan latihan yang kontinyu setiap

hari.

Berbeda dengan perintah, motivasi yang diberikan orang tua

kepada anak agar selalu berbuat kebaikan, membuat ia terobsesi

untuk terus berbuat kebaikan. Maka, harapan orang tua untuk

memiliki anak shalih, berbakti, dan patuh kepada orang tua akan

menjadi sebuah keniscayaan. Apabila orang tau menginginkan

anak bertutur kata santun, maka anak diajarkan bagaimana

beretika menyapa dan berbicara santun. Seperti mengawali

ucapan salam sewaktu menyapa seseorang dan berbicara dengan

nada sesopan mungkin sewaktu bertemu dengan orang lain dan

melakukan pembicaraan (Baiquni, 2016: 149).

d. Metode Nasihat

Ketika bersama, saat anak melakukan hal yang

menyimpang seperti bermain sampai sore. Informan memberikan

nasihat kepada anak untuk tidak mengulanginya lagi. Seperti yang

peneliti temukan pada wawancara berikut ini:

“Saya menasihati anak saya ketika ia melakukan

kesalahan” (Yl, 13/06/2017).

“Dengan memberikan nasihat mbak.i Kalau anak remaja

kok disuruh ya ga bakalan mau. Remaja itu didekati mbak, saat

anak bersikap manja dengan orang tua, anak didekati diberikan

Page 80: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

68

arahan, dan nasihat, biasanya diwaktu ia tidur lalu saya temani”

(SH, 13/06/2017).

Metode ini sebagai penyempurna dari metode pemberian

contoh teladan yang baik (uswatun khassanah), dialogis, maupun

pembiasaan diri karena anak akan lebih bisa mengerti ketika

dalam setiap ajaran yang ditangkap mendapatkan penjelasan dan

teguran, sehingga anak menjadi paham mana yang salah dan

mana yang benar.

2. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di

Lingkungan PSK

Pendidikan dalam keluarga juga sebagai peletakan dasar-dasar

keagamaan. Dalam menentukan dan menanamkan dasar-dasar moral

anak juga tidak kalah penting dengan penanman nilai-nilai keagamaan

dalam pribadi anak. Seperti yang diungkapkan salah satu informan

yang berinisial SW sebagai berikut:

“Ya tentunya sangat penting sekali ya mbak pendidikan akhlak

dalam keluarga saya. Karena itukan sebagai dasar dan modal anak

ya. Dengan saya membatasi pergaulan anak agar anak tidak salah

langkah ya mbak. Namun ketika anak melakuka penyimpangan hal

pertama yang saya lakukan adalah menasihatinya, setelah itu

melakukan pejagaan terhadap anak lebih saya perketat ya mbak.

Soalnya di sini kan „lingkungannya‟ jadi lebih berat dalam mendidik

anak” (SW, 13/06/2017).

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Menanamkan Nilai-

Nilai Pendidikan Akhlak Pada Anak Di Lingkungan PSK

Sebagian besar faktor yang mendukung dan yang menghambat

pendidikan akhlak dalam keluarga di lingkungan pamuria adalah

faktor internal dan eksternal. Salah satu yang mengahmbat pendidikan

Page 81: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

69

akhlak dari dalam diri anak, seperti anak susah diatur, dan faktor

eksternal yaitu pergaulan dengan teman dan lingkungan tempat

tingggal yang merupakan tempat lokalisasi. Seperti yang telah peneliti

temukan dalam hasil wawancara dengan responden:

a. pendukung pendidikan akhlak anak dalam keluarga dari faktor

internal anak melalui bakat serta minat, seperti ungkapan SH

berikut ini:

“Selain saya ya pasti bapaknya yang meberikan pendidikan

akhlak pada anak, karena dengan bekal agama dan akhlak yang

baik maka anak saya akan menjadi anak yan sholih, dan orang lain

belum tentu bisa. kalau orang lain ya belum tentu bisa. Pendidikan

formal dan non formal juga memberikan pendidikan akhlak karena itu

kan juga tanggung jawab dari lembaga itu sendiri. Seperti guru sekolah,

guru ngaji, guru kesenian, kebetulan anak saya suka kesenian jadi untuk

menasihati anak saya saya juga bekerjasama dengan gurunya. Biasanya

guru kesenian juga saya kasih tau, untuk juga menasihati anak saya”

(SH, 13/06/2017).”

b. Faktor penghambat

1) Penghambat pendidikan akhlak anak dalam keluarga dari faktor

internal anak yang berupa sikap melawan, seperti ungkapan Yl

berikut ini:

“Banyak sekali yang menghambat pendidikan akhlak

anak, ya walaupun banyak waktu saya di rumah karena

memang pekerjaan saya sebagai penjahit, dan seharusnya

menjaga dan mengawasi anak lebih banyak waktu. Untuk

mendidik anak saya yang suka ngeyel dan bahkan merengek-

rengek, dan lingkungan yang memang negatif seperti ini, saya

juga harus ekstra membujuk rayu manis dan kadang saya sampe

menangis gitu mbak” (Yl, 13/06/2017).

2) Penghambat pendidikan akhlak anak dalam keluarga dari faktor

eksternal yaitu faktor lingkungan tempat tinggal, seperti

ungkapan SW berikut ini:

Page 82: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

70

“Faktor yang mengahmbat pendidikan akhlak anak

adalah faktor lingkungan dan pergaulan, apalagi lingkungan di

sini adalah „lingkungan‟ yan begini mbak, saya harus benar-

benar mengawasi anak, mengawasi pergaulannya” (SW,

13/06/2017).

3) Penghambat pendidikan akhlak anak dalam keluarga dari faktor

eksternal yaitu faktor pergaulan, seperti ungkapan Ng berikut

ini:

“Yang menjadi kendala ketika mendidik akhlak anak

adalah anak terpengaruh pergaulan teman bermainnya. Untuk

mengantisipasinya saya membatasi ruang gerak anak, saya

membatasi anak main di luar rumah. Dengan lebih

mendisiplinkan anak, dan agar anak bisa tau waktu, kapan

bermain, kapan belajar, dan kapan mengaji. Yang paling

berpegaruh itu adalah pergaulan, ya karena jelas mbak teman

itu paling mempengaruhi” (Ng, 13/06/2017).

Dalam keluarga, orang tua memiliki kewajiban mengajarkan

ilmu agama dan ilmu akhlak kepada anak. Orang tua bertanggung

jawab memperkenalkan anak mereka bagaimana cara berperilaku

yang baik. Beberapa solusi yang diambil oleh para informan karena

permasalahan di atas:

a. mempelajari dan mengajarkan ilmu akidah kepada anak

b. mempelajari dan memperkenalkan ilmu akhlak kepada anak

c. menanamkan sikap cinta beribadah kepada Allah SWT

d. menjadikan diri sebagai teladan yang baik

e. menghidupkan tradisi musyawarah dalam keluarga

f. memotivasi dalam keluarga

g. penuh pengertian (Baiquni, 2016).

Page 83: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan akhlak pada anak di lingkungan pekerja PSK dilakukan

dengan menggunakan metode uswatun khasanah, metode dialogis,

metode pembiasaan diri, dan metode nasihat.

2. Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak di lingkungan

pekerja PSK dilakukan dengan pembatasan pergaulan anak,

mengontrol perilaku anak, memilih teman pergaulan, pembiasaan

mengaji, memberikan nasihat, teguran, pendidikan yang baik,

melibatkan anak ke dalam keluarga, serta bekerjasama dengan pihak

sekolah, mengaji, dan tempat les.

3. Faktor pendukung pendidikan akhlak anak di lingkungan pekerja PSK

melalui bakat serta minat anak yang kuat.

4. Sedangkan faktor penghambat pendidikan akhlak pada anak di

lingkungan pekerja berupa sikap melawan, dan berasal dari luar yaitu

lingkungan tempat tinggal dan pergaulan.

Page 84: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

72

B. Saran

Berdasarkn kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka penulis

mengajukan beberapa saran guna perkembangan selanjutnya ke arah yang

lebih baik.

1. Orang Tua

Pendidikan akhlak pada anak harus benar-benar dilakukan

dengan semaksimal mungkin, agar anak tumbuh dan berkembang

menjadi pribadi yang yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam.

2. Pembaca

Diharapkan studi tentang pendidikan akhlak pada anak dalam

keluarga PSK di Bandungan, Kabupaten Semarang, dapat

disempurnakan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dari segi

lain, sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap pada

pendidikan akhlak.

Page 85: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

73

DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Nur. (2010). Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Al-Rasyidin dan Nizar, Samsul. (2005). Filsafat Pendidikan Islam

Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press.

Arifin, H.M. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Baiquni, Ahmad Nizar. (2016). Jika Salah dan Mendidik

Anak.Yogyakarta: Sabil.

Basri, Hasan dan Saebani, Beni Ahmad. (2010). Ilmu Pendidikan Islam

(Jilid II). Bandung: Pustaka Setia.

Bustan, Radhiya, dkk. Pengaruh Pendidikan Islam Terhadap Kecerdasan

Spiritual Pada Remaja Yang Tinggal di Lingkungan Pekerja Seks

Komersial (PSK) Tanah Abang Jakarta Pusat. Jurnal Al-Azhar

Indonesia seri Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2013.

Daradjat, Zakiah. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara.

Damayanti, Deni. (2014). Panduan Implementasi Pendidikan Karakter Di

Sekolah. Yogyakarta: Araska.

Hafidzh, Muhammad Nur Abdul. (1997). Mendidik Anak Bersama

Rasulullah. Bandung: Al-Bayan.

Hafidz, Muhammad dan Kastolani. (2009). Pendidikan Islam Antara

Tradisi dan Modernitas. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Ihsan, Fuad. 2013. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kartini, Kartono. 1989. Psikologi Abnormalitas seksual. Bandung: Mandar

Maju.

Koentjoro. (2004). Tutur dari Sarang Pelacur. Yogyakarta: CV Qalam.

Langgulung, Hasan. 1995. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Husna Zikra.

Moleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Page 86: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

74

Muin, Abdul M. (1996). Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Musnawar, Tohari, dkk. (1992). Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan

Konseling Islami.Yogyakarta: UII Press.

Nata, Abudin. (2010). Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Islam

Filsafat. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Nizar. (2005). Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam:

Potret Timur Tengah Era Awal dan Indonesia: Sejarah Pendidikan

Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Ridho, Muhammad Tamyiz. 2014. Skripsi: Perkawinan Wanita Hamil

Akibat Zina (Menurut Undang-Undang Tahun 1974 dan Fatwa

MUI DKI tahun 2000). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Ar-Ruzz.

Syafei, M. Sahlan. (2006). Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Syam, Noor, dkk. (1981). Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya:

Usaha Nasional.

Uhbiati, Nur. (2009). Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak Dalam

Kandungan Sampai Lansia. Semarang: Walisongo Press.

Ulwan, Abdullah Nasih. (1981). Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam.

Semarang: Asy-Syifa’.

AM Wibowo - EDUKASIA ISLAMIKA, 2017 - e-

journal.iainpekalongan.ac.id.

DA Dicky - 2017 - eprints.iain-surakarta.ac.id

eprints.undip.ac.id/11120/1/INTISARI.pdf

eprints.walisongo.ac.id/350

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871-

NUHRI-FITK.pdf

https://www.bing.com/search?q=Pendidikan+Karakter+Melalui+TPQ+Mif

tahul+Huda+Pada+Anak+di+Lingkungan+Lokalisasi+Kampung+B

Page 87: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

75

aru+Desa+Sukodadi+Kecamatan+Kabuh+Kabupaten+Jombang%E

2%80%9D.&FORM=EDGNNC&PC=LCTS

karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/HKn/article/view/45240

M Yusuf – Skripsi, 2015 – Perpus.iainsalatiga.ac.id

R Bustan, E Sutiasasmita, H Arief – SERI HUMANIORA, 2013 –

jurnal.uai.ac.id.

s iVayatun – Skripsi, 2012 – STAIN Salatiga.

Wikipedia Bahasa Indonesia.

Page 88: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. Identitas Diri

Nama : Siti Lailatul Munawaroh

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 02 Agustus 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : RT 01/ RW 05 Dusun Larangan,

Desa Lanjan, Kecamatan

Sumowono, Kabupaten Semarang

Tempat Penelitian : Kelurahan Bandungan, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang

B. Orang Tua

Ayah : Suroto

Ibu : Siti Maimonah

Pekerjaan : Petani

C. Pendidikan

1. RA Perwanida 1 lulus tahun 1998

2. SD Negeri Lanjan 01 lulus tahun 2007

3. SMP Negeri 1 Sumowono lulus tahun 2010

4. SMA Negeri 1 Ambarawa lulus tahun 2013

5. IAIN Salatiga

Page 89: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan
Page 90: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

2

Page 91: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

3

Page 92: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

4

Page 93: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

5

Page 94: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

6

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Orang tua dari keluarga yang tinggal di lingkungan

pramuria

Judul Penelitian : Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada

Anak Dalam Keluarga Pramuria (Studi Kasus di

Bandungan, Kabupaten Semarang Tahun 2017)

No Konsep Indikator Pertanyaan

1 Pendidikan akhlak pada

anak dalam keluarga di

lingkungan pramuria

Waktu 1. Pada waktu apa saja Anda

memberikan pendidikan

akhlak pada anak?

Cara 2. Bagaimana cara Anda dalam

memberikan pendidikan

akhlak pada anak?

3. Apakah Anda juga

menerapkan metode

keteladanan dalam memberi

pendidikan akhlak pada

anak? Jelaskan!

Subjek 4. Siapa saja yang memberi

pendidikan akhlak pada anak

dalam keluarga Anda?

Jelaskan!

Page 95: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

7

Media 5. Media apa saja yang Anda

gunakan dalam memberikan

pendidikan akhlak pada

anak?

Guru agama 6. Selain Anda, siapa saja yang

memberikan pendidikan

akhlak pada anak?

2. Faktor pendukung dan

penghambat dalam

menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak pada

anak dalam keluarga di

lingkungan pramuria

Kesulitan

yang

dialami

7. Kesulitan apa saja yang Anda

alami dalam memberikan

pendidikan akhlak pada

anak?

Cara

mensikapi

kesulitan

8. Bagaimanakah solusi Anda

bila mendapati kesulitan

dalam memberikan

pendidikan akhalak pada

anak? Jelaskan!

Faktor

berpengaruh

9. Faktor apa saja menurut

Anda yang paling

berpengaruh terhadap

pendidikan akhlak anak?

Sebut dan jelaskan!

Page 96: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

8

3. Penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak pada

anak dalam keluarga di

lingkungan pramuria

Pentingnya

pendidikan

akhlak

10. Seberapa pentingkah

pendidikan akhlak dalam

keluarga Anda? Jelaskan!

Lembaga

pendidikan

11. Anda percayakan kepada

siapa sajakah pendidikan

akhlak dalam keluarga?

Batasan

pergaulan

12. Apakah Anda membatasi

pergaulan anak? Mengapa?

Sikap orang

tua

13. Bagaimanakah sikap Anda

ketika mengetahui anaknya

melakukan penyimpangan?

WAWANCARA

1. Pada waktu apa saja Anda memberikan pendidikan akhlak pada anak?

2. Bagaimana cara Anda dalam memberikan pendidikan akhlak pada anak?

3. Apakah Anda juga menerapkan metode keteladanan dalam memberi

pendidikan akhlak pada anak?

4. Siapa saja yang memberi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga

Anda? Jelaskan!

5. Media apa saja yang Anda gunakan dalam memberikan pendidikan akhlak

pada anak?

Page 97: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

9

6. Selain Anda, siapa saja yang memberikan pendidikan akhlak pada anak?

7. Kesulitan apa saja yang Anda alami dalam memberikan pendidikan akhlak

pada anak?

8. Bagaimanakah solusi Anda bila mendapati kesulitan dalam memberikan

pendidikan akhalak pada anak? Jelaskan!

9. Faktor apa saja menurut Anda yang paling berpengaruh terhadap

pendidikan akhlak anak? Sebut dan jelaskan!

10. Seberapa pentingkah pendidikan akhlak dalam keluarga Anda? Jelaskan!

11. Anda percayakan kepada siapa sajakah pendidikan akhlak dalam keluarga?

12. Apakah Anda membatasi pergaulan anak? Mengapa?

13. Bagaimanakah sikap Anda ketika mengetahui anaknya melakukan

penyimpangan?

Page 98: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

10

DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN

Page 99: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

11

Page 100: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

12

Page 101: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

13

Page 102: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

14

Page 103: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

15

Page 104: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

16

Nama/NIP Keterangan

Nanang Septiyanto, S. Sos.

NIP. 19590927 198607 1 001 Camat

Eko Purwanto, S. Sos.

NIP. 19700605 199003 1 013 Sekretariat

Mariyamah, SH.

NIP. 19710409 199203 2 004 Subbagian Perencanaan Dan Keuangan

LAMPIRAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN BANDUNGAN

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

CAMAT

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN

PERENCANAAN

DAN KEUANGAN

SUBBAGIAN UMUM

DAN

KEPEGAWAIAN

SEKSI

KETENTRAMAN DAN

KETERTIBAN UMUM

SEKSI

KESEJAHTERAAN

RAKYAT

SEKSI TATA

PEMERINTAH

AN

SEKSI

PEMBANGUNAN

DAN

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

DAN DESA

LURAH

SEKRETARIS

LURAH

SEKSI PEMBANGUNAN

DAN KESEJAHTERAAN

RAKYAT

SEKSI TATA

PEMERINTAHAN DAN

KETERTIBAN

MASYARAKAT

Page 105: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

17

R. Wisanggeni H., S. Sos.

NIP. 19680630 199103 1 006 Subbagian Umum Dan Kepegawaian

Woro Hendryaswati P., S.Sos.

NIP. 19650515 198607 2 002 Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan

Yohanes Wendy H., SE.

NIP. 19680630 199103 1 006

Seksi Pembangunan Dan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Desa

Waziroh, S. Sos.

NIP. 19630320 198709 2 002 Seksi Kesejahteraan Rakyat

Totok Muharto, SH.

NIP. 19650523 198611 1 001

Seksi Ketentraman Dan Ketertiban

Umum

Adiarso, S.TP.

NIP. 19620609 198603 1 019 Lurah

R. Wisanggeni H., S. Sos.

NIP. 19680630 199103 1 006

Sekretaris Lurah

Yusuf Premono, SE.

NIP. 19750112 199603 1 002

Seksi Tata Pemerintahan Dan Ketertiban

Masyarakat (Kelurahan)

Mu’is Abdilah, S.Kom.

NIP. 19790812 199903 1 00

Seksi Pembangunan Dan Kesejahteraan

Rakyat (Kelurahan)

Sumber: Kantor Kecamatan Bandungan, 2017

Page 106: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

18

LAMPIRAN DATA KEPENDUDUKAN KELURAHAN BANDUNGAN

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

Jumlah Penduduk Kelurahan Bandungan Menurut Kelompok Umur

No. Umur (Tahun)

Jumlah

L P Jumlah

1. 0-4 288 272 560

2. 5-9 348 336 682

3. 10-14 310 278 588

4. 15-19 310 268 596

5. 20-24 311 309 620

6. 25-29 281 310 591

7. 30-34 372 366 738

8. 35-39 371 353 724

9. 40-44 316 322 638

10. 45-49 273 295 568

11. 50-54 223 249 472

12. 55-59 210 207 417

13. 60-64 180 141 321

14. 65-69 116 87 203

15. 70-74 61 71 132

16. >75 81 102 183

Jumlah 4.049 3.984 8.033

Sumber: Kanntor Kelurahan Bandungan, 2017

Page 107: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

19

Jumlah Penduduk Kelurahan Bandungan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan

Jumlah Penduduk

L P Jumlah

1.

Akademi/Diploma

III/S.Muda

38 40 78

2. Belum Tamat SD/Sederajat 880 880 1.760

3. Diploma I/II 7 13 20

4. Diploma IV/Strata I/SI 101 95 196

5. SLTA/Sederajat 498 514 1.169

6. SLTP/Sederajat 498 514 1.012

7. Tamat SD/Sederajat 8 2 10

8. Strata II/SII 932 906 1.838

9. Tidak/Belum Sekolah 962 988 1.950

Jumlah 4.049 3.984 8.033

Sumber: Kantor Kelurahan Bandungan, 2017

Jumlah Penduduk Kelurahan Bandungan Berdasarkan Mata

Pencaharian

No. Pekerjaan

Jumlah

L P Jumlah

1. Belum/Tidak Bekerja 886 855 1.741

2. Bidan 0 2 2

3. Buruh Harian Lepas 262 185 447

Page 108: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

20

4. Buruh Peternakan 1 0 1

5. Buruh Tani/Perkebunan 24 18 31

6. Guru 13 18 31

7. Karyawan BUMN 4 0 4

8. Karyawan Swasta 697 537 1.234

9. Polri 3 0 3

10. Mengurus Rumah Tangga 0 586 586

11. Pedagang 6 19 25

12. PNS 32 18 50

13. Pelajar/Mahasiswa 604 480 1.084

14. Pendeta 4 2 6

15. Pensiunan 25 19 44

16. Penyiar TV 1 0 1

17. Perawat 0 1 1

18. Perdagangan 22 106 128

19. Petani/Pekebun 681 588 1.269

20. Peternak 0 1 1

21. Sopir 5 0 5

22. TNI 3 0 3

23. Tukang Jahit 0 1 1

24. Wiraswasta 776 547 1.323

25. Lainnya 0 1 1

Page 109: PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3890/1/FIX,..mbak yu....pdflingkungan PSK tentunya tidak mudah, penelitian ini bertujuan

21

Jumlah 4.049 3.984 8.033

Sumber: Kantor Kelurahan Bandungan, 2017

Jumlah Penduduk Kelurahan Bandungan Berdasarkan Agama

Kelompok Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah

Islam 3613 3505 7120

Kristen 269 293 653

Katholik 159 181 340

Hindu 4 3 7

Budha 2 1 3

Khonghucu 0 0 0

Aliran Kepercayaan 0 0 0

Jumlah 8033

Sumber: Kantor Kelurahan Bandungan, 2017