3
Faktor Resiko 1. Infeksi sistemik maupun fokal (otitis media, tuberculosis paru-paru, demam tifoid) 2. Trauma dan tindakan tertentu (fraktur basis cranii, pungsi, tindakan bedah saraf) 3. Penyakit darah dan hati 4. Kelainan yang berhubungan dengan immunosuppression (alkoholisme, diabetes melitus) 5. Pemakaian bahan-bahan yang menghambat pembentukan antibody (antibody response) 6. Gangguan/kelainan ginekologi

Penatalaksanaan Dan Faktor Resiko

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tatalaksana

Citation preview

Faktor Resiko

Faktor Resiko1. Infeksi sistemik maupun fokal (otitis media, tuberculosis paru-paru, demam tifoid)2. Trauma dan tindakan tertentu (fraktur basis cranii, pungsi, tindakan bedah saraf)3. Penyakit darah dan hati4. Kelainan yang berhubungan dengan immunosuppression (alkoholisme, diabetes melitus)5. Pemakaian bahan-bahan yang menghambat pembentukan antibody (antibody response)6. Gangguan/kelainan ginekologi

Tatalaksana1.Pengobatan Sitomatisa) Diazepam IV: 0,2-0,5 mg/kg/dosis dan dilanjutkan denganb) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali seharic) Untuk menurunkan panas:-Antipiretika (parasetamol atau salisilat 10mg/kg/dosis)-Kompres dengan aird) Pengobatan Suportif:-Cairan intravena-Zat asam, usahakan agar konsentrasi O2 berkisar 30-50%

2.Obat Anti Inflamasia) Meningitis tuberkulosa:-Isoniazid 10-20 mg/kg/24 jam secara oral-Rimfamisin 10-15 mg/kg/24 jam secara oral-Steptomisin sulfat 20-40 mg/kg/24 jamb) Meningitis Bakterial-Ampisilin 150-200 mg/kg/24 jam IV-Sefalosforin generasi ke 3

3.Lakukan pemantauan ketat pada:-tekanan darah-respirasi-nadi-produksi air kemih-faal hemostasis