Upload
vanny-resi
View
32
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BALAI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
YOGYAKARTA
PELAKSANAAN APBDES
PELAKSANAA
N
ANGGARAN
PENDAPATAN
DESA
PELAKSANAAN
ANGGARAN
PEMBELANJAA
N
DESA
PELAKSANAA
N
ANGGARAN
PEMBIAYAAN
DESA
PENATAUSAHAAN
PENATAUSAHAAN
PENERIMAAN
PENATAUSAHAAN
PENGELUARAN
PERTANGGUNGJAWABAN PERTANGGUNGJAWABAN
PROSEDUR ?
PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
•Bendahara desa wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan.
•Penatausahaan yang dilakukan menggunakan Buku Kas Umum dan Buku Kas Pembantu Obyek Penerimaan.
•Penerimaan dapat dilakukan dengan cara :
a. disetor oleh bendahara desa
b. disetor langsung oleh pihak ketiga ke bank yg ditunjuk
c. dipungut oleh petugas pemungut
•Penerimaan dibuktikan dengan :
a. Karcis pungutan yg disyahkan Kepala Desa
b. Surat Tanda Bukti Pembayaran oleh pihak ke tiga
c. Bukti pembayaran lainnya yang syah
•Penerimaan oleh bendahara desa harus disetor
ke kas desa paling lambat tujuh hari kerja
dibuktikan dengan surat tanda setoran.
•Rekening kas desa dibuka oleh Pemerintah
Desa di bank Pemerintah atau bank
Pemerintah Daerah atas nama Pemerintah
Desa, dalam hal ini spesimen atas nama
Kepala Desa dan Bendahara Desa dengan
jumlah rekening sesuai kebutuhan.
PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMAAN
•Bendahara Desa wajib mempertangungjawabkan
penerimaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya melalui laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada Kepala
Desa paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya.
•Laporan pertanggungjawaban penerimaan
dilampiri :
a. Buku Kas Umum
b. Buku Kas Pembantu Perincian Obyek
Penerimaan
c. Bukti Penerimaan lain yg syah
PROSEDUR PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
1.Prosedur penatausahaan penerimaan terdiri dari :a. prosedur penerimaan setoran melalui bendahara desa adalah penyetoran langsung melalui bendahara desa oleh pihak ketiga.b. prosedur penerimaan setoran melalui bank adalah penyetoran melalui bank oleh pihak ketiga.2.Prosedur penerimaan setoran melalui bendahara desa :
a. pihak ketiga/penyetor mengisi Surat Tanda Setoran (STS)/tanda bukti lain. b. Bendahara desa menerima uang dan mencocokan dengan STS dan tanda bukti lainya.c. Bendahara desa mencatat semua penerimaand. Bendahara desa menyetor penerimaan ke rekening kas desa
e. Bendahara desa dilarang membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan pelaksanaan APBDes.f. Bukti setoran dan bukti penerimaan lainnya harus dipertanggungjawabkan kepada Kepala Desa.g. Bendahara desa dilarang menyimpan uang, cek atau surat berharga, kecuali telah diatur melalui peraturan perundang-undangan.
3. Prosedur penerimaan setoran melalui bank adalah :a. Bank yg ditunjuk oleh Pemerintah Desa dlm rangka menyimpan uang dan surat berharga lainnya yang ditetapkan sebagai rekening kas desa.b. pihak ketiga/penyetor mengisi STS/tanda bukti lain sesuai ketentuan yg berlaku.
d. Dokumen yg digunakan oleh bank meliputi :
1) STS/Slip setoran
2) Bukti penerimaan lain yg syah
e. Pihak ketiga/penyetor menyampaikan pemberitahuan
penyetoran yg dilakukan melalui bank kepada bendahara
desa dengan dilampiri bukti penyetoran/slip setoran bank
yg syah.
f. Bendahara desa mencatat semua penerimaan yg disetor
melalui bank di Buku Kas Umum dan Buku Pembantu bank
berdasarkan bukti penyetoran/slip setoran bank
4. Pihak yg terkait dalam penatausahaan penerimaan :
a. Kepala Desa (pemegang kekuasaan PKD)
b. Sekretaris Desa (pelaksana teknis PKD)
c. Bendahara Desa
d. Perangkat Desa lain (pelaksana)
e. Bank
5. Dokumen yg digunakan dalam penatausahaan
penerimaan :
a. Buku Kas Umum
b. Buku Kas Pembantu Perincian Obyek Penerimaan
c. Surat Tanda Setoran
d. Bukti Penerimaan lainnya
e. Buku simpanan/bank
1.Bendahara desa membuat laporan
pertanggungjawaban penerimaan untuk
disampaikan kepada Kepala Desa melalui
Sekretaris Desa paling lama tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya.
2.Kepala Desa selaku pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa melakukan verifikasi,
evaluasi, dan analisis.
3.Berdasarkan hasil verifikasi, evaluasi dan analisis
Kepala Desa mengesahkan laporan
pertanggungjawaban
PENATAUSAHAAN PENGELUARAN
•Bendahara Desa wajib menyelenggarakan penatausahaan
seluruh pengeluaran
•Dokumen yang digunakan Bendahara Desa dalam
melaksanakan penatausahaan pengeluaran adalah :
a. Buku Kas Umum
b. Buku Kas Pembantu Perincian Obyek Pengeluaran
•Dokumen penatausahaan pengeluaran harus disesuaikan
dengan Peraturan Desa tentang APBDes maupun
Peraturan Desa Perubahan APBDes.
•Pengajuan SPP harus disetujui oleh Kepala Desa melalui
PTPKD.
•Kepala Desa meneliti kelengkapan dokumen SPP yg
diajukan oleh pelaksana kegiatan agar pengeluaran yg
diajukan tidak melampaui pagu dan memenuhi
persyaratan yg ditetapkan dalam ketentuan/peraturan
perundang-undangan.
•Dalam hal dokumen SPP yang diajukan lengkap dan
sah, Kepala Desa menerbitkan SPM dan apabila tidak
lengkap Kepala Desa dapat menolak menerbitkan SPP.
PERTANGGUNGJAWABAN PENGELUARAN
•Bendahara Desa dapat menyimpan uang tunai paling
banyak sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan
selebihnya di setor ke rekening kas desa.
•Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan
penggunaan uang yang menjadi tanggungjawabnya
melalui laporan pertanggungjawaban pengeluaran
kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya.
•Laporan pertanggungjawaban harus dilampiri :
a. Buku Kas Umum
b. Buku Kas Pembantu Perincian Obyek Pengeluaran
disertai bukti pengeluaran yg sah
c. Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas negara
PROSEDUR PENATAUSAHAAN PENGELUARAN
1.Prosedur penatausahaan pengeluaran terdiri dari :
a. Prosedur penerbitan SPP (Surat Permintaan Pembayaran).
b. Prosedur penerbitan SPM (Surat Perintah Membayar)
c. Prosedur pertanggungjawaban penggunaan dana (SPJ)
2.Prosedur penerbitan SPP adalah :
a. Bendahara mengajukan SPP kepada Kepala Desa melalui
Sekretaris Desa.
b. Pengajuan SPP dilengkapi dengan daftar rincian rencana
penggunaan dana dan lampiran lain yg diperlukan.
3.Prosedur penerbitan SPM adalah :
a. SPP yg diajukan diteliti kelengkapan dan keabsahannya
oleh Kepala Desa.
b. SPP yg dinyatakan lengkap dan sah diterbitkan SPM, bilamana
tidak lengkap dan tidak sah ditolak dan dikembalikan untuk
diperbaiki.
4. Pihak yang terkait dalam penatausahaan pengeluaran :
a. Kepala Desa (pemegang kekuasaan PKD)
b. Sekretaris Desa (pelaksana teknis PKD)
c. Bendahara Desa
d. Perangkat Desa lain (pelaksana)
5. Dokumen yang digunakan :
a. Buku Kas Umum
b. Buku Kas Pembantu Perincian Obyek Pengeluaran
c. SPP
d. Register SPP
e. SPM
f. Register SPM
g. Buku bantu bank
h. Buku bantu pajak
i. Berita Acara Pemeriksaan Kas
j. Laporan pertanggungjawaban pengeluaran
PROSEDUR PERTANGGUNGJAWABAN
PENGELUARAN
1.Bendahara desa membuat laporan pertanggungjawaban
pengeluaran untuk disampaikan kepada Kepala Desa
melalui Sekretaris Desa paling lama tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya.
2.Kepala Desa selaku pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan desa melakukan verifikasi, evaluasi, dan
analisis.
3.Berdasarkan hasil verifikasi, evaluasi dan analisis
Kepala Desa mengesahkan laporan
pertanggungjawaban
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
•Tanda bukti tidak terdapat cacat, angka dan huruf
harus sama, tidak ada tanda penghapusan/tipe ex.
•Buku yang dipergunakan harus bersih, rapi dan
tidak cacat
•Pada setiap halaman buku diberi nomor urut dan di
paraf oleh bendahara desa
KELENGKAPAN SPJ
•Lampiran SPJ penghasilan (misalnya tunjangan, uang
penghargaan, upah tenaga kerja, dll) meliputi :
1. Bend 26 (bukti pengeluaran kas)
2. daftar penerimaan, dilampiri Keputusan Kades
•Lampiran SPJ uang sidang meliputi :
1. Bend 26
2. Undangan
3. Daftar Hadir
4. daftar penerimaan, dilampiri Keputusan Kades ttg
besaran uang sidang
KELENGKAPAN SPJ
•Lampiran SPJ honorarium meliputi :
1. Bend 26 (bukti pengeluaran kas)
2. daftar penerimaan, dilampiri Keputusan Kades ttg pembentukan tim
•Lampiran SPJ pembelian barang meliputi :
1. Bend 26
2. kwitansi
•Lampiran SPJ pembayaran yang bersifat langganan (listrik, telepon, koran, PBB, dll) meliputi :
1. Bend 26
2. Tagihan rekening/sejenisnya
3. Kwitansi
KELENGKAPAN SPJ
•Lampiran SPJ belanja snack meliputi :
1. Bend 26 (bukti pengeluaran kas)
2. Undangan
3. Daftar hadir
4. Notulen
5. Kwitansi
•Lampiran SPJ perjalanan dinas meliputi :
1. Bend 26
2. Surat Perintah Tugas
3. SPPD
4. Undangan
5. Laporan hasil perjalanan dinas
TEMUAN- TEMUAN:
•1. TEMUAN KERUGIAN DESA
oPungutan desa tidak disetor ke kas desa.
oSelisih kurang antara saldo buku dengan saldo
kas.
oKemahalan harga dalam pelaksanaan
pembangunan.
oPelaksanaan kegiatan melebihi APBDes/tidak
ada dalam APBDes
2. Kesalahan Administrasi.
•Kepala Desa tidak melakukan pemeriksaan,
Minimal 3 bulan sekali.
•Pertanggungjawaban bendahara desa tidak
dibuat.
•Pencatatan BKU maupun buku pembantu per
objek tidak dilaksanakan.
3. TEMUAN LAIN-LAIN
•BKU Hilang diambil orang gila dan dicuri oleh
oknum tidak bertanggung jawab.
•Pekerjaan diluar tugas perangkat desa yang
kadang menganggu kinerja sebagai perangkat
desa.
•Penggunaan dana oleh oknum perangkat desa.
•Ketidakharmonisan antara BPD dengan
pemerintah desa.
Pada sisi yang lain, pengelolaan dan
pengunaan keuangan desa dapat menjadi
faktor kriminogen :
1. Apabila pengelolaan dan penggunaannya
disalahgunakan dan dipandang sebagai “Kue yang dapat
disantap”,
2. Bagi siapa saja yang menyalahgunakan pengelolaan
dan penggunaan Dana dapat dikenai sanksi pidana.
3. Sanksi pidana berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tipikor, sebagai berikut :
•Pasal 2 Ayat (1)
Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan Negara atau Perekonomian
Negara, dipidana dengan pidana penjara minimal 4
(empat) tahun dan denda Rp. 200 juta.
•Pasal 3
Setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara
atau perekonomian Negara, dipidana dengan penjara
minimal 1 (satu) tahun dan atau denda Rp. 50 juta.
•Pasal 8
Pegawai Negeri atau orang selain Pegawai Negeri
yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum
secara terus-menerus atau untuk sementara waktu,
dengan sengaja menggelapkan uang atau surat
berharga yang disimpan karena jabatannya, atau
membiarkan uang atau surat berharga tersebut
diambil atau digelapkan orang lain, atau membantu
dalam melakukan perbuatan tersebut, dipidana
penjara minimal 3 (tiga) tahun dan denda minimal Rp.
150 juta.
•Pasal 9
Pegawai Negeri atau orang selain Pegawai Negeri
yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum
secara terus-menerus atau untuk sementara waktu,
dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-
daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi,
dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
denda Rp. 50 juta
TERIMA KASIH