122
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH MODUL Penatausahaan BMD Penulis: Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan Widyaiswara Muda Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan Penilai: Arvan Carlo Djohansjah Widyaiswara Muda Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN 2010

PENATAUSAHAAN BMD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Penatausahaan BMD

Citation preview

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASIPENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

MODUL

Penatausahaan BMD

Penulis:Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan

Widyaiswara MudaPusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

Penilai:Arvan Carlo Djohansjah

Widyaiswara MudaPusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGANKEUANGAN

2010

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya

atas berkat rakhmat-Nyalah kita semua masih diberikan kesempatan untuk

menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Begitu

pula dengan modul diklat ini yang tanpa restu-Nya tidak akan terselesaikan

dengan baik.

Modul “Penatausahaan Barang Milik Daerah” ini disusun oleh Saudara

Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan dengan penilai Saudara Arvan Carlo

Djohansjah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Kekayaan Negara

dan Perimbangan Keuangan Nomor: KEP.01/PP.6/2010 tanggal 4 Januari 2010

tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul Pelatihan Percepatan

Akuntabilitas dan Keuangan Daerah dan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta

Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah. Modul ini

disusun dengan maksud guna membantu pencapaian tujuan pembelajaran

dalam diklat tersebut.

Akhirnya, semoga Modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini dapat

bermanfaat bagi peserta diklat khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Jakarta, November 2010

Kepala Pusat Pendidikan danPelatihan Kekayaan Negaradan Perimbangan Keuangan,

Syamsu SyakbaniNIP 195902241980031001

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... iii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. iv

DAFTAR BAGAN ………………………………………………………………....….. v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………….. vi

PETA KONSEP MODUL …………………………………………………………… vii

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2. Deskripsi Singkat …………………………………………………… 2

1.3. Prasyarat Kompetensi ……………………………………………… 2

1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar …………………….. 3

1.5. Relevansi Modul …………………………………………………….. 4

2. KEGIATAN BELAJAR 1 ; Dasar Hukum, Pengertian, danPenatausahaan Barang Milik Daerah2.1. Indikator Hasil Belajar ……………………………………………….. 5

2.2. Dasar Hukum Penatausahaan Barang Milik Daerah………………. 5

2.3. Pengertian dan Ruang Lingkup Penatausahaan Barang Milik

Daerah ...............................................…………….…………………. 8

2.4. Sasaran Penatausahaan BMD.........………………………………… 10

2.5. Tujuan Penatausahaan Barang Milik Daerah …………………….. 12

2.6. Pengertian dan Tujuan Sensus Barang Milik Daerah ……………. 12

2.7. Latihan ..........…………………………………………………………. 13

2.8. Rangkuman ……................…........................................................ 14

2.9. Tes Formatif ….............................................................…………. 14

2.10. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………… 17

3. KEGIATAN BELAJAR 2 ; Inventarisasi dan Sensus Barang MilikDaerah3.1. Indikator Hasil Belajar ……………………………………………… 19

3.2. Inventarisasi Barang Milik Daerah …………………………………. 19

3.3. Sensus Barang Milik daerah …………………................………….. 23

iv

3.4. Latihan …………………………………………………………………. 35

3.5. Rangkuman ……………………………………………………………. 35

3.6. Tes Formatif ……………………………………………………………. 38

3.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 41

4. KEGIATAN BELAJAR 3 ; Pengamanan dan Pemeliharaan Barang MilikDaerah4.1. Penggolongan Barang Milik Daerah ………………………………. 42

4.2. Latihan ………………………………………………………………….. 54

4.3. Rangkuman …………………………………………………………… 54

4.4. Tes Formatif …………………………………………………………… 55

4.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 58

5. KEGIATAN BELAJAR 4 ; Pencatatan Pada Kartu Inventaris Barang(KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR)5.1. Kartu Inventaris Barang (KIB) ……………………………………… 60

5.2. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) …………………….....……………. 80

5.3. Daftar Barang Milik Daerah ………..…………................………….. 83

5.4. Latihan …………………………………………………………………. 83

5.5. Rangkuman ……………………………………………………………. 83

5.6. Tes Formatif ……………………………………………………………. 84

5.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 87

6. KEGIATAN BELAJAR 5 ; Pelaporan Barang Milik Daerah6.1. Mekanisme Pelaporan Barang Milik Daerah ……………………… 88

6.2. Laporan Barang Milik Daerah ……………………........……………. 90

6.3. Latihan …………………………………………………………………. 97

6.4. Rangkuman ……………………………………………………………. 97

6.5. Tes Formatif ……………………………………………………………. 97

6.6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 101

TES SUMATIF ………………………………………………………………………… 103

KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………… 108

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 109

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Buku Inventaris …………………………...........................………… 36

Tabel 2.2 Rekapitulasi Buku Inventaris (Rekap Hasil Sensus......................... 37

Tabel 4.1 Kode Provinsi …………………………...........................………….... 45

vi

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Kode Lokasi Barang ……………………...........................………… 44

Bagan 4.2 Kode Barang.................................................................................... 51

Bagan 6.1 Alur Pencatatan Barang Milik Daerah…........................………….... 88

Bagan 6.1 Alur Pelaporan Barang Milik Daerah…..........................………….... 89

v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Cara BelajarAgar peserta diklat dapat mengikuti mata pelajaran ini dengan baik dan

mencapai hasil belajar yang maksimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai acuan

penatausahaan Barang Milik Daerah;

2. Lakukan diskusi dalam kelompok belajar untuk memperoleh pemahaman

terhadap isi materi dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam

modul ini;

3. Pelajari rangkuman dan selesaikan latihan-latihan yang dimuat pada tiap

Kegiatan Belajar dalam modul ini;

4. Kerjakan tes formatif untuk tiap-tiap kegiatan belajar, kemudian lakukan

umpan balik dengan mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban

yang telah disediakan dalam modul ini.

B. Perlengkapan/referensi yang DisiapkanAgar mencapai hasil yang maksimal, perlengkapan yang perlu disiapkan

oleh peserta dan pengajar dalam mempelajari modul ini adalah:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D;

4. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah;

5. Peraturan daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;

6. Peraturan daerah tentang Penatausahaan Barang Milik Daerah;

7. Peraturan daerah tentang Sensus Barang Milik Daerah;

8. Kasus-kasus mengenai penatausahaan Barang Milik Daerah.

vi

PETA KONSEP

MODUL PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

Dasar hukum penatausahaan BMD

Pengertianinventarisasi dan

sensus

Daftar BarangPengguna/Kuasa

Pengguna

Penggolongan danKodefikasi

Pengertianpembukuan

Pengertianpelaporan

penghapusan

Pencatatan pada KIBdan KIR

Pelaksanaaninventarisasi

Tahappersiapan

Daftar rekapitulasiInventaris dan Daftar

Mutasi Barang

Laporan BarangMilik Daerah

Neraca Daerah

Pengertian penatausahaan BMD

Tujuan penatausahaan BMD

Ruang Lingkup penatausahaanBMD

KegiatanPencatatan

KegiatanPelaporan

Laporan semesteran,tahunan dan 5

tahunan

Pelaksanaan Sensus

KegiatanPendataan

BukuInventaris

Peserta mampu memahami dan dapat melaksanakan penatausahaan BarangMilik Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

TahapPelaksanaan

Buku IndukInventaris

Penatausahaan Barang Milik Daerah 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSistem Manajemen Aset Pemerintah Daerah sejak diberlakukannya

undang-undang otonomi daerah mengalami banyak perubahan. Pemerintah

daerah dituntut agar mengarah kepada model manajeman aset yang efektif

dalam pengadaan dan pengelolaan, efisien dalam pemanfaatan dan

pemeliharaan serta transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa

langkah dalam manajemen aset pemerintah daerah meliputi; inventarisasi aset,

legal audit, penilaian aset, pemanfaatan aset serta pengawasan dan

pengendalian dengan sistem informasi manajemen aset (SIMA).

Pelaksanaan pengelolaan barang daerah mulai dari inventarisasi belum

jelas, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga BPKD sebagai

penanggungjawab pengelolaan barang daerah belum dapat menyusun buku

induk inventaris dengan data yang jelas, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan

berdasarkan dokumen yang ada. Aspek legal yang jelas menjadi sangat penting

atas status, luas dan harga tanah dan bangunan guna penilaian aset pada aktiva

tetap neraca daerah. Nilai aset yang dicantumkan dalam neraca daerah masih

merupakan nilai histories/nilai buku, sehingga diperlukan penilaian aset kembali

untuk mendapatkan nilai pasar dari seluruh aset yang dimiliki pemerintah daerah.

Penilaian yang tepat atas aset/barang daerah akan menggambarkan

kekayaan pemerintah daerah yang sebenarnya dan mencerminkan kemampuan

daerah secara utuh, menjadi lampiran yang akurat dalam Laporan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan sebagai dasar pengelolaan

aset/barang daerah selanjutnya. Pemanfaatan dan pengendalian aset tanah dan

bangunan yang dimilik/dikelola pemerintah daerah yang mempunyai nilai

ekonomis belum menjadi perhatian serius, karena masih mengacu pada prinsip

pendekatan non ekonomis sebagai perwujudan atas pelayanan publik (public

service), pemerintahan yang baik (good governance) dan pembangunan

berkelanjutan (sustainable development).

Penatausahaan barang milik negara/daerah meliputi pembukuan,

inventarisasi, dan pelaporan. barang milik negara/daerah yang berada di bawah

Penatausahaan Barang Milik Daerah 2

penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna barang harus dibukukan melalui

proses pencatatan dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna oleh kuasa pengguna

barang, Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang dan Daftar Barang Milik

Negara/Daerah oleh pengelola barang. Proses inventarisasi, baik berupa

pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik

negara/daerah merupakan bagian dari penatausahaan. Hasil dari proses

pembukuan dan inventarisasi diperlukan dalam melaksanakan proses pelaporan

barang milik negara/daerah yang dilakukan oleh kuasa pengguna barang,

pengguna barang, dan pengelola barang. Hasil penatausahaan barang milik

negara/daerah digunakan dalam rangka: penyusunan neraca pemerintah

pusat/daerah setiap tahun; perencanaan kebutuhan pengadaan dan

pemeliharaan barang milik negara/daerah setiap tahun untuk digunakan sebagai

bahan penyusunan rencana anggaran ;pengamanan administratif terhadap

barang milik negara/daerah.

1.2. Deskripsi SingkatModul ini berjudul Penatausahaan Barang Milik Daerah, merupakan

bagian dari materi yang akan disampaikan pada Diklat Teknis SubtantifSpesialisasi (DTSS) Pengelolaan Barang Milik Daerah. DTSS Pengelolaan

Barang Milik Daerah merupakan diklat yang ditujukan untuk pengelola barang

milik daerah (pejabat dan/atau pelaksana) agar pengelolaan barang milik daerah

dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini akan membahas

konsep dan tata cara penatausahaan terhadap barang milik daerah yang akan

dituangkan dalam pokok bahasan dan selanjutnya dijabarkan dalam subpokok

bahasan disertai dengan latihan dan tes formatif.

1.3. Prasyarat KompetensiModul ini ditujukan untuk Anda yang ingin memiliki kompetensi di bidang

pengurusan dan pertanggungjawaban pengelolaan barang milik daerah, secara

khusus mengenai tatacara penatausahaan Barang Milik Daerah yang

dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai unit

pengguna/kuasa pengguna barang pada pemerintah daerah. Untuk dapat

Penatausahaan Barang Milik Daerah 3

memahami secara baik isi dari modul ini, ada beberapa prasyarat kompetensi

yang sudah Anda miliki, yaitu bahwa Anda telah:

1. mengetahui dan memahami ketentuan-ketentuan/pokok-pokok pengelolaan

Barang Milik Daerah;

2. mengetahui dan memahami perencanaan kebutuhan dan penganggaran

Barang Milik Daerah;

3. mengetahui dan memahami pengadaan barang milik daerah;

4. mengetahui dan memahami penerimaan, penyaluran dan pendistribusian

Barang Milik Daerah;

5. mengetahui dan memahami penggunaan Barang Milik Daerah;

6. dapat menguraikan penggolongan Barang Milik Daerah.

7. dapat menentukan kodefikasi Barang Milik Daerah

8. dapat memahami pencatatan barang milik daerah

9. dapat menghasilkan Kartu Inventaris Barang (KIB) dan cara pengisian KIB.

10. dapat menjelaskan Daftar Barang Milik Daerah

11. dapat menerangkan mekanisme pelaporan Barang Milik Daerah.

12. dapat menjelaskan laporan Barang Milik Daerah

1.4. Standar Kompetensi yang Ingin Dicapai oleh Modul iniModul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini disusun dan disampaikan

kepada peserta diklat dengan tujuan agar para peserta dapat memiliki

kompetensi di bidang penatausahaan Barang Milik Daerah sehingga dapat

mengampu tugas penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Daerah secara

umum dan mampu melaksanakan penatausahaan Barang Milik Daerah sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan. Kompetensi yang ingin dicapai dari

modul ini adalah bahwa setelah mempelajari modul ini, peserta:

1. dapat memahami ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar

hukum penatausahaan Barang Milik Daerah.

2. dapat memahami pengertian dan ruang lingkup penatausahaan Barang Milik

Daerah.

3. dapat memahami pengertian dan tujuan sensus Barang Milik Daerah.

4. dapat memahami tujuan dari penatausahaan Barang Milik Daerah

5. dapat memahami peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah.

6. dapat memahami dokumen inventarisasi dan pelaporan Barang Milik Daerah.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4

7. dapat memahami pelaporan Barang Milik Daerah

8. dapat memahami tujuan pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah.

9. dapat memahami tahap pelaksanaan sensus barang milik daerah.

10. dapat memahami dan mengisi Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris.

1.5. Relevansi ModulMaksud dari modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini adalah untuk

memberikan pengetahuan, pemahaman dan pedoman kepada Anda para

peserta, bahwa dalam pengelolaan Barang Milik Daerah, Pengguna Barang

harus melakukan penatausahaan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan

pelaporan yang harus didasarkan pada ketentuan peraturan.

Adapun tujuan dari modul ini adalah agar peserta memiliki acuan yang

jelas dalam mempelajari ketentuan penatausahaan Barang Milik Daerah melalui

kegiatan belajar yang dipandu oleh modul ini. Anda juga dapat menggunakan

modul ini untuk mengukur hasil belajar melalui latihan soal yang dimuat dalam

modul yang disertai dengan kunci jawaban serta umpan balik agar Anda dapat

menilai diri Anda sendiri dalam penguasaan terhadap tatacara penghapusan

Barang Milik Daerah.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5

BAB II

KEGIATAN BELAJAR 1

DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN TUJUANPENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

2.1. Indikator Hasil BelajarSetelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, peserta diharapkan:

1. dapat memahami ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar

hukum penatausahaan Barang Milik Daerah.

2. dapat memahami pengertian dan ruang lingkup penatausahaan Barang Milik

Daerah.

3. dapat memahami pengertian dan tujuan sensus Barang Milik Daerah.

4. dapat memahami tujuan dari penatausahaan Barang Milik Daerah

2.2. Dasar Hukum Penatausahaan Barang Milik DaerahPenatausahaan Barang Milik Daerah harus didasarkan pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku untuk tujuan mengarahkan pada tercapainya

tatakelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien. Sebagai aparatur

pemerintahan yang baik, tentu saja Anda perlu pedoman dan acuan yang jelas

dalam melaksanakan tugas, agar tugas dapat dilaksanakan secara tepat dan

tidak menimbulkan kerugian. Penatausahaan Barang Milik Daerah harus

berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan selanjutnya diatur secara khusus

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Pasal-pasal yang menjadi dasar Penatausahaan Barang Milik Daerah yang

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada Bab VII pasal 25, 26,

27, 28, 29 dan 30 dengan uraian sebagai berikut:

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6

Pasal 25(1) Pengguna/Kuasa Pengguna melakukan pendaftaran dan pencatatan barang

milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa

Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

(2) Pencatatan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dimuat dalam Kartu Inventaris Barang A, B, C, D, Edan F.

(3) Pembantu Pengelola melakukan rekapitulasi atas pencatatan dan

pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).

Pasal 26(1) Pengguna/Kuasa Pengguna menyimpan dokumen kepemilikan Barang Milik

Daerah selain tanah dan bangunan.

(2) Pengelola menyimpan seluruh dokumen kepemilikan tanah dan/atau

bangunan milik pemerintah daerah.

Pasal 27(1) Pengelola dan Pengguna melaksanakan sensus barang milik daerah setiap 5

(lima) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk

Inventaris beserta rekapitulasi barang milik pemerintah daerah.

(2) Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah.

(3) Pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

(4) Sensus Barang Milik Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dilaksanakan serentak

seluruh Indonesia.

(5) Pengguna menyampaikan hasil sensus kepada Pengelola paling lambat 3

(tiga) bulan setelah selesainya sensus.

(6) Pembantu Pengelola menghimpun hasil inventarisasi Barang Milik Daerah.

(7) Barang Milik Daerah yang berupa Persediaan dan Konstruksi Dalam

Pengerjaan dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7

Pasal 28(1) Pengguna/Kuasa Pengguna menyusun laporan barang semesteran dan

tahunan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala

Daerah melalui pengelola.

(3) Pembantu Pengelola menghimpun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD).

Pasal 29(1) Laporan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat

(3), digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca Pemerintah Daerah.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan secara

berjenjang.

Pasal 30Untuk memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik

daerah secara akurat dan cepat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal

27 dan Pasal 28, mempergunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang

Daerah (SIMBADA).

Kemudian disebutkan pula di beberapa pasal yang lain sebagai berikut:

1) Pasal 15 :

a) Ayat (1) Pengguna membuat laporan hasil pengadaan barang/jasa

pemerintah daerah kepada Kepala Daerah melalui Pengelola.

b) Ayat (2) Laporan hasil pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilengkapi dokumen pengadaan barang/jasa.

2) Pasal 49 :

a) Ayat (1) Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna wajib membuat Daftar

Hasil Pemeliharaan Barang dan melaporkan kepada Pengelola secara

berkala.

b) Ayat (2) Pembantu Pengelola meneliti laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan menyusun Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang

dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8

c) Ayat (3) Laporan hasil pemeliharaan sebagaimana dimaksud ayat (2)

dijadikan sebagai bahan evaluasi.

3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah Bab VII

Angka 5 huruf b tentang Pelaksanaan Inventarisasi.

a) Pelaksanaan inventarisasi dibagi dalam dua kegiatan yakni:

(1) Pelaksanaan pencatatan;

(2) Pelaksanaan pelaporan.

b) Dalam pencatatan dimaksud dipergunakan buku dan kartu sebagai

berikut:

(1) Kartu Inventaris Barang (KIB A, B, C, 0, E dan F);

(2) KartuInventaris Ruangan;

(3) Buku Inventaris;

(4) Buku Induk Inventaris.

c) Dalam pelaksanaan pelaporan dipergunakan daftar yaitu :

(1) Buku Inventaris dan Rekap;

(2) Daftar Mutasi Barang dan Rekap.

Untuk mengetahui isi dari pasal-pasal tersebut, Anda tentu saja harus

membaca PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

17 Tahun 2007. Sebagai petugas dalam pengelolaan barang milik daerah, kedua

peraturan tersebut harus Anda jadikan perbendaharaan referensi yang selalu

tersimpan dalam daftar peraturan atau perpustakaan kantor Anda mendampingi

peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah yang ditetapkan

oleh pemerintah daerah Anda. Peraturan tersebut menjadi dasar

pertanggungjawaban Anda dalam melakukan penatausahaan dimana dengan

peraturan tersebut Anda dapat bertindak secara benar sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

2.3. Pengertian dan Ruang Lingkup Penatausahaan Barang Milik DaerahUntuk dapat melaksanakan penatausahaan secara benar terlebih dahulu

kita harus memahami apa itu penatausahaan. Karena dalam melakukan suatu

tindakan seharusnya didasarkan pada pemahaman pola pikir dan tidak hanya

melakukan begitu saja tanpa perlu memahami kenapa hal tersebut harus

Penatausahaan Barang Milik Daerah 9

dilaksanakan. Definisi penatausahaan menurut PP Nomor 6 Tahun 2006 dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 adalah rangkaian

kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik

daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pembukuan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam

Daftar Barang yang ada pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud

pembukuan adalah agar semua BMN yang berada dalam penguasaan Pengguna

Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang tercatat dengan

baik. Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan

pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar

Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang

Kuasa Pengguna (DBKP) daftar yang memuat data barang yang dimilki oleh

masing-masing Pengguna/Kuasa Pengguna. Pengguna/kuasa pengguna barang

dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan sesuai dengan Kartu Inventaris

Barang (KIB) yang dimuat dalam Lampiran 25 Permendagri Nomor 17 Tahun

2007. Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan

pendaftaran barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).

Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan

pelaporan hasil pendataan BMD. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui

jumlah dan nilai serta kondisi BMD yang sebenarnya, baik yang berada dalam

penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan

Pengelola Barang. Di samping itu, Pengelola dan Pengguna melaksanakan

sensus barang milik daerah setiap 5 (lima) tahun sekali untuk menyusun Buku

Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi barang milik

pemerintah daerah. Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus

barang milik daerah tersebut.

Adapun pelaporan adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang

dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMD pada Pengguna Barang dan

Pengelola Barang. Maksud pelaporan adalah agar semua data dan informasi

mengenai BMD dapat disajikan dan disampaikan kepada pihak yang

berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan

keputusan dalam rangka pengelolaan BMD dan sebagai bahan penyusunan

Neraca Pemerintah Daerah.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 10

2.4. Sasaran Penatausahaan BMDAdapun sasaran dari penatausahaan Barang Milik Daerah meliputi :

a. semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD);

b. semua barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah,meliputi :

1. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenisnya;

2. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak;

3. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau

4. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Penatausahaan menghasilkan dokumen yang digunakan sebagai bukti

untuk mencatat transaksi dalam proses akuntansi meliputi semua dokumen yakni

semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang

berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan

berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

Dalam penatausahaan BMD ini termasuk di dalamnya melaksanakan tugas

dan fungsi akuntansi BMD. Penatausahaan BMD dalam rangka mewujudkan

tertib administrasi termasuk menyusun Laporan BMD yang akan digunakan

sebagai bahan penyusunan neraca pemerintah daerah. Sedangkan

penatausahaan BMD dalam rangka mendukung terwujudnya tertib pengelolaan

BMD adalah menyediakan data agar pelaksanaan pengelolaan BMD dapat

dilaksanakan sesuai dengan azas fungsional, kapastian hukum, transparansi dan

keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Dalam rangka

pelaksanaan tugas dan fungsi akuntansi BMD termaksud, mengacu kepada

Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.

Dalam SAP dimaksud, BMN/D terbagi atas persediaan pada pos aset

lancar, aset tetap, aset tak berwujud dan aset lain-lain pada pos aset lainnya.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

(supplies) yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional

pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau

diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Aset tetap adalah aset

berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

Penatausahaan Barang Milik Daerah 11

digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat

umum. Aset tetap terdiri dari tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin,

jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang,

aset tetap dan dana cadangan.

Adapun BMD yang berada pada pos aset lainnya adalah aset tak berwujud

dan aset lain-lain. Aset tak berwujud meliputi software komputer, lisensi dan

franchise, hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya, dan hasil

kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. Selanjutnya, pos

aset lain-lain digunakan untuk mencatat BMD berupa aset lainnya yang tidak

dapat dikelompokkan ke dalam aset tak berwujud, seperti aset tetap yang

dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.

Sesuai dengan pasal 30 Permendagri 17 Tahun 2007, bahwa untuk untuk

memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik daerah

secara akurat dan cepat, pemerintah daerah dapat menggunakan aplikasi

SIMBADA. SIMBADA merupakan sebuah aplikasi manajemen barang atau aset

daerah integratif yang dibuat untuk membantu staf Satuan Kerja Perangkat

Daerah merencanakan, menatausahakan, menginvetarisasi, dan membuat

laporan terkait dengan barang atau aset daerah. SIMBADA disusun dengan

berpedoman pada Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah. Untuk keperluan pelaporan daftar aktiva,

SIMBADA juga mengadopsi Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah direvisi dengan Permendagri Nomor

59 Tahun 2007. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa SIMBADA telah

memenuhi kebutuhan Pemda dalam hal penatausahaan barang daerah secara

integratif. Dengan dua pedoman tersebut, SIMBADA harus didesain dengan

mempertimbangkan urutan proses manajemen barang daerah yang terdiri dari

perencanaan kebutuhan barang, pengadaan barang, penyimpanan barang,

inventarisasi barang, pemeliharaan barang dan pelaporan barang. Untuk

memenuhi seluruh kebutuhan ini, SIMBADA dibuat harus dengan menampilkan

menu-menu pokok yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan,

inventarisasi, pemeliharaan, pemanfaatan, pelaporan, import dan pengaturan.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 12

2.5. Tujuan Penatausahaan Barang Milik DaerahMengapa Barang Milik Daerah harus ditatausahakan? Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah menyatakan bahwa,

”Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna Barang

Daerah, berwenang dan bertanggungjawab melakukan pencatatan dan

inventarisasi Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya.”

Pencatatan barang daerah pada SKPD sangat penting dikarenakan catatan

tersebut dijadikan obyek audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam

meyakini penyajian laporan keuangan SKPD dan Pemerintah Daerah. Hasil

penatausahaan BMD ini nantinya dapat digunakan dalam rangka (a) penyusunan

neraca pemerintah daerah setiap tahun, (b) perencanaan kebutuhan pengadaan

dan pemeliharaan BMD setiap tahun untuk digunakan sebagai bahan

penyusunan rencana anggaran, dan (c) pengamanan administrasi BMD. Dengan

penatausahaan secara tertib, maka akan dihasilkan angka-angka yang tepat dan

akurat yang berdampak pada tersedianya database yang memadai dalam

menyusun perencanaan kebutuhan dan penganggaran dan akan dihasilkan pula

laporan aset daerah di neraca dengan angka yang tepat dan akurat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK Semester II Tahun 2007 ditemukan

penyimpangan pengelolaan aset senilai Rp.37,75 Triliun. (media Indonesia, edisi

11 April 2008). Hasil temuan tersebut menunjukan penyimpangan yang terbesar

adalah pencatatan aset tidak tertib dan atau tidak sesuai dengan ketentuan 88%,

selanjutnya tanah belum bersertifikat 6%, aset dikuasai pihak lain 5% dan lain-

lain 1% (Bisnis Indonesia 12 April 2008). Pencatatan dan administrasi aset tidak

tertib memberikan konsekuensi atas opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap

laporan keuangan Pemerintah Daerah.

2.6. Pengertian dan Tujuan Sensus Barang Milik DaerahPasal 27 Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah menyebutkan bahwa Pengelola dan Pengguna

melaksanakan sensus Barang Milik Daerah setiap 5 (lima) tahun sekali untuk

menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi

Barang Milik Pemerintah Daerah. Dengan demikian kegiatan penatausahaan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 13

tidak hanya terdiri dari pembukuan, inventarisasi dan pelaporan saja tetapi

termasuk kegiatan sensus barang milik milik daerah yang merupakan kegiatan

inventarisasi yang dilaksanakan tiap 5 (lima) tahun sekali.

Tujuan sensus barang setiap 5 (lima) tahun sekali tidak disebutkan dengan

tegas pada PP 6/2006 dan batang tubuh Permendagri 17/2007, justru disebutkan

pada lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007, yaitu : untuk mendapatkan data

barang dan pembuatan Buku Inventaris yang benar, dapat

dipertanggungjawabkan dan akurat (up to date). Keputusan Menteri Dalam

Negeri No. 020-336 tentang Pedoman Pelaksanaan Sensus Barang Daerah

tanggal 12 April 1982 pada Lampiran I menyatakan: Tujuan sensus barang

daerah adalah untuk mendapatkan data barang negara dan daerah yang

dikuasai oleh daerah yang dibukukan dan selanjutnya meningkatkan daya guna

dan hasil guna serta memberikan jaminan pengamanan dan penghematan

terhadap setiap penggunaan barang milik pemerintah. Pada Kepmendagri yang

sama menyatakan bahwa sensus barang daerah dilaksanakan mulai awal April

1983 sampai September 1983. Dan selanjutnya sensus barang daerah

dilaksanakan pada Tahun 1988, 1993, 1998, 2003 dan terakhir sensus barang

daerah dilaksanakan Tahun 2008 dan nantinya akan dilaksanakan pada Tahun

2013.

Selanjutnya, lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007 banyak

menyebutkan sensus barang daerah, di antaranya pada penatausahaan dan

yang penting ada pada bab pelaporan. Penyusunan dan penyampaian laporan

inventarisasi 5 (lima) tahunan (sensus) yang berada dalam penguasaan

Pengguna menjadi tanggungjawab Pengguna dan dilaporkan kepada kepada

Pengelola Barang. Proses pelaporan penyusunan hasil sensus dimulai dari

masing-masing Buku Inventraris Pengguna yang secara serentak pada waktu

tertentu di rekap ke dalam Buku Induk Inventaris oleh Pembantu Pengelola dan

disampaikan kepada Pengelola.

2.7. LatihanSetelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 1,

kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan

peserta lain.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 14

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan (a) pembukuan, (b) inventarisasi, (c)

pelaporan dan (d) apa kaitan antara (a), (b) dan (c).

2. Sebutkan sasaran dan tujuan dari kegiatan penatausahaan BMD!

3. Apa akibatnya apabila Barang Milik Daerah tidak ditatausahakan secara

tertib?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sensus barang milik daerah dan apa

kaitannya dengan penatausahaan BMD?

5. Apa perbedaan inventarisasi dengan sensus barang milik daerah?

2.8. RangkumanPengguna/kuasa pengguna menyusun laporan barang semesteran dan

tahunan. Laporan barang semesteran dan tahunan tersebut disampaikan kepada

kepala daerah melalui pengelola. Laporan tersebut oleh pembantu pengelola

dihimpun menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD). Laporan Barang Milik

Daerah ini digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah

daerah. Proses inilah yang disebut dengan kegiatan penatausahaan barang

milik daerah, yang dilakukan dengan urutan kegiatan pembukuan, inventarisasi

dan pelaporan. Penatausahaan dilakukan untuk menghasilkan laporan barang

semesteran dan tahunan. Sedangkan untuk melakukan pendataan ulang

terhadap barang milik daerah dilakukan sensus barang tiap 5 (lima) tahun sekali

untuk meng-update data barang agar diperoleh angka yang akurat. Untuk

memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik daerah

secara akurat dan cepat pemerintah dapat mempergunakan aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA).

2.9. Tes FormatifPilih satu jawaban yang menurut Anda paling tepat!

1. Berikut ini adalah rangkaian dari kegiatan penatausahaan BMD, kecuali:

a. Pembukuan

b. Inventarisasi

c. Pendataan

d. Pelaporan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 15

2. Tujuan penatausahaan BMD adalah untuk:

a. tertib administrasi

b. tertib hukum

c. tertib fisik

d. tidak ada jawaban yang benar

3. Sasaran penatausahaan BMD adalah barang-barang berikut ini, kecuali:

a. barang yang dibeli dari APBD

b. barang dari hibah/sumbangan masyarakat

c. barang sitaan yang menunggu putusan pengadilan

d. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang.

4. Pedoman pelaksanaan penatausahaan BMD secara khusus diatur dalam:

a. PP Nomor 6 Tahun 2006

b. PMK Nomor 96 Tahun 2007

c. PMK Nomor 120 Tahun 2007

d. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007

5. Pelaksana penatausahaan Barang Milik Daerah terdiri dari, kecuali :

a. Pelaksana penatausahaan pada Pengelola Barang

b. Pelaksana penatausahaan pada Bendahara Umum Daerah

c. Pelaksana penatausahaan pada Pengguna Barang

d. Jawaban a dan b

6. Dokumen asli kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan disimpan oleh:

a. Pengelola Barang

b. Pengguna Barang

c. Kuasa Pengguna Barang

d. Jawaban a, b dan c benar

7. Kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMD ke dalam Daftar Barang

Pengguna disebut kegiatan:

a. Pembukuan

b. Inventarisasi

Penatausahaan Barang Milik Daerah 16

c. Pelaporan

d. Sensus

8. Sensus Barang Milik Daerah sama pengertiannya dengan:

a. Pembukuan

b. Inventarisasi

c. Pelaporan

d. Semua jawaban salah

9. Sensus dilaksanakan tiap:

a. semester

b. tahun

c. 5 tahun

d. kapan pun sesuai kebutuhan

10. Sesuai dengan soal nomor 9, sensus tersebut dilaksanakan terhadap seluruh

BMD kecuali:

a. Persediaan

b. Konstruksi Dalam Pengerjaan

c. Peralatan dan Mesin

d. Jawaban a dan b

11. Pernyataan berikut ini yang benar adalah:

a. Data akuntansi BMD merupakan data yang digunakan untuk kegiatan

penatausahaan BMD.

b. Penatausahaan menghasilkan dokumen yang digunakan untuk

pencatatan akuntansi.

c. Dalam penatausahaan BMD tidak termasuk tugas dan fungsi akuntansi.

d. Tidak ada jawaban

12. Hasil penatausahaan dapat digunakan untuk:

a. Menyusun neraca daerah

b. Menyusun Daftar Kebutuhan BMD

c. Menyusun Daftar Kebutuhan Pemeliharaan BMD

Penatausahaan Barang Milik Daerah 17

d. Semua jawaban benar

13. Selain untuk memperoleh data barang yang up to date, sensus barang

digunakan untuk:

a. Membuat KIR

b. Membuat KIB

c. Membuat Buku Inventaris

d. Semua jawaban benar

14. Barang yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah dapat terdiri dari:

a. Barang Milik Daerah yang bersangkutan

b. Barang Milik Daerah Propinsi

c. Barang Milik Negara/Pemerintah Pusat

d. Semua jawaban benar

15. Laporan Barang semesteran dan tahunan digunakan sebagai dasar

penyusunan:

a. Neraca

b. Laporan Barang Milik Daerah

c. Laporan keuangan pemda

d. semua jawaban benar

2.10. Umpan Balik dan Tindak LanjutPeriksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada

di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai

dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui

tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.

Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%

Jumlah semua soal

Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik

80% - 89% = baik

Penatausahaan Barang Milik Daerah 18

70% - 79% = cukup

70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat

meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari

80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum

kuasai.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 19

BAB III

KEGIATAN BELAJAR 2

INVENTARISASI DAN SENSUSBARANG MILIK DAERAH

3.1. Indikator Hasil BelajarSetelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, peserta diharapkan:

1. dapat memahami peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah.

2. dapat memahami dokumen inventarisasi dan pelaporan Barang Milik Daerah.

3. dapat memahami pelaporan Barang Milik Daerah

4. dapat memahami tujuan pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah.

5. dapat memahami tahap pelaksanaan sensus barang milik daerah.

6. dapat memahami dan mengisi Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris.

3.2. Inventarisasi Barang Milik Daerah3.2.1. Peranan dan Fungsi Inventarisasi Barang Milik Daerah

Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan

perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan

pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Inventarisasi adalah

kegiatan atau tindakan untuk melakukan penghitungan fisik barang daerah,

meyakinkan kebenaran pemilikan, serta menilai kewajaran sesuai kondisi barang

daerah. Dari Hasil Inventarisasi, dapat diketahui aktiva tetap yang benar-benar

dimiliki oleh Pemerintah Daerah, kemudian dilakukan penilaiannya sesuai

dengan kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah. Hasil penilaian aktiva tetap

akan merupakan saldo awal kelompok aset tetap dalam neraca atau merupakan

dukungan atas saldo aset tetap dalam neraca. Pelaksanaan kegiatan invetarisasi

barang dikoordinasikan oleh Sekretariat Daerah c.q. Kepala Bagian

Perlengkapan dimulai dari wilayah terkecil yaitu kelurahan, kecamatan dan dari

Satuan Kerja/Unit Kerja terkecil yaitu Sekolah Negeri, Cabang

Dinas/UPT/Puskes, Satuan Kerja dan seluruhnya bermuara pada Bagian

Perlengkapan untuk dikompilasi dan diolah.

Tujuan Invetarisasi Barang Milik/Kekayaan Daerah adalah untuk :

Penatausahaan Barang Milik Daerah 20

1. Meyakini keberadaan fisik barang yang ada pada dokumen invetaris dan

ketepatan jumlahnya.

2. Mengetahui kondisi terkini barang (Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat)

3. Melaksanakan tertib administrasi yaitu :

a. membuat usulan penghapusan barang yang sudah rusak berat.

b. mempertanggungjawabkan barang-barang yang tidak diketemukan/

hilang.

c. mencatat/membukukan barang-barang yang belum dicatat dalam

dokumen inventaris.

4. mendata permasalahan yang ada atas inventaris, seperti sengketa tanah,

kepemilikan yang tidak jelas, inventaris yang dikuasai pihak ketiga

5. menyediakan informasi nilai Aset Daerah sebagai dasar penyusunan neraca

awal Daerah

Adapun sasaran invetarisasi atas Barang-barang Milik/ Kekayaan Daerah

meliputi :

1. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan seluruhnya dari dana APBD

2. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan sebagian dari dana APBD

3. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dari dana di luar APBD, misalnya

barang hibah, hasil sitaan, dll.

4. Barang inventaris yang belum jelas pemiliknya tetapi dikuasai dan dikelola

oleh instansi yang bersangkutan

Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan

semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun

yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi,

jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan

barang dan sebagainya. Adanya buku inventaris yang lengkap, teratur dan

berkelanjutan mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:

1) pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang;

2) usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang secara maksimal

sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing;dan

3) menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.

Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh Pemerintah

Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan di catat serta didaftar

dalam Buku Inventaris. Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai

Penatausahaan Barang Milik Daerah 21

fungsi dan peranannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan

berkelanjutan, berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat

memberikan informasi yang tepat dalam:

1) perencanaan kebutuhan dan pengangaran;

2) pengadaan.

3) penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;

4) penggunaan.

5) penatausahaan;

6) pemanfaatan.

7) pengamanan dan pemeliharaan;

8) penilaian;

9) penghapusan;

10) pemindahtanganan;

11) pembinaan, pengawasan dan Pengendalian

12) pembiayaan; dan

13) tuntutan ganti rugi.

Barang Milik/Kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah

Daerah, pengguna mencatat dalam Buku Inventaris tersendiri dan dilaporkan

kepada pengelola. Barang milik daerah adalah barang yang berasal/dibeli

dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

atau sumbangan berupa pemberian, hadiah, donasi, wakaf, hibah, swadaya,

kewajiban pihak ketiga dan sumbangan pihak lain. Termasuk barang milik

daerah adalah barang milik daerah yang pengelolaannya berada pada

Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan Milik Daerah. Dalam

hal ini, pimpinan Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan Milik

Daerah wajib melaporkan daftar inventaris barang milik daerah kepada Kepala

Daerah, dan Kepala Daerah berwenang untuk mengendalikan setiap mutasi

inventaris barang tersebut.

3.2.2. Dokumen Inventarisasi Barang Milik DaerahInventaris harus diadministrasikan dengan tepat dan lengkap untuk dapat

menyajikan informasi yang valid dan relevan. Informasi tersebut merupakan

faktor penting dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

kekayaan Daerah. Informasi yang berasal dari data yang tidak valid dan relevan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 22

akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah. Dalam perencanaan

pengadaan barang, perencanaan pemeliharaan, dan proses penghapusan

inventaris yang telah memenuhi persyaratan penghapusan tentu membutuhkan

informasi dengan kualitas data yang memadai. Untuk kepentingan penyajian

informasi yang berkualitas diperlukan berbagai bentuk formulir atau dokumen

inventaris. Macam-macam dokumen inventaris yang digolongkan menurut jenis

kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pencatatan

Dokumen yang digunakan dalam kegiatan pencatatan adalah sebagai

berikut:

a. Buku Induk Inventaris: kompilasi/gabungan Buku Inventaris.

b. Buku Inventaris (BI): himpunan catatan data teknis dan administrasi yang

diperoleh dari Kartu Inventaris Barang hasil inventarisasi.

c. Kartu Inventaris Barang (KIB): kartu untuk mencatat barang inventaris

secara tersendiri atau kumpulan/ kolektif yang diperlukan untuk

inventarisasi atau tujuan lainnya selama barang tersebut belum

dihapuskan. Contoh KIB yang harus diselenggarakan antara lain KIB

Tanah, KIB Gedung, KIB Kendaraan, dan KIB Lainnya.

d. Kartu Inventaris Ruangan (KIR): kartu untuk mencatat barang inventaris

yang ada dalam ruangan kerja.

Dalam Inventarisasi, pencatatan kondisi inventaris dibagi dalam 3 kategori

yaitu Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat. Informasi kondisi barang

diperlukan dalam proses penilaian inventaris dan berguna sebagai salah satu

data dalam pengambilan keputusan mengenai inventaris oleh pihak

pengelola, seperti penghapusan barang, perencanaan pengadaan,

perencanaan pemeliharaan, dan lainnya.

2. Kegiatan Pelaporan

Dokumen yang berkaitan dengan pelaporan adalah sebagai berikut:

a. Daftar Rekapitulasi Inventaris: disusun oleh Kepala Daerah selaku

Kuasa/Ordonator Barang dengan menggunakan bahan dari Rekapitulasi

Inventaris Barang yang disusun oleh Pengurus Barang Satuan Kerja/ unit

Kerja.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 23

b. Daftar Mutasi Barang: memuat data barang yang berkurang dan atau

bertambah dalam suatau jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan

(LMBT) atau setahun (LT1).

Hasil inventarisasi berupa jenis dan nilai aset Daerah akan digunakan

sebagai data utama dalam penyusunan neraca awal Daerah. Pos yang akan

menyajikan jenis dan nilai aset Daerah adalah :

1. Aset Tetap, yang terdiri dari rekening :

a. Tanah

b. Gedung dan Bangunan

c. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

d. Peralatan dan Mesin

e. Kendaraan

f. Inventaris Kantor

g. Aset Tetap Lainnya

h. Konstruksi dalam Pengerjaan

2. Aset Lainnya, yaitu pada rekening :

a. Built Operating Transfer (BOT), jika Pemda memiliki suatu bangunan

yang dibangun dengan cara kemitraan dengan swasta berdasarkan

perjanjian.

b. Lain-Lain Aset, yaitu aset yang tidak dapat digolongkan dala jenis aset

lancar, investasi permanen, dan aset tetap di atas. Untuk tumbuhan dan

hewan ternak, pencatatannya dalam pos di neraca melihat konteks

keberadaannya. Tumbuhan dan hewan ternak dapat dicatat dalam pos

Persediaan, Aset Lainnya atau dicatat terpisah dalam buku tersendiri

(ekstra comptabel).

3.3. Sensus Barang Milik Daerah3.3.1. Tujuan Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah

Sensus barang dilakukan secara periodik untuk mendapatkan data barang

yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan serta akurat. Barang yang akan

disensus adalah seluruh barang milik Pemerintah Daerah. Barang Milik Daerah

dikelompokkan menjadi :

a. Barang milik daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), termasuk barang yang

Penatausahaan Barang Milik Daerah 24

dipisahkan pada Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan

Milik Daerah.

b. Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah.

Akan tetapi, pelaksanaan sensus atas Konstruksi Dalam Pengerjaan dan

Persediaan tidak diatur dalam Permendagri 17 tahun 2007. Pelaksanaan sensus

barang daerah dilakukan melalui tahap persiapan dan tahap pelaksanaan sensus

barang.

a. Tahap persiapan1) Pembentukan Panitia Sensus Barang Daerah;

2) Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah.

Juknis Sensus Barang Milik Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah;

3) Penataran Petugas Pelaksanaan Sensus Barang Provinsi/ Kabupaten/Kota

dilaksanakan pada masing-masing Daerah;

4) Menyediakan Kartu/Formulir/Buku Petunjuk Pelaksanaan serta peralatan

yang diperlukan.

5) Menyiapkan biaya persiapan dan pelaksanaanSensus Barang Daerah

b. Tahap PelaksanaanDalam tahap pelaksanaan sensus barang milik daerah, masing-masing

pengguna/kuasa pengguna harus melaksanakan pengisian formulir Buku

Inventaris.

1) Penyampaian formulir dan bahan sampai unit kerja terendah;

2) Melaksanakan sensus barang daerah yang masing masing di SKPD/wilayah

dengan mengisi KlB dan KIR;

3) Penyelesaian hasil sensus barang milik daerah dengan menyampaikan buku

inventaris oleh unit kerja terendah kepada atasan;

4) Pembuatan Daftar Rekapitulasi oleh unit/Satuan Kerja;

5) Mengawasi dan mengevaluasi hasil sensus barang dalam SKPD/ wilayah

masing-masing;

6) Membuat Buku Induk Inventaris Provinsi/Kabupaten/ Kota;

7) Melaporkan hasil sensusbarang Provinsi/Kabupaten/Kota kepada

Departemen Dalam Negeri.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data Sensus Barang Daerah dimulai dari

Penatausahaan Barang Milik Daerah 25

satuan kerja terendah secara berjenjang. Semua pengguna/kuasa pengguna

yang terdapat pada setiap Provinsi/Kabupaten/Kota, melaksanakan Sensus

Barang Daerah dengan tahapan dimulai dari Satuan Kerja/Sub Unit terendah.

Hasil dari sensus barang harus disampaikan pengguna barang kepada

pengelola barang paling lambat 3 bulan sejak sensus dilaksanakan.

3.3.2. Pelaksanaan Sensus Daerah1. Pelaksanaan di Tingkat Kelurahan

Setiap Kelurahan melakukan pengisian :

a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing rangkap 2.

1) KlB A : Tanah

2) KIB B : Mesin dan Peralatan

3) KlB C : Gedung dan Bangunan

4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) KIB E : Aset Tetap Lainnya

6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris Barang milik daerah yang berada pada Kelurahan. Buku

Inventaris dibuat rangkap 4, dan setelah diisi, lembar ke-4 disimpan di

Kelurahan sebagai arsip (Buku Inventaris Kelurahan), sedangkan lembar ke-

1 – 3 dikirimkan ke Kecamatan.

d. Buku Inventaris Kelurahan terdiri dari :

1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 4 rangkap

2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 4 rangkap.

3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara (kalau ada) sebanyak 4

rangkap.

Masing-masing barang dicatat secara terpisah sesuai kepemilikan barang

pada KIB, KIR dan Buku Inventaris.

2. Pelaksanaan di Tingkat KecamatanSetiap Camat mengisi :

a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing rangkap 2.

1) KIB A : Tanah

Penatausahaan Barang Milik Daerah 26

2) KIB B : Mesin dan Peralatan

3) KIB C : Gedung dan Bangunan

4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) KIB E : Aset Tetap Lainnya

6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada di Kecamatan dibuat rangkap 3.

Setelah diisi, Buku Inventaris digabungkan dengan semua Buku Inventaris

Satuan Kerjanya (di Kelurahan) menjadi Buku Inventaris Kecamatan. Dari

Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkan Rekapitulasinya. Lembar ke 3

disimpan di Kantor Camat sebagai arsip (Buku Inventaris Kecamatan),

sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirimkan ke Kabupaten/Kota melalui

pengelola/pembantu pengelola.

d. Buku Inventaris Kecamatan, yakni :

1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap.

2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.

3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap

(kalau ada).

Masing-masing barang yang ada di kecamatan tersebut dicatat secara

terpisah sesuai pemilikan barangnya (begitu pula pencatatan di KIB dan KIR).

3. Pelaksanaan di Tingkat Sekolah Negeri (SDN/SLTP, SMU).Setiap Kepala SDN Satuan Kerja mengisi :

a. Kartu Inventaris Barang KlB):

1) KIB A : Tanah

2) KIB B : Mesin dan Peralatan

3) KIB C : Gedung dan Bangunan

4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) KIB E : Aset Tetap Lainnya

6) KIB F :Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada di SDN yang bersangkutan dalam

Penatausahaan Barang Milik Daerah 27

rangkap 5. Lembar ke-5 disimpan sebagai arsip pada SDN/Satuan Kerja

yang bersangkutan (Buku Inventaris SDN/Satuan Kerja). Sedangkan lembar

ke 1 s/d 4 disampaikan ke kuasa pengguna.

d. Buku Inventaris SDN, yakni :

1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 5 rangkap.

2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 5 rangkap.

3) Buku Inventaris barang milik/kekayaan negara sebanyak 5 rangkap (kalau

ada).

Setiap barang yang ada di lingkungan SDN/Satuan Kerja yang bersangkutan

dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, begitu juga untuk KIB

dan KIR.

4. Pelaksanaan di Tingkat Kuasa pengguna atau unit pelaksana teknisDaerah.

Setiap kuasa pengguna atau unit pelaksana teknis daerah mengisi :

a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing 2 rangkap.

1) KIB A : Tanah

2) KIB B : Mesin dari Peralatan

3) KIB C : Gedung dan Bangunan

4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan KIB E : Aset Tetap Lainnya

5) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada di kuasa pengguna atau unit pelaksana

tekhnis yang bersangkutan dalam rangkap 4 dan setelah diisi, kemudian

menggabungkan dengan Buku Inventaris dari semua Satuan Kerjanya

menjadi Buku Inventaris kuasa pengguna (UPDT). Dari Buku Inventaris

dimaksud harus dibuatkan Rekapitulisasi. Lembar ke 4 disimpan sebagai

arsip di kuasa pengguna/UPDT, sedangkan lembar ke 1 s/d 3 dikirim ke

SKPD yang bersangkutan. Buku Inventaris kuasa pengguna/UPDT, yakni :

1) Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 4 rangkap.

2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 4 rangkap.

3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 4 rangka (kalau

ada).

Penatausahaan Barang Milik Daerah 28

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau

ada di kuasa pengguna/UPDT tersebut, begitu juga KIB dan KIR.

5. Pelaksaaan di Tingkat Pengguna barang (SKPD).Setiap SKPD mengisi:

a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing sebanyak 2 rangkap.

1) KIB A : Tanah

2) KIB B : Mesin dan Peralatan

3) KIB C : Gedung dan Bangunan

4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) KIB E : Aset Tetap Lainnya

6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada di SKDP yang bersangkutan dalam

rangkap 4 dan setelah diisi, kemudian menggabungkan dengan Buku

Inventaris dari semua kuasa pengguna/UPDT menjadi buku Inventaris SKPD.

Dari Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkan Rekapitulasinya. Lembar ke

4 disimpan di SKPD sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d 3

dikirimkan/disampaikan ke pengelola.

d. Buku Inventaris SKPD, yakni:

1) Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 3 rangkap.

2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.

3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap

(kalau ada).

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau

ada di SKPD tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

6. Pelaksanaan di Tingkat Kuasa pengguna pada Sekretariat DaerahKabupaten/Kota

Setiap Kuasa pengguna pada Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota mengisi

a. Kartu Inventaris Barang (KIB) dengan rangkap 2, yang terdiri dari :

1) KIB A : Tanah

2) KIB B : Mesin dan Peralatan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 29

3) KIB C : Gedung dan Bangunan

4) KlB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) KIB E : Aset Tetap Lainnya

6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada di kuasa pengguna Unit Setda

Kabupaten/Kota dalam rangkap 3 barang-barang yang ada pada Sekretariat

Daerah dan setelah diisi, kemudian menggabungkannya dari semua Satuan

Kerja /Sub Unit Setda. Lembar ke 3 disimpan di Unit Setda sebagai arsip

(Buku Inventaris Unit Setda), sedangkan lembar ke 1 dan 2

dikirimkan/disampaikan ke Pengelola/pembantu Pengelola.

d. Buku Inventaris Unit/Satuan Kerja Setda Kabupaten/Kota yakni:

1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap

2) Buku Inventaris Barang Kabupaten /Kota sebanyak 3 rangkap.

3) Buku Inventaris Barang milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap

(kalau ada).

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau

ada di Kuasa Pengguna unit Setda Kabupaten /Kota tersebut, begitu juga

untuk KIB dan KIR.

7. Pelaksanaan di Tingkat Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota.Setiap Sekretariat daerah mengisi :

a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing rangkap dua.

1) KIB A : Tanah

2) KIB B : Mesin dan Peralatan

3) KIB C : Gedung dan Bangunan

4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) KIB E : Aset Tetap Lainnya

6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada pada unit sekretariat dalam rangkap 3

dan setelah diisi, kemudian menggabungkannya dengan Buku Inventaris dari

Penatausahaan Barang Milik Daerah 30

semua kuasa pengguna Unit kerja menjadi Buku Inventaris Sekretariat

Daerah. Bukubuku Inventaris Sekretariat Daerah dimaksud dibuatkan

Rekapitulasi. Lembar ke 2 disimpan di pengelola, sedangkan lembar ke 1

disampaikan kepada Kepala Daerah.

d. Buku Inventaris Sekretariat Daerah, yakni :

1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 2 rangkap.

2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 2 rangkap.

3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 2 rangkap

(Kalau ada).

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau

ada di Sekratariat Daerah tersebut begitu juga untuk KIB dan KIR.

8. Pelaksanaan di Tingkat Kabupaten/Kota.Pada tingkat kabutapan/kota, pada dasarnya hanya menerima Buku

Inventaris dari :

a. semua SKPD (termasuk Satuan Kerjanya) dalam rangkap 2

b. Unit Setda Kabupaten/Kota (termasuk kuasa pengguna), sebanyak 2

rangkap.

Buku-buku Inventaris tersebut dikompilasi pengelola/pembantu pengelola

(Sekda) sebagai pusat Inventarisasi. Hasil dari kompilasi tersebut akan

diperoleh:

a. Buku Induk Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 2 rangkap,

dimana yang asli (rangkap ke-1) akan disimpan di Kabupaten/Kota,

sedangkan rangkap ke-2 akan dikirim /disampaikan ke Provinsi,

b. Buku Inventaris Barang Provinsi, sebanyak 2 rangkap, dimana yang asli

akan disampaikan ke Provinsi , sedangkan rangkap ke-2) disimpan di

Kabupaten/Kota

c. Buku Inventaris Barang milik/Kekayaan Negara sebanyak 2 rangkap (kalau

ada Barang milik/kekayaan negara). Buku yang asli (rangkap ke-1)

disampaikan ke masing-masing Departemen, sedangkan rangkap ke-2

disimpan di Kabupaten/Kota.

Selain itu, akan dilakukan rekapitulasi Buku Induk Inventaris Barang Daerah

Kabupaten/Kota. Hasil rekapitulasi tersebut akan dimasukkan dalam Daftar

Rekapitulasi Induk untuk menggambarkan jumlah barang Kabupaten/Kota

Penatausahaan Barang Milik Daerah 31

tersebut. Sedangkan Buku Inventaris Barang-barang Provinsi, Barang

Milik/Kekayaan Negara dibuatkan pula Daftar Rekapitulasinya masing-masing

rangkap dua untuk memudahkan Provinsi untuk mengumpulkan/ mengkompilasi

daftar rekapitulasi tersebut di Provinsi untuk disampaikan masing-masing :

a. Menteri Dalam Negeri; dan

b. Arsip (di Provinsi yang bersangkutan).

9. Pelaksanaan di Tingkat ProvinsiSetiap dinas yang terdapat dalam Provinsi/Unit-unit Provinsi (semua

Pengguna/Kuasa pengguna Provinsi) mengisi :

a. Kartu Inventaris Barang (KIB) dalam rangkap 2

1) KIB A : Tanah

2) KIB B : Mesin dan Peralatan

3) KIB C : Gedung dan Bangunan

4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) KIB E : Aset Tetap Lainnya

6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada di pengguna/kuasa pengguna yang

bersangkutan dalam rangkap 3, Setelah diisi, lembar ke 3 disimpan pada

pengguna/kuasa pengguna bersangkutan sebagai arsip (Buku Inventaris

Pengguna/kuasa pengguna), sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirim atau

disampaikan ke Pengelola.

d. Buku Inventaris Pengguna/Kuasa Pengguna Provinsi, yakni:

1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap

2) Buku Inventaris Barang Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3

rangkap.

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai dengan pemilikan barangnya

kalau ada, begitu juga untuk KIB dan KIR.

e. Kepala Bagian Tata Usaha pada SKPD menggabungkan semua Buku

Inventaris Kuasa Pengguna tersebut termasuk Buku Inventaris SKPD yang

bersangkutan dalam rangkap 2 . Rangkap yang ke-2 akan disimpan di SKPD

(menjadi Buku Inventaris SKPD). Selanjutnya, akan dibuatkan rekapitulasi

Penatausahaan Barang Milik Daerah 32

dari Buku Inventaris SKPD. Sedangkan rangkap ke-1 (asli) akan

dikirim/disampaikan ke Gubernur cq. Pengelola/Pembantu Pengelola.

10. Pelaksanaan di Tingkat Sekretariat Daerah Provinsi.Semua Kuasa Pengguna Unit Sekretariat Daerah Provinsi mengisi:

a. Kartu Inventaris Barang (KIB) A, B, C, D, E dan F dalam rangkap dua.

b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan

masing-masing.

c. Buku Inventaris barang yang berada pada kuasa pengguna yang

bersangkutan dalam rangkap 3 . Setelah diisi lembar ke 3 disimpan pada

kuasa pegguna Unit sekretariat bersangkutan sebagai arsip (Buku Inventaris

kuasa pengguna), sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirim atau disampaikan ke

Pembantu Pengelola.

d. Pembantu Pengelola menggabungkan semua Buku Inventaris Kuasa

Pengguna tersebut termasuk buku inventaris pembantu pengelola sendiri,

menjadi buku inventaris Sekretariat Daerah, dan dibuatkan rekapitulasinya

dalam dua rangkap. Lembar pertama (asli) akan disampaikan kepada

Pengelola, sedangkan lembar ke-2 akan disimpan di Sekretariat Daerah

sebagai arsip (buku Inventaris unit /setda).

11. Pelaksanaan di Tingkat PengelolaPengelola barang menerima:

a. Buku Inventaris dari SKPD Provinsi.

b. Buku Inventaris dari Unit Setda Provinsi .

c. Buku Inventaris dari Daerah Kabupaten/Kota Wilayahnya.

Buku Inventaris tersebut di atas di kompilasi oleh Pengelola/Pembantu

Pengelola sebagai Pusat Inventaris Barang Provinsi. Dari hasil kompilasi

tersebut, akan diperoleh :

a. Buku Induk

b. Inventaris Barang Provinsi .

c. Buku Induk Inventaris Barang Kabupaten/Kota dalam provinsi yang

bersangkutan.

Bagaimana dengan Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh

Pemerintah Daerah? Barang milik/kekayaan negara yang dipergunakan oleh

Penatausahaan Barang Milik Daerah 33

Pemerintah Daerah akan dikompilasi dalam Bentuk Buku Inventaris tersendiri.

Seluruh Daftar Rekapitulasi barang milik Provinsi, Kabupaten/Kota dan barang

milik kekayaan negara akan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri. Khusus

untuk barang milik Pusat (yaitu milik departemen tertentu), kalau sudah ada

aturan/petunjuk dari departemen yang bersangkutan, maka pengguna/kuasa

pengguna tidak perlu mencatat/menginventaris barang tersebut berdasarkan

petunjuk ini. Pencatatan serta inventarisasi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk

departemen pemilik barang tersebut. Laporan akan disampaikan kepada

departemen bersangkutan, dan tembusannya harus disampaikan kepada Kepala

Daerah melalui Pengelola cq. Pembantu Pengelola.

3.3.3. Buku InventarisSetelah pengisian dalam KIB dan KIR, selanjutnya dilakukan rekapitulasi

dalam buku yang disebut Buku Inventaris. Buku inventaris adalah himpunan

catatan data teknis dan administratif yang diperoleh dari catatan kartu barang

inventaris sebagai hasil sensus ditiap-tiap SKPD yang dilaksanakan secara

serentak pada waktu tertentu. Contoh Buku Inventaris dan Rekapnya dapat

dilihat pada Tabel 2.1. dan Tabel 2.2. Cara pengisian Buku Inventaris sebagai

berikut:

a. Pada sudut kiri atas diisi nama SKPD Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nomor

Kode Lokasi pada sudut kanan atas.

b. Kolom 1: Nomor Urut. Nomor urut pencatatan setiap jenis barang, kecuali

dalam hal barang tersebut sama jenisnya, sama harganya dan sama

lokasinya, maka kelompok barang tersebut diberi sebuah nomor urut (bukan

per barang).

c. Kolom 2: Nomor Kode Barang. Nomor Kode Barang diisi dengan nomor kode

barang yang telah ditetapkan sesuai dengan masing-masing barang seperti

tercantum dalam Tabel Kode Barang.

d. Kolom 3: Nomor Register. Nomor Register diisi nomor urut pencatatan dari

setiap barang yang sejenis, kecuali dalam hal barang tersebut sama jenisnya

sama harga dan sama lokasinya, maka nomor register barang tersebut ditulis

dengan nomor 0001 sampai dengan sejumlah barang sejenis tersebut. Dari

nomor register ini dapat diketahui berapa banyak barang dari setiap barang

yang sejenis. Misalnya kursi (0001) sampai (9999) dan sebagainya. Kalau

Penatausahaan Barang Milik Daerah 34

ada satu jenis barang yang lebih dari 9999, maka dipergunakan huruf A untuk

jumlah 10000 jadi dituliskan A000. Bila lebih dari 10999 ditulis B000,

demikian seterusnya.

e. Kolom 4 : Nama/Jenis Barang. Diisi nama/jenis barang yang dimaksud.

f. Kolom 5: Merk/Tipe. Apabila barang mempunyai merk/type, maka diisi

merek/tipe barang yang bersangkutan. Sedangkan barang-barang yang tidak

mempunyai merek dan tipe barang, kolom ini dikosongkan atau tidak diisi

(diberikan tanda “-“).

g. Kolom 6: Nomor Sertifikat/Pabrik/Chasis/Mesin.

h. Kolom 7: Bahan. Diisi bahan dari barang bersangkutan misalnya dari kayu,

besi, rotan, plastik dan lain-lain. Untuk barang-barang yang bahannya tidak

dapat ditentukan secara pasti bahannya, maka kolom ini dikosongkan atau

tidak diisi.

i. Kolom 8: Asal/Cara Perolehan Barang. Diisi asal/cara perolehan barang,

misalnya dari pembelian melalui proyek dan atau rutin, hibah, sumbangan

dan lain-lain.

j. Kolom 9: Tahun pembelian/perolehan. Diisi tahun saat barang itu dibeli atau

saat diperoleh.

k. Kolom 10: Ukuran Barang/Konstruksi (P,SP,D). Diisi ukuran barang/kontruksi

gedung kantor, rumah dan sebagainya. Ditulis P,SP,D untuk bangunan-

bangunan yang sifatnya Permanen atau Darurat, sedangkan jenisnya dapat

ditulis tidak bertingkat, bertingkat satu, dua dan selanjutnya.

l. Kolom 11: Satuan. Diisi satuan barang bersangkutan, misalnya sekian unit

dan sebagainya.

m. Kolom 12: Keadaan Barang. Diisi keadaan barang bersangkutan ditulis B,

RR, RB untuk barang yang keadaannya baik, rusak ringan atau rusak berat.

n. Kolom 13: Jumlah Barang. Diisi jumlah/banyaknya barang bersangkutan.

o. Kolom 14: Harga. Diisi harga barang yang bersangkutan pada saat

dibeli/diperoleh atau bila perlu ditaksir. Bagi barang yang sama jenisnya,

sama barangnya dan sama lokasinya maka diisi jumlah harga barangnya,

sedangkan harga satuannya ditulis pada kolom keterangan.

p. Kolom 15: Keterangan. Diisi dengan keterangan yang dipandang perlu.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 35

Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal

pencatatan dan ditandatangani Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala

SKPD. Perlu diingat, dalam satu instansi pemerintah mungkin saja terdapat 3

komponen kepemilikan barang. Oleh karena itu, akan terdapat 3 buah Buku

Inventaris Barang, yaitu:

1. Buku Barang Milik Daerah Propinsi (No.Kode 11)

2. Buku Barang Milik Kabupaten/Kota (No.Kode 12)

3. Buku Barang Milik Pemerintah Pusat (No. Kode 00).

3.4. LatihanSetelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 2,

kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan

peserta lain.

1. Jelaskan peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah?

2. Jelaskan peranan dan fungsi sensus Barang Milik Daerah?

3. Jelaskan tahapan pelaksanaan inventarisasi Barang Milik Daerah!

4. Jelaskan tahapan pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah!

5. Apa yang dimaksud dengan Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris?

3.5. RangkumanKuasa pengguna barang menyampaikan laporan pengguna barang

semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunan kepada pengguna. Selanjutnya

Pengguna menyampaikan laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5

(lima) tahunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Pembantu pengelola

menghimpun seluruh laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5 (lima)

tahunan dari masing-masing SKPD, jumlah maupun nilai serta dibuat

rekapitulasinya. Rekapitulasi tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan

neraca daerah. Hasil sensus barang daerah dari masing-masing pengguna/kuasa

pengguna, di rekap ke dalam buku inventaris dan disampaikan kepada pengelola,

selanjutnya pembantu pengelola merekap buku inventaris tersebut menjadi buku

induk inventaris. Buku Induk Inventaris merupakan saldo awal pada daftar mutasi

barang tahun berikutnya, selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya

pengguna/kuasa pengguna dan pengelola hanya membuat Daftar Mutasi Barang

(bertambah dan/atau berkurang) dalam bentuk rekapitulasi barang milik daerah.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

Tabel 2.1.

BUKU INVENTARIS

SKPD :

KABUPATEN/KOTA :

PROVINSI : NO. KODE LOKASI :

NOMOR SPESIFIKASI BARANG Bahan Asal/CaraPerolehanBarang

TahunPerolehan

UkuranBarang/Konstruksi(P,S,D)

Satuan KeadaanBarang(B/RR/RB)

JUMLAH KeteranganNo.Urut

KodeBarang

Register Nama/JenisBarang

Merk/Type

No. SertifikatNo. PabrikNo. ChasisNo. Mesin

Barang Harga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUI .....................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

( ) ( )NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 37

Tabel 2.2.

SKPD :KAB/KOTA :PROVINSI : KODE LOKASI :

REKAPITULASI BUKU INVENTARIS(REKAP HASIL SENSUS)

NO.URUT

GOL KODEBIDANGBARANG

NAMA BIDANG BARANG JUMLAHBARANG

JUMLAHHARGA

(DLMRIBUAN)

KET

1 2 3 4 5 6 7

1 01 01 TANAH

2 02 PERALATAN DAN MESIN02 Alat-alat Besar03 Alat-alat Angkutan04 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur05 Alat-alat Pertanian/Peternakan06 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga07 Alat-alat Studio dan Komunikasi08 Alat-alat Kedokteran09 Alat-alat Laboratorium10 Alat-alat Keamanan

3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN11 a. Bangunan Gedung12 b. Bangunan Monumen

4 04 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN13 a. Jalan dan jembatan14 b. Bangunan air/irigasi15 c. Instalasi16 c. Jaringan

5 05 ASSET TETAP LAINNYA17 a. Buku Perpustakaan18 b. Barang Bercorak

Kesenian/kebudayaan19 c.Hewan Ternak dan Tumbuhan

6 06 KONSTRUKSI DALAMPENGERJAAN

MENGETAHUI ......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

( ) ( )NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 38

3.6. Tes FormatifPilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Inventarisasi BMD meliputi kegiatan berikut ini, kecuali:

a. Pendataan

b. Pencatatan

c. Pemeriksaan

d. Pelaporan

2. Inventarisasi Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor dilakukan oleh

Pengguna Barang sekurang-kurangnya:

a. sekali dalam sebulan

b. sekali dalam tiap semester

c. sekali dalam tiap tahun

d. sekali dalam tiap 5 tahun

3. Invetarisasi Persediaan dilakukan sekurang-kurangnya:

a. sekali dalam sebulan

b. sekali dalam tiap semester

c. sekali dalam tiap tahun

d. sekali dalam tiap 5 tahun

4. Dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi meliputi, kecuali:

a. KIB

b. KIR

c. Daftar Mutasi Barang

d. Label barang

5. Pemberian kode barang sesuai dengan penggolongan dan kodefikasi barang

dilakukan dalam tahapan inventarisasi berikut ini.

a. Tahap persiapan

b. Tahap pendataan

c. Tahap identifikasi

d. Tahap pelaporan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 39

6. Inventarisasi meliputi tindakan berikut ini, kecuali:

a. melakukan penghitungan fisik barang daerah

b. meyakinkan kebenaran pemilikan

c. menilai kewajaran sesuai kondisi barang

d. mencatat barang yang dipindahtangankan

7. Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan pelaksanaan

sensus barang:

a. Pembentukan panitia

b. Penyusunan petunjuk teknis

c. Penyampaian formulir dan bahan

d. Penyediaan kartu/formulir

8. Hasil sensus barang disampaikan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola

Barang paling lambat..............sejak sensus dilaksanakan.

a. 1 bulan

b. 3 bulan

c. 6 bulan

d. 1 tahun

9. Buku Inventaris Barang Tingkat Kelurahan dibuat rangkap 4 (empat). Yang

disimpan di Kelurahan adalah lembar ke:

a. 1 (satu)

b. 2 (dua)

c. 3 (tiga)

d. 4 (empat)

10. Yang termasuk barang inventaris adalah barang yang memiliki masa

penggunaan:

a. kurang dari 12 bulan

b. lebih dari 12 bulan

c. Jawaban a dan b

d. Semua jawaban benar

Penatausahaan Barang Milik Daerah 40

11. Berikut ini termasuk barang inventaris, kecuali:

a. Kendaraan dinas

b. Alat Tulis Kantor

c. Tanah

d. Bangunan

12. Dokumen inventarisasi berikut ini merupakan dokumen kegiatan pencatatan,

kecuali:

a. Buku Inventaris

b. Kartu Inventaris Barang

c. Daftar Rekapitulasi Inventaris

d. Buku Induk Inventaris

13. Sedangkan dokumen inventarisasi yang merupakan dokumen kegiatan

pelaporan adalah:

a. Kartu Inventaris Ruangan

b. Kartu Inventaris Barang

c. Buku Induk Inventaris

d. Daftar Mutasi Barang

14. BMD berupa mesin pompa air baru diletakkan di halaman/taman

menggantikan mesin pompa air lama yang kondisinya rusak ringan yang

dipindahkan ke gudang. Untuk mesin pompa air baru tersebut, selain

mencatatnya dalam Buku Inventaris, SKPD juga mengisi:

a. KIB Peralatan dan Mesin

b. Kartu Inventaris Ruangan

c. Daftar Barang Bergerak

d. Daftar Barang Lainnya

15. Sedangkan untuk mesin pompa air lama yang disimpan di gudang akan

dicatat dalam:

a. KIB Peralatan dan Mesin

b. Kartu Inventaris Ruangan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 41

c. Daftar Barang Bergerak

d. Daftar Barang Lainnya

3.7. Umpan Balik dan Tindak LanjutPeriksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada

di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai

dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui

tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.

Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%

Jumlah semua soal

Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat

meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari

80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum

kuasai.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4242

BAB IV

KEGIATAN BELAJAR 3

PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASIBARANG MILIK DAERAH

4.1. Indikator Hasil BelajarSetelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, peserta diharapkan:

1. dapat menguraikan penggolongan Barang Milik Daerah.

2. dapat menentukan kodefikasi Barang Milik Daerah.

4.2. Penggolongan Barang Milik DaerahSetiap barang milik daerah harus dicatat dan didaftarkan dalam suatu

daftar yang disebut Daftar Barang Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa

Pengguna (DBKP). Selanjutnya Daftar Barang Pengguna ini akan digabungkan

menjadi Daftar Barang Milik Daerah. Penggabungan ini dilakukan oleh

pembantu pengelola. Daftar Barang Pengguna dan Daftar Barang Kuasa

Pengguna ini dihasilkan dari hasil pencatatan Kartu Inventaris Barang (KIB) dan

Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

Pada saat pencatatan dalam KIB dan KIR tersebut, terlebih dahulu

dilakukan penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah. Penggolongan

barang dalam DBP dan DBKP akan terdiri dari 2 kode, yaitu kode lokasi dan

kode barang. Kedua kode ini terdiri dari 14 digit. Sehingga setiap barang,

nantinya akan memiliki 2 kode yang masing-masing terdiri dari 14 digit. Untuk

tertib administrasi, setiap barang akan diberikan kode yang terdiri dari kedua

macam kode tersebut.

Kode Lokasi (14 digit)

Kode Barang (14 digit)Logo

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4343

Jadi setiap barang yang dimiliki pemerintah daerah, akan diberikan kode

yang terkait dengan kode lokasi dan kode barang. Kode lokasi terkait dengan

kepemilikan dari barang tersebut, sedangkan kode barang terkait dengan

klasifikasi/penggolongan barang. Misalnya saja, suatu bangunan milik Pemkot

Tangerang Selatan yang diperoleh tahun 2005, harus diberikan kode yang terkait

dengan kepemilikan (Pemkot Tangerang), dan kode barang berdasarkan

penggolongan barang.

Setiap kode barang dan kode kepemilikan ini harus dicantumkan pada

setiap barang Inventaris. Kode barang dan kode kepemilikan ini bisa ditulis pada

stiker dan ditempelkan pada barang, atau dicantumkan pada papan. Apabila

ruang/tempat yang tersedia tidak dapat memuat kode tanda kepemilikan,

sehingga tidak dapat ditempelkan pada barang, kode barang tersebut cukup

dicatat dalam Buku Inventaris (BI), Kartu lnventaris Barang (KIB) dan Kartu

Inventaris Ruangan (KIR).

Barang milik daerah yang dipisahkan (Pemerintah Daerah) tetap menjadi

milik pemerintah daerah. Oleh karena itu, semua barang inventaris yang

dipisahkan (milik Perusahaan Daerah) akan diperlakukan sama dengan barang

inventaris milik pemerintah daerah, kecuali barang milik daerah yang

diperdagangkan sesuai dengan bidang usaha dari Perusahaan Daerah itu.

Cara pencantuman kode barang tanda kepemilikan :

1. Kode Barang dan tanda kepemilikan untuk kendaraan bermotor, baik

kendaraan bermotor roda 2, roda 4 maupun kendaraan bermotor lainnya

ditempatkan di bagian luar yang mudah dilihat.

2. Kode Barang dan tanda kepemilikan rumah dinas dicantumkan pada sebuah

papan yang ditempelkan pada tembok rumah bagian depan sehingga tanda

tersebut tampak nyata dari jalan umum. Format dari papan tersebut adalah :

a. lebar 15 cm.

b. panjang 25 cm.

c. gambar lambang daerah berbentuk bulan ukuran garis tengah 6 cm.

d. tinggi huruf 2 cm.

3. Kode barang dan tanda kepemilikan untuk tanah kosong dicantumkan pada

sebuah papan yang berukuran sekurang-kurangnya 60x100 cm. Dalam

papan tersebut harus tercantum gambar lambang daerah.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4444

4.2.1. Kode Lokasi

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai kodefikasi barang

milik daerah yang terdiri dari kode lokasi barang, dan kode barang. Kode lokasi

barang menerangkan mengenai kepemilikan barang beserta tahun

perolehan/pembelian/pembangunan dari barang milik daerah yang dimiliki suatu

SKPD.

Bagan 4.1Kode Lokasi Barang

Kode

Lokasi

(14 digit)

1 2 Kode Kepemilikan Barang

3 4 Kode Provinsi

5 6 Kode Kabupaten/kota

7 8 Kode bidang

9 10 Kode SKPD

11 12 Kode tahun pembelian / pengadaan /

pembangunan

13 14 Kode unit/sub unit satuan kerja

Sumber : Diolah dari Permendagri No 17 tahun 2007

Digit pertama dan kedua dari kode lokasi menerangkan kode kepemilikan

untuk masing-masing tingkatan pemerintahan. Ini terkait dengan status

kepemilikan barang. Terdapat barang milik pemerintah kabupaten/kota, barang

milik pemerintah provinsi, dan barang milik pemerintah pusat (yaitu barang milik

kementerian/lembaga). Untuk kode, digit pertama dan kedua akan diberikan

kode :

a. 12 untuk barang milik pemerintah kabupaten/Kota

b. 11 untuk barang milik pemerintah provinsi

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4545

c. 00 untuk barang milik pemerintah pusat (BM/KN)

Setelah pemberian kode terkait kepemilikan barang, apakah milik

pemerintah kabupaten/kota, pemprov ataukah pemerintah pusat, 2 digit

berikutnya, yaitu digit ke-3 dan 4 akan diisi kode Provinsi. Setiap provinsi

memiliki kode sendiri yang diatur dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 dalam

lampiran 39. Sedangkan kode kabupaten menggunakan pedoman dalam

lampiran 40 Permendagri 17 tahun 2007. Untuk kode satker diatur sendiri dalam

peraturan daerah.

Tabel 4.1Kode Provinsi

NO Nama Provinsi Nomor Kode1 NANGROE ACEH DARUSALAM 012 SUMATERA UTARA 023 SUMATERA BARAT 034 RIAU 045 JAMBI 056 BENGKULU 067 SUMATERA SELATAN 078 LAMPUNG 089 DKI JAKARTA 0910 JAWA BARAT 1011 JAWA TENGAH 1112 DI YOGYAKARTA 1213 JAWA TIMUR 1314 BALI 1415 NUSA TENGGARA BARAT 1516 NUSA TENGGARA TIMUR 1617 MALUKU 1718 PAPUA 1819 SULAWESI UTARA 1920 SULAWESI TENGAH 2021 SULAWESI TENGGARA 2122 SULAWESI SELATAN 2223 KALIMANTAN TIMUR 2324 KALIMANTAN TENGAH 2425 KALIMANTAN SELATAN 2526 KALIMANTAN BARAT 2627 MALUKU UTARA 2728 BANTEN 2829 BANGKA BELITUNG 2930 GORONTALO 3031 IRIAN JAYA BARAT 3132 KEPULAUAN RIAU 3233 SULAWESI BARAT 33

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4646

Setelah kode provinsi, digit berikutnya, yaitu digit ke-5 dan ke-6

menerangkan Kode Kabupaten/kota yang terdapat dalam wilayah suatu provinsi.

Kalau kode provinsi diatur dalam Permendagri no 17 tahun 2007, kode kode

kabupaten/kota yang baru dibentuk dibakukan oleh gubernur dengan mengikuti

urutan sesuai lahirnya Undang-undang Pembentukan Daerah Otonom baru

dengan memperhatikan/mengikuti Nomor urut kabupaten/kota yang ditetapkan

Menteri Dalam Negeri.

Setelah itu, digit berikutnya (digit ke-7 dan ke-8) terkait dengan kode

bidang, yaitu pengelompokan bidang tugas yang terdapat dalam suatu

pemerintah daerah. Kode bidang ini mencakup 22 bidang, yaitu :

a. Sekwan/DPRD;

b. Gubernur/Bupati/Walikota;

c. Wakil GUbernur/Bupati/Walikota;

d. Sekretariat Daerah;

e. Bidang Kimpraswil/PU;

f. Bidang Perhubungan;

g. Bidang Kesehatan;

h. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;

i. Bidang Sosial;

j. Bidang Kependudukan;

k. Bidang Pertanian;

l. Bidang Perindustrian;

m. Bidang Pendapatan;

n. Bidang Pengawasan;

o. Bidang Perencanaan;

p. Bidang Lingkungan Hidup;

q. Bidang Pariwisata;

r. Bidang Kesatuan Bangsa;

s. Bidang Kepegawaian;

t. Bidang Penghubung;

u. Bidang Komunikasi, informasi dan dokumentasi;

v. Bidang BUMD.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4747

Akan tetapi kode ini masih bisa ditambahkan kalau memang pemerintah

daerah memiliki lebih dari 22 bidang. Misalnya saja yang tedapat pada Kota

Surabaya. Dalam Peraturan Walikota Surabaya Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kodefikasi Lokasi dan Barang Milik Daerah Walikota Surabaya, terdapat 26 kode

bidang, yaitu :

a. Walikota adalah nomor 01;

b. Wakil Walikota adalah nomor 02;

c. Sekretariat Daerah adalah nomor 03;

d. Sekretariat DPRD / DPRD adalah nomor 04;

e. Bidang Pekerjaan Umum adalah nomor 05;

f. Bidang Perhubungan adalah nomor 06;

g. Bidang Kesehatan adalah nomor 07;

h. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan adalah nomor 08;

i. Bidang Sosial adalah nomor 09;

j. Bidang Kependudukan adalah nomor 10;

k. Bidang Pertanian adalah nomor 11;

l. Bidang Perindustrian adalah nomor 12;

m. Bidang Pendapatan adalah nomor 13;

n. Bidang Pengawasan adalah nomor 14;

o. Bidang Perencanaan adalah nomor 15;

p. Bidang Lingkungan Hidup adalah nomor 16;

q. Bidang Pariwisata adalah nomor 17;

r. Bidang Kesatuan Bangsa adalah nomor 18;

s. Bidang Kepegawaian adalah nomor 19;

t. Bidang Penghubung adalah nomor 20;

u. Bidang Komunikasi, Informasi dan dokumentasi adalah nomor 21;

v. Bidang BUMD adalah nomor 22.

w.Bidang Pertanahan adalah nomor 23;

x. Bidang Ketentraman dan Ketertiban adalah nomor 24;

y. Bidang Pemberdayaan Masyarakat adalah nomor 25;

z. Kecamatan adalah nomor 50.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4848

Digit ke-9 dan ke-10 adalah nomor kode Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD). Kode ini adalah penjabaran dari bidang tugas SKPD sesuai struktur

organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

Digit ke-11 dan 12 merupakan kode tahun pembelian/pengadaan barang.

Diisi 2 angka terakhir pada tahun pembelian/perolehan barang. Kalau suatu

barang tidak diketahui tahun pembelian/perolehannya, maka tahun pembelian

dibandingkan dengan barang yang sama, yaitu barang sejenis, tipe yang sama,

memiliki merek dan bahan yang sama. Penetapan perkiraan tahun untuk barang

seperti ini ditetapkan oleh Pengurus barang.

Digit ke-13 dan ke-14 adalah nomor kode Sub Unit Kerja. Untuk setiap

SKPD diberikan nomor urut kode sub unit sesuai struktur organisasi perangkat

daerah mulai dari nomor 01 dan seterusnya, sampai sejumlah sub Unit/Satuan

Kerja dalam SKPD tersebut.

Contohnya, pemerintah kota Surabaya memiliki komputer yang berada di

kantor kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng. Barang tersebut diperoleh tahun

1999. Kode lokasi barang untuk barang tersebut adalah :

1 2 . 1 3 . 3 0 . 5 0 . 1 5 . 9 9 . 0 1

Kode unit/sub unit kerja. Untuk kelurahan Mojo, kodenya 01

Kode tahun perolehan. Barang tersebut diperoleh tahun 1999

Kode SKPD. Untuk kecamatan Gubeng kodenya 15

Kode bidang. Sesuai peraturan walikota Surabaya, kode kecamatan 50

Kode kabupaten/kota. Untuk kota Surabaya kodenya 30

Kode Provinsi, untuk Jawa Timur kodenya 13

Kode kepemilikan barang. Barang milik pemerintah kota Surabaya, kodenya 12

Untuk kode kepemilikan barang, provinsi, kabupaten/kota diatur dalam

Permendagri 17 tahun 2007, sedangkan kode bidang, SKPD, unit/sub unit kerja

akan diatur oleh Perda.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 4949

4.2.2. Kode BarangKode barang juga terdiri dari 14 digit. Kode ini menggambarkan

klasifikasi/penggolongan barang. Menurut Permendagri, barang milik daerah

digolongkan ke dalam 6 kelompok yaitu:

1. Tanah

Selanjutnya akan dibagi menjadi Tanah Perkampungan, Tanah Pertanian,

Tanah Perkebunan, Kebun Campuran, Hutan, Tanah Kolam Ikan, Danau/

Rawa, Sungai, Tanah Tandus/Rusak, Tanah Alang-Alang dan Padang

Rumput, Tanah Penggunaan Lain, Tanah Bangunan dan Tanah

Pertambangan, tanah badan jalan dan lain-lain sejenisnya.

2. Peralatan dan Mesin

a) alat-alat besar

Alat-alat Besar Darat, Alat-alat Besar Apung. Alat-alat Bantu dan lain-lain

sejenisnya.

b) alat-alat angkutan

Alat Angkutan Darat Bermotor, Alat Angkutan Darat Tak Bermotor, Alat

Angkut Apung Bermotor, Alat Angkut Apung tak Bermotor, Alat Angkut

Bermotor Udara, dan lain-lainnya sejenisnya.

c) alat-alat bengkel dan alat ukur

Alat Bengkel Bermotor, Alat Bengkel Tak Bermotor, dan lain-lain

sejenisnya.

d) alat-alat pertanian/peternakan

Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Alat Pemeliharaan Tanaman

/Pasca Penyimpanan dan lain-lain sejenisnya.

e) alat-alat kantor dan rumah tangga

Alat Kantor, Alat Rumah Tangga, dan lain-lain sejenisnya.

f) alat studio dan alat komunikasi

Alat Studio, Alat Komunikasi dan lain-lain sejenisnya.

g) alat-alat kedokteran

Alat Kedokteran seperti Alat Kedokteran Umum, Alat Kedokteran Gigi,

Alat Kedokteran Keluarga Berencana, Alat Kedokteran Mata, Alat

Kedokteran THT, Alat Rontgen, Alat Farmasi, dan lain-lain sejenisnya.

h) alat-alat laboratorium

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5050

Unit Alat Laboratorium, Alat Peraga/Praktek Sekolah dan lain-lain

sejenisnya.

i) alat-alat keamanan

Senjata Api, Persenjatan Non Senjata Api, Amunisi, Senjata Sinar dan

lain-lain sejenisnya.

3. Gedung dan bangunan

a) bangunan gedung

Bangunan Gedung Tempat Kerja, Bangunan Gedung, Bangunan

Instalansi, Bangunan Gedung Tempat Ibadah, Rumah Tempat Tinggal

dan gedung lainnya yang sejenis.

b) bangunan monumen

Candi, Monumen Alam, Monumen Sejarah, Tugu Peringatan dan lain-lain

sejenisnya.

4. Jalan, irigasi dan jaringan

a) jalan dan jembatan

Jalan, Jembatan, terowongan dan lain-lain jenisnya.

b) bangunan air/irigasi

Bangunan air irigasi, Bangunan air Pasang, Bangunan air

Pengembangan rawa dan Polde, Bangunan Air Penganan Surya dan

Penanggul, Bangunan air minum, Bangunan air kotor dan Bangunan Air

lain yang sejenisnya.

c) instalasi

Instalasi Air minum, Instalasi Air Kotor, Instalasi Pengolahan Sampah,

Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan, Instalasi Pembangkit Listrik,

Instalasi Gardu Listrik dan lain-lain sejenisnya.

d) jaringan

Jaringan Air Minum, Jaringan Listrik dan lain-lain sejenisnya.

5. Aset tetap lainnya

a) buku dan perpustakaan

Buku seperti Buku Umum Filsafah, Agama, Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa,

Matematika dan Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Praktis. Arsitektur,

Kesenian, Olah raga Geografi, Biografi,sejarah dan lain-lain sejenisnya.

b) barang bercorak kesenian/kebudayaan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5151

Barang Bercorak Kesenian, Kebudayan seperti Pahatan, Lukisan Alat-alat

Kesenian, Alat Olah Raga, Tanda Penghargaan, dan lain-lain sejenisnya.

c) hewan/ternak dan tumbuhan

Hewan seperti Binatang Ternak, Binatang Unggas, Binatang Melata,

Binatang Ikan, Hewan Kebun Binatang dan lain-lain sejenisnya.

Tumbuhan-tumbuhan seperti Pohon Jati, Pohon Mahoni, Pohon Kenari,

Pohon Asem dan lain-lain sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.

6. Kontruksi dalam pengerjaan

Kode barang adalah kode yang terdiri dari 14 digit angka. Untuk kode

barang milik daerah, menggunakan kodefikasi dan penggolongan yang terdapat

dalam Lampiran 41 Permendagri 17 tahun 2007.

Bagan 4.2Kode Barang

Kode

Barang

(14 digit)

1 2 Kode golongan barang

3 4 Kode Bidang

5 6 Kode kelompok barang

7 8 Kode sub kelompok barang

9 10 Kode-kode sub sub kelompok barang

11 12 13 14 Nomor urut Pendaftaran

Sumber : Diolah dari Permendagri nomor 17 tahun 2007

Untuk digit ke 1 dan ke-2 kode barang adalah golongan barang. Nomor

kode golongan barang diklasifikasikan menjadi 6 golongan, yaitu:

a. Untuk tanah, kodenya adalah 01.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5252

b. Untuk mesin dan peralatan, kodenya adalah 02.

c. Untuk gedung dan bangunan, kodenya adalah 03.

d. Untuk jalan,Irigasi dan Jaringan, kodenya adalah 04.

e. Untuk Aset Tetap Lainnya, kodenya adalah 05.

f. Untuk Konstruksi dalam Pengerjaan, kodenya adalah 06.

Penggolongan ini sesuai dengan pengelompokan barang milik daerah menjadi 6

kelompok besar yang sudah disebutkan pada awal sub bab ini.

Bagaimanakah penerapan dari kodefikasi dan penggolongan barang milik

daerah ini ? Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, marilah kita perhatikan

contoh di bawah ini.

a. Komputer (pada contoh sub bab 4.2.1) milik Pemerintah Kota Surabaya

diperoleh tahun 1999, berada di kelurahan Mojo (01), kecamatan Gubeng

(15), kota Surabaya (30). Komputer tersebut memiliki NUP 0003. Kode lokasi

seperti yang sudah dibahas pada sub bab sebelumnya adalah

12.13.30.50.15.99.01. Untuk kode barang :

0 2 . 0 6 . 0 3 . 0 2 . 0 1 . 0 0 0 3

Kode Nomor Urut Pendaftaran

Kode sub-sub kelompok, PC Unit kodenya 01

Kode sub kelompok. Komputer = 02

Kode kelompok. Komputer adalah kelompok 03

Kode Bidang. Komputer adalah alat kantor dan rumah tangga, kodenya 06

Kode Golongan. Untuk mesin dan peralatan kodenya 02

Sehingga komputer tersebut akan diberikan kode :

Kode Lokasi 12.13.30.50.15.99.01

Kode Barang 02.06.03.02.01.0003

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5353

b. Sebuah stetoscope milik pemkot Jakarta yang terdapat di Puskesmas

Kecamatan Cakung (08), Kelurahan Cakung Barang (04), Kecamatan

Cakung (06), Jakarta Utara (05), Provinsi DKI Jakarta (09), diperoleh tahun

2000 dengan nomor urut 5.

Kode lokasi adalah :

1 2 . 0 9 . 0 5 . 0 6 . 0 4 . 0 0 . 0 8

Kode unit/sub unit kerja. Puskesmas Cakung kodenya 08

Kode tahun perolehan. Barang tersebut diperoleh tahun 2000

Kode SKPD. Untuk kelurahan Cakung Barat kodenya 04

Kode bidang. Untuk kesehatan 06

Kode kabupaten/kota. Untuk kota jakarta Utara kodenya 05

Kode Provinsi, untuk DKI Jakarta kodenya 09

Kode kepemilikan barang. Barang milik pemerintah kota jakarta Utara, kodenya 12

0 2 . 0 9 . 0 6 . 0 3 . 4 5 . 0 0 0 5

Kode Nomor Urut Pendaftaran, adalah 00005

Kode sub-sub kelompok. Stetoscope = 45

Kode sub kelompok. Untuk Peralatan Umum Kedokteran/Klinik

Nuklir (03)

Kode kelompok. Termasuk kelompok Radiation Application and Non

Destructive (06)

Kode Bidang. Stetoscope adalah alat laboratorium, kodenya 09

Kode Golongan. Untuk mesin dan peralatan kodenya 02

Kode Lokasi 12.09.05.06.04.00.08

Kode Barang 02.09.06.03.45.0005

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5454

Untuk barang-barang yang belum ada nomor kode barangnya, digunakan

nomor kode lain-lain dari sub kelompok barang tersebut.

4.3. Latihan

Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 3,

kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan

peserta lain.

1. Bagaimanakah penggolongan barang milik daerah ? Jelaskan.

2. Apakah tujuan dilakukan penggolongan barang milik daerah ?

3. Apakah yang Saudara ketahui mengenai kodefikasi barang milik daerah ?

4. Adakah kaitan antara kodefikasi barang milik daerah dan penggolongan

barang milik daerah ? Jelaskan.

5. Kodefikasi barang akan terdiri dari 2, yaitu kode lokasi dan kode barang.

Jelaskan !

4.4. Rangkuman

Barang milik daerah harus dicatat dan didaftarkan pada Daftar Barang

Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Sebelumnya

dilakukan penggolongan barang. Untuk penggolongan barang milik daerah

dilakukan kodefikasi, yang terdiri dari 2 kode, yang masing-masing terdiri dari 14

digit.

Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari kode lokasi dan kode barang.

Untuk kode barang, digunakan patokan yang ada pada lampiran Permendagri 17

tahun 2007. Sedangkan kode lokasi terkait dengan kepemilikan dari barang

tersebut.

Setiap kode barang dan kode kepemilikan ini harus dicantumkan pada

setiap barang Inventaris. Kode barang dapat ditulis pada stiker yang ditempelkan

pada barang, atau dicantumkan pada papan. Kalau ruang/tempat yang tersedia

tidak mencukupi, kode barang cukup dicatat dalam buku inventaris, kartu

inventaris barang dan kartu inventaris ruangan.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5555

4.5. Tes FormatifPilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Kodefikasi barang milik daerah mengacu pada :

a. Peraturan Menteri Keuangan dan Permendagri

b. Peraturan Menteri Keuangan dan Perda

c. Permendagri dan Perda

d. A, B dan C semuanya benar

2. Kodefikasi barang yang menguraikan kepemilikan barang milik daerah

a. Kode barang

b. Kode lokasi

c. Kode satker

d. A, B dan C semuanya salah

3. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Kode lokasi dan kode barang menggunakan pedoman dari tabel yang ada

pada lampiran Permendagri 17 tahun 2007

b. Kode lokasi menggunakan pedoman dari tabel yang ada pada lampiran

Permendagri 17 tahun 2007

c. Kode barang menggunakan pedoman dari tabel yang ada pada lampiran

Permendagri 17 tahun 2007

d. A, B dan C semuanya tepat

4. Manakah yang tidak terdapat dalam kode lokasi ?

a. nomor urut pendaftaran

b. tahun perolehan

c. kode untuk bidang

d. kode untuk SKPD

5. Kode barang terdiri dari 14 digit yang terdiri dari :

a. kode golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, sub sub kelompok,

tahun perolehan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5656

b. kode bidang, kelompok, , sub kelompok, sub sub kelompok, tahun

perolehan

c. kode golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, sub sub kelompok,

tahun perolehan, nomor urut pendaftaran

d. kode, golongan,bidang , kelompok, sub kelompok, sub sub kelompok,

nomor urut pendaftaran

6. Barang milik pemerintah pusat yang digunakan oleh pemerintah daerah akan

diberikan 2 digit pertama :

a. 00

b. 01

c. 12

d. 11

7. Tahun perolehan barang milik daerah akan dibukukan dalam :

a. kode lokasi, dalam 2 digit

b. kode barang, dalam 2 digit

c. kode lokasi,dalam 4 digit

d. kode barang, dalam 4 digit

8. Nomor urut pendaftaran akan dibukukan dalam :

a. kode lokasi, dalam 2 digit

b. kode barang, dalam 2 digit

c. kode lokasi,dalam 4 digit

d. kode barang, dalam 4 digit

9. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Kode barang 2 digit pertama untuk pemerintah kota Bandung, akan sama

dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung

b. Kode lokasi 2 digit pertama untuk pemerintah kota Bandung, akan sama

dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung

c. Kode barang digit ke-3 dan 4 untuk pemerintah kota Bandung, akan sama

dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5757

d. Kode lokasi digit ke-3 dan 4 untuk pemerintah kota Bandung, akan sama

dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung

10. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Kode barang 2 digit pertama untuk tanah pertanian , akan sama dengan

hutan

b. Kode lokasi 2 digit pertama untuk tanah pertanian , akan sama dengan

hutan

c. Kode barang digit ketiga dan ke-4 untuk tanah pertanian , akan sama

dengan hutan

d. Kode lokasi digit ketiga dan ke-4 untuk tanah pertanian , akan sama

dengan hutan

11. Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari :

a. kode barang dan kode kepemilikan barang

b. kode SKPD dan kode kepemilikan barang

c. kode barang dan kode lokasi

d. A, B dan C semuanya salah

12. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda.

b. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan

permendagri

c. Kode SKPD untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda

d. Kode provinsi untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda

13. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang

diperoleh pemda pada tahun anggaran yang sama

b. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang

diperoleh pemda, dan tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang

sama.

c. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang diperoleh pemda

pada tahun anggaran yang sama

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5858

d. Nomor urut pendaftaran adalah nomor barang yang diperoleh pemda, dan

tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang sama.

14. Pernyataan yang tidak tepat terkait dengan pencantuman kode barang milik

daerah.

a. Untuk kendaraan bermotor roda 4 ditempatkan di bagian dalam

kendaraan, sehingga tidak mudah terhapus/hilang

b. Untuk kendaraan bermotor roda 2 ditempatkan di bagian badan yang

mudah dilihat

c. Untuk tanah kosong dicantumkan pada sebuah papan yang berukuran

sekurang-kurangnya 60 x 100 cm;

d. A, B dan C semuanya sudah tepat terkait dengan pencantuman kode

barang milik daerah.

15. Sebuah barang milik Pemprov Maluku (17), bidang perikanan (11), pada

Dinas Perikanan dan Kelautan (02), sub dinas Pengelolaan Budidaya Perikanan

(55) diperoleh tahun 2010, dengan nomor urut pendaftaran 0001. Kode lokasi

untuk barang tersebut adalah :

a. 11.17.00.11.02.10.0001

b. 11.17.00.11.02.10.55

c. 17.00.11.02.55.10.0001

d. 11.17.11.02.55.10.0001

4.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada

di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai

dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui

tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.

Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%

Jumlah semua soal

Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik

Penatausahaan Barang Milik Daerah 5959

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat

meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari

80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum

kuasai.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6060

BAB V

KEGIATAN BELAJAR 4

PENCATATAN PADA KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) DANKARTU INVENTARIS RUANGAN (KIR)

5.1. Indikator Hasil BelajarSetelah mempelajari kegiatan belajar 4 ini, peserta diharapkan:

1. dapat memahami pencatatan barang milik daerah

2. dapat menghasilkan Kartu Inventaris Barang (KIB) dan cara pengisian KIB.

3. dapat menjelaskan Daftar Barang Milik Daerah

5.2. Pencatatan Barang Milik Daerah

Setiap barang milik daerah akan dilaporkan dalam suatu daftar, yaitu Daftar

Barang Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Apa

yang terdapat dalam DBP dan DBKP adalah hasil dari pencatatan yang

dilakukan dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan

(KIR).

5.2.1. Kartu Inventaris Barang (KIB)

Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah kartu yang digunakan untuk mencatat

barang-barang inventaris. Pencatatan ini bisa dilakukan untuk setiap barang

(misalnya PC merk A), atau secara kolektif (semua PC digabungkan dalam 1

KIB). Pencatatan dalam KIB harus meliputi informasi yang terkait dengan asal

barang tersebut (pembelian, hibah, wakaf dstnya), volume/jumlah, kapasitas

(terkait dengan peralatan tentu saja ada kapasitas terkait dengan

mesin/peralatan), merk, tipe, nilai/harga, tahun pembelian/pembuatan dan data

lain mengenai barang tersebut yang diperlukan untuk inventarisasi maupun

tujuan lain dan dipergunakan selama barang itu belum dihapuskan.

Dalam KB 3 telah dijelaskan, terdapat 6 golongan barang, yaitu :

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6161

1. tanah

2. mesin dan peralatan

3. Gedung dan bangunan

4. Jalan, irigasi dan jaringan

5. Asset tetap lainnya

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan.

Setiap barang, akan dicatat dalam Kartu Inventaris Barang. Barang dalam

golongan yang sama, akan dicatat dalam KIB yang sama. Misalnya saja, tanah

kolam ikan dan tanah tandus/rusak akan dibukukan dalam KIB yang sama.

Sebaliknya, tanah tandus/rusak tentunya tidak akan dicatat dalam KIB yang

sama dengan bangunan. Terdapat 6 macam KIB, yaitu :

1. KIB-A: Tanah,

2. KIB-B: Mesin dan Peralatan

3. KIB-C: Gedung dan Bangunan

4. KIB-D: Jalan, Irigasi dan Jaringan

5. KIB-E: Aset Tetap Lainnya

6. KIB-F: Konstruksi dalam Pengerjaan

Untuk setiap KIB, selalu terdapat kode lokasi. Untuk kode lokasi ini

digunakan pedoman kode lokasi yang sudah dibahas dalam KIB sebelumnya.

Selain itu, setiap KIB selalu mencantumkan 2 penandatangan, yaitu Pengurus

Barang, kepala SKPD. Setiap barang milik SKPD tentu harus diketahui oleh

kepala SKPD. Itu sebabnya pada sisi kiri bawah, terdapat tanda tangan kepala

SKPD. Selain itu, terdapat kolom keterangan yang memuat keterangan yang

dianggap perlu. Tentu saja, keterangan ini mencakup hal-hal yang belum

terdapat dalam KIB tersebut, yang dianggap perlu dicatat oleh SKPD.

5.2.1.1. KIB-A TanahKIB-A mencatat barang milik daerah yang termasuk dalam golongan tanah.

Misalnya saja tanah perkampungan, tanah pertanian, tanah perkebunan tanah

penggunaan lain, tanah bangunan dan tanah pertambangan, tanah badan jalan

dan lain-lain sejenisnya. KIB-A Tanah terdiri atas 14 kolom.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) ATANAH

NO. KODE LOKASI :No Jenis

Barang/Nama

Barang

Nomor Luas(m2)

TahunPengadaan

Letak/Alamat

Status Tanah Penggunaan AsalUsul

Harga(Ribuan

Rp)

KetKode

BarangRegister Hak Sertifikat

Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUI ............., .......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6363

Cara pengisian KIB-A adalah sebagai berikut :

a. Kolom 1 : Nomor urut pencatatan

b. Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang.

Pada kolom 2 dituliskan dengan jelas jenis tanah yang merupakan barang

inventaris. Misalnya saja tanah perkantoran, tanah perkebunan,tanah

tegalan, tanah hutan dlsbnya.

c. Kolom 3 : Nomor Kode Barang . Untuk kode barang digunakan kode barang

yang terdapat dalam lampiran Permendagri 17 tahun 2007.

d. Kolom 4 : Nomor Register, yaitu nomor urut barang. Nomor urut barang

berbeda dengan nomor urut pencatatan. Nomor urut barang dikaitkan dengan

barang yang sejenis.

e. Kolom 5 : Luas tanah

f. Kolom 6 : Tahun pengadaan tanah

g. Kolom 7 : Letak/Alamat. Tuliskan letak alamat lengkap lokasi dari tanah

tersebut.

Contoh : Jalan Raya Bintaro Utama Sektor V, Bintaro, Tangerang, atau nama

kelurahan, kecamatan/nama kota dsbnya.

h. Kolom 8 diisi hak pakai atau hak pengelolaan tanah. Kalau tanah tersebut

dipergunakan langsung menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi

pemerintahan, kolom 8 diisi hak pakai. Apabila tanah tersebut dipergunakan

untuk menunjang tugas pokok dan fungsi, harus diisi hak pengelolaan.

i. Kolom 9 : Tanggal Sertifikat, yaitu tanggal terbitnya sertifikat tanah tersebut.

j. Kolom 10: Nomor Sertifikat

k. Kolom 11: Penggunaan. Misalnya saja perkampungan, taman, perkebunan

dlsbnya.

l. Kolom 12 diisi dengan asal usul perolehan dari barang tersebut. Misalnya

saja dibeli, hibah, transfer masuk dan lain sebagainya.

m. Kolom 13: Harga

Pada kolom 13 dituliskan nilai pembelian dari tanah atau nilai taksiran tanah

kalau tanah tersebut berasal dari sumbangan/hibah, pembukaan hutan dan

sebagainya

Perlu diingat, apabila ada data tanah yang tidak jelas, supaya proses

pencatatan (Sensus Daerah) tidak terhambat, kolom atau lajur tersebut dapat

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6464

dikosongkan atau diberikan tanda – . Akan tetapi ada 2 hal yang tidak boleh

dikosongkan dan harus ditaksir atau diperkirakan, yaitu :

a. Tahun Perolehan, karena tahun perolehan termasuk dalam Kode Lokasi

b. Harga, oleh karena menyatakan/menggambarkan besarnya aset/ kekayaan

yang ada pada SKPD, dan menggambarkan seluruh aset/kekayaan dan

masing-masing Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Khusus mengenai harga, yang dicantumkan adalah harga beli sesuai

ketentuan yang berlaku. Namun dalam rangka Sensus barang Daerah, apabila

tidak ada harga beli atau harga peroehan, maka untuk mendapatkan data/harga

yang wajar, dapat dengan harga pada saat dilaksanakan Sensus Barang Daerah,

seperti:

a. Untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah atau NJOP setempat.

b. Untuk bangunan berdasarkan Harga standar dari Dinas Pekerjaan Umum.

5.2.1.2. Kartu Inventaris Barang B - Mesin dan Peralatan

KIB B digunakan untuk mencatat mesin dan peralatan, seperti :

a. alat-alat besar

Alat-alat Besar Darat, Alat-alat Besar Apung. Alat-alat Bantu dan lain-lain

sejenisnya.

b. alat-alat angkutan

Alat Angkutan Darat Bermotor, Alat Angkutan Darat Tak Bermotor, Alat

Angkut Apung Bermotor, Alat Angkut Apung tak Bermotor, Alat Angkut

Bermotor Udara, dan lain-lainnya sejenisnya.

c. alat-alat bengkel dan alat ukur

Alat Bengkel Bermotor, Alat Bengkel Tak Bermotor, dan lain-lain sejenisnya.

d. alat-alat pertanian/peternakan

Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Alat Pemeliharaan Tanaman/Pasca

Penyimpanan dan lain-lain sejenisnya.

e. alat-alat kantor dan rumah tangga

Alat Kantor, Alat Rumah Tangga, dan lain-lain sejenisnya.

f. alat studio dan alat komunikasi

Alat Studio, Alat Komunikasi dan lain-lain sejenisnya.

g. alat-alat kedokteran

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6565

Alat Kedokteran seperti Alat Kedokteran Umum, Alat Kedokteran Gigi, Alat

Kedokteran Keluarga Berencana, Alat Kedokteran Mata, Alat Kedokteran

THT, Alat Rontgen, Alat Farmasi, dan lain-lain sejenisnya.

h. alat-alat laboratorium

Unit Alat Laboratorium, Alat Peraga/Praktek Sekolah dan lain-lain sejenisnya.

i. alat-alat keamanan

Senjata Api, Persenjatan Non Senjata Api, Amunisi, Senjata Sinar dan lain-

lain sejenisnya.

KIB-B terdiri atas 16 kolom. Format KIB-B dapat dilihat di halaman berikut.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) BPERALATAN DAN MESIN

NO. KODE LOKASI :

Nourut

KodeBarang

NamaBarang/

JenisBarang

NomorRegister

Merk/Type

Ukuran/CC

Bahan TahunPembelian

Nomor AsalUsulCara

Perolehan

Harga Ket

Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUI ............., .......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6767

Cara pengisian:

1. Kolom 1: Nomor Urut, yaitu nomor urut setiap jenis barang.

2. Kolom 2: Nomor Kode Barang.

3. Kolom 3: Nama Barang/Jenis Barang.

Isi jenis barang atau nama secara jelas seperti kendaraan. Misalnya alat

besar, komputer PC dan sebagainya. Untuk barang-barang yang mempunyai

nomor pabrik, cara pencatatannya harus satu persatu, sehingga hanya akan

ada satu barang saja di setiap baris. Akan tetapi, tidak semua barang milik

daerah memiliki nomor pabrik. Beberapa barang milik daerah seperti kursi

dan meja tidak memiliki nomor pabrik. Barang-barang yang tidak mempunyai

nomor pabrik dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat barang

tersebut mempunyai karakteristik yang sama (ukuran, bahan baku, tahun

pembelian dan sebagainya).

4. Kolom 4: Nomor Register. Kalau terdapat lebih dari satu barang yang sejenis,

maka diberikan nomor register yang dimulai dari 0001 sampai dengan nomor

terakhir dari barang dimaksud.

5. Kolom 5: Merk/Tipe

Pada kolom 5 tuliskan merk dan tipe barang yang dimaksud. Apabila tidak

ada tipenya kolom ini diberi tanda strip (-). Contohnya :

a. mobil, merk Toyota Kijang Inova, Tipe EV.

b. Komputer, merk IBM dengan tipe Pentium 4.

6. Kolom 6: Ukuran/CC

Pada kolom 6 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang bersangkutan.

Apabila tidak ada ukurannya diberi tanda strip (-). Contoh :

a. Mobil 2000 cc (untuk mobil Toyota Kijang contoh 6)

b. Komputer dengan spesifikasi besaran layar, kapasitas, dan sebagainya.

7. Kolom 7: B a h a n.

Misalnya besi untuk filling cabinet, besi dan plastik untuk kursi. Apabila

digunakan lebih dari 1 bahan, maka tuliskan bahan yang paling banyak

digunakan.

8. Kolom 8: Tahun Pembelian.

Pada kolom 8 tuliskan tahun pembelian dari barang yang bersangkutan.

Apabila tidak diketahui tahun pembeliannya supaya tuliskan tahun

penerimaan/unit pemakaiannya.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 6868

9. Kolom 9: Nomor Pabrik.

Pada kolom 9 tuliskan nomor pabrik barang yang bersangkutan. Apabila tidak

diketahui nomor pabrik maka kolom ini diberi tanda strip (-).

10. Kolom 10 : Nomor Rangka, yaitu nomor rangka/chasis dari alat angkutan

yang bersangkutan (kalau ada). Kalau tidak ada nomor chasis berikan tanda

”-”. Contoh : K.357608 dan sebagainya.

11. Kolom 11 Nomor Mesin. Nomor mesin bisa dapat dilihat pada pada faktur

/kuitansi pembelian alat angkutan. Kalau tidak ada nomor mesin berikan

tanda strip (-).

12. Kolom 12: Nomor Polisi. Contoh : B 8165 LE dan seterusnya. Untuk jenis Alat

Angkutan tertentu yang tidak mempunyai Nomor Polisi, maka kolom ini diberi

tanda “-“

13. Kolom 13 : B P K B.

14. Kolom 14 : Asal-usul. Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.

15. Kolom 15 : H a r g a.

Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan

faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari

pembelian. Apabila barang yang bersangkutan berasal dari

sumbangan/hadiah, supaya diperkirakan dengan harga yang wajar.

Pencatatannya dinyatakan dalam ribuan rupiah. Contohnya, suatu barang

dengan harga Rp 1.250.765,- maka pada kolom ini dituliskan 1.251.

5.2.1.3. KIB-C: Gedung dan Bangunan

KIB-C ini digunakan untuk mencatat setiap bangunan, gedung dan

bangunan monumen. KIB Gedung dan Bangunan ini terdiri dari 17 kolom. Setiap

gedung dan bangunan yang dimiliki pemerintah daerah harus dicatat dalam KIB-

C.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) CGEDUNG DAN BANGUNAN

NO. KODE LOKASI :

Nourut

JenisBarang/Nama

Barang

Nomor KondisiBangunan(B,KB,RB)

KonstruksiBangunan

LuasLantai(M2)

Letak/

Lokasi

Alamat

Dokumen

Gedung

Luas(M2)

StatusTanah

NomorKodeTanah

AsalUsul

Harga Ket

KodeBarang

Register BertingkatTidak

Beton/Tidak

Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUI ............., .......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7070

Cara pengisian :

1. Kolom 1: Diisi nomor urut

2. Kolom 2: Jenis Barang/nama Barang

Pengisian tentang Gedung diartikan sebagai bangunan yang berdiri sendiri

atau dapat pula merupakan suatu kesatuan bangunan yang tidak dapat

dipisahkan. Misalnya, Gedung Kantor Gubernur, Kabupaten, Kecamatan,

Kelurahan, Gedung Sekolah, Puskesmas, Olah Raga, Monumen dan

sebagainya.

3. Kolom 3: Diisi Nomor Kode Barang

4. Kolom 4: Diisi Nomor Register

5. Kolom 5: Kondisi Bangunan, yaitu kondisi bangunan gedung/bangunan

monumen pada saat pelaksanaan Inventarisasi. Kondisi fisik bisa dalam

keadaan baik, rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.

6. Kolom 6: Konstruksi Bangunan. Pada kolom 6 tuliskan “bertingkat” apabila

bangunan tersebut bertingkat. Sebaliknya jika tidak bertingkat tuliskan “tidak”.

7. Kolom 7. Pada Kolom 7 tuliskan: ”beton” apabila bangunan tersebut

seluruhnya berkonstruksi beton. Sebaliknya apabila tidak berkonstruksi beton

isikan “tidak”.

8. Kolom 8: Luas Lantai ( M² ). Harus disajikan dengan bilangan bulat.

Perhitungan luas lantai tersebut termasuk luas teras. Untuk gedung

bertingkat dihitung dari luas lantai satu , dijumlah dengan luas lantai

bertingkat berikutnya.

9. Kolom 9: Letak/Lokasi. Pada kolom 9 tuliskan letak/alamat lengkap lokasi dari

bangunan tersebut. Misalnya : Jalan Raya Bintaro Utama Sektor V, Bintaro

Jaya, Tangerang Selatan

10. Kolom 10 dan 11 diisi dengan data mengenai dokumen gedung.

Apa saja yang dimaksud dengan dokumen gedung ? Dokumen gedung

dapat berupa surat-surat pemilikan seperti sertifikat atas tanah bangunan

gedung, Surat Ijin Bangunan dan sebagainya. Pada kolom 10 diisikan tanggal

dokumen dikeluarkan, sedangkan pada kolom 11 diisikan Nomor Dokumen.

11. Pada kolom 12 tuliskan luas dari tanah bangunan dengan ukuran m² dengan

bilangan bulat. Kalau kolom 8 merupakan luas bangunan, dalam kolom ini

yang disajikan adalah luas tanah.

12. Pada kolom 13 isikan status tanah dari tanah/bangunan.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7171

Status tanah/bangunan bisa berupa :

a. Tanah milik Pemda

b. Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).

c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)

d. Hak Tanah (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum),

Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan

13. Pada kolom 14 isikan Nomor Kode Tanah.

14. Kolom 15: Asal Usul. Misalnya saja dibeli, hibah dan lain-lain. Apabila

bangunan/barang tersebut dibiayai dari beberapa sumber anggaran, dicatat

sebagai milik komponen pemilikan pokok. Misalnya, bangunan milik Pemda

yang pembangunannya dibantu dari anggaran Pusat maka statusnya tetap

dicatat sebagai milik Pemda.

15. Kolom 16: H a r g a

Pada kolom 16 tuliskan harga yang sebenarnya untuk bangunan

gedung/monumen tersebut. Terkadang dari dokumen yang ada, nilai

gedung/monumen tersebut tidak dapat diketahui. Apabila hal ini terjadi, nilai

gedung dicatat berdasarkan harga yang berlaku dilingkungan tersebut pada

waktu pencatatan.

5.2.1.4. KIB-D: Jalan, Irigasi dan JaringanKIB-D terdiri dari 17 kolom dan digunakan untuk mencatat jalan, irigasi dan

jaringan. Apa saja yang akan dicatat dalam KIB-D ?

1. Jalan dan jembatan

Jalan, Jembatan, terowongan dan lain-lain jenisnya.

2. Bangunan air/irigasi

Bangunan Air Irigasi, Bangunan Air Pasang, Bangunan Air, Pengembangan

Rawa dan Polde, Bangunan Air Pengaman Surya dan Penanggul, Bangunan

Air Minum, Bangunan Air Kotor dan Bangunan Air lain yang sejenis.

3. Instalasi

Instalasi Air Minum, Instalasi Air Kotor, Instalasi Pengolahan Sampah, Instalasi

Pengolahan Bahan Bangunan, Instalasi Pembangkit Listrik, Instalasi Gardu

Listrik dan lain-lain sejenisnya.

4. Jaringan

Jaringan Air Minum, Jaringan Listrik dan lain-lain sejenisnya.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) DJALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

NO. KODE LOKASI :

Nourut

JenisBarang/Nama

Barang

Nomor Konstruksi Panjang(km)

Lebar(M)

Luas(m2)

Letak/Lokasi

Dokumen StatusTanah

NomorKodeTanah

AsalUsul

Harga Kondisi(B,KB,RB)

Ket

KodeBarang

Register Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUI ............., .......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7373

Cara pengisian :

1. Kolom 1 : Diisi nomor urut

2. Kolom 2 : Jenis Barang

Pada kolom 2 tuliskan jenis Jalan, Irigasi Dan Jaringan yang merupakan

Barang Inventaris. Misalnya Jalan, Jembatan, terowongan, Bangunan Air

Irigasi, Bangunan Air Pasang, Bangunan Air Pengembangan Rawa dan Polde,

Bangunan Air Pengaman Surya dan Penanggul, Bangunan Air Minum,

Bangunan Air Kotor, Instalasi Air Minum, Instalasi Air Kotor, Instalasi

Pengolahan Sampah, Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan, Instalasi

Pembangkit Listrik, Instalasi Gardu Listrik, Jaringan Air Minum, Jaringan Listrik

dan lain-lain sejenisnya.

3. Kolom 3 diisi nomor kode barang.

4. Kolom 4 diisi nomor register (pencatatan).

5. Kolom 5 diisi dengan konstruksi dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.

Misalnya: aspal, beton, dan lain sebagainya.

6. Kolom 6 diisi dengan panjang dari jalan, irigasi dan jaringan.

7. Kolom 7 diisi dengan lebar dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan.

8. Kolom 8 diisi dengan luas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.

9. Kolom 9 diisi letak/lokasi luas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.

10.Kolom 10 diisi Dokumen dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan.

Yang dimaksud dengan dokumen dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan berupa

surat-surat pemilikan.

11.Kolom 12: Status tanah

Pada kolom 12 diisikan status atas tanah, jalan, irigasi dan jaringan berupa :

1) Tanah milik Pemerintah daerah

2) Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).

3) Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)

4) Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna

Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan

12.Kolom 13 diisi dengan Nomor kode tanah

13.Kolom 14 diisi asal perolehan dari barang tersebut. Misalnya saja pembelian,

hibah dan lain-lain. Dalam hal jalan, irigasi dan jaringan yang dibiayai dari

beberapa sumber anggaran, dicatat sebagai milik komponen pemilikan pokok,

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7474

Misalnya jalan, irigasi dan jaringan Pemda dibantu dari anggaran Pusat maka

statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.

14.Kolom 15 diisi harga jalan, irigasi dan jaringan.

Pada kolom 15 tuliskan harga yang sebenarnya untuk jalan, irigasi dan

jaringan. Apabila nilai jalan, irigasi dan jaringan tersebut tidak dapat diketahui

berdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakanlah nilai jalan, irigasi dan

jaringan berdasarkan harga yang berlaku dilingkungan tersebut pada waktu

pencatatan.

15.Kolom 16 diisi dengan kondisi barang, yaitu baik, kurang baik dan rusak berat.

5.2.1.5. KIB-E: Aset Tetap LainnyaAset tetap lainnya adalah asset tetap yang bukan merupakan tanah, mesin

dan peralatan, bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. KIB-E ini digunakan untuk

mencatat:

a. buku dan perpustakaan

Buku seperti Buku Umum Filsafah, Agama, Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa,

Matematika dan Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Praktis. Arsitektur,

Kesenian, Olahraga Geografi, Biografi, sejarah dan lain-lain sejenisnya.

b. barang bercorak kesenian/kebudayaan

Barang Bercorak Kesenian, Kebudayan seperti Pahatan, Lukisan Alat-alat

Kesenian, Alat Olahraga, Tanda Penghargaan, dan lain-lain sejenisnya.

c. hewan/ternak dan tumbuhan

Hewan seperti Binatang Ternak, Binatang Unggas, Binatang Melata, Binatang

Ikan, Hewan Kebun Binatang dan lain-lain sejenisnya. Tumbuhan-tumbuhan

seperti Pohon Jati, Pohon Mahoni, Pohon Kenari, Pohon Asem dan lain-lain

sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) EASSET TETAP LAINNYA

NO. KODE LOKASI :

Nourut

NamaBarang/

JenisBarang

Nomor Buku/Perpustakaan Barang BercorakKesenian/Kebudayaan

Hewan/TernakDan

Tumbuhan

Jumlah TahunCetak/

Pembelian

AsalUsulCara

Perolehan

Harga Ket

KodeBarang

Register Judul/Pencipta

Spesifikasi AsalDaerah

Pencipta Bahan Jenis Ukuran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUI ............., .......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7676

KIB-E ini terdiri dari 16 kolom. Cara pengisiannya :

1. Kolom 1 : Nomor Urut.

Pada kolom 1 tuliskan Nomor Urut dari setiap jenis barang, dimulai dari

Nomor Urut 1,2,3 dan seterusnya.

2. Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang.

Pada kolom 2 tuliskan jenis barang atau nama secara jelas seperti : Buku

dan perpustakaan, barang bercorak kebudayaan, hewan/ternak dan tumbuh-

tumbuhan dan sebagainya. Buku/barang bercorak kesenian/hewan dan

tumbuhan pencatatannya dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat

bahwa barang tersebut mempunyai karakteristik yang sama (judul, ukuran,

bahan baku, tahun pembelian dan sebagainya).

3. Kolom 3 :Nomor Kode Barang

Terdiri dari golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan sub sub

kelompok . Kode barang bisa dilihat dalam Lampiran 41 Permendagri 17

tahun 2007.

4. Kolom 4 : Nomor Register

Pada kolom 4 tuliskan nomor register dari barang yang bersangkutan. Dalam

hal KIB ini dipergunakan untuk mencatat lebih dari satu barang yang sejenis ,

diberi nomor register mulai dari 0001 s/d nomor register terakhir dari barang

dimaksud.

5. Kolom 5 diisi judul/pencipta buku.

6. Kolom 6 diisi mengenai bahan pembuatan buku (kertas, CD dan lain

sebagainya).

7. Kolom 7,8,9 terkait dengan barang bercorak kesenian/kebudayaan.

1) Pada Kolom 7 diisi mengenai asal daerah

2) Kolom 8 diisi nama pencipta

3) Kolom 9 diisi spesifikasi bahan.

8. Kolom 10,11 terkait dengan Hewan/Ternak dan Tumbuhan.

1) Pada kolom 10 diisi mengenai jenis hewan/ternak atau tumbuhan.

2) Kolom 11 diisi ukuran ( kg, cm, m, dan sebagainya).

9. Kolom 12 diisi dengan jumlah barang.

10. Kolom 13 disi Tahun cetak/pembelian. Kalau tidak diketahui, tuliskan tanda

strip (-)

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7777

11. Kolom 14: Asal-usul. Pada kolom 14 tuliskan asal usul dari barang yang

bersangkutan. Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.

12. Kolom 15 : harga. Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan

berdasarkan faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan

berasal dari pembelian. Apabila berasal dari sumbangan/hadiah , maka harus

diperkirakan dengan harga yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.

5.2.1.6. KIB-F: Konstruksi dalam PengerjaanSuatu barang yang masih dalam pengerjaan merupakan Konstruksi Dalam

Pengerjaan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, barang yang

masih dalam proses pengerjaan akan dibukukan dalam KDP, dan setelah barang

tersebut selesai dikerjakan dan diserahterimakan, baru diakui sebagai asset

definitif (bangunan, jalan dan sebagainya). KIB-F ini digunakan untuk mencatat

setiap barang yang masih dalam pengerjaan. KIB-F ini terdiri dari 15 kolom.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) FKONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

NO. KODE LOKASI :

Nourut

JenisBarang/Nama

Barang

Bangunan(P,SP,D)

KonstruksiBangunan

Luas(m2)

Letak/LokasiAlamat

Dokumen Tgl/Bln/Thn

Mulai

StatusTanah

NomorKodeTanah

AsalUsul

Pembiayaan

NilaiKontrak

(Rp)

Ket

Bertingkat/Tidak

Beton/Tidak

Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUI ............., .......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 7979

Cara pengisiannya adalah sebagai berikut :

1. Kolom 1 : Diisi nomor urut.

2. Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang

Pada kolom 2 diisi jenis barang dalam proses pengerjaan. Misalnya, Gedung,

Bangunan, Jalan, Irigasi, Instalasi, Jaringan, dan lain sebagainya.

3. Kolom 3 : Bangunan

Pada kolom 3 diisi fisik bangunan (permanen, semi permanen, darurat).

4. Kolom 4,5: Konstruksi Bangunan

Pada kolom 4 diisi bentuk bangunan (bertingkat atau tidak)

Pada kolom 5 diisi bahan bangunan (beton atau tidak).

5. Kolom 6 : Luas

Pada kolom 6 diisi luas dari bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.

6. Kolom 7 : Letak/Lokasi

Pada kolom 7 diisi letak/lokasi, alamat dari bangunan jalan, irigasi dan

jaringan dan lain sebagainya.

7. Kolom 8, 9: Dokumen.

Pada kolom 8,9 diisi tanggal dan nomor dokumen kontrak kerja (SPK, Surat

Perjanjian, Kontrak dan lain sebagainya).

8. Kolom 10 diisi tanggal, bulan, dan tahun dimulainya pekerjaan.

9. Kolom 11 diisi status tanah dari tanah/bangunan tersebut.

Status atas tanah/bangunan dapat berupa :

1) Tanah milik Pemerintah Daerah.

2) Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).

3) Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)

4) Hak atas Tanah (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak

Guna Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan.

10.Kolom 12 diisi Nomor Kode Tanah sesuai golongan, bidang, kelompok, sub

kelompok, sub sub kelompok seperti yang tercantum pada Lampiran 41

Permendagri 17 tahun 2007.

11.Kolom 13 diisi asal usul pembiayaan dari barang tersebut, misalnya dari

APBD, APBN, bantuan, hibah dan lain sebagainya.

12.Kolom 14 diisi nilai/harga sesuai dengan kontrak.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8080

5.3. Kartu Inventaris Ruangan (KIR)

Kartu Inventaris Ruangan (KIR) ini digunakan untuk mencatat inventaris

yang berada di setiap ruangan. KIR memuat data jenis barang, dan terdiri dari 14

kolom. Berbeda dengan KIB, kode lokasi diisi pada sisi kanan atas. Sisi kiri

mencantumkan nama unit, satuan kerja dan kode ruangan.

Cara pengisian KIR :

1. Pada sudut kiri atas diisi nama Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Unit,

Satuan Kerja dan ruangan.

2. Kolom 1 : Diisi sesuai dengan Nomor Urut Pencatatan Barang.

3. Kolom 2 : Diisi dengan jenis, nama barang. Contohnya meja tulis, AC, mesin

tik, komputer dan sebagainya.

4. Kolom 3 : Diisi dengan Merk atau Model Barang. Contoh : Olivetti manual,

IBM

5. Kolom 4 : Diisi Nomor Seri pabrik yang biasanya sudah tercantum pada

barang yang bersangkutan. Misalnya, Mesin Tik No. 7471475. Apabila barang

bukan buatan pabrik maka tidak perlu diberikan keterangan apa pun.

6. Kolom 5 : Diisi ukuran, yang tentunya berlainan untuk tiap jenis barang yang

berbeda. Contoh : Mesin Tik “ 18”.

7. Kolom 6 : Diisi bahan dari jenis barang yang bersangkutan. Contoh : Kursi

kayu ditulis “ Kayu”. Kursi Besi ditulis “ Besi “. Barang-barang tertentu yang

dipandang tidak perlu disebutkan nama bahannya atau mungkin sulit

menyebutkan bahannya, maka dalam kolom ini dapat dikosongkan/distrip (-).

8. Kolom 7 : Diisi tahun pembuatan atau tahun pembelian.

9. Kolom 8 : Diisi nomor Kode Barang (Kode Lokasi dan Kode Barang).

10.Kolom 9 : Diisi jumlah barang yang mempunyai karakteristik yang sama (jenis,

merk/model, ukuran, bahan dan tahun pembuatan)

11.Kolom 10 : Diisi harga pembelian/perolehan/pengadaan barang dalam ribuan

rupiah.

12.Kolom 11,12 dan 13 diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu

pencatatan.

13.Kolom 14 : Diisi keterangan Barang yang dianggap perlu, misalnya

dihapuskan.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8181

14.Setelah diisi seluruhnya maka pada sudut kanan bawah dibutuhkan tanggal

pencatatan dan ditanda tangani oleh penanggung jawab ruangan dan

diketahui Kepala Unit/Satuan Kerja.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

KARTU INVENTARIS RUANGANKAB :PROVINSI :UNIT :SATUAN KERJA :RUANGAN : NO. KODE LOKASI :

NoUrut

NamaBarang/Jenisbarang

Merk/Model No.SeriPabrik

Ukuran Bahan TahunPembuatan/Pembelian

No.KodeBarang

Jumlah Barang/Register

HargaBeli/Perolehan

Keadaan Barang KeteranganBaik Kurang

BaikRusakBerat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUI ............., .......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8383

5.4. Daftar Barang Milik Daerah.

Setelah kuasa pengguna atau pengguna barang mencatat dalam KIB dan

KIR, hasilnya akan digabungkan menjadi suatu daftar. Untuk pengguna barang

maka hasilnya adalah Daftar Barang Pengguna (DBP), sedangkan untuk kuasa

pengguna barang akan dihasilkan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). BKP

ini akan digabungkan oleh pengguna barang dalam Daftar Barang Pengguna.

Selanjutnya pembantu pengelola akan menggabungkan DBP dari setiap

pengguna barang. Hasil penggabungan ini disusun dalam suatu daftar yang

disebut Daftar Barang Milik Daerah.

Seluruh daftar barang ini sebetulnya merupakan dokumen yang dihasilkan

dari pencatatan barang milik daerah. Akan tetapi, dokumen ini bukanlah

dokumen yang dijadikan pelaporan oleh pengguna barang. Untuk pelaporan

akan dijelaskan lebih lanjut dalam KB 5.

5.5. Latihan

Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 4,

kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan

peserta lain.

1. Apa yang dimaksud dengan KIB ?

2. SKPD yang sudah mencatat dalam KIB, apakah masih harus mencatat

barang tersebut dalam KIR ? Jelaskan.

3. Menurut Saudara, jenis KIB terkait dengan apa ? Jelaskan !

4. Siapa yang harus menandatangani KIB dan KIR ? Mengapa ?

5. Mengapa kepala SKPD harus juga turut menandatangani KIB dan KIR ?

Jelaskan !

5.6. Rangkuman

Setiap barang milik daerah akan dicatat dalam suatu daftar yang disebut

Daftar Barang Pengguna (bagi pengguna barang) dan Daftar Barang Kuasa

Pengguna Barang (bagi kuasa pengguna barang). Apa yang terdapat dalam

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8484

daftar tersebut, merupakan hasil dari pencatatan yang dilakukan dalam Kartu

Inventaris Barang (KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

Pencatatan dalam KIB dan KIR menggunakan penggolongan yang sudah

dibahas dalam KB 3, yaitu kode lokasi dan kode barang. Sesuai dengan jenis

penggolongan barang menjadi 6, yaitu tanah, mesin dan peralatan,

gedung/bangunan, jalan/jaringan/irigasi, KDP dan asset tetap lainnya, maka

terdapat 6 KIB untuk mencatat setiap barang sesuai dengan golongan.

Kartu Inventaris Ruangan digunakan untuk mencatat barang yang ada

dalam setiap ruangan. Ini dilakukan juga sebagai alat kontrol untuk mengetahui

barang yang ada di ruangan. Sama seperti KIB, maka KIR harus ditandatangani

oleh Pengurus Barang dan kepala SKPD.

5.7. Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Kartu Inventaris Barang :

a. mencatat setiap barang yang memiliki merk yang sama

b. mencatat setiap barang yang memiliki kondisi yang sama

c. mencatat setiap barang yang berada pada golongan yang sama

d. A, B dan C semuanya benar

2. Manakah yang akan dicatat dalam KIB A

a. tanah tandus

b. bangunan yang belum selesai dikerjakan

c. bangunan bertingkat

d. jembatan penyeberangan

3. Manakah yang akan dicatat dalam KIB-F

a. tanah tandus

b. bangunan yang belum selesai dikerjakan

c. bangunan bertingkat

d. jembatan penyeberangan

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8585

4. Manakah yang akan dicatat dalam KIB-D

a. tanah tandus

b. bangunan yang belum selesai dikerjakan

c. bangunan bertingkat

d. jembatan penyeberangan

5. Informasi apa yang tidak terdapat dalam KIB

a. nama kepala SKPD

b. nama Pengurus Barang

c. nama SKPD

d. tahun perolehan

6. Manakah pernyataan yang tepat

a. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB A, dan tanah bangunan

tersebut akan dicatat dalam KIB C

b. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah bangunan

tersebut akan dicatat dalam KIB A

c. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB B, dan tanah bangunan

tersebut akan dicatat dalam KIB C

d. B. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah

bangunan tersebut akan dicatat dalam KIB B

7. Suatu bangunan yang sudah digunakan, saat ini sedang dilakukan

pengecatan. Bangunan tersebut akan dicatat dalam :

a. KIB A

b. KIB C

c. KIB E

d. KIB F

8. SKPD memiliki monumen. Monumen tersebut akan dicatat dalam :

a. KIB A

b. KIB C

c. KIB E

d. KIB F

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8686

9. Bawasda memiliki buku-buku perpustakaan. Buku tersebut akan dicatat

dalam :

a. KIB A

b. KIB C

c. KIB E

d. KIB F

10. AC yang berada dalam ruangan A akan dibukukan dalam :

a. KIR, KIB B

b. KIB B

c. KIR, KIB C

d. KIR, KIB D

11. Terdapat 2 buah komputer yang terdapat pada ruangan A dan ruangan B.

Manakah pernyataan yang tepat terkait dengan komputer tersebut.

a. kedua komputer akan dicatat dalam KIB yang sama, dan KIR yang

terpisah

b. kedua komputer akan dicatat dalam KIB dan KIR yang terpisah

c. kedua komputer akan dicatat dalam KIB dan KIR yang sama

d. kedua komputer tidak akan dicatat dalam KIB apabila telah dicatat dalam

KIR

12. Manakah pernyataan yang tepat

a. DBP dihasilkan sebelum membuat KIB

b. DBP dihasilkan setelah pencatatan dalam KIB

c. tidak ada hubungan antara DBP dan KIB

d. DBP dihasilkan dari KIB yang dibuat Kuasa Pengguna Barang

13. Pencatatan dalam KIB dan KIR

a. KIR tidak memerlukan penggolongan barang

b. keduanya tidak mencantumkan penggolongan barang

c. KIB mencantumkan kode lokasi, sedangkan KIR tidak

d. A, B dan C semuanya salah

Penatausahaan Barang Milik Daerah 8787

14. Untuk kuasa pengguna barang

a. KIB ditandatangani oleh Kepala UPTD dan Pengurus Barang

b. KIB ditandatangani oleh kepala SKPD dan kepala UPTD

c. KIB ditandatangani oleh Kepala SKPD dan Pengurus Barang

d. A, B dan C semuanya benar

15. Pencatatan bangunan dalam KIB

a. hanya perlu dicatat luas bangunan saja, karena luas tanah sudah dicatat

dalam KIB yang lain

b. hanya perlu dicatat luas dasar bangunan saja untuk bangunan bertingkat

c. dicatat luas bangunan dan luas tanah, meskipun luas tanah belum dicatat

dalam KIB yang lain

d. dicatat luas bangunan dan luas tanah, karena luas tanah belum dicatat

dalam KIB yang lain

5.8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada

di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai

dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui

tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.

Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%

Jumlah semua soal

Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat

meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari

80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum

kuasai.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 888888

BAB VI

KEGIATAN BELAJAR 5

PELAPORAN BARANG MILIK DAERAH

6.1. Indikator Hasil BelajarSetelah mempelajari kegiatan belajar 6 ini, peserta diharapkan:

1. dapat menerangkan mekanisme pelaporan Barang Milik Daerah.

2. dapat menjelaskan laporan Barang Milik Daerah

6.2. Mekanisme Pelaporan Barang Milik Daerah.

Dalam KB 4 telah dijelaskan bahwa pencatatan barang milik daerah akan

menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dan

Daftar Barang Pengguna (DBP).

Bagan 6.1.Bagan Alur Pencatatan Barang Milik Daerah

Kuasa Pengguna Pengguna Barang

KIBA - F

KIR

KIBA - F

KIR

DBKP

DBP

LaporanPenggunaBarang

LaporanPenggunaBarang

Penatausahaan Barang Milik Daerah 898989

Selanjutnya, dilakukan pelaporan secara berjenjang berdasarkan informasi

yang terdapat dalam DBP dan DBKP. Untuk pelaporan dilakukan secara

bertingkat, yaitu :

1. Kuasa Pengguna Barang (Kepala Unit Kerja) harus menyampaikan Laporan

Pengguna Barang setiap semester, tahunan dan 5 tahunan kepada

Pengguna Barang.

2. Kepala SKPD selaku Pengguna Barang menyampaikan Laporan Pengguna

Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan kepada Kepala Daerah melalui

Pengelola Barang (yaitu Sekretaris Daerah).

3. Pembantu Pengelola (yaitu Kepala Bagian Perlengkapan) menghimpun

seluruh Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan dari

masing-masing SKPD, baik jumlah mapun nilainya, dan membuat

rekapitulasinya.

4. Hasil Rekapitulasi ini yang menjadi bahan pembuatan Neraca Daerah.

Bagan 6.2Alur Pelaporan Barang Milik Daerah

Periode

semester,tahunan, 5 tahunan

semester, tahunan, 5 tahunan

semester, tahunan,

5 tahunan

Semester, tahunan

Kuasa Pengguna Barang

Laporan Pengguna Barang

Pengguna Barang

Laporan Pengguna Barang

Kepala Daerah Pembantu Pengelola

Rekapitulasi

Neraca Daerah

Penatausahaan Barang Milik Daerah 909090

Bagaimana dengan hasil sensus barang daerah dari setiap

pengguna/kuasa pengguna barang ? Hasil sensus barang akan direkap ke buku

Inventaris dan disampaikan ke Pengelola Barang. Lalu Pengelola Barang akan

melakukan rekapitulasi buku Inventaris tersebut menjadi Buku Induk Inventaris.

Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo awal pada daftar mutasi

barang tahun berikutnya (Saldo Buku Induk Inventaris tahun 2009 akan menjadi

saldo awal pada daftar mutasi barang tahun 2010).

Perlu diingat dan digarisbawahi, bahwa Pengguna/Kuasa Pengguna dan

Pengelola hanya membuat Daftar Mutasi Barang (pertambahan dan

pengurangan barang) dalam bentuk Rekapitulasi Barang Milik Daerah. Buku

Induk Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini dihasilkan dari

Sensus Barang Milik Daerah.

6.3 Laporan Barang Milik Daerah

Mutasi barang bertambah dan/atau berkurang pada masing-masing SKPD

setiap semester, dicatat secara tertib pada Laporan Mutasi Barang dan Daftar

Mutasi Barang. Dalam laporan ini, selain mencantumkan jenis, merek, type, dan

lain sebagainya juga harus mencantumkan nilai barang

Laporan mutasi barang merupakan pencatatan barang bertambah dan/atau

berkurang selama 6 bulan untuk dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui

pengelola. Terdapat 2 laporan mutasi barang, yaitu Laporan Mutasi Barang

semester I (1 Januari – 30 Juni) dan semester II (1 Juli – 31 Desember). Kedua

laporan mutasi barang ini akan digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang

selama 1 tahun. Selanjutnya akan dibuat Daftar Rekapitulasi Mutasi Barang.

Daftar Mutasi Barang selama 1 tahun tersebut disimpan di Pembantu Pengelola.

Rekapitulasi seluruh barang milik daerah (daftar mutasi), akan disampaikan

kepada Menteri Dalam Negeri.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

LAPORAN MUTASI BARANGPROV/KAB/KOTA.........................

TAHUN ANGGARAN .......................

SKPD :KAB/KOTA :PROVINSI : KODE LOKASI : ............

Nomor Asal/CaraPerolehanBarang

TahunBeli/Perolehan

UkuranBarang/Kon-ruksi(P,SP,D)Harga

Satuan

Kondisi(B,RR,RB)

Jumlah awal Mutasi/Perubahan Jumlah KetNo.Urut

KodeBarang

Reg Nama/JenisBarang

Merk/Type

No.SertifikatNo.PabrikNo.Mesin/Chasis

Bahan Barang Harga Berkurang Bertambah bARNAG

Harga

JumlahBarang

HargaBarang

JumlahBarang

HargaBarang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

MENGETAHUI ......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(......................................) (......................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah

Penggabungan Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan semester 2 akan digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang.

DAFTAR MUTASI BARANGPROV/KAB/KOTA.........................

TAHUN ANGGARAN .......................

SKPD :KAB/KOTA :PROVINSI : KODE LOKASI : ............

Nomor Asal/CaraPerolehanBarang

TahunBeli/Perolehan

UkuranBarang/Kon-ruksi(P,SP,D)Harga

Satuan

Kondisi(B,RR,RB)

Jumlah awal Mutasi/Perubahan Jumlah KetNo.Urut

KodeBarang

Reg Nama/JenisBarang

Merk/Type

No.SertifikatNo.PabrikNo.Mesin/Chasis

Bahan Barang Harga Berkurang Bertambah BARANG Harga

JumlahBarang

HargaBarang

JumlahBarang

HargaBarang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

MENGETAHUI ......................................KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(......................................) (......................................)NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 939393

Kalau kita lihat, sebetulnya tidak ada perbedaan format Laporan Mutasi Barang dan Daftar

Mutasi Barang, karena sesungguhnya Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan Semester 2 akan

digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang. Daftar Mutasi Barang Laporan Mutasi Barang ini

terdiri dari 21 kolom.

Cara pengisian Laporan Mutasi Barang sebetulnya mirip dengan pengisian KIB.

Perbedaannya, dalam laporan ini tidak perlu ada pembedaan pelaporan untuk barang yang

berbeda golongan. Maksudnya, tanah dan bangunan akan dilaporkan pada laporan yang sama,

yaitu Laporan Mutasi Barang. Tidak ada Laporan Mutasi Barang untuk tanah yang dipisahkan

dengan Laporan Mutasi Barang untuk bangunan. Perbedaaan dengan KIB hanya terletak pada

adanya informasi saldo awal dan mutasi yang terjadi atas barang tersebut.

Cara pengisian Laporan Mutasi Barang dan Daftar Mutasi Barang adalah sebagai berikut:

a. Kolom 1

Diisi nomor urut dari setiap jenis barang, Nomor Urut 1,2,3 dan seterusnya.

b. Kolom 2 : Kode Barang (lihat tabel Nomor Kode Barang).

c. Kolom 3 : Register diisi Nomor Register mulai 0001 dan seterusnya. Untuk barang yang

sejenis, memiliki nomor kode barang yang sama, maka nomor registernya berurutan.

d. Kolom 4 : Diisi nama/jenis barang tersebut.

e. Kolom 5 : Diisi merek/tipe barang (apabila buatan pabrik). Bila bukan buatan pabrik. Dapat

dikosongkan /di strip (-).

f. Kolom 6 : Diisi sesuai data barang tersebut, seperti sertifikat untuk tanah, Nomor

Pabrik/chasis/No. mesin untuk kendaraan atau buatan pabrik.

g. Kolom 7 : Diisi nama bahan misalnya: Kayu, Besi, Plastik dan lain-lain.

h. Kolom 8 : Asal/cara perolehan seperti: dibeli, dibuat sendiri, hibah bantuan atau sumbangan

dan lain-lain.

i. Kolom 9 : Diisi tahun perolehan/pembelian atau pembuatan apabila tidak diketahui dapat

diperkirakan (untuk melengkapi Nomor Kode Lokasi).

j. Kolom 10 : Diisi ukuran barang atau kontruksi, seperti Permanen, Semi Permanen atau Darurat

dan sebagainya.

k. Kolom 11 : Diisi satuan, seperti kg, buah, M2, bidang dan sebagainya.

l. Kolom 12 : Diisi kondisi /keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak berat.

m. Kolom 13,14 Diisi kondisi /keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak berat.

n. Kolom 15,16 : Selanjutnya dibuatkan dalam bentuk Laporan Mutasi Barang untuk dilaporkan

(cara manual).

Penatausahaan Barang Milik Daerah 949494

o. Kolom 17,18 : Diisi mutasi/perubahan barang (berkurang atau bertambah) selama satu

semester (6 bulan) dan selama satu tahun.

p. Kolom 19,20 : Diisi jumlah akhir mengenai barang dan harganya yaitu data jumlah awal,

ditambah/dikurang selama satu semester atau selama satu tahun. Jumlah akhir inilah yang

menggambarkan besarnya barang (Provinsi, Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat yang ada

pada Unit/satuan Kerja yang bersangkutan.

q. Kolom 21 : Diisi keterangan yang dipandang perlu, untuk menjelaskan kolom yang kurang jelas.

Setelah diisi seluruhnya, disebelah kanan bawah diisi/dibubuhkan tanggal pencatatan, dan

ditanda-tangani oleh Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.

Selanjutnya, dari Daftar Mutasi Barang ini akan dibuatkan Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang

untuk 1 tahun. Dalam rekap ini, tidak perlu dirinci per nomor register barang. Rekap ini hanya

melaporkan mutasi barang yang terjadi untuk setiap golongan barang.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

SKPD :KAB/KOTA :PROVINSI :

REKAPITULASI DAFTAR MUTASI BARANGMILIK PROV/KAB/KOTA .......................

TAHUN ................

NO.URU

T

GOL

KODEBIDAN

GBARAN

G

NAMA BIDANG BARANG KEADAAN PER 1 JAN MUTASI/PERUBAHAN SELAMA1 JAN ............ S/D 31 DES ............

KEADAAN PER31 DES

KET

JMLBARANG

JMLHARGA

BERTAMBAH BERTAMBAH JMLBARANG

JMLHARGAJML

BARANGJML

HARGAJML

BARANGJML

HARGA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 01 01 TANAH

2 02 PERALATAN DAN MESIN02 Alat-alat Besar03 Alat-alat Angkutan04 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur05 Alat-alat Pertanian/Peternakan06 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga07 Alat-alat Studio dan Komunikasi08 Alat-alat Kedokteran09 Alat-alat Laboratorium10 Alat-alat Keamanan

3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN11 a. Bangunan Gedung12 a. Bangunan Monumen

4 04 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN13 a. Jalan dan jembatan14 b. Bangunan air/irigasi15 c. Instalasi16 b. Jaringan

5 05 ASSET TETAP LAINNYA17 a. Buku Perpustakaan18 b. Barang Bercorak

Kesenian/kebudayaan19 c.Hewan Ternak dan Tumbuhan

6 06 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

MENGETAHUI ......................................KEPALA SKPD

PENGURUS BARANG( ) ( )NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daerah 969696

Hasil dari Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang ini merupakan bahan untuk

menyusun Neraca Daerah. Hasil rekapitulasi ini akan terlihat dalam asset yang

berjudul asset tetap. Sedangkan untuk barang persediaan akan disajikan dalam

asset lancar.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 979797

6.4. Latihan

Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 1, kerjakanlah

latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan peserta lain.

1. Apa yang Saudara ketahui mengenai Daftar Barang Pengguna dan Daftar

Barang Kuasa Pengguna ? Jelaskan !

2. Jelaskan alur pelaporan barang milik daerah !

3. Bagaimana kaitan antara Daftar Mutasi Barang dan Neraca Daerah ?

Jelaskan.

4. Apakah tugas pembantu pengelola barang dalam kaitannya dengan

penyusunan laporan barang milik daerah ?

5. Apakah perbedaan Daftar Mutasi barang dan Laporan Mutasi Barang ?

Jelaskan !

6.5. Rangkuman

Penatausahaan barang milik daerah diakhiri dengan pelaporan barang milik

daerah. Pelaporan barang milik daerah dilakukan secara berjenjang, mulai dari

Kuasa Pengguna Barang , yaitu kepala UPTD kepada Pengguna Barang (kepala

SKPD). Selanjutnya Pengguna barang akan melaporkan kepada Pengelola

barang (Kepala Daerah). Selanjutnya akan disusun Daftar Barang Milik Daerah.

Kuasa Pengguna Barang (Kepala Unit Kerja) harus menyampaikan

Laporan Pengguna Barang setiap semester, tahunan dan 5 tahunan kepada

Pengguna Barang. Selanjutnya Kepala SKPD selaku Pengguna Barang

menyampaikan Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan

kepada Kepala Daerah melalui Pengelola Barang (yaitu Sekretaris Daerah).

Pembantu Pengelola (yaitu Kepala Bagian Perlengkapan) menghimpun seluruh

Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan dari masing-

masing SKPD, baik jumlah mapun nilainya, dan membuat rekapitulasinya. Hasil

Rekapitulasi ini yang menjadi bahan pembuatan Neraca Daerah.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 989898

6.6. Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat.

1. Pelaporan barang milik daerah dilakukan secara berjenjang :

a. Kuasa pengguna barang → Pengguna Barang → Pengelola Barang

b. Kuasa pengguna barang → Pembantu Pengelola Barang → Pengelola

Barang

c. Kuasa pengguna barang → Pengguna Barang → Pembantu Pengelola

Barang

d. A, B dan C semuanya salah

2. Manakah pernyataan yang tepat

a. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan

format yang sama. Perbedaannya Daftar Mutasi Barang dibuat oleh

Pengguna Barang, sedangkan Laporan Mutasi Barang dibuat oleh

Pengelola Barang.

b. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan

format yang sama. Perbedaannya Daftar Mutasi Barang dibuat oleh

Kuasa Pengguna Barang, sedangkan Laporan Mutasi Barang dibuat oleh

Pengguna Barang.

c. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan

format yang sama. Perbedaannya Daftar Mutasi Barang dibuat per

semester, sedangkan Laporan Mutasi Barang adalah penggabungan dari

Daftar Mutasi Barang Semester 1 dan semester 2.

d. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan

format yang sama. Perbedaannya Laporan Mutasi Barang dibuat per

semester, sedangkan Daftar Mutasi Barang adalah penggabungan dari

Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan semester 2.

3. Kegiatan yang dilakukan pembantu pengelola adalah :

a. membuat Daftar Mutasi Barang

b. membuat Laporan Mutasi Barang

c. membuat rekapitulasi Mutasi Barang

Penatausahaan Barang Milik Daerah 999999

d. membuat Daftar Barang Milik Daerah

4. Kepala UPTD akan membuat pelaporan kepada :

a. kepala daerah

b. kepala SKPD

c. Setda

d. A, B dan C semuanya salah

5. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna

Barang

b. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna

Barang

c. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa

Pengguna Barang

d. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa

Pengguna Barang

6. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan

Laporan Barang Pengguna.

b. Daftar Barang Pengguna berbeda dengan Laporan Barang Pengguna.

c. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan

Mutasi Barang Pengguna.

d. A, B dan C semuanya tepat.

7. Bahan penyusunan neraca Daerah adalah :

a. Daftar Barang Milik Daerah

b. Daftar Mutasi Barang Tahunan Daerah

c. Laporan Mutasi Barang Tahunan Daerah

d. Rekapitulasi Mutasi Barang Daerah

8. Tanah dan bangunan akan dilaporkan dalam neraca daerah, dalam

komponen:

Penatausahaan Barang Milik Daerah 100100100

a. asset lancar

b. asset tetap

c. investasi

d. A, B dan C semuanya salah

9. Manakah pernyataan yang tidak tepat.

a. Persediaan dan bangunan di neraca akan dilaporkan dalam komponen

aset lancar

b. Persediaan dan bangunan di neraca akan dilaporkan dalam komponen

aset tetap

c. Persediaan adalah komponen asset lancar, sedangkan bangunan

merupakan komponen aset tetap di neraca.

d. A, B dan C semuanya tidak tepat.

10. Rekapitulasi Mutasi Barang Daerah memuat :

a. mutasi setiap barang secara rinci per nomor register

b. mutasi setiap barang secara rinci berdasarkan golongan

c. mutasi setiap barang secara rinci berdasarkan SKPD

d. A, B dan C semuanya benar.

11. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke

Pengelola Barang.

b. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke

Pembantu Pengelola Barang.

c. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke

Pengguna Barang.

d. A, B dan C semuanya salah

12. Buku induk inventaris adalah :

a. A . rekapitulasi daftar Inventaris

b. B . rekapitulasi laporan Inventaris

c. C . rekapitulasi buku Inventaris

d. D . rekapitulasi mutasi Inventaris

Penatausahaan Barang Milik Daerah 101101101

13. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo akhir pada daftar mutasi

barang tahun berikutnya

b. Saldo Daftar Inventaris akan menjadi saldo awal pada daftar mutasi

barang tahun berikutnya

c. Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo awal pada Laporan

Mutasi barang tahun berikutnya

d. Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo awal pada daftar mutasi

barang tahun berikutnya

14. Manakah pernaytaan yang tepat

a. Buku Induk Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini

dihasilkan dari Sensus Barang Milik Daerah.

b. Daftar Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini dihasilkan

dari Sensus Barang Milik Daerah.

c. Laporan Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini

dihasilkan dari Sensus Barang Milik Daerah.

d. Rekapitulasi Mutasi Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku

ini dihasilkan dari Sensus Barang Milik Daerah.

15. Kepala Daerah berkedudukan sebagai :

a. pembantu pengelola barang

b. pengelola barang

c. pengguna barang

d. kuasa pengguna barang

6.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada di

bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai

dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui

tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.

Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%

Penatausahaan Barang Milik Daerah 102102102

Jumlah semua soal

Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat

meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari

80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum

kuasai.

Penatausahaan Barang Milik Daerah

Penatausahaan Barang Milik Daerah 103103103

Tes Sumatif

A. PILIHAN GANDAPilih salah satu jawaban yang paling tepat!1. Selain untuk mendapatkan data barang, kegiatan berikut juga bertujuan untuk

meningkatkan daya guna dan hasil guna. Kegiatan tersebut adalah:

a. pembukuan

b. sensus barang

c. penilaian

d. pelaporan

2. Terakhir, sensus barang milik daerah dilaksanakan pada:

a. Tahun 1988

b. Tahun 1983

c. Tahun 2008

d. Tahun 2010

3. Yang bertanggung terhadap pelaksanaan sensus barang milik daerah

adalah:

a. Pengelola Barang

b. Pengguna Barang

c. Kepala Daerah

d. Kepala SKPD

4. Dalam kegiatan inventarisasi dilaporkan pula kondisi barang, di mana barang

dilaporkan dengan kondisi berikut ini, kecuali:

a. Baik

b. Rusak Tetap

c. Rusak Ringan

d. Rusak Berat

Penatausahaan Barang Milik Daerah 104104104

5. Pencatatan pada Kartu Inventaris Barang dilakukan oleh:

a. pengelola

b. pembantu pengelola

c. pengguna

d. pengurus

6. Penggolongan dan kodefikasi terkait langsung kegiatan:

a. pembukuan

b. pengamanan

c. penilaian

d. penyimpanan

7. Peralatan dan Mesin dicatat di:

a. KIB A

b. KIB B

c. KIB C

d. Semua jawaban salah

8. Buku Inventaris memuat data-data berikut ini, kecuali:

a. Lokasi

b. Jenis/merk/type

c. Ukuran

d. Tahun penjualan

9. Barang milik daerah yang tercatat dalam Buku Inventaris terdiri dari barang-

barang berikut ini, kecuali:

a. Barang yang dibeli dari APBD

b. Barang dari sumbangan pihak ketiga

c. Barang milik perusahaan daerah

d. Barang milik satker pusat

10. Buku Induk Inventaris merupakan saldo awal dari:

a. Laporan Mutasi Barang

Penatausahaan Barang Milik Daerah 105105105

b. Daftar mutasi barang tahun berikutnya

c. Laporan keadaan barang

d. Buku Inventaris

11. Daftar Mutasi Barang untuk 1(satu) tahun disimpan oleh:

a. pengelola

b. pembantu pengelola

c. pengguna

d. pengurus dan penyimpan

12. Laporan Mutasi Barang dibuat oleh :

a. pengelola barang setiap tahun

b. pembantu pengelola setiap tahun

c. pengguna barang setiap semester

d. A, B dan C semuanya benar

13. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna

Barang

b. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna

Barang

c. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa

Pengguna Barang

d. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa

Pengguna Barang

14. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan

Laporan Barang Pengguna.

b. Daftar Barang Pengguna berbeda dengan Laporan Barang Pengguna.

c. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan

Mutasi Barang Pengguna.

d. A, B dan C semuanya tepat.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 106106106

15. Bahan penyusunan neraca Daerah adalah :

a. Daftar Barang Milik Daerah

b. Daftar Mutasi Barang Tahunan Daerah

c. Laporan Mutasi Barang Tahunan Daerah

d. Rekapitulasi Mutasi Barang Daerah

16. Tanah dan bangunan akan dilaporkan dalam neraca daerah, dalam

komponen:

a. asset lancar

b. asset tetap

c. investasi

d. A, B dan C semuanya salah

17. Informasi apa yang tidak terdapat dalam KIB

a. nama kepala SKPD

b. nama Pengurus Barang

c. nama SKPD

d. tahun perolehan

18. Manakah pernyataan yang tepat

a. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB A, dan tanah bangunan

tersebut akan dicatat dalam KIB C

b. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah bangunan

tersebut akan dicatat dalam KIB A

c. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB B, dan tanah bangunan

tersebut akan dicatat dalam KIB C

d. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah bangunan

tersebut akan dicatat dalam KIB B

19. Suatu bangunan yang sudah digunakan, saat ini sedang dilakukan

pengecatan. Bangunan tersebut akan dicatat dalam :

a. KIB A

b. KIB C

c. KIB E

Penatausahaan Barang Milik Daerah 107107107

d. KIB F

20. SKPD memiliki jembatan. Jembatan tersebut akan dicatat dalam :

a. KIB C

b. KIB D

c. KIB E

d. KIB F

21. Dinas Perikanan memiliki buku-buku perpustakaan. Buku tersebut akan

dicatat dalam :

a. KIB A

b. KIB C

c. KIB E

d. KIB F

22. Komputer yang berada dalam ruangan B akan dibukukan dalam :

a. KIR, KIB B

b. KIB B

c. KIR, KIB C

d. KIR, KIB D

23. Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari :

a. kode barang dan kode kepemilikan barang

b. kode SKPD dan kode kepemilikan barang

c. kode barang dan kode lokasi

d. A, B dan C semuanya salah

24. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda.

b. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan

permendagri

c. Kode SKPD untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda

d. Kode provinsi untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda

Penatausahaan Barang Milik Daerah 108108108

25. Manakah pernyataan yang tepat.

a. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang

diperoleh pemda pada tahun anggaran yang sama

b. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang

diperoleh pemda, dan tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang

sama.

c. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang diperoleh pemda

pada tahun anggaran yang sama

d. Nomor urut pendaftaran adalah nomor barang yang diperoleh pemda, dan

tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang sama.

B. BENAR SALAHJawablah B bila pernyataan di bawah ini benar dan S jika pernyataan di bawah

ini salah.

1. B - S Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang

menunjukkan semua kekayaan daeah yang bersifat kebendaan,

baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

2. B - S Informasi kondisi barang diperlukan dalam proses penilaian

inventaris dan tidak berkaitan dengan keputusan untuk melakukan

penghapusan, perencanaan pengadaan dan perencanaan

pemeliharaan.

3. B - S Buku Inventaris merupakan himpunan catatan data teknis dan

administrasi yang diperoleh dari Kartu Inventaris Barang.

4. B - S Tumbuhan dan hewan ternak harus dicatat pada pos Persediaan.

5. B - S Sensus dilakukan terhadap seluruh barang milik daerah tak

terkecuali Persediaan dan Konstruksi Dalam Pengerjaan.

6. B - S Sensus Barang Milik Daerah dilaksanakan secara berjenjang

mulai dari satker kelurahan.

7. B - S Pencatatan dan inventarisasi terhadap barang milik pusat (yaitu

milik departemen tertentu) dilaksanakan sesuai dengan petunjuk

departemen yang bersangkutan.

8. B - S Untuk barang-barang yang tidak memiliki merk/type dapat diisi

dengan isian “nihil” pada kolom Merk/Type.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 109109109

9. B - S Daftar Mutasi Barang adalah penggabungan dari Laporan Mutasi

Barang semester 1 dan semester 2.

10. B - S Candi borobudur akan dilaporkan dalam KIB-C.

Penatausahaan Barang Milik Daerah 110110110

KUNCI JAWABAN

A. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 11. c 6. a 11. b2. a 7. a 12. d3. c 8. b 13. c4. d 9. c 14. d5. d 10. d 15. b

B. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 21. c 6. d 11. b2. d 7. c 12. c3. c 8. b 13. d4. d 9. d 14. a5. b 10. b 15. b

C. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 31. c 6. a 11. c2. b 7. a 12. a3. c 8. d 13. b4. a 9. b 14. a5. d 10. a 15. b

D. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 41. c2. a3. b4. d5. c

6. b7. b8. b9. c10. a

11. a12. b13. d14. a15. c

E. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 51. a2. d3. c4. b5. a

6. b7. d8. b9. c

10. b

11. a12. c13. d14. a15. b

Penatausahaan Barang Milik Daerah 111111111

F. TES SUMATIFI. Pilihan Ganda

1. b2. c3. a4. b5. d6. a7. b8. d9. d10.b

11.b12.c13.a14.b15.d16.b17.c18.b19.b20.b

21.c22.c23.c24.c25.b

II. Benar Salah1. B 6. B2. S 7. B3. B 8. S4. S 9. B5. S 10. B

Penatausahaan Barang Milik Daerah 112112112

DAFTAR PUSTAKA

Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 58 tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/Daerah

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 32 tahun 2005 tentang PerubahanKedua atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/JasaPemerintah, yang ditetapkan tanggal 20 April 2005

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 70 tahun 2005 tentang PerubahanKetiga atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/JasaPemerintah, yang ditetapkan tanggal 15 November 2005

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 8 tahun 2006 tentang PerubahanKeempat atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman PelaksanaanBarang/Jasa Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 20 Maret 2006

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 79 tahun 2006 tentang PerubahanKelima atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/JasaPemerintah, yang ditetapkan tanggal 8 September 2006

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 85 tahun 2006 tentang PerubahanKeenam atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman PelaksanaanBarang/Jasa Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 6 Oktober 2006

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 95 tahun 2007 tentang PerubahanKetujuh atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/JasaPemerintah, yang ditetapkan tanggal 23 Oktober 2007

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang PedomanPelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah

Keputusan Presiden Republik Indonesia No 61 tahun 2004 tentang Perubahanatas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/JasaPemerintah, yang ditetapkan tanggal 5 Agustus 2004

Permendagri Nomor 7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan PrasanaKerja Pemerintahan Daerah

Penatausahaan Barang Milik Daerah 113113113

Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah

Permendagri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis PengelolaanBarang Milik Daerah

Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan DaerahPedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 3 Tahun 2009 tentang PengelolaanBarang Milik Daerah

www.bpk.go.id