6
PENCEGAHAN ASMA Upaya pencegahan asma dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Pencegahan primer 2. Pencegahan sekunder 3. Pencegahan tersier Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah sensitasi pada bayi dengan risik asma (orang tua asma), dengan cara: Penghindaran asap rkok dan polutan lain selama kehamilan dan masa perkembangan bayi/anak Diet hipoalergenik ibu hamil, asalkan atau dengan syarat diet tersebut tidak mengganggu asupan janin Pemberian ASI aksklusif sampai usia 6 bulan Diet hipalergenik ibu menyusui Pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah tersensitasi dengan cara menghindari pajanan asap roko, serta alergen dalam ruangan terutama tungau debu rumah Pencegahan tersier ditujukan untuk mencegah manifestasi asma, pada anak yang telah menunjukkan manifestasi penyakit alergi. Sebuah penelitian multi senter yang dikenal dengan nama ETAC Study (Early Treatment of Atopic Children) mendapatkan bahwa pemberian setrizin selama 18 bulan pada anak atopi dengan dermatitis atopi dan IgE terhadap serbuk rumput (Pollen) dan tungau debu rumah menurunkan kejadian asma sebanyak 50%. Perlu ditekankan bahwa pemberian setrizin pada penilitian ini bukan sebagai pengendali asma (contrller). (Direktorat Penyakit tidak menular, 2009)

Pencegahan Asma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pencegahan Asma

PENCEGAHAN ASMA

Upaya pencegahan asma dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Pencegahan primer

2. Pencegahan sekunder

3. Pencegahan tersier

Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah sensitasi pada bayi dengan risik asma

(orang tua asma), dengan cara:

Penghindaran asap rkok dan polutan lain selama kehamilan dan masa perkembangan

bayi/anak

Diet hipoalergenik ibu hamil, asalkan atau dengan syarat diet tersebut tidak mengganggu

asupan janin

Pemberian ASI aksklusif sampai usia 6 bulan

Diet hipalergenik ibu menyusui

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah

tersensitasi dengan cara menghindari pajanan asap roko, serta alergen dalam ruangan

terutama tungau debu rumah

Pencegahan tersier ditujukan untuk mencegah manifestasi asma, pada anak yang

telah menunjukkan manifestasi penyakit alergi. Sebuah penelitian multi senter yang dikenal

dengan nama ETAC Study (Early Treatment of Atopic Children) mendapatkan bahwa

pemberian setrizin selama 18 bulan pada anak atopi dengan dermatitis atopi dan IgE terhadap

serbuk rumput (Pollen) dan tungau debu rumah menurunkan kejadian asma sebanyak 50%.

Perlu ditekankan bahwa pemberian setrizin pada penilitian ini bukan sebagai pengendali

asma (contrller). (Direktorat Penyakit tidak menular, 2009)

Sedangan menurut Valentina L. Brashers (2007) :

- Tangani setiap sinusitis kronis atau penyakit refluks gastroesofagus

- Batasi pajanan terhadap alergen atau iritan

- Pantau aliran puncak di rumah

- Pertimbangkan imunoterapi pada pasien atopi

- Tangani infeksi sejak dini

- Vaksinasi influenza setiap tahun

- Edukasi pasien

Page 2: Pencegahan Asma

DAPUS

Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen.

Jakarta: EGC

Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 2009. Pedman Pengendalian Penyakit

Asma. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Page 3: Pencegahan Asma

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1. DS:

- Pasien mengeluh

sesak napas, batuk

berdahak warna

putih agak kental

dan sulit

dikeluarkan

- Dan bertambah

berat pada malam

hari atau hawa

dingin

DO:

RR=40x/menit

PCH (+)

Wheezing (+)

Ketidakefektifan

Bersihan Jalan

Napas

Allergen (debu)

Alergen yang terikat IgE pd permukaan sel mast/basofil

Obstruksi proksimal pd bronkus

Spasme otot polos, sekresi kelenjar bronkus ↑

Mengeluarkan mediator histamin, platelet, bradikinin dll

Inhalasi hawa dingin

Permeabilitas kapiler me↑

Mukus berlebih, wheezing, batuk, sesak napas

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

Melepas neuropeptida

edema mukosa, sekresi produktif, konstriksi otot polos me↑

Ujung saraf eferen vagal mukosa terangsang

Reflek saraf

Page 4: Pencegahan Asma

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan No. 1 : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan

asma ditandai dengan suara napas tambahan (wheezing), perubahan frekuensi pernapasan

(RR=40x/menit), dispnea, sputum dalam jumlah berlebih

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan intervensi, kebersihan jalan napas kembali

efektif

Kriteria Evaluasi:

- Dapat mendemnstrasikan batuk efektif

- Dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi

- Wheezing (-)

- Pernapasan klien menuju normal (RR=21) tanpa otot bantu pernapasan (PCH (-))

NOC: Respiratory Status: Airway Patency

N

O.

Indikator 1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Frekuensi pernapasan (RR: 40→21)

Kemampuan untuk mengeluarkan sekret

Suara napas tambahan (wheezing)*

Dyspnea saat tidur*

Penggunaan otot bantu (PCH)*

Akumulasi sputum*

Keterangan:

1. Sangat menyimpang dari normal * 1. Sangat banyak

2. Banyak menyimpang dari normal 2. banyak

3. Cukup menyimpang dari normal 3. cukup

4. Sedikit menyimpang dari normal 4. sedikit

5. Tidak menyimpang dari normal 5. Tidak ada

NIC : Airway Management

1. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

4. Pasang mayo bila perlu

5. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Page 5: Pencegahan Asma

6. Auskultasi suara napas, catat adanya tambahan suara napas

7. Berikan bronkodilator bila perlu

8. Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab

9. Monitor respirasi dan status O2

10. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan