10
CHAPTER II PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN A. PENCEGAHAN INFEKSI Pencegahan infeksi adalah upaya untuk menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit bahaya yang kini belum ditemukan cara pengobatannya seperti: HIV/AIDS. Berikut definisi yang berhubungan dengan pencegahan infeksi: 1. Antisepsis Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau duh tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik) 2. Asepsis dan teknik aseptik Suatu istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh mana pun yang sering menyebabkan infeksi. 3. Dekontaminasi Proses membuat objek mati lebih aman ditangani staff sebelum dibersihkan (umpamanya, menginaktifasi HBV, HBC, dan HIV serta menurunkan, tetapi tidak membasmi mikroorganisme lain yang mengkontaminasi). 4. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) Proses menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau penggunaan disinfeksi kimia. 5. Pembersihan Proses secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran darah, atau duh tubuh lain yang nampak pada objek mati membuang sejumlah besar mikroorganisme untuk Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

Pencegahan Infeksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mata kuliah KDK 1 pertemuan ke 2. Prinsip Pencegahan Infeksi

Citation preview

Page 1: Pencegahan Infeksi

CHAPTER II

PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

A. PENCEGAHAN INFEKSIPencegahan infeksi adalah upaya untuk menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit bahaya yang kini belum ditemukan cara pengobatannya seperti: HIV/AIDS. Berikut definisi yang berhubungan dengan pencegahan infeksi:1. Antisepsis

Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau duh tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)

2. Asepsis dan teknik aseptikSuatu istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya

kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh mana pun yang sering menyebabkan infeksi.

3. DekontaminasiProses membuat objek mati lebih aman ditangani staff sebelum

dibersihkan (umpamanya, menginaktifasi HBV, HBC, dan HIV serta menurunkan, tetapi tidak membasmi mikroorganisme lain yang mengkontaminasi).

4. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)Proses menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa

endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau penggunaan disinfeksi kimia.

5. PembersihanProses secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran darah, atau duh

tubuh lain yang nampak pada objek mati membuang sejumlah besar mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani benda tersebut. (pencucian dengan sabun/deterjen dan air, pembilasan dengan air bersih dan pengeringan secara seksama)

6. Sterilisasi Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus, fungi dan

parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia, atau radiasi.

7. Mikroorganisme

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

Page 2: Pencegahan Infeksi

Agen penyebab infeksi, termasuk didalamnya bakteria, virus, fungi dan parasit.

8. KolonisasiOrganisme yang patogen ada pada seseorangtetapi belum menimbulkan

gejala atau temuan klinik.9. Infeksi

Organisme yang berkoloni sudah menimbulkan penyakit (respon seluler).

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFEKSI1. Sumber penyakit

Sumber penyatkit dapat mempengaruhi apakah infeksi dapat berjalan cepat atau lambat

2. Kuman penyebabKuman penyebab menentukan jumlah mikroorganisme, dan kemampuan

mikroorganisme masuk ke dalam tubuh3. Cara membebaskan sumber dari kuman

Cara membebaskan sumber dari kuman menentukan proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat, seperti tingkat keasaman (PH), suhu, dan penyinaran

4. Cara penularan Cara penularan seperti kontak langsung, melalui makanan atau udara,

dapat menyebabkan penyebaran kuman ke dalam tubuh5. Cara masuknya kuman

Proses penyebaran kuman berbedas, bergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk melalui saluran pernafasa, saluran pencernaan, kulit dll.

6. Daya tahan tubuhDaya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau

mempcepat proses penyembuhan. Sebaliknya daya tahan yang buruk dapat memperburuk proses infeksi.

Selain faktor diatas, terdapat faktor lain seperti status gizi atau nutrisi, tingkat stress, usia atau kebiasaan tidak sehat.

C. PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSIPada umumnya konsep pencegahan infeksi bergantung pada adanya

penempatan pembatas antara orang yang rentan dan mikroorganisme. Pembatas/pelindung yang dimaksud adalah proses fisik, mekanik, atau kimiawi yang dapat mencegah penyebaran mikroorganisme infeksi dari:1. Orang ke orang (pasien, klien, petugas kesehatan)2. Peralatan, instrumen, dan permukaan lingkungan di sekitar manusia

Selain itu pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan memotong alur penularan.

Rantai Infeksi

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

Page 3: Pencegahan Infeksi

Air mataMembasahi agen penyebab iritasiLusozyme membunuh bakteria

SalivaMembersihkan mikroba dari gigi dan membran mukosa mulut

LambungAsam lambung membunuh organisme

BladderUrine membersihkan mikroba dari uretra

Respiratory TractMukus menahan organismeSilia membersihkan organisme pada mucus

KulitBarier pintu masuk mikrobaPH asam menghambat perkembangan organisme

Sistem ImunB cell memproduksi antibodi spesifik sesuai dengan antigenT cell menghancurkan sel asing yang menginfeksi atau sel yang telah terinfeksi oleh antigen asing Sel memori memobilisasi secara cepat jika di kemudian hari ditemukan invasi patogen yang sama

Usus BesarBakteri normal menjaga mikroorganisme dalam batas normal

Prinsip Pencegahan Infeksi:a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat

menularkan penyakit karena infeksi dapat bersifat asimtomatik (tanpa gejala)b. Setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksic. Permukaan benda di sekitar kita, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan

telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang utuh, lecet, selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi sehingga setlah digunakan harus diproses secara benar.

d. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar maka dianggap masih terkontaminasi

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

Page 4: Pencegahan Infeksi

e. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tetapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI secara benar dan konsisten

D. TINDAKAN-TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI (PI)1. Cuci tangan2. Menggunakan teknik aseptik atau aseptis3. Memproses alat bekas pakai4. Menangani peralatan tajam dengan aman5. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelolaan sampah

secara benar)1. CUCI TANGAN

Definisia. Cuci Tangan adalah prosedur penting dari pencegahan penyebaran infeksi

yang menyebabkan kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir)b. Air bersih. Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring

sehingga aman untuk diminum serta untuk pemakaian lainnya karena memenuhi standar kesehatan masyarakat (stadar kesehatan meliput: bnisme dan bebas mikroorganisme, bakteri, parasit, virus), kekeruhan rendah, tingkat minimum desinfektan, bahan kimia serta bahan radioaktif. Minimal air bersih harus bebas dari mikroorganisme dan tidak keruh (jernih)

c. Sabun. Produk pembersih yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu membuang kotoran, debu, dan mikroorganisme dari kedua belah tangan.

d. Antiseptik atau bahan antimikroba. Zat kimia yang digunakan pada permukaan kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri secara keseluruhan (contohnya: alkohol, larutan iodium, kloreksidin, dan triclosan)

e. Cuci tangan. Proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan degan memakai sabun dan air.

f. Infeksi nosokomial. Infeksi yang didapat dari rumah sakit.

Pelaksanaan cuci tangan:a. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum:

Memeriksa (kontak langsung) dengan pasien Memakai sarung tangan bedah steril atau DTT sebelum pembedahan

atau sarung tangan pemeriksaan untuk pemeriksaan rutinb. Cuci tangan sebaiknya dilakukan setelah:

Situasi tertentu dimana kedua tangan dapat terkontaminasi seperti:- Memegang instrumen kotor- Diantara sentuhan dengan pasien

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

Page 5: Pencegahan Infeksi

- Kontak yang lama dengan pasien- menyentuh darah, duh tubuh, sekresi, ekskresi, dan bahan

terkontaminasi- Segera setelah melepas sarung tangan

c. Langkah-langkah cuci tangan

2. Menggunakan teknik AseptikTeknik aseptik membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi dan penolong persalinan. Teknik aseptik meliputi aspek:a. Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi

Jenis alat pelindung diri

APD Keterangan

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air bersih sesudah melepas sarung tangan karena kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek, sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang hangat dan basah dalam sarung tangan.

Page 6: Pencegahan Infeksi

Sarung tangan Berfungsi melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari mikroorganisme. Merupakan pembatas fisik yang terpenting untuk mencegahan infeksi

Bila kontak dengan darah, duh tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi

Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terbuka

Masker, kacamata Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang dan semua rambut muka

Mengantisipasi bila terkena/melindungi selaput lendir pada mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan duh tubuh

Menahan cipratan yang keluar saat petugas bersin, batuk untuk mencegah infeksi silang

Kap/penutup kepala Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka sewaktu melakukan tindakan medis

Celemek/apron/baju pelindung

Melindungi kontak dengan darah dan duh tubuh Mencegah pakaian tercemar selama tindakan klinik

yang dapat berkontak langsung dengan darah atau duh tubuh

Alas kaki Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau cairan tubuh

Waspada!!Kain Tangani kain2 yang tercemar, cegah dari sentuhan

kulit/selaput lendir Jangan lakukan prabilas kain yang tercemar di area

perawatan pasienPeralatan perawatan pasien

Tngani peralatan tercemar dengan bain untuk mencegah kontak langsung dengan kulit/mukosa

Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembaliInstrumen tajam Hindari memasang kembali penutup jarum bekas

Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai Hindari membengkokkan, mematahkan atau

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

Page 7: Pencegahan Infeksi

memanipulasi jarum bekas dengan tangan Masukkan instrumen tajam ke dalam tempat yang tidak

tembus tusukanGunakan antiseptik Untuk membersihkan kulit/selaput lendir sebelum

pembedahan, membersihkan lukaSampah

b. Pemrosesan Alat (Dibahas tersendiri)

E. TEKNIK ISOLASIIsolasi merupakan teknik untuk mengurang resiko penularan infeksi, tidak

hanya dari pasien ke pasien tetapi juga dari pasien ke tenaga kesehatan yg merawat mereka. Sistem isolasi menggunakan dua pendekatan yakni:1. Kewaspadaan Baku

Kewaspadaan baku diterapkan pada semua orang, pasien dan petugas kesehatan tanpa melihat diagnosis. Berlaku untuk darah, semua duh tubuh, sekresi dan ekskresi, kulit dan selaput lendir yang tidak utuh. Dalam pelaksanaannya dengan memakai alat perlindungan diri (sarung tangan periksa yang baru).

2. Kewaspadaan berdasar penularan

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan

masker

googles

Sarung tangan

Apron/celemek

Page 8: Pencegahan Infeksi

Kewaspadaan berdasar penularan hanya dimaksudkan untuk pasien yang diketahui atau dicurigai telah terinfeksi oleh patogen yang dapat ditularkan melalui:

Udara (tberkulosis, cacar air, campak) Percikan (flu, dan rubella) Kontak langsung (hepaitis A, patogen enterik, herpes simpleks, infeksi

kulit dkk)

Chapter II : PI dalam praktik kebidanan