Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN
Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Solo, 27 Maret 2013
OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN: anggaran atau cara pengelolaan?
Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan 1997-2011
0
50000
100000
150000
200000
250000
1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012
Kawasan Hutan
Non Kawasan Hutan
Total
70,8% diluar Kawasan Hutan,
termasuk perkebunan
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Ho
tsp
ot
Nu
mb
er
Emisi CO2 dari Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan (terkontrol dan tidak terkontrol) bertanggung jawab terhadap 70% emisi Co2.
Emisi CO2 (2000-2006) sebesar 0,644 GT
Kebakaran hutan dan lahan: 0,468 Gt CO2
Oksidasi: 0,089 Gt CO2
biomass: 0,087 Gt CO
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
1.200
1.400
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Year
Em
issio
ns (
Gt C
O2)
Uncontrolled Burn
Controlled Burn
Oxidation
Biomass
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
2000-2003 2003-2006 2000-2003 2003-2006 2000-2003 2003-2006
Sumatra Kalimantan Papua
Mean A
nnual E
mis
sio
n (
Gt C
O2) Uncontrolled Burn
Controlled Burn
Oxidation
Biomass
KEBAKARAN LAHAN PERTANIAN
PENGELOLAAN LESTARI
BENCANA
HOTSPOT EMISI GRK
SERAPAN KARBON TURUN SOSIAL EKONOMI LAIN
KEBENCANAAN
1. MITIGASI – PENCEGAHAN
a. Melakukan praktek pengelolaan lahan pertanian secara lestari
b. Kapasitas pencegahan
2. PENANGANAN DARURAT – BENCANA
a. Internal lahan privat.
b. External: (i) kelalaian; (ii) pencegahan ekses kepada pihak lain siapa penanggungjawab
c. Skala dan tingkat kewenangannya.
KEGIATAN UNTUK MENDUKUNG PERMASALAHAN KEBAKARAN HUTAN/LAHAN
Program yang terkait dengan penanggulangan masalah Kebakaran Hutan dibawah koordinasi Kementerian Kehutanan adalah :
PROGRAM KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERLINDUNGAN HUTAN
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET (2013)
PAGU Rp. Milyar (2013)
Pengendalian Kebakaran Hutan
Meningkatkan sistem pencegahan pemadaman, penanggulangan, dampak kebakaran hutan dan lahan
Terjaminnya hotspot di pulau Kalimantan, pulau Sumatera,
dan pulau Sulawesi berkurang 20% setiap tahun dari rerata
2005-2009
59,20% 60,690
Terjaminnya kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga
50% dalam 5 tahun dibanding kondisi rerata 2005-2009
40%
Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat
dalam penanggulangan bahaya kebakaran hutan di 30
DAOPS (10 Provinsi)
6 DAOPS
Pengembangan dan
Pengelolaan Taman
Nasional
Meningkatnya kapasitas
kelembagaan pengelolaan
TN, kelestarian kawasan
dan dukungan dari seluruh
pemangku kepentingan
Hotspot di pulau Kalimantan, pulau Sumatera, dan pulau
Sulawesi berkurang 20% setiap tahun dari rerata 2005-
2009
59,20% 100,000
Luas kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50%
dalam 5 tahun dibanding kondisi rerata 2005-2009
40%
Pengembangan
Pengelolaan Konservasi
Sumberdaya Alam
Meningkatnya kapasitas
kelembagaan pengelolaan
kawasan konservasi dan
ekosistem esnsial,
kelestarian kawasan dan
dukungan dari seluruh
pemangku kepentingan
Hotspot di pulau Kalimantan, pulau Sumatera, dan pulau
Sulawesi berkurang 20% setiap tahun dari rerata 2005-
2009
59,20% 115,000
Luas kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50%
dalam 5 tahun dibanding kondisi rerata 2005-2009
40%
PENGELOLAAN KEBUN LESTARI
1. RAN GRK penurunan emisi GRK dari sektor pertanian –perkebunan
2. Pengelolaan kebun lestari ISPO
KEBAKARAN LAHAN DI PERTANIAN DAN RAN GRK
KEGIATAN PERTANIAN EMISI GRK (%)
Padi 64,07
Peternakan 20,06
Tanah Pertanian 3,89
Pembakaran lahan 3,75
Pembakaran sisa pertanian 8,23
Kontribusi Pertanian 2: 1. Pembukaan lahan/hutan untuk pertanian (dan lainnya)
2. Kegiatan pertanian(budidaya)
RAN MAPI, KLH
12
Komitmen Presiden pada G-20 Pittsburgh dan COP15
Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020
26% 26+15=41%
Upaya sendiri Upaya Sendiri dan Dukungan internasional
PERPRES 61/2011 ttg RAN GRK dan PERPRES 71/2011 ttg Inventory RAN GRK
Note: Rapat Menko Perekonomian 29 Des 2009 Bappenas ditugaskan sbg koordinator penyusunan RAN -GRK 12
KEHUTANAN DAN LAHAN GAMBUT
PERTANIAN
ENERGI DAN TRANSPORTASI
INDUSTRI
LIMBAH
PENURUNAN EMISI GRK
ISI RAN GRK
• Alokasi Penurunan Emisi di 5 Sektor Utama di Tahun 2020
• Identifikasi Program Sektoral
SEKTOR TARGET PENURUNAN (Gton CO2e)
26% 41%
Kehutanan dan Lahan Gambut
0.672 1.039
Pertanian 0.008 0.011
Energi dan Transportasi
0.036 0.056
Industri 0.001 0.005
Limbah 0.048 0.078
Total 0.767 1.189
1. Target Emisi dan alokasinya dapat disesuaikan dengan perkembangan metodologi. Koord revisi Bappenas
2. 32 RAD GRK (29 Pergub)
www.bappenas.go.id 13
MENGAPA PENTING?
1. Pertanian – perkebunan yang tidak lestari menyumbang emisi GRK dan polusi lain
2. Perkebunan: sawit mendapat sorotan masyarakat internasional
3. Perlu pemahaman dan komunikasi yang tepat penanganan tepat
PERKEBUNAN BERKELANJUTAN
DAYA DUKUNG
EKOSISTEM
KEANEKA-RAGAMAN
HAYATI
PROSES PRODUKSI BERKELANJUTAN
(LESTARI)
1. Jumlah hutan konservasi dan hutan
lindung 2. Daya dukung air
3. Daya dukung polusi/limbah
1. Monokultur 2. Habitat kehati
Pengelolaan kebun – kaidah berkelanjutan
a.l.: a. Non bakar
b. Pengelolaan limbah
ANGGARAN ATAU PENERAPAN PRAKTEK BERKELANJUTAN?
1. DAYA DUKUNG: a. Tidak dilakukan pada hutan konservasi dan hutan lindung
b. Daya dukung air dan daya dukung polusi
2. LANGKAH: a. Penerapan KLHS (termasuk keberadaan kehati) b. Peta daya dukung: ketersediaan air, ambang polusi lahan, air dan udara (emisi GRK)
LAHAN PERTANIAN - HUTAN BERKELANUTAN
1. Pengelolaan hutan Kawasan Pengelolaan Hutan: a. Pengelolaan kawasan hutan secara
berkelanjutan b. Kepala KPH sebagai pengawas praktek
pengelolaan hutan berkelanjutan (kawasan hutan produksi)
2. Penerapan ISPO a.l. non bakar dan pengelolaan limbah
3. Pengembangan Kebun pada lahan terdegradasi.
UPAYA PENURUNAN EMISI GRK DAN PENINGKATAN DAYA SERAP KARBON DI PERKEBUNAN
1. Integrasi sawit-ternak: a. Penggunaan pupuk organik
untuk peningkatan simpanan karbondalam tanah
b. Bioenergi c. Penurunan emisi dari manure
2. Penerapan tumpangsari sawit-palawija pada masa TBM
3. Pengembangan teknologi pembukaan lahan tanpa bakar
4. ISPO standar pengelolaan kebun lestari
5. Perluasan kebun sawit dilahan terdegradasi
SUSTAINABLE COMMODITY
KESIMPULAN 1. Penerapan pengelolaan kebun lestari – ISPO, ISC dst:
a. Tidak menguangi hutan lindung dan konservasi b. Ramah lingkungan: pengelolaan limbah dan
pengendalian emisi c. Peluang untuk: perdagangan karbon (komoditas
baru) d. Komoditas perkebunan (sawit, karet) sebagai
sustainable coomodity.
2. Kondisi darurat dan bencana: hutan dan non hutan review penanggulangan (bencana) kebakaran pada hutan dan lahan pertanian (non residensial, industri dan tempat usaha lainnya) - PR
22
NO RENCANA AKSI
KEGIATAN/ SASARAN
PERIODE LOKASI REALISASI
1. Optimalisasi lahan
Terlaksananya Pengelolaan lahan pertanian tanpa bakar seluas 300.500 ha
2011-2014 8 provinsi rawan kebakaran (Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim dan Kalteng
Tahun 2011 telah dilaksanakan di 8 provinsi
2 Penerapan teknologi budidaya tanaman
Terlaksananya penggunaan teknologi untuk melindungi tanaman dari gangguan OPT dan dampak perubahan iklim
2011-2014
Seluruh provinsi kecuali DKI
Telah dilaksanakan pengendalian OPT dengan PHT, penggunaan APH, SL-PHT, dll di provinsi sesuai dana yang tersedia
3 Pemanfaatan pupuk organik dan bio-pestisida
Terlaksananya pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida pada lahan seluas 250.000 ha
2011-2014
Seluruh provinsi
Telah dikembangkan dan diterapkan penggunaan pupuk organik dan bio-pestisida. pada budidaya perkebunan
RENCANA AKSI PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
(Lanjutan)
23
NO RENCANA AKSI
KEGIATAN/ SASARAN
PERIODE LOKASI REALISASI
4 Pengembangan areal perkebunan (sawit, karet, dan kakao) di lahan tidak berhutan/lahan terlantar/lahan terdegradasi/APL
Terlaksananya pengembangan areal bun dan peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu tanaman tahunan dengan sasaran luas sawit 860.000 ha, karet 105.200 ha
2011-2014
Kelapa sawit 19 provinsi dan karet 14 provinsi
Telah dilaksanakan 2011 : 171.601 ha