52
BAB 1 PENCEMARAN AIR MINUM DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN Oleh : Nusa Idaman Said 1.1 PENDAHULUAN Bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia/masyarakat dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang tercemar atau air dengan kualitas yang buruk, baik secara langsung diminum atau melalui makanan, dan akibat penggunaan air yang tercemar untuk berbagai kegiatan sehari-hari untuk misalnya mencuci peralatan makan dll, atau akibat penggunaan air untuk rekreasi. Bahaya terhadap kesehatan masyarakat dapat juga diakibatkan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertanian. Sedangkan bahaya tak langsung dapat terjadi misalnya akibat mengkonsumsi hasil perikanan dimana produk-produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat atau polutan berbahaya. Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen. Di beberapa negara yang sedang membangun, termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam (situ) dan kanal sering digunakan untuk berbagai kegunaan, misalnya untuk mandi, mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan limbah kotoran (tinja), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit lainnya. Disamping hal tersebut diatas, resiko kesehatan juga dapat diakibatkan oleh polusi senyawa kimia yang tidak menimbulkan gejala yang segera (acute), tetapi dapat berpengaruh terhadap kesehatan akibat pemaparan yang terus menerus pada dosis rendah, serta seringkali tidak spesifik dan sulit untuk dideteksi. Sebagai contoh misalnya senyawa trihalomethan (THMs) atau 1

pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

BAB 1 PENCEMARAN AIR MINUM DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN Oleh : Nusa Idaman Said 1.1 PENDAHULUAN Bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia/masyarakat dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang tercemar atau air dengan kualitas yang buruk, baik secara langsung diminum atau melalui makanan, dan akibat penggunaan air yang tercemar untuk berbagai kegiatan sehari-hari untuk misalnya mencuci peralatan makan dll, atau akibat penggunaan air untuk rekreasi. Bahaya terhadap kesehatan masyarakat dapat juga diakibatkan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertanian. Sedangkan bahaya tak langsung dapat terjadi misalnya akibat mengkonsumsi hasil perikanan dimana produk-produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat atau polutan berbahaya. Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen. Di beberapa negara yang sedang membangun, termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam (situ) dan kanal sering digunakan untuk berbagai kegunaan, misalnya untuk mandi, mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan limbah kotoran (tinja), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit lainnya. Disamping hal tersebut diatas, resiko kesehatan juga dapat diakibatkan oleh polusi senyawa kimia yang tidak menimbulkan gejala yang segera (acute), tetapi dapat berpengaruh terhadap kesehatan akibat pemaparan yang terus menerus pada dosis rendah, serta seringkali tidak spesifik dan sulit untuk dideteksi. Sebagai contoh misalnya senyawa trihalomethan (THMs) atau

1

Page 2: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

senyawa khlorophenol yang dapat terjadi akibat hasil samping proses khlorinasi pada proses pengolahan air minum. 1.2 PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN AIR (WATERBORNE DESEASES) Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air telah dikenal sejak lama. Pencemaran air minum oleh air limbah dan/atau oleh kotoran manusia (tinja), yang mengandung organisme yang dapat menimbulkan penyakit, virus, bakteria patogen dan sebagainya, dapat menyebar dengan cepat ke seluruh sistem jaringan pelayanan air minum tersebut, serta dapat menyebabkan wabah atau peledakan jumlah penderita penyakit di suatu wilayah dalam waktu singkat. Beberapa ciri khusus penyebaran penyakit-penyakit tersebut antara lain yakni proses penularan umumnya melalui mulut; terjadi di daerah pelayanan yang airnya tercemar; pederita umumnya terkonsentrasi pada suatu wilayah secara temporer; penderitanya tidak terbatas pada suku, umur, atau jenis kelamin tertentu; meskipun sulit mendeteksi bakteri patogen dalam air, tetapi dapat di perkirakan melalui pemerikasaan/pendeteksian bakteri coli yang disebabkan oleh pencemaran tinja; dan waktu inkubasi biasanya sedikit lebih panjang dibandingkan apabila keracunan oleh makanan. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air yang paling sering berjangkit antara lain : 1.2.1 Disentri (Dysentery) Penyebabnya adalah beberapa jenis bakteri dysentery baccilus, waktu inkubasi 1 - 7 hari, biasanya sekitar 4 hari atau kurang. Gejala penyakitnya antara lain : bakteri disentri yang masuk melalui mulut akan tumbuh di dalam perut besar, dan berubah secara lokal ke kondisi sakit misalnya timbulnya bisul pada selapur lendir (mucous membrane). Gejala utama yakni mencret, mulas, demam, rasa mual, muntah-muntah, serta berak darah campur lendir. Infeksi penyakit ini dapat berjangkit sepanjang tahun. Penderita dan carriernya adalah sumber penularaan yang utama, dan penularannya dapat terjadi melalui makanan, air minum atau kontak orang ke orang.

2

Page 3: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

1.2.2 Thypus dan Paratyphus Penyebabnya adalah jenis bacillus typhus dan parathyphus, dengan waktu inkubasi antara 1 sampai 3 minggu. Bakteri penyakit tersebut masuk melalui mulut dan menjangki pada struktur lympha (getah bening) pada bagian bawah usus halus, kemudian masuk ke aliran darah dan akan terbawa ke organ-organ internal sehingga gejala muncul pada seluruh tubuh misalnya: seluruh badan lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul deman serta badan menggigil. Pada penderita yang serius sering timbul gejala pendarahan usus. Suhu badan berfluktuasi dan akan turun perlahan-lahan setelah infeksi berjalan tiga atau empat minggu, dan gejala umum juga hilang. Untuk penyakit paratyphus, gejalanya hampir sama, hanya lebih lunak. Sumber penularan yang utama adalah penderita itu sendiri atau carriernya, dan penularan dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteria yang ada di dalam tinja penderita melalui air minum, makanan atau kontak langsung. 1.2.3 Kholera Penyebabnya adalah bakteri patogen jenis vibrio cholerae, dan waktu inkubasinya antara beberapa jam sampai lima hari. Bakteri vibrio cholerae yang masuk melalui mulut akan berkembang di dalam usus halus (small intestine), dan menghasilkan exotoxin yang menyebabkan rasa mual. Gejala yang penting yakni mencret atau diare dengan warna putih keruh dan muntah-muntah. Kadang-kadang juga terjadi dehidrasi, dan pada kasus yang serius kemungkin an dapat menyebabkan penderita menjadi koma. Keadaan kritis tersebut dapat dihindari apabila dilakukan penanganan yang sesuai. Sumber utama penunularan yakni air minum atau makanan yang terkontaminasi atau tercemar oleh kotoran atau muntahan penderita ataupun tercemar oleh inang atau pembawa bakteri kholera. 1.2.4 Hepatitis A Penyebabnya adalah virus hepatitis A, dengan waktu inkubasi antara 15 sampai 30 hari (biasanya 30 hari). Infeksi umumnya terjadi melalui mulut. Gejala primairnya antara lain

3

Page 4: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

rasa mual, pusing disertai demam, dan rasa lelah/lemas di seluruh tubuh. Gelaja spesifik antara lain terjadinya pembengkaan liver dan timbul gejala sakit kuning. Sumber penularan yakni air minum atau makanan yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung virus hepatitis A. 1.2.5 Poliomelistis Anterior Akut Penyebabnya adalah virus polio, waktu inkubasi antara 3 sampai 21 hari, biasanya antara 7 sampai 12 hari. Virus polio masuk melalui mulut dan menginfeksi seluruh struktur tubuh, kemudian menjalar melalui simpul saraf lokal, dan selanjutnya menyerang sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Beberapa gejala dapat terlihat antara yakni demam, rasa meriang/tak enak badan, tenggorokan sakit, pusing-pusing dan terjadi kejang mulut (bibir atas dan bawah tidak dapat digerakkan). Sumber infeksi yakni virus polio yang terdapat pada tinja atau dahak penderita atau virus yang terbawa oleh inangnya (carrier), dan penularan kadang-kadang juga melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi (tercemar). 1.3 PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN KEBERSIHAN Diare atau sering disebut mencret adalah penyakit yang erat kaitannya dengan kebersihan. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang paling banyak terjadi di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Yang paling banyak terserang penyakit ini umumnya adalah anak-anak balita, dan bila keadaannya parah seringkali dapat menyebabkan dehidarasi, yang apabila tidak ditangani dengan segera dapat pula menyebabkan kematian. Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ini berasal dari tinja, dan masuk ke tubuh manusia lewat mulut melalui makanan atau minumam atau melalui kontak orang ke orang. Sering kali organisme penyebab infeksi enterik tersebut diakibatkan oleh kondisi lingkungan rumah yang kotor dan tidak sehat. Hal tersebut juga sering diakibatkan oleh pencucian tangan yang kurang bersih pada waktu buang kotoran, atau secara lansung melalui inangnya misalnya oleh lalat. Banyak juga

4

Page 5: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

kasus terjadi akibat makanan atau minuman yang dijual oleh penjaja atau warung-warung yang kebersihannya kurang memadai Salah satu faktor yang penting untuk menganggulangan hal tersebut yakni dengan cara meningkatkan kebersihan lingkungan, meningkatkan pelayanan air bersih yang sehat, meningkatkan sistem pembuangan limbah atau pengolahan kotoran manusia (tinja) yang memenuhi syarat, serta dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan 1.4 MIKROORGANISME PATOGEN ATAU PARASIT DI DALAM AIR

Beberapa mikroorganisme patogen dan parasit biasanya

ditemukan di dalam air limbah domestik dan juga di dalam efluen dari unit pengolahan air limbah. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi yang sering ditemukan didalam air limbah antara lain adalah sebagai berikut. 1.4.1 Bakteria Patogen

Tinja atau kotoran binatang (fecal matter) mengandung lebih dari 1012 bakteria per gram. Kandungan bakteria di dalam tinja (feces) mencapai kira-kira 9 % dari berat basah (Dean and Lund, 1981). Bakteria yang ada di dalam air limbah telah diklasifikasikan menjadi beberapa grup yakni :

1. Bakteria gram-negative fakultative anaerobik misalnya

Aeromonas, Plesiomonas, Vibrio, Enterobacter, Escherichia, Klebsiella dan Shigella.

2. Bakteria gram-negative aerobik misalnya Pseudomonas, Alcaligenes, Flavobacterium, dan Acinetobacter.

3. Bakteria gram-positive pembentuk spora misalnya Bacillus spp.

4. Bakteria gram-positive non spora misalnya Arthrobacter,Corynebacterium, Rhodococcus.

Kompilasi dari bakteria yang terpenting yang mungkin bersifat patogen terhadap manusia dan yang dapat berpindah baik secara

5

Page 6: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

langsung atau tak langsung melalui air limbah ditunjukkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 : Penyakit bawaan air yang disebabkanoleh bakteria.

No Agen Bakteria Penyakit Utama Reservoir

utama Daerah yang

diserang 1 Salmonella typhi Demam

Typhoid (Tiphus)

Tinja manusia

Saluran Gastrointestinal

2 Salmonella paratyphi

Demam paratyphoid (paratiphus)

Tinja manusia

Saluran Gastrointestinal

3 Shigella Dysentri basiler Tinja manusia

Intestine bawah

4 Vibrio cholerae Kholera Tinja manusia

Saluran Gastrointestinal

5 Enteropathogenie E. Coli

Gastroenteritis Tinja manusia

Saluran Gastrointestinal

6 Yersinia enterocolitica

Gastroenteritis Kotoran hewan atau manusia

Saluran Gastrointestinal

7 Champylobacter jejuni

Gastroenteritis Kotoran hewan atau manusia

Saluran Gastrointestinal

8 Legionella pneumophila

Penyakit pernafasan akut

Air panas Paru-paru

9 Mycobacterium tuberculosis

Tuberculosis Dahak/ludah atau pernafasan manusia

Paru-paru

10 Leptospira Leptospirosis Air kencing dan kotoran hewan

Umum

11 Opportunistik bakteria

Variabel Air alam Umumnya saluran pencernaan

Disesuaikan dari Sobsey dan Olson (1983) di dalam Bitton, 1994. Bakteria-bakteria tersebut menyebabkan infeksi interik misalnya wabah tipus, kholera, dan shigellosis. Beberapa mikroorganisme

6

Page 7: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

patogen yang penting yang ada di dalam air limbah antara lain sebagai berikut : 1.4.1.1 Salmonella

Salmonella adalah enterobacteriaceae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan, dan meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteria patogen yang paling utama yang terdapat di dalam air limbah, yang dapat menyebabkan demam tipus dan paratipus, dan gastroenteristis (radang lambung/perut).

Konsentrasi salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel sampai mencapai 8000 organisme per 100 ml air limbah (Feachem et.al., 1983). Diperkirakan bahwa hampir 0,1 % dari penduduk mengeluarkan salmonella di dalam tinja. Di Amerika Serikat, salmonellosis terutama disebabkan karena kontaminasi makanan, tetapi transmisi lewat air minum masih menjadi perhatian yang utama (Sobsey and Olson, 1983, di dalam Bitton 1994).

Salmonella typhi adalah agen infeksi demam tipus, suatu penyakit yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian. Penanggulangan penyakit tersebut telah dilakukan dengan cara menggunakan teknologi proses pengolahan air yang memadai misalnya dengan filtrasi dan khlorinasi. Salmonella thypi tersebut menghasilkan endotoxin yang dapat menyebabkan demam, mual dan diare, dan dapat berakibat fatal apabila tidak diobatai dengan antibiotik (Sterrit and Lester, 1988 di dalam Bitton 1994). Species salmonella yang sering terdapat pada makanan yang terkontaminasi antara lain yakni salmonella paratyphi dan salmonella typhimurium. Species tersebut dapat tumbuh dengan cepat di dalam makanan yang terkontaminasi tersebut. Species salmonella seperti S. typhimurium dan S. enteriditis dapat menyebabkan gastroenteristis (radang lambung) dengan gejala diare dan kejang perut. 1.4.1.2 Shigella

Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus, suatu penyakit diare yang menyebabkan berak darah sebagai akibat peradangan dan pendarahan selaput atau dinding usus. Ada empat species shigella yang bersifat patogen yakni Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii, dan Shigella sonnei.

7

Page 8: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Ke empat shigella patogen tersebut dapat berpindah dengan cara kontak langsung dengan penderita yang telah terinfeksi, yang mana orang yang terkena infeksi mengeluarkan shigella di dalam tinjanya dengan konsentrasi lebih dari 109 shigella per gram tinja. Dosis infeksi dari shigella relaitif kecil yakni sekitar 10 organisme.

Meskipun perpindahan atau penularan shigella melalui kontak orang ke orang adalah merupakan moda penularan yang utama, tetapi penularan melalui makanan atau melalui air juga perlu diperhatikan. Sebagai contoh, telah diketahui bahwa penggunaan air tanah mempunyai andil terhadap shigellosis yang terjadi di Florida, yang telah menginfeksi sekitar 1200 orang. Meskipun demikan shigella kurang tahan di lingkungan dibandingkan dengan fecal coliforms. Shigella sangat sulit dikultivasi (dibiakkan), oleh karena itu belum ada data secara kuantitatif tentang kehadirannya dan efisiensi penghilangan pada instalasi penjernihan air maupun instalasi pengolahan air limbah. 1.4.1.3 Vibrio Cholerae

Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negative yang berbentuk batang melengkung (curved rod), bakteri ini berjangkit atau berpindah melalui air. Vibrio cholerae mengeluarkan atau melepaskan suatu enterotoxin yang menyebabkan diare ringan sampai diare hebat, muntah, dan menyebabkan kehilangan cairan dengan cepat, serta dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang relatif singkat (Sterritt and Lester, 1988). Meskipun jarang ditemukan di Amerika atau Eropa, vibrio cholerae sering muncul sebagai endemik di banyak wilayah di Asia.

Organisme patogen tersebut terdapat di dalam air limbah dengan konsentrasi berkisar antara 10 - 104 organisme per 100 ml air limbah pada saat terjadi endemik (Kott and Betzer, 1972). Ledakan endemik cholera dan demam tipus telah di dokumentasikan di Peru dan Chili, yang disebabkan mengkonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi oleh air limbah domestik (Shuval, 1992). Vibrio cholerae juga secara alamiah terdapat di alam dan melekat pada tanah atau padatan, termasuk zooplankton (misal, copepod) dan phytoplankton (misalnya volvox). Bakteria yang bergabung dengan phytoplankton tersebut berada dalam kondisi yang tak dapat dibiakkan (nonculturable state) dan dapat dilihat dengan mikroskop dengan cara teknik fluorecent-monoclonal antibody (Brayton et.al., 1987).

8

Page 9: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

1.4.1.4 E. Coli

Banyak strain E. coli yang beberapa diantaranya tidak berbahaya, terdapat pada saluran gastrointestinal pada manusia atau hewan berdarah panas. Tetapi ada beberpa kategori E. Coli yang bersifat beracun , dan dapat menyebabkan diare. Ada beberpa strain E. Coli yang bersifat enterotoxigenic (ETEC), enteropathogenic (EPEC), enterohemorrhagic (EHEC), dan enteroinvasive (Levine, 1987).

E. Coli enterotoxigenic dapat menyebabkan radang lambung (gastroenteristis) dan diare yang hebat disertai dengan kram perut dan muntah-muntah (Harris, 1986). Kira-kira 2% - 8 % dari E. Coli yang terdapat di dalam air bersifat enteropathogenic yang dapat menyebabkan diare. Air dan makanan merupakan faktor penularan atau penyebaran dari E. Coli tersebut. Dosis infeksi dari E. Coli jenis ini relatif tinggi yakni berkiasar antara 106 - 109 organisme. Beberapa jenis E. Coli yang bersifat diarrheagenic telah dideteksi di dalam air yang telah diproses (treated water), dan hal ini menunjukkan resiko kesehatan terhadap konsumen. 1.4.1.5 Yersina Yersina.enterocolica adalah penyebab gastroenteritis akut, binatang pembawanya terutama adalah babi hutan, namun binatang peliharaan atau binatang buas yang lainnya kadangkala menjadi pembawa patogen ini. Keterlibatan air dengan patogen ini masih belum jelas, namun ada sebuah contoh yang disebutkan oleh Schiemen, 1990, bahwa air dapat menyebarkan gastroenteritis. Organisme psychrotrophic berkembang biak dan subur hingga suhu terendah 4oC. 1.4.1.6 Campylobacter

Patogen ini dikenal dapat menginfeksi manusia, binatang buas dan binatang peliharaan. Patogen ini dapat menyebabkan gastroenteritis akut (demam, pusing, sakit perut, diare, mual) dan beralih ke tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi, terutama daging unggas dan air yang terkontaminasi. Air ledeng seperti juga aliran air dari gunung dapat merupakan sumber infeksi.

9

Page 10: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Campylobacte terdeteksi pada air permukaan, air minum dan air buangan, namun belum pernah terdeteksi pada lumpur. Jumlah organisme campylobacter tidak dapat ditunjukkan atau dihubungkan dengan heterotrophic plate counts, total dan fecal coliforms atau fecal streptococci. 1.4.1.7 Leptospira

Leptospira adalah spirochete kecil yang dapat masuk ke

dalam tubuh manusia melalui luka pada kulit atau melalui selaput lendir. Penyakit yang disebabkan oleh leptospira disebut leptospirosis, yang mempunyai karakter terjadinya diseminasi patogen dalam darah tubuh pasien dan berikutnya terjadi infeksi pada ginjal dan pada sistem pusat saraf. Wabah ini dapat ditularkan dari binatang (binatang pengerat, binatang peliharaan dan binatang buas) ke manusia melalui kontak (misal mandi) menggunakan air yang telah terkontaminasi oleh kotoran binatang.

Patogen ini tidak menjadi perhatian utama karena patogen ini tidak mudah hidup dalam air buangan.

Masa inkubasi penyakit ini antara dua hari hingga 26 hari, tetapi umumnya antara 7 sampai 13 hari. Mulai hari ke dua akan terlihat gejala seperti demam tinggi, kepala pusing, mata kuning, air kencing berwarna seperti teh, timbul rasa nyeri pada otot tungkai bawah dan mata berwarna merah. Wabah ini dapat mengenai pekerja galian saluran air. Namun patogen ini tidak merupakan perhatian utama karena patogen ini tidak mudah hidup dalam air buangan.

Di Indonesia, Leptospira ditemukan pertama kali pada orang-orang yang bekerja di perkebunan karet sewaktu penjajahan belanda pada tahun 1920. Selanjutnya tahun 1940, Prof Suratno menemukan leptospira pada hewan babi di Jakarta. Kuman penyakit ini kemudian diisolasi yang selanjutnya disebut leptospira interrogans serovar pomona (Republika Minggu 17 Maret 2002). Sampai saat ini total serovar leptospira yang ditemukan Balitvet Bogor berjumlah 16 jenis.

1.4.1.8 Legionella Pneumophila

Bakteri legionella pneumophila adalah pembawa penyakit legionnaire (etiological agent), pertama dikemukakan pada tahun 976 di Philadelphia, Pennsylvania. Penyakit ini semacam

10

Page 11: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

penyakit pneumonia akut, yang kadang kala melibatkan gastrointestinal dan saluran air kencing, juga dengan sistem urat syaraf. Infeksi. Gejala yang terjadi pada infeksi ini adalah suhu badan naik, sakit kepala dan sakit otot, namun akan membaik dengan sendirinya tanpa perlu penanganan. Organisme ini berpindah melalui aerosolization.

Penularan penyakit legionnaire berhubungan dengan terjadinya pemaparan dengan microbial aerosol yang berasal dari cooling tower (menara pendingin), evaporative condenser, humidifier dan shower. Menara pendingin biasanya mendinginkan air panas yang dihasilkan dari pembangkit tenaga. Bagian atas menara pendingin ini menyebarkan microbial aerosol, termasuk legionella, Diperkirakan bahwa sumber legionella adalah air yang mengalir dari air permukaan terdekat atau dari air minum yang digunakan untuk menggantikan uap air yang hilang pada saat proses pendinginan.

Seseorang dapat terjangkit penyakit nosocomial legionella apabila terkena legionella melalui sistem distribusi air di rumah sakit. Air minum merupakan sumber wabah penyakit legionnaire di rumah sakit. Jumlah kasus bertambah sejalan dengan penurunan tekanan pada sistem distribusi, yang kemungkinan terjadi pelepasan sel legionella dari lapisan biofilm yang tumbuh pada pipa distribusi. Namun demikian kasus berkurang sejalan dengan hiperkhlorinasi (>2 mg/l sisa khlor bebas).

Bakteri ini terdapat dimana-mana dan berasal dari air buangan, tanah dan lingkungan perairan. Pada lingkungan yang biasa patogen ini dapat berkembang berdampingan dengan bakteri lain seperti ganggang hijau dan ganggang biru-hijau, amuba atau ciliates, sebagai hasil dari meningkatnya kekebalan terhadap biocides, khlorinasi, ph rendah dan temperatur tinggi. 1.4.1.9 Bacteroides Fragilis

Strain produksi enterotoxin dari bakteri anaerobik ini merupakan penyebab diare pada manusia. Patogen ini ditemukan pada air buangan pada tingkat berkisar dari 6,2 x 104 sampai 1,1 x 105 CFU/ml, 9,3 % adalah enterotoxigenic. 1.4.1.10 Opportunistic Bacterial Pathogens Dalam grup ini termasuk bakteri gram negatif heterotropic yaitu: pseudomonas, klebsiella, flavobacterium, enterobacter,

11

Page 12: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

proteus dan providencia. Segmen masyarakat yang berisiko terkena infeksi opportunistic pathogen adalah bayi yang baru lahir, orang lanjut uisia dan orang yang dalam keadaan sakit. Organisme ini banyak terdapat dalam air minum dan pada pipa distribusi air di gedung-gedung seperti rumah sakit. Opportunistic pathogen lainnya adalah nontubercular mycobacteria yang dapat menyebabkan sakit paru-paru (pulmonary) dan penyakit lainnya. Yang paling sering diteliti dari jenis nontubercular mycobacteria adalah species mycobacterium avium-intracellulare. Air minum terutama di rumah sakit dapat mendorong pertumbuhan bakteri ini yang kemungkinan berkaitan dengan infeksi nosocomial. 1.4.2 Bakteria Pembentuk Antibiotik (Antibiotic Producing Bacteria)

Penderita yang menerima pengobatan antibiotik menyimpan sejumlah besar bakteri kebal antibiotik pada saluran ususnya. Bakteri ini terbawa keluar dalam jumlah besar dalam kotoran manusia dan akhirnya masuk ke dalam instalasi pengolahan air buangan. Faktor kekebalan terhadap antibiotik terdapat pada plasmids (R faktor) dan pada kondisi yang tertentu dapat berpindah ke bakteri lain melalui suatu hubungan kontak antar sel. Apabila bakteri penerima adalah patogen potensial, maka akan menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat sebagai akibat timbulnya kekebalan terhadap antibiotik pada patogen tersebut. Microorganisme yang kebal obat menghasilkan nosocomial dan kumpulan penyebab infeksi pada manusia, yang dapat menyebabkan peningkatan wabah penyakit dan kematian. Kebal obat pada bakteri akan menyebabkan kenaikan biaya pengobatan.

Strategi untuk menanggulangi masalah ini adalah mengurangi penggunaan antibiotik pada manusia dan hewan serta mencari cara pencegahan terhadap penularan penyakit infeksi. Bakteri yang tahan terhadap antibiotik telah terdeteksi pada lingkungan daratan dan lingkungan air, terutama pada lokasi yang terkontaminasi oleh buangan rumah sakit.

Faktor pembawa antar microorganisme diketahui terdapat pada lingkungan alamiah maupun pada lingkungan hasil rekayasa seperti instalasi pengolahan air limbah. Peneliti menggunakan ruang terlindung untuk memperlihatkan perpindahan plasmid R diantara bakteri dalam air buangan domestik. Frekwensi perpindahan rata-rata dalam air buangan

12

Page 13: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

bervariasi antara 4,9x10-5 dan 7,5x10-5. Frekwensi perpindahan paling tinggi (2,7x10-4) terjadi antara Salmonela enteritidis dan E.coli. Plasmid non penghubung (misal pBR plasmid) dapat juga sebagai perantara, namun memerlukan kehadiran bakteri penggerak sebagai media pemindah. Beberapa bakteri penggerak telah diisolasi dari air buangan. Setiap bakteri ini mampu membantu perpindahan plasmid pBR325 ke penerima bakteri e.coli.

Telah ditemukan adanya indikator dan patogen multiple-antibiotic-resistant (MAR) (misal salmonela) dalam instalasi air bersih dan air buangan. Dalam air buangan yang belum diolah, presentasi multiple-antibiotic-resistant coliform bervariasi antara kurang dari 1% hingga kira-kira 5% dari total coliform. Khlorinasi bekerja untuk menghilangkan bakteri kebal antibiotik pada instalasi pengolahan air buangan. Namun peneliti lain melaporkan bahwa khlorinasi menaikkan kekebalan bakteri terhadap beberapa antibiotik (seperti ampicilin, tetracycline) tapi tidak terhadap yang lainnya. Perbandingan bakteri pembawa faktor R bertambah mengikuti proses pengolahan air dan air buangan. Sebagai contoh, dalam suatu studi MAR diharapkan sebesar 18,6% dari bakteri heterotrophic plate count dalam air yang belum diolah dibandingkan dengan nilai 67,8% untuk bakteri dalam sistem distribusi. Serupa dalam instalasi pengolahan air di Oregon, presentasi MAR 15,8% dalam air yang belum diolah (dalam sungai) dibandingkan dengan nilai 57,1% dalam air yang telah diolah. MAR selanjutnya dihubungkan dengan kekebalan terhadap logam berat (misal Cu2+, Pb2+, Zn2+). Phenomena ini telah dibuktikan dalam air minum dan air buangan. Efek terhadap kesehatan masyarakat terhadap penomena ini belum banyak diketahui. 1.4.3 Virus

Air dan air limbah dapat terkontaminasi oleh sevabyak 140 jenis virus perut. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang baik dalam saluran pencernaan dan kemudian dikeluarkan dalam jumlah yang besar melalui kotoran manusia yang terinfeksi.

Tabel 1.2 (Bitton, 1980a; Jehl-Pietri, 1992; Schwartzbrod, 1991; Schwartzbrod et al., 1990) memperlihatkan daftar enteric virus (virus perut) yang ditemukan dalam lingkungan perairan yang bersifat patogen terhadap manusia.

13

Page 14: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Tabel 1.2 : Beberapa virus enteric pada manusia

Grup Virus Sero type

Penyakit yang disebabkan oleh Virus

A. Entero Virus : Poliovirus 3 Paralysis, aseptic meningitis Coxsackievirus A 23 Herpangia, aseptic meningitis, penyakit

pernafasan, paralysis, demam Coxsackievirus B 6 Pleurodynia, aseptic meningitis, radang

selaput jantung (pericarditis), penyakit hati bawaan, anomali, radang ginjal (nephritis), demam

Echovirus (68-71) 34 Meningitis, penyakit pernafasan Virus hepatitis A

(HAV) 4 Infeksi hepatitis

B. Reovirus 3 Penyakit pernafasan C. Rotavirus 4 Gastroenteristis D. Adenovirus 41 Penyakit pernafasan, conjunctivitis akut,

gastroenteristis E. Norwalk agent

(calicivirus) 1 Gastroenteristis

F. Astrovirus 5 Gastroenteristis Disesuaikan dari Bitton (1980), Jehl-Pietri (1992), dan Schwartzbrod (1990). Virus-virus yang masuk tersebut kadangkala menyebabkan infeksi yang tidak terlihat, sehingga sulit dideteksi. Virus ini penyebab penyakit yang sangat luas spektrumnya yang bervariasi mulai dari penyakit kulit, demam, infeksi pernafasan, penyakit yang berhubungan dengan pencernaan dan kelumpuhan.

Virus perut relatif berjumlah sedikit dalam air buangan, namun demikian sampel sebanyak 10 – 1000 liter harus dipekatkan untuk mendeteksi patogen ini. Pendekatan dalam menentukan angka patogen ini telah diperoleh. Pendekatan yang paling banyak dilakukan adalah berdasarkan pada adsorpsi virus ke dalam pori-pori mikro saringan yang terbuat dari bermacam-macam komposisi bahan (nitroselulose, fiberglass, epoxy-fiberglass, modifikasi celulosa, celulose + glass fibers),

14

Page 15: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

selanjutnya virus yang teradsorbsi diambil dari permukaan filter, konsentrasi sampel diperoleh dengan menggunakan saringan membran atau dengan flokulasi organik. Konsentrat kemudian diuji dengan jaringan kultur binatang.

Ditinjau dari ilmu epidemi, virus perut umumnya berpindah melalui kontak orang ke orang. Namun dapat pula menular melalui perantara air baik langsung (air minum, kolam renang) maupun tidak langsung melalui makanan yang terkontaminasi. Penularan waterborne virus perut digambarkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 : Penyebaran virus perut (entericviruses) melalui air (waterborne).

Proses infeksi tergantung pada dosis efektif minimal (MID)

dan pada host yang mudah tertular, dalam hal ini menyangkut faktor host (imunitas spesifik, jenis kelamin, umur) dan faktor lingkungan (misal tingkat sosial-ekonomi, kondisi kebersihan, temperatur, kelembaban). Walaupun MID virus masih kontroversial, secara umum relatif rendah dibandingkan dengan bakteri patogen. Percobaan pada manusia menunjukkan MID 17 PFU (plaque-forming units) untuk echovirus 12. Beberapa penelitian epidemi menunjukkan bahwa virus perut merupakan penyebab 4,7 % - 11 % epidemi waterborne. Penyelidikan dibuktikan terhadap penularan waterborne dan foodborne dari penyakit virus seperti hepatitis dan penyakit pencernaan.

15

Page 16: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

1.4.3.1 Hepatitis

Terdapat beberapa jenis penyakit Hepatitis, masing-masing disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Beriku adalah jenis-jenis virus penyebab hepatitis.

Infeksi hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), yaitu enterovirus 27-nm RNA, dengan masa inkubasi relatif pendek (2-6 minggu) dan penularan melalui fecal-oral. Virus ini sulit dideteksi walaupun dapat dibiakan dalam jaringan namun tidak selalu mempunyai efek cytopathic. Cara lain untuk mendeteksi HAV adalah dengan peyelidikan genetik dan metode imunologi (immunoelectron microscopy, radioimmunoassay, enzyme immunoassay, radioimmunofocus assay).

Serum hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), yaitu virus 42-nm DNA, mempunyai masa inkubasi relatif lama (4-12 minggu). Virus ini ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi atau melalui hubungan sex. Kematian (1% - 4%) lebih tinggi dari pada infeksi hepatitis (< 0,5%).

Non-A,non-B viral hepatitis disebabkan oleh 2 jenis virus : yaitu 50-nm sampai dengan 60-nm flavivirus dengan karakteristik klinik dan epidemi sama dengan virus hepatitis B dan 32-nm sampai dengan 34-nm calicivirus yang karakteristiknya sama dengan virus hepatitis A.

Chronic delta hepatitis yang disebabkan oleh virus 28-nm hingga 35-nm RNA namun belum diketahui secara lengkap mengenai karakteristiknya. Pola klinik dan epideminya sama dengan virus hepatitis B.

HAV menyebabkan kerusakan liver dengan terjadinya peradangan. Setelah terjadi infeksi, masa inkubasi berlangsung hingga 6 minggu. Salah satu simptom adalah kulit terlihat kuning.

Hepatitis A menular melalui fecal-oral baik melalui kontak antar orang ke orang maupun melalui waterborne atau food-borne. Penyakit ini menyebar di seluruh dunia dan antibodi HAV lebih banyak terdapat pada kelompok dengan tingkat sosial-ekonomi rendah, kemudian meningkat sesuai umur orang yang terinfeksi. Penularan melalui air tercatat di seluruh dunia kasus hepatitis ini terjadi akibat mengkonsumsi air yang pengolahannya tidak sempurna. Penularan melalui makanan lebih menjadi perhatian dibandingkan melalui air. Mengkonsumsi kerang-kerangan yang tumbuh dalam air buangan yang terkontaminasi

16

Page 17: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

menimbulkan kasus hepatitis cukup besar, catatan yang terjadi di seluruh dunia dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 : Beberapa outbreak Virus Hepatitis yang disebabkan oleh mengkonsumsi kerang-kerangan.

Tahun Jenis kerang Negara Jumlah Kasus

1953 Oyster USA 30 1955 Oyster Swedia 600 1961 Oyster USA 84 1962 Clams USA 464

1963/1966 Calms Oyster USA 180 1964 Clams USA 306 1964 Oyster USA 3 1966 Clams USA 4

1968/1971 Clams/ oyster Gemany 34 1971 Clams USA 17 1972 Mussels Perancis 13 1973 Oyster USA 265 1976 Mussels Australia 7 1978 Mussels Inggris 41 1979 Oyster USA 8 1980 Oyster Philipina 7

1980/1981 Cockle Inggris 424 1982 Kerang-

kerangan Inggris 172

1982 Oyster USA 204 1982 Clams USA 150 1984 Cockle Malaisia 322 1984 Mussels Yugoslavia 51 1985 Clams USA 5 1988 Clams Cina 192.000

Keterangan : Oyster = Tiram Cockle = sejenis tiram Clams = Remis besar, Kijing Mussels = remis Sumber :Jehl-Pietri (1992) dan Schwartzbrod (1991) 1.4.3.2 Viral Gastroenteristis

Penyakit perut merupakan penyakit menular yang paling sering terjadi. Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa, bakteri patogen dan virus patogen (misal rotavirus dan agen tipe-

17

Page 18: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Norwalk). Berikut ini akan dibahas rotavirus dan virus tipe Norwalk sebagai penyebab penyakit perut. a. Rotavirus.

Rotavirus termasuk dalam keluarga Reoviridae, partikel 70-nm yang mengandung RNA double-stranded dikelilingi double-shelled capsid. Rotavirus adalah penyebab utama penyakit perut akut pada anak dibawah umur 2 tahun. Penyakit ini banyak menyebabkan kematian anak-anak di negara-negara berkembang. Rotavirus juga dapat menyebabkan wabah pada populasi orang dewasa (terutama orang tua), dan merupakan penyebab utama diare.

Virus menyebar melalui fecal-oral, namun kemungkinan pula melalui pernafasan. Pernah terjadi beberapa wabah penyakit perut yang disebabkan rotavirus yang berasal dari air buangan. Beberapa wabah yang berhubungan dengan rotavirus dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 : Beberapa wabah Rotavirus di dunia Tahun Lokasi Jumlah

Pasien Keterangan

1977 Swedia 3.172 Suplai air bersih disebuah kota kecil terkontaminasi oleh air limbah domestik

1980 Brazil ~ 900 Kontaminasi air di satu sekolah swasta

1980 Norfolk Island

- Kontaminasi air tanah

1981 Rusia 173 Kontaminasi suplai air bersih masyarakat

1981 Colorado 1.500 Kerusakan pada sistem penyaringan dan khlorinasi

1982 Israel ~ 2000 Kontaminasi Reservoir oleh anak-anak

1981-1982

Jerman Timur

11.600 Kontaminasi air sumur akibat banjir

1982-1983

China 13.311 Kontaminasi pada sistem suplai air bersih

1991 Arizona 900 Kontaminasi air sumur oleh air limbah pada sebuah resort

Sumber : Bitton (1994), Gerba (1995) dan Williams and Akin (1986)

Untuk mendeteksi rotavirus pada air buangan dan sampel lainnya digunakan microscopy elektron, pengujian ikatan enzym

18

Page 19: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

immunosorbent (ELISA Kits), atau kultur jaringan (sel yang populer adalah MA-104, yang diturunkan dari ginjal monyet). Deteksi pada jaringan sel termasuk di dalamnya metode seperti pengujian plaque, efek cytopathic (CPE), dan immunfluorescence. b. Agen Tipe Norwalk.

Virus 27-nm kecil ini pertama kali ditemukan tahun 1968 di Norwalk, Ohio. Virus ini merupakan penyebab utama penyakit menular yang melalui air (waterborne) dan juga melalui makanan. Menyebabkan diare dan mual dan dapat menyerang usus halus, namun mekanisme pathogenicity belum diketahui. Karena virus ini tidak bisa berkembang biak pada cultur jaringan, maka masih sedikit yang diketahui mengenai struktur dan kandungan asam nucleic virusi ini.

Peralatan yang digunakan untuk mendeteksi sampel klinik adalah microscopy immune electron dan teknik radioimmunoassay, namun tidak cukup sensitif untuk sampel lingkungan. Virus norwalk memegang peranan penting pada penyebaran penyakit perut melalui air, juga berperan pada penularan diare. 42 % dari wabah penyakit perut nonbakteri disebabkan oleh virus Norwalk. 1.4.4 Parasit Protozoa

Pada umumnya parasit protozoa menghasilkan kista

sehingga dapat bertahan diluar hostnya dengan kondisi lingkungan yang berlawanan. Penyebab terjadinya kista adalah beberapa faktor seperti kekurangan makanan, akumulasi racun metabolit dan reaksi kekebalan host. Pada kondisi yang cocok, trophozoite baru dilepaskan dari kista. Proses ini disebut excystment. Protozoa patogen yang menular melalui air dan berpengaruh terhadap manusia adalah sebagai berikut (Tabel 1.5). 1.4.4.1 Giardia Lamblia

Parasit protozoa flagelat ini mempunyai bentuk buah pear trophozoite (panjang 9-21 um) dan tahap kista bentuk telur (panjang 8-12 um dan lebar 7-10 um). Orang yang terinfeksi akan

19

Page 20: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

mengeluarkan kista (1-5) x 106 per gram feces. Air buangan domestik merupakan sumber terbesar Giardia. Binatang buas dan binatang peliharaan berlaku sebagai tempat penampungan kista Giardia. Parasit ini menjadi wabah di daerah pegunungan di Amerika dan menginfeksi manusia, binatang buas dan binatang peliharaan. Infeksi disebabkan oleh ingestion kista yang ditemukan di dalam air. Dalam tubuh manusia, infeksi dapat berlangsung bulanan hingga tahunan. Tabel 1.5 : Penularan penyakit melalui air yang disebabkan Protozoa

Oragisme Penyakit (Lokasi yang terkena)

Sumber utama

Giardia lamblia Giardiasis (GI tract)

Kotoran manusia dan hewan

Entamoeba histolytica

Amoebic disentery (GI tract)

Kotoran manusia

Achanthamoeba castellani

Amoebic meningoencephalitis (Sistem saraf pusat)

Tanah dan air

Naeleria gruberi Amoebic meningoencephalitis (Sistem saraf pusat)

Tanah dan air

Balantidium coli Dysentery/ perut (GI tract)

Kotoran manusia

Cryptosporidium Diarrhea : turun berat badan, rasa mual demam (GI tract)

Kotoran manusia dan hewan

Sumber : Bitton,1994.

Parasit ini Bergerak melalui perut dan kemudian melepaskan trophozoite, yang akan menempel pada sel epitel dari bagian atas usus halus dan berproduksi kembali secara fisi binary. Trophozoite melapisi epithelium saluran pencernaan sehingga mengganggu absorpsi lemak dan nutrient lain. Mereka membentuk kista selama mereka melewati pencernaan dan akhirnya mencapai usus besar.

Giardia mempunyai masa inkubasi satu sampai delapan minggu. Menyebabkan diare, sakit perut, pusing, kelelahan, dan berat badan menurun, namun giardiasis tidak beakibat fatal. Biasanya penularan terjadi melalui orang ke orang, namun Giardia dikenal sebagai salah satu agen etiologi yang penting

20

Page 21: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

dalam terjadinya wabah penyakit yang ditularkan melalui air (waterborne desease). Wabah terjadi akibat mengkonsumsi air yang dikhlorinasi namun tidak dilakukan penyaringan.

Pada umumnya wabah giardiasis berhubungan dengan mengkonsumsi air yang tidak diolah atau diolah namun belum sempurna. Kesalahan desain atau kesalahan konstruksi saringan dapat menyebabkan timbulnya Giardia lamblia dan selanjutnya akan mencemari air minum. Indikator bakteri secara tradisional tidak dapat mendeteksi adanya kista giardia dalam air atau dalam sampel lingkungan lainnya. Terdapat korelasi yang baik antara terjadinya kista Giardia dengan Cryptosporidium oocysts seperti juga dengan beberapa parameter kualitas air tradisional seperti kekeruhan.

Kista Giardia lambia dapat dikonsentrasi dari air dan air buangan dengan cara ultra-filtration atau adsorpsi dengan cartidge poly-propilene. Oleh karena Giardia lamblia tidak dapat dibiakkan di laboratorium, maka kista harus dideteksi dan diindentifikasi dengan immunofluorescence dengan antibodi polyclonal atau monoclonal atau dengan phase-contrast microscopy. Kista yang terpapar oleh khlor dengan konsentrasi 1 – 11 mg/l, walaupun memantul, namun tidak dapat dideteksi dengan phase-contrast microscopy karena unsur ini struktur dalamnya hilang.

Survey air buangan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa jumlah kista Giardia bervariasi dari ratusan hingga ribuan kista per liter, namun konsentrasi kista tertinggi adalah 105 per liter. Di Arizona, jumlah Giardia dideteksi 48 kista per 40 L dalam efluent lumpur aktif. Konsentrasi ini menurun menjadi 0,3 kista/40 L setelah penyaringan pasir. Parasit ini lebih tahan terhadap khlor dari pada bakteri. 1.4.4.2 Cryptosporidium

Parasit coccidian protozoan Cryptosporidium menginfeksi

binatang (sapi, kambing, ayam, turkey, tikus, babi, anjing, kucing). Infeksi terhadap manusia dilaporkan pada tahun 1970 an. Cryptosporidium parvum adalah spesies utama yang mengakibatkan infeksi pada manusia dan binatang.

Tahap infeksi dari protozoa ini adalah kista (oocyst) ukuran 5 – 7 um, yang tahan terhadap kondisi lingkungan. Selanjutnya ingestion dengan host yang cocok, oocyst melangsungkan

21

Page 22: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

excystation dan mengeluarkan infective sporozoites, yang menjadi parasit pada sel epithelial terutama dalam saluran pencernaan host. Beberapa peneliti menyatakan minimum dosis infeksi untuk Cryptosporidium pada manusia kurang dari atau sama dengan 1.000 oocyst. Pada binatang sejumlah 1 – 10 oocyst dapat menimbulkan infeksi. Parasit ini menyebabkan diare yang selanjutnya menyebabkan penurunan berat badan dan kadangkala menimbulkan pusing, mual dan demam. Lamanya gejala dan akibatnya tergantung tingkat kekebalan si penderita. Umumnya diare berlangsung 1- 10 hari pada penderita yang kekebalannya baik, namun dapat lebih lama lagi hingga lebih dari sebulan pada penderita lemah kekebalannya (misal penderita AIDS, kanker). Penelitian pada ribuan sampel kotoran manusia di Amerika Serikat, Kanada dan Eropa ditemukan bahwa lazimnya cryptosporidiosis pada manusia berkisar antara 1% - 5%.

Cara penularan Cryptosporidium umumnya melalui orang ke orang, melalui air, melalui makanan dan melalui binatang. Penularan orang ke orang merupakan penularan yang utama. Penularan patogen dari binatang yang terinfeksi kepada manusia, diperkirakan lebih besar untuk Cryptosporidium dari pada untuk Giardia.

Wabah di Carrollton, Georgia, AS menimpa hampir 13.000 orang dan terjadi karena mengkonsumsi air minum dari instalasi air minum yang menerapkan proses saringan pasir cepat yang kurang baik. Masalah yang ditemukan pada instalasi tersebut adalah adanya flokulasi yang tidak efektif dan memulai kembali penyaringan dengan saringan pasir tanpa melakukan cuci balik.

Patogen ini tidak efektif dihilangkan dengan cara pengolahan air konvensional seperti saringan pasir atau khlorinasi. Pengolahan dengan kapur untuk proses pelunakan air dapat me-non-aktifkan sebagian oocyst Cryptosporidium. 1.4.4.3 Entamoeba Histolytica

E. histolytica membentuk kista infeksi (diameter 10 – 15 um) bertahan dalam waktu yang lama dengan tidak ada gejala pada pembawanya; Sangat bertahan dalam air dan air buangan dan selanjutnya hidup pada host yang baru. Jumlah kista dalam air buangan dapat mencapai 5.000 kista per liter.

Parasit protozoa ini menular ke dalam tubuh manusia terutama melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Substansi ini menyebabkan amebiasis atau disentri amoeba,

22

Page 23: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

yang merupakan penyakit usus besar. Gejala bervariasi mulai dari diare bergantian dengan sembelit hingga disentri akut. Dapat pula menyebabkan borok pada lapisan mucosa saluran pencernaan, menimbulkan diare dan kram. Hal ini menyebabkan banyak kematian terutama di negara-negara berkembang dan terjadi terutama karena mengkonsumsi air minum yang terkontaminasi. 1.4.4.4 Naegleria

Naeglaria fowleri adalah penyebab primary amoebic meningoencephalitis (PAME), yang pertama kali dilaporkan di Australia pada tahun 1965. Berakibat fatal setelah 4 – 5 tahun masuk ke dalam tubuh.

Protozoa ini masuk ke dalam tubuh melalui membran mucous hidung dan selanjutnya berpindah ke dalam sistem syaraf pusat. Penyakit ini berhubungan dengan kegiatan berenang dan menyelam. Hal lain yang mengkhawatirkan, Naeglaria dapat bergabung dengan Legionella pneumophila dan patogen lainnya. Akibat dari penggabungan ini terhadap manusia, masih dalam penelitian.

Terdapat teknik identifikasi yang cepat (contoh Cytometry, sistem APIZYM, yang berdasarkan pada deteksi enzym aktif) yang dapat membedakan antara Naeglaria fowleri dengan spesies Naeglaria lainnya.

1.4.5 Cacing Parasit (Helminth Parasites)

Walaupun cacing (Helminth) parasit tidak biasa diteliti oleh

para ahli mikrobiologi, namun demikian keberadaannya dalam air buangan bersamaan dengan viral pathogen dan protozoan parasites, menjadi perhatian dalam hal pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Bentuk telurnya merupakan tahap infeksi dari parasit helminth; mereka keluar bersama dengan kotoran dan menyebar melalui air buangan, tanah atau makanan. Telur ini sangat tahan terhadap tekanan lingkungan dan terhadap khlorinasi dalam pengolahan air buangan. Parasit-parasit yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1.4.5.1 Taenia Spp.

23

Page 24: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Terdapat 2 jenis yaitu Taenia saginata (cacing pita sapi) dan Taenia solium (cacing pita babi) sekarang ini jarang ditemukan di Amerika Serikat. Parasit ini berkembang dalam host antara sehingga menjadi tahap larva yang disebut cysticercus dan akhirnya mencapai tubuh manusia, yang berperan sebagai host terakhir. Ternak sapi menelan telur parasit pada saat makan rumput dan berperan sebagai inang (host) antara untuk Taenia saganita, babi menjadi inang antara untuk Taenia solium. Cysticerci masuk ke dalam otot, mata dan otak. Parasit ini mengganggu pencernaan, sakit perut dan berat badan turun. 1.4.5.2 Ascaris Lumbricoides (Cacing Gelang) Di dalam siklus kehidupan cacing ini , pada saat fase larva dapat berpindah ke paru-paru dan menyebabkan pneumonitis. Penyakit ini dapat terjangkit dengan cara terkena hanya beberapa telur. Individu yang terinfeksi mengeluarkan sejumlah besar telur, dan setiap Ascaris betina dapat menghasilkan hampir 200.000 telur per hari. Telur-telur ini menggumpal dan dapat dihilangkan dengan cara sedimentasi pada proses pengolahan air buangan. Walaupun dapat dihilangkan secara efektif dengan proses lumpur aktif, telur-telur ini tahan terhadap khlor. 1.4.5.3 Toxocara Canis

Parasit ini terutama menginfeksi anak-anak yang punya

kebiasaan makan makanan kotor. Selain dapat mengganggu pencernaan larva parasit ini dapat berpindah ke mata, yang dapat menyebabkan kerusakan ocular, kadangkala dapat menyebabkan kehilangan mata. 1.4.5.4 Trichuris Trichiura

Trichuris trichiura menyebabkan infeksi whipworm pada

manusia. Telur-telurnya menggumpal dan dapat mengendap pada tanki sedimentasi. 1.4.6 Masalah Lain Yang Disebabkan Oleh Mikroorganisme

Air permukaan yang merupakan air baku instalasi pengolahan air minum dapat menjadi tempat sejumlah besar konsentrasi ganggang biru-hijau seperti Anabaena flos-aquae,

24

Page 25: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Microcystis aeruginosa, dan Schizothrix calcicola. Ganggang ini menghasilkan exotoxins (peptides dan alkaloid) juga endotoxins (lipopolysaccharides) yang menyebabkan sindrome seperti gastroenteritis. Namun karena kurang pengetahuan tantang keberadaan dan potensi untuk memisahkan racun ini dari pengolahan air dan air buangan, risiko terhadap kesehatan belum dievaluasi. 1.5 BAHAYA OLEH ZAT KIMIA YANG ADA DALAM AIR MINUM Resiko atau bahaya terhadap kesehatan dapat juga akibat adanya kandungan zat atau senyawa kimia dalam air minum, yang melebihi ambang batas konsentarsi yang diijinkan. Adanya zat/senyawa kimia dalam air minum ini dapat terjadi secara alami dan atau akibat kegiatan manusia misalnya oleh limbah rumah tangga, industri dll. Beberapa zat /senyawa kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia misalnya logam berat, pestisida, senyawa mikro polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya. Beberapa contoh senyawa kimia racun yang sering ada dalam air minum antara lain yakni : 1.5.1 Parameter Fisis 1.5.1.1 Bau Air minum yang berbau selain tidak etis juga tidak akan di sukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya algae. 1.5.1.2 Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) TDS biasanya terdiri dari zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Untuk air tanah atau air permukaan di dekat daerah pantai TDS biasanya mempunyai korelasi dengan kadar salinitas atau konsentrasi garam (NaCl). Selanjutnya, efek TDS ataupun kesadahan tehadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.

25

Page 26: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

1.5.1.3 Kekeruhan Kekeruhan air dapat disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang bersifat organik. Zat organik, biasanya berasalkan pelapukan batuan dan logam, sedangkan yang bersifat organik dapat berasal dari pelapukan tanaman atau hewan. Limbah industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangan biaknya. Bakteri ini juga merupakan zat organik tersuspensi sehingga pertambahannya akan menambah pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang berkembang biak karena adanya zat hara N,P,K akan menambah kekeruan air. Air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba itu patogen. 1.5.1.4 Rasa Air minum biasanya tidak berasa (tawar). Air yang berasa (tidak tawar) menunjukan adanya kandungan berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa yang sering ada di dalam air antara lain yakni rasa logam/amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Pengaruh rasa terhadap kesehatan tergantung dari penyebab timbulnya rasa tersebut. 1.5.1.5 Suhu Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan. Selain itu temperatur yang tinggi dapat mempercepat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran/pipa. 1.5.1.6 Warna Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun milkroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tanin dan asam humus yang terdapat secara alamiah di

26

Page 27: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

dalam air rawa, berwarna kuning muda sampai coklat kehitaman menyerupai teh, atau dapat juga disebabkan oleh koloid dari oksida besi atai oksida mangan. Zat warna organik (asam humus) dapat bereaksi dengan senyawa khlor membentuk senyawa trihalomethan yang bersifat karsinogen. 1.5.1.6 pH Air minum sebaiknya netral, tidak asam/basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat, dan korosi jaringan ditribusi air minum. Air adalah bahan pelarut yang baik sekali, maka dibantu dengan pH yang tidak netral, dapat melarutkan berbagai element kimia yang dilaluinya. 1.5.2 Parameter Kimia 1.5.2.1 Kimia Anorganik Air Raksa Air raksa atau mercury adalah unsur logam yang termasuk logam berat yang bersifat racun terhadap tubuh manusia. Biasanya secara alami ada dalam air dengan konsentrasi yang sangat kecil. Pencemaran air atau sumber air oleh merkuri umumnya akibat limbah limbah yang berasal dari industri. Pada tahun 1950an, kasus pencemaran oleh logam berat khusunya merkuri telah terjadi di teluk Minamata, Jepang, dan telah meracuni penduduk di daerah sekitar teluk Minamata tersebut. Logam merkuri atau air raksa (Hg) ini dapat terakumulasi di dalam produk perikanan atau tanaman dan jika produk tersebut dimakan oleh manusia akan dapat terakumulasi di dalam tubuh. Akumulasi logam Hg ini dapat meracuni tubuh dan mengakibatkan kerusakan permanen terhadap sistem saraf, dengan gejala sakit-sakit pada seluruh tubuh. Oleh karena itu, di Jepang, penyakit karena kercunan merkuri (Hg) dinamakan penyakit Itai-itai yang berarti sakit-sakit, atau sering disebut juga dengan penyakit Minamata (Minamata disease). Dari hasil peneletian, kasus penyakit di Minamata tersebut disebabkan karena pencemaran air oleh limbah yang

27

Page 28: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

mengandung merkuri khlorida (HgCl) yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik di sekitar teluk Minamata. Air raksa atau merkuri atau hydrargyrum (Hg) adalah logam yang menguap pada temperatur kamar. Karena sifat kimia-fisiknya, merkuri pernah digunakan sebagai campuran obat. Saat ini merkuri banyak digunakan dalam industri pembuatan amalgam, perhiasan, instrumentasi, fungsida, bakterisida, dan lain-lainnya. Air raksa merupakan racun sistemik dan dapat terakumulasi di dalam di hati (lever), ginjal, limpa, atau tulang. Hg dapat dikeluarkan oleh tubuh manusia diexkresikan lewat urine, feces, keringat, saliva, dan air susu. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala gangguan susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomania, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal (GI) seperti stomatis, hipersalivasi, colitis, sakit saat mengunyah, ginggivitis, garis hitam pada gusi (leadline), dan gigi yang mudah lepas. Kulit dapat menderita dermatritis, dan ulcer. Hg yang organik cenderung merusak susunan saraf pusat (tremor, ataxia, lapangan penglihatan meciut, perubahan kepribadian), sedangkan Hg anorganik bisanya merusak ginjal, dan menyebabkan cacat bawaaan. Di alam, Hg anorganik dapat berubah menjadi organik dan sebaliknya karena adanya karena adanya interaksi dengan mikroba. Genus Pseudomonas dan Neurospora dapat mengubah Hg anorganik menjadi organik. Staphilococcus aureus antara lain dapat mereduksi Hg2+ menjadi Hg elemental. Almunium Almunium (Al) adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak digunakan, sehinggga terdapat banyak di lingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan. Sumber alamiah Al terutama adalah bauxit dan cryolit. Industri kilang minyak, peleburan metal, serta lain-lain industri pengguna Al merupakan sumber buatan. Orang belum yakin apakah Al beracun. Tetapi dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus. Almunium yang berbentuk debu akan diakumulasikan di dalam paru-paru. Al juga dapat meyebabkan iritasi kulit, selaput lendir, dan saluran pernapasan.

28

Page 29: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Arsen Arsen (As) adalah logam yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat toxik. As elemental didapat di alam dalam jumlah tang sangat terbatas; terdapat bersama-sam Cu,sehingga didapatkan produk sampingan pabrik peleburan Cu. As sudah sejak lama sering digunakan untuk racun tikus; dan keracunan arsen pada manusia sudah sangat dikenal, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma, dan apabila dibiarkan dapat menyebabkan kematian. Secara khronis keracunan arsen dapat menimbulkan anorexia, kolk, mual, diare atau konstipasi, iceterus, pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit. As dapat menimbulkan iritasi, alergi, dan cacat bawaaan. Dimasa lampau, As dalam dosis kecil digunakan sebagai campuran tonikum; tetapi kemudian ternyata bahwa As ini dapat menimbulkan kanker kulit pada peminumnya. Barium Barium (Ba) juga suatu metal, berwarna putih. Sumber alamiah Ba adalah BaSO4 dan BaCO3. Barium digunakan di dalam industri gelas, keramik, textil, plastik, dan lain-lain. Sama halnya dengan almunium, barium juga didapat banyak di dalam lingkungan. Dalam bentuk debu Ba dapat terakumulasi di dalam paru-paru, dan menyebabkan fibsosis, terkenal sebagai Baritosis. Barium yang larut dalam cairan tubuh seperti barium khlorida atau sulfida bersifat racun terhadap tubuh. Barium merupakan stimultan jaringan otot, termasuk otot polos. Keracunan Barium dapat menghentikan otot-otot jantung dalam satu jam. Pada fase akhir keracunan, biasanya terjadi juga kelumpuhan urat syaraf . Sampai saat ini Barum Sulfat yang tidak larut di dalam cairan tubuh masih bisa digunakan orang dalam pembuatan foto kontras di rumah sakit. Besi Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna abu-abu, liat, dan dapat di bentuk. Di alam didapat sebagai hematit. Didalam air minum Fe menimbulkan warna (kuning), rasa, pengendapan

29

Page 30: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan. Besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan Hemoglobin. Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase absorsi. Tubuh manusia tidak dapat mengexkresikan Fe. Karenanya mereka yang sering mendapat tranfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Debu Fe juga dapat di akumulasikan di dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru . Fluorida Fluorida adalah senyawa Fluor. Fluor (F) adalah halogen yang sangat reaktif, karena di alam selalu di dapat dalam bentuk senyawa. Fluorida anargonik bersifat lebih toxis dan lebih iritant daripada organik. Keracunan kronis menyebbkan orang menjadi kurus , pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi fluorosis gigi serta kerangka. Dan gangguan pencernaan yang dapat disertai dehidrasi. Pada kasus keracunan berat dapat terjadi cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian. Baru-baru ini penelitian tentang senyawa fluorida pada tikus memperhatikan adanya hubungan yang bermakna antara fluorida dengan kanker tulang . Hal ini tentunya meresahkan para dokter gigi yang menggunakan senyawa fluor sebagai pencegah caries dentis. Juga para ahli penyediaan air bersih perlu meninjau kembali manfaat fluoridasi air, serta standar air minum bagi fluorida. Cadmium Cadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat bersama-sama Zn, Cu, Pb, dalam jumlah yang kecil. Cd didapat pada industri alloy, pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain. Tubuh manusia tidak memerlukan Cd dalam fungsi pertumbuhannya, karena Cd sangat beracun bagi manusia. Keracunan akut akan menyebabkan gejala gasterointestial, dan penyakit ginjal. Gejala klinis keracunan Cd sangat mirip dengan penyakit glomerulo-nephiritis biasa. Hanya pada fase lanjut dari keracunan Cd ditemukan pelunakan dan fraktur (patah) tulang punggung. Di Jepang sakit pinggang ini dikenal sebagai penyakit “Itai-Itai Byo” . gejalanya adalah sakit

30

Page 31: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

pinggang, patah tulang, tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, gejala seperti influenza, dan sterilitas pada laki-laki. Konsentrasi kadmium (Cd) dalam air olahan (finished water) yang dipasok oleh PAM umumnya sangat rendah, karena umumnya senyawa alami senyawa kadmium ini jarang terdapat di dalam sumber air baku, atau jika ada konsentrasinya di dalam air baku sangat rendah. Selain itu dengan pengolahan air minum secara konvesional, senyawa kadmium ini dapat dihilangkan dengan efektif. Air minum biasanya mengandung kadmium (Cd) dengan konsentrasi 1 μg, atau kadang-kadang mencapai 5 μg dan jarang yang melebihi 10 μg. Pada beberapa wilayah tertentu yang struktur tanahnya banyak mengandung kadmium, air tanahnya kadang juga mengandung kadmium dengan konsentrasi agak tinggi. Konsentrasi kadmium dalam air minum yang cukup tinggi, kemungkinan juga dapat terjadi pada wilayah yang dipasok dengan air dengan pH yang sedikit asam. Hal ini disebabkan karena pada pH yang agak asam bersifat korosif terhadap sistem plumbing atau bahan sambungan perpipaan yang mengandung kadmium. Tingkat konsentrasi kadmium ini merupakan fungsi berapa lama air kontak/berhubungan dengan sistem perpipaan (plumbing system), dan sebagai akibatnya apabila dilakukan pemeriksaan contoh pada lokasi yang sama, seringkali terdapat variasi tingkat konsentrasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan konsentrasi rata-rata yang akurat, memerlukan data yang cukup banyak. Keracunan oleh kadmium menunjukkan gejala yang mirip dengan gejala penyakit akibat keracunan senyawa merkuri (Hg) atau penyakit Minamata. Berdasarkan baku mutu air minum yang dikeluarkan oleh WHO (1971), kadar kadmium maksimum dalam air minum yang dibolehkan yakni 0,01 mg/l, sedangkan menurut Peraruran Pemerintah Republik Indonesia No: 20 Tahun 1990, kadar maksimum kadmium dalam air minum yang dibolehkan yakni 0,005 mg/l. Kesadahan Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa. Kesadahan yang tinggi di sebabkan sebagian besar oleh Calcium, Magnesium, Strontium, dan Ferrum. Masalah yang

31

Page 32: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

timbul adalah sulitnya sabun membusa, sehingga masyarakat tidak suka memeanfaatkan penyediaan air bersih tersebut. Klorida Klorida adalah senyawa hologen Khlor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Misalnya NaCI sangat tidak beracun, tetapi karboksil khlorida sangat beracun. Di Indonesia, Khlor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak, CI akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, sisa khlor didalam penyediaan air sengaja di dipertahankan dengan konsentrasi sekitar 0,1 mg/l untuk mencegah terjadinya rekontaminasi oleh mikroorganisme patogen, tetapi khlor ini dapat terikat senyawa organik berbentuk hologen-hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal dikenal sebagai senyawa Karsinogenik. Oleh karena itu, diberbagai negara maju sekarang ini, khlorinisasi sebagai proses desinfektan tidak lagi digunakan. Khromium Valensi 6 Khromium (Cr) adalh metal kelabu yang keras. Cr didapatkan pada industri gelas, metal, fotografi, dan elektroplating. Khromium sendiri sebetulnya tidak toxik, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif, menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lendir. Inhalisi Cr dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung. Di dalam paru-paru, Cr ini dapat menimbulkan kanker. Mangan Mangan (Mn) adalah metal abu-abu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan urat syaraf: insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga expresi muka menjadi beku dam muka tampak seperti topeng (mask). Bila pemaparan berlanjut maka, bicaranya melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, dan berjalan seperti penderita parkinsonism. Selanjutnya akan terjadi paralysis bulbar, post encephalitic

32

Page 33: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

parkinsonism, multiple sclerosis, amyotrophic lateral sclerosis, dan degenerasi lentik yang progresif (Peny. Wolson). Tidak ada gejala GI, saluran uro-genital (UG), kelainan ada liquor cerebro spinalis. Keracunan Mn ini adalah salah satu contoh, dimana kasus keracuanan tidak menimbulkan gejala muntah berak, sebagaimana orang awam selalu memperkirakannya. Didalam penyediaan air, seperti halnya Fe, Mn juga menimbulkan masalah warna, hanya warnanya ungu/hitam . Natrium Natrium elemental (Na) sangat reaktif, karena bila berada didalam air akan terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium sendiri bagi tubuh tidak merupakan benda asing, tetapi toxisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. NaOH, atau hidroxida Na sangat korosif,tetapi NaCI justru dibutuhkan oleh tubuh . Nitrat, Nitrit Nitrat dan Nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI, diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meningggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama bereaksi dengan hemoglobin dan memebentuk Methemoglobin (metHb). Dalam jumlah melebihi normal MetHb akan menimbulkan Methemoglobinaemia. Pada bayi Methemoglobinaemia sering dijumpai karena pembentukan enzim untuk mengurai MetHb menjadi Hb masih belum sempurna. Sebagai akibat Methemoglobineamia, bayi akan kekurangan oxigen, maka mukanya akan tampak biru, dam karenanya penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit ‘blue babies’. a. Nitrat Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air minum yakni akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran nitrat juga dapat terjadi secara alami, tetapi yang paling sering yakni akibat pencemaran yang berasal dari air limbah pertanian yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk nitrogen (urea).

33

Page 34: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan methaemoglobinameia, yakni kondisi dimana haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin sehingga darah menjadi kekurangan oksigen. Hal ini dapat mengakibatkan pengaruh yang fatal, serta dapat mengakibatkan kematian khususnya pada bayi. b. Fluorida (F) Fluorida adalah senyawa kimia yang secara alami ada dalam air pada berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi yang lebih kecil 1,5 mg/l , sangat bermanfaat bagi kesehatan khususnya kesehatan gigi, karena dapat mencegah kerusakan gigi. Tetapi pada konsentrasi yang besar (lebih besar 2 mg/l), dapat menyebabkan kerusakan gigi (fluorosis) yakni gigi menjadi bercak-bercak. Pemaparan fluorida pada konsentrasi yang lebih besar lagi (3 - 6 mg/l), dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tulang. Oleh kerana itu, dosis fluorida dalam air minum dibatasi maksimal 0,8 mg/l. Perak Perak atau Argentum (Ag) adala metal berwana putih. Ag didapat pada industri antaralain industri alloy, keramik, gelas, fotografi, cermin, dan cat rambut. Bila masuk kedalam tubuh, Ag akan diakumulasikan di berbagai organ dan menimbulkan pigmentasi kelabu, disebut Argyria. Pigmentasi ini bersifat permanen, karena tubuh tidak dapat mengekskresikannya. Sebagai debu, senyawa Ag dapat menimbulkan iritasi kulit, dan menghitamkan kulit (argyria). Bila terikat nitrat, Ag akan menjadi sangat korosif. Argyria sistemik dapat juga terjadi, karena perak diakumulasikan didalam selaput lendir dan kulit. Selenium Selenium adalah logam berat yang berbau bawang putih; didapat bersama-sama dengan Cu, Au, Ni, dan Ag. Selenium juga dapat antara lain pada industri gelas, kimia, plastik, dan semikonduktor. Dalam dosis besar Se akan menyebabkan gejala GI seperti muntah dam diare. Bila pemaparan berlanjut, maka akan terjadi gejala gangguan susunan urat syaraf seperti

34

Page 35: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

hilangnya reflex-reflex, iritasi cerebral, konvulsi, dan dapat juga menyebabkan kematian. Se merupakan racun sistemik, dan mungkin juga bersifat karsinogenik. Selenium dalam air dengan konsentrasi yang agak tinggi biasanya terdapat di daerah seleniferous. Di daerah seperti ini kandungan selinium dalam air tanah (sumur) ataupun air permukaan dapat mencapai orde mg/l. Berdasarkan penelitian terhadap tikus betina, LD50 akut melalui mulut untuk sodium selenate yakni 31,5 mg/kg berat tubuh, dan berdasarkan pengetesan toksisitas akut terhadap tikus, menunjukkan penurunan gerakan spontan, pernafasan yang cepat dan hebat, diare dan selanjutnya mati karena susah bernafas. Gejala subakut meliputi menurunnya laju pertumbuhan, terjadi hambatan terhadap intake makanan, dan keluarnya cairan kotoran (tinja). Berdasarkan hasil penelitian terhadap tikus dengan memberikan dosis secara kontinyu selama satu bulan melalui mulut, gejala toksisitas subakut dari sodium selenate terjadi pada dosis 1 mg/kg/hari untuk tikus jantan dan 5 mg/kg/hari untuk tikus betina. Setelah pemberian dosis terus-menerus selama satu bulan, terjadi anemia yang disebabkan menurunya jumlah sel darah merah serta jumlah haemoglobin, dan berdasarkan hasil pembedahan terjadi akumulasi sodium selenate pada hati, ginjal, testis, paru-paru dan limpha. Bedasarkan penelitian toksisitas baik akut maupun subakut dari selenium tersebut maka WHO menetapkan kadar maksimun selenium yang dibolehkan dalam air minum yakni 0,01 mg/l, dan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002, kadar maksimum selenium dalam air minum yang dibolehkan juga 0,01 mg/l. Seng Seng (Zn) adalah metal yang didapat antara lain pada industri alloy, keramik, kosmetik, pigmen, dan karet. Toxisitas Zn pada hakekatnya rendah. Tubuh memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Didalam air akan menimbulkan rasa kesat, dan dapat menimbulkan gejala muntaber. Seng menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan menimbulkan endapan seperti pasir.

35

Page 36: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Sianida Sianida adalah senyawa sian (Cn) yang sudah lama terkenal sebagai racun. Didalam tubuh akan menghambat pernafasan jaringan, sehingga terjadi asphyxia, orang merasa akan tercekik dan cepat diikuti oleh kematian. Keracuanan kronis menimbulkan malaise, dan iritasi. Sianida ini didapatkan secara alami di berbagai tumbuhan. Apabila ada didalam air minum, maka untuk menghilangkan nya diperlukan pengolahan khusus. Selain itu, hidrocyanida juga mudah terbakar. Sulfat Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-intestinal, bila dicampur dengan magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare. Sulfat pada boiler menimbulkan endapan (hard scales), demikian pula heat exchanger. Sulfida Senyawa sulfida menimbulkan rasa dan bau, bersifat korosif daniritan. Dalam dosis tinggi merusak SSP. Keracunan biasanya jarag terjadi, karena zat ini berbau busuk. Bila orng sempat menjauh, maka tidak akan keracunan. Tetapi apabila sulfida ini berbentuk gas yang menjalar cepat, sehinngga tidak sepat melarikan diri, maka orang dapat menderita keracunan akut yang mematikan dalam waktu singkat kaena asphyxia. Tembaga Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan untuk perkembangan tubuh manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat meyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, koma, dan dapat meninggal. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan dan peralatan dapur. Timbal (Pb)

36

Page 37: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman. Dahulu digunakan sebagai kontituen di dalam cat, materai,dan saat ini banyak di gunakan dalam bensin. Pb organik (TEL singkatan dari tetra ethyl lead) sengaja ditambahkan kedalam bensin untuk meningkatkan oktan. Pb pada racun adalah sistemik. Keracunan Pb akan menimblkan gejala: rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, gangguan GI, anorexia, muntah-muntah, encephalitis, wtrist drop, irritable, perubahan kepribadian, kelumpuhan, dan kebutaan. Basophilic stippling dari sel darah merah merupakan gejala patognomonis bagi keracunan Pb. Gejala lain dari keracunan ini berupa anemia dan albuminuria. Pb organik cenderung menyebabkan encephalopathy. Pada keracunan akut, akan terjadi meninges dan ceberal, diikuti dengan stupor,coma, dan kematian. Tekanan liquor cerebro-spinalis (LCS) tinggi, insomnia, dan somnolence. I.5.2.2 Kimia Organik Aldrin dan diedrin Aldrin (C12H8C16), bebentuk kristal, dan dapat digunakan sebagai insektisida. Merupakan racun sistemik. Dapat menimbulkn keracunan yang akut ataupun kronis. Aldrin juga merupakan suatu iritan, dapat menyebabkan konvulsi, depresi, dan dapat merusak hati dalam 1-4 jam. Bila dipanaskan Aldrin akan terurai dan mengeluarkan forgen dan HCI yang toxis. Deidrin (C12H10C16), juga berbentuk kristal dan dapat digunakan seebagai insektisida. Toxisnya belum diketahui dengan jelas, skalipun dapat diabsorsi oleh kulit sehat. SSP dapat terstimulasi, dan terjadi anorexia, kkonvulsi dan koma. Pada hewan LD50-nya adalah lima kalinya LD50 DDT. Diedrin menyebabkan kulit telur unggas menjadi tipis, sehingga mudah pecah. Populasi burung Falco misalnya, menjadi berkurang karenanya. Pada tikus percobaaan, baik aldrin maupun diedrin dapat menimbulkan kanker dam mutasi. Benzene Benzene atau benzol, C6H6, digunakan dalam industri sebagai pelarut lemak. Toxisitasnya dapat akut lokal, akut sistemik;maupun kronis. Bezene menyebabkan erythyema,

37

Page 38: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

vesikel, dan udema. Pengaruhnya terhadap SSP bersifat narkotik dan anestetik. Pemaparan kronis menimbilkan hyppplasia atau pun hyperplasia sumsum tulang yang berakibatkan anemia, leucopenia, thrombocytopenia, dan sangat mungkin menyebabkan leukemia. Benzo(a)pyrene (B(a)P) B(a)P adalah suatu polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), hasil pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna. Didapat dalam asap rokok, gas buang kendaraan bermotor, dan jelaga. B(a)P dan senyawa-senyawa PAH lainnya menarik perhatian ahli karena bersifat karsinogen dan merupakan mutagen yang potensial. Chlordane Chlordane adalah insektisida, C10H6C18 , tergolong hidrokarbon terkhlorinasi, dan sering didapat sebagai pencemar air. Chlorodane mudah sekali diabsorsi kulit, menimbulkan hyperexitasi, dan konvulsi. Disebut pula sebagai penyebab kelainan gambaran darah, seprti thrombocytopenia (kekurangan thrombosit), agranulocytosis (tidak terdapat granulocyt), dan anemia aplastik. Bila di panaskan akan berdekomposisi dan mengeluarkan gas Cl2 yang beracun. Chloroform Chloroform (CHCl3) juga merupakan hidrokarbon terkhlorinasi, suatu anestetik. Menimbulkan iritasi, dilatasi pupil, dan merusak hepar, jantung, dan ginjal. Keracunan khloroform dapat menimbulkan toxisitas akut dan sistemik, sedangkan efek khronis belum diketahui dengan jelas. Dahulu, chloroform digunakan sebagai anestetik, tetapi saat ini sudah disubtitusi dengan zat yang lebih aman. 2,4 D 2,4 D dichloropphenoxyl acetic acid (2,4 D) merupakan herbisida, mematikan tanaman berdaun lebar dengan mengganggu sistem hormonal tumbuhan. Bersifat iritan terhadap

38

Page 39: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

mata, dan percernaaan. Di dalam air tumbuhan akan mudah membusuk, maka pertumbuhan mikroba pembusuk bertambah cepat, sehingga oxigen terlarut (DO) cepat menurun secara tidak langsung dapat menimbulkan kelainan bawaan. Pada tumbuhan terjadi aberasi khromosom, dan menyebabkan berubahnya warna dan bentuk. Dichloro-diphenyl-trichloroethane (DDT) DDT adalah insektisida yang pertama kali di buat orang dan telah di gunakan secara luas dan lama untuk keperluan kesehatan. DDT kemudian ternyata persisten, sehingga terakumulasi di dalam rantai makanan dan terjadi biomagnifikasi. (ClC6H4)2CHCCl3 menyebabkan pusing kepala, mual ,tremor, convulsi dan kerusakan hati, SSP, serta ginjal. Dosis kecil yang berulang dikatakan lebih berbahaya dari pada dosis tunggal. Saat ini DDT sudah tidak boleh digunakan lagi. Deterjen Deterjen ada yang bersifat kationik, anionik, maupun nonionik. Kesemuanya membuat zat yang lipofilik mudah terlarut dan menyebar di perairan. Selain itu, ukuran zat lipofilik menjadi lebih halus, sehingga mempertinggi toxisitas racun. Deterjen juga mempermudah absorpsi racun melalui insang. Deterjen adapula yang persisten, sehingga terjadi akumulasi. Seperti halnya dengan DDT, detergen jenis ini sudah tidak boleh digunakan lagi. 1,2, Dichloroethane dan 1,3, Dichloroethane Dichloroethane, CH3CHCl2, adalah cairan tidak berwarna, berbau wangi dan berasa manis, mudah terbakar . Dapat menimbulkan toxitas sistemik akut. Menyebabkan kerusakan ginjal dan hati. Bila dipanaskan dapat timbul fosgen yang toxik. Heptachloor dan heptachlorepoxide Kedua zat ini tergolong hidrokarbon terkhlorinasi. Bahaya dapat timbul bila dipanaskan sehingga timbul gas beracun. Kedua zat ini pun menimbulkan kanker pada tikus dan menyebabkan kulit telur menjadi tipis sehingga populasi burung dapat berkurang.

39

Page 40: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Gamma hexachlorobenzene Juga disebut Benzene hexachloroda (BHC), C6H6, isomer gammanya disebut lindane. Suatu inseksida, menimbulkan toxisitas akut maupun khronis sistemik. Lidane adalah insektisida jenis racun perut atau racun kontak . Methoxychlor Disebut juga DMDT, singkatan dari dimetthoxypheny-diphenyl-trichloroethane, suatu derivatif DDT. Apabila di masukan akan menimbulkan gas-gas beracun (Cl2). Keracunan yang dapat menyebabkan toxitas akut lokal, alergi, dan akut sistemik. Sedangkan toxisitas khronisnya sama dengan toxisitas akut . Senyawa Phenol Phenol mudah masuk lewat kulit sehat. Keracunan akut menyebabkan gejala gastero-intestinal, sakit perut, kelainan koordinasi bibir mulut, dan tenggorokan. Dapat pula terjadi kerusakan usus. Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero-intestinal, kesulitan menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, dan dapat diikuti kematian. Rasa air berubah dan phenol menjadi lebih terasa bila air tercampur khlor. Pentakhorophenol Rumus molekul Pentakhloropenol adalah Cl5C6-OH, disingkat sebagai PCP. Toxisitasnya baik yang akut maupun yang kronis ternyata menimbulkan lokal iritan, dan sistemik. Pemaparan yang kronis ternyata menimbulkan kerusakan pada hepar (hati), dan pada hewan percobaan dapat bersifat tertogenik. Bila di panaskan menimbulkan gas Cl2 yang toxis. 4,6 Trichlorophenol Trichlorophenol adalah suatu herbisida defoliant. Sama dengan yang sebelumnya, ia menguapkan gas Cl2 yang toxis, Cl3C6H2O2 mempunyai toxisitas baik akut maupun lokal, iritan dan akut sistemik maupun toxisitas khronis sistemik .

40

Page 41: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

f. Trihalomethan Saat ini beberapa salah satu masalah yang banyak dijumpai dalam air minum yakni masalah yang termasuk polutan mikro yang terjadi akibat hasil samping proses khlorinasi. Senyawa tersebut antara lain yakni trihalomethan atau disingkat THMs.

Trihalomethane adalah senyawa organik derivat methan (CH4) yang mana tiga buah atom Hidrogen (H)nya diganti oleh atom halogen yakni khlor (Cl), Brom (Br), Iodium (I). Beberapa senyawa trialomethane yang umum dijumpai antara lain yakni khloroform (CHCl3), dibromokhloromethan (CHBr2Cl), bromoform (CHBr3). Jumlah total ke empat senyawa tersebut sering disebut total trihalomethan (TTHM). Selain ke empat senyawa tersebut di atas masih ada beberapa senyawa trihalomenthan lainnya tetapi biasanya kurang stabil. Beberapa jenis senyawa THMs ditunjukkan seperti pada Gambar 1.2. Adanya senyawa trihalomethan dalam air minum ini pertama kali diungkapkan oleh J. Rook pada sekitar tahun 1972. Pada tahun 1975 Rook mempresentasikan secara lebih lengkap hasil penelitiannya tentang beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya senyawa THMs dalam air minum. Rook menyatakan bahwa senyawa THMs terbentuk akibat reaksi antara senyawa khlorine dengan senyawa alami seperti senyawa humus yang ada dalam air baku. Setelah penemuan Rook tersebut, Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat mempresentasikan hasil penelitian yang dilakukan oleh National Organic Reconnaissance Survey (NORS) yang menyatakan bahwa THMs ditemukan hampir di seluruh air miunm (finished water) dan hanya kadang-kadang saja ditemukan pada air bakunya. Pada tahun 1976, National Cancer Institute mengumumkan bahwa senyawa khloroform yang merupakan senyawa senyawa THMs yang sering dijumpai dalam air minum, dengan dosis yang cukup tinggi dapat menyebabkan kanker pada tikus.

41

Page 42: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Gambar 1.2 : Jenis senyawa trihalomethane. Sekarang ini, hampir tidak ada keraguan lagi bahwa senyawa THMs khususnya khloroform adalah senyawa yang sangat potensial dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, konsentrasi senyawa THMs dalam air maksimum yang dibolehkan umumnya yakni 0,01 mg/l, bahkan ada beberapa standar menetapkan konsentrasi maksimum THMs dalam air minum lebih kecil dari yang tersebut di atas. 1.5.3 Parameter Radioaktivitas Adapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan sel yang terpapar. Kerusakan dapat

42

Page 43: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

berupa kematian, dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulakan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi. Sinar alpha, beta dan gamma berbeda dalam kemampuan menembus jaringan tubuh. Sinar alpha sulit menembus kulit, sedangkan sinar beta dapat menembus kulit dan gamma dapat menembus sangat dalam. Kerusakan yang terjadi ditentukan oleh intensitas sinar serta frekuensi dan luasnya pemaparan. Sinar alfa Sinar alfa, karena tidak mempnyai daya tembus, maka efek yang terjadi bisanya bersifat lokal. Apabil tertelan lewat minuman, maka kerusakan pada sel-sel saluran pencernaaan. Sinar Beta Sinar beta dapat menembus kulit, dalamnya tergantung pada aktivitasnya. Dengan demikian, kerusakan yang terjadi dapat lebih luas lagi dan lebih mendalam daipada sinar alpha. 1.6 PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

Dari seluruh uraian diatas, dapat diketahui dengan jelas bahwa kualitas air khususnya kualitas air minum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kesehatan masyarakat, dan oleh karena suplai air minum dengan kualitas yang buruk dapat mengakibatkan pengaruh yang buruk terhadap tingat kesehatan masyarakat, maka air yang disuplai untuk masyarakat misalnya air PAM haruslah memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam hal ini oleh Pemerintah atau Instansi yang berwenang. Dengan melihat kenyataan bahwa air baku untuk air minum yang ada di Indonesia khususnya di daerah hilir atau di daerah perkotaan yang semakin buruk, maka dengan teknologi pengolahan secara konvensional saja, masih sangat diragukan apakah air hasil olahannya sudah memenuhi syarat atau belum. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya keluhan-keluhan oleh masyarakat tentang buruknya kualitas air PAM, apalagi jika ditinjau dari beberapa parameter yang termasuk senyawa polutan

43

Page 44: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

mikro misalnya trihalomethan, khlorophenol, pestisida dan lainnya, karena selama ini pihak PAM tidak pernah memeriksa parameter-parameter yang termasuk senyawa polutan mikro tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat, dan agar air minum dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan perlu menetapkan persyaratan kesehatan kualitas air minum. Untuk itu Pemerintah Repuplik Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan telah menetapkan syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, Tanggal 29 Juli 2002, tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Di dalam surat keputusan tersebut yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, sedangkan jenis air minum meliputi air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan, serta air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat. Persyaratan kesehatan air minum sebagaimana dimaksud dindalam Surat Keputusan tersebut meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik.

Pembinaan teknis terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan persyaratan kualitas air minum dilakukan oleh Menteri Kesehatan, sedangkan pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui kegiatan :

a. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber air baku, proses produksi, jaringan distribusi, air minum isi ulang dan air minum dalam kemasan.

b. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di tempat/di lapangan dan atau di laboratorium.

c. Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan.

d. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil kegiatan a, b, c yang ditujukan kepada

44

Page 45: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

e. Tindak lanjut upaya penanggulangan/perbaikan dilakukan oleh pengelola penyedia air minum.

f. Penyuluhan kepada msyarakat Pengawasan kualitas air dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan dan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud wajib dilaporkan secara berkala oleh Kepala Dinas kepada Bupati/Wali Kota Pengawasan kualitas air minum dalam hal ini meliputi : Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik

pemerintah maupun swasta yang didistribusikan ke masyarakat dengan sistem perpipaan.

Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik

pemerintah maupun swasta, didistribusikan kepada masyarakat dengan kemasan dan atau kemasan isi ulang.

Kegiatan pengawasan kualitas air minum dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang meliputi : 1.6.1 Pengamatan Lapangan atau Inspeksi Sanitasi

Untuk air minum perpipaan maupun air minum kemasan, pengawasan dilakukan pada seluruh unit pengolahan air minum, mulai dari sumber air baku, instalasi pengolahan, proses pengemasan bagi air minum kemasan, dan jaringan distribusi sampai dengan sambungan rumah bagi air minum perpipaan. 1.6.2 Pengambilan Sampel

Jumlah, frekuensi dan titik pengambilan sampel air minum harus dilaksanakan sesuai kebutuhan, dengan ketentuan minimal sebagai berikut : 1.6.2.1 Untuk Penyediaan Air Minum Perpipaan (1) Pemeriksaan kualitas bakteriologi

45

Page 46: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Jumlah minimal sampel air minum perpipaan pada jaringan distribusi adalah seperti pada Tabel 1.6 : Tabel 1.6 : Jumlah minimal sampel air minum perpipaan pada jaringan distribusi untuk pemeriksaan bakteriologi.

Produk yang dilayani Jumlah minimal sampel per bulan

< 5000 jiwa 1 sampel 5000 s/d 10.000 jiwa 1 sampel per 5000 jiwa > 100.000 jiwa 1 sampel per 10.000 jiwa

ditambah 10 sampel tambahan

(2) Pemeriksaan kualitas kimiawi Jumlah sampel air minum perpipaan pada jaringan distribusi minimal 10% dari jumlah sampel untuk pemeriksaan bakteriologi. (3) Titik pengambilan sampel air Harus dipilih sedemikian rupa sehingga mewakili secara keseluruhan dari sistem penyediaan air minum tersebut, termasuk sampel air baku. 1.6.2.2 Untuk Penyediaan Air Minum Kemasan Dan Atau

Kemasan Isi Ulang Jumlah dan frekuensi sampel air minum harus dilaksanakan sesuai kebutuhan, dengan ketentuan minimal sebagai berikut : (1) Pemeriksaan kualitas bakteriologi : Jumlah minimal sampel air minum pada penyediaan air minum kemasan dan atau kemasan isi ulang adalah sebagai berikut :

Air baku diperiksa minimal satu sampel tiga bulan satu kali.

Air dalam kemasan minimal dua sampel satu bulan satu kali.

46

Page 47: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

(2) Pemeriksaan kualitas kimiawi : Jumlah minimal sampel air minum adalah sebagai berikut :

Air baku diperiksa minimal satu sampel enam bulan satu kali.

Air dalam kemasan minimal satu sampel 3 bulan satu kali.

(3) Pemeriksaan kualitas air minum : Dilakukan di lapangan, dan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, atau laboratorium lainnya yang ditunjuk. (4) Hasil pemeriksaan laboratorium harus disampaikan kepada

pemakai jasa, selambat-lambatnya 7 hari untuk pemeriksaan mikrobiologi dan 10 hari untuk pemeriksaan kualitas kimiawi.

(5) Pengambilan dan pemeriksaan sampel air minum dapat

dilakukan sewaktu-waktu bila diperlukan karena adanya dugaan terjadinya pencemaran air minum yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan atau kejadian luar biasa pada para konsumen.

(6) Parameter kualitas air yang diperiksa : Dalam rangka pengawasan kualitas air minum secara rutin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat, maka parameter kualitas air minimal yang harus diperiksa di Laboratorium adalah sebagai berikut : Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan :

a) Parameter Mikrobiologi :

(1) E. Koli (2) Total Koliform

b) Kimia anorganik :

(1) Arsen (2) Fluorida (3) Kromium- Valensi 6 (4) Kadmium

47

Page 48: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

(5) Nitrit, sbg-N (6) Nitrat, sbg-N (7) Sianida (8) Selenium

Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan :

a) Parameter Fisik : (1) Bau (2) Warna (3) Jumlah zat padat terlarut (TDS) (4) Kekeruhan (5) Rasa (6) Suhu

b) Parameter Kimiawi :

(1) Aluminium (2) Besi (3) Kesadahan (4) Khlorida (5) Mangan (6) pH (7) Seng (8) Sulfat (9) Tembaga (10) Sisa Khlor (11) Amonia

(7) Parameter kualitas air minum lainnya selain dari parameter

yang tersebut di atas, dapat dilakukan pemeriksaan bila diperlukan, terutama karena adanya indikasi pencemaran oleh bahan tersebut.

(8) Pada awal beroperasinya sistem penyediaan air minum,

jumlah parameter yang diperiksa, minimal seperti yang tercantum pada point (6) tersebut di atas, periksa selanjutnya minimal setahun sekali dilakukan pemeriksaan ulang, dan sewaktu-waktu bila merasa diperlukan.

(9) Bila parameter yang tercantum tersebut di atas tidak dapat

diperiksa di laboratorium Kabupaten atau Kota, maka

48

Page 49: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

49

pemeriksaannya dapat dirujuk ke laboratorium propinsi atau laboratorium yang ditunjuk sebagai laboratorium rujukan.

(10)Bahan kimia yang diperbolehkan digunakan untuk

pengolahan air, termasuk bahan kimia tambahan lainnya hanya boleh digunakan setelah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan setempat.

(11)Hasil pengawasan kualitas air wajib dilaporkan secara

berkala oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat secara rutin, minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali, dan apabila terjadi kejadian luar biasa karena terjadinya penurunan kualitas air minum dari penyediaan air minum tersebut, maka pelaporannya wajib langsung dilakukan, dengan tembusan kepada Dinas.

1.6.3 Pengawasan Internal Kualitas Air oleh Pengelola Air

Minum Untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksinya,

Pengelola wajib mengadakan pengawasan secara terus-menerus dan berkesinambungan agar air yang diproduksi terjamin kualitasnya. Untuk ini perlu pemeriksaan internal beberapa parameter yang frekuensinya tergantung dari besarnya volume air yang diproduksi Pengelola penyediaan air minum melalui sistem perpipaan. Berapa parameter yang harus diperiksa serta frekwensi pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 1.7.

Langkah-langkah menjamin kualitas air minum oleh pengelola penyediaan air minum melalui sistem perpipaan, diantaranya adalah : Memperbaiki dan menjaga kualitas air sesuai petunjuk yang

diberikan Dinas Kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Melakukan pemeliharaan jaringan perpipaan dari kebocoran dan melakukan usaha-usaha untuk mengatasi korosifitas air di dalam jaringan perpipaan secara rutin.

Membantu petugas Dinas Kesehatan setempat dalam pelaksanaan pengawasan kualitas air dengan memberi kemudahan petugas memasuki tempat-tempat dimana tugas pengawasan kualitas air dilaksanakan.

Page 50: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Tabel 1.7 : Parameter yang harus diperiksa serta frekwensi pemeriksaan.

Vol. Prod. Air/M3/Th/Cab

ang

Test untuk memonitor desinfeksi pada setiap

reservoir/stasiun khlorinasi (1) (3)

Test rutin minimal pada jaringan pipa

Test untuk setiap reservoir minimal 1X

per minggu

Test minimal untuk air baku minimal 2X per tahun menurut musim

< 200.000 M3 Sisa khlor = minimal 1X per hari 1. pH = 1X per minggu 1. pH 1. Total/Fecal coli

2. DHL = 1X per Thn 2. DHL 2. DO

3. Kekeruhan 1 X per Thn 3. Alkalinitas 3. Bahan organik (KMnO4)

4. Organoleptik 1X per hari 4. Kesadahan Total 4. Alkalinitas

5. Sisa Chlor 1X per hari (pada titik terjauh)

5. CO2 5. Kesadahan Total (mg/l CaCO3)

6. Suhu 6. PH

7. Besi & Mangan, jika menjadi masalah

7. CO2

8. Suhu

> 200.000 M3 Sisa khlor = minimal 1X per hari 1. pH. 1. pH 9. DHL

2. DHL 2. DHL 10. Besi, mangan, jika menjadi masalah

3. Kekeruhan 3. AAlkalinitas 4. Total coliforms/E.Coli 4. Kesadahan Total 5. Sisa Chlor/ORP (2) (No. 1

s/d No. 5 = 1 smp/15.000 M3)

5. CCO2

6. Al 1X per bulan (jika Al digunakan sebagai Flokulan)

6. Suhu

7. Besi & Mangan, jika menjadi masalah

50

Page 51: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

Keterangan Tabel :

(2) Untuk memastikan efisiensi proses khlorinasi sebelum didistribusikan.

(3) Untuk pemeriksaan rutin sisa Chlor dapat digantikan sebagian dengan pengukuran ORP, hanya jika telah terbukti terdapat hubungan antara Sisa Chlor dan ORP dan secara rutin telah dikalibrasi, menurut sumber airnya.

(4) Berlaku jika khlor dipakai sebagai desinfektan, jika tidak sampel khlor bebas diganti menjadi tambahan Fecal/Total coli.

Mencatat hasil pemeriksaan setiap sampel air, meliputi tempat

pengambilan sampel (permukiman, jalan, nomor rumah, titik samp ling), waktu pengambilan, hasil analisis pemeriksaan laboratorium termasuk metode yang dipakai, dan penyimpangan parameter.

Mengirimkan duplikat pencatatan kepada Dinas Kesehatan setempat, dokumen ini harus disimpan arsipnya untuk masa selama minimal 5 tahun.

51

Page 52: pencemaran air minum dan dampaknya terhadap kesehatan

DAFTAR PUSTAKA ----- " Water Supply Engineering Vol.1 ”, , JICA, March 1984. -----, “ Gesuidou Shissetsu Sekkei Shisin to Kaisetsu “, Nihon

Gesuidou Kyoukai, 1984. Bitton, G. 1990. Introduction to Environmental Virology. Wiley,

New York. Bitton. G. 1994. Wastewater Microbiology. Wiley-Liss, New

York. Cliver, D.O. 1984. Significance of water and environment in

the transmission of virus disease. Monogr. Virol. Craun, G.F., Ed. 1986. Waterborne Disease in The United

States. CRC Press, Boca Raton. Fair, Gordon Maskew et.al., " Eements Of Water Supply And

Waste Water Disposal”, John Willey And Sons Inc., 1971. Gerba, C.P., S.N. Singh, and J.B. Rose. 1985. Waterborne

gastroenteristis and viral hepatitis. CRC Crit. Rev. Environ. Control.

Gouda T., “ Suisitsu Kougaku - Ouyouben”, Maruzen kabushiki Kaisha, Tokyo, 1979.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum

MetCalf And Eddy, " Waste Water Engineering”, Mc Graw Hill 1978.

Slamet, Juli Soemirat, 1996. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press.

Sobsey, M.D., and B. Olson. 1983. Microbial agents of waterborne disease, in : Assessement of Microbiology and Turbidity Standards fo Drinking Water, P.S.Berger and Argaman, Eds. EPA Report # EPA 570-9-83-001.

52