Upload
aprilia-irena-gunawan
View
267
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
1. Pengertian pencoklatan enzimatis
Pencoklatan (browning) merupakan proses pembentukan pigmen
berwarna kuning yang akan segera berubah menjadi coklat gelap (Rahmawati
2008). Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis
oleh enzim fenol oksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat
mengkatalis oksidasi senyawa fenol menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi
menjadi pigmen melaniadin yang berwarna coklat (Mardiah 1996). Bahan pangan
tertentu, seperti pada sayur dan buah, senyawa fenol dan kelompok enzim
oksidase tersebut tersedia secara alami. Oleh karena itu pencoklatan yang terjadi
disebut juga reaksi pencoklatan enzimatis.
Reaksi pencoklatan enzimatis adalah proses kimia yang terjadi pada
sayuran dan buah-buahan oleh enzim polifenol oksidase yang menghasilkan
pigmen warna coklat (melanin).
2. Bahan-bahan makanan yang mengalami pencoklatan enzimatis
Reaksi pencoklatan enzimatis ini berefek baik pada produk seperti
teh, kopi, kakao, dan buah kering (kismis, plum, kurma, dan buah
ara). Meskipunbegitu, pencoklatan enzimatik juga dianggap berefek negatif untuk
sebagian buah – buahan dan sayuran tropis maupun subtropis. Pencoklatan
enzimatis ini tidak diinginkan pada irisan buah, jus dan beberapa macam jenis
sayuran lainnya. Pencoklatan enzimatis dapat mempengaruhi warna, rasa, dan
nilai gizi dari makanan, dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang luar biasa.
Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti
kentang, apel, dan pisang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena
penyakit atau karena kondisi yang tidak normal. Jaringan yang memar akan cepat
menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau disebabkan oleh konversi
senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat.
Browning secara enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak
mengandung substrat senyawa fenolik. Senyawa fenolik banyak sekali yang dapat
bertindak sebagai substrat dalam proses browning enzimatik pada buah-buahan
dan sayuran. Contohnya substrat yang baik adalah senyawa fenolik dengan jenis
ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling berdekatan. Proses pencoklatan
enzimatik akan terjadi apabila adanya reaksi antara enzim fenol oksidase dan
oksigen dengan substrat tersebut. Pada pencoklatan enzimatis seperti pada buah
apel dan buah lain setelah dikupas disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim
Polypenol Oxidase (PPO), yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus
monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-
kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat.
Bahan pangan sayur dan buah dapat mudah mengalami pencoklatan jika
bahan pangan tersebut terkelupas atau dipotong. Pencoklatan (browning)
merupakan proses pembentukan pigmen berwarna kuning yang akan segera
berubah menjadi coklat gelap (Rahmawati 2008). Pembentukan warna coklat ini
dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenol oksidase atau
polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalis oksidasi senyawa fenol
menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi menjadi pigmen melaniadin yang
berwarna coklat (Mardiah 1996). Bahan pangan tertentu, seperti pada sayur dan
buah, senyawa fenol dan kelompok enzim oksidase tersebut tersedia secara alami.
Oleh karena itu pencoklatan yang terjadi disebut juga reaksi pencoklatan
enzimatis.
3. Enzim-enzim yang terlibat dalam pencoklatan enzimatis
Reaksi pencoklatan enzimatis biasa terjadi pada buah-buahan dan sayur-
sayuran yang memiliki senyawa fenolik. Senyawa ini berfungsi sebagai substrat
bagi enzim polifenoloksidase (PPO/1,2-benzenediol/oxygen oxidoreductase; EC
1.10.3.1). Terdapat berbagai macam senyawa fenolik, yaitu katekin dan
turunannya (tirosin), asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosianin. Pada
jaringan tanaman, enzim PPO dan substrat fenolik dipisahkan oleh struktur sel
sehingga tidak terjadi pencoklatan. Untuk memicu terjadinya reaksi pencoklatan,
harus ada reaksi antara enzim PPO, substrat fenolik, serta oksigen. Reaksi
pencoklatan mengubah struktur kuinol menjadi kuinon.
Proses pencoklatan enzimatis memerlukan enzim polifenol oksidase dan
oksigen untuk berhubungan dengan substrat tersebut. Enzim-enzim yang dikenal
yaitu fenol oksidase, polifenol oksidase, fenolase/polifenolase, enzim-enzim ini
bekerja secara spesifik untuk substrat tertentu (Winarno, 1995). Reaksi ini dapat
terjadi jika jaringan tanaman terpotong, terbelah, tergigit, atau cara apapun yang
dapat menyebabkan luka pada tanaman.
4. Reaksi yang terjadi dalam pencoklatan enzimatis
Proses pencoklatan enzimatis memerlukan enzim polifenol oksidase dan oksigen
untuk berhubungan dengan substrat tersebut. Enzim-enzim yang dikenal yaitu
fenol oksidase, polifenol oksidase, fenolase/polifenolase, enzim-enzim ini bekerja
secara spesifik untuk substrat tertentu (Winarno, 1995). Polifenol oksidase akan
mengkatalisa 2 jenis reaksi:
a. Reaksi monofenol menjadi o-difenol (aktifitas cresolase atau monofenolase), contohnya tyrosin pada kentang
b. Reaksi difenol menjadi o-quinone (aktifitas katekolase atau difenolase)
Quinone yang terbentuk itu tergantung pada enzim dan juga oksigen.
Quinone akan mengalami reaksi selanjutnya, yang membentuk senyawa melanin
yang berwarna coklat yang terjadi secara sepontan dan tidak tergantung pada
keberadaan enzim dan oksigen. Quinone yang mengalami reaksi selanjutnya
adalah sebagai berikut:
a. Reaksi hidroksilasi pada o-quinone atau o-difenol
b. Trifenolic trihydroksi benzene bereaksi dgn o-quinone membentuk hidroksi quinone
c. Hidroxy quinone mengalami polimerisasi membentuk polimer berwarna merah dan coklat kemerahan, yang selanjutnya terbentuk melanin (warna coklat)
Laccase
Mekanisme pencoklatan enzimatis
5. Beri contoh pencoklatan enzimatis dalam pengolahan pangan