1
S ETELAH buron satu pekan lebih, akhirnya para pelaku penculikan warga negara (WN) Ko- rea, Shin Yung Shang, ditangkap tim gabungan Polresta Bogor dan Polsek Cikande. Total jum- lah pelaku ada tujuh orang. Satu orang pelaku saat ini diamankan di Kantor Polresta Bogor dan enam orang lainnya di Polsek Cikande. Satu orang pelaku yang dia- mankan di Polresta Bogor ber- nama Andy Alamsyah Hutapea, 37, warga Mangga Besar, Jakarta Barat, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir Metro Mini. Enam pelaku lainnya yang saat ini diamankan di Polsek Cikande adalah Angga Irawan, Farhan, Syahruk, Eddo, Rozak, Didi, dan Andy Alamsyah. Menurut Kasat Reskrim Pol- resta Bogor AK Indra Gunawan, ketujuh pelaku ditangkap saat membagikan hasil kejahatan seusai menculik seorang pria warga Cikande, di sebuah hotel di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada Jumat (30/8) dini hari. Dalam penangkapan itu polisi juga berhasil menyita sejumlah barang bukti berupa pistol mainan, pin Polda Metro Jaya, pin Bareskrim Polri, dan pin lambang Polri. Menurut Indra Gunawan, para pelaku ternyata meru- pakan komplotan penculik yang sudah lama beraksi. Dan seperti halnya yang dilakukan saat menculik Shin Yung Shan, para pelaku selalu berpura-pura mengaku sebagai anggota Polri atau dari BIN. Mereka menggu- nakan modus menakut-nakuti korbannya sebagai pelaku ke- jahatan narkoba. Setelah itu, mereka membawa korban dan Saluran Air Jakarta Tersumbat Sampah FOTO TERBAIK JAKARTA FAIR: Fotografer Media Indonesia Panca Syurkani (kanan) menerima hadiah ke-2 Foto Jurnalistik Terbaik Jakarta Fair 2010, di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, kemarin. Pemberian penghargaan ini merupakan wujud ucapan terima kasih PT Jiexpo kepada media massa yang selama ini mengangkat, memberitakan, dan menyampaikan berita tentang Jakarta Fair kepada khalayak sehingga Jakarta Fair memperoleh perhatian masyarakat. MI/RAMDANI KORBAN KEKERASAN: Direktur LPPTKI Normawati (kiri) bertemu dengan TKW asal Lam- pung korban kekerasan di Malaysia, Mira di Ciganjur, Jakarta Selatan, kemarin. MI/WINANT MARCELINO Dua Tahun Mira Dipenjarakan Majikan 6 | Megapolitan RABU, 4 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Penculik WN Korea di Bogor Dibekuk Dede Susianti Para pelaku ditangkap saat membagikan uang hasil kejahatan seusai menculik seorang pria di Cikande. LINTAS BERITA DARI 32 saluran air utama Ibu Kota, yang berfungsi hanya 20%. Saluran-saluran tersebut terhambat sampah. Terutama di kawasan Sunter, Cipinang, dan TB Simatupang. “Semuanya kami bersihkan,” terang Gubernur DKI Fauzi Bowo di sela- sela pembersihan saluran air di Jl DI Panjaitan, kemarin. Jalan DI Panjaitan termasuk salah satu kawasan yang sering tergenang air akibat salurannya tersumbat. Tinggi saluran sekitar 1,6 meter dengan lebar 3 meter. Saluran tersebut dibuat pada 1960 menuju Kali Cipinang dan kini menyambung ke Kanal Banjir Timur. Pembersihan mengalami hambatan karena bentuknya berkelok-kelok. Petugas harus menggunakan alat penerangan dan bantuan oksigen untuk mengeruk sampah di dalam saluran sepanjang 100 meter itu. Sampah dikeruk ke hilir saluran lalu diangkat ke truk sampah. “Ini sampah warga. Kesadaran warga menjaga ke- bersihan masih harus ditingkatkan. Wali Kota Jakarta Timur dan Camat Jatinegara harus berani menindak pembuang sampah. Pembersihan ini akan sia-sia jika warga tidak sadar lingkungan,” tegasnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Wibisono memprediksi curah hujan akan tinggi pada Oktober dan November dan berpotensi mengakibatkan banjir. Sebetulnya Ery meng- inginkan saluran air diperlebar. Langkah itu sulit direalisasi- kan karena saluran tertutup di bagian atas. Saluran hanya terpantau di hulu dan hilir. Pembersihan kemarin memprioritaskan saluran air yang berdekatan dengan jalan negara. Jika air menggenang, kema- cetan total terjadi. “Kita cegah itu,” ujarnya. Ery menargetkan pembersihan 32 saluran air selesai Okto- ber atau November 2010. Satu lokasi dikerjakan 50 petugas. Separuh berjaga di hilir, lainnya mengeruk sampah di dalam saluran. Untuk membersihkan saluran air di Jl DI Panjaitan, Kebon Nanas, ia membutuhkan waktu 10 hari. (Faw/J-1) AH di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, AH dicekoki mi- numan keras oleh AN. Dengan penuh tekanan, AH pun mengon- sumsi barang memabukkan itu hingga tak sadarkan diri. AH baru ditemukan pada Senin (2/8). Dia ditemukan tukang ojek di sekitar Kota Bogor yang lang- sung mengantarkan AH pulang. Karena kondisi tubuh AH terus memburuk, pihak keluarga akhir- nya memutuskan untuk meme- riksakan AH. AH pun kemudian dibawa ke RS PMI. Dia tiba di RS PMI Selasa (3/8) sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung menda- patkan perawatan medis sekali- gus visum. Peristiwa hilangnya AH itu diakui pihak Polsek Tamansari. Hanya saja, menurut Kapolsek Tamansari AK Darmawan, AH bukan merupakan korban pen- culikan. (E-3) [email protected] ABG diculik Sementara itu, anak baru gede (ABG) berinisial AH, war- ga Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, yang diduga menjadi korban penculikan, harus menjalani perawatan di RS PMI Bogor. Berdasarkan informasi yang diperoleh, AH diduga menjadi korban penculikan AN, 20, yang merupakan pacar temannya sendiri. Kejadian bermula pada Selasa (20/7). Saat itu AN yang merupakan warga Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, berkunjung ke rumah AH dan kemudian mengajaknya keluar untuk jalan-jalan. Korban tidak menaruh rasa curiga. Dia pun mengiakan per- mintaan AN dan langsung ke- luar berkeliling kota. Informasi lain yang diperoleh, saat itu AN merayu AH untuk ikut ke Jakar- ta. Di tempat yang belakangan diketahui milik salah satu teman D EMI keluarga, Mira, 40, bersedia bekerja di Malaysia. Dalam pikiran janda beranak empat ini, dua-tiga tahun saja bekerja di negeri jiran ia sudah bisa membangun rumah sederhana di kampung. Seperti itulah kisah manis yang selalu dikatakan para TKI kepadanya. Mira akhirnya bertahan empat tahun di negeri serumpun itu. Tapi bukan uang atau harta yang dibawa pulang, melainkan bekas luka di sekujur raga. Majikannya dengan enteng menyuruhnya pulang ke Indonesia. Gaji yang seharusnya diterima 19.200 ringgit (4.800 ringgit x 4 tahun) atau Rp35 juta lebih dengan kurs 1 ringgit senilai Rp2.400. Namun sang majikan hanya memberi uang kerahiman 2.500 ringgit. Ketika ditemui di rumah Direktur Lembaga Pendamping dan Pengembangan Tenaga Kerja Indonesia (LPPTKI) Normawati di Ciganjur, Jakarta Selatan, Mira sedang duduk di kursi kayu teras rumah bertegel merah itu. Wajahnya sendu. Tatapan matanya kosong. Media Indonesia belum duduk dan bertanya, tapi Mira langsung bercerita panjang lebar. Seorang pemuda yang duduk di sebelah warga Lampung Barat itu menunjukkan pesan di telepon seluler. “Dia agak stres. Tapi kalau diajak ngomong masih nyambung,” begitu tulisnya. Itu adalah salah satu dampak kekerasan yang diterima Mira. Bukan hanya badannya yang terluka, jiwa dan mentalnya pun ikut sakit akibat perlakuan keji majikan. Selama dua tahun dia dikurung dalam rumah dan bekerja rodi seperti dalam kamp. Sesuai peraturan, seharusnya pada 2008 ia sudah boleh pulang ke Indonesia karena telah melampaui tenggat dua tahun. Namun majikan memaksa tinggal lebih lama. Entah apa motif majikan, sejak 2008, Mira mulai mendapat perlakuan kasar. Mulai dari layangan tangan, tongkat besi, gantungan baju, serta apa saja yang ketemu menjadi alat untuk menyiksa Mira. Telinga kirinya pernah berdarah karena pukulan brutal yang membuat bentuknya pun berbeda dengan telinga yang satu lagi. Kulit punggung belakangnya juga sudah berbeda warna karena disiram air panas. Pada 26 September 2009 pukul 15.00 waktu Malaysia, anak lelaki sang majikan menggantung Mira. “Kalau saya tidak memegangi kuat tali di leher, saya sudah mati,” kenang Mira sambil mengusap air matanya. Pada hari lain, majikan memaksa meminum air kencing disertai ancaman. Apabila menolak, akan ditelanjangi dan disuruh turun ke jalanan. Tindak kekerasan yang dilakukan hampir tiap hari oleh majikan membuatnya putus asa. Tapi bayangan keempat buah hati mengganggu tekadnya dan akhirnya bersujud memohon pertolongan Tuhan. Sampai saat ini, Mira masih tak habis pikir mengapa majikannya berubah 100% setelah dua tahun. “Mereka enggak menerima ada kotor sedikit pun. Sama sekali enggak boleh ada debu. Padahal di sini (Indonesia) sudah paling bersih,” kata wanita tamatan kelas 4 SD itu. Normawati akan segera membawa Mira ke Kedutaan Malaysia untuk mendapatkan hak-haknya. Gaji selama empat tahun yang seharusnya diterima Mira menjadi dasar tuntutan. (*/J-1) merampas uangnya. Saat ditemui di Kantor Pol- resta Bogor, Andy Alamsyah Hutapea mengaku sudah lima kali melakukan penculikan. Dia menyebutkan awal mula ber- gabung dengan Angga Irawan dan teman-temannya, saat ia masih menjadi sopir. Perke- nalan itu, katanya, terjadi sekitar empat bulan lalu. Angga dan teman-temannya, katanya per- nah mencopet di Metro Mini yang dikemudikannya. Sebagai informasi, peristiwa penculikan terhadap Shin Yung Shang terjadi pada tanggal 21 Juli lalu. Saat itu Shin baru saja keluar untuk pulang sete- lah menonton bioskop di Eka- lokasari Plaza, Jalan Siliwangi, Kota Bogor. Saat hendak menuju rumah mertuanya di kawasan Tajur, dia dipepet sebuah mo- bil dan diminta turun. Setelah itu dia dibawa pergi ke arah Puncak. 10 Instruktur Paskibra Bogor Disambar Petir SEBANYAK 10 instruktur Pasukan Pengibar Bendera (Paski- bra) Kota Bogor dan seorang pedagang mi ayam disambar petir, kemarin. Dua orang di antaranya mengalami luka parah yakni instruktur Paskibra, M Ikbal, 19, dan pedagang mi ayam Lutpilla, 30. Sambaran petir terjadi sekitar pukul 17.00 WIB di Lapangan Sempur, Bogor. Saat itu wilayah Bogor diguyur hujan yang disertai angin dan petir. “Kejadiannya setelah kami selesai melatih 38 anggota Paskibra untuk 17 Agustus nanti. Tiba-tiba petir menyam- bar teman saya, Jantri. Dia langsung terpental. Petir juga menyambar tukang (pedagang) mi ayam,” kata M Kancah Pradigdo, saksi sekaligus korban saat ditemui di Rumah Sakit PMI Bogor, di Jalan Pajajaran, tadi malam. Pemkot Bogor akan membiayai pengobatan para korban. Tempat latihan Paskibra pun akan segera dipindahkan. (DD/J-3) Jaksa Tunda Tuntut Korupsi Kepulauan Seribu JAKSA penuntut umum menunda penuntutan kasus korupsi senilai Rp1,2 miliar pada proyek landasan pacu Bandara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu, Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Pembacaan tuntutan seharusnya dilakukan pada sidang kemarin, namun ditunda hingga pekan depan. “Kami masih menunggu jaksa untuk menyelesaikan berkas. Setelah itu, kami akan melanjutkan sidang. Selasa depan, berkas tuntutan sudah bisa dibacakan,” kata ang- gota majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, kemarin. Jaksa Eka Nugraha berkilah masih menyusun tuntutan. “Tidak ada masalah, semua berjalan lancar,” tegasnya. Sidang pekan lalu, pemeriksaan terhadap sekitar 18 saksi sudah dilakukan. Kasus dugaan korupsi ini terungkap dari temuan BPK yang melakukan audit anggaran proyek 2006. (*/J-3)

Penculik WN Korea di Bogor Dibekuk - ftp.unpad.ac.id fileJaya, pin Bareskrim Polri, dan pin lambang Polri. Menurut Indra Gunawan, para pelaku ternyata meru-pakan komplotan penculik

  • Upload
    vumien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penculik WN Korea di Bogor Dibekuk - ftp.unpad.ac.id fileJaya, pin Bareskrim Polri, dan pin lambang Polri. Menurut Indra Gunawan, para pelaku ternyata meru-pakan komplotan penculik

SETELAH buron satu pekan lebih, akhirnya para pelaku penculikan warga negara (WN) Ko-

rea, Shin Yung Shang, ditangkap tim gabungan Polresta Bogor dan Polsek Cikande. Total jum-lah pelaku ada tujuh orang.

Satu orang pelaku saat ini diamankan di Kantor Polresta Bogor dan enam orang lainnya di Polsek Cikande.

Satu orang pelaku yang dia-mankan di Polresta Bogor ber-nama Andy Alamsyah Hutapea, 37, warga Mangga Besar, Jakarta Barat, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir Metro Mini. Enam pelaku lainnya yang saat ini diamankan di Polsek Cikande adalah Angga Irawan, Farhan, Syahruk, Eddo, Rozak, Didi, dan Andy Alamsyah.

Menurut Kasat Reskrim Pol-resta Bogor AK Indra Gunawan, ketujuh pelaku ditangkap saat membagikan hasil kejahatan seusai menculik seorang pria warga Cikande, di sebuah hotel di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada Jumat (30/8) dini hari. Dalam penangkapan itu polisi juga berhasil menyita sejumlah barang bukti berupa pistol mainan, pin Polda Metro Jaya, pin Bareskrim Polri, dan pin lambang Polri.

Menurut Indra Gunawan, para pelaku ternyata meru-pakan komplotan penculik yang sudah lama beraksi. Dan seperti halnya yang dilakukan saat menculik Shin Yung Shan, para pelaku selalu berpura-pura mengaku sebagai anggota Polri atau dari BIN. Mereka menggu-nakan modus menakut-nakuti korbannya sebagai pelaku ke-jahatan narkoba. Setelah itu, mereka membawa korban dan

Saluran Air Jakarta Tersumbat Sampah

FOTO TERBAIK JAKARTA FAIR: Fotografer Media Indonesia Panca Syurkani (kanan) menerima hadiah ke-2 Foto Jurnalistik Terbaik Jakarta Fair 2010, di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, kemarin. Pemberian penghargaan ini merupakan wujud ucapan terima kasih PT Jiexpo kepada media massa yang selama ini mengangkat, memberitakan, dan menyampaikan berita tentang Jakarta Fair kepada khalayak sehingga Jakarta Fair memperoleh perhatian masyarakat.

MI/RAMDANI

KORBAN KEKERASAN: Direktur LPPTKI Normawati (kiri) bertemu dengan TKW asal Lam-pung korban kekerasan di Malaysia, Mira di Ciganjur, Jakarta Selatan, kemarin.

MI/WINANT MARCELINO

Dua Tahun Mira Dipenjarakan Majikan

6 | Megapolitan RABU, 4 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Penculik WN Koreadi Bogor Dibekuk

Dede Susianti

Para pelaku ditangkap saat membagikan uang hasil kejahatan seusai menculik seorang pria di Cikande.

LINTAS BERITA

DARI 32 saluran air utama Ibu Kota, yang berfungsi hanya 20%. Saluran-saluran tersebut terhambat sampah. Terutama di kawasan Sunter, Cipinang, dan TB Simatupang. “Semuanya kami bersihkan,” terang Gubernur DKI Fauzi Bowo di sela-sela pembersihan saluran air di Jl DI Panjaitan, kemarin.

Jalan DI Panjaitan termasuk salah satu kawasan yang sering tergenang air akibat salurannya tersumbat. Tinggi saluran sekitar 1,6 meter dengan lebar 3 meter. Saluran tersebut dibuat pada 1960 menuju Kali Cipinang dan kini menyambung ke Kanal Banjir Timur.

Pembersihan mengalami hambatan karena bentuknya berkelok-kelok. Petugas harus menggunakan alat pene rangan dan bantuan oksigen untuk mengeruk sampah di dalam saluran sepanjang 100 meter itu.

Sampah dikeruk ke hilir saluran lalu diangkat ke truk sampah. “Ini sampah warga. Kesadaran warga menjaga ke-bersihan masih harus ditingkatkan. Wali Kota Jakarta Timur dan Camat Jatinegara harus berani menindak pembuang sampah. Pembersihan ini akan sia-sia jika warga tidak sadar lingkungan,” tegasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Wibisono memprediksi curah hujan akan tinggi pada Oktober dan November dan berpotensi mengakibatkan banjir. Sebetulnya Ery meng-inginkan saluran air diperlebar. Langkah itu sulit direalisasi-kan karena saluran tertutup di bagian atas. Saluran hanya terpantau di hulu dan hilir.

Pembersihan kemarin memprioritaskan saluran air yang berdekatan dengan jalan negara. Jika air menggenang, kema-cetan total terjadi. “Kita cegah itu,” ujarnya.

Ery menargetkan pembersihan 32 saluran air selesai Okto-ber atau November 2010. Satu lokasi dikerjakan 50 petugas. Separuh berjaga di hilir, lainnya mengeruk sampah di dalam saluran. Untuk membersihkan saluran air di Jl DI Panjaitan, Kebon Nanas, ia membutuhkan waktu 10 hari. (Faw/J-1)

AH di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, AH dicekoki mi-numan keras oleh AN. Dengan penuh tekanan, AH pun mengon-sumsi barang memabukkan itu hingga tak sadarkan diri.

AH baru ditemukan pada Senin (2/8). Dia ditemukan tukang ojek di sekitar Kota Bogor yang lang-sung mengantarkan AH pulang.

Karena kondisi tubuh AH terus memburuk, pihak keluarga akhir-nya memutuskan untuk meme-riksakan AH. AH pun kemudian dibawa ke RS PMI. Dia tiba di RS PMI Selasa (3/8) sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung menda-patkan perawatan medis sekali-gus visum.

Peristiwa hilangnya AH itu diakui pihak Polsek Tamansari. Hanya saja, menurut Kapolsek Tamansari AK Darmawan, AH bukan merupakan korban pen-culikan. (E-3)

[email protected]

ABG diculik Sementara itu, anak baru

gede (ABG) berinisial AH, war-ga Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, yang diduga menjadi korban penculikan, harus menjalani perawatan di RS PMI Bogor.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, AH diduga menjadi korban penculikan AN, 20, yang merupakan pacar temannya sendiri. Kejadian bermula pada Selasa (20/7). Saat itu AN yang merupakan warga Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, berkunjung ke rumah AH dan kemudian mengajaknya keluar untuk jalan-jalan.

Korban tidak menaruh rasa curiga. Dia pun mengiakan per-mintaan AN dan langsung ke-luar berkeliling kota. Informasi lain yang diperoleh, saat itu AN mera yu AH untuk ikut ke Jakar-ta. Di tempat yang bela kangan diketahui milik salah satu teman

DEMI keluarga, Mira, 40, bersedia bekerja di Malaysia. Dalam pikiran janda beranak

empat ini, dua-tiga tahun saja bekerja di negeri jiran ia sudah bisa membangun rumah sederhana di kampung. Seperti itulah kisah manis yang selalu dikatakan para TKI kepadanya.

Mira akhirnya bertahan empat tahun di negeri serumpun itu. Tapi bukan uang atau harta yang dibawa pulang, melainkan bekas luka di sekujur raga. Majikannya dengan enteng menyuruhnya pulang ke Indonesia.

Gaji yang seharusnya diterima 19.200 ringgit (4.800 ringgit x 4 tahun) atau Rp35 juta lebih dengan kurs 1 ringgit senilai Rp2.400. Namun sang majikan hanya memberi uang kerahiman 2.500 ringgit.

Ketika ditemui di rumah Direktur Lembaga Pendamping dan Pengembangan Tenaga Kerja Indonesia (LPPTKI) Normawati di Ciganjur, Jakarta Selatan, Mira sedang duduk di kursi kayu teras rumah bertegel merah itu.

Wajahnya sendu. Tatapan matanya kosong. Media Indonesia belum duduk dan bertanya, tapi Mira langsung bercerita panjang lebar.

Seorang pemuda yang duduk di sebelah warga Lampung Barat itu menunjukkan pesan di telepon seluler. “Dia agak stres. Tapi kalau diajak

ngomong masih nyambung,” begitu tulisnya.

Itu adalah salah satu dampak kekerasan yang diterima Mira. Bukan hanya badannya yang terluka, jiwa dan mentalnya pun ikut sakit akibat perlakuan keji majikan. Selama dua tahun dia dikurung dalam rumah dan bekerja rodi seperti dalam kamp.

Sesuai peraturan, seharusnya

pada 2008 ia sudah boleh pulang ke Indonesia karena telah melampaui tenggat dua tahun. Namun majikan memaksa tinggal lebih lama. Entah apa motif majikan, sejak 2008, Mira mulai mendapat perlakuan kasar.

Mulai dari layangan tangan, tongkat besi, gantungan baju, serta apa saja yang ketemu menjadi alat untuk menyiksa Mira. Telinga kirinya pernah

berdarah karena pukulan brutal yang membuat bentuknya pun berbeda dengan telinga yang satu lagi.

Kulit punggung belakangnya juga sudah berbeda warna karena disiram air panas. Pada 26 September 2009 pukul 15.00 waktu Malaysia, anak lelaki sang majikan menggantung Mira. “Kalau saya tidak memegangi kuat tali di leher, saya sudah mati,” kenang Mira sambil mengusap air matanya.

Pada hari lain, majikan memaksa meminum air kencing disertai ancaman. Apabila menolak, akan ditelanjangi dan disuruh turun ke jalanan. Tindak kekerasan yang dilakukan hampir tiap hari oleh majikan membuatnya putus asa. Tapi bayangan keempat buah hati mengganggu tekadnya dan akhirnya bersujud memohon pertolongan Tuhan.

Sampai saat ini, Mira masih tak habis pikir mengapa majikannya berubah 100% setelah dua tahun.

“Mereka enggak menerima ada kotor sedikit pun. Sama sekali enggak boleh ada debu. Padahal di sini (Indonesia) sudah paling bersih,” kata wanita tamatan kelas 4 SD itu.

Normawati akan segera membawa Mira ke Kedutaan Malaysia untuk mendapatkan hak-haknya. Gaji selama empat tahun yang seharusnya diterima Mira menjadi dasar tuntutan. (*/J-1)

merampas uangnya.Saat ditemui di Kantor Pol-

resta Bogor, Andy Alamsyah Hutapea mengaku sudah lima kali melakukan penculikan. Dia menyebutkan awal mula ber-gabung dengan Angga Irawan dan teman-temannya, saat ia masih menjadi sopir. Perke-nalan itu, katanya, terjadi sekitar empat bulan lalu. Angga dan teman-temannya, katanya per-nah mencopet di Metro Mini yang dikemudikannya.

Sebagai informasi, peristiwa penculikan terhadap Shin Yung Shang terjadi pada tanggal 21 Juli lalu. Saat itu Shin baru saja keluar untuk pulang sete-lah menonton bioskop di Eka-lokasari Plaza, Jalan Siliwangi, Kota Bogor. Saat hendak menuju rumah mertuanya di kawasan Tajur, dia dipepet sebuah mo-bil dan diminta turun. Setelah itu dia dibawa pergi ke arah Puncak.

10 Instruktur Paskibra Bogor Disambar Petir SEBANYAK 10 instruktur Pasukan Pengibar Bendera (Paski-bra) Kota Bogor dan seorang pedagang mi ayam disambar petir, kemarin. Dua orang di antaranya mengalami luka parah yakni instruktur Paskibra, M Ikbal, 19, dan pedagang mi ayam Lutpilla, 30. Sambaran petir terjadi sekitar pukul 17.00 WIB di Lapangan Sempur, Bogor. Saat itu wilayah Bogor diguyur hujan yang disertai angin dan petir.

“Kejadiannya setelah kami selesai melatih 38 anggota Paskibra untuk 17 Agustus nanti. Tiba-tiba petir menyam-bar teman saya, Jantri. Dia langsung terpental. Petir juga menyambar tukang (pedagang) mi ayam,” kata M Kancah Pradigdo, saksi sekaligus korban saat ditemui di Rumah Sakit PMI Bogor, di Jalan Pajajaran, tadi malam. Pemkot Bogor akan membiayai pengobatan para korban. Tempat latihan Paskibra pun akan segera dipindahkan. (DD/J-3)

Jaksa Tunda Tuntut Korupsi Kepulauan SeribuJAKSA penuntut umum menunda penuntutan kasus korupsi senilai Rp1,2 miliar pada proyek landasan pacu Bandara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu, Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Pembacaan tuntutan seharusnya dilakukan pada sidang kemarin, namun ditunda hingga pekan depan.

“Kami masih menunggu jaksa untuk menyelesaikan berkas. Setelah itu, kami akan melanjutkan sidang. Selasa depan, berkas tuntutan sudah bisa dibacakan,” kata ang-gota majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, kemarin.

Jaksa Eka Nugraha berkilah masih menyusun tuntutan. “Tidak ada masalah, semua berjalan lancar,” tegasnya. Sidang pekan lalu, pemeriksaan terhadap sekitar 18 saksi sudah dilakukan. Kasus dugaan korupsi ini terungkap dari temuan BPK yang melakukan audit anggaran proyek 2006. (*/J-3)