Upload
matthew-ryan
View
21
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
xcfhfskdhfs
Citation preview
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN PENELITIAN
GAMBARAN TEKANAN DARAH DAN STATUS KEBERSIHAN
RONGGA MULUT MASYARAKAT USIA DEWASA DI KAMPUNG
NELAYAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2013-2014
Oleh :
Nama : DETTY IRMAYASARI
Stambuk : J 111 04 008
Pembimbing : PROF.DR.DRG.BURHANUDDIN DP, M.KES
Dibacakan di : Ruang Seminar IKGM
Tanggal baca : Selasa 20 Mei 2014
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
0
GAMBARAN TEKANAN DARAH DAN STATUS KEBERSIHAN
RONGGA MULUT MASYARAKAT USIA DEWASA DI KAMPUNG
NELAYAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2013-2014
Detty Irmayasari
Mahasiswa kepanitraan klinik bagian ilmu kesehatan gigi masyarakat
Fakultas kedokteran gigi
Universitas hasanuddin
Abstrak
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi, peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap (Ibnu M,1996). Terdapat dua macam kelainan tekanan darah antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Indeks status kebersihan mulut yang paling sering digunakan adalah indeks kebersihan mulut (Greene dan Vermillion, 1960) dan indeks plak (Silness dan Loe, 1964). Indeks kebersihan mulut merupakan indeks gabungan yang menentukan skor debris dan deposit kalkulus baik untuk semua atau hanya untuk permukaan gigi yang terpilih saja. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober dan 17 November 2013 pada masyarakat kampung nelayan kelurahan untia dengan usia 18 tahun keatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tekanan darah dan status kebersihan rongga mulut pada masyarakat usia dewasa kampung nelayan kelurahan untia kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Tekanan darah dinilai dengan the 7th of Joint National Committe on Prevention, Detection,Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) 2003, World Health Organization International Society of Hypertension (WHO-ISH) 1999 sedangkan Indeks status kebersihan mulut dinilai berdasarkan indeks kebersihan mulut (Greene dan Vermillion, 1960) dan dan indeks plak (Silness dan Loe, 1964) . Hasil penelitian: sebanyak 262 responden yang diteliti terdiri dari 121 laki-laki (46,2%) dan 141 perempuan (53,8%),berkisar antara 18 sampai 60 tahun. Pada penelitian ini responden dewasa awal (26-35th) yang memiliki tekanan darah normal dan prehipertensi yang paling banyak yaitu 46 responden atau 48,9%, dan Untuk tekanan darah normal status kebersihan mulut sedang sebanyak 76 responden (59,8%) dan tekanan darah prehipertensi status kebersihan mulutnya buruk sebanyak 37 responden (31,4%). Kesimpulan : pada distribusi tekanan darah prehipertensi lebih banyak ditemukan pada masyarakat kampung nelayan Kelurahan Untia. Tingkat tekanan darah prehipertensi memiliki nilai rerata dan nilai standar deviasi yang tertinggi yaitu nilai CIS sebesar (1,23±0,76), DIS sebesar (1,29±0,79) dan OHIS sebesar (2,53±1,38). Masyarakat kampung nelayan Kelurahan Untia yang tekanan darahnya prehipertensi status kebersihan mulutnya buruk sebanyak 37 responden (31,4%)
Kata kunci : tekanan darah, status kebersihan rongga mulut
1
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah
satu negara berkembang yang harus
membenah diri agar setara dengan
negara-negara lainnya. Berbagai
upaya pemerintah untuk memajukan
kesejahteraan umum mencerdaskan
bangsa, diantaranya adalah
pembangunan kesehatan yang
diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan penting
hidup sehat. Pembangunan dibidang
kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan
menjadi lebih baik. Pembangunan
dibidang kesehatan gigi adalah
bagian integral pembangunan
kesehatan nasional. Artinya, dalam
melaksanakan pembangunan
dibidang kesehatan, pembangunan
dibidang kesehatan gigi tidak boleh
ditinggalkan, demikian juga
sebaliknya (Suwelo, 1992)1
Kebersihan gigi dan mulut
masyarakat banyak terabaikan
dikarenakan pola makan yang tidak
dikontrol, dengan cara itu penyakit
gigi dan mulut akan sering timbul
(Depkes R.I, 1990). Berdasarkan
Survey Kesehatan Rumah Tangga –
Survey Kesehatan Nasional tahun
2010, penyakit periodontal
menduduki urutan kedua dengan
jumlah penderita 42,8% penduduk
Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa masih tingginya angka
penyakit gigi dan mulut yang masih
terjadi di masyarakat saat ini,
dikarenakan oleh faktor kebersihan
gigi dan mulut yang jelek.1
Wardani, mengemukakan
bahwa masalah utama kesehatan gigi
di Indonesia selain keadaan
kebersihan mulut yang umumnya
2
kurang memenuhi syarat juga
menyangkut tingginya prevalensi
penyakit jaringan keras gigi dan
jaringan penyangga gigi atau
jaringan periodontal. Prevalensi
penyakit periodontal hampir
mendekati 100% yang disebabkan
kondisi kebersihan mulut yang jelek.2
Kebersihan mulut sangat
ditentukan oleh perilaku personal.
Pemeliharaan higiene mulut yang
tidak benar menyebabkan mudahnya
penumpukan plak, materia alba dan
kalkulus yang pada akhirnya akan
merugikan kesehatan periodontal. 3
Boediharjo menyatakan bahwa
yang terpenting dalam usaha
menjaga kebersihan mulut adalah
faktor kesadaran dan perilaku
pemeliharaan higiene mulut personal.
Hal ini begitu penting karena
kegiatannya dilakukan dirumah tanpa
ada pengawasan dari siapapun,
sepenuhnya tergantung dari
pengetahuan, pemahaman, kesadaran
serta kemauan dari pihak individu
untuk menjaga kesehatan mulutnya. 2
Menurut Carranza, kalkulus atau
karang gigi adalah endapan yang
terkalsifikasi yang terbentuk pada
permukaan gigi yang mineralisasi. 3
Menurut Rahman dental stain
adalah deposit berpigmen yang
melekat pada permukaan gigi dan
merupakan hasil proses pigmentasi
pada acquired pellicle yang
disebabkan bakteri chromogenik,
makanan dan zat kimia. Ekstrinsik
stain terdapat pada permukaan luar
gigi dan dapat dibersihkan. 2
Indeks status kebersihan
mulut yang paling sering digunakan
adalah indeks kebersihan mulut
(Greene dan Vermillion, 1960) dan
indeks plak (Silness dan Loe, 1964).
Indeks kebersihan mulut merupakan
3
indeks gabungan yang menentukan
skor debris dan deposit kalkulus baik
untuk semua atau hanya untuk
permukaan gigi yang terpilih saja.4
Debris rongga mulut adalah
benda asing yang lunak yang melekat
pada gigi. Debris rongga mulut dan
kalkulus dapat diberi skor secara
terpisah. Skor debris rongga mulut
adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada debris atau stain
2. Debris lunak yang menutupi
tidak lebih dari sepertiga
permukaan gigi
3. Debris lunak yang menutupi
lebih dari sepertiga tetapi tidak
lebih dari dua pertiga permukaan
gigi
4. Debris lunak yang menutupi
lebih dari duapertiga permukaan
gigi
Skor kalkulus ditentukan
berdasarkan pada kriteria yang sama
dengan penambahan bahwa bercak
kalkulus subgingiva diberi skore 2
dan garis kalkulus subgingiva yang
besar serta kontinu diberi skor 3.
Skor debris dan kalkulus harus
ditambah dan dibagi dengan jumlah
permukaan yang diperiksa untuk
menentukan skor kebersihan mulut.4
Tekanan darah merupakan
faktor yang amat penting pada sistem
sirkulasi, peningkatan atau
penurunan tekanan darah akan
mempengaruhi homeostasis di dalam
tubuh. Tekanan darah selalu
diperlukan untuk daya dorong
mengalirnya darah di dalam arteri,
arteriola, kapiler dan sistem vena,
sehingga terbentuklah suatu aliran
darah yang menetap (Ibnu M,1996).
Terdapat dua macam kelainan
tekanan darah antara lain yang
dikenal sebagai hipertensi atau
4
tekanan darah tinggi dan hipotensi
atau tekanan darah rendah.5
Sebanyak 432.115 jiwa atau
131.299 kepala keluarga (kk) dari
total penduduk kota Makassar,
sekitar 1,4 juta orang menetap dalam
kawasan pemukiman kumuh.
Berdasarkan data Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda),
pemukiman kumuh yang tersebar di
seluruh kecamatan menempati area
seluas 47,62 km2. Jumlah Ini sekitar
¼ dari total luas kota Makassar 195
km2. Dari 14 kecamatan yang ada
warga yang tinggal dalam kawasan
pemukiman miskin paling banyak di
Tamalate sebanyak 15.893 kk.
Selanjutnya berturut-turut,
Kecamatan Tallo 9.344 kk,
Tamalanrea 9.277 kk, Panakkukang
8.853 kk, Mariso 7.501 kk, Ujung
tanah 6.014 kk, Manggala 5.170 kk,
Wajo 4.005 kk, Mamajang 3.189 kk,
Ujung Pandang 2.217 kk, dan
Biringkanaya 961 kk. Biringkanaya
yang merupakan kecamatan paling
luas di Makassar hanya terdata satu
kawasan kumuh yakni Kelurahan
Untia.6
Pemenuhan kebutuhan
makanan yang layak dan memenuhi
persyaratan gizi masih menjadi
masalah bagi masyarakat miskin
yang merupakan mayoritas penghuni
lingkungan kumuh. Terbatasnya
kecukupan dan kelayakan mutu
pangan berkaitan dengan rendahnya
daya beli. Masyarakat di pemukiman
kumuh mempunyai penghasilan yang
pas-pasan, mungkin dengan
penghasilannya tersebut mereka
hanya dapat memenuhi kebutuhan
makan mereka hanya sekali sehari,
atau mungkin mereka tidak dapat
makan setiap hari, sekalipun mereka
makan tetapi kualitas makanan yang
5
mereka konsumsi belum tentu dapat
dikatakan layak untuk di konsumsi
pada umumnya.7
Kondisi kesehatan masyarakat di
daerah kumuh juga menurut ilmu
kesehatan menduduki derajat yang
sangat rendah. Penyebab utama dari
rendahnya derajat kesehatan
masyarakat daerah kumuh selain
ketidakcukupan pangan adalah
keterbatasan akses terhadap layanan
kesehatan dasar, rendahnya mutu
layanan kesehatan dasar, kurangnya
pemahaman terhadap perilaku hidup
sehat, dan kurangnya layanan
kesehatan reproduksi. 7
Kecamatan Biringkanaya
merupakan kecamatan terluas
dikota Makassar dengan luas wilayah
48,22 km2,berdasarkan data BPS
jumlah sarana kesehatan di
Kecamatan Biringkanaya tercatat 2
rumah sakit umum, 2 puskesmas, 8
pustu, 1 BKIA, 7 rumah bersalin dan
88 posyandu. Untuk tenaga medis
tercatat 59 orang dokter umum dan 9
dokter gigi.
Dengan memperhatikan
kondisi lingkungan dan tingkat
konsumsi makanan yang cukup gizi
di Kelurahan untia, peneliti tertarik
untuk mengetahui kesehatan
masyarakat dan pola kesehatan
rongga mulut masyarakat dalam hal
melihat gambaran tekanan darah dan
status kebersihan rongga mulut
masyarakat usia dewasa kampung
nelayan kelurahan untia.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas maka
dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana gambaran tekanan
darah dan status kebersihan rongga
mulut masyarakat usia dewasa
6
kampung nelayan kelurahan untia
kota Makassar.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran
tekanan darah dan status kebersihan
rongga mulut pada masyarakat usia
dewasa kampung nelayan kelurahan
untia kota Makassar.
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan gambaran tekanan darah
dan status kebersihan rongga mulut
pada masyarakat usia dewasa
kampung nelayan kelurahan untia
kota Makassar.
Tinjauan Pustaka
Menurut Seventh Report of
the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood
Pressure, umumnya tekanan darah
bertambah secara perlahan dengan
bertambahnya umur. 8
Menurut Gardner (2007)
tekanan darah adalah tekanan yang
digunakan untuk mengedarkan darah
dalam pembuluh darah dalam tubuh
kita.8
Tekanan darah dalam
kehidupan seseorang bervariasi
secara alami. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik,
dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah
ketika beristirahat. Tekanan darah
dalam satu hari juga berbeda, paling
tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari.9
7
Tekanan darah dibagi atas:
tekanan darah rendah (hipotensi) :
sistolik < 90 mmHg dan diastolik <
60 mmHg, tekanan darah normal
(normotensi): sistolik 90-140 mmHg
dan diastolik 60-90 mmHg, tekanan
darah tinggi (hipertensi): sistolik
>140-160 mmHg, diastolik >90-95
mmHg (Gunawan, 2001). 9
Menurut The Seventh Report
of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok normal,
prahipertensi, hipertensi derajat 1
dan derajat 2. 10
https://www.google.com/search?q=tekanan+darah&client=firefoxa&hs=kFW&rls=org.mozilla:enUS:official&tm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=cKQrUWSESs0AG95IGAAg&ved=0CE0QsAQ&biw=1024&bih=507&dpr=1
Masih ada beberapa klasifikasi dan
pedoman penanganan hipertensi lain
dari World Health Organization
(WHO)dan International Society of
Hypertension (ISH), dari European
Society of Hypertension(ESH,
bersama European Society of
Cardiology), British Hypertension
Society (BSH) serta Canadian
Hypertension Education Program
8
(CHEP) tetapi umumnya digunakan
JNC 7. 10
Banyak faktor yang dapat
memperbesar risiko atau
kecenderungan seseorang menderita
hipertensi, diantaranya ciri-ciri
individu seperti umur, jenis kelamin
dan suku, faktor genetik serta faktor
lingkungan yang meliputi obesitas,
stres, konsumsi garam, merokok,
konsumsi alkohol, dan sebagainya
(Kaplan,1985).5
Hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2010
Departemen Kesehatan RI
menunjukkan bahwa 63% penduduk
Indonesia menderita penyakit gigi
dan mulut meliputi karies gigi dan
penyakit jaringan penyangga.11
Penyakit gusi dan jaringan
periodontal menduduki urutan ke
tujuh dari sepuluh penyakit tebanyak
di Kota Malang pada tahun 2009.
Sedangkan penyakit pulpa dan
jaringan periodontal menduduki
urutan ke delapan. Kebersihan mulut
yang bagus akan membuat gigi dan
jaringan sekitarnya sehat seperti
bagian-bagian lain dari tubuh.11
Gigi dan mulut merupakan
investasi bagi kesehatan sepanjang
hidup, perannya cukup besar dalam
mempersiapkan zat makanan
sebelum absorbsi nutrisi pada saluran
pencernaan disamping fungsi estetis
dan bicara. Berbagai penyakit
maupun keluhan gigi dan mulut
dapat mempengaruhi berbagai fungsi
rongga mulut salah satunya adalah
karies.12
Faktor yang terpenting dalam
usaha menjaga kebersihan mulut
adalah faktor kesadaran dan perilaku
pemeliharaan hygiene mulut secara
personal karena kegiatannya
dilakukan di rumah tanpa ada
9
pengawasan dari siapapun,
sepenuhnya tergantung dari
pengetahuan, pemahaman, kesadaran
serta kemauan pihak individu untuk
menjaga kebersihan mulutx.2
Kebersihan gigi dan mulut
masyarakat banyak terabaikan
dikarenakan pola makan yang tidak
dikontrol, dengan cara itu penyakit
gigi dan mulut akan sering timbul
(Depkes R.I, 1990). Penyakit gusi
merupakan akibat peradangan gusi,
biasanya disebabkan oleh plak dan
tampak plak penyakit gusi jarang
terjadi. Ini berarti penyakit gusi dapat
disembuhkan bila setiap orang rajin
membersihkan plak dari gigi-giginya
(Besford, 1996).
Untuk mencegah atau
menurunkan penimbunan plak
dilakukan pembersihan plak secara
mekanis yaitu dengan menggosok
gigi. Untuk menilai kebersihan gigi-
mulut menurut WHO, digunakan
indeks OHIS (Oral HygieneIndeks
Simplified).13
Bahan dan metode
Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 19 Oktober dan 17
November 2013 pada masyarakat
kampung nelayan kelurahan untia
dengan usia 18 tahun keatas.
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan desain
penelitian cross sectional.
Pengambilan sampel dilakukan
dengan mengunjungi kampung
nelayan kemudian peneliti
mendatangi tiap-tiap rumah
masyarakat dan melakukan
pemeriksaan tekanan darah dan
pemeriksaan rongga mulut.
Pengambilan sampel tiap rumah
menggunakan metode purposive
sampling. Kriteria inklusi dalam
10
penelitian ini adalah masyarakat
yang berusia 18 tahun keatas dan
berada di rumah pada saat peneliti
datang sedangkan kriteria eksklusi
adalah yang menolak berpartisipasi
dalam penelitian ini. Sampel
diperoleh sebanyak 262 orang
kemudian di data dan dilakukan
pemeriksaan tekanan darah pada
daerah itu dengan menggunakan alat
sphygmomanometer air raksa dan
stetoskop dan pemeriksaan rongga
mulutnya. Data hasil kuesioner
diolah menggunakan program SPSS
22 dan menggunakan uji Chi –
Square Test (X²) dengan derajat
kepercayaan 95% dan taraf
kemaknaan 0,05
Kriteria Penilaian
Dilakukan pengukuran tekanan darah
dengan menggunakan alat
sphygmomanometer dan stetoskop
untuk mendapatkan sistole dan
diastole.
Tekanan darah di ukur berdasarkan
rekomendasi penatalaksanaan
hipertensi yang dikeluarkan oleh the
7th of Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood
Pressure (JNC-7) 2003, World
Health Organization/ International
Society of Hypertension (WHO-ISH)
1999 dinyatakan bahwa definisi
hipertensi sama untuk semua
golongan umur di atas 18 tahun.
Pengobatan juga bukan berdasarkan
penggolongan umur, melainkan
berdasarkan tingkat tekanan darah
dan adanya risiko kardiovaskuler
pada pasien.
Berikut klasifikasi hipertensi
berdasarkan JNC-7:8
a. Normal : Sistolik <120 mmHg,
Diastolik dan <80 mmHg.
11
b. Prehipertensi : Sistolik 120-139
mmHg, Diastolik atau 80-90
mmHg.
c. Hipertensi stadium 1 : Sistolik
140-159 mmHg, Diastolik atau
90-99 mmHg.
d. Hipertensi stadium 2 : Sistolik ≥
160 mmHg, Diastolik atau ≥ 100
mmHg.
e. Isolated Systolic Hypertension :
Sistolik ≥ 140 mmHg, Diastolik
dan < 90 mmHg.
Alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah alat diagnostik, probe
periodontal, nierbeken, kuesioner,
kapas, betadine, alkohol 70% dan
sphygmomanometer dan stetoskop
Penilaian tingkat kebersihan
mulut digunakan cara dari Greene
dan Vermilion yaitu Simplified Oral
Hygiene Index (OHI) yang terdiri
dari Calculus Index (CI) dan Debris
Index (DI).
Diperiksa enam buah gigi, yaitu:
- Permukaan labial insisivus
sentral kanan atas
- Permukaan labial insisivus
sentral kiri bawah
- Permukaan bukal molar satu
kanan atas
- Permukaan bukal molar satu kiri
atas
- Permukaan lingual molar satu
kiri bawah
- Permukaan lingual molar satu
kanan bawah
12
Calculus index (CI) = jumlah skor kalkulusjumlah gigi yang diperiksa
CI rata-rata = jumlah kalkulus indeks total jumlah gigi anak yang diperiksa
Debris index (DI) = jumlah skor debrisjumlah gigi yang diperiksa
DI rata-rata = jumlah debris indeks total jumlah gigi anak yang diperiksa
Skor OHI-S diperoleh dari jumlah skor CI-S dan DI-S. Skor tingkat kebersihan
mulut OHI-S adalah:
13
Skor Penilaian
0,0 - 1,2 Sedikit
1,3 - 3,0 Sedang
3,1 - 6,0 Jelek
Tujuan penggunaan OHIS ini
adalah mengembangkan suatu tehnik
pengukuran yang dapat dipergunakan
untuk mempelajari epidemiologi dari
penyakit periodontal dan kalkulus.,
untuk menilai hasil dari cara sikat
gigi, menilai kegiatan kesehatan gigi
dari masyarakat, serta menilai efek
segera dan jangka panjang dari
program pendidikan kesehatan gigi.
Karena menyadari bahwa tidak perlu
menilai semua gigi untuk
menentukan derajat kebersihan mulut
seseorang, Green & Vermillion,
1964, menentukan enam permukaan
gigi pilihan yang dapat mewakili
semua segmen anterior dan posterior
dari mulut berdasarkan pemeriksaan
yang dilakukan pada seluruh mulut.
OHI-S adalah indeks untuk
mengukur daerah permukaan gigi
yang tertutup oleh oral debris dan
kalkulus.
14
Hasil Penelitian
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
Karakteristik N %
Jenis kelamin
- Laki-laki
- Perempuan
121
141
46.2
53.8
Etnis
- Bugis
- Makassar
- Lainnya
41
218
3
15.6
83.2
1.1
Pendidikan
- Tidak tamat SD
- SD
- SMP
- SMA/SMK
- S1
3
90
79
86
4
1.1
34.4
30.2
32.8
1.5
Pekerjaan
- Buruh
- IRT
- Karyawan
- Nelayan
- Pelajar
- Pengangguran
- Petani
- Tidak bekerja
- Wiraswasta
1
65
21
56
4
40
5
3
67
4
24.8
8.0
21.4
1.5
15.3
1.9
1.1
25.6
15
Darah
- Normal
- Prehipertensi
- Hipertensi stadium 1
- Hipertensi stadium 2
Umur
- Remaja akhir(17-25 th)
- Dewasa Awal(26-35 th)
- Dewasa Akhir (36-45 th)
- Lansia Awal(46-55 th)
- Lansia Akhir(56-65 th)
Manula ( > 65 th)
127
118
13
4
62
94
52
20
28
6
48.5
45.0
5.0
1.5
23,7
35,9
19,8
7,6
10,7
2,3
Tingkat Kebersihan Mulut
- Baik
- Sedang
- Buruk
41
149
72
15,6
56,9
27,5
Total 262 100
Tabel 1. Memperlihatkan
distribusi frekuensi berdasarkan
karakteristik jenis kelamin, etnis,
pendidikan, pekerjaan, darah dan
umur. Jenis kelamin laki-laki
sebanyak 121 responden (46,2%)
sedangkan jenis kelamin perempuan
sebanyak 141 responden (53,8%).
Persentase tertinggi adalah
perempuan sebesar 53,8% dengan
jumlah sampel 141 responden.
Untuk kategori etnis
menunjukkan bahwa responden yang
etnis bugis sebanyak 41 responden
(15,6%), responden yang etnis
makassar sebanyak 218 responden
16
(83,2%), lainnya sebanyak 3
responden (1,1%). Persentase
tertinggi adalah responden yang etnis
makassar sebesar 83,2% dengan
jumlah sampel 218 responden.
Untuk kategori pendidikan
menunjukkan bahwa responden yang
pendidikannya tidak tamat SD
sebanyak 3 responden (1,1%),
responden yang pendidikannya SD
sebanyak 90 responden (34,4%),
responden yang pendidikannya SMP
sebanyak 79 responden (30,2%),
responden yang pendidikannya
SMA/SMK sebanyak 86 responden
(32,8%), yang pendidikannya S1
sebanyak 4 responden (1,5%).
Persentase tertinggi adalah
responden yang berpendidikan SD
sebesar 34,4% dengan jumlah sampel
90 responden dan persentase
terendah adalah responden yang
tidak tamat SD sebesar 1,1% dengan
jumlah sampel 3 responden.
Untuk kategori pekerjaan
menunjukkan bahwa yang bekerja
sebagai buruh sebanyak 1 responden
(4%), yang bekerja sebagai IRT
sebanyak 65 responden(24,8%), yang
bekerja sebagai karyawan sebanyak
21 responden (8%), yang bekerja
sebagai nelayan sebanyak 56
responden (21,4%), pelajar sebanyak
4 responden (1,5%), pengangguran
sebanyak 40 responden (15,3%),
yang bekerja sebagai petani sebanyak
5 responden (1,9%), responden yang
tidak bekerja sebanyak 3 responden
(1,1%), yang bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 67 responden
(25,6%). Persentase tertinggi adalah
responden yang bekerja sebagai
wiraswasta sebesar 25,6% dengan
jumlah sampel 67 responden dan
persentase terendah adalah
17
responden yang bekerja sebagai
buruh sebesar 4% dengan jumlah
sampel sebanyak 1 responden.
Untuk kategori darah
menunjukkan bahwa responden yang
berusia 17-25 th (remaja akhir)
sebanyak 62 responden (23,7%), usia
26-35 th (dewasa awal) sebanyak 94
responden (35,9%), usia 36-45 th
(dewasa akhir) sebanyak 52
responden (19,8%), usia 46-55 th
(lansia awal) sebanyak 20 responden
(7,6%), usia 56-65 th (lansia akhir)
sebanyak 28 responden (10,7%), usia
> 65 th (manula) sebanyak 6
responden (2,3%). Persentase
tertinggi adalah responden yang
berusia 26-35% (dewasa awal)
sebesar 35,9% dengan jumlah sampel
sebesar 94 responden dan persentase
terendah adalah responden yang
berusia > 65 th (manula) sebesar
2,3% dengan jumlah sampel sebesar
6 responden.
Untuk kategori tingkat
kebersihan mulut menunjukkan
18
bahwa responden yang tingkat
kebersihan mulutnya baik sebanyak
41 responden (15,6%), responden
yang tingkat kebersihan mulutnya
sedang sebanyak 149 responden
(56,9%), dan responden yang tingkat
kebersihan mulutnya buruk sebanyak
72 responden (27,5%). Persentase
tertinggi adalah responden yang
tingkat kebersihan mulutnya sedang
sebesar 56,9% dengan jumlah sampel
sebesar 149 responden dan
persentase terendah adalah
responden yang tingkat kebersihan
mulutnya sebesar 15,6% dengan
jumlah sampel 41 responden.
Tabel 2. Distribusi kategori umur berdasarkan klasifikasi tekanan darah
Tekanan DarahKategori
UmurNormal
Prehipertensi
Hipertensi Stadium 1
Hipertensi Stadium 2
Total
19
RemajaAkhir(17-25 th)
DewasaAwal(26-35 th)
DewasaAkhir(36-45 th)
Lansia Awal(46-55 th)
Lansia Akhir (56-65 th)
Manula(>65th) Total
45(72.6%)
46(48.9%)
24(46.2%)
4(20.0%)
5(17.9%)
3(50.0%)
127(48.5%)
16(25.8%)
46(48.9%)
24(46.2%)
12(60.0%)
18(64.3%)
2(33.3%)
118(45.0%)
1(1.6%)
2(2.1%)
3(5.8%)
3(15.0%)
3(10.7%)
1(16.7%)
13(5.0%)
0(0.0%)
0(0.0%)
1(1.9%)
1(5.0%)
2(7.1%)
0(0.0%)
4(1.5%)
62(100.0%)
94(100.0%)
52(100.0%)
20(100.0%)
28(100.0%)
6(100.0%)
262(100%)
Tabel 2. Menunjukkan bahwa
responden dewasa awal (26-35 th)
memiliki tekanan darah normal dan
tekanan darah prehipertensi tertinggi
sebanyak 46 responden (48,9%) dan
responden manula (>65th) memiliki
tekanan darah terendah yaitu tekanan
darah normal sebanyak 3 responden
(50.0%) dan tekanan darah prehipertensi
sebanyak 2 responden(33,3%).
Tabel 3. Nilai Rerata dan Standar Deviasi CIS, DIS, dan OHIS Berdasarkan Tingkat Tekanan Darah
Tekanan darahCIS
Mean ± SD
DIS
Mean ± SD
OHIS
Mean ± SD
20
Normal
Prehipertensi
Hipertensi stadium 1
Hipertensi stadium 2
1.17 ± 0.65
1.23 ± 0.76
1.00 ± 0.65
1.16 ± 0.88
1.20 ± 0.61
1.29 ± 0.79
1.21 ± 0.87
0.67 ± 0.47
2.38 ± 1.16
2.53 ± 1.38
2.21 ± 1.45
1.84 ± 1.35
Tabel 3. Menunjukkan
bahwa nilai rerata dan standar
deviasi CIS, DIS, OHIS berdasarkan
tingkat tekanan darah. Nilai rerata
dan SD tekanan darah normal dengan
kategori CIS sebesar 1,17 dengan SD
sebesar 0,65, kategori DIS sebesar
1,20 dengan SD sebesar 0,61, dan
kategori OHIS sebesar 2,38 dengan
SD sebesar 1,16. Nilai rerata dan SD
tekanan darah prehipertensi dengan
kategori CIS sebesar 1,23 dengan SD
sebesar 0,76, kategori DIS sebesar
1,29 dengan SD sebesar 0,79, dan
kategori OHIS sebesar 2,53 dengan
SD sebesar 1,38. Nilai rerata dan SD
tekanan darah hipertensi stadium 1
dengan kategori CIS sebesar 1,00
dengan SD sebesar 0,65, kategori
DIS sebesar 1,21 dengan SD sebesar
0,87, dan kategori OHIS sebesar 2,21
dengan SD sebesar 1,45. Nilai rerata
dan SD tekanan darah hipertensi
stadium 2 dengan kategori CIS
sebesar 1,16 dengan SD sebesar 0,88,
kategori DIS sebesar 0,67 dengan SD
sebesar 0,47, dan kategori OHIS
sebesar 1,84 dengan SD sebesar 1,35.
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa
tingkat tekanan darah prehipertensi
yang tertinggi nilai rerata dan nilai
standar deviasi CIS (1,23±0,76),
DIS(1,29±0,79) dan OHIS
nya(2,53±1,38).
Tabel 4. Nilai Rerata dan Standar Deviasi CIS, DIS, dan OHIS Berdasarkan Kategori Umur
21
Kategori umurCIS
Mean ± SD
DIS
Mean ± SD
OHIS
Mean ± SD
Remaja Akhir
Dewasa Awal
Dewasa Akhir
Lansia Awal
Lansia Akhir
Manula
1.21 ± 0.61
1.31 ± 0.75
1.34 ± 0.6
1.0 ± 0.82
0.77 ± 0.63
0.61 ± 0.71
1.19 ± 0.65
1.43 ± 0.99
1.33 ± 0.66
1.05 ± 0.95
0.79 ± 0.55
0.5 ± 0.55
2.40 ± 1.11
2.74 ± 1.26
2.67 ± 1.11
2.05 ± 1.71
1.57 ± 1.09
1.11 ± 1.24
Tabel 4. Menunjukkan
bahwa responden yang berusia 36-45
th (dewasa akhir) yang memiliki nilai
rerata yang tertinggi yaitu sebesar
1,34 dengan SD sebesar 0,6.
Responden yang berusia 26-35 th
(dewasa awal) yang memiliki nilai
rerata DIS dan OHIS yang tertinggi
yaitu nilai rerata DIS sebesar 1,43
dengan SD sebesar 0,99 dan nilai
rerata OHIS sebesar 2,74 dengan
standar deviasi sebesar 1,26.
Tabel 5. Nilai Rerata dan Standar Deviasi CIS, DIS, dan OHIS Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis KelaminCIS
Mean ± SD
DIS
Mean ± SD
OHIS
Mean ± SD
Laki-laki
Perempuan
1.14± 0.66
1.24 ± 0.74
1.27 ± 0.74
1.21 ± 0.69
2.41 ± 1.27
2.45 ± 1.29
Tabel 5. Menunjukkan
bahwa responden laki-laki pada
kategori DIS nilai rata-rata dan SD
nya tertinggi sebesar 1,27 ± 0,74, dan
pada responden perempuan tertinggi
pada kategori CIS dan OHIS dengan
nilai rata-rata dan standar deviasinya
22
sebesar CIS (1,24 ± 0,74) dan OHIS (2,45 ± 1,29).
Tabel 6. Distribusi antara Tekanan Darah dengan Status Kebersihan Mulut
Tekanan darah
Status kebersihan mulut
Baik Sedang Buruk
n % n % n %
Normal
Prehipertensi
Hipertensi Stadium 1
Hipertensi Stadium 2
19
18
3
1
15.0
15.3
23.1
25.0
76
63
7
3
59.8
53.4
53.8
75.0
32
37
3
0
25.2
31.4
23.1
0.0
Total 41 78,4 149 242 72 79,7
Tabel 6. Untuk tekanan darah
normal status kebersihan mulut
sedang sebanyak 76 responden
(59,8%) dan tekanan darah
prehipertensi status kebersihan
mulutnya buruk sebanyak 37
responden (31,4%).
Pembahasan
Pada penelitian ini peneliti
ingin menggambarkan tekanan darah
dan status kebersihan rongga mulut
pada masyarakat usia dewasa
kampung nelayan kelurahan untia
Makassar. Penelitian ini
menggunakan indeks kebersihan
mulut (Greene dan Vermillion, 1960)
dan indeks plak (Silness dan Loe,
1964).
Pada penelitian ini
didapatkan jumlah responden
sebanyak 262 responden yang diteliti
23
terdiri dari 121 laki-laki (46,2%) dan
141 perempuan (53,8%). Data ini
memperlihatkan jumlah responden
perempuan lebih banyak daripada
responden laki-laki dikarenakan pada
saat pengambilan data dilakukan
pada pagi sampe siang hari di
kampung nelayan kelurahan Untia
Makassar, sehingga responden
perempuan yang lebih banyak di
teliti disebabkan responden laki-laki
banyak yang pergi kerja dan belum
pulang pada saat pengambilan data.
Menurut Kumar, Abbas dan
Fausto (2005) pada dasarnya
prevalensi terjadinya hipertensi pada
wanita sama dengan pria.8
Penelitian ini mendapatkan
hasil bahwa kelompok usia 26-35
tahun (dewasa awal) adalah
kelompok yang paling banyak yang
memiliki tekanan darah normal dan
tekanan darah prehipertensi yaitu
sebanyak 46 responden (48,9%) dan
responden manula (>65 tahun) yang
memiliki tekanan darah normal
(sebanyak 3 responden 50%) dan
tekanan darah prehipertensi
(sebanyak 2 responden 33,3%)
terendah, dikarenakan pada saat
pengambilan data responden yang
paling banyak di temui adalah
responden yang rata-rata umurnya
sekitar 18 – 45 tahun. Responden
yang > 45 tahun belum pulang kerja.
Penelitian yang dilakukan
Dhianningtyas & Hendrati, 2006
menyatakan bahwa pada umumnya
penderita hipertensi adalah orang-
orang berusia diatas 40 tahun, namun
saat ini tidak menutup kemungkinan
diderita oleh orang usia muda.
Sebagian besar hipertensi primer
terjadi pada usia 25-45 tahun dan
hanya pada 20% terjadi dibawah usia
20 tahun dan diatas 50 tahun. Hal ini
24
disebabkan karena orang pada usia
produktif jarang memperhatikan
kesehatan, seperti pola makan dan
pola hidup yang kurang sehat seperti
merokok.5
Penelitian ini menunjukkan
bahwa responden yang tekanan
darahnya normal status kebersihan
mulutnya sedang, sebanyak 76
responden (59,8%) dan responden
yang tekanan darahx prehipertensi
status kebersihan mulutnya buruk
sebanyak 37 responden (31,4%) .
Andriani,2011 mengatakan
bahwa beberapa faktor resiko yang
dapat mempengaruhi hipertensi
antara lain: umur, jenis kelamin,
merokok, stress, konsumsi alkohol,
konsumsi garam, pendapatan, status
gizi dan obesitas.8
Pasien dengan prehipertensi
berisiko mengalami peningkatan
tekanan darah menjadi hipertensi.
Mereka yang tekanan darahnya
berkisar antara 130-139/80-89
mmHg dalam sepanjang hidupnya
akan memiliki dua kali resiko
menjadi hipertensi dan mengalami
penyakit kardiovaskuler daripada
yang tekanan darahnya lebih
rendah.10
Data hipertensi yang lengkap
sebagian besar dari negara-negara
yang sudah maju. Data dari The
National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES)
menunjukkan bahwa dari tahun
1999-2000, insiden hipertensi pada
orang dewasa adalah sekitar 29-31%,
yang berarti terdapat 58-65 juta
orang hipertensi di Amerika dan
terjadi peningkatan 15 juta dari data
NHNES III tahun 1988-1991.10
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
tentang gambaran tekanan darah dan
25
status kebersihan rongga mulut pada
masyarakat usia dewasa kampung
nelayan Kelurahan Untia pada
tanggal 19 Oktober – 17 November
2013, maka dapat disimpulkan
bahwa responden dewasa awal (26-
35th) yang memiliki tekanan darah
normal dan prehipertensi yang paling
banyak yaitu 46 responden atau
48,9%, dan pada distribusi tekanan
darah prehipertensi lebih banyak
ditemukan pada masyarakat
kampung nelayan Kelurahan Untia.
Tingkat tekanan darah prehipertensi
memiliki nilai rerata dan nilai standar
deviasi yang tertinggi yaitu nilai CIS
sebesar (1,23±0,76), DIS sebesar
(1,29±0,79) dan OHIS sebesar
(2,53±1,38). Masyarakat kampung
nelayan Kelurahan Untia yang
tekanan darahnya prehipertensi status
kebersihan mulutnya buruk sebanyak
37 responden (31,4%)
DAFTAR PUSTAKA
1. Gambaran penyakit gingivitis ditinjau dari kebersihan gigi dan mulut pada pasien yang berkunjung ke rumah sakit ibu & anak Banda Aceh tahun 2011. Available from : http://akbaranthonie.blogspot.com/2012/06/gambaran-penyakit-gingivitis-di-tinjau.html (diakses 10 Mei 2014)
2. Ristya W (2003), “ Hubungan perilaku membersihkan gigi terhadap tingkat kebersihan mulut siswa sekolah dasar negeri di wilayah puskesmas Gladak Pakem kabupaten Jember”, J Dentistry Indonesia vol.10(3).pp. 9-14
3. Carranza FA. Glickman’s Clinical Periodontology. Ed ke 9. WB Saunders Company Tokyo.1990
4. Manson J.D.(1993), Buku Ajar Periodonti (Outline of periodontics), Jakarta, Hipokrates. pp. 99.
5. Febby H.D. (2013), “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat tahun 2012”, J Ilmiah Kesehatan vol.5(1). pp. 20
6. 432.115 Warga Makassar Hidup di Pemukiman Kumuh. www.sindonews.com diakses maret 2014
26
7. Daya tahan tubuh masyarakat miskin di pemukiman kumuh dibandingkan masyarakat menengah atas di perumahan http://mohammadgie.wordpress.com/2012/04/13/daya-tahan-tubuh-masyarakat-miskin-di-pemukiman-kumuh-dibandingkan-masyarakat-menengah-atas-di-perumahan/ diakses 10 Mei 2014
8. Venny R.P, Zaimah Z (2012), “ Gambaran status gizi pasien hipertensi lansia di RSUP H. Adam Malik Medan”, J Fk Usu vol.1 no.1 pp. 2
9. Tekanan darah, http://id.wikipedia.org/wiki/tekanan_darah. diakses 10 Mei 2014
10. Yogiantoro M.” Hipertensi Esensial”, in Buku Ajar Ilmu Penyakit Alam, ed.Aru W.S, Bambang, Idrus A,
Diponegoro 71 Jakarta pusat, Internal Publishing; (2009). pp. 1079-1081
11. Altryany S (2013), “ Gambaran status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa dengan gigi berjejal” J e-Gigi(eG) vol.1 no.1, pp.52
12. Anonim, “ Pencegahan dan pemeliharaan” Available from: http://www.usupress.usus.ac.id/files/menujugigidanmulutsehat_pencegahandanpemeliharaan_normalbab1.pdf diakses 10 Mei 2014
13. Indirawati TN, Frans XS
(2010), “ Gambaran kebersihan mulut dan gingivitis pada murid sekolah dasar di puskesmas Sepatan, Kabupaten Tangerang”, Artikel Media Litbang Kesehatan vol.xx no.4.pp.180
27