41
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN PENELITIAN GAMBARAN TEKANAN DARAH DAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT MASYARAKAT USIA DEWASA DI KAMPUNG NELAYAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2013-2014 Oleh : Nama : DETTY IRMAYASARI Stambuk : J 111 04 008 Pembimbing : PROF.DR.DRG.BURHANUDDIN DP, M.KES Dibacakan di : Ruang Seminar IKGM Tanggal baca : Selasa 20 Mei 2014 BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI 0

Penda Hulu Ansdfa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

xcfhfskdhfs

Citation preview

Page 1: Penda Hulu Ansdfa

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN PENELITIAN

GAMBARAN TEKANAN DARAH DAN STATUS KEBERSIHAN

RONGGA MULUT MASYARAKAT USIA DEWASA DI KAMPUNG

NELAYAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2013-2014

Oleh :

Nama : DETTY IRMAYASARI

Stambuk : J 111 04 008

Pembimbing : PROF.DR.DRG.BURHANUDDIN DP, M.KES

Dibacakan di : Ruang Seminar IKGM

Tanggal baca : Selasa 20 Mei 2014

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

0

Page 2: Penda Hulu Ansdfa

GAMBARAN TEKANAN DARAH DAN STATUS KEBERSIHAN

RONGGA MULUT MASYARAKAT USIA DEWASA DI KAMPUNG

NELAYAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2013-2014

Detty Irmayasari

Mahasiswa kepanitraan klinik bagian ilmu kesehatan gigi masyarakat

Fakultas kedokteran gigi

Universitas hasanuddin

Abstrak

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi, peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap (Ibnu M,1996). Terdapat dua macam kelainan tekanan darah antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Indeks status kebersihan mulut yang paling sering digunakan adalah indeks kebersihan mulut (Greene dan Vermillion, 1960) dan indeks plak (Silness dan Loe, 1964). Indeks kebersihan mulut merupakan indeks gabungan yang menentukan skor debris dan deposit kalkulus baik untuk semua atau hanya untuk permukaan gigi yang terpilih saja. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober dan 17 November 2013 pada masyarakat kampung nelayan kelurahan untia dengan usia 18 tahun keatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tekanan darah dan status kebersihan rongga mulut pada masyarakat usia dewasa kampung nelayan kelurahan untia kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Tekanan darah dinilai dengan the 7th of Joint National Committe on Prevention, Detection,Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) 2003, World Health Organization International Society of Hypertension (WHO-ISH) 1999 sedangkan Indeks status kebersihan mulut dinilai berdasarkan indeks kebersihan mulut (Greene dan Vermillion, 1960) dan dan indeks plak (Silness dan Loe, 1964) . Hasil penelitian: sebanyak 262 responden yang diteliti terdiri dari 121 laki-laki (46,2%) dan 141 perempuan (53,8%),berkisar antara 18 sampai 60 tahun. Pada penelitian ini responden dewasa awal (26-35th) yang memiliki tekanan darah normal dan prehipertensi yang paling banyak yaitu 46 responden atau 48,9%, dan Untuk tekanan darah normal status kebersihan mulut sedang sebanyak 76 responden (59,8%) dan tekanan darah prehipertensi status kebersihan mulutnya buruk sebanyak 37 responden (31,4%). Kesimpulan : pada distribusi tekanan darah prehipertensi lebih banyak ditemukan pada masyarakat kampung nelayan Kelurahan Untia. Tingkat tekanan darah prehipertensi memiliki nilai rerata dan nilai standar deviasi yang tertinggi yaitu nilai CIS sebesar (1,23±0,76), DIS sebesar (1,29±0,79) dan OHIS sebesar (2,53±1,38). Masyarakat kampung nelayan Kelurahan Untia yang tekanan darahnya prehipertensi status kebersihan mulutnya buruk sebanyak 37 responden (31,4%)

Kata kunci : tekanan darah, status kebersihan rongga mulut

1

Page 3: Penda Hulu Ansdfa

Pendahuluan

Indonesia merupakan salah

satu negara berkembang yang harus

membenah diri agar setara dengan

negara-negara lainnya. Berbagai

upaya pemerintah untuk memajukan

kesejahteraan umum mencerdaskan

bangsa, diantaranya adalah

pembangunan kesehatan yang

diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat akan penting

hidup sehat. Pembangunan dibidang

kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan

menjadi lebih baik. Pembangunan

dibidang kesehatan gigi adalah

bagian integral pembangunan

kesehatan nasional. Artinya, dalam

melaksanakan pembangunan

dibidang kesehatan, pembangunan

dibidang kesehatan gigi tidak boleh

ditinggalkan, demikian juga

sebaliknya (Suwelo, 1992)1

Kebersihan gigi dan mulut

masyarakat banyak terabaikan

dikarenakan pola makan yang tidak

dikontrol, dengan cara itu penyakit

gigi dan mulut akan sering timbul

(Depkes R.I, 1990). Berdasarkan

Survey Kesehatan Rumah Tangga –

Survey Kesehatan Nasional tahun

2010, penyakit periodontal

menduduki urutan kedua dengan

jumlah penderita 42,8% penduduk

Indonesia. Hal ini menunjukkan

bahwa masih tingginya angka

penyakit gigi dan mulut yang masih

terjadi di masyarakat saat ini,

dikarenakan oleh faktor kebersihan

gigi dan mulut yang jelek.1

Wardani, mengemukakan

bahwa masalah utama kesehatan gigi

di Indonesia selain keadaan

kebersihan mulut yang umumnya

2

Page 4: Penda Hulu Ansdfa

kurang memenuhi syarat juga

menyangkut tingginya prevalensi

penyakit jaringan keras gigi dan

jaringan penyangga gigi atau

jaringan periodontal. Prevalensi

penyakit periodontal hampir

mendekati 100% yang disebabkan

kondisi kebersihan mulut yang jelek.2

Kebersihan mulut sangat

ditentukan oleh perilaku personal.

Pemeliharaan higiene mulut yang

tidak benar menyebabkan mudahnya

penumpukan plak, materia alba dan

kalkulus yang pada akhirnya akan

merugikan kesehatan periodontal. 3

Boediharjo menyatakan bahwa

yang terpenting dalam usaha

menjaga kebersihan mulut adalah

faktor kesadaran dan perilaku

pemeliharaan higiene mulut personal.

Hal ini begitu penting karena

kegiatannya dilakukan dirumah tanpa

ada pengawasan dari siapapun,

sepenuhnya tergantung dari

pengetahuan, pemahaman, kesadaran

serta kemauan dari pihak individu

untuk menjaga kesehatan mulutnya. 2

Menurut Carranza, kalkulus atau

karang gigi adalah endapan yang

terkalsifikasi yang terbentuk pada

permukaan gigi yang mineralisasi. 3

Menurut Rahman dental stain

adalah deposit berpigmen yang

melekat pada permukaan gigi dan

merupakan hasil proses pigmentasi

pada acquired pellicle yang

disebabkan bakteri chromogenik,

makanan dan zat kimia. Ekstrinsik

stain terdapat pada permukaan luar

gigi dan dapat dibersihkan. 2

Indeks status kebersihan

mulut yang paling sering digunakan

adalah indeks kebersihan mulut

(Greene dan Vermillion, 1960) dan

indeks plak (Silness dan Loe, 1964).

Indeks kebersihan mulut merupakan

3

Page 5: Penda Hulu Ansdfa

indeks gabungan yang menentukan

skor debris dan deposit kalkulus baik

untuk semua atau hanya untuk

permukaan gigi yang terpilih saja.4

Debris rongga mulut adalah

benda asing yang lunak yang melekat

pada gigi. Debris rongga mulut dan

kalkulus dapat diberi skor secara

terpisah. Skor debris rongga mulut

adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada debris atau stain

2. Debris lunak yang menutupi

tidak lebih dari sepertiga

permukaan gigi

3. Debris lunak yang menutupi

lebih dari sepertiga tetapi tidak

lebih dari dua pertiga permukaan

gigi

4. Debris lunak yang menutupi

lebih dari duapertiga permukaan

gigi

Skor kalkulus ditentukan

berdasarkan pada kriteria yang sama

dengan penambahan bahwa bercak

kalkulus subgingiva diberi skore 2

dan garis kalkulus subgingiva yang

besar serta kontinu diberi skor 3.

Skor debris dan kalkulus harus

ditambah dan dibagi dengan jumlah

permukaan yang diperiksa untuk

menentukan skor kebersihan mulut.4

Tekanan darah merupakan

faktor yang amat penting pada sistem

sirkulasi, peningkatan atau

penurunan tekanan darah akan

mempengaruhi homeostasis di dalam

tubuh. Tekanan darah selalu

diperlukan untuk daya dorong

mengalirnya darah di dalam arteri,

arteriola, kapiler dan sistem vena,

sehingga terbentuklah suatu aliran

darah yang menetap (Ibnu M,1996).

Terdapat dua macam kelainan

tekanan darah antara lain yang

dikenal sebagai hipertensi atau

4

Page 6: Penda Hulu Ansdfa

tekanan darah tinggi dan hipotensi

atau tekanan darah rendah.5

Sebanyak 432.115 jiwa atau

131.299 kepala keluarga (kk) dari

total penduduk kota Makassar,

sekitar 1,4 juta orang menetap dalam

kawasan pemukiman kumuh.

Berdasarkan data Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda),

pemukiman kumuh yang tersebar di

seluruh kecamatan menempati area

seluas 47,62 km2. Jumlah Ini sekitar

¼ dari total luas kota Makassar 195

km2. Dari 14 kecamatan yang ada

warga yang tinggal dalam kawasan

pemukiman miskin paling banyak di

Tamalate sebanyak 15.893 kk.

Selanjutnya berturut-turut,

Kecamatan Tallo 9.344 kk,

Tamalanrea 9.277 kk, Panakkukang

8.853 kk, Mariso 7.501 kk, Ujung

tanah 6.014 kk, Manggala 5.170 kk,

Wajo 4.005 kk, Mamajang 3.189 kk,

Ujung Pandang 2.217 kk, dan

Biringkanaya 961 kk. Biringkanaya

yang merupakan kecamatan paling

luas di Makassar hanya terdata satu

kawasan kumuh yakni Kelurahan

Untia.6

Pemenuhan kebutuhan

makanan yang layak dan memenuhi

persyaratan gizi masih menjadi

masalah bagi masyarakat miskin

yang merupakan mayoritas penghuni

lingkungan kumuh. Terbatasnya

kecukupan dan kelayakan mutu

pangan berkaitan dengan rendahnya

daya beli. Masyarakat di pemukiman

kumuh mempunyai penghasilan yang

pas-pasan, mungkin dengan

penghasilannya tersebut mereka

hanya dapat memenuhi kebutuhan

makan mereka hanya sekali sehari,

atau mungkin mereka tidak dapat

makan setiap hari, sekalipun mereka

makan tetapi kualitas makanan yang

5

Page 7: Penda Hulu Ansdfa

mereka konsumsi belum tentu dapat

dikatakan layak untuk di konsumsi

pada umumnya.7

Kondisi kesehatan masyarakat di

daerah kumuh juga menurut ilmu

kesehatan menduduki derajat yang

sangat rendah. Penyebab utama dari

rendahnya derajat kesehatan

masyarakat daerah kumuh selain

ketidakcukupan pangan adalah

keterbatasan akses terhadap layanan

kesehatan dasar, rendahnya mutu

layanan kesehatan dasar, kurangnya

pemahaman terhadap perilaku hidup

sehat, dan kurangnya layanan

kesehatan reproduksi. 7

Kecamatan Biringkanaya

merupakan kecamatan terluas

dikota Makassar dengan luas wilayah

48,22 km2,berdasarkan data BPS

jumlah sarana kesehatan di

Kecamatan Biringkanaya tercatat 2

rumah sakit umum, 2 puskesmas, 8

pustu, 1 BKIA, 7 rumah bersalin dan

88 posyandu. Untuk tenaga medis

tercatat 59 orang dokter umum dan 9

dokter gigi.

Dengan memperhatikan

kondisi lingkungan dan tingkat

konsumsi makanan yang cukup gizi

di Kelurahan untia, peneliti tertarik

untuk mengetahui kesehatan

masyarakat dan pola kesehatan

rongga mulut masyarakat dalam hal

melihat gambaran tekanan darah dan

status kebersihan rongga mulut

masyarakat usia dewasa kampung

nelayan kelurahan untia.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang

yang telah diuraikan di atas maka

dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana gambaran tekanan

darah dan status kebersihan rongga

mulut masyarakat usia dewasa

6

Page 8: Penda Hulu Ansdfa

kampung nelayan kelurahan untia

kota Makassar.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui gambaran

tekanan darah dan status kebersihan

rongga mulut pada masyarakat usia

dewasa kampung nelayan kelurahan

untia kota Makassar.

Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini dapat

dijadikan gambaran tekanan darah

dan status kebersihan rongga mulut

pada masyarakat usia dewasa

kampung nelayan kelurahan untia

kota Makassar.

Tinjauan Pustaka

Menurut Seventh Report of

the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood

Pressure, umumnya tekanan darah

bertambah secara perlahan dengan

bertambahnya umur. 8

Menurut Gardner (2007)

tekanan darah adalah tekanan yang

digunakan untuk mengedarkan darah

dalam pembuluh darah dalam tubuh

kita.8

Tekanan darah dalam

kehidupan seseorang bervariasi

secara alami. Tekanan darah juga

dipengaruhi oleh aktivitas fisik,

dimana akan lebih tinggi pada saat

melakukan aktivitas dan lebih rendah

ketika beristirahat. Tekanan darah

dalam satu hari juga berbeda, paling

tinggi di waktu pagi hari dan paling

rendah pada saat tidur malam hari.9

7

Page 9: Penda Hulu Ansdfa

Tekanan darah dibagi atas:

tekanan darah rendah (hipotensi) :

sistolik < 90 mmHg dan diastolik <

60 mmHg, tekanan darah normal

(normotensi): sistolik 90-140 mmHg

dan diastolik 60-90 mmHg, tekanan

darah tinggi (hipertensi): sistolik

>140-160 mmHg, diastolik >90-95

mmHg (Gunawan, 2001). 9

Menurut The Seventh Report

of the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood

Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan

darah pada orang dewasa terbagi

menjadi kelompok normal,

prahipertensi, hipertensi derajat 1

dan derajat 2. 10

https://www.google.com/search?q=tekanan+darah&client=firefoxa&hs=kFW&rls=org.mozilla:enUS:official&tm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=cKQrUWSESs0AG95IGAAg&ved=0CE0QsAQ&biw=1024&bih=507&dpr=1

Masih ada beberapa klasifikasi dan

pedoman penanganan hipertensi lain

dari World Health Organization

(WHO)dan International Society of

Hypertension (ISH), dari European

Society of Hypertension(ESH,

bersama European Society of

Cardiology), British Hypertension

Society (BSH) serta Canadian

Hypertension Education Program

8

Page 10: Penda Hulu Ansdfa

(CHEP) tetapi umumnya digunakan

JNC 7. 10

Banyak faktor yang dapat

memperbesar risiko atau

kecenderungan seseorang menderita

hipertensi, diantaranya ciri-ciri

individu seperti umur, jenis kelamin

dan suku, faktor genetik serta faktor

lingkungan yang meliputi obesitas,

stres, konsumsi garam, merokok,

konsumsi alkohol, dan sebagainya

(Kaplan,1985).5

Hasil Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) tahun 2010

Departemen Kesehatan RI

menunjukkan bahwa 63% penduduk

Indonesia menderita penyakit gigi

dan mulut meliputi karies gigi dan

penyakit jaringan penyangga.11

Penyakit gusi dan jaringan

periodontal menduduki urutan ke

tujuh dari sepuluh penyakit tebanyak

di Kota Malang pada tahun 2009.

Sedangkan penyakit pulpa dan

jaringan periodontal menduduki

urutan ke delapan. Kebersihan mulut

yang bagus akan membuat gigi dan

jaringan sekitarnya sehat seperti

bagian-bagian lain dari tubuh.11

Gigi dan mulut merupakan

investasi bagi kesehatan sepanjang

hidup, perannya cukup besar dalam

mempersiapkan zat makanan

sebelum absorbsi nutrisi pada saluran

pencernaan disamping fungsi estetis

dan bicara. Berbagai penyakit

maupun keluhan gigi dan mulut

dapat mempengaruhi berbagai fungsi

rongga mulut salah satunya adalah

karies.12

Faktor yang terpenting dalam

usaha menjaga kebersihan mulut

adalah faktor kesadaran dan perilaku

pemeliharaan hygiene mulut secara

personal karena kegiatannya

dilakukan di rumah tanpa ada

9

Page 11: Penda Hulu Ansdfa

pengawasan dari siapapun,

sepenuhnya tergantung dari

pengetahuan, pemahaman, kesadaran

serta kemauan pihak individu untuk

menjaga kebersihan mulutx.2

Kebersihan gigi dan mulut

masyarakat banyak terabaikan

dikarenakan pola makan yang tidak

dikontrol, dengan cara itu penyakit

gigi dan mulut akan sering timbul

(Depkes R.I, 1990). Penyakit gusi

merupakan akibat peradangan gusi,

biasanya disebabkan oleh plak dan

tampak plak penyakit gusi jarang

terjadi. Ini berarti penyakit gusi dapat

disembuhkan bila setiap orang rajin

membersihkan plak dari gigi-giginya

(Besford, 1996).

Untuk mencegah atau

menurunkan penimbunan plak

dilakukan pembersihan plak secara

mekanis yaitu dengan menggosok

gigi. Untuk menilai kebersihan gigi-

mulut menurut WHO, digunakan

indeks OHIS (Oral HygieneIndeks

Simplified).13

Bahan dan metode

Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 19 Oktober dan 17

November 2013 pada masyarakat

kampung nelayan kelurahan untia

dengan usia 18 tahun keatas.

Penelitian ini merupakan penelitian

observasional analitik dengan desain

penelitian cross sectional.

Pengambilan sampel dilakukan

dengan mengunjungi kampung

nelayan kemudian peneliti

mendatangi tiap-tiap rumah

masyarakat dan melakukan

pemeriksaan tekanan darah dan

pemeriksaan rongga mulut.

Pengambilan sampel tiap rumah

menggunakan metode purposive

sampling. Kriteria inklusi dalam

10

Page 12: Penda Hulu Ansdfa

penelitian ini adalah masyarakat

yang berusia 18 tahun keatas dan

berada di rumah pada saat peneliti

datang sedangkan kriteria eksklusi

adalah yang menolak berpartisipasi

dalam penelitian ini. Sampel

diperoleh sebanyak 262 orang

kemudian di data dan dilakukan

pemeriksaan tekanan darah pada

daerah itu dengan menggunakan alat

sphygmomanometer air raksa dan

stetoskop dan pemeriksaan rongga

mulutnya. Data hasil kuesioner

diolah menggunakan program SPSS

22 dan menggunakan uji Chi –

Square Test (X²) dengan derajat

kepercayaan 95% dan taraf

kemaknaan 0,05

Kriteria Penilaian

Dilakukan pengukuran tekanan darah

dengan menggunakan alat

sphygmomanometer dan stetoskop

untuk mendapatkan sistole dan

diastole.

Tekanan darah di ukur berdasarkan

rekomendasi penatalaksanaan

hipertensi yang dikeluarkan oleh the

7th of Joint National Committe on

Prevention, Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood

Pressure (JNC-7) 2003, World

Health Organization/ International

Society of Hypertension (WHO-ISH)

1999 dinyatakan bahwa definisi

hipertensi sama untuk semua

golongan umur di atas 18 tahun.

Pengobatan juga bukan berdasarkan

penggolongan umur, melainkan

berdasarkan tingkat tekanan darah

dan adanya risiko kardiovaskuler

pada pasien.

Berikut klasifikasi hipertensi

berdasarkan JNC-7:8

a. Normal : Sistolik <120 mmHg,

Diastolik dan <80 mmHg.

11

Page 13: Penda Hulu Ansdfa

b. Prehipertensi : Sistolik 120-139

mmHg, Diastolik atau 80-90

mmHg.

c. Hipertensi stadium 1 : Sistolik

140-159 mmHg, Diastolik atau

90-99 mmHg.

d. Hipertensi stadium 2 : Sistolik ≥

160 mmHg, Diastolik atau ≥ 100

mmHg.

e. Isolated Systolic Hypertension :

Sistolik ≥ 140 mmHg, Diastolik

dan < 90 mmHg.

Alat dan bahan yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah alat diagnostik, probe

periodontal, nierbeken, kuesioner,

kapas, betadine, alkohol 70% dan

sphygmomanometer dan stetoskop

Penilaian tingkat kebersihan

mulut digunakan cara dari Greene

dan Vermilion yaitu Simplified Oral

Hygiene Index (OHI) yang terdiri

dari Calculus Index (CI) dan Debris

Index (DI).

Diperiksa enam buah gigi, yaitu:

- Permukaan labial insisivus

sentral kanan atas

- Permukaan labial insisivus

sentral kiri bawah

- Permukaan bukal molar satu

kanan atas

- Permukaan bukal molar satu kiri

atas

- Permukaan lingual molar satu

kiri bawah

- Permukaan lingual molar satu

kanan bawah

12

Page 14: Penda Hulu Ansdfa

Calculus index (CI) = jumlah skor kalkulusjumlah gigi yang diperiksa

CI rata-rata = jumlah kalkulus indeks total jumlah gigi anak yang diperiksa

Debris index (DI) = jumlah skor debrisjumlah gigi yang diperiksa

DI rata-rata = jumlah debris indeks total jumlah gigi anak yang diperiksa

Skor OHI-S diperoleh dari jumlah skor CI-S dan DI-S. Skor tingkat kebersihan

mulut OHI-S adalah:

13

Page 15: Penda Hulu Ansdfa

Skor Penilaian

0,0 - 1,2 Sedikit

1,3 - 3,0 Sedang

3,1 - 6,0 Jelek

Tujuan penggunaan OHIS ini

adalah mengembangkan suatu tehnik

pengukuran yang dapat dipergunakan

untuk mempelajari epidemiologi dari

penyakit periodontal dan kalkulus.,

untuk menilai hasil dari cara sikat

gigi, menilai kegiatan kesehatan gigi

dari masyarakat, serta menilai efek

segera dan jangka panjang dari

program pendidikan kesehatan gigi.

Karena menyadari bahwa tidak perlu

menilai semua gigi untuk

menentukan derajat kebersihan mulut

seseorang, Green & Vermillion,

1964, menentukan enam permukaan

gigi pilihan yang dapat mewakili

semua segmen anterior dan posterior

dari mulut berdasarkan pemeriksaan

yang dilakukan pada seluruh mulut.

OHI-S adalah indeks untuk

mengukur daerah permukaan gigi

yang tertutup oleh oral debris dan

kalkulus.

14

Page 16: Penda Hulu Ansdfa

Hasil Penelitian

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

Karakteristik N %

Jenis kelamin

- Laki-laki

- Perempuan

121

141

46.2

53.8

Etnis

- Bugis

- Makassar

- Lainnya

41

218

3

15.6

83.2

1.1

Pendidikan

- Tidak tamat SD

- SD

- SMP

- SMA/SMK

- S1

3

90

79

86

4

1.1

34.4

30.2

32.8

1.5

Pekerjaan

- Buruh

- IRT

- Karyawan

- Nelayan

- Pelajar

- Pengangguran

- Petani

- Tidak bekerja

- Wiraswasta

1

65

21

56

4

40

5

3

67

4

24.8

8.0

21.4

1.5

15.3

1.9

1.1

25.6

15

Page 17: Penda Hulu Ansdfa

Darah

- Normal

- Prehipertensi

- Hipertensi stadium 1

- Hipertensi stadium 2

Umur

- Remaja akhir(17-25 th)

- Dewasa Awal(26-35 th)

- Dewasa Akhir (36-45 th)

- Lansia Awal(46-55 th)

- Lansia Akhir(56-65 th)

Manula ( > 65 th)

127

118

13

4

62

94

52

20

28

6

48.5

45.0

5.0

1.5

23,7

35,9

19,8

7,6

10,7

2,3

Tingkat Kebersihan Mulut

- Baik

- Sedang

- Buruk

41

149

72

15,6

56,9

27,5

Total 262 100

Tabel 1. Memperlihatkan

distribusi frekuensi berdasarkan

karakteristik jenis kelamin, etnis,

pendidikan, pekerjaan, darah dan

umur. Jenis kelamin laki-laki

sebanyak 121 responden (46,2%)

sedangkan jenis kelamin perempuan

sebanyak 141 responden (53,8%).

Persentase tertinggi adalah

perempuan sebesar 53,8% dengan

jumlah sampel 141 responden.

Untuk kategori etnis

menunjukkan bahwa responden yang

etnis bugis sebanyak 41 responden

(15,6%), responden yang etnis

makassar sebanyak 218 responden

16

Page 18: Penda Hulu Ansdfa

(83,2%), lainnya sebanyak 3

responden (1,1%). Persentase

tertinggi adalah responden yang etnis

makassar sebesar 83,2% dengan

jumlah sampel 218 responden.

Untuk kategori pendidikan

menunjukkan bahwa responden yang

pendidikannya tidak tamat SD

sebanyak 3 responden (1,1%),

responden yang pendidikannya SD

sebanyak 90 responden (34,4%),

responden yang pendidikannya SMP

sebanyak 79 responden (30,2%),

responden yang pendidikannya

SMA/SMK sebanyak 86 responden

(32,8%), yang pendidikannya S1

sebanyak 4 responden (1,5%).

Persentase tertinggi adalah

responden yang berpendidikan SD

sebesar 34,4% dengan jumlah sampel

90 responden dan persentase

terendah adalah responden yang

tidak tamat SD sebesar 1,1% dengan

jumlah sampel 3 responden.

Untuk kategori pekerjaan

menunjukkan bahwa yang bekerja

sebagai buruh sebanyak 1 responden

(4%), yang bekerja sebagai IRT

sebanyak 65 responden(24,8%), yang

bekerja sebagai karyawan sebanyak

21 responden (8%), yang bekerja

sebagai nelayan sebanyak 56

responden (21,4%), pelajar sebanyak

4 responden (1,5%), pengangguran

sebanyak 40 responden (15,3%),

yang bekerja sebagai petani sebanyak

5 responden (1,9%), responden yang

tidak bekerja sebanyak 3 responden

(1,1%), yang bekerja sebagai

wiraswasta sebanyak 67 responden

(25,6%). Persentase tertinggi adalah

responden yang bekerja sebagai

wiraswasta sebesar 25,6% dengan

jumlah sampel 67 responden dan

persentase terendah adalah

17

Page 19: Penda Hulu Ansdfa

responden yang bekerja sebagai

buruh sebesar 4% dengan jumlah

sampel sebanyak 1 responden.

Untuk kategori darah

menunjukkan bahwa responden yang

berusia 17-25 th (remaja akhir)

sebanyak 62 responden (23,7%), usia

26-35 th (dewasa awal) sebanyak 94

responden (35,9%), usia 36-45 th

(dewasa akhir) sebanyak 52

responden (19,8%), usia 46-55 th

(lansia awal) sebanyak 20 responden

(7,6%), usia 56-65 th (lansia akhir)

sebanyak 28 responden (10,7%), usia

> 65 th (manula) sebanyak 6

responden (2,3%). Persentase

tertinggi adalah responden yang

berusia 26-35% (dewasa awal)

sebesar 35,9% dengan jumlah sampel

sebesar 94 responden dan persentase

terendah adalah responden yang

berusia > 65 th (manula) sebesar

2,3% dengan jumlah sampel sebesar

6 responden.

Untuk kategori tingkat

kebersihan mulut menunjukkan

18

Page 20: Penda Hulu Ansdfa

bahwa responden yang tingkat

kebersihan mulutnya baik sebanyak

41 responden (15,6%), responden

yang tingkat kebersihan mulutnya

sedang sebanyak 149 responden

(56,9%), dan responden yang tingkat

kebersihan mulutnya buruk sebanyak

72 responden (27,5%). Persentase

tertinggi adalah responden yang

tingkat kebersihan mulutnya sedang

sebesar 56,9% dengan jumlah sampel

sebesar 149 responden dan

persentase terendah adalah

responden yang tingkat kebersihan

mulutnya sebesar 15,6% dengan

jumlah sampel 41 responden.

Tabel 2. Distribusi kategori umur berdasarkan klasifikasi tekanan darah

Tekanan DarahKategori

UmurNormal

Prehipertensi

Hipertensi Stadium 1

Hipertensi Stadium 2

Total

19

Page 21: Penda Hulu Ansdfa

RemajaAkhir(17-25 th)

DewasaAwal(26-35 th)

DewasaAkhir(36-45 th)

Lansia Awal(46-55 th)

Lansia Akhir (56-65 th)

Manula(>65th) Total

45(72.6%)

46(48.9%)

24(46.2%)

4(20.0%)

5(17.9%)

3(50.0%)

127(48.5%)

16(25.8%)

46(48.9%)

24(46.2%)

12(60.0%)

18(64.3%)

2(33.3%)

118(45.0%)

1(1.6%)

2(2.1%)

3(5.8%)

3(15.0%)

3(10.7%)

1(16.7%)

13(5.0%)

0(0.0%)

0(0.0%)

1(1.9%)

1(5.0%)

2(7.1%)

0(0.0%)

4(1.5%)

62(100.0%)

94(100.0%)

52(100.0%)

20(100.0%)

28(100.0%)

6(100.0%)

262(100%)

Tabel 2. Menunjukkan bahwa

responden dewasa awal (26-35 th)

memiliki tekanan darah normal dan

tekanan darah prehipertensi tertinggi

sebanyak 46 responden (48,9%) dan

responden manula (>65th) memiliki

tekanan darah terendah yaitu tekanan

darah normal sebanyak 3 responden

(50.0%) dan tekanan darah prehipertensi

sebanyak 2 responden(33,3%).

Tabel 3. Nilai Rerata dan Standar Deviasi CIS, DIS, dan OHIS Berdasarkan Tingkat Tekanan Darah

Tekanan darahCIS

Mean ± SD

DIS

Mean ± SD

OHIS

Mean ± SD

20

Page 22: Penda Hulu Ansdfa

Normal

Prehipertensi

Hipertensi stadium 1

Hipertensi stadium 2

1.17 ± 0.65

1.23 ± 0.76

1.00 ± 0.65

1.16 ± 0.88

1.20 ± 0.61

1.29 ± 0.79

1.21 ± 0.87

0.67 ± 0.47

2.38 ± 1.16

2.53 ± 1.38

2.21 ± 1.45

1.84 ± 1.35

Tabel 3. Menunjukkan

bahwa nilai rerata dan standar

deviasi CIS, DIS, OHIS berdasarkan

tingkat tekanan darah. Nilai rerata

dan SD tekanan darah normal dengan

kategori CIS sebesar 1,17 dengan SD

sebesar 0,65, kategori DIS sebesar

1,20 dengan SD sebesar 0,61, dan

kategori OHIS sebesar 2,38 dengan

SD sebesar 1,16. Nilai rerata dan SD

tekanan darah prehipertensi dengan

kategori CIS sebesar 1,23 dengan SD

sebesar 0,76, kategori DIS sebesar

1,29 dengan SD sebesar 0,79, dan

kategori OHIS sebesar 2,53 dengan

SD sebesar 1,38. Nilai rerata dan SD

tekanan darah hipertensi stadium 1

dengan kategori CIS sebesar 1,00

dengan SD sebesar 0,65, kategori

DIS sebesar 1,21 dengan SD sebesar

0,87, dan kategori OHIS sebesar 2,21

dengan SD sebesar 1,45. Nilai rerata

dan SD tekanan darah hipertensi

stadium 2 dengan kategori CIS

sebesar 1,16 dengan SD sebesar 0,88,

kategori DIS sebesar 0,67 dengan SD

sebesar 0,47, dan kategori OHIS

sebesar 1,84 dengan SD sebesar 1,35.

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa

tingkat tekanan darah prehipertensi

yang tertinggi nilai rerata dan nilai

standar deviasi CIS (1,23±0,76),

DIS(1,29±0,79) dan OHIS

nya(2,53±1,38).

Tabel 4. Nilai Rerata dan Standar Deviasi CIS, DIS, dan OHIS Berdasarkan Kategori Umur

21

Page 23: Penda Hulu Ansdfa

Kategori umurCIS

Mean ± SD

DIS

Mean ± SD

OHIS

Mean ± SD

Remaja Akhir

Dewasa Awal

Dewasa Akhir

Lansia Awal

Lansia Akhir

Manula

1.21 ± 0.61

1.31 ± 0.75

1.34 ± 0.6

1.0 ± 0.82

0.77 ± 0.63

0.61 ± 0.71

1.19 ± 0.65

1.43 ± 0.99

1.33 ± 0.66

1.05 ± 0.95

0.79 ± 0.55

0.5 ± 0.55

2.40 ± 1.11

2.74 ± 1.26

2.67 ± 1.11

2.05 ± 1.71

1.57 ± 1.09

1.11 ± 1.24

Tabel 4. Menunjukkan

bahwa responden yang berusia 36-45

th (dewasa akhir) yang memiliki nilai

rerata yang tertinggi yaitu sebesar

1,34 dengan SD sebesar 0,6.

Responden yang berusia 26-35 th

(dewasa awal) yang memiliki nilai

rerata DIS dan OHIS yang tertinggi

yaitu nilai rerata DIS sebesar 1,43

dengan SD sebesar 0,99 dan nilai

rerata OHIS sebesar 2,74 dengan

standar deviasi sebesar 1,26.

Tabel 5. Nilai Rerata dan Standar Deviasi CIS, DIS, dan OHIS Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis KelaminCIS

Mean ± SD

DIS

Mean ± SD

OHIS

Mean ± SD

Laki-laki

Perempuan

1.14± 0.66

1.24 ± 0.74

1.27 ± 0.74

1.21 ± 0.69

2.41 ± 1.27

2.45 ± 1.29

Tabel 5. Menunjukkan

bahwa responden laki-laki pada

kategori DIS nilai rata-rata dan SD

nya tertinggi sebesar 1,27 ± 0,74, dan

pada responden perempuan tertinggi

pada kategori CIS dan OHIS dengan

nilai rata-rata dan standar deviasinya

22

Page 24: Penda Hulu Ansdfa

sebesar CIS (1,24 ± 0,74) dan OHIS (2,45 ± 1,29).

Tabel 6. Distribusi antara Tekanan Darah dengan Status Kebersihan Mulut

Tekanan darah

Status kebersihan mulut

Baik Sedang Buruk

n % n % n %

Normal

Prehipertensi

Hipertensi Stadium 1

Hipertensi Stadium 2

19

18

3

1

15.0

15.3

23.1

25.0

76

63

7

3

59.8

53.4

53.8

75.0

32

37

3

0

25.2

31.4

23.1

0.0

Total 41 78,4 149 242 72 79,7

Tabel 6. Untuk tekanan darah

normal status kebersihan mulut

sedang sebanyak 76 responden

(59,8%) dan tekanan darah

prehipertensi status kebersihan

mulutnya buruk sebanyak 37

responden (31,4%).

Pembahasan

Pada penelitian ini peneliti

ingin menggambarkan tekanan darah

dan status kebersihan rongga mulut

pada masyarakat usia dewasa

kampung nelayan kelurahan untia

Makassar. Penelitian ini

menggunakan indeks kebersihan

mulut (Greene dan Vermillion, 1960)

dan indeks plak (Silness dan Loe,

1964).

Pada penelitian ini

didapatkan jumlah responden

sebanyak 262 responden yang diteliti

23

Page 25: Penda Hulu Ansdfa

terdiri dari 121 laki-laki (46,2%) dan

141 perempuan (53,8%). Data ini

memperlihatkan jumlah responden

perempuan lebih banyak daripada

responden laki-laki dikarenakan pada

saat pengambilan data dilakukan

pada pagi sampe siang hari di

kampung nelayan kelurahan Untia

Makassar, sehingga responden

perempuan yang lebih banyak di

teliti disebabkan responden laki-laki

banyak yang pergi kerja dan belum

pulang pada saat pengambilan data.

Menurut Kumar, Abbas dan

Fausto (2005) pada dasarnya

prevalensi terjadinya hipertensi pada

wanita sama dengan pria.8

Penelitian ini mendapatkan

hasil bahwa kelompok usia 26-35

tahun (dewasa awal) adalah

kelompok yang paling banyak yang

memiliki tekanan darah normal dan

tekanan darah prehipertensi yaitu

sebanyak 46 responden (48,9%) dan

responden manula (>65 tahun) yang

memiliki tekanan darah normal

(sebanyak 3 responden 50%) dan

tekanan darah prehipertensi

(sebanyak 2 responden 33,3%)

terendah, dikarenakan pada saat

pengambilan data responden yang

paling banyak di temui adalah

responden yang rata-rata umurnya

sekitar 18 – 45 tahun. Responden

yang > 45 tahun belum pulang kerja.

Penelitian yang dilakukan

Dhianningtyas & Hendrati, 2006

menyatakan bahwa pada umumnya

penderita hipertensi adalah orang-

orang berusia diatas 40 tahun, namun

saat ini tidak menutup kemungkinan

diderita oleh orang usia muda.

Sebagian besar hipertensi primer

terjadi pada usia 25-45 tahun dan

hanya pada 20% terjadi dibawah usia

20 tahun dan diatas 50 tahun. Hal ini

24

Page 26: Penda Hulu Ansdfa

disebabkan karena orang pada usia

produktif jarang memperhatikan

kesehatan, seperti pola makan dan

pola hidup yang kurang sehat seperti

merokok.5

Penelitian ini menunjukkan

bahwa responden yang tekanan

darahnya normal status kebersihan

mulutnya sedang, sebanyak 76

responden (59,8%) dan responden

yang tekanan darahx prehipertensi

status kebersihan mulutnya buruk

sebanyak 37 responden (31,4%) .

Andriani,2011 mengatakan

bahwa beberapa faktor resiko yang

dapat mempengaruhi hipertensi

antara lain: umur, jenis kelamin,

merokok, stress, konsumsi alkohol,

konsumsi garam, pendapatan, status

gizi dan obesitas.8

Pasien dengan prehipertensi

berisiko mengalami peningkatan

tekanan darah menjadi hipertensi.

Mereka yang tekanan darahnya

berkisar antara 130-139/80-89

mmHg dalam sepanjang hidupnya

akan memiliki dua kali resiko

menjadi hipertensi dan mengalami

penyakit kardiovaskuler daripada

yang tekanan darahnya lebih

rendah.10

Data hipertensi yang lengkap

sebagian besar dari negara-negara

yang sudah maju. Data dari The

National Health and Nutrition

Examination Survey (NHNES)

menunjukkan bahwa dari tahun

1999-2000, insiden hipertensi pada

orang dewasa adalah sekitar 29-31%,

yang berarti terdapat 58-65 juta

orang hipertensi di Amerika dan

terjadi peningkatan 15 juta dari data

NHNES III tahun 1988-1991.10

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

tentang gambaran tekanan darah dan

25

Page 27: Penda Hulu Ansdfa

status kebersihan rongga mulut pada

masyarakat usia dewasa kampung

nelayan Kelurahan Untia pada

tanggal 19 Oktober – 17 November

2013, maka dapat disimpulkan

bahwa responden dewasa awal (26-

35th) yang memiliki tekanan darah

normal dan prehipertensi yang paling

banyak yaitu 46 responden atau

48,9%, dan pada distribusi tekanan

darah prehipertensi lebih banyak

ditemukan pada masyarakat

kampung nelayan Kelurahan Untia.

Tingkat tekanan darah prehipertensi

memiliki nilai rerata dan nilai standar

deviasi yang tertinggi yaitu nilai CIS

sebesar (1,23±0,76), DIS sebesar

(1,29±0,79) dan OHIS sebesar

(2,53±1,38). Masyarakat kampung

nelayan Kelurahan Untia yang

tekanan darahnya prehipertensi status

kebersihan mulutnya buruk sebanyak

37 responden (31,4%)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gambaran penyakit gingivitis ditinjau dari kebersihan gigi dan mulut pada pasien yang berkunjung ke rumah sakit ibu & anak Banda Aceh tahun 2011. Available from : http://akbaranthonie.blogspot.com/2012/06/gambaran-penyakit-gingivitis-di-tinjau.html (diakses 10 Mei 2014)

2. Ristya W (2003), “ Hubungan perilaku membersihkan gigi terhadap tingkat kebersihan mulut siswa sekolah dasar negeri di wilayah puskesmas Gladak Pakem kabupaten Jember”, J Dentistry Indonesia vol.10(3).pp. 9-14

3. Carranza FA. Glickman’s Clinical Periodontology. Ed ke 9. WB Saunders Company Tokyo.1990

4. Manson J.D.(1993), Buku Ajar Periodonti (Outline of periodontics), Jakarta, Hipokrates. pp. 99.

5. Febby H.D. (2013), “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat tahun 2012”, J Ilmiah Kesehatan vol.5(1). pp. 20

6. 432.115 Warga Makassar Hidup di Pemukiman Kumuh. www.sindonews.com diakses maret 2014

26

Page 28: Penda Hulu Ansdfa

7. Daya tahan tubuh masyarakat miskin di pemukiman kumuh dibandingkan masyarakat menengah atas di perumahan http://mohammadgie.wordpress.com/2012/04/13/daya-tahan-tubuh-masyarakat-miskin-di-pemukiman-kumuh-dibandingkan-masyarakat-menengah-atas-di-perumahan/ diakses 10 Mei 2014

8. Venny R.P, Zaimah Z (2012), “ Gambaran status gizi pasien hipertensi lansia di RSUP H. Adam Malik Medan”, J Fk Usu vol.1 no.1 pp. 2

9. Tekanan darah, http://id.wikipedia.org/wiki/tekanan_darah. diakses 10 Mei 2014

10. Yogiantoro M.” Hipertensi Esensial”, in Buku Ajar Ilmu Penyakit Alam, ed.Aru W.S, Bambang, Idrus A,

Diponegoro 71 Jakarta pusat, Internal Publishing; (2009). pp. 1079-1081

11. Altryany S (2013), “ Gambaran status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa dengan gigi berjejal” J e-Gigi(eG) vol.1 no.1, pp.52

12. Anonim, “ Pencegahan dan pemeliharaan” Available from: http://www.usupress.usus.ac.id/files/menujugigidanmulutsehat_pencegahandanpemeliharaan_normalbab1.pdf diakses 10 Mei 2014

13. Indirawati TN, Frans XS

(2010), “ Gambaran kebersihan mulut dan gingivitis pada murid sekolah dasar di puskesmas Sepatan, Kabupaten Tangerang”, Artikel Media Litbang Kesehatan vol.xx no.4.pp.180

27