Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian nasional, tidak hanya diukur dari pencapaian
pembangunan ekonomi semata, tetapi juga dilihat dari pembangunan kualitas hidup
manusia.Secara umum pencapaian pembangunan kapabilitas manusia di bidang
pendidikan, kesehatan dan ekonomi telah menunjukkan kemajuan yang nyata. Namun,
apakah pembangunan kapabilitas manusia di Indonesia ini telah memberikan manfaat
yang sama antara laki-laki dan perempuan? Apakah masih ada kesenjangan pencapaian
pembangunan kapabilitas manusia di indonesia ini telah memberikan manfaat yang sama
antara laki-laki dan perempuan? Apakah masih ada kesenjangan pencapaian
pembangunan kapabilitas dasar antara laki-laki dan perempuan yang mengarah pada
ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender?.
Untuk mengimplementasi pembangunan yang berkeadilan Gender dan peduli
anak, maka sebagai syarat untuk tercapainya hal tersebut dan membawa manfaat baik
laki-laki dan perempuan serta anak yakni harus memperhatikan keadilan gender, dengan
melakukan analisis Gender terhadap masing-masing program pembangunan yang
dilaksanakan disemua sektor pembangunan. Analisisini hanya bisa dilakukan apabila
perancang program dan pengambil kebijakan memahami tentang keadilan Gender dan
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 2
penerapannya dalam program-program pembangunan serta meng-update isu-isu Gender
dalam kehidupan masyarakat yang terus mengalami perkembangan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka diperlukan ketersediaan data yang terupdate
dan rinci berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur dengan analisis berdasarkan
perkembangan masing-masing wilayah. Ketersediaan data yang rill dan ter-update sangat
penting dalam perencanaan, penganggaran, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan, program, dan kegiatan yang responsif gender dan peduli anak. Dengan
menggunakan statistik gender pelaksanaan kebijakan, prograng, dan kegiatan diharapkan
dapat tepat sasaran dan tepat guna sehingga memberikan dampak kesetaraan bagi laki-
laki dan perempuan.Dalam era otonomi daerah, kewenangan pemerintah daerah sangat
besar dalam mengurus daerah.Oleh karena itu pemahaman tentang kondisi daerah
setempat sangatlah penting khususnya dalam upaya pembangunan pemberdayaan
perempuan dan perlindugan anak, melalui penyediaan data terpilah menurut jenis
kelamin dan kelompok umur diberbagai bidang Kabupaten Sinjai.
Profil Gender dan Anak Kabupaten Sinjai ini menggambarkan berbagai
ketimpangan isu Gender yang selama ini masih belum optimal penanganannya melalui
kebijakan perencanaan dan penganggaran yang responsive Gender sehingga capaiannya
belum terukur di daerah.Dalam sistem perencanaan, isu Gender di daerah
menggambarkan permasalahan nasional yang harus ditindak lanjuti secara komprehensif
dan berkesinambungan oleh daerah. Oleh karena itu, profil hasil analisis yang dilakukan
di Kabupaten Sinjai akan menjadi referensi dalam perencanaan pembangunan nasional.
Selain itu, data dan informasi kesenjangan gender dapat digunakan untuk
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 3
mengintegrasikan gender dalam berbagai sektor pembangunan, diantaranya sektor
ekonomi, pendidikan, sosial budaya, hukum, politik, dan kesehatan.Ketersediaan data dan
informasi serta fakta terkait kesenjangan gender, berupa data terpilah dan fakta
kesenjangan Gender diberbagai sektor pembangunan juga sangat dibutuhkan karena
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi dan posisi laki-laki dan
perempuan di Kabupaten Sinjai.
1.2. Tujuan
Publikasi ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi tentang kondisi
pengarusutamaan Gender di berbagai sektor dan informasi tentang pemenuhan hak dan
perlindungan anak di Kabupaten Sinjai
1.3. Sumber Data
Sumber data dalam penyusunan profil gender dan anak tahun 2017 Kabupaten Sinjai
diperoleh dari profil terbaru masing-masing SKPD, indept interview, observasi, dan data
statistik Gender di sembilan kecamatanyang terdiri dari Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai
Timur, Sinjai Barat, Bulupoddo, Sinjai Borong, Pulau Sembilan, Tellulimpoe, Sinjai
Tengah, dan Sinjai Selatan, yang tersaji dalam bentuk data bidang ekonomi, bidang politik,
sosial dan hukum, perlindungan hak perempuan, serta data pembangunan kesejahteraan
dan ketahanan keluarga.Adapula penyajian data kluster kebutuhan anak diantaranya hak
sipil, kebebasan, pengasuhan alternatif serta data kesehatan dasar, kesejahteraan dan
pendidikan serta perlindungan khusus anak, Data tersebut merupakan data sekunderyang
diperoleh dari badan pusat statistic (PBS), berbagai satuan kerja Perangkat Daerah
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 4
(SKPD), hasil survey lembaga Swadaya Masyarakat, maupun badan terkait seperti Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana.
1.4. Metode Pengumpulan Data
Ada 2 metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Studi Pustaka dilakukan dengan :
1. Studi Pustaka dilakukan dengan :
Perempuan dari masing-masing SKPD serta data organisasi non pemerintah.
2. Pengumpulan data pilah dan statistik gender, khusus isu-isu prioritas dan strategis
di Kabupaten Sinjai tahun 2015-2018
3. Menyebarkan format matriks data untuk diisi oleh SKPD/Badan Kabupaten
Sinjai,serta masyarakat terkait bidang kependudukan, pendidikan, kesehatn,
ekonomi, ketenagakerjaan, politik, hokum, dan sosial budaya.
b. Indept interview
Metode ini digunakan untuk menggali informasi data akurat dari SKPD/badan serta
stakeholder.
1.5. Analisis Data
Data yang terkumpul melalui studi pustaka maupun indept interview akan
dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil
analisis tersebut kemudian disusun menjadi sebuah kesimpulan rekomendasi untuk
menjawab permasalahan tersebut.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 5
BAB II
GAMBARAN WILAYAH
2.1. Geografis
Kabupaten Sinjai adalah salah satu dari 24 Kabupaten/Kota dalam Wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan yang terletak dipantai timur bagian selatan jazirah Sulawesi Selatan yang berjarak ±
223 km dari kota Makassar. Kabupaten Sinjai memiliki luas 819,96 km² yang terdiri dari 9
kecamatan definitif dengan jumlah desa sebanyak 67 dan 13 kelurahan.
Secara geografis, lokasi wilayah Kabupaten Sinjai berada pada posisi 5˚ 2ʼ 56ʼʼ -
5˚21’16ʼʼ lintang selatan dan antara 119˚ 56ʼ 30ʼʼ- 120˚ 25ʼ 33ʼʼ bujur timur. Di sebelah utara
berbatasan dengan Teluk Bone, di sebelah timur dengan Teluk Bone, di sebelah selatan dengan
Kabupaten Bulukumba dan di sebelah barat dengan Kabupaten Gowa.
Secara ekonomi, daerah ini memiliki letak strategis karena memiliki dua jalur
perhubungan, yaitu darat dan laut. Jalur darat menghubungkan kota-kota kabupaten atau kota
propinsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, sedang jalur laut digunkan untuk hubungan
antar daerah di luar propinsi Sulawesi selatan.
2.2. Morfologi
Secara morfologi, kondisi topografi wilayah kabupaten sinjai sangat bervariasi yaitu
daerah rendah hingga dataran tinggi. Sekitar 38,26 persen atau seluas 31. 370 ha merupakan
kawasan dataran tinggi hingga landau dengan kemiringan 0-15 persen. Area perbukitan hingga
bergunung dengan kemiringan diatas 40 persen, diperkirakan seluas 25.625 Ha atau 31,25
persen.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 6
Berdasarkan klarifikasi menurut ketinggian diatas permukaan laut (dpl) wilayah
kabupaten terbagi ke dalam 5 klasifikasi ketinggian dengan luasan berikut :
• Area dengan ketinggian 0-25 meter dpl, seluas 3.778 ha
• Area dengan ketinggian 25-100 meter dpl, seluas 7.983 ha
• Area dengan ketinggian 100-500 meter dpl, seluas 45.535 ha
• Area dengan ketinggian 500-1.000 meter dpl, seluas 17.368 ha
• Area dengan keinggian ˃ 1.000 meter dpl, seluas 6. 569 ha
2.3. Gambaran Umum Demografis
Keadaan penduduk Kabupaten Sinjai berdasarkan data Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai tahun 2017 (database kependudukan hingga Semester I
Tahun 2017) sebanyak 253.238 jiwa, dengan komposisi jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin yakni 1.laki-laki sebanyak 126.338 jiwa penduduk, dan 126.900 jiwa penduduk
perempuan. Kepadatan penduduk Kabupaten Sinjai adalah 308,84 jiwa per km. Berikut
laporan kependudukan berdasarkan data base kependudukan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 7
Tabel I
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Sinjai Tahun 2017
KECAMATAN JENIS KELAMIN
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN
Sinjai Barat 12.462 12.386 24.848
Sinjai Selatan 19.896 20.540 40.436
Sinjai Timur 16.159 16.652 32.811
Sinjai Tengah 13.963 13.864 27.827
Sinjai Utara 23.634 24.886 48.520
Bulupoddo 8.394 8.611 17.005
Sinjai Borong 8.755 8.492 17.247
Tellu Limpoe 17.963 18.490 36.453
Pulau Sembilan 3.741 3.764 7.505
TOTAL 124.967 127.685 252.652
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Tahun 2017
Grafik 1
Diagram Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Tahun 2017
020000400006000080000
100000120000140000160000180000200000220000240000260000280000300000
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 8
Berdasakan tabel dan diagram diatas maka terlihat besaran jumlah penduduk berdasarkan
kecamatan dan jenis kelamin, dimana kecamatan Sinjai Utara dan Sinjai Selatan memilki jumlah
penduduk terbesar masing-masing sebanyak 48.594 dan 40.681 jiwa.
Pada dua kecamatan tersebut jumlah penduduk menurut jenis kelamin perempuan juga
terlihat lebih dominan.Di kecamatan Sinjai Utara, jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak 24.761, sementara Sinjai Selatan sebanyak 20.500.hal yang sama juga terlihat di
kecamatan Sinjai Timur, Kecamatan Bulupoddo, Kecamatan Sinjai Borong, dan Kecamatan
Pulau Sembilan.
Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki hanya terlihat dominan di Kecamatan Sinjai
Barat, Kecamatan Tellulimpoe, Kecamatan Sinjai Tengah.Ditiga kecamatan ini, jumlah
penduduk laki-laki masing-masing sebanyak 12.399, 18.351 dan 14.035 jiwa.Sementara jumlah
penduduk dengan jenis kelamin perempuan masing-masing sebanyak 126.900 dan jumlah laki-
laki sebanyak 126.338 jiwa. Sebagai perbandingan, berikut data pertumbuhan pendudukan
Kabupaten Sinjai menurut jenis kelamin.
Tabel 2
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sinjai
Dari Tahun Ke Tahun
NO JENIS KELAMIN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
LAKI-LAKI 111.886 112.700 113.593 114.383 126.256 127.555 124.967
PEREMPUAN 119.296 119.912 121.293 122.114 129.822 126.274 127.685
JUMLAH 231.182 233.612 234.886 236.497 256.078 253.829 252.652
Sumber : BPS Sinjai, 2015 dan Disdukcapil Sinjai 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 9
Grafik 2
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sinjai
Dari Tahun ke Tahun
Sumber : BPS Sinjai, 2015 dan Disdukcapil Sinjai 2017
Berikut ini kami juga menyajikan data jumlah penduduk Kabupaten Sinjai berdasarkan
kelompok umur pada kondisi tahun 2017.Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Sinjai, penduduk tertinggi terdapat pada kelompok umur 10-14 tahun yakni
27.894 jiwa. Kemudian disusul kelompok umur 5-9 tahun yakni 23.780 Jiwa, dan kelompok
umur 15-19 tahun sebanyak 23.595 jiwa.
Berikut data penduduk Kabupaten Sinjai berdasarkan kelompok umur pada semester I
Tahun 2017.
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 10
Tabel 3
Penduduk Kabupaten Sinjai Berdasarkan Kelompok Umur
NO KELOMPOK UMUR JUMLAH 1 0-4 11.028
2 5-9 22.938
3 10-14 29.784
4 15-19 26.560
5 20-24 20.839
6 25-29 17.923
7 30-34 18.550
8 35-39 19.112
9 40-44 18.282
10 45-49 18.090
11 50-54 13.439
12 55-59 11.278
13 60-64 8.531
14 65-69 6.194
15 70-74 5.044
16 75˃ 5.758
Sumber : Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab.Sinjai, 2017
Sementara itu di Kabupaten Sinjai berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil 2017, jumlah penduduk wajib kartu tanda penduduk (KTP-EL) adalah 171.884 jiwa. Dari
jumlah tersebut yang sudah memiliki KTP-EL sebanyak 164.024 jiwa atau 95,28 persen. Yang
belum memiliki sebanyak 8.125 jiwa atau 4,72 persen.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 11
Tabel 4
DATA KEPEMILIKAN KTP KABUPATEN SINJAI
NO KEL KECAMATAN WAJIB
KTP
KEPEMILIKAN KTP-EL
SUDAH MEMILIKI
PERSEN BELUM
MEMILIKI PERSEN
730701 Sinjai Barat 17.053 16.813 9,78 240 0,14
730702 Sinjai Selatan 27.394 26.705 15,54 689 0,40
730703 Sinjai Timur 22.268 21.788 12,68 580 0,34
730704 Sinjai Tengah 19.045 18.602 10,82 443 0,26
730705 Sinjai Utara 32.196 31.3736 18,25 820 0,48
730706 Bulupoddo 11.899 11.777 6,85 122 0,07
730707 Sinjai Borong 11.992 11.717 6,82 275 0,16
730708 Tellulimpoe 24.977 24.329 14,15 648 0,38
730709 Pulau Sembilan 4.960 4.839 2,82 121 0,07
JUMLAH 171.884 167.946 97,71 3.938 2,29
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 12
BAB III
PROFIL DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK,
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SINJAI
3.1. Visi dan Misi
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sinjai sebagai salah satu Perangkat Daerah (PD)
pemerintah daerah yang berkepentingan untuk memberikan kontribusi terhadap upaya
pemecahan permasalahan yang berkaitan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak,
pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai harus menetapkan kebijakan dan memberikan
peluang yang seluas-luasnya bagi kaum perempuan untuk membentuk jati dirinya secara
proposional dan bertanggung jawab, dengan memperluas aksesibiltas, memperkuat partisipasi
dan peran kontrol, serta memberikan ruang seluas-luasnya untuk mengenyam manfaat
pembangunan dari seluruh aspek kehidupan serta menekan dengan semaksimal mungkin
menghilangkan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Secara Konseptual Visi dan Misi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
senantiasa bermuara kepada ketercapaian kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan sejalan dengan Visi Pemerintah
Daerah Kabupaten Sinjai yakni “Terwujud Sinjai Bersatu yang Sejahtera, Unggul dalam kualitas
hidup, terdepan dalam pelayanan publik”, maka ditetapkan Visi Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Keluarga Berencana 2013-2018, yakni:
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 13
VISI
Visi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sinjai yaiu :
Dari Visi di atas dapat dijelaskan bahwa makna yang dapat diambil yaitu : (1) Perempuan
perlu mendapat perhatian khusus dalam pembangunan, (2) keluarga sebagai unit terkecil pilar
masyarakat sebagai sasaran strategis pembangunan, dan (3) Masyarakat Religius berarti
terkemuka dalam syiar Islam dimana masyarakat sinjai mengamalkan ajaran dan nilai-nilai
keagamaan, berakhlakul karimah serta senantiasa menjaga keutuhan, kebersamaan dan
kekeluargaan dalam kehidupan sehari-hari.
Cerdas berarti masyarakat Sinjai terkemuka dalam pendidikan, memiliki kemampuan dan
kematangan baik secara intelektual, spiritual maupun emosional dalam membangun hubungan
antar pribadi kelompok, serta dalam mengelola potensi lokal secara optimal, arif dan bijaksana,
sehat berarti masyarakat Sinjai terkemuka dalam derajat kesehatan lahir dan batin di Kabupaten
Sinjai, sehat juga berarti bahwa pengelolaan manajemen pemerintahan dan pembangunan sesuai
dengan tata kelola pemerintahan yang baik, sejahtera berarti masyarakat Sinjai memiliki tingkat
kehidupan ekonomi maju baik dalam kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan
pendapatan melalui pemanfaatan potensi lokal, serta jaminan ketersediaan sarana prasarana
penunjangan ekonomi yang dapat mendorong dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
PEREMPUAN DAN KELUARGA PILAR UTAMA DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN MASYARAKAT RELIGIUS, CERDAS, SEHAT DAN
SEJAHTERA
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 14
MISI
Misi merupakan tujuan utama ke arah mana perencanaan/program instansi Pemerintah
ingin dicapai. Misi Perangkat Daerah adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Visi Perangkat Daerah. Untuk mencapai visi tersebut Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga
Berencana Kabupaten Sinjai telah menetapkan misi sebagai berikut :
Misi 1
Mewujudkan keserasian kebijakan dan penatalaksanaan strategi pembangunan
pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan keluarga, serta
kesejahteraan dan perlindungan anak.
Misi 2
Mewujudkan pembinaan teknis operasional dan fasilitasi yang sinergi dalam
rangka pengembangan pemberdayaan perempuan dan keluarga serta
kesejahteraan dan perlindungan anak yang berspektif gender.
Misi 3
Meningkatkan penguatan fasilitas, pemberdayaan untuk mendorong tumbuhnya
partisipasi, swadaya,kemandirian keluarga dan masyarakat.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 15
3.2 Pembangunan Gender di Kabupaten Sinjai
Untuk mengukur derajat pembangunan gender di suatu wilayah, maka harus dilihat
Gambaran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), Indeks
Pemberdayaan Gender (IGD), dan Pemenuhan 7 Prasyarat Pengarusutamaan Gender (PUG).
IPM mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan
status kemampuan dasar penduduk, yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan Rata-
Rata Lama Sekolah. IPG merupakan indeks pencapaiaan kemampuan dasar pembangunan
manusia, dengan memperhatikan ketimpangan gender yakni Angka Melek Huruf , serta Rata-
Rata Lama Sekolah. Sementara IDG merupakan indeks yang tersusun dari variable yang
mencerminkan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan di bidang
politik dan ekonomi.
Terdapat tiga arus utama pembangunan yang menjadi landasan pembangunan nasional,
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-
2015. Tiga arus utama itu adalah Pembangunan yang berkelanjutan, pengarusutamaan gender,
dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Isu pengarusutamaan gender dalam arus utama pembangunan merupakan upaya
mewujudkan kesetaraan gender dan perlindungan anak, agar dalam proses pembangunan
senantiasa mengintegrasikan isu tersebut dalam kebijakan-kebijakan yang responsif. Untuk
mewujudkan upaya tersebut, berbagai langkah strategis dilakukan Pemerintah Daerah
diantaranya menerbitkan regulasi sebagai payung Hukum dalam mengimplementasikan
pembangunan yang berbasis kesetaraan dan keadilan gender.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 16
Sebagai landasan operasional, pemerintah Kabupaten Sinjai menerbitkan beberapa
peraturan yang merupakan turunan dari regulasi pemerintah pusat dan provinsi.
Peraturan tersebut yaitu :
a) Surat Keputusan Bupati Sinjai Nomor 348 Tahun 2009 tentang Pembentukan Gugus
Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang Kabupaten Sinjai;
b) Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018;
c) Surat Keputusan Bupati Sinjai Nomor 451 Tahun 2013 tentang Penetapan Pengurus Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Sinjai Tahun 2013;
d) Surat Edaran Bupati Sinjai Nomor 910/08.1118/SET, tanggal 19 Agustus 2013 Perihal
Penyusunan RKA-SKPD Responsive Gender Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2014
dengan Analisis Gender (GAB-GBS);
e) Surat Sekretaris Daerah Kabupaten Sinjai No. 05/10.648/set. Tanggal 28 Februari 2017,
Perihal Pendampingan Penyusunan PPRG di Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Sinjai;
f) Surat Bupati Sinjai No. 900/10.2346/Set, tanggal 2 Oktober 2017, perihal permintaan
lampiran RKA-OPD Responsif Gender Tahun Anggaran 2018.
Selain regulasi di atas, Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai juga menerbitkan beberapa
Peraturan untuk merespon Kebijakan Nasional yang dipedomani dalam Perencanaan dan
Penganggaran Daerah, diantaranya yaitu :
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 17
➢ Keputusan Bupati Sinjai Nomor 16 Tahun 2009 tentang Kelompok Kerja
Pengarusutamaan Gender.(PUG);
➢ SK Bupati Sinjai Nomor 458 Tahun 2012, TANGGAL 8 Agustus 2012
tentang pembentukan Tim Koordinasi Pengarusutamaan Gender tingkat
Kabupaten Sinjai;
➢ Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 12 Tahun 2013, tentang
Pengarusutamaan Gender Kabupaten Sinjai;
➢ SK Bupati Sinjai No. 783 Tahun 2017 tentang pembentukan kelompok kerja
Pengarusutamaan Gender Kabupaten Sinjai.;
➢ SK Bupati Sinjai No. 113 Tahun 2017 tentang pembentukan forum Data
Gender dan Anak Kabupaten Sinjai Tahun 2017;
➢ SK Bupati Sinjai No. 784 Tahun 2017 tentang pembentukan Tim Tekhnis
Anggaran Responsif Gender Kabupaten Sinjai;
➢ SK Bupati Sinjai No. 782 Tahun 2017 tentang pembentukan Tim Penyusun
Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender Kabupaten Sinjai.
Berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah daerah, menunjukkan bahwa
Kabupaten Sinjai memiliki fokus pembangunan yang menitiberatkan pada keadilan
gender dan responsife anak. Secara umum strategi pengarusutamaan gender di
Kabupaten Sinjai yang diintegrasikan dalam program pembangunan adalah :
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 18
1. Bidang Agama
Melalui penerapan metode baca tulis AL-Qur’an disetiap tingkatan
pendidikan di Kabupaten Sinjai, melalui pendekatan bidang studi
lokal.Kemudian program bantuan naik haji/umrah gratis kepada petani
berprestasi, nelayan berprestasi, nelayan, hingga kader posyandu dan
pengusaha IKM berprestasi.
2. Bidang Pendidikan
Meningkatkan kesempatan bagi kaum perempuan untuk menikmati
pendidikan di semua jenjang, sehingga mereka memiliki kesempatan
untuk mendapatkan akses pekerjaan menuju kesetaraan dan keadilan
gender.
3. Bidang Kesehatan
Peningkatan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi,
peningkatan pelayanan kesehatan, menurunkan prevalensi gizi, serta
meningkatkan penganekaragaman komsumsi pangan.Selain itu
mengupayakan keterjangkauan pelayanan kesehatan dasar bagi masyrakat
secara adil dan merata.
4. Bidang Perekonomian
Peningkatan kesempatan kerja yang sama bagi perempuan dan laki-laki,
sehingga mampu megurangi angka pengangguran dan menekan jumlah
penduduk miskin. Kemudian meningkatkan fasilitas dan promosi produk-
produk UKM dan Koperasi, Pemberdayaan usaha mikro dalam
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 19
mendukung Penanggulangan kemiskinan, serta pembinaan intensif
terhadap UKM dan koperasi yang responsif gender.
5. Bidang Infrastruktur
Melalui penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur untuk membuka
keterisolasian dan meningkatkan mobilitas antar sentra
ekonomi/produksi.Kemudian penataan perumahan dan permukiman, baik
diperkotaan, pedesaan, dan kawasan pesisir serta kepulauan.Penataan ini
bertujuan untuk meningkatkan askes masyarakat terhadap sanitasi dan
lingkungan yang sehat.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 20
BAB IV
DATA GENDER
4.1. Data Gender Bidang Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan salah upaya untuk mewujudkan tujuan jangka
panjang suatu pemerintahan dengan sasaran utama untuk menaikkan pendapatan perkapita
penduduk. Berdasarkan LKPJ Bupati Tahun 2015, secara bertahap pendapatan perkapita
penduduk Kabupaten Sinjai mengalami peningkatan. Meski demikian, terdapat sejumlah
tantangan dan hambatan dalam menjalankan proses pembangunan ekonomi, seperti masih
besarnya jumlah angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan, masalah ketimpangan
pendapatan, hingga persoalan kemiskinan. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah dengan melihat tingkat pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita penduduk wilyah tersebut.
Sementara itu khusus untuk data Gender Bidang Ekonomi, pada Profil ini kami sajikan
data terpilah pada sektor ketengakerjaan, kelompok usaha kecil menengah, jasa keuangan,
perhubungan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Begitupula data terpilah di sektor industri
dan perdagangan, pertanian, perkebunan dan kehutanan serta perikanan dan kelautan.
4.1.1 Ketenagakerjaan
Kesempatan kerja bagi Warga Negara Indonesia merupakan hak yang dijamin oleh
Negara, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang
berbunyi bahwa “tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Untuk
itu pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar dalam penyediaan lapangan pekerjaan bagi
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 21
warganya.Indikator ekonomi dan ketenagakerjaan dapat memberikan gambaran tentang daya
serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktifitas tenaga kerja.
Apabila perekonomian tidak dapat menyerap pertumbuhan tenaga kerja maka
peningkatan pengangguran tidak dapat dihindri sehingga pada akhirnya, banyak pengangguran
tersebut akan mengakibatkan banyak terjadinya masalah sosial. Selain itu, informasi dan kondisi
ketenagakerjaan suatu daerah menjadi semakin penting mengingat salah satu tujuan
pembangunan adalah menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah dan kualitas yang memadai
dan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Analisa angkata kerja dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian merupakan hal
yang menarik untuk dilakukan karena tingkat dan pola partisipasi angkatan kerja cenderung
bergantung pada ketersediaan kesempatan kerja dan perbedaan pada tuntutan memperoleh
pendapatan antar kelompok penduduk. Tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan besaran
rasio antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Adapun yang masuk angkatan
kerja (labour force) adalah penduduk usia kerja yang bekerja (employed), tidak bekerja, dan
mencari pekerjaan (unemployed). Yang masuk dalam kategori bukan angkatan kerja (not in
labour force) adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, dan
melaksanakan kegiatan lainnya (pensiunan, cacat, dan sebagainya).
Berikut tabel di bawah ini menunjukkan jumlah masyarakat Sinjai yang melakukan
pengurusan kartu pencari kerja atau pencaker, jumlah tenaga kerja berdasarkan pangan usaha,
serta program padat karya yang menyerap tenaga kerja sepanjang tahun 2016 hingga pertengahan
tahun 2017.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 22
Tabel 5
JUMLAH PENCARI KERJA (PENCAKER)
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
TAHUN 2016 (LAPORAN HINGGA BULAN DESEMBER2016)
Sumber:Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2016
Pada tabel di atas, jumlah pencari kerja berdasarkan pada banyaknya warga Sinjai yang
mengurus kartu pencaker, atau banyaknya kartu yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi UKM
dan Tenaga Kerja. Sebagai perbandingan, berikut adalah tabel banyaknya kartu pencari kerja
yang dikeluarkan oleh dinas terkait pada tahun 2017.
Tabel 6
JUMLAH PENCARI KERJA (PENCAKER)
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2017
( LAPORAN HINGGA BULAN DESEMBER 2017)
S
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2017
NO PENDIDIKAN JUMLAH ORG JENIS KELAMIN
L P
1 SARJANA 33 18 15
2 SARJANA MUDA
(D3)
9 4 5
3 D1-D2 0 0 0
4 SLTA 131 80 51
5 SLTP 1 1 0
6 SD 0 0 1
JUMLAH 325 103 71
NO PENDIDIKAN JUMLAH ORANG JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
1 Sarjana 201 90 111
2 Sarjana Muda 38 8 30
3 D1-D2 1 1 0
4 SLTA 373 251 122
5 SLTP 5 5 0
6 SD 1 1 0
JUMLAH 619 356 263
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 23
Sementara itu daya serap tenaga kerja perempuan pada sejumlah perusahaan atau
lapangan usaha di Kabupaten Sinjai, berdasarkan data Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja
Kabupaten Sinjai terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat pada tabel perbandingan
tenaga kerja UMKM Kabupaten Sinjai dari tahun 2015 hingga 2017, khususnya pada sektor
perdagangan, jasa dan perindustrian. Pada tahun 2015, Tenaga Kerja Perempuan pada usaha
mikro sebanyak 2715 orang, usaha kecil sebanyak 1279, dan usaha menengah sebanyak 396
orang. Jumlah ini kemudian meningkat pada tahun 2017, dimana Tenaga Kerja Perempuan pada
usaha mikro sebanyak 4.899 orang, usaha kecil sebanyak 2.869, dan usaha menengah sebanyak
795 orang. Berikut tabel perbandingan tenaga kerja UMKM tahun 2015-2017.
Tabel 7
DATA TENAGA KERJA UMKM KAB. SINJAI
DI SEKTOR PERDAGANGAN, JASA, DAN PERINDUSTRIAN
TAHUN 2015
NO KECAMATAN MIKRO KECIL MENENGAN
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1. Sinjai Utara 985 435 708 340 170 75
2. Sinjai Selatan 650 445 455 210 160 70
3. Sinjai Timur 371 243 260 145 105 41
4. Tellu Limpoe 335 256 245 135 62 42
5. Sinjai Barat 156 545 136 129 90 59
6. Sinjai Tengah 225 322 85 160 25 17
7. Bulupoddo 285 217 180 105 75 45
8. Sinjai Borong 225 196 157 75 55 27
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 24
9. Pulau Sembilan 85 56 54 35 42 20
Jumlah 3.317 2.715 2.148 1.279 784 396
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2015
Tabel 8 DATA TENAGA KERJA UMKM KAB. SINJAI
DI SEKTOR PERDAGANGAN, JASA, DAN PERINDUSTRIAN
TAHUN 2016
NO KECAMATAN MIKRO KECIL MENENGAN
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempua
n 1. Sinjai Utara 1.507 680 756 392 197 130
2. Sinjai Selatan 710 655 676 316 170 79
3. Sinjai Timur 662 490 369 247 154 98
4. Tellu Limpoe 501 497 346 267 112 92
5. Sinjai Barat 244 672 329 372 93 65
6. Sinjai Tengah 394 577 159 215 30 35
7. Bulupoddo 265 267 294 296 166 105
8. Sinjai Borong 527 267 229 268 178 146
9. Pulau Sembilan 364 153 59 53 67 45
Jumlah 5.174 4.258 3.217 2426 1.167 795
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2016
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 25
Tabel 9
DATA TENAGA KERJA UMKM KAB. SINJAI
DI SEKTOR PERDAGANGAN, JASA, DAN PERINDUSTRIAN
TAHUN 2017
NO KECAMATAN MIKRO KECIL MENENGAN
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1. Sinjai Utara 1.507 680 756 392 197 130
2. Sinjai Selatan 910 855 736 372 170 79
3. Sinjai Timur 814 642 419 297 154 98
4. Tellu Limpoe 501 497 346 267 112 92
5. Sinjai Barat 348 776 419 459 93 65
6. Sinjai Tengah 430 610 239 295 30 35
7. Bulupoddo 335 297 334 338 166 105
8. Sinjai Borong 646 367 244 382 178 146
9. Pulau Sembilan 387 175 72 67 67 45
Jumlah 5.878 4.899 3.565 2.869 1.167 795
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2017
Khusus untuk data usia kerja di Sinjai pada tahun 2014 dan 2015, terjadi peningkatan dari
segi jumlah. Pada tahun 2014, jumlah usia kerja di sinjai sebanyak 164.287 orang. Dari jumlah
tersebut, jumlah usia kerja laki-laki adalah 77.642 orang, sementara perempuan sebanyak 86.645
orang kemudian pada tahun 2015, berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS), jumlah usia kerja di Sinjai meningkat menjadi 166.348 orang.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 26
SAKERNAS adalah survey khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan yang
mempunyai tujuan untuk mengetahui kesempatan kerja, dan kaitannya dengan pendidikan,
jumlah jam kerja, jenis pekerjaan, lapangan kerja, status pekerjaan, hingga penduduk yang
tercakup dalam kategori bukan angkatan kerja yaitu mereka yang sekolah, mengurus rumah
tangga, dan melakukan kegiatan lainnya.
Berikut data penduduk usia kerja di Sinjai menurut kegiatan dan jenis kelamin
berdasarkan hasil survey BPS SAKERNAS tahun 2014 dan 2015.
Tabel 10
PENDUDUK USIA KERJA MENURUT KEGIATAN DAN JENIS KELAMIN
KABUPATEN SINJAI, AGUSTUS 2014
NO KEGIATAN JENIS KELAMIN (Org) TOTAL Laki-laki Perempuan
ANGKATAN KERJA 65.199 47.802 113.001
BEKERJA 65.039 46.973 112.012
PENGANNGURAN 160 829 989
BUKAN ANGKATAN KERJA 12.443 38.843 51.286
SEKOLAH 5.235 7.915 13.150
MENGURUS RUMAH TANGGA 1.090 28.719 29.809
LAINNYA 6.118 2.209 8.327
PENDUDUK USIA KERJA 77.642 86.645 164.287
Tabel 11
PENDUDUK USIA KERJA MENURUT KEGIATAN DAN JENIS KELAMIN
KABUPATEN SINJAI, AGUSTUS 2015
NO KEGIATAN JENIS KELAMIN (Org) TOTAL Laki-laki Perempuan
ANGKATAN KERJA 65.199 42.857 108593
BEKERJA 65.033 41.876 106.909 PENGANNGURAN 703 981 1.684 BUKAN ANGKATAN KERJA 12.952 44.803 57.755
Sumber: BPS SAKERNAS AGUSTUS 2014, Diolah Pusdatinnaker
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 27
SEKOLAH 4.574 7.172 11.746
MENGURUS RUMAH TANGGA 1.893 33.780 35.673
LAINNYA 1893 3.851 10336
PENDUDUK USIA KERJA 78.688 87.660 16.634
Selain upaya Pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kemudahan untuk
berusaha atau mendirikan usaha, upaya serius yang juga dilakukan adalah menekan angka
kemiskinan melalui program pelibatan warga pada setiap proses pembangunan. Program tersebut
salah satunya adalah program padat karya.
Di Kabupaten Sinjai, program padat karya terbagi atas dua kategori yakni padat karya
infrastruktur dan padat karya produktif. Padat karya infrastrustur adalah upaya penyediaan sarana
dan prasarana infrastruktur sederhana dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
lokal (penganggur, setengah penganggur, dan masyarakat miskin) guna menunjang kegiatan
sosial-ekonomi masyarakat.
Sementara program padat karya produktif adalah upaya mengembangkan produktifitas
masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat (penganggur, stengah
penganggur, dan msyarakat miskin) melalui pembentukan kelompok usaha produktif (KUP). Di
Kabupaten Sinjai, pekerjaan fisik dalam padat karya produktif ini adalah pembuatan/rehabilitasi
sarana dan prasarana penunjang usaha produktif masyarakat seperti pembuatan kandang ternak,
tambak, serta bantuan sarana usaha yang sifatnya stimulan.
Sumber: Bps Sakernas Agustus 2015, Diolah Pusdatinnaker
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 28
Tabel 12
PESERTA PROGRAM PADAT KARYA
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR
TAHUN 2017
NO KEGIATAN LOKASI JUMLAH PESERTA
LK PR JUMLAH
PK 1 Perintisan dan
perkerasan jalan desa
Desa Gunung Perak,
Kec. Sinjai Barat
88 0 88
PK 2 Perintisan dan
perkerasan jalan desa
Desa Patalassang, Kec.
Sinjai Timur
88 0 88
PK 3 Pengembagan Kawasan
Wisata
Desa Sanjai, Kec.
Sinjai Timur
75 13 88
PK 4 Perintisan Jalan Desa Desa Gantarang, Kec.
Sinjai Tengah
88 0 88
PK 5 Perintisan dan
perkerasan jalan desa
Desa Talle, Kec. Sinjai
Selatan
88 0 88
PK 6 Pembangunan
Jembatan
Desa Bonto Tengnga,
Kec. Sinjai Borong
88 0 88
PK 7 Perintisan dan
perkerasan jalan desa
Desa Massaile, Kec.
Tellu Limpoe
88 0 88
PK 8 Perintisan dan
perkerasan jalan desa
Desa Batu Belerang,
Kec. Sinjai Borong
88 0 88
TOTAL 691 13 704
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2017
Berdasarkan tabel program padat karya di atas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah
Daerah Kabupaten Sinjai, telah dan akan tetap melakukan upaya-upaya mengurangi angka
kemiskinan melalui program padat karya infrastruktur maupun produktif. Tujuan utama dari
program padat karya ini adalah untuk membuka lapangan kerja bagi keluarga-keluarga miskin,
atau kurang mampu yang kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 29
4.1.2 KUKM dan Jasa Keuangan
Saat ini kondisi di Indonesia menunjukkan masih rendahnya askes masyarakat terhadap
layanan keuangan kendati pertumbuhan ekonomi secara nasional mengalami
peningkatan.Berdasarkan hasil penelitian Bank dunia sebagaimana dikutip dari global financial
index tahun 2015, presentase penduduk dewasa Indonesia (˃15 tahun) yang memiliki rekening
adalah 36, 1 persen.
Banyak faktor yang melatarbelakangi masih terdapat kelompok masyarakat belum
memiliki askes kepada perbankan atau lembaga keuangan, baik dalam bentuk tabungan hingga
perolehan kredit.Diantaranya tempat tinggal yang jaraknya jauh dari bank, dan informasi produk
yang belum dipahami.
Di Kabupaten Sinjai sendiri berdasarkan survey yang dilakukan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Madani Sinjai di SMAN 2 Sinjai utara, MAN 1 Sinjai Utara, dan SMK 1 Sinjai
Utara dengan jumlah responden scara keseluruhan 100 orang, sebanyak 43 pelajar yang mengisi
kuisioner menjawab sudah memiliki akun perbankan dengan jumlah laki-laki 16 orang dan
perempuan 27 orang. Sementara jumlah pelajar yang tidak memiliki akun perbankan jumlahnya
lebih banyak yakni 57 orang. Beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya kepemilikan
akun perbankan oleh kalangan pelajar, antara lain mereka beralasan nanti masuk perguruan
tinggi baru memiliki akun perbankan. Beberapa juga menjawab bahwa biaya hidup dan sekolah
masih mengandalkan pemberian dari orang tua serta jarak yang jauh antara lembaga perbankan
dengan rumah mereka.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 30
DATA KEPEMILIKAN AKUN PERBANKAN PELAJAR
SMA/SMK/MA
BERDASARKAN HASIL SURVEY LAPERMA TAHUN 2016
Askes terhadap Lembaga Jasa Keuangan juga sangat penting bagi pelaku usaha
utamanya mereka yang bergerak pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah atau
UMKM.Lembaga Keuangan juga terus mendorong UMKM untuk memanfaatkan produk-produk
lembaga keuangan untuk meningkatkan produktivitas usaha.Hal ini sangat penting karena
UMKM memiliki daya tahan tinggi yang mampu menopang perekonomian Negara. Tumbuhnya
angka UMKM tentunya akan berimbas pada tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Di Kabupaten Sinjai berdasarkan data Dinas koperasi dan UMKM Kabupaten Sinjai,
jumlah usaha mikro kecil dan menengah terus mengalami pertumbuhan.Pada tahun 2015, jumlah
UMKM di Sinjai sebanyak 8.553.jumlah ini terdiri atas usaha mikro sebanyak 5.354, usaha kecil
2.973, serta usaha menengah sebanyak 226.
Kemudian pada tahun 2017, usaha mikro bertambah menjadi 10.777 usaha kecil
sebanyak 6.434, serta usaha menengah sebanyak 1962.Jumlah ini mengalami perkembangan
pada tahun 2017 meski pertumbuhannya belum signifikan.Masyarakat sinjai khususnya kaum
JUMLAH RESPONDEN (pelajar usia 15-18)
100 orang
Memiliki akun perbankan Laki-laki : 16 Perempuan : 27
Tidak memiliki akun perbankan Laki-laki : 28 Perempuan : 29
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 31
perempuan, banyak mendirikan usaha mikro-kecil yang bergerak pada bidang usaha makanan
dan minuman seperti catering dan warung, serta usaha kerajinan.Berikut data jumlah UMKM di
Sinjai sepanjang tahun 2015 hingga 2017.
Tabel 13
DATA UMKM KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2015-2017
TAHUN MIKRO KECIL MENENGAH
2017 10.777 6.434 1.962
2016 9.432 5.643 1.962
2015 5.354 2.973 226
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2017
GRAFIK 2
UMKM KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2015-2017
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2017
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
MIKRO KECIL MENENGAH
10777
6434
1962
9432
5643
1962
5354
2973
226
2017
2016
2015
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 32
Selain UMKM, jumlah koperasi di Kabupaten Sinjai juga terus tumbuh dan berkembang
sebagai toko guru perekonomian Negara. Berdasarkan data dari dinas koperasi dan UMKM
Kabupaten Sinjai, hingga Desember 2017 jumlah koperasi sebanyak 1.312 unit. Sementara
jumlah anggota koperasi sebanyak 23.324 orang.
Sementara khusus Koperasi Perempuan (Kopwan) di Sinjai, pada tahun 2014 terdapat 5
(Lima) kopwan yang tercatat aktif, dengan jumlah anggota sebanyak 272 orang. Pada tahun 2015
dan 2016, jumlah kopwan tersisa 5 (lima) unit dengan jumlah anggota 304 orang, pada tahun
2017 jumlah Kopwan tetap 5 tapi jumlah anggota meningkat menjadi 615 orang.
Tabel 14
JUMLAH KOPERASI WANITA DI SINJAI
TAHUN 2013-2017
NO TAHUN JUMLAH
KOPRASI
WANITA
JUMLAH
ANGGOTA
MANAJER KARYAWAN
LK PR
1. 2017 5 616 5 1 1
2. 2016 5 304 2 1 1
3. 2015 5 304 2 1 1
4. 2014 5 272 2 1 1
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 33
GRAFIK
DIAGRAM JUMLAH KOPWAN DI SINJAI
Sumber : Dinas Koprasi UKM dan Tenaga Kerja kab. Sinjai tahun 2017
4.1.3 IPTEK dan Perhubungan
Indonesia memiliki visi menjadi Negara digital ekonomi terbesar pada tahun
2020.Karena itu Indonesia sangat mendukung setiap inovasi di bidang tekhnologi informatika
khususnya pemanfaatan ekonomi digital untuk umum.Indonesia memiliki potensi besar di bidang
ekonomi digital.Pada tahun 2014, tercatat transaksi ecommerce Indonesia mencapai USD 12
Miliar.Jumlah ini mnegalami peningkatan dibidang tahun 2013 yang hanya mencatat nilai
transaksi USD 8 Miliar. Tahun 2016 niainya diprediksi mencapai USD 24,6 Miliar. (Ari
Dwipayana 2015).
0 200 400 600 800
LK
PR
JUM
LAH
KO
PW
AN
JUM
LAH
AN
GG
OTA
MA
NA
JER
KA
RYA
WA
N
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 34
Potensi tersebut disebabkan karena Indonesia memiliki asset untuk mendongkrak industri
digital.Asset tersebut meliputi jumlah kelas menengah yang terus meningkat, dan akses yang
lebih besar terhadap tekhnologi.Selain itu penyediaan jasa internet juga bak cendawan di musim
hujan, sehingga masyarakat mudah mengakses internet.Begitu pula beberapa pemerintah daerah
turut memprogramkan akses internet gratis kepada warganya, salah satunya adalah Kabupaten
Sinjai.
Kabupaten Sinjai melalui Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian bahkan sudah
menyiapkan layanan internet gratis yang bisa diaskes dengan mudah oleh warga. Jumlah
pengunjungnya pun terus mengalami peningkatan.Sebagai gambaran pada tahun 2017, jumlah
pengunjung layanan internet gratis sebanyak 2.161 orang.Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki
yang mengunjungi internet gratis sebanyak 1.333, dan perempuan 828 orang.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 35
Tabel 15
DATA PENGUNJUNG LAYANAN INTERNET GRATIS
TAHUN 2017
NO BULAN KUNJUNGAN JENIS KELAMIN JUMLAH LK PR
1. JANUARI 84 45 129
2. FEBRUARI 131 92 223
3. MARET 118 107 225
4. APRIL 168 103 271
5. MEI 248 155 403
6. JUNI 84 37 121
7. JULI 96 48 144
8. AGUSTUS 79 43 122
9. SEPTEMBER 87 54 141
10. OKTOBER 78 54 132
11. NOVEMBER 84 65 149
12. DESEMBER 76 25 101
JUMLAH 1.333 828 2.161
Sumber ; Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kab. Sinjai Tahun 2017
Selain layanan internet gratis pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian
Kabupaten Sinjai, ada juga Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), data Pengurus Kelompok
Informasi Masayarat (KIM) menurut jenis kelamin.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 36
TABEL 16
DATA KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT
NO KECAMATAN
KUNJUNGAN
JENIS KELAMIN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. SINJAI SELATAN 17 5 22
2. SINJAI BARAT 146 50 196
3. TELLU LIMPOE 113 66 179
4. PULAU IX 39 17 56
5. BULUPODDO 89 23 112
6. SINJAI TENGAH 118 53 171
7. SINJAI TIMUR 179 79 258
8. SINJAI BORONG 145 20 165
JUMLAH 846 313 1.159
Sumber ; Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kab. Sinjai Tahun 2017
4.1.4 Industri dan Perdagangan
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, industri kecil dan menengah memiliki
peran yang sangat strategis mengingat potensi yang dimilikinya. Potensi itu antara lain
mengcakup jumlah dan penyebarannya,penyerapan tenaga kerja, hingga ketahanannya terhadap
krisis. Khususnya di Kabupaten Sinjai, terdapat 144 unit usaha kecil dan menengah dengan
jumlah tenaga kerja yang mampu terserap sebanyak 477 orang.Adapun klasifikasi perusahaan
yakni industry pangan, industry penjahitan, dan elektronik, serta industry kerajinan dan industri
lainnya.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 37
Tabel 17
DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN SINJAI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PEMILIK DAN
JUMLAH TENAGA KERJA TAHUN 2015
NO KLASIFIKASI PERUSAHAAN JENIS KELAMIN PEMILIK JUMLAH TENAGA
KERJA LK PR
1. Industri Pangan 34 18 234
2. Industri Penjahitan 3 1 9
3. Industri Kimia dan Bahan Bangunan 22 4 63
4. Industri Logam, Mesin dan
Elektronik
37 1 80
5. Industri Kerajinan 8 2 37
6. Industri Lainnya 12 2 54
Jumlah 116 28 477
Sumber: Dinas Perindag Kab. Sinjai, 2015 (data diolah kembali oleh Laperma)
Sementara berdasarkan lokasi perusahaan, di Kecamatan Sinjai Utara terdapat 32 (Tiga
Puluh Dua) unit industri, selanjutnya di Kecamatan Sinjai Timur sebanyak 7(Tujuh) unit. Jumlah
industry terkecil berada di Kecamatan Sinjai Borong yang jumlahnya hanya 2 (dua)unit. Secara
umum, industry pangan seperti usaha warung dan restoran, serta jasa katering masih menempati
peringkat pertama jenis usaha yang digeluti oleh sebagian besar pemilik industry.Peringkat
pertama jenis usaha yang digeluti oleh sebagian besar pemilik industri.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 38
Tabel 18
DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KAB. SINJAI
BERDASARKAN LOKASI PERUSAHAAN
TAHUN 2017
N
O
Klasifikasi
Perusahaan
Sinjai
Utara
Sinjai
Selatan
Sinjai
Barat
Sinjai
Tengah
Bulu
poddo
Sinjai
Timur
Tellu
limpoe
Boro
ng
Pulau
IX
1. Industri Pangan 12 1 3 1 2 1 - - -
2. Industri Penjahitan 2 1 - - - - - 1 -
3. Industri Kimia dan
Bahan Bangunan
6 2 - 2 1 1 - 1 -
4. Industri
logam,mesin dan
elektronika
9 - 1 - 4 - - 1 -
5. Industri Kerajian 1 - - - - - - 1 -
6. Industri Lainnya 2 - 1 - - - - -
Jumlah 32 4 5 3 7 2 - 4 -
Sumber : Dinas Perdagangan,Perindustrian,dan ESDM Kab. Sinjai, 2017
4.1.5 Pertanian
Perempuan bergerak pada sektor pertanian bukan lagi hal yang baru.Pemerintah bahkan
membuka akses terhadap kaum perempuan untuk membangun sektor pertanian melalui pelibatan
perempuan secara aktif, salah satunya dengan mendorong pembentukan Kelompok Wanita Tani
atau KWT.Pembentukan KWT adalah bagian dari upaya pelibatan kaum perempuan secara
lansung dalam usaha-usaha peningkatan hasil pertanian, seperti menjadi bagian dari motivator
dalam mengadopsi dan mengenal tekhnologi pertanian. (deptan.go. id 2015).
Perang ganda wanita tani ini sangat strategis dalam peningkatan produktifitas usaha tani,
dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan menuju kesejahteraan
rumah tangga petani dipedesaan.Di Kabupaten Sinjai perang penting KWT juga sangat
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 39
signifikan.Karena perannya itulah sehingga jumlah KWT terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun.Salah satu program yang banyak melibatkan perempuan pada bidang pertanian
adalah gerakan percepatan penganekaragaman komsumsi pangan (P2KP) berbasis sumber daya
lokal.
Pada tahun 2014 jumlah kelompok wanita tani yang melaksanakan program P2KP hanya
6 kelompok dan terbesar di 6 kecamatan, dengan jumlah anggota kelompok secara keseluruhan
180 orang. Kemudian pada tahun 2015 jumlah kelompok pelaksanaan P2KP bertambah menjadi
8, dengan jumlah anggota sebanyak 240 orang.Sementara berdasarkan data badan pelaksanaan
penyuluh dan ketahanan pangan Kab. Sinjai per mei 2016, jumlah KWT yang melaksanakan
program P2KP sebanyak 20 kelompok yang melibatkan 600 orang anggota kelompok.
Melalui gerakan P2KP, kelompok wanita tani di sinjai melakukan kegiatan berupa
optimalisasi pemamfaatan pekarangan, dengan jalan menanami lahan atau pekarangan dengan
aneka tanaman produktif seperti aneka sayuran dan buah-buahan.Melalui pemanfaatan
pekarangan, ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok wanita tani dapat meningkatkan kualitas
hidup keluarga mereka.Keberadaan tanaman produktif dipekarangan rumah dapat membantu
mereka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 40
Tabel 19
DATA KELOMPOK WANITA TANI PELAKASANA KEGIATAN P2KP
DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2014
NO NAMA
KELOMPOK
DESA/
KELURAHAN
KECAMATAN JUMLAH
ANGGOTA
1. Karya Alehanuae Sinjai Utara 30 Orang
2. Inameso Saukang Sinjai Timur 30 Orang
3. Melati Lembang Lohe Tellu Limpoe 30 Orang
4. Bunga Mekar Gantarang Sinjai Tengah 30 Orang
5. Mattiro Walie Lamatti Riawang Bulupoddo 30 Orang
6. Seruni Bulu Kamase Sinjai Selatan 30 Orang
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kab. Sinjai Tahun 2014
Tabel 20
DATA KELOMPOK WANITA TANI PELAKASANA KEGIATAN P2KP
DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2015
NO NAMA
KELOMPOK
DESA/
KELURAHAN
KECAMATAN JUMLAH
ANGGOTA
1. Lestari Kalobba Tellu Limpoe 30 Anggota
2. R.A Kartini Mannanti Tellu Limpoe 30 Anggota
3. Sipatuo Tompobulu Bulupoddo 30 Anggota
4. Buakang Panaikang Sinjai Timur 30 Anggota
5. Mattoanging Songing Sinjai Selatan 30 Anggota
6. Permata Sari Pattongko Sinjai Tengah 30 Anggota
7. Mawar Pasir Putting Sinjai Borong 30 Anggota
8. Anggrek Barania Sinjai Barat 30 Anggota
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kab. Sinjai Tahun 2015
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 41
Tabel 21
DATA KELOMPOK WANITA TANI PELAKASANA KEGIATAN P2KP
DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2016
NO NAMA
KELOMPOK
DESA/
KELURAHAN
KECAMATAN JUMLAH
ANGGOTA
1. KWT Permata Desa Alenangka Kec, Sinjai Selatan 30
2. KWT Maseddi Atie Desa Pale Kec, Sinjai Selatan 25
3. KWT Karumassing Desa Palangka Kec, Sinjai Selatan 31
4. KWT Mawar Kel. Sangiasseri Kec, Sinjai Selatan 30
5. KWT Mekar Tani Kel. Mannanti Kec, Tellulimpoe 30
6. KWT Mawar Desa Bua Kec, Tellulimpoe 30
7. KWT Mekar Sari Desa Sukamaju Kec, Tellulimpoe 30
8. KWT Lestari Desa Gunung
Perak
Kec, Sinjai Barat 25
9. KWT Bunga Mekar Kel. Tassililu Kec, Sinjai Barat 31
10 KWT Polewali Desa Bonto
Sinala
Kec, Sinjai Borong 30
11. KWT Bunga Mekar Desa Batu
Belerang
Kec, Sinjai Borong 30
12. KWT Bougenville Desa Saotengah Kec, Sinjai Tengah 30
13. KWT Mentari Desa Baru Kec, Sinjai Tengah 30
14. KWT Bunda
Permata
Desa
Mattunreng
Tellue
Kec, Sinjai Tengah 30
KWT Mandiri Desa
Pasimarannu
Kec, Sinjai Timur 30
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 42
KWT Mekar Sari Desa Panaikang Kec, Sinjai Timur
KWT Sipakalebbi Desa Lappa
Cinrana
Kec, Bulupoddo 20
KWT Malilu
Sipakainge
Desa Lamatti
Riattang
Kec, Bulupoddo 30
KWT Mawar Kel. Balangnipa Kec, Sinjai Utara 18
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kab. Sinjai Tahun 2016
4.1.6 Perkebunan dan Kehutanan
Selain disektor pertanian, perempuan juga berupaya meningkatkan taraf hidup dan
perekonomian melalui usaha di bidang kehutanan.Namun untuk melakukannya mereka juga
dianjurkan oleh pemerintah untuk membentuk kelompok tani hutan atau KTH.Kelompok tani
hutan adalah kumpulan petani atau perorangan yang mengelola usaha di bidang kehutanan,
didalam dan diluar kawasan hutan yang meliputi usaha hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu,
dan jasa lingkungan, baik dihulu maupun dihilir.Pembentukan kelompok ini berfungsi sebagai
media pembelajaran masyarakat, media peningkatan kapasitas anggota, media memecahkan
masalah, serta media kerjasama dan gotong royong.
Di Kabupaten Sinjai berdasarkan data dinas perkebunan dan kehutanan, jumlah
kelompok tani hutan pada tahun 2015 mencapai 114 kelompok. Sebanyak 107 kelompok yang
dikelola oleh laki-laki, sementara 7 lainnya dikelola oleh perempuan.Khusus kelompok tani
hutan yang dibentuk oleh perempuan, lokasinya terdapat `di kecamatan Sinjai Selatan,
Tellulimpoe, dan kecamatan Sinjai Utara.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 43
Tabel 22
DAFTAR KELOMPOK TANI HUTAN YANG DIBENTUK OLEH PEREMPUAN
DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2015
No NAMA KELOMPOK ALAMAT JUMLAH ANGGOTA JENIS USAHA
1 DW. Bonto Manai Dusun Bonto Manai, Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan
30 Orang Olahan HHBK
2 WT.Mandiri Dusun Lappae, Desa Saotengah, Kecamatan Tellu Limpoe
25 Orang HR, Konservasi
3 WT.Mekar Lingkungan Tokinjong, Kelurahan Balangnipa, Kec. Sinjai Utara
24 Orang HHBK Atap Nipa
4 WT.Melati Dusun Bonto Heru, Desa Lembang Lohe, Kecamatan Tellulimpoe
26 Orang Sapu Ijuk, Gula Merah
5 WT.Sutera Dusu Balangpesoang, Desa Samaturue, Kecamatan Tellulimpoe
20 Orang Sutera Alam, Konservasi
6 WT.Tunas Mandiri Dusun Bola-bola, Desa Puncak,Kec. Sinjai Selatan
18 Orang Budidaya Jamur Tiram
7 WT.Az Zahra Dusun Joalampe, Desa Alenangka, Kec. Sinjai Selatan
13 Orang Budidaya Jamur Tiram
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai tahun 2015
4.1.7 Perikanan dan Kelautan
Secara geografis, masyarakat Nelayan adalah masyarakat yang hidup dan tumbuh serta
berkembang di kawasan pesisir.Sebagian masyarakat pesisir menggantungkan kelangsungan
hidupnya dari mengelola potensi sumber daya Perikanan.Untuk mengelolanya tentu masyarakat
Nelayan butuh pendampingan, baik dari pemerintah maupun lembaga lainnya.Pembentukan
kelompok usaha bersama atau KUB adalah salah satu solusi agar masyarakat Nelayan memiliki
akses untuk meningkatkan pendapatan mereka, dan membuka lapangan kerja.Hanya saja
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 44
keberadaan KUB ini terkadang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Nelayan, terutama
dari sisi partisipasi anggota dan manajemen pengelolaan.
Khusus di Kabupaten sinjai, KUB perikanan tangkap juga sudah terbentuk di empat
Kecamatan yang memang memiliki wilayah pesisir, yakni Kecamatan Sinjai Utara, Kecamatan
Sinjai Timur, Kecamatan Tellu limpoe, serta Kecamatan Pulau Sembilan. Jumlah kelompok
secara keseluruhan di empat Kecamatan tersebut adalah 57, dengan jumlah anggota sebanyak
760 orang.
Tabel 23
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) PERIKANAN TANGKAP
DI KABUPATEN SINJAI YANG TERDAFTAR PADA
DIREKTORAT KENELAYANAN DIRJEN
PERIKANAN TANGKAP KKP TAHUN 2017
NO LOKASI JUMLAH
KELOMPOK
JUMLAH
ANGGOTA
1 Kecamatan Sinjai Utara 24 340 Orang
2 Kecamatan Sinjai Timur 16 195 Orang
3 Kecamatan Tellulimpoe 3 36 Orang
4 Kecamatan Pulau 9 14 189 Orang
Jumlah 57 760 Orang
Sumber : Dinas Perikanan Kab. Sinjai 2017
4.2 Data Gender Bidang Sosial, Politik dan Hukum
4.2.1 Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan merupakan tolak ukur pembangunan sebuah bangsa. Ukur mengukur
utama selain kesehatan dan daya ekonomi masyarakat. Semakin baik Pendidikan maka semakin
baik pula kualitas sumber daya manusia.Selain itu, Pendidikan adalah sarana transformasi yang
ampuh, karena dengan Pendidikan seseorang atau kelompok masyarakat dapat mengembangkan
diri secara transformative.Secara global, masalah pendidikan menjadi perhatian dunia
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 45
internasional dan masuk pada tujuan kedua dalam tujuan Millennium Development Goals
(MDG) yakni “mencapai pendidikan dasar untuk semua”. Deklarasi Millennium hasil
kesepakatan kepala Negara dan Perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada
tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada
tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang
terurai dalam deklarasi millennium, dan diadopsi oleh 189 Negara serta ditandatangani oleh 147
Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium
di New York tersebut dan menandatangani deklarasi millenium itu. Deklarasi berisi komitmen
negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan
dalam millennium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan
pengentasan kemiskinan.
Dalam konteks ini, Kabupaten Sinjai merespon kebijakan pendidikan dengan
menidaklanjuti dalam kebijakan penerapan pembebasan biaya pendidikan mulai dari jenjang SD,
SMP, dan SMA dalam bentuk Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2010. Pembebasan biaya
pendidikan berfungsi yang seluas-luasnya kepada anak usia sekolah 7 hingga 18 Tahun wajib
mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu, serta memberikan peluang bagi orang tua
siswa untuk mengalihkan dana kebutuhan anak didik menjadi dukungan biaya terhadap
peningkatan fasilitas belajar dan potensi siswa.
Regulasi tentang pembebasan biaya pendidikan ini juga dapat digunakan sebagai alat
ukur untuk mengetahui daya serap penduduk usia sekolah dimasing-masing jenjang pendidikan,
atau biasa disebut dengan istilah Angka Partisipasi Kasar (APK). Pemerataan kesempatan belajar
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 46
yang diukur dari pencapaian angka partisipasi ini merupakan indicator yang digunakan untuk
mengukur pencapaian kesetaraan gender dalam bidang pendidikan.
Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk yang sedang
mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK)
merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan
(berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang
pendidikan tersebut.
APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang
diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam
pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Nilai APK bisa lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi murid yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas usia sekolah pada
jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh, banyak anak-anak usia diatas 12 tahun,
tetapi masih sekolah di tingkat SD atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi
telah masuk SD. Adanya siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di jenjang
pendidikan tertentu menunjukkan terjadinya kasus tinggal kelas atau terlambat masuk sekolah.
Sebaliknya, siswa yang lebih muda dibanding usia standar yang duduk di suatu jenjang
pendidikan menunjukkan siswa tersebut masuk sekolah di usia yang lebih muda.
Rumus:
❖ APK SD = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SD : Jumlah penduduk umur
7─12 tahun) X 100}
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 47
❖ APK SLTP = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTP :Jumlah penduduk umur
13─15 tahun) X 100}
❖ APK SLTA = {(Jumlah penduduk yang sekolah di SLTA :Jumlah penduduk umur
16─18 tahun) X 100}
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sinjai pada tahun 2017
APK Kabupaten Sinjai menurut jenjang pendidikan (SD,SLTP, dan SLTA) masih relatif. Untuk
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) nilainya 113,98% dimana nilai APK laki-laki (118,19)
lebih baik dibandingkan nilai APK perempuan (109,69%). Untuk jenjang pendidikan tigkat
SLTP dengan nilai 82,8%, dimana nilai APK laki-laki (85,84%) relatif lebih baik dari nilai APK
Perempuan (77,58%), untuk jenjang pendidikan tingkat SLTA yang nilainya hanya 83,84%
dengan nilai APK laki-laki (80,94%) lebih rendah dibandingkan nilai APK perempuan (86,87%).
Berikut tabel APK Tahun 2017:
Tabel 24
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) KABUPATEN SINJAI
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2017
Karakteristik
Jenjang Pendidikan
SD SMP SMA
Jenis Kelamin 113,98 82,08 83,82
Laki-Laki 118,19 85,84 80,94
Perempuan 109,69 77,58 86,87
Sumber : Badan Pusat Statistik Sinjai Tahun 2017
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat
akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi
Angka Partisipasi Sekolah semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 48
pendidikan. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai
meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
Rumus:
❖ APS (7-12) = {(Jumlah penduduk berumur 7-12 tahun yang masih sekolah:Jumlah
penduduk umur 7─12 tahun) X 100 }
❖ APS(13-15) = {(Jumlah penduduk berumur 13-15 tahun yang masih sekolah: Jumlah
penduduk umur 13-15 tahun) X 100}
❖ APS (16-18)= {(Jumlah penduduk berumur 16-18 tahun yang masih sekolah:Jumlah
penduduk umur 16-18 tahun) X 100}
Contoh Interprestasi:
Misalkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun di Kabupaten A
adalah sebesar 96 persen. Hal ini berarti masih ada 4 persen penduduk berusia 7-12 tahun
yang tidak bersekolah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 menunjukkan nilai Anka
Partisipasi Sekolah (APS) Menurut kelompok umur. Umur 5-6 tahun mencapai 27,74% dengan
nilai APS laki-laki (31,28%) dan nilai APS perempuan (23,90%). Nilai APS Umur 7-12 tahun
mencapai 99,40% dengan nilai APS laki-laki (99,40%) dan nilai APS perempuan (98,19%).
Sementara untuk nilai APS umur 16-18 tahun mencapai 77,94% dengan nilai APS laki-laki
(78,85%) dan nilai APS perempuan (76,98%). Berdasarkan data tersebut nilai presentase APS
paling tinggi umur 7-12 tahun, berikut ini tabel APS formal penduduk berumur 5-18 tahun.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 49
TABEL 25
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) FORMAL PENDUDUK BERUMUR 5-18 TAHUN
MENURUT KARAKTERISTIK DAN KELOMPOK UMUR
TAHUN 2017
Karakteristik
KELOMPOK UMUR
5-6 7-12 13-15 16-18
Jenis Kelamin 27,74 99,40 93,34 77,94
Laki-Laki 31,28 100 92,92 78,85
Perempuan 23,90 98,19 93,84 76,98
Sumber : Badan Pusat Statistik Sinjai Tahun 2017
Selain APK dan APS, juga terdapat data terkait angka partisipasi murni atau APM.
Angka partisipasi murni didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia
sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan
dinyatakan dalam persentase, indikator ini digunakan untuk mengukur pencapaian kesetaraan
gender dalam bidang pendidikan. Indikator APM juga digunakan untuk mengetahui banyaknya
anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi
APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah pada tingkat pendidikan
tertentu.APM merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan MDGS dalam mengukur
pencapain kesetaraan gender dibidang pendidikan. APM mengukur proporsi anak yang
bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD (usia 7-
12 Tahun), SMP (usia 13-15 Tahun), dan SLTA (usia 16-18 Tahun).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 menunjukkan nilai APM
jenjang pendidikan SD (usia 7-12 Tahun) mencapai 99,02% dengan nilai APM laki-laki (100%)
dan nilai APM perempuan (98,01%). Nilai APM jenjang SLTP (usia 13-15 Tahun) mencapai
78,77% dengan nilai APM laki-laki (82,38%) dan nilai APM perempuan (74,45%). Sementara
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 50
untuk nilaiAPM jenjang pendidikan SLTA (usia 16-18 Tahun) mencapai 72,62% dengan nilai
APM laki-laki (72,94%) dan nilai APM perempuan (72,27%). Dari data tersebut nilai APM
paling tinggi pada jengjang pendidikan SD yaitu 99,02%.
TABEL 26
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) KABUPATEN SINJAI
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2017
Karakteristik
Jenjang Pendidikan
SD SMP SMA
Jenis Kelamin 99,02 78,77 72,62
Laki-Laki 100 82,38 72,94
Perempuan 98,01 74,45 72,27
Sumber : Badan Pusat Statistik Sinjai Tahun 2017
Sementara pada jenjang pendidikan tinggi, di Kabupaten Sinjai terdapat 4 lembaga
pendidikan tinggi yakni Institut Agama Islam Muhammadiah (IAM), Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial dan Politik (STIP) Muhammadiyah, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP)
Muhammadiyah, dan Akademi Kebidanan Madani. Keempat lembaga ini mampu
menyerappeserta didik/mahasiswa baru hingga ratusan orang setiap tahun akademik. keberadaan
lembaga pendidikan tinggi di Kabupaten Sinjai tentunya menjadi salah satu indikator
meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM), dan secara ekonomi kondisi ini akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 51
Tabel 27
DATA MAHASISWA AKTIF PADA LEMBAGA/PERGURUAN TINGGI
TAHUN AKADEMIK 2014 DAN 2015
DI KABUPATEN SINJAI
NAMA LEMBAGA /PERGURUAN TINGGI
TAHUN AKADEMIK
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH/IAMI
2014-2015 2015-2016
90 89
213 165
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK (STISIP) MUHAMMADIYAH
2014-2015 2015-2016
188 169
299 268
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP)MUHAMMADIYAH
2014-2015 2015-2016
104 93
36 59
Sumber : Bag. Tata Usaha Iaim,Stisip, dan Stip, Tahun 2015
Selain pendidikan formal, peran dan keberadaan Pusat Kelompok Belajar Masyarakat
(PKBM) sebagai lembaga pelaksana kelompok belajar,juga sangat penting dalam upaya
menciptakan akses pendidikan seluas-luasnya kepada masyarakat yang tidak atau belum dapat
mengikuti pendidikan formal. Berdasarkan data bidang PNFI Dinas Pendidikan Kabupaten
Sinjai, jumlah PKBM di Kabupaten Sinjai saat ini adalah 6 (enam) lembaga yang mengelolah
kelompok belajar paket A, B, dan C. Pada tahun pelajaran 2015/2016, jumlah peserta atau warga
yang bergabung di kelompok belajar sebanyak 223 orang.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 52
Tabel 28
DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR DAN JUMLAH PESERTA
KABUPATEN SINJAI TAHUN 2015/2016
NO NAMA LEMBAGA KLP BELAJAR JENIS KELAMIN PESERTA JUMLAH L P
1 PKBM Todilaling, sinjai utara
Paket B dan Paket C
16 29 45
2 PKBM Pattontongan, Sinjai Tengah
Paket B 18 20 38
3
PKBM Batu Tellue, Sinjai Utara
Paket A, Paket B, Lanjutan,
Paket C 38 27 65
4 PKBM Batu Palla, Sinjai Borong
Paket B 11 14 25
5
PKBM Pencerdasan anak bangsa, sinjai selatan
Paket B 8 12 20
6 PKBM Pusaka Jaya
Paket C Vokasi 12 18 30
JUMLAH 103 120 223
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Sinjai Tahun 2015
Selain mendorong adanya kemudahan bagi penduduk sinjai untuk mengakses lembaga
pendidikan,perintah daerah kabupaten sinjai berupaya meningkatkan kompetensi para tenaga
pendidikan dan kependidikan. Berbagai program daerah maupun pusat diupayakan untuk di
integarasikan pada setiap pelaksanaan kegiatan seperti program sertifikasi guru, yang bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik dan
kependidikan.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 53
Selain pendidikan, bidang kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan
penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program
pemerintah dalam mewujutkan derajat kesehatan masyarakat adalah peningkatan pelayanan
kesehatan yang didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM), serta sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai di tiap kecamatan. Selain itu, hal mendasar yang penting diperhatikan
yaitu perluasan akses kesehatan khususnya kepada masyarakat miskin dan perempuan di seluruh
desa/kelurahan. Akses kesehatan merupakan hal yang sangat terkait dengan isu gender. Derajat
kesehatan perempuan secara umum dapat diukur melalui ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan seperti tenaga kesehatan terutama bidan, rata-rata angka harapan hidup, jumlah
akseptor KB, serta angka kematian bayi yang secara langsung terkait dengan kesehatan ibu.
Masalah kesehatan menjadi penting mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah,
karena merupakan perhatian dunia internasional yang tergabung dalam 189 negara yang
menandatangani deklarasi millennium pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) millennium di
New York pada bulan september 2000. Dalam kesepakatan tersebut memuat komitmen
inernasional dalam 8 tujuan pembangunan dalam Millennium Development Goals (MDGs)
sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan , salah
satu tujuan dari komitmen tersebut yakni dibidang kesehatan. Dalam bidang kesehatan ada 3
sasaran tujuan dari MDGs yakni
1. Menurunkan angka kematian anak, dengan target menurunkan angka kematian balita.
Adapun indikatornya yaitu:
a. Angka kematian anak
b. Angka kematian bayi
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 54
c. Proporsi imunisasi campak pada usia 1 tahun (12-13) bulan
2. Meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka kematian ibu. Adapun
indikatornya yaitu:
a. Angka kematian ibu (AKI).
b. Proporsi pertolongan kelahiran (PPK) oleh tenaga kesehatan terlatih (TKT).
c. Angka pemakaian alat kontrasepsi pada psangan usia subur (PUS) 15-49 tahun.
3. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya.
Target mengendalikan penyebaran penyakit HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah
kasus baru pada Tahun 2015 dengan indikator :
a. Prevalenssi HIV/AIDS ibu hamil yang berusia 15-24 tahun.
b. Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi.
c. Angka penggunaan kondom.
d. Presentase penduduk berusia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan
konprehensif tentang HIV/AIDS.
e. Rasio kehadiran sekolah anak yatim piatu karena HIV/AIDS mengendalikan penyakit
malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun
2015 dengan indikator :
a. Prevalensi malaria dann angka kematian.
b. Persentase balita yang tidur dengan menggunakan kelambu yang telah diproteksi
dengan menggunakan insektisida.
c. Persentase balita yang mendapatkan penanganan malaria secara efektif.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 55
d. Prevalensi tuberculosis dan angka kematian penderita tuberculosis dengan sebab
apapun selama pengobatan OAT.
e. Angka penemuan penderita tuberculosis BTA positif baru.
f. Angka kesembuhan penderita tuberculosis.
Berikut tabel-tabel data yang terkait dengan upaya pencapaian sasaran dan tujuan
Millenium Development Goals (MDGs).
Tabel 29
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2017
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sinjai Tahun 2017
Berdasarkan data seksi kesehata keluarga dinas kesehatan kabupaten sinjai, pada tahun
2017 jumlah kelahiran secara keseluruhan sebanyak 4.099 kelahiran, dengan status kelahiran
hidup sebanyak 4.047, dan mati sebanyak 52. Jumlah kelahiran terbanyak terjadi diwilayah
KECAMATAN
JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
HIDUP MATI H+M HIDUP MATI H+M
Sinjai Barat 243 8 251 204 2 206
Sinjai Borong 161 2 163 174 2 176
Sinjai Selatan 341 4 345 335 7 342
Tellu Limpoe 303 3 306 303 2 305
Sinjai Timur 297 6 303 226 8 234
Sinjai Tengah 264 1 265 238 3 241
Sinjai Utara 428 9 437 397 11 408
Bulupoddo 174 4 178 118 3 121
Pulau IX 62 0 62 66 0 66
JUMLAH 2273 37 2310 2061 38 2099
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 56
kecamatan sinjai utara sebanyak 764 laporan, disusul kecamatan sinjai selatan dengan jumlah
laporan kelahiran sebanyak 294. Secara umum peristiwa kelahiran diseluruh wilayah kecamatan
dikabupaten sinjai telah mendapatkan penanganan sesuai prosedur untuk menurunkan
angkakematian bayi dan balita.
Kendati upaya penanganan kelahiran terus dimaksimalkan, namun di indonesia yang
masih meenjadi pekerjaan besar yang harus mendapatkan penanganan adalah tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI). Tingginya angka kematian ibu dapat menunnjukkan masih rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakna indikator keberhasilan derajat
kesehatan suatu wilayah. Pemerintah berupaya bahu-membahu membuat berbagai strategi untuk
akselerasi menurunkan AKI. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas
kementrian kesehatan dan keberhasilah program KIA menjadi salah satu indikator utama dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Tingginya angka
kematian ibu di indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI sebagai
program prioritas dalam pembangunan kesehatan.
Angka kematian ibu adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu sebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kasus
kecelakaan atau kasus insedintif) selama kehamilan, melahirkan dalam masa nipas (42 hari
setelah melahirkan). Tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI
diperhitungkan pula dalam jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.
Berdasarkan data dinas kesehatan kabupaten sinjaiPada tahun 2017, jumlah angka
kematian ibu sebanyak 6 kasus kematian. Sementara pada tahun 2017 turun menjadi 6 kasus
kematian ibu. Berikut tabel Kasus kematian Ibu tahun 2017 :
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 57
Tabel 30
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR KECAMATAN
DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
LAHIR HIDUP
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Tahun
20-34 Tahun
> 35 Tahun JUMLAH
1 Sinjai Barat Manipi 327 - - - 0
Tengngga Lembang
115 - - - 0
2 Sinjai Borong
Borong Kompleks
131 - - - 0
Biji Nangka 136 - 1 - 1
3 Sinjai Selatan Samaenre 364 - 1 1 2
Aska 233 - - - 0
4 Tellu Limpoe Mannanti 364 - - - 0
Lappae 242 - - - 0
5 Sinjai Timur
Panaikang 126 - - - 0
Samataring 222 - - 2 2
Kampala 181 - - - 0
6 Sinjai Tengah Lappadata 213 - - - 0
Manimpahoi 258 - - - 0
7 Sinjai Utara Balangnipa 759 - 1 - 1
8 Bulupoddo Bulupoddo 241 - - - 0
9 Pulau IX Pulau IX 135 - - - 0
Jumlah 4.047 0 3 3 6
Sumber: Dinas Kesehatan Tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 58
Tabel 31
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR
KECAMATAN DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2017
Sumber: Dinas Kesehatan Tahun 2017
Jumlah kematian ibu biasanya dikelompokkan menjadi 3 bagian yakni jumlah kematian
ibu hamil, jumlah kematian ibu bersalin, dan jumlah kematian ibu nipas. Pada tahun 2017, data
dinas kesehatan Kabupaten Sinjai menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu hamil di sinjai
sebanyak 1 orang,jumlah kematian ibu bersalin 1 orang, dan jumlah kematian ibu nipas 4 orang.
Total keseluruhan angka kematian ibu di sinjai pada tahun 2017 adalah 6 orang.
Kasus kematian ibu karena hamil, melahirkan, dan nipas di Kabupaten Sinjai secara
umum disebabkan oleh kelampsia, infeksi, abortus, pendarahan dan lain-lain. Penyebab ini lazim
menyebabkan kematian ibu melahirkan sehingga perlu untuk memberikan edukasi bagi ibu-ibu
sejak dini. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu
angka kematian, meskipunbanyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini.
NO KECAMATAN JUMLAH
LAHIR HIDUP
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Tahun 20-34 < 35 Jumlah
1 Sinjai Barat 442 0 0 0 0
2 Sinjai Borong 267 0 0 1 1
3 Sinjai Selatan 597 0 0 0 0
4 Tellu Limpoe 606 0 0 0 0
5 Sinjai Timur 529 0 1 0 1
6 Sinjai Tengah 471 0 0 0 0
7 Sinjai Utara 759 1 2 1 3
8 Bulupoddo 241 0 0 0 0
9 Pulau IX 135 0 1 0 1
JUMLAH 4047 0 4 2 6
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 59
Selain karna faktor medis yang menyebabkan kematian ibu melahirkan, faktor lain yang
berpengaruh yaitu masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian, serta rendahnya
perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Sehingga untuk menyelesaikan persoalan
ini perlu dukungan semua pihak termasuk kaum laki-laki yang harus berupaya aktif dalam segala
permasalahan reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Sehingga pandangan yang
menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu dirubah secara sosiokultural agar
perempuan mendapat perhatian masyrakat, sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan
perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Tabel 32
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) TAHUN 2017
Kecamatan AKB Penyebab Utama
Sinjai Utara 0 -
Pulau IX 2 1 Demam, 1 Diare
Bulupoddo 0 -
Sinjai Timur 4 LK= 3 Asfiksia, 1 Diare
Sinjai Selatan 4 1 Diare, 1 Aspirasi Asi, 1 Pneumonia, 1 Prematur
Tellulimpoe 3 1 Trsendak, 1 BBLR, 1 Cacat Bawaan
Sinjai Tengah 5 1 Pneumonia, 1 dispneu, 1 diare, 1 kelainan bawaaan, 1 BBLR
Sinjai Barat 0 1 Sesak Sinjai Borong 1 1 Ispa Jumlah 19 Angka
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Tahun 2017
Pada tabel diatas, jumlah kasus kematian bayi tahun 2017 di kabupaten sinjai berdasarkan
data dinas kesehatan yakni 19 kasus. Kasus-kasus bayi ini terjadi disemua kecamatan .
Sementara untuk kecamatan yang paling tinggi kasusnya adalah kecamatan Sinjai Tengah
dengan 5 kasus. Kasus kematian bayi di kabupaten sinjai disebabkan berbagai penyebab
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 60
diantaranya BBLR, kelainan kogenetal, asfiksi, diare, ikterus, ispa, campak, kelainan jantung,
dan penyebab lainnya.
Sementara untuk Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Sinjai pada tahun
2017, jumlah kematian balita sebanyak 79 kasus. Jumlah kasus kematian balita terbanyak di
kecamatan Sinjai Barat (11 kasus ) dan terendah di kecamatan Sinjai Borong (1 Kasus). Kasus
kematian balita di kabupaten sinjai disebabkan berbagai penyebab diantaranya BBLR, kelainan
kogenetal, asfiksia, diare, ikterus, ispa, campak, kelainan jantung, muntah darah dan penyebab
lainnya. Angka kematian balita (0-4 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun
perseribu kelahiran hidup. seperti halnya angka kematian ibu dan bayi, AKABA ini juga dapat
memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah.
Meski mampu menekan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 68 kasus di tahun 2014
menajadi 25 kasus di tahun 2015, dan pada tahun 2017 mengalami penurunan jadi 19 kasus,
namun Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai masih harus memaksimalkan kinerjanya dalam
upaya mengurangi angka kematian balita (AKABA) yang cenderung mengalami peningkatan.
Pada tahun 2014, AKABA dilaporkan sebanyak 71 kasus, dan meningkat menjadi 85 kasus
kematian di tahun 2015. Pada tahun 2017 mengalami penurunan sebanyak 79 orang, Berikut
tabel selengkapnya jumlah kematian bayi dan balita di tahun 2017.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 61
Tabel 33
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA
MENURUT JENIS KELAMIN
KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SINJAI TAHUN 2017
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN
LAKI-LAKI PERMPUAN LAKI-LAKI + PERMPUAN
NEONATAL
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYI
ANAK
BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
1 Sinjai Barat
Manipi 6 0 0 0 4 0 0 0 10 0 0 0
Tengngga Lembang
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2 Sinjai Boro
ng
Borong Kompleks
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Biji Nangka 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
3 Sinjai Selat
an
Samaenre 1 2 0 1 2 2 0 0 3 4 0 1
Aska 2 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0
4 Tellu limpo
e
Mannanti 3 0 0 0 2 1 0 0 5 1 0 0
Lappae 1 0 0 0 2 2 1 0 3 2 1 0
5 Sinjai Timur
Panaikang 2 0 0 1 2 2 0 0 4 2 0 1
Samataring
2 1 0 1 1 1 0 0 3 2 0 1
Kampala 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0
6 Sinjai Teng
ah
Lappadata 1 1 0 3 0 1 0 0 1 2 0 3
Manimpahoi
0 1 0 0 3 2 0 0 3 3 0 0
7 Sinjai Utara Balangnipa
5 0 0 0 1 0 0 0 6 0 0 0
8 Bulupoddo Bulupoddo
3 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0
9 Pulau IX Pulau IX
2 2 0 0 0 0 0 1
2 2 0 1
Jumlah 31 8 0 6 21 11 1 1 52 19 1 7
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sinjai Tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 62
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian baik di
level nasional, maupun di daerah melalui berbagai kebijakan yang telah memberikan dampak
terhadap menurunnya jumlah kematian anak, salah satunya yakni melaui program imunisasi. Di
Kabupaten Sinjai program imunisasi bagi anak sudah lama digalakkan dengan mengajak
berbagai komponen untuk mendukung kebijakan ini untuk menurunkan jumlah kematian anak,
pada tahun 2017 jumlah anak yang diimunisasi dengan HBO (7 hari) sebanyak 3.829 orang,
BCG/Polio1 sebanyak 3869 orang, DPT/HBI dan Polio 2 sebanyak 3.773 orang, DPT/HB2
Polio 3 sebanyak 3801 orang, DPT/HB3 Polio 4 sebanyak 3748 orang, dan campak (9 bulan)
sebanyak 3835.
Tingginya jumlah anak yang diimunisasi di puskesmas tidak terlepas dari kesadaran
masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi anak untuk mencegah penyakit. Dari Sembilan
kecamatan di Kabupaten Sinjai dengan 19 puskesmas telah memberikan pelayanan imunisasi
kepada masyarakat.Berikut tabel perbandingan cakupan imunisasi pada bayi di Kabupaten Sinjai
pada tahun 2017.
Tabel 34
JUMLAH ANAK YANG TELAH DIIMUNISASI
TAHUN 2017
NO
KECAMATA
N PUSKESMAS
JUMLAH ANAK YANG TELAH DIIMUNISASI
HBO(7 HARI) BCG/POLIO 1 DPT/HBI &
POLIO 2 DPT/HB2 &
POLIO 3 DPT/HB3 &
POLIO 4 CAMPAK (9
BULAN)
L P L P L P L P L P L P L P
1 SINJAI UTARA BALANGNIPA
370 360 363 352 355 362 352 347 350 354 386 377
2 SINJAI TIMUR SAMATARING
107 100 116 95 110 101 128 97 129 101 113 113
PANAIKANG
53 64 56 56 60 53 66 62 63 59 75 54
KAMPALA
84 85 91 85 82 82 78 79 72 76 73 68
3 SUNJAI TENGAH LAPPADATA
105 97 106 93 113 95 100 88 113 100 103 87
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 63
MANIMPAHOI
141 105 140 107 129 114 135 104 139 101 125 98
4 SINJAI BARAT MANIPI
166 154 157 152 145 148 144 150 147 139 142 138
TENGGA LEMBANG
59 56 60 59 67 49 65 45 62 47 67 50
5 SINJAI SELATAN SAMAENRE
201 153 196 152 199 153 202 151 176 166 167 162
ASKA
104 103 116 108 114 110 107 114 110 116 121 133
6 SINJAI BORONG
BORONG KOMPLEKS
51 68 59 65 59 65 62 64 61 66 71 62
BIJI NANGKA
75 60 74 57 70 59 70 60 58 72 67 70
7 TELLULIMPOE MANNANTI
185 161 176 186 172 189 166 176 135 169 143 160
LAPPAE
111 104 132 102
124 116 113 112 110 102 129 109
8 BULUPODDO BULUPODDO
117 112 123 111 125 114 127 119 126 123 140 121
9 PULAU IX PULAU IX
61 57 61 63 63 69 54 64 53 53 62 49
JUMLAH 1990 1839 2026 1843 198
6 1875
1969
1832 1904 1844 1984 1851
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sinjai, 2017
Pada sasaran dan tujuan Millennium Development Goals (MDGs), terdapat indikator
yang juga penting mendapatkan perhatian oleh Pemerintah yakni memerangi HIV/AIDS. Di
Kabupaten Sinjai, data tahun 2017 menunjukkan bahwa angka penderita HIV sebanyak 28 orang
dan terjadi pada kelompok umur 25-49 tahun. Sementara pengidap AIDS sebanyak 6 orang dan
terjadi pada kelompok umur 20-24 tahun,dan kelompok umur 25-49 tahun. Jumlah kematian
akibat AIDS sendiri sebanyak 3 kasus.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 64
Tabel 35
JUMLAH KASUS HIV/AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KELOMPOK UMUR TAHUN 2017
NO KELOMPOK
UMUR
HIV AIDS KEMATIAN AKIBAT
AIDS
L P L P L P
1 ≤4 TAHUN 0 0 0 0 0 0
2 5-14 TAHUN 0 0 0 0 0 0
3 15-19 TAHUN 0 0 0 0 0 0
4 20-24 TAHUN 4 0 2 0 1 0
5 25-49 TAHUN 16 6 13 3 2 0
6 ≥ 50 TAHUN 2 0 1 0 0 0
JUMLAH 22 6 16 3 3 0
Sumber :Dinas Kesehatan Kab.Sinjai, 2017
Berikut tabel perbandingan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Sinjai Tahun
2012-2015.Tabel di bawah ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS
dari tahun ke tahun.Meski jumlah peningkatannya tidak signifikan, namun pemerintah daerah
tetap melakukan upaya-upaya preventif untuk mencegah penularan penyakit mematikan ini.
Tabel 36
JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2012-2015
JENIS
KELAMIN
TAHUN
2012
TAHUN
2013
TAHUN
2014
TAHUN
2015
LAKI-LAKI
0
5
6
9
PEREMPUAN
3
2
2
1
JUMLAH
3
7
8
10
Sumber : Dinas Kesehatan Kab.Sinjai, 2015
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 65
Kasus dan angka penderita TB paru BTA + juga menjadi tujuan dan sasaran Millennium
Development Goals (MDGs) yang harus mendapatkan perhatian pemerintah daerah. Pada 16
pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas di Kabupaten Sinjai, Jumlah keseluruhan Kasus TB
BTA + yaitu; 202 Orang, jumlah laki-laki : 130 Orang dan perempuan : 72 orang.
TABEL 37
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA + MENURUT
JENIS KELAMIN, PUSKESMAS DAN KECAMATAN
KABUPATEN SINJAI TAHUN 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
JUMLAH SELURUH KASUS TB
L P L+P L P L+P
1 Sinjai Barat Manipi 2 2 4 6 2 8
Tengngga Lembang
3 2 5 3 3 6
2 Sinjai Borong
Borong Kompleks
1 3 4 2 3 5
Biji Nangka 4 5 9 5 5 10
3 Sinjai Selatan Samaenre 23 9 32 32 11 43
Aska 14 5 19 18 11 29
4 Tellu Limpoe Mannanti 9 5 14 13 6 19
Lappae 3 0 3 6 1 7
5 Sinjai Timur
Panaikang 7 2 9 8 2 10
Samataring 9 8 17 12 11 13
Kampala 6 0 6 7 0 7
6 Sinjai Tengah Lappadata 13 2 15 14 6 20
Manimpahoi 6 5 11 9 8 17
7 Sinjai Utara Balangnipa 25 14 29 32 23 55
8 Bulupoddo Bulupoddo 2 3 5 4 4 4
9 Pulau IX Pulau IX 3 7 10 3 9 12
Jumlah 130 72 202 174 105 277
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai Tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 66
4.2.2 SDA dan Lingkungan
Pengarusutamaan gender merupakan salah satu strategi yang diterapkan dalam program-
program pembangunan nasional, termasuk pembangunan pada sektor lingkungan hidup. Selain
itu strategi lain adalah Pengarusutamaan Pemerintah yang baik (good governance),
pengarusutamaan partisipatori dan pembangunan berkelanjutan. (kemenPP 2015).
Keterkaitan perempuan dan lingkungan hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan, karena perempuan memengaruhi gaya hidup keluarga dan masyarakat sekelilingnya.
Perempuan dalam kesehariannya cenderung lebih dekat dengan lingkungan seperti ketersediaan
air bersih, pengelolaan sampah rumah tangga, hingga pengelola usaha yang ramah
lingkungan.Khusus untuk pengelolaan usaha, peran perempuan sangatlah penting terutama
sebagai aktor perubahan.Selama ini perempuan selalu identik dengan sosok yang kerap menjadi
penyebab terjadinya pencemaran air seperti tingginya penggunaan detergen, hingga minimnya
sarana pengelolaan limbah rumah tangga.
Atas dasar tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai melalui Kantor Lingkungan
Hidup.Terus melakukan upaya sosialisasi terhadap pentingnya menjaga lingkungan dari tindakan
pencemaran. Selain itu usaha lain yang dilakukan adalah menerbitkan rekomendasi lingkungan
sebelum mendirikan usaha.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 67
Tabel 38
DAFTAR DOKUMEN LINGKUNGAN YANG MENDAPAT REKOMENDASI
LINGKUNGAN MENURUT JENIS USAHA DAN JENIS KELAMIN
PENGELOLA USAHA TAHUN 2017
NO JENIS USAHA PENGELOLA USAHA JUMLAH
USAHA LAKI-LAKI PERMPUAN
1 BAHAN GALIAN GOL.C 1 0 1
2 FOTO COFY/ATK/PERCETAKAN 5 2 7
3 PENGECER/DISTRIBUTOR PUPUK 5 0 5
4 JUAL BELI SAPI 0 0 0
5 APOTIK/TOKO OBAT 4 10 14
6 KATERING DAN TOKO KUE 0 3 3
7 PENGOLAHAN HASIL LAUT 1 0 1
8 DEALER MOTOR 0 0 0
9 PETERNAKAN AYAM DAN SAPI 8 0 8
10 PENGGILINGAN PADI 4 0 4
11 KERAMBA JARING APUNG 0 0 0
12 BENGKEL MOTOR/MOBIL/LAS 12 0 12
13 RUMAH MAKAN/WARKOP/KAFE 7 0 7
14 PERDAGANGAN UMUM 2 0 2
15 PERTUKANGAN DAN PENGGERGAJIAN KAYU 4 0 4
16 PENGGILINGAN DAGING 0 0 0
17 JUAL BELI HASIL LAUT 1 0 1
18 SALON 0 0 0
19 SERVICE ELEKTRONIK 2 0 2
20 KERAJINAN 0 0 0
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 68
21 PRODUSEN KOPI/THE/MADU HUTAN 0 0 0
22 DEPOT AIR MINUM ISI ULANG 4 0 4
23 PENAMPUNG KAYU 0 0 0
24 STUDI FOTO 0 0 0
25 KOPERASI 0 0 0
26 USAHA MENJAHIT 0 0 0
27 PENYULINGAN MINYAK CENGKEH 1 0 1
28 DISTRIBUTOR SEMEN 0 0 0
29 MINUMAN KESEHATAN 0 0 0
JUMLAH 61 15 76
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sinjai Tahun 2017
Selain data di atas, terdapat pula dokument lingkungan yang mendapatkan rekomendasi
lingkungan untuk jenis usaha yang ada kaitannya dengan penyelenggaraan proyek-proyek fisik
dan penanggungjawabnya atas nama perusahaan. Pernah perempuan cukup signifikan dan
strategis dalam menentukan arah kebijakan pembangunan.Walaupun ditengah-tengah masyarakat
masih sering dijumpai adanya diskriminasi terhadap perempuan, namu paradigma ini terus
mengalami pergeseran seiring era keterbukaan dan semakin berkembangnya pengetahuan
masyarakat.
4.2.3 Politik dan Pengambilan Keputusan
Perbedaan gender dalam pembangunan menempatkan perempuan dalam posisi yang
lemah sehingga sangat rentan menimbulkan ketidakadilan dan diskriminasi, ketidakadilan gender
sebenarnya berpangkal pada satu sumber kekeliruan yang sama, yaitu stereotype gender laki-laki
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 69
dan perempuan. Stereotype adalah pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang atau
kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat.
Pelabelan negatif terhadap perempuan pada umumnya dilakukan dalam dua hubungan atau lebih,
dan seringkali digunakan sebagai alasan untuk menjustifikasi suatu tindakan dari kelompok atas
kelompok lain.
Pelabelan juga menunjukkan adanya relasi kekuasaan yang timpang atau tidak seimbang,
yang bertujuan untuk menguasai atau menaklukkan pihak lain. Pelabelan negatif juga dilakukan
atas dasar gender, namun seringkali pelabelan negative ditimpakan kepada perempuan seperti
perempuan dianggap cengeng, suka digoda, perempuan tidak rasional, emosional, perempuan
selalu tergantung, dan sebagainya.
Sementara itu keterlibatan perempuan di kepengurusan partai politik masih sebatas
pelengkap untuk memenuhi syarat 30 persen perempuan dalam kepengurusan.Untuk memenuhi
syarat ini partai politik merekrut perempuan untuk dimasukkan sebagai pengurus.Namun, dalam
realitasnya peran perempuan dalam aktivitas politik sebagai pengurus tidaklah menjadi prioritas,
perempuan tidak lebih sebagai pelengkap untuk memenuhi persyaratan undang-undang.
Akhirnya, ketika sukses politik peran perempuan sangat kecil untuk tampil dalam kontestasi
politik, permasalahan ini karena partai politik tidak membuka akses bagi kaum perempuan untuk
tampil maksimal dalam politik, hal ini yang menyebabkan peran kaum perempuan sangat kecil.
Di Kabupaten Sinjai sendiri, jumlah perempuan yang menjadi pengurus partai politik dan
terpilih sebagai anggota DPRD sebanyak 8 orang dari 30 orang anggota DPRD. Padahal
berdasarkan data Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) sinjai tahun 2017, jumlah
perempuan yang menjadi pengurus partai politik cukup signifikan yakni sebanyak 563 orang.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 70
Tabel 39
KOMPOSISI PENGURUS PARTAI POLITIK
KABUPATEN SINJAI TAHUN 2017
NO URUT
PARTAI POLITIK JUMLAH PENGURUS JUMLAH
L P L+P
1 NASDEM 43 32 75
2 PKB 48 42 90
3 PKS 20 7 27
4 PDI-P 49 32 81
5 GOLKAR 330 141 471
6 GERINDRA 121 59 180
7 DEMOKRAT 314 109 423
8 PKB 48 42 90
9 PPP 155 62 217
10 HANURA 184 61 245
11 PBB 37 18 55
JUMLAH 1.301 563 1.864
Sumber :Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 2017
Meski jumlahnya terbilang minim karena hanya menempatkan delapan perwakilan
perempuan di parlemen, namun peran mereka dalam pengambilan keputusan sangatlah
penting.Berikut daftar nama-nama anggota DPRD Sinjai dibagi berdasarkan komisi yang
membidangi Pendidikan dan Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, serta Bidang Perencanaan
dan Pembangunan.Pembagian komisi ini ikut menentukan sejauh mana peran anggota DPRD
dalam pengambilan keputusan yang berpihak kepada rakyat berdasarkan bidang masing-masing.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 71
Tabel 40
JUMLAH PENGURUS PARTAI POLITIK
PER KECAMATAN se KABUPATEN SINJAI TAHUN 2017
KECAMATAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
Sinjai Barat 133 56 189
Sinjai Selatan 176 56 232
Sinjai Timur 118 56 174
Sinjai Tengah 148 63 211
Sinjai Utara 145 83 228
Bulupoddo 131 55 186
Sinjai Borong 150 51 201
Tellu Limpoe 160 73 233
Pulau Sembilan 140 70 210
Jumlah 1301 563 1864
Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik tahun 2017
Berdasarkan data Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sinjai pengurus partai
politik perempuan sebanyak 563 orang, jumlah pengurus partai politik perempuan terbanyak di
kecamatan Sinjai Utara, dan pengurus partai politik perempuan yang jumlahnya paling sedikit di
Kecamatan Sinjai Borong.
Meskipun terbilang minim karena hanya menempatkan delapan perwakilan perempuan di
parlemen, namun peran mereka dalam pengambilan keputusan sangatlah penying. Berikut daftar
nama-nama anggota DPRD Sinjai dibagi berdasarkan komisi yang membidangi pendidikan dan
pemerintahan, ekonomi dan keuangan, serta bidang perencanaan dan pembangunan. Pembagian
komisi ini ikut menentukan sejauh mana peran anggota DPRD dalam pengambilan keputusan
yang berpihak kepada rakyat berdasarkan bidang masing-masing.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 72
Tabel 41
DAFTAR NAMA-NAMA ANGGOTA DPRD KABUPATEN SINJAI
BERDASARKAN KOMISI/BIDANG
KOMISI I BIDANG PENDIDIKAN DAN PEMERINTAHAN
NO NAMA KEDUDUKAN UNSUR
1 MUZZAWWIR, S.Pd.I., M.Pd Ketua F .P . Hanura
2 Drs. MAHMUDDIN R Wakil Ketua F PKB
3 ZAHRA USMAN Sekretaris F .P . Demokrat
4 MAPPIARE Anggota F .P . Gerindra
5 SABIR Anggota F .P . Golkar
6 H. MUH. DARWIS Anggota FPPP
7 ANDI WIRAWAN HAMZAH, SH Anggota FRBP
8 TAJUDDIN M Anggota FAS
9 KUSMAWATI Anggota F .P . Hanura
KOMISI II BIDANG EKONOMI DAN KEUNGAN
1 H. ABD. SALAM Dg. BALI Ketua FAS
2 ANDI HERMAN MAPPAJANCI Wakil Ketua F .P . Hanura
3 JALIL, S.Sos Sekretaris FRBP
4 Ir . ANDI ZAENAL ISKANDAR Anggota FPPP
5 SALENG Anggota F .P . Gerindra
6 IBRAHIM Anggota F .P . Demokrat
7 HARTATI MALKAB, SH.MH Anggota F .P . Golkar
8 EVI HARVIANI, SE Anggota F PKB
9 MUH. TAKDIR. M, SH Anggota FRBP
KOMISI III BIDANG PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN
1 MUHAMMAD AMSUL SULTAN A
MAPPASARA, SH., M.Si Ketua
FRBP
2 A. MAPPIJANCI, S.Pd Wakil Ketua FPPP
3 MAPPAHAKKANG, S.Ag Sekretaris FAS
4 H. BAHAR Anggota F .P . Demokrat
5 NURFA DAMAYANTI Anggota F .P . Gerindra
6 Hj. FITRAWATI A. FAJAR, SE.,MM Anggota F .P . Golkar
7 Ir . ARIANTO Anggota F .P . Hanura
8 CHAERIL ANWAR H. AMIR, SE Anggota F PKB
9 Hj. NURBAYA TOPPO, SH Anggota FPPP
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 73
Selain dilembaga legislatif, keterlibatan perempuan pada pengambilan keputusan juga
terjadi dilembaga eksekusif meski jumlahnya belum signifikan. Berdasarkan data Badan
Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDMA) Kabupaten Sinjai per
Desember Tahun 2017, jumlah pegawai negeri sipil perempuan eselon IIb atau setara dengan
jabatan kepala badan/dinas hanya empat orang dan terdapat pada satuan kerja perngkat daerah
(SKPD) yakni Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
dan KB, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan,Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Aparatur, Badan Pengelolah Keuangan dan Aset Daerah,
Asisten Administrasi, Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat . Kendati jumlah
PNS perempuan masih minim menduduki posisi atau jabatan yang memiliki askes terhadap
pengambilan keputusan, namun secara umum partisipasi perempuan pada lembaga eksekutif
masih lebih dominan dibandingkan laki-laki.Berdasarkan data BKPSDMA per desember 2017,
dari jumlah total PNS sebanyak 4.936 orang terdapat jumlah PNS perempuan sebanyak 2.840,
sementara PNS laki-laki berjumlah 2096.
Tabel 42
REKAPITULASI JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL SIPIL
DI KABUPATEN SINJAI
KEADAAN DESEMBER 2017
NO
ESELON II
ESELON III ESELON IV
FUNGSIONAL TERTENTU
JABATAN PELAKSANA JUMLAH
PNS L P L P L P L P L P
1
30
5
116
44 326 233 990 2135 634 423 4936
Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Kab. Sinjai,
2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 74
4.2.4 Hukum dan Pertahanan Keamanan
Pada umumnya warga masyarakat memandang bahwa hukum yang diterapkan menurut
apa yang terumus didalamnya, akan bermuara pada keadilan yang tidak mengenal perbedaan
jenis kelamin. Namun kenyataannya pandangan tersebut seringkali berbeda dengan fakta yang
terjadi dilapangan, yang seringkali belum berpihak pada perempuan. Sebagai sebuah kontruksi
sosial, jelas bahwa hukum tidak dapat memenuhi tuntutan akan keadilan. Dalam pelaksanaannya
hukum juga bermuka dua, dalam arti berdampak berbeda pada laki-laki dan perempuan yang
akhirnya melahirkan eksplotasi dan diskriminasi terhadap kaum perempuan.
Persoalan lain dalam mengkaji hubungan perempuan dan hukum adalah rendahnya askes
perempuan dan kontrol perempuan di bidang hukum. Saat ini kaum perempuan yang menempuh
Pendidikan untuk menjadi Penegak Hukum semakin meningkat.Hanya saja ketika memasuki
bursa kerja, tenaga mereka kurang terserap pada posisi strategis yang memiliki askes terhadap
kebijakan yang berpihak pada perempuan.
Berikut data-data jumlah personil polri dan pejabat struktural di lingkup Kejaksaan dan
Pengadilan Negeri di Kabupaten Sinjai.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 75
Tabel 43
DATA ANGGOTA POLRI DI KABUPATEN SINJAI
MENURUT LOKASI PENEMPATAN/PENUGASAN
TAHUN 2017
NO POLSEK JENIS KELAMIN
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. Polres Sinjai 219 7 226
2. Sinjai Utara 17 1 18
3. Sinjai Timur 14 2 16
4 Sinjai Tengah 13 2 15
5 Sinjai barat 14 - 14
6 Sinjai Borong 12 - 12
7 Sinjai Selatan 14 2 16
8 Tellu Limpoe 17 - 17
9 Bulupoddo 11 1 12
10 Persiapan Pulau IX 11 - 11
JUMLAH 342 15 357
Sumber : Polres Sinjai, Tahun 2017
Pada tabel di atas jumlah Anggota Polri secara keseluruhan adalah 357 personil, dimana
personil yang bertugas dipolsek-polsek sebanyak 131 orang, sementara di Mapolres Sinjai
sebanyak 226 personil. Selain anggota polri, di Polres Sinjai juga terdapat Pegawai Negeri Sipil
( PNS) sebanyak 8 orang.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 76
Tabel 44
PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUP KEJAKSAAN DAN PENGADILAN NEGERI
KABUPATEN SINJAI TAHUN 2017
NO INSTANSI JENIS KELAMIN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. KEJAKSAAN NEGERI
- JAKSA 6 3 10
2. PENGADILAN AGAMA
- HAKIM 5 1 6
- PANITERA 3 4 7
3. PENGADILAN NEGERI
- HAKIM 3 1 4
- PANITERA 5 3 8
Sementara itu untuk data jumlah Personil Penegak Hukum Peraturan Daerah (PERDA)
dalam hal ini menjadi tugas pokok Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sinjai adalah
sebagai berikut :
TABEL 45
DATA KEPEGAWAIAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2017
S
Sumber : Kantor Satpol PP dan Damkar kab. Sinjai 2017
Dari aspek hukum secara umum dan terkhusus pada upaya penegakan hukum untuk
menciptakan keamanan, ketertiban wilayah serta kenyamanan masyarakat maka penegak hukum
harus hadir sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Penegak hukum juga harus adil dalam
memutus perkara, baik pidana maupun perdata. Selain itu aspek kepastian hukum juga menjadi
faktor penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap para penegak hukum.
NO URAIRAN STATUS JENIS KELAMIN
PNS NON PNS LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 JUMLAH PNS 77 68 9
2 JUMLAH NON PNS
294 258 36
JUMLAH
77
294 326 45
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 77
4.3 DATA PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga, bahwa yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga adalah jaminan yang diberikan oleh negara
untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam
rumah tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Sebagian besar korban KDRT adalah kaum perempuan (istri) dan pelakunya adalah
suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya, atau orang-orang yang tersubordinasi di
dalam rumah tangga itu.Pelaku atau korban KDRT adalah orang yang mempunyai hubungan
darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian dengan suami, dan anak bahkan pembantu
rumah tangga yang tinggal dalam sebuah rumah tangga.Tidak semua tindakan KDRT dapat
ditangani secara tuntas karena korban sering menutup-nutupi dengan alasan ikatan struktur
budaya, agama, dan belum dipahaminya sistem hukum yang berlaku.Padahal perlindungan oleh
negara dan masyarakat bertujuan untuk memberi rasa aman terhadap korban serta menindak
pelakunya.
Di Kabupaten Sinjai berdasarkan Data Kepolisian Resor Sinjai, terdapat 7 jenis kasus
yang ditangani polisi dimana menempatkan perempuan sebagai korban kekerasan. Kasus
tersebut antara lain penganiayaan, KDRT, pengancaman, pelecehan seksual, pencemaran nama
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 78
baik, perbuatan tidak menyenangkan, dan kawin tanpa sepengetahuan isteri. Dari ketujuh
kategori kasus tersebut, terdapat 2 kasus yang menonjol dan sepanjang tahun 2016 yakni
penganiayaan dengan 12 kasus, dan kekerasan dalam rumah tangga 10 kasus. Namun apabila
dibandingkan data tahun 2016, maka jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun
2017 mengalami penurunan.Berikut tabel data perempuan sebagai korban kekerasan sepanjang
tahun 2017.
Tabel 46
DATA PEREMPUAN SEBAGAI KORBAN KEKERASAN
TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017
NO JENIS KASUS JUMLAH KASUS
TAHUN 2016
JUMLAH KASUS
TAHUN 2017
1 Penganiayaan 10 1
2 Kekerasan dalam rumah tangga 12 4
3 Pengancaman 2 -
4 Pelecehan seksual - 1
5 Pencemaran nama baik - -
6 Perbuatan tidak menyenangkan - -
7 Kawin tanpa sepengetahuan isteri - -
JUMLAH 24 6
Sumber : Polres Sinjai diolah kembali P2TP2A Tahun 2017
Selain menyebabkan penderitaan secara fisik, kasus kekerasan yang menempatkan
perempuan sebagai korban juga kadang berujung pada penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga. Bahkan tidak sedikit kejadian kekerasan dalam rumah
tangga akan berujuang pada perceraian.
Perceraian adalah pemutusan hubungan pernikahan antara suami dan isteri berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak, dan disaksikan serta diputuskan melalui pengadilan agama
setelah melalui beberapa proses yang cukup lama. Ada beberapa penyebab perceraian, mulai dari
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 79
persoalan seks, masalah ekonomi, hingga kurangnya komunikasi selama menjalani biduk rumah
tangga. Kesemua itu akan memicu pertengkaran, dan bisa jadi melibatkan tindakan fisik yang
ujung-ujungnya berakhir dengan cerai.
Di Kabupaten Sinjai berdasarkan akta cerai yang diterbitkan pengadilan agama, ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian seperti krisis akhlak, faktor cemburu,
tidak ada tanggung jawab, gangguan pihak ketiga, serta tidak ada keharmonisan.Sepanjang bulan
januari hingga desember 2015, jumlah akta cerai yang diterbitkan Pengadilan Agama Kabupaten
Sinjai sebanyak 261.Dari jumlah tersebut, faktor tidak ada tanggung jawab dalam keluarga
menjadi penyebab tertinggi terjadinya perceraian yakni sebanyak 109 kasus.Faktor penyebab
perceraian berikutnya adalah perselisihan dalam keluarga yang berlangsung terus menerus,
dengan jumlah kasus sebanyak 98. Berikut data selengkapnya.
Tabel 47
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN
PADA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN SINJAI
JANUARI s/d DESEMBER 2017
NO BULAN
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN
MORAL MENINGGALKAN TERUS MENERUS BERSELISIH
KRISIS AKHLAK
CEMBURU TIDAK ADA TANGGUNG
JAWAB
GANGGUAN PIHAK KETIGA
TIDAK ADA KEHARMONISAN
1 JANUARI 4 1 7 1 5
2 FEBRUARI 3 10 1 11
3 MARET 5 11 2 10
4 APRIL 6 9 9
5 MEI 2 12 8
6 JUNI 3 9 12
7 JULI 2 9 7
8 AGUSTUS 1 9 6
9 SEPTEMBER 3 8 2 8
10 OKTOBER 1 6 8
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 80
11 NOVEMBER 2 20 6
12 DESEMBER 9 5 8
JUMLAH 41 1 115 6 98
Sumber: Pengadilan Agama Kabupaten Sinjai, 201
Faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas,
juga kerap diakibatkan masih seringnya terjadi pernikahan dibawah umur atau pernikahan dini.
Seringkali pernikahan dini dilandasi oleh pemikiran yang belum matang akan arti sebuah
pernikahan, sehingga berujung pada pertengkaran dan perceraian. Namun secara umum faktor-
faktor penyebab pernikahan di bawah umur adalah faktor dijodohkn, dan faktor psikologis
pasangan muda yang cenderung labil dan emosional sehingga mempengaruhi proses adaptasi dan
sosialisasi dengan keluarga pasangan.
Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten sinjai tahun 2017, jumlah
perempuan usia, di bawah 16 tahun atau di bawah umur yang menikah sebanyak 16 orang.
Sementara laki-laki di bawah umur yang menikah sebanyak 32 orang. Peristiwa nikah di bawah
umur banyak terjadi di Kecamatan Sinjai Timur yaitu 5(lima) peristiwa nikah. Sementara total
jumlah peristiwa di Kabupaten Sinjai sepanjang tahun 2017 sebanyak 1.928 peristiwa. Berikut
tabel data peristiwa nikah berdasarkan usia dan status pernikahan.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 81
Tabel 48
DATA PERISTIWA NIKAH BERDASARKAN USIA DI KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2017
NO
KUA KECAMATAN
JUMLAH BERDASARKAN USIA NIKAH LAKI-LAKI PEREMPUAN
˂19 (Di bawah umur)
19-25(usia muda)
˃25 (dewasa
)
˂16(di bawah umur)
16-20 (usia muda)
˃20 (dewasa)
1 Sinjai Barat 8 66 111 3 58 124
2 Sinjai Borong 2 56 93 1 56 87
3 Sinjai Selatan 5 98 224 3 75 249
4 Tellu Limpoe 4 85 152 1 66 174
5 Sinjai Timur 2 88 164 5 72 177
6 Sinjai Tengah 2 84 126 1 61 163
7 Sinjai Utara 3 110 268 1 73 305
8 Bulupoddo 4 38 78 1 36 83
9 Pulau IX 1 16 39 - 18 38
JUMLAH 32 641 1255 16 522 1400
Sumber: Kementrian Agama Kab. Sinjai, Tahun 2017
Selain data peristiwa nikah berdasarkan usia, Kantor Kementerian Agama Sinjai juga
mencatat peristiwa nikah berdasarkan Status Pernikahan. Pada tahun 2017, tercatat jumlah
perjaka yang menikah sebanyak 1928 orang.Sementara jumlah duda yang menikah adalah 204
orang. Kemudian data perempuan yang masih gadis dan menikah sebanyak 1.696 orang, dan
janda yang menikah lagi sebanyak 232 orang.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 82
TABEL 49
DATA PERISTIWA NIKAH BERDASARKAN STATUS PERNIKAHAN
TAHUN 2017
NO KUA
KECAMATAN
JUMLAH BERDASARKAN STATUS PERNIKAHAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PERJAKA DUDA POLIGAMI GADIS JANDA
1 Bulupoddo 108 12 - 106 14
2 Pulau Sembilan 51 5 - 45 11
3 Sinjai Barat 166 19 - 159 26
4 Sinjai Borong 128 23 - 124 27
5 Sinjai Selatan 295 32 - 290 37
6 Sinjai Tengah 183 22 - 177 38
7 Sinjai Timur 230 23 1 236 18
8 Sinjai Utara 341 38 - 341 38
9 Tellu limpoe 221 20 - 218 23
KAB.SINJAI 1723 204 1 1.696 232
Sumber : Kantor Kementerian Agama Kab. Sinjai, 2017
4.3 DATA PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN DAN KETAHANAN KELUARGA
Salah satu penyebab perempuan dalam suatu keluarga memutuskan untuk bekerja, atau
berkarir untuk membantu kehidupan perekonomian keluarga adalah karena perempuan ingin
keluar dari status pra sejahtera. Bekerja adalah segala hal yang dikerjakan seorang individu baik
untuk subsistensi, untuk dipertukarkan, untuk diperdagangkan, dan untuk menjaga kelangsungan
hidup keluarga dan masyarakat.(Ratna Saptari dan Holzner, 1997).
Pada pendataan keluarga sejahtera tahun 2009 silam, menunjukkan bahwa hampir
setengah keluarga Indonesia (46%) terkategori belum sejahtera (Pra Sejahtera dan KS1).Olehnya
itu tuntutan untuk ikut bekerja dan berkarir bagi seorang perempuan sudah menjadi tuntutan
hidup.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 83
Di kabupaten sinjai berdasarkan tabel di bawah ini, jumlah keluarga pra sejahtera tahun
2017 tercatat sebanyak 5.498 jiwa, sementara keluarga pra sejahtera I sebanyak 11.567 jiwa.
Keluarga pra sejahtera banyak terdapat di kecamatan Sinjai Selatan denga jumlah 1.716.untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah kabupaten sinjai memprogramkan kegiatan
yang bertujuan mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteran masyarakat.
Tabel 50
REKAPITULASI HASIL PENDATAAN KELUARGA
BERDASARKAN PENTAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
TAHUN 2017
HASIL PENTAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
NO KECAMATAN PRA
SEJAHTERA
KELUARGA SEJAHTERA
I
KELUARGA SEJAHTERA
II JUMLAH
1 Sinjai Barat 670 1.476 3.700 5.846
2 Sinjai Selatan 1.716 2.043 4.375 8.134
3 Sinjai Timur 944 1.302 5.872 8.118
4 Sinjai Tengah 379 1.416 4.932 6.727
5 Sinjai Utara 982 2.141 5.876 8.999
6 Bulupoddo 298 646 2.164 3.108
7 Sinjai Borong 30 507 4.155 4.692
8 Tellulimpoe 327 1.737 7.209 9.273
9 Pulau IX 152 299 1.316 1.767
JUMLAH 5.498 11.567 39.599 56.664 Sumber : Dinas P3AP2KB dan KB, kab. Sinjai, 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 84
BAB V
DATA ANAK
5.1. Profil Anak
5.1.1 Hak Atas Kepemilikan Akta Kelahiran
Untuk mewujudkan kabupaten/kota layak anak, maka setiap anak harus memiliki akta
kelahiran.Hanya selembar kertas, namun akta kelahiran memiliki kekuatan hukum.Bagi anak
yang belum memiliki akta kelahiran, sudah dipastikan anak tersebut terabaikan dalam segala hal
seperti tidak dapat bersekolah, dan lain sebagainya.Intinya, akta kelahiran sangat berguna
sebagai awal pengakuan negara terhadap warganya.
Kementerian Dalam Negeri yang berwenang menerbitkan akta kelahiran sebagaimana
perintah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, telah
memberi kemudahan bagi orang tua untuk mengurus akta kelahiran. Begitu juga dengan
sebagian kabupaten/kota telah menerbitkan Peraturan Daerah untuk menggratiskan akta
kelahiran.
` Namun sebelum berbicara mengenai hak sipil yang harus diperoleh anak, maka ada
baiknya kita mengetahui pula gambaran secara umum proporsi kependudukan Sinjai menurut
kelompok umur, khususnya umur 0-14 tahun. Data proporsi ini penting agar dapat diketahui
berapa jumlah penduduk atau anak usia 0-4 tahun, 5-9 tahun, dan 10-14 tahun di masing-masing
kecamatan yang ada di Kabupaten Sinjai.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 85
TABEL 51
PROPORSI KEPENDUDUKAN PERKECAMATAN DI KAB. SINJAI
TAHUN 2017
No Kecamatan 0-4 Thn 5-9 Thn 10-14 Thn 15-19 Thn
1. Sinjai Barat 1.312 2.300 2.572 2.348
2. Sinjai Selatan 2.199 3.546 4.302 4.710
3. Sinjai Timur 1.944 2.985 3.390 3.352
4. Sinjai Tengah 1.508 2.518 2.897 2.903
5. Sinjai Utara 3.097 4.786 5.120 5.088
6. Bulupoddo 852 1.419 1.730 1.586
7. Sinjai Borong 919 1.379 1.800 1.814
8. Tellu Limpoe 1.836 3.253 3.854 4.061
9. Pulau IX 458 770 817 788
Jumlah 14.125 22.956 26.482 26.560
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sinjai tahun 2017
Sementara itu terkait kepemilikan Akta kelahiran, di Kabupaten Sinjai berdasarkan data
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai Tahun 2017, Jumlah jiwa 139.836,
Sementara yang belum memiliki 108.750.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 86
TABEL 52
DATA KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN DI KAB. SINJAI
TAHUN 2017
No Kecamatan Kepemilikana Akta Kelahiran
Jumlah Sudah Memiliki Belum
1 Sinjai Barat 13.263 11,585 24,848
2 Sinjai Selatan 22.424 18.004 40.428
3 Sinjai Timur 18.681 14.117 32.798
4 Sinjai Tengah 14.846 12.973 27.819
5 Sinjai Utara 29.030 19.468 48.498
6 Bulupoddo 8.776 8.225 17.001
7 Sinjai Borong 9.253 4.991 17.244
8 Tellu Limpoe 19.048 17.400 36.448
9 Pulau Sembilan 4.515 1.987 6.502
Jumlah 139.836 108.750 251.586
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sinjai tahun 2017
Sementara Data Base Kependudukan Tahun 2017, anak usia 0-18 tahun yang sudah
memiliki anak usia 0-18 tahun yang sudah memiliki akta kelahiran sebanyak 87,937 jiwa,
dengan perincian, laki-laki sebanyak 45,215 dan perempuan 42,722 jiwa. Kemudian jumlah
anak yang belum memiliki Akta Kelahiran sebanyak 824 Jiwa Atau tersisa 1 Persen. Berikut
tabel kepemilikan akta kelahiran kelompok usia 0-18 tahun.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 87
TABEL 53
AGREGAT KEPENDUDUKAN BEDASARKAN KEPEMILIKAN
AKTA KELAHIRAN
KELOMPOK USIA 0-18 TAHUN 2017
Kecamatan Usia 0-18 Thn Sudah Ada Akta Jumlah Pesentase LK PR
Sinjai Barat 8.511 4,245 4,044 8,289 99
Sinjai Selatan 14.724 7,357 7,013 14,370 99
Sinjai Timur 11.652 5,984 5,505 11,489 100
Sinjai Tengah 9.807 5,024 4,531 9,555 100
Sinjai Utara 18.046 9,044 8,668 17,712 99
Bulupoddo 5.577 2,839 2,698 5,537 98
Sinjai Borong 5.891 2,889 2,816 5,705 99
Tellu Limpoe 12.991 6,435 6,136 12,571 99
Pulau Sembilan 2.818 1,398 1,311 2,709 97
Jumlah 88,770 45,215 42,722 87,937 99 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sinjai tahun 2017
TABEL 54
KELOMPOK USIA 0-18 TAHUN YANG BELUM MEMILIKI
AKTA KELAHIRAN
Kecamatan Usia 0-18 Thn Belum Ada Akta Jumlah Pesentase LK PR
Sinjai Barat 8,346 20 37 57 1
Sinjai Selatan 14,563 94 95 189 1
Sinjai Timur 11,509 12 8 20 0
Sinjai Tengah 9,580 9 15 24 0
Sinjai Utara 17,874 96 64 160 1
Bulupoddo 5,627 44 45 89 2
Sinjai Borong 5,741 20 16 36 1
Tellu Limpoe 12,743 89 82 171 1
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 88
Pulau Sembilan 2,787 44 34 78 3
Jumlah 88,770 428 396 824 1 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sinjai tahun 2017
5.1.2. Hak Atas Informasi Sehat
Di era teknologi informasi, anak-anak memerlukan informasi yang sehat. Internet sebagai
salah satu sumber informasi, permainan, dan pengetahuan yang mengasikkan untuk anak.
Untuk anak usia sekolah, internet dapat digunakan sebagai sarana menambah pengetahuan,
media sosial maupun permainan online. Tapi jika tampah arahan, internet juga bisa baya yang
mengancam bagi anak, seperti cyberbullying (penindasan melalui internet), melihat hal yang
belum pantas dilihat oleh anak-anak. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk menciptakan
internet safety (keamanan berinternet) untuk anak.
Untuk menciptakan internet safety bagi anak dapat menggunakan software yang
membantu menyelamatkan anak dari pengaruh buruk internet dengan parental controls (control
orang tua). Menggunakan parental control berarti juga memudahkan orang tua untuk untuk mengatur
dan menjaga apa saja yang dapat dilihat dan diakses oleh anak.
TABEL 55
DATA PENGGUNA INTERNET GRATIS
NO KECAMATAN
KUNJUNGAN
JENIS KELAMIN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. SINJAI SELATAN 17 5 22
2. SINJAI BARAT 146 50 196
3. TELLU LIMPOE 113 66 179
4. PULAU IX 39 17 56
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 89
5. BULUPODDO 89 23 112
6. SINJAI TENGAH 118 53 171
7. SINJAI TIMUR 179 79 258
8. SINJAI BORONG 145 20 165
JUMLAH 846 313 1.159
Sumber ; Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kab. Sinjai Tahun 2017
Berdasarkan data Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandia Kab. Sinjai menunjukkan bahwa
laki-laki lebih banyak mengakses internet dibanding perempuan, sehingga perlu sosialisasi agar dapat
menggunakan internet sehat.
5.1.3. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
Anak selama hidupnya akan selalu mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah dan
masyarakt luas. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama bagi yang memberikan tuntunan dan contoh-contoh bagi anak. Oleh karena itu lingkungan
keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Di
dalam lingkungan tempat dasar pembentukan watak dan sikap anak.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh gunarsa (2009:5) bahwa lingkungan keluarga
merupakan merupakan “ lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang
mendalam bagi anak.” Dari anggota-anggota keluarga (ayah, ibu, dan saudara-saudaranya) anak
memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan
dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam
berperilaku. Demikian juga pendapat sadjah (2002) yang mengemukakan bahwa “keluarga
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 90
merupakan unit terkecil dalam masyarakat memiliki nuclear family maupun extended family,
yang secara nyata mendidik kepribadian seseorang dan mewariskan nilai-nilai budaya melalui
interaksi sesame anggota dalam mencapai tujuan”.
Dalam hal ini berarti lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama
ini sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karna dalam keluarga, anak
pertama kali mendapat pengetahuan tentang nilai dan norma. Karena keluarga merupakan
lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati (Fuad Ihsan, 2011:17). Hasbullah
(2009:34), menambahkan bahwa lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidik tertua,
bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik
anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam konvensi Hak Anak (KHA) pasal 5 tentang Bimbingan Orang Tua dan
kemampuan anak yang selalu berkembang, disebutkan bahwa Negara Wajib Menghormati
Tanggung jawab Hak-hak dan Tugas-tugas orang tua atau keluarga yang lebih luas atau
masyarakat atau wali yang syah dalam membimbing anak.
Memastikan anak diasuh dan dirawat oleh orang tuanya dengan baik dan benar, menjadi
poin penting dalam mewujudkan lingkungan keluarga yang mampu member kontribusi maksimal
bagi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu harus dilakukan penguatan kapasitas orang tua
untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak, meliputi
penyediaan fasilitas, informasi dan pelatihan yang memberikan bimbingan dan konsultasi bagi
orang tua dalam pemenuhan hak anak, contohnya: Bina Keluarga Balita (BKB).\
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 91
❖ Bina Keluarga Balita (BKB)
Banyaknya kegagalan dalam pengasuhan anak, bukan karena kurangnya kasih sayang
orang tua pada anak, melainkan karena sebagian orang tua tidak tahu bagaimana cara mengasuh
yang baik dan benar. Padahal orang tua adalah orang yang mempunyai peranan penting dalam
proses asuh, asah dan asih bagi anak-anak mereka. Untuk menjadi orang tua yang hebat tentunya
tidaklah mudah. Tidak ada kelas khusus secara formal bagi orang tua untuk mendidik dan
membesarkan anak-anaknya. Perihal terhadap pengasuhan anak terutama bagi anak terutama
bagi anak usia dini 0-6 tahun telah banyak dilakukan oleh berbagai sektor, baik itu pemerintah,
swasta maupun masyarakat. Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan presiden no 60 tahun
2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Integratif untuk menjamin pemenuhan hak tumbuh
kembang anak usia dini yang mencakup upaya peningkatan kesehatan, gizi, perawatan,
pengasuhan, perlindungan, kesejahteraan dan rangsangan pendidikan yang dilakukan secara
simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan.
Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai wadah kegiatan keluarga yang membunyai anak
balita menjadi sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dan
anggota keluarga lain dalam pembinaan tumbuh kembang anak, yang dilakukan sjak anaj dalam
kandungan, berikut ini tabel anggota keluarga yang menjadi anggota kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) perkecamatan se Kabupaten Sinjai tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 92
TABEL 56
JUMLAH KELUARGA YANG MENJADI ANGGOTA KELOMPOK
BINA KELUARGA BALITA (BKB)
Tahun 2017
KECAMATAN JUMLAH BKB
Sinjai Barat 9
Sinjai Selatan 8
Sinjai Timur 3
Sinjai Tengah 11
Sinjai Utara 6
Bulupoddo 9
Sinjai Borong 9
Tellu Limpoe 12
Pulau Sembilan 5
JUMLAH 88
Sumber: Dinas P3AP2KB Kab. Sinjai Tahun 2017
GRAFIK 4
JUMLAH KELUARGA YANG MENJADI ANGGOTA KELOMPOK
BINA KELUARGA BALITA (BKB) Tahun 2017
Sumber: Dinas P3AP2KB Kab. Sinjai tahun 2017
0102030405060708090
JUMLAH BKB
JUMLAH BKB
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 93
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sinjai jumlah
keluarga yang menjadi anggota kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) per Kecamatan sebanyak
85 Kelompok, dimana jumlah BKB terbanyak di Kecamatan Sinjai Timur sebanyak 15
Kelompok.
❖ Perkawinan Usia Anak
Fanomena perkawinan usia anak masih menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat
karena adanya sudut pandang yang berbeda. Pertentangan antara hukum legal yaitu dimana
hukum legal secara undang-undang menyatakan sah untuk perempuan yang menikah di usia 16
tahun asalkan mendapat ijin dari orang tuanya, dan Hak Anak yang menyatakan seseorang yang
berusia 18 tahun kebawah statusnya adalah anak yang seharusnya masih memerlukan bimbingan,
pendidikan dan pengawasan dari orang tua. Hingga saat ini, belum terdapat titik temu untuk
anak-anak perempuan yang berusia 16-18 tahun.
Kondisi ini diperparah dengan kepatuhan terhadap hukum yang masih rendah di
masyarakat karena ketidaktahuan orang tua mrngenai hukum legal dan agama pengetahuan
tentang dampak dari pernikahan usia anak dari sudut pandang kesehatan dan keselamatan jiwa
untuk anak perempuan dan bayi yang dilahirkannya, sehingga masih ada orang tua yang
mengizinkan perkawinan di bawah usia 18 tahun.
Yang perlu dicermati bersama dalam menghadirkan lingkungan keluarga yang kondusif
bagi tumbuh kembang anak adalah menyadari sepenuhnya tentang dampak negative perkawinan
usia anak, sehingga akan ada upaya untuk melakukan pencegahan dan menghindarkan anak dari
perkawinan usia anak. Berikut ini data perkawinan usia anak di Kabupaten Sinjai.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 94
TABEL 57
DATA PERKAWINAN USIA ANAK
TAHUN 2016
KECAMATAN
JUMLAH
PERNIKAHAN
PERKAWINAN DI BAWAH UMUR
PERSEN
TASE
%
L (< 19 TAHUN /
DIBAWAH
UMUR)
P (<16 TAHUN/
DIBAWAH
UMUR)
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
Sinjai Barat 179 3 - 3 0,16
Sinjai Selatan 276 4 3 7 2,53
Sinjai Timur 227 - 1 1 0,44
Sinjai Tengah 205 3 3 6 2,92
Sinjai Utara 350 2 - 2 0,57
Bulupoddo 116 - 2 2 1,72
Sinjai Borong 124 1 - 1 0,80
Tellu Limpoe 228 11 4 15 6,57
Pulau Sembilan
56 1 3 4 7,14
JUMLAH 1.761 25 16 41 2,32
Sumber: Kementrian Agama Kab. Sinjai Tahun 2016
TABEL 58
DATA PERKAWINAN USIA ANAK
TAHUN 2017
KECAMATAN
JUMLAH
PERNIKAHAN
PERKAWINAN DI BAWAH UMUR PERSEN
TASE
%
L (< 19 TAHUN /
DIBAWAH
UMUR)
P (<16 TAHUN/
DIBAWAH
UMUR)
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
Sinjai Barat 185 8 3 11 0,59
Sinjai Selatan 327 5 3 8 2,44
Sinjai Timur 254 2 5 7 2,72
Sinjai Tengah 215 5 1 6 2,79
Sinjai Utara 379 1 1 2 0,52
Bulupoddo 120 4 1 5 4,16
Sinjai Borong 151 2 1 3 1,98
Tellu Limpoe 241 4 1 5 2,07
Pulau Sembilan
56 1 - 1 1,78
JUMLAH 1928 32 16 48 2,48
Sumber: Kementrian Agama Kab. Sinjai Tahun 2017
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 95
Berdasarkan data dari Kementrian Agama Kab. Sinjai perkawinan usia anak mengalami
peningkatan, dimana presentase perkawinan usia anak pada tahun 2016 yaitu: 2,32 dan
mengalami peningkatan pada tahun 2017 yaitu: 2,48. Sehingga masih perlu diadakan sosialisasi
kepada masyarakat dampak dari pernikahan usia anak dan kebijakan yang mengatur tentang
pernikahan usia anak di Kabupaten Sinjai.
Pernikahan dini pada remaja pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun biologis
remaja yaitu (Nugraha, 2002):
1. Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan melahirkan, salah
satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi, kehilangan kesempatan mengecap
pendidikan yang lebih tinngi, interaksi dengan lingkungan teman sebaya menjadi berkurang,
sempitnya dia mendapatkan kesempatan kerja, yang otomatis lebih mengekalkan kemiskinan
(status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim).
2. Dampak bagi anak akan melahirkan bayi lahir dengan berat rendah, sebagai penyebab utama
tingginya angka kematian ibu dan bayi, cedera saat lahir, komplikasi persalinan yang
berdampak pada tingginya mortalitas.
3. Pernikahan dini merupakan salah satu faktor penyebab tindakan kekerasan terhadap istri,
yang timbul karena tingkat berpikir yang belum matang bagi pasangan muda tersebut.
4. Kesulitan ekonomi dalam rumah tangga
5. Pengetahuan yang kurang akan lembaga perkawinan
6. Relasi yang buruk dengan keluarga
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 96
5.1.4 Kesehatan Dasar
Salah satu bentuk intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif.Namun survey demografi kesehatan, terjadi tren
penurunan tingkat pamberian ASI selama satu dekade terahir. Di Indonesia, hanya sepertiga
penduduknya secara ekslusif menyusui anak-anak mereka pada enam bulan pertama, Masih ada
mitos yang menyatakan bahwa bayi yang diberi ASI membutuhkan air selain ASI, serta adanya
pemahaman bahwa susu formula dapat meningkatkan Kescerdasan dan kesehatan anak adalah
beberapa penyebab minimnya pemberian ASI ekslusif pada anak.
Di Kabupaten Sinjai, upaya sosialisasi pentingnya pemberian ASI ekslusif kepada anak
terus dilakukan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai Tahun 2017, jumlah bayi
0-6 bulan yang sudah mendapatkan ASI ekslusif sebanyak 3.108, atau sudah mencapai 82,4
persen. Berikut data selengkapnya.
TABEL 59
JUMLAH BAYI YANG DI BERI ASI EKSLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN
DIKABUPATEN SINJAI TAHUN 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS
Presentase Bayi Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi Ekslusif
Sasaran Cakupan Presentase
1
Sinjai Barat
Manipi 703 506 86,7
Tengngga Lembang
116 105 90,5
2
Sinjai Borong
Borong Kompleks
126 125 96,9
Biji Nangka 129 117 90,7
3
Sinjai Selatan
Samaenre 291 245 84,2
Aska 233 188 80,7
4 Tellu Limpoe Mannanti 334 286 85,6
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 97
5
Sinjai Timur
Panaikang 145 144 99,3
Samataring 224 168 75,0
Kampala 152 115 75,7
6
Sinjai Tengah
Lappadata 178 143 80,3
Manimpahoi 264 235 89,0
7 Sinjai Utara Balangnipa 703 506 72,0
8 Bulupoddo Bulupoddo 248 216 87,1
9 Pulau IX Pulau IX 66 45 68,2
Jumlah 3.770 3.108 82,4
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sinjai tahun 2017
Pemberian ASI Ekslusif untuk bayi di Kabupaten Sinjai pada tahun 2017, mengalami
peningkatan dibandingkan dengan program yang sama di tahun 2016. Pada tahun 2016 bayi yang
mendapatkan ASI Ekslusif hanya 3.157 anak atau 80,4 persen . Berikut data Pemberian Data
Ekslusif di Tahun 2016.
TABEL 60
JUMLAH BAYI YANG DI BERI ASI EKSLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN
DIKABUPATEN SINJAI TAHUN 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS
Presentase Bayi Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi Ekslusif
Sasaran Cakupan Presentase
1 Sinjai Barat Manipi 252 136 94,4
Tengngga Lembang 138 128 92,8
2 Sinjai Borong Borong Kompleks 140 118 84,3
Biji Nangka 141 123 87,2
3 Sinjai Selatan Samaenre 339 277 81,7
Aska 256 175 68,4
4 Tellu Limpoe Mannanti 341 228 66,9
Lappae 248 230 92,7
5 Sinjai Timur Panaikang 129 125 96,9
Samataring 209 151 72,2
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 98
Kampala 167 113 67,7
6 Sinjai Tengah Lappadata 188 151 80,3
Manimpahoi 247 238 96,4
7 Sinjai Utara Balangnipa 770 553 71,8
8 Bulupoddo Bulupoddo 270 243 90,0
9 Pulau IX Pulau IX 93 66 71,0
Jumlah 3928 3157 80,4
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sinjai tahun 2016
5.1.5 Pendidikan dan Perlindungan Khusus
Akses terhadap pendidikan dan perlindungan khusus untuk anak adalah bagian dari
pemenuhan hak anak. Akses Pendidikan diantaranya terkait dengan Data Partisipasi Sekolah,
sementara perlindungan khusus terkait dengan Data Anak berkebutuhan khusus, serta Data K
ekerasan terhadap Anak dan upaya perlindungan khusus lainnya.
Di Kabupaten Sinjai, angka partisipasi sekolah khususnya pada satuan PAUD Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan SPS mencapai 197 lembaga, dengan total
jumlah peserta didik sebanyak 5627 anak. Dari Jumlah tersebut peserta didik laki-laki sebanyak
2783, dan Perempuan 2844 anak.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 99
TABEL 61
DAFTAR JUMLAH KB,TPA,DAN SPS DI KABUPATEN SINJAI BERDASARKAN
KECAMATAN DAN JUMLAH PESERTA DIDIK
TAHUN 2015
NO KECAMATAN JUMLAH LEMBAGA
JUMLAH PESERTA DIDIK
JUMLAH
L P
1 Sinjai Barat 22 317 362 679
2 Sinjai Borong 25 347 359 706
3 Sinjai Selatan 35 445 452 897
4 Tellu Limpoe 19 278 290 568
5 Sinjai Timur 29 417 398 815
6 Sinjai Tengah 12 144 166 310
7 Sinjai Utara 25 386 398 784
8 Bulupoddo 22 318 294 612
9 Pulau IX 8 131 125 256
Jumlah 197 2783 2844 5627
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Sinjai tahun 2015
Anak bukanlah seorang dewasa dalam ukuran mini, akan tetapi sebagai manusia yang
membutuhkan topangan, sokongan dan perlindungan dari orang dewasa, keluarga, masyarakat,
pemerintah dan negara. Perlindungan ini dibutuhkan oleh seorang anak karena adanya
kesenjangan tingkat kematangan antara orang dewasa dengan anak, baik secara moral, kognitif,
psikologis dan emosional.
Hanya saja upaya perlindungan terhadap anak masih saja kerap dicederai oleh upaya-
upaya yang menjurus pada perilaku kekerasan terhadap anak di kabupaten sinjai periode tahun
2015 hingga tahun 2017.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 100
Berdasarkan data Polres Sinjai (dikelolah kembali oleh P2TP2A), terdapat kecendrungan
peningkatan angka kekerasan baik itu anak sebagai korban maupun anak sebagai pelaku
kekerasan. Pada tahun 2013, jumlah anak sebagai korban kekerasan sebanyak 6 (enam) kasus.
Jumlah ini kemudian meningkat di tahun 2014 yakni sebanyak 23 kasus, pada tahun 2016
mengalami penurunan yaitu 13 kasus, dan pada tahun 2017 mengalami penurunan jadi 6 kasus.
Berikut data kekerasan terhadap anak sepanjang tahun 2013 – tahun 2017.
TABEL 62
DATA KEKERASAN TERHADAP ANAK
PERIODE 2013-2017
NO JENIS KASUS
KORBAN TAHUN 2013
KORBAN TAHUN 2014
KORBAN TAHUN 2015
KORBAN TAHUN 2016
KORBAN TAHUN 2017
JENIS KELAMIN
JUM LAH
JENIS KELAMIN
JUM LAH
JENIS KELAMIN
JUM LAH
JENIS KELAMIN
JUM LAH
JENIS KELAMIN
JUM LAH
PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK
1 Pencabulan 1 - 1 1 - 1 - - 4 - 4 1 - 1
2 Pelecehan Seksual
- - - - - 10 - 10 - - - 1 - -
3 Pemerkosaan - - - 1 - 1 - - - - 1 - -
4 Persetubuhan dengan anak dibawah umur
1 1 1 - 1 - - - 5 - 5 1 - 1
5 Penganiayaan 4 4 2 4 6 - - - 4 3 7 1 - 1
6 Pengrusakan - - - - - - - - - - - - -
7 KDRT - - - - - - - - - - - - -
8 Penghinaan - - - - - - - - - - - - -
9 Pengancaman - - - 1 - 1 - - - - - - - 1 1
10 Penyerobotan Tanah
- - - - - - - - - - - - - - -
11 Pencemaran nama baik
- - - - - - 1 - 1 - - - - - -
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 101
12 Pengeroyokan - - - 1 6 7 - - - - 2 2 - 1 1
13 Penipuan - - - - - - - - - - - - - - -
14 Percobaan pemerkosaan
- - - - - - - - - - - - - - -
15 Aborsi - - - - - - - - - - - - - - -
16 Kekerasan Fisik - - - - - - - 3 3 - - - 1 1 -
17 Perselingkuhan - - - - - - - - - - - - - -
18 Penculikan anak
- - - - - - - - - - - - 1 -
19 Penelantaran anak
- - - - - - - - - - - - - -
20 Pemerkosaaan anak dibawah umur
- - - - - - - - - - - 1 - -
21 Pencurian - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 2 4 6 7 10 17 11 3 14 13 5 18 7 4 13
Sumber : Polres Sinjai dikelolah kembali P2TP2A Tahun 2017
Salah satu bentuk pendidikan dan perlindungan khusus yang juga mesti diberikan kepada
anak adalah; mengembalikan mereka kebangku sekolah khususya anak-anak yang selama ini
dijadikan sebagai pekerja, baik oleh kerabat dekatnya atau bekerja pada orang lain. Pada banyak
kasus, salah satu penyebab adanya anak putus sekolah karena mereka ikut bekerja untuk
membantu meringankan beban orang tuanya.Melalui program keluarga harapan, Dinas Sosial
Kab.Sinjai sejak 2 tahun terahir memprogramkan pengurangan pekerja anak, dengan jalan
mendidik dan membimbing mereka untuk kembali kebangku sekolah.
Pada tahun 2015, jumlah pekerja anak yang mengikuti program pengurangan pekerja
dalam rangka mendukung program keluarga harapan sebanyak 60 anak.Sementara pada tahun
2016 meningkat menjadi 84 anak.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 102
TABEL 63
DATA ANAK PESERTA PROGRAM PENGURANGAN PEKERJA ANAK (PPA)
UNTUK MENDUKUNG PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PPA-PKH)
KABUPATEN SINJAI TAHUN 2015 DAN 2016
NO ASAL KECAMATAN JUMLAH ANAK JENIS KELAMIN
L P
1 Sinjai Barat 18 14 4
2 Sinjai Borong 15 12 3
3 Sinjai Selatan 19 12 7
4 Tellu Limpoe - - -
5 Sinjai Timur 8 7 1
6 Sinjai Tengah 14 11 3
7 Sinjai Utara 6 4 2
8 Bulupoddo 1 1 -
9 Pulau IX 3 - 3
Jumlah 84 61 23
Peserta Program PPA Tahun 2015
60 48 12
Jumlah 2015 + 2016 144 109 35
Sumber : Dinas Sosial Kab. Sinjai Tahun 2015 & 2016
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan di dalam konvenan-konvenan internasional
mengenai Hak Asasi Manusia telah menyetujui bahwa setiap orang berhak atas seluruh hak dan
kebebasan. Juga menegaskan kembali universalitas, tidak terpisahkan, saling tergantung, saling
terkait dari semua hak asasi manusia, dan kebebasan-kebebasan fundamental serta kebutuhan
bagi penyandang disabilitas untuk dijamin pemenuhan hak-haknya tanpa diskriminasi.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 103
Selain itu, mengaku bahwa disabilitas merupakan suatu konsep yang terus berkembang,
dan disabilitas merupakan hasil intraksi antara orang-orang dengan keterbatasan kemampuan dan
sikap serta lingkungan yang menghambat partisipasi penuh dan efektif mereka di dalam
masyarakat.Di dalam program aksi dunia mengenai penyandang disabilitas, dan di dalam
peraturan-peraturan standar mengenai persamaan kesempatan, maka penyandang disabilitas
memiliki akses untuk mempengaruhi promosi, perumusan dan evaluasi atas kebijakan pada
tingkat nasional hingga daerah.
Di Kabupaten Sinjai, upaya perlindungan terhadap anak-anak penyandang disabilitas
menjadi bagian dari rencana strategis dan program kerja Dinas Sosial Kabupaten Sinjai. Dinas
ini juga mendorong berdirinya lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) untuk memaksimalkan
pelaksanaan program pemenuhan hak-hak bagi penyandang disabilitas. Salah satu LKS yang ada
di Kabupaten Sinjai adalah LKS Al-Hidayah, yang membina penyandang disabilitas sebanyak 14
anak dengan jenis disabilitas sebanyak 6 (enam) yakni Tuna Rungu, Tuna Netra, Tuna Grahita,
Tuna Daksa, Mental dan Wicara.
Sementara berdasarkan jenis pelayanan, oleh LKS AL-Hidayah, ke-14 anak penyandang
disabilitas ini mendapatkan dua jenis pelayanan yakni di dalam panti dan diluar panti.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 104
Tabel 64
JUMLAH ANAK PENYANDANG DISABILITAS
PENERIMA MANFAAT PADA LKS AL-HIDAYAH KAB. SINJAI
TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017
NO JENIS
DISABILITAS
JUMLAH ANAK TAHUN 2016 JUMLAH ANAK TAHUN 2017
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Tuna Netra 2 1 2 1
Tuna Rungu 6 4 5 4
Tuna Grahita 4 5 4 5
Tuna Daksa 2 1 2 1
Mental 6 3 4 2
Wicara 1 - 1 -
Jumlah 21 14 18 13
Sumber: Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Al-hidayah Sinjai Tahun 2017
Selain memaksimalkan fungsi LKS, Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai melalui Dinas
Pendidikan, juga mendorong peningkatan sarana dan prasarana belajar di Sekolah Luar Biasa
(SLB) Sinjai.Langkah ini dilakukan agar penyandang disabilitas di Kabupaten Sinjai tetap
memiliki akses terhadap dunia pendidikan dengan fasilitas yang lengkap dan sangat dibutuhkan
oleh penyandang disabilitas.
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 105
TABEL 65
DATA PENYANDANG DISABILITAS DI SLB KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2015
NO JENIS DISABILITAS JUMLAH
ANAK JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Tuna Netra (SLB-A) 1 1 -
2 Tuuna Rungu (SLB-B) 22 11 11
3 Tuna Grahita (SLB-C) 37 25 12
4 Tuna Daksa (SLB-D) 1 1 -
JUMLAH 61 38 23
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Sinjai, Tahun 2015
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 106
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Permasalahan pemberdayaan perempuan dan anak semakin kompleks seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini mempengaruhi paradigm masyarakat yang juga ikut
berkembang secara global, melalui berbagai bentuk perspektif yang berdampak pada lahirnya
paradigma yang keliru terhadap responsifitas perempuan dan anak. Berdasarkan uraian pada
profil perempuan dan anak di Kabupaten Sinjai, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Secara umum masih banyak berbagai ketimpangan di masyarakat antara laki-laki dan
perempuan, seperti ketimpangan terhadap pemenuhan hak dasar seperti pendidikan, akses
terhadap pangan dan kesehatan, akses ekonomi, dan akses terhadap lapangan kerja.
Selain itu masih ditemukannya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan masih
minimnya akses perempuan mendapatkan pekerjaan pada sektor formal dan informal.
2. Masih terbatasnya data terpilah di Kabupaten Sinjai berbasis gender terutama pada
beberapa satuan kerja perangkat daerah atau (SKPD). Namun secara umum penyediaan
data terpilah oleh SKPD di tahun 2017 sedikit lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan kajian profil perempuan dan anak yang telah disimpulkan, maka
beberapa implikasi kebijakan yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Perlu upaya sinergis dan terus menerus untuk melaksanakan berbagai kebijakan dan
program yang ditujukan untuk menghilangkan berbagai ketimpangan di masyarakat
Profil Gender dan Anak Tahun 2017 107
antara laki-laki dan perempuan. Sasaran program di arahkan pada upaya penghapusan
ketimpangan untuk keadilan dan kesejahteraan, diantaranya ketimpangan terhadap
pemenuhan hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan akses terhadap
lapangan kerja. Serta keadilan pada proses penanganan kasus-kasus terhadap perempuan
dan anak.
2. Perlu pengembangan kapasitas kelembagaan yang mampu dijadikan basis upaya
pemberdayaan perempuan dan anak. Kelembagaan disusun berdasarkan berbagai
komponen pendukung diantaranya masyarakat, sektor swasta dan aspek individu
perempuan.
3. Perlu data terpilah berbasis gender, baik ditingkat Kabupaten maupun kecamatan sebagai
dasar bagi perencanaan pembangunan yang lebih terarah.
4. Perlunya kampanye ‘Hari Tanpa Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak’, baik pada
tingkat individu, rumah tangga, maupun ditingkat masyarakat secara umum. Program ini
tentunya perlu didukung dengan kebijakan yang kondusif dan penegakan hukum yang
kuat.