Upload
phungdien
View
216
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu dari tujuan pembangunan pendidikan nasional seperti ada dalam UU
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk
mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pendidikan merupakan investasi untuk meletakkan
dasar bagi kejayaan bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan tolak ukur tinggi
rendahnya peradaban dari suatu bangsa, karena dari sistem dan proses pendidikanlah
maju mundurnya suatu bangsa dapat dinilai. Seringkali arti penting mengenai pendidikan
serta penerapan sistem pendidikan di Indonesia cenderung masih mewakili budaya
kolonialisme yang menghasilkan lulusan yang kurang kreatif, inovatif, kurang memiliki
rasa tanggungjawab dan kurang mampu untuk segera mengantisipasi perubahan dunia
yang begitu cepat.
Menurut Wardiman Djojonegoro (1998:562) bahwa pendidikan hams mampu
mengembangkan SDM Indonesia yang bermutu, lebih lanjut Wardiman menjelaskan
bahwa sumber daya manusia (SDM) yang bermutu paling tidak memiliki tiga kompetensi
dasar, yaitu 1). kemampuan menguasai keahlian dalam bidang IPTEK,
2). kemampuan bekerja secara profesional, dan 3) .kemampuan menghasilkan karya yang
bermutu.
Untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional maupun tujuan sekolah, maka setiap sistem pendidikan atau sekolah
memiliki kurikulum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapainya. Oleh karena itu
kurikulum memegang peranan yang sangat penting didalam membina kemampuan SDM,
termasuk kemampuan berpikir dengan kadar yang tinggi. Soedijarto (1997:11)
mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam pendidikan sekolah ialah sistem
kurikulumnya, karena itu kurikulum adalah unsur yang paling strategis dari sistem
pendidikan sekolah.
Masalah-masalah besar yang masih dihadapi oleh pendidikan nasional kita adalah
persoalan mutu, relevansi, efektivitas, dan efisiensi pendidikan. Masalah-masalah ini
menimbulkan keresahan pada masyarakat yang seringkali terdengar dalam diskusi,
seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya. Keresahan ini (bahwa pendidikan kita masih
rendah mutunya, kurang relevansinya dengan kebutuhan pembangunan, kurang efektif
dan efisien pelaksanaannya) hams ditanggapi secara serius dan dipecahkan secara
komprehensif dan terpadu demi suksesnya pendidikan kita yang juga berarti suksesnya
pembangunan bangsa dan negara kita.
Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi yang berkedudukan di Bandung merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang ingin ikut aktif mencerdaskan anak bangsa dengan
mendirikan sekolah alternatif. Alternatif dalam hal ini adalah dengan menggunakan
sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah-sekolah yang selama ini ada khususnya
dalam menggunakan jam belajar dan tambahanmata pelajaran yangdiberikan pada siswa
meskipun pada dasarnya dari segi kurikulum juga masih mengacu kepada Departemen
Pendidikan Nasional. Dengan melihat kepada kebutuhan dan fenomena yang terjadi di
masyarakat bahwa anak tidak bisa hanya di didik dalam hal aspek pengetahuan saja tapi
juga dibekali dengan aspek perilaku yang dalam hal ini adalah menyangkut tentang
perilaku anak (akhlak) dan ketrampilan (skill). Hal ini tertulis jelas dalam tujuan
pendirian yayasan yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tujuan
pembangunan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Motivasi pendirian yayasan pendidikan tentunya berangkat dari fakta bahwa masih
besarnya kesenjangan antara harapan masyarakat, khususnya umat Islam, dengan
kenyataan dalam memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan, maka yayasan
pendidikan Salman Al Farisi memposisikan dirinya pada upaya membantu masyarakat
dan pemerintah meminimalkan kesenjangan tersebut. Dengan demikian tanggungjawab
yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
tetapi juga dalam rangka pengembangan kualitas umat Islam dalam iman dan takwa
(IMTAQ). Oleh karena itu pelaksanaan program dan kegiatan di yayasan ini tentunya
akan berorientasi pada keterpaduan ilmu dan agama, menciptakan lulusan yang berjiwa
mandiri dan memihak pada kebenaran agama serta memiliki akhlak yang mulia.
Partisipasi lembaga pendidikan ini dengan mendirikan beberapa sekolah dibawah
naungan yayasan pendidikan Salman Al Farisi dengan tingkatan pendidikan dari Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama. Adapun penelitian ini
hanya di fokuskan pada tingkat sekolah dasar saja. Dengan pertimbangan bahwa Sekolah
Dasar Islam Salman Al Farisi ini lebih dulu berdiri. Adapun sistem kurikulum yang
digunakan di SD Islam Salman Al Farisi ini bersifat integrasi artinya tetap menggunakan
kurikulum nasional serta memakai kurikulum dari yayasan sendiri. Waktu kegiatan
belajar mengajarjuga berbeda dengan sekolah yang ada yaitu di mulai dari pukul 07.30 -
16.00, sedangkan untuk hari Sabtu libur dan dipergunakan untuk kegiatan
ekstrakurikuler. Sistem sekolah sehari penuh ini kita kenal dengan istilah "Full Day
School" karena waktu belajarnya lebih lama.
Penelitian ini memfokuskan pada sistem pendidikan yang tergolong bam yaitu
adanya sekolah yang menggunakan sistem sekolah sehari penuh yang disebut denganfull
day shool. Dengan sistem ini peneliti mencoba untuk mengkaji lebih dalam tentang
kurikulum yang digunakan dalam full day school ini khususnya pada implementasi
kurikulum dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini diadakan karena selama ini belum
adanya evaluasi terhadap sistem full day school temtama yang berkenaan dengan
implementasi kurikulum serta dampak yang mempengaruhinya terhadap faktor gum
sebagai pelaksana pembelajaran dan hasil belajar siswa.
1. 2. Perumusan Dan Pembatasan Masalah
1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas memberikan gambaran
bahwa permasalahan yang ada adalah pada bagaimana implementasi kurikulum/«// day
school tersebut dalam pembelajaran di kelas dalam meningkatkan kualitas lulusan yang
mempengamhi pada penilaian hasil belajar dan kemampuan gum dalam proses
pembelajaran. Dengan mengadakan evaluasi implementasi kurikulumfull day school ini
diharapkan dapat memberikan masukan atau nilai tambah yang cukup berarti bagi gum
dalam meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu,
melalui evaluasi implementasi kurikulum full day school ini dapat juga dijadikan bahan
kajian dalam melaksanakan kurikulum ini yang lebih dalam dengan melihat dari berbagai
aspek terutama dengan penilaian yang diberikan kepada siswa dan hasil belajar siswa.
Melalui penjelasan diatas tersebut, maka fokus masalah penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Kurikulum sebagai
Tujuan Pendidikanide, dokumen, proses,
hasil
ri1. Proses Pembelajaran
di kelas
2. Kualitas gum3. Penilaian hasil
belajar4. Hasil belajar siswa
Kebutuhan Sumber ' • ImplementasiKurikulum Full
Day SchoolfeDayaManusia(Gum) •
i k.
Perkembangan IlmuPengetahuan dan
TeknologiSarana dan
Prasarana dalam
remoe;ia|<uaii
Bagan 1.1
Kerangka Fokus Penelitian
Dalam implementasi kurikulum full day school ini tidak terlepas dari bagaimana
desain kurikulum itu sendiri. Karena desain kurikulum ini mempakan pedoman/ garis
besar program pengajaran yang dijadikan acuan gum dalam mengembangkan materi/isi.
Dalam desain kurikulum ini juga terdapat tujuan, bahan, proses, dan penilaian dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang digunakan oleh sekolah untuk
dapat dikembangkan lagi oleh gum pada pembelajaran di kelas.
Pembelajaran di kelas mempakan perwujudan dari implementasi kurikulum yang
nyata. Adajuga faktor yang paling menentukandalam kegiatan belajar mengajar di kelas
yaitu adanya aspek gum, siswa, dan lingkungan. Gum dalam melaksanakan program
pengajaran kurikulum akan membuat suatu rencana pengajaran, mengembangkan
kegiatan pembelajaran dalam kelas, serta memberikan penilaian hasil belajar siswa di
kelas. Gum sebagai ujung tombak dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas
mempakan faktor yang dominan karena dalam kelas adanya proses interaksi belajar
mengajar antara siswa dan gum di samping itu pula adanya komponen-komponen
pembelajaran yang digunakan oleh gum. Kegiatan belajar mengajar yang meliputi tahap
perencanaan (menetapkan tujuan, mengumpulkan bahan pembelajaran, strategi belajar
mengajar), adanya tahap pelaksanaan (dalam hal ini gum dapat menggunakan metode,
sumber belajar, pendekatan dalam proses belajar mengajar di kelas yang merupakan
bagian dari peran sebagai seorang gum), adanya tahap penilaian yang terdiri dan aspek
kognitif afektif dmpsikomotor.
Faktor lainyang menentukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah diri siswa itu
sendiri. Kemampuan dan kemandirian siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah suatu
hal yang sangat penting. Adanya motivasi dan kemauan siswa dalam menerima dan
memahami materi dalam pembelajaran mempakan faktor pendukung dalam keberhasilan
implementasi kurikulum. Faktor siswa dapat diketahui dari kemampuan, sikap, minat,
dan motivasinya dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Lingkungan merupakan salah
satu aspek yang mendukung dalam suksesnya kegiatan pembelajaran. Adanya suatu
lingkungan yang kondusif khususnya dalam kelas juga sangat berpengaruh dalam
kegiatan belajar ini. Lingkungan ini meliputi adanya dukungan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam prosesbelajar mengajar ini.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diarahkan pada implementasi kurikulum
full day school dalam pembelajaran di kelas. Hasil yang diharapkan adalah dari
pembelajaran ini akan dapat dilihat dampak dari sekolah yang menggunakan kurikulum
full day school baik dari segi positif atau negatif. Segi positifnya adalah anak menerima
materi pelajaran yang lebih dari sekolah lain baik dari sisi akademis dan perkembangan
jiwa anak yang bempa kedewasaan dan kemandirian siswa. Sebagai faktor penunjang
dalam proses belajar mengajar yaitu ada beberapa aspek yang mempengamhi dalam
implementasi yaitu : tujuan pendidikan, kualitas sumber daya manusia (dalam hal ini
adalah gum), dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya faktor yang
mempengamhi lainnya adalah : pendidik (guru), siswa, dan lingkungan (sarana
prasarana) sekolah. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
"Bagaimana implementasi kurikulum full day school dalam meningkatkan kualitas
lulusan pada sekolah dasar ".
1.2.2. Pembatasan Masalah
Penelitianyangdilaksanakanakan dibatasi pada :
1. Menurut Hamid (1988:44) bahwa evaluasi itu ada empat aspek yaitu evaluasi
reflektif, rencana, proses, dan hasil. Sedangkan pada penelitian evaluasi
implementasi kurikulum yang dilakukan dalam penelitian ini terbatas pada
evaluasi kurikulum pada proses yaitu suatu yang terjadi di sekolah . Kurikulum
yang digunakan dibatasi pada kurikulum full day school yang digunakan oleh
Sekolah Dasar Islam Salman Al Farisi dalam pemahaman guru tentang kurikulum
full day school tersebut.
2. Evaluasi implementasi kurikulum/w// day school juga dibatasi pada pembelajaran
yang dilaksanakan gum dalam kelas khususunya pada kelas 1 dan kelas 4.
3. Implementasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas dibatasi
hanya di kelas 1 dan 4 dengan pertimbangan bahwa kelas 1 adalah kelas
permulaan anak memasuki sekolah dengan sistemfull day school sedangkan kelas
4 mempakan kelas pertengahan yang telah lebih dahulu mendapatkan atau
menerima kurikulum full day school ini. Selain itu juga jumlah kelas di Sekolah
Dasar Islam Salman Al Farisi ini terdiri dari tiga kelas paralel setiap levelnya.
4. Implementasi kurikulum full day school pada kelas 1 terbatas hanya pada gum
yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Sains. Sedangkan
pada kelas 4 mata pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, Leadership, Ilmu Sosial,
dan Seni saja.
5. Penilaian dalam implementasi kurikulum full day school ini terbatas hanya pada
aspek penilaian yang dilakukan oleh gum dalam melihat hasil pembelajaran di
kelas dan penilaian yang lain dalam hal tugas dan sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan dan pembatasan masalah seperti yang tertera diatas,
maka pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya adalah :
1. Bagaimana mang lingkup kurikulum full day school dalam pembelajaran di
kelas?
2. Bagaimana proses implementasi kurikulumfull day school dalam pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan oleh guru ?
3. Bagaimana kemampuan gum dalam implementasi kurikulum full day school
dalam proses pembelajaran di kelas ?
1. 4. Definisi Operasional
Beberapa istilah pokok dalam penelitian ini dan sesuai dengan batasan masalah
yang akan dikaji tentang studi evaluasi implementasi kurikulum full day school dalam
pembelajaran di kelas, maka perlu didefinisikan secara operasional beberapa variabel
yang menjadi bahan kajian penelitian. Definisi operasional menurut Tuckman (1972:57)
adalah " A definition based on the observable characteristics of that which is being
defined". Lebih lanjut Tuckman membagi definisi operasional dalam tiga kelompok yaitu
tipe A, B, dan C. Berdasarkan pada masalah penelitian dan pembatasan masalah, maka
definisi operasional tipe B yang akan digunakan. Alasan menggunakan tipe B adalah
karena pada tipe B ini menekankan pada terms serta bagaimana keterangan-keterangan
dalam penelitian dapat memberikan gambaran yang lebih terarah. Tuckman (1972:59)
lebih jelas menjelaskan bahwa " A type B operational definition can be constructed in
terms ofhow theparticular object or thing being defined operates, that is, what itdoes or
what constitutes its dynamicproperties".
Beberapa variabel permasalahan yang perlu didefinisikan secara operasional
sebagai berikut:
10
Implementasi diartikan yaitu proses pelaksanaan kurikulum di dalam kegiatan
belajar mengajar, tentunya hal ini berkenaan tentang kesiapan gum dalam
menyiapkan bahan mengajar sampai kepada evaluasinya. Menumt Majone dan
Wildavsky (1979) bahwa implementasi sebagai suatu evaluasi sedangkan
pendapat dari Browne dan Wildavsky (1983) bahwa implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan dengan keadaan dalam sekolah.
Implementasi pada penelitian ini adalah implementasi kurikulum full day school
yang dilaksanakan oleh gum dalam pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh
gum adalah tentang membuka pelajaran, mengevaluasi pelajaran yang lalu, dan
mengawali memberikan materi bam kepada siswa. Dalam kegiatan inti, gum
memberikan materi pelajaran bam, memberikan tugas-tugas, dan mengevaluasi
sementara dari kegiatan pembelajaran dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan. Apabila ada siswa yang
belum mengerti tentang materi tersebut, maka gum akan melakukan penjelasan
ulang sampai siswa tersebut mengerti. Sedangkan dalam kegiatan penutupan,
maka gum akan memberikan pertanyaan kembali yang berkenaan tentang materi
yang bam saja dijelaskan.
Kurikulum full day school adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk
sekolah dengan sistem full day school. Kurikulum ini didasarkan pada kurikulum
Diknas, Depag dan yayasan sendiri sebagai penyelenggara pendidikan dengan
sistem sekolah yang sehari penuh. Kurikulum ini terdiri dari core curriculum
(kurikulum inti) yang materinya sama dengan sekolah lain yaitu dari Diknas
11
seperti tentang materi pelajarannya. Special curriculum (kurikulum khusus)
adalah tambahan mata pelajaran yang berasal dari sekolah sendiri yaitu
mengembangkan ketrampilan siswa dengan memberikan materi pelajaran
leadership pada siswa. Complement curriculum (kurikulum tambahan)
memberikan materi tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak
menutup kemungkinannya berkembang dan bertambah sebagai dampak dari
perkembangan pendidikan. Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) yaitu
kurikulum yang tidak memiliki jam secara khusus namun diberikan sebagai
tambahan ketika pada pembelajaran dan kegiatan kesiswaan. Cakupan dari hidden
curriculum ini adalah dalam bidang penanaman disiplin siswa dalam tata tertib
dan tata krama (akhlak) yang disandarkan pada al Qur'an dan Sunnah Rasul
seperti adanya kegiatan sholat berjama'ah, hafalan surat-surat al Qur'an, do'a-
do'a dan sebagainya. Kurikulum tersebut diatas dapat diintegrasikan dalam suatu
mata pelajaran yang bergantung pada materi yang akan disampaikan gum.
Kemampuan gum dalam implementasi kurikulum full day school adalah
kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi hasil belajar siswa dari proses pembelajaran dalam kelas. Menumt
Ditjen Dikdasmen dan Ditjen Dikti 1979/1980 secara garis besar ada sepuluh
kompetensi guru yaitu : 1). Kemampuan menguasai bahan bidang studi dan
bahan pendalaman/aplikasi bidang studi, 2). Mengelola program belajar mengajar,
3). Mengelola kelas, 4). Menggunakan media/sumber, 5). Menguasai landasan-
landasan kependidikan, 6). Mengelola interaksi belajar mengajar, 7). Menilai
prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, 8). Mengenal fungsi dan program
12
pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9). Mengenai administrasi sekolah dan
10). Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran. Kemampuan gum di Sekolah Dasar Islam Salman
Al Farisi adalah mampu melaksanakan kurikulum dalam kelas dengan
menggunakan berbagai metode dan strategi. Di samping itu pula dapat mampu
mengembangkan kreativitas dan mampu berinovasi dalam proses pembelajaran
karena kurikulum full day school menuntut kemampuan tersebut untuk
dilaksanakan karena sistem sekolah yang menggunakan waktu belajar lebih lama
di sekolah.
1. 5. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian dalam evaluasi implementasi kurikulum full day
school adalah untuk melihat lebih dalam mengenai kurikulum yang dikembangkan oleh
sekolah yang menggunakan model kurikulum full day school ini. Adapun tujuan
khususnya adalah :
• Untuk mengetahui mang lingkup kurikulumfull day school dan kesesuaiannya dalam
implementasinya dan kegiatan belajar mengajar di kelas dalam meningkatkan kualitas
lulusan siswanya.
• Untuk mengetahui proses implementasi kurikulum yang dilakukan oleh gum dengan
menggunakan metode dan pendekatan atau langkah-langkah yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.
• Untuk mengetahui bagaimana kemampuan gum dalam implementasi kurikulumfull
dayschool di kelas dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
13
1. 6. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebagai
bahan masukan dari sistem sekolah yang memakai sistem sekolah sehari penuh.
Di samping itu pula juga dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan dalam
kegiatan evaluasi yang lebih baik lagi bagi kepemimpinan kepala sekolah dalam
membina gum dan juga gum sebagai orang yang terlibat langsung dilapangan dalam
mengembangkankurikulum, maupunjuga dapat dimanfaatkan sebagai penelitian lanjutan
yang lebih mendalam. Lebih lanjut manfaat penelitian ini dibagi dalam dua macam yaitu
manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. 6.1. Manfaat secara teoritis
Menumt Stake dalam Hamid (1988:103) bahwa menyatakan suatu evaluasi formal
hams memberikan perhatian terhadap keadaan sebelum suatu kegiatan kelas berlangsung
dan terhadap kegiatan kelas itu sendiri, serta menghubungkannya denganberbagai bentuk
hasil belajar. Dengan evaluasi implementasi kurikulum full day school ini dapat
memberikan masukan yang berarti dalam mengembangkan kurikulum yang selama ini
digunakan oleh sekolah untuk dapat memperhatikan berbagai aspek-aspek yang
mempengamhi berkembanganya suatu kurikulum. Aspek-aspek yang mempengamhi
perkembangan dari kurikulum full day school ialah tentang kemampuan gum dalam
proses implementasi dalam kelas. Selain itu adalah tentang hasil yang akan dihasilkan
dari proses pembelajaran tersebut.
1.6.2. Manfaat secara praktis
Manfaat praktis yangdiharapkan dari studi ini dapatdijadikanbahanmasukan bagi
perbaikan dan perkembangan sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh yayasan
14
pendidikan Salman Al Farisi Bandung ini khususnya di tingkat sekolah dasar. Adapun
manfaat langsung dari hasil penelitian ini ditujukankepada:
1. Guru
Informasi yang diperoleh dari penelitian dapat memberikan masukan bagi
gum sebagai tenaga pengajar agar mengetahui kinerja masing-masing sebagai
orang yang penting dan berada pada posisi dalam implementasi kurikulum
dengan menghadapi tuntutan kualitas lulusan dari siswanya. Kelebihan dan
kelemahan dalam kinerja dapat dijadikan masukan bagi pembinaan lebih
lanjut.
2. Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi Bandung
Sebagai penyelenggara pendidikan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
mengelola suatu pendidikan terlebih lagi dengan perkembangan kurikulum
yang digunakan.
3. Pengembang kurikulum
Memberikan masukan kepada pengembang kurikulum dalam membuat dan
mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk mengembangkan
kurikulum yang lebih baik.