4
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, pemanfaatan obat tradisional dalam dunia kesehatan telah berkembang. Diperkirakan sekitar 75%-80% penduduk desa di dunia menggunakan tumbuhan sebagai bahan obat, dan sekitar 28% tumbuhan yang berada di bumi telah dipakai sebagai bahan obat tradisional. 1 Salah satu tanaman yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) yang biasa digunakan sebagai obat tradisional dan penyedap masakan. Bagian utama jeruk nipis yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buahnya. Selain itu, bunga, daun dan akar juga dapat dijadikan sebagai obat. Jeruk nipis dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti disentri, konstipasi, difteri, nyeri kepala, radang tenggorokan, batuk, demam, malaria, influenza, jerawat, menghilangkan ketombe dan melangsingkan tubuh. 2,3,4,5 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) termasuk salah satu jeruk yang berasal dari familia rutaceae. Jeruk nipis ini termasuk tumbuhan yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tumbuhan ini berbuah pada usia 2,5 tahun dengan bentuk bulat seperti bola pingpong berwarna hijau kekuning-kuningan. Bunganya berukuran kecil berwarna putih. Buahnya yang sudah tua memiliki rasa masam. Jeruk nipis mengandung senyawa kimia yang bermanfaat seperti limonene, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral, dan asam sitrat . Selain itu jeruk nipis mengandung flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin. 2,4 Selain buah, kulit buah jeruk nipis mengandung minyak atsiri yang digunakan sebagai antibakteri, diuretik, antipiretik, antihipertensi, antirematik, antiseptik, antiracun, antijamur, insektisida tonik, ekspektoran. 6 Salah satu senyawa yang terdapat pada minyak atsiri adalah fenol yang sudah diakui sebagai komponen aktif yang bersifat antibakteri. 7 Kandungan yang terdapat pada jeruk nipis sangat bermanfaat untuk perawatan kecantikan, salah satu pemanfaatan jeruk nipis dalam bidang kecantikan adalah menghilangkan jerawat. 8 Jerawat (acne vulgaris) merupakan penyakit kulit yang biasanya terjadi selama masa remaja yang mengenai lebih dari 85 % remaja dan lebih dari 40 juta

Pendahuluan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

percobaan lab ekstrak jeruk nipis

Citation preview

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di Indonesia, pemanfaatan obat tradisional dalam dunia kesehatan telah

    berkembang. Diperkirakan sekitar 75%-80% penduduk desa di dunia menggunakan

    tumbuhan sebagai bahan obat, dan sekitar 28% tumbuhan yang berada di bumi telah

    dipakai sebagai bahan obat tradisional.1 Salah satu tanaman yang dimanfaatkan oleh

    masyarakat yaitu jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) yang biasa

    digunakan sebagai obat tradisional dan penyedap masakan. Bagian utama jeruk

    nipis yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buahnya. Selain itu, bunga,

    daun dan akar juga dapat dijadikan sebagai obat. Jeruk nipis dapat menyembuhkan

    beberapa penyakit seperti disentri, konstipasi, difteri, nyeri kepala, radang

    tenggorokan, batuk, demam, malaria, influenza, jerawat, menghilangkan ketombe

    dan melangsingkan tubuh.2,3,4,5

    Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) termasuk salah satu

    jeruk yang berasal dari familia rutaceae. Jeruk nipis ini termasuk tumbuhan yang

    banyak memiliki dahan dan ranting. Tumbuhan ini berbuah pada usia 2,5 tahun

    dengan bentuk bulat seperti bola pingpong berwarna hijau kekuning-kuningan.

    Bunganya berukuran kecil berwarna putih. Buahnya yang sudah tua memiliki rasa

    masam. Jeruk nipis mengandung senyawa kimia yang bermanfaat seperti limonene,

    linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral, dan asam sitrat. Selain itu jeruk

    nipis mengandung flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan

    naringin.2,4 Selain buah, kulit buah jeruk nipis mengandung minyak atsiri yang

    digunakan sebagai antibakteri, diuretik, antipiretik, antihipertensi, antirematik,

    antiseptik, antiracun, antijamur, insektisida tonik, ekspektoran.6 Salah satu senyawa

    yang terdapat pada minyak atsiri adalah fenol yang sudah diakui sebagai komponen

    aktif yang bersifat antibakteri.7 Kandungan yang terdapat pada jeruk nipis sangat

    bermanfaat untuk perawatan kecantikan, salah satu pemanfaatan jeruk nipis dalam

    bidang kecantikan adalah menghilangkan jerawat.8

    Jerawat (acne vulgaris) merupakan penyakit kulit yang biasanya terjadi

    selama masa remaja yang mengenai lebih dari 85 % remaja dan lebih dari 40 juta

  • 2

    orang di Amerika.9 Di Indonesia laporan prevalensi jerawat pada populasi penderita

    jerawat belum banyak. Berdasarkan data yang diperoleh di poliklinik kulit dan

    kelamin RSUP. Dr. Sardjito selama kurun waktu 2 tahun (2010-2011), jerawat

    berturut-turut menempati peringkat pertama dari seluruh kunjungan pasien.10

    Jerawat merupakan penyakit kulit akibat peradangan menahun folikel pilosebasea

    dengan gambaran klinis berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul,

    nodus, dan kista pada tempat predileksinya, seperti muka, bahu, leher, dada,

    punggung dan telinga. Pembentukan jerawat diantaranya terjadi karena adanya

    perubahan pola keratinisasi dalam folikel sehingga terjadi penyumbatan folikel,

    akumulasi sebum yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan

    inflamatogenik, dan infeksi bakteri oleh Propionibacterium acnes pada folikel

    sebasea. Bakteri lain yang dapat menyebabkan jerawat adalah Staphylococcus

    aureus, Corynebacterium acnes, Pityrosporum ovale dan Staphylococcus

    epidermidis. Tetapi, Propionibacterium acnes merupakan bakteri yang berperan

    penting terhadap pembentukan jerawat.11,12

    Propionibacterium acnes merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang

    yang merupakan flora normal kulit pada manusia. Propionibacterium acnes adalah

    organisme yang pada umumnya memberi kontribusi terhadap patogenesis

    terjadinya jerawat dengan menghasilkan lipase, yang memecahkan asam lemak

    bebas dari lipid pada kulit. Asam lemak ini dapat menimbulkan peradangan

    jaringan sehingga dapat ikut menyebabkan terjadinya jerawat.13

    Menurut penelitian Sumonrat et al (2008) secara keseluruhan ekstrak etil

    asetat semua kulit jeruk menunjukkan aktivitas antibakteri yang kuat dibandingkan

    dengan minyak atsiri hasil destilasi air. Pada esktrak etil asetat kulit buah jeruk nipis

    menunjukan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram-positif, ragi, jamur.7

    Penelitian yang dilakukan oleh Farkhatul A (2004) melaporkan bahwa minyak atsiri

    dari kulit buah jeruk nipis mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri S.

    aureus dan E. coli pada konsentrasi 5%, 10%,15%,20% dan 30%.14 Pada penelitian

    Makmur A (2007) juga membuktikan bahwa minyak atsiri kulit buah jeruk nipis

    mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan E. coli adalah

    0,625% v/v dan 1,25% v/v.15 Rima M (2012) telah menguji aktivitas antibakteri

    ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia), jeruk purut (Citrus hystrix),

  • 3

    jeruk keprok (Citrus nobilis), terhadap Propionibacteriumn acnes ATCC 6919,

    Staphylococcus aureus ATCC 25923, dan Staphylococcus epidermidis dengan

    metode difusi pour plate.

    Oleh karena itu maka penelitian ini ingin mengetahui efek ekstrak kulit buah

    jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) terhadap Propionibacterium

    acnes dengan menggunakan metode disc diffusion.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

    adalah apakah efek ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.)

    Swingle) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes?

    1.3.Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui efek ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia

    (Christm.) Swingle) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    Untuk mengetahui efek dalam berbagai konsentrasi (3%, 5%, 20%, 50%, 80%

    dan 100%) ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.)

    Swingle) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

    1.4 Manfaat Penelitian

    a. Bagi Peneliti

    - Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penelitian

    eksperimental.

    - Menambah pengetahuan tentang efek ekstrak kulit buah jeruk nipis

    (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) terhadap pertumbuhan bakteri

    Propionibacterium acnes.

    - Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar S.Ked (sarjana

    kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

    Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

  • 4

    b. Bagi Institusi

    - Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan tanaman obat

    dalam dunia kesehatan.

    - Memajukan UIN Syarif Hidayatullah dan FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah dengan mempublikasikan penelitian ini.

    c. Bagi Keilmuan

    - Memberikan informasi mengenai efek ekstrak kulit buah jeruk nipis

    (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) terhadap pertumbuhan bakteri

    Propionibacterium acnes.

    - Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian

    tanaman obat.

    - Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang

    pengaruh ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.)

    Swingle) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

    d. Bagi Sosial

    Memberikan informasi pada masyarakat bahwa tanaman jeruk nipis

    (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) dapat digunakan sebagai salah

    satu alternatif dalam mengobati jerawat (acne vulgaris).