31
xii PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Model koreksi kesalahan (ECM - Error Correction Model) merupakan model regresi linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di dalam model koreksi kesalahan dilakukan penyesuaian sehingga terjadi keseimbangan antara apa yang diinginkan dan apa yang terjadi. Model koreksi kesalahan dapat digunakan pada variabel-variabel yang tidak stasioner namun terkointegrasi. Model koreksi kesalahan digunakan dalam mengatasi masalah data runtun waktu yang tidak stasioner, masalah regresi lancung, mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek dan untuk membentuk hubungan keseimbangan jangka panjang antar variabel. Dalam penelitian ini digunakan model koreksi kesalahan yang dibentuk dengan estimasi parameternya menggunakan metode Bootstrap dan model koreksi kesalahan yang dibentuk dengan estimasi parameternya menggunakan metode Bayesian. Data yang digunakan adalah data runtun waktu Indeks Harga Konsumen kota Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua dengan periode waktu bulan Januari 2009-Mei 2013. Jenis data adalah data sekunder. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana model koreksi kesalahan (ECM, Error Correction Model) dan hubungan jangka panjang dari data runtun waktu indeks harga konsumen (IHK) kota-kota di Papua dengan metode Bootstrap dan metode Bayesian? C. TUJUAN 1. Mendapatkan model koreksi kesalahan dan hubungan jangka panjang data runtun waktu IHK kota-kota di Papua dengan metode Bootstrap. 2. Mendapatkan model koreksi kesalahan dan hubungan jangka panjang data runtun waktu IHK kota-kota di Papua dengan metode Bayesian.

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xii

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Model koreksi kesalahan (ECM - Error Correction Model) merupakan model regresi

linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di

dalam model koreksi kesalahan dilakukan penyesuaian sehingga terjadi keseimbangan

antara apa yang diinginkan dan apa yang terjadi. Model koreksi kesalahan dapat

digunakan pada variabel-variabel yang tidak stasioner namun terkointegrasi. Model

koreksi kesalahan digunakan dalam mengatasi masalah data runtun waktu yang tidak

stasioner, masalah regresi lancung, mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek dan

untuk membentuk hubungan keseimbangan jangka panjang antar variabel. Dalam

penelitian ini digunakan model koreksi kesalahan yang dibentuk dengan estimasi

parameternya menggunakan metode Bootstrap dan model koreksi kesalahan yang

dibentuk dengan estimasi parameternya menggunakan metode Bayesian.

Data yang digunakan adalah data runtun waktu Indeks Harga Konsumen kota

Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua dengan periode waktu bulan Januari

2009-Mei 2013. Jenis data adalah data sekunder.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana model koreksi kesalahan (ECM, Error Correction Model) dan hubungan

jangka panjang dari data runtun waktu indeks harga konsumen (IHK) kota-kota di Papua

dengan metode Bootstrap dan metode Bayesian?

C. TUJUAN

1. Mendapatkan model koreksi kesalahan dan hubungan jangka panjang data runtun

waktu IHK kota-kota di Papua dengan metode Bootstrap.

2. Mendapatkan model koreksi kesalahan dan hubungan jangka panjang data runtun

waktu IHK kota-kota di Papua dengan metode Bayesian.

Page 2: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xiii

Hasil penelitian ini dituangkan dalam dua makalah sebagai berikut :

1. Model Koreksi Kesalahan Pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-

Kota Di Papua. Dipublikasikan pada Jurnal de Cartesian (JcD) FMIPA Universitas

Sam Ratulangi, Manado, pada vol. 3 no. 1 tahun 2014.

2. Model Koreksi Kesalahan Dengan Metode Bayesian Pada Data Runtun Waktu Indeks

Harga Konsumen Kota-Kota Di Papua. Dipublikasikan pada Seminar Nasional Sains

dan Pendidikan Sains IX yang diselenggarakan Fakultas Sains dan Matematika,

Universitas Kristen Satya Wacana pada tanggal 21 Juni 2014.

Page 3: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

MAKALAH 1

Page 4: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua
Page 5: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu

Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua

1Mitha Febby R. Donggori,

2Adi Setiawan,

3Hanna Arini Parhusip

1Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, e-mail : [email protected] 2Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, e-mail : [email protected] 3Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, e-mail : [email protected]

Abstract

The Consumer Price Index is used as a measure of inflation. Consumer Price Index data is time series data

are often not stationary, causing decision-making related to the data becomes invalid. Consumer Price Index

has a different rate of change in each region, as well as for the city of Jayapura, Sorong and Manokwari in

Papua. In this paper, Error Correction Model is used to correct short-term imbalances and establish a long

term relationship models Consumer Price Index cities - cities in Papua. We use time period : January 2009

to May 2013. To test stationarity of the data, we use Phillips - Perron unit root test. Engle - Granger

cointegration test is performed to determine whether there is a long-term relationship among cities in Papua.

Furthermore, the model established by using the Error Correction Method by Domowitz - Elbadawi to

correct short- term imbalances and establish long-term relationships model. The obtained Error Correction

Models were compared to the results obtained with the bootstrap method .

.

Keywords : consumer price index, stationarity test, co integration test, error correction model, the bootstrap

method

Abstrak

Indeks Harga Konsumen digunakan sebagai tolok ukur inflasi. Data Indeks Harga Konsumen merupakan data

runtun waktu yang seringkali tidak stasioner sehingga menyebabkan pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan data menjadi tidak valid. Indeks Harga Konsumen memiliki tingkat perubahan yang berbeda di setiap

daerah, begitu juga untuk kota Jayapura, Sorong dan Manokwari di Papua. Model koreksi kesalahan

digunakan untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek dan membentuk model hubungan jangka

panjang Indeks Harga Konsumen kota – kota di Papua pada makalah ini. Periode waktu yang diamati adalah

bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Mei 2013. Uji stasioneritas data dengan uji akar unit Phillips-Perron,

uji kointegrasi Engle-Granger yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan jangka panjang di

antara kota – kota tersebut. Lebih lanjut, dibentuk model koreksi kesalahan dengan metode Domowitz-

Elbadawi untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek dan membentuk model hubungan jangka

panjang. Model koreksi kesalahan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan metode

bootstrap.

Kata kunci: indeks harga konsumen, uji stasioneritas, uji kointegrasi, model koreksi kesalahan, metode

bootstrap

1. Pendahuluan

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa

yang dikonsumsi oleh rumah tangga [1]. IHK dijadikan sebagai ukuran inflasi karena tercermin

perkembangan berbagai harga barang dan jasa. Tingkat perubahan IHK berbeda untuk setiap daerah pada

suatu waktu sehingga seringkali data runtun waktu IHK tidak stasioner sedangkan kondisi stasioner

diperlukan untuk analisa lebih lanjut. Oleh karena itu penyelesaian masalah dengan menggunakan data IHK

perlu memperhatikan sifat stasioneritas agar segala keputusan yang terkait dengan data menjadi valid.

Adanya hubungan keseimbangan antara daerah yang satu dengan yang lain juga sangat diperlukan untuk

melakukan peramalan, yaitu melalui uji kointegrasi. Apabila antar daerah terkointegrasi berarti antar daerah

tersebut memiliki hubungan jangka panjang. Jika tingkat IHK pada satu daerah mengalami kenaikan maka

tingkat IHK daerah lain yang terkointegrasi dengan daerah tersebut juga mengalami kenaikan diartikan kedua

daerah tersebut memiliki keseimbangan. Model koreksi kesalahan (ECM - Error Correction Model)

Page 6: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

82 Donggori, Setiawan, Parhusip - Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu……….

digunakan dalam mengatasi permasalahan data yang tidak stasioner, regresi lancung, mengoreksi

ketidakseimbangan jangka pendek dan membentuk model hubungan jangka panjang [2]. Model koreksi

kesalahan dapat digunakan ketika data tidak stasioner tapi terkointegrasi.

Dalam makalah [3] telah dijelaskan mengenai analisis kointegrasi data IHK untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan jangka panjang. Data IHK yang digunakan dalam makalah Saputra adalah data IHK

beberapa komoditas barang di kota-kota di Jawa Tengah, uji stasioneritas data dengan uji akar unit Dickey-

Fuller dan uji kointegrasi dengan menggunakan uji Johansen. Pada makalah [4], telah dijelaskan perumusan

model dinamik pertumbuhan ekonomi Indonesia mengunakan model koreksi kesalahan Engle-Granger.

Dengan metode yang berbeda, menarik untuk menjelaskan model koreksi kesalahan data IHK setelah

dilakukan analisis kointegrasi. Makalah ini menjelaskan tentang model koreksi kesalahan pada data runtun

waktu Indeks Harga Konsumen kota Jayapura, Sorong dan Manokwari dalam periode bulan Januari 2009 –

Mei 2013 pada umumnya dan dengan pendekatan bootstrap. Metode yang digunakan yaitu uji stasioneritas

data dengan uji akar unit Phillips -Perron, uji kointegrasi dengan metode Engle-Granger dan model koreksi

kesalahan dengan metode Domowitz-Elbadawi.

2. Dasar Teori

Suatu data hasil proses stokastik dikatakan stasioner jika rata-rata dan variansinya konstan sepanjang

waktu dan kovarian antara dua runtun waktu hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu

tersebut. Secara statistik dapat dinyatakan sebagai berikut :

Mean : ,tYE (1)

Variansi : ,var 2 tt YEY (2)

Kovariansi : kttk YYE (3)

dengan k kovariansi pada kelambanan (lag) k adalah kovariansi antara nilai tY dan ktY . Data runtun

waktu stasioner jika rata – rata, variansi dan kovariansi pada setiap lag adalah tetap sama pada setiap waktu.

Jika rata-rata maupun variansi data runtun waktu tidak konstan, berubah-ubah sepanjang waktu maka data

dikatakan tidak stasioner [5] .

2.1 Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Ide dasar uji stasioneritas data dengan uji akar unit dijelaskan melalui model berikut ini :

111 ttt eYY (4)

dengan te adalah variabel gangguan yang bersifat random (stokastik) dengan rata -rata nol, varian konstan

dan tidak saling berhubungan (nonautokorelasi). Jika nilai 1 maka variabel random (stokastik) Ymempunyai akar unit. Jika data runtun waktu mempunyai akar unit maka dikatakan data bergerak secara

random (random walk ) dan data tidak stasioner. Oleh karena itu jika dilakukan regresi tY pada lag 1tY dan

didapatkan nilai 1 maka data dikatakan tidak stasioner.

Penelitian ini menggunakan uji akar unit Phillips -Perron (PP). Uji akar unit PP menggunakan metode

statistik non-parametrik dalam menjelaskan adanya autokorelasi antara residual tanpa memasukkan variabel

independen kelambanan diferensi [2] . Dengan persamaan uji sebagai berikut :

Random walk : ,1 ttt eYY (5)

Random walk dengan intercept : ,10 ttt eYY (6)

Random walk dengan intercept dan trend : ,110 ttt eYTY (7)

dengan 1 dan T adalah tren waktu. Dalam setiap model, hipotesis nolnya adalah 0 yang berarti

data runtun waktu mengandung akar unit atau data tidak stasioner. Sedangkan hipotesis alternatifnya 0

yang berarti data stasioner.

2.2 Uji Kointegrasi

Regresi yang menggunakan data runtun waktu yang tidak stasioner kemungkinan besar akan

menghasilkan regresi lancung. Regresi lancung adalah situasi dimana hasil regresi menunjukkan koefisien

regresi yang signifikan secara statistik dan nilai koefisien determinasi ( 2R ) yang tinggi tapi antar variabel di

dalam model tidak ada hubungan yang bermakna. Hal ini terjadi karena hubungan antara variabel dependen

dan variabel independen hanya menunjukkan tren saja. Estimasi regresi mengalami regresi lancung jika nilai

koefisien determinasi lebih tinggi dari nilai Durbin-Watson-nya ( dR 2 ) [5]. Berdasarkan definisi formal

kointegrasi oleh Engle dan Granger dikatakan bahwa data runtun waktu tY dan tX berkointegrasi pada

Page 7: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

JdC, Vol. 3, No. 1, Maret, 2014 83

derajat bd , dengan 0 bd dituliskan sebagai bdCIYX tt ,~, jika kedua data runtun waktu tY dan

tX berintegrasi pada derajat yang sama )(dI dan terdapat kombinasi linier dari variabel – variabel yang

berintegrasi.

Misalkan dipunyai persamaan :

ttt eXY 10 (8)

dibentuk kombinasi linier dari kedua variabel sebagai berikut :

ttt XYe 10 (9)

Jika uji stasioneritas menunjukkan te (error term) stasioner atau )0(I maka kedua variabel terkointegrasi

yang berarti data runtun waktu mempunyai hubungan jangka panjang. Adapun persamaan uji stasioneritas

residual sebagai berikut:

Dickey-Fuller : ,11 tt ee (10)

Augmented Dickey-Fuller :

p

ijtjt eae

21

(11)

2.3 Model Koreksi Kesalahan

Berkointegrasinya antar variabel tidak menjamin adanya keseimbangan dalam jangka pendek. Dalam

jangka pendek ada kemungkinan terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium). Untuk mengatasinya dilakukan

koreksi dengan model koreksi kesalahan. Dalam mekanisme yang dipopulerkan oleh Engle- Granger, koreksi

perilaku jangka pendek dilakukan menggunakan kesalahan ketidakseimbangan (disequilibrium error) dalam

jangka panjang [6].

Misalkan hubungan jangka panjang atau keseimbangan antara dua variabel tY dan tX sebagai berikut :

tt XY 10 (12)

mempunyai kesalahan ketidakseimbangan (disequilibrium error) :

ttt XYEC 10 (13)

Jika tY dan tX dalam kondisi keseimbangan maka kesalahan ketidakseimbangan tersebut akan bernilai

nol. ECM Engle -Granger dijelaskan dalam persamaan :

tttt eECXY 210 (14)

dengan 1101 ttt XYEC . Koefisien 1 adalah koefisien jangka pendek sedangkan 1 adalah

koefisien jangka panjang.

Salah satu model koreksi kesalahan yang berkembang setelah model koreksi kesalahan Engle-Granger

muncul adalah model koreksi kesalahan dari Domowitz dan Elbadawi. Model koreksi kesalahan Domowitz-

Elbadawi menjelaskan bahwa perubahan )( YY dipengaruhi oleh perubahan variabel )( XX , variabel X

periode sebelumnya 1tX dan variabel koreksi kesalahan periode sebelumnya. Bentuk standar ECM

Domowitz-Elbadawi adalah sebagai berikut :

ttttt ECgXgXggY 31210 (15)

dengan 111 ttt YXEC

Menurut model ini, model koreksi kesalahan valid jika koefisien koreksi kesalahan bertanda positif dan

secara statistik signifikan. Nilai koefisien kesalahan besarnya adalah 10 3 g . Koefisien g dalam

persamaan (15) merupakan analisis jangka pendek. Sedangkan koefisien jangka panjang pada kondisi

keseimbangan (ketika 1 tYY dan 1 tXX ) adalah :

113121101 ttttttt YXgXgXXggYY

tt XhhY 10 (16)

dengan 300 ggh dan 3321 gggh

2.4 Model Koreksi Kesalahan Data Indeks Harga Konsumen Kota Jayapura dan Kota Manokwari

Dalam penulisan ini akan digunakan model koreksi kesalahan dengan data Indeks Harga Konsumen

(IHK) kota-kota di Papua. Dianggap bahwa IHK kota Jayapura (JPR) dipengaruhi IHK kota Manokwari

(MAN) dan dinyatakan dalam hubungan jangka panjang atau keseimbangan sebagai berikut :

tt MANJPR 10* (17)

dengan *JPR = nilai keseimbangan. Dalam sistem ekonomi jarang sekali terjadi keseimbangan sehingga

terdapat ketidakseimbangan sebesar :

Page 8: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

84 Donggori, Setiawan, Parhusip - Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu……….

ttt MANJPREC 10* (18)

Dengan mengikuti pendekatan yang dikembangkan Domowitz-Elbadawi dapat dirumuskan fungsi biaya

kuadrat tunggal sebagai berikut :

2

111

2*0 tttttttt ZZfJPRJPRbJPRJPRbC (19)

Komponen pertama persamaan (19) menggambarkan biaya ket idakseimbangan dan komponen kedua

merupakan biaya penyesuaian. tJPR merupakan Indeks Harga Konsumen kota Jayapura aktual periode tZt,

merupakan vektor variabel yang mempengaruhi Indeks Harga Konsumen kota Jayapura dimana dalam kasus

ini hanya dipengaruhi oleh Indeks Harga Konsumen kota Manokwari (MAN), 10 ,bb adalah vektor baris yang

memberi bobot kepada masing-masing biaya, serta tf merupakan sebuah vektor baris yang memberi bobot

kepada elemen 1tt ZZ

Meminimalisasi fungsi biaya pada persamaan (19) terhadap variabel JPR dan menyamakan dengan

nol akan menghasilkan persamaan sebagai berikut :

0111*

0 tttttt ZZfJPRJPRbJPRJPRb

1111*

010 tttttt ZZfbJPRbJPRbJPRbb (20)

Karena vektor z hanya terdiri dari variabel MAN sehingga persamaan (20) dapat dinyatakan sebagai

berikut :

1111*

010 tttttt MANMANfbJPRbJPRbJPRbb (21)

Persamaan (21) dapat dinyatakan sebagai berikut :

11* )1()1( tttttt MANMANfcJPRcJPRcJPR (22)

dengan

10

0

bb

bc Melalui substitusi persamaan (17) ke dalam persamaan (22) didapatkan persamaan

berikut :

ttttt JPRdMANdMANddJPR 131210 (23)

dengan

Parameterisasi persamaan menjadi bentuk standar model koreksi kesalahan sebagai berikut :

tttttt JPRMANgMANgMANggJPR 1131210

atau dapat ditulis menjadi :

ttttt ECgMANgMANggJPR 131210 (24)

3. Metode Penelitian Data yang digunakan adalah data IHK bulanan kota Jayapura, Sorong dan Manokwari untuk bulan

Januari 2009 sampai dengan Mei 2013 yang diperoleh pada website resmi Badan Pusat Statistik (BPS).

Dipilihnya periode waktu tersebut karena pada periode waktu itu tidak terjadi kenaikan harga BBM.

Selanjutnya dilakukan uji stasioneritas data dengan uji akar unit Phillips - Perron, uji kointegrasi Engle -

Granger, koreksi ketidakseimbangan jangka pendek dan membentuk model hubungan jangka panjang dengan

model koreksi kesalahan Domowitz-Elbadawi untuk data IHK. Distribusi statistik dari model koreksi

kesalahan dianalisis dengan pendekatan bootstrap.

4. Hasil Dan Pembahasan Hasil uji akar unit terhadap data IHK menunjukkan bahwa data mempunyai unit root, yang berarti

bahwa data tidak stasioner. Grafik garis data IHK kota Jayapura, Sorong dan Manokwari di Papua

menunjukkan bahwa data IHK cenderung tidak stasioner karena nilainya tidak bergerak naik-turun pada

sekitar nilai yang sama. Ketidakstasioneran data juga dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai-p dan tingkat

signifikansi 0.05. Pada Tabel 1 ditunjukkan nilai -p dari uji akar unit data IHK kota Jayapura, Sorong dan

Manokwari menggunakan Eviews. Dari hasil uji akar unit, didapatkan nilai-p pada ketiga kota tersebut lebih

0.05 maka data IHK kota Jayapura, Sorong dan Manokwari dikatakan tidak stasioner. Dengan uji akar unit

Phillips-Perron dengan menggunakan Eviews didapatkan IHK kota Jayapura, Sorong dan Manokwari menjadi

stasioner pada diferensi pertama ( first difference).

Selanjutnya digunakan regresi untuk mendeteksi ada tidaknya regresi lancung. Hasil regresi ditampilkan

pada Tabel 2. Hasil regresi kombinasi kota Jayapura (𝐽𝑃𝑅) - Manokwari (𝑀𝐴𝑁) memiliki nilai koefisien

determinasi ( 2R ) lebih kecil dari nilai Durbin Watson ( d ) sedangkan kombinasi kota Jayapura - Sorong

(𝑆𝑅𝐺) dan kota Manokwari-Sorong memiliki nilai R2 > d yang berarti merupakan regresi lancung. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh karakteristik inflasi kota Sorong yang berbeda dari kota Jayapura dan kota

Page 9: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

JdC, Vol. 3, No. 1, Maret, 2014 85

Manokwari sehingga perubahan IHK di kota Sorong cenderung tidak berpengaruh terhadap perubahan IHK

di kedua kota tersebut.

Gambar 1. Grafik garis IHK Kota Jayapura, Sorong dan Manokwari bulan Januari 2009 sampai dengan Mei 2013

Tabel 1. Hasil Uji Akar Unit Phillips-Perron

Kota Nilai-p Keterangan

Jayapura 0.9770 Tidak stasioner

Manokwari 0.9982 Tidak stasioner

Sorong 0.9214 Tidak stasioner

Tabel 2. Hasil Regresi Kombinasi Kota Jayapura, Sorong dan Manokwari

Kota Koefisien Std.error t-Statistik Nilai R-squared d

Dependen Independen

JPR MAN 0.7729 0.0260 29.6342 0.945 1.032

JPR SRG 0.7233 0.0368 19.6099 0.882 0.616

MAN SRG 0.9338 0.0357 26.0993 0.930 0.581

MAN JPR 1.2227 0.0412 29.6342 0.945 1.020

SRG JPR 1.2206 0.0622 19.6099 0.882 0.598

SRG MAN 0.9962 0.0381 26.0993 0.930 0.576

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan jangka panjang antar variabel dilakukan uji kointegrasi

Engle-Granger. Dengan menggunakan persamaan (8) dibentuk persamaan :

tt MANJPR 10

dengan 𝐽𝑃𝑅 = IHK kota Jayapura dan 𝑀𝐴𝑁 = IHK kota Manokwari, sehingga diperoleh kombinasi linier

dari variabel-variabelnya sebagai berikut :

ttt MANJPRe 10

Selanjutnya dilakukan uji akar unit terhadap te dengan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF). Dari uji

akar unit ADF, didapatkan nilai-p dari te sebesar 0.0015 sehingga lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05.

Hasil uji akar unit menunjukkan bahwa te tidak mengandung akar unit atau )0(I atau data stasioner maka

kedua variabel dan terkointegrasi yang berarti mempunyai hubungan jangka panjang.

Estimasi persamaan dilakukan dengan IHK kota Jayapura (𝐽𝑃𝑅) sebagai variabel dependen Y dan

IHK kota Manokwari (𝑀𝐴𝑁) sebagai variabel independen X . Dari uji akar unit ADF, didapatkan nilai-

residual persamaan tersebut sebesar 0.0015, lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05. Hal ini berarti bahwa

residual tidak mengandung akar unit atau data stasioner atau )0(I maka kedua variabel 𝐽𝑃𝑅 dan 𝑀𝐴𝑁

terkointegrasi yang berarti mempunyai hubungan jangka panjang.

Karena data IHK kota Jayapura dan kota Manokwari tidak stasioner dan terkointegrasi maka

hubungan antara keduanya dapat dijelaskan dengan model koreksi kesalahan ( Error Correction Model ).

Penelitian ini menggunakan model koreksi kesalahan untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek

IHK kota Jayapura dan kota Manokwari dan membentuk model hubungan jangka panjangnya. Model koreksi

kesalahan dituliskan dalam persamaan (24). Hasil estimasi model koreksi kesalahan ditampilkan pada Tabel

3. Pada Tabel 3, variabel koreksi kesalahan (𝐸𝐶𝑇1) bertanda positif dan secara statistik signifikan yang

berarti model koreksi kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini valid. Perubahan )( MANMAN

bertanda positif dan signifikan. Kelambanan 𝑀𝐴𝑁 bertanda negatif dan signifikan sehingga model koreksi

kesalahan pada kasus ini dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

100

110

120

130

140

150

160

170

Jan

-09

Mei

-09

Sep

-09

Jan

-10

Mei

-10

Sep

-10

Jan

-11

Mei

-11

Sep

-11

Jan

-12

Mei

-12

Sep

-12

Jan

-13

Mei

-13

JPR

SRG

MAN

Page 10: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

86 Donggori, Setiawan, Parhusip - Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu……….

2057.22797.0

4285.00914.03242.04392.6

2

11

dR

ECMANMANJPR tttt

Hubungan jangka panjang Indeks Harga Konsumen Jayapura pada kondisi keseimbangan ditampilkan

dalam persamaan di bawah ini :

tt MANJPR 7866.08172.14

Pada Tabel 3, nilai-p untuk konstanta ( C ) tidak signifikan sehingga dibentuk model koreksi

kesalahan yang baru dengan menghilangkan konstanta. Model koreksi kesalahan yang baru dituliskan dalam

persamaan berikut :

2973.22274.0

3182.00328.03059.0

2

11

dR

ECMANMANJPR tttt

dan hubungan jangka panjangnya adalah :

tt MANJPR 8969.0

Dari persamaan di atas, dalam jangka panjang jika terjadi kenaikan IHK kota Manokwari sebesar 1% maka

akan menyebabkan peningkatan IHK kota Jayapura sebesar 0.8969%. Dengan kata lain kenaikan IHK kota

Jayapura sedikit lebih lambat daripada kenaikan IHK kota Manokwari.

Tabel 3. Estimasi Model Koreksi Kesalahan dengan data Indeks Harga Konsumen Kota Jayapura dan kota Manokwari (dengan

konstanta)

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistic Nilai- p

C 6.4392 3.4490 1.8669 0.0680

D(MAN) 0.3242 0.1163 2.7857 0.0076

MAN(-1) -0.0914 0.0330 -2.7622 0.0081

ECT1 0.4285 0.1125 3.8090 0.0004

Tabel 4. Estimasi Model Koreksi Kesalahan dengan data Indeks Harga Konsumen Kota Jayapura dan kota Manokwari (tanpa

konstanta)

Model koreksi kesalahan yang didapat dalam persamaan (24) dapat diestimasi dengan pendekatan

bootstrap. Pada Tabel 5 ditampilkan distribusi statistik model koreksi kesalahan dengan pendekatan

bootstrap. Nilai-p dari model koreksi kesalahan dengan pendekatan bootstrap lebih kecil dari nilai-p model

koreksi kesalahan sebelumnya. Model koreksi kesalahan dengan pendekatan bootstrap sebagai berikut :

11 4270.00913.03217.04499.6 tttt ECMANMANJPR

sehingga hubungan jangka panjangnya adalah :

tt MANJPR 7861.01051.15

Tabel 5. Distribusi Statistik Model Koreksi Kesalahan dari Data IHK Kota Jayapura dan Kota Manokwari (dengan konstanta)

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Nilai- p bootstrap

C 6.4499 3.3817 1.9072 0.0624

D(MAN) 0.3217 0.1123 2.8646 0.0061

MAN(-1) -0.0913 0.0329 -2.7750 0.0077

ECT1 0.4270 0.1116 3.8261 0.0003 Pada Tabel 5 dapat dilihat nilai-p untuk konstanta ( C ) tidak signifikan karena lebih besar dari

tingkat signifikansi 0.05. Untuk itu, dibentuk model koreksi kesalahan yang baru yang menggunakan

pendekatan bootstrap dengan menghilangkan konstanta. Distribusi statistik ECM tersebut ditampilkan pada

Tabel 6.

Model koreksi kesalahan yang baru dituliskan dalam persamaan berikut :

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistic Nilai- p

D(MAN) 0.3059 0.1188 2.5737 0.0131

MAN(-1) -0.0328 0.0108 -3.0324 0.0039

ECT1 0.3182 0.0981 3.2426 0.0021

Page 11: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

JdC, Vol. 3, No. 1, Maret, 2014 87

11 3279.00337.03090.0 tttt ECMANMANJPR

dan hubungan jangka panjangnya adalah :

tt MANJPR 8972.0

Dari persamaan di atas berarti bahwa dalam jangka panjang, kenaikan IHK kota Manokwari sebesar 1% akan

menyebabkan kenaikan IHK kota Jayapura sebesar 0.8972%. Tabel 6. Distribusi Statistik Model Koreksi Kesalahan dari Data IHK Kota Jayapura dan Kota Manokwari (tanpa konstanta)

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Nilai- p bootstrap

D(MAN) 0.3090 0.1182 2.6136 0.0119

MAN(-1) -0.0337 0.0106 -3.1682 0.0026

ECT1 0.3279 0.0969 3.3843 0.0014

Gambar 2. Grafik hubungan jangka panjang Indeks Harga Konsumen kota-kota di Papua.

Model koreksi kesalahan IHK kota-kota di Papua untuk pasangan kota yang lain ditampilkan dalam

Tabel 7 sedangkan dari hubungan jangka panjang ditampilkan pada Gambar 2. Pada Gambar 2, dapat dilihat

bahwa dalam jangka panjang, IHK kota Jayapura lebih rendah dan cenderung lebih stabil dibanding IHK kota

Manokwari dan kota Sorong. Jika IHK kota Jayapura mengalami kenaikan sebesar 1% akan menyebabkan

Page 12: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

88 Donggori, Setiawan, Parhusip - Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu……….

peningkatan IHK kota Sorong sebesar 1.1985% dan kenaikan IHK kota Manokwari sebesar 1% akan

menyebabkan peningkatan IHK kota Sorong sebesar 1.0485%. Sehingga dalam jangka panjang, kenaikan

IHK kota Sorong sedikit lebih cepat dibanding kota Jayapura dan Manokwari.

Tabel 7. Model Koreksi Kesalahan Indeks Harga Konsumen Kota-Kota di Papua (tanpa konstanta)

No. Model Koreksi Kesalahan Hubungan Jangka Panjang

1 11 3279.00337.03090.0 tttt ECMANMANJPR

tt MANJPR 8972.0

2 11 2379.00316.03839.0 tttt ECJPRJPRMAN

tt JPRMAN 1328.1

3 11 2299.00054.03812.0 tttt ECSRGSRGMAN

tt SRGMAN 9765.0

4 11 1670.00081.03462.0 tttt ECMANMANSRG

tt MANSRG 0485.1

5 11149.00225.0 ttt ECJPRSRG

tt JPRSRG 1958.1

6 11699.00205.0 ttt ECSRGJPR

tt SRGJPR 8793.0

5. Kesimpulan

Dalam makalah ini telah dijelaskan mengenai model koreksi kesalahan pada data runtun waktu Indeks

Harga Konsumen kota-kota di Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan Indeks Harga

Konsumen di kota Jayapura dan kota Manokwari saling mempengaruhi sehingga hubungan antara keduanya

dapat dijelaskan dengan model koreksi kesalahan (ECM). Dari analisis data IHK menggunakan model

koreksi kesalahan dengan pendekatan bootstrap, didapatkan hasil bahwa dalam jangka panjang jika terjadi

kenaikan IHK kota Manokwari sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan IHK kota Jayapura sebesar

0.8972% dan jika terjadi kenaikan IHK kota Sorong sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan IHK kota

Manokwari sebesar 0.9675%. Dengan kata lain, tingkat kenaikan IHK pada kota-kota di Papua hampir sama

tetapi kenaikan IHK kota Jayapura dan Manokwari sedikit lebih lambat daripada kota Sorong.

6. Daftar Pustaka

[1] Hidayat, Imam. 2010. Analisis Pengaruh Harga Bahan Bakar Minyak Eceran dan Industri terhadap

Indeks Harga Konsumen di Indonesia. FE, Universitas Indonesia, Jakarta.

[2] Maruddani, D. A. I., Tarno, Anisah, R. A. 2008. Uji Stasioneritas Data Inflasi dengan Phillips-Perron

Test. FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[3] Saputra, Mariani J., Setiawan, A., Mahatma, T. 2012. “Analisis Kointegrasi Data Runtun Waktu Indeks

Harga Konsumen Beberapa Komoditas Barang Kota di Jawa Tengah”. Prosiding Seminar Nasional

Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni

2012.

[4] Maruddani, D. A. I., Wilandari, Y., Safitri, D. “Model Dinamik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pasca

Krisis Moneter : Suatu Pendekatan Koreksi Kesalahan (Model Koreksi Kesalahan)”. Jurnal Sains &

Matematika 15 (1) : 19-24, Januari 2007.

[5] Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga.

[6] Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika : Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta : Ekonisia.

Page 13: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

MAKALAH 2

Page 14: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua
Page 15: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua
Page 16: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

MODEL KOREKSI KESALAHAN DENGAN METODE BAYESIAN

PADA DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN

KOTA - KOTA DI PAPUA

Mitha Febby R. D 1, Adi Setiawan

2, Hanna Arini Parhusip

3

1, 2 , 3 Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-62 Salatiga 50711 Email: [email protected]

1, [email protected]

2, [email protected]

3

ABSTRAK

Melalui Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model – ECM) didapatkan bahwa Indeks

Harga Konsumen di kota Jayapura, Sorong dan Manokwari saling berhubungan. Hubungan Indeks Harga

Konsumen kota-kota di Papua merupakan hubungan linier dan membentuk garis regresi linier. Garis

regresi tidak dapat ditentukan secara tepat sehingga diperlukan taksiran parameter untuk model regresi

linier tersebut. Pada makalah ini, data yang digunakan adalah data Indeks Harga Konsumen kota-kota di

Papua dengan periode waktu Januari 2009 sampai dengan Mei 2013. Untuk mengestimasi parameter

dapat digunakan metode Bayesian. Estimasi parameter dengan metode Bayesian digunakan untuk

membentuk model koreksi kesalahan dari data Indeks Harga Konsumen kota-kota di Papua. Model

koreksi kesalahan yang diperoleh dengan metode Bayesian dibandingkan dengan model koreksi

kesalahan yang diperoleh metode kuadrat terkecil dan metode bootstrap. Diperoleh bahwa kedua

pendekatan tidak berbeda secara signifikan.

Kata-kata kunci: indeks harga konsumen, model koreksi kesalahan, regresi linier berganda, metode

bayesian

PENDAHULUAN Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan

nomor indeks yang mengukur harga rata-rata

dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

rumah tangga. IHK digunakan sebagai tolok

ukur inflasi. Tingkat perubahan IHK berbeda

di setiap daerah, seperti halnya IHK di kota

Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di

Papua. Meski memiliki tingkat perubahan

yang berbeda, IHK kota-kota di Papua saling

berhubungan. Pada studi Donggori dkk [1]

telah dijelaskan tentang model koreksi

kesalahan dengan metode bootstrap untuk

data runtun waktu Indeks Harga Konsumen

kota-kota di Papua. Berdasarkan uji akar unit

didapatkan data IHK kota-kota di Papua tidak

stasioner dan melalui uji kointegrasi diketahui

bahwa data tersebut memiliki hubungan

jangka panjang sehingga dapat dibentuk

model koreksi kesalahannya. Model koreksi

kesalahan yang didapat merupakan model

regresi linier berganda tanpa intersep. Model

koreksi kesalahan yang didapat selanjutnya

digunakan untuk membentuk hubungan

jangka panjang. Hubungan jangka panjang

IHK kota-kota di Papua merupakan hubungan

linier karena apabila digambarkan dalam

diagram pencar, sebaran data cenderung

membentuk pola linier atau garis lurus. Garis

lurus tersebut atau yang lebih sering disebut

garis regresi tidak dapat ditentukan secara

tepat sehingga diperlukan taksiran parameter

untuk model regresi linier. Untuk

mengestimasi parameter dapat digunakan

metode Bayesian. Dalam Puspaningrum [2]

telah dijelaskan mengenai penerapan metode

Bayesian untuk mengestimasi parameter pada

model regresi sederhana dengan

menggunakan data biaya promosi dan jumlah

penjualan motor pada perusahaan “S” dari

bulan Januari 2005 sampai dengan Desember

2006. Makalah ini akan dijelaskan mengenai

membentuk model koreksi kesalahan dari

data Indeks Harga konsumen kota-kota di

Papua periode waktu Januari 2009 sampai

dengan Mei 2013 dengan estimasi parameter-

parameternya menggunakan metode

Bayesian.

Page 17: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

METODE

Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda ialah suau alat

analisis peramalan nilai pengaruh dua atau

lebih variabel independen terhadap variabel

dependen untuk membuktikan ada atau

tidaknya hubungan fungsi atau hubungan

kausal antara dua variabel atau lebih dengan

satu variabel dependen [3]. Model ini

dijelaskan dalam persamaan berikut :

pp XXXY 22110 (1)

Dalam hubungannya dengan data hasil

pengamatan, model regresi linier berganda

dituliskan sebagai berikut :

iippiii xxxy 22110

(2)

untuk ni ,,2,1 dengan ),0(~2

Ni [4].

Model ini dapat dituliskan dalam bentuk

vektor dan matriks sebagai berikut :

,2

1

ny

y

y

y

npnn

p

p

xxx

xxx

xxx

21

22221

11211

1

1

1

X

,2

1

p

β .

2

1

n

Dengan menggunakan notasi tersebut, model

dapat dituliskan kembali sebagai :

εβXy (3)

)1( n )1( pn 1)1( p )1( n

Dalam hal ini, fungsi likelihood didefinisikan

sebagai :

n

ii XypXyp

1

22),,|(),,|(

n

i

T

122

)()(2

1exp

2

1XβyXβy

)()(

2

1exp)(

2

2/2XβyXβy

Tn

sehingga fungsi likelihood menjadi : 2/22 )(),,|( np βXy

)()(

2

1exp

2XβyXβy

T

(4)

Pada makalah ini digunakan model regresi

berganda tanpa intersep dengan tiga variabel

bebas dan dirumuskan sebagai berikut :

iiiii xxxy 332211 (5)

dengan ni ,,2,1 dan ),0(~2

Ni sehingga mempunyai fungsi likelihood :

)()(2

1exp

)(),,|(

2

2/22

XβyXβy

βXy

T

np

dengan iii xxx 321X dan

T

321 ,, β

Distribusi Prior Konjugat

Distribusi prior konjugat memiliki sifat jika

dikombinasikan dengan fungsi likelihood

akan menghasilkan posterior dengan

distribusi yang sama dengan distribusi prior

[5]. Dengan T321 ,, β

maka bentuk

untuk prior :

)|()(),(222

ββ ppp (6)

dengan 2 berdistribusi GammaInvers

),( 00 ba dengan 200 va dan 2

000 svb

dengan 10 v dan 12

0s Kepadatan prior

ditulis sebagai berikut :

2

2

00)12/(22

2exp)()( 0

svp

v. (7)

Prior bersyarat 2

|β berdistribusi

),(1

0

2

0

Λμ N .

Pada makalah ini, T)0(3

)0(2

)0(10 ,, μ

IΛ 0,0,0,0T

dan memiliki kepadatan

prior bersyarat : 2/22 )()|( kp β

)()(

2

1exp 0002

μβΛμβT

(8)

dengan )()( 000 μβΛμβ T

)0(3

)0(2

)0(1

3

2

1

33)0(

3

)0(2

)0(1

3

2

1

I

T

)0(3

)0(2

)0(1

3

2

1

33)0(

33)0(

22)0(

11 ,,

I

2)0(33

2)0(22

2)0(11 )()()(

sehingga kepadatan prior bersyarat menjadi :

2)0(112

2/22 )(2

1exp)()|(

kp β

Page 18: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

2)0(33

2)0(22 )()( (9)

Distribusi Posterior

Posterior dapat diperoleh dari hasil kali fungsi

likelihood dan prior dan dapat dinyatakan

sebagai [6]:

)|()(),,|(,|, 2222 ββXyXyβ pppp

)()(

2

1exp

2

22XβyXβy

Tn

22

2

012

2exp

0 ka b

)()(

2

1exp 0002

μβΛμβT

10)

Posterior pada persamaan di atas dapat ditulis

ulang sehingga mean posterior nμ dari vektor

parameter β dapat dinyatakan dalam

estimator kuadrat terkecil β̂ dan mean prior

0μ dengan kekuatan dari prior ditunjukkan

oleh matriks prior presisi 20 1 Λ [3]:

)ˆ()( 001

0 μΛXXΛXXμ TTn (11)

sehingga istilah kuadrat dalam eksponensial

dapat diatur kembali sebagai bentuk kuadrat

dalam nμβ :

0000

0

000

)(

))(()(

)()()()(

μΛμμΛXXμyy

μβΛXXμβ

μβΛμβXβyXβy

Tn

TTn

T

nTT

n

TT

Selanjutnya, posterior dapat dinyatakan

sebagai distribusi normal dikalikan dengan

distribusi Invers-Gamma :

2

00000

12)(2

02

222

2

)(

exp

))(()(2

1exp

,|,

0

μΛμμΛXXμyy

μβΛXXμβ

Xyβ

Tn

TTn

T

vn

nTT

n

k

b

p

maka posterior dapat diparameterisasi

sebagai berikut :

),|(),,|(,|,222

XyXyβXyβ ppp (12)

dengan kedua faktor sesuai dengan kepadatan

dari distribusi ))(,( 10

2 ΛXXT

nN dan

),( nn baGammaInvers dengan

parameternya diberikan oleh :

μΛyXΛXXμ

μΛμμΛμyy

0

001

0

0000

0

)()(

2

1

)(2

1

TTn

nnTn

TTn

n

bb

vna

Pada makalah ini digunakan 10 v , 52n

dan XXT berdimensi 33 sehingga 0Λ

berdimensi 33 yaitu 33I .

Markov Chain Monte Carlo (MCMC)

Untuk merancang rantai Markov dapat

digunakan Gibbs Sampling dari distribusi

posterior dengan ),(~),|( 2nn baIGp Xy

dan 10

22 )(,~),,|( ΛXXXyβT

nNp

yang menghasilkan rantai Markov oleh

sampling dari distribusi bersyarat.

Sebelumnya, disusun distribusi prior konjugat

dengan ),(~)( 002 baGammaInversp

dengan 200 va dan 2000 svb dengan 0v

dan 20s ditentukan secara subyektif dan

10

22 )(,~)|( ΛXXβT

nNp dengan

0μ ditentukan secara subyektif dan prior

presisi 20 1 Λ dengan memilih nilai 2 .

Jika ),(~2nn baGammaInvers maka :

),(

2

1~,| 0

2 vnGammaInversXy

)(

2

10000 nn

Tn

TTb μΛμμΛμyy (*)

Jika ,,~2221

1211

3

2

1

3

2

1

N [7]

maka distribusi dari 1 bersyarat pada

)0(3

)0(2 , (**) :

121

22

3

2

)0(3

)0(2

1)0(

3)0(

21 ~,|

N

dengan

22

3332

232211 12 131211 ,,

Apabila diberikan 2 dan vektor

T321 ,, β yang tidak diketahui maka

Page 19: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

untuk mendapatkan distribusi dari

T321 ,, dengan metode Gibbs sampler

digunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Dipilih nilai awal ,)0(2 ,)0(

1 ,)0(2 )0(

3

2. Sampel )1(2 dari ),|(

)1(2Xyp sehingga

Xy,|)1(2 memenuhi (*).

Sampel )1(

1 dari

),,,,|( )0(3

)0(2

2)1(1

)1(

Xyp sehingga

)0(3

)0(2

2)1(1 ,,|

)1(

memenuhi (**).

3. Langkah 2 diulangi sebanyak B kali

sehingga didapatkan sampel dari

),|( 2Xyp dan ),,|( 2

Xyβ p dalam

bentuk rantai Markov.

Model Koreksi Kesalahan

Model koreksi kesalahan adalah model yang

memasukkan penyesuaian untuk melakukan

koreksi bagi ketidakseimbangan. Model

koreksi kesalahan digunakan dalam

mengatasi permasalahan data yang tidak

stasioner, regresi lancung, mengoreksi

ketidakseimbangan jangka pendek dan

membentuk model hubungan jangka panjang

[8]. Model koreksi kesalahan dapat digunakan

ketika data tidak stasioner tapi terkointegrasi.

Dalam mekanisme yang dipopulerkan oleh

Engle-Granger, koreksi perilaku jangka

pendek dilakukan menggunakan kesalahan

ketidakseimbangan (disequilibrium error)

dalam jangka panjang [9].

Salah satu model koreksi kesalahan yang

berkembang adalah model koreksi kesalahan

dari Domowitz dan Elbadawi. Model koreksi

kesalahan Domowitz-Elbadawi menjelaskan

bahwa perubahan Y atau Y dipengaruhi

oleh perubahan variabel X atau X , variabel

X periode sebelumnya 1tX dan variabel

koreksi kesalahan periode sebelumnya.

Bentuk standar ECM Domowitz-Elbadawi

adalah sebagai berikut :

ttttt ECgXgXggY 131210 (13)

dengan 111 ttt YXEC .

Menurut model ini, model koreksi kesalahan

valid jika koefisien koreksi kesalahan

bertanda positif dan secara statistik

signifikan. Nilai koefisien kesalahan besarnya

adalah 10 3 g . Koefisien g dalam

persamaan merupakan analisis jangka

pendek. Sedangkan koefisien jangka panjang

pada kondisi keseimbangan (ketika 1 tt YY

dan 1 tt XX ) adalah :

113

121101

tt

ttttt

YXg

XgXXggYY

tt XhhY 10 (14)

dengan 300 / ggh dan 3321 / gggh .

Pada makalah ini digunakan model koreksi

kesalahan tanpa intersep sebagai berikut :

ttttt ECgXgXgY 3121 (15)

dengan 111 ttt YXEC .

Model Regresi Bayesian untuk Model

Koreksi Kesalahan Data Indeks Harga

Konsumen Kota-Kota di Papua

Pada makalah ini digunakan model regresi

berganda tanpa intersep dengan tiga variabel

bebas dan dirumuskan sebagai berikut :

iiiii xxxy 332211 dengan ni ,,2,1 dan ),0(~ 2 Ni

sehingga model koreksi kesalahan untuk data

Indeks Harga Konsumen kota-kota di Papua

dapat dituliskan sebagai berikut :

ttttt ECgXgXgY 13121 dan mempunyai fungsi likelihood :

)()(2

1exp

)(),,|(

2

2/22

XβyXβy

βXy

T

np

dengan tYy , 11 ttt ECXXX dan

T

ggg 321 ,,β

Apabila dianggap bahwa IHK kota Jayapura

)(JPR dipengaruhi IHK kota Manokwari

)(MAN maka model koreksi kesalahan dapat

dituliskan kembali menjadi:

ttttt ECgMANgMANgJPR 13121

mempunyai fungsi likelihood :

)()(2

1exp

)(),,|(

2

2/22

XβyXβy

βXy

T

np

dengan tJPRy ,

11 ttt ECMANMANX dan

Tggg 321 ,,βsehingga bentuk untuk prior :

)|()(),( 222 ββ ppp

Page 20: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

dengan 2 berdistribusi Invers-Gamma

),( 00 ba dengan 200 va dan 2000 svb

dengan 10 v dan 120 s . Kepadatan prior

ditulis sebagai berikut :

2

200)12/(22

2exp)()( 0

svp

v.

Prior bersyarat 2|β berdistribusi

),( 10

20

Λμ N

dengan Tggg )0(

3)0(

2)0(

10 ,,μ

,0,0,0T

IΛ 0 dan memiliki kepadatan

prior bersyarat :

)()(2

1exp

)()|(

0002

2/22

μβΛμβ

β

T

kp

sehingga kepadatan prior bersyarat menjadi :

2)0(

332)0(

22

2)0(

112

2/22

)()(

)(2

1exp)()|(

gggg

ggp k

β

Posterior diparameterisasi sebagai berikut :

),|(),,|(,|, 222XyXyβXyβ ppp

dengan kedua faktor sesuai dengan

kepadatan dari distribusi

))(,( 10

2 ΛXXT

nN dan Invers-Gamma

),( nn ba dengan parameternya diberikan

oleh:

μΛyXΛXXμ

μΛμμΛμyy

0

001

0

0000

0

)()(

2

1

)(2

1

TTn

nnTn

TTn

n

bb

vna

serta digunakan 10 v , 52n dan XXT

berdimensi 33 sehingga 0Λ berdimensi

33 yaitu 33I .

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan adalah data IHK

bulanan kota Jayapura, kota Sorong dan kota

Manokwari pada bulan Januari 2009 sampai

dengan bulan Mei 2013 yang diperoleh dari

website resmi Badan Pusat Statistik (BPS).

Dipilihnya periode waktu tersebut karena

pada periode waktu itu tidak terjadi kenaikan

harga BBM. Selanjutnya menerapkan metode

Bayesian pada model koreksi kesalahan data

IHK kota-kota di Papua untuk memperoleh

taksiran parameternya. Taksiran parameter

diperoleh melalui beberapa tahap

penghitungan, yaitu menentukan fungsi

likelihood, distribusi prior konjugat, distribusi

posterior dan kemudian mengestimasi

parameter. Pengolahan data dilakukan setelah

taksiran parameter diperoleh.

Langkah penyelesaian untuk mengestimasi

parameter menggunakan model regresi linier

Bayesian sebagai berikut :

1. Merancang rantai Markov dari distribusi

posterior

),|(),,|(,|, 222XyXyβXyβ ppp

dengan ~),|( 2Xyp Invers-Gamma

),( nn ba dan ~),,|( 2Xyβ p

))(,( 10

2 ΛXXT

nN yaitu Gibbs

Sampling yang menghasilkan 3 rantai

Markov dengan iterasi sebanyak 5000

yaitu untuk taksiran parameter 321 ,, ggg .

2. Taksiran 321 ,, ggg diperoleh dengan

mencari nilai rata-rata dari 4500 nilai

Gibbs sampler setelah memotong nilai

Gibbs sampler dari 500 iterasi pertama.

3. Dari nilai-nilai Gibbs sampler tersebut,

dihasilkan fungsi densitas untuk 321 ,, ggg

berdistribusi normal.

Untuk melakukan perhitungan, digunakan

alat bantu program WinBUGS 1.4.3.

PENGEMBANGAN MODEL KOREKSI

KESALAHAN

Apabila dianggap bahwa IHK kota Jayapura

(JPR) berpengaruh terhadap IHK kota

Manokwari (MAN) dan IHK kota Sorong

(SRG), melalui uji akar unit didapatkan data

JPR, MAN dan SRG tidak stasioner namun

stasioner pada tingkat diferensi pertama.

Dengan demikian JPR, MAN dan SRG

terkointegrasi yang berarti terdapat hubungan

jangka panjang antara ketiganya.

Uji kointegrasi dapat dilakukan dengan

membentuk persamaan :

tttt eSRGMANJPR 210 (16)

selanjutnya persamaan ditulis kembali dalam

bentuk sebagai berikut :

tttt SRGMANJPRe 210 (17)

variabel gangguan te dalam hal ini

merupakan kombinasi linier. Jika variabel

gangguan te stasioner atau )0(I maka antar

Page 21: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

variabelnya terkointegrasi yang berarti

mempunyai hubungan jangka panjang.

Dari uji kointegrasi didapatkan nilai-p

residual sebesar 0,0017, lebih kecil dari

tingkat signifikansi 0,05 sehingga antar

variabel terbukti terkointegrasi yang berarti

terdapat hubungan jangka panjang antar IHK

ketiga kota tersebut. Selanjutnya dibentuk

model koreksi kesalahan dengan metode

Domowitz-Elbadawi sebagai berikut :

13210 tttt MANgSRGgMANggJPR

ttt eECgSRGg 1514 (18)

dengan

,1111 tttt JPRSRGMANEC

JPR = IHK kota Jayapura, MAN = IHK kota

Manokwari dan SRG = IHK kota Sorong.

Hubungan jangka panjang dari model pada

persamaan (18) :

ttt SRGhMANhhJPR 210 (19)

dengan ,, 5531500 ggghggh dan

5542 gggh

Tabel 1. Hasil estimasi model koreksi kesalahan

data IHK kota Jayapura terhadap IHK kota

Manokwari dan kota Sorong

Variabel Koefisien SE t-statistik Nilai-p

C 6.4047 3.5223 1.8183 0.0755

D(MAN) 0.3645 0.1307 2.7885 0.0077

D(SRG) -0.1197 0.1350 -0.8866 0.3799

MAN(-1) -0.0667 0.0890 -0.7501 0.4570

SRG(-1) -0.4415 0.1414 -3.1217 0.0031

ECT07 0.4192 0.1145 3.6612 0.0006

Pada Tabel 1, koefisien koreksi kesalahan (

07ECT ) bertanda positif dan secara statistik

signifikan. Nilai-p untuk variabel )(SRGD

dan )1(MAN lebih besar dari tingkat

signifikansi 0.05 sehingga kedua variabel

tersebut secara statistik dikatakan tidak

signifikan. Maka model koreksi kesalahan

dikoreksi kembali dan didapatkan hasil

estimasi model koreksi kesalahan tersebut

yang ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil estimasi model koreksi kesalahan

data IHK kota Jayapura terhadap IHK kota

Manokwari dan kota Sorong

Variabel Koefisien SE t-statistik Nilai-p

D(MAN) 0.3167 0.1203 2.6330 0.0113

SRG(-1) -0.3397 0.1074 -3.1634 0.0027

ECT07 0.3089 0.0970 3.1821 0.0025

Model koreksi kesalahan untuk data IHK kota

Jayapura terhadap IHK kota Manokwari dan

kota Sorong adalah :

1

1

3089.0

3397.03167.0

t

ttt

EC

SRGMANJPR

dan memiliki hubungan jangka panjang :

tt SRGJPR 0998.0

Dengan cara yang sama, dilakukan estimasi

untuk model koreksi kesalahan data IHK kota

Manokwari terhadap IHK kota Jayapura dan

Sorong. Hasil estimasi ditampilkan pada

Tabel 3. Sedangkan hasil estimasi untuk

model koreksi kesalahan data IHK kota

Sorong terhadap IHK kota Jayapura dan kota

Manokwari ditampilkan pada Tabel 4. Model

koreksi kesalahan untuk data IHK kota

Jayapura terhadap IHK kota Manokwari dan

kota Sorong adalah :

1

1

2241.0

2301.03785.0

t

ttt

EC

JPRSRGMAN

dan memiliki hubungan jangka panjang :

tt SRGMAN 0269.0

Sedangkan model koreksi kesalahan untuk

data IHK kota Jayapura terhadap IHK kota

Manokwari dan kota Sorong adalah :

1

1

1730.0

1637.03466.0

t

ttt

EC

JPRMANSRG

dan memiliki hubungan jangka panjang :

tt JPRSRG 0541.0

Tabel 3. Hasil estimasi model koreksi kesalahan

data IHK kota Manokwari terhadap IHK kota

Jayapura dan kota Sorong

Variabel Koefisien SE t-statistik Nilai-p

D(SRG) 0.3785 0.1391 2.7206 0.0090

JPR(-1) -0.2301 0.0885 -2.5985 0.0123

ECT08 0.2241 0.0852 2.6286 0.0114

Tabel 4. Hasil estimasi model koreksi kesalahan

data IHK kota Sorong terhadap IHK kota

Manokwari dan kota Jayapura

Variabel Koefisien SE t-statistik Nilai-p

D(MAN) 0.3466 0.1274 2.7206 0.0090

JPR(-1) -0.1637 0.0806 -2.0311 0.0477

ECT09 0.1730 0.0835 2.0710 0.0436

HASIL DAN DISKUSI Pada Gambar 1, 2, dan 3 ditampilkan

diagram pencar data Indeks Harga Konsumen

(IHK) kota Jayapura, Sorong dan Manokwari.

Dari ketiga gambar tersebut, terlihat sebaran

data cenderung membentuk pola linier

sehingga dapat dikatakan hubungan diantara

variabel bebas dan variabel terikatnya

merupakan hubungan linier. Karena data

memiliki hubungan linier maka selanjutnya

dapat ditentukan persamaan regresi

dugaannya.

Page 22: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

Gambar 1. Diagram pencar data IHK kota Jayapura pada sumbu y terhadap data IHK kota Manokwari pada

sumbu x (kiri) dan data IHK kota Manokwari pada sumbu y terhadap data IHK kota Jayapura pada sumbu x

(kanan)

Gambar 2. Diagram pencar data IHK kota Manokwari pada sumbu y terhadap data IHK kota Sorong pada sumbu

x (kiri) dan data IHK kota Sorong pada pada sumbu y terhadap data IHK kota Manokwari pada sumbu x (kanan)

Gambar 3. Diagram pencar data IHK kota Sorong pada sumbu y terhadap data IHK kota Jayapura pada sumbu x

(kiri) dan data IHK kota Jayapura pada sumbu y terhadap data IHK kota Sorong pada sumbu x (kanan)

Model koreksi kesalahan yang digunakan

dalam makalah ini adalah model regresi

berganda tanpa intersep dan dinyatakan

dalam persamaan berikut :

ttttt ECgMANgMANgJPR 13121

untuk nt ,,2,1 dengan JPR IHK kota

Jayapura, MAN IHK kota Manokwari dan

EC variabel koreksi kesalahan.

Dengan asumsi parameter berdistribusi

normal, untuk mendapatkan estimasi

parameter 321 ,,ˆ gggg dengan metode

Bayesian, dirancang rantai Markov dari

distribusi posterior yaitu dengan Gibbs

sampling sebanyak 5000 iterasi. Dipilih nilai

awal 0)0(1 g , 0)0(

2 g dan 0)0(3 g . Agar

tidak mengacaukan hasil estimasi, dilakukan

pemotongan (burn in) 500 iterasi pertama

(yang terdapat nilai awal) sehingga

didapatkan hasil estimasi pada Tabel 5.

Rantai Markov untuk taksiran parameter

21, gg dan 3g ditampilkan dalam Gambar 4.

Gambar 4 menunjukkan nilai-nilai Gibbs

sampler sebanyak 4500 nilai yang

membentuk rantai Markov. Dengan mencari

rata-rata dari 4500 nilai Gibbs sampler

tersebut, maka diperoleh hasil taksiran

parameter 21, gg dan 3g yaitu berturut-turut

sebesar 0.3006, -0.0313 dan 0.3039. Dari

nilai-nilai Gibbs sampler tersebut didapatkan

fungsi densitas pada Gambar 5.

Tabel 5. Distribusi statistik model koreksi

kesalahan data IHK kota Jayapura dan IHK kota

Manokwari dengan metode Bayesian.

node g1 g2 g3

mean 0.3006 -0.0313 0.3039

Sd 0.1211 0.0114 0.1035

MC error 0.0037 0.0012 0.0111

2.5% 0.0582 -0.0554 0.1192

median 0.3013 -0.0301 0.2938

97.5% 0.5364 -0.0109 0.5208

start 501 501 501

sample 4500 4500 4500

Page 23: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

Gambar 4. Rantai Markov untuk taksiran

parameter g1, g2, dan g3.

Gambar 5. Fungsi densitas parameter g1, g2,

g3.

Dengan parameter 21, gg dan 3g yang

diperoleh menggunakan metode Bayesian,

dibentuk model koreksi kesalahan yang baru.

Model koreksi kesalahan dengan metode

Bayesian untuk data IHK kota Jayapura dan

data IHK kota Manokwari dituliskan dalam

persamaan berikut :

.3039.0

0313.03006.0

1

1

t

ttt

EC

MANMANJPR

Dari persamaan di atas, dibentuk hubungan

jangka panjangnya untuk data IHK kota

Jayapura dan data IHK kota Manokwari

sebagai berikut :

.8970.0 tt MANJPR

Dari persamaan di atas berarti bahwa dalam

jangka panjang, kenaikan IHK kota

Manokwari sebesar 1% akan menyebabkan

kenaikan IHK kota Jayapura sebesar

0.8970%. Dengan cara yang sama, dilakukan

perhitungan untuk memperoleh taksiran

parameter untuk model koreksi kesalahan

IHK kota-kota di Papua untuk pasangan kota

yang lain. Model koreksi kesalahan IHK

kota-kota di Papua untuk pasangan kota yang

lain ditampilkan dalam Tabel 6. Pada Tabel

6 ditunjukkan bahwa dalam jangka panjang,

kenaikan IHK kota Sorong sebesar 1% akan

menyebabkan kenaikan IHK kota Manokwari

sebesar 0.9766% dan kenaikan IHK kota

Jayapura sebesar 0.8787%. Sedangkan

kenaikan IHK kota Jayapura sebesar 1% akan

menyebabkan kenaikan IHK kota Manokwari

dan kota Sorong berturut-turut sebesar

1.135% dan 1.2024%. Dengan kata lain,

tingkat kenaikan IHK kota-kota di Papua

hampir sama tetapi tingkat kenaikan IHK kota

Jayapura dan kota Manokwari sedikit lebih

lambat dibanding dengan tingkat kenaikan

IHK kota Sorong.

Page 24: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

Tabel 6. Model Koreksi Kesalahan IHK Kota-Kota di Papua dengan metode Bayesian

No. Model Koreksi Kesalahan Hubungan Jangka

Panjang

1 11 3039.00313.03006.0 tttt ECMANMANJPR

tt MANJPR 8970.0

2 11 2111.00285.03735.0 tttt ECJPRJPRMAN tt JPRMAN 1350.1

3

11 2271.00053.03751.0 tttt ECSRGSRGMAN tt SRGMAN 9766.0

4

11 1650.00080.03437.0 tttt ECMANMANSRG tt MANSRG 0484.1

5

10973.00197.0 ttt ECJPRSRG tt JPRSRG 2024.1

6

11715.00208.0 ttt ECSRGJPR tt SRGJPR 8787.0

Tabel 7. Hubungan jangka panjang yang diperoleh dari model koreksi kesalahan dengan metode kuadrat

terkecil, metode Bootstrap dan metode Bayesian.

Metode Kuadrat Terkecil Metode Bootstrap Metode Bayesian

tt MANJPR 8966.0 tt MANJPR 8972.0

tt MANJPR 8970.0

tt SRGJPR 8788.0 tt SRGJPR 8793.0

tt SRGJPR 8787.0

tt JPRMAN 1335.1 tt JPRMAN 1328.1

tt JPRMAN 1350.1

tt SRGMAN 9763.0 tt SRGMAN 9765.0

tt SRGMAN 9766.0

tt MANSRG 0484.1 tt MANSRG 0485.1

tt MANSRG 0484.1

tt JPRSRG 1993.1 tt JPRSRG 1958.1

tt JPRSRG 2024.1

Gambar 6. Diagram pencar hubungan jangka panjang IHK kota Jayapura dan Manokwari (kiri: model 1, kanan :

model 2)

Gambar 7. Diagram pencar hubungan jangka panjang IHK kota Sorong dan Manokwari (kiri : model 3, kanan :

model 4)

Gambar 8. Diagram pencar hubungan jangka panjang IHK kota Sorong dan Jayapura (kiri : model 5, kanan :

model 6)

Page 25: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

Perbandingan hubungan jangka panjang yang

diperoleh dari model koreksi kesalahan

dengan metode Bayesian, dengan metode

Bootstrap dan metode kuadrat terkecil

ditampilkan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat

dilihat bahwa hubungan jangka panjang yang

diperoleh dari model koreksi kesalahan

dengan metode Bayesian, dengan metode

kuadrat terkecil dan dengan metode Bootstrap

memiliki koefisien yang relatif hampir sama.

Diagram pencar dan persamaan garis regresi

hubungan jangka panjang pada Tabel 6

ditampilkan pada Gambar 6, 7, dan 8.

Sebaran data cenderung berada di sekitar

garis lurus dan membentuk hubungan linier.

KESIMPULAN

Dalam makalah ini telah dijelaskan mengenai

model koreksi kesalahan dengan metode

Bayesian pada data runtun waktu Indeks

Harga Konsumen kota-kota di Papua. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa estimasi

parameter dengan metode Bayesian

menghasilkan rata-rata posterior yang hampir

sama dengan estimasi parameter dengan

metode bootstrap. Dari analisis data IHK

menggunakan model koreksi kesalahan

dengan metode Bayesian, didapatkan hasil

bahwa dalam jangka panjang jika terjadi

kenaikan IHK kota Sorong sebesar 1% akan

menyebabkan peningkatan IHK kota Jayapura

sebesar 0.8787% dan peningkatan IHK kota

Manokwari sebesar 0.9766%. Dengan kata

lain, tingkat kenaikan IHK pada kota-kota di

Papua hampir sama tetapi kenaikan IHK kota

Jayapura dan Manokwari sedikit lebih lambat

daripada kota Sorong. Model koreksi

kesalahan yang diperoleh dengan metode

Bayesian memiliki nilai-nilai parameter yang

hampir sama dengan model koreksi kesalahan

yang diperoleh dengan metode bootstrap

sehingga hubungan jangka panjang yang

dibentuk dari model koreksi kesalahan yang

diperoleh dari kedua metode tersebut

memiliki koefisien yang hampir sama.

DAFTAR PUSTAKA [1] M. F. R. Donggori, A. Setiawan, dan H.

A. Parhusip, “Model Koreksi Kesalahan pada

Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen

Kota-kota di Papua,” Jurnal de Cartesian,

vol. 3, no. 1, pp. 81-88, 2014.

[2] D. Puspaningrum, Desy. Penerapan

Metode Bayesian untuk Mengestimasi

Parameter pada Model Regresi Linier

Sederhana. FSM, Universitas Kristen Satya

Wacana, 2008.

[3] V. Mutiarani, A. Setiawan, dan H. A.

Parhusip, “Estimasi Parameter dan Interval

Kredibel dengan Model Regresi Linier

Berganda Bayesian”, Seminar Nasional

Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2012

(SENDIKMAD 2012) Universitas Ahmad

Dahlan, 2012.

[4] S. Evans, Bayesian Regression Analysis.

Faculty of The College of Arts and Sciences,

University of Louisville, 2012.

[5] D. B. Rowe, Multivariate Bayesian

Statistics : Models for Source Separation and

Signal Unmixing. CRC press, 2002.

[6] T. Lancaster, An Introduction to Modern

Bayesian Econometrics. 2003.

[7] R. Jennings, M. Wakeman-Linn, and

Xin Zhao, Multivariate Normal Distribution,

2010. [Online] Available :

http://www.colorado.edu/economics/morey/7

818/jointdensity/NotesOnMultivariateNormal

/Multivariate%20Normal%20Distribution_W

akeman-LinnJenningsZhao.pdf.

[8] D. A. I. Maruddani, Y. Wilandari, dan D.

Safitri, “Model Dinamik Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Pasca Krisis Moneter :

Suatu Pendekatan Koreksi Kesalahan (Model

Koreksi Kesalahan),” Jurnal Sains &

Matematika, vol. 15, no. 1, pp. 19-24, 2007.

[9] A. Widarjono, Ekonometrika :

Pengantar dan Aplikasinya. Ekonisia, 2009.

Page 26: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xiv

PEMBAHASAN TAMBAHAN

Pembahasan tambahan berisi metode penelitian dan pembahasan tentang karakteristik inflasi

kota-kota di Papua serta grafik tingkat perubahan IHK kota-kota di Papua dari Makalah 1.

Pada Makalah 1, dilakukan koreksi IHK kota-kota di Papua dengan model koreksi kesalahan.

Koreksi terhadap IHK akan mempengaruhi inflasi kota-kota di Papua. Pada pembahasan tambahan ini,

dijelaskan mengenai karakteristik inflasi sebelum dilakukan koreksi terhadap IHK.

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus

(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,

konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi, juga

akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang (Boediono, 1990). Inflasi terjadi karena adanya

kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok-kelompok barang dan jasa.

Inflasi negatif berarti perekonomian sedang berada pada periode deflasi, yaitu harga barang dan jasa

jatuh dan nilai uang bertambah. Indikator yang sering digunakan untuk menghitung tingkat inflasi

adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi dihitung dengan menggunakan rumus :

%1001

1

t

tt

tIHK

IHKIHKLI

dengan tLI = Laju Inflasi pada periode t , tIHK = Indeks Harga Konsumen periode t dan 1tIHK

= Indeks Harga Konsumen periode 1t .

Metode Penelitian

Data-data inflasi yang dimiliki dilakukan analisisnya dengan statistik deskriptif untuk

memperoleh karakteristik inflasi bulanan di kota-kota tersebut. Selanjutnya dilakukan uji stasioneritas

data dengan uji akar unit Phillips-Perron, uji kointegrasi Engle-Granger, koreksi ketidakseimbangan

jangka pendek dan membentuk model hubungan jangka panjang dengan model koreksi kesalahan

Domowitz-Elbadawi untuk data IHK. Distribusi statistik dari model koreksi kesalahan dianalisis

dengan pendekatan bootstrap. Dengan menggunakan pendekatan metode bootstrap, nilai- p

ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Misalkan dipunyai persamaan model koreksi kesalahan sebagai berikut :

ttttt ECgMANgMANggJPR 131210

untuk .,,2,1 nt

2. Berdasarkan data ( JPR , MAN , MAN , EC ) dapat diestimasi 210 ,, ggg dan 3g dengan

metode Least Square.

3. Distribusi dapat diekspresikan dalam residu nrrr ,,, 21 dengan

131210 ttttt ECgMANgMANggJPRr

4. Diambil dengan pengembalian residu nrrr ,,, 21 sehingga diperoleh **2

*1 ,,, nrrr Dapat juga

diganti dengan residu **

2

*

1 ,,, nrrr dibangkitkan dari 2,0 N dengan 2 diestimasi dengan :

1

ˆ 2

pn

SSE

dengan p = banyaknya variabel bebas (Kutner et al, 225).

5. Nilai *

tJPR dihitung dengan :

*

131210

*

ttttt rECgMANgMANggJPR

6. Berdasarkan data ( *JPR , MAN , MAN , EC ) dapat dihitung *

3

*

2

*

1

*

0 ,,, gggg dengan metode

Least Square.

7. Prosedur 4 – 6 diulang sejumlah B kali sehingga diperoleh matriks

Page 27: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xv

**

1

*

0

*

2

*

12

*

02

*

1

*

11

*

01

BBBB

B

B

ggg

ggg

ggg

G

.

8. Distribusi statistik dari 0g , 1g , 2g dan 3g dapat diperoleh berdasarkan statistik nilai-nilai

bootstrap pada setiap kolom dalam matriks G .

Karakteristik Inflasi Bulanan Kota-kota di Papua

Gambar 1. Grafik garis data year of year dari data inflasi bulanan kota Jayapura, Sorong, Manokwari dan

Indonesia (Sumber : Data BPS Tahun 2009-2013).

Inflasi bulanan pada kota Jayapura sangat fluktuatif atau cenderung tidak stabil, dilihat dari

koefisien variasinya yang terbesar yaitu 3,55 dibanding dengan kota Sorong sebesar 2,42 dan

Manokwari sebesar 2,65. Inflasi bulanan kota Jayapura, Sorong dan Manokwari cenderung lebih

fluktuatif dibanding inflasi nasional seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Jangkauan kota Jayapura, Manokwari dan Sorong cukup besar, berturut-turut sebesar 5,78%;

5,45% dan 4,18% (Tabel 1). Jayapura memiliki rata-rata inflasi bulanan yang sama dengan Indonesia

(nasional) sedangkan rata-rata inflasi bulanan Manokwari sedikit lebih besar dari rata-rata bulanan

Indonesia.

Tabel 1. Statistik deskriptif numeris dari data inflasi bulanan kota Jayapura, Sorong dan Manokwari

dibandingkan dengan Indonesia (nasional).

INDONESIA JAYAPURA SORONG MANOKWARI

Mean 0,37 0,29 0,37 0,42

Median 0,29 0,37 0,14 0,18

Stdev 0,41 1,04 0,90 1,11

Min -0,32 -2,63 -1,30 -1,61

Max 1,57 3,15 2,88 3,84

Koef variasi 1,11 3,55 2,42 2,65

Skewness 0,48 -0,05 0,73 0,56

Kurtosis 2,77 3,80 3,45 3,06

Range 1,89 5,78 4,18 5,45

Pada Gambar 2, terlihat bahwa kota Sorong, Manokwari dan Indonesia memiliki skewness

positif sedangkan kota Jayapura memiliki skewness negatif. Terlihat bahwa skewness negatif

mempunyai ekor di sebelah kiri sedangkan skewness positif mempunyai ekor di sebelah kanan.

Skewness kota Jayapura hampir 0 yang berarti densitas data inflasi bulanannya hampir simetris.

Kurtosis kota Jayapura, Sorong, Manokwari dan Indonesia bernilai positif artinya lebih besar dari

distribusi normal.

Karakteristik inflasi bulanan kota Jayapura, Sorong dan Manokwari dibandingkan dengan data

inflasi bulanan nasional (Indonesia) dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013 ditunjukkan pada Gambar

3. Inflasi bulanan tertinggi untuk kota Jayapura dan Manokwari adalah pada bulan Desember berturut-

-2

3

8

13

Des

-09

Mar

-10

Jun

-10

Sep

-10

Des

-10

Mar

-11

Jun

-11

Sep

-11

Des

-11

Mar

-12

Jun

-12

Sep

-12

Des

-12

Mar

-13

INDONESIA

JAYAPURA

SORONG

MANOKWARI

Page 28: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xvi

turut sebesar 1,28 dan 1,89, jauh lebih besar dari rata-rata bulanan Indonesia yaitu sebesar 0,37.

Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh adanya hari raya Natal. Sedangkan inflasi bulanan

tertinggi untuk kota Sorong dan Indonesia adalah pada bulan Juli. Kemungkinan besar disebabkan

oleh pergantian tahun ajaran baru dalam dunia pendidikan yang menyebabkan konsumsi masyarakat

terhadap barang dan jasa yang berkaitan dengan keperluan sekolah meningkat. Inflasi yang cukup

tinggi di kota Sorong dan Manokwari terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Kota Manokwari

memiliki deflasi tertinggi yaitu sebesar -0,67 pada bulan September. Kota Manokwari juga

merupakan kota yang mengalami deflasi terbanyak.

Gambar 2. Densitas dan Boxplot data inflasi bulanan Indonesia, kota Jayapura, Sorong dan Manokwari.

Uji normalitas Lilliefors untuk kota Jayapura, Sorong, Manokwari dan Indonesia menghasilkan

nilai- p berturut-turut sebesar 0,27; 0,06; 0,02 dan 0,07. Hasil uji normalitas Lilliefors menunjukkan

bahwa pada tingkat signifikansi 5%, hanya data inflasi bulanan kota Jayapura, kota Sorong dan

Indonesia yang memenuhi asumsi normalitas data.

Gambar 3. Karakteristik rata-rata inflasi bulanan untuk tiap bulan pada kota Jayapura, Sorong dan Manokwari

dibandingkan dengan Indonesia (Sumber : Data BPS Tahun 2009-2013 yang diolah).

Dari karakteristik inflasi kota – kota di Papua dapat dilihat bahwa karakteristik inflasi kota

Jayapura dan kota Manokwari hampir sama. sedangkan kota Sorong cenderung memiliki karakteristik

inflasi yang berbeda dari keduanya.

Grafik Tingkat Perubahan IHK Kota-Kota di Papua

Pada Gambar 4, dapat dilihat bahwa dalam jangka panjang, IHK kota Jayapura lebih rendah

dan cenderung lebih stabil dibanding IHK kota Manokwari dan kota Sorong. Jika IHK kota Jayapura

mengalami kenaikan sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan IHK kota Sorong sebesar 1.1985%

dan kenaikan IHK kota Manokwari sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan IHK kota Sorong

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

IND

JPR

SRG

MAN

Page 29: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xvii

sebesar 1.0485%. Sehingga dalam jangka panjang, kenaikan IHK kota Sorong sedikit lebih cepat

dibanding kota Jayapura dan Manokwari.

Gambar 4. Grafik Hubungan Jangka Panjang IHK kota-kota di Papua (dengan nomor grafik menyatakan nomor

model menurut Tabel 7, makalah 1).

Pada Gambar 5, garis merah merupakan tingkat perubahan IHK kota Jayapura aktual dan

tingkat perubahan IHK kota Jayapura setelah dilakukan koreksi dengan model koreksi kesalahan

digambarkan dengan garis biru. Dapat dilihat bahwa setelah dilakukan koreksi, tingkat perubahan

IHK kota Jayapura menjadi lebih kecil dari data tingkat perubahan IHK aktual. Hasil yang sama

didapatkan untuk kota Manokwari dan Sorong yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Gambar 5. Grafik Tingkat Perubahan IHK Kota Jayapura aktual dan model koreksi kesalahan (kiri : model 1,

kanan : model 6).

Page 30: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xviii

Gambar 6. Grafik Tingkat Perubahan IHK Kota Jayapura aktual dan model koreksi kesalahan (kiri : model 2,

kanan : model 3).

Gambar 7. Grafik Tingkat Perubahan IHK Kota Sorong aktual dan model koreksi kesalahan (kiri : model 4,

kanan : model 5).

Page 31: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH€¦ · linier yang menentukan keseimbangan jangka panjang di antara beberapa variabel. Di ... Jayapura, kota Sorong dan kota Manokwari di Papua

xix

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dalam kedua makalah di atas, hasil pengujian yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

1. Model koreksi kesalahan dengan metode Bootstrap :

Kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) kota Manokwari sebesar 1% akan menyebabkan

peningkatan IHK kota Jayapura sebesar 0.8972%.

Tingkat kenaikan Indeks Harga Konsumen kota-kota di Papua hampir sama tetapi kenaikan

IHK kota Jayapura dan kota Manokwari sedikit lebih lambat daripada kota Sorong.

2. Model koreksi kesalahan dengan metode Bayesian :

Kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) kota Manokwari sebesar 1% akan menyebabkan

peningkatan IHK kota Jayapura sebesar 0.8970%.

Hubungan jangka panjang yang diperoleh dari model koreksi kesalahan dengan metode

Bayesian memiliki taksiran parameter yang hampir sama dengan hubungan jangka panjang

yang diperoleh dari model koreksi kesalahan dengan metode bootstrap.

Tabel Prosentase Kenaikan Indeks Harga Konsumen Kota-Kota di Papua

Kota Prosentase Kenaikan Indeks Harga Konsumen (%)

Metode Bootstrap Metode Bayesian

Sorong 1 1

Jayapura 0.8793 0.8787

Manokwari 0.9765 0.9766

Dari pengujian menggunakan kedua metode tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kenaikan IHK

kota Jayapura, Sorong dan Manokwari di Papua hampir sama. Kenaikan IHK kota Sorong sebesar 1%

akan menyebabkan peningkatan IHK kota Jayapura dan kota Manokwari berturut-turut sebesar

0.879% dan 0.977%.

Saran

Untuk pengkajian lebih lanjut, model koreksi kesalahan yang telah dikembangkan pada makalah 2

dapat dianalisa dengan metode bootstrap atau dengan metode bayesian.

Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan data Indeks Harga Konsumen pada kota-kota

yang lain.