21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dalam jenjang pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa berhasil atau tidak nya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang di alami siswa maupun mahasiswa, baik ketika ia berada di sekolah atau kampus ,lingkungan rumah atau keluarga nya sendiri. Belajar memiliki arti yang sangat penting begitupula juga memori dan pengetahuan. Erat hubungannya belajar, memori dan pengetahuan yang didapat siswa/mahasiswa didalam proses belajar. Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar,memori dan pengetahuan dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik karena kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar, baik itu mengenai definisi belajar,memori dan pengetahuan dan hal-hal yang berkaitan mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini pemakalah akan sedikit membahas tentang pengertian belajar,memori,pengetahuan dan bentuknya. Di dalam 1

Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendidikan

Citation preview

Page 1: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dalam jenjang pendidikan. Hal ini

menunjukan bahwa berhasil atau tidak nya pencapaian tujuan pendidikan sangat

bergantung pada proses belajar yang di alami siswa maupun mahasiswa, baik ketika ia

berada di sekolah atau kampus ,lingkungan rumah atau keluarga nya sendiri. Belajar

memiliki arti yang sangat penting begitupula juga memori dan pengetahuan. Erat

hubungannya belajar, memori dan pengetahuan yang didapat siswa/mahasiswa

didalam proses belajar. Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti

belajar,memori dan pengetahuan dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya

mutlak diperlukan oleh para pendidik karena kekeliruan atau ketidak lengkapan

persepsi mereka terhadap proses belajar, baik itu mengenai definisi belajar,memori

dan pengetahuan dan hal-hal yang berkaitan mungkin akan mengakibatkan kurang

bermutunya hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini

pemakalah akan sedikit membahas tentang pengertian belajar,memori,pengetahuan

dan bentuknya. Di dalam makalah ini juga terdapat pengertian belajar,memori dan

pengetahuan dalam perspektif islam juga.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan belajar?dan apa saja bentuknya?

2. Apa yang dimaksud dengan memori? dan apa saja bentuknya?

3. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan? dan apa saja bentuknya?

4. Bagaimana pengertian belajar dalam perspektif islam

5. Bagaimana pengertian memori dalam perspektif islam

6. Bagaimana pengertian pengetahuan dalam perspektif islam?

1

Page 2: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

1.3 Tujuan Makalah

1. Memahami apa yang dimaksud dengan belajar dan bentuk-bentuk belajar

2. Memahami apa yang dimaksud dengan memori dan bentuk bentuk memori

3. Memahami apa yang dimaksud dengan pengetahuan dan bentuk-bentuk

pengetahuan

4. Memahami apa yang dimaksud dengan belajar dalam perspektif Islam

5. Memahami apa yang dimaksud dengan memori dalam perspektif Islam

6. Memahami apa yang dimaksud dengan pengetahuan dalam perspektif Islam

1.4 Metode Penulisan

Adapun metode yang kami gunakan adalah yang paling utama terlebih dahulu

adalah metode kepustakaan, seterusnya agar makalah kami lebih berbobot tak lupa

kami masuk lewat internet dengan mengambil bahan-bahan yang kami rasa perlu

ditambah agar melengkapi dari isi makalah kami.

2

Page 3: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Belajar, Memori, dan Pengetahuan dalam Perspektif Psikologi

2.1.1 Pengertian dan bentuk belajar

Belajar (learning) sering didefinisikan sebagai perubahan yang relatif menetap

yang diperoleh dari pengalaman dan latihan. Menurut Cronbach, belajar yang

sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan mengalami itu si pelajar

mempergunakan panca inderanya.

Menurut McGeoh, belajar adalah perubahan dalam kinerja sebagai hasil dari

latihan. Pendapat McGeoh senada dengan apa yang telah dikemukakan oleh

Cronbach. Menurut Winkel, belajar adalah suatu proses dimana berbagai

pengalaman diberikan dan dialami oleh siswa sehingga menghasilkan perubahan

yang relatif permanen pada tingkah laku potensial, bila dibandingkan dengan

tingkah laku sebelumnya.

Secara umum, belajar adalah aktivitas (usaha dengan sengaja) yang dapat

menghasilkan perubahan berupa kecakapan baru pada individu. Belajar

merupakan proses dimana suatu organisme merubah perilaku sebagai suatu hasil

dari pengalaman, proses tersebut memerlukan waktu.

Hal-hal pokok yang berkaitan dengan belajar:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes,aktual

maupun potrensial)

b. Bahwa itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (dalam arti

Kenntnis dan Fertingkeit)

c. Bahwa perubahan itu karena (usaha dengan sengaja).

Hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku sering disebut prestasi

belajar. Istilah hasil belajar berasal dari bahasa belanda “prestatie” yang

kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi. Prestasi selalu dihubungkan

dengan aktifitas tertentu,misalnya belajar. Prestasi belajar berfungsi untuk

3

Page 4: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

mengetahui tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa dalam

segala aspek meliputi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi

afektif),dan ranah karsa (prestasi psikomotorik). Dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang

dapat memberikan kepuasaan emosional,dan dapat diukur dengan alat tes tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menurut Gage dan

Berliner(1999) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian

akademik dibedakan menjadi dua yaitu: Pertama, faktor internal atau faktor yang

ada dalam diri siswa seperti intelegensi,minat,sikap,emosi,motivasi dan kondisi

fisik. Kedua,faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu seperti

lingkungan keluarga,lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Setiap orang, tidak terkecuali peserta didik memiliki kekhasan dalam

upayanya menangkap dan memahami pengetahuan baru yang di terimanya.

Terkait hal tersebut para ilmuwan telah mengkategorikan bentuk-bentuk belajar

yang umumnya diterapkan oleh manusia pembelajar. Gagne (1984)

mengemukakan ada lima bentuk belajar, yaitu:

a.Belajar Responden.

Dalam belajar ini, suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah

dikenal. Jadi, terjadinya proses belajar dikarenakan adanya stimulus. Misalnya

Maya bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya dengan benar.

Kemudian guru tersebut memberikan senyuman dan pujian kepadanya. Akibatnya

Maya semakin giat belajar. Senyum dan pujian guru ini merupakan stimulus tak

terkondisi. Tindakan guru ini menimbulkan perasaan yang menyenangkan pada

diri Maya sehingga ia membuat dia lebih giat dalam belajar.

b. Belajar Kontiguitas

Belajar dalam bentuk ini tidak memerlukan hubungan stimulus tak terkondisi

dengan respons. Asosiasi dekat (contiguous) sederhana antara stimulus dan

respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku individu. Hal ini

disebabkan secara sederhana manusia dapat berubah karena mengalami peristiwa-

peristiwa yang berpasangan. Belajar kontiguitas sederhana bisa dilihat jika

seseorang memberikan respon atas pertanyaan yang belum lengkap, seperti ”dua

kali dua sama dengan?” Maka pasti bisa menjawab ”empat”. Itu adalah contoh

asosiasi berdekatan antara stimulus dan respon dalam waktu yang sama. Bentuk

belajar kontiguitas yang lain adalah “stereotyping”, yaitu adanya peristiwa yang

4

Page 5: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

terjadi berulang-ulang dalam bentuk yang sama, sehingga terbentuk dalam

pemikiran kita. Seringkali sinetron televisi memperlihatkan seorang ilmuwan

dengan memakai kacamata, ibu tiri adalah wanita yang kejam. Maka sinetron

televisi menciptakan kondisi untuk belajar stereotyping, padahal hal tersebut tidak

sepenuhnya benar.

c. Belajar Operant

Belajar bentuk ini sebagai akibat dari reinforcement, bukan karena adanya

stimulus, sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan ketika organisme

beroperasi dengan lingkungannya. Maksudnya perilaku individu dapat

ditimbulkan dengan adanya reinforcement segera setelah adanya respon. Respon

ini bisa berupa pernyataan, gerakan dan tindakan. Misalnya respon menjawab

pertanyaan guru secara sukarela, maka reinforcer bisa berupa ucapan guru “bagus

sekali”, “kamu dapat satu poin” dan sebgainya.

d. Belajar Observasional

Konsep belajar ini memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati

orang lain melakukan apa yang akan dipelajari. Misalnya anak kecil belajar makan

itu dengan mengamati cara makan yang dilakukan oleh ibunya atau keluarganya.

e. Belajar Kognitif

Bentuk belajar ini memperhatikan proses-proses kognitif selama belajar. Proses

semacam itu menyangkut “insight” (berpikir) dan “reasoning” (menggunakan

logika deduktif dan induktif). Bentuk belajar ini mengindahkan persepsi siswa,

insight, kognisi dari hubungan esensial antara unsur-unsur dalam situasi ini. Jadi

belajar tidak hanya timbul dari adanya stimulus-respon maupun reinforcement,

melainkan melibatkan tindakan mental individu yang sedang belajar.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Gagne membagi bentuk-bentuk

belajar menjadi lima bentuk, yang merupakan inti dari teori belajar, yaitu bentuk

responden, kontiguitas, operant, observasional dan kognitif. Responden

merupakan belajar yang dibentuk dengan adanya hubungan antara stimulus

dengan respon. Kontiguitas sama dengan responden, akan tetapi untuk responden

waktunya dilakukan secara bersamaan. Observasional merupakan bentuk belajar

yang paling sederhana karena individu hanya mengamati orang lain kemudian

meniru perbuatannya. Sedangkan kognitif merupakan bentuk yang tertingggi

karena sudah memasuki wilayah insight.

5

Page 6: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

2.1.2 Pengertian dan bentuk memori

Ada tiga aspek dalam berfungsinya ingatan yaitu;

a. Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan.

b. Menyimpan kesan-kesan,dan

c. Mereproduksi kesan-kesan.

Atas dasar tersebut, biasanya ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk

menerima, menyimpan,dan mereproduksikan kesan-kesan.

Sesungguhnya memori adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari

stimulus, dan merupakan storage system ,sistem penyimpanan informasi yang

terdapat di dalam otak manusia.

Menurut Bruno (1987) memori merupakan proses mental yang meliputi

pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan

yang semuanya terpusat dalam otak.

Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori

manusia terdiri atas dua macam, yaitu:

2.1.2.1 Semantic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau

pengertian-pengertian. Informasi yang disimpan berbentuk kode yang

memiliki arti, tidak berbentuk aslinya. Memori semantik berfungsi

menyimpan konsep-konsep yang signifikan dan bertalian antara yang

satu dengan lainnya.

2.1.2.2 Epidemic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan informasi

tentang peristiwa-peristiwa.

6

Page 7: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

2.1.3 Pengertian dan bentuk pengetahuan

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003).

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melalui pengamatan panca indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunkan indera atau akal budinya utuk mengenali benda atau kejadian

tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007)

Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat

kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja

dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek

tertentu (Mubarak, 2007)

Pengetahuan, dilihat dari sifat dan cara penerapannya terdiri atas dua macam.

Pertama, pengetahuan deklaratif atau pengetahuan proposisional, yaitu

pengetahuan mengenai informasi faktual yang dapat dijelaskan secara lisan atau

verbal. Isi pengetahuan ini berupa konsep-konsep dan fakta yang dapat ditularkan

orang lain melalui tulisan atau lisan dengan kalimat-kalimat pernyataan, untuk itu,

pengetahuan ini adalah knowing that atau “mengetahui bahwa”. Kedua,

pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau

keterampilan perbuatan jasmani yang cenderung bersifat dinamis, sulit diuraikan

dengan lisan, oleh karena itu disebut knowing how atau “mengetahui cara”.

2.1.4 Belajar, Memori, dan Pengetahuan

Menurut Bruno (1987), memori adalah proses mental yang meliputi kegiatan

pengkodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan

yang semuanya terpusat dalam otak. Suatu informasi akan masuk ke dalam short

term memori atau working memory/memori jangka pendek melalui indra

kemudian informasi tersebut di beri kode misalnya dalam bentuk symbol huruf

(encoding) lalu memori tersebut masuk ke long term memory atau memori jangka

7

Page 8: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

panjang. Suatu saat apabila memerlukan informasi atau pengetahuan tersebut,

maka memori akan kembali bekerja atau berproses mencari respon dari kumpulan-

kumpulan informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam salah satu skema

kognititif yang relevan.

Menurut Best (1990), setiap informasi dan pengetahuan yang kita terima

sebelum masuk, akan diproses oleh subsistem akal pendek (short term memory)

terlebih dulu disimpan sesaat (karena hanya dalam waktu sepersekian detik) dalam

tempat penyimpanan sementara yang disebut sensory memory yakni subsistem

penyimpanan pada saraf indra peneriman informasi.

Dengan demikian, struktur system akal manusia terdiri atas tiga subsistem,

yaitu sensory register, short term memory dan long term memory. Istilah memori

dalam hal ini bisa juga disebut dengan storage atau tempat penyimpanan

informasi.

2.2 Belajar, Memori dan Pengetahuan dalam Perspektif Islam

2.2.1 Pengertian belajar

Dalam islam, memiliki penekanan dalam hal signifikansi fungsi kognitif

(aspek aqliah) dan fungsi sensori (indra) sebagai alat penting untuk belajar, sangat

jelas. Seperti kata ya’qilun, yatafakkarun, yasma’un, yubshirun dan lain

sebagainya terdapat dalam Al-Quran merupakan bukti seberapa penting manusia

belajar dan meraih ilmu pengetahuan.

Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan

mengkaji, serta meneliti. Selain al-Qur’an, al-Hadith juga banyak menerangkan

tentang pentingnya menuntut ilmu. Misalnya beberapa hadist berikut ini,

“Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; carilah ilmu sejak dalam buaian

hingga ke liang lahat; para ulama itu pewaris Nabi; pada hari kiamat ditimbanglah

tinta ulama dengan dara syuhada, maka tinta ulama dilebihkan dari ulama”

Belajar memiliki tiga arti penting menurut Al-Qur’an. Pertama, bahwa orang

yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan

segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia. Kedua, manusia dapat

mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah sangat

membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang dilakukannya

8

Page 9: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya. Ketiga,

dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah.

2.2.2 Pengertian memori

Memori sendiri dalam perspektif agama merupakan daya jiwa. Terdapat di

bagian dalam belakang otak. Memori menyimpan makna-makna non-inderawi

yang ada dalam stimulus sensorik yang ditangkap oleh daya waham (An-Najat:

ibnu sina, 266) daya memori juga menyimpan semua perilaku. Fungsi daya

memori juga menyimpan, sedangkan daya proses mengingat sendiri adalah fungsi

dari daya waham bersama-sama dengan fantasi. Daya waham merupakan daya

yang tersimpan di ujung bagian tengah dari otak. Daya waham mempersepsikan

berbagai makna parsial non-inderawi yang ada pada stimulus inderawi. Seperti

persepsi kambing terhadap makna permusuhan terhadap serigala sehingga

membuatnya menjauhi diri darinya.

2.2.3 Pengertian pengetahuan

Kata al-ilm (ilmu pengetahuan) menurut Al-Ghazali memiliki arti yang

banyak meliputi penglihatan dan perasaan. Dalam wacana islam, pada awalnya

kata ilmu berarti tentang Allah, tanda-tanda perbuatan-Nya terhadap hamba dan

makhluk. Selanjutnya, ilmu diartikan secara lebih luas menyangkut semua

berbagai ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan memiliki batasan, batasan terendah adalah mengetahui (al-

ma’rifah) dan batas yang lebih jauh adalah mengetahui segala sesuatu secara

objektif. Cakupan ilmu pengetahuan sangat luas yang mencakup realitas dalam

alam kasat mata dan metafisika. Ilmu adalah hidayah kebenaran, ilmu merupakan

sifat bagi jiwa dan jiwa merupakan wadah bagi ilmu.

Secara tidak langsung Al-Ghazali dalam kitabnya menyatakan pengetahuan

berasal dari empat sumber yang saling berkesinambungan, yaitu empiris,

rasionalitas, intuisi, dan otoritas. Ia selalu menekankan adanya hubungan yang

harmonis antara pengetahuan empiris, rasional, intuisi, dan otoritas sebagai proses

pencerapan pengetahuan yang berkelanjutan. Jika ada yang bertentangan maka

sumber tertinggilah yang dimenangkan.

Menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi (1984), islam adalah akidah yang

berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan penyerahan diri yang membabi

9

Page 10: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

buta. Ayat dibawah ini adalah contoh firman Allah SWT yang baik secara

eksplisit atau secara implicit mewajibkan seseorang untuk memperoleh ilmu

pengetahuan.

ون�   �م��� �عل �ذ�ين� ال� ي �م�ون� و�ال �عل �ذ�ين� ي �و�ي ال ت �س ق�ل ه�ل ي

�اب� ب �ل �و األ �ول �ر� أ �ذ�ك �ت �م�ا ي �ن إ“katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan tidak

mengetahui? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang mampu menerima

pelajaran”

Islam menghendaki pengetahuan yang benar-benar dapat membantu mencapai

kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia. Yaitu pengetahuan terkait urusan

dunia dan akhirat, yang dapat menjamin kemakmuran dan kesejahteraan hidup

manusia di dunia dan akhirat.

Pengetahuan duniawi atau umum adalah berbagai pengetahuan yang

berhubungan dengan urusan kehidupan manusia di dunia ini. Baik pengetahuan

modern maupun pengetahuan klasik. Pengetahuan ukhrowi atau agama adalah

berbagai pengetahuan yang mendukung terciptanya kemakmuran dan

kesejahteraan hidup manusia kelak di akhirat. Pengetahuan ini meliputi berbagai

pengetahuan tentang perbaikan pola perilaku manusia, yang meliputi pola

interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan

Tuhan.

Pengetahuan umum (duniawi) tidak dapat diabaikan begitu saja, karena sulit

bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hari kelak tanpa melalui kehidupan

dunia ini yang mana dalam menjalani kehidupan dunia ini pun harus mengetahui

ilmunya. Demikian halnya dengan pengetahuan agama (ukhrowi), manusia tanpa

pengetahuan agama niscaya kehidupannya akan menjadi hampa tanpa tujuan.

Karena kebahagiaan di dunia akan menjadi sia-sia ketika kelak di akhirat menjadi

nista. Islam selalu mengajarkan agar manusia menjaga keseimbangan, baik

keseimbangan dhohir maupun bathin, keseimbangan dunia dan akhirat. Dalam Qs.

Al-Mulk ayat 3 disebutkan:

10

Page 11: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak

melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.

Maka lihatlah berulang-ulang! Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”.

2.3 Analisis Jurnal dan Hubungannya dengan Materi

2.3.1 Pengaruh pendidikan seksual dini dalam meningkatkan pengetahuan

perilaku seksual sehat

Penelitian ini dilakukan oleh Avin Fadilla Helmi & Ira Paramastri

Universitas Gadjah Mada. Kesimpulan dari jurnal ini adalah Pendidikan seksual

dini dapat dilakukan dengan berbagai teknik sesuai dengan kebutuhan audiens

untuk memproses informasi. Yang paling efektif bagi orang tua dalam

meningkatkan pengetahuan perilaku seksual sehat adalah berturut-turut melalui

ceramah, diskusi kelompok, dan brosur. Bagi kelompok mahasiswa, teknik

ceramah, diskusi kelompok, dan brosur tidak berbeda dalam meningkatkan

pengetahuan perilaku seksual sehat.

Hubungan jurnal ini dengan materi yang dipaparkan adalah terkait dengan

pengetahuan baik Perspektif Islam maupun Psikologi. Anak pada usia dini harus

diberikan pengetahuan mengenai perilaku seksual sehat, karna, dengan

mengetahui hal tersebut, sang anak akan mengetahui tentang sisi negatif dari

perilaku seksual (free sex), seperti penyakit HIV AIDS, sehingga anak akan

menjauhi perilaku tersebut. Hal ini terkait dengan pengetahuan duniawi.

Hubungannya dengan pengetahuan agama adalah sudah jelas bahwa konsekuensi

dari free sex itu sendiri masuk pada perbuatan zinah dan merupakan dosa besar.

Dengan demikian, pengetahuan perilaku seksual harus ditingkatkan, karena

pengetahuan ini akan bermanfaat untuk dunia dan akhirat.

11

Page 12: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Belajar merupakan suatu usaha dengan sengaja untuk menghasilkan suatu

perubahan yang relatif permanen pada tingkah laku potensial yang didapatkan dari

pengalaman dan latihan. Bentuk belajar diatara lain adalah belajar responden,

belajar kontiguitas, belajar operant, belajar observasional, dan belajar kognitif.

Memori merupakan fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus dan

proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali

informasi. Bentuk dari memori adalah semantic memory dan epidemic memory.

Pengetahuan merupakan berbagai gejala yang mengasilkan “tahu” setelah

melakukan pengamatan panca indra dan akal serta hasil mengingat dari suatu hal.

Bentuk pengetahuan adalah knowing that dan knowing how.

Pada umumnya, khususnya para ahli yang tergolong cognitivist (ahli psikologi

kognitif), sepakat bahwa belajar, memori dan pengetahuan sangat erat dan tidak

dapat dipisahkan. Memori yang kita artikan sebagai ingatan menerima informasi

dan menyimpan informasi dan pengetahuan didalam otak kita.

Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kegiatan untuk menyampaikan,

menelaah, mencari, mengkaji, serta meneliti sesuatu di dunia dan akhirat. Dalam

perspektif Islam, memori menyimpan makna-makna non-indrawi yang ada pada

stimulus sensorik yang ditangkap oleh daya waham dan menyimpan semua

perilaku. Menurut pandangan Islam, pengetahuan berarti tentang Allah, tanda-

tanda perbuatan-Nya terhadap hamba dan mahkluk serta berbagai ilmu

pengetahuan. Pengetahuan dalam Islam terbagi atas pengetahuan duniawi atau

umum dan pengetahuan ukhrowi atau agama.

12

Page 13: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, dan Wahyuni, Esanur, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar Rozz, 2008

Gordon H. Bower dan Ernest R.Hilgard, Theories of Learning. 4th Edition. (New Jersey: Prentice Hall. Inc, 1998), hlm. 11.

Hartaty Netty, Mujib Abdul, dkk, Psikologi dalam Tinjauan Tasawuf, Jakarta: UIN Jakarta Press. 2004

Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: C.V. Andi Offset. 2005

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 2007

Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. 2000

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud Dirjend Lembaga Tenaga Kependidikan, 1988), hlm. 15.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2004

Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja

Najati, Utsman, Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi, Jakarta: Mustaqim. 2000

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindoPersada. 2005

Simanjutak, Lisnawaty, Metode Mengajar Matematika, Jakarta: PT Rineka Cipta. 1993

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta. 1998

Sumanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006

http://blogpersimpangan.com

http://cafesfudiobi.wordpress.com

13

Page 14: Pendahuluan Dan Pembahasan pendidikan

http://chokogito.blogspot.com

http://chokogito.blogspot.com

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pengetahuan-menurut-para.html

diakses pada: 25 September 2013, pukul: 21.09

http://www.kajianpustaka.com/2013/05/pengertian-tingkatan-dan-cara.html#.UkLtedIVNIE

diakses pada: 25 September 2013, pukul: 21.24

http://keratontulisan.blogspot.com/2012/07/belajar-dalam-perspektif-islam.html

diakses pada: 25 September 2013, pukul: 21.58

14