2
Pendahuluan Hiperlipidemia merupakan kelompok penyakit yang dapat bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Hiperlipidemik sekunder merupakan penyakit metabolik yang lebih umum seprti diabetes melitus, asupan alkohol yang berlebihan, hopitiroidisme, atau sirosis biliar primer. Hiperlipidemia terbagi menjadi 6 tipe; yaitu tipe I (hiperkilomikronemia familial), tipe IIa (hiperkolesterolemia familial), tipe IIb ( Hiperlipidemia kombinasi/campuran familial), tipe III (desbetalipoproteinemia familial), tipe IV (Hipertrigliseridemia familian), dan tipe V (Hipertrigliseridemia campuran familial) (1). Hiperlipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL di dalam serum. Kadar LDL serum yang meningkat akan memicu terjadinya aterosklerosis. Hal ini dikarenakan LDL mudah mengalami oksidasi oleh radikal bebas. LDL yang teroksidasi ini berperan dalam mempercepat timbulnya plak ateroma yang merupakan bagian dari terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan suatu kondisi dimana terjadinya pengerasan arteri akibat penimbunan lemak di dalam sel endotel. Aterosklerosis yang terjadi pada arteri koronaria merupakan cikal bakal dari penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia (2, 3). Pencegahan utama hiperlipidemia antara lain dengan upaya pengontrolan kadar kolesterol serum agar kadar kolesterol serum selalu berada dalam batas normal, pengendalian berat badan, diet rendah kolesterol, olahraga teratur, dan terapi farmakologi dengan menggunakan obat-obatan hipolipidemia (4). Jenis obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak darah diantaranya adalah jenis obat penyerap asam empedu (kolestiramin, kolestipol) dengan mekanisme kerja mengikat asam empedu diusus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah ; penghambat sintesa lipoprotein (Niasin) bekerja dengan mengurangi kecepatan pembentukan VLDL (VLDL merupakan prekursor dari LDL) ; Penghambat koenzim A reduktasi (adrenalin, fluvastatin, lovastatin, provastatin, simvastatin) bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah ; derivat asam fibrat (klofibrat, fenofibrat, gemfibrozil) dengan mekanisme kerja menyebabkan penurunan triasilgliserol plasma dengan memicu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga

pendahuluan hiperlipidemia (D.K)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan hiperlipidemia (D.K)

Citation preview

Pendahuluan

Hiperlipidemia merupakan kelompok penyakit yang dapat bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Hiperlipidemik sekunder merupakan penyakit metabolik yang lebih umum seprti diabetes melitus, asupan alkohol yang berlebihan, hopitiroidisme, atau sirosis biliar primer. Hiperlipidemia terbagi menjadi 6 tipe; yaitu tipe I (hiperkilomikronemia familial), tipe IIa (hiperkolesterolemia familial), tipe IIb ( Hiperlipidemia kombinasi/campuran familial), tipe III (desbetalipoproteinemia familial), tipe IV (Hipertrigliseridemia familian), dan tipe V (Hipertrigliseridemia campuran familial) (1).

Hiperlipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL di dalam serum. Kadar LDL serum yang meningkat akan memicu terjadinya aterosklerosis. Hal ini dikarenakan LDL mudah mengalami oksidasi oleh radikal bebas. LDL yang teroksidasi ini berperan dalam mempercepat timbulnya plak ateroma yang merupakan bagian dari terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan suatu kondisi dimana terjadinya pengerasan arteri akibat penimbunan lemak di dalam sel endotel. Aterosklerosis yang terjadi pada arteri koronaria merupakan cikal bakal dari penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia (2, 3).

Pencegahan utama hiperlipidemia antara lain dengan upaya pengontrolan kadar kolesterol serum agar kadar kolesterol serum selalu berada dalam batas normal, pengendalian berat badan, diet rendah kolesterol, olahraga teratur, dan terapi farmakologi dengan menggunakan obat-obatan hipolipidemia (4).

Jenis obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak darah diantaranya adalah jenis obat penyerap asam empedu (kolestiramin, kolestipol) dengan mekanisme kerja mengikat asam empedu diusus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah ; penghambat sintesa lipoprotein (Niasin) bekerja dengan mengurangi kecepatan pembentukan VLDL (VLDL merupakan prekursor dari LDL) ; Penghambat koenzim A reduktasi (adrenalin, fluvastatin, lovastatin, provastatin, simvastatin) bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah ; derivat asam fibrat (klofibrat, fenofibrat, gemfibrozil) dengan mekanisme kerja menyebabkan penurunan triasilgliserol plasma dengan memicu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL (5).

Daftar Pustaka

1. Meycek, M.J., Harvey, R.A., Champe,, P.C., 2001. Farmakologi : Ulasan Bergambar edisi 2. Widya Medika : Jakarta

2. Brown CT. Penyakit Aterosklerotik Koroner, Dalam : Price, Sylvia A dan Lorraine Wilson, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed ke-6, Vol 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2003; 580-588

3. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi, Ed ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007. 477-481

4. Varady KA, Kones PJH. Combination Diet and Exercise Interventions for The Treatment of Dyslipidemia : An Effective Preliminary Strategy to Lower Cholesterol Levels. The Journal of Nutrition. 2005; 135:1829-35

5. UPT. 2009. Balai Informasi Teknologi LIPI pangan dan Kesehatan. copyright2009.