15
PERUBAHAN PADA SISTEM KARDIO KARENA PROSES USIA MENUA DISUSUN OLEH ARIF AL-AMIN DWI SUCI KURNIA SARI ENDAH NUR ROHMAH IIS RISNASARI RUHWATUSSUPIYAH

pendahuluan manula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

babak 1 milan menang

Citation preview

PERUBAHAN PADA SISTEM KARDIO KARENA PROSES USIA MENUA

DISUSUN OLEH ARIF AL-AMINDWI SUCI KURNIA SARIENDAH NUR ROHMAHIIS RISNASARIRUHWATUSSUPIYAH

BAB 1PENDAHULUANMenua (Aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Proses ini berlangsung terus-menerus sepanjang hidup seseorang.Tidak seperti kondisi patologis, setiap manusia pasti akan mengalami proses menua. Aging sudah terprogram dalam genetik masing-masing individual, tapi faktor eksternal sangat berperan dalam memodifikasi proses ini, sehingga proses menua-pun berlangsung dengan tingkat kecepatan yang berbeda pada tiap orang. Hal inilah yang menjelaskan mengapa beberapa orang dapat tampak lebih tua / muda dari usia kronologisnya. Status kondisi fisik dan aktivitas seseorang dapat secara radikal mempengaruhi fungsi kardiovaskular saat dia tua.Menua secara fisiologis ditandai dengan semakin menghilangnya fungsi dari banyak organ tubuh. Bersamaan dengan itu meningkat pula insiden penyakit seperti coronary arterial disease (CAD), penyakit-penyakit serebrovaskular, penyakit ginjal dan paru. Hal ini akan menyebabkan semakin cepatnya tubuh kehilangan fungsi-fungsi organnya.Seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dapat kita perkirakan juga akan adanya peningkatan pada prevalensi-prevalensi penyakit yang terjadi pada orang tua. Penyakit jantung pada orang tua merupakan masalah global yang sampai saat ini masih menjadi salah satu prioritas utama. Hal ini dikarenakan penyakit jantung adalah merupakan penyebab terbesar mortalitas, morbiditas dan disabilitas pada orang tua.

BAB 2PEMBAHASAN

Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu faktor resiko atau lebih, di mana faktor-faktor resiko tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri dapat menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya: penyakit jantung dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.Faktor resiko adalah suatu kebiasaan, kelainan dan faktor lain yang bila ditemukan / dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu.Factor resiko tersebut adalah sebagai berikut: A. Penyakit Jantung Koroner dan Infark MiokardResiko seseorang untuk menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan satu dari empat untuk wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas akibat MI adalah tinggi. Sekitar 8% meninggal setiap tahunnya akibat MI dan sisanya diperkirakan akan mengalami serangan infark yang fatal dalam waktu 10 tahun ke depan. Akan tetapi, lebih dari sepertiga kasus MI tidak diketahui, entah karena perjalanan penyakitnya yang laten atau karena gejalanya yang tidak khas.

B. Gagal jantungGagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. Sindrom gagal jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung umur atau age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi menanjak tajam pada usia 75 84 tahun.

Penyebab yang sering adalah menurunnya kontraktilitas miokard akibat Penyakit Jantung Koroner, Kardiomiopati, beban kerja jantung yang meningkat seperti pada penyakit stenosis aorta atau hipertensi, Kelainan katup seperti regurfitasi mitral.Selain itu ada pula faktor presipitasi lain yang dapat memicu terjadinya gagal jantung, yaitu: Kelebihan Na dalam makanan Kelebihan intake cairan Tidak patuh minum obat Iatrogenic volume overload Aritmia : flutter, aritmia ventrikel Obat-obatan: alkohol, antagonis kalsium, beta bloker Sepsis, hiper/hipotiroid, anemia, gagal ginjal, defisiensi vitamin B, emboli paru.C. Kelainan KatupStenosis katup aorta etiologinya adalah akibat kalsifikasi/degeneratif. Stenosis aorta akan berakibat pada pembesaran ventrikel kiri. Dapat terjadi tanpa disertai gejala selama beberapa tahun. Tapi pada akhirnya kondisi ini akan berakhir dengan kerusakan ventrikel permanen yang akhirnya mengakibatkan komplikasi-komplikasi seperti pulmonary vascular congestion (dengan sesak nafas), aritmia ventrikel dan heart block. Sedangkan kelainan pada katup mitral juga dapat mengakibatkan terjadinya Atrial fibrillation dan gagal jantung. Etiologi dari Mitral Stenosis sering disebabkan karena rheumatic fever. Kadang juga disebabkan karena kalsifikasi/degeneratif, tapi jarang.

D. Hipertensi dan Penyakit Jantung HipertensifSeperti penyakit degeneratif pada lanjut usia lainnya, hipertensi sering tidak memberikan gejala apapun atau gejala yang timbul tersamar (insidious) atau tersembunyi (occult). Seringkali yang terlihat adalah gejala akibat penyakit, komplikasi atau penyakit yang menyertai.

Peningkatan tekanan darah sering merupakan satu-satunya tanda klinis hipertensi yang esensial, sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah secara akurat. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada penderita dengan cukup istirahat, sedikitnya setelah 5 menit berbaring dan dilakukan pengukuran pada posisi berbaring, duduk dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih, dengan interval 2 menit. Cara pengukuran yang saat ini dianggap baku dikemukakan oleh The British Hypertension Society. Manset sedikitnya harus dapat melingkari 2/3 lengan, bagian bawahnya harus 2 cm diatas fossa cubiti.

Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan untuk hipertensi masih merupakan perdebatan. Hipertensi yang sering terdapat 90%nya adalah jenis yang idiopatik / tidak diketahui sebabnya. Jadi tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan kecuali bila ada indikasi. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan ureum, kreatinin, kalium, kalsium, urinalisis, asam urat, glukosa darah, dan profil lemak. Pemeriksaan penunjang lain contohnya elektrokardiografi, pielografi intravena dan foto rontgen thorax.

E. Penyebab Kelainan Otot JantungGagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi.

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.F. Fungsi dan Penyakit Kardiovaskular di Lansia Fungsi jantung diubah dalam cara yang berhubungan dengan usia dan penyakit kardiovaskular meningkat dengan bertambahnya usia pada populasi Amerika Utara. Tujuan dari ini gambaran singkat adalah 1) untuk mengidentifikasi perubahan jantung yang merupakan karakteristik dari penuaan fisiologis (yaitu, bukan penyakit), 2) sorot presentasi diubah dan modifikasi terapi untuk pasien yang lebih tua dengan penyakit jantung yang umum seperti hipertensi, aritmia atrium, dan penyakit arteri koroner, dan 3) mengidentifikasi penyakit kardiovaskular dan perawatan yang unik untuk populasi yang lebih tua.

G. Kardiovaskular perubahan dengan Penuaan fisiologis vs Penyakit Rhythm Irama Heart Rate Heart Rate

Denyut jantung istirahat umumnya tidak terpengaruh oleh penuaan, namun, penurunan denyut jantung sebagai respon terhadap olahraga dan stres (esp. beta-adrenergically dimediasi) adalah karakteristik dari penuaan sehat. Konsekuensi klinis ini adalah bahwa detak jantung maksimal di treadmill menurun (220-umur) dan tingkat respon jantung demam, hipovolemia, dan stres postural juga menurun dengan penuaan sehat. Tanggapan beta-adrenergik blokade (serta stimulasi) juga berkurang dengan penuaan sehat. Bradikardia siang hari dengan denyut jantung 65 adalah 210-220 milidetik (bukan 200 ms). Kedua dan ketiga blok AV derajat tidak konsekuensi normal dari penuaan. Blok cabang berkas kanan terlihat lebih sering pada yang lebih tua dibandingkan dengan populasi yang lebih muda, tetapi belum terbukti untuk mengidentifikasi peningkatan risiko abnormalitas konduksi lebih lanjut. Pergeseran ke kiri bertahap sumbu QRS diamati dengan penuaan dan hemiblock anterior kiri terlihat dengan meningkatnya frekuensi pada populasi yang lebih tua. Hemiblock Isolated anterior kiri tidak merupakan prediktor independen terhadap morbiditas kardiovaskular atau mortalitas pada lansia sehat. Gabungan blok cabang berkas kanan dan blok fasciculus anterior kiri berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler pada 75% pasien yang lebih tua dan hanya 25% dengan temuan ini memiliki hati dinyatakan normal. Blok cabang berkas kiri tidak berhubungan dengan penuaan normal dan dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler dan risiko untuk kejadian kardiak.

Arrhythmias Aritmia Atrial premature contractions meningkat dengan usia dan sering terjadi pada sampai dengan 95% dari sukarelawan sehat yang lebih tua saat istirahat dan selama latihan dalam ketiadaan penyakit jantung terdeteksi Atrial fibrilasi biasanya berhubungan dengan koroner, hipertensi penyakit, katup, sinus node atau tirotoksikosis tetapi mungkin terjadi pada pasien yang lebih tua dengan tidak ada penyakit terdeteksi lain (1 / 5 dari orang tua dan 1 / 20 dari wanita yang lebih tua dengan atrial fibrilasi). Demikian pula, ektopi ventrikel terisolasi dan bahkan ragam telah dilaporkan dalam hingga 80% dari pria dan wanita tua tanpa penyakit jantung terdeteksi. Cardiac Contractility/ Left Ventricular Function at Rest and During Exercise Jantung kontraktilitas / Fungsi ventrikel kiri pada Istirahat dan Selama Latihan

Berbeda dengan penurunan massa otot rangka terlihat dengan penuaan dalam populasi yang sehat, massa ventrikel kiri adalah diawetkan atau meningkat dengan usia.

Systolic Function Fungsi Sistolik Fungsi sistolik ventrikel kiri beristirahat (ejeksi fraksi dan / atau stroke volume) tidak diubah oleh penuaan pada kebanyakan studi mata pelajaran disaring ketat untuk mengecualikan penyakit arteri koroner, namun, beberapa studi melaporkan penurunan volume stroke dengan populasi yang lebih tua menetap. Cardiac output is equal to stroke volume x heart rate. Curah jantung sama dengan detak jantung x volume stroke. Jadi, istirahat cardiac output dan fraksi ejeksi ventrikel kiri tidak biasanya menurun dengan penuaan normal. Respon kontraktil beta-adrenergik tanggapan yang menurun dengan penuaan. Oleh karena itu, olahraga cardiac output dapat dikurangi karena kedua menurunkan detak jantung maksimal dan batas kemampuan untuk meningkatkan kontraktilitas (stroke volume) dalam menanggapi beta-adrenergik blokade pada orang tua. Penurunan terkait usia dalam output jantung maksimal dan kapasitas cadangan kardiovaskular tidak dapat membatasi kemampuan biasa pada lansia sehat karena sebagian besar activiies sehari-hari dilakukan pada beban kerja rendah dan submaximalSelain itu, penurunan terkait usia dalam kapasitas latihan dapat dilemahkan oleh kondisi fisik.

Diastolic Function Fungsi diastolik Waktu untuk relaksasi jantung dan untuk mengisi ventrikel lebih panjang dengan penuaan menyebabkan diubah awal kali mengisi diastolik pada echocardiography dan penelitian nuklir. Etiologi waktu lama untuk relaksasi mungkin multifaktorial - massa ventrikel meningkat, infiltrasi kolagen, atau penanganan kalsium diubah miokard. Prolonged filling times may limit cardiac output with increased heart rates. Kali mengisi berkepanjangan dapat membatasi output jantung dengan denyut jantung meningkat. Sementara fungsi diastolik diubah menyertai penuaan, gagal jantung kongestif bukan merupakan konsekuensi normal dari kali berkepanjangan dibutuhkan untuk relaksasi jantung atau mengisi diastolik. Valvular Changes Katup Perubahan Kalsifikasi degeneratif (yang mengarah ke sklerosis) dan myxomatous degenerasi (yang dapat menyebabkan regurgitasi) mempengaruhi katup aorta dan mitral dengan penuaan.. Perubahan ini dianggap "sekunder" untuk penuaan dan berbeda dari perubahan primer karena penyakit jantung rematik atau kelainan katup bawaan. Perubahan ini dapat berkembang untuk merusak fungsi katup, maka perubahan dianggap patologis dan tidak lagi "penuaan normal".

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulana. Penyakit jantung pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang tindih.b.Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu faktor resiko atau lebih, di mana faktor-faktor resiko tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu.c. PJK merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada lansia. Dengan mengkombinasikan laporan insiden MI dan Angina Pektoris, badan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat data bahwa sekitar 27% pria dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas menderita PJK. d. Resiko seseorang untuk menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan satu dari empat untuk wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas akibat MI adalah tinggi. e. Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.f. Penyakit jantung koroner (PJK) bertanggung jawab untuk morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada pasien usia lanjut (yaitu, 65 tahun dan lebih tua), menerjemahkan menjadi beban keuangan yang cukup besar pada sistem perawatan kesehatan.g. Merokok tembakau memiliki efek merusak pada sistem kardiovaskular, mewujudkan sebagai peningkatan kejadian infark miokard (MI), stroke, dan kematian.h. Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.

DAFTAR PUSTAKA

Angela, et.al, 1996. Essentials of gerontological nursing, adaptation to the aging process, JB Lipincott, comp.

Annete, GL. 1996. Gerontological nursing, Mosby year Book, St, Louis Miss. Doengoes, Marilyn C, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3 Jakarta: EGC, 1999

Hudak, Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi IV, Jakarta, EGC: 1997Price, Sylvia, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi 4, Jakarta: EGC, 1999

Smeltzer, Bare, Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart, Edisi 8, Jakarta, EGC, 2001