34
TUGAS REFERAT ILMU PENYAKIT ANAK OBESITAS PADA ANAK PENYAJI : NATALIA PURNAMA NIM : 07120040064 UNIVERSITAS PELITA HARAPAN PEMBIMBING : DR. PULUNG SILALAHI, SpA 1

PENDAHULUAN obesitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

TUGAS REFERAT ILMU PENYAKIT ANAK

OBESITAS PADA ANAK

PENYAJI : NATALIA PURNAMANIM : 07120040064

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

PEMBIMBING : DR. PULUNG SILALAHI, SpA

1

DAFTAR ISI

Pendahuluan …………………………………………………………... 2

Tinjauan Pustaka ………………………………………………………

Definisi …………………………………………………………………3

Etiologi dan Patogenesis ………………………………………………. 3

Epidemiologi …………………………………………………………... 8

Kriteria Obesitas ...................................................................................... 8

Manifestasi Klinis ....................................................................................9

Diagnosis .................................................................................................11

Tatalaksana ..............................................................................................13

Pencegahan ..............................................................................................17

Komplikasi ...............................................................................................18

Prognosis ..................................................................................................19

Kesimpulan .............................................................................................. 22

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obesitas berarti kelebihan jumlah lemak tubuh. Tidak ada kesepakatan umum ada

pada definisi obesitas pada anak-anak seperti halnya orang dewasa. Kebanyakan

profesional menggunakan panduan yang diterbitkan berdasarkan indeks massa tubuh

(BMI), atau diubah BMI untuk usia, untuk mengukur obesitas pada anak-anak. Lain

mendefinisikan obesitas pada anak-anak sebagai berat badan paling sedikit 20% lebih

tinggi dari berat badan yang sehat untuk anak yang tingginya, atau persentase lemak

tubuh di atas 25% di anak laki-laki atau di atas 32% pada anak perempuan.

Obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan

berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari. 1,2,4Profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai profil lipid pada penyakit

kardiovaskuler dan anak yang obesitas mempunyai risiko hipertensi lebih besar.4

Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada 20 – 30% anak yang obesitas, terutama

obesitas tipe abdominal.5 Dengan demikian obesitas pada anak memerlukan perhatian

yang serius dan pananganan yang sedini mungkin, dengan melibatkan peran serta orang

tua.1

Tujuan

II.1. Tujuan Umum

Diharapkan melalui tulisan ini, pembaca dapat memahami apa itu obesitas

pada anak, penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.

II.2. Tujuan Khusus

Tulisan ini diharapkan bisa memberikan informasi tambahan mengenai

obesitas pada anak yang hingga saat ini belum sepenuhnya dapat diterangkan dari

berbagai hasil penelitian.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Obesitas dan overweight adalah dua istilah yang sering digunakan untuk

menyatakan adanya kelebihan berat badan. Kedua istilah ini mempunyai

pengertian yang berbeda. 5

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan

penimbunan (akumulasi) jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Menurut kamus

kedokteran Dorland, obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan melebihi

batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan

dalam tubuh. Disebut juga adiposity, adiposis, corpulency dan pimelosis. 2,5

Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat ideal yang

disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau non-lemak, misalnya pada

binaragawan kelebihan berat badat disebabkan oleh hipertrofi otot.5,6

Etiologi dan Patogenesis

Menurut hukum termodinamik, obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara

asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang

selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi tersebut

dapat disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau keluaran energi yang

rendah. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang

berlebihan, sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya

metabolisme tubuh, aktifitas fisik dan efek termogenesis makanan. Efek

termogenesis makanan ditentukan oleh komposisi makanan. Lemak memberikan

termogenesis lebih rendah (3% dari total energi yang dihasilkan lemak)

dibandingkan dengan karbohidrat (6-7% dari total energi yang dihasillan

karbohidrat) dan protein (25% dari total energi yang dihasilkan). 5

4

Bila kelebihan energi tersebut berlangsung terus-menerus, misalnya 500 Kalori. Setiap

hari, maka dalam waktu seminggu akan terjadi kenaikan berat badan kira-kira 500 gram. 7

Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini

masih belum jelas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki

penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga

makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.

Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.

Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus

obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti.

Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan

dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu

saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola

makan dan aktivitasnya.

Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi

kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya

dengan makan.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini

merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan

bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak

nyaman dalam pergaulan sosial.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan

dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada

malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge

mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak,

bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah

dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma

5

makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti

dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:

Hipotiroidisme

Sindroma Cushing

Sindroma Prader-Willi

Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.

Obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi bisa

menyebabkan penambahan berat badan.

Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau

keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam

tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,

bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang

yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena

itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah

lemak di dalam setiap sel.

Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu

penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat

yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori.

Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak

melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

Tabel 1. Karakteristik obesitas idiopatik dan endogen

Obesitas Idiopatik Obesitas Endogen

>90% kasus <10% kasus

Perawakan tinggi (umumnya persentil ke Perawakan Pendek (umumnya persentil

6

50 TB/U) ke 5 TB/U)

Riwayat obesitas dalam keluarga

umumnya positif

Riwayat Obesitas dalam keluarga

umumnya negatif

Fungsi mental normal Fungsi mental sering kali retardasi

Usia tulang normal atau advanced Usia tulang terlambat (delayed)

Pemeriksaan fisik pada umumnya normal Terdapat stigmata pada pemeriksaan fisis

Sebagian besar kasus dengan penyebab endogen dapat didiagnosis dengan

anamnesis serta pemeriksaan fisis yang teliti (lihat tabel 2) 5

Tabel 2. Penyebab endogen obesitas pada anak

Penyebab hormonal Bukti-bukti diagnostik

Hipotiroidisme Kadar TSH ↑, kadar tiroksin (T4( β

Hiperkortisolisme Uji supresi deksametason

abnormal :kadar kortisol bebas urin 24

jam ↑

Hiperinsulinisme primer Kadar insulin plasma ↑, kadar C-peptide

Pseudohipoparatiroidisme Hipokalsemia, hiperfosfatemia, kadar

PTH ↑

Lesi hipotalamus didapat Adanya tumor, infeksi, sindrom, trauma,

lesi vaskular hipotalamus

Sindom genetik Karakteristik klinis

7

Prader-Willi Obesitas, hiperfagia, retardasi mental,

hipogonadisme, strabismus

Laurence-moon / bardet-biedl Obesital retardasi mental retinopati

pigmentosa, hipogonadisme, paraplegia

spastik

Alstrom Obesitas, retinitis pigmentosa, tuli,

diabetes mellitus

Borjeson-Forssman-lehmann Obesitas,retardasi mental,

hipogonadisme, hipometabolisme,

epilepsi

Cohen Obesitas trunkal, retardasi mental,

hipotonia, hipogonadisme

Turner’s Perawakan pendek, ambigus genitalia,

kelainan jantung bawaan, obesitas,

genotipe 45, XO.

Familial lipodystrophy Hipertrofi otot, akromegali,

hepatomegali, akantosis nigrikans, insulin

resisten, hipertrigliseridenia, retardasi

mental.

Beckwith-wiedermann Gigantisme,exomfalos, makroglosia,

organomegali.

Sotos’ Gigantisme serebral, pertumbuhan fisik

berlebihan hipotonia, retardasi

psikomotorik.

Weaveer Sindrom tumbuh-lampau bayi (infant

overgwoth sindrom), percepatan

pematangan tulang rangka (accelereted

8

skeletal maturation), unusual facies

Ruvalcaba Retardasi mental, mikrosefali,

abnormalitas tulang, hipogonadisme,

brachymetapody.

Epidemiologi

Prevalensi kelebihan berat badan antara anak 2 sampai 19 tahun di Amerika

Serikat.

Tingkat obesitas telah meningkat sangat antara tahun 1980 dan 2010. Saat ini

10% dari anak-anak di seluruh dunia baik kelebihan berat badan atau obesitas.

Tingkat kelebihan berat badan dan obesitas di antara anak-anak Kanada telah

meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Pada anak laki-laki, tarif

meningkat dari 11% di tahun 1980 menjadi lebih dari 30% di tahun 1990-an.

Tingkat obesitas pada anak-anak Hal ini namun tidak berubah secara signifikan

antara tahun 2000 dan 2006 dengan statistik terbaru menunjukkan tingkat paling hanya

lebih dari 17 persen. Pada tahun 2008, tingkat anak-anak kelebihan berat badan dan

obesitas di Amerika Serikat adalah 32%, dan sudah berhenti pendakian.

Kriteria Obesitas

Untuk menentukan obesitas diperlukan kriteria yang berdasarkan pengukuran

antropometri dan atau pemeriksaan laboratorik, pada umumnya digunakan: 2

Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut

obesitas bila BB > 120% BB standar.

Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas

bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120% 6 atau Z-score ≥ + 2 SD.

9

Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan

kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85.

Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri dsb. yang

tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis. DXA adalah metode yang

paling akurat, tetapi tidak praktis untuk dilapangan.

Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 sebagai indikator obesitas.

Manifestasis Klinis

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya

timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja, terutama anak wanita. Selain berat

badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat

(ternyata jika diperiksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya anak yang cepat tumbuh

dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relatif rendah dibandingkan dengan

anak yang sebayanya. 9

Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas: 7,9

Raut muka

Hidung dan mulut tampak relatif kecil dengan dagu yang berbentuk ganda.

Dada dan payudara

Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh. Pada anak pria

keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.

Abdomen

Membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng kadang-

kadang terdapat stria putih atau keunguan.

Genitalia luar

Pada pria penis seakan-akan terpendam dalam jaringan lemak mons pubis,

sehingga tampak kecil dari bagian yang tersembul ke luar. Pubertas dapat terjadi awal

10

dengan akibat bahwa pada akhirnya ketinggian anak gemuk mungkin kurang dari

pada tinggi akhir dari sebayanya yang dewasa lebih lambat. Normal pada kebanyakan

wanita, dan menarche biasanya tidak tertunda bahkan mungkin maju.

Anggota badan

Lengan atas dan paha tampak besar, terutama pada bagian proksimal, tangan

relatif kecil dengan jari-jari yang berbentuk runcing. Terdapat kelainan berupa koksa

vara dengan genu valgum pada tungkai.

Kelainan emosi

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin

merupakan penyebab atau akibat dari keadaan obesitas. Bahkan pada anak yang

tampaknya menyesuaikan diri dengan baik.

Pengaruh terhadap kesehatan

Masalah pertama terjadi pada anak-anak obesitas biasanya emosional atau

psikologis .5 Anak obesitas akan tetapi juga dapat menyebabkan kondisi mengancam

kehidupan termasuk diabetes , tekanan darah tinggi , penyakit jantung , masalah tidur ,

kanker , dan gangguan lainnya. Beberapa gangguan lain akan termasuk penyakit hati ,

pubertas awal atau menarke, gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia, infeksi kulit,

dan asma dan masalah pernapasan lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-

anak kelebihan berat badan lebih mungkin untuk tumbuh menjadi orang dewasa

kelebihan berat badan. Obesitas pada usia remaja telah ditemukan untuk meningkatkan

angka kematian selama masa dewasa.

Obesitas anak sering menderita karena digoda oleh rekan-rekan mereka. Beberapa

dilecehkan atau diskriminasi terhadap oleh keluarga mereka sendiri. Penyebab ini lah

yang dapat mengakibatkan harga diri rendah dan depresi.

11

Suatu 2008 studi telah menemukan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas

memiliki arteri karotid yang prematur usia sebanyak tiga puluh tahun serta tingkat

abnormal kolesterol

Diagnosis

Tabel berat ke tinggi

Tabel ini memberikan rentang umum bobot sehat dan gemuk untuk tinggi anak.

Banyak dokter mendefinisikan obesitas pada anak sebagai berat 20% atau lebih dari

rentang yang sehat. Tabel ini walau bagaimanapun, tidak memperhitungkan karakteristik

individu setiap anak. Penyedia pelayanan kesehatan harus mempertimbangkan usia anak

dan pola pertumbuhan ketika menginterpretasikan grafik. Misalnya, berat badan anak

sebelum tumbuh cepat. Ini tidak berarti mereka menjadi gemuk.

Persentase lemak tubuh

Persentase berat tubuh yang gemuk adalah penanda obesitas. Anak laki-laki lebih

dari 25% lemak dan perempuan lebih dari 32% lemak dianggap obesitas.

Persentase lemak tubuh adalah sulit untuk mengukur secara akurat. Metode yang paling

akurat menggunakan peralatan khusus yang tidak ditemukan di sebagian besar kantor

medis. Metode yang mengukur ketebalan lemak tidak dapat diandalkan kecuali hal itu

dilakukan dengan benar oleh teknisi terlatih dan berpengalaman.

12

Indeks massa tubuh (BMI)

Langkah ini digunakan untuk menilai berat badan relatif terhadap tinggi. Ini

adalah sama dengan indeks massa tubuh yang digunakan untuk mengidentifikasi obesitas

dewasa. BMI didefinisikan sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan tinggi dalam

meter persegi (kg / m 2). BMI juga dapat dihitung dalam pound dan inci. BMI berkaitan

erat dengan persentase lemak tubuh tetapi jauh lebih mudah untuk mengukur.

BMI adalah standar untuk mendefinisikan obesitas pada orang dewasa, namun

penggunaannya pada anak-anak tidak diterima secara universal. The Centers for Disease

Control and Prevention (CDC) menunjukkan dua tingkat perhatian untuk anak-anak

berdasarkan usia BMI-untuk-grafik.

1. Pada 85 persentil dan di atas, anak-anak "berisiko kegemukan"

2. Pada persentil ke-95 atau di atas, mereka adalah "gemuk".

Asosiasi Obesitas Amerika mendefinisikan anak-anak di atas persentil ke-95 sebagai

"gemuk", yang sesuai dengan BMI 30 (dianggap obesitas pada orang dewasa).

Untuk menghitung indeks massa tubuh anak, ikuti langkah berikut:

1. Berat badan anak

2. Kemudian bagi dengan tinggi anak dalam meter

3. Bagilah ini dengan tinggi

Kriteria IMT

Range Interpretasi

<17,5 Malnutrisi

18,5-24,5 Normal

25-29,9 Overweight

13

30-39,9 Obese

>40 Severe obese

Lingkar pinggang

Pengukuran ini pada anak-anak atau remaja berkorelasi erat dengan risiko masa

depan mengembangkan tipe 2 diabetes mellitus dan komplikasi terkait sindrom metabolic

( tekanan darah tinggi , abnormal sirkulasi kolesterol atau lemak lain, serangan jantung ,

stroke, dan kerusakan pada mata, jantung , dan ginjal). Penilaian ini dibuat dengan

meteran membentang di terluas perut lilit batang (biasanya pada atau di bawah tingkat

pusar , yang disebut umbilikus ). Setiap nilai lebih dari 90 persentil untuk usia dan jenis

kelamin membawa resiko tertinggi.

Tatalaksana

Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan

obesitas seharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut sertakan keluarga

dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana obesitas adalah mengurangi asupan

energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan

aktifitas fisik, dan mengubah / modifikasi pola hidup. 2

Menetapkan target penurunan berat badan

Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu usia 2 -

7 tahun dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit

penyerta/komplikasi. Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah

7 tahun, dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan, sedang pada

14

obesitas dengan komplikasi pada anak usia dibawah 7 tahun dan obesitas pada

usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Target penurunan

berat badan sebesar 2,5 - 5 kg atau dengan kecepatan 0,5 - 2 kg per bulan.2

Pengaturan diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan

RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.5

Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada

tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta,

diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori

sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang

disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low

calorie diet ).

Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :

Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.

Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan

lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per

hari.

Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan

dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari.

Pengaturan aktifitas fisik

Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju

metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat

perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk

anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti

bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas

fisik selama 20-30 menit per hari.2

Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan

Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam

Jalan kaki 3 km/jam

Jalan kaki 6 km/jam

150

300

15

Joging 8 km/jam

Lari 12 km/jam

Tenis tunggal

Tenis ganda

Golf

Berenang

Bersepeda

480

600

360

240

180

350

660

Mengubah pola hidup/perilaku

Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai

komponen intervensi, dengan cara:2

Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik

serta mencatat perkembangannya.

Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat

menyingkirkan rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk

makan.

Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang

dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.

Memberikan penghargaan dan hukuman.

Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada

umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah.

Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.

Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai

petunjuk ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam

program diet, mengubah perilaku makan dan aktifitas yang mendukung program

diet.2

6. Terapi intensif

Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang

disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional,

terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan

terapi bedah. 2

16

Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB

Ideal atau IMT > 97 persentile, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per

hari dan protein hewani 1,5 - 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi

vitamin dan mineral serta minum > 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan

selama 12 hari dengan pengawasan dokter.

Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: mempengaruhi asupan energi

dengan menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; mempengaruhi

penyimpanan energi dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya

orlistat, leptin, octreotide dan metformin; meningkatkan penggunaan energi.

Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas pada anak,

karena efek jangka panjang yang masih belum jelas.

Terapi bedah di indikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi

ini adalah untuk mengurangi asupan makanan atau memperlambat

pengosongan lambung dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi

makanan dengan cara membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir

usus halus. Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang manfaat dan

bahaya terapi ini pada anak.

Pencegahan

17

Pada bayi, pemberian ASI dan penundaan pemberian makanan padat dapat

mencegah terjadinya obesitas. Pemberian susu botol yang lama dan tidak penting sebagai

cara mengatasi bayi rewel atau menangis dapat membina kebiasaan yang menyebabkan

bayi mengharapkan atau mencari makanan kapan saja mengalami frustasi. 7

Pemberian makanan hanya bila ada tanda-tanda lapar pada umur 1 tahun,

hindarkan perkenalan dengan menunjukkan makanan menarik atau memberi resep waktu

makan dengan jam, dan dengan mendidik anak makan kalau lapar, dapat secara efektif

mencegah kelebihan makan dan kegemukan. 7

Pada masa anak-anak awal, pemberian makanan yang sehat, bernutrisi, cemilan

rendah lemak, pembatasan jam menonton TV tidak lebih dari 7 jam per minggu (sudah

termasuk video games dan internet). Pada anak-anak yang sudah lebih besar, diajarkan

memilih makanan yang sehat, bergizi dan membiasakan olahraga. Menghindari

mengemil atau makan ketika menonton. 5

Kebutuhan energi pada: 10

bayi usia 0-3 bulan: (89 X BB[kg] + 75)

bayi usia 4-6 bulan: (89 X BB[kg] + 44)

bayi usia 7-12 bulan: (89 X BB[kg] – 78)

Kebutuhan karbohidrat: 10

bayi usia 0-6 bulan: 60 g/hari

bayi usia 7-12 bulan: 95 g/hari

Kebutuhan lemak: 10

pada usia 1-12 bulan: 30 g/hari (asam lemak esensial sekitar 5 g/hari

Kebutuhan protein: 10

bayi usia 1-6 bulan: 9,1 g/hari

bayi usia 7-12 bulan: 13,5 g/hari

18

Komplikasi

Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida,

LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL-

kolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas

sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5) dengan kadar

insulin. Anak dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai

kadar insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan

33% dengan kadar trigliserida tinggi. Anak obesitas cenderung mengalami

peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita

hipertensi.2

Diabetes Mellitus tipe-2

Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.

Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25%

sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas

19

dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau > persentile ke

99. 2

Obstruktive sleep apnea

Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan

gejala mengorok.5 Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah

dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan

diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi

paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi

penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen

dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur

pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang

faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan

menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak cenderung

mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan

berat badan.2

Gangguan ortopedik

Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik

yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput

femoris yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya

gerakan panggul.2

Pseudotumor serebri

Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial

pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang

menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala,

papil edema, diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas.2

Prognosis

Orang yang menderita obesitas dan kelebihan berat badan pada masa kecil

memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menderita obesitas pada saat dewasa. Individu

20

yang menderita obesitas memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita berbagai penyakit

termasuk kematian yang lebih dini. Menurut “American Obesity Association” anak-anak

yang menderita obesitas pada umur 10-13 tahun memiliki kemungkinan 70% untuk tetap

menderita obesitas sepanjang hidup mereka. Program-program untuk memodifikasi

kelakuan dan gaya hidup dapat membantu contohnya dengan menentukan tujuan hidup

positif, berolahraga lebih sering, dan terapi kelompok dapat membantu anak-anak dan

remaja untuk mengurangi berat badan dengan sukses.11

Kesimpulan

Obesitas pada anak berhubungan dengan banyak faktor. Karenanya dalam

mengatasi masalah obesitas anak perlu kerjasama dari banyak pihak terkait, terutama

dukungan keluarga.

Obesitas pada anak berdampak pada kesehatannya sendiri di masa depan.

Meningkatkan risiko-risiko penyakit seperti: kardiovaskular, diabetes mellitus,

atherosclerosis, dan lainnya.

Secara garis besar ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah

kegemukan pada anak, seperti:

Jangan membuat anak makan ketika dia belum lapar

Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanannya

21

Jangan makan terburu-buru. Karena umumnya akan makan lebih banyak

ketika makan dengan cepat

Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah atau untuk menyenangkan anak

(jangan menawarkan dessert sebagai hadiah karena sudah menghabiskan

makanannya)

Jangan makan di restoran cepat saji lebih dari 1X dalam seminggu

Berikan makanan yang sehat dan bervariasi dengan kalori yang berasal dari

lemak <30%

Pastikan makanan yang dimakan di luar rumah seimbang (tidak berlebihan)

Berikan air putih ketika haus. Bukan minuman bersoda atau minuman manis

lainnya

Batasi jam menonton TV, bermain komputer dan video games

Ajarkan dan temani anak anda untuk aktif secara fisik melalui kegiatan

seperti bersepeda, bermain bola

Ajarkan anak mulai sekarang pola makan dan hidup sehat

Karena metabolisme karbohidrat, lemak dan protein saling terkait, sehingga

penanganan obesitas dalam pengaturan pola makan yang perlu diperhatikan tidak hanya

asupan lemak saja.

Sedangkan penggunaan farmakoterapi maupun bedah, belum sepenuhnya dapat

disetujui penggunaannya dalam mengatasi obesitas terkait dengan penelitian akan

manfaat dan efek sampingnya tehadap anak-anak yang masih terus dilakukan.

22

Referensi

1. WHO. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic, WHO Technical Report Series 2000; 894, Geneva.

2. Obesitas pada anak lgkp : http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf

3. Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokroprawiro, A., Kodyat, BA. Kegemukan, Obesitas dan Penyakit Degeneratif: Epidemiologi dan Strategi Penanggulangannya, Dalam: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, hal. 787 – 808.

4. Heird, W.C. Parental Feeding Behavior and Children’s Fat Mass. Am J Clin Nutr, 2002; 75: 451 – 452.

5. Sjarif R D. Obesitas pada anak dan permasalahannya dalam Hot Topics in Pediatrics II. Jakarta, 18-22 Februari 2002.

6. Anderson, Douglas. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC. 2004

7. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol I. Jakarta: EGC. 1996: Bagian VI: 214-218.

23

8. Donohoue AP: Obesity in Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB: Nelson Textbook of Pediatrics 17th Ed. Philadelphia: Elsevier, 2004; 43: 173-177.

9. Hassan R, Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1985: 214-218.

10. Wardlaw, Hampl, DiSilvestro. Perspectives in Nutrition 6th Ed. New York: McGraw-Hill Company. 2004: Chapter 17.

11. Obesity : http://www.healthofchildren.com/N-O/Obesity.html

24