20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (1947) Sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan. konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994): 1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. 2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. 3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri

pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

memnuhi tugas ekologi pangan dan gizi PBJL semester 5

Citation preview

Page 1: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (1947) Sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan

yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas

dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO tentang sehat

mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan.

konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan

eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka

kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-

unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan

bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat

merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual,

spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)

dalam mempertahankan kesehatannya.

Dalam kehidupan sehari – hari terdapat banyak faktor yang mempenaruhi

dibidang kesehatan salah satunya adalah hubungan perilaku dan

lingkungan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi unsur yang

tidak dapat dipisahkan merupan pendidikan di bidang keseahatan kepada

masyarakat. Dengan adanya pendidikan dibidang kesehatan diharapkan

masyarakat dapat menegetahui dan belajar lalu menerapkan perinsip hidup

sehat didalam kehidupannya.

Page 2: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau

perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada

individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai

kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi menjadi mampu

mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri.

Dalam proses belajar, pengetahuan seseorang akan diterima dengan

melibatkan semua panca indra. Semakin banyak panca indra yang dilibatkan

dalam menerima sesuatu, semakin kompleks pengetahuan yang didapatkan.

Pendidikan Kesehatan

Promosi Kesehatan juga mencakup Pendidikan Kesehatan, karena

essensi promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat. Sedangkan

pemberdayaan adalah upaya untuk membuat daya sehingga mampu

memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Untuk itu tentu

diperlukan upaya untuk merubah,menumbuhkan atau mengembangkan

perilaku positif. Hal ini merupakan bidanggarapan utama pendidikan

kesehatan.Pendidikan kesehatan dianggap sebagai komponen promosi

kesehatan(Kolbe, 1988. De Leeuw, 1989, Schmidt dkk, 1990, Kok dkk,

1990). Menurut Tones dalam De Leeuw (1989), pendidikan kesehatan

berfungsi membangkitkan keinsyafan dalam masyarakat tentang aspek-

aspek kerugian kesehatan lingkungandan sumber-sumber social penyakit,

yang secara ideal diikuti oleh keterlibatanmasyarakat dengan giat.

Pendidikan Kesehatan berusaha membantu orang-orang mengontrol

kesehatan mereka sendiri dengan mempengaruhi, memungkinkan dan

menguatkan keputusan atau tindakan sesuai dengan nilai dan tujuan

mereka sendiri. Kok dkk (1990), mengungkapkan bahwa Pendidikan

Kesehatan berdasarkan motivasi, dengan mengubah 3 faktor penentu

perilaku yaitu sikap, pengaruh social,dan kemampuan lewat komunikasi.

Contoh : berkaitan dengan berhenti merokok,mereka meyakinkan orang

tentang resiko merokok pasif demi kesehatan rekan-rekannya (sikap),

membantu pada rekan-rekannya mengorganisir dukungan socialuntuk

berhenti merokok (pengaruh social), dan mereka memberi orang-

Page 3: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

orangtersebut cara mengatasi keinginan kuat. Hal ini menunjukkan, dalam

rangkamencapai kesehatan telah melebar dari pendidikan kesehatan yang

tradisional, yang berorientasi pada kegiatan pemberian informasi kearah

perubahan perilaku dansikap perorangan.

Dalam konsepsi Promosi kesehatan, Pendidikan Kesehatan

merupakan factor yang amat penting. Pendidikan Kesehatan menunjuk pada

setiap gabungan pengalaman belajar yang dipolakan untuk memudahkan

penyesuaian-penyesuaian perilaku secara sukarela yang memperbaiki

kesehatan pada individu. Dari beberapa hasil penelitian, membuktikan

bahwa pendidikan tidaklah cukup, tetapi seharusnya dipandang sebagai

bagian program promosi kesehatan yang lebih luas.

Pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program-program

kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya hal ini tidak didukung

oleh kenyataan. Artinya dalam program-program pelayanan kesehatan kurang

melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu mungkin telah

melibatkan pendidikan kesehatan tetapi kurang memberikan bobot.

Pendidikan kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil.

Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa

manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang

benar karena pendidikan adalah merupakan 'behavioral investment' jangka

panjang. Hasil investment pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa

tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan

kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan

masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan

berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan. Pengetahuan kesehatan

akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah

(intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku

kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan

masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini

berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan

yang dapat langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap

penurunan kesakitan.

1. Peranan Pendidikan Kesehatan

Page 4: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status

kesehatan mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika

Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Blum menyimpulkan

bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status

kesehatan. Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil

nomor 2, pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling

kecil terhadap status kesehatan. Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan

bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yaitu

faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang

mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau

mendorong (reinforcing factors). Oleh sebab itu pendidikan kesehatan

sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor

pokok tersebut.

Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan

adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu,

kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan

perkataan lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan

kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan

tuntutan nilai-nilai kesehatan.

2. Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah adalah suatu penerapan konsep

pendidikan di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan

kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh

sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang

diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu

proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses

pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,

lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.

Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk

sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam

masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai

kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan

sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok

Page 5: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses

belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang

dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan

sesuatu. Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar

saja, misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat

berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses belajar tetapi karena proses

kematangan. Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar

itu mempunyai ciri-ciri : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan

perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang

belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar adalah

bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku

untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi

karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan. Bertitik tolak dari konsep

pendidikan tersebut maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses

belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-

nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah

kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya. Berangkat dari

konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah, pendidikan kesehatan

didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu,

kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku)nya /

mereka untuk mencapai kesehatannya / kesehatan mereka secara optimal.

Disamping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli

pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang

pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan konsep mereka

masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang sering dijadikan

acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO dan lain

sebagainya. \

3. Proses Pendidikan Kesehatan

Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan

adalah proses belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat 3 persoalan pokok,

yakni persoalan masukan (input), proses dan persoalan keluaran (output).

Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut

Page 6: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok, atau masyarakat

yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. Persoalan

proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan

(perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi

perubahan timbal balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar,

pengajar (pendidik atau fasilitator), metode & teknik belajar, alat bantu belajar,

dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran adalah

merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan

perilaku dari subjek belajar. Beberapa ahli pendidikan mengelompokkan

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ke dalam 4 kelompok besar,

yakni faktor materi (bahan belajar), lingkungan, instrumental dan subjek

belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti

perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software)

seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya. Dalam

pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat berupa individu, kelompok atau

masyarakat.

Model Precede-Proceed

Model yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991) pada

tahun 1980, merupakan model yang paling cocok diterapkan

dalamperencanaan dan evaluasi promosi kesehatan, yang dikenal

denganmodel PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling Causes

inEducational Diagnosis and Evaluation ). PRECEDE merupakan

kerangkauntuk membantu perencanaan mengenal masalah, mulai dari

kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program. Pada tahun 1991,

model inidisempurnakan menjadi model PRECEDE-PROCEEDE.

PROCEEDE merupakan singkatan dari Policy, Regulatory, and

OrganizationalContructs in Educational and environmental Development.

Dalam aplikasinya, PRECEDE-PROCEED dilakukan bersama-sama

dalamproses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. PRECEDE

digunakanpada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan

program,sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan

kriteriakebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi. Menurut Schmidt dkk. (1990),

Page 7: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

model ini paling banyak diterima dan telah berhasil diterapkan

dalamperencanaan program-program komprehensif dalam banyak

susunanyang berlainan, serta model ini dianggap lebih berorientasi praktis.

Page 8: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Perilakuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu................................

.

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas

organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya

adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku

manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan,

berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti

berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Skinner

( 1933 ) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hubungan antara

perangsang (stimulus) dan respon. Ia membedakan adanya dua stimulus :

1. Respondent response atau reflektife response ialah respon yang

ditimbulkan oleh rangsangan tertentu Perangsang semacam ini disebut

elicting stimuli karena menimbulkan respon yang relatif tetap misalnya

makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat

menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka

merah karena marah dan lain sebagainya.

2. Operant response atau instrumental response ialah respon yang timbul

dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang

semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang

tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh

sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat perilaku yang sudah

dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah

melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia

akan lebih giat belajar atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut.

Dengan kata lain respon yang diberikannya akan lebih intensif dan kuat.

Di dalam kehidupan sehari – hari respon yang pertama sangat terbatas

keberadaanya hal ini disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan

respon sehingga kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil, bahkan

hampir tidak mungkin. Sebaliknya respon yang kedua merupakan bagian

besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasinya

sangat besar.

Bentuk Perilaku

Page 9: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme

terhadap rangsangan tertentu dari luar subyek. Respon ini berbentuk dua

macam yaitu :

1. Bentuk pasif atau covert behaviour adalah respon internal yang terjadi di

dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain,

misalnya berpikir, tanggapan, sikap atau pengetahuan. Misalnya seorang ibu

yang tahu bahwa membawa anak untuk diimunisasi dapat mencegah

penyakit tertentu akan tetapi dia tidak membawa anaknya ke puskesmas

atau posyandu.

2. Bentuk aktif atau overt behaviour , apabila perilaku ini jelas bisa dilihat.

Misalnya pada contoh di atas si ibu membawa anaknya ke posyandu atau

puskesmas untuk diimunisasi.

Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku

kesehatan mencakup :

1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia

merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan

penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat

pencegahan penyakit.

• Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.

• Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk

mencegah malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak

menularkan penyakit kepada orang lain.

• Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha

mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau

pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.

• Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari

penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa

pemulihan.

Page 10: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

1. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup

respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan

dan obat – obat.

2. Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan,

persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang

terkandung di dalamnya., pengelolaan makanan dan lain sebagainya

sehubungan dengan tubuh kita.

3. Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap

lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup

perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.

Faktor Penentu ( Determinan ) Perilaku Perilaku kesehatan seperti halnya

perilaku pada umumnya melibatkan banyak faktor. Menurut Lawrence Green

( 1980 ) kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal

pokok yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu

sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

• Faktor pembawa ( predisposing factor ) didalamnya termasuk

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan lain

sebagainya

• Faktor pendukung ( enabling factor ) yang terwujut dalam lingkungan fisik,

sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.

• Faktor pendorong ( reinforcing factor ) yang terwujut di dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang

semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Dari faktor – faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau

masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,

kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu

ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas kesehatan juga

mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan

karena dia memang belum tahu manfaat imunisasi ( predisposing

factor ),.atau karena jarak posyandu dan puskesmas yang jauh dari

rumahnya ( enabling factor ) sebab lain bisa jadi karena tokoh masyarakat di

wilayahnya tidak mau mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factor )

Page 11: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku

secara umum tergantung faktor intern ( dari dalam individu ) dan faktor

ekstern ( dari luar individu ) yang saling memperkuat . Maka sudah

selayaknya kalau kita ingin merubah perilaku kita harus memperhatikan

faktor – faktor tersebut di atas.

Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan

dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari

pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang

program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya

sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour.

Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha

yang konkrit dan positip. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan

perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian

1. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia

mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan –

peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara

ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak

berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran

sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata

rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa

tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar

yang kurang terawat.

2. Pemberian informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan

kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan

pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi

menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang

dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi

perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.

3. Diskusi partisipatif

Page 12: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian

informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif.

Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga

ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya.

Cara ini memakan waktu yang lebihlama dibanding cara kedua ataupun

pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan

lebihmantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih

mantap.

Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan

terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan,

propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk

mewujutkan perubahan

yang langgeng.

Page 13: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang
Page 14: pendahuluan tugas PBJL sistem pangan dan gizi industri catering di tembalang

Daftar Pustaka

1. Anonim , Paradigma Sehat menuju Indonesia Sehat 2010, Departemen

Kesehatan RI, 1999

2. Anonim, Pengelolaan Yang Berkesinambungan Dalam Program

Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi, IRC/Unicef/ Yayasan Dian Desa.

3. Boot,Marieke T, Aduk Saja Dengan Lembut , IRC, Delft, Netherlands,

1991

4. Curtis, Valerie & Bernadette Kanki, Bersih, Sehat Dan Sejahtera :

Bagaimana Menyusun Program Promosi Higiene, Unicef/WHO/Yayasan

Dian Desa

5. Notoatmodjo, Soekidjo, Pengantar Perilaku Kesehatan, FKM-UI, Jakarta,

1990