Upload
others
View
10
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020.
78
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PAKAN IKAN NILA BERBASIS
BAHAN BAKU LOKAL DI KELURAHAN KABONENA KOTA PALU
Muhammad Safir 1, Novalina Serdiati
2, Desiana Trisnawati Tobigo
3, Kasim Mansyur
4
1,2,3,4 Jurusan Akuakultur Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako
Email : [email protected]
Article History:
Received : 01-10-2020
Revised : 10-10-2020
Accepted : 30-10-2020
Abstrak : Salah satu permasalahan dalam kegiatan
budidaya ikan adalah meningkatnya harga pakan
komersial sehingga biaya produksi ikut meningkat. Satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah penggunaan pakan mandiri berbahan
baku lokal. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
keterampilan kepada petani ikan di wilayah Kelurahan
Kabonena Kota Palu dalam memproduksi pakan secara
mandiri. Tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
meliputi koordinasi tim dan persiapan, pembekalan
melalui pemberian materi (pengenalan bahan baku lokal
cara menyusun formulasi pakan, proses dalam pembuatan
pakan mencakup penimbangan, pencampuran,
pengukusan, pencetakan dan pengeringan) dan praktik
pembuatan pakan. Dalam tahap pembekalan melalui
presentasi dan pelaksanaan pembuatan pakan secara
partisipatif, dimana antusias keingintahuan peserta
sangat tinggi. Hasil pelaksanaan kegiatan ini memberikan
pengetahuan bagi kelompok pembudidaya dalam meramu
dan membuat pakan berbahan baku lokal. Bahan baku
lokal sebagai penghasil protein seperti tepung limbah
ikan pasar, ikan tembang serta sebagai sumber
karbohidrat seperti tepung dedak dan tepung jagung
tersedia cukup melimpah dan potensial menjadi bahan
baku pakan. Kesimpulan, masyarakat telah mengetahui
dan memahami cara membuat pakan mandiri dengan
bahan baku lokal yang tersedia.
Keywords : bahan baku lokal, limbah ikan, dedak, pakan buatan
Pendahuluan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki
potensi untuk dikembangkan. Selain pemeliharaannya yang relatif mudah, pertumbuhan dan
perkembangannya yang tergolong cepat, serta memiliki tingkat toleransi yang cukup tinggi
terhadap perubahan lingkungan yang lebar (Belton et al. 2009). Selain itu, ikan nila (O.
niloticus) memiliki nilai jual yang tinggi. Ikan Nila di pasar lokal (Kota Palu) dengan ukuran
200-350 gram per ekor memiliki harga beli sekitar Rp.35.000,- Rp.40.000 per kg (Hasil
Observasi di pasar Kota Palu). Hal ini tentunya menjadi peluang bagi masyarakat khususnya
di wilayah Palu dan Sigi dalam mengembangkan kegiatan budidaya ikan nila.
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020
79
Namun demikian, dalam melakukan pemeliharaan ikan nila dengan target produksi,
pakan buatan menjadi suatu komponen yang sangat penting dan termahal (Suprayudi, 2010).
Hal ini disebabkan, sumber utama nutrien untuk pertumbuhan ikan berasal dari pakan.
Hingga saat ini, para pelaku pembudidaya ikan nila masih mengandalkan pakan komersial.
Pada lain hal, harga pakan komersial di pasaran selalu mengalami peningkatan yang
signifikan. Kondisi ini tentunya berdampak secara langsung pada tingginya biaya produksi
dalam pemeliharaan ikan nila sehingga profit keuntungan yang diperoleh menjadi rendah
(Safir, 2018b). Hal ini juga akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat sehingga
pelaku usaha mengalami kendala dalam pemasaran serta perekonomian daerah akan menjadi
lambat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi biaya pakan yang tinggi dalam
kegiatan budidaya yakni penggunaan pakan buatan berbahan baku lokal non-ekonomis
(Utomo & Hermawan, 2018). Konsep dari penggunaan pakan berbahan baku lokal yakni
bahan yang digunakan adalah bahan yang tersedia secara lokal baik jumlah, kualitas maupun
harganya (non-ekonomis). Berdasarkan hasil proksimat yang telah kami lakukan pada
beberapa bahan baku yang cukup melimpah dan memiliki kandungan nutrien seperti protein
(P) dan karbohidrat (KH) yang terdapat di wilayah palu dan sekitarnya seperti tepung dedak
(P: 14% & KH: 39%), tepung jagung (P: 14% & KH: 65%), tepung ikan tembang (P: 49%
dan KH: 5%) dan limbah ikan pasar (P: 40% & KH: 20%). Keberadaan bahan baku tersebut
hingga kini belum dimanfaatkan dengan optimal oleh pembudidaya ikan nila karena
keterbatasan pengetahuan dalam pengolahannya menjadi pakan. Oleh karena itu,
pendampingan dalam kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada petani
ikan di wilayah Kelurahan Kabonena, Kota Palu dalam memproduksi pakan secara mandiri.
Terlaksananya kegiatan ini diharapkan para pelaku pembudidaya ikan tidak lagi
ketergantungan dengan pakan komersial sehingga keberlanjutan dari kegiatan perikanan
(pembesaran ikan) tetap terlaksana.
Metode
Waktu dan Tempat
Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada bulan Agustus Tahun 2020, bertempat di
rumah ketua kelompok pembudidaya ikan nila (Kelompok Puenjidi), Kelurahan Kabonena,
Kecamatan Ulujadi, Kota Palau, Sulawesi Tengah.
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020
80
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian disajikan pada Tabel 1.
berikut :
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian
No. Nama Bahan No. Nama Bahan
1 Alat pencetak pakan 1 Tepung ikan tembang
2 Baskom 2 Tepung limbah ikan pasar
3 Alat kukus bahan (1 set) 3 Tepung dedak
4 Timbangan 4 Tepung jagung
5 Alat penjemur pakan 5 Minyak nabati
6 Kain pengukus 6 Vitamin dan mineral mix
7 Alat tulis 7 Tepung tapioka
8 Infocus, Laptop, kabel rol 8. Air hangat
Prosedur Pelaksanaan
Rangkaian pelaksanaan pendampingan pembuatan pakan yang dilakukan dimulai dari
pesiapan dan koordinasi tim, pembekalan materi kepada peserta melalui presentasi dan
pembuatan pakan. Persiapan dan koordinasi tim, di mulai sebelum pelaksanaan kegiatan di
lapangan dalam rangka memastikan kesiapan pelaksanaan. Sedangkan pembekalan dilakukan
dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada kelompok pembudidaya ikan selaku
peserta kegiatan tentang jenis bahan baku yang potensial sebagai bahan baku pembuatan
pakan, tata cara menyusun formulasi dan pembuatan pakan mulai dari pengadaan bahan baku
hingga pengepakan pakan. Selanjutnya adalah praktik pembuatan pakan yang dilakukan
secara partisipatif oleh anggota kelompok yang secara langsung didampingi dan dibimbing
oleh tim pengabdi.
Hasil dan Pembahasan
A. Koordinasi dan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
Persiapan dilaksanakan mencakup semua kebutuhan dalam pelaksanaan baik
administrasi tim, kesiapan tim, metode pelaksanaan, dan bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pengabdian di lapangan. Selain itu, sehari sebelum pelaksanaan kegiatan telah
dilakukan koordinasi tim dengan ketua kelompok secara langsung dan tidak langsung terkait
kesiapan kelompok sebagai peserta dalam pengabdian (Gambar 1).
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020
81
Gambar 1. Persiapan dan koordinasi tim dengan ketua kelompok pembudidaya
B. Pembekalan Mengenai Pembuatan Pakan
Pembekalan kepada peserta kegiatan pengabdian dilakukan hingga peserta memahami
dengan baik apa yang disampaikan. Pembekalan dilakukan dengan metode presentasi, dan
diskusi interaktif. Pokok bahasan dalam pembekalan meliputi prinsip-prinsip pemilihan jenis
bahan baku pakan, cara pengolahan bahan baku (khusus untuk bahan baku hewani termasuk
limbah ikan dilakukan pengukusan sebelum dikeringkan), cara menyusun formulasi pakan
(Tabel 2). Selain itu, dalam materi ini juga disampaikan terkait prosedur dalam pembuatan
pakan secara sekilas, dan secara detailnya disampaikan bersamaan dengan praktik pembuatan
pakan. Kegiatan pembekalan dilakukan seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2.
Proses pembekalan dalam kegiatan; a) pemaparan materi, b) jenis bahan baku pakan
lokal; c) pengukusan limbah ikan pasar sebelum pengeringan, d) limbah ikan pasar setelah
dikeringkan.
a b
c d
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020
82
Hasil formulasi pakan yang telah disusun dan digunakan dalam pelaksanaan
pengabdian untuk pembuatan pakan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2. berikut:
No. Bahan Baku Pakan (%) Kadar Protein Pakan
30 %
1 Tepung Ikan Sarden 18, 0
2 Limbah Pasar Ikan 35,0
3 Tepung Kedelai 14,0
4 Tepung Dedak 10,0
5 Tepung Jagung 15,0
6 Minyak Nabati 3,0
7 Tepung Tapioka 2,0
8 Vitamin & mineral mix 2,0
Total 100,0
Target GE(kkal/kg) 3008,34
C/P 10,47
C. Teknis Pembuatan Pakan
1) Penimbangan Bahan Baku pakan
Proses penimbangan bahan baku pakan dilakukan setelah bahan baku digiling (bentuk
halus) dan di ayak. Jumlah bahan yang ditimbang disesuaikan pada persentase dari formulasi
yang telah disusun (Tabel 2.). Proses penimbangan dilakukan oleh peserta dalam pengabdian
(Gambar 3). Prinsip dasar yang diterapkan dalam penimbangan adalah tidak melebihkan
ataupun mengurangi jumlah bahan yang ditimbang. Hal ini bertujuan untuk menghindari
ketidak sesuaian target kadar protein yang di inginkan.
Gambar 3. Penimbangan bahan baku pakan dalam kegiatan
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020
83
2) Pencampuran Bahan Baku Pakan
Proses pencampuran dilaksanakan setelah penimbangan. Pencampuran dilaksanakan
oleh peserta berdasarkan arahan dari tim pengabdi (Gambar 4). Prinsip dalam pencampuran
adalah dari persentase yang terendah ke yang lebih tinggi terkecuali vitamin dan mineral
yang ditambahkan setelah proses pengukusan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kerusakan dari vitamin akibat suhu yang tinggi saat proses pengukusan.
Gambar 4.
Pencampuran bahan baku pakan
3) Pengukusan Adonan Pakan
Pengukusan campuran bahan untuk pakan ikan dilakukan sebelum ditambahkan air.
Pengukusan bertujuan untuk mengurangi kadar zat anti-nutrisi dalam bahan baku pakan
khususnya dari bahan baku nabati. Selain itu, pengukusan bertujuan untuk meningkatkan
aroma, warna dan kecernaan pakan (Safir, 2018a). Pengukusan dilakukan dengan cara,
adonan dibungkus dengan kain dan dimasukkan dalam wadah pengukus (panci). Lama waktu
pengukusan dilakukan selama 30 menit dengan suhu ±60 °C.
Gambar 5. Pengukusan bahan pakan
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020
84
4) Pencetakan dan Pengeringan Pakan
Setelah proses pengukusan selesai, selanjutnya adonan dicampurkan dengan air
sebanyak 40% yang sebelumnya telah dicampurkan dengan vitamin dan mineral.
Pencampuran dilakukan secara perlahan (sedikit demi sedikit). Setelah bahan adonan
tercampur merata yang ditandai dengan terbentuknya kepalan jika adonan dikepal dan tidak
terhambur jika kepalan adonan di tekan. Proses pencetakan pakan oleh peserta pengabdian
disajikan dalam (Gambar 6). Setelah pakan tercetak, dilakukan pengeringan pakan. Metode
pengeringan pakan dilakukan yakni secara manual (menggunakan sinar matahari) (Gambar
6). Pakan hasil kegiatan pengabdian ini memiliki aroma yang khas, dan tampilan secara fisik
tergolong bagus. Hal ini disebabkan kondisi fisik bahan tergolong berkualitas serta langkah-
langkah dalam pembuatan pakan dilakukan secara sempurna.
Gambar 6.
Pencetakan dan pengeringan pakan; a) pencampuran air yang telah diberi vitamin dan mineral
dan pengepalan adonan pakan pasca pengukusan, b) pencetakan adonan pakan, c-d)
pengeringan pakan sebagai produk pengabdian.
a b
c d
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3, No. 2, Bulan Oktober, 2020
85
Kesimpulan
Bahan baku lokal untuk pembuatan pakan seperti tepung limbah ikan pasar, ikan
tembang, dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani dalam pakan. Bahan baku lokal
seperti tepung dedak dan tepung jagung dapat menjadi sumber karbohidrat yang murah untuk
pembuatan pakan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini sangat bermanfaat bagi kelompok
pembudidaya ikan khususnya dalam situasi harga pakan komersial yang semakin meningkat
harganya.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Fakultas Peternakan dan Perikanan Atas
dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Pengabdian Tahun 2020.
Daftar Referensi
Belton B, Turongruang D, Bhujel R, Little DC. 2009. The history, status, and future
prospects of monosex tilapia culture in Thailand. Aquaculture Asia Magazine 16-19.
Safir. 2018a. Peningkatan Kecernaan Pakan Pada Ikan Nila Oreochromis niloticus Melalui
Pengukusan Bahan Baku. Journal of Blue Oceanic, Vol. 1(2):42-50.
Safir M. 2018b. Respons Fisiologis dan Biokimia Ikan Nila Hasil Sex reversal, Diberi Pakan
Kadar Protein Berbeda dan Diperkaya dengan Hormon Pertumbuhan. [Disertasi].
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.77 hal.
Suprayudi M.A. 2010. Bahan Baku Pakan Lokal. Tantangan dan Harapan Akuakultur
Indonesia. Abstrak. Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur III. IPB
International Convention Center, Bogor, Oktober 2010, p.31.
Utomo NBP dan Hermawan I. 2018. Standar Prosedur Operasional Aplikasi Teknik Least
Cost Formulation (LCF) Untuk Produksi Pakan Ikan Patin Skala Kecil. STP Press,
Jakarta 58 hal.