Upload
george-rudy
View
250
Download
50
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pendekatan dan Metodologi
Citation preview
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 40 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
1. UMUM
Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian
dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan
dalam suatu langkah-langkah pendekatan permasalahan dan aplikasi
metode paling efektif sehubungan dengan pelaksanaan layanan jasa pada
proyek termaksud.
Pendekatan dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut telah
disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan
jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing
tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan
Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya
untuk melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat
memberikan hasil yang terbaik.
Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek dan
berusaha dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek.
Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan
senantiasa membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik
penjadwalan kegiatan untuk mendapatkan penghematan waktu.
Senantiasa berorientasi pada pelaksanaan program pengawasan
jaminan mutu secara efektif.
Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak
kontraktor dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan
pekerjaan dan pendaya-gunakan struktur organisasinya.
Uraian tentang pendekatan dan metodologi berkaitan dengan layanan
jasa konsultan yang digunakan pada proyek ini secara jelas dipaparkan
dalam sub bab berikut ini.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 41 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
2. Tahap Supervisi Konstruksi
2.1. U m u m
Berdasarkan Kerangka Acuan Tugas, Lokasi proyek yang akan dilakukan
supervisi adalah Pembangunan jembatan S. Pangkajene K., Pemeliharaan
Jalan Pangkajene K. Maros, Pembangunan Jalan Pakkae Pangkajene K.
Memiliki lokasi dan rencana waktu yang disiapkan selama waktu 5 (lima)
bulan dapat diprediksi bahwa :
a. Lalu lintas yang akan melalui jalan ini adalah jalan dengan kategori lalu
lintas yang berat.
b. Pekerjaan yang dilakukan bukan overlay langsung, (sebagian tergolong
pekerjaan dengan kategori pembangunan, dan sebagian lagi tergolong
kategori pemeliharaan).
Dengan demikian, maka sistem pengawasan dan supervisi konstruksi
menjadi hal yang sangat penting sehingga diperlukan suatu wadah
organisasi yang memadai dalam melakukan monitor terhadap segala
aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga proyek ini dapat selesai tepat
waktu, tepat mutu dan tepat biaya.
Untuk memenuhi target di atas, kami telah menyiapkan program kerja dan
menyusun satu tim memadai dalam jumlah dan kualitas yang terdiri dari
tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan pada usulan teknik ini pada
point lainnya.
Dalam hal ini, kami yakin sepenuhnya bahwa jasa-jasa konstruksi yang
akan kami berikan dapat menambah satu bagian dalam hal penanganan
pekerjaan pembangunan jalan yang dapat diandalkan menjadi Jalan
Nasional atau Jalan Propinsi serta jalan penghubung di Daerah-Daerah
yang bersangkutan.
Pada prinsipnya, Konsultan lebih mengutamakan hal-hal yang berkaitan
langsung dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut :
Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 42 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
pelaksanaan Dokumen Kontrak baik fisik maupun administrasi teknis
yang tentunya dapat dipahami oleh kontraktor. Kegiatan ini
dilakukan diawali dari Pre Construction Meeting ( Rapat Pendahuluan )
dan aktivitas lain pada masa mobilisasi.
Mengarahkan kontraktor untuk melakukan survei detail dan
inventarisasi lapangan kemudian melakukan rekayasa lapangan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan lapangan. Hasil rekayasa lapangan di
konsultasikan dengan Pelaksana/kepala SNVT. Item pekerjaan yang
dapat dilaksanakan disesuaikan dengan dana yang tersedia dengan
melakukan optimalisasi.
Mengarahkan kontraktor dalam persiapan metode pelaksanaan untuk
semua kegiatan pekerjaan dan membantu membuat revisi bila
memerlukan peningkatan metode tersebut.
Mengarahkan kontraktor untuk merencanakan dan menyusun jadual
pelaksanaan pekerjaan.
Bekerjasama dengan kontraktor dalam optimalisasi hasil kerja dari
tenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya.
Senantiasa melakukan monitoring persediaan material dan peralatan
yang memadai selama pelaksanaan.
Melakukan pengujian lapangan baik untuk pengujian tanah
maupun material lainnya dengan tujuan utama adalah tercapainya
program jaminan mutu.
Secara periodik mengadakan Rapat Mingguan dengan pihak kontraktor
guna membahas semua kegiatan pekerjaan, terutama mengenai
langkah-langkah yang diperlukan untuk peningkatan dan efisiensi
pelaksanaan di lapangan. Juga untuk membahas secara detail dan
menyelesaikan setiap masalah yang timbul, kaitan dengan pengawasan
mutu dan kemajuan pekerjaan.
Menyusun suatu metode yang menjamin, sehingga gambar kerja
kontraktor tidak terlambat dalam proses sejak pembuatan dan koreksi
hingga mendapat persetujuan.
Menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan program,
termasuk gambar rencana dan spesifikasinya.
Membimbing kontraktor agar dapat memproduksi aggregat dengan
mutu sesuai spesifikasi yang telah disyaratkan.
Memeriksa dan menandatangani sertifikat pembayaran Bulanan
Kontraktor, sehingga penerimaan pembayaran dapat tepat pada
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 43 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
waktunya, tanpa mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya.
Membuat laporan kepada Direksi secara lengkap dan kontinyu tentang
segala kemajuan pekerjaan melalui surat menyurat dan laporan
kemajuan pekerjaan bulanan.
Mengadakan rapat koordinasi sebulan sekali (yang harus dihadiri
oleh staf utama dari Direksi dan Konsultan serta Kontraktor) untuk
membahas dan memecahkan masalah penting yang terjadi selama
pelaksanaan proyek.
Senantiasa menjalin hubungan secara harmonis dengan orang yang
terlibat pada proyek ini.
Dari uraian di atas, Konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan
berjalan lancar dengan hasil pekerjaan yang baik dan proyek akan
selesai tepat pada waktunya.
Penjelasan tentang rencana usulan supervisi akan diuraikan dalam sub
bab berikut ini.
2.2. Pekerjaan Persiapan
Apabila Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kontraktor atau surat resmi
lainnya, yang menyatakan bahwa kontraktor sudah bisa memulai
pekerjaan maka harus segera dilakukan langkah-langkah untuk
memulai pekerjaan persiapan sebagai tahap pelaksanaan supervisi
konstruksi, antara lain :
a. Atas persetujuan SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan
Jembatan melakukan mobilisasi personil dan peralatan termasuk
menyediakan kantor proyek dan perlengkapannya serta alat
transportasi.
b. Menyiapkan blanko standar dan membuat format laporan yang akan
digunakan selama pelaksanaan supervisi konstruksi (laporan
Inspector, laporan pengujian tanah dan bahan, blanko pengecekan
topo-survey, blanko pengukuran volume pekerjaan, blanko
persetujuan request, surat menyurat antar instansi, blanko rekaman
pengiriman dan pemakaian peralatan/kendaraan dan lain-lain).
c. Mengikuti atau memfasilitasi terlaksananya Pre Construction Meeting
untuk mendapatkan kesepakatan mengenai paling tidak 4 hal sebagai
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 44 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
berikut :
Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal DOKUMEN KONTRAK
menyangkut:
Variasi pekerjaan (Pekerjaan tambah kurang)
Termination atau for feiture
Mobilisasi
Pemeliharaan dan pengenadalian lalu lintas
Sub letting/ sub kontraktor
Asuransi
Dan lain-lain yang dianggap perlu:
Kesepakatan tentang tata cara dan proses administrasi,
menyangkut :
Request, approval & examination of works.
Extension time for completion
Drawing/gambar
MC & Eskalasi
PHO dan FHO
Addendum kontrak
Dan lain-lain yang dianggap perlu
Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan
pekerjaan utama (Major item)
Kemungkinan adanya perubahan komposisi/jumlah peralatan atau
urutan kegiatan pekerjaan yang telah dituangkan kedalam program
mobilisasi dan jadwal konstruksi yang telah disepakati menjelang
penandatanganan kontrak.
Hasil-hasil Pre Construction Meeting dituangkan dalam bentuk Berita
Acara yang ditandatangani bersama oleh : Pekalsana SNVT, Ketua
SNVT, Konsultan Supervisi dan General Superintendent kontraktor.
d. Hal-hal penting lainnya harus dilakukan oleh konsultan pada tahap
awal pekerjaan adalah pengkajian ulang secara terinci dan evaluasi
data yang telah ada seperti standar perencanaan, rencana
spesifikasi, surat keterangan material, persyaratan kontrak, rencana
aggaran biaya, rencana kerja, dan lain-lain. Hal ini bermanfaat untuk
menghilangkan keraguan atau mengoreksi kesalahan yang dapat
ditemukan serta dapat mengurangi biaya proyek dan menghemat
waktu pelaksanaan dengan pertimbangan yang dapat diterima secara
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 45 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
teknis. Dalam Kerangka Acuan Kerja butir 1.4. telah dikemukakan
bahwa studi terdahulu atas jalan yang akan dikerjakan ini belum ada,
sehingga akan dikoordinasikan dengan Pelaksana/Kepala SNVT untuk
melakukan rekayasa lapangan dan selanjutnya kaji ulang perencanaan
sesuai dengan tingkat dan prosedur baku yang sudah ada. Produk Kaji
Ulang perencanaan akan diselesaikan dalam priode mobilisasi,
sehingga tidak menghambat aktivitas kontraktor dalam tahapan
konstruksi selanjutnya. Untuk proyek pendek (non multy years), kaji
ulang harus selesai dalam waktu 1 bulan setelah Site Take Over, dan
dilakukan Contract Change Order oleh Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak kemudian dibuatkan Amandemen Kontrak.
2.3. Pengaturan Lalu Lintas
1. U m u m
Arus lalu lintas selama periode konstruksi tentu akan terganggu.
Hal ini tidak dapat dihindari, sebagai akibat pengoperasian alat berat
sepanjang jalur lalu lintas dan lokasi pekerjaan konstruksi. Untuk itu
disarankan agar menjaga kelancaran arus lalu lintas selama
pelaksanaan konstruksi dan konsultan akan mengusulkan metode
pelaksanaan pekerjaan sehingga kemacetan arus lalu lintas selama
konstruksi dapat dihindari.
2. Usulan Pengaturan Lalu Lintas
Konsultan akan mengusulkan pengaturan lalu lintas dengan
pertimbangan secara matang dan teliti untuk meminimalkan
gangguan lalu lintas dan ketidaknyamanan yang dialami oleh
masyarakat. Dengan demikian konsultan juga percaya bahwa dalam
penyusunan rencana pelaksanaan konstruksi telah menjadi bagian
pertimbangan dalam hal ini.
Sebagai tambahan, rencana secara terinci dalam pengawasan dan
pengaturan lalu lintas harus disusun sebagai berikut :
Selama tahap mobilisasi dan sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor
harus menyiapkan rencana detail tentang metode yang terbaik untuk
pengawasan dan pengaturan lalu lintas selama setiap tahap periode
konstruksi. Rencana tersebut harus meliputi semua kemungkinan
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 46 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
metode pengawasan dan pengaturan lalu lintas.
Setelah Kontraktor merumuskan rencana awal, maka harus
mengadakan rapat konsultasi dengan pihak konsultan, Proyek Manajer
dan wakil dari instansi lain yang terkait secara langsung guna
membahas seluruh aspek perencanaan dan memutuskan metode
yang paling efektif yang akan digunakan dalam pengawasan dan
pengaturan lalu lintas.
Selain itu, konsultan juga akan melakukan koordinasi dengan
kontraktor mengenai pemanfaatan jalan kerja agar tetap dapat
terpelihara.
Setelah rencana kontraktor tersebut sudah disiapkan, maka harus
diperiksa oleh konsultan (terkait dengan wakil dari instansi yang
menghadiri rapat). Setiap perubahan dan tambahan akan dikembalikan.
Setelah disetujui, maka disajikan menjadi rencana bagian pengawasan
dan pengaturan lalu lintas.
Selama pelaksanaan kontraktor menyelesaikan rencana tersebut,
kemudian dikirim guna mendapat konstruksi, konsultan harus senantiasa
mengarahkan kontraktor untuk merevisi rencana pengawasan dan
pengaturan lalu lintas jika perlu.
2.4. Program Jaminan Mutu
Pada dekade terakhir ini skala dan kompleksibilitas proyek jalan semakin
bertambah besar, dana terbatas, periode pelaksanaan singkat dan
tuntutan untuk menghindari kesalahan pelaksanaan semakin intensif.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan diperlukan
sistem quality assurance (jaminan mutu) yang berguna untuk
mencegah terjadinya kesalahan, dan menemukan kesalahan pada saat
yang tepat.
Quality assurance adalah semua kegiatan yang diperlukan untuk
memberikan rasa percaya (confidence) bahwa suatu konstruksi akan
berfungsi dengan baik selama masa pelayanan.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 47 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Dari uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pemahaman konsultan
terhadap program jaminan mutu merupakan hal yang paling essensial
dalam penanganan proyek. Dari pengalaman menangani Proyek-proyek
peningkatan jalan, menurut konsultan paling tidak ada 3 hal yang paling
mendasar mengenai program jaminan mutu yang akan diuraikan
berikut ini, yakni:
a. Pemahaman terhadap Syarat-syarat teknis pekerjaan.
Syarat-syarat teknis pekerjaan diatas diatur dalam spesifikasi BAB V
Dokumen Kontrak Fisik. Secara garis besar spesifikasi terdiri dari 6 pokok
uraian sebagai berikut :
1. Uraian atau lingkup pekerjaan
a. Mencakup seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam
artikel / jenis pekerjaan yang dimaksud
b. Pada umumnya yang tercakup lebih luas / banyak dari judul / jenis
pekerjaan itu sendiri.
c. Menentukan jenis peralatan yang diperlukan
d. Mempengaruhi struktur analisa harga satuan
2. Bahan atau Material
a. Mencakup ketentuan bahan baku maupun bahan olahan
b. Mencakup tata cara handling
3. Metode pelaksanaan dan peralatan yang digunakan
a. Sebelum pelaksanaan diharuskan melakukan percobaan/pengujian
b. Mangatur cara dan urut-urutan pelaksanaan, peralatan yang
disarankan, keadaan cuaca yang disarankan, pengendalian mutu
setiap tahap pelaksanaan
4. Syarat hasil akhir dan pengendalian mutu.
a. Merupakan persyaratan paling penting / menentukan sebelum
pekerjaan tersebut layak untuk diterima dan dibayar
b. Bagian dari proses pengendalian mutu tahap akhir.
5. Cara pengukuran hasil kerja
a. Mengandung unsur penyederhanaan dan memperkecil
kemungkinan silang pendapat di lapangan
b. Hasilnya pada umumnya lebih kecil dari apa yang telah dikerjakan (
dari sudut kuantitas )
c. Sangat mempengaruhi faktor koreksi dalam analisa harga satuan.
6. Cara pembayaran.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 48 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
a. Mencakup satuan dari pembayaran ( Rp/ton, Rp/m2, Rp/liter, dll )
b. Pembayaran dimaksudkan sebagai kompensasi dari tenaga kerja,
bahan, peralatan, dsb, untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan yang tercakup dalam diskripsi pekerjaan yang dimaksud.
Penjelasan tersebut menyiratkan bahwa tidak akan mungkin diperoleh
hasil yang optimal dari proyek tanpa dilakukan pemahaman dan
penerapan Dokumen Proyek secara baik oleh semua pihak yang terkait.
b. Pelaksanaan kendali mutu yang benar.
Tata cara pengendalian mutu yang baik khususnya yang berkenaan
dengan persyaratan teknik :
1. Tahap Pengendalian mutu yang baik
Ada tiga tahap pengendalian mutu :
Pengendalian mutu bahan baku
Pengendalian mutu bahan olahan
Pengendalian mutu bahan pekerjaan terpasang.
2. Jenis Pengendalian mutu yang baik.
Ada dua jenis pengendalian mutu yang harus dilakukan
Mutu tentang dimensi ( panjang, lebar, tebal. Elevasi, kemiringan,
kerataan, dsb )
Mutu tentang kualitas fisik ( kepadatan, stability, kuat tekan, CBR,
dsb)
3. Aplikasi Spesifikasi yang benar.
Struktur Spesifikasi selalu mencakup 5 hal untuk tiap jenis pekerjaan
maupun bahan, yakni :
Jenis pemeriksaan material
Metode pemeriksaan
Frekuensi pemeriksaan
Persyaratan mutu
Toleransi
Aplikasi spesifikasi yang benar yang mencakup kelima hal tersebut
diatas untuk setiap item pekerjaan dapat dilihat pada lembar berikut.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 49 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 50 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
c. Persetujuan atau Penolakan Pekerjaan
Pada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai, Konsultan akan
mengadakan metode "Inspeksi untuk menerima hasil pekerjaan"
secara tepat. Jika pekerjaan sudah dilakukan secara memuaskan dan
sesuai dengan spesifikasi dalam Dokumen Kontrak, konsultan akan
membuat rekomendasi secara resmi kepada Pelaksana/kepala SNVT
penerimaan pekerjaan.
Pekerjaan yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan
spesifikasi, akibat penyimpangan kualitas karena pelaksanaan yang
buruk, pemakaian bahan yang rusak, atau akibat hal lain sehingga
ditolak akan diberikan catatan secara tertulis mengenai alasan
penolakan tersebut, dengan mengkoordinasikannya kepada
Pelaksana/kepala SNVT berkaitan dengan setiap pekerjaan yang ditolak.
Program jaminan mutu, yang akan dilaksanakan oleh konsultan dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya akan mengacu pada program
jaminan mutu yang diuraikan diatas. Oleh sebab itu dalam penanganan
proyek ini selain tenaga professional yang kualified yang akan ditugaskan,
tenaga teknis yang akan diturunkan juga adalah tenaga-tenaga yang
sudah matang dan berpengalaman di bidang tugasnya masing- masing.
2.5. Monitoring Kemajuan Pekerjaan
1. Pengendalian Jadwal Pelaksanaan
Salah satu hal yang harus dilaksanakan konsultan setelah Surat
Perintah Mulai Kerja (SMPK) adalah melakukan diskusi dengan
kontraktor mengenai jadwal pelaksanaan yang lebih terinci, untuk
bersama-sama menyusun jadwal tersebut.
Berdasarkan pengalaman dalam supervisi konstruksi pada proyek
yang sejenis, konsultan menyadari benar bahwa jadwal
membutuhkan evaluasi yang berkesinambungan untuk memantau
kelemahan struktur organisasi kontraktor, metode pelaksanaan,
penugasan personil, penggunaan peralatan dan lain sebagainya.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 51 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Pada umumnya pelaksanaan kontrak dibagi atas 3 periode :
- Periode satu : Rencana pelaksanaan 0 - 70 %
- Periode dua : Rencana pelaksanaan 70 100 %
- Priode tiga : Rencana pelaksanaan 100 %.
Suatu proyek dikatakan kritis bila :
- Pada priode kesatu : keterlambatan > 25 %
- Pada priode kedua : keterlambatan > 15 %
- Pada Periode ketiga : Fisik belum selesai.
Proyek dikategorikan terlambat bila :
- Pada priode kesatu : keterlambatan 10 - 25 %
- Pada priode kedua : keterlambatan 10 - 15 %
Untuk Proyek kritis harus dilakukan Show Cause Meeting.
Oleh sebab itu Konsultan merencanakan akan mengendalikan
kemajuan pekerjaan konstruksi dengan CPM (Critical Path Methode)
dari jadwal pelaksanaan kerja. Dengan CPM jadwal diperbaharui
berdasarkan progress perbulan dengan Komputer. Sehingga Konsultan
(Supervision Engineer) akan melibatkan diri dengan semua aspek
kegiatan pengendalian kemajuan kerja.
Konsultan secara periodik setiap minggu, mengevaluasi jadwal
kontraktor tentang kemajuan dari kegiatan lapangan dan langkah-
langkah perbaikan yang harus diambil untuk mengurangi
keterlambatan yang dialami.
Jika diprediksi bahwa bagian pekerjaan yang kritis ( Critical Path )
akan tertunda, konsultan segera memfasilitasi pelaksanaan rapat
khusus dengan kontraktor dan Pelaksana/kepala SNVT untuk
mendiskusikan semua item pekerjaan berhubungan dengan masalah
tersebut, menunjukkan secara tepat apa permasalahannya,
memberi pengarahan bagaimana mencari jalan keluarnya dan
menginstruksikan kontraktor untuk mengambil tindakan segera. Perlu
dicatat bahwa hal ini harus diambil bukan setelah Critical Path
ditunda.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 52 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
2. Evaluasi Ulang Terhadap Rencana Kerja Kontraktor
Sebelum pekerjaan konstruksi, konsultan akan mengkaji ulang dan
melakukan evaluasi tentang rencana kerja kontraktor yang
memperlihatkan metode usulan dan prosedur pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
Rencana kerja ini menggambarkan secara detail program kerja
kontraktor seperti mobilisasi, jadwal pelaksanaan yang
memperhitungkan lalu lintas dan faktor keamanan, metodologi
pelaksanaan, program pengendalian mutu, metode pengadaan dan
penyimpanan material, penggunaan peralatan kerja, organisasi kerja,
sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.
Pertimbangan Konsultan atas rencana kerja kontraktor akan
memerlukan perhatian khusus terutama pada beberapa pokok
persoalan berikut ini :
Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja sesuai
dengan spesifikasi dan syarat-syarat kontrak
Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode Critical
Path dan atas pertimbangan semua kegiatan item pekerjaan yang
saling berkaitan
Perhitungan pengendalian keselamatan, terutama keamanan lalu
lintas yang ada dengan mempertimbangkan kenyamanan
masyarakat
Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, konsultan akan meminta kontraktor
untuk merevisi rencana kerja dan membantu bila diperlukan. Setelah
rencana kerja tersebut diperbaiki sesuai dengan pertimbangan
konsultan, walaupun telah disetujui akan tetapi tetap dikaji ulang
lebih jauh jika memang diperlukan.
3. Perencanaan dan Koordinasi Kemajuan Jadwal CPM
Suatu metode yang efektif untuk kemajuan pekerjaan secara
memuaskan, atau bahkan untuk meningkatkannya, adalah hal yang
memerlukan perhatian terutama dari segi penjadwalan proyek dan
rapat koordinasi yang diadakan setiap Minggu (sebaiknya setiap hari
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 53 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Senin pagi) antara konsultan dan kontraktor. Dalam rapat ini harus
dihadiri oleh personil utama dari kedua pihak, untuk rumusan rencana
kerja selanjutnya.
Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang dapat
mempengaruhi metode CPM, akan dianalisa dengan langkah-
langkah yang tepat untuk mendapatkan pemecahannya. Dalam hal
ini, sebelum diadakan rapat bersama staf pada setiap akhir Minggu
(hari Sabtu) untuk membicarakan kegiatan Minggu tersebut dan
menentukan bobot kemajuan yang dicapai.
Kemudian kontraktor harus pula mempersiapkan sebuah jadwal Bar-
Chart sederhana yang memperlihatkan jadwal pekerjaan selanjutnya
yang direncanakan pada Minggu berikut dan menunjukkan Rapat
Koordinasi Mingguan pada setiap hari Senin antara konsultan dan
kontraktor.
Walaupun jadwal Mingguan kontraktor bersifat sementara, namun
tetap akan membantu secara efektif konsultan maupun kontraktor di
lapangan terutama pengaturan personilnya guna menghilangkan
keraguan, sehingga dapat mengakibatkan kemajuan yang lebih positif.
Sepanjang koordinasi yang baik dan terpelihara antara konsultan
dan kontraktor, maka akan memudahkan terutama dalam
memperbaiki kesalahan-kesalahan, memecahkan masalah dan
menghindarkan kesalah pahaman serta akan memungkinkan
tercapainya pekerjaan yang maksimum.
4. Evaluasi Ulang Terhadap Gambar Pelaksanaan Kontraktor
Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan kepada
Konsultan untuk disetujui, dimana diperlihatkan secara lengkap
dan lebih rinci seluruh bangunan/struktur yang harus dibangun
sesuai Construction Plant yang digunakan, waktu untuk pekerjaan
persiapan, pemeriksaan, perbaikan dan persetujuan gambar
pelaksanaan yang bisa dipertimbangkan dan jika tidak akan terjadi
keterlambatan kemajuan kerja.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 54 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Dengan menyadari akan hal ini, konsultan dengan kontraktor
menyusun jadwal proses gambar pelaksanaan dan dipersiapkan untuk
disetujui sesuai prioritas yang dapat mempengaruhi critical path.
5. Memacu Keterlambatan Pekerjaan
Bila Kontraktor gagal memenuhi target dalam sesuai jadwal yang
telah disepakati sebelumnya baik akibat kelalaian kontraktor maupun
akibat permasalahan tertentu sehingga terjadi deviasi yang cukup
besar, maka konsultan akan segera mengusulkan untuk dilakukan
Show Cause Meeting (Rapat pembuktian). Untuk proyek LCB (Local
Competitive Bidding) tingkatan pelaksanaan Show Cause Meeting
dilakukan sesuai deviasi keterlambatan proyek dengan urutan
tingkatan sbb :
Keterlambatan 10 15 % dilakukan SCM tingkat Proyek.
Keterlambatan 15 25 % dilakukan SCM tingkat Propinsi.
Keterlambatan > 25 % dilakukan SCM tingkat Direktorat Jenderal
Materi rapat Show Cause Meeting mencakup hal sebagai berikut :
Pembuktian tentang kemungkinan / kesanggupan kontraktor bila
diberi kesempatan umtuk mengatasi keterlambatan atau masalah
Test Case yang diperintahkan kepada kontraktor guna
membuktikan kesanggupannya dalam jangka waktu tertentu.
Usul tindak lanjut atas hasil evaluai test case kepada jenjang yang
lebih tinggi, sampai ke Direktur jenderal Prasarana Wilayah.
Keputusan akhir atas pelaksanaan Show Cause Meeting dapat
berupa :
Dilanjutkan dengan perpanjangan waktu
Dilanjutkan tapi denda pada akhir masa kontrak apabila pekerjaan
belum terselesaikan
Kerja sama dengan Pihak Ketiga / Three Parties Agreement ( TPA ).
For Feiture.
Pemutusan Kontrak.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 55 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
a. Perpanjangan waktu pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan fisik kadang-kadang dijumpai hal-hal yang
sebelumnya tidak diperhitungkan dalam penentuan waktu
pelaksanaan dalam dokumen kontrak, sehingga bagaimanapun
upaya kontraktor untuk mengerjakan tugasnya tetap terjadi
keterlambatan dari progress yang dibuat berdasarkan waktu
pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak. Untuk kasus demikian,
kontraktor akan mengajukan perpanjangan waktu dengan alasan-
alasan tertentu. Hal-hal yang layak dipertimbangkan untuk pemberian
rekomendasi perpanjangan waktu oleh konsultan adalah sebagai
berikut :
- Pekerjaan tambah / kurang. Walaupun CCO yang dsepakati
adalah CCO balance, namun item pekerjaan tambah yang
diberikan memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama
dibanding dengan pengurangan item pekerjaan lain sebelumnya,
misalnya Penambahan kuantitas item pekerjaan Pasangan batu
atau saluran pasangan batu dengan mortar yang dikerjakan secara
manual dibanding dengan pengurangan kuantitas pekerjaan yang
dilakukan secara mekanis misalnya pekerjaan Hot mix.
- Perubahan Desain. Misalnya perubahan ketebalan LPA atau LPB
menjadi lebih tebal sehingga kuantitasnya meningkat dibanding
dengan pengurangan ketebalan lapisan beraspal akan memerlukan
waktu yang lebih lama.
- Bencana Alam. Bila terjadi bencana alam misalnya terjadi banjir ,
tanah longsor, dan lain-lain sehingga aktivitas kontraktor terhambat
atau ada bagian pekerjaan yang rusak yang harus diperbaiki
kembali oleh kontraktor. Bencana alam harus dibuktikan dengan
pernyataan Gubernur .
- Hambatan Proyek. Proyek terhambat baik akibat hilang nya
material pokok dari pasaran, misalnya aspal atau semen maupun
hambatan karena pembebasan tanah di lokasi yang belum beres.
- Force Majeur. Terjadinya hal-hal yang diluar kekuasaan kedua
pihak ( Kontraktor dan pemilik Proyek ) misalnya : terjadi perang,
pemberontakan, perang saudara, huru-hara atau kekacauan
lainnya. Kasus ini juga harus di back up dengan Pernyataan
Gubernur.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 56 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
- Hujan yang luar biasa. Secara umum hari hujan memang sudah
diperhitungkan dalam menghitung waktu pelaksanaan dalam
dokumen kontrak, oleh sebab itu kondisi yang bisa dipertimbangkan
adalah bila hujan yang terjadi merupakan hujan yang luar biasa
akibat perubahan musim, misalnya terjadinya fenomena El Nino
pada tahun 1997 1998. Curah hujan yang terjadi harus
dibuktikan data pencatatan curah hujan harian.
Prosedur pengusulan sampai persetujuan perpanjangan waktu
pelaksanaan dapat dikemukakan sebagai berkut :
Kontraktor : Mengajukan usulan tertulis dengan dilengkapi alasan
perpanjangan waktu dan waktu tambahan yang dibutuhkan
kepada Pemimpin Proyek dengan tembusan Konsultan Supervisi.
Konsultan supervisi : mempelajari usulan kontraktor dan membuat
Justifikasi teknis termasuk mengevaluasi kebutuhan waktu
pelaksanaan.
Pemimpin Proyek meminta kepada Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak untuk membahas usulan Kontraktor.
Panitia Peneliti melaksanakan rapat yang dihadiri oleh unsur
Proyek, Konsultan Supervisi dan Kontraktor. untuk membahas
usulan kontraktor tersebut. Panitia Peneliti memberikan
rekomendasi kepada Pelaksana/kepala SNVT mengenai usulan
tersebut termasuk waktu yang disetujui apabila perpanjangan
waktu diberikan. Yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat.
Dengan dasar tersebut Pelaksana/kepala SNVT membuat
amandemen / addendum kontrak
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum Amandemen Kontrak
diterbitkan adalah :
Semua jaminan (uang muka, pelaksanaan dan lain-lain) harus
disesuaikan.
Jadwal pelaksanaan fisik Curva S disesuaikan, dengan tetap
mempertahankan kemiringan curva.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 57 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
2.6. Pengendalian Biaya Proyek
1. U m u m
Konsultan menyadari sepenuhnya dalam hal pengendalian semua biaya
yang berhubungan dengan proyek dan akan membuat usaha
pengendalian secara dini hingga akhir tahap konstruksi.
Berbagai cara untuk melakukan hal ini, seperti penggunaan komputer
untuk pengolahan data pembiayaan, menghindari keterlambatan
kemajuan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan tambah kurang
seminimal mungkin, dan menjamin prosedur pelaksanaan konstruksi
yang paling efisien.
Dalam pengendalian biaya proyek yaitu meminimalkan biaya operasi
lapangan, menyiapkan sertifikat pembayaran secara teliti dan meyakinkan
Kontraktor dengan membayar pekerjaan yang telah dikerjakan,
menyiapkan perkiraan pekerjaan sisa secara berkala sehingga jadwal
pembayaran bisa disesuaikan dengan taksiran kemajuan pekerjaan yang
tepat, dan menjamin bahwa pekerjaan telah diterima sesuai dengan
spesifikasi.
Sebagai ringkasan, cara terbaik untuk mengendalikan biaya proyek
secara keseluruhan adalah mengoptimalkan pekerjaan yang telah selesai
dan menjamin bahwa tanggal penyelesaian kontrak dapat dicapai tanpa
adanya perpanjangan waktu.
Pada sub bab ini berisi uraian singkat tentang penggunaan sistim
komputer dalam pengendalian biaya proyek, pengolahan pengeluaran
rekening kontraktor dan kontinyu memeriksa keseimbangan jumlah
bahan yang tersisa selama pelaksanaan.
2. Sistem Komputer untuk Pengolahan Data Pembiayaan Proyek
Menjaga data biaya proyek yang terbaru adalah bagian yang terpenting
dari supervisi konstruksi tetapi kegiatan ini menjadi sulit dan memerlukan
waktu, dengan akibatnya sering menjadikan kurang efektifnya metode ini.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 58 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Tetapi pada proyek ini Konsultan akan menggunakan sistem Komputer
yang bisa beroperasi dilapangan tanpa memerlukan alat penunjang yang
lebih memadai. Hal ini berarti bahwa konsultan harus dapat mengolah
semua data yang berhubungan dengan pengontrolan biaya proyek
secara cermat, teliti dan cepat.
a. Persiapan dan Pemrosesan Tagihan Kontraktor
Sistem pembayaran yang biasa digunakan terhadap prestasi
kontraktor terdiri dari :
Sistem Monthly Certificate ( MC )
System Monthly certificate merupakan cara pembayaran yang
terhadap prestasi pekerjaan kontraktor setiap bulan. Oleh karena
itu Kontraktor akan mengajukan tagihan setiap bulan kepada proyek
mengenai prestasi pekerjaan yang bisa diterima baik secara kuantitas
maupun kualitasnya.
Dari Pengalaman mengerjakan proyek sejenis beberapa hal yang
berkaitan dengan sistem MC ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
Harus diajukan setiap bulan meskipun progress yang ditagihkan
Rp. 0.
Diajukan setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan
Maksimal 7 hari setelah tanggal pengajuan sudah harus ada
tanggapan, diterima , diperbaiki atau ditolak.
Maksimal 10 hari setelah pengajuan SPP diajukan Ke
Pelaksana/kepala SNVT.
Tanggal 10 bulan berikut sudah disetujui untuk dibayar.
Bila ada perbedaan pendapat terhadap item pekerjaan yang
diajukan, MC bisa jalan terus dengan menunda item pekerjaan
yang masih bermasalah.
Bila belum tercapai kesepakatan dapat dibayarkan 70 %.
Material On site dapat dibayarkan 80 % untuk material dan 40
% untuk agregat dari kuantitas yang telah siap dilapangan.
Oleh karena dalam MC digunakan sistem kumulatif maka dalam
setiap pengajuan MC terdapat potongan-potongan yang terdiri
dari:
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 59 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Nilai bersih MC sebelumnya
10 % untuk jaminan pemeliharaan
Angsuran uang Muka
Pajak, denda dan lainnya
Pengajuan MC juga dilengkapi dengan asuransi, sewa alat dan
retribusi tambang galian golongan C
Sistem Termyn
Termyn dibayarkan apabila prestasi kontraktor telah mencapai
progress tertentu yang tercantum dalam kontrak. Penelitian dan
pemeriksaan dilakukan oleh Direksi teknik / Konsultan Supervisi
sesuai dengan progress yang diajukan. Maksimal 10 hari setelah
pengajuan dokumen termyn, SPP sudah harus disajikan.
Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi hasil pengukuran
material dan opname pekerjaan yang dapat diterima dan hasil
pekerjaan sesuai dalam ketentuan Dokumen Kontrak. Metode
pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan jumlah
material terpasang dan hasil pekerjaan yang dapat diterima
sebagaimana ditunjukkan Dokumen Kontrak.
Kegiatan ini penting, sehingga Tim konsultan dipimpin Site
Engineer didampingi oleh Quality Engineer dan Chief Inspector
dengan dibantu tenaga teknik lainnya memeriksa pengukuran hasil
pekerjaan dengan teliti dan dapat diterima.Konsultan dengan cara
tepat akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan yang sudah
disiapkan oleh kontraktor dan akan menerima sesuai jumlah
pekerjaan yang sebenarnya sesuai dengan spesifikasi. Konsultan
kemudian akan merekomendasikan Sertifikat Pembayaran Bulanan
atas pekerjaan yang telah selesai dan disetujui .
Format blanko standar yang digunakan disiapkan khusus untuk
sertifikat pembayaran bulanan yang telah disetujui Direksi.
Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung sebagaimana
mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah pekerjaan yang
sudah disetujui oleh Konsultan.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 60 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh wakil senior supervisi dari
konsultan dan kontraktor kemudian diteruskan ke Pelaksana/kepala
SNVT untuk pemeriksaan akhir dan persetujuan pembayaran.
Bagan alir prosedure sertifikat pembayaran mulai dari tahap
pekerjaan fisik untuk bagian pekerjaan yang diajukan dapat dilihat
lembar berikut ini :
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 61 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 62 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
b. Pemeriksaan Jumlah Material Sisa dan Perkiraan Biaya Berkala
Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala
pekerjaan sisa, dibuat perkiraan biaya untuk semua pekerjaan yang
telah dilaksanakan dan disampaikan kepada Direksi secara
berkesinambungan tentang keadaan perkiraan keseimbangan
pekerjaan yang harus diselesaikan.
Untuk hal ini Konsultan akan menyiapkan jadwal pembayaran
berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan taksiran dan secara rutin
diperbaharui secara berkala pula seiring dengan kemajuan
pekerjaan yang sebenarnya serta setiap perubahan jadwal pekerjaan.
2.7. Pengendalian Keselamatan
Keselamatan personil adalah hal yang sangat penting dan menjadi hal
yang harus dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan konstruksi,
khususnya akibat terjadinya bangkitan lalu lintas berhubung dengan
pelaksanaan proyek ini.
Selain faktor keamanan terhadap lalu lintas, personil yang terlibat
dalam proyek juga harus diingatkan untuk tetap waspada terhadap
kemungkinan terjadinya longsor pada pekerjaan galian, kemungkinan
tertimbun apabila mengerjakan galian yang lebih tinggi diatas kepala,
dari bahanbahan peledak apabila suatu pekerjaan galian batu harus
dilakukan dengan cara blasting dan lain-lain sebagainya.
Hampir dalam setiap dokumen kontrak, selalu dipersyaratkan agar
kontraktor mengasuransikan keseluruhan personil yang terlibat dalam
proyek. Konsultan akan mengkoordinasikan hal tersebut dengan
Pelaksana/kepala SNVT agar Kontraktor memenuhi persyaratan
tersebut.
Untuk keamanan pejalan kaki akan disusun dengan suatu pertimbangan
khusus, terutama kegunaan dengan maksud dalam skala besar, tanda
lalu lintas dan tanda pengatur, barikade, lampu seperti yang diperlukan
malam hari dan pengaman yang sama. Peralatan rambu yang berwarna
akan digunakan untuk lalu lintas pada lokasi yang berbahaya dan selama
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 63 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
perjalanan jam puncak. Beberapa galian terbuka ditutup dengan barikade
yang mempunyai reflektor dan bercahaya bila malam hari.
Selama periode konstruksi, konsultan akan memberi tanda sederhana
berdasarkan pertimbangan keamanan atau daerah yang ditentukan untuk
diperbaiki keamanannya, dan kontraktor akan mengambil langkah secara
tepat termasuk memperbaharui program keamanan proyek.
2.8. Pekerjaan Tambah Kurang
Walaupun pada prinsipnya bahwa perintah kerja tambah kurang tidak
dinginkan karena dapat mengakibatkan penambahan biaya dan
perpanjangan waktu. Namun demikian konsultan harus tetap
menyiapkan kemungkinan timbulnya perubahan yang dapat saja terjadi
selama periode pembangunan jalan.
Ada dua bentuk perubahan atas pekerjaan yakni Change order dan
Addenda.
Change Order, adalah suatu perintah tertulis yang diterbitkan oleh
Pelaksana/kepala SNVT dengan rekomendasi Konsultan supervisi dan
ditandatangani pula oleh Kontraktor, yang menunjukkan bahwa Pihak
Kontraktor menerima adanya perubahan-perubahan atas pekerjaan atau
perubahan-perubahan atas dokumen Kontrak dan persetujuannnya pada
dasar pembayaran dan penyesuaian waktu, bila ada, untuk tujuan
pelaksanaan dari perubahan itu.
Addenda, adalah suatu perjanjian tertulis antara Pemilik dan Kontraktor
yang mensyahkan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau Dokumen
Kontrak, yang mana terjadinya variasi dalam struktur Harga Satuan Mata
Pembayaran dan diperkirakan akan menyebabkan terjadinya variasi
jumlah Nilai Kontrak dan sudah pernah dinegosiasi sebelumnya dan
disepakati melalui Change order. Addenda juga harus dibuat pada saat
penutupan Kontrak dan untuk semua perubahan kontraktual atau
perubahan teknis penting lainya, tanpa memandang apakah terjadi variasi-
variasi struktur Harga Satuan atau terhadap jumlah Harga Kontrak.
Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena prakarsa dari
Konsultan / Direksi Teknik atau prakarsa dari Kontraktor, dan
persetujuannya dilaksanakan melalui Change Order dan ditandatangani
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 64 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
oleh pihak-pihak yang terkait dalam proyek. Prosedur pendahuluan dari
Change order tergantung dari pemprakarsa change order tersebut ,
yakni :
a. Diprakarsai oleh Konsultan supervisi / Direksi Teknik
Konsultan Supervisi akan mengirim suatu pemberitahuan tertulis
kepada kontraktor yang berisi :
Uraian detail dari perubahan yang diusulkan, dan lokasi perubahan
di proyek.
Gambar tambahan atau revisinya dan spesifikasi, yang memuat
rincian mengenai perubahan yang diusulkan.
Perkiraan waktu untuk membuat perubahan.
Apakah usulan perubahan dapat dilaksanakan di bawah struktur
Harga satuan Mata pembayaran yang ada ataukah merupakan
penambahan Harga Satuan atau jumlah Harga dibutuhkan untuk
disepakati atau diresmikan dalam Addendum
Pemberitahuan semacam itu hanya merupakan permintaan untuk
informasi, dan bukan suatu instruksi untuk melaksanakan perubahan,
juga bukan untuk menhentikan pekerjaan yang sedang berlangsung.
b. Diprakarsai oleh Kontraktor.
Kontraktor dapat mengajukan perubahan dengan mengirim suatu
pemberitahuan tertulis kepada Pelaksana/Kepala SNVT dengan
tembusan kepada Konsultan Supervisi mengenai :
Uraian detail dari usulan perubahan
Keterangan dan alasan membuat / mengajukan perubahan
Keterangan dan pengaruhnya terhadap jadwal pelaksanaan, bila
ada.
Keterangan tentang pengaruhnya terhadap pekerjaan dari sub
kontraktor , bila ada
Penjelasan detail mengenai apakah keseluruhan atau hanya sebagian
dari perubahan yang diusulkan akan dilaksanakan di bawah struktur
Harga satuan Mata pembayaran yang ada, termasuk pula dengan
setiap tambahan Harga Satuan atau Jumlah Harga yang menurut
kontraktor perlu dipertimbangkan untuk disetujui.
Sebelum perubahan atas pekerjaan (Change order / Addenda)
didefinitifkan, Konsultan harus membuat semacam Justifikasi
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 65 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
teknik terhadap setiap item pekerjaan yang dimaksud, untuk
disampaikan kepada Pelaksana/kepala SNVT.
Pelaksana/kepala SNVT dapat meminta pertimbangan kepada Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk membahas usulan perubahan
pekerjaan tersebut,
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak akan merekomendasikan kepada
Pelaksana/kepala SNVT segala hal yang berkaitan dengan usulan
tersebut.
Rekomendasi tersebut djadikan acuan oleh Pelaksana/kepala SNVT
untuk membuat/ melaksanakan Change order atau Addenda,
Pelaksanaan Change order.
Isi dari change Order akan didasarkan pada, salah satu dari :
1. Pelaksana/kepala SNVT akan menyiapkan Change order dan memberi
nomor urut
2. Change order akan berisi uraian perubahan-perubahan dalam
pekerjaan baik penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran
dari dokumen Kontrak yang direvisi seperlunya untuk menentukan
perincian perubahan itu.
3. Change order akan menetapkan dasar-dasar pembayaran dan
penyesuaian waktu yang dibutuhkan, karena adanya perubahan yang
timbul / terjadi. Dan bila diangap perlu akan menetapkan pula setiap
Harga satuan tambahan atau jumlah harga yang telah dinegosiasi
sebelumnya antara Pihak proyek dan kontraktor, yang diperlukan
untuk diresmikan didalam Addendum.
4. Pelaksana/kepala SNVT akan menandatangani dan memberi tanggal
Change Order tersebut, yang menunjukkan bahwa Kontraktor setuju
atas detail si fi dalam change order tersebut.
Pelaksanaan Addenda .
1. isi dari Addenda akan didasarkan pada, salah satu dari hal berikut
ini:
a. Instruksi pemilik untuk melaksanakan perubahan atas Dokumen
Kontrak, atau
b. Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis penting, atau
c. Change order yang telah ditanda tangani atau Change order
berisikan tambahan Harga Satuan Mata Anggaran atau tambahan
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 66 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
terhadap jumlah harga, atau
d. Karena adanya perubahan kuantitas yang berakibat menimbulkan
variasi-variasi dalam jumlah Harga Kontrak, yang berarti merubah
jumlah harga kontrak yang telah dicantumkan sebelumnya dalam
Surat Perjanjian kontrak atau pada Addendum terdahulu, atau
e. Perhitungan kuantitas akhir dan jumlah Harga Kontrak untuk
Addendum penutupan pada waktu Penutupan Kontrak.
2. Pelaksana/kepala SNVT menyiapkan Addendum.
3. Addendum akan menguraikan setiap masalah perubahan pekerjaan
yang bersifat kontraktual, teknis atau kuantitas, baik untuk
penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran dari dokumen
Kontrak yang direvisi seperlunya untuk menentukan perincian
perubahan itu.
4. Pihak Pelaksana/kepala SNVT dan Kontraktor bersama-sama
menandatangani Addendum ini dan menyampaikannya ke atasan
langsung Pinpro untuk dimintakan persetujuan dan tanda tangan.
2.9. Klaim dan Perselisihan
1. U m u m
Konsultan akan senantiasa mengutamakan aspek musyawarah dalam
penyelesain klaim dan perselisihan dengan kontraktor, sehingga situasi
hubungan harmonis dalam pengawasan dan pola efisiensi proyek tetap
terpelihara dan ditekan untuk keseluruhan unsur terkait yaitu kontraktor,
konsultan, unsur Proyek dan Dinas Prasarana Wilayah setempat.
Kejadian klaim atau perselisihan dapat saja terjadi, namun secara garis
besarnya dapat ditanggulangi seperti langkah-langkah dalam bagian
berikut.
2. Proses Klaim
Jika klaim diajukan oleh kontraktor, maka konsultan akan menjaga
etika profesional dengan memberikan evaluasi yang bijaksana sesuai
prosedur klaim yang ada dalam daftar dalam perjanjian kontrak. Evaluasi
dimulai dengan review secara teliti isi dari klaim dan keseluruhan data
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 67 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
pendukung. Data pendukung sangat penting, dengan demikian kontraktor
harus menyerahkan tambahan data yang lebih detail. Konsultan juga
akan melihat acuan dari data yang dapat digunakan yang dengan
berbagai sistim yang digunakan untuk klaim seperti, surat-menyurat,
laporan, test/laboratorium, catatan survey, jadwal harian, dokumen
kontrak, data cuaca, sertifikat pembayaran, perhitungan lalu lintas,
dokumentasi dan sebagainya.
Setelah seluruh data yang digunakan telah diperoleh, maka konsultan
membuat studi pendekatan berdasarkan kejadian yang berkaitan
dengan klaim, sehingga penetapan dapat dibuat, seperti validitas dari
setiap kegiatan klaim. Konsultan kemudian akan menyiapkan laporan
detail seluruh aspek dari klaim termasuk data pendukung, biaya/jadwal,
dan hasil temuan serta rekomendasi. Setelah laporan lengkap, maka
diserahkan kepada Pelaksana/kepala SNVT untuk diperiksa.
Laporan konsultan tersebut, dipelajari dan dievaluasi ulang oleh Pelaksana
SNVT untuk selang beberapa waktu. Keputusan akan dilakukan setelah isi
klaim sebagian/seluruhnya disetujui atau ditolak, sehingga konsultan akan
menyampaikan kepada Kontraktor tentang hal yang bersangkutan secara
detail dari hasil keputusan ini.
3. Penyelesaian Perselisihan
Jika perselisihan timbul, konsultan akan (sama dengan garis besar
metode proses klaim di atas) tetap berupaya pada penyelesaian
secara musyawarah. Konsultan akan menerima penyerahan alasan
perselisihan secara tertulis dari pihak Kontraktor termasuk pertanyaan
dan data penunjang sebagai data pendukung terjadinya perselisihan
tersebut.
Konsultan juga akan senantiasa tanggap untuk melakukan review
informasi yang dapat menimbulkan perselisihan dalam seluruh
permasalahan, petunjuk umum yang diberikan dalam kondisi umum
kontrak diikuti untuk menurunkan perselisihan.
Perlu juga diingatkan kepada Kontraktor mengenai hierarchy kontrak
dengan urutan kekuatan sebagai berikut :
- Kontrak
- Adenda
- Ketentuan Umum
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 68 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
- Ketentuan Khusus
- Spesifikasi Umum
- Spesifikasi Khusus
- Daftar Kuattas dan Harga Satuan
- Gambar Rencana.
2.10. Tahap Penyelesaian Konstruksi
Bila progress fisik sudah mencapai 97 %, Kontraktor dapat mengusulkan
serah terima pekerjaan secara tertulis kepada Pelaksana/kepala SNVT
dengan tembusan kepada Konsultan Supervisi. Ada dua tahapan serah
terima pekerjaan yakni :
a. Serah Terima Pekerjaan sementara ( Provisonal hand over /
PHO).
Usulan Kontraktor akan ditindaklanjuti oleh Konsultan Supervisi
dengan memeriksa langsung kebenaran progress fisik yang diajukan
oleh Kontraktor, kemudian merekomendasikannya ke Pinpro/
Pinbagpro bahwa pekerjaan memang sudah sesuai dengan usulan
kontraktor dan diharapkan akan segera rampung seluruhnya (100 %)
pada saat pemeriksaan oleh panitia PHO.
Berdasarkan usulan Kontraktor dan rekomendasi Konsultan
Supervisi, Pelaksana/Kepala SNVT akan meminta kepada Panitia PHO
yang sudah dibentuk sebelumnya untuk mengadakan rapat Serah
Terima pekerjaan. Untuk mempermudah pekerjaan Tim PHO
nantinya, terlebih dahulu ketiga unsur yang terkait dalam proyek
tersebut, yakni unsur proyek, Konsultan Supervisi dan Kontraktor akan
melakukan pemeriksaan pendahuluan mengenai kondisi proyek dan
membuat daftar kekurangan dan ketidak sempurnaan pekerjaan ( List
of defect and deficiencies ).
Ketua Panitia PHO akan menanggapi surat Pelaksana/kepala SNVT
dan membuat undangan untuk membicarakan hal tersebut
Urutan pelaksanaan PHO selanjutnya pada umumnya adalah
sebagai berikut :
1. Rapat pleno I
Dalam rapat pleno I, paling tidak dibicarakan 3 hal :
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 69 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
a. Pembentukan Group yang biasanya terdiri dari 3 4 Group
Group I : Untuk perkerasan, Bahu jalan, Drainase dan
perlengkapan jalan.
Group II : Struktur dan finishing jembatan.
Group III : Pengujian laboratorium
Group IV : Administrasi kantor.
Setiap Group akan diketuai oleh salah seorang dari unsur
Panitia dengan anggota masing-masing dari unsur proyek,
Konsultan Supervisi dan kontraktor.
b. Jadwal pemeriksaan proyek, untuk menentukan :
Mekanisme dan waktu kunjungan lapangan I ( first Visit )
Rapat Pleno II
c. Job description masing-masing Group
2. Pemeriksaan Proyek
a. First Visit.
Group I, II dan III akan melakukan pemeriksaan langsung di
lapangan dan mengecek serta menyesuaikan daftar kekurangan
dan ketidaksempurnaan pekerjaan yang telah dibuat
sebelumnya serta melakukan pengujia-pengujian terhadap
beberapa sampel yang diambil secara acak. Sedangkan Group
Administasi kantor akan memeriksa kelengkapan administrasi
proyek.
b. Rapat Group
Hasil pemeriksaan lapangan dan administrasi teknis serta
pengujian laboratorium akan didiskusikan bersama dalam oleh
masing-masing group dan dibuatkan resume hasil pemeriksaan
dan usulan solusi pemecahan masalah.
c. Rapat Pleno II.
Dalam rapat pleno II, Ketua masing-masing group
mengemukakan hasil rapat group yang ditanggapi oleh group
lain. Berdasarkan hasil pembahasan, rapat kemudian
memutuskan untuk menerima atau menolak serah terima
pekerjaan. Bila Panitia dapat menerima hasil pekerjaan, maka
rapat kemudian membicarakan mengenai :
Menentukan batasan waktu kepada kontraktor untuk
memperbaiki segala kekurangan dan ketidaksempurnaan
pekerjaan.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 70 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Menentukan waktu untuk kunjungan kedua ( second visit )
untuk memeriksa perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh
Kontraktor
d. Second visit
Sesuai waktu yang telah disepakati dalam Rapat Pleno II, Tim
PHO akan turun kembali ke lapangan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap hasil-hasil perbaikan yang telah
dilakukan oleh Kontraktor sesuai daftar kekurangan dan
ketidaksempurnaan pekerjaan.
3. Rapat Pleno III
Rapat ini bertujuan untuk membahas laporan hasil kunjungan
kedua, Tim PHO dan berdasarkan laporan tersebut apabila
dinyatakan bahwa segala kekurangan dan ketidaksempurnaan
pekerjaan telah dilaksanakan sesuai petunjuk maka dapat dibuat
Berita Acara serah terima sementara pekerjaan.
b. Serah Terima Pekerjaan Akhir ( Final Hand Over/ FHO).
Final Hand Over dilakukan apabila masa pemeliharaan telah
berakhir. Tim FHO akan kembali meninjau keadaan proyek minimal
21 hari sebelum akhir masa pemeliharaan. Tim PHO akan
merekomendasikan kepada Pelaksana/Kepala SNVT bahwa proyek
sudah dapat diterima.
Tindak lanjut dari rekomendasi tersebut, akan dibuatkan berita
acara serah terima pekerjaan dari Kontraktor ke Pelaksana/kepala
SNVT. Selanjutnya Pelaksana/kepala SNVT akan menyerahkan
tanggung jawab pemeliharaan dan operasional ruas jalan yang telah
diselesaikan kepada Kepala Dinas Prasarana Wilayah atas nama
Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemilik pekerjaan.
3. KOORDINASI KEGIATAN
3.1. U m u m
Sehubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan, jika tenaga dan
peralatan tidak dengan sesuai kondisi yang telah disyaratkan, maka
pekerjaan proyek tidak akan selesai dalam pola yang terbaik.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 71 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Demikian juga bila kegiatan yang berjalan tidak dalam koordinasi yang
baik, maka tidak dapat pula dicapai hasil yang baik antara pemerintah,
konsultan, dan kontraktor. Untuk itu konsultan akan mencurahkan segala
usaha koordinasi selama dalam kegiatan proyek dengan mantap dan
lancar.
Salah satu sistim terbaik untuk menjaga koordinasi yang erat adalah
mengadakan pertemuan secara teratur terutama antara konsultan dan
kontraktor, seperti pada beberapa jenis pertemuan yang secara garis
besar diuraikan di bawah ini. Perlu dipahami pula bahwa jenis
pertemuan di bawah bukanlah suatu keharusan dan ketetapan yang
mengikat.
3.2. Pertemuan Mingguan Staf Konsultan
Jenis pertemuan ini akan diadakan pada hari Sabtu dengan para
peserta senior atau merupakan sebagai penanggung jawab, seperti
Supervision Engineer dan Quality Engineer/Chief Inspector.
Pertemuan personil akan membahas masalah penting seperti jenis
permasalahan dari kegiatan yang dibutuhkan untuk memecahkan
permasalahan, quality control, kemajuan, keselamatan, dan lain lain.
Konsultan akan memantau kegiatan mingguan yang telah lewat, rencana
kerja mingguan mendatang dan menyiapkan agenda untuk pertemuan
mingguan konsultan dan kontraktor, umumnya diadakan setiap hari
Senin berikutnya.
3.3. Pertemuan Mingguan Konsultan dan Kontraktor
Seperti telah disinggung, bahwa pertemuan ini akan lebih baik bila
diadakan pada waktu pada hari Senin yang dihadiri oleh senior tim
konsultan yaitu Site Engineer dan Project Manager dari kontraktor serta
dari gugus kendali mutu. Selama pertemuan, harus kontraktor
mempresentasikan tentang rencana kerja untuk seminggu berikutnya.
Masalah lain yang akan dibahas dan dianggap penting adalah kontrol
kwalitas, kemajuan, status/operasi peralatan, kontrol keamanan, dan
masalah lain dengan rencana yang dibuat dan cara mengoreksinya. Pada
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 72 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
saat dimulai pertemuan konsultan akan memberikan agenda uraian
prinsip yang akan dibahas dan setelah itu disiapkan risalah secara garis
besarnya dalam pertemuan pembagian rencana berikutnya kepada
kontraktor dan pihak lainnya. Risalah pertemuan ini terbukti sangat
berguna dalam meneliti dan mendapatkan data yang sering dibutuhkan
untuk waktu mendatang.
3.4. Pertemuan Bulanan Direksi, Konsultan dan Kontraktor
Pertemuan ini diadakan pada akhir atau awal bulan, akan dihadiri oleh
Pinpro, kontraktor serta beberapa staf senior yang ditunjuk dan Site
Engineer dari konsultan.
Sebelum pertemuan, konsultan akan menyiapkan agenda daftar draft
point utama yang akan dibahas secara khusus dalam hubungannya
dengan masalah kontrol kualitas, kemajuan, pengajuan rekening,
keamanan hubungannya dengan masyarakat dan lain-lain.
Selama pertemuan, jadwal CPM yang tepat dapat dipakai sebagai acuan
untuk memperlihatkan status terakhir dari kemajuan yang sedang
dibuat. Risalah pertemuan akan disiapkan oleh konsultan dan dibagikan
kepada peserta sebagai pedoman dan akan digunakan. Seperti telah
diuraikan, risalah-risalah pertemuan sering terbukti sangat penting.
3.5. Rapat Bulanan Konsultan dan SNVT P2JJ
Setiap bulan juga Konsultan akan mengikuti Rapat Koordinasi yang
dilaksanakan oleh SNVT P2JJ. Rapat dimaksudkan untuk melaporkan
secara langsung ke SNVT P2JJ mengenai kemajuan pekerjaan lapangan,
hambatan yang ditemui, Evaluasi Kinerja Konsultan yang disampaikan
oleh Pelaksana/kepala SNVT fisik ke SNVT P2JJ, Hal hal yang
menyangkut administrasi kontrak konsultan dan lain-lain sebagainya.
Resume rapat akan dibuat oleh masing-masing SE sebagai kelengkapan
surat perjalanan Dinas dalam kaitannya dengan penagihan invoice
konsultan
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 73 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
4. JADWAL PROGRAM PELAKSANAAN SUPERVISI
Sesuai dengan uraian di atas, maka lingkup layanan jasa konsultan,
sesuai tahapan supervisi konstruksi dari pekerjaan persiapan sampai
laporan pengendalian mutu dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
dianggap perlu (selain dalam kontrak) telah tercakup di dalam bagian
pendekatan dan metodologi pelaksanaan.
Demikian juga untuk program tersebut, agar dapat terlaksana secara
lancar sesuai mekanisme yang telah disusun, akan disertai dengan jadwal
pelaksanaan.
Dengan demikian konsultan akan berusaha secara maksimal untuk
menyusun dan menyajikan suatu rencana kerja pelaksanaan supervisi
dengan memperhitungkan jangka waktu yang tersedia sesuai dengan
estimasi pelaksanaan dari untuk masing-masing item pekerjaan dan hal
lainnya.
5. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Petunjuk teknis yang diberikan oleh Konsultan dan petunjuk-petunjuk
umum yang diberikan oleh Pelaksana/Kepala SNVT tentang teknis
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan dan pemeliharaan Jalan dan
Jembatan secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Drainase, terdiri dari :
Pekerjaan galian saluran
Pekerjaan galian saluran sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
peralatan (Excavator), agar hasil yang diperoleh bisa dipercepat.
Biasanya galian saluran dikerjakan bersamaan dengan galian tanah
untuk pelebaran formasi jalan. Batas-batas galian di tentukan terlebih
dahulu termasuk kedalaman pengalian. Galian hasil pekerjaan secara
mekanis biasanya masih disempurnakan dengan cara manual.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 74 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Apabila dilakukan secara manual yang perlu diperhatikan adalah
kedalaman galian. Kadang-kadang pekerja tidak menggali sampai
kedalaman yang dipersyaratkan atau tidak memperhatikan grading
memanjang jalan. Akibatnya berkaitan dengan pekerjaan pasangan
batu dengan mortar untuk saluran yang diperkeras. Pekerja biasanya
mempertahankan tinggi pasangan sesuai dengan soft drawing,
sehingga kadang-kadang bibir pasangan batu akan lebih tinggi dari
permukaan jalan. Apalagi bila pekerjaan saluran dikerjakan sebelum
pekerjaan LPA/LPB dilakukan. Hal-hal seperti ini yang secara kontinyu
akan diperhatikan oleh Konsultan.
Pekerjaan Pasangan batu dengan mortar
Dalam pekerjaan peningkatan jalan pekerjaan saluran pasangan batu
dengan mortar merupakan pekerjaan pendukung diluar dari pekerjaan
jalan dan dikerjakan setempat-setempat maupun secara keseluruhan.
Namun pekerjaan ini jadi sangat penting karena merupakan salah satu
dari faktor yang membuat tahan tidaknya suatu jalan.
Biasanya saluran diberi pasangan batu dengan mortar pada lokasi
dengan kemiringan memanjang > 5 %, atau pada daerah
permukiman.
Setelah pekerjaan persiapan selesai secara garis besar pekerjaan
pasangan batu dengan mortar meliputi :
a. Pekerjaan Pengukuran.
Pekerjaan pengukuran disini adalah pengukuran beda tinggi dimana
akan menjadi dasar dalam perencanaan untuk menetukan dimana
arah nantinya air akan mengalir.
b. Pemasangan Bouw plank
Pekerjaan pemasangan bouw plank bertujuan untuk menentukan
elevasi dan dimensi pasangan dilapangan yang nantinya menjadi
acuan untuk pekerjaan pemasangan.
c. Persiapan material.
Persiapan material ini meliputi beberapa jenis kegiatan seperti :
Persiapan material
Pemeriksaan material
Pengangkatan atau pengangkutan ke lapangan
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 75 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Pencampuran Material
Material yang dibicarakan dalam hal ini adalah agregat batu, pasir
ditambah semen yang keseluruhannya harus memenuhi
persyaratan spesifikasi.
d. Pelaksanaan pekerjaan drainase (pek. Pasangan batu)
Konstruksi pekerjaan pasangan batu pada pekerjaan drainase
meliputi pekerjaan :
a). Penyiapan formasi atau pondasi
Pondasi atau galian untuk pekerjaan pasangan batu dengan
mortar dimulai dari ujung dasar tembok.
b). Pemasangan batu
Pasangan batu dimulai dari :
Penyiapan batu
Batu harus dibersihkan dari cacat yang mengurangi lekatan
dengan adukan. Sebelum pekerjaan melapis batu harus
betul-betul basah dan sudah cukup waktu yang diberikan
untuk penyerapan air sampai jenuh.
Pemasangan batu
Landasan dari adukan semen, setebal paling sedikit 3 cm
harus ditempatkan pada formasi yang telah disiapkan.
Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit
sedemikian rupa sehingga batu permukaan selalu
tertanam pada adukan tersebut sebelum mengeras.
Batu harus tertanam dengan kuat dan satu dengan
lainnya bersinggungan untuk mendapatkan tebal yang
diperlukan.
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas,
dan permukaan harus diakhiri segera setelah pengerusan
awal dari adukan dengan menyapu dengan sapu yang
kaku.
Pada umumnya pekerja selalu memulai memasang batu
pada kedua bagian dinding, baru kemudian bodemnya. Cara
Pemasangan seperti itu biasanya tidak memperhatikan
ketebalan bodem, Oleh sebab itu pekerja akan diarahkan
untuk memulai sesuai urutan pekerjaan diatas.
e. Pekerjaan pemeriksaan struktur dan perbaikan
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 76 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan terakhir yang merupakan
pekerjaan finishing. Disini dikoreksi kekurangan-kekurangan yang
terjadi sekaligus perbaikannya.
Pekerjaan gorong-gorong.
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan perbaikan, perpanjangan,
penggantian atau pembuatan baru dari gorong-gorong pipa beton
bertulang atau pipa besi gelombang. Secara garis besar pekerjaan ini
meliputi :
a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan disini adalah pekerjaan penggalian dan
persiapan galian serta pondasi untuk gorong-gorong. Dalam
pekerjaan ini pemerikaan dari elevasi atau level galian harus selalu
terkontrol. Untuk menghindari pekerjaan penggalian atau
penimbunan tambahan.
b. Pelaksanaan / penempatan gorong-gorong pipa
Dalam pelaksanaan / penempatan gorong-gorong yang harus
diperhatikan adalah :
o Pipa harus ditempatkan dengan hati-hati, bibir sambungan
harus terpasang baik dalam kedudukannya dan sesuai dengan
arah dan kedudukannya.
o Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa yang berikutnya
bagian bawah bukaan yang sebelumnya harus diberi adukan
yang cukup pada sisi dalam sehingga bagian dalam dari pipa
berikutnya rapat dan rata. Pada saat yang sama bagian atas
harus juga diberi adukan yang sama.
o Setelah pipa dipasang, sambungan selanjutnya harus di isi
dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberi untuk
membentuk selimut disekililing sambungan. Bagian dalam
sambungan harus disapu dan diselesaikan hingga rata.
o Pengurungan kembali dan pemadatan disekeliling dan diatas
gorong-gorong harus sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Material timbunan yang memenuhi persyaratan harus diberikan
untuk timbunan pilihan.
o Urugan harus dilakukan sampai tinggi minimun 30 cm diatas
puncak pipa dan tak terkecuali dalam galian, untuk jarak
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 77 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
minimun 1.5 diameter dari sumbu pipa kemasing-masing sisi.
o Alat berat dan mesin gilas harus tidak boleh beroperasi lebih
dekat dari 1.5 m sampai pipa telah dilapisi sampai kedalaman
paling sedikit 60 cm diatas puncak pipa.
o Pipa harus diselimuti dengan beton sesuai dengan perincian
yang diberikan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
direksi teknik.
2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penaganan, dan
pembuangan dari tanah atau material lain dari badan jalan atau
disekitarnya. Galian dibagi menjadi dua macam :
a. Galian biasa
b. Galian padas
Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
sebagi gailan padas, sedangkan galian padas harus mencakup galian
dari batu dengan volume 1 m3 atau lebih atau galian yang harus
menggunakan alat bertekanan udara, pemboran atau peledakan.
adapun prosedur dari penggalian sebagai berikut.
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi
yang ditentukan dalam gambar.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan ganguan seminimal
mungkin terhadap material dibawah dan diluar batas galian.
Dimana material terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis
tanah dasar,maka meterial tersebut harus dipadatkan dengan benar
atau seluruhnya dibuang atau diganti dengan timbunan pilihan.
Peledakan sebagai salah satu pembongkaran padas (pengalian)
hanya dapat dilakukan bila pengunaan alat pengaruk hydrolis tidak
praktis dan harus persetujuan direksi.
Pekerjaan urugan
Pekerjaan uragan disini ialah pekerjaan pengambilan, pengankutan,
penghamparan dan pemadatan tanah dasar serta urugan kembali
galian. Dalam pekerjan pengurugan tidak boleh dilakukan pada waktu
hujan dan pemadatan urugan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 78 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
lainnya bila kadar air material diluar rentang yang ditentukan. Urugan
secara garis besar terbagi dua yaitu :
urugan biasa
urugan pilihan
Pemasangan dan pemadatan urugan dimulai dari :
a. Penyiapan tempat kerja
Sebelum pemasangan urugan yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah penyiapan tempat kerja dimana semua bahan yang tidak
memenuhi persyaratan harus dibuang dari lokasi pekerjaan.
b. Pemasangan urugan
o Urugan harus dibawah kepermukaan yang telah disiapkan dan
disebar merata dalam lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tabal lapisan nantinya.
o Sebaiknya urugan tanah diangkut langsung dari lokasi sumber
material kelokasi yang telah dipersiapkan dan penimbunan stok
urugan sebaiknya dihindari.
o Untuk penempatan urugan diatas atau terhadap selimut pasir
atau bahan drinase porous harus diperhatikan agar tidak terjadi
pencampuran dari dua material tersebut.
c. Pemadatan urugan
o Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan
masing-masing lapis harus dipadatkan benar-benar dengan
menggunakan alat pemadat yang memadai.
o Pemadatan dilakukan hanya bila kadar air dari material berada
dalam rentang 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimun.
o Urugan padas ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20
cm yang sanggup menutupi rongga pada bagian padas atau
urugan.
o Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut
kearah sumbu jalan sedemikan sehingga masing-masing bagian
menerima usaha pemadatan yang sama.
Pekerjaan Penyiapan badan jalan
Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan sebelum pekerjaan
lapisan diatasnya dikerjakan. Lapisan lama bila ada harus digaruk
terlebih dahulu dengan menggunakan motor grader kemudian
dipadatkan dengan vibrator Roller.
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 79 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
3. Pekerjaan Widening dan Bahu Jalan
Pekerjaan widening
Pekerjaan widening adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan
yang ada sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan.pelebaran harus
dilakukan hanya pada stu sisi dari perkerasan, sedemikian rupa
sehingga membuat sumbu jalan jadi lebih lurus dan mengurangi
lengkungan pada tikungan. Secara garis besar pekerjaan widening
terbagi dua jenis pekerjaan :
a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan ini meliputi :
o Penggalian material yang ada
Bahan yang ada harus digali hingga kedalam yang telah
ditentukan. Dalam hal ini bahan galian tidak boleh digunakan
kembali.
o Pencampuran bahan yang baru dengan yang sudah ada
Pencampuran ditempat dari material yang ada dengan yang baru
dapat dilakukan bila material bahu yang ada mempunyai kualitas
yang cukup baik, namun sebaiknya menggunakan material yang
baru.
o Pemotongan tepi dari jalur lintasan
Tepi yang terkupas dari perkerasan jalur lintasan yang ada harus
dipotong hingga bahan yang baik yang tidak gembur, retak,
atau tidak stabil.
o Penyiapan formasi dan pelebaran
Formasi galian tempat pelebaran perkerasan harus disiapkan
dan dipadatkan.untuk pekerjaan pelebaran harus sesegera
mungkin menyusul pekerjaan penggalian.
b. Pemasangan dan pemadatan material untuk pelebaran perkerasan.
Pemasangan dan pemadatan material untuk pelebaran perkerasan
harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Lapis
pondasi agregat dibawa ketempat pada badan jalan dan dihampar
pada kadar air yang rentan.
Masing-masing lapisang harus dihampar pada satu operasi pada
tingkat yang merata dan menghasilkan tebal yang padat yang
diperlukan. Tebal minimun lapisan gembur yang untuk setiap
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services
Engineering, Economist, Management
SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 80 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006
lapisan konstruksi harus dua kali lipat ukuran terbesar agregat dan
tidak melebihi 18 cm.
segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir masing-
masing lapis harus dipadatkan dengan peralatan yang memadai,
hingga mencapai kepadatan paling sedikit 95 % dari kepadatan
kering maximun.
Pekerjaan Bahu Jalan
Peke