54
PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services Engineering, Economist, Management SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 40 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006 F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI 1. UMUM Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan dalam suatu langkah-langkah pendekatan permasalahan dan aplikasi metode paling efektif sehubungan dengan pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud. Pendekatan dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut telah disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang terbaik. Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek dan berusaha dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek. Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan senantiasa membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan kegiatan untuk mendapatkan penghematan waktu. Senantiasa berorientasi pada pelaksanaan program pengawasan jaminan mutu secara efektif. Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak kontraktor dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan dan pendaya-gunakan struktur organisasinya. Uraian tentang pendekatan dan metodologi berkaitan dengan layanan jasa konsultan yang digunakan pada proyek ini secara jelas dipaparkan dalam sub bab berikut ini.

Pendekatan Dan Metodologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pendekatan dan Metodologi

Citation preview

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 40 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

    1. UMUM

    Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian

    dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan

    dalam suatu langkah-langkah pendekatan permasalahan dan aplikasi

    metode paling efektif sehubungan dengan pelaksanaan layanan jasa pada

    proyek termaksud.

    Pendekatan dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut telah

    disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan

    jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing

    tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan dengan

    pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

    Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut,

    dapat disimpulkan sebagai berikut :

    Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan

    Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya

    untuk melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat

    memberikan hasil yang terbaik.

    Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek dan

    berusaha dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek.

    Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan

    senantiasa membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik

    penjadwalan kegiatan untuk mendapatkan penghematan waktu.

    Senantiasa berorientasi pada pelaksanaan program pengawasan

    jaminan mutu secara efektif.

    Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak

    kontraktor dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan

    pekerjaan dan pendaya-gunakan struktur organisasinya.

    Uraian tentang pendekatan dan metodologi berkaitan dengan layanan

    jasa konsultan yang digunakan pada proyek ini secara jelas dipaparkan

    dalam sub bab berikut ini.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 41 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    2. Tahap Supervisi Konstruksi

    2.1. U m u m

    Berdasarkan Kerangka Acuan Tugas, Lokasi proyek yang akan dilakukan

    supervisi adalah Pembangunan jembatan S. Pangkajene K., Pemeliharaan

    Jalan Pangkajene K. Maros, Pembangunan Jalan Pakkae Pangkajene K.

    Memiliki lokasi dan rencana waktu yang disiapkan selama waktu 5 (lima)

    bulan dapat diprediksi bahwa :

    a. Lalu lintas yang akan melalui jalan ini adalah jalan dengan kategori lalu

    lintas yang berat.

    b. Pekerjaan yang dilakukan bukan overlay langsung, (sebagian tergolong

    pekerjaan dengan kategori pembangunan, dan sebagian lagi tergolong

    kategori pemeliharaan).

    Dengan demikian, maka sistem pengawasan dan supervisi konstruksi

    menjadi hal yang sangat penting sehingga diperlukan suatu wadah

    organisasi yang memadai dalam melakukan monitor terhadap segala

    aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga proyek ini dapat selesai tepat

    waktu, tepat mutu dan tepat biaya.

    Untuk memenuhi target di atas, kami telah menyiapkan program kerja dan

    menyusun satu tim memadai dalam jumlah dan kualitas yang terdiri dari

    tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan pada usulan teknik ini pada

    point lainnya.

    Dalam hal ini, kami yakin sepenuhnya bahwa jasa-jasa konstruksi yang

    akan kami berikan dapat menambah satu bagian dalam hal penanganan

    pekerjaan pembangunan jalan yang dapat diandalkan menjadi Jalan

    Nasional atau Jalan Propinsi serta jalan penghubung di Daerah-Daerah

    yang bersangkutan.

    Pada prinsipnya, Konsultan lebih mengutamakan hal-hal yang berkaitan

    langsung dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan dengan

    asumsi-asumsi sebagai berikut :

    Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 42 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    pelaksanaan Dokumen Kontrak baik fisik maupun administrasi teknis

    yang tentunya dapat dipahami oleh kontraktor. Kegiatan ini

    dilakukan diawali dari Pre Construction Meeting ( Rapat Pendahuluan )

    dan aktivitas lain pada masa mobilisasi.

    Mengarahkan kontraktor untuk melakukan survei detail dan

    inventarisasi lapangan kemudian melakukan rekayasa lapangan sesuai

    dengan kondisi dan kebutuhan lapangan. Hasil rekayasa lapangan di

    konsultasikan dengan Pelaksana/kepala SNVT. Item pekerjaan yang

    dapat dilaksanakan disesuaikan dengan dana yang tersedia dengan

    melakukan optimalisasi.

    Mengarahkan kontraktor dalam persiapan metode pelaksanaan untuk

    semua kegiatan pekerjaan dan membantu membuat revisi bila

    memerlukan peningkatan metode tersebut.

    Mengarahkan kontraktor untuk merencanakan dan menyusun jadual

    pelaksanaan pekerjaan.

    Bekerjasama dengan kontraktor dalam optimalisasi hasil kerja dari

    tenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya.

    Senantiasa melakukan monitoring persediaan material dan peralatan

    yang memadai selama pelaksanaan.

    Melakukan pengujian lapangan baik untuk pengujian tanah

    maupun material lainnya dengan tujuan utama adalah tercapainya

    program jaminan mutu.

    Secara periodik mengadakan Rapat Mingguan dengan pihak kontraktor

    guna membahas semua kegiatan pekerjaan, terutama mengenai

    langkah-langkah yang diperlukan untuk peningkatan dan efisiensi

    pelaksanaan di lapangan. Juga untuk membahas secara detail dan

    menyelesaikan setiap masalah yang timbul, kaitan dengan pengawasan

    mutu dan kemajuan pekerjaan.

    Menyusun suatu metode yang menjamin, sehingga gambar kerja

    kontraktor tidak terlambat dalam proses sejak pembuatan dan koreksi

    hingga mendapat persetujuan.

    Menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan program,

    termasuk gambar rencana dan spesifikasinya.

    Membimbing kontraktor agar dapat memproduksi aggregat dengan

    mutu sesuai spesifikasi yang telah disyaratkan.

    Memeriksa dan menandatangani sertifikat pembayaran Bulanan

    Kontraktor, sehingga penerimaan pembayaran dapat tepat pada

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 43 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    waktunya, tanpa mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan

    selanjutnya.

    Membuat laporan kepada Direksi secara lengkap dan kontinyu tentang

    segala kemajuan pekerjaan melalui surat menyurat dan laporan

    kemajuan pekerjaan bulanan.

    Mengadakan rapat koordinasi sebulan sekali (yang harus dihadiri

    oleh staf utama dari Direksi dan Konsultan serta Kontraktor) untuk

    membahas dan memecahkan masalah penting yang terjadi selama

    pelaksanaan proyek.

    Senantiasa menjalin hubungan secara harmonis dengan orang yang

    terlibat pada proyek ini.

    Dari uraian di atas, Konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan

    berjalan lancar dengan hasil pekerjaan yang baik dan proyek akan

    selesai tepat pada waktunya.

    Penjelasan tentang rencana usulan supervisi akan diuraikan dalam sub

    bab berikut ini.

    2.2. Pekerjaan Persiapan

    Apabila Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kontraktor atau surat resmi

    lainnya, yang menyatakan bahwa kontraktor sudah bisa memulai

    pekerjaan maka harus segera dilakukan langkah-langkah untuk

    memulai pekerjaan persiapan sebagai tahap pelaksanaan supervisi

    konstruksi, antara lain :

    a. Atas persetujuan SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan

    Jembatan melakukan mobilisasi personil dan peralatan termasuk

    menyediakan kantor proyek dan perlengkapannya serta alat

    transportasi.

    b. Menyiapkan blanko standar dan membuat format laporan yang akan

    digunakan selama pelaksanaan supervisi konstruksi (laporan

    Inspector, laporan pengujian tanah dan bahan, blanko pengecekan

    topo-survey, blanko pengukuran volume pekerjaan, blanko

    persetujuan request, surat menyurat antar instansi, blanko rekaman

    pengiriman dan pemakaian peralatan/kendaraan dan lain-lain).

    c. Mengikuti atau memfasilitasi terlaksananya Pre Construction Meeting

    untuk mendapatkan kesepakatan mengenai paling tidak 4 hal sebagai

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 44 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    berikut :

    Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal DOKUMEN KONTRAK

    menyangkut:

    Variasi pekerjaan (Pekerjaan tambah kurang)

    Termination atau for feiture

    Mobilisasi

    Pemeliharaan dan pengenadalian lalu lintas

    Sub letting/ sub kontraktor

    Asuransi

    Dan lain-lain yang dianggap perlu:

    Kesepakatan tentang tata cara dan proses administrasi,

    menyangkut :

    Request, approval & examination of works.

    Extension time for completion

    Drawing/gambar

    MC & Eskalasi

    PHO dan FHO

    Addendum kontrak

    Dan lain-lain yang dianggap perlu

    Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan

    pekerjaan utama (Major item)

    Kemungkinan adanya perubahan komposisi/jumlah peralatan atau

    urutan kegiatan pekerjaan yang telah dituangkan kedalam program

    mobilisasi dan jadwal konstruksi yang telah disepakati menjelang

    penandatanganan kontrak.

    Hasil-hasil Pre Construction Meeting dituangkan dalam bentuk Berita

    Acara yang ditandatangani bersama oleh : Pekalsana SNVT, Ketua

    SNVT, Konsultan Supervisi dan General Superintendent kontraktor.

    d. Hal-hal penting lainnya harus dilakukan oleh konsultan pada tahap

    awal pekerjaan adalah pengkajian ulang secara terinci dan evaluasi

    data yang telah ada seperti standar perencanaan, rencana

    spesifikasi, surat keterangan material, persyaratan kontrak, rencana

    aggaran biaya, rencana kerja, dan lain-lain. Hal ini bermanfaat untuk

    menghilangkan keraguan atau mengoreksi kesalahan yang dapat

    ditemukan serta dapat mengurangi biaya proyek dan menghemat

    waktu pelaksanaan dengan pertimbangan yang dapat diterima secara

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 45 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    teknis. Dalam Kerangka Acuan Kerja butir 1.4. telah dikemukakan

    bahwa studi terdahulu atas jalan yang akan dikerjakan ini belum ada,

    sehingga akan dikoordinasikan dengan Pelaksana/Kepala SNVT untuk

    melakukan rekayasa lapangan dan selanjutnya kaji ulang perencanaan

    sesuai dengan tingkat dan prosedur baku yang sudah ada. Produk Kaji

    Ulang perencanaan akan diselesaikan dalam priode mobilisasi,

    sehingga tidak menghambat aktivitas kontraktor dalam tahapan

    konstruksi selanjutnya. Untuk proyek pendek (non multy years), kaji

    ulang harus selesai dalam waktu 1 bulan setelah Site Take Over, dan

    dilakukan Contract Change Order oleh Panitia Peneliti Pelaksanaan

    Kontrak kemudian dibuatkan Amandemen Kontrak.

    2.3. Pengaturan Lalu Lintas

    1. U m u m

    Arus lalu lintas selama periode konstruksi tentu akan terganggu.

    Hal ini tidak dapat dihindari, sebagai akibat pengoperasian alat berat

    sepanjang jalur lalu lintas dan lokasi pekerjaan konstruksi. Untuk itu

    disarankan agar menjaga kelancaran arus lalu lintas selama

    pelaksanaan konstruksi dan konsultan akan mengusulkan metode

    pelaksanaan pekerjaan sehingga kemacetan arus lalu lintas selama

    konstruksi dapat dihindari.

    2. Usulan Pengaturan Lalu Lintas

    Konsultan akan mengusulkan pengaturan lalu lintas dengan

    pertimbangan secara matang dan teliti untuk meminimalkan

    gangguan lalu lintas dan ketidaknyamanan yang dialami oleh

    masyarakat. Dengan demikian konsultan juga percaya bahwa dalam

    penyusunan rencana pelaksanaan konstruksi telah menjadi bagian

    pertimbangan dalam hal ini.

    Sebagai tambahan, rencana secara terinci dalam pengawasan dan

    pengaturan lalu lintas harus disusun sebagai berikut :

    Selama tahap mobilisasi dan sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor

    harus menyiapkan rencana detail tentang metode yang terbaik untuk

    pengawasan dan pengaturan lalu lintas selama setiap tahap periode

    konstruksi. Rencana tersebut harus meliputi semua kemungkinan

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 46 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    metode pengawasan dan pengaturan lalu lintas.

    Setelah Kontraktor merumuskan rencana awal, maka harus

    mengadakan rapat konsultasi dengan pihak konsultan, Proyek Manajer

    dan wakil dari instansi lain yang terkait secara langsung guna

    membahas seluruh aspek perencanaan dan memutuskan metode

    yang paling efektif yang akan digunakan dalam pengawasan dan

    pengaturan lalu lintas.

    Selain itu, konsultan juga akan melakukan koordinasi dengan

    kontraktor mengenai pemanfaatan jalan kerja agar tetap dapat

    terpelihara.

    Setelah rencana kontraktor tersebut sudah disiapkan, maka harus

    diperiksa oleh konsultan (terkait dengan wakil dari instansi yang

    menghadiri rapat). Setiap perubahan dan tambahan akan dikembalikan.

    Setelah disetujui, maka disajikan menjadi rencana bagian pengawasan

    dan pengaturan lalu lintas.

    Selama pelaksanaan kontraktor menyelesaikan rencana tersebut,

    kemudian dikirim guna mendapat konstruksi, konsultan harus senantiasa

    mengarahkan kontraktor untuk merevisi rencana pengawasan dan

    pengaturan lalu lintas jika perlu.

    2.4. Program Jaminan Mutu

    Pada dekade terakhir ini skala dan kompleksibilitas proyek jalan semakin

    bertambah besar, dana terbatas, periode pelaksanaan singkat dan

    tuntutan untuk menghindari kesalahan pelaksanaan semakin intensif.

    Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan diperlukan

    sistem quality assurance (jaminan mutu) yang berguna untuk

    mencegah terjadinya kesalahan, dan menemukan kesalahan pada saat

    yang tepat.

    Quality assurance adalah semua kegiatan yang diperlukan untuk

    memberikan rasa percaya (confidence) bahwa suatu konstruksi akan

    berfungsi dengan baik selama masa pelayanan.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 47 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Dari uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pemahaman konsultan

    terhadap program jaminan mutu merupakan hal yang paling essensial

    dalam penanganan proyek. Dari pengalaman menangani Proyek-proyek

    peningkatan jalan, menurut konsultan paling tidak ada 3 hal yang paling

    mendasar mengenai program jaminan mutu yang akan diuraikan

    berikut ini, yakni:

    a. Pemahaman terhadap Syarat-syarat teknis pekerjaan.

    Syarat-syarat teknis pekerjaan diatas diatur dalam spesifikasi BAB V

    Dokumen Kontrak Fisik. Secara garis besar spesifikasi terdiri dari 6 pokok

    uraian sebagai berikut :

    1. Uraian atau lingkup pekerjaan

    a. Mencakup seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam

    artikel / jenis pekerjaan yang dimaksud

    b. Pada umumnya yang tercakup lebih luas / banyak dari judul / jenis

    pekerjaan itu sendiri.

    c. Menentukan jenis peralatan yang diperlukan

    d. Mempengaruhi struktur analisa harga satuan

    2. Bahan atau Material

    a. Mencakup ketentuan bahan baku maupun bahan olahan

    b. Mencakup tata cara handling

    3. Metode pelaksanaan dan peralatan yang digunakan

    a. Sebelum pelaksanaan diharuskan melakukan percobaan/pengujian

    b. Mangatur cara dan urut-urutan pelaksanaan, peralatan yang

    disarankan, keadaan cuaca yang disarankan, pengendalian mutu

    setiap tahap pelaksanaan

    4. Syarat hasil akhir dan pengendalian mutu.

    a. Merupakan persyaratan paling penting / menentukan sebelum

    pekerjaan tersebut layak untuk diterima dan dibayar

    b. Bagian dari proses pengendalian mutu tahap akhir.

    5. Cara pengukuran hasil kerja

    a. Mengandung unsur penyederhanaan dan memperkecil

    kemungkinan silang pendapat di lapangan

    b. Hasilnya pada umumnya lebih kecil dari apa yang telah dikerjakan (

    dari sudut kuantitas )

    c. Sangat mempengaruhi faktor koreksi dalam analisa harga satuan.

    6. Cara pembayaran.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 48 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    a. Mencakup satuan dari pembayaran ( Rp/ton, Rp/m2, Rp/liter, dll )

    b. Pembayaran dimaksudkan sebagai kompensasi dari tenaga kerja,

    bahan, peralatan, dsb, untuk melaksanakan bagian-bagian

    pekerjaan yang tercakup dalam diskripsi pekerjaan yang dimaksud.

    Penjelasan tersebut menyiratkan bahwa tidak akan mungkin diperoleh

    hasil yang optimal dari proyek tanpa dilakukan pemahaman dan

    penerapan Dokumen Proyek secara baik oleh semua pihak yang terkait.

    b. Pelaksanaan kendali mutu yang benar.

    Tata cara pengendalian mutu yang baik khususnya yang berkenaan

    dengan persyaratan teknik :

    1. Tahap Pengendalian mutu yang baik

    Ada tiga tahap pengendalian mutu :

    Pengendalian mutu bahan baku

    Pengendalian mutu bahan olahan

    Pengendalian mutu bahan pekerjaan terpasang.

    2. Jenis Pengendalian mutu yang baik.

    Ada dua jenis pengendalian mutu yang harus dilakukan

    Mutu tentang dimensi ( panjang, lebar, tebal. Elevasi, kemiringan,

    kerataan, dsb )

    Mutu tentang kualitas fisik ( kepadatan, stability, kuat tekan, CBR,

    dsb)

    3. Aplikasi Spesifikasi yang benar.

    Struktur Spesifikasi selalu mencakup 5 hal untuk tiap jenis pekerjaan

    maupun bahan, yakni :

    Jenis pemeriksaan material

    Metode pemeriksaan

    Frekuensi pemeriksaan

    Persyaratan mutu

    Toleransi

    Aplikasi spesifikasi yang benar yang mencakup kelima hal tersebut

    diatas untuk setiap item pekerjaan dapat dilihat pada lembar berikut.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 49 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 50 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    c. Persetujuan atau Penolakan Pekerjaan

    Pada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai, Konsultan akan

    mengadakan metode "Inspeksi untuk menerima hasil pekerjaan"

    secara tepat. Jika pekerjaan sudah dilakukan secara memuaskan dan

    sesuai dengan spesifikasi dalam Dokumen Kontrak, konsultan akan

    membuat rekomendasi secara resmi kepada Pelaksana/kepala SNVT

    penerimaan pekerjaan.

    Pekerjaan yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan

    spesifikasi, akibat penyimpangan kualitas karena pelaksanaan yang

    buruk, pemakaian bahan yang rusak, atau akibat hal lain sehingga

    ditolak akan diberikan catatan secara tertulis mengenai alasan

    penolakan tersebut, dengan mengkoordinasikannya kepada

    Pelaksana/kepala SNVT berkaitan dengan setiap pekerjaan yang ditolak.

    Program jaminan mutu, yang akan dilaksanakan oleh konsultan dalam

    melakukan tugas dan tanggung jawabnya akan mengacu pada program

    jaminan mutu yang diuraikan diatas. Oleh sebab itu dalam penanganan

    proyek ini selain tenaga professional yang kualified yang akan ditugaskan,

    tenaga teknis yang akan diturunkan juga adalah tenaga-tenaga yang

    sudah matang dan berpengalaman di bidang tugasnya masing- masing.

    2.5. Monitoring Kemajuan Pekerjaan

    1. Pengendalian Jadwal Pelaksanaan

    Salah satu hal yang harus dilaksanakan konsultan setelah Surat

    Perintah Mulai Kerja (SMPK) adalah melakukan diskusi dengan

    kontraktor mengenai jadwal pelaksanaan yang lebih terinci, untuk

    bersama-sama menyusun jadwal tersebut.

    Berdasarkan pengalaman dalam supervisi konstruksi pada proyek

    yang sejenis, konsultan menyadari benar bahwa jadwal

    membutuhkan evaluasi yang berkesinambungan untuk memantau

    kelemahan struktur organisasi kontraktor, metode pelaksanaan,

    penugasan personil, penggunaan peralatan dan lain sebagainya.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 51 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Pada umumnya pelaksanaan kontrak dibagi atas 3 periode :

    - Periode satu : Rencana pelaksanaan 0 - 70 %

    - Periode dua : Rencana pelaksanaan 70 100 %

    - Priode tiga : Rencana pelaksanaan 100 %.

    Suatu proyek dikatakan kritis bila :

    - Pada priode kesatu : keterlambatan > 25 %

    - Pada priode kedua : keterlambatan > 15 %

    - Pada Periode ketiga : Fisik belum selesai.

    Proyek dikategorikan terlambat bila :

    - Pada priode kesatu : keterlambatan 10 - 25 %

    - Pada priode kedua : keterlambatan 10 - 15 %

    Untuk Proyek kritis harus dilakukan Show Cause Meeting.

    Oleh sebab itu Konsultan merencanakan akan mengendalikan

    kemajuan pekerjaan konstruksi dengan CPM (Critical Path Methode)

    dari jadwal pelaksanaan kerja. Dengan CPM jadwal diperbaharui

    berdasarkan progress perbulan dengan Komputer. Sehingga Konsultan

    (Supervision Engineer) akan melibatkan diri dengan semua aspek

    kegiatan pengendalian kemajuan kerja.

    Konsultan secara periodik setiap minggu, mengevaluasi jadwal

    kontraktor tentang kemajuan dari kegiatan lapangan dan langkah-

    langkah perbaikan yang harus diambil untuk mengurangi

    keterlambatan yang dialami.

    Jika diprediksi bahwa bagian pekerjaan yang kritis ( Critical Path )

    akan tertunda, konsultan segera memfasilitasi pelaksanaan rapat

    khusus dengan kontraktor dan Pelaksana/kepala SNVT untuk

    mendiskusikan semua item pekerjaan berhubungan dengan masalah

    tersebut, menunjukkan secara tepat apa permasalahannya,

    memberi pengarahan bagaimana mencari jalan keluarnya dan

    menginstruksikan kontraktor untuk mengambil tindakan segera. Perlu

    dicatat bahwa hal ini harus diambil bukan setelah Critical Path

    ditunda.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 52 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    2. Evaluasi Ulang Terhadap Rencana Kerja Kontraktor

    Sebelum pekerjaan konstruksi, konsultan akan mengkaji ulang dan

    melakukan evaluasi tentang rencana kerja kontraktor yang

    memperlihatkan metode usulan dan prosedur pelaksanaan pekerjaan

    konstruksi.

    Rencana kerja ini menggambarkan secara detail program kerja

    kontraktor seperti mobilisasi, jadwal pelaksanaan yang

    memperhitungkan lalu lintas dan faktor keamanan, metodologi

    pelaksanaan, program pengendalian mutu, metode pengadaan dan

    penyimpanan material, penggunaan peralatan kerja, organisasi kerja,

    sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.

    Pertimbangan Konsultan atas rencana kerja kontraktor akan

    memerlukan perhatian khusus terutama pada beberapa pokok

    persoalan berikut ini :

    Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja sesuai

    dengan spesifikasi dan syarat-syarat kontrak

    Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode Critical

    Path dan atas pertimbangan semua kegiatan item pekerjaan yang

    saling berkaitan

    Perhitungan pengendalian keselamatan, terutama keamanan lalu

    lintas yang ada dengan mempertimbangkan kenyamanan

    masyarakat

    Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai.

    Berdasarkan hasil evaluasi di atas, konsultan akan meminta kontraktor

    untuk merevisi rencana kerja dan membantu bila diperlukan. Setelah

    rencana kerja tersebut diperbaiki sesuai dengan pertimbangan

    konsultan, walaupun telah disetujui akan tetapi tetap dikaji ulang

    lebih jauh jika memang diperlukan.

    3. Perencanaan dan Koordinasi Kemajuan Jadwal CPM

    Suatu metode yang efektif untuk kemajuan pekerjaan secara

    memuaskan, atau bahkan untuk meningkatkannya, adalah hal yang

    memerlukan perhatian terutama dari segi penjadwalan proyek dan

    rapat koordinasi yang diadakan setiap Minggu (sebaiknya setiap hari

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 53 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Senin pagi) antara konsultan dan kontraktor. Dalam rapat ini harus

    dihadiri oleh personil utama dari kedua pihak, untuk rumusan rencana

    kerja selanjutnya.

    Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang dapat

    mempengaruhi metode CPM, akan dianalisa dengan langkah-

    langkah yang tepat untuk mendapatkan pemecahannya. Dalam hal

    ini, sebelum diadakan rapat bersama staf pada setiap akhir Minggu

    (hari Sabtu) untuk membicarakan kegiatan Minggu tersebut dan

    menentukan bobot kemajuan yang dicapai.

    Kemudian kontraktor harus pula mempersiapkan sebuah jadwal Bar-

    Chart sederhana yang memperlihatkan jadwal pekerjaan selanjutnya

    yang direncanakan pada Minggu berikut dan menunjukkan Rapat

    Koordinasi Mingguan pada setiap hari Senin antara konsultan dan

    kontraktor.

    Walaupun jadwal Mingguan kontraktor bersifat sementara, namun

    tetap akan membantu secara efektif konsultan maupun kontraktor di

    lapangan terutama pengaturan personilnya guna menghilangkan

    keraguan, sehingga dapat mengakibatkan kemajuan yang lebih positif.

    Sepanjang koordinasi yang baik dan terpelihara antara konsultan

    dan kontraktor, maka akan memudahkan terutama dalam

    memperbaiki kesalahan-kesalahan, memecahkan masalah dan

    menghindarkan kesalah pahaman serta akan memungkinkan

    tercapainya pekerjaan yang maksimum.

    4. Evaluasi Ulang Terhadap Gambar Pelaksanaan Kontraktor

    Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan kepada

    Konsultan untuk disetujui, dimana diperlihatkan secara lengkap

    dan lebih rinci seluruh bangunan/struktur yang harus dibangun

    sesuai Construction Plant yang digunakan, waktu untuk pekerjaan

    persiapan, pemeriksaan, perbaikan dan persetujuan gambar

    pelaksanaan yang bisa dipertimbangkan dan jika tidak akan terjadi

    keterlambatan kemajuan kerja.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 54 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Dengan menyadari akan hal ini, konsultan dengan kontraktor

    menyusun jadwal proses gambar pelaksanaan dan dipersiapkan untuk

    disetujui sesuai prioritas yang dapat mempengaruhi critical path.

    5. Memacu Keterlambatan Pekerjaan

    Bila Kontraktor gagal memenuhi target dalam sesuai jadwal yang

    telah disepakati sebelumnya baik akibat kelalaian kontraktor maupun

    akibat permasalahan tertentu sehingga terjadi deviasi yang cukup

    besar, maka konsultan akan segera mengusulkan untuk dilakukan

    Show Cause Meeting (Rapat pembuktian). Untuk proyek LCB (Local

    Competitive Bidding) tingkatan pelaksanaan Show Cause Meeting

    dilakukan sesuai deviasi keterlambatan proyek dengan urutan

    tingkatan sbb :

    Keterlambatan 10 15 % dilakukan SCM tingkat Proyek.

    Keterlambatan 15 25 % dilakukan SCM tingkat Propinsi.

    Keterlambatan > 25 % dilakukan SCM tingkat Direktorat Jenderal

    Materi rapat Show Cause Meeting mencakup hal sebagai berikut :

    Pembuktian tentang kemungkinan / kesanggupan kontraktor bila

    diberi kesempatan umtuk mengatasi keterlambatan atau masalah

    Test Case yang diperintahkan kepada kontraktor guna

    membuktikan kesanggupannya dalam jangka waktu tertentu.

    Usul tindak lanjut atas hasil evaluai test case kepada jenjang yang

    lebih tinggi, sampai ke Direktur jenderal Prasarana Wilayah.

    Keputusan akhir atas pelaksanaan Show Cause Meeting dapat

    berupa :

    Dilanjutkan dengan perpanjangan waktu

    Dilanjutkan tapi denda pada akhir masa kontrak apabila pekerjaan

    belum terselesaikan

    Kerja sama dengan Pihak Ketiga / Three Parties Agreement ( TPA ).

    For Feiture.

    Pemutusan Kontrak.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 55 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    a. Perpanjangan waktu pelaksanaan.

    Dalam pelaksanaan fisik kadang-kadang dijumpai hal-hal yang

    sebelumnya tidak diperhitungkan dalam penentuan waktu

    pelaksanaan dalam dokumen kontrak, sehingga bagaimanapun

    upaya kontraktor untuk mengerjakan tugasnya tetap terjadi

    keterlambatan dari progress yang dibuat berdasarkan waktu

    pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak. Untuk kasus demikian,

    kontraktor akan mengajukan perpanjangan waktu dengan alasan-

    alasan tertentu. Hal-hal yang layak dipertimbangkan untuk pemberian

    rekomendasi perpanjangan waktu oleh konsultan adalah sebagai

    berikut :

    - Pekerjaan tambah / kurang. Walaupun CCO yang dsepakati

    adalah CCO balance, namun item pekerjaan tambah yang

    diberikan memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama

    dibanding dengan pengurangan item pekerjaan lain sebelumnya,

    misalnya Penambahan kuantitas item pekerjaan Pasangan batu

    atau saluran pasangan batu dengan mortar yang dikerjakan secara

    manual dibanding dengan pengurangan kuantitas pekerjaan yang

    dilakukan secara mekanis misalnya pekerjaan Hot mix.

    - Perubahan Desain. Misalnya perubahan ketebalan LPA atau LPB

    menjadi lebih tebal sehingga kuantitasnya meningkat dibanding

    dengan pengurangan ketebalan lapisan beraspal akan memerlukan

    waktu yang lebih lama.

    - Bencana Alam. Bila terjadi bencana alam misalnya terjadi banjir ,

    tanah longsor, dan lain-lain sehingga aktivitas kontraktor terhambat

    atau ada bagian pekerjaan yang rusak yang harus diperbaiki

    kembali oleh kontraktor. Bencana alam harus dibuktikan dengan

    pernyataan Gubernur .

    - Hambatan Proyek. Proyek terhambat baik akibat hilang nya

    material pokok dari pasaran, misalnya aspal atau semen maupun

    hambatan karena pembebasan tanah di lokasi yang belum beres.

    - Force Majeur. Terjadinya hal-hal yang diluar kekuasaan kedua

    pihak ( Kontraktor dan pemilik Proyek ) misalnya : terjadi perang,

    pemberontakan, perang saudara, huru-hara atau kekacauan

    lainnya. Kasus ini juga harus di back up dengan Pernyataan

    Gubernur.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 56 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    - Hujan yang luar biasa. Secara umum hari hujan memang sudah

    diperhitungkan dalam menghitung waktu pelaksanaan dalam

    dokumen kontrak, oleh sebab itu kondisi yang bisa dipertimbangkan

    adalah bila hujan yang terjadi merupakan hujan yang luar biasa

    akibat perubahan musim, misalnya terjadinya fenomena El Nino

    pada tahun 1997 1998. Curah hujan yang terjadi harus

    dibuktikan data pencatatan curah hujan harian.

    Prosedur pengusulan sampai persetujuan perpanjangan waktu

    pelaksanaan dapat dikemukakan sebagai berkut :

    Kontraktor : Mengajukan usulan tertulis dengan dilengkapi alasan

    perpanjangan waktu dan waktu tambahan yang dibutuhkan

    kepada Pemimpin Proyek dengan tembusan Konsultan Supervisi.

    Konsultan supervisi : mempelajari usulan kontraktor dan membuat

    Justifikasi teknis termasuk mengevaluasi kebutuhan waktu

    pelaksanaan.

    Pemimpin Proyek meminta kepada Panitia Peneliti Pelaksanaan

    Kontrak untuk membahas usulan Kontraktor.

    Panitia Peneliti melaksanakan rapat yang dihadiri oleh unsur

    Proyek, Konsultan Supervisi dan Kontraktor. untuk membahas

    usulan kontraktor tersebut. Panitia Peneliti memberikan

    rekomendasi kepada Pelaksana/kepala SNVT mengenai usulan

    tersebut termasuk waktu yang disetujui apabila perpanjangan

    waktu diberikan. Yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat.

    Dengan dasar tersebut Pelaksana/kepala SNVT membuat

    amandemen / addendum kontrak

    Hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum Amandemen Kontrak

    diterbitkan adalah :

    Semua jaminan (uang muka, pelaksanaan dan lain-lain) harus

    disesuaikan.

    Jadwal pelaksanaan fisik Curva S disesuaikan, dengan tetap

    mempertahankan kemiringan curva.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 57 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    2.6. Pengendalian Biaya Proyek

    1. U m u m

    Konsultan menyadari sepenuhnya dalam hal pengendalian semua biaya

    yang berhubungan dengan proyek dan akan membuat usaha

    pengendalian secara dini hingga akhir tahap konstruksi.

    Berbagai cara untuk melakukan hal ini, seperti penggunaan komputer

    untuk pengolahan data pembiayaan, menghindari keterlambatan

    kemajuan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan tambah kurang

    seminimal mungkin, dan menjamin prosedur pelaksanaan konstruksi

    yang paling efisien.

    Dalam pengendalian biaya proyek yaitu meminimalkan biaya operasi

    lapangan, menyiapkan sertifikat pembayaran secara teliti dan meyakinkan

    Kontraktor dengan membayar pekerjaan yang telah dikerjakan,

    menyiapkan perkiraan pekerjaan sisa secara berkala sehingga jadwal

    pembayaran bisa disesuaikan dengan taksiran kemajuan pekerjaan yang

    tepat, dan menjamin bahwa pekerjaan telah diterima sesuai dengan

    spesifikasi.

    Sebagai ringkasan, cara terbaik untuk mengendalikan biaya proyek

    secara keseluruhan adalah mengoptimalkan pekerjaan yang telah selesai

    dan menjamin bahwa tanggal penyelesaian kontrak dapat dicapai tanpa

    adanya perpanjangan waktu.

    Pada sub bab ini berisi uraian singkat tentang penggunaan sistim

    komputer dalam pengendalian biaya proyek, pengolahan pengeluaran

    rekening kontraktor dan kontinyu memeriksa keseimbangan jumlah

    bahan yang tersisa selama pelaksanaan.

    2. Sistem Komputer untuk Pengolahan Data Pembiayaan Proyek

    Menjaga data biaya proyek yang terbaru adalah bagian yang terpenting

    dari supervisi konstruksi tetapi kegiatan ini menjadi sulit dan memerlukan

    waktu, dengan akibatnya sering menjadikan kurang efektifnya metode ini.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 58 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Tetapi pada proyek ini Konsultan akan menggunakan sistem Komputer

    yang bisa beroperasi dilapangan tanpa memerlukan alat penunjang yang

    lebih memadai. Hal ini berarti bahwa konsultan harus dapat mengolah

    semua data yang berhubungan dengan pengontrolan biaya proyek

    secara cermat, teliti dan cepat.

    a. Persiapan dan Pemrosesan Tagihan Kontraktor

    Sistem pembayaran yang biasa digunakan terhadap prestasi

    kontraktor terdiri dari :

    Sistem Monthly Certificate ( MC )

    System Monthly certificate merupakan cara pembayaran yang

    terhadap prestasi pekerjaan kontraktor setiap bulan. Oleh karena

    itu Kontraktor akan mengajukan tagihan setiap bulan kepada proyek

    mengenai prestasi pekerjaan yang bisa diterima baik secara kuantitas

    maupun kualitasnya.

    Dari Pengalaman mengerjakan proyek sejenis beberapa hal yang

    berkaitan dengan sistem MC ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

    Harus diajukan setiap bulan meskipun progress yang ditagihkan

    Rp. 0.

    Diajukan setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan

    Maksimal 7 hari setelah tanggal pengajuan sudah harus ada

    tanggapan, diterima , diperbaiki atau ditolak.

    Maksimal 10 hari setelah pengajuan SPP diajukan Ke

    Pelaksana/kepala SNVT.

    Tanggal 10 bulan berikut sudah disetujui untuk dibayar.

    Bila ada perbedaan pendapat terhadap item pekerjaan yang

    diajukan, MC bisa jalan terus dengan menunda item pekerjaan

    yang masih bermasalah.

    Bila belum tercapai kesepakatan dapat dibayarkan 70 %.

    Material On site dapat dibayarkan 80 % untuk material dan 40

    % untuk agregat dari kuantitas yang telah siap dilapangan.

    Oleh karena dalam MC digunakan sistem kumulatif maka dalam

    setiap pengajuan MC terdapat potongan-potongan yang terdiri

    dari:

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 59 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Nilai bersih MC sebelumnya

    10 % untuk jaminan pemeliharaan

    Angsuran uang Muka

    Pajak, denda dan lainnya

    Pengajuan MC juga dilengkapi dengan asuransi, sewa alat dan

    retribusi tambang galian golongan C

    Sistem Termyn

    Termyn dibayarkan apabila prestasi kontraktor telah mencapai

    progress tertentu yang tercantum dalam kontrak. Penelitian dan

    pemeriksaan dilakukan oleh Direksi teknik / Konsultan Supervisi

    sesuai dengan progress yang diajukan. Maksimal 10 hari setelah

    pengajuan dokumen termyn, SPP sudah harus disajikan.

    Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi hasil pengukuran

    material dan opname pekerjaan yang dapat diterima dan hasil

    pekerjaan sesuai dalam ketentuan Dokumen Kontrak. Metode

    pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan jumlah

    material terpasang dan hasil pekerjaan yang dapat diterima

    sebagaimana ditunjukkan Dokumen Kontrak.

    Kegiatan ini penting, sehingga Tim konsultan dipimpin Site

    Engineer didampingi oleh Quality Engineer dan Chief Inspector

    dengan dibantu tenaga teknik lainnya memeriksa pengukuran hasil

    pekerjaan dengan teliti dan dapat diterima.Konsultan dengan cara

    tepat akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan yang sudah

    disiapkan oleh kontraktor dan akan menerima sesuai jumlah

    pekerjaan yang sebenarnya sesuai dengan spesifikasi. Konsultan

    kemudian akan merekomendasikan Sertifikat Pembayaran Bulanan

    atas pekerjaan yang telah selesai dan disetujui .

    Format blanko standar yang digunakan disiapkan khusus untuk

    sertifikat pembayaran bulanan yang telah disetujui Direksi.

    Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung sebagaimana

    mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah pekerjaan yang

    sudah disetujui oleh Konsultan.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 60 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh wakil senior supervisi dari

    konsultan dan kontraktor kemudian diteruskan ke Pelaksana/kepala

    SNVT untuk pemeriksaan akhir dan persetujuan pembayaran.

    Bagan alir prosedure sertifikat pembayaran mulai dari tahap

    pekerjaan fisik untuk bagian pekerjaan yang diajukan dapat dilihat

    lembar berikut ini :

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 61 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 62 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    b. Pemeriksaan Jumlah Material Sisa dan Perkiraan Biaya Berkala

    Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala

    pekerjaan sisa, dibuat perkiraan biaya untuk semua pekerjaan yang

    telah dilaksanakan dan disampaikan kepada Direksi secara

    berkesinambungan tentang keadaan perkiraan keseimbangan

    pekerjaan yang harus diselesaikan.

    Untuk hal ini Konsultan akan menyiapkan jadwal pembayaran

    berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan taksiran dan secara rutin

    diperbaharui secara berkala pula seiring dengan kemajuan

    pekerjaan yang sebenarnya serta setiap perubahan jadwal pekerjaan.

    2.7. Pengendalian Keselamatan

    Keselamatan personil adalah hal yang sangat penting dan menjadi hal

    yang harus dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan konstruksi,

    khususnya akibat terjadinya bangkitan lalu lintas berhubung dengan

    pelaksanaan proyek ini.

    Selain faktor keamanan terhadap lalu lintas, personil yang terlibat

    dalam proyek juga harus diingatkan untuk tetap waspada terhadap

    kemungkinan terjadinya longsor pada pekerjaan galian, kemungkinan

    tertimbun apabila mengerjakan galian yang lebih tinggi diatas kepala,

    dari bahanbahan peledak apabila suatu pekerjaan galian batu harus

    dilakukan dengan cara blasting dan lain-lain sebagainya.

    Hampir dalam setiap dokumen kontrak, selalu dipersyaratkan agar

    kontraktor mengasuransikan keseluruhan personil yang terlibat dalam

    proyek. Konsultan akan mengkoordinasikan hal tersebut dengan

    Pelaksana/kepala SNVT agar Kontraktor memenuhi persyaratan

    tersebut.

    Untuk keamanan pejalan kaki akan disusun dengan suatu pertimbangan

    khusus, terutama kegunaan dengan maksud dalam skala besar, tanda

    lalu lintas dan tanda pengatur, barikade, lampu seperti yang diperlukan

    malam hari dan pengaman yang sama. Peralatan rambu yang berwarna

    akan digunakan untuk lalu lintas pada lokasi yang berbahaya dan selama

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 63 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    perjalanan jam puncak. Beberapa galian terbuka ditutup dengan barikade

    yang mempunyai reflektor dan bercahaya bila malam hari.

    Selama periode konstruksi, konsultan akan memberi tanda sederhana

    berdasarkan pertimbangan keamanan atau daerah yang ditentukan untuk

    diperbaiki keamanannya, dan kontraktor akan mengambil langkah secara

    tepat termasuk memperbaharui program keamanan proyek.

    2.8. Pekerjaan Tambah Kurang

    Walaupun pada prinsipnya bahwa perintah kerja tambah kurang tidak

    dinginkan karena dapat mengakibatkan penambahan biaya dan

    perpanjangan waktu. Namun demikian konsultan harus tetap

    menyiapkan kemungkinan timbulnya perubahan yang dapat saja terjadi

    selama periode pembangunan jalan.

    Ada dua bentuk perubahan atas pekerjaan yakni Change order dan

    Addenda.

    Change Order, adalah suatu perintah tertulis yang diterbitkan oleh

    Pelaksana/kepala SNVT dengan rekomendasi Konsultan supervisi dan

    ditandatangani pula oleh Kontraktor, yang menunjukkan bahwa Pihak

    Kontraktor menerima adanya perubahan-perubahan atas pekerjaan atau

    perubahan-perubahan atas dokumen Kontrak dan persetujuannnya pada

    dasar pembayaran dan penyesuaian waktu, bila ada, untuk tujuan

    pelaksanaan dari perubahan itu.

    Addenda, adalah suatu perjanjian tertulis antara Pemilik dan Kontraktor

    yang mensyahkan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau Dokumen

    Kontrak, yang mana terjadinya variasi dalam struktur Harga Satuan Mata

    Pembayaran dan diperkirakan akan menyebabkan terjadinya variasi

    jumlah Nilai Kontrak dan sudah pernah dinegosiasi sebelumnya dan

    disepakati melalui Change order. Addenda juga harus dibuat pada saat

    penutupan Kontrak dan untuk semua perubahan kontraktual atau

    perubahan teknis penting lainya, tanpa memandang apakah terjadi variasi-

    variasi struktur Harga Satuan atau terhadap jumlah Harga Kontrak.

    Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena prakarsa dari

    Konsultan / Direksi Teknik atau prakarsa dari Kontraktor, dan

    persetujuannya dilaksanakan melalui Change Order dan ditandatangani

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 64 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    oleh pihak-pihak yang terkait dalam proyek. Prosedur pendahuluan dari

    Change order tergantung dari pemprakarsa change order tersebut ,

    yakni :

    a. Diprakarsai oleh Konsultan supervisi / Direksi Teknik

    Konsultan Supervisi akan mengirim suatu pemberitahuan tertulis

    kepada kontraktor yang berisi :

    Uraian detail dari perubahan yang diusulkan, dan lokasi perubahan

    di proyek.

    Gambar tambahan atau revisinya dan spesifikasi, yang memuat

    rincian mengenai perubahan yang diusulkan.

    Perkiraan waktu untuk membuat perubahan.

    Apakah usulan perubahan dapat dilaksanakan di bawah struktur

    Harga satuan Mata pembayaran yang ada ataukah merupakan

    penambahan Harga Satuan atau jumlah Harga dibutuhkan untuk

    disepakati atau diresmikan dalam Addendum

    Pemberitahuan semacam itu hanya merupakan permintaan untuk

    informasi, dan bukan suatu instruksi untuk melaksanakan perubahan,

    juga bukan untuk menhentikan pekerjaan yang sedang berlangsung.

    b. Diprakarsai oleh Kontraktor.

    Kontraktor dapat mengajukan perubahan dengan mengirim suatu

    pemberitahuan tertulis kepada Pelaksana/Kepala SNVT dengan

    tembusan kepada Konsultan Supervisi mengenai :

    Uraian detail dari usulan perubahan

    Keterangan dan alasan membuat / mengajukan perubahan

    Keterangan dan pengaruhnya terhadap jadwal pelaksanaan, bila

    ada.

    Keterangan tentang pengaruhnya terhadap pekerjaan dari sub

    kontraktor , bila ada

    Penjelasan detail mengenai apakah keseluruhan atau hanya sebagian

    dari perubahan yang diusulkan akan dilaksanakan di bawah struktur

    Harga satuan Mata pembayaran yang ada, termasuk pula dengan

    setiap tambahan Harga Satuan atau Jumlah Harga yang menurut

    kontraktor perlu dipertimbangkan untuk disetujui.

    Sebelum perubahan atas pekerjaan (Change order / Addenda)

    didefinitifkan, Konsultan harus membuat semacam Justifikasi

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 65 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    teknik terhadap setiap item pekerjaan yang dimaksud, untuk

    disampaikan kepada Pelaksana/kepala SNVT.

    Pelaksana/kepala SNVT dapat meminta pertimbangan kepada Panitia

    Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk membahas usulan perubahan

    pekerjaan tersebut,

    Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak akan merekomendasikan kepada

    Pelaksana/kepala SNVT segala hal yang berkaitan dengan usulan

    tersebut.

    Rekomendasi tersebut djadikan acuan oleh Pelaksana/kepala SNVT

    untuk membuat/ melaksanakan Change order atau Addenda,

    Pelaksanaan Change order.

    Isi dari change Order akan didasarkan pada, salah satu dari :

    1. Pelaksana/kepala SNVT akan menyiapkan Change order dan memberi

    nomor urut

    2. Change order akan berisi uraian perubahan-perubahan dalam

    pekerjaan baik penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran

    dari dokumen Kontrak yang direvisi seperlunya untuk menentukan

    perincian perubahan itu.

    3. Change order akan menetapkan dasar-dasar pembayaran dan

    penyesuaian waktu yang dibutuhkan, karena adanya perubahan yang

    timbul / terjadi. Dan bila diangap perlu akan menetapkan pula setiap

    Harga satuan tambahan atau jumlah harga yang telah dinegosiasi

    sebelumnya antara Pihak proyek dan kontraktor, yang diperlukan

    untuk diresmikan didalam Addendum.

    4. Pelaksana/kepala SNVT akan menandatangani dan memberi tanggal

    Change Order tersebut, yang menunjukkan bahwa Kontraktor setuju

    atas detail si fi dalam change order tersebut.

    Pelaksanaan Addenda .

    1. isi dari Addenda akan didasarkan pada, salah satu dari hal berikut

    ini:

    a. Instruksi pemilik untuk melaksanakan perubahan atas Dokumen

    Kontrak, atau

    b. Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis penting, atau

    c. Change order yang telah ditanda tangani atau Change order

    berisikan tambahan Harga Satuan Mata Anggaran atau tambahan

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 66 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    terhadap jumlah harga, atau

    d. Karena adanya perubahan kuantitas yang berakibat menimbulkan

    variasi-variasi dalam jumlah Harga Kontrak, yang berarti merubah

    jumlah harga kontrak yang telah dicantumkan sebelumnya dalam

    Surat Perjanjian kontrak atau pada Addendum terdahulu, atau

    e. Perhitungan kuantitas akhir dan jumlah Harga Kontrak untuk

    Addendum penutupan pada waktu Penutupan Kontrak.

    2. Pelaksana/kepala SNVT menyiapkan Addendum.

    3. Addendum akan menguraikan setiap masalah perubahan pekerjaan

    yang bersifat kontraktual, teknis atau kuantitas, baik untuk

    penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran dari dokumen

    Kontrak yang direvisi seperlunya untuk menentukan perincian

    perubahan itu.

    4. Pihak Pelaksana/kepala SNVT dan Kontraktor bersama-sama

    menandatangani Addendum ini dan menyampaikannya ke atasan

    langsung Pinpro untuk dimintakan persetujuan dan tanda tangan.

    2.9. Klaim dan Perselisihan

    1. U m u m

    Konsultan akan senantiasa mengutamakan aspek musyawarah dalam

    penyelesain klaim dan perselisihan dengan kontraktor, sehingga situasi

    hubungan harmonis dalam pengawasan dan pola efisiensi proyek tetap

    terpelihara dan ditekan untuk keseluruhan unsur terkait yaitu kontraktor,

    konsultan, unsur Proyek dan Dinas Prasarana Wilayah setempat.

    Kejadian klaim atau perselisihan dapat saja terjadi, namun secara garis

    besarnya dapat ditanggulangi seperti langkah-langkah dalam bagian

    berikut.

    2. Proses Klaim

    Jika klaim diajukan oleh kontraktor, maka konsultan akan menjaga

    etika profesional dengan memberikan evaluasi yang bijaksana sesuai

    prosedur klaim yang ada dalam daftar dalam perjanjian kontrak. Evaluasi

    dimulai dengan review secara teliti isi dari klaim dan keseluruhan data

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 67 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    pendukung. Data pendukung sangat penting, dengan demikian kontraktor

    harus menyerahkan tambahan data yang lebih detail. Konsultan juga

    akan melihat acuan dari data yang dapat digunakan yang dengan

    berbagai sistim yang digunakan untuk klaim seperti, surat-menyurat,

    laporan, test/laboratorium, catatan survey, jadwal harian, dokumen

    kontrak, data cuaca, sertifikat pembayaran, perhitungan lalu lintas,

    dokumentasi dan sebagainya.

    Setelah seluruh data yang digunakan telah diperoleh, maka konsultan

    membuat studi pendekatan berdasarkan kejadian yang berkaitan

    dengan klaim, sehingga penetapan dapat dibuat, seperti validitas dari

    setiap kegiatan klaim. Konsultan kemudian akan menyiapkan laporan

    detail seluruh aspek dari klaim termasuk data pendukung, biaya/jadwal,

    dan hasil temuan serta rekomendasi. Setelah laporan lengkap, maka

    diserahkan kepada Pelaksana/kepala SNVT untuk diperiksa.

    Laporan konsultan tersebut, dipelajari dan dievaluasi ulang oleh Pelaksana

    SNVT untuk selang beberapa waktu. Keputusan akan dilakukan setelah isi

    klaim sebagian/seluruhnya disetujui atau ditolak, sehingga konsultan akan

    menyampaikan kepada Kontraktor tentang hal yang bersangkutan secara

    detail dari hasil keputusan ini.

    3. Penyelesaian Perselisihan

    Jika perselisihan timbul, konsultan akan (sama dengan garis besar

    metode proses klaim di atas) tetap berupaya pada penyelesaian

    secara musyawarah. Konsultan akan menerima penyerahan alasan

    perselisihan secara tertulis dari pihak Kontraktor termasuk pertanyaan

    dan data penunjang sebagai data pendukung terjadinya perselisihan

    tersebut.

    Konsultan juga akan senantiasa tanggap untuk melakukan review

    informasi yang dapat menimbulkan perselisihan dalam seluruh

    permasalahan, petunjuk umum yang diberikan dalam kondisi umum

    kontrak diikuti untuk menurunkan perselisihan.

    Perlu juga diingatkan kepada Kontraktor mengenai hierarchy kontrak

    dengan urutan kekuatan sebagai berikut :

    - Kontrak

    - Adenda

    - Ketentuan Umum

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 68 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    - Ketentuan Khusus

    - Spesifikasi Umum

    - Spesifikasi Khusus

    - Daftar Kuattas dan Harga Satuan

    - Gambar Rencana.

    2.10. Tahap Penyelesaian Konstruksi

    Bila progress fisik sudah mencapai 97 %, Kontraktor dapat mengusulkan

    serah terima pekerjaan secara tertulis kepada Pelaksana/kepala SNVT

    dengan tembusan kepada Konsultan Supervisi. Ada dua tahapan serah

    terima pekerjaan yakni :

    a. Serah Terima Pekerjaan sementara ( Provisonal hand over /

    PHO).

    Usulan Kontraktor akan ditindaklanjuti oleh Konsultan Supervisi

    dengan memeriksa langsung kebenaran progress fisik yang diajukan

    oleh Kontraktor, kemudian merekomendasikannya ke Pinpro/

    Pinbagpro bahwa pekerjaan memang sudah sesuai dengan usulan

    kontraktor dan diharapkan akan segera rampung seluruhnya (100 %)

    pada saat pemeriksaan oleh panitia PHO.

    Berdasarkan usulan Kontraktor dan rekomendasi Konsultan

    Supervisi, Pelaksana/Kepala SNVT akan meminta kepada Panitia PHO

    yang sudah dibentuk sebelumnya untuk mengadakan rapat Serah

    Terima pekerjaan. Untuk mempermudah pekerjaan Tim PHO

    nantinya, terlebih dahulu ketiga unsur yang terkait dalam proyek

    tersebut, yakni unsur proyek, Konsultan Supervisi dan Kontraktor akan

    melakukan pemeriksaan pendahuluan mengenai kondisi proyek dan

    membuat daftar kekurangan dan ketidak sempurnaan pekerjaan ( List

    of defect and deficiencies ).

    Ketua Panitia PHO akan menanggapi surat Pelaksana/kepala SNVT

    dan membuat undangan untuk membicarakan hal tersebut

    Urutan pelaksanaan PHO selanjutnya pada umumnya adalah

    sebagai berikut :

    1. Rapat pleno I

    Dalam rapat pleno I, paling tidak dibicarakan 3 hal :

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 69 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    a. Pembentukan Group yang biasanya terdiri dari 3 4 Group

    Group I : Untuk perkerasan, Bahu jalan, Drainase dan

    perlengkapan jalan.

    Group II : Struktur dan finishing jembatan.

    Group III : Pengujian laboratorium

    Group IV : Administrasi kantor.

    Setiap Group akan diketuai oleh salah seorang dari unsur

    Panitia dengan anggota masing-masing dari unsur proyek,

    Konsultan Supervisi dan kontraktor.

    b. Jadwal pemeriksaan proyek, untuk menentukan :

    Mekanisme dan waktu kunjungan lapangan I ( first Visit )

    Rapat Pleno II

    c. Job description masing-masing Group

    2. Pemeriksaan Proyek

    a. First Visit.

    Group I, II dan III akan melakukan pemeriksaan langsung di

    lapangan dan mengecek serta menyesuaikan daftar kekurangan

    dan ketidaksempurnaan pekerjaan yang telah dibuat

    sebelumnya serta melakukan pengujia-pengujian terhadap

    beberapa sampel yang diambil secara acak. Sedangkan Group

    Administasi kantor akan memeriksa kelengkapan administrasi

    proyek.

    b. Rapat Group

    Hasil pemeriksaan lapangan dan administrasi teknis serta

    pengujian laboratorium akan didiskusikan bersama dalam oleh

    masing-masing group dan dibuatkan resume hasil pemeriksaan

    dan usulan solusi pemecahan masalah.

    c. Rapat Pleno II.

    Dalam rapat pleno II, Ketua masing-masing group

    mengemukakan hasil rapat group yang ditanggapi oleh group

    lain. Berdasarkan hasil pembahasan, rapat kemudian

    memutuskan untuk menerima atau menolak serah terima

    pekerjaan. Bila Panitia dapat menerima hasil pekerjaan, maka

    rapat kemudian membicarakan mengenai :

    Menentukan batasan waktu kepada kontraktor untuk

    memperbaiki segala kekurangan dan ketidaksempurnaan

    pekerjaan.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 70 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Menentukan waktu untuk kunjungan kedua ( second visit )

    untuk memeriksa perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh

    Kontraktor

    d. Second visit

    Sesuai waktu yang telah disepakati dalam Rapat Pleno II, Tim

    PHO akan turun kembali ke lapangan untuk melakukan

    pemeriksaan terhadap hasil-hasil perbaikan yang telah

    dilakukan oleh Kontraktor sesuai daftar kekurangan dan

    ketidaksempurnaan pekerjaan.

    3. Rapat Pleno III

    Rapat ini bertujuan untuk membahas laporan hasil kunjungan

    kedua, Tim PHO dan berdasarkan laporan tersebut apabila

    dinyatakan bahwa segala kekurangan dan ketidaksempurnaan

    pekerjaan telah dilaksanakan sesuai petunjuk maka dapat dibuat

    Berita Acara serah terima sementara pekerjaan.

    b. Serah Terima Pekerjaan Akhir ( Final Hand Over/ FHO).

    Final Hand Over dilakukan apabila masa pemeliharaan telah

    berakhir. Tim FHO akan kembali meninjau keadaan proyek minimal

    21 hari sebelum akhir masa pemeliharaan. Tim PHO akan

    merekomendasikan kepada Pelaksana/Kepala SNVT bahwa proyek

    sudah dapat diterima.

    Tindak lanjut dari rekomendasi tersebut, akan dibuatkan berita

    acara serah terima pekerjaan dari Kontraktor ke Pelaksana/kepala

    SNVT. Selanjutnya Pelaksana/kepala SNVT akan menyerahkan

    tanggung jawab pemeliharaan dan operasional ruas jalan yang telah

    diselesaikan kepada Kepala Dinas Prasarana Wilayah atas nama

    Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemilik pekerjaan.

    3. KOORDINASI KEGIATAN

    3.1. U m u m

    Sehubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan, jika tenaga dan

    peralatan tidak dengan sesuai kondisi yang telah disyaratkan, maka

    pekerjaan proyek tidak akan selesai dalam pola yang terbaik.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 71 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Demikian juga bila kegiatan yang berjalan tidak dalam koordinasi yang

    baik, maka tidak dapat pula dicapai hasil yang baik antara pemerintah,

    konsultan, dan kontraktor. Untuk itu konsultan akan mencurahkan segala

    usaha koordinasi selama dalam kegiatan proyek dengan mantap dan

    lancar.

    Salah satu sistim terbaik untuk menjaga koordinasi yang erat adalah

    mengadakan pertemuan secara teratur terutama antara konsultan dan

    kontraktor, seperti pada beberapa jenis pertemuan yang secara garis

    besar diuraikan di bawah ini. Perlu dipahami pula bahwa jenis

    pertemuan di bawah bukanlah suatu keharusan dan ketetapan yang

    mengikat.

    3.2. Pertemuan Mingguan Staf Konsultan

    Jenis pertemuan ini akan diadakan pada hari Sabtu dengan para

    peserta senior atau merupakan sebagai penanggung jawab, seperti

    Supervision Engineer dan Quality Engineer/Chief Inspector.

    Pertemuan personil akan membahas masalah penting seperti jenis

    permasalahan dari kegiatan yang dibutuhkan untuk memecahkan

    permasalahan, quality control, kemajuan, keselamatan, dan lain lain.

    Konsultan akan memantau kegiatan mingguan yang telah lewat, rencana

    kerja mingguan mendatang dan menyiapkan agenda untuk pertemuan

    mingguan konsultan dan kontraktor, umumnya diadakan setiap hari

    Senin berikutnya.

    3.3. Pertemuan Mingguan Konsultan dan Kontraktor

    Seperti telah disinggung, bahwa pertemuan ini akan lebih baik bila

    diadakan pada waktu pada hari Senin yang dihadiri oleh senior tim

    konsultan yaitu Site Engineer dan Project Manager dari kontraktor serta

    dari gugus kendali mutu. Selama pertemuan, harus kontraktor

    mempresentasikan tentang rencana kerja untuk seminggu berikutnya.

    Masalah lain yang akan dibahas dan dianggap penting adalah kontrol

    kwalitas, kemajuan, status/operasi peralatan, kontrol keamanan, dan

    masalah lain dengan rencana yang dibuat dan cara mengoreksinya. Pada

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 72 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    saat dimulai pertemuan konsultan akan memberikan agenda uraian

    prinsip yang akan dibahas dan setelah itu disiapkan risalah secara garis

    besarnya dalam pertemuan pembagian rencana berikutnya kepada

    kontraktor dan pihak lainnya. Risalah pertemuan ini terbukti sangat

    berguna dalam meneliti dan mendapatkan data yang sering dibutuhkan

    untuk waktu mendatang.

    3.4. Pertemuan Bulanan Direksi, Konsultan dan Kontraktor

    Pertemuan ini diadakan pada akhir atau awal bulan, akan dihadiri oleh

    Pinpro, kontraktor serta beberapa staf senior yang ditunjuk dan Site

    Engineer dari konsultan.

    Sebelum pertemuan, konsultan akan menyiapkan agenda daftar draft

    point utama yang akan dibahas secara khusus dalam hubungannya

    dengan masalah kontrol kualitas, kemajuan, pengajuan rekening,

    keamanan hubungannya dengan masyarakat dan lain-lain.

    Selama pertemuan, jadwal CPM yang tepat dapat dipakai sebagai acuan

    untuk memperlihatkan status terakhir dari kemajuan yang sedang

    dibuat. Risalah pertemuan akan disiapkan oleh konsultan dan dibagikan

    kepada peserta sebagai pedoman dan akan digunakan. Seperti telah

    diuraikan, risalah-risalah pertemuan sering terbukti sangat penting.

    3.5. Rapat Bulanan Konsultan dan SNVT P2JJ

    Setiap bulan juga Konsultan akan mengikuti Rapat Koordinasi yang

    dilaksanakan oleh SNVT P2JJ. Rapat dimaksudkan untuk melaporkan

    secara langsung ke SNVT P2JJ mengenai kemajuan pekerjaan lapangan,

    hambatan yang ditemui, Evaluasi Kinerja Konsultan yang disampaikan

    oleh Pelaksana/kepala SNVT fisik ke SNVT P2JJ, Hal hal yang

    menyangkut administrasi kontrak konsultan dan lain-lain sebagainya.

    Resume rapat akan dibuat oleh masing-masing SE sebagai kelengkapan

    surat perjalanan Dinas dalam kaitannya dengan penagihan invoice

    konsultan

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 73 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    4. JADWAL PROGRAM PELAKSANAAN SUPERVISI

    Sesuai dengan uraian di atas, maka lingkup layanan jasa konsultan,

    sesuai tahapan supervisi konstruksi dari pekerjaan persiapan sampai

    laporan pengendalian mutu dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang

    dianggap perlu (selain dalam kontrak) telah tercakup di dalam bagian

    pendekatan dan metodologi pelaksanaan.

    Demikian juga untuk program tersebut, agar dapat terlaksana secara

    lancar sesuai mekanisme yang telah disusun, akan disertai dengan jadwal

    pelaksanaan.

    Dengan demikian konsultan akan berusaha secara maksimal untuk

    menyusun dan menyajikan suatu rencana kerja pelaksanaan supervisi

    dengan memperhitungkan jangka waktu yang tersedia sesuai dengan

    estimasi pelaksanaan dari untuk masing-masing item pekerjaan dan hal

    lainnya.

    5. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KONSTRUKSI

    Petunjuk teknis yang diberikan oleh Konsultan dan petunjuk-petunjuk

    umum yang diberikan oleh Pelaksana/Kepala SNVT tentang teknis

    pelaksanaan pekerjaan Pembangunan dan pemeliharaan Jalan dan

    Jembatan secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut :

    1. Pekerjaan Drainase, terdiri dari :

    Pekerjaan galian saluran

    Pekerjaan galian saluran sebaiknya dilakukan dengan menggunakan

    peralatan (Excavator), agar hasil yang diperoleh bisa dipercepat.

    Biasanya galian saluran dikerjakan bersamaan dengan galian tanah

    untuk pelebaran formasi jalan. Batas-batas galian di tentukan terlebih

    dahulu termasuk kedalaman pengalian. Galian hasil pekerjaan secara

    mekanis biasanya masih disempurnakan dengan cara manual.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 74 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Apabila dilakukan secara manual yang perlu diperhatikan adalah

    kedalaman galian. Kadang-kadang pekerja tidak menggali sampai

    kedalaman yang dipersyaratkan atau tidak memperhatikan grading

    memanjang jalan. Akibatnya berkaitan dengan pekerjaan pasangan

    batu dengan mortar untuk saluran yang diperkeras. Pekerja biasanya

    mempertahankan tinggi pasangan sesuai dengan soft drawing,

    sehingga kadang-kadang bibir pasangan batu akan lebih tinggi dari

    permukaan jalan. Apalagi bila pekerjaan saluran dikerjakan sebelum

    pekerjaan LPA/LPB dilakukan. Hal-hal seperti ini yang secara kontinyu

    akan diperhatikan oleh Konsultan.

    Pekerjaan Pasangan batu dengan mortar

    Dalam pekerjaan peningkatan jalan pekerjaan saluran pasangan batu

    dengan mortar merupakan pekerjaan pendukung diluar dari pekerjaan

    jalan dan dikerjakan setempat-setempat maupun secara keseluruhan.

    Namun pekerjaan ini jadi sangat penting karena merupakan salah satu

    dari faktor yang membuat tahan tidaknya suatu jalan.

    Biasanya saluran diberi pasangan batu dengan mortar pada lokasi

    dengan kemiringan memanjang > 5 %, atau pada daerah

    permukiman.

    Setelah pekerjaan persiapan selesai secara garis besar pekerjaan

    pasangan batu dengan mortar meliputi :

    a. Pekerjaan Pengukuran.

    Pekerjaan pengukuran disini adalah pengukuran beda tinggi dimana

    akan menjadi dasar dalam perencanaan untuk menetukan dimana

    arah nantinya air akan mengalir.

    b. Pemasangan Bouw plank

    Pekerjaan pemasangan bouw plank bertujuan untuk menentukan

    elevasi dan dimensi pasangan dilapangan yang nantinya menjadi

    acuan untuk pekerjaan pemasangan.

    c. Persiapan material.

    Persiapan material ini meliputi beberapa jenis kegiatan seperti :

    Persiapan material

    Pemeriksaan material

    Pengangkatan atau pengangkutan ke lapangan

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 75 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Pencampuran Material

    Material yang dibicarakan dalam hal ini adalah agregat batu, pasir

    ditambah semen yang keseluruhannya harus memenuhi

    persyaratan spesifikasi.

    d. Pelaksanaan pekerjaan drainase (pek. Pasangan batu)

    Konstruksi pekerjaan pasangan batu pada pekerjaan drainase

    meliputi pekerjaan :

    a). Penyiapan formasi atau pondasi

    Pondasi atau galian untuk pekerjaan pasangan batu dengan

    mortar dimulai dari ujung dasar tembok.

    b). Pemasangan batu

    Pasangan batu dimulai dari :

    Penyiapan batu

    Batu harus dibersihkan dari cacat yang mengurangi lekatan

    dengan adukan. Sebelum pekerjaan melapis batu harus

    betul-betul basah dan sudah cukup waktu yang diberikan

    untuk penyerapan air sampai jenuh.

    Pemasangan batu

    Landasan dari adukan semen, setebal paling sedikit 3 cm

    harus ditempatkan pada formasi yang telah disiapkan.

    Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit

    sedemikian rupa sehingga batu permukaan selalu

    tertanam pada adukan tersebut sebelum mengeras.

    Batu harus tertanam dengan kuat dan satu dengan

    lainnya bersinggungan untuk mendapatkan tebal yang

    diperlukan.

    Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas,

    dan permukaan harus diakhiri segera setelah pengerusan

    awal dari adukan dengan menyapu dengan sapu yang

    kaku.

    Pada umumnya pekerja selalu memulai memasang batu

    pada kedua bagian dinding, baru kemudian bodemnya. Cara

    Pemasangan seperti itu biasanya tidak memperhatikan

    ketebalan bodem, Oleh sebab itu pekerja akan diarahkan

    untuk memulai sesuai urutan pekerjaan diatas.

    e. Pekerjaan pemeriksaan struktur dan perbaikan

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 76 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    Pekerjaan ini merupakan pekerjaan terakhir yang merupakan

    pekerjaan finishing. Disini dikoreksi kekurangan-kekurangan yang

    terjadi sekaligus perbaikannya.

    Pekerjaan gorong-gorong.

    Pekerjaan ini mencakup pekerjaan perbaikan, perpanjangan,

    penggantian atau pembuatan baru dari gorong-gorong pipa beton

    bertulang atau pipa besi gelombang. Secara garis besar pekerjaan ini

    meliputi :

    a. Pekerjaan persiapan

    Pekerjaan persiapan disini adalah pekerjaan penggalian dan

    persiapan galian serta pondasi untuk gorong-gorong. Dalam

    pekerjaan ini pemerikaan dari elevasi atau level galian harus selalu

    terkontrol. Untuk menghindari pekerjaan penggalian atau

    penimbunan tambahan.

    b. Pelaksanaan / penempatan gorong-gorong pipa

    Dalam pelaksanaan / penempatan gorong-gorong yang harus

    diperhatikan adalah :

    o Pipa harus ditempatkan dengan hati-hati, bibir sambungan

    harus terpasang baik dalam kedudukannya dan sesuai dengan

    arah dan kedudukannya.

    o Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa yang berikutnya

    bagian bawah bukaan yang sebelumnya harus diberi adukan

    yang cukup pada sisi dalam sehingga bagian dalam dari pipa

    berikutnya rapat dan rata. Pada saat yang sama bagian atas

    harus juga diberi adukan yang sama.

    o Setelah pipa dipasang, sambungan selanjutnya harus di isi

    dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberi untuk

    membentuk selimut disekililing sambungan. Bagian dalam

    sambungan harus disapu dan diselesaikan hingga rata.

    o Pengurungan kembali dan pemadatan disekeliling dan diatas

    gorong-gorong harus sesuai dengan yang dipersyaratkan.

    Material timbunan yang memenuhi persyaratan harus diberikan

    untuk timbunan pilihan.

    o Urugan harus dilakukan sampai tinggi minimun 30 cm diatas

    puncak pipa dan tak terkecuali dalam galian, untuk jarak

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 77 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    minimun 1.5 diameter dari sumbu pipa kemasing-masing sisi.

    o Alat berat dan mesin gilas harus tidak boleh beroperasi lebih

    dekat dari 1.5 m sampai pipa telah dilapisi sampai kedalaman

    paling sedikit 60 cm diatas puncak pipa.

    o Pipa harus diselimuti dengan beton sesuai dengan perincian

    yang diberikan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh

    direksi teknik.

    2. Pekerjaan Tanah

    Pekerjaan galian tanah

    Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penaganan, dan

    pembuangan dari tanah atau material lain dari badan jalan atau

    disekitarnya. Galian dibagi menjadi dua macam :

    a. Galian biasa

    b. Galian padas

    Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan

    sebagi gailan padas, sedangkan galian padas harus mencakup galian

    dari batu dengan volume 1 m3 atau lebih atau galian yang harus

    menggunakan alat bertekanan udara, pemboran atau peledakan.

    adapun prosedur dari penggalian sebagai berikut.

    Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi

    yang ditentukan dalam gambar.

    Pekerjaan galian harus dilakukan dengan ganguan seminimal

    mungkin terhadap material dibawah dan diluar batas galian.

    Dimana material terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis

    tanah dasar,maka meterial tersebut harus dipadatkan dengan benar

    atau seluruhnya dibuang atau diganti dengan timbunan pilihan.

    Peledakan sebagai salah satu pembongkaran padas (pengalian)

    hanya dapat dilakukan bila pengunaan alat pengaruk hydrolis tidak

    praktis dan harus persetujuan direksi.

    Pekerjaan urugan

    Pekerjaan uragan disini ialah pekerjaan pengambilan, pengankutan,

    penghamparan dan pemadatan tanah dasar serta urugan kembali

    galian. Dalam pekerjan pengurugan tidak boleh dilakukan pada waktu

    hujan dan pemadatan urugan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 78 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    lainnya bila kadar air material diluar rentang yang ditentukan. Urugan

    secara garis besar terbagi dua yaitu :

    urugan biasa

    urugan pilihan

    Pemasangan dan pemadatan urugan dimulai dari :

    a. Penyiapan tempat kerja

    Sebelum pemasangan urugan yang harus dilakukan terlebih dahulu

    adalah penyiapan tempat kerja dimana semua bahan yang tidak

    memenuhi persyaratan harus dibuang dari lokasi pekerjaan.

    b. Pemasangan urugan

    o Urugan harus dibawah kepermukaan yang telah disiapkan dan

    disebar merata dalam lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi

    toleransi tabal lapisan nantinya.

    o Sebaiknya urugan tanah diangkut langsung dari lokasi sumber

    material kelokasi yang telah dipersiapkan dan penimbunan stok

    urugan sebaiknya dihindari.

    o Untuk penempatan urugan diatas atau terhadap selimut pasir

    atau bahan drinase porous harus diperhatikan agar tidak terjadi

    pencampuran dari dua material tersebut.

    c. Pemadatan urugan

    o Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan

    masing-masing lapis harus dipadatkan benar-benar dengan

    menggunakan alat pemadat yang memadai.

    o Pemadatan dilakukan hanya bila kadar air dari material berada

    dalam rentang 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimun.

    o Urugan padas ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20

    cm yang sanggup menutupi rongga pada bagian padas atau

    urugan.

    o Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut

    kearah sumbu jalan sedemikan sehingga masing-masing bagian

    menerima usaha pemadatan yang sama.

    Pekerjaan Penyiapan badan jalan

    Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan sebelum pekerjaan

    lapisan diatasnya dikerjakan. Lapisan lama bila ada harus digaruk

    terlebih dahulu dengan menggunakan motor grader kemudian

    dipadatkan dengan vibrator Roller.

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 79 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    3. Pekerjaan Widening dan Bahu Jalan

    Pekerjaan widening

    Pekerjaan widening adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan

    yang ada sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan.pelebaran harus

    dilakukan hanya pada stu sisi dari perkerasan, sedemikian rupa

    sehingga membuat sumbu jalan jadi lebih lurus dan mengurangi

    lengkungan pada tikungan. Secara garis besar pekerjaan widening

    terbagi dua jenis pekerjaan :

    a. Pekerjaan persiapan

    Pekerjaan ini meliputi :

    o Penggalian material yang ada

    Bahan yang ada harus digali hingga kedalam yang telah

    ditentukan. Dalam hal ini bahan galian tidak boleh digunakan

    kembali.

    o Pencampuran bahan yang baru dengan yang sudah ada

    Pencampuran ditempat dari material yang ada dengan yang baru

    dapat dilakukan bila material bahu yang ada mempunyai kualitas

    yang cukup baik, namun sebaiknya menggunakan material yang

    baru.

    o Pemotongan tepi dari jalur lintasan

    Tepi yang terkupas dari perkerasan jalur lintasan yang ada harus

    dipotong hingga bahan yang baik yang tidak gembur, retak,

    atau tidak stabil.

    o Penyiapan formasi dan pelebaran

    Formasi galian tempat pelebaran perkerasan harus disiapkan

    dan dipadatkan.untuk pekerjaan pelebaran harus sesegera

    mungkin menyusul pekerjaan penggalian.

    b. Pemasangan dan pemadatan material untuk pelebaran perkerasan.

    Pemasangan dan pemadatan material untuk pelebaran perkerasan

    harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Lapis

    pondasi agregat dibawa ketempat pada badan jalan dan dihampar

    pada kadar air yang rentan.

    Masing-masing lapisang harus dihampar pada satu operasi pada

    tingkat yang merata dan menghasilkan tebal yang padat yang

    diperlukan. Tebal minimun lapisan gembur yang untuk setiap

  • PT. CIPTA MULTI KREASI Consulting Services

    Engineering, Economist, Management

    SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Dokumen Usulan Teknis # 80 Propinsi Sulawesi Selatan TA 2006

    lapisan konstruksi harus dua kali lipat ukuran terbesar agregat dan

    tidak melebihi 18 cm.

    segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir masing-

    masing lapis harus dipadatkan dengan peralatan yang memadai,

    hingga mencapai kepadatan paling sedikit 95 % dari kepadatan

    kering maximun.

    Pekerjaan Bahu Jalan

    Peke