40
PEMBAHASAN 1. Pengertian Teori Akuntansi Hendriksen (1982) mendefinisikan teori sebagai seperangkat asas hipotesis konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu kerangka acuan bidang pengetahuan. Teori akuntansi didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktek akuntansi dapat dinilai dan mengarahkanpengembangan praktis dan prosedur baru. Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-kejadian akuntansi. Mc. Donald (1972) menyatakan bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen sebagai berikut : a. Melukiskan fenomena ke dalam gambar simbolik. b. Adanya manipulasi atau kombinasi sesuai aturan. c. Merubah kembali menjadi fenomena senyatanya. Watt dan Zimmerman (WZ) mendefinisikan teori sebagai seperangkat gagasan atau konsep, definisi, proposisi atau dalil yang saling berkaitan, memberikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dan menetapkan hubungan antar variabel yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut. Selanjutnya WZ menyatakan bahwa tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan suatu dasar prediksi dan penjelasan tentang prilaku serta kejadian akuntansi. Beberapa definisi teori tersebut menunjukkan adanya perbedaan cara pandang atau dimensi peneliti. Perbedaan tersebut muncul akibat dari perbedaan era peneliti dalam memandang dan pemakai data akuntansi, serta lingkungan pemakai dan penyaji data berperan. Peredaan juga muncul dari perbedaan pendekatan terhadap pembentukan suatu teori akuntansi. Maka dapat disimpulkan bahwa : a. Tidak ada suatu teori yang mengatur akuntansi keuangan yang mencakup seluruh rentang spesifikasi pemakai lingkungan secara efektif. b. Yang ada dalam kepustakaan akuntansi keuangan bukanlah suatu teori akuntansi, tapi sekumpulan teori-teori yang dapat diatur di atas perbedaan spesifikasi pemakai lingkungan. 2. Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi Pendekatan yang digunakan untuk merumuskan teori akuntansi dapat dikelompokkan menjadi pendekatan tradisional dan pendekatan positif. Pendekatan tradisional berhubungan dengan perumusan kerangka konseptual, dapat dikelompokkan ke dalam kelompok pendekatan nonteoritis, pendekatan teoritis, pendekatan etik, sosiologis, dan pendekatan ekonomi sedangkan pendekatan positif behubungan dengan kajian empiris akuntansi. 2.1. Pendekatan Teoritis Dikatakan sebagai pendekatan teoritis karena teori akuntansi dirumuskan dengan menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam pendekatan ini yaitu : a. Pendekatan deduktif Teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi pemikiran-pemikiran yang dimulai dengan perumusan seperangkat dalil-dalil dan konsep-konsep teoritis akuntansi yang memiliki kebenaran dan bersifat

PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBAHASAN

1. Pengertian Teori AkuntansiHendriksen (1982) mendefinisikan teori sebagai seperangkat asas hipotesis konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu kerangka acuan bidang pengetahuan. Teori akuntansi didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktek akuntansi dapat dinilai dan mengarahkanpengembangan praktis dan prosedur baru. Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-kejadian akuntansi. Mc. Donald (1972) menyatakan bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen sebagai berikut :a. Melukiskan fenomena ke dalam gambar simbolik.b. Adanya manipulasi atau kombinasi sesuai aturan.c. Merubah kembali menjadi fenomena senyatanya.Watt dan Zimmerman (WZ) mendefinisikan teori sebagai seperangkat gagasan atau konsep, definisi, proposisi atau dalil yang saling berkaitan, memberikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dan menetapkan hubungan antar variabel yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut. Selanjutnya WZ menyatakan bahwa tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan suatu dasar prediksi dan penjelasan tentang prilaku serta kejadian akuntansi.Beberapa definisi teori tersebut menunjukkan adanya perbedaan cara pandang atau dimensi peneliti. Perbedaan tersebut muncul akibat dari perbedaan era peneliti dalam memandang dan pemakai data akuntansi, serta lingkungan pemakai dan penyaji data berperan. Peredaan juga muncul dari perbedaan pendekatan terhadap pembentukan suatu teori akuntansi. Maka dapat disimpulkan bahwa :a. Tidak ada suatu teori yang mengatur akuntansi keuangan yang mencakup seluruh rentang spesifikasi pemakai lingkungan secara efektif.b. Yang ada dalam kepustakaan akuntansi keuangan bukanlah suatu teori akuntansi, tapi sekumpulan teori-teori yang dapat diatur di atas perbedaan spesifikasi pemakai lingkungan.2. Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori AkuntansiPendekatan yang digunakan untuk merumuskan teori akuntansi dapat dikelompokkan menjadi pendekatan tradisional dan pendekatan positif. Pendekatan tradisional berhubungan dengan perumusan kerangka konseptual, dapat dikelompokkan ke dalam kelompok pendekatan nonteoritis, pendekatan teoritis, pendekatan etik, sosiologis, dan pendekatan ekonomi sedangkan pendekatan positif behubungan dengan kajian empiris akuntansi. 2.1. Pendekatan TeoritisDikatakan sebagai pendekatan teoritis karena teori akuntansi dirumuskan dengan menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam pendekatan ini yaitu :a. Pendekatan deduktifTeori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi pemikiran-pemikiran yang dimulai dengan perumusan seperangkat dalil-dalil dan konsep-konsep teoritis akuntansi yang memiliki kebenaran dan bersifat luas. Dalil-dalil dan konsep teoritis tersebut dipergunakan untuk merumuskan prinsip-prinsip akuntansi dan logika dari prinsip tersebut dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan standar-standar atau teknik akuntansi. b. Pendekatan induktifTeori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi pemikiran-pemikiran yang dimulai dari pelaksanaan observasi dan pencatatan-pencatatan, analisis dan klasifikasi untuk mendapatkan hubungan-hubungan yang sama, pembentukan konsep dan generalisasi serta pengujian implikasi konsep pada situasi yang baru. Konsep-konsep akuntansi yang sudah teruji merupakan seperangkat teori yang digunakan dalam sains akuntansi. 2.2. Pendekatan Non TeoritisDikatakan pendekatan nonteoritis, karena teori akuntansi dirumuskan tanpa menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam pendekatan ini yaitu :a. Pendekatan pragmatis Terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan. Prinsip dan standar yang dirumuskan dengan menggunakan pendekatan ini antara lain: akuntansi persediaan, penyusutan dan amortisasi, penggunaan prinsip konservatisme dan lainnya.b. Prinsip otoriterTeori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi aturan-aturan formal sehingga teori yang dirumuskan menggambarkan pengaplikasian aturan-aturan formal. Prinsip dan standar yang dirumuskan dengan menggunakan pendekatan ini antara lain: akuntansi leasing, akuntansi pajak tangguhan, akuntansi jaminan kerja karyawan dan lain sebagainya. Perbedaan pendekatan deduktif dengan pendekatan induktif : Untuk pendekatan deduktif, kebenaran atau kepalsuan dalil tergantung pada dalil lain, tapi dibuktikan secara empiris. Sedangkan untuk pendekatan induktif, kebenaran dalil tergantung dari hasil pengamatan yang memadai dan hubungan yang terjadinya berulang-ulang. Untuk pendekatan deduktif, dalil hasil penarikan kesimpulan deduktif menimbulkan teknik akuntansi yang pasti. Sedangkan pada pendekatan induktif, dalil akuntansi hasil penarikan kesimpulan secara induktif menunjukkan teknik akuntansi khusus yang yang berprobabilitas hampir tinggi.2.3. Pendekatan EtikPendekatan ini diperkenalkan oleh Scott (1941), yang menggunakan pendekatan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran. Kriteria yang digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan semua pihak yang berkaitan atau berkepantinngan secara sama melalui penyediaan informasi akuntansi yang benar dan akurat tanpa kesalahan penyajian, wajar, tidak bias serta penyajian yang tidak memihak. Secara implisit pendekatan ini mengisyaratkan bahwa informasi yang disajikan memiliki kualitas yang memadai dan lengkap.2.4. Pendekatan SosiologisMenekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial. Pendekatan sosiologis adalah socioecomic accounting dengan tujuan mendorong entitas bisnis yang beraktivitas dalam pasar bebas agar mempertanggungjawabkan aktivitas produksi mereka terhadap lingkungan sosial melalui pengukuran, internalisasi, dan pengungkapan dalam laporan keuangan.2.5. Pendekatan EkonomiPendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro yang diakibatkan oleh praktik-praktik akuntansi. Pendekatan ini menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secar umum. Dimana pemilihan teknik-teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap situasi ekonomi nasional.3. Pendekatan Positif dalam Kajian Empiris AkuntansiPendekatan positif yang digunakan dalam kajian-kajian empiris akuntansi menjadikan teori-teori yang dihasilkan dan yang digunakan dalam riset akuntansi dikenal dengan teori akuntansi positif. 3.1. Perspektif Penelitian AkuntansiKolb dkk (1974) menyampaikan suatu pola atau model tentang bagaimana orang-orang menggali pengetahuan ilmiah. Pada dasarnya pengetahuan diperoleh melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:a. Pengalaman, dimana keunikan beberapa kejadian atau fenomena yang dialami menarik untuk diteliti.b. Fenomena memberikan insentif untuk melakukan observasi dan refleksi, sehingga penyebabnya diketahui.c. Merumuskan hipotesisnya dalam bentuk konsep dan generalisasi yang abstrak.d. Menguji hipotesis, memahami implikasi konsep pada situasi yang baru dan pada proses untuk memperbaiki pengetahuan.Pengalaman Konkret

Pengujian Implikasi Konsep pada Situasi

Observasi dan Refleksi

Pembentukan Konsep dan Generalisasi

Model Kolb dkk menggambarkan model pendekatan induktif dalam penelitian akuntansi, namun tidak membedakan antara proses penguasaan suatu pengetahuan (metode), metodologi (menyatakan metodenya), dan epistemologi (menyatakan metodologinya).Hubungan antara epistemologi (mengapa dari mengapa dari bagaimana), metodologi (mengapa dari bagaimana), metode (bagaimana) dan pengetahuan diperoleh, menggambarkan penyempurnaan model Kolb dkk dari model pendekatan induktif menjadi medel pendekatan induktif-deduktif.Pengalaman Konkrit

Epistemologi(Why of why of how)

Metodologi(Why of how)

Pengujian / Eksperimentasi

Metode pemerolehan pengetahuan (How)

Observasi Refleksi

Produk-produk Penyelidikan

Penalaran Abstrak(hipotesis)

Knowledge - Of

Knowledge - That

Knowledge - How

Kriteria Pengetahuan

Model Kolb dkk juga digunakan oleh Roy Payne (1982) untuk menjelaskan proses penggalian pengetahuan. Model Kolb-Payne merupakan bentuk proses total yang berasal dari informasi, ilmu (sains), metode dan kebijakan yang menggambarkan kondisi sebagai berikut:a. Knowledgethat atau pengetahuan faktual (pengetahuan sesungguhnya).Pengetahuan ini diperoleh karena observasi dan refleksi yang dilakukan sampai mencari alasan abstrak untuk menguji dan melakukan eksperimen yang menunjukkan hasil signifikan.b. Knowledgeof atau pengetahuan personal (pengalaman).Pengetahun ini dimiliki karena mengalami peristiwa tertentu dan melakukan observasi dan refleksi atas pengalaman tersebut.c. Knowledge-how atau pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara (praktis).Pengetahuan ini diperoleh karena pengujian dan melakukan eksperimen dan hasil-hasil yang dicapai mendukung pengalaman yang sudah dimiliki.Dari pendalaman yang dilakukan, Payne membuat kesimpulan sebagai berikut:1) Pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara dan pengalaman merupakan bentuk pengetahuan yang sangat bergantung pada setiap individual.2) Pengetahuan factual dan pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara menghasilkan pengetahuan ilmiah/filosofis yang berasal dari luar individual. Karena pengetahuan bergantung pada cara belajar individual, jelas bahwa semua jenis pengetahuan dibutuhkan agar proses pengetahuan berjalan lancar. Selain itu, setiap jenis pengetahuan mempunyai orientasi waktu, yang merefleksikan perannya dalam proses pengetahuan3.2. Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains yang DitekuniTipologi Jung (1971) sangat bermanfaat digunakan untuk mengelompokkan peneliti akuntansi secara umum, dan peneliti akuntansi secara khusus. Pada dasarnya, Jung mengklasifikasikan para individu melalui proses identifikasi cara mereka menerima informasi, yaitu apakah mereka dominan menggunakan sensasi atau intuisi. Disamping itu, cara yang mereka tempuh dalam membuat keputusan yaitu apakah dominan menggunakan pikiran (rational) atau perasaan (heuristic).Definisi komponen-komponen dimensi model Jung sebagai berikut:1. Sensasi, mencakup penerimaan informasi melalui penginderaan, berfokus pada hal-hal detail, menekankan pada saat dan tempat ini dan hal-hal yang praktis.2. Intuisi, mencakup penerimaan informasi melalui imajinasi, menekankan pada keseluruhan, teguh dalam mempertahankan idealisme yang memungkinkan pada pembuatan hipotesis, dan memiliki kepentingan dalam jangka panjang.3. Pemikiran, berhubungan dengan penggunaan penalaran yang tidak menunjuk pada orang tertentu (impersonal) dan formal untuk mengembangkan penjelasan pada batasan yang ilmiah, teknis, dan teoritis.4. Perasaan, berhubungan dengan pembuatan keputusan yang berdasarkan pada pertimbangan yang bernilai tinggi dan berfokus pada nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan etika.Kombinasi dua dimensi tersebut menghasilkan empat jenis kepribadian manusia, yaitu:a. Penginderaan (sensing) pemikiran (thinking), atau Ilmuwan Abstrakb. Penginderaan (sensing) perasaan (feeling), atau Humanis Khususc. Perasaan (feeling) intuisi (intuition), atau Humanis Konseptuald. Pemikiran (thinking) intuisi (intuition), atau Teoretisi KonseptualTipologi Jung juga digunakan oleh Mitroff dan Kilman (1978) untuk membuat klasifikasi peneliti yang menghasilkan 4 (empat) kelompok peneliti (ilmuwan). Kelompok ilmuwan tersebut sebagai berikut:1) Ilmuwan Abstrak (Abstract Scientist)Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian penginderaan pemikiran, dimotivasi dengan perilaku bertanya dengan metodologi dan logika yang tepat, yang berfokus pada kepastian, keakuratan, dan reliabilitas, dan tergantung pada paradigma yang sederhana, mudah dijelaskan dan konsisten.2) Teoretisi Konseptual (Conceptual Theorist)Kkelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian pemikir-intuisi, berusaha untuk membuat penjelasan dan hipotesis ganda untuk menjelaskan fenomena, yang berfokus pada penemuan, bukan untuk pengujian.3) Humanis Khusus (Particular Humanist)Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian penginderaan-perasaan, terkait dengan keunikan khusus setiap manusia.4) Humanis Konseptual (Conceptual Humanist)Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian intuisi perasaan, berfokus pada kesejahteraan manusia, mengarahkan pertanyaan konseptual personalnya pada pembentukan seluruh manusia menjadi baik.3.3. Perspektif pada Metodologi AkuntansiSecara umum riset-riset akuntansi yang diterima secara luas menggambarkan bahwa akuntansi berfungsi untuk membuat hukum-hukum umum yang mencakup prilaku kejadian atau objek empiris. Perilaku kejadian atau objek empiris (fenomena) tersebut menjadi perhatian ilmu, sehingga memungkinkan menghubungkan pengetahuan dari kejadian yang diketahui secara terpisah, dan untuk membuat prediksi yang andal (reliabel) mengenai kejadian-kejadian yang belum diketahui.Untuk menjalankan fungsi tersebut, model ilmu alam yang didukung oleh teori-teori dan model statistikal (termasuk sampling yang dilakukan secara berhati-hati, pengukuran yang akurat, desain dan analisis hipotesis yang baik) secara umum diterapkan sbagai model pendukung penelitian. Tetapi sekarang model tersebut telah menemui kendala, karena terjadi pertentangan antara metodologi ideografi (sistem penulisan yang menggunakan lambang) dengan nomotesis.Pendekatan ideografi (kualitatif) didasarkan pada pandangan bahwa seseorang hanya dapat memahami dunia sosial dengan memperoleh pengetahuan secara langsung tentang subjek yang diinvestigasi. Pendekatan ini menempatkan tekanan pada pendekatan subjek seseorang dan menekankan analisis pada pernyataan subjektif yang dihasilkan seseorang pada situasi yang dekat dan melibatkan seseorang pada arus kehidupan sehari-hari. Analisis mendalam yang diperoleh dengan bertemu subjek dan analisis mendalam diungkapkan melalui pernyataan impresionistik yang ditemukan pada diari, biografi dan catatan jurnalistik.Pendekatan nomotesis (empiris) merupakan penelitian dasar teknis yang bersifat formal/resmi. Pendekatan ini meringkas metode yang digunakan pada ilmu sosial, dan ini dilaksanakan dengan melakukan pengujian ilmiah secara kuantitatif. Semua jenis survei, daftar pertanyaan, pengujian personalitas, dan instrumen penelitian yang distandardisasi, merupakan alat-alat yang ditetapkan pada metodologi nomotesis. Perbedaan antara kedua metodologi ini pertama kali dikemukakan oleh Allport yang menyatakan bahwa: a. Pendekatan nomotesis (kuantitatif)Pendekatan ini hanya mencari hukum-hukum dan hanya menerapkan prosedur-prosedur yang diakui oleh ilmu pasti (eksak). Para psikolog telah berusaha keras untuk membuat bidang ini menjadi bidang ilmu nomotesis.b. Pendekatan ideografi (kualitatif)Pendekatan ini berusaha untuk memahami beberapa kejadian tertentu yang terjadi di alam atau di masyarakat. Psikologi individualitas akan membentuk ideografi. 3.4. Perbedaan Pendekatan Idiografis dengan NomotesisPerbedaan asumsi-asumsi yang mendasari nomotesis dengan ideografi dari sisi pengetahuan ilmu sosial yaitu:a. Pendekatan subjektifPada ilmu sosial, pendekatan ini memberikan asumsi, yaitu nominalisme bagi ontologi (cabang ilmu filsafat yang mempelajari sifat makhluk atau kenyataan), antipositivisme bagi epistimologi (cabang ilmu filsafat yang berkenaan dengan asal-usul, sifat dan batas-batas ilmu pengetahuan), voluntarisme bagi sifat alami manusia, dan terakhir asumsi ediografi bagi metodologi. b. Pendekatan ObyektifPendekatn ini memberikan ciri ontologi reliatis, asumsi etistimologi positif, dan asumsi nomotesis bagi metodologi. Pendekatan nomotesis versus ideografi berbeda pada beberapa dimensi sebagai berikut:a. Bentuk pertanyaanb. Jenis tindakan organisasionalc. Jenis pertanyaan organisasionald. Peran peneliti

Sejumlah dimensi analisis ditunjukkan pada gambar berikut :DIMENSI PERBEDAANBENTUK PERTANYAAN ILMIAH

Dari LuarDari Dalam

Hubungan peneliti dengan lingkunganTerpisah, netralBerada di sana, terlibat

Dasar validasiPengukuran dan logikaEksperimental

Peran penelitiPengamatPelaksana

Sumber kategoriSuatu keistimewaan (apriori)Timbul secara interaktif

Arah penyelidikanUniversalitas dan kemampuan di generalisasiRelevan dengan keadaan

Jenis penyelidikan yang diambilUniversal, nornotesis; TeoritisKhusus, ideografi; praksis

Sifat data dan artinyaNyata, bebas dari konteksHasil interpretasi, terikat secara konstekstual

Gambar 3 Bentuk alternatif pertanyaan ilmiahGambar 4 menunjukkan perbedaan yang dapat dicatat terkait dengan perbedaan jenis pengetahuan adalah sebagai berikut :a. Metode ideografi menekankan pada pengetahuan tertentu sebagai suatu kondisi praktis, yaitu Pengetahuan mengenai cara bertindak yang sesuai dengan berbagai situasi tertentu.b. Metode nomotesis menekankan pada pengembangan teori pengetahuan universal.Bentuk pertanyaan yang membedakannnya adalah pengetahuan mengenai (knowledge about) dan pemahaman tentang pengetahuan dengan (acquaintance with).

BentukTujuan Utama Aktivitas Pembentukan PengetahuanPeran Peneliti

Tindakan OrganisasionalPenelitian Organisasional

Dari dalamPenyalinanPemahaman situasiPelaku organisasional

Pengambilan tindakanPenelitian tindakan

PengelolaanPraktis klinisPengamat partisipan

Bertahan hidupPenelitian kasus

Pengamat yang rendah hatiEmpiris Analis data

Rancangan dan teknik organisasionalIlmu positivistiktradisional

Dari luarPercobaan terkendaliPembuat modelrasionalistik

Teknologi sosiologi

Gambar 4 Perbedaan antara dua bentuk pernyataan ilmiahTerdapat beberapa kondisi spesifik yang harus diperhatikan peneliti karena penggunaan model ilmu alam pada penelitian ilmu sosial dan penelitian akuntansi antara lain sebagai berikut.a. KeunikanSetiap organisasi, kelompok dan individu sampai tingkat tertentu berbeda dengan yang lainnya. Bagaimana pengembangan hukum-hukum umum yang tepat dalam perilaku organisasional dan teori organisasional.b. KetidakstabilanFaktor-faktor yang terkait dengan peristiwa sosial berubah bersama waktu, juga hukum-hukum yang mengatur peristiwa tersebut. Penelitian ilmu alam kurang dilengkapi piranti yang fleksibel untuk menghadapi fenomena yang terus berubah dengan cepat.c. SensitivitasTidak seperti kandungan kimia dan sesuatu yang lain yang diminati peneliti ilmu alam, orang yang membentuk organisasi dan organisasi itu sendiri berperilaku secara berbeda jika mereka sadar menjadi hipotesis penelitian.d. Kurang realistisMemanipulasi dan mengendalikan variable dalm penelitian oragnisasional mengubah fenomena yang dipelajri. Maka peneliti tidak dapat membuat geralisasi studi mereka karena fenomena yang diobservasi berbeda dengan duania nyata.e. Perbedaan epistimologiWalaupun pemahaman mengenai sebab dan akibat melalui penelitian ilmu alam merupakan cara yang tepat untuk mengetahui fenomena fisik, jenis pengetahuan yang berbeda tetap menyatakan bahwa pendekatan ini lebih penting bagi perilaku organisasional dan teori organisasional.Perdebatan antara ideografi dengan nomotesis yang terus terjadi pada berbagai literatur ilmu sosial memunculkan pemikiran untuk menggunakan metode ganda. Metode tersebut secara umum dijelaskan sebagai metodelogi konvergen, multi metode atau multi cara, validasi konvergen atau yang disebut triangulation (penelitian dengan menggunakan tiga metode). Banyak pihak yang menyatakan bahwa metode idegrafis dan nomotesis merupakan metode yang saling tumpang tindih dan juga saling memberi kontribusi. Penggunaan pendekatan triangultion memiliki keunggulan antara lain :a. Mendorong hasil yang lebih meyakinkanb. Membantu mengungkap dimensi yang menyimpang dari suatu fenomena.c. Mendorong untuk memadukan atau mengintegrasikan teori-teori.d. Berfungsi sebagai suatu pengujian kritis.Implikasi pada penelitian yang menggunakan konsep triangulation adalah sebagai berikut.a. Menggunakan kedua pendekatan penelitian nomotesis dan ideografi, dan kemudian menggabungkannya.b. Memilih salah satu di antara pendekatan penelitian nomotesis atau ideograi, bergerak secara berulang-ulang antara kedua metode tersebut untuk mengambil keuntungan dari keunggulan suatu metode pada kondisi tertentu dan mengtasi kelemahan metode lain pada kondisi tertentu.c. Mengembangkan ilmu baru yang menjelaskan tindakan manusia yang lebih banyak berbasis pada orang yang melakukan tidakan, berakar pada eksperimen, berorientasi pada praktis, dan merupakan refleksi pribadi dibanding kesan ilmu saat ini.SIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut Teori akuntansi didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktek akuntansi dapat dinilai dan mengarahkan pengembangan praktis dan prosedur baru. Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-kejadian akuntansi. Teori akuntansi seharusnya merupakan hasil proses penyusunan dan juga pembuktian teori. Suatu teori akuntansi harus dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada. Tetapi cara berpikir tersebut belum diikuti secara sempurna dalam akuntansi. Pendekatan yang digunakan untuk merumuskan teori akuntansi dapat dikelompokkan menjadi pendekatan tradisional dan pendekatan positif. Pendekatan tradisional berhubungan dengan perumusan kerangka konseptual, dapat dikelompokkan kedalam kelompok pendekatan nonteoritis, pendekatan teoritis, pendekatan etik, sosiologis, dan pendekatan ekonomi sedangkan pendekatan positif behubungan dengan kajian empiris akuntansi. Pendekatan positif yang digunakan dalam kajian-kajian empiris akuntansi menjadikan teori-teori yang dihasilkan dan yang digunakan dalam riset akuntansi dikenal dengan teori akuntansi positif.

PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahTeori Akuntansi yang dibina Dr.H.Eka Ananta S., SE., MM., Ak., CA.

Oleh Dyah Ayu Khumairo1204224203191 Syukriyah 120422425873

PROGAM STUDI S1 AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI MALANGOktober 2014BAB 1PENDAHULUAN

Telah sekian lama berbagai pendekatan diterapkan untuk merumuskan teori akuntansi. Beberapa dari pendekatan tersebut dikenal sebagai pendekatan tradisional, karena pendekatan tersebut ditandai dengan tidak adanya proses verifikasi yang jelas dalam upaya mengembangkan suatu teori akuntansi. Pendekatan tradisional merupakan riset konvensional dan bukannya riset aliranbaru yang mengandalkan pemikiran tradisional untuk merumuskan kerangka akuntansi konseptual. Kita dapat membedakan beberapa pendekatan tersebut menjadi:1. Pendekatan nonteoritis2. Pendekatan deduktif3. Pendekatan induktif4. Pendekatan secara etis5. Pendekatan sosiologis6. Pendekatan ekonomi.Pada bab ini, masing-masing pendekatan akan dibahas dari segi kontribusinya terhadap formulasi suatu teori akuntansi, dan dari segi keunggulannya secara relatif bagi akuntansi, perbedaan antarapenyusunan dan verifikasi teori, hakikat teori akuntansi, daan metodologi untukmemformulasikan teori akuntansi.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Akuntansi: Berbagai GambaranCommittee on Terminology dari American Institute of Certified Public Accountants pada awalnya mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran, dengan aturan baku dan dalam satuan uang, transaksi dan peristiwa yang paling tidaksebagian darinya, memiliki karakter keuangan, dan selanjutnya interpretasi atas hasilnya.

Belakangan ini, akuntansi telah didefinisikan dengan referensi pada suatu konsep informasi:Akuntansi merupakan aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasikuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yangdimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan,dan dalam membuat pilihan logis di antara serangkaian tindakan.

Definisi-definisi di atas mengacu kepada akuntansi baik sebagai seni maupun sebagai suatu aktivitas pelayanan dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap berguna bagi bidang-bidang tertentu.

2.1.1 Akuntansi sebagai IdeologiIdeologi merupakan pandangan umum yang terlepas dari wawasannya yang perihal dan mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat di mana kita tinggal dan kemungkinan untuk mengubahnya. Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideology sebagai suatu sarana untukmempertahankan dan melegimitasi aturan-aturan sosial, ekonomi dan politik yang berlaku saat ini. Akuntansi juga telah dianggap sebagai suatu mitos, simbol, dan ritual yang memungkinkanpenciptaan aturan-aturan simbolis yang mana di dalamnya agen-agen sosial dapat salingberinteraksi.Kedua persepsi tersebut juga tertanam dalam pandangan umum yang melihat akuntansi sebagai instrumen dari rasionalitas ekonomi dan sebagai alat sistem kapitalis.Persepsi akuntansi sebagai instrument rasionalitas ekonomi digambarkan dengan sangatbaik oleh Weber, yang mendefinisikan rasionalitas formal dari suatu tindakan ekonomi sebagai tingkat sampai sejauh mana perhitungan kuantitatif atau akuntansi mungkin dilakukan secara teknis dan secara nyata dapat diterapkan

2.1.2 Akuntansi sebagai BahasaAkuntansi dipandang sebagai suatu bahasa bisnis. Akuntansi adalah satu alat mengkomunikasikan informasi suatu bisnis. Persepsi akuntansi sebagai suatu bahasa ditekankan dalam banyak buku teks akuntansiyang paling terkenal. Sebagai contoh, Ijiri berpendapat bahwa:Sebagai bahasa bisnis, akuntansi memiliki banyak hal yang sama dengan bahasa lain. Berbagai aktivitas bisnis sebuah perusahaan dilaporkan dalam laporan akuntansi menggunakan bahasa akuntansi, seperti halnya berita yang dilaporkan dalam surat kabar dengan bahasa Inggris. Dalam menunjukkan suatu peristiwa dalam akuntansi, seseorang tidak hanya berhadapan dengan risiko tidakdimengerti tetapi juga risiko menerima hukuman untuk kesalahan penyajian,kebohongan atau sumpah palsu. Komparabilitas dari laporan menjadi satu hal yang penting dalam menjalankan fungsi suatu bahasa secara efektif entah bahasa inggris maupun bahasa akuntansi. Pada waktu yang sama, bahasa juga harus fleksibel untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah.

Persepsi akuntansi sebagai bahasa ini juga diakui oleh profesi akuntansi, yang menerbitkanbuletin terminologi akuntansi. Hal ini juga diakui dalam literatur empiris, yang mencoba untukmengukur komunikasi dari konsep akuntansi. Apa yang menjadikan akuntansi sebagai suatu bahasa? Untuk menjawab pertanyaan ini,mari lihat pada persamaan potensial antara akuntansi dengan bahasa. Hawes mendefinisikanbahasa sebagai berikut:Simbol manusia bukanlah tanda-tanda yang disusun secara acak yang mengarahkepada konseptualisasi referensi yang terisolasi dan terpisah. Simbol manusiadisusun dalam suatu tata cara sistematis atau terpola dengan aturan khusus yangmengatur penggunaannya. Susunan simbol ini disebut suatu bahasa, serta aturanyang memengaruhi pola dan penggunaan simbol membentuk tata bahasa daribahasa tersebut.

Definisi ini dan definisi lainnya menunjukkan bahwa terdapat dua komponen dari bahasa, yaitusimbol dan aturan tata bahasa. Jadi, pengakuan akuntansi sebagai dua tingkat dalam akuntansi. Hal itu mungkin dapat dibuktikan sebagai berikut:1. Simbol atau karakter leksikal2. Aturan tata bahasa

2.1.3 Akuntansi sebagai Catatan HistorisUmumnya, akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah/historis suatu organisasi dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya. Baik bagi pemilik maupunpemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu sejarah kepengurusan manajer terhadap sumber daya pemilik. Konsep kepengurusan pada dasarnya Birnberg membedakannya menjadi empat periode : a. Periode Pemeliharaan Murnib. Periode Pemeliharaan Tradisional c. Periode Utilisasi Aktivadd. Periode TerbukaDua periode pertama mengacu pada kebutuhan agen untuk mengembalikan sumber daya secara utuh kepada prinsipal dengan melakukan pekerjaan secara minimal guna memenuhi fungsipemeliharaan. Dalam dua periode ini, pengungkapan data neraca dianggap sudah memadai.Periode ketiga mengacu pada kebutuhan agen untuk memberikan inisiatif dan wawasan dalam menggunakan aktiva untuk melakukan rencana yang telah disetujui. Sebagai tambahan selain neraca, periode ini membutuhkan diperolehnya data evaluasi kinerja atas efektivitas penggunaan aktiva. Terakhir, periode terbuka berbeda dari periode utilisasi aktiva dengan memberikan fleksibelitas yang lebih tinggi dalam penggunaan aktiva dan memperbolehkan agen untukmemetakan arah dari utilisasi aktiva. Birnberg menguraikan konsep terakhir ini sebagai berikut: Hal ini mencakup tidak hanya arah awal, tetapi juga menentukan titik waktu kritis yang menentukan kapan aturan tersebut harus diubah. Seperti pengendalian strategis, fungsi kepengurusan membutuhkan adanya suatu tingkat tanggungjawab signifikan yang dijalankan oleh si pelayan. Gugus tugas ini mungkin memiliki ciri-ciri struktur yang lemah dan sejumlah ketidakpastian yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kita mungkin menemukan sistempelaporan kita terjepit oleh komunikasi. Kebutuhan akan detail di satu sisi danrisiko kompleksitas yang berlebihan di sisi lain.

2.1.4 Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kiniAkuntansi juga telah dipandang sebagai suatu sarana untuk mencerminkan realitas ekonomimasa kini. Tesis utama dari pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba rugi harus didasarkan pada suatu basis penilaian yang lebih mencerminkan kenyataan ekonomi daripada biaya historis. Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah penentuan laba yang sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan perusahaan pada suatuperiode waktu.

2.1.5 Akuntansi sebagai sistem informasiAkuntansi selalu di pandang sebagai sesuatu sistem informasi sistem. Akuntansi diasumsikan menjadi suatu proses yang menghubungkan suatu informasi ataupemancar, dan serangkaian penerima. Pada dasarnya ketika dianggap sebagai suatu proses komunikasi akuntan didefinisikan sebagai prosespengodean observasi dalam bahasa sistem akuntansi manipulasi tanda sekaligus pelaporan sistem dan tambahan empiris. Pertama mengasumsikan bahwa sistem akuntansi adalah sebagai satu-satunya sistem pengukuran formal yang ada di organisasi. Kedua memperbesar kemungkinan perancangan sesuatu sistem akuntansi yang optimal dan mampu menyediakan informasi yang berguna pada pengguna. Perilaku pengirim adalah hal terpenting baik dari segi reaksi terhadap informasi maupun kegunaan dari informasi yang dibuat. Keunggulan gambaran akuntansi sebagai suatu sistem informasi dinyatakan sebagai berikut: Sistem akuntansi alternatif tidak perlu lagi dijusdifikasi dalam hal kemampuannya untuk menunjukkan laba yang sebenarnya maupun ketepatannya dalam menyajikan sejarah selama pengguna yang berbeda-beda memperoleh manfaat dari informasi tersebut maka kegunaan dari sistem dapat ditentukan.

2.1.6 Akuntansi sebagai komoditasAkuntansi juga dipandang sebagi suatu komoditas yang merupakan hasil dari suatuaktivitas ekonomi. Akuntansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus dan akuntanmau dan mampu untuk menghasilkannya. Sebagai suatu komoditas publik, akuntansi menyediakan dasar ideal untuk regulasi, memberikan dampak kepada kebijakan publik dan mengawasi seluruh jenis kontrak antara organisasi dengan lingkungannya. Pilihan informasi akuntan dan teknik akuntan selanjutnya mungkin memiliki dampak pada kesejahteraan dariberbagai kelompok di masyarakat. Sebagai hasilnya, terdapat suatu pasar untuk informasi akuntan yang mendorong adanya permintaan dan penyediaan. Sebagai contoh: Munculnya gambaran akuntansi sebagai suatu komoditas sekali lagi menyediakan suatu contoh langsung mengenai cara di mana pemikiran akuntansi mencerminkan isi sosialnya. Akuntansi telah bangkit sebagai suatu era menjamurnya regulasi dan meningkatnya kepedulian terhadap kepentingan publikdalam situasi sumber daya yang langka dan banyaknya permintaan yang salingbersaing. Hal ini telah memberikan pemikiran bagi kebijakan akuntansi yang mencoba untuk membantu pengalokasian dari sumber daya dalam melayani kepentingan publik.

2.1.7 Akuntansi sebagai mitosAkuntansi mungkin dapat dipandang sebagai mitos atau ritual simbolis. Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akuntansi, suatu fenomena ekonomi kompleks diterjemahkan bagipara pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat dimengerti, sehingga menciptakan lebih banyak mitos daripada kenyataan. Sebagai akibatnya, pengumpulan informasi akuntansi sebagai ritual yang diharapkan dan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa telah dibuat pilihan-pilihan yang cerdas dan bahwa terdapat suatu komitmen untuk melakukan penerapan secara sistematis dari informasi akuntansi terhadap keputusan-keputusan. Suatu penggunaan informasi akuntansi secara simbolis menjadi sebuah perilaku manajerial yang tepat. Seperti yang dinyatakan oleh Martha Feldman dan James March: Pengumpulan informasi menyediakan suatu jaminan yang bersifat ritual bahwa telah dilakukan sikap yang benar dalam pengambilan keputusan. Dengan scenario kinerja tersebut, informasi tidak hanya menjadi sekadar dasar untuk tindakan. Informasi adalah suatu sebagai penyajian kompetensi dan pengukuhan dari nilaisosial. Perintah dari informasi dan sumber informasi meningkatkan kompetensi dan menginspirasikan keyakinan. Kepercayaan bahwa informasi yang lebihbanyak akan menunjukkan keputusan yang lebih baik menimbulkan suatu keyakinan bahwa memilki informasi adalah baik.Dan bahwa seseorang atau organisasi dengan lebih banyak informasi adalah lebih baik jika dibandingkan dengan seseorang atau organisasi dengan sedikit informasi. Jadi pengumpulan dan penggunaan informasi dalam organisasi merupakan bagian kinerja dari suatu pengambil keputusan atau suatu organisasi yang sering mencoba membuat keputusan yang cerdas dalam suatu situasi di mana verifikasidari kecerdasan sangatlah prosedural dan normatif. Seorang pengambil keputusan yang baik adalah seseorang yang membuat keputusan dengan cara seperti yang dilakukan oleh seorang pengambil keputusan yang baik, dan para pengambil keputusan dan organisasi membakukan legitimasi mereka dengan penggunaan informasi mereka.

2.1.8 Akuntansi sebagai alasan logisAkuntansi mungkin dapat dipandang sebagai suatu alasan logis. Akuntansi mungkin digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakansuatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa mendatang. Dengan adanya ketidak tepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka akuntansi, akuntansi mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegitimasi pemunculannya. Oleh sebab itu, akuntansi menjadi suatuperisai jaminan atau sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan menyediakan suatu alasanpemikiran atas tindakan yang berdasar pada angka tersebut. Pada dasarnya, angka tersebutbukanlah angka imajiner, angka tersebut adalah produk sah dari akuntansi digunakan untukmenjustifikasi pengambilan keputusan tertentu. Rasionalisasi tindakan menjadi penggunaan utama dari laporan-laporan akuntansi. Karena keputusan organisasi, sekali dilakukan, perlu untuk dijustifikasi, dilegitimasi, dan dirasionalisasikan, akuntansi menjadi suatu sarana tindakanyang berguna. Pengembangan dari keahlian akuntansi mengikuti kebutuhan untuk menguatkantindakan organisasi. Perkembangan ini ditandai oleh dua kecenderungan: meningkatnyapelembagaan keahlian serta tumbuhnya penentuan tujuan dan abstraksi dari ilmu akuntansi, yangmenyediakan dasar bagi seseorang untuk mencoba secara formal mengimplikasikan peran yangdijalankan oleh akuntansi

2.1.9 Akuntansi sebagai perumpamaanAkuntansi mungkin dipandang sebagai perumpamaan. Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari organisasi. Akuntansibertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi. Konsekuensi kedua adalah bahwa gambaran yang diciptakan dari interpretasi terseleksi dan penyajian beberapa peristiwa selanjutnya menciptakan suatu lingkungan yang stabil dan pasti serta menjadi dasar dari pengambilan keputusan.

2.1.10 Akuntansi sebagai percobaanAkuntansi dapat dipandang sebagai percobaan. Akuntansi cukup fleksibel untuk mengakomodasi berbagai situasi, mengadaptasi solusi-solusi baru untuk masalahbaru, dan beradaptasi terhadap kasus-kasus yang paling kompleks. Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui pemakaian data, teknik, laporan, atau pengungkapan akuntansiyang berbeda agar sesuai dengan lingkungan tertentu yang mereka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhambat atau terpaku kepada pendekatan konvensional yang sama. Akuntansi merupakan percobaan terutama ketika ia bersifat sukarela,inovatif, dan tentatif. Akuntansi memungkinkan seseorang untuk menginvestasi respons-respons yang diberikan terhadap berbagai opsi-opsi akuntansi dilihat dari kegunaannya terhadap berbagai unsur penyusun dan untuk memastikan dampak dari respons sebelumnya yang belum dipelajari dan menentukan serangkaian tindakan yang berbeda-beda. Sebagai percobaan, akuntansi membiarkan dirinya melalui tahap percobaan dan kesalahan menuju pencarian solusi yang paling kontinjen untuk situasi yang ada serta berbagai respons dan perilaku yang diharapkan.Kesuksesan akuntansi sebagai percobaan terletak pada berbagai respons yang mungkindiberikan oleh para individu terhadap data. L.A. Boland dan G.A. Newman mengidentifikasi tanggapan yang mungkin dari tiga jenis individu terhadap data, tergantung pada teori-teori yang dianut oleh individu mempertimbangkan pengetahuan yang ada dan bagaimana mereka seharusnya merespons data tersebut; tiga jenis individu tadi adalah seorang apriori, seorang skeptik, dan seorang pesimistis.

2.1.11 Akuntansi sebagai DistorsiKarena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakan-tindakan baikdari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal bagi pihak-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh pengguna. Terdapat empat kelompok yang mungkin memengaruhi atau dipengaruhi oleh pesan-pesan akuntansi: subjekyang perilakunya memberikan data bagi pesan-pesan akuntansi; akuntan yang menyiapkan data; akuntan yang memeriksa data; dan penerima data. Masing-masing kelompok tersebut mungkin selanjutnya tergoda untuk melakukan perilaku disfungsional dan bukannya tindakan normal ketika terlibat dengan sebuah pesan akuntansi. Perilaku disfungsional mencakup pengiriman suatu pesan yang tidak jujur atau terdistorsi, yaitu, suatu hal yang diharapkan oleh manajemen untuk dinterpretasikan dengan cara-cara yang tidak konsisten dengan keyakinan aktual mereka mengenai atribut-atribut yang belum diteliti dari keputusan mereka. Insentif untukmemanipulasi pesan yang hendak diterima oleh pengguna internal atau eksternal berasal dari adanya kebutuhan untuk memastikan atau meyakinkan bahwa pesan tertentu akan menciptakanperilaku tertentu dari pengguna internal atau eksternal. Tindakan disfungsional berupamanipulasi data ini disebut sebagai gangguan suara. Metode yang digunakan untuk mendistorsisistem informasi dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori besar, diantaranya:a. Perataan atau penghalusan mencakup proses pengubahan arus data alami atau terencana tanpa mengubah aktivitas aktual dari organisasi.b. Pembiasan mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki kemungkinan paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim.c. Pemfokusan mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek tertentudari sekumpulan informasi.d. Permainan mencakup proses penyeleksian aktivitas-aktivitas oleh pengirim sehingga menyebabkan terkirimnya pesan.e. Penyaringan mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang menguntungkan dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari komunikasi melalui pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau penundaan.f. Tindakan Ilegal mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggarhukum privat atau public.

2.2 Penyusunan dan Verifikasi TeoriWalaupun akuntansi adalah kumpulan teknik-teknik yang dapat digunakan di area-area khusus, akuntansi dipraktikkan dalam suatu kerangka teoretis implisit yang terdiri atas prinsip dan praktik yang telah diterima oleh profesi karena dugaan kegunaan dan logikanya. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ini memandu profesi akuntansi dalam memilih teknikakuntansi dan pembuatan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktikakuntansi yang baik. Sebagai respons terhadap lingkungan, nilai, dan kebutuhan informasi yangberubah, prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum menjadi subjek dari pemeriksaan ulangdan analisis kritis yang konstan. Perubahan-perubahan pada prinsip terjadi terutama sebagai akibat dari berbagai usaha yang dilakukan untuk memberikan solusi kepada masalah-masalah akuntansi yang muncul dan untuk merumuskan suatu kerangka teoretis bagi disiplin ilmu tersebut. Jadi, suatu hubungan yangjelas terjadi di antara usaha percobaan penyusunan teori akuntansi baik untuk menjustifikasi ataupun untuk menyangkal praktik yang ada. Penyusunan teori akuntansi timbul dari adanya kebutuhan untuk memberikan pemikiran mengenai apa yang dilakukan atau diharapkan dilakukan oleh para akuntan. Proses dari penyusunan teori akuntansi harus diselesaikan oleh verifikasi teori atau validasi teori. Machlup mendefinisikan proses ini sebagai berikut: Verifikasi dalam riset dan analisis mungkin mengacu pada banyak hal, termasukkebenaran matematis dan argumentasi logis, penerapan dari formula danpersamaan, kebenaran dari laporan-laporan, keotentikan dokumen, keaslian dariartifak atau relik, kecukupan reproduksi, terjemahan, dan parafrase, keakuratan dari akun-akun historis dan statistik, bukti-bukti dari kejadian yang dilaporkan,kelengkapan dari urutan kejadian-kejadian dalam suatu situasi konkret, kemampuan percobaan untuk dilakukan kembali, nilai penjelasan atau prediktifdari generalisasi. Pernyataan ini memiliki arti bahwa teori seharusnya menjadi subjek dari suatu ujian logis atau empiris untuk memverifikasi keakuratannya. Jika teori itu didasarkan pada matematika,verifikasi seharusnya diprediksi berdasarkan kekonsistenan logika. Jika teori itu didasarkan atas fenomena fisik atau sosial, verifikasi seharusnya diprediksi berdasarkan hubungan antaraperistiwa-peristiwa yang dideduksikan dan observasi di dunia nyata. Teori Akuntansi, karenanya, harus menjadi hasil dari suatu proses penyusunan teori dan verifikasi teori. Teori akuntansi yang sudah ada seharusnya menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi: kapan fenomena seperti itu terjadi, mereka seharusnya dapat dianggap sebagai verifikasi dari teori. Jika suatu teori tidak dapat memberikan hasil yang diharapkan, teoriter sebut akan diganti oleh suatu teori yang lebih baik.2.3 Hakikat Teori AkuntansiTujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi danmenjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori didefinisikan sebagai sekumpulan gagasan ataupun konsep, definisi dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang suatu fenomena, dengan menjelaskan suatu variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena. Diakui sejak awal bahwa tidak ada teori akuntansi komprehensif yang berlaku saat ini. Sebaliknya, teori-teori yang berbeda telah ada dan terus diusulkan dalam literatur. Teori-teori ini muncul dari penggunaan pendekatan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari usaha mengembangkan teori akuntansi tingkat menenga, dan bukan satu-satunya teori komprehensif tunggal. Teori akuntansi tingkat menengah berasal dari perbedaan cara peneliti melihat antara penggunaandata akuntansi dan lingkungan dimana para pengguna dan pembuat data akuntansi seharusnya berperilaku. Perbedaan opini memancing komite konsep danstandar dari America Accounting Association untuk menyimpulkan bahwa:1. Tidak ada satupun teori yang mengatur tentang akuntansi keuangan yang cukup kayauntuk mencakup secara menyeluruh spesifikasi lingkungan penggunaan dengan efektif.2. Dicantumkan dalam literatur akuntansi keuangan sebagai teori akuntansi keuangan melainkan kumpulan teori-teori yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam spesifikasi lingkungan penggunaan.Ada beberapa pencetus teori yang berpendapat sebaliknya E.S Hendriksonmendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana praktek akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengembangan praktek danprosedur baru. McDonald berpendapat bahwa suatu teori memiliki tiga elemen: 1) pengodeanfenomena 2) manipulasi 3) penerjemahan kembali kedunia nyata.2.4 Metodologi Dalam Perumusan Teori Akuntansi Kita sekarang telah menetapkan bahwa suatu teori akuntansi adalah mungkin jika (1) teori memberikan suatu kerangka referansi seperti yang disarankan oleh Hendriksen, dan teori mencakup tiga elemen : pengodean fenomena ke dalam penyajian simbolis, manipulasi atau kombinasi yang mematuhi ataran tertentu, dan penerjemahan kembali ke fenomena dunia nyata, seperti yang disarankan oleh McDonald. Akuntansi adalah suatu seni yang tidak dapat diformalisasikan dan bahwa metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi secara tradisional adalah usaha untukmenjustifikasikan apa yang telah terjadi dengan memodifikasikan praktek-praktek akuntansi. Teori tersebut dinamakan akuntansi deskriptif. Sedangkan akuntansi normative adalah teori akuntansi berusaha untuk menjustifikasikan apa yang seharusnya terjadi, bukan apa yang terjadi. Dengan resiko terlalu menyederhanakan, diasumsikan bahwa sifat dari fenomena dan isu akuntansi yang kompleks, kedua metodelogi di atas mungkn dibutuhkan untuk merumuskan teori akuntansi. Metodelogi deskripsi berusaha untuk menjustifikasi beberapa praktik akuntansi yang seharusnya dipergunakan. Salah satu teori deskripsi adalah inventory of generally acceptedprinciples for bussines enterprise oleh Grady, Accounting Pricinples Board Statement.no.4, dan hasil pekerjaan Skinner dan Ijiri .Buku Ijiri berbeda dengan usaha lain dalam perumusan suatu teori, dimana ia tidak bersifat deskriptif tetapi juga merupakan pemeriksaan analitis atas akuntansi melalui (1) suatupemeriksaan matematis untuk memeriksa struktur secara logis. (2)suatu pemeriksa ekonomi untuk memeriksa apa yang diukur, dan (3) suatu pemeriksaan perilaku untuk memeriksabagaimana akuntansi dipraktikkan dan digunakan. Dibuat diantara dua orientasi yang beberbeda. Satu, akuntansi operasional (operational accounting), ditunjukan ke arah informasi yang bergunabagi manajemen dan keputusan investor, khususnya keputusan yang berkenaan dengan alokasisumber daya. Kedua, akuntansi ekuitas (equity accounting), di tunjukan ke arah perekonsiliasaian ekuitas pemegang saham dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan didalam atau di luar organisasi untuk mencapai pendistribusian yang seimbang atas penerimaan atau keuntungan operasi.

2.5 Pendekatan untuk Perumusan Teori Akuntansi

2.5.1 Pendekatan nonteoretisPendekatan nonteoretis adalah suatu pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan. Pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh kesamaan dengan praktik di dunia nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi yang sifatnya praktis. Sedangkan pendekatan kekuasaan untuk merumuskan suatu teori akuntansi yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional terdiri atas penerbitanpernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi. Karena pendekatan kekuasaan berusaha untuk memberikan solusi praktis, pendekatan ini dengan mudah disamakan dengan pendekatan pragmatis.Kedua pendekatan berasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik akuntansi harus disebutkan dalam dasar penggunaan akhir laporan keuangan, jika akuntansi memeiliki suatu fungsi yang berguna. Dengan kata lain, suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah suatu teori yang buruk. Intinya, pendekatan pragmatis untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansiyang telah diikuti oleh otoritas akuntansi di masa lampau, dan berusaha untukmenurunkan konflik-konflik dari praktik yang ada hingga saat ini masih bersifat sangat hati-hati dan sementara.Kita juga berpendapat bahwa pendekatan pragmatis adalah bagian dari suatu teori akun. Pendekatan ini, yang berdasar pada rasionalisasi dari pembukuan berganda, dimuat dalam Summa Aritmatica, Geometria, Propotioni et Proponationalita dari Luca Pacioli, yangditerbitkan oleh di Venesia tahun 1494. Pendekatan teori akun merasionalisasikan pilihan dari teknik-teknik akuntansi yangberdasarkan atas pemeliharaan persamaan akuntansi, yaitu persamaan neraca dan persamaan labaakuntansi.Pernyataan neraca biasanya dinyatakan sebagai : AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITASPersamaan laba akuntansi biasanya dinyatakan sebagai :LABA AKUNTANSI = PENDAPATAN BEBANDua persamaan dalam pendekatan teori akun ini mengarahkan kepada berkembangnya dua posisiyang terdapat dalam badan penyusunan standar, yaitu, posisi yang beorientasi pada neraca danberorientasi pada laba. Dalam kasus manapun, pendekata teori akun, seperti juga pendekatanpragmatis dan kekuasaan, tidak memiliki fondas yang teoritis.

2.5.2 Pendekatan deduktifPendekatan deduktif dalam penyususnan teori manapun diawali dengan dalil dasar danditeruskan dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan. Langkah yang dipergunakan untuk memperoleh pendekatan dediktif akan meliputi : (1) menentukan tujuan dari laporan keuangan (2) memilih postulat dari akuntansi (3) menghasilkan prinsip dari akuntansi (4) mengembangkan teknik dari akuntansi. Karenanya, teori akuntansi yang diperoleh secara deduktif, teknik-teknik akan berhubungandengan prinsip, rumus, dan tujuan demikian sehingga teori akuntansi itu benar, maka tekniknya harus benar. Struktur teoritis dari akuntansi didefinisikan oleh urutan tujuan, rumus, prinsip dan teknis berdasarkan pada suatu formulasi yang benar dengan tujaun akuntansi. Suatu ujian yangbenar dari teori yang dihasilkan juga dibutuhkan. Menurut Popper, pengujian teori deduktif dapat dilaksanakan dengan 4 pokok: Pertama,terdapat perbandingan diantara masing-masing kesimpulan, di manakosistenan internal dari sistem yang diuji. Kedua, terdapat investigasi dari bentukyang logis teori dengan objek untuk menentukan apakah teori memiliki karakteryang empiris atau sains. Ketiga, terdapat perbandingan dengan teori lain, terutama dengan sasaran untuk menentukan apakah teori tersebut dapat dikatakan merupakan kemajuan ilmiah jika ia dapat melewati berbagai ujian yang kitaberikan. Dan terakhir, terdapat ujian dengan cara penerapan empiris darikesimpulan yang diambil dari teori tersebut.

2.5.3 Pendekatan InduktifPendekatan induktif dari penyususnan sebuah teori diawali dengan observasi dan pengukuranserta berlanjut pada kesimpulan umum. Pendekatan induktif untuk suatu teori mencakup empat tahap : (1) mencatat seluruh observasi (2) menganalisis dan mengklasifikasikan observasi ini untuk mendeteksi danya hubunganyang berulang kembali. (3) penurunan induktif dari generalisasi dan prinsip akuntansi dari observasi yangmenggambarkan hubungan berulang. (4) menguji generalisasi.tidak seperti pendekatan induktif, kebenaran, atau ketidak benaran dari dalil tidak bergantungpada dalil lain, tetapi harus diverifikasi secara empiris.Sama halnya, kita boleh menyatakan bahwa dalil akuntansi yang berasal dari kesimpulan induktif diartikan sebagai teknik akuntansi khusus hanya dengan kemungkinan yang lebih tinggiatau lebih rendah, di mana dalil akuntansi yang berasal dari kesimpulan deduktif mengarah kepada teknik akuntansi khusus dengan pasti. Menarik untuk diingat bahwa walaupun pendekatan deduktif diawali dengan dalil umum, formulasi dari dalil sering diselesaikan dengan alasan induktif, dikondidikan oleh pengetahuanpenulis, dan pengalamannya dengan praktik akuntansi.

2.5.4 Pendekatan EtisInti dasar dari pendekatan etis terdiri atas konsep kewajaran (fairness), kesadilan (justice),ekuitas (equity), dan kenyataan (truth). Konsep tersebut merupakan kriteria utama dari D.R.Scott untuk perumusan teori akuntansi. Scott menyamakan keadilan dengan perlakuan yang sama kepada seluruh pihak yang berkepentingan, kenyataan dengan laporan akuntansi yangbenar dan akurat tanpa kesalahan penyajian, dan kewajaran dengan jujur, tidak bias, dan penyajian yang tidak memihak akuntan sejak zaman Scott telah menganggap bahwa ketiga konsep ini adalah sama. Sebaliknya, Yu, hanya menerima keadilan dan kewajaran sebagai norma etis dan melihat kenyataan sebagai suatau pernyataan nilai. Konsep kewajaran telah menjadietis secara emplisit; secara umum, konsep kewajaran mengandung bahwa arti laporan akuntansi tidak menjadi subjek dari pengaruh yang tidak sepantasnya atau bias. Kewajaran secara umum mengandung arti bahwa pembuat informasi akuntansi telah bertindak dalamkeyakinan yang baik dan menggunakan praktik bisnis yang etis dan pertimbangan akuntansi yang baik. Kewajaran adalah suatu pernyataan nilai yang dipakai dalam akuntansi secaraberaneka ragam. Patillo meranking kewajaran adalah suatu standar dasar yang akan digunakan dalam evaluasi dari standar lain, karena ia adalah satu-satunya standar yang mengandung arti pertimbangan etis. Suatu diskusi mengenai aktiva, kewajiban, pendapatan, dan biaya adalah hal yangprematur dan tidak berarti hingga prinsip dasar yang akan menghasilkan suatupenyajian yang wajar dari fakta dalam bentuk akuntansi keuangan dan laporankeuangan ditentukan. Kewajaran dari akuntansi dan laporan ini harus untuk dankepada orang, dan orang-orang ini mewakili berbagai segmen dalam komunitaskita.Apa pun konotasinya, kewajaran telah menjadi salah satu tujuan dasar akuntansi. Committee onAuditing Procedures mengacu pada kriteria dari kewajaran dari penyajian seperti: (1) kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, (2) pengungkapan, (3)konsistensi, dan (4) dapat diperbandingkan. Dalam suatu laporan wajar, auditor tidak hanyamenyatakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar audit yangberlaku umum tetapi juga suatu opini dengan kata - kata menyajikan secara wajar.Di pemeriksaan yang lebih mendalam dari laporan auditor standar ini, kita lihat bahwa pernyataan menyajikan secara wajar dimasukkan sebagai tambahan dari pernyataan auditormengenai kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akunasi yang berlaku umum dan standar audit yangberlaku umum. Keadaan ini bias dilihat sebagai suatu hal yang menguntungkan secarapsikologis, karena dapat meningkatkan keyakinan pengguna. Di lain pihak, hal ini dapatdiartikan sebagai suatu standar ganda, karena konsep dari kewajaran disubsitusikan oleh ujian-ujian dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar audit yang berlaku umum. Kewajaran adalah tujuan yang dinginkan dalam penyusunan suatu teori akuntansi jika apa pun dinyatakan dasarnya diverifikasi secara logis dan empiris dan jika itu dibuat operasionaloleh suatu definisi yang cukup dan identifikasi dari propertinya.

2.5.5 Pendekatan SosiologisPendekatan sosiologis bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh social dari teknikakuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaranyang lebih luas, kesejahteraan sosial. Berdasar pada pendekatan sosiologi, prinsip atau teknikakuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas. Juga tersirat dalam pendekatan ini adalah adanya ekspektasibahwa data akuntansi akan berguna dalam pembuatan pertimbangan kesejahteraan sosial. Untuk mencapai tujuannya, pendekatan sosiologi mengasumsikan keberadaan dari nilai sosial baku yang mungkin digunakan sebagai kriteria untuk menentukan teori akuntansi. Mungkin sulituntuk mengidentifikasi suatu penerapan yang jelas dari pendekatan sosiologi terhadappenyusunan teori akuntansi, karena adanya masalah yang berhubungan dengan menentukannilai-nilai sosial yang dapat diterima oleh semua orang dan dalam mengidentifikasikan kebutuhan informasi dari mereka yang membuat pertimbangankesejahteraan. Akan tetapi, kita dapat mengidentifikasi kasus-kasus di mana akuntansidiharapkan untuk melayani suatu peran sosial yang berguna. Belkaouidan Beams dan Fertig, yang antara lain mengacu kepada perlunya penginternalisasian biaya sosial dan keuntungan sosial dari aktivitas pribadi perusahaan bisnis. Ladd dan Littleton dan Zimmerman membuatbeberapa pernyataan bahwa akuntansi seharusnya melayani kepentingan publik dan berevolusisebagai antisipasi dari input publik, kepemilikan minoritas, dan bahkan perselisihan di antarakelompok.Pendekatan sosiologis terhadap formulasi suatu teori akuntansi telah memberikan kontirbusinya kepada evolusi dari sebuah subdisiplin ilmu akuntansi baru, yang dikenal sebagai akuntan sisosioekonomi. Tujuan utama dari akuntansi sosiekonomi adalah untuk mendorong entitas-entitasbisnis yang berfungsi di sistem pasar bebas untuk memperhitungkan dampak dari pengaruh kegiatan produksi mereka sendiri dalam lingkungan sosial melalui pengukuran, internalisasi, danpengungkapan dalam laporan keuangan mereka. Selama bertahun-tahun, ketertarikan dalam subdisiplin ini telah meningkat sebagai akibat dari tren tanggung jawab sosial yang didukung oleh organisasi, pemerintah, dan publik. Akuntansi yang berorientasi nilai sosial-dengan penekanannya pada pengukuran sosial, ketergantungsnnya pada nilai-nilai sosial, dan kesesuaiannya kepada kriteria kesejahteraan sosial memungkinkan peran penting dsalamperumusan masa mendatang dari teori akuntansi.

2.5.6 Pendekatan EkonomiPendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalianperilaku dari indikator-indikator makro ekonomi yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagaiteknik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep kewajaran danpendekatan sosiologi pada suatu konsep kesejahteraan sosial, pendekatan ekonomi berfokuspada suatu konsep dari kesejahteraan ekonomi umum. Berdasarkan pada pendekatan, pilihan dari teknik akuntansi yang berbeda akan tergantung pada pengaruh mereka pada situasi ekonomi nasional. Swedia adalah contoh yang biasa dari suatu Negara yang menyamakan arah kebijakan akuntansinya dengan kebijakan ekonomi makro. Secara lebih ekplisit lagi, pilihan teknikakuntansi yang bergantung pada situasi ekonomi khusus. Sebagai contoh, metode masuk-terakhir keluar-pertama (last in, first out-LIFO) menjadi teknik akuntansi yang lebih menarikselama periode adanya inflasi yang berkelanjutan dibanding metode masuk-pertama keluar-pertama (first in, first out-FIFO) atau metode biaya rata-rata,karena LIFO dianggap akan menghasilkan laba bersih tahunan yang lebih rendah dengan mengasumsikan biaya yang lebihtinggi dan lebih terinflasi untuk barang yang dijual.Kriteria umum dipakai dalam pendekatan ekonomi makro adalah secara awal, bahwa kebijakan dan teknik akuntansi seharusnya mencerminkan kenyataan ekonomi dan yangkedua, bahwa pilihan teknik akuntansi seharusnya tergantung pada konsekuensi ekonomi adalah istilah tepat yang digunakan untuk berargumentasi demi kepentingan pendekatan ekonomi makro.Hingga sebelum dibentuknya Financial Accounting Standards Board, pendekatan ekonomi dan konsep dari konsekuensi ekonomi tidak banyak dipakai dalam akuntansi. Badan professional diharapkan untuk menyelesaikan kontroversi penyusunan standar apa pun dalamkonteks dari akuntansi tradisional. Hanya sedikit orang yang peduli dengan konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi. Pada satu kasus, perlakuan akuntansi dari kredit pajakinvestasi menimbulkan suatu perdebatan diantara Accounting Principles Board, perwakilan industri, dan administrasi dari Presiden Kennedy, Johnson, dan Nixon. Pemerintah menentangpenggunaan metode penangguhan tersebut atas dasar pemikiran bahwa ia akan mencairkanpengaruh insentif dari suatu alat kebijakan pajak. Oleh karenanya, dalam menyusun standar akuntansi pertimbangan yang tersirat olehpendekatan ekonomi adalah lebih ekonomi daripada operasional. Walaupun kepercayaan telahada dalam pertimbangan akuntansi teknis di masa lalu, arah dari waktu menyarankan bahwapenyusunan standar mencakup juga kepentingan sosial dan ekonomi. Konsekuensi ekonomi darilaporan keuangan termasuk, antara lain, (1) distribusi kesejahteraan, (2) tingkat risiko agregatdan alokasi risiko diantara individu, (3) konsumsi dan produksi agregat, (4) alokasi sumber dayaantar perusahaan, (5) penggunaan sumber daya untuk produksi, sertifikasi, penyebaran,pemrosesan, analisis dan interpretasi dari informasi keuangan, (6) penggunaan sumber dayadalam pengembangan, penyesuaian, penekanan, dan litigasi dari regulasi, dan (7) penggunaandari sumber daya dalam sektor privat mencari informasi.

2.6 PENDEKATAN SELEKTIF UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSISecara umum, perumusan suatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansitelah mengikuti pendekatan yang disajikan di sini, pendekatan selektif adalah terutama merupakan akibat dari berbagai usaha oleh individu dan professional serta organisasipemerintahan untuk berpartisipasi dalam pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi. Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendekatan baru yang sedang diperdebatkan dalam literatur: pendekatan peraturan, pendekatan perilaku, serta pendekatan kejadian, prediksi, dan positif.

BAB 3KESIMPULAN

Pendekatan tradisional terhadap perumusan suatu teori akuntansi telah menggunakan metodologi normatif atau metodologi deskriptif, suatu pendekatan teoritis atau nonteoritis, suatubentuk alasan deduktif atau induktif, dan telah berfokus pada suatu konsep kewajaran,kesejahteraan sosial atau kesejahteraan ekonomi. Pendekatan tradisional telah berubah secara perlahan menjadi pendekatan selektif dan mulai digantikan oleh pendekatan-pendekatanyang lebih baru. Apa pun pendekatan yang dipilih, penting untuk diingat bahwa suatu teoriakuntansi harus di konfirmasikan untuk dapat di terima. Pencarian PrinsipSelain penerapan asumsi-asumsi dasar dalam praktek akuntansi, terdapat juga beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan. Seperti orang hidup yang harus memiliki prinsip, demikian juga dengan akuntansi.Adapun prinsip-prinsip akuntansi tersebut adalah:1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.5. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle)Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya.MODUL 3PENCARIAN PRINSIP-PRINSIPKegiatan Belajar 1: Usaha-usaha Pertama dalam Pencarian PrinsipRangkumanBanyak individu dan kelompok mulai bekerja pada Tahun 1930-an untuk menguak apa yang seharusnya mereka anggap sebagai prinsip-prinsip akuntansi. AAA bulan Juni 1936 menerbitkan monograf dengan judul A Tentative Statement of Accounting Principles Underlying Corporate Financial Statements. (Pernyataan Sementara Prinsip-prinsip Akuntansi yang Mendasari Laporan Keuangan Perusahaan). Gilbert Byrne, dalam makalahnya menekankan bahwa prinsip-prinsip adalah kebenaran mendasar. Selanjutnya George May menanggapi dengan cepat pendapat Byrne bahwa prinsip-prinsip harus merupakan kebenaran mendasar.Edisi berikutnya dari pernyataan AAA Tahun 1936 tidak membuat perubahan berarti dalam isi, tetapi yang agak menarik judulnya terus berubah yang menggambarkan keadaan teori akademik pada setiap waktu itu. Edisi 1941, misalnya menghapus kata sifat tentative dalam judul, sementara edisi 1948 mengganti istilah prinsip dengan istilah konsep dan standar. Seri monograf itu mengikuti arahnya Tahun 1957 dalam sebuah dokumen yang meringkaskan semua pekerjaan.Pergeseran paling penting dalam pemikiran dasar akuntansi adalah perubahan dalam tujuan akuntansi dari menyajikan informasi ke manajemen dan kreditur menjadi menyajikan informasi keuangan untuk investor dan pemegang saham yang berdampak pada berikut ini.1. Berkurangnya penekanan pada neraca sebagai laporan nilai-nilai.2. Konsekuensi meningkatnya penekanan pada laporan laba rugi dan suatu konsep laba yang seragam.3. Kebutuhan pengungkapan menyeluruh mengenai informasi yang relevan, dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih lengkap dan meningkatkan penggunaan catatan kaki.4. Penekanan pada konsistensi pelaporan, khususnya sehubungan dengan laporan laba rugi.Menarik untuk dicatat bahwa perubahan-perubahan dalam pemikiran akuntansi ini bukan hasil langsung dari jatuhnya pasar saham atau depresi besar Tahun 1930-an, tetapi adalah akibat dari perubahan-perubahan institusional yang telah dimulai lebih awal dan yang belum di adaptasi oleh akuntan.Kegiatan Belajar 2: Upaya-upaya Penting Lainnya dalam Rangka Pencarian Prinsip AkuntansiRangkumanProses pencarian prinsip akuntansi terus berlangsung. Mulai Tahun 1938, melalui publikasi Underhill Moore, A Statement of Accounting Principles, 14 yang ditujukan untuk menetapkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan akuntansi yang mengatur apa yang seharusnya tampak di neraca dan laporan laba rugi dan dalam akun-akun yang menyusunnya, dan diakhiri dengan Accounting Concepts of Profit dari Stephen Gilman, pembahasan menyeluruh yang pertama mengenai teori akuntansi sejak pergeseran penekanan dari sudut pandang neraca ke laporan laba rugi, secara efektif menutup periode perkembangan teori akuntansi dalam periode ini. Akan tetapi, perdebatan atas berbagai kata-kata menyembunyikan masalah yang jauh lebih serius, yaitu siapa yang menentukan pengungkapan informasi keuangan dan dengan cara apa. Selanjutnya masuk pada era terbitnya Accounting Research Study mulai dari No. 1 dari Maurice Moonitz dan J.B. Canning, hingga No. ke 7 dari Paul Grady. Dinamisasi penerimaan dan penolakan terjadi di sini yang pada intinya ingin menemukan kesepahaman tentang pembentukan postulat dasar, perumusan prinsip-prinsip secara luas, pengembangan aturan atau pedoman lain untuk aplikasi prinsip dalam situasi-situasi khusus serta penelitian akuntansi.

Pengertian Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah : Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar khusus yang mengaturnya. Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode akuntansi.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting.Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkanfundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual 1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada

2. Perumusan Kerangka KonseptualProses perumusan kerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya. Upaya dilakukan sebelum dihasilkan kerangka konseptual, dapat dilacak pada berbagai publikasi.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual 1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada

KERANGKA KONSEPTUAL IFRS

KERANGKA KONSEPTUAL FASB3. Tujuan Pelaporan KeuanganPelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi yaitu informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lainDalam SFAC no. 1, disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan (financial reporting) tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan (financial statement) tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan.

Tujuan pelaporan keuangan memiliki beberapa tingkat levelTINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan informasi:1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya. Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness). Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai

TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTALKarakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.Kualitas PrimerRelevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.a) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.b) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa. Ketepatan penyajian(representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi. Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias

c) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.d) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena ituharus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.e) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.

Kualitas SekunderKualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency).a) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.b) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

Kendala-kendala.Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi sepertiyang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan konservatisme.a) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalahb) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.c) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.d) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Elemen-elemen Laporan Keuangan.SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURANTingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.

Asumsi-Asumsi Dasar (potsulat)Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.a. asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.Apabila tidak ada tanda-tanda atau rencana yang psati bahwa perusahaan akan dibubarkan, maka kegiatan perusahaan dianggap akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas. Implikasi dari asumsi ini adalah : Kontinuitas usaha memerlukan Laporan Keuangan periodik sebagai evaluasi kinerja perusahaan jangka pendek Laporan keuangan periodik bersifat tentatif, yang hanya menyajikan informasi sementara untuk satu periode tertentu. Laporan Laba-Rugi hanya menunjukkan hasil usaha dalam jangka pendek Neraca menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki perusahaan untuk menghasilkan pendapatan periode-periode berikutnya

Accounting PrinciplesDapat diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan umum dan universal yang dijadikan sabeagai objek pengetahuan akuntansi dalam konteks teoritis, dan menjadi landasan pengembangan teknik akuntansi The Historical Cost Principle (harga pertukaran)Ukuran yang biasa digunakan untuk merefleksikan harga pertukaran adalah kas yang dibayarkan, aktiva lain yang diserahkan, saham yang dikeluarkan, jasa yang dikerjakan, atau hutang yang di tanggung, sesuai dengan barang atau jasa yang di terima The Revenue Principles (prinsip pendapatan)Pengakuan pendapatan berkaitan dengan penentuan kapan pendapatan dapat di catat dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi hasil usaha/posisi keuangan perusahaan. Dua kriteria yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan adalah pendapatan telah terbentuk dan terealisasi atau segera terealisasi. Atas dasar kriteria tersebut, pendapatan dapat diakui pada saat berikut ini : Selama proses produksi Setelah proses produksi selesai Pada saat penjualan kas Pada saat di terima kas

The Matching Principle (prinsip penandingan)Agar dapat ditentukan besar laba/rugi, biaya (expenses) harus ditandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama. Ada 3 dasar penandingan yang dapat digunakan : Hubungan sebab akibat Alokasi sistematis dan rasional Pembebanan segera

Constraint Dalam menyajikan informasi yang berkualitas, akuntansi diharapkan pada dua kendali utama yaitu hubungan biaya-manfaat dan materialitas. Dua kendala lainnya yang berkaitan dengan lingkungan adalah praktik industri dan konservatisme Cost-Benefit Relationship The Materiality Principle Industry Practice The Conservation Principle KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI1. Pengertian Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan anatara tujua... TEORI PENGUKURAN (teori akuntansi)Pengukuran adalah bagian penting dari penyelidikan ilmiah. Pengukuran dibuat, seperti yang ditunjukkan dalam akuntansi, karena data quantit... PROFIT CENTER ( Pusat Laba )Suatu organisasi fungsional adalah organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Ket... SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN DAN PELAPORAN KEUANGANA. Sistem Buku Besar Umum Sistem buku besar umum (General ledger system - GLS) sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem... Konstruksi Teori AkuntansiSuatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikar...

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSIPendekatan Penyusunan Teori Akuntansi (Hendriksen) dan Perspektif Penelitian AkuntUsaha-usaha Pertama dalam Pencarian PrinsipUpaya-upaya Penting Lainnya dalam Rangka Pencarian Prinsip Akuntansi