Upload
fitra-mencari-surga
View
69
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aa
Citation preview
Pendeteksi Kualitas Telur Berdasarkan Tingkat Intensitas Penyinaran Cahaya dan Umur Telur
A. LATAR BELAKANG
Mensortir adalah salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh peternak dalam
proses penetasan telur. Hal ini dilakukan untuk memisahkan telur berdasarkan kondisinya.
Secara umum kondisi telur dapat digolongkan menjadi tiga yaitu kondisi telur didalamnya
terdapat embrio, tidak terdapat embrio, dan rusak. Pengelompokan ketiga kondisi telur ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam memisahkan antara telur yang dapat ditetaskan
(telur terdapat embrio), telur tidak dapat ditetaskan (telur rusak) dan telur bagus yang dapat
dikonsumsi (tidak terdapat embrio). Telur memiliki embrio karena terjadinya pembuahan
didalam telur tersebut. Sedangkan untuk telur yang bagus, didalam telur tidak terjadi
pembuahan sehingga tidak dimungkinkan terdapat embrio. Dan untuk telur yang rusak,
kebanyakan merupakan telur yang kondisi awalnya baik dan memilki embrio kemudian
karena faktor suhu yang berubah ubah ataupun tidak sesuai dengan kondisi suhu
pengeraman, hal ini menyebabkan telur mengalami kerusakan dan emrio yang mengalami
kematian. Kerusakan telur ini banyak terjadi pada telur yang ditetaskan tanpa dilakukan
pengaturan suhu atau penetasan tradisional.
Dalam perkembangannya, telah ditemukan sebuah solusi untuk mengatasi faktor suhu
yang berubah ubah, yaitu dengan cara membuat mesin tetas yang dapat mengotrol suhu
sesuai dengan kondisi normal penentasan telur. Tetapi peternak masih memiliki kesuliatan
lain, yaitu masalah pensortiran telur selama proses penentasan tersebut. Pada kenyatannya
pensortiran yang dilakukan banyak menggunakan dengan cara manual, yaitu dengan
memanfaatkan sumber cahaya seperti lampu untuk dapat melihat isi didalam telur. Hal ini
dirasa kurang menguntungkan bagi penetasan telur unggas skala besar karena banyak terjadi
kesalahan dalam pensortiran, hal ini karena masing masing orang yang melakukan
pensortiran memiliki kemampuan yang berbeda beda sehigga mengakibatkan banyaknya
kesalahan. Semakin banyak kesalahan proses pensortiran akan membuat kerugian yang
semakin besar, sehingga diperlukan sebuah alat yang mampu untuk melakukan pensortiran
telur yang dapat membantu para peternak dalam mensortir telur selama masa penetasan.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian untuk mengatasi hal pensortiran ini dengan
pengolahan citra. Prinsip dasar yang digunakan adalah menggunakan tresholding dan
histogram untuk mengetahui tingkat keabuan dari telur tersebut sehingga didapatkan
perbedaan ringkat keabuan antara telur yang fertil dan infertil (Nopriadi, 2008). Berdasar
pada jurnal diatas maka dimungkinkan untuk melakukan penelitian sortir telur menggunakan
pengolahan citra atau tingkat intensitas cahaya berdasarkan umur telur dan kualitas telur.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Bagaimana hasil pengukuran parameter fisika tingkat intensitas cahaya (variabel terikat)
pada kualitas telur terhadap umur atau kualitas telur (variabel bebas) ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ilmiah ini adalah:
Mengetahui tingkat intensitas cahaya berdasar umur telur untuk menentukan kualitas telur ayam
D. LANDASAN TEORI
1. Bagian-bagian Telur Ayam
Bagian-bagian telur ayam dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Penampang telur dan bagian-bagian telur. (1) Cangkang; (2) Membran yang
menempel pada cangkang dan pada putih telur; (3a) Putih telur encer bagian luar dekat
dengan cangkang; (3b) Putih telur encer bagian dalam dekat dengan kuning telur; (4) Putih
telur kental yang diapit oleh dua lapisan putih telur encer; (5) Kuning telur/ yolk; (6)
Blastoderm/ titik benih; (7) Tali pengikat kuning telur/ chalazae; (8) Rongga udara; (9)
Lapisan luar kuning telur/ vitellin. (www.digilib.unimus.ac.id).
Blakely (1994), komponen utama dari sebutir telur adalah titik benih (blastoderm),
kuning telur, putih telur, membran cangkang dan cangkang.
2. Kualitas Telur berdasar tingkat fertilitasDengan mengetahui telur yang baik maka tingkat fertilitas atau kesuburan dari
telur ayam kampung akan semakin kita ketahui. Untuk mengetahui fertilitas telur ayam
kampung telur fertil adalah sebagai berikut :
Telur fertil seperti di atas menunjukkan
bagaimana calon sel betina yang hidup. Artinya telur
tersebut mengandung blastoderm baik dan dapat
menetas jika dierami induknya. Terdapat lingkaran
seperti cincin itu berarti calon betina. Sementara calon
pejantan tidak ada. Dengan adanya blastoderm seperti
gambar di atas maka sel telur tersebut akan
berkembang.
Sementara telur tidak dibuahi atau tidak fertil
1
Blastoderm tidak baik atau rusak seperti gambar di
atas adalah sel telur yang tidak fertil atau tanda bila
telur tersebut tidak dibuahi oleh pejantan. Artinya
proses terjadinya telur tidak melalui perkawinan.
Dengan kandungan blastoderm yang rusak seperti di
atas maka percuma bila ditetaskan.
Untuk mengetahui fertilitas memang telur harus dipecah saat umur 1 hari setelah
dimasukkan dalam mesin tetas. Untuk telur yang berumur 3 hari memang sudah
menunjukkan tanda-tanda fertilitas dengan adanya seperti akar merah atau sarang laba-
laba. Seperti benang-benang merah menyerupai akar.
Mengetahui fertilitas memang sangat sulit dikarenakan kita melihat sel calon anak
yang masih sangat kecil. Tapi untuk pengecekan mungkin dengan cara ini sudah
terbantu. Telur yang tidak dibuahi pun masih bisa berkembang. Yaitu blastoderm seperti
di atas akan membentuk selaput putih. Dengan kelamaan akan cair bersama kuning telur
(yolk).
3. Pengukuran Tingkat Intensitas Cahaya (Lux Meter)
Sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu definisi tentang cahaya sebelum
berbicara mengenai iluminasi (penerangan). Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk
gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Sifat-sifat cahaya bergerak
lurus ke semua arah.
Sedangkan Iluminasi adalah tingkat atau kadar terang atau kuat penerangan yang
berhubungan langsung dengan cahaya (pencahayaan). Darmasetiawan & Puspakesuma
(1991) mendefinisikan kuat penerangan ialah kuantitas/jumlah cahaya pada level
pencahayaan / permukaan tertentu. Satuan = lux (lumen/m2).
Untuk mengukur tingkat iluminasi (kuat penerangan) ini akan dipergunakan suatu
alat yang disebut dengan luxmeter. Lux Meter yang biasanya digunakan untuk mengukur
pencahayaan(penerangan). Yaitu bagaimana tingkat terang ditingkatkan jatuh pada
permukaan suatu daerah, Satuan dari pengukuran alat ini adalah LUX (dalam SI).
E. DAFTAR PUSTAKA
2
Faridah, nopriadi. 2008. “Aplikasi Mesin Visi Dalam Pendeteksi Fertilitas Telur”.Jurusan
Teknik Fisika- UGM.
Mahmoud omid. 2010. “Grading and quality inspection of defect Egg Using machine
vision)”. University of Teheran-iran. USDA.2010. “ Egg-Grading”. United States
Department of Agriculture: USA
Purwanto, Budi.2000. “Fisika Dasar : Teori dan Implementasinya : Petunjuk Penggunaan
Lightmeter Type LX- 101 A”. Solo: Tiga Serangkai
3