35
Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak, pen) dan ‘Agoge’ yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang (pemuda, pen) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak (siswa, pen) ke dan dari sekolah. Perkataan paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral. Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir, Rupert C. Lodge dalam bukunya Philosophy of Education (New York : Harer & Brothers. 1974 : 23) menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Namun faktanya bahwa tidak semua pengalaman dapat dikatakan pendidikan. Mencuri, mencopet, korupsi dan membolos misalnya, bagi orang yang pernah melakukannya tentunya memiliki sejumlah pengalaman, tetapi pengalaman itu tidak dapat dikatakan pendidikan. Karena pendidikan itu memiliki tujuan yang mulia, baik dihadapan manusia maupun dihadapan Tuhan. Banyak rumusan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya: a. John Dewey : pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia. b. JJ. Rouseau : Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa. c. M. J. Langeveld : Pendidikan merupkan setiap usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi dan membimbing anak ke arah kedewasaan, agar anak cekatan melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Menurut Langeveld pendidikan hanya berlangsung dalam suasana pergaulan antara orang yang sudah dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti : sekolah, buku model dan sebagainya) dengan orang yang belum dewasa yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. d. John S. Brubacher : Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta. e. Kingsley Price mengemukakan: Education is the process by which the nonphysical possessions of culture are preserved or increased in the rearing of the young or in the instruction of adults. (Pendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang dewasa). f. Mortimer J. Adler : pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik. Definisi di atas dapat dibuktikan kebenarannya oleh filsafat pendidikan, terutama yang menyangkut permasalahan hidup manusia, dengan kemampuan-kemampuan

Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak, pen) dan ‘Agoge’ yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang (pemuda, pen) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak (siswa, pen) ke dan dari sekolah. Perkataan paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.

Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.

Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir, Rupert C. Lodge dalam bukunya Philosophy of Education (New York : Harer & Brothers. 1974 : 23) menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Namun faktanya bahwa tidak semua pengalaman dapat dikatakan pendidikan. Mencuri, mencopet, korupsi dan membolos misalnya, bagi orang yang pernah melakukannya tentunya memiliki sejumlah pengalaman, tetapi pengalaman itu tidak dapat dikatakan pendidikan. Karena pendidikan itu memiliki tujuan yang mulia, baik dihadapan manusia maupun dihadapan Tuhan.

Banyak rumusan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

a. John Dewey : pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia. 

b. JJ. Rouseau : Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa. 

c. M. J. Langeveld : Pendidikan merupkan setiap usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi dan membimbing anak ke arah kedewasaan, agar anak cekatan melaksanakan tugas hidupnya sendiri. 

Menurut Langeveld pendidikan hanya berlangsung dalam suasana pergaulan antara orang yang sudah dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti : sekolah, buku model dan sebagainya) dengan orang yang belum dewasa yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

d. John S. Brubacher : Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta. 

e. Kingsley Price mengemukakan: Education is the process by which the nonphysical possessions of culture are preserved or increased in the rearing of the young or in the instruction of adults. (Pendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang dewasa).

f. Mortimer J. Adler : pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik. 

Definisi di atas dapat dibuktikan kebenarannya oleh filsafat pendidikan, terutama yang menyangkut permasalahan hidup manusia, dengan kemampuan-kemampuan asli dan yang diperoleh atau tentang bagaimana proses mempengaruhi perkembangannya harus dilakukan. Suatu pandangan atau pengertian tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek pembahasan menjadi pola dasar yang memberi corak berpikir ahli pikir yang bersangkutan. Bahkan arahnya pun dapat dikenali juga.

Dari berbagai pandangan di atas dapat dilihat bahwa dikalangan pakar pendidikan sendiri masih terdapat perbedaan-perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan ahli pendidikan itu dan kondisi pendidikan yang diperbincangkan saat itu, yang semuanya memiliki perbedaan karakter dan permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana (bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju terbentuknva kepribadian dan aólaq mulia dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2043347-pengertian-pendidikan/#ixzz1M59uezR8

Pada hakekatnya fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. (Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003). Siswa sebagai subjek belajar, memiliki

Page 2: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

potensi dan karakteristik unik, sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Kemampuan dan kesungguhan siswa merespon pengetahuan, nilai dan ketrampilan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal yang sangat kompleks, yaitu siswa, sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang berkualitas dan berprestasi, perlu adanya optimalisasi seluruh unsur tersebut. Tugas guru membantu siswa mencapai tujuannya, maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi, tetapi justru siswa yang aktif mencari informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Guru juga dapat mengembangkan iklim komunikasi di kelas selama pembelajaran berlangsung. Iklim komunikasi yang dimaksud adalah adanya umpan balik interaktif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian, siswa akan mampu memberikan respon balik 2terhadap materi pembelajaran secara aktif, tidak harus menunggu informasi dari guru. PERUMUSAN MASALAH Apakah motivasi dan iklim komunikasi kelas berdampak terhadap hasil belajar kimia pada siswa SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten? TUJUAN Tujuan umum penelitian ini ingin mendeskripsikan motivasi, iklim komunikasi dalam kelas, dan hasil belajar peserta didik. Sedangkan tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah ingin mendeskripsikan kontribusi motivasi dan iklim komuniksi kelas terhadap mutu hasil belajar kimia pada peserta didik SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten KERANGKA BERPIKIR Gambar 1. Kerangka berpikir kontribusi motivasi belajar dan iklim komunikasi kelas terhadap hasil belajar kimiaPERUMUSAN HIPOTESIS Motivasi belajar (X1) Hasil belajar Kimia (Y) Iklim komunikasi (X2) 3Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa motivasi belajar dan iklim komunikasi dalam kelas berdampak positif (kontribusi yang signifikan) terhadap hasil belajar pada siswa SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

Page 3: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

JENIS DAN PENDEKATAN PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kuantitatif. Sesuai permasalahan yang diangkat yang diangkat pada penelitian ini adalah permasalahan asosiatif, yaitu suatu pertanyaan peneliti yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih. Hubungan variabel dalam penelitian adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Ada variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependent(dipengaruhi). Variabel independent dalam penelitian ini motivasi (X1) dan iklim komunikasi kelas (X2) dan variabel dependent adalah hasil belajar kimia (Y1).

ndidikan dalam islam Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat baik sosial maupun kultural, secara makro persoalan yang dihadapi pendidikan Islam adalah bagaimana pendidikan Islam mampu menghadirkan disain atau konstruksi wacana pendidikan Islam yang relevan dengan perubahan masyarakat. Kemudian disain wacana pendidikan Islam tersebut dapat dan mampu ditranspormasikan atau diproses secara sistematis dalam masyarakat. Persoalan pertama ini lebih bersifat filosofis, yang kedua lebih bersifat metodologis. Pendidikan Islam perlu menghadirkan suatu konstruksi wacana pada dataran filosofis, wacana metodologis, dan juga cara menyampaikan atau mengkomunikasikannya.

Dalam menghadapi peradaban modern, yang perlu diselesaikan adalah persoalan-persoalan umum internal pendidikan Islam yaitu (1) persoalan dikotomik, (2) tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam, (3) persoalan kurikulum atau materi. Ketiga persoalan ini saling interdependensi antara satu dengan lainnya.

Pertama, Persolan dikotomik pendidikan Islam, yang merupakan persoalan lama yang belum terselesaikan sampai sekarang. Pendidikan Islam harus menuju pada integritas antara ilmu agama dan ilmu umum untuk tidak melahirkan jurang pemisah antara ilmu agama dan ilmu bukan agama. Karena, dalam pandangan seorang Muslim, ilmu pengetahuan adalah satu yaitu yang berasal dari Allah SWT (Suroyo, 1991 : 45).

Mengenai persoalam dikotomi, tawaran Fazlur Rahman, salah satu pendekatannya adalah dengan menerima pendidikan sekuler modern sebagaimana telah berkembang secara umumnya di dunia Barat dan mencoba untuk “mengislamkan”nya – yakni mengisinya dengan konsep-konsep kunci tertentu dari Islam. Lebih lanjut Fazlur Rahman, mengatakan persoalannya adalah bagaimana melakukan modernisasi pendidikan Islam, yakni membuatnya mampu untuk produktivitas intelektual Islam yang kreatif dalam semua bidang usaha intelektual bersama-sama dengan keterkaiatan yang serius kepada Islam (Fazlur Rahman, 1982 : 155, 160). A.Syafi’i Ma’arif (1991 : 150), mengatakan bila konsep dualisme dikotomik berhasil ditumbangkan, maka dalam jangka panjang sistem pendidikan Islam juga akan berubah secara keseluruhan, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi. Untuk kasus Indonesia, IAIN misalnya akan lebur secara  integratif dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi negeri lainnya. Peleburan bukan dalam bentuk satu atap saja, tetapi lebur berdasarkan rumusan filosofis.

Kedua, perlu pemikiran kembali tujuan dan fungsi lembaga-lembaga pendidikan Islam (Anwar Jasin, 1985 : 15) yang ada. Memang diakui bahwa penyesuaian lembaga-lembaga pendidikan akhir-akhir ini cukup mengemberikan, artinya lembaga-lembaga pendidikan memenuhi keinginan untuk menjadikan lembaga-lembaga tersebut sebagai tempat untuk mempelajari ilmu umum dan ilmu agama serta keterampilan. Tetapi pada kenyataannya penyesuaian tersebut lebih merupakan peniruan dengan pola tambal sulam atau dengan kata lain mengadopsi model yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan umum, artinya ada perasaan harga diri bahwa apa yang bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan umum dapat juga dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan agama, sehingga akibatnya beban kurikulum yang terlalu banyak dan cukup berat dan terjadi tumpang tindih. Sebenarnya lembaga-lembaga pendidikan Islam harus memilih satu di antara dua fungsi, apakah mendisain model pendidikan umum Islami yang handal dan mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain, atau mengkhususkan pada disain pendidikan keagamaan yang berkualitas, mampu bersaing, dan mampu mempersiapkan mujtahid-mujtahid yang berkualitas.

Ketiga, persoalan kurikulum atau materi Pendidikan Islam, meteri pendidikan Islam “terlalu dominasi masalah-maslah yang bersifat normatif, ritual dan eskatologis. Materi disampaikan dengan semangat ortodoksi kegamaan, suatu cara dimana peserta didik dipaksa tunduk pada suatu “meta narasi” yang ada, tanpa diberi peluang untuk melakukan telaah secara kritis. Pendidikan Islam tidak fungsional dalam

Page 4: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

kehidupan sehari-hari, kecuali hanya sedikit aktivitas verbal dan formal untuk menghabiskan materi atau kurikulum yang telah diprogramkan dengan batas waktu yang telah ditentukan

Mencermati persoalan yang dikemukakan di atas, maka perlu menyelesaikan persoalan internal yang dihadapi pendidikan Islam secara mendasar dan tuntas. Sebab pendidikan sekarang ini juga dihadapkan pada persoalan-persoalan yang cukup kompleks, yakni bagaimana pendidikan mampu mempersiapkan manusia yang berkualitas, bermoral tinggi dalam menghadapi perubahan masyarakat yang begitu cepat, sehingga produk pendidikan Islam tidak hanya melayani dunia modern, tetapi mempunyai pasar baru atau mampu bersaing secara kompettif dan proaktif dalam dunia masyarakat modern. Pertanyaannya, disain pendidikan Islami yang bagaimana? yang mampu menjawab tantangan perubahan ini, antara lain:

1. Pertama, lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu mendisain ulang fungsi pendidikannya, dengan memilih apakah (1) model pendidikan yang mengkhususkan diri pada pendidikan keagamaan saja untuk mempersiapkan dan melahirkan ulama-ulama dan mujtahid-mujtahid tangguh dalam bidangnya dan mampu menjawab persoalan-persoalan aktual atau kontemporer sesuai dengan perubahan zaman, (2) model pendidikan umum Islami, kurikulumnya integratif antara materi-materi pendidikan umum dan agama, untuk mempersiapkan intelektual Islam yang berfikir secara komprehensif, (3) model pendidikan sekuler modern dan mengisinya dengan konsep-konsep Islam, (4) atau menolak produk pendidikan barat, berarti harus mendisain model pendidikan yang betul-betul sesuai dengan konsep dasar Islam dan sesuai dengan lingkungan sosial-budaya Indonesia, (5) pendidikan agama tidak dilaksanakan di sekolah-sekolah tetapi dilaksanakan di luar sekolah, artinya pendidikan agama dilaksanakan di rumah atau lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat berupa kursur-kursus, dan sebagainya.

1. Kedua disain “pendidikan harus diarahkan pada dua dimensi, yakni : (1) dimensi dialektika (horisontal), pendidikan hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam atau lingkungan sosialnya. Manusia harus mampu mengatasi tantangan dan kendala dunia sekitarnya melalui pengembangan Iptek, dan (2) dimensi ketunduhan vertikal, pendidikan selain menjadi alat untuk memantapkan, memelihara sumber daya alami, juga menjembatani dalam memahamai fenomena dan misteri kehidupan yang abadi dengan maha pencipta. Berati pendidikan harus disertai dengan pendekatan hati  (M.Irsyad Sudiro, 1995 : 2).

1. Ketiga, sepuluh paradigma yang ditawarkan oleh Prof. Djohar, dapat digunakan untuk membangun paradiga baru pendidikan Islam, sebagai berikut : Satu, pendidikan adalah proses pembebasan. Dua, pendidikan sebagai proses pencerdasan. Tiga, pendidikan menjunjung tinggi hak-hak anak. Empat, pendidikan menghasilkan tindakan perdamaian. Lima, pendidikan adalah proses pemberdayaan potensi manusia. Enam, pendidikan menjadikan anak berwawasan integratif. Tujuh, pendidikan wahana membangun watak persatuan. Delapan, pendidikan menghasilkan manusia demokratik. Sembilan, pendidikan menghasilkan manusia yang peduli terhadap lingkungan. Sepuluh, sekolah bukan satu-satunyainstrumen pendidikan (Djohar, 1999 : 12).

Tiga hal yang dikemukakan di atas merupakan tawaran desain pendidikan Islam yang perlu diupayakan untuk membangun paradigma pendidikan Islam dalam menghadapi perkembangan perubahan zaman modern dan memasuki era milenium ketiga. Karena, “kecenderungan perkembangan semacam dalam mengantisipasi perubahan zaman merupakan hal yang wajar-wajar saja. Sebab kondisi masyarakat sekarang ini lebih bersifat praktis-pragmatis dalam hal aspirasi dan harapan terhadap pendidikan” (S.R.Parker, 1990), sehingga tidak statis atau hanya berjalan di tempat dalam menatap persoalan-persoalan yang dihadapi pada era masyarakat modern dan post masyarakat modern. Untuk itu, Pendidikan dalam masyarakat modern, pada dasarnya berfungsi untuk memberikan kaitan antara anak didik dengan lingkungan sosiokulturalnya yang terus berubah dengan cepat, dan pada saat yang sama, pendidikan secara sadar juga digunakan sebagai instrumen untuk perubahan dalam sistem politik, ekonomi secara keseluruhan. Pendidikan sekarang ini seperti dikatakan oleh Ace Suryadi dan H.A.R. Tilar (1993), tidak lagi dipandang sebagai bentuk perubahan kebutuhan yang bersifat konsumtif dalam pengertian pemuasan secara langsung atas kebutuhan dan keinginan yang bersifat sementara. Tapi, merupakan suatu bentuk investasi sumber daya manusia (human investment) yang merupakan tujuan utama ; pertama, pendidikan dapat membantu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan untuk bekerja lebih produktif sehingga dapat meningkatkan penghasilan kerja lulusan pendidikan di masa mendatang. Kedua, pendidikan diharapkan memberikan pengaruh terhadap pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan (equality of education opportunity) (A.Malik Fadjar, 1995 : 1).

Selain itu dalam menghadapi era milenium ketiga ini nampaknya pendidikan Islam harus menyiapkan sumber daya manusia yang lebih handal yang memiliki kompotensi untuk hidup bersama dalam era global. Menurut Djamaluddin Ancok (1998 : 5), “salah satu pergeseran paradigma adalah paradigma di dalam melihat apakah kondisi kehidupan di masa depan relatif stabil dan bisa diramalkan (predictability). Pada milenium kedua orang selalu berpikir bahwa segala sesuatu bersifat stabil dan bisa diprediksi. Tetapi, pada milenium ketiga semakin sulit untuk melihat adanya stabilitas tersebut. Apa yang terjadi di depan semakin sulit untuk diprediksi karena perubahan menjadi tidak terpolakan dan tidak lagi bersifat linier”. Maka, pendidikan Islam sekarang ini disainnya tidak lagi bersifat linier tetapi harus didisan bersifat lateral dalam menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat dan tidak terpolakan. Untuk itu, lebih lanjut Djamaluddin Ancok yang mengutip Hartanto : 1997: Hartanto, Raka & Hendroyuwono, 1998, mengatakan bahwa pendidikan (termasuk pendidikan Islam) harus mempersiapkan ada empat kapital yang diperlukan untuk memasuki milenium ketiga, yakni kapital intelektual, kapital sosial, kapital lembut, dan kapital spritual.

Page 5: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Tantangan ini tidak muda untuk penyelesaiannya, tidak seperti membalik telapak tangan. Untuk itu, pendidikan Islam sangat perlu mengadakan perubahan atau mendesain ulang konsep, kurikulum dan materi, fungsi dan tujuan lembaga-lembaga, proses, agar dapat meneuhi tuntatan perubahan yang semakin cepat.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : (1) Dalam menghadapi perubahan masyarakat modern, secara internal pendidikan Islam harus menyelesaikan persoalan dikotomi, tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam, dan persolalan kurikulum atau materi yang sampai sekarang ini belum terselesaikan. (2) Lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu mendisain ulang fungsi pendidikan, dengan memilih model pendidikan yang relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. (3) Pendidikan Islam didisain untuk dapat membantu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan untuk bekerja lebih produktif sehingga dapat meningkatan kerja lulusan pendidikan di masa datang. Selain itu perlu disain pendidikan Islam yang tidak hanya bersifat linier saja, tetapi harus bersifat lateral dalam menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. (4) Pendidikan Islam harus mengembangkan kualitas pendidikannya agar memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang selalu berubah-berubah. Lembaga-lembaga pendidikan Islami harus dapat menyiapkan sumber insani yang lebih handal dan memiliki kompotensi untuk hidup bersama dalam ikatan masyarakat modern.

Read more: Pengertian Pendidikan dalam islam | Smart Click 

Keluarga merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan struktur kepribadian.

Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai kebiasaan dan perilaku dengan demikian

keluarga adalah elemen pendidikan lain yang paling nyata, tepat dan amat besar. Keluarga

adalah salah satu elemen pokok pembangunan entitas-entitas pendidikan, menciptakan

proses naturalisasi social, membentuk kepribadian-kepribadian serta memberi berbagai

kebiasaan baik pada anak-anak yang akan terus bertahan lama.

Keluarga memiliki damapak yang besar dalam pembentukan perilaku individu serta

pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak karena melalui keluarga

anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai, serta kecenderungan mereka.

Keluarga bertanggungjawab mendidik anak-anak dengan benar dalam kriteria yang benar,

jauh dari penyimpangan. Untuk itu dalam keluarga memiliki sejumlah tugas dan

tanggungjawab. Tugas dan kewajiban keluarga adalah bertanggungjawab menyelamatkan

faktor-faktor cinta kasih serta kedamaian dalam rumah, menghilangkan kekerasan, keluarga

harus mengawasi proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapkan langkah-langkah

sebagai tugas mereka.

Menurut Fuad Ihsan fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu keluarga merupakan

pengalaman pertama bagi anak-anak, pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin

kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga akan

tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga

yang damai dan sejahtera, keluarga berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama

dan sosial. (Fuad Ihsan, 2001 : 18)

Orang tua harus bisa menciptakan suasana keluarga yang damai dan tentram dan

mencurahkan kasih sayang yang penuh terhadap anak-anaknya, meluangkan waktunya

untuk sering berkumpul dengan keluarga, mengawasi proses-proses pendidikan anak dan

melakukan tugas masing-masing ayah dan ibu.

Agar keluarga itu bisa dikatakan sehat dan bahagia, harus memiliki enam skriteria yang

amat penting bagi pertumbuhan seorang anak, yaitu Kehidupan beragama dalam keluarga,

Page 6: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

mempunyai waktu untuk bersama, mempunyai pola konsumsi yang baik bagi sesama

anggota keluarga, saling menghargai satu dengan yang lainnya, masing-masing anggota

merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok bila terjadi sesuatu permasalahan

dalam keluarga mampu menyelesaikan secara positif konstruktif. (Dadang Hawari, 1997 :

215)

Dari beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa pendidikan dalam

keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama kalinya mereka mengenal

dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman

masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya,

keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral

bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk sosial, religius, untuk menciptakan kondisi

yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif dan kreativitas a

engertian Pendidikan 

Kata pendidikan menurut etimologi berasal darikata dasar didik.Apabila diberi awalan me,menjadi

mendidik makaakan membentuk kata kerja yang berarti memelihara dan memberi latihan(ajaran).

Sedangkan bila berbentuk kata benda akan menjadi pendidikanyang memiliki arti proses perubahan

sikap dan tingkah laku seseorangatau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upayapengajaran dan latihan.

1

Istilah pendidikan dalam konteks Islam telahbanyak dikenal dengan menggunakan term yang

beragam, sepertiat-Tarbiyah, at-Ta’lim dan at-Ta’dib. Setiap term tersebutmempunyai makna dan

pemahaman yang berbeda, walaupun dalam hal-haltertentu, kata-kata tersebut mempunyai

kesamaan pengertian.

2

Pemakaian ketiga istilah tersebut, apalagi pengakajiannya dirujukberdasarkan sumber pokok ajaran

Islam (al-Qur’an dan al-Sunnah).Selain akan memberikan pemahaman yang luas tentang

pengertianpendidikan Islam secara substansial, pengkajian melalui al-Qur’andan al-Sunnahpun akan

memberi makna filosofis tentang bagaimanasebenarnya hakikat dari pendidikan Islam tersebut?

Dalam al-Qur’an Allah memberikan sedikitgambaran bahwa at-Tarbiyah mempunyai arti

mengasuh,menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat,membesarkan

dan menjinakkan. Hanya saja dalam konteks al-Isra maknaat-Tarbiyah sedikit lebih luas mencakup

aspek jasmani dan rohani,sedangkan dalam surat asy-Syura hanya menyangkut aspek jasmani saja.

2.

Pengertian Keluarga

Page 7: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagaiunit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu

organisasibio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatuikatan khusus untuk

hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukanikatan yang sifatnya statis dan membelenggu

dengan saling menjagakeharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungansilaturrahim.

Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalahal-Usrohyang berasal dari kata al-asruyang

secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi mengatakanal-asru maknanya mengikat dengan

tali, kemudian meluas menjadi segalasesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.

Dari beberapa pengertian di atas dapatdisimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah

prosestransformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosialterkecil dalam masyarakat.

Sebab keluarga merupakan lingkungan budayayang pertama dan utama dalam menanamkan

norma dan mengembangkanberbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan

pribadi,keluarga dan masyarakat.

3.

Bentuk-Bentuk Keluarga

Dalam norma ajaran sosial, asal-usul keluargaterbentuk dari perkawinan (laki-laki dan perempuan

dan kelahiranmanusia seperti yang ditegaskan Allah dalm surat an-Nisa ayat satuyang berbunyi:

ونساء كثيرا رجاال منها زوجهاوبث منها وخلق

Artinya: Dan Ia ciptakan dari padaNyapasanganny dan Ia tebarkan dari keduanya laki-laki dan

perempuan yangbanyak (an-Nisa: 1)

Asal-usul ini erat kaitannya dengan aturanIslam bahwa dalam upaya pengembang-biakan keturunan

manusia,hendaklah dilakukan dengan perkawinan. Oleh sebab itu, pembentukankeluarga di luar

peraturan perkawinan dianggap sebagai perbuatandosa.

Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimanadijelaskan William J. Goode dapat diklasifikasikan ke

dalam beberapabentuk:

1.

Keluarga nuklir (nuclear family) sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang

belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.

2.

Keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan

dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan suami.

3.

Keluarga pangkal (sistem family) yaitu jenis keluaarga yang menggunakan sistem pewarisan

kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada zaman Feodal,

para imigran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua

bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula

Page 8: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

terhadap saudara laki-laki yang lainnya.

4.

Keluarga gabungan (joint family) yaitu keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak atas hasil

milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya

pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas

kekayaan keluarganya.

3

Sementara itu dalam hubungan keluarga,Jalaluddin Rahmat mengungkapkan dalam bukunya yang

berjudul KeluargaMuslim dalam Masyarakat Modernbahwa biasanya sepasang suami istri memiliki

tiga struktur. Pertama,sruktur komplementer atau dengan kata lain dikenal dengan

keluargatradisional. Kedua, struktur simetris atau yang sering disebut dengankeluarga modern.

Ketiga, struktur pararel yang merupakan hubunganantara struktur simetris dan struktur

komplementer yang kedu belahpihak tersebut saling melengkapi dan saling bergantung, tetapi

dalamwaktu yang sama mereka memiliki beberapa bagian dari perilakukekeluargaan mereka yang

mandiri.

4

4.

Pendidikan Keluarga

Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalammasyarakat merupakan lingkungan budaya pertama dan

utama dalam rangkamenanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan

perilakuyang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga danmasyarakat.

Dalam buku TheNational Studi on Family Strength,Nick dan De Frain mengemukakan beberapa hal

tentang pegangan menujuhubungan keluarga yang sehat dan bahagia, yaitu:

1.

Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga

2.

Tersedianya waktu untuk bersama keluarga

3.

Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan anak

4.

Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak

5.

Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi

Page 9: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Seiring kriteria keluarga yang diungkapkan diatas, sujana memberikan beberapa fungsi pada

pendidikan keluarga yangterdiri dari fungsi biologis, edukatif, religius, protektif,sosialisasi dan

ekonomis.

5

Dari beberapa fungsi tersebut, fungsi religius dianggap fungsi palingpenting karena sangat erat

kaitannya dengan edukatif, sosialisasi danprotektif. Jika fungsi keagamaan dapat dijalankan, maka

keluargatersebut akan memiliki kedewasaan dengan pengakuan pada suatu sistemdan ketentuan

norma beragama yang direalisasikan di lingkungan dalamkehidupan sehari-hari.

Penanaman akidah sejak dini telah dijelaskandalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 132 yang

berbunyi:

وأنتممسلمون إال تموتن فال الدين لكم إصطفى إنالله بني يا‘ ويعقوب ببنيه إبراهيم ووصىبها .

Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapankepada anak-anaknya, demikian juga Ya’kub.

Ibrahim berkata: haianak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,

makajanganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.

Secara garis besar pendidikan dalam keluargadapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1.

Pembinaan Akidah dan Akhlak 

Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominanadalah seorang anak dengan dasar-dasar

keimanan, ke-Islaman, sejakmulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka al-Ghazali

memberikanbeberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan dengancara

memberikan hafalan. Sebab kita tahu bahwa proses pemahamandiawali dengan hafalan terlebih

dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi).Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan

tumbuh dalamdirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini.

Inilah proses yang dialami anak pada umumnya. Bukankah merekaatau anak-anak kita adalah

tanggungjawab kita sebagaimana yang telahAllah peringatkan dalam al-Qur’an yang berbunyi:

نارا وأهليكم انفسكم قوا أمنوا أيهاالذين يا .

Artinya: jagalah diri kalian dan keluargakalian dari panasnya api neraka

Muhammad Nur Hafidz merumuskan empat pola dasardalam bukunya. Pertama, senantiasa

membacakan kalimat Tauhid padaanaknya. Kedua, menanamkan kecintaan kepada Allah dan

Rasulnya.Ketiga, mengajarkan al-Qur’an dan keempat menanamkan nilai-nilaipengorbanan dan

perjuangan.

Akhlak adalah implementasi dari iman dalamsegala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan

akhlak anak.Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua.Perilaku sopan

santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antaraibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini

Benjamin Spock menyatakanbahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat

dijadikanteladan ataupunidola bagi mereka.

Page 10: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

2.

Pembinaan Intelektual

Pembinaan intelektual dalam keluarga memgangperanan penting dalam upaya meningkatkan

kualitas manusia, baikintelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitasakan

mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah sebagaimanafirman-Nya dalam surat al-Mujadalah yang

berbunyi:

أوتواالعلمدرجات والذين منكم آمنوا الذين يرفعالله

Artinya: Allah akan mengangkat derajatorang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu

diantarakalian.

Nabi Muhammad juga mewajibkan kepadapengikutnya untuk selalu mencari ilmu sampai kapanpun

sebagaimanasabda beliau yang berbunyi:

ومسلمة مسلم كل على فريضة طلبالعلم

Artinya: mencari ilmu adalah kewajiban bagimuslim dan muslimat.

3.

Pembinaan Kepribadian dan Sosial

Pembentukan kepribadian terjadi melalui prosesyang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini

akan menjadi lebihbaik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksinalar tabiat

jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingathal ini sangat berkaitan dengan

pengetahuan yang bersifat menjagaemosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini

adanyaKewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi supportkepribadian yang baik

bagi anak didik yang relative masih muda danbelum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat

baik, hal ini cocokdilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santundalam

bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisadengan mengajarkan agar dapat

berbakti kepada orang tua agar kelak sianak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.

BAB III

KESIMPULAN

Pengertian dari pendidikan keluarga adalahproses transformasi prilaku dan sikap di dalam

kelompok atau unitsosial terkecil dalam masyarakat. Sebabkeluarga merupakan lingkungan budaya

yang pertama dan utama dalammenanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan

prilakuyang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

Kunci keberhasilan pendidikan dalam keluargasebenarnya terletak pada pendidikan rohani dengan

artian keagamaanseseorang. Beberapa hal yang memegang peranan penting dalam

membentukpandangan hidup seseorang meliputi pembinaan akidah, akhlak, keilmuandan

kreativitas yang mereka miliki.

Sedangkan pendidikan dalam keluarga itu sendirisecara garis besar dapat dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu:

Page 11: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

1.

Pembinaan akdah dan akhlak

2.

Pembinaan intelektual

3.

Pembinaan kepribadian dans osial

DAFTAR PUSTAKA

J. Goode, William, SosiologiKeluarga, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Muhaimin, Pemikiran PendidikanIslam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya,

Bandung:Trigenda Karya, 1993.

Poerwadarminta, W.J.S., KamusBesar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1985. 

Rahmat, Jalaluddin dan Muhtar Gandatama, KeluargaMuslim Dalam Masyarakat Modern,

Bandung:Remaja Rosdakarya, 1994.

Sujana, Djuju, PerananKeluarga Dalam Lingkungan Masyarakat,Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.

1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985, hlm. 702. 

2 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya,

Bandung: Trigenda Karya, 1993, hlm. 127.

3 William J. Goode, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hlm. 33.

4 Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandatama, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1994, hlm. 107.

5 Djuju Sujana, Peranan Keluarga Dalam Lingkungan Masyarakat, Bandung: Remaja Rosdakarya,

1996, hlm. 25.Diposkan oleh kolektor wacanadi 13:13

Pendidikan dalam Keluarga adalah tanggungjawab orang tua, dengan peran Ibu lebih banyak.

Karena Ayah biasanya pergi bekerja dan kurang ada di rumah, maka hubungan Ibu dan anak

lebih menonjol. Meskipun peran Ayah juga amat penting, terutama sebagai tauladan dan

pemberi pedoman. Kalau anak sudah mendekat dewasa peran Ayah sebagai penasehat juga

penting, karena dapat memberikan aspek berbeda dari yang diberikan Ibu. Oleh karena

Page 12: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

hubungan Ayah dan anak terbatas waktunya, terutama di hari kerja, maka Ayah harus

mengusahakan agar pada hari libur memberikan waktu lebih banyak untuk bersama dengan

anak.

Jika penghasilan keluarga tergantung pada penghasilan Ayah yang kurang memadai untuk

kehidupan keluarga dapat menimbulkan persoalan pendidikan yang tidak sedikit. Ada

pendapat berbeda tentang pendidikan dalam keluarga, yaitu tentang pemberian kebebasan

kepada anak. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya sejak permulaan diberikan kebebasan

maksimal kepada anak. Dalam hal ini faktor pendidikan kepada anak sudah berakhir sebelum

anak itu dewasa. Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang menerapkan pendidikan

keluarga dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang menjadi baik. Pendidikan dalam

Keluarga dapat memberikan pengaruh besar terhadap karakter anak. Sebab itu kunci utama

untuk menjadikan pribadi anak menjadi baik yang terutama terletak dalam pendidikan dalam

keluarga.

Dan karakter yang ditumbuhkan adalah faktor yang amat penting dalam kepribadian anak,

karena banyak mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan dan

kemampuan teknik adalah penting untuk pencapaian keberhasilan, tetapi tidak akan mampu

mencapai hasil maksimal kalau tidak disertai karakter. Hal itu terutama karena pada waktu ini

faktor karakter kurang menjadi perhatian dalam penyelenggaraan pendidikan. Ini semua harus

menjadi salah satu hasil penting usaha pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga,

pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam masyarakat. Akan tetapi karena pendidikan

pada anak paling dulu dilmulai dalam pendidikan dalam keluarga, maka pendidikan dalam

keluarga yang seharusnya memberikan dasar yang kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam

pendidikan sekolah dan pendidikan dalam masyarakat.

Akhirnya memang tergantung pada para orang tua sendiri apakah pedoman itu dilaksanakan

atau tidak. Akan tetapi karena secara alamiah orang tua ingin anaknya menjadi baik dan

sukses, maka banyak kemungkinan orang tua akan berusaha menerapkan pedoman itu dalam

hidup mereka.

Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur

hidup.

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang

dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia

akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal.

Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan

saya."

Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih

mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara

tidak resmi.

[sunting]Pendidikan dasar

Page 13: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa

sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

[sunting]Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

[sunting]Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup

program sarjana, magister, doktor, dan spesialisyang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

[sunting]Jalur pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri

dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

[sunting]Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada

umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan

dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

[sunting]Pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah

TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah

Minggu, yang terdapat di semua gereja.

[sunting]Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar

secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

[sunting]Jenis pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu

satuan pendidikan.

[sunting]Pendidikan umum

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan

pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dansekolah

menengah atas (SMA).

[sunting]Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik

terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah

menengah kejuruan (SMK).

[sunting]Pendidikan akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang

diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

[sunting]Pendidikan profesi

Page 14: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan

peserta didik untuk memasuki suatu profesiatau menjadi seorang profesional.

[sunting]Pendidikan vokasi

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk

memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara

dengan program sarjana (strata 1).

[sunting]Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani di Jakarta di masa Hindia Belanda

[sunting]Pendidikan keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan

pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.

[sunting]Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang

berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan

secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada

tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

Jenis   pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan

suatu satuan pendidikan.

Pendidikan umum

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan

perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik

terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK).

Pendidikan akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang

diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

Page 15: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Pendidikan profesi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang

mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatuprofesi atau menjadi seorang profesional.

Pendidikan vokasi

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk

memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4

setara dengan program sarjana (strata 1).

[sunting] Pendidikan keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan

pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang

berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan

secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada

tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentukSekolah Luar Biasa/SLB).

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi: 1. SD/MI/SDLB/Paket A; 2. SMP/MTs./SMPLB/Paket B; 3. SMA/MA/SMALB/Paket C; 4. SMK/MAK. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: 1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut 2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut 3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

Page 16: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya adalah: SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak 2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya 4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya 5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif 6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik 7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 28. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari 9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar 10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan 11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia 12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal 13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang 14. Berkomunikasi secara jelas dan santun 15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya 16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung SMP/MTs/SMPLB*/Paket B 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja 2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3. Menunjukkan sikap percaya diri 4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas 5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional 6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumbersumber lain secara logis, kritis, dan kreatif 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya 9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari 10. Mendeskripsi gejala alam dan sosial 11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab 12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 13. Menghargai karya seni dan budaya nasional 14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 315. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang 16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun

Page 17: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 18. Menghargai adanya perbedaan pendapat 19. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana 20. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana 21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah SMA/MA/SMALB*/Paket C 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya 4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global 6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik 10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya 16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 418. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris 23. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi SMK/MAK 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya 4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

Page 18: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik 10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya 16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun 519. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris 23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya Catatan: * Berlaku untuk A,B,D,E Sedangkan untuk C, C1, D1, dan G ditetapkan tersendiri B. STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK MATA PELAJARAN (SK-KMP) Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran:1. Agama dan Akhlak Mulia; 2. Kewarganegaraan dan Kepribadian; 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; 4. Estetika; 5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/ atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni: 1. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. 2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.

Page 19: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan, 6Pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB/Paket B, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/Paket C, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan Pada satuan pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan 4. Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. 5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan: membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk masingmasing satuan pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut: 1. Agama dan Akhlak Mulia SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak 2. Menunjukkan sikap jujur dan adil 3. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya 4. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan 5. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya 6. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan SMP/MTs/SMPLB*/Paket B 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja 2. Menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan 3. Memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi 74. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan 5. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab 7. Menghargai perbedaan pendapat dalam menjalankan ajaran agama SMA/MA/SMALB*/Paket C 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial

Page 20: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

ekonomi, dan budaya dalam tatanan global 3. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan 7. Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama 8. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab SMK/MAK 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global 3. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan 7. Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama 8. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab 82. Kewarganegaraan dan Kepribadian SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia 2. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya 3. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya 4. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan 5. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri 6. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 7. Berkomunikasi secara santun 8. Menunjukkan kegemaran membaca 9. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang 10. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya 11. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya lokal SMP/MTs/SMPLB*/Paket B 1. Menerapkan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Mematuhi aturan-aturan sosial, hukum dan perundangan 3. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional 4. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab 5. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun 7. Menunjukkan sikap percaya diri

Page 21: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

8. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 9. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya 10. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 11. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, dan aman dalam kehidupan sehari-hari 12. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 13. Menghargai adanya perbedaan pendapat 14. Menghargai karya seni dan budaya nasional Indonesia 9SMA/MA/SMALB*/Paket C 1. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial, hukum dan perundangan 3. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global 4. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 5. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi 7. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 9. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 10. Berkarya secara kreatif, baik individual maupun kelompok 11. Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani 12. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk meningkatkan ketaqwaan dan memperkuat kepribadian 13. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 14. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 15. Menunjukkan apresiasi terhadap karya estetika SMK/MAK 1. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial, hukum dan perundangan 3. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global 4. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 5. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi 7. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 109. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 10. Berkarya secara kreatif, baik individual maupun kelompok 11. Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani 12. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk meningkatkan ketaqwaan dan memperkuat kepribadian 13. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

Page 22: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

masyarakat 14. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 15. Menunjukkan apresiasi terhadap karya estetika 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif 2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru/pendidik 3. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi 4. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari 5. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar 6. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung 7. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang SMP/MTs/SMPLB*/Paket B 1. Mencari dan menerapkan informasi secara logis, kritis, dan kreatif 2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif 3. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya 4. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari 5. Mendeskripsi gejala alam dan sosial 6. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab 7. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 8. Menerapkan hidup bersih, sehat bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang 9. Memiliki keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris sederhana 1110. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah SMA/MA/SMALB*/Paket C 1. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif 2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara mandiri 3. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 4. Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek 5. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks 6. Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing 7. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi 9. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 10. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris 11. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi SMK/MAK 1. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi

Page 23: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif 2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara mandiri 3. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 4. Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek 5. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks 6. Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing 7. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi 9. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 10. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris 1211. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya 4. Estetika SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal SMP/MTs/SMPLB*/Paket B 1. Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi seni 2. Menghargai karya seni, budaya, dan keterampilan sesuai dengan kekhasan lokal 3. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni SMA/MA/SMALB*/Paket C 1. Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni 2. Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni 3. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni 4. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok SMK/MAK 1. Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni 2. Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni 3. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni 4. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok 5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang 2. Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang SMP/MTs/SMPLB*/Paket B 1. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab 2. Mencari dan menerapkan berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang 13SMA/MA/SMALB*/Paket C 1. Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani 2. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi lokal untuk menunjang kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani

Page 24: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

3. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan SMK/MAK 1. Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani 2. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi lokal untuk menunjang kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani 3. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehat

sesuatu menjadi punya arti setelah diberi arti

Beranda

About   Dea

Komentar

Ruang   baca

Unduh   kimia « SUPERVISI   PENDIDIKAN Standar sarana dan   prasarana  »

SKL dan SI

Skl merupakan pedoman penilian peserta didik.Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa:

Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai

pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Dalam Pasal 1 ayat 2: Standar

Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan

menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar

kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan

pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,

dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Page 25: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

Permen No.22 tahun 2006 pasal 1 ayat 1 menyatakan: Standar Isi untuk satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan

tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu.

Standar dapat diartikan sebagai patokan atau bisa juga dikatakan sebagai kriteria minimal.

Sebuah standar seringkali mengacu pada pencapaian minimal.begitu juga dengan standar isi,

standar isi menurut UUSP no.20 tahun 2003 merupakan criteria minimal, batas, patokan, syarat

yang harus dicapai dalam peningkatan mutu. Standar isi harus ditetapkan sebagai kriteria

minimal saat menyusun perencanaan.

Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara

umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah

“pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang

merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur”.

Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global,

karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena.

itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang

mampu berkompetisi di tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah

pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi.

Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan,

keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada

masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu

bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan

suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-

kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan

belajar.

ompetensi dasar merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi.

Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

minimal harus dikuasai siswa untuk menunjukan bahwa siswa tersebut telah

menguasai standard kompetensi dan materi pelajaran. Caranya dengan jalan

mengajukan pertanyaan” kemampuan atau subkemampuan apa saja yang harus

dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi? Jawaban atas

pertanyaan tersebut berupa daftar lengkap pengetahuan, keterampilan atau sikap

yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai standard kompetensi.

Setelah diperoleh daftar rincian tersebut, kemudian daftar tersebut diurutkan.

Cara mengurutkan kompetensi dasar sama dengan cara mengurutkan

standar kompetensi, yaitu menggunakan pendekatan prosedural, pendekatan

hirarkis, dari mudah ke sukar, dari kongkret ke abstrak, pendekatan spiral,

pendekatan tematis, pendekatan terpadu (integrated), dan sebagainya.

Pendekatan prosedural digunakan jika kemampuan dasar yang dipelajari

bersifat prosedural seperti langkah-langkah mengerjakan tugas. Pendekatan

Page 26: Pendidikan Berasal Dari Kata Pedagogi

hirarkis digunakan jika hubungan antara kompetensi dasar yang satu dengan

kompetensi dasar yang lain bersifat prasyarat, dalam arti suatu kompetensi

harus dipelajari dulu sebelum mempelajari kemampuan dasar berikutnya. Menurut

pendekatan spiral, suatu pokok bahasan atau topik diberikan berulangulang,

semakin luas dan semakin mendalam. Misalnya topik sistematika tumbuhan

diberikan pada beberapa kelas (kelas X, kelas XI, dan kelas XII). Topik

sama, tetapi kedalaman dan keluasannya berbeda. Semakin tinggi kelasnya

semakin mendalam dan luas cakupan materi yang diajarkan. Jika digambarkan

akan tampak seperti spiral.

Sumber: http://id.shvoong.com/how-to/2109455-kompetensi-dasar/#ixzz1M5Laoae7