98
PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM BUSHIRI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Farhan Fuadi NIM. 11140110000035 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH

KARYA IMAM BUSHIRI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Farhan Fuadi

NIM. 11140110000035

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair
Page 3: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair
Page 4: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair
Page 5: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair
Page 6: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

vi

ABSTRAK

FARHAN FUADI 11140110000035. PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR

BURDAH KARYA IMAM BUSHIRI. Program Studi Pendidkan Agama Islam,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 1441 H / 2020 M

Tujuan penelitian ini 1) untuk mendeskripsikan tentang pendidikan cinta

yang terkandung dalam Syair Burdah Karya Imam Bushiri, 2) untuk

mendeskripsikan urgensi pendidikan cinta, dan 3) Untuk mendeskripsikan

implementasi pendidikan cinta dalam menumbuhkan rasa cinta antar sesama

manusia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian kepustakaan/library research. Sumber data

penelitian dalam penelitian ini Qashidah Burdah karya Imam Bushiri.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Pendidikan cinta

yang terkandung dalam Qashidah Burdah karya Imam Bushiri terdiri dari tiga

nilai besar yaitu Pendidikan Cinta kepada Rasulullah, Menahan Hawa Nafsu, serta

berakhlakul karimah kepada setiap orang yang dicintai, 2) Peran cinta kepada

rasulullah dalam pendidikan karakter adalah sebagai landasan siswa agar

mengenal kepribadian dan akhlak Rasulullah sehingga dapat meneladani akhlak

dan tingkah laku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, 3) Pendidikan cinta

kepada sesama manusia dan menanamkan sikap lemah lembut dapat dilakukan

dengan metode keteladanan yaitu guru atau orang tua memberikan teladan kepada

anak sehingga tertanam nilai-nilai kecintaan dalam kehidupan sehari-hari. Metode

berikutnya dapat dilakukan dengan pendekatan praktik dengan melibatkan segala

unsur dalam lembaga pendidikan sehingga dapat tercipta kebiasaan untuk bersikap

lemah lembut kepada sesama manusia.

Kata Kunci : Pendidikan Cinta, Dalam Syair Burdah Karya Imam Bushiri

Page 7: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

vii

ABSTRACT

FARHAN FUADI 11140110000035. EDUCATION OF LOVE IN THE

BURDAH POETRY OF THE WORKS OF IMAM BUSHIRI. Islamic

Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta 1441 H / 2020 M.

The purpose of research is 1) to describe about the education of love that is

contained in the poem Burdah Karya Imam Bushiri , 2) to describe the urgency of

education in love , and 3) To describe the implementation of the education of love

in the growing sense of love between fellow human beings.

Research is using approach qualitative with the type of research that is

used is the study of literature / library research. The source of research data in this

study is Qashidah Burdah by Imam Bushiri .

Based on the results of the research can be concluded that 1) Education of

love which is contained in Qashidah Burdah works of Imam Bushiri consists of

three grades Great namely Education of Love for the Prophet , Holding Eve Lust ,

and berakhlakul karimah to every person who loved , 2) The role of love to the

prophet in character education is as a foundation for students to get to know the

personality and character of the Prophet so that they can imitate the character and

behavior of the Prophet in everyday life , 3) Education of love to fellow human

beings and instilling a gentle attitude can be done by exemplary methods ie the

teacher or parents give role models for children so that the values of love are

embedded in everyday life. The next method can be done with approach to

practice by involving all elements of the institution of education so as to create a

habit to be weak gentle to fellow humans.

Keywords : Education Love , In the poem Burda Karya Imam Bushiri

Page 8: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

viii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيمSegala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala

kekurangannya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah keharibaan

Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman

kegelapan kepada zaman terang-benderang.

Skripsi yang berjudul “Pendidikan Cinta dalam Syair Burdah Karya

Imam Bushiri” ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menyadari bahwa halangan serta rintangan yang begitu berat terhadap

suksesnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini bukan semata-mata karena

usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas dari bantuan beberapa pihak.

Oleh karena itu sudah menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan

penghargaan yang tulus dan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc. MA., selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK).

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag dan Drs. Rusdi Jamil, M.Ag selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Semoga

kebijakan yang telah dilakukan selalu mengarah kepada

kontinuitas eksistensi mahasiswanya.

4. Dr. Dimyati, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan perhatian, bimbingan, nasehat, kritik dan saran, serta

motivasi yang besar dalam proses penulisan skripsi ini.

Page 9: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

ix

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai

materi perkuliahan.

6. Orang tua penulis, Bapak M. Yasin serta Ibu Sumarsih tercinta,

yang tidak bosan-bosannya memberi nasihat, do’a yang tulus

setiap waktu serta dorongan motivasi kepada penulis hingga

selesainya skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan jurusan PAI angkatan 2014,

khususnya sahabat PUKIS (PAI B) dan Putri Komala Adik kelas

di PAI yang selalu ada untuk menemani membimbing dan terus

memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini sampai dengan proses wisuda.

8. Para guru dari penulis yaitu Ustadz Syahrullah, Ustadz Ahmad

Wasi’, selaku pembiming ruhani yang senantiasa mendo’akan

penulis.

9. Kakak-adikku tersayang, Yazid Awlawi dan Wildan Mukarrom

yang selalu memberikan semangat kepada penulis, semoga kita

bisa menjadi qurrota a’yun bagi kedua orang tua kita.

10. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah

berjasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala

dan rahmat Allah SWT. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Robbal `Âlâmîn.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاتهJakarta, 25 Februari 2020

Farhan Fuadi

Page 10: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 7

1. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

2. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORETIK ........................................................................ 9

A. Acuan Teori ......................................................................................... 9

1. Pendidikan ....................................................................................... 9

a. Pengertian Pendidikan .............................................................. 9

b. Tujuan Pendidikan .................................................................. 11

2. Cinta .............................................................................................. 13

a. Pengertian Cinta ...................................................................... 13

b. Tingkatan Cinta ....................................................................... 19

3. Syair Burdah ................................................................................. 21

a. Pengertian Syair ...................................................................... 21

b. Pengertian Burdah ................................................................... 22

c. Fungsi Syair Burdah ................................................................ 24

B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 26

Page 11: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 28

A. Objek dan Waktu Penelitian................................................................ 28

B. Metode Penelitian................................................................................ 28

1. Jenis Penelitian .............................................................................. 28

2. Sumber Data .................................................................................. 29

3. Analisis Data ................................................................................. 29

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................................... 30

1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 30

2. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 32

A. Biografi Imam Bushiri ........................................................................ 32

B. Pendidikan Cinta yang Terkandung di Syair Burdah Karya Imam

Bushiri ................................................................................................ 36

1. Pendidikan Cinta Kepada Rasulullah ............................................ 37

2. Menahan Diri darri Ambisi (Nafsu) .............................................. 44

3. Akhlaqul Karimah ......................................................................... 48

C. Urgensi Pendidikan Cinta ................................................................... 54

D. Implementasi Pendidikan Cinta dalam Menumbuhkan Rasa Cinta

Antar Sesama Manusia ........................................................................ 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 71

A. Kesimpulan ......................................................................................... 71

B. Saran .................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

Page 12: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra lisan merupakan sastra yang penyampaiannya secara lisan dari

seorang pencerita kepada seseorang atau sekelompok pendengar. Sastra lisan

memberikan nilai-nilai positif kepada pendengarnya. Pesan yang terkandung

di dalamnya memang menghendaki olah pikir untuk memahaminya. Bahasa

kias yang digunakan begitu halus. Penyampaiannya terasa sederhana tetapi

memiliki falsafah yang tinggi.1

Seni atau kesenian adalah salah satu unsur dari kebudayaan. Menurut

Aristoteles, kesenian pada dasarnya adalah untuk mendidik perasaan manusia

supaya menjadi halus dan peka dalam menghadapi rangsangan dan tantangan.2

Adapun ciri dari karya sastra yang sangat khas dan penting adalah fungsinya

sebagai sistem komunikasi. Memang benar karya sastra dihasilkan melalui

imajinasi dan kreativitas sebagai hasil kontemplasi secara individual yang

ditunjukkan untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebagai

komunikasi.3

Sastra dan agama juga tidak dapat dipisahkan, hal ini tercermin dari

bagaimana Allah menyampaikan ajaran-Nya berupa agama Islam kepada

manusia melalui Rasul-Nya dalam bentuk Al-Qur‟an yang didalamnya

termuat dengan menggunakan bahasa dan sastra yang sangat indah. Kemudian

Rasul menyampaikannya dengan menggunakan bahasa yang baik dan dengan

gaya sastra atau bahasa yang indah dan mudah dipahami. 4Syair cinta Rasul

merupakan salah satu cara atau langkah seorang muslim atau orang yang

beragama Islam dalam menyampaikan kerinduannya, kecintaanya kepada

sosok Nabi Muhammad saw..

1 Atmazaki, Ilmu Sastra: Teori Dan Terapan, (Padang: Angkasa Raya, 2005), h.134.

2 Khoirun Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 124.

3 Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalistik

hingga Posstrukturalisme Perspektfi Wacana Naratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),

h. 297-298. 4 Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab: Pengantar Teori dan Terapan, (Yogyakarta :Ar-

Ruzz, 2006), h. 84.

Page 13: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

2

Dalam dunia Islam banyak sekali Penyair yang terkenal, baik dari masa

permulaan Islam maupun sampai masa sekarang, salah satu penyair yang

terkenal adalah Abu Abdillah Syarafuddin Muhammad bin Sa‟id bin

Hammad ad-Dalashiy al-Bushiri yang lebih dikenal dengan nama Imam

Bushiri yaitu salah satu penyair abad ketujuh Hijriah. Di samping seorang

penyair, Imam Bushiri juga merupakan seorang ulama yang arif lagi

bijaksana dan seorang ahli tasawuf yang masyhur di masanya.5

Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa,

dan syair. Di antara yang masyhur di Indonesia adalah Syair Burdah karya

Imam Muhammad al-Bushiri, Syair Diba‟iyyah karya Syekh Abd Ar-Rahman

ibn ad-Diba‟i Asy-Syaibani, Syair Syaraf Al-Anam karya Syekh Ahmad ibn

Al-Qasim Al-Hariri, Syair al-Barzanji karya Syekh Ja‟far ibn Hasan

Al-Barzanji, Syi‟iran Maulid karya Muhammad al-„Azab. Kelima syair ini

biasanya dicetak dalam satu kitab, yaitu Majmu‟ah al-Mawalid wa Ad‟iyah

(Koleksi Syair-syair Maulid dan Doa-doa). Dari kelima syair diatas Burdah-

lah yang paling menarik perhatian. Syair Burdah merupakan pelopor yang

menghidupkan kembali penyusunan syair-syair pepujian kepada Nabi

Muhammad saw.. Ia adalah Syair Al-Mada‟ih An-Nabawiyyah paling awal

pasca terjadinya kekosongan yang sangat panjang. Barulah syair-syair

Al-Mada‟ih lainnya muncul setelahnya.

Burdah sendiri berasal dari bahasa Arab : البردة قصيدة dan merupakan

qasidah (lagu-lagu) yang berisi syair tentang pujian/shalawat kepada Nabi

Muhammad saw.. Syair tersebut ditulis oleh Imam Bushiri dari Mesir. Syair

Burdah sendiri telah ditulis pada abad ke 13 Masehi yakni pada masa transisi

perpindahan kekuasaan Dinasti Ayyubiyah ke Dinasti Mamluk.6 Syair ini

terdiri dari sepuluh bagian yang masing-masing mengusung tema dan maksud

5 Moh. Tolchah Mansoer, Sajak-Sajak Burdah Imam Muhammad Al-Bushiri,

(Yogyakarta: Adab Press, 2006), h. 8. 6 Fadhil Munawwar Mashur, “Resepsi Kasidah Burdah Al bushiri dalam masyarakat

pesantren”, Jurnal Humaniora Vol. 18. No. 2, 2006, h. 102.

Page 14: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

3

berbeda. Seperti pada bagian satu yang mengungkapkan tentang pengaduan

cinta.

Syair Burdah awalnya diciptakan oleh Imam Bushiri saat menderita sakit

yang cukup parah dan berkepanjangan.7 Pada saat masa-masa sulit menjalani

penyakit lumpuh yang dideritanya, Imam Bushiri menggubah syair yang

ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. dengan tujuan memohon syafa‟at

kepada Allah Swt. supaya disembuhkan dari segala penyakit yang dideritanya

selama ini. Hingga pada suatu malam, usai melantunkan Syair Burdah yang

dibuatnya, Imam Bushiri tertidur, dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu

dengan Nabi Muhammad saw. dan memberikan Imam Bushiri sebuah surban

(burdah) yang kemudian diletakkan pada tubuh Bushiri yang sakit. Saat

terbangun dari tidurnya, Imam Bushiri merasakan keajaiban yang tidak ia

sangka-sangka, karena penyakit yang ia derita selama bertahun-tahun tiba-

tiba sembuh sama sekali. Keajaiban yang dialami oleh Imam Bushiri

tersebutlah yang menjadi alasan utama terhadap penamaan Syair Burdah itu

sendiri. Keajaiban yang dialami oleh Imam Bushiri sendiri berkembang dari

zaman ke zaman hingga muncul kepercayaan bahwa syair Burdah memiliki

kekuatan supranatural.

Syair Burdah merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan kecintaan

muslim terhadap utusan Allah yaitu Nabi Muhammad saw. yang dilakukan

dengan cara melantunkan puisi kepada Rasullah, sesuai dengan tuntunan

Allah dalam Al-Quran yang mengajarkan dan menganjurkan kepada umat

Islam, sebagaimana yang tertera dalam Surah Al-Ahzab ayat 56:

كتو ى ومله ي ها النبي على يصلون ان الله ﴾۶۵الأحزاب : ﴿اتسليم وسلموا عليو صلوا اهمن وا الذين يها

“Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat atas Nabi. Hai orang

beriman, bershalawatlah atasnya dan berilah salam kepadanya

dengan sehormat-hormatnya salam.” (Q.S Al-Ahzab/33: 56).8

7 Ibid.,h. 102

8 Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: CV

Pustaka Jaya Ilmu, 2016), h. 427.

Page 15: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

4

Syair Burdah merupakan salah satu cara untuk menanamkan pendidikan

cinta baik kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw.. Cinta kepada Allah

Swt. dan Nabi Muhammad saw. dilakukan dengan berbagai macam cara salah

satunya adalah dengan selalu memuji-muji orang yang dicintainya, sehingga

orang yang mencintai tenggelam dalam ingatan sifat-sifat yang dicintainya

dan melupakan sifat-sifat dirinya sendiri serta perasaan yang dimilikinya

oleh karena itu, seseorang yang sedang dilanda cinta ia akan selalu memuji,

berdzikir atas Allah dan bershalawat atas Rasul-Nya.9

Dalam Al-Qur‟an cinta adalah sebagai fitrah manusia. dengan adanya rasa

cinta, manusia dapat memandang segala sesuatu menjadi indah. Allah Swt.

telah menerangkan kepada kita bahwa Allah Swt. telah memberi rasa cinta

kepada manusia sehingga manusia cenderung memandang segala sesuatu

menjadi indah. Banyak para sastrawan tertarik pada keindahan bahasanya

terutama dalam mathla‟ (awal bait Syair Burdah). Pernah sebagian sastrawan

ada yang mencoba menirukan syair Burdah yang ternyata sulit ditirukan.

Dalam ilmu sastra kepiawaian seorang penyair diukur dengan keindahan awal

dari syair (syakwa al-gharam) yang disusunnya.10

Dr. Zaki Mubarok, kritikus

sastra Arab yang semula menganggap remeh Burdah, ternyata berbalik

mengakui nilai-nilai estetika yang amat tinggi pada karya Imam Bushiri.11

Bahkan De Tascy, pengamat sastra Arab dari Universitas Sorbonne Prancis,

yang pertama kali menerjemahkan Burdah dalam bahasa Prancis, menyatakan

sampai saat ini belum ada penyair kontemporer Arab yang dapat menirukan

Syair Burdah.12

Puisi cinta Rasul Imam Bushiri ini sudah banyak diterjemahkan dalam

berbagai bahasa (India, Pakistan, Persia, Turki, Punjabi, Swahili, Urdu,

Indonesia, Inggris, Prancis, Spanyol, Jeman, dan Italia). Diantaranya adalah

Seorang sastrawan dari Belanda yaitu Uri (1861) orang yang pertama kali

9 Abdullah, Misteri Ajaran Ma‟rifat Ilmu Sejati, (Mitrapress, 2007), h. 209.

10 Muhammad Adib, Burdah: Antara Kasidah, Mistis dan Sejarah, (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren), h. 33. 11

Muhammad Baharun, Burdah Madah Rosul Dan Pesan Moral, (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1996), h. 19.

12

Ibid., h. 19.

Page 16: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

5

menerjemahkan Burdah dalam bahasa Latin dengan judul Carmen Mysticum

Borda Dictum. Di Jerman, ada dua edisi terjemahan yaitu Funkelnde

Wandelsterne Zum Lobe des Besten Der Geschopfe oleh Von Rosenweig

(1824) dan Die Burda ein Lohgedicht of Muhammed terjemahan Rolfs dan

Behrnaver (1860). Di Prancis, selain De Tascy ada juga Redhouse (1881)

yang menerjemahkan Burdah dalam bahasa Prancis dengan judul The Burda.

Di Italia, diterjemahkan oleh Gabrielli (1901) dengan judul Al-Burdatain.

Imam Bushiri dalam Burdahnya, memberikan ungkapan dan kiasan cinta

yang ia alami dalam cinta dan rindu pada sang 'kekasih'. Seluruh tumpahan

rasa cinta dan rindu hanyalah untuk Nabi saw. atas segala sifat dan gejolak

cintanya. Imam Bushiri juga mengatakan, bahwa orang yang sudah jatuh

dalam taman cinta, ia tidak bisa lagi menghiraukan segala nasihat dan anjuran

dari orang lain, kecuali pada diri sang pujaan hati.

Sebagaimana Yang Terkandung Dalam Syair Burdah, Cinta dan

kerinduannya diungkapkan pada bait 4-7:13

م ضط ر م و و ن م م ج س ن م ي ا ب م م ت ك ن م ب ال ن ب أ الص ب س ي أ

Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya.

Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.

ل و ل م ان والعل ب ال ر ك ذ قت ل ر أ ل و ل ل ى ط ل عا ع م د ق ر ت ى ل و ا

Jika bukan karena cinta takkan kautangisi puing rumahnya.

Takkan kau bergadang untuk ingat pohon Ban dan „Alam.

م ق الس و ع م د ال ل و د ع ك ي ل ع و ت ب د ه ا ش م د ع ا ب ب ح ر ك ن ت ف ي ك ف

Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita.

Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta.

م ن الع و ك ي د ى خ ل ع م ار ه ب ال ل ث نى م ض ة و ر ب طي ع د خ ج و ال ت ب ث أ و

Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah.

Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.

13

Moh. Tolchah Mansoer, op. cit., h. 4-5

Page 17: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

6

Makna atau kandungan dalam Syair Burdah dapat dijadikan sebagai media

yang dapat membantu orang tua dalam menanamkan rasa cinta kepada Allah

dan Rasulullah saw. kepada anak sejak dini. Hal tersebut dimaksudkan agar

anak-anak mengetahui tentang sosok Nabi Muhammad saw. serta meneladani

Rasulullah saw. sebagai panutan dalam menjalani kehidupan. Adapun

langkah-langkah untuk menanamkan rasa cinta yang kuat anak untuk

Rasulullah saw. adalah 1) memperkenalkan sejak dini tentang sosok Nabi

Muhammad saw. 2) menceritakan tentang kehidupan Rasulullah saw., 3)

mengajarkan sunah-sunah yang diajarkan oleh Rasulullah saw. dalam

kehidupan sehari-hari.

Syair Burdah karya Imam Bushiri, memiliki unsur-unsur Al-Qur‟an dan

sunnah sebagaimana dzikir dan shalawat Nabi. Isi dari Syair Burdah dapat

digunakan untuk menanamkan nilai-nilai. Seorang yang menikmati lantunan

Syair Burdah dan menghayati makna yang terkandung didalamnya terkadang

sering merasakan adanya perasaan nyaman dalam jiwanya, sehingga dapat

menumbuhkan rasa cinta baik kepada Allah, Rasul, dan sesama manusia

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis tertarik dan

termotivasi mengangkat sebuah skripsi yang berjudul “Pendidikan Cinta

dalam Syair Burdah Karya Imam Bushiri”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Hilangnya rasa saling cinta di masyarakat pada zaman sekarang ini karna

saling caci maki (caci maki atau mencaci) dan menghujat antar sesama.

2. Masih sedikitnya halaqah, majlis, dan kajian yang membedah Syair Burdah

Karya Imam Bushiri.

Page 18: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

7

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah pada penelitian

ini dibatasi hanya pada salah satu bait yang mengandung Pendidikan Cinta

yang terdapat di dalam Syair Burdah Imam Karya Bushiri pada pasal 1-10

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pendidikan cinta yang terkandung dalam Syair Burdah

Karya Imam Bushiri?

2. Mengapa seseorang harus memiliki cinta kepada Rasulullah?

3. Bagaimana mengimplementasikan pendidikan cinta (tambahin Rasulullah

ga si ka? Jadi „pendidikan cinta Rasulullah‟) dalam menumbuhkan rasa

cinta antar sesama manusia?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini, di

antaranya adalah:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan tentang pendidikan cinta yang terkandung

dalam Syair Burdah Karya Imam Bushiri

b. Untuk mendeskripsikan urgensi pendidikan cinta kepada Rasulullah

yang harus dimiliki seseorang.

c. Untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan cinta dalam

menumbuhkan rasa cinta antar sesama manusia

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis pribadi dapat menambah rasa kecintaan terhadap Allah

Swt. dan Rasulullah saw..

b. Secara umum dapat menambah wawasan tentang karya-karya besar

sastra Islam serta dapat menghidupkan tradisi-tradisi para ulama.

Page 19: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

8

c. Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk memberikan kontribusi

terhadap perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam

Page 20: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Acuan Teori

1. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Menurut M. Ngalim Purwanto, istilah pendidikan semula berasal dari

bahasa Yunani yaitu Paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan

kepada anak.14

Dalam Kamus Bahasa Inggris istilah ini diterjemahkan

dengan Education yang berarti pendidikan.15

Dalam Kamus Bahasa Arab

istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.16

Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapat awalan

“men-” sehingga menjadi mendidik, artinya memelihara dan memberi

latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,

tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk

mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma

yang dimilikinya kepada orang lain dalam dasar masyarakat. Proses

pemindahan nilai dan norma itu dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya melalui:

1) Pengajaran

Proses pemindahan nilai dan norma berupa (ilmu) pengetahuan

dariseorang guru kepada murid atau murid-muridnya dari suatu

generasi ke generasi berikutnya.

2) Pelatihan

Dilaksanakan dengan jalan membiasakan seseorang melakukan

pekerjaan tertentu untuk memperoleh keterampilan mengerjakan

14

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1994), Cet. III, h. 36. 15

Andreas Halim, Kamus Lengkap 10 Milyar, (Surabaya: Sulita Jaya, 1999), h. 997. 16

Mahmud Yunus, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzuriyyah), h. 1378

Page 21: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

10

suatu pekerjaan.17

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1,

dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”18

Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi yakni

menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan

bakat, watak, kemampuan dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak

dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama

seperti gurunya. Proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya

semua potensi peserta didik secara manusiawi agar mereka menjadi dirinya

sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian unggul. Oleh karena

itu pendidikan tidak boleh menjadikan manusia asing terhadap dirinya dan

asing terhadap hati nuraninya. Pendidikan tidak boleh melahirkan sikap,

pemikiran dan perilaku semu. Pendidikan tidak boleh menjadikan manusia

berada diluar dirinya. Pendidikan harus mampu menyatukan sikap,

pemikiran, perilaku, hati nurani, dan keimanan menjadi satu kesatuan yang

utuh.19

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan diatas, dapat

disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dalam

mengembangkan potensi manusia menjadi pribadi manusia yang dewasa

dan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, akhlaq yang baik

17

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), h. 179-180. 18

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional;Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2009), h. 39. 19

Dedi Mulyasa, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 2.

Page 22: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

11

serta mandiri melalui kegiatan pembelajaran diharapkan tercapai dengan

sempurna.

b. Tujuan Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian dari sebuah proses untuk mencapai

suatu tujuan. Sesungguhnya pendidikan secara umum adalah untuk

memperbaiki adat istiadat masyarakat dan mengetahui tingkah laku

masyarakat baik ilmunya maupun perbuatannya dan mempunyai sikap

kebangsaan. Hal itu diperuntukkan untuk pertumbuhan anak baik jasadnya

ruhnya dan akhlaknya sesuai dengan kemampuannya.

Tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam

dunia pendidikan, karena hal tersebut berkaitan dengan sesuatu yang harus

dituju demi tercapainya segala sesuatu yang diharapkan. Suatu tujuan yang

hendak dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya adalah suatu

perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang

diinginkan. Tujuan-tujuan diperintahkan oleh tujuan-tujuan akhir yang pada

esensinya ditentukan oleh masyarakat dan dirumuskan secara singkat dan

padat, seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan

terbentuknya kepribadian muslim. Hal ini merupakan cita-cita paedagogis

atau dunia cita-cita yang ditemukan sepanjang sejarah hampir di semua

negara.20

Adapun tujuan pendidikan nasional Indonesia menurut UU Nomor 4

Tahun 1950 adalah “Membentuk manusia susila yang cakap, warga negara

yang demokratis dan manusia bertanggung jawab terhadap kesejahteraan

masyarakat dan tanah air”.21

Dan tujuan pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yaitu sebagai berikut, “Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

20

Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,

2001), h. 59. 21

Muhammad Rifai, Politik Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),

h. 45.

Page 23: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

12

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.22

Menurut Abuddin Nata, “Ketika pendidikan dihubungkan dengan

Tuhan, maka tujuan pendidikan yang utama adalah membentuk manusia

agar beriman kepada Allah Swt. yang dilanjutkan dengan berbuat amal

saleh, yakni amal yang sesuai dengan kehendak Allah Swt.”.23

Lebih lanjut Abuddin Nata mengatakan, “Ketika pendidikan

dihubungkan dengan filsafat manusia, maka tujuan pendidikan dapat

dirumuskan sebagai usaha untuk mewujudkan manusia seutuhnya, yaitu

manusia yang tergali, terbina dan terlatih potensi intelektual, spiritual,

emosional, sosial dan fisiknya, sehinga dapat menolong dirinya, masyarakat,

bangsa dan negaranya”.24

John Dewey merumuskan, “Tujuan pendidikan untuk diarahkan

pada upaya melahirkan manusia yang terbina seluruh potensi dirinya,

terutama potensi intelektual dan keterampilannya, sehingga ia dapat

melaksanakan tugas-tugas di masyarakat, dan menjadi orang yang dapat

menolong dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya”.25

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian peserta didik yang

berakhlakul karimah, berbudi pekerti, berwawasan luas, mandiri,serta dapat

member i manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan

Negara.

22

Ibid., h. 48 23

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2012), h. 51. 24

Ibid., h. 89. 25

Ibid., h. 218.

Page 24: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

13

2. Cinta

a. Pengertian Cinta

Cinta merupakan sebuah nama yang sangat mudah untuk diucapkan.

Cinta bisa berasal dari obsesi untuk mendapatkan sesuatu. Cinta kasih

bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang

dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang

menimbulkan tanggung jawab. Cinta adalah sebuah ungkapan rasa sayang

dan simpati kita kepada seseorang. Kata cinta juga diberikan dari kita

kepada Sang Pencipta, sebagai tanda kalau kita amat membutuhkan dan

menyanjungnya.26

Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau

sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Apabila dirumuskan secara

sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas

kasihan, dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang

bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif,

berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, dan kebahagiaan.

Ada beberapa pengertian cinta menurut para tokoh Islam yaitu

diantaranya sebagai berikut:

a) Menurut Rabi‟ah Al-Adawiyah

Cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan

yang terdalam. Siapapun yang merasakannya, niscaya akan

mengenalnya. Namun siapa yang mencoba untuk menyifatnya, pasti

akan gagal, atau cinta seorang hamba kepada Tuhannya yaitu Allah

Swt. atau cinta itu adalah rindu dan pasrah seorang hamba kepada

Allah, seluruh ingatan dan perasaan hanya kepada-Nya. Cinta suci

dan murni yang merupadan puncak tasawuf menurut Rabi‟ah lebih

tinggi daripada rasa takut (khawf) pengharapan (raja‟). Cinta suci

murni itu tidak mengharapkan apa-apa.27

b) Menurut Ibnu Daud Azh-Zhahiri

26

Mawardi dan Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2009), h. 167. 27

M. Ishoma El Saha dan Saiful Hadi, Sketsa Al-Qur‟an (Tempat, Tokoh, Nama, dan

Istilah dalam Al-Qur‟an), (PT. Lista Fariska Putra, 2005) h. 404.

Page 25: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

14

Ada beberapa penyair yang berpendapat mengenai cinta

bahwa cinta pada mulanya terjadi dari penglihatan dan pendengaran.

Kemudian bila Allah menghendaki kita untuk dapat selalu mengingat

apa yang mungkin diakibatkan oleh pendengaran dan penglihatan.

Lantas kenapa bisa terjadi cinta dan bagaimana? Bagi orang awam

keberadaan cinta tidak terlalu menjadi perhatian mereka, sedangkan

bagi orang-orang yang ahli dalam cinta mereka selalu

mempertanyakan sebab musababnya.

Imam Muhammad Ibnu Daud Azh-Zhahiri berpendapat

bahwa cinta yang hakiki adalah tidak berpikir untuk mencintai selain

kekasihnya dan tidak mengharapkan ketenangan kecuali dari orang

yang telah menyiksanya.

c) Imam Ibnu Hazm

Cinta adalah sesuatu yang permulaanya seperti sebuah senda

gurau dan akhirnya merupadan keseriusan. Karena keagungannya,

arti cinta sangat rumit untuk digambarkan, tidak ada nada yang dapat

menemukan hakikatnya cinta kecuali setelah bersusah payah (dengan

pengorbanan), cinta itu pertautan antara bagian-bagian jiwa yang

terbagi pada asal unsurnya yang luhur, cinta itu kesepadatan rohani

dan pencampuran jiwa.

Imam Ibnu Hazm berpendapat bahwa cinta adalah suatu rasa

emosional yang ada dalam diri manusia yang harus ditunjukan

dengan pengorbanan.

d) Cinta Menurut Imam Jauzi

Cinta adalah kecondongan jiwa yang sangat kuat kepada satu

bentuk yang sesuai dengan tabi‟atnya, maka jika pemikiran jiwa itu

kuat mengarah kesana, ia akan selalu mengharapkan. Oleh karena itu

biasanya penyakit baru yang selalu muncul bagi orang yang sedang

jatuh cinta.

Para ahli dibidang ilmu hikmah yang telah mengatakan

bahwa cinta tidak adan terjadi kecuali bagi yang memiliki kesamaan

Page 26: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

15

dan cinta itu berkurang atau bertambah sesuai dengan kadar

kecocokan.

e) Imam Ibnu Qayyim

Imam Ibnu Qayyim mengatakan bahwa faktor yang

mendorong dalam masalah cinta terkadang yang dimaksud adalah

perasaan yang diikuti kehendak dan ketertarikan. Hal ini ada dalam

diri seseorang yang sedang jatuh cinta terkadang juga sebagai sebab

yang karenanya dapat ditemukan cinta dan perasaan tergantung

dengannya.

Cinta bahasa arabnya ialah Mahabbah berasal dari kata

“Habbah” yang berarti benih-benih/biji yang jatuh ke bumi di

padang pasir. Mahabbah dikatakan berasal dari kata itu karena dia

merupakan sumber kehidupan. Sebagaimana benih itu tersebar di

gurun pasir, tersembunyi di dalam tanah, dihujani oleh terpaan angin,

hujan dan sengatan matahari, disapu oleh cuaca panas dan dingin,

benih-benih itu tidak rusak oleh perubahan musim, namun justru

tumbuh berakar, berbunga dan berbuah. Demikian halnya cinta

sejati, tak lapuk dengan sengatan mentari dan guyuran hujan, tak

lekang oleh perubahan musim dan tak hancur berantakan oleh

terpaan angin.

f) Jalaluddin Rumi

Cinta adalah api yang akan mengubahku menjadi air kalau

aku sebuah batu yang keras. Jalaluddin Rumi berpandangan bahwa

tiadanya cinta kasih di dalam diri membuat manusia menjadi keras

bagaikan sebuah batu yang melahirkan suatu watak dan tindakan.

Dengan adanya cinta kasih akan melahirkan kemurahan hati

(sakhaa), rasa malu (hayaa), kesabaran (shabr), lapang dada

(musaamahah), merasa cukup (qanaa‟ah), kecermatan, ketelitian,

Page 27: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

16

kesenangan dalam menolong orang lain, (musaa‟adah), keceriaan

(zharf), dan ikhlas.28

Jalaluddin Rumi yang menjadikan cinta sebagai tema sentral

ajarannya, memandang cinta sejati atau cinta Ilahi hanya dapat

dicapai mealui perantara yaitu segala hal selain-Nya. Ketika manusia

mencintai selain-Nya sesungguhnya mereka juga mencintai-Nya,

karena yang terlihat adalah pantulan dari yang sejati. Namun, ketika

manusia mencintai selain-Nya, cinta tersebut dimaksudkan untuk

mencapai kepada cinta yang sejati yaitu cinta Ilahi.29

g) Imam Bushiri

Imam Bushiri adalah pengarang Syair Burdah. Pemilik nama

lengkap Abu Abdillah Syaraf ad-Din Muhammad bin Sa‟idibn

Hammad ibn Muhsin ibn Abdillah ibn Shanhaj ibn Mallal al-

Bushir.30

Imam Bushiri memiliki beberapa penyebutan terhadap

namanya, yaitu al-Bushiri dan al-Bushairy. Jika dilihat dari tanah

kelahirannya yaitu di “Bushir”, maka pantas pantas saja jika

namanya Bushiri. Kehidupan intelektualnya dimulai dengan

menghafal Al-Qur‟an kemudian pergi ke Kairo untuk mempelajari

agama, ilmu-ilmu kebahasaan, sastra Arab, sejarah Islam terutama

sirah nabawiyah, ilmu tasawuf, juga mempelajari karya orang

Yahudi dan Nasrani. Imam Bushiri dikenal mempunyai kehebatan

dalam seni tulis Arab dan bidang sastra Arab berupa prosa dan puisi,

Imam Bushiri tumbuh dalam lingkungan keluarga miskin dalam

kondisi yang memprihatinkan dan penderitaan yang terus dialami

mendorong dirinya untuk menekuni dunia tasawuf dan kondisi ini

juga yang mempengaruhi jiwa dan perasaannya dalam menciptakan

karya sastra.

28

Annemarie Schimmel, Menyingkap yang Tersembunyi:Misteri Tuhan dalam Puisi-puisi

Mistis Islam, (Bandung: Mizan, 2005), Cet. I, h. 158. 29

Jalaluddin Rumi, Fihi ma Fihi, (Surabaya: Risalah Gusti, 2002), h. 45. 30

Muhammad Adib, Burdah: Antara Kasidah, Mistis, dan Sejarah, (Yogyakarta: PT

LkiS Printing Cemerlang, 2009), h. 11.

Page 28: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

17

Menurut Imam Bushiri nilai cinta Rasul dalam Syair Burdah

karya Imam Bushiri terdapat beberapa nilai yang tertuang dalam

indikator mencintai Rasulullah saw. yaitu dengan cara mengenali

Rasulullah saw., meneladani akhlak beliau (meniru pribadi baik

beliau), mematuhi dan menaati segala perintah dan larangan beliau,

menyesuaikan dengan cintanya (tidak berlebihan dan tidak pula

melupakan), memuliakan Rasulullah saw., dan bershalawat untuk

Rasulullah saw., rindu berjumpa dengan beliau.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Mahabah ialah

perasaan kasih sayang, lupa akan kepentingan diri sendiri karena

mendahulukan cintanya kepada Allah.31

Kata mahabbah berasal dari

kata ahabba, yuhibbu, mahabatan, yang secara harfiah berarti

mencintai secara mendalam, atau kecintaan, cinta yang mendalam.

Dalam Mu‟jam al-falsafi, Jamil Shaliba mengatakan, mahabbah

adalah lawan dari al-bughd yakni cinta adalah lawan dari benci.

mahabbah dapat pula berarti al-wudd, al-mawaddah, yakni kasih

atau sayang. Selain itu, mahabbah dapat pula berarti kecenderungan

pada sesuatu yang sedang berjalan dengan tujuan untuk memperoleh

kebutuhan baik yang bersifat material maupun spiritual, seperti

cintanya seseorang yang kasmaran (termabuk cinta) pada sesuatu

yang dicintainya, orang tua kepada anaknya, sesorang kepada

sahabat-sahabatnya, suatu bangsa terhadap tanah airnya, atau

seorang pekerja kepada pekerjaannya.32

h) Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali mendefinisikan mahabbah sebagai “Cinta

adalah suatu kecondongan naluri terhadap suatu hal yang

menyenangkan”. Menurut Imam Al-Ghazali, kadar cinta itu

ditentukan oleh tiga faktor, yakni:

31

Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta: PT. Media

Pustaka Phoenix, 2012), h. 549. 32

Hamzah Tualeka dkk, Akhlak Tasawuf, (Surabaya: IAIN SA Press, 2011), h. 317.

Page 29: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

18

(1) Cinta tidak akan terjadi tanpa proses pengenalan

(ma‟rifah) dan pengetahuan.

(2) Cinta terwujud sesuai dengan tingkat pengenalan dan

pengetahuan.

(3) Manusia tentu mencintai dirinya.33

Selain itu sebab-sebab tumbuhnya cinta dalam diri kepada Allah

adalah dikarenakan oleh berbagai hal yang disebutkan dalam berbagai hal

dibawah ini :

(1) Cinta kepada diri sendiri, kekekalan, kesempurnaan, dan

keberlangsungan hidup.

(2) Cinta kepada orang yang berbuat baik.

(3) Mencintai diri orang yang berbuat baik meskipun

kebaikannya tidak dirasakan.

(4) Cinta kepada setiap keindahan.

(5) Kesesuaian dan keserasian

Kata mahabbah tersebut selanjutnya digunakan untuk

menunjukkan suatu paham atau aliran cinta ketuhanan dalam ilmu

tasawuf. Dalam kaitan ini, maka yang menjadi obyek mahabbah lebih

tertuju kepada Allah.

Dari sekian banyak arti mahabbah sebagaimana telah dikemukakan

diatas, tampaknya, ada juga yang cocok dengan arti mahabbah yang

dikehendaki dalam tasawuf, yaitu mahabbah yang artinya adalah kecintaan

mendalam secara ruhiyah-qalbiyah kepada tuhan (Allah).

Mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba yang mencintai-Nya

itu selanjutnya dapat mengambil bentuk iradah dan rahmat Allah yang

diberikan kepada hambanya dalam bentuk pahala dan nikmat yang

melimpah. Mahabbah berbeda dengan ar-raghbah, karena mahabbah

adalah cinta yang tanpa dibarengi dengan harapan pada hal-hal yang

33

Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin Maa Muqaddimah Fi at-Tasawwuf al-Islami wa

Dirasah Takhliliyyah Lisyakhsiyyah al-Ghazali wa Falsafah fi al-Ihya Jilid IV, (Kediri: Dar al-

Ummah, t.th), h. 228.

Page 30: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

19

bersifat duniawi, sedangkan ar-raghbah adalah cinta yang disertai

perasaan rakus, keinginan yang kuat dan ingin mendapatkan sesuatu,

walaupun harus mengorbankan segalanya. Mahabbah kepada Allah berarti

mencintai Allah karena keagungan Allah, sedangkan ar-raghbah

kepada Allah yaitu mencintai Allah untuk mendapatkan mendapatkan

hadiah (surga) dari Allah.

Apabila dilihat dari pengertian pendidikan yang telah dibahas

sebelumnya, pendidikan adalah suatu proses dalam mengembangkan

potensi manusia menjadi pribadi manusia yang dewasa dan memiliki

pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, akhlaq yang baik serta mandiri

melalui kegiatan pembelajaran diharapkan tercapai dengan sempurna

sedangkan cinta adalah ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur

karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang

menimbulkan tanggung jawab. Sedangkan cinta adalah sebuah ungkapan

perasaan (kasih sayang) dan simpati yang diberikan kepada seseorang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan cinta adalah

sebuah proses mengembangkan potensi dalam hal ini ungkapan rasa

sayang dan simpati kita kepada seseorang.

b. Tingkatan Cinta

Imam Ibnu Rajab Al-Hambali membagi derajat (tingakatan) cinta

kepada Rasulullah saw. menjadi dua tingakatan, dengan demikian jika

seseorang menyempurnakan dua tingkatan ini seorang akan memiliki

kecintaan yang sempurna kepada sunnah Rasulullah saw. yang ini

merupakan tanda kesempurnaan iman dalam dirinya. Adapun dua tingkatan

tersebut adalah:

a) Tingkatan Yang Fardhu (Wajib)

Pada tingkatan pertama yakni tingkatan yang fardhu „wajib

yaitu kecintaan kepada Rasulullah saw. yang mengandung konsekuensi

menerima dan mengambil semua petunjuk yang dibawa oleh

Rasulullah saw. dari sisi Allah dengan (penuh rasa) cinta, ridha,

hormat dan patuh, serta tidak mencari petunjuk dari selain jalan

Page 31: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

20

(sunnah) Rasulullah saw. secara utuh. Kemudian, mengikuti dengan

baik agama yang Rasulullah saw. sampaikan dari Allah, dengan

membenarkan semua berita yang beliau sampaikan, menaati semua

kewajiban yang beliau perintahkan, maninggalkan semua perbuatan

haram yang dilarangnya, serta menolong dan berjihad (membela)

agamanya, sesuai dengan kemampuan unutk (mengahadapi) orang-

orang yang menentangnya. Tingkatan ini harus dipenuhi (oleh setiap

muslim) dan tanpa keimanan (seseorang) tidak akan sempurna.

b) Tingkatan Fadhl (Keutamaan/Kemuliaan)

Pada tingkatan kedua yakni tingkatan fadhl yaitu kecintaan

(kepada Rasulullah saw. yang mengandung konsekuensi meneladani

Rasulullah saw. dengan baik, mengikuti sunnah Rasulullah saw.

dengan benar, dalam tingkah laku, adab (etika), ibadah-ibadah sunnah

(anjuran), makan, minum, pakaian, pergaulan yang baik dengan

keluarga, serta semua adab Rasulullah saw. yang sempurna dan akhlak

beliau yang suci. Demikian juga memberikan perhatian (besar) untuk

memahami sejarah dan perjalanan hidup Rasulullah saw., rasa senang

dalam hati dengan mencintai, mengagungkan dan memuliakan

Rasulullah saw., senang mendengarkan ucapan (hadits) Rasulullah

saw., dan selalu (mendahulukan) ucapan Rasulullah saw., di atas

ucapan selain Rasulullah. Dan termasuk yang paling utama dalam

tingkatan ini adalah meneladani Rasulullah saw. sikap zuhud beliau

terhadap dunia, mencukupkan diri dengan hidup seadanya (sederhana)

di dunia, dan kecintaan Rasulullah saw. kepada (balasan yang

sempurna) di akhirat (kelak).”34

3. Syair Burdah

a. Pengertian Syair

Syair, seringkali kita mendengar istilah tersebut dalam buku-buku

34

Ibn Rajab al-Hanbali, Istinsyaq Nasim Al Uns Istinsyaq Nasim Al-Uns Min Nafahat

Riyat Al-Quds, ( Maktab Al Islami, 1411 H ) h. 34-35.

Page 32: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

21

sejarah kebudayaan bangsa Arab terutama pra Islam. Istilah tersebut

secara etimologis diambil dari asal kata شعورا شعرا يشعر شعر yang berarti

mengetahui, merasakan, sadar, mengomposisi atau mengubah sebuah

syair. Sedangkan menurut Jurji Zaidah, syair berarti nyanyian (al-ghina),

lantunan (insyadz), atau melagukan (tartil). Asal kata ini telah hilang dari

bahasa Arab, namun masih ada dalam bahasa lain seperti syuur dalam

bahasa Ibrani yang berarti suara, nyanyian, melantunkan lagu. Kata syair

berasal dari شير (syir) yang artinya syair atau nyanyian-nyanyian yang

terdapat dalam kitab Taurat juga menggunakan nama ini.35

Secara terminologi, dalam Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa

syair adalah ucapan yang atau susunan kata yang fasih yang terikat dengan

rima (pengulangan bunyi) dan matra (unsur irama yang berpola tetap) dan

biasanya mengungkapkan imajinasi yang indah dan berkesan memikat.

Dalam bahasa Melayu/Indonesia, satu koplet syair biasanya terdiri dari

empat baris yang berahiran sama yaitu a,a,a,a. Sementara Ibnu Rasyiq

lebih mempertegas adanya unsur kesengajaan, sebagaimana ia berkata:

“Sesungguhnya syi‟ir terdiri dari empat hal, yaitu lafadz, wazan, makna

dan qafiah. Ini batasan syi‟ir, karena ada sebuah ungkapan yang berirama

dan berqafiah tetapi tidak dapat dikatakan syi‟ir, karena tidak dibuat-buat

dan tidak dimaksud syi‟ir seperti Al-Qur‟an dan Hadits nabi.”36

Puisi dalam bahasa Arab biasa dikenal dengan “Syi‟ir/syair”.

Dalam sejarah kesusasteraan Arab, syair digunakan untuk

menggambarkan keadaan hidup masyarakat di kala itu, di mana mereka

sangat fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga syair-syair

yang muncul tidak jauh dari pembanggaan kabilah masing-masing.

Di Indonesia, syair adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya

terdiri atas empat larik yang bersajak sama, isinya merupakan kisahan

35

Akhmad Muzakki, op. cit., h. 41. 36

Wargadinata, Wildana dan Fitriani, Laily, Sastra Arab dan Lintas Budaya, (Malang:

UIN Malang Press, 2008), h. 25.

Page 33: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

22

yang mengandung unsur mitos maupun sejarah, atau merupakan ajaran

falsafah/agama.37

Kehadiran sajak atau rima inilah yang memberi

kekhasan karya sastra puisi dibandingkan dengan karya sastra lain.

b. Pengertian Burdah

Burdah adalah karya sastra Arab (pujian untuk Nabi

Muhammad saw.) yang digubah oleh Imam Bushiri, nama lengkapnya

Abu Abdillah Syarafuddin Muhammad bin Said bin Hammad ash-

Shanhaji, lahir pada tahun 1213 M atau 608 H di Dalaash Maroko dan

dibesarkan di Desa Bushir Mesir.38

Burdah atau nama populernya Syair

Burdah biasanya berada di dalam satu kitab yang dinamakan kitab

Barzanji, nama kitab ini di ambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh

Ja‟far Al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim (1690-1766). Ja‟far di

lahirkan di Madinah dan menghabiskan hidupnya di sana.39

Secara bahasa, kata Burdah mengandung banyak arti yaitu

selimut, sorban, selendang, atau kain wol hitam yang biasa dipergunakan

untuk berselimut.40

Sedangkan versi yang lain mengatakan bahwa kata

Burdah memiliki arti baju (jubah) kebesaran khalifah yang merupakan

atribut utama khalifah yang dapat membedakan antara khalifah dengan

para pejabat negara lainnya, teman-teman, dan masyarakat pada

umumnya. Sedangkan secara istilah, Burdah adalah sebuah nama Syair.41

yang digubah oleh Imam Bushiri dengan jumlah bait sebanyak 160 bait.42

Syair Burdah karya Imam Bushiri adalah salah satu bentuk

syair yang paling masyhur di kalangan masyarakat. Syair ini dibuat

sebagai wujud penghormatan terhadap Nabi Muhammad saw. agar

beliau mendapat syafa‟at di yaumul qiyamah. Syair Burdah memiliki

37

Hasanuddin, Ensiklopedi Sastra Indonesia, (Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2007),

h.782. 38

Mohammad Tolchah Mansoer, Op.cit., h. 14.

39

Tata Septayuda Purnama, Khazanah Peradaban Islam, (Jakarta: Tinta Medina, 2011),

h. 139.

40

Khairi, Islam & Budaya Masyarakat, (Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2010), h. 230.

41

Ibid., h. 229.

42

Khairi, loc.cit., h. 230

Page 34: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

23

bait yang berjumlah 160. Syair Burdah dinilai oleh para sastrawan Arab

sangat bernilai tinggi gaya bahasa, bentuk-bentuk bait, serta alur

pemikirannya yang telah berpengaruh kepada banyak para sastrawan.43

Pengaruh tersebut tidak hanya di kalangan sastrawan saja, namun juga

pada masyarakat awam karena bait-baitnya banyak dibaca dalam

upacara peringatan maulid Nabi dan hari-hari besar Islam lainnya,

tidak terkecuali di Indonesia, terutama di Pesantren Salaf dan di

kampung-kampung.

Syair Burdah biasanya dibaca dalam acara pembacaan shalawat

atau dhiba‟. Kebanyakan yang menggunakan Syair Burdah ini

membacanya dengan cara melantunkan melalui lagu-lagu, baik yang

berasal dari lagu yang sudah ada dengan mengganti liriknya, maupun

membuat lagu sendiri.

Sehingga dapat disimpulkan Syair Burdah karya Imam Bushiri

adalah salah satu bentuk syair yang paling masyhur di kalangan

masyarakat. Syair ini dibuat sebagai wujud penghormatan terhadap nabi

Muhammad saw. agar beliau mendapat syafa‟at di yaumul qiyamah.

c. Fungsi Syair Burdah

Syair Burdah mempunyai beberapa fungsi dalam pelafalannya,

diantara fungsi dari Syair Burdah ini diantaranya:44

1) Fungsi Burdah bagi Sang Penyair

Analisis struktur isi Syair Burdah menunjukkan bahwa karya

yang ia buat ditujukan oleh pengarangnya untuk mengekspresikan

rasa cinta yang dalam kepada Nabi saw.. Selanjutnya ungkapan rasa

cinta tersebut dimaksudkan oleh Imam Bushiri sebagai sarana

(wasilah) untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit stroke yang

dialaminya, syafa‟at Nabi dan ampunan Allah.

43

Khariri. Estetika Qashidah al-Burdah Karya al-Bushiri, Jurnal Ibda Vol. 6, No. 2,

2007, h. 270. 44

Nihayah, Ulin, Konsep Seni Qasidah Burdah Imam Al Bushiri Sebagai Alternatif

Menumbuhkan Kesehatan Mental, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 34, No.1, 2014

Page 35: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

24

2) Fungsi Burdah bagi masyarakat Arab.

Pada masyarakat Arab yang mengamalkan Syair Burdah,

karya ini memiliki fungsi manfaat dan hiburan. Fungsi manfaat dari

karya ini mencakup aspek agama, spiritual dan pendidikan. Berkaitan

dengan aspek spiritual, Syair Burdah difungsikan untuk

menyembuhkan penyakit rohani, jasmani dan penolak bala.

Pengalamannya diintegrasikan pada pelaksanaan shalat fardu atau

dikaitkan kepada bilangan dan waktu tertentu, misalnya hari dan

malam Jum‟at. Sehubungan dengan aspek kependidikan, pembacaaan

Syair Burdah difungsikan sebagai kegiatan ekstra kulikuler bagi para

pelajar dan sebagai salah satu buku ajar dalam bidang akhlak dan

sejarah. Manfaat selanjutnya yaitu pembacaan Syair Burdah

difungsikan oleh para pembacanya untuk mendapatkan kenikmatan

dan hiburan melalui irama, pilihan kata dan keindahan bahasanya

3) Fungsi Syair Burdah bagi masyarakat dan pesantren.

Fungsi Syair Burdah bagi masyarakat dan Pesantren,

mempunyai fungsi sama seperti masyarakat Arab, yaitu berupa fungsi

manfaat mencakup agama, spiritual dan pendidikan.

a) Pertama, Fungsi keagamaan Syair Burdah dapat diketahui

melalui pengamalan matan Burdah secara keseluruhan sebagai

amal ibadah. Pengalaman mereka didasarkan atas alasan

bahwa Burdah itu selaras dengan Al-Qur‟an dan sunnah serta

didorong oleh kecintaan kepada Nabi dan rasa hormat kepada

ulama (Imam Bushiri). Mereka memandang Imam Bushiri

sebagai wali Allah yang layak untuk diminta barakanya.

Disamping itu, bait-bait Syair Burdah tertentu diamalkan

secara integral dengan ibadah shalat fardu. Bait ke-79,

misalnya dibaca sebanyak tiga kali setelah shalat maghrib

dengan tujuan untuk memperoleh kekuatan dalam beragama.

b) Kedua, fungsi spiritual tampak dalam khasiat faedah yang

dikandung Syair Burdah. Bait-bait Syair Burdah memiliki tiga

Page 36: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

25

fungsi spiritual yaitu: mengobati penyakit rohaniah,

jasmaniah, dan sebagai penolak bala. Untuk memperoleh

khasiat tersebut, Syair Burdah yang dilakukan dengan kaitan

perkembangan individu, upacara-upacara keagamaan,

pertanian, perdaganagan, kegiatan amar ma‟ruf nahi mungkar,

pengobatan, permintaan keputusan dari Allah bagi yang sakit

keras dan hal – hal yang magis.

c) Ketiga, fungsi pendidikan pada Syair Burdah ini dengan

memberikan pengajaran kepada santri dan masyarakat, baik

secara langsung maupun tida langsung. Ia (Syair Burdah)

dipandang sebagai salah satu sumber ajaran Islam dalam hal

mencintai Nabi dan memujinya, serta mengetahui berbagai

mukjizatnya.

d) Keempat, fungsi hiburan dapat diketahui oleh masyarakat

Indonesia untuk menghibur diri, menggairahkan santri atau

jama'ah dan menyenangkan pihak pengundang. Karena itu

masyarakat Indonesia membaguskan suaranya,

mengimprovisasikannya, dan memvariasikannya.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitian terdahulu yang

menyangkut tentang nilai-nilai pendidikan. Penelitian-penelitian tersebut

digunakan sebagai acuan dan referensi untuk memahami nilai-nilai pendidikan

yang akan menjadi objek dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

Penelitian pertama, dilakukan oleh M. Fanji Aferoes dengan Skripsinya

yang berjudul “Nilai Pendidikan Islam dalam Puisi “Sujud” Karya Gus Mus”

(Skripsi UIN 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai pendidikan

Islam yang terdapat dalam puisi “Sujud” karya Gus Mus, sehingga masyarakat

mengetahui dan dapat mengimplementasikan nilai pendidikan Islam dalam

kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah

metode kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis puisi “sujud”

Page 37: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

26

karya Gus Mus tersebut dengan nilai pendidikan Islam. Hasil penelitian yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwasanya nilai pendidikan yang dipesankan

Gus Mus dalam puisinya yang berjudul “Sujud” adalah nilai keimanan, nilai

ketakwaan, nilai tawadhu‟, dan nilai tawakal.45

Penelitian kedua, dilakukan oleh Sayyidina Luthfir Rahman dengan

skripsinya yang berjudul “Nilai-Nilai Akhlak yang Terkandung dalam Kitab

Simtud Duror Karangan Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-

Habsyi” (Skripsi UIN 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-

nilai akhlak dan bait-bait yang berisi tentang biografi Nabi Muhammad saw.

dalam kitab Simtud Duror karangan Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain

Al-Habsyi. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil

penelitian ini menunjukkan Nilai-nilai akhlak yang terkandung di dalam kitab

Simtud Duror: pertama, akhlak kepada Allah Swt. di antaranya memuji nama-

Nya, mengharap ridho, bersyukur. Kedua, akhlak kepada makhluk baik

manusia maupun selain manusia (hewan, tumbuh-tumbuhan dan sumber daya

alam) di antara akhlak kepada manusia adalah akhlak kepada Nabi

Muhammad saw., akhlak kepada orang tua dan akhlak terhadap diri sendiri.

Penulis mendapatkan hasil penelitiannya berupa, pertama akhlak kepada Allah

Swt. yaitu menyucikan dan memuji asma-Nya, memohonkan ridho, dan

bersyukur, kedua akhlak kepada Rasulullah saw. yaitu membacakan shalawat

ketika disebutkan namanya, ketiga akhlak kepada diri sendiri yaitu malu, jujur,

zuhud, tekad kuat, lemah lembut, dan dermawan, keempat berkeluarga yaitu

memilih pasangan hidup yang baik, adil, dan kasih sayang, kelima akhlak

bermasyarakat yaitu memenuhi undangan tanpa membeda-bedakan dan

berkata jujur walaupun dalam bergurau.46

Penelitian ketiga, dilakukan oleh Safitri Romadhoni dengan skripsinya

yang berjudul “Pendidikan Akhlak Dalam Shalawat Burdah Karya Imam Al-

45

M. Fanji Aferoes, “Nilai Pendidikan Islam dalam Puisi “Sujud” Karya Gus Mus”,

Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017, h.i, tidak dipublikasikan. 46

Sayyidina Luthfir Rahman, “Nilai-nilai Akhlak yang Terkandung dalam Kitab Simtud

Duror Karangan Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husaeni Al-Habsyi”, Skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017, h. i, tidak dipublikasikan.

Page 38: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

27

Bushiri” (Skripsi IAIN Surakarta 2017). Tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi Pendidikan Akhlak Dalam Shalawat Burdah Pasal III

tentang Sanjung Puji untuk Sang Nabi Karya Imam Al-Bushiri. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualtitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Shalawat Burdah dalam artian kata sepotong kain menyelimuti badan atau

selendang tetapi yang dimaksud dengan burdah di sini adalah syair syair yang

mengandung pujian, sholawat, peristiwa isra dan mikraj, jihad, mukjizat, dan

akhlak budi pekerti nabi kita Muhammad saw yang baik. Adapun Pendidikan

Akhlak yang terkandung dalam shalawat burdah diantaranya adalah 1) Taat

kepada Allah Swt., 2) sabar, 3) shiddiq, 4) sopan santun, 5) lemah-lembut, 6)

dermawan, 7) ramah-tamah.47

Setelah penulis melihat dari penelitian yang sudah ada, skripsi ini

memiliki perbedaan dari skripsi yang sudah ada dan ditulis oleh penulis-

penulis sebelumnya, dan yang membedakannya adalah objek penelitiannya,

dalam skripsi ini adalah Pendidikan Cinta dalam Syair Burdah Karya Imam

Bushiri.

47

Safitri Romadhoni, “Pendidikan Akhlak dalam Shalawat Burdah Karya Imam Al-

Bushiri”, Skripsi pada IAIN Surakarta, Surakarta, 2017, h. xi, tidak dipublikasikan.

Page 39: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Menurut Sugiyono objek penelitian adalah “Sesuatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”48

Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah pendidikan cinta yang

terdapat dalam Syair Burdah di mana di dalam Syair Burdah itu sendiri

mengandung pendidikan cinta. Sedangkan waktu penelitian berisi penjelasan

kapan penelitian dilakukan (semester, tahun pelajaran) dan lamanya penelitian

dilakukan dalam penelitian kualitatif tempat penelitian biasa disebut latar atau

setting penelitian. Latar berisi penjelasan secara rinci situasi sosial meliputi

lokasi, tempat aktivitas atau tokoh saat diteliti.49

Penelitian yang berjudul

“Pendidikan Cinta dalam Syair Burdah Karya Imam Bushiri” ini dilaksanakan

dengan pengaturan waktu sebagai berikut: 5 April 2018 sampai dengan

selesai digunakan untuk pengumpulan data mengenai sumber-sumber

tertulis yang diperoleh dari buku, jurnal, dan internet mendukung penelitian

terutama yang berkaitan tentang pendidikan cinta dan Syair Burdah.

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu.50

48

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2016), h. 38.

49

Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: FITK UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, 2015),

h. 61.

50

Sugiyono, loc.cit., h. 6.

Page 40: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

29

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang

diperoleh (berupa kata-kata, gambar dan perilaku) tidak dituangkan dalam

bentuk bilangan atau angka melainkan tetap dalam bentuk kualitatif,

sifatnya menganalisa dan memberi pemaparan mengenai situasi yang

diteliti dalam bentuk naratif.51

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan

(library research) yakni mengumpulkan, menelaah mengkaji data atau

karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan objek penelitian atau

pengumpulan data yang bersifat kepustakaan.52

2. Sumber Data Penelitian

Untuk mendapatkan data yang valid, maka diperlukan sumber

penelitian yang valid pula. Dilihat dari sumber datanya, maka penelitian

ini menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data penelitian

adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dalam ini

adalah Syair Burdah. Sedangkan data sekunder merupakan data yang

mendukung data primer, yaitu buku-buku dan literatur yang relevan

dengan penelitian ini. Data sekunder yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah buku, jurnal dan sumber literatur lainnya

mengkaji tentang pendidikan terkait konsep pendidikan Islam.

3. Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan

pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan dan materi-materi lain

yang telah terkumpul untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai

materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa

yang sudah ditemukannya kepada orang lain.53

51

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 2007), h. 39. 52

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),

h. 60-61. 53

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada,2011), h. 85.

Page 41: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

30

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data

(content analysis) dalam bentuk deskriptif, yaitu berupa catatan informasi

faktual yang menggambarkan segala sesuatu apa adanya dan mencakup

penggambaran secara rinci dan akurat terhadap berbagai dimensi yang

terkait dengan semua aspek yang diteliti.54

Maka, disini penulis

menggambarkan permasalahan yang dibahas dengan mengambil materi

materi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji, kemudian dianalisis

dan dipadukan menjadi suatu kesimpulan utuh.

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kepustakaan, metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian berupa data-data kepustakaan yang telah

dipilih, dicari, disajikan dan dianalisis. Sumber data penelitian ini mencari

data-data kepustakaan yang substansinya membutukan tindakan

pengolahan secara filosofis dan teoritis. Studi pustaka di sini adalah studi

pustaka tanpa disertai uji empirik.55

Data yang disajikan adalah data yang

berbentuk kata yang memerlukan pengolahan supaya ringkas dan

sistematis.56

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan mengumpulkan buku-buku tentang nilai, pendidikan dan ṭahārah.

Kemudian dipilih, disajikan dan dianalisis serta diolah supaya ringkas dan

sistematis.

Penelitian ini merupakan library research, seluruh pengumpulan

datanya menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan jalan membaca,

mengkaji, mempelajari literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang

akan dibahas. Dalam hal ini, teknik yang digunakan adalah record.

54

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 159. 55

Muhadjir Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998),

h. 159. 56

Ibid., h. 29.

Page 42: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

31

Rekord (dokumentasi) adalah menghimpun data-data yang menjadi

kebutuhan penelitian dari berbagai dokumen yang ada baik berupa buku,

artikel, jurnal dan lainnya sebagai data penelitian.

2. Teknik Pengolahan Data

Analisis adalah serangkaian upaya sederhana tentang bagaimana

data penelitian pada gilirannya dikembangkan dan diolah ke dalam

kerangka kerja sederhana.57

Data yang sudah terkumpul kemudian

dianalisis untuk mendapatkan informasi, namun terlebih dahulu data

tersebut diseleksi atas dasar reliabilitasnya. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisi data berupa analisis isi (content analysis).

Analisis isi merupakan analis ilmiah tentang isi pesan suatu data terkait

dengan Syair Burdah karangan Imam Bushiri.

57

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor. Indonesia,

2004,) h. 70.

Page 43: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Biografi Imam Bushiri

Imam Bushiri merupakan seorang penyair dan tokoh tasawuf yang

terkenal di Alexandria Mesir.58

Ibn Hajar Al-Haitami menyebut beliau

sebagai As-Syaikh, Al-Imam, Al-„Arif, Al-Kamil, Al-Hamam, Al-

Mutafannin, Al-Muhaqqiq, Al-Baligh, Al-Adib, Al-Mudaqqiq, Imamus

Syu‟ara‟, Asy‟arul „Ulama‟, Balighul Fushaha‟ dan Afshahil Bulagha‟.59

Sebutan-sebutan tersebut memperlihatkan bahwa Ibn Hajar mengenal

Imam Bushiri sebagai sosok yang mendalam ilmunya, memiliki derajat

tertentu dalam ma‟rifat billah dan memiliki keluasan ilmu dalam bidang

sastra Arab. Imamus Syu‟ara‟ memperlihatkan bahwa Imam Bushiri

adalah pemuka para ahli syair di masanya, dan Asy‟arul Ulama‟

menunjukkan bahwa ilmu yang beliau dalami tidak terbatas soal yang

berhubungan dengan bahasa Arab, tapi juga agama Islam.

Meskipun Imam Bushiri terkenal di daerah Alexandria, akan tetapi

sebenarnya Imam Bushiri merupakan tokoh kelahiran Maghrib atau yang

saat ini lebih dikenal dengn Maroko. Imam Bushiri dilahirkan dengan

nama asli Abu Abdullah Muhammad bin Sa‟ad bin Hammad bin

„Abdullah As-Kabila Bani Habnun dari Maroko. Penyebutan nisbat

Al-Bushiri pada nama Sonhaji Al-Bushiri pada tanggal 1 Syawal 608.60

Imam Bushiri dibesarkan di sebuah daerah di Mesir bernama Bushair,

salah satu daerah kekuasaan Bani Suwaif. Daerah Bushair merupakan

daerah asal Ibu dari Imam Bushiri dan merupakan tempat dibesarkannya

Imam Bushiri.61

58

Ali Najib „Athuwi, Al-Bushiri Sya‟ir al-Madaikh an-Nubuwah, (Beirut : Dar al-Kitab

al-„Ilmiyah, 1995), h. 79. 59

Ahmad bin Muhammad bin Hajar al-Haitami, al-Mankh al-Makiyah Fi as-Syarkh al-

Hamziyah, Jilid III, (Beirut : Dar al-Khawi, 1998), h. 342. 60

Ali Najib „Athuwi, loc. cit., h. 87. 61

Ibid, h. 87.

Page 44: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

33

Imam Bushiri awalnya belajar menghafal Al-Qur‟an kepada ayahnya

sendiri serta mempelajari ilmu pengetahuan dasar lainnya di Masjid

Syaikh Abd Az-Zhahir.62

Kemudian Imam Bushiri pergi ke Kairo Mesir

untuk memperdalam ilmu agama, ilmu-ilmu tentang Arab dan

kesusastraan. 63

Imam Bushiri di Kairo menjadi sastrawan dan Penyair

yang handal. Kemahirannya dalam bidang sastra syair melebihi Penyair

pada zamannya.64

Basam Muhammad Barud dalam Al-„Umdah Syarah

Burdah menyatakan bahwa Imam Bushiri adalah sosok yang tegas, cerdas

dan memiliki tulisan yang bagus. Imam Bushiri memiliki tulisan yang

bagus dan memperoleh pekerjaan di Kairo serta beberapa tempat lain. Ia

juga pernah bekerja menjadi semacam sekertaris di Balbais, wilayah dekat

Mesir.65

Dia adalah seorang murid sufi besar, Imam As-Syadzili dan

penerusnya yang bernama Abdul Abbas Al-Mursi-anggota Tarekat

Syadzaliyyah. Imam Bushiri juga menganut madzhab Syafi‟i yang

merupakan mayoritas di Mesir. Imam Bushiri pada mulanya bekerja

sebagai penyalin naskah-naskah. Kemudian mengalami pengembaraan

spiritual sebagai peniti tasawuf. Dia menjadi murid setia Syekh Abdul

Abbas Al-Mursi, pemegang mata rantai Tarekat Syadzaliyah pasca

wafatnya Syekh Abdul Hasan Asy-Syadzali. Ajaran tasawuf dari Syekh

Abdul Abbas Al-Mursi begitu berkesan dalam mengubah pandangan hidup

Imam Bushiri untuk menjadi seorang sufi.66

Imam Bushiri dikenal dekat dengan Syaikh Abbas Al-Mursi, yang

dikenal sebagai seorang wali qutb dan murid utama dari Imam Abu Hasan

As-Syadzili, pendiri tarikat syadziliyah. Hal ini mempengaruhi diri Imam

62

Masykuri Abdurrahman, Burdah Imam al-Bushairy:Kasidah Cinta dari Tepi Nil untuk

Sang Nabi, (Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2009), h. XIX. 63

Irfan Firdaus, 37 Biografi Tokoh Muslim Dunia Paling Berpengaruh, (Yogyakarta:

Laras Media Prima, 2014), h. 213. 64

Tolchah Mansoer, Sajak al Burdah dan al-Imam Muchammad al Bushiriy,

(Yogyakarta: Menara Kudus, 1974), h. 11. 65

Bassam Muhammad Barud, al-„Umdah Fi as-Syarkh al-Burdah, (Beirut : Dar al-Fatkh

Li an-Nasr, 2004), h. 23.

66 Masykuri Abdurrahman, op. cit., h. XX.

Page 45: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

34

Bushiri dan membentuknya sebagai seorang sastrawan sekaligus sufi.

Imam Bushiri tidak hanya pandai menyusun kata-kata indah, tapi juga

mengisi kata-kata tersebut dengan muatan-muatan rasa cinta kepada Allah

dan Rasul-Nya. „Ali Mubarak berkata: Imam Bushiri dan Ibn Athaillah as-

Sakandari adalah murid Abil Abbas Al-Mursi. Beliau menganugrahkan

pada Imam Bushiri kepiawaian bersyair, dan pada Ibn Athaillah, pemilik

kitab Al-Hikam, kepiawaian bernarasi.

Imam Bushiri juga pernah memegang jabatan waliyul-hisbah

(semacam badan pengawas pelaksanaan syariat). Hal ini menunjukkan

betapa hebatnya Imam Bushiri terutama dalam hal Fikih, sebab jabatan

hisbah biasanya selalu dipegang oleh orang-orang yang mengerti betul

mengenai seluk beluk hukum Islam (fikih).67

Imam Bushiri hidup pada masa perpindahan kekuasaan Dinasti

Ayyubiyah ke Dinasti Mamluk Bahriyah. Pada saat itu terjadi pergolakan

politik yang terus menerus terjadi dengan disertai kemerosotan akhlak.68

Hampir setiap suksesi kepemimpinan selalu diwarnai oleh kudeta,

kekerasan, dan pertumpahan darah. Itulah sebabnya, masa kekuasaan

masing-masing Sultan, baik dari Dinasti Bani Ayyub maupun Dinasti

Mameluk, rata-rata cukup singkat. Hanya beberapa saja di antaranya yang

berkuasa cukup lama. Ditambah lagi, perang melawan tentara Salib terus

berkecambuk sejak 1096. Akhirnya para elit politik lebih berkonsentrasi

untuk merebut ataupun mempertahankan kekuasaan. Rakyat relatif tidak

terurus dan terjerat oleh kesulitan ekonomi. Kondisi semakin parah

menyusul diberlakukannya aturan wajib militer. Rakyat diwajibkan konon

dipaksa ikut berperang melawan tentara Salib.69

Meskipun Imam Bushiri hidup pada masa yang penuh dengan

pergolakan politik, namun kondisi tersebut tidak menyurutkan Imam

Bushiri untuk menciptakan karya-karya yang monumental. Imam Bushiri

adalah Penyair yang sangat produktif. Secara garis besar, karya-karya

67

Ibid., h. XX. 68

Fadhil Munawwar Mansur, op. cit. 69

Muhammad Adib, op. cit., h. 8.

Page 46: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

35

sastranya terklasifikasi menjadi dua kategori. Pertama, karya sastra yang

bernuansa keagamaan, terutama yang mengetengahkan sejarah hidup dan

shalawat Nabi Muhammad saw.. Beberapa contoh karyanya antara lain:70

1. Al-Kawakib ad-Durriyyah fi Madh Khair al-Bariyyah yang

kemudian dikenal dengan nama Burdah.

2. Al-Qashidah al-Muhammadiyyah, syair berjumlah 15 bait yang

menjadi salah satu tembang dalam album pertama grup Langitan

pada sekitar 1997.

3. Al-Hamziyyah fi al-Mada‟ih an-Nabawiyah, berjumlah sekitar 427

bait, sehingga dianggap sebagai salah satu karya terbesar Imam

Bushiri.

4. Dzakhr al-Ma‟ad fi Wazn Banat Su‟ad, syair ini berjumlah 204

bait yang dia gubah sebagai pembanding syair Banat Su‟ad

gubahan Ka‟ab ibn Zuhair yang sangat lgendaris.

5. Al-Qashidah al-Mudhariyyah fi ash-Shalah „ala Khair al-

Bariyyah, berjumlah sekitar 39 bait.

6. Hukm al-Hawa, syair berjumlah 30 bait yang memuat tentang

bahaya menuruti hawa nafsu.

Kedua, karya sastra kategori umum, misalnya yang memuat keluhan

hati, ekspresi kebahagiaan, dan pujian atau kritik terhadap seseorang.

Berikut beberapa karyanya:71

1. Katab Al-Masyib, syair berjumlah sekitar 141 yang

mengekspresikan rasa kagumnya terhadap dua guru Tarekat

Syadzaliyyah yang dianutnya, yaitu al-Hasan asy-Syadzili (w. 656)

dan Abu al-Abbas al-Mursi (w. 686).

2. Asy Ba‟d Maut, syair berjumlah empat bait yang memuat

kegelisahannya setelah disiarkan telah meninggal dunia oleh

seseorang.

70

Ibid., h. 18 71

Ibid.

Page 47: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

36

3. Mustakhdimun wa Syayathin, syair berjumlah empat bait yang

digubahnya sebagai reaksi setelah keledai kesayangannya hilang

dicuri orang.

4. Fadhluk Awwal, syair berjumlah lebih dari 150 bait yang

menuturkan rasa kagumnya terhadap Sultan al-Izz Aibak

(w. 1227), penguasa Damaskus, atas beragam prestasinya dalam

bidang pendidikan.

Setelah menjalani kehidupan selama sekitar 82 tahun, pada penghujung

abad ke-13 M, tepatnya pada 1925, Imam Bushiri menghembuskan nafas

terakhirnya dengan tenang di Iskandaria. Konon jenazahnya dikebumikan

di dekat bukit al-Mughaththam, berdekatan dengan makan Muhammad ibn

Idris AsySyafi‟i (w. 820), tokoh sentral Madzhab Syafi‟i.72

B. Pendidikan Cinta yang Terkandung di Syair Burdah Karya

Imam Bushiri

Syair Burdah merupakan salah satu syair yang terkenal di

Indonesia dan banyak dilantunkan oleh masyarakat Indonesia dalam

berbagai macam kegiatan keagamaan seperti Maulid Nabi, kegiatan

pengajian ataupun kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Burdah dibuat

oleh Imam Bushiri dengan syair-syair yang berisi pujian kepada Nabi,

dengan maksud memohon syafaatnya.

Syair Burdah terdiri atas 160 bait yang ditulis dengan uslub (gaya

bahasa) yang puitis, menarik, lembut dan elegan. Imam Bushiri

menggambarkan kehidupan Nabi Muhammad saw. ke dalam bentuk bait-

bait puisi yang bisa dibaca dengan berbagai irama yang sangat indah dan

merdu. Dengan upaya ini, Imam Bushiri telah berhasil menanamkan

kecintaan umat Islam kepada junjungan Nabi Muhammad saw. sehingga

syairnya masih terus dibaca oleh umat Islam hingga saat ini.

72

Ibid.

Page 48: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

37

Selain rasa kasih sayang dan kecintaan yang mendalam terhadap

Nabi Muhammad saw. juga terdapat nilai-nilai sastera, sejarah dan moral

dalam syair tersebut. Dengan Syair Burdah ini, Imam Bushiri ingin

mengajak manusia, khususnya umat Islam untuk kembali mencontoh

kehidupan Nabi saw. yang uswatan hasanah (suri teladan yang baik).

Dengan kata lain, selain pendidikan untuk mencintai Rasulullah saw. juga

digambarkan sejarah hidup dan nilai-nilai moral yang terkandung dalam

kehidupan Rasulullah saw. sehingga umat Islam dapat meneladani

kehiudpan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pendidikan

cinta yang terkandung dalam Syair Burdah dapat dijelaskan sebagaimana

berikut:

1. Pendidikan Cinta Kepada Rasulullah

Sebagai syair cinta Rasul, sudah jelas bahwa yang dibicarakan

adalah sosok Rasulullah saw. yang tidak asing lagi bagi kita semua. Beliau

adalah Nabi terakhir sekaligus sulthan al-anbiya‟ wa al-mursaliin.

Kekaguman yang diungkapkan dalam Syair Burdah merupakan apresiasi

terhadap sosok Nabi Muhammad saw. yang begitu besar pengaruhnya bagi

umat manusia. Beliau adalah sebaik-baiknya ciptaan, manusia yang paling

baik akhlaknya, berbudi pekerti halus, santun. Melalui berbagai pujian dan

sanjungan yang dilantunkan oleh Imam Bushiri dalam Syair Burdah

karangannya tersebut diharapkan pembacanya dapat menimbulkan rasa

cinta kepada Rasulullah. Dengan demikian, maka tujuan utama dari

penyusunan Syair Burdah karangan Imam Bushiri adalah untuk

menanamkan rasa cinta kepada Rasulullah. Di awal bait, Imam Bushiri

tentunya tidak lupa bershalawat sebagai esensi dari syair shalawat sendiri

dan di bait pembuka mengungkapkan pengharapannya pada syafaat

Rasulullah.

على حبيبك خير اللق كلهم بدا ۞مولي صل وسلم دائما أ

الذي ت رجى شفاعتو ۞ لكل ىول من الأىوال مقتحم ب ىو البي

Page 49: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

38

Terlepas dari ungkapan cinta kepada Rasulullah, pada bait di atas

Imam Bushiri seolah sedang berbincang dengan Allah. Beliau memohon

kepada Allah agar shalawat dan salam tetap tercurah kepada kekasih-Nya

yang merupakan makhluk terbaik, kemudian dilanjut dengan pujian

kepada Rasulullah.

Cinta kepada rasulullah merupakan sifat yang harus dimiliki oleh

seluruh umat Islam di seluruh dunia karena cinta kepada Rasulullah

merupakan bentuk kecintaan (Mahabbah) yang harus dimiliki oleh setiap

umat Islam di seluruh dunia. Imam Al-Ghazali menyatakan dalam kitab

Ihya‟ Ulum ad-Din bahwa kecintaan umat Islam kepada Allah dan

Rasulullah merupakan bentuk kecintaan yang hukumnya fardhu „ain.73

Lebih lanjut, Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa syarat utama dari

munculnya rasa cinta bagi setiap manusia adalah mengetahui orang yang

dicintainya. Oleh karena itu, maka seseorang tidak disifati atau dianggap

mencintai apabila tidak mengenal dengan baik sosok yang dicintainya.74

Imam Al-Gazali sebagai seorang sufi mengatakan bahwa

mahabbah adalah kecenderungan hati kepada sesuatu.75

Jika dipahami

pernyataan tersebut, maka mahabbah manusia ada beberapa macam karena

kecenderungan hati diantara setiap orang berbeda-beda. Ada yang

cenderung kepada harta, ada kepada sesamanya dan ada pula kepada

Allah. Kecenderngan mereka tidak terlepas dari pemahaman dan

penghayatan serta pengalamannya terhadap ajaran agama. Namun

demikian, bagi Imam Al-Gazali tentunya yang dimaksud adalah

kecenderungan kepada Tuhan karena bagi kaum sufi mahabbah yang

sebenarnya bagi mereka hanya mahabbah kepada Tuhan. Hal ini dapat

dilihat dari ucapannya bahwa “Barang siapa yang mencintai sesuatu tanpa

73

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya‟ Ulum ad-Din, (Beirut : Dar

Ibn Hazm, 2005), h. 1657. 74

Ibid., h. 1659.

75 Ibid., h. 1657.

Page 50: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

39

kaitannya dengan al-mahabbah kepada Tuhan adalah suatu kebodohan dan

kesalahan karena hanya Allah yang berhak dicintai”.76

Berdasarkan penjelasan Imam Al-Ghazli di atas, maka dapat

diketahui bahwa syarat yang paling penting untuk mencintai Rasulullah

adalah harus mengenali sosok dan kepribadian Rasulullah terlebih dahulu

agar muncul rasa cinta dan kekaguman terhadap sosok Rasulullah. Oleh

karena itu Imam Bushiri menggambarkan keagungan sosok dan akhlak

Rasulullah dalam Syair Burdah karangannya untuk mengenalkan sosok

mulia tersebut kepada manusia serta agar muncul rasa cinta kepada

Rasulullah.

Ketika seseorang sudah mengenali sosok dan kepribadian

Rasulullah sebagai syarat utamanya, maka perlu meneladani sosok dan

kepribadian beliau serta amal sholeh yang beliau kerjakan, baik yang wajib

maupun yang sunnah. Dalam mencintai sesuatu tentu tidak hanya sekedar

ucapan saja, tentu ada hal-hal yang perlu kita buktikan dengan perbuatan,

apalagi dalam hal ini tentang mencintai Rasulullah. Mengikuti segala

macam perilaku serta karakteristiknya dan mencontoh segala sikap yang

ada dalam teladan yang sempurna tersebut adalah wujud dari mencintai

Rasulullah sebenar-benarnya cinta. Tidak sampai disana, kewajiban taat

dan patuh pada semua sunnah yang diperintahkannya termasuk dalam

wujud kasih sayang yang nyata. Sebagaimana Allah berfirman dalam

Surah An-Nisa ayat 69:

ن ٱلنب عليهم م عم ٱلل ديقي ومن يطع ٱلل وٱلرسول فأولهائك مع ٱلذين أن ۦن وٱلص

هدااء لحي وحسن أولهائك رفيقا وٱلش وٱلصه

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka

itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi

nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-

76

Ibid., h. 1657.

Page 51: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

40

orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka

itulah teman yang sebaik-baiknya” (Q.S An-Nisa: 69).77

Ayat ini menjelaskan bahwa pahala yang akan diperoloeh jika

seseorang menaati Allah Swt. dan Rasul-Nya. Shiddiqin pada ayat ini

dimaksud dengan orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,

sedangkan derajat mereka berada di bawah maqam para Nabi. Menurut

riwayat dari Ikrimah, seorang anak muda datang kepada Nabi, lalu berkata

“Ya Nabi Allah, hanya sedang di dunia ini kami akan dapat melihat

engkau. Kalau sudah di akhirat, tentu kami tidak akan dapat melihat

engkau lagi sebab tempatmu di surga tentu derajat yang tinggi sekali.”

Turunlah ayat ini, menerangkan bahwa orang yang taat kepada Allah dan

Rasul, tempatnya tidak akan diletakkan dibawah, melainkan akan bertemu

lagi dengan Nabi Muhammad saw. yang dicintai. Bukan saja dengan Nabi-

nabi bahkan juga bersama dengan apa yang diperintahkan Allah, dengan

yakin, percaya dan jujur, tidak pernah berbelah hati dan tidak pernah ragu.

Laksana Ibrahim menerima Tauhid, aksana Maryam, ibu Isa seketika

diterangkan kepadanya bahwa dia akan hamil dengan tidak mealui jalan

biasa, bahkan laksana Abu Bakar as-Shiddiq, sampai mendapat gelar “as-

Shiddiq” sebab tulusnya menerima apa saja yang dikatakan Rasulullah.

Dan bersama pula syuhada‟ yaitu orang-orang yang telah mati syahid,

telah memberikan kesaksian atas kebenaran agama Allah dengan segenap

pengorbanan yang ada padanya.78

Dengan demikian orang yang taat kepada Allah dan Rasul,

meskipun tidak mencapai nubuwwat, Allah telah sediakan bersama orang-

orang yang mulia.79

Imam Bushiri menggambarkan kecintaan yang dimilikinya dengan

ungkapan ratapan (ar-ratsa‟) dan kerinduan yang dimiliki karena tidak

dapat bertemu dengan Rasulullah. Dalam bait-bait awal disebutkan bahwa

77

Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta:

CV. Pustaka Jaya Ilmu, 2016), h. 90. 78

Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2007), h. 1301. 79

Ibid., h. 1302.

Page 52: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

41

Imam Bushiri selalu menangis setiap malam karena mengingat sosok yang

selalu dirindukan yaitu Rasulullah.

Penggambaran kerinduan yang dimiliki oleh Imam Bushiri tersebut

digambarkan pada bait-bait awal Syair Burdah ke 3, 4 dan 5 sebagaimana

berikut:

ن يك إن ق لت اكففا هتا وما لقلبك إن ق لت استفق يهم ۞ فما لعي

ب أن الب ما ب ي منسجم منو ومضط رم ۞ منكت م أيسب الص

وى ل ترق دمعا علي ط لل ول أرقت لذكر البان والعل م ۞ لول ا

Artinya:

Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan airmata? Padahal

engkau telah berusaha membendungnya. Apa yang terjadi dengan

hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.

Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa

api cinta dapat disembunyikan darinya. Diantara tetesan airmata

dan hati yang terbakar membara.

Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau

mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa

lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu.

Dari kutipan bait Syair Burdah di atas, digambarkan bahwa Imam

Bushiri mengungkapkan kerinduan yang mendalam yang dimilikinya

sehingga dengan sendirinya menyebabkan air mata mengalir dari mata

Imam Bushiri. Kutipan di atas menggambarkan ungkapan kerinduan

seorang umat Islam terhadap pribadi Rasulullah yang telah meninggal

dunia beberapa abad sebelumnya sehingga membuat kerinduan yang

sedemikian besar.

Kerinduan merupakan bagian dari bentuk cinta yang dimiliki oleh

seseorang. Seseorang belum dapat dikatakan mencintai apabila tidak

Page 53: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

42

timbul rasa rindu ketika seorang yang dicintainya tersebut tidak berada

dihadapannya. Al-Qardhawi menjelaskan bahwa cinta kasih adalah ruh

kehidupan dan pilar lestarinya umat manusia. Jika kekuatan gaya grafitasi

dapat menahan bumi dan bintang-bintang untuk tidak saling berbenturan,

maka cinta kasih itulah yang menjadi kekuatan penahan terjadinnya

benturan di antara sesama manusia yang membawa kehancuran, sehingga

lahirnya ucapan bahwa seandainya cinta dan kasih sayang itu berpengaruh

dalam kehidupan manusia maka tidak lagi diperlukan peraturan yang

membatasi.80

Mencintai Rasulullah saw. merupakan prioritas kedua setelah cinta

kepada Allah Swt. Allah adalah sumber dari segala cinta dan merupakan

muara dari seluruh cinta. Karenanya Allah-lah yang pertama harus

dicintai, dan setelahnya adalah Rasulullah saw. Firman Allah Swt. dalam

Q.S. al-Taubah ayat 24:

ارة قل إن كان آبؤكم وأب ناؤكم وإخوانكم وأزواجكم وعشيرتكم وأموال اق ت رف تموىا وت

صوا ن الل ورسولو وجهاد ف سبيلو ف ت رب تشون كسادىا ومساكن ت رضون ها أحب إليكم م

ل ي هدي القوم الفاسقي۞ بمره ي والل ه يت الل حت

Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-

isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,

perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal

yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya

dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah

mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk

kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24)

Ayat di atas mengindikasikan bahwa indikator keimanan seseorang

dapat diukur dari seberapa cinta seseorang tersebut terhadap Allah dan

Rasul-Nya. Dengan kata lain seseorang yang tidak memiliki kecintaan dan

kerinduan terhadap Rasulullah saw. maka keimanannya masih perlu

80

Yūsuf al-Qardawi, al-Īmān wa al-Ḥayāt, terj. Jazirotul Islamiyah, Merasakan

Kehadiran Tuhan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 140-141.

Page 54: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

43

dipertanyakan mengingat kecintaan terhadap Rasulullah merupakan salah

satu tanda-tanda keimanan seseroang. Imam Ar-Razi dalam tafsir Mafatih

Al-Ghaib menyatakan bahwa ayat ini merupakan jawaban atas ayat

sebelumnya yaitu Surat At-Taubah Ayat 23 yang melarang manusia untuk

mengikuti leluhur ataupun pendapat orang-orang terdahulu yang mengarah

kepada kekufuran dan pada ayat 24 tersebut diturunkan kewajiban untuk

lebih mengutamakan Allah dan Rasul-Nya dibandingkan apapun di dunia

ini. Menurut Ar-Razi, kecintaan kepada Allah dan Rasulnya merupakan

tanda-tanda keimanan yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Kecintaan

tersebut ditunjukan dengan mentaati segala perintah Allah dan Rasul-Nya

serta menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya semampu mungkin, bahkan

apabila perintah tersebut dianggap bertentangan dengan pendapat kaum

atau keluarga terdekat seorang muslim.81

Berdasarkan pendapat Imam Ar-Razi di atas dapat diketahui bahwa

kecintaan seseorang dengan Rasulullah merupakan tanda keimanan yang

harus dimiliki oleh setiap umat Islam tanpa terkecuali. Tanda kecintaan

terhadap Rasulullah tersebut dapat ditunjukan dengan kerinduan yang

mendalam kepada Rasulullah serta meneladani perbuatan dan menjalankan

segala perintah yang disampaikan oleh Rasulullah yang berkaitan dengan

perbuatan wajib serta menjauhi segala perbuatan haram yang disampaikan

oleh Rasulullah melalui larangan-larangan Rasulullah.

Sejalan dengan pendapat Ar-Razi tersebut, Imam al-Qadhi „Iyadh

Al-Yahshubi berkata, “Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mencintai

sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya.

Kalau tidak demikian maka berarti dia tidak dianggap benar dalam

kecintaannya dan hanya mengaku-aku (tanpa bukti nyata). Orang yang

benar dalam (pengakuan) mencintai Rasulullah saw. adalah jika terlihat

tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya. Tanda (bukti) cinta kepada

Rasulullah saw. yang utama adalah sunnahnya, mengikuti semua ucapan

81

Abu Abdillah Muhammad Bin „Umar at-Taimi ar-Razi, Mafatikh al-Ghaib al-

Musammah Bi at-Tafsir al-Kabir, (Beirut : Dar Ihya‟ at-Turats al-„Araby, 1420 H),

Jilid XVI, h.17.

Page 55: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

44

dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi

larangannya, serta menghiasi diri dengan akhlak yang beliau contohkan

dalam keadaan susah ataupun senang dan lapang ataupun sempit.82

Dalam Syair Burdah, Imam Bushiri pun mengungkapkan

penyesalan karena merasa seakan-akan beliau meninggalkan sunnah-

sunnah Rasulullah yang menjadi bukti kecintaan seseorang pada utusan

Allah yang mulia itu. Seperti pada bait 29 berikut ini :

ر من ورم ظلمت سنة من أحيا الظلم إل ۞ أن اشتكت قدماه الض

Kutinggalkan sunnah nabi,

yang selalu beribadah menghidupkan gulita malam

Hingga telapak kaki sakit, membengkak karena ibadah malam

2. Menahan Diri dari Ambisi (Nafsu)

Islam, suatu agama yang mengatur kehidupan sosial tidak hanya

berhubungan dengan Tuhan semata, akan tetapi memasukkan manusia dan

alam dalam unsur keimanan sehingga menciptakan suatu pondasi pola

pikir yang kuat dalam menentukan arah pola pikir kehidupan sosial.83

Sehingga Islam menjadi pedoman bagi manusia dalam menjalani segala

aspek kehidupan, dari mulai bangun tidur hingga tertidur kembali.

Namun, pada masa sekarang banyak manusia bahkan umat Islam

sendiri yang menjalani kehidupan kurang sesuai dengan pedoman atau

aturan-aturan dalam Islam. Manusia banyak melakukan kejahatan dan

kerusakan karena menuruti hawa nafsunya, sehingga mengakibatkan

kerusakan dan kejahatan bagi orang-orang lain dan dirinya sendiri. Nafsu

manusia seringkali mengajak kepada berbuat kejahatan dan kemaksiatan,

karna nafsu adalah musuh yang paling berbahaya. Petaka yang

82

Mohammad Mufid, Agar di Surga Bersama Nabi (Hidup Bahagia di Dunia dan di

Surga, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h. 10. 83

Ahmad Syafii Maarif, Islam Dalam Bingkai KeIndonesiaan dan Kemanusiaan Sebuah

Refleksi Sejarah, (Bandung: Mizan pustaka, 2009), h. 26.

Page 56: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

45

ditimbulkannya sangat menyengsarakan, sangat sulit disembuhkan dan

diobati.84

Dalam menempuh perjalanan hidup ini, peranan nafsu sangat

mempengaruhi, sehingga setiap manusia mempunyai berbagai keinginan.

Menurut Al-Ghazali, nafsu adalah arti dalam menghimpun kekuatan,

marah dan nafsu syahwat pada manusia.85

Menurut para ahli tasawuf,

nafsu adalah pokok yang menghimpun sifat-sifat yang tercela dari

manusia, lalu mereka mengatakan bahwa tidak boleh tidak melawan hawa

nafsu dan memecahkannya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Maka perlu upaya mengatur nafsu yang bersarang pada setiap lubuk hati

manusia, sebab nafsu adalah musuh yang datang dari dalam diri sendiri.

Hawa nafsu merupakan salah satu musuh utama dan salah satu hal

yang paling sulit untuk ditaklukan oleh manusia karena nafsu merupakan

musuh yang tidak terlihat. Jika musuh dapat dilihat dan berada di luar diri

manusia, akan mudah untuk memeranginya, tapi bagaimana dengan nafsu

yang tersembunyi dalam diri manusia, yang senantiasa memperdayai dan

menghancurkan manusia dari dalam melalui keinginan-keinginan yang

condong kepada berbuat maksiat, dan tidak mungkin membunuhnya,

karena nafsu bagian dari diri manusia itu sendiri. Dengan demikian, maka

seseorang perlu mengendalikannya dengan kendali takwa, agar keberadaan

nafsu tetap ada.

Menahan hawa nafsu yang buruk merupakan salah satu bentuk

kecintaan kita kepada Rasulullah saw. karena banyak hadits ataupun sabda

Rasulullah yang mengindikasikan bahwa Nafsu Sayyi‟ah atau nafsu yang

buruk merupakan perkara yang harus dilawan oleh manusia. Sehingga

apabila seorang muslim mengaku dirinya cinta kepada Rasulullah maka

sudah seharusnya apabila seorang muslim tersebut menahan hawa

nafsunya agar tidak menjerumuskan kepada kesesatan.

84

Al-Ghazali, Minhajul Abidin, Terj. Moh. Syamsi Hasan, (Surabaya: Amelia, 2006), h.

91. 85

Imam al-Ghazali, op.cit., h. 1489.

Page 57: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

46

Imam Bushiri menjelaskan mengenai keharusan seorang Muslim

untuk mengekang hawa nafsu yang dimilikinya dalam syair yang

digubahnya yaitu Syair Burdah. Menurut Imam Bushiri, bagi seseorang

yang sedang jatuh cinta maka seharusnya untuk dapat menahan hawa

nafsunya karena apabila nafsu tersebut dituruti maka akan mengakibatkan

pada keinginan untuk memuaskannya secara berlebihan. Imam Bushiri

menyatakan bahwa nafsu merupakan sesuatu yang diibaratkan seperti bayi

yang apabila tidak dikekang maka niscaya bayi tersebut akan terus

menyusu kepada ibunya hingga dia dewasa. Penjelasan mengenai

keharusan menjaga hawa nafsu tersebut digambarkan dalam kutipan bait

ke-17 berikut :

إن الطعام ي قوي شهوة النهم ۞ كسر شهوتا ل ت رم بلمعاصي ف

فل إن ت هملو شب على ۞ فس كالط فطم والن حب الرضاع وإن ت فطمو ي ن

Artinya :

Jangan kau berharap, dapat mematahkan nafsu dengan maksiat.

Karena makanan justru bisa perkuat bagi si rakus makanan lezat.

Nafsu bagaikan bayi, bila kau biarkan akan tetap suka menyusu.

Namun bila kau sapih, maka bayi akan berhenti sendiri.

Kutipan dari syair Imam Bushiri di atas menggambarkan betapa

pentingnya manusia untuk menjaga hawa nafsu yang dimilikinya karena

nafsu tersebut apabila dituruti secara berlebihan maka akan berdampak

pada munculnya sebuah keburukan. Pada dasarnya Nafsu menurut Ibn

Qayyim merupakan kecenderungan tabiat kepada sesuatu yang dirasa

cocok. Kecenderungan ini merupakan satu bentuk ciptaan yang ada dalam

diri manusia, sebagai urgensi kelangsungan hidupnya. Nafsu mendorong

Page 58: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

47

manusia kepada sesuatu yang dikehendakinya baik itu kebaikan maupun

keburukan.86

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa nafsu merupakan

segala kecenderungan tabiat kepada sesuatu yang dirasa cocok. Nafsu

dapat memiliki dua kemungkinan yaitu mengarah kepada kebaikan serta

mengarah kepada keburukan. Oleh karena itu, maka manusia

diperintahkan untuk mengekang hawa nafsu dan bukan diharuskan

menghilangkannya karena nafsu merupakan tabiat dasar yang dimiliki oleh

setiap manusia. Manusia tidak mungkin menghilangkan hawa nafsunya

akan tetapi dapat menahannya serta mengalihkan kepada bentuk yang lain

sehingga memunculkan kebaikan bagi sesama manusia.

Pendidikan untuk dapat menahan hawa nafsu merupakan hal yang

sangat penting untuk dilakukan dalam pendidikan cinta karena seseorang

yang sedang jatuh cinta memiliki kecenderungan untuk mempunyai hasrat

yang menggebu-gebu. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Qayyim bahwa

akar kata dari Mahabbah adalah “Habbab” yang berarti air yang meluap

setelah turun hujan lebat, sehinggah al-mahabbah adalah luapan hati dan

gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu sang kekasih.87

Mengingat karakter cinta yang cenderung mendorong manusia

untuk melampiaskan perasaan dan hawa nafsunya secara berlebihan

tersebut, maka diperlukan usaha untuk menjaga hawa nafsu agar tidak

mendorong manusia kepada kesesatan. Karena ketika manusia dikuasai

oleh hawa nafsunya, ia akan terjatuh kedalam tingkatan yang terendah,

sehingga tidak ada tempat lagi selain bersama hewan. Tetapi apabila

mampu mengatasinya, maka akan mudah untuk mengatur dan

mengendalikannya.

Hawa nafsu yang dilampiaskan secara berlebihan dapat berdampak

pada sebuah keburukan yang berbahaya bagi manusia. Untuk itu maka

86

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Yang Memendam

Rindu, (Jakarta: Darul Falah, 1424 H), h. 436. 87

Ibn Qayyim al-Jauziyah, Raudah al-Muhibbin wa Nuzhat al-Musytaqin, (Beirut: Dar al

Kutub al-„Ilmiyyah, 1995), h. 15.

Page 59: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

48

diperlukan upaya untuk menahan hawa nafsu agar dapat terkendali.

Sebagaiman disebutkan oleh Sa‟id Hawa bahwa untuk menahan hawa

nafsu maka dilakukan dengan tiga cara berikut :

a) Mencegah keinginan nafsu (syahwat). Karena kuda binal itu

akan melemah bila dikurangi makanan kesukaannya.

b) Memperberat beban muatannya dengan berbagai ibadah, karena

keledai jika ditambah muatannya dan dikurangi makannya akan

menjadi tunduk dan menurut.

c) Memohon pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla, merapat

dan mendekat dengan penuh ketundukan kepada-Nya, agar Ia

menolong anda, jika tidak, maka Anda tidak akan bisa terlepas

dan terbebas daripadanya. Bukankah Anda telah mendengar

perkataan Nabi Yusuf a.s.

3. Akhlaqul Karimah

Dalam pribadi Rasulullah saw. terkumpul sifat-sifat sempurna bagi

manusia yang tidak pernah dimiliki oleh manusia selain beliau.

Diantaranya jiwa yang selalu ceria, akal yang cemerlang, perasaan yang

tajam, lisan yang fasih, cermat, dan teliti dalam pengamatan, ketekunan

dan kesungguhan diri, merawat perbuatan mulia serta menjauhi perbuatan

tercela.88

Rasulullah saw. adalah contoh teladan yang utama dalam

kehidupan muslim, Rasulullah saw. adalah top figur, satu-satunya teladan

yang dicintai, ditaati dan diikuti.

Salah satu teladan dari Rasulullah yang harus dimplementasikan

oleh setiap muslim di dunia adalah akhlak dan sifat lemah lembut yang

dimiliki oleh Rasulullah. Islam menganjurkan umatnya untuk bersikap

lemah lembut. Tumbuhnya sifat lemah lembut dalam diri manusia dapat di

awali dengan melatih diri menahan amarah, ambisi dan mudah

terprovokasi. Selain itu juga perlu untuk selalu berhusnudzon pada orang

lain dan lebih teliti terhadap segala informasi yang diterima, sehingga

88

Nabil Hamid al-Mu‟az. At-Tharaz ar-Rabbani, (Kairo : Dar at-Tauzi‟ wa an-Nashr,

2002), h.52.

Page 60: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

49

meskipun mendapat perlakuan buruk tetap saja ada kesan baik terhadap

orang lain yang dapat kita ambil.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lemah lembut adalah menahan diri

untuk tidak membalas dendam atas perlakuan buruk orang lain yang

menyakitkan hati dengan balasan yang sama bahkan bila perlu dibalas

dengan kebaikan dan kelembutan. Rasulullah saw. adalah sosok yang

penuh dengan kelembutan. Kelembutan beliau bagaikan bunga. Allah Swt.

mencintai kelembutan dan itu tercermin dari perilaku Rasulullah saw.

semasa hidup beliau.

Orang yang memiliki sikap lemah lembut akan disukai banyak

orang. Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk memiliki sikap

lemah lembut dalam pergaulan sehari-hari. Imam Bushiri mengambarkan

sifat lemah lembut yang dimiliki oleh Rasulullah dalam ungkapan syair

yang digubahnya pada bait ke 54 sebagaimana berikut :

بلسن مشتمل بلبشر متسم ۞ أكرم بلق نب زانو خل ق

والبحر ف كرم والدىر ف هم ۞ كالزىر ف ت رف والبدر ف شرف

Artinya :

Alangkah mulia budipekerti Rosulullah, yang menghiasi

kesempurnaan keanggunan-nya.

Keindahan yang dimiliki paras wajahnya tampak berseri.

Keanggunannya laksana bunga, dan kemuliaannya bagaikan

purnama.

Kedermawanannya laksana samudera, cita-citanya bagai

perjalanan masa.

Pada potongan bait ke 54 ini mengajarkan kepada kita bahwa

Rasulullah saw. adalah sosok yang penuh kelembutan. Pada bait tersebut

diibaratkan kelembutan Rasulullah saw. laksana bunga. Kelembutan

Rasulullah mencakup segala hal diantaranya yaitu lembut dalam bertutur

Page 61: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

50

kata, lembut dalam memimpin, lembut dalam berdakwah dan lain

sebagainya.

Melalui kutipan bait Syair Burdah tersebut dapat diketahui bahwa

sifat lemah lembut merupakan salah satu identitas yang menjadi ciri

khusus Rasulullah saw.. Telah banyak riwayat dan kisah yang

menceritakan betapa Rasulullah saw. tetap memperlakukan orang-orang

disekitar Rasulullah dengan lemah lembut bahkan pada kaum musyrikin

yang dengan terang-terangan menghina pribadi Rasulullah dan agama

yang didakwahkan oleh Rasulullah. Sifat lemah lembut yang dimiliki oleh

Rasulullah tersebut memberikan penggambaran kepada kita bahwa

Rasulullah merupakan sosok pribadi yang penuh cinta kasih kepada

siapapun sehingga memperlakukan orang-orang disekitar Rasulullah

dengan penghormatan dan kelembutan.

Sifat lemah lembut yang ditunjukan oleh Rasulullah dalam setiap

dakwah yang dilakukan tersebut pada akhirnya menjadikan dakwah

Rasulullah dapat berhasil dan pada akhirnya berhasil menyebarkan Islam

di seluruh dunia. Lemah lembut adalah sifat yang terpuji di hadapan

Allah Swt. dan Rasul-Nya, bahkan di hadapan seluruh manusia. Fitrah

manusia mencintai kelembutan sebagai wujud kasih sayang. Oleh karena

itu, Allah Swt. mengingatkan Rasul-Nya:

م ولو كنت فظا غليظ القلب لن فضوا من حولك فبما رحة من الل لنت

Artinya :

“Maka dengan rahmat Allah-lah engkau menjadi lembut

terhadap mereka dan jika engkau keras hati niscaya mereka akan

lari dari sisimu.” (Ali „Imran: 159).

Imam Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa dengan rahmat

Allah Swt. yang diberikan kepadamu dan kepada para sahabatmu, engkau

dapat bersikap lemah lembut terhadap mereka, merendah di hadapan

mereka, menyayangi mereka, serta kebagusan akhlakmu terhadap mereka.

Page 62: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

51

Sehingga mereka mau berkumpul di sisimu, mencintaimu, dan

melaksanakan segala apa yang kamu perintahkan. Jika kamu memiliki

akhlak yang jelek dan keras niscaya mereka akan menjauhimu, karena

yang demikian itu akan menyebabkan mereka lari dan menjadikan mereka

murka terhadap orang yang memiliki akhlak yang jelek tersebut.89

Jika akhlak yang baik menyertai seorang pemimpin di dunia maka

akan menarik/memikat orang-orang menuju agama Allah dan akan

menjadikan mereka mencintai agama. Bersamaan dengan itu, pemilik

akhlak tersebut akan mendapatkan pujian dan pahala yang khusus. Jika

akhlak yang jelek melekat pada seorang pemuka agama, akan

menyebabkan orang lain lari dari agama dan akan membenci agama.

Bersamaan dengan itu, dia akan mendapatkan cercaan dan ganjaran dosa

yang khusus.

Kalau demikian Allah Swt. mengingatkan Rasul-Nya yang

ma‟shum (terbebas dari dosa-dosa), maka bagaimana lagi dengan selain

beliau (dari kalangan manusia). Bukankah termasuk kewajiban yang

paling wajib untuk mengikuti akhlak Rasulullah saw. dan bergaul bersama

manusia sebagaimana Rasulullah saw. bersama mereka dengan kelemah

lembutan, akhlak yang baik, kasih sayang, dalam rangka melaksanakan

perintah-perintah Allah Swt. dan menarik manusia ke dalam agama

Allah Swt.”

Di dalam kitab Bahjatun Nazhirin disebutkan, “(Betapa) tingginya

kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan

orang yang memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian

dan pahala yang besar dari Allah subhanahu wa ta‟ala. Bila sifat lemah

lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi dirinya maka akan menjadi

(indah) dalam pandangan manusia dan lebih dari itu dalam pandangan

Allah Swt. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan keras

89

Abu Abdillah Muhammad Bin „Umar at-Taimi ar-Razi, Mafatikh al-Ghaib, op. cit.,

h. 405.

Page 63: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

52

hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan

manusia.”90

Sifat lemah lembut juga merupakan salah satu sifat yang

dianjurkan secara langsung oleh Rasulullah. Dalam sebuah Hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud disebutkan bahwa perhiasan yang

mampu memperindah akhlak seseorang. Dalam Hadits riwayat Abu

Dawud „Aisyah RA disebutkan bahwa :

، إل شا ي نو عائشة، ارفقي فإن الرفق ل يكن ف شيء قط إل زانو، ول نزع من شيء قط

Artinya :

Wahai „Aisyah berlemah lembutlah, Sesungguhnya lemah lembut

tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan

tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya.

(HR. Abu Dawud, No. 2478)

Hadits ini menjelaskan bahwa kelembutan akan menjadi penghias

bagi sesuatu, sedangkan hilangnya kelembutan membuat suatu perkara

menjadi tidak lagi indah. Diantara perkara yang membutuhkan

kelembuatan adalah dakwah. Rasulullah saw. adalah contoh terbaik dalam

berdakwah, beliaulah manusia yang memiliki kelembutan kepada setiap

orang yang didakwahinya. Hari ini banyak di antara manusia yang

menolak dakwah Islam, salah satu sebabnya adalah hilangnya kelembutan

dalam dakwah tersebut.

Rasulullah saw. mendapatkan teguran dari Allah Swt. ketika suatu

hari beliau sedang berbicara dengan beberapa pembesar Quraisy dan

beliau berharap mereka mau memeluk Islam. Ketika beliau tengah-tengah

berbicara, tiba-tiba datanglah seorang buta yaitu Abdullah Ibnu Ummi

Maktum. Maka Abdullah Ibnu Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah

saw. mengenai sesuatu dan mendesak Rasulullah saw.. Namun, beliau

mengabaikan Abdullah Ibnu Ummi Maktum seraya bermuka masam dan

tetap berbicara dengan pembesar Quraisy.

90

Salaim Bin Ied Al-Hilali, Bahjatun Nadzirin Syarh Riyadhus Shalihin, (Bairut: Dar

Ibnu Al Jauzi, 2000), h. 683.

Page 64: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

53

Kemudian, turunlah firman Allah Ta‟ala:

ى ﴿٣﴾ عبس وت ول ﴿١﴾أن جاءه الأعمى ﴿٢﴾وما يدريك لعلو ي زك

“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah

datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia

ingin membersihkan dirinya (dari dosa)” (QS. „Abasa : 1-3).

Imam Al Baidhowi rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini

bahwa penyebutan “seorang buta” sebagai pemberitahuan untuk

memberikan udzur kepadanya yang datang dan memotong pembicaraan

Rasulullah saw. dengan para pembesar tersebut. Selain itu juga sebagai

petunjuk bahwa orang buta itu lebih berhak untuk disikapi dengan lemah

lembut serta sebagai pengingkaran kepada Nabi Muhammad saw., seakan-

akan Allah berkata: “Dia (bermuka masam) dan berpaling dikarenakan

orang buta tersebut”.91

Dalil di atas memberikan pembelajaran yang besar bagi kita bahwa

kelembutan dan tidak bersikap memilih-milih kepada manusia merupakan

akhlak yang begitu penting dalam dakwah. Hal ini juga terlihat pada sikap

Rasulullah ketika ada yang menghujat Nuaiman karena memiliki

kebiasaan mabuk yang tak kunjung berhenti. Salah seorang sahabat

menghampiri Nuaiman dengan nada marah dan makian, lalu ia berkata,

“Kamu ini setiap hari bersama Rasul, tapi kelakuan mu tetap saja seperti

ini, apa tidak malu sama Rasul?”, sahabat yang lain menambahkan dengan

berkata, “Dasar kamu orang bejat, tidak pantas orang sepertimu mencintai

Rasul karena pasti akan dilaknat oleh Allah atas perbuatanmu ini” pada

waktu yang bersamaan Rasulullah lewat dan langsung menanyakan apa

yang sedang tejadi. Sahabat pun mencerotakan kejadian yang sebenarnya,.

Akan tetapi, pembenaran yang diceritakan para sahabat tidak lantas

91

Abu Muhammad al-Husain bin Mas‟ud al-Baghawi, Ma‟alim at-Tanzil Fi Tafsir al-

Qur‟an, (Beirut : Dar Ihya‟ at-Turats, 1420), Jilid V, h. 209

Page 65: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

54

membuat Rasul memihak kepada merela. Rasul pun berkata, “Jangan

pernah lagi kalian menghujat dan melaknat Nuaiman, meski dia seperti ini

tetapi dia selalu membuat aku tersenyum, dia masih mencintai Allah dan

Aku, dan tidak ada hak bagi kalian melarang Nuaiman mencintai Allah

dan mencintaiku sebagai Rasul.” Setelah kejadian itu, para sahabat akhirna

membubarkan diri dan tidak lagi memarahi Nuaiman. Wallahu a‟lam.92

Dengan demikian, Rasul mengajarkan kepada kita agar tidak

membenci orang yang sedang dalam keburukan, karena kebencian kita

kepada orang yang sedang dalam keburukan tentu hanya akan

menghantarkannya lebih jauh masuk dalam keburukan tersebut (ini

tambahan kokom, bisa kaka tambah lagi kalo mau) dan bisa jadi seseorang

yang memiliki kekurangan dan terkesan diremehkan, Allah kehendaki

untuk mendapatkan hidayah, berbeda dengan mereka yang memilki

kedudukan di dunia. (Bisa ditambahin lagi ka endingnya)

C. Urgensi Pendidikan Cinta

Seseorang akan mencintai apa yang dicintai oleh kekasihnya, dan

membenci apa yang dibenci kekasihnya. Cinta (mahabbah) merupakan

sebuah keinginan atau hasrat yang begitu kuat terhadap sesuatu melebihi

kepada yang lain. Dalam hal ini Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa

mahabbah adalah kecenderungan hati kepada sesuatu kecenderungan yang

dimaksud oleh Imam Al-Ghazali adalah kecenderungan kepada Tuhan.

Hal ini dapat dilihat dari ucapannya. Mencintai Rasulullah saw merupakan

prioritas kedua setelah cinta kepada Allah Swt. 93

Seorang muslim wajib mempercayai Allah Swt. dan para rasul-Nya

terutama kepada Rasulullah saw.. Mencintai Rasulullah saw. dapat

diungkapkan melalui dengan mengikuti sunnah-nya (ajaran, baik

perkataan, perbuatan, maupun sikapnya) dalam situasi dan kondisi apa

92

Hadi Mulono, Kisah Nuaiman, Sahabat Rasulullah yang Gemar Mabuk-mabukan,

2019, (https://www.google.com/amp/s/m.akurat.co/914039/kisah-nuaiman-sahabat-rasulullah-

yang-gemar-mabukmabukan), Diakses tanggal 26 Mei 2020 pukul 19.30. 93

Mansur Aliman, Muslimah Bahagia Dunia Akhirat, (Yogyakarta: Araska, 2016) h. 33.

Page 66: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

55

pun. Tidak terdapat satupun sunnah-nya yang terlepas dari sunnah-nya

berarti berbuat kebajikan. Mengikuti sunnah-nya berarti berbuat kebajikan

dan itulah kekuatan yang paling agung di dunia ini, kekuatan kebajikan.

Meski kejahatan berada satu jengkal di atas kebajikan, namun kejahatan

akan senantiasa musnah. Apalagi didorong perasaan cinta kepada

Rasulullah saw. di akhirat kelak akan mendoakan posisi sederajat dengan

para sahabat.94

Selain itu bentuk kecintaan kita kepadanya, dapat diwujudkan cara

mengenali beliau, meneladani akhlaknya, patuh dan taat kepadanya,

menyesuaikan dengan cintanya, memuliakan beliau, bersholawat untuk

beliau serta selalu rindu ingin berjumpa beliau. Hal tersebut penting untuk

dilibatkan (implikasikan) dalam kehidupan dunia pendidikan agar dapat

mengembangkan potensi dalam diri setiap individu untuk memiliki jiwa

religius, kepribadian baik, memiliki kecerdasan, dan akhlak mulia seperti

yang ada dalam diri Rasulullah saw..

Adapun bentuk cinta terhadap Rasul yang terdapat dalam Syair

Burdah, yaitu seperti tertuang dalam bait ke 3:

ن يك إن ق لت اكففا هت ا قلبك إن ق لت استفق يه م ل وما ۞ فما لعي

Artinya :

Kenapa kedua matamu tetap meneteskan air mata? Padahal

engkau telah berusaha membendungnya.

Kenapa hatimu menjadi begitu gila? Padahal engkau telah

berupaya menyadarkannya

Pada bait ke-3 mengandung ungkapan cinta terhadap Rasulullah

yang begitu mendalam, sebesar apapun usaha untuk menutupi cintanya,

maka pada akhirnya bahasa tubuh akan menunjukkan tanda-tanda cinta

dengan sangat jelas. Di sini, bahasa tubuh yang dimaksud yaitu perbuatan

yang dilakukan seseorang ketika sedang sedang cinta terhadap sesuatu atau

94

Amin Syukur, Sufi Healing, (Terapi dalam Literatur Tasawuf), 2010, h. 115-116.

Page 67: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

56

seseorang, hal tersebut akan nampak jelas meski ditutupinya karena

perilaku orang tersebut akan terlihat dengan sendirinya tanpa ia sadari

dalam dirinya.

Syair Burdah pada dasarnya berisi tentang pujian berupa syair-

syair kepada Nabi Muhammad saw.. Sama halnya dengan kitab maulid

yang lain, dalam Syair Burdah sang penyair juga banyak menggambarkan

tentang akhlak Rasulullah saw.. Tema-tema Syair Burdah disampaikan

untuk mengungkapkan perasaan cinta Imam Bushiri yang dalam kepada

Nabi saw. dalam bentuk untaian pujian. Pujian itu dimaksudkan agar

Imam Bushiri memperoleh syafaat Nabi dan ampunan Allah. Di samping

itu, pujian tersebut dimaksudkan agar para pembaca mengetahui berbagai

jenis mukjizat Nabi saw.. Kemudian pengetahuan itu diharapkan akan

semakin menambah kecintaan kepadanya, memujinya, dan meneladaninya.

Dalam Syair Burdah nilai-nilai akhlaknya terletak pada kandungan

Syair Burdah, yaitu taubat, zuhud, nafsu, khawf, raja‟, mahabbah yang

ditandai dengan syawq (rindu), dan Hakikat Muhammad atau Nur

Muhammad saw.. Sedangkan dalam ritual burdahan nilai-nilai akhlaknya

terletak pada inti ajarannya, yaitu sabar, ikhlas, tawakal. Akhlak-akhlak

tersebut merupakan ajaran-ajaran ketasawufan. merupakan sarana

pendidikan tasawuf bagi jamaah dan juga shalawat Burdah menurut

masyarakat yang setuju adalah mereka berkeyakinan bahwa dengan

membaca shalawat Burdah ini masyarakat mempunyai ikatan yang kuat

kepada Rasulullah saw., serta bisa membuat hati terasa tenang. Syair

Burdah juga memiliki dimensi mistik, karena oleh sebagian umat Islam,

Syair Burdah sering dijadikan sebagai wasilah untuk memperoleh syafa‟at

serta rahmat dari Allah Swt.

Dalam pendidikan, cinta kepada Rasul adalah hal penting yang

harus diajarkan kepada anak sejak dini agar seorang anak paham dalam

Islam mencintai Rasul berarti mentaati dan mengikuti segala yang

dilakukan beliau termasuk meniru kepribadian Rasulullah saw..

kepribadian Rasul dan implikasi peneladanannya dalam kehidupan sehari-

Page 68: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

57

hari. Rasulullah saw. adalah sosok yang wajib diteladani secara syar‟i

dalam segala hal yang bersumber darinya, baik ucapan, perbuatan, maupun

taqriq beliau. Inilah satu-satunya jalan bagi orangorang mukmin untuk

mewujudkan kebahagiaan di dunia sekaligus akhirat. Kewajiban

meneladani Rasulullah saw. dengan mengikutinya dan memegang teguh

sunnah-sunnahnya, menurut keterangan Al-Qur‟an merupakan indikator

atau bukti nyata kecintaan yang tulus kepada Allah Swt. sebagai

konsekuensi keimanan yang sempurna kepada-Nya.

Salah upaya menerapakan pendidikan cinta Rasul yaitu melalui

dakwah. Bentuk dakwah dengan Syair Burdah ini pada dasarnya

merupakan ajaran yang dilakukan oleh da‟i kepada mad‟u dalam

menerapkan nilai-nilai Islam dengan menunjukkan kecintaan kita kepada

Rasulullah saw.. Lantunan Syair Burdah mampu membuat seorang

menjadi terlena bahkan sangat menikmatinya. Seorang yang menikmati

lantunan Syair Burdah dan menghayati makna yang terkandung di

dalamnya terkadang sering merasakan adanya perasaan nyaman dalam

jiwanya. Oleh karena itu, santri yang sudah terkondisikan dengan lantunan

Syair Burdah bisa merasa nyaman dan tentram dengan perasaan cinta

kepada Rasulullah saw..

Syair Burdah biasanya dilantunkan dengan shalawat yang

merupakan rasa terima kasih kita kepada pribadi yang paling mulia, yang

mengiringi kita dan mengajarkan kita untuk mencapai kebahagiaan dan

keindahan nan abadi. Shalawat merupakan sebuah sarana untuk menambah

iman kita kepada Allah SWT... dan cinta kita kepada Nabi Muhammad

saw., serta mengetahui tentang sunnah-sunah Nabi Muhammad saw. agar

manusia mengamalkannya apa yang telah Rasul ajarkan kepada hambanya

untuk berbuat baik sesama dan sebagainya.

Uniknya, shalawat membantu para pelakunya mengikuti perilaku

(sunah) Rasulullah saw., tanpa paksaan. Ada kelembutan hati, yang

menggiring kerelaan. Membangkitkan kecintaan untuk dengan suka cita

mengikuti jejak beliau. Ada sebuah jalan yang membuat kesedihan dan

Page 69: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

58

kesetiaan menjalani hidup ditemani shalawat. Semakin banyak seseorang

menyebut nama beliau dan berdo‟a untuk beliau, semakin cinta kepada

beliau akan kian meningkat, dan ini membantu orang untuk menaati

seluruh perintah-perintah beliau dan menjauhi semua larangan yang sudah

beliau peringatkan.

Hal yang lebih penting adalah kesadaran bahwa membaca shalawat

kepada Nabi saw. merupakan kewajiban moral dan keharusan nurani. Hal

ini paling tidak karena tiga hal: pertama, kaum mukmin diperintahkan

membaca shalawat, seperti dinyatakan dalam QS. Al-Ahzab :56.

وملئكتو يصلون عل (65النب ي أي ها الذين آمنوا صلوا عليو وسلموا تسليما ) ىإن الل

Artinya:

“ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat

untuk Nabi saw.. Hai orang-orang yang beriman,

bershalawatlah kamu untuk Nabi saw. dan ucapkanlah salam

penghormatan kepadanya” (Q.S. Al-Ahzab:56).

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita beberapa pengertian.

Pertama, Allah Swt. mengabarkan kedudukan yang tinggi dan mulia dari

salah seorang hamba dan Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad saw.. Allah

Swt. juga memuji, menyanjung, memuliakan Rasulullah saw. dihadapan

makhluk-makhluk-Nya. Ini berarti bahwa betapa tinggi dan mulianya

kedudukan beliau di sisi Rabb al-Alamin. Kedua, bahwa Allah Swt. telah

memerintahkan penghuni alam al-a‟la (alam yang tinggi/langit), yaitu

para malaikat untuk bershalawat kepada Nabi saw. yang mulia. Ketiga,

bahwa Allah Swt. memerintahkan orang-orang beriman penghuni alam al-

sufla (bumi) supaya bershalawat dan mengucapkan salam kepada Nabi

saw. yang mulia. 95

Dengan selalu mengingat Nabi Muhammad saw. ini merupakan

bagian dari upaya untuk mengingat Allah Swt. yaitu dengan mencintai

95

Wildana Wargadinata, Spiritual Shalawat, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h. 9.

Page 70: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

59

Rasulullah saw., bentuk cintanya salah satunya adalah dengan membaca

shalawat. Shalawat bisa membentuk karakter cinta Rasul. Ketika

seseorang membaca shalawat itu menikmati, menghayati, apalagi sampai

mengetahui syair-syair atau mengetahui makna dari shalawat itu, maka

otomatis jadi paham sifat-sifatnya Rasulullah saw. seperti apa, sehingga

bisa mengambil hikmah, pelajaran dari shalawat tersebut.

Shalawat yang merupakan bentuk pengejawantahan dari rasa cinta

seorang muslim terhadap Nabi Muhammad saw.. Dalam

perkembangannya shalawat memiliki banyak ragam dan jenisnya, salah

satunya yakni Syair Burdah. Shalawat Burdah merupakan syair puji-pujian

yang ditujukan untuk Nabi Muhammad saw., pesan moral, nilai-nilai

spiritual dan semangat perjuangan.

Mencintai Rasulullah saw. adalah salah satu prinsip agama yang

sangat penting. Tiada iman bagi siapa yang tidak lebih mencintai Rasul

dari pada anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya. Sebagai

keutamaan dari mencintai Rasul adalah yang menuntut sikap

meneladaninya dengan baik serta merealisasikannya dalam bentuk meniru

akhlaknya, etikanya, amalan-amalan sunnah-nya, makan dan minumnya,

berpakaiannya, perilakunya, adab-adab sempurna dan akhlak lahiriyahnya

yang lain. Begitu pun dalam bentuk bathiniyahnya, seperti

mengungkapkan cinta melalui perbuatan dan selalu merasa rindu kepada

beliau.

Rasa rindu merupakan wujud mahabbah kepada Rasulullah saw.

berarti memiliki keinginan untuk selalu bertemu dan berjumpa dengan

beliau. Efikasi dengan tema kerinduan ini mampu membuat seorang

muslim memahami makna rindu, kriteria rindu, dan pihak yang

dirindukan, yaitu kerinduan yang lahir dari cinta sejati kepada Allah dan

Rasulullah saw.. dengan cara yang selaras dengan akhlaq dan ajaran Islam.

Hal tersebut tampak bada bait ke 7, 8, 9 sebagai berikut:

Page 71: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

60

ض نى رة و يك والعن م ۞ وأث بت الوجد خطي عب مثل الب هارم على خد

والب ي عتض اللذات بلل م ۞ ن عم سرى طيف من أىوى فأرقن

من إليك ولو أنصفت ل ت لم ۞ ذرة ي ل ئمي ف اوى العذري مع

Artinya :

Kerinduan menyisakan dua garis

Tangis di matamu dan kurus di tubuhmu

Bagai mawar kuning dan merah

Yang melekat di kedua pipimu

Bagaimana mungkin kau ingkari cinta

Sedang air mata dan tubuhmu yang melemah

Telah menjadi saksi paling jujur

Untuk cinta di hatimu

Memang benar bayangan orang yang aku cinta

Selalu hadir membangunkan tidurku

Cinta membuat suatu yang indah

Kerap berbaur dengan derita

Pada bait ke 7, 8, dan 9 ini menjelaskan tentang kerinduan terhadap

Rasulullah saw., orang yang sedang merindu tidak mungkin bisa

mengingkari rasa cintanya, dan air mata tak kunjung reda, tubuh pun jatuh

sakit, dan aliran air mata menggores dua garis di pipi, bagai sekuntum

mawar kuning dan merah. Hal tersebut menunjukkan kerinduan yang

mendalam bahkan hingga meneteskan air mata dan tubuh merasa sakit

karena sangat rindu dan memikirkannya, semua itu adalah tanda cinta.

Begitulah kiranya orang yang sedang dalam keadaan merindu orang yang

dicintainya, sulit tidur, selalu terbanyang-banyang, dan ingin segera

bahkan selalu berjumpa dengan yang dirinduinya.

Page 72: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

61

Dalam pribadi Rasulullah saw., terkumpul sifat-sifat sempurna

bagi manusia yang tidak pernah dimiliki oleh manusia selain beliau.

Diantaranya jiwa yang selalu ceria, akal yang cemerlang, perasaan yang

tajam, lisan yang fasih, cermat, dan teliti dalam pengamatan, ketekunan

dan kesungguhan diri, merawat perbuatan mulia serta menjauhi perbuatan

tercela.96

Pada dasarnya, perasaan dan jiwa akan terikat oleh cinta terhadap

sosok yang berbuat kebaikan kepadanya. Allah Swt. telah mengalirkan

kebajikan bagi kita melalui tangan Rasulullah saw.. Di mana seluruh

kebajikan tidak dapat menandinginya. Melalui perantara beliau, kita dapat

mengenal Allah Swt. dan kita dapat mengetahui segala yang disenangi dan

dibenci oleh Allah Swt.

Maka sewajarnya bila seorang manusia mencintai sosok yang

mempersembahkan suatu kebaikan kepadanya sebanyak satu atau dua kali

dalam kehidupan dunia, atau menyelamatkannya dari kebinasaan dan

kerusakan yang masa sakitnya hanya sebentar dan tidak selamanya. Maka

sosok yang mempersembahkan kenikmatan surga yang tidak pernah

berhenti kepada seseorang yang tidak pernah berhenti kepada seseorang

dan menyelamatkannya dari azab neraka yang tidak akan musnah, dialah

sosok yang paling patut untuk dicintai.97

Pada bahasan Syair Burdah yang dikaji penulis berisikan tentang

kisah Rasul dimana secara keseluruhan dari inti pembahasan di dalamnya

adalah membahas keagungan dan pujian terhadap Rasulullah saw. yang

salah satunya menjelaskan tentang kepribadian rasul yang dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari, dan implikasi atau pengaruh Syair Burdah

dalam pendidikan yaitu dapat mengembangkan kekayaan ruhani dan nilai-

nilai moral. Makna syair yang bermanfaat dalam membentuk jiwa

religiusitas, mencintai Rasulullah saw., memahami akhlak Rasulullah saw.

dan adab (budi pekerti) terpuji beliau, memahami nilai-nilai moral dan

96

Nabil Hamid Al-Mu‟adz, Bagaimana Mencintai Rasulullah saw., (Mesir: Darut-Tauzi‟

wan-Nasyr al-Islamiyah, 2002), h. 52-53. 97

Ibid., h. 55.

Page 73: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

62

aqidah yang benar. Fungsi pendidikan pada shalawat Burdah ini dengan

memberikan pengajaran kepada santri dan masyarakat, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Ia dipandang sebagai salah satu sumber

ajaran Islam dalam hal mencintai Nabi dan memujinya, serta mengetahui

berbagai mukjizatnya. Pada pendidikan Islam juga telah diajarkan

bagaimana cara bertawasul, bagaimana seseorang sejak kecil juga telah

diajarkan menghafal rukun Iman yang salah satunya adalah cinta kepada

Rasul dan memaknainya dengan cara kita menaati perintah Allah dan

Rasul-Nya juga menjauhi larangan-Nya, melalui Syair Burdah inilah salah

satu cara mencintai rasul dengan puisi yang disajikan melalui bentuk syair

yang dapat dibaca dengan dinyanyikan.

Mencintai Rasulullah saw. juga dapat dilihat peranannya dalam

berbagai segi kehidupan seorang muslim serta memiliki implikasi terhadap

sikap hidupnya. Dengan demikian mencintai Rasul dapat berperan sebagai

landasan etik bagi seorang muslim dalam meyikapi hidup dan

kehidupannya di dunia dengan melihat hidup ini secara luas, yakni hidup

di dunia dan hidup di akhirat. Keyakinan seperti ini mewujudkan sikap

jiwa yang tenang dan damai yang merupakan dambaan setiap orang. Jiwa

yang tenang ini pula yang akan mengantarkannya kepada kebahagiaan

yang abadi.

Syair Burdah juga terdapat nilai-nilai tentang materi aqidah,

syariah dan akhlak, yang mana nilai-nilai tersebut bisa dijadikan sebagai

acuan dan penyampaian materi dalam pendidikan Islam, walaupun tidak

mencakup semuanya. Cakupan tentang materi aqidah dalam Syair Burdah

ialah rukun iman yang enam, materi syariah mencakup tentang shalat,

puasa, doa, dan jihad, sedangkan cakupan materi tentang akhlak ialah

akhlak kepada Allah, Rasul serta akhlak kepada diri sendiri. Dengan

demikian maka kandungan tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam

Syair Burdah tersebut masih memiliki kesesuaian (relevansi) dengan

pendidikan Islam baik dari segi tujuan (untuk membentuk manusia supaya

menjadi manusia yang sempurna (insan kamil) sebagai hamba Allah serta

Page 74: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

63

sebagai 100 khalifah di muka bumi ini) maupun materi (akidah, syariah

dan akhlak). Oleh sebab itu, kasidah burdah bisa dijadikan sebagai salah

satu acuan ataupun rujukan dalam proses pendidikan Islam.

D. Implementasi Pendidikan Cinta Dalam Menumbuhkan

Rasa Cinta Antar Sesama Manusia

Pendidikan merupakan hal yang sangat tidak asing lagi untuk kita

dengar, Kita telah mengenyam pendidikan mulai dari usia belia sampai

sekarang, mulai dari sekolah dasar sampai jenjang kuliah serta mulai

tingkat non formal maupun tingkat formal. Dengan begitu dapat kita

ketahui bahwa pendidikan merupakan hal yang tidak dapat kita tinggalkan,

serta pendidikan tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-hari bahkan

pendidikan akan ada pada setiap lini dalam sendi kehidupan manusia.

Sejalan dengan pendidikan, Islam juga mempunyai keinginan luhur

yang membawa umat manusia untuk bersikap lebih baik, lebih berakhlakul

kharimah. Islam memperbesar agamanya salah satunya juga melalui dunia

pendidikan. Dengan hal tersebut pembawa ajaran islam berusaha mendidik

setiap pengikutnyanya atau umatnya agar selalu patuh kepada Tuhannya

dan mau untuk menyembah tuhannya (Allah) serta untuk memberi

kesempurnaan akhlak kepada umat manusia. Islam sendiri tidak hanya

mengatur cara kita untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat serta

cara untuk beribadah.

Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad saw. adalah sebagai rahmat

bagi semua mahluk yang ada di muka bumi, karena beliau membawa

risalah yang dapat mengantarkan umat manusia menjadi bahagia baik di

dunia maupun di akhirat.98

Rahmat yang dibawa oleh Rasulullah tersebut

tidak hanya terbatas pada satu golongan atau komunitas tertentu saja, akan

tetapi berlaku bagi setiap manusia baik yang muslim maupun non-muslim,

meskipun ada sebagian ulama yang berpendapat dan menafsirkan ayat

98

Muhammad al-Amin bin Muhammad al-Mukhtar al-Jakni al-Syanqithi, Adlwa al-Bayan

fi Idlahi al-Qur‟an bi al-Qur‟an, (Kairo: Dar al-Hadits, 2005), Vol. IV, h. 488.

Page 75: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

64

tersebut secara ekslusif, sehingga rahmat itu hanya khusus atau monopoli

bagi mereka yang beragama Islam. Untuk menjadikan Islam yang

rahmatan lil alamin maka diperlukan beberapa hal yang harus dipenuhi

dalam pendidikannya, diantaranya rasa cinta sesama manusia.

Nilai-nilai fundamental ini harus ditanamkan dalam pendidikan

Islam yang selama ini masih jauh belum terfikirkan dalam pendidikan

Islam. Untuk menuju pendidikan yang rahmatan lil‟alamin dibutuhkan

sebuah pendidikan Islam humanis yang menghargai pluralisme dan

multikulturalisme.99

Aspek perbedaan harus menjadi titik pijak dan titik

tekan dari setiap pendidik. Pendidik harus sadar betul bahwa masing-

masing peserta didik merupakan manusia yang unik yang tidak persis

sama rata, karena itu tidak boleh ada penyeragamanpenyeragaman dan

lembaga pendidikan harus memberikan ruang kepada peserta didiknya

agar mampu mengekspresikan perbedaan tersebut pada semua aspek

kehidupan. Oleh karena itu Islam mencoba menanamkan nilai-nilai sosial

sejak dini, agar kelak ketika peserta didik ketika telah lulus dari suatu

lembaga pendidikan mereka tidak terasingkan oleh lingkunngannya.

Untuk menumbuhkan rasa cinta sesama manusia dan hati yang

lembut pada peserta didik, maka dibutuhkan internalisasi nilai-nilai cinta

sesama manusia melalui berbagai metode dan upaya yang dapat dilakukan.

Adapun beberapa metode untuk menanamkan rasa cinta dan kasih sayang

kepada sesama manusia dapat dilakukan dengan cara sebagaimana berikut:

1. Metode Keteladanan (Uswatun Hasana)

Motivasi atau dorongan dan kehendak berbuat baik kepada

sesama manusia telah menjadi salah satu akhlak yang mulia

(mahmudah). Dorongan dan kehendak tersebut harus tertanam

sedemikian rupa, sebab pada setiap manusia dilarikan dengan

berbagai macam karakter dan perbedaan lainnya yang tidak dapat

dihindarkan. Oleh karena itu, untuk menanamkan sifat lemah

99

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam Dari Paradigma Pengembangan,

Manajemen Kelembagaan, Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), h. 314-315.

Page 76: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

65

lembut dan mencintai sesama manusia maka pendidik ataupun

orang tua yang bertugas untuk membimbing siswa agar memiliki

siat cinta kasih kepada manusia diharuskan untuk memberikan

teladan yang baik kepada siswa agar pemahaman konsep cinta

kasih kepada manusia tersebut dapat terinternalisasi dengan baik.

Penanaman rasa cinta kasih kepada manusia dapat

ditanamkan sejak dini kepada anak melalui kegiatan memberikan

teladan yang baik kepada anak sehingga anak memiliki contoh

yang dapat ditiru dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, peran

orang tua dan pendidik sangat penting untuk diterapkan. Seorang

guru dapat menanamkan sikap berbakti kepada orang tua melalui

materi-materi yang diajarkan di sekolah atau melalui kisah-kisah

tauladan yang disampaikan kepada anak sehingga anak dapat

memahami implementasi dari bersikap baik kepada orang tua

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan peran orang tua dalam

internalisasi konsep cinta kasih sesama manusia dapat dilakukan

melalui kegiatan memberikan cntoh yang baik kepada anak melalui

metode uswatun hasanah. Metode uswatun hasanah merupaka

suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses

pendidikan melalui perbuatan atau tingkah laku yang patut ditiru

(modeling). Namun yang dikehendaki dengan metode keteladanan

dijadikan sebagai alat pendidikan Islam dipandang keteladanan

merupakan bentuk prilaku individu yang bertanggung jawab yang

bertumpu pada praktek secara langsung.

Kebutuhan manusia akan teladan lahir dari gharizah (naluri)

yang bersemayam dalam jiwa manusia, yaitu taqlid (peniruan).

Ghaizah adalah hasrat yang mendorong anak, orang lemah, dan

orang-orang yang dipimpin untuk meniru prilaku orang dewasa,

orang kuat, dan pemimpin. Melalui metode Uswatun Hasanah yang

diberikan oleh orang tua maka seorang anak dapat dengan langsung

melihat dan mencontoh perbuatan tersebut dalam kehidupan sehari-

Page 77: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

66

hari sehingga tidak mengherankan apabila dikemudian hari anak

tersebut akan menyerap contoh tersebut dan mengimplementasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

Tugas keluarga dalam mendidik anak sangat berat dan

harus dibantu oleh sekolah. Tetapi kita harus ingat bahwa tidak

semua anak sedari kecilnya sudah menjadi tanggungan sekolah.

Janganlah kita salah tafsir bahwa anakanak yang sudah diserahkan

kepada sekolah untuk dididiknya adalah seluruhnya menjadi

tanggung jawab sekolah. Telah dikatakan bahwa kewajiban

sekolah adalah membantu keluarga dalam mendidik anak-anak.

Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan

anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak

dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya baik

di sekolah maupun dalam masyarakat. sebenarnya pengaruh

orangtua dalam mendidik anak adalah sangat besar, sehingga

menentukan bagaimana sifat anak tersebut ketika besar kelak.

Prinsi-prinsip pelaksanaan metode keteladanan pada

dasarnya sama dengan prinsip metode pendidikan yakni

menegakkan “Uswah Hasanah”. Dalam hal ini Muhaimin dan

Abdul Mujib mengklasifikasikan prinsisp penggunaan metode

keteladanan sejalan dengan prinsip pendidikan Islam adalah :100

a) At-Tawassu‟ Fil Maqashid la fi Alat (Memperdalam tujuan

bukan alat)

Prinsip ini menganjurkan keteladanan sebagai tujuan bukan

sebagai alat. Prinsip ini sebagai antisipasi dari berkembangnya

asumsi bahwa keteladanan pendidik hanyalah sebuah teori atau

konsep tetapi keteladanan merupakan tujuan. Keteladanan yang

dikehendaki di sini adalah bentuk prilaku pendidik atau

pendidik yang baik. Karena keteladanan itu ada dua yaitu

100

Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan

Kerangka Dasar Operasionalnya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 241.

Page 78: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

67

keteladanan baik (uswah hasanah) dan keteladanan jelek

(Uswah sayyi‟ah). Dengan melaksanakan apa yang dikatakan

merupakan tujuan pendidikan keteladanan (uswatun hasanah).

b) Mura‟atul Isti‟dad Wa Thab‟I (Memperhatikan pembawaan

dan kecenderungan peserta didik)

Sebuah prinsip yang sangat memperhatikan pembawaan

dan kecenderungan peserta didik. Dengan memperhatikan

prinsip ini, maka seorang pendidik hendaknya memiliki sifat

yang terpuji, pandai membimbinng anak-anak, taat beragama,

cerdas, dan mengerti bahwa memberikan contoh pada mereka

akan mempengaruhi pembawaan dan tabiatnya. Sebuah prinsip

yang sangat memperhatikan pembawaan dan kecenderungan

peserta didik. Dengan memperhatikan prinsip ini, maka

seorang pendidik hendaknya memiliki sifat yang terpuji, pandai

membimbinng anak-anak, taat beragama, cerdas, dan mengerti

bahwa memberikan contoh pada mereka akan mempengaruhi

pembawaan dan tabiatnya.101

c) Min al-Mahsus Ila al-Ma‟qul (sesuatu yang bisa diindra ke

rasional)

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia merasa lebih

mudah memahami sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca

indranya. Sementara hal-hal yang bersifat hissi atau rasioal

apalagi hal-hal yang bersifat irasional, kemampuan akal sulit

untuk menangkapnya. Oleh karena itu prinsip berangsur-angsur

merupakan prinsip yang sangat perlu diperhatikan untuk

memilih dan mengaplikasikan sebuah metode dalam proses

pendidikan. Inti pemakaian prinsip ini dalam metode

keteladanan adalah pengenalan yang utuh terhadap peserta

101

Herry Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999),

h. 180.

Page 79: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

68

didik berdasarkan umur, kepribadian, dan tingkat kemampuan

mereka. Sehingga prinsip tersebut dapat menegakkan “uswah

hasanah” (contoh tauladan yang baik) terhadap peserta didik.

Prinsip yang diterapkan dari pembahasan yang indrawi menuju

pembahasan yang rasional ini dalam kontek keteladanan adalah

keteladanan merupakan sebuah bentuk prilaku seseorang yang

dapat dilihat dan ditiru. Bentuk aplikasi dari rasional atas

keteladanan adalah menciptakan sebuah prilaku yang

mencerminkan nilai-nilai yang menjunjung norma agama.

Dengan keteladanan dijadikan sebuah metode dalam

pendidikan Islam memberi stimulus pada peserta didik untuk

berbuat setelah mengetahui kenyataan bahwa apa yang ajarkan

dan dilakukan oleh pendidik memberikan makna yang baik dan

patut contoh.

2. Metode Praktik (at-Tajribiyah)

Pendidikan akhlak dapat diintegrasikan dalam pembelajaran

pada setiap mata pelajaran, antara lain melalui mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Materi pembelajaran yang berkaitan

dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu

dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran akhlak tidak

hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi

dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di

masyarakat. Integrasi yang dimaksud meliputi pemuatan nilai-nilai

ke dalam substansi pada semua mata pelajaran dan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi dipraktik-kannya nilai-

nilai dalam setiap aktivitas pembelajaran di dalam dan di luar

kelas. Pendidikan akhlak ini sangat penting diterapkan di sekolah

maupun lembaga sosial lainnya agar terbentuk tatanan nilai dan

norma-norma sosial keagamaan yang baik sekaligus merupakan

jawaban dari aksi-aksi kekerasan dalam dunia pendidikan, dan ini

Page 80: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

69

memfilter siswa dari perilaku-perilaku negatif. Pendidikan akhlak

akan memperluas wawasan para pelajar tentang nilai-nilai moral

dan etis yang membuat mereka semakin mampu mengambil

keputusan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan

Pendidikan akhlak di sekolah adalah upaya yang terencana

untuk memfasilitasi peserta didik mengenali, peduli, dan

menginternalisasi nilai nilai karakter secara terintegrasi dalam

proses pembelajaran semua mata pelajaran, kegiatan pembinaan

kesiswaan, dan pengelolaan sekolah pada semua bidang urusan.

Dalam pendidikan akhlak di sekolah, semua komponen

(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen

pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran

dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan

mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau

kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana,

pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan

sekolah. Semua komponen di sekolah harus saling mendukung dan

bahu membahu secara kesadaran penuh untuk menanamkan nilai-

nilai pendidikan akhlak dimulai dari diri sendiri maupun

lingkungan sekolah bahkan masyarakat secara luas.

Melalui pendidikan akhlak diharapkan peserta didik mampu

secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,

mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai

karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari.

Syair Burdah dapat dijadikan salah satu media pendidikan cinta

kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw.. Cinta dapat ditimbulkan

dengan cara selalu memuji-muji orang yang dicintainya, sehingga orang

yang mencintai tenggelam dalam ingatan sifat-sifat dirinya sendiri, serta

perasaan yang dimilikinya. Hal ini juga berlaku untuk mencintai Allah

Page 81: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

70

Swt. dan Rasul-Nya. Dengan doa dan shalawat, kecintaan itu akan terus

tumbuh.

Penggunaan gaya bahasa yang sangat indah pada Syair Burdah

dapat menyentuh hati bahkan membuat orang yang mendengarnya dapat

menetaskan air mata. Secara tidak langsung dapat membuat kecintaan

seseorang kepada Rasulullah semakin mendalam. Apalagi jika tidak hanya

sekedar membacanya saja, melainkan tahu makna dari yang dibaca. Hal ini

juga dapat membuat seseorang semakin terus meningkatkan sunnah

Rasulullah saw. Namun pada umumnya, kebanyakan orang kurang

mengetahui apa maksud dari yang dibacanya. Alangkah baiknya dapat

menjiwai dari apa yang dibaca. Dengan menjiwai tiap baitnya, makna

yang dimiliki pada tiap Sayair Burdah akan semakin mendalam mencintai

Rasulullah saw.

Page 82: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah

disebutkan, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagaimana

berikut :

1. Pendidikan cinta yang terkandung dalam Syair Burdah karya

Imam Bushiri terdiri dari tiga nilai besar yaitu pendidikan cinta

kepada Rasulullah, menahan hawa nafsu, serta berakhlakul

karimah kepada setiap orang yang dicintai maupun yang

dibenci.

2. Pentingnya memiliki cinta kepada Rasulullah yaitu sebagai

landasan seseorang dalam mengenal kepribadian dan akhlak

Rasulullah, sehingga seseorang dapat meneladani akhlak dan

tingkah laku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pendidikan cinta kepada sesama manusia dan menanamkan

sikap lemah lembut dapat dilakukan dengan metode

keteladanan yaitu guru atau orang tua memberikan teladan

kepada anak sehingga tertanam nilai-nilai kecintaan dalam

kehidupan sehari-hari. Metode berikutnya dapat dilakukan

dengan pendekatan praktik dengan melibatkan segala unsur

dalam lembaga pendidikan sehingga dapat tercipta kebiasaan

untuk bersikap lemah lembut kepada sesama manusia.

Page 83: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

72

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang

diberikan adalah :

1. Bagi orang tua diharapkan untuk menanamkan pendidikan cinta

kepada sesama manusia sejak dini dan memberikan contoh akhlak

yang baik, sehingga anak dapat meniru tauladan yang baik dari

orang tua.

2. Bagi pendidik diharapkan pendidikan akhlak dikemas dengan

format pendidikan yang menyenangkan agar siswa dapat lebih

mudah meresapi nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam Islam.

3. Bagi siswa diharapkan selalu menjaga akhlak yang mulia kepada

siapapun, terutama bagi sesama manusia.

Page 84: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Misteri Ajaran Ma‟rifat, Ilmu Sejati. Jakarta: Mitrapress, 2007.

Abdurrahman, Masykuri. Burdah Imam al-Bushairy:Kasidah Cinta dari Tepi Nil

untuk Sang Nabi. Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2009.

Adib, Muhammad. Burdah: Antara Kasidah, Mistis, dan Sejara. Yogyakarta: PT

Lkis Printing Cemerlang, 2009.

_______________. Burdah: Antara Kasidah, Mistis, dan Sejarah. Yogyakarta:

Pustaka Pesantren, 2013.

Aferoes, M. Fanji. “Nilai Pendidikan Islam dalam Puisi “Sujud” Karya Gus Mus”,

Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2017. tidak dipublikasikan.

Ahmad, S.M. Islam Dalam Bingkai KeIndonesiaan dan Kemanusiaan Sebuah

Refleksi Sejarah. Bandung: Mizan pustaka, 2009.

Al-Amin, Muhammad bin Muhammad al-Mukhtar al-Jakni al-Syanqithi. Adlwa

al-Bayan fi Idlahi al-Qur‟an bi al-Qur‟an, Vol. IV. Kairo: Dar al-Hadits,

2005.

Ali, Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005.

Aliman, Mansur. Muslimah Bahagia Dunia Akhirat. Yogyakarta: Araska, 2016.

„Athuwi, Ali Najib. Al-Bushiri Sya‟ir al-Madaikh an-Nubuwah. Beirut : Dar al-

Kitab al-„Ilmiyah, 1995.

Atmazaki. Ilmu Sastra: Teori Dan Terapan. Padang: Angkasa Raya, 2005.

at-Tafsir al-Kabir, Jilid XVI, (Beirut : Dar Ihya‟ at-Turats al-„Araby, 1420 H),

Barud, Bassam Muhammad. al-„Umdah Fi as-Syarkh al-Burdah. Beirut : Dar al-

Fatkh Li an-Nasr, 2004.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik

dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2008.

Baharun, Muhammad. Burdah Madah Rosul Dan Pesan Moral. Surabaya:

Pustaka Progresif, 1996.

Page 85: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

74

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI,

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional;Undang-Undang RI No.20

Tahun 2003. Jakarta: SinarGrafika, 2009.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011.

Firdaus, Irfan. Biografi Tokoh Muslim Dunia Paling Berpengaruh. Yogyakarta:

Laras Media Prima, 2014.

Al-Ghazali, Imam ahmad. Ihya' Ulum ad-Din, Beirut: Dar al-Fikr, Juz VII. 1980.

Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. Ihya‟ Ulum ad-Din. Beirut :

Dar Ibn, 2006.

Al-Ghazali. Minhajul Abidin, Terj. Moh. Syamsi Hasan. Surabaya: Amelia, 2006.

Al-Ghazali, Imam. Ihya‟ Ulumuddin Ma„a Muqaddimah Fi at-Tasawwuf al-

Islami wa Dirasah Takhliliyyah Lisyakhsiyyah al-Ghazali wa Falsafah fi

al-Ihya‟, Kediri: Dar al-Ummah, Jilid IV.

Halim, Andreas. Kamus Lengkap 10 Milyar. Surabaya: Sulita Jaya, 1999.

Al-Haitami, Ahmad bin Muhammad bin Hajar. Al-Mankh al-Makiyah Fi as-

Syarkh al-Hamziyah, Beirut : Dar al-Khawi, Jilid III, 1998.

Al-Hanbali, Ibn Rajab. Istinsyaq Nasim Al Uns Istinsyaq Nasim Al-Uns Min

Nafahat Riyat Al-Quds. Maktab Al Islami 1411 H.

Hamka. Tafsir Al-Azhar. Singapura: Pustaka Nasinal Pte Ltd, 2007.

Hasanuddin. Ensikolpedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2007.

Aly, Herry Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.

Al-Hilali, Salaim Bin Ied. Bahjatun Nadzirin Syarh Riyadhus Shalihin. Bairut:

Dar Ibnu, 2002.

Al-Husain, Abu Muhammad bin Mas‟ud al-Baghawi. Ma‟alim at-Tanzil Fi Tafsir

al-Qur‟an. Beirut : Dar Ihya‟ at-Turats, Jilid V, 1420.

Ihsan, Hamdani., dan Ihsan, Fuad. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka

Setia, 2001.

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Yang

Memendam Rindu. Jakarta: Darul Falah, 1424 H.

Page 86: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

75

_________________________. Raudah al-Muhibbin wa Nuzhat al-Musytaqin.

Beirut: Dar alKutub al-„Ilmiyyah, 1995.

Kementrian Agama Republik Indonesia. Mushaf Al-Qur‟an dan Terjemah.

Jakarta: CV. Pustaka Jaya Ilmu, 2016.

Khairi. Islam & Budaya Masyarakat. Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2010.

Khariri. Estetika Qashidah al-Burdah Karya al-Bushiri, Jurnal Ibda, Vol. 6, No. 2,

P3M STAIN Purwokerto, 2007,

Maarif, Ahmad Syafii. Islam Dalam Bingkai KeIndonesiaan dan Kemanusiaan

Sebuah Refleksi Sejarah. Bandung: Mizan pustaka, 2009.

Mashur, Fadhil Munawwar. “Resepsi Kasidah Burdah Al bushiri dalam

masyarakat pesantren”, dalam Humaniora Vol. 18. No. 2, 2006.

Mansoer, Tolchah. Sajak al-Burdah dan al-Imam Muchammad al Bushiriy.

Yogyakarta: Menara Kudus, 1974.

Mansoer, Moh. Tolchah. Sajak-Sajak Burdah Imam Muhammad Al-Bushiri.

Yogyakarta: Adab Press, 2006.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta, 2007.

Mawardi dan Hidayati. Nur. IAD-ISD-IBD. Bandung: Cv.Pustaka Setia, 2009.

Mufid, Mohammad. Agar di Surga Bersama Nabi: Hidup Bahagia di Dunia dan

di Surga. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015.

Muhaimin dan Mujib, Abdul. Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan

Kerangka Dasar Operasionalnya. Bandung: Trigenda Karya, 1993.

Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam Dari Paradigma Pengembangan,

Manajemen Kelembagaan, Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Muhammad, Abu Abdillah Bin „Umar at-Taimi ar-Razi. Mafatikh al-Ghaib al-

Musammah Bi at-Tafsir al-Kabir, Beirut : Dar Ihya‟ at-Turats al-„Araby,

Jilid XVI, 1420 H.

Mulono, Hadi. Kisah Nuaiman, Sahabat Rasulullah yang Gemar Mabuk-

mabukan.2019.(https://www.google.com/amp/s/m.akurat.co/914039/kisah-

nuaiman-sahabat-rasulullah-yang-gemar-mabukmabukan). Diakses tanggal

26 Mei 2020 pukul 19.30.

Page 87: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

76

Mulyasa, Dedi. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Muzakki, Akhmad. Kesusastraan Arab; Pengantar Teori dan Terapan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006.

Al-Mu‟adz, Nabil Hamid. Bagaimana Mencintai Rasulullah saw.. Mesir: Darut-

Tauzi‟ wan-Nasyr al-Islamiyah, 2002.

_____________________. At-Tharaz ar-Rabbani. Cairo : Dar at-Tauzi‟ wa an-

Nashr, 2002.

Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2012.

Nihayah dan Ulin. Konsep Seni Qasidah Burdah Imam Al-Bushiri sebagai

Alternatif Menumbuhkan Kesehatan Mental. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol. 34,

No. 1, ISSN 1693-8054, 2014.

Noeng, Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin,

1998.

Purnama, Tata Septayuda. Khazanah Peradaban Islam. Jakarta: Tinta Medina,

2011.

Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1994.

Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FITK UIN Syarief Hidayatullah Jakarta,

2015.

Rahman, Sayyidina Luthfir. “Nilai-nilai Akhlak yang Terkandung dalam Kitab

Simtud Duror Karangan Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husaeni Al-

Habsyi”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2017. tidak

dipublikasikan.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari

Strukturalistik hingga Posstrukturalisme Perspektfi Wacana Naratif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Rifai, Muhammad. Politik Pendidikan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011.

Rumi, Jalaluddin. Fihi ma Fihi. Surabaya: Risalah Gusti, 2002.

Page 88: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

77

Rosyadi, Khoirun. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Romadhoni, Safitri. “Pendidikan Akhlak dalam Shalawat Burdah Karya Imam Al-

Bushiri”, Skripsi pada IAIN Surakarta: 2017. tidak dipublikasikan.

Saha, M. Ishoma El., Dan Hadi, Saiful. Sketsa Al-Qur‟an: Tempat, Tokoh, Nama,

dan Istilah dalam Al-Qur‟an. PT. Lista Fariska Putra, 2005.

Schimmel, Annemarie. Menyingkap yang Tersembunyi: Misteri Tuhan dalam

Puisi-puisi Mistis Islam. Bandung: Mizan, Cet. I, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2016.

Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007.

Syukur, Amin. “Sufi Healing: Terapi dalam Literatur Tasawuf”, Jurnal

Walisongo, Vol. 20, No. 2, 2012.

Tim Pustaka Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT.

Media Pustaka Phoenix, 2012.

Tualeka, Hamzah., dkk. Akhlak Tasawuf. Surabaya: IAIN SA Press, 2011.

Wargadinata., Wildana dan Fitriani, Laily. Sastra Arab dan Lintas Budaya.

Malang: UIN Malang Press, 2008.

Wargadinata, Wildana. Spiritual Shalawat. Malang: UIN-Maliki Press, 2010.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa

Dzuriyyah, 2002.

Al-Qardawi, Yūsuf. al-Īmān wa al-Ḥayāt. Merasakan Kehadiran Tuhan, Terj.

Jazirotul Islamiyah,. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Zed, Mestika, 2004, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor.

Indonesia

Page 89: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

78

Page 90: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

79

Page 91: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

80

Page 92: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

81

Page 93: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

82

Page 94: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

83

Page 95: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

84

Page 96: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

85

Page 97: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

86

Page 98: PENDIDIKAN CINTA DALAM SYAIR BURDAH KARYA IMAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Ada banyak sekali kitab-kitab maulid, ada yang berbentuk puisi, prosa, dan syair

87

BIODATA PENULIS

Farhan Fuadi, lahir di Jakarta, 23 September

1996. Penulis tinggal di Provinsi DKI Jakarta

tepatnya di Jakarta Barat. Penulis memulai

pendidikan di TKA Nur Sholehah pada tahun

2001. Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah

Dasar pada tahun 2002 di SDN 01 Pagi Kelapa

Dua. Setelah lulus dari SD penulis melanjutkan

pendidikannya ke tingkat Madrasah Tsanawiyah

Negeri pada tahun 2008 di MtsN 12 Jakarta dan

Madrasah Aliyah Negeri pada tahun 2011 di

MAN 19 Jakarta. Setelah lulus MAN penulis melanjutkan berkuliah S1 pada

tahun 2014 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Selama mengikuti masa perkuliahan penulis aktif mengikuti beberapa organisasi

intra kampus, diantaranya pada tahun 2015 menjadi pengurus Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam Departemen Kesenian dan

Olahraga dan tahun 2017 menjadi pengurus Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Komisi Pengawasan. Selain itu penulis juga aktif di

organisasi ekstra kampus diantaranya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII) dan Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB) pada tahun 2015.