119
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Bab I Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran diperguruan tinggi perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma barunya mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok :

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANUNISI 2008/2009

Citation preview

Page 1: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANBab I

Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran diperguruan tinggi perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah.

Pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma barunya mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok :

Page 2: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence)

Membina tanggung jawab warga negara (civic responsibility)

Mendorong partisipasi warga negara (civic participation)

Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membantu warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi nasional melainkan juga dalam dimensi spiritual, emosional dan sosial sehingga paradigma baru pendidikan kewarganegaraan bercirikan multi dimensional.

Page 3: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Suryadi & Somardi (1999) mengemukakan bahwa untuk mengkonsepsikan pendidikan kewarganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep negara dapat didekati dari sudut pandang sistem.

Negara adalah suatu suatu bentuk khusus dari tata kehidupan sosial yang dibangun dari sejumlah komponen dasar didalam suatu sistem yang integral. Komponen-komponen dasar sistem tata kehidupan bernegara terdiri atas :

Page 4: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sistem PersonalSistem KelembagaanSistem NormatifSistem KewilayahanSistem Ideologis sebagai faktor integratif

bagi seluruh komponen.

Page 5: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap warga negara :

1. Merupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah masyarakat yang berpemerintah sendiri.

2. Diberi hak-hak dasar dan dibebani tanggung jawab.

Warga negara hendaknya mengerti bahwa keterlibatannya dalam kehidupan politik dan dalam masyarakat demokratis, mereka dapat membantu meningkatkan kualitas hidup di lingkungan tetangganya, masyarakatnya, dan bangsanya.

Page 6: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Komponen penting dalam pendidikan kewarganegaraan :

1. Komponen kewarganegaraan bermasyarakat. Agar warga negara dapat menjalankan hak-hak dan menunaikan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat yang berpemerintah sendiri, mereka bukan hanya perlu memiliki pengetahuan dengan materi pokok diatas, mereka perlu pula untuk memiliki keterampilan intelektual dan partisipasi yang relevan.

Page 7: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2. Keterampilan intelektual dalam mata pelajaran PKn tidak terpisahkan dari materinya.agar mampu berfikir kritis tentang suatu persoalan politik.

3. Keterampilan intelektual yang penting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab, antara lain adalah keterampilan berfikir kritis, yang meliputi keterampilan mengidentifikasikan dan mendeskripsikan, menjelaskan dan menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat berkenaan dengan persoalan-persoalan publik.

Page 8: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

4. Keterampilan intelektual lainnya yang dikembangkan melalui pendidikan kewarganegaraan adalah mendeskripsikan, yaitu mendeskripsikan funsi-fungsi dan proses-proses seperti proses pengawasan dan keseimbangan (pengawasan dari lembaga legislatif atau hak uji materil dari Mahkamah Agung) merupakan petunjuk dari adanya pemahaman.

5. Pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma baru harus mampu mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan dan menganalisis.

Page 9: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bab IIKEANEKARAGAMAN SUKU DAN BUDAYA

BHINNEKA Tunggal Ika adalah semboyan atau motto bangsa Indonesia yang terdapat dalam lambang negara “Burung Garuda “. Istilah tersebut diambil dari buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular yang ditulis dalam bahasa sanskrit. Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai keanekaragaman, baik dalam aspek agama, budaya, maupun ras dan bangsa.

Page 10: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Kebhinnekaan sebagai Kekuatankebhinnekaan adalah sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita banggakan namun sekaligus juga sering kita prihatinkan. Hal ini dikarenakan mengatur masyarakat yang heterogen jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengatur masyarakat yang homogen.

Oleh karena itu amatlah logis dalam upaya mengantisipasi terjadinya perpecahan antar suku bangsa, MPR sebagai lembaga tertinggi negara dalam sidang tahunnya yang pertama tahun 2000 mengeluarkan Ketetapan Nomor V/MPR/2000 tentang “Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional” dimana dalam salah satu kalimatnya menyatakan, bahwa konflik sosial budaya telah terjadi karena kemajemukan suku kebudayaan dan agama yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh pemerintah maupun masyarakat.

Page 11: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Hal ini semakin diperkuat oleh pihak penguasa yang menghidupkan kembali cara-cara menyelenggarakan pemerintahan yang feodalistik dan paternalistik, sehingga menimbulkan konflik horizontal yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kondisi di Indonesia belum seburuk kondisi yang terjadi di India atau Philipina, namun bibit-bibit desintegrasi bangsa mulai bermunculan, terutama setelah timot timur berhasil melepaskan diri dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian diikuti oleh tuntutan serupa dari sebagian masyarakat Aceh dan irian.

Page 12: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Prinsip Kebersamaan dan KesetaraanKeanekaragaman bangsa Indonesia

dilatarbelakangi terutama disebabkan oleh jumlah suku-suku bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar, dimana setiap suku bangsa tersebut mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut para ahli (Depdikbud, 1984) jumlah suku bangsa di Indonesia mencapai 300 suku bangsa atau golongan etnik.

Page 13: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

S.J. Esser menyatakan di seluruh wilayah Nusantara ada sekitar 102 bahasa daerah, bahkan bila dilihat dari egi dialek, maka jumlahnya akan lebih banyak lagi, di Irian saja ada sekitar 185 dialek bahasa lokal. Keanekaragaman ini nampak pula hasil-hasil kebudayaan daerah-daerah di wilayah Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai jenis tarian dan nyantian yang berbeda, begitu juga dalam hasil karya atau kerajinan, setiap daerah mempunyai hasil karya yang berbeda yang menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.

Page 14: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

C. Unsur Pokok Kebudayaan Indonesia

Untuk mempertegas kondisi kebhinnekaan di Indonesia, Koentjaraningrat (1993) menguraikan secara garis besar unsur-unsur pokok yang hidup dalam seleksi dari 15 kebudayaan di Indonesia.

Sementara itu Awan mutaqin (1992) menyatakan, bahwa konstruksi keragaman kebudayaan bangsa Indonesia dapat dirumuskan berdasarkan nilai adaptasi ekologis, sistem kemasyarakatan dan berbagai pengaruh unsur-unsur dari luar. Addapun rinciannya sbb :

Page 15: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Budaya berkebun sederhana

2. Budaya berladang dan bersawah

3. Budaya bersawah

4. Budaya Masyarakat Kota

5. Budaya Metropolitan

Menurut Von Savigny, hukum suatu masyarakat mengikuti Volksgeist (jiwa/semangat rakyat0 dari masyarakat tempat hukum (adat0 itu berlaku.

Page 16: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Menurut Koentjaraningrat (1993) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam menganalisis hubungan antar suku-suku bangsa dan golongan, yaitu :

1. Sumber-sumber konflik

2. Potensi untuk toleransi

3. Sikap dan pandangan, dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa atau golongan.

4. Kondisi masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antar suku bangsa atau golongan tersebut berlangsung.

Page 17: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Selanjutnya dikatakan pula oleh Koentjaeaningrat, bahwa sumber-sumber konflik dinegara berkembang termasuk Indonesia ada 5, Yaitu:

1) Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dlam hal mendapatkan mata pencaharian.

2) Kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku bangsa lain.

Page 18: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3) Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari uku bangsa lain yang berbeda agama.

4) Konflik akan terjadi kalau suku-suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa lain secara politis.

5) Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku suatu bangsa yang telah bermusuhan secara adat.

Page 19: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB IIIKEBANGGAAN SEBAGAI SEBUAH BANGSA

A. Pemahaman Wawasan NasionalPemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Kata “wawasan” itu sendiri berasal dari wawas (bahasa jawa) yang artinya melihat atau memandang. Dengan tambahan akhiran “an” kata ini secara harfiah berarti : cara penglihatan atau cara tinjau atau cara pandang.

Page 20: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, satu bangsa perlu memperhatikan tiga faktor utama :

1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup2. Jiwa, tekad, dan semangat manusianya atau

rakyatnya.3. Lingkungan sekitarnya.

Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam ksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interrelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional (termasuk lokal dan propinsional), regional, serta global.

Page 21: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pengertian kewarganegaraan dapat dilihat dari perspektif ide kewarganegaraan dan prinsip warga negara sebagai subjek politik (Hikam,1999). Dilihat dari perspektif ide kewarganegaraan, maka dapat dipilih setidaknya menjadi enam pengertian.

I. Kewarganegaraan sebagai konstruksi legal.

II. Kewarganegaraan diartikan sebagai posisi netralitas.

III. kewarganegaraan sebagai keterlibatan dalam kehidupan komunal.

Page 22: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IV. Kewarganegaraan dikaitkan dengan upaya pencegahan (amelioration) terhadap konflik-konflik berdasarkan perbedaan kelas.

V. Kewarganegaraan sebagai upaya pemenuhan diri (self sufficiency)

VI. Kewarganegaraan sebagai proses “hermeniutik” yang berupa dialog dengan tradisi, hukum dan institusi.

Page 23: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Menurut Hikam (1999), gabungan pengertian kewarganegaraan antara ketiga keempat dan keenam dapat dikembangkan untuk landasan pembentukan paradigma kewarganegaraan yang relevan dengan kondisi kita.

Ada 7 syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh kewarganegaraan sebagaimana yang ditentukan UU No. 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan RI, Yaitu :

Page 24: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

i. Karena kelahiran

ii. Karena pengangkatan

iii. Karena permohonan

iv. Karena pewarganegaraan

v. Karena atau sebagai akibat perkawinan

vi. Turut ayah dan ibunya

vii. Karena pernyataan

Page 25: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Seseorang yang telah menjadi WNI tidaklah bersifat permanen/tetap, dapat saja sewaktu-waktu kehilangan kewarganegaraan RI. Kehilangan kewarganegaraan RI dapat karena sebagai berikut (pasal 17 UU No. 62 tahun 1958):

1. Memperoleh kewarganegaraan lain.

2. Tidak melepaskan kewarganegaraan lain

3. Diakui oleh orang asing sebagai anaknya.

4. Anak yang diangkat dengan sah oleh orang asing sebagai anaknya.

5. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh menteri kehakiman.

Page 26: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

6. Masuk Dinas Militer aatau Dinas Kewarganegaraan Asing tanpa izin dari Menteri kehakiman.

7. Bersumpah atau berjanji kepada negara asing.8. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat

ketatanegaraan.9. Mempunyai paspor negara asing.10. Selama 5 tahun berturut-turut tinggal di negara

asing dengan tidak menyatakan keinginan tetap menjadi WNI. Ia akan memperoleh kembali kewarganegaraan RI, jika ia bertempat tinggal di Indonesia dengan KIM (Kartu Izin Masuk) dengan dinyatakan kepada Pengadilan Negeri (Pasal 18). Kemudian ini dirubah dengan UU No. 3 Tahun 1976 yang menyatakan persyaratan meliputi :

Page 27: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

a. KIM

b. Melaporkan diri keada perwakilan RI di negara tempat tinggal.

c. Menunjukkan keinginan yang sungguh-sungguh untuk menjadi WNI dan menunjukkan kesetiaannya kepada negara RI.

d. Setelah ada keputusan Menteri Kehakiman melakukan sumpah atau janji setia.

Page 28: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Pentingnya Status Warga NegaraDapat dilihat dari segi perspektif hukum

perdata internasional dan hukum publik (sudargo Gautama,1987).

Status warga negara dapat dibedakan menjadi empat, yaitu status positif, status negatif,status pasif,dan status aktif (padma Wahjono, 1983).

C. Kewajiban Warga NegaraDimaksudkan setiap warga negara

secara konsisten melaksanakan hak (rights) dan kewajiban (duty) sebagai warga negara dan bersedia menanggung akibat atas pelaksanaan tersebut.

Page 29: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bab VNILAI-NILAI PANCASILA

Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV, tetapi makna pancasila pada zaman Majapahit tentu saja berbeda dengan makna pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Pada buku sutasoma, istilah pancasila mempunyai dua arti yaitu berbatu sendi yang lima pelaksanaan kesusilaan yang lima (pancasila krama), yaitu :

Page 30: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1) Tidak boleh melakukan kekerasan2) Tidak boleh mencuri3) Tidak boleh berjiwa dengki4) Tidak boleh berbohong5) Tidak mabuk minuman keras.

Sedangkan pancasila yang dijadikan dasar negara kita mempunyai limam dasar dengan rumusan yang sah dan resmi tercantum dalam alenia ke_4 Pembukaan UUD.

Page 31: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Secara histori, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang disingkat BPUPKI (Dokurisu Junbi Choosakai) pada tanggal 29 April 1945. badan ini dibentuk pemerintah Jepang sebagai tindak lanjut (realisasi) dari ‘Janji Kemerdekaan” bagi Bangsa Indonesia yang diucapkan Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 september 1944 di depan parlemen di Tokyo. BPUPKI sendiri beru dilantik tanggal 28 mei 1945 dan mulai bersidang pada tanggal 29 mei 1945.

Page 32: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BPUPKI mengadakan 2 kali sidang yaitu pertama, pada tanggal 29 mei -1 juni 1945 untuk bicarakan dasar indonesia merdeka (philosofische grondslag dari Indonesia Merdeka). Pada sidang pertama tersebut muncul usulan rumusan dasar negara dari Mr. Muhamad Yamin (29 Mei 1945), Dr.Soepomo (31 Mei 1945), dan rumusan dari Ir. Soekarno (1 Juni 1945) yang dengan tegas menyebutkan bahwa rumusan tersebut diberi nama pancasila.

Page 33: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sidang BPUPKI yag kedua diselenggarakan tanggal 10-17 juli 1945, pada tanggal 14 juli 1945, Piagam Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai Pembukaan dan Rancangan Undang-Undang dasar yang dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka. Pada tanggal 9 agustus 1945 pemerintah Jepang membentuk panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia yang disingkat PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai)yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohd.Hatta sebagai wakilnya.

Page 34: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Para ahli diantaranya Notonegoro, Dardji Darmodiharjo, dan Hazairin berpendapat bahwa sila-sila dalam Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan, karena tiap sila mengandung empat sila lainnya.

Kesatuan dan kebulatan sila-sila Pancasila tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 35: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SILA 1

SILA 2SILA 5

SILA 3SILA 4

Page 36: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pancasila sebagai Pandangan Hidupmengamalkan Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari adalah apabila kita mempunyai sikap mental, pola pikir , dan pola tindak yang dijiwai sila-sila Pancasila secara kebulatan, bersumber kepada pembukaan dan batang tubuh UUD 1945, tidak bertentangan dengan norma-norma agama, norma kesusilaan, norma sopan santun dan adat kebiasaan, serta tidak bertentangan dengan norma hukum yang berlaku.

Page 37: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Pancasila sebagai Dasar Negara

pengertian Pancasila sebagai dasar negara seperti diungkapkan diatas, sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat.

Page 38: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/2000 ditegaskan bahwa Pancasila merupakan Sumber Hukum “Dasar Nasional (pasal 1 ayat 3). Hal ini mengandung arti bahwa segala bentuk hukum nasional (peraturan perundang-undangan) secara material harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Pancasila sebagai dasar negara, dalam pengalamannya mempunyai sifat imperatif (memaksa), artinya mengikat dan memaksa semua, warga negara untuk tunduk kepada pancasila, dan siapa yang melanggar pancasila sebagai dasar negara ia harus ditindak menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Page 39: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam ketetapan MPR tersebut ditegaskan bahwa sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan.

Memang benar bahwa secara yuridis konstitusional,UUD 1945 ditetapkan oleh MPR sebagimana dijelaskan dalam pasal 3 UUD 1945.

Berkaitan dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai pancasila mempunyai nilai obyektif dan subyektif.

Page 40: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pembagian nilai menurut pendapat Notonegoro dalam Dardji Darmodiharjo,dkk (1978:51) yaitu:

a. Nilai materilb. Nilai vital.c. Nilai kerohanian

nilai kerohanian itu sendiri dapat dibedakan atas :

1) Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber pada akal/rasio manusia

2) Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia

3) Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan/keyakinan manusia.

Page 41: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

C. Pancasila sebagai Budaya BangsaDalam rangka pengembangan

sosial budaya, pancasila merupakan sumber normative bagi peningkatan humanisasi dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran pancasila dapat berupa dorongan untuk.

1. Universilisasi yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur

2. Transesdentalisasi yaitu meningkatkan derajat kemanusiaan dan kebebasan spritual (Kunto Wijaya, 1986)

Page 42: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

dalam proses reformasi ini dewasa ini sering kita saksikan gejolak masyarakat yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang beradab hal ini sebagai akibat perbenturan kepentingan politik demi kekuasaan sehingga masyarakat sebagai elemen imprastruktur politik yang melakukan aksi sebagai akibat akumulasi persoalan-persoalan politik.

Page 43: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bab VISISTEM PEMERINTAH

Secara etimologis , demokrasi berasal dari kata Yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos atau kratein” berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diterjemahkan “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people (pemerintah oleh rakyat). Dengan kata lain, demokrasi berarti pemerintahan yang dijalan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan ) setelah adanya proses pemilihan umum secara langsung, umum, beba, rahasia, jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.

Page 44: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Secara singkat, demokrasidapat diartikan, mengacu pada ucapan Abraham Lincoln, “the government from the people, by the people and for the people” (suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat).

Secara historis, demokrasi telah tumbuh sejak zaman Yunani Kuno, ialah pada masa Negara Kota (City State) Athena sekitar abad ke 6 sampai abad ke 3 sebelum masehi.

Page 45: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam sejarah dikenal bahwa negara kota Athena Kuno sebagai negara demokrasi pertama di dunia mampu menjalankan demokrasi langsung dengan majelis sekitar 5.000 sampai 6.600 orang berkumpul secara fisik menjalankan demokrasi langsung.

Bentuk demokrasi paling umum saat ini dengan jumlah penduduk suatu kota ada yang 50.000 orang bahkan jutaan orang adalah demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.

Page 46: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Menurut Alimudi (1999) demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut suatu pembagaan dari kebebasan.

Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan mengapa demokrasi, maka dari alasan historis ini dapat dikemukakan bahwa demokrasi sebagai dasar sistem pemerintahan konstitusional sudah teruji oleh zaman yang menjunjung tinggi kebebasan, hak asasi manusia, persamaan didepan hukum yang harus dimiliki oleh setiap individu dan masyarakat.

Page 47: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Alimudi (1999) mengemukakan soko guru demokrasi sebagai berikut :

1) Kedaulatan rakyat2) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari

yang diperintah3) Kekuasaan mayoritas4) Hak hak minoritas5) Jaminan hak asasi manusia6) Pemilihan yang bebas dan jujur7) Persamaan didepan hukum8) Proses hukum yang wajar9) Pembatasan pemerintah secara konstitusional10) Pluralisme sosial, ekonomi dan politik11) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama

dan mufakat

Page 48: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Indonesia menganut sistem pemerintahan negara demokrasi konstitusionil. Dalam kitab UUD 1945 padabagian penjelasan umum topik sistem pemerintahan negara dinyatakan bahwa :

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat). Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat).

2. Sistem konstitusional pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Page 49: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Demokrasi Konstitusionilwalaupun ada pengertian timbal balik

antara konsep “demokrasi” dan ‘kebebasan” namun makna dua konsep tersebut tidaklah sama. Telah dikatakan terdahulu bahwa demokrasi yang sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang dibatasi oleh aturan hukum (konstitusi). Oleh karena itu, Budiardjo (1988) mengidentifikasi demokrasi yang kekuasaannya terbatas dan pemerintahannya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang ketentuan dan peraturan hukum yang membatasi kekuasaan pemerintah Indonesia ada dalam konstitusi sehingga demokrasi konstitusional sering disebut “pemerintahan berdasarkan konstitusi”.

Page 50: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Istilah lain yang sering pula digunakan adalah constitutional government, limitd government atau restrained government.

Adanya pembatasan dalam sistm pemerintahan (demokrasi konstitusionil) sangat penting mengingat seringkali makna demokrasi diidentifikan dengan kebebasan. Anda mungkin masih ingat perkataan Lord Acton, sebagi berikut : “power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely, artinya setiap orang yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaannya, tetapi orang yang mempunyai kekuasaan tak terbatas sudah pasti akan menyalahgunakan kekuasaannya.

Page 51: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Abad ke 19 sering dianggap dan dijadikan sebagai masa lahirnya demokrasi konstitusionil karena pada saat itulah munculnya para ahli eropa barat kontinental, seperti Immanuel Kant dan F. Julius Stahl dan AN. Dicey dari Anglo Saxon yang memberikan pembatasan yuridis yang dikenal dengan Rechtsstaat atau Rule of law. Menurut Kant dan Stahl (dalam Budiardjo, 1988) ada empat unsur Recssttat, yakni :

Page 52: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Hak-hak Asasi ManusiaPemisahan atau pembagian kekuasaan

untuk menjamin hak-hak ituPemerintahan berdasarkan peraturan-

peraturanPeradilan administrasi dalam perselisihan

sedangkan dari karangan Anglo Saxon, A.V.Dicey, mengidentifikasikan unsur-unsur Rule of Law dalam demokrasi konstitusionil sebagai berikut:

Page 53: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Supermasi aturan hukum (Supermacy of the law), tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang (Absence of Arbitrary Power), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.

Kedudukan yang sama di depan hukum (Equality before the law) baik untuk pejabat maupun rakyat biasa.

Terjamin hak-hak manusia oleh undang-undang.

Page 54: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sejalan dengan adanya perubahan konseptual dan penyelenggaraan dalam demokrasi konstitusionil dari klasik kepada rule of law yang dinamis, Budiardjo (1988) mengidentifikasi sejumlah syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of law,sebagai berikut :

Page 55: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Perlindungan konstitusionilBadan kehakiman yang bebas dan tidak

memihakPemilihan umum yang bebasKebebasan untuk berserikat/berorganisasi

dan beroposisiPendidikan kewarganegaraan

Ciri masyarakat demokratis yang penting adalah tegaknyas supermasi hukum atau Rule of Law.

Page 56: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sanusi (1999) mengidentifikasi sepuluh pilar demokrasi konstitusionil Indonesia yang dikenal dengan “The ten pilars of Indonesian constitutional democracy” berdasarkan filasafat bangsa Pncasila dan Konstitusi Negara RI UUD 1945 sebagai berikut:

1) Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Demokrasi berdasarkan Hak Asasi Manusia

Page 57: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3) Demokrasi berdasarkan Kedaulatan Rakyat

4) Demokrasi berdasarkan kecerdasan rakyat

5) Demokrasi berdasarkan pemisahan kekuasaan negara

6) Demokrasi berdasarkan otonomi daerah

7) Demokrasi berdasarkan supermasi hukum (rule of law)

8) Demokrasi berdasarkan peradilan yang bebas

9) Demokrasi berdasarkan kesejahteraan rakyat

10) Demokrasi berdasarkan keadilan sosial

Page 58: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bahmueller (1996) menyatakan bahwa pada umumnya pelaksanaan demokrasi di sejumlah negara berada pada tahap kemenduaan atau berarti dua, an ambiguous democratic moment. Sebagai ilustrasi ia melukiskan bahwa pada permulaan tahun 1990 mulai muncul gelombang perubahan demokrasi baru.

Bahmueller juga mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi penegakkan demokrasi konstitusionil disuatu negar, yaitu:

Page 59: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Faktor-faktor ekonomi

Sosial politik

Faktor budaya kewarganegaraan dan akar sejarah

Page 60: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Sistem Pemerintahan Demokrasi

Demokrasi dapat kita pandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang di dalam UUD 1945 disebut kerakyatan.

Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafat Pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila Pancasila. Ini berarti bahwa:

Page 61: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Demokrasi atau pemerintah rakyat yang digunakan oleh pemerintah Indonesia adalah system pemerintahan rakyat yang dijiwai dan dituntun oleh nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia (Pancasila)

2. Demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah transformasi nilai-nilai falsafah Pancasila menjadi suatu bentuk dan system pemerintahan khas Pancasila

Page 62: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3. Demokrasi Indonesia yang dituntun oleh nilai-nilai Pancasila adalah konsekuensi dari komitmen pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dibidang pemerintahan atau politik.

4. Pelaksanaan demokrasi Indonesia dengan baik mensyaratkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai falsafah Pancasila

5. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia dengan benar adalah pengamalan Pancasila melalui politik pemerintahan.

Page 63: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Menurut Prof.Dr.hazairin, SH:“demokrasi Pancasila, istilah yang

digunakan oleh MPRS 1968, pada dasarnya adalah demokrasi sebagaimana telah dipraktekkan oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala dan masih dijumpai sekarang ini dalam masyarakat hukum adat, seperti desa, marga, dan wanua..yang telah ditingkatkan ketaraf urusan Negara dimana kini disebut Demokrasi Pancasila”.(Hazairin,1968:35).

Page 64: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

C. Peran Tanggung Jawab pemerintah

Tugas pokok pemerintah meliputi : melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangs, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Page 65: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sedangkan fungsinya dalam melaksanakan tugas pokok adalah menyelenggarakan pertahanan keamanan, kehakiman dan peradilan, urusan perekonomian, pembinaan demokrasi serta politik dalam dan luar negeri, memeliharaan kesajhteraan, kesehatan, kehidupan sosial, keuangan, Melaksanakan pendidikan dan kebudayaan, membina agama dan kepercayaan, membina agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.

Page 66: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bab VIIKEWAJIBAN NEGARA

A. Proses Terjadinya Negaraproses bangsa yang menegara memberikan gambaran tentang bagaimana terbentuknya bangsa, dimana sekelompok manusia yang berada di dalamnya merasa sebagai bagian dari bangsa. Negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa.

Page 67: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Pembagian Kekuasaanmembicarakan system pemerintahan adalah membicarakan bagaimana pembagian kekuasaan serta hubungan antara lembaga-lembaga negara yang menjalankan kekuasaan-kekuasaan negara itu, dalam rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat. pembagian kekuasaan dalam negara dapat bersifat vertical dan horizontal.

Page 68: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

a. Lembaga kepresidenan1. Masa jabatan Presiden ditentukan

cukup dua kali masa jabatan saja, sesudahnya tidak dapat dipilih lagi.

2. Tentang kekuasaan Presiden mengesahkan RUU yang telah memperoleh persetujuan DPR. Presiden harus mengesahkan atau menolak RUU yang telah disetujui oleh DPR dalam waktu 10 hari.

3. Tentang kekuasaan Presiden membuat Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) sudah ditiadakan, kalu hendak dipertahankan maka harus jelas-jelas syarat-syaratnya.

Page 69: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

4. Presiden dan wakil presiden diberhentikan dalam masa jabatannya karena melakukan pengkhianatan, menerima suap, korupsi atau tindak pidana yang diancam hukuman lima tahun atau lebih, atau karena tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wakil presiden.

Page 70: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

b. Lembaga MPR1)Utusan daerah atau

utusan yang mewakili daerah, bukan utusan partai politik atau kekuatan politik tertentu.

2)Utusan golongan adalah utusan golongan kepentingan (interest group)

3)MPR hanya dapat melakukan wewenang yang telah tercantum dalam UUD, seperti daitur dalam Pasal 3, Pasal 6, dan Pasal 37.

Page 71: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

c. Lembaga DPR1) Seluruh anggota DPR harus dipilih langsung

oleh seluruh rakyat dalam satu pemilihan umum.

2) DPR mempunyai hak anggaran mengajukan usul RUU, mengadakan perubahan RUU yang diajukan pemerintah, hak angket, mengajukan pendapat, menyampaikan resolusi, dan hak meminta keterangan.

3) DPR berhak menyatakan pendapat mengenai persetujuan internasional yang dibuat oleh pemerintah.

Page 72: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

d. Lembaga DPAKalau lembaga ini dipertahankan, maka DPA harus lebih diberdayakan, Misalnya:Presiden meminta DPA mengenai:

1) RUU sebelum disampaikan pada DPR

1. Peraturan Pemerintah sebelum ditetapkan

2. Perjanjian atau persetujuan nasional

3. Menyatakan seluruh atau sebagian wilayah Indonesia dalam keadaan bahaya.(NB: perubahan ke_4 UUD 1945 tahun 2002 telah menghapuskan lembaga DPA ini)

Page 73: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

e. Lembaga BPKHarus ada pemisahan tentang pengaturan BPK dengan keuangan, dan BPK harus diberi kewenangan memeriksa keuangan negara, baik di pusat maupun di daerah.

f. Kekuasaan Kehakiman1) Kekuasaan Kehakiman harus benar-benar

merdeka, lepas dari pengaruh pemerintah atau lembaga negara lainnya.

2) Mahkamah agung diberi kewenangan menguji peraturan perundangan tehadap UUD (disarikan dari Bangir Manan,2000:21-29)

Page 74: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

C. Demokrasi Indonesia

demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah Pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila Pancasila.

Page 75: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bab VIIIUUD/KONSTITUSI

SEORANG SEJARAWAN Ingris yang bernama Lord Acton berpendapat bahwa Powertend to corrupt, but absolut power tend corrupt absolutelly yang mengadung arti bahwa kekuasaan itu cenderung untuk disalahgunakan. Untuk mencegah terjadinya kekuasaan yang absolut, maka sangat diperlukan adanya UUD (konstitusi).

Page 76: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Proses Perumusan UUDseperti telah dipaparkan sebelumnya bahwa BPUPKI yang bertugas untuk menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia telah mengadakan dua kali sidang yaitu,pertama pada tanggal 29 mei- 1 juni 1945 dan sidang kedua diselenggarakan tanggal 10-17 juli 1945.

Pada tanggal 18 agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama dengan menetapkan keputusan yang yang penting bagi kehidupan negara yaitu:

Page 77: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

a. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUd 1945 yang bahan-bahannya hampir seluruhnya diambil dari Rancangan pembukaan UUD yang telah disusun oleh panitia perumusan tanggal 22 juni 1945

b. Menetapkan dan mensahkan UUD, yang bahan-bahannya hampir seluruhnya diambil dari Rancangan UUD yang disusun panitia perancang UUD tanggal 16 Juli 1945

Page 78: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

c. Memilih Ir. Soekarno dan wakil Mohammad Hatta masing-masing sebagai Presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia.

d. Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite nasional.

Dengan penetapan dan pengesahan tersebut, maka negara republik Indonesia yang baru merdeka telah memiliki UUD 91945) yang kemudian naskah resminya dimuat dan disiarkan dalam berita republik Indonesia tahun ke 11 No.7 tahun 1946 yang terbit tanggal 15 febuari 1946.

Page 79: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Endang sudardja A (1980) berpendapat bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan staats fundaamentalnorm (pokok kaidah negara yang fundamental) dari negara Republik Indonesia yang mempunyai kedudukan kuat dan tetap serta melekat pada kelangsungan hidup negara RI. jadi pembukaan itu tidak dapat dirubah secara hukum.

Menurut Notonagoro, untuk dapat dikatakan staats-fundamentalnorm harus memenuhi beberapa unsur mutlak yaitu:

Page 80: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Dalam hal terjadinya:a. Ditentukan oleh pembentuk negara

dan b. Terjelma dalam suatu bentuk

pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar negara yang dibentuk.

2. Dalam hal isinya :a. memuat azas kerohanian, negara

(dasar negara yang dibentuk): memuat azas politik negara (dasar cita-cita negara apa); memuat untuk cita-cita apa (tujuan negara)

b. Memuat ketentuan diadakannya UUD negara.

Page 81: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Setiap UUD atau konstitusi yang berlaku disetiap negara tentu mempunyai muatan materi yang berbeda-beda tergantung pada kepentingan dan kondisi negara itu sendiri. Namun demikian Sri Soemantri (1987:51) berpendapat bahwa pada umumnya UUD atau konstitusi berisi tiga hal pokok yaitu :

1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara

2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental

3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental. Anda dipersilakan untuk menganalis apakah ketiga isi pokok konstitusi tersebut ada dalam batang tubuh UUD 1945.

Page 82: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Indonesia Negara HukumJika dirinci dan dikaji secara

mendalam materi yang diatur dalam batang tubuh UUD 1945 memuat antara lain tentang:

a) Sistem Pemerintahan Negarab) Kelembagaan negarac) Pemerintahan Daerah d) Hubungan antara Negara dan Warga

Negara/Penduduke) Bendera dan Bahasaf) Perubahan UUDg) Aturan Peralihan dan Aturan tambahan

Page 83: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan. Hal lain yang diatur dalam batang tubuh UUD 1945 yaitu yang diatur dalam bab XV pasal 35-36C (Perubahan kedua UUD 1945) tentang bendera, bahasa, lambang negara dan lagu kebangsaan. Pasal-pasal tersebut merupakan identitas bangsa yang dapat dijadikan sebagai faktor integritas bangsa (sebagai integrasi zakelik).

Page 84: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Perubahan UUD. Dasar hukum untuk mengadakan perubahan terhadap UUD 1945 yaitu pasal 37 UUD 1945.

Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan. Dalam batang tubuh UUD 1945 terdapat 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan.

Aturan peralihan adalah suatu aturan yang dibuat sedemikian rupa, untuk menghindari kekosongan kekuasaan dalam jalannya roda kekuasaan pemerintahan.

Page 85: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

C. Amandemen UUD

Menurut C.F. Strong (1960) konstitusi dapat diubah oleh:

a) Kekuasaan legislatif, dengan pembatasan tertentu

b) Rakyat melalui referendum

c) Sejumlah negara bagian (untuk negara serikat)

d) Dengan kebiasaan ketatanegaraan

Page 86: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sedangkan menurut Ismail Suny dapat dengan :

a) Perubahan resmib) Penafsiran hukumc) Kebiasaan ketatanegaraanUntuk mengetahui cara mengubah UUD 1945,

anda buka pasal 37 UUD 1945 yang menegaskan bahwa untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota MPR harus hadir (ayat 1): dan pada ayat 2 disebutkan bahwa putusan diambil putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah angggota yang hadir.

Page 87: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Jika dihubungkan dengan pendapat Ismail Suny dan C.F. Stron, cara yang ditempuh untuk merubah UUd 1945 yaitu dengan cara perubahan resmi (diatur dalam pasal 37) melalui kekuasaan legislatif (dalam hal ini MPR sebagai legislatif tingkat tinggi dan merupakan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia). Jadi yang berwenang mengubah UUD 1945 yaitu MPR yang juga sebagai lembaga yang menetapkan UUD. Artinya penetapan dan pengubahan UUD 1945 dilakukan oleh satu lembaga yang sama.

Page 88: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sebagaimana telah diungkapkan dimuka bahwa, UUd 1945 telah mengalami dua kali perubahan yaitu tahun 1999 dan tahun 2000. perubahan (amandemen) pertama terhadap UUD 1945 meliputi pasal 5 ayat 1, pasal 7, pasal 9, pasal 13 ayat 2 ditambah ayat 3, pasal 14, pasal 15, pasal 17 ayat 2 dan 3, pasal 20 dan pasal 21.

Page 89: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Bab IXHAK AZASI MANUSIA

Pengertian hak azasi manusia beraneka ragam antara lain dapat ditemukan dari penglihatan dimensi visi perkembangan Deklarasi Hak Asasi Universal/PBB (Universal Declaration of Human Right/UDHR) dan menurut UU No.39 Tahun 1999. konsep hak asasi manusia dilihat dari dimensi visi mencakup visi filsafat, visi yuridis konstitusional,dan visi politik (safroedin Bahar, 1994:82).

Page 90: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM mengartikan hak asasi manusia adlah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi daj silindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan pelindungan harkat dan martabat mausia. UU No.39Tahun 1999 juga mendefinisikan kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia. Yaitu isinya sarat dengan hak-hak yuridis dan politik.

Page 91: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Hakekat HAMHak Asasi manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa merupakan hak yang melekat pada diri manusia tidak boleh dolanggar oleh siapapun dengan alasan apapun. Pada perkembangan abad ke_20 perjuangan hak asasi manusia cakupanya semakin tidak hanya terbatas pada hak-hak politik tetapi pada hak-hak lain, seperti yang diajukan Presiden AS, Franklin D. Rosevelt pada permulaan Perang Dunia II waktiberhadapan dengan

Page 92: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Agresi NAZI Jerman yang menginjak-injak hak asasi manusia. Hak-hak itu disebut The Four Freedoms (Empat Kebebasan), Yaitu:

1. Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)

2. Kebebasan beragama (freedom of relegius)

3. Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)

4. Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want)

Page 93: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam UDHR yang memuat 30 pasal, 31 ayat apabila ditelaah lebih lanjut secara garis besar macam-macam hak asasi manusia dapat dikelompokkankedalam tiga bagian, yaitu:

1. Hak-hak politik dan yuridis

2. Hak-hak atas martabat dan integritas manusia

3. Hak-hak sosial ekonomi dan budaya

(Baut & Harman,1988:9)

Page 94: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam perjanjian tentang hak-hak sipil dan politik yang Perjanjian tentang, hak-hak sosial, ekonomi dan budaya, macam-macam hak asasi manusia dapat dikemukakan sebagai berikut. Yang termasuk hak-hak sipil dan politik antara lain:

1) Hak atas hidup2) Hak atas kebebasan dan keamanan

dirinya3) Hak atas keamanan dimuka badan-badan

peradilan

Page 95: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

4) Hak atas kebebasan berfikir, mempunyai keyakinan (consceience) beragama

5) Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan

6) Hak atas kebebasan berkumpul secara damai

7) Hak untuk berserikat.

sedangkan macam-macam hak asasi manusia menurut perjanjian tentang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya mencakup antara lain:

Page 96: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Hak atas pekerjaan

2. Hak untuk membentuk serikat kerja

3. Hak atas pensiun

4. Hak atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya serta keluarganya, termasuk makanan, pakaian, dan perumahan yang layak

5. Hak atas pendidikan

Page 97: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pembagian hak asasi manusia yang agak mirip dengan kedua covenant tersebut diatas, adlah yang mengikuti pembedaan sebagai berikut:

1) Hak-hak asasi pribadi atau “personal right yang meliputi kebebasan menyatakan pedapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya.

2) Hak-hak ekonomi atau property rights yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.

Page 98: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau yang biasa disebut “right of legal equality”

4. Hak-hak asasi politik atau “political right yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak mendirikan partai politik dan sebagainya.

Page 99: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau “social and culture right” misalnya hak untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.

6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau procedural right misalnya peraturan dalam hal penangkapan, penggeledahan, peradilan, dan sebagainya

Page 100: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Jaminan HAM oleh Konstituso, Undang-undang dan Ratifikasi

tentang jaminan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) Kuntjoro Purbopranoto (1982:26-29) memberikan pandangan belum disusun secara sistematis dan hanya empat pasal memuat ketentuan tentang hak asasi, yakni pasal 27,28,29,dan 31.

Page 101: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendapat lain tentang macam-macam hak asasi manusia dikemukan Franz Magnis Suseno (1987:125-130)

1. Hak Asasi Negatif atau Liberal

a. Hak atas hidup

b. Hak keutuhan jasmani

c. Kebebasan bergerak

d. Kebebasan untuk memilih jodoh

e. Perlindungan terhadap hak milik

Page 102: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

f. Kebebasan beragamag. Hak untuk mengurus kerumah tanggaan

sendirih. Hak untuk memilih pekerjaan dan tempat

tinggali. Kebebasan untuk mengikuti suara hati

sejauh tidak mengurangi kebebasan serupa orang lain

j. Kebebasan berfikirk. Kebebasan untuk berkumpul dan

berserikatl. Hak untuk tidak ditahan secara

sewenang-wenang

Page 103: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2. Hak Asasi Aktif atau Demokratis

a) Hak untuk memilih wakil dalam badan pembuatan undang-undang

b) Hak untuk mengangkat dan menontrol pemerintah

c) Hak untuk menyatakan pendapat

d) Hak atas kebebasan pers

e) Hak untuk membentuk perkumpulan politik

Page 104: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3. Hak Asasi Positifa. Hak atas perlindungan hukum

(misalnya sama didepan hukum, hak atas peradilan)

b. Hak warga masyarakat atas kewarganegaraan

4. Hak Asasi Sosiala. Hak atas jaminan sosialb. Hak atas pekerjaanc. Hak membentuk serikat kerjad. Hak atas pendidikan

Page 105: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

C. Indikator Pelaksanaan HAM

Lukman Sutrisno (Paul S. Baut, 1989;227) mengajukan indikator bahwa suatu pembangunan telah melaksanakan hak-hak asasi manusia apabial telah menunjukkan adanya indikator-indikator.

1. Dalam bidang berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui pluraisme pendapat dan kepentingan dalam masyarakat

Page 106: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2. Dalam bidang sosial berupa :

1) Perlakuan yang sama oleh hukum antara wong cilik dan priyayi

2) Toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan atau latar belakang agama dan ras warga negara Indonesia

3. Indikator tersebut jika dipakai untuk melihat pelaksanaan pembangunan di Indonesia dewasa ini di bidang politik, sosial dan ekonomi masih konflik antar elit politik sering berimbas pada konflik dalam masyarakat (konflik horizontal) dan elit politik lebih memperhatikan sementara kepentingan masyarakat sebagai konstiuennya diabaikan.

Page 107: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Faktor-faktor penyebab pelanggaran HAM antara lain :

1) Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara universalisme dan partikularisme

2) Adanya dikotomi antara individualisme dan kolektivisme

3) Kuran berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan pengadilan), pemahaman belum merata baik dikalangan sipil maupun militer

Page 108: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

a. Komnas HAM

komnas HAM pada awalnya dibentuk dengan Kepres (No. 50 Tahun 1993) sebagai respon terhadap tuntunan masyarakat maupun tekanan dunia internasional perlunya penegakkan hak asasi manusia di Indonesia.

kemudian dengan lahirnya UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang didalamnya mengatur tentang Komnas HAM (bab VIII, pasal 75 s/d 99)maka Komnas HAM yang terbentuk dengan Kepres tersebut harus menyesuaikan dengan UU No.39 Tahun 1999.

Page 109: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Komnas HAM bertujuan :

1. Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia

2. Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Untuk melaksanakan tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi sebagai berikut:

Page 110: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Fungsi pengkajian dan penelitianuntuk melaksanakan fungsi ini,

Komnas HAM berwenang antara lain :

a) Melakukan pengkajian dan penelitian berbagai instrumen internasional dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan atau ratifikasi.

b) Melakukan pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-undangan untuk memberikan rekomendasi mengenai pembetukan, perubahan dan pencabutan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hak asasi manusia.

Page 111: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

fungsi penyuluhan

dalam rangka pelaksanaan fungsi ini, Komnas HAM berwenang :

Menyebarluaskan wawasan mengenai hak asasi manusia kepada masyarakat Indonesia

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak asasi manusia melalui lembaga pendidikan formal dan non formal serta berbagai kalangan lainnya.

Page 112: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kerjasama dengan organisasi, lembaga atau pihak lain baik tingkat nasional, regional, maupun internasional dalam bidang, hak asasi manusia.

3. Fungsi Pemantauan

fungsi ini menyangkut kewenangan antara lain :

Pengamatan pelaksanaan hka asasi manusia dan penyusunan laporan hasil pengamatan tersebut

Page 113: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam masyarakat yang patut diduga terdapat pelanggaran hak asasi manusia

Pemanggilan kepada pihak pengadu atau korban maupun pihak yang diadukan untuk dimintai atau didengar keterangannya.

Pemanggilan saksi untuk dimintai dan didengar kesaksiannya. Dan kepada saksi pengasu diminta menyerahkan bukti yang diperlukan.

Page 114: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Peninjauan di tempat kejadian dan tempat lainnya yang dianggap perlu

Pemanggilan terhadap pihak terkait untuk memberikan keterangan, secara tertulis atau menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan aslinya sengan persetujuan Ketua Pengadilan.

Pemerikasaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan dan tempat lainya yang diduduki atau dimiliki pihak tertentu dengan persetujuan Ketua Pengadilan.

Page 115: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan Ketua Pengadilan terhadap perkara tertentu yang sedang dalam proses peradilan, bilamana dalam perkara tersebut terdapat pelanggaran hak asasi manusia dalam masalah publik dan acara pemeriksaan oleh pengadilan yang kemudian pendapat Komnas HAM tersebut wajib diberitahukan oleh hakim kepada pihak.

Page 116: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

4. Fungsi Mediasi

Dalam melaksanakan fungsi mediasi Komnas HAM berwenang untuk melakukan :

Perdamaian kedua belah pihak Penyelesaian perkara melalui cara

konsultas,negosiasi, konsiliasi, dan penilaian ahli.

Pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melaui pengadilan

Page 117: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada pemerintah untuk ditindak lanjuti penyelesainya.

Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada DRR RI untuk ditindak lanjuti.

Page 118: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

b. Komisi Nasional Anti kekerasan Terhadap PerempuanKomisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk berdasarkan Kepres No.181 Tahun 1998.Komisi Nasional ini bersifat independen dan bertujuan :

1) Menyebarluaskan pemahaman tentang bentuk kekerasan terhadap perempuan

2) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan bentuk kekerasan terhadap perempuan

Page 119: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3) Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi perempuan.

c. Pengadilan HAMPengadilan HAM sebagai peradilan khusus dilingkungan peradilan umum.

d. LSM Prodemokrasi dan HAMyang termasuk LSM ini antara lain YLNHI (Yayasan Lembaga Batuan Hukum Indonesia), Kontras (Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan)