21
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI DI KABUPATEN KEDIRI) Oleh: Binti Alfiatun Nikmah 103141013111001 Abstrak Pembahsan tentang tindak pidana korupsi memang sudah banyak di bahas. Namun bagaimanakah persepsi masyarakat, khususnya masayarakat pedesaan tentang tindak pidana korupsi ini? LATAR BELAKANG Indonesia sebagai Negara hukum sebagaimana diamanatkan didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi “Indonesia adalah Negara Hukum”. Sebagai konsekuensi dari Indonesia sebagai Negara Hukum yang mendasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka segala aspek kehidupan dan bidang kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas hukum.

penelitian hukum tentang korupsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: penelitian hukum tentang korupsi

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI

(STUDI DI KABUPATEN KEDIRI)

Oleh: Binti Alfiatun Nikmah

103141013111001

Abstrak

Pembahsan tentang tindak pidana korupsi memang sudah banyak di bahas.

Namun bagaimanakah persepsi masyarakat, khususnya masayarakat pedesaan

tentang tindak pidana korupsi ini?

LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai Negara hukum sebagaimana diamanatkan didalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 1

ayat (3) yang berbunyi “Indonesia adalah Negara Hukum”. Sebagai konsekuensi

dari Indonesia sebagai Negara Hukum yang mendasarkan kepada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka segala

aspek kehidupan dan bidang kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan

termasuk pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas hukum.

Namun pasal diatas seakan masih belum dapat dirasakan oleh berbagai

pihak. Karena masih banyak peristiwa-peristiwa yang melanggar hukum di

Indonesia, dan pastinya merugikan masyarakat, sebagai contoh yang paling sering

terjadi adalah pidana korupsi, walaupun telah banyak peraturan-peraturan yang

mengatur tentang tindak pidana korupsi, namun dalam kenyataanya, masih sering

hilir mudik kasus korupsi di Indonesia, dan ironinya, banyak kasus yang tidak

jelas kabar kelanjutan penyelidikanya yang disebabkan berbagai alasan,

diantaranya lemahnya hukum di Indonesia, budaya korupsi di masyarakat yang

telah dianggap sebagai hal yang wajar, bahkan masyarakat sendiri tidak mengerti

Page 2: penelitian hukum tentang korupsi

apa yang dimaksud dengan korupsi sehingga banyak tidak pidana korupsi yang

merugikan masyarakat berjalan dengan mulus.

Pada tahun 2005, menurut data political economic an risk consultancy,

Indonesia menepati urutan pertama sebagai Negara terkorup di Asia, jika dilihat

dari kenyataan sehari-hari korupsi hampir terjadi disetiap aspek kehidupan

masyarakat Indonesia.

Maraknya tindak pidana korupsi ini tidak hanya ditataran pemerintahan

tingkat tinggi saja, namun telah mewabah ke pemerintahan bawah, bedanya, kalau

tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pemerintah tingkat atas tingkat

pelanggaranya lebih tinggi, namun mereka sadar kalau yang mereka lakukan

adalah tindak pidana korupsi, sedangkan di tataran pemerintahan bawah, pelaku

tindak pidana dan masyarakat yang dirugikan karena tidak pidana tersebut saling

tidak mengetahui, sehingga tindak pidana itu dianggap wajar-wajar saja, yang

akhirnya tumbuh subur dikalangan masyarakat bawah.

Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah

dijelaskan dalam 13 buah pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No.20

Tahun 2001. Berdasarkan pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 bentuk.

Dalam pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang

bisa dikenakan pidana karena korupsi. Selain itu masih ada lagi definisi korupsi

yang tertuang dalam pasal 21,22,23 dan 24 Bab III UU No.31 tahun 1999 jo. UU

No.20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tidak pidana korupsi. Dan isi dari

pengertian-pengertian korupsi ini banyak yang dilanggar oleh masyarakat yang

mayoritas adalah pemilik kekuasaan. Begitu banyak Undang-Undnag yang berisi

tentang pengertian korupsi, namun sampai sekarang pemahaman masyarakat

tentang tindak pidana korupsi masih sangat kurang.

Mengetahui jenis-jenis tindakan korupsi dapat dikatakan sebagai upaya

dini untuk mencegah agar seorang tidak melakukan korupsi dan memberikan

stimulus kepada orang lain untuk membantu mengawasi para pihak yang

dimungkinkan melakukan tidakan koruptif. Namun untuk memberikan informasi

kepada masyarkat tentang tindakan seperti apa saja yang diamksud dalam perilaku

Page 3: penelitian hukum tentang korupsi

tindak pidana korupsi tidaklah mudah, dibutuhkan proses yang panjang dan

mendalam.

Dari latar belakang diatas kami mempunyai inisiatif untuk melakukan

penelitian hukum yang meneliti bagaimanakah pandangan masyarakat mengenai

tindak pidana Korupsi dengan juduk “Persepsi Masyarakat tentang Tindak

Pidana Korupsi (Studi di Kabupaten Kediri)”

RUMUSAN MASALAH

Dari uraian yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti

adalah

1. Bagaimanakah persepsi masyarakat tentang tindak pidana korupsi?

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat mengenai tindak pidana

korupsi.

MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian yang akan kami lakukan ini mempunyai berbagai manfaat, baik

praktis maupun akademis, yang akan dijabarkan sebagai berikut

1. Manfaat praktis

- Untuk mengetahui persepsi tentang tindak pidana korupsi di masyarakat

yang nantinya diharapkan menghasilkan sebuah alternative sebagai upaya

untuk meminimalisasikan tindak pidana korupsi dimasyarakat

Page 4: penelitian hukum tentang korupsi

- Menciptakan kepekaan dan kepedulian sosial dari subyek kepada objek

penelitian.

2. Manfaat Akademis

- Untuk mengembangkan hukum pidana yang berkaitan dengan tindak

pidana korupsi khususnya yang terjadi di daerah.

- Untuk menambah khazanah ilmu hukum dalam bidang hukum pidana,

khususnya dalam ruang ligkup yang lebih spesifik

KERANGKA TEOROTIK

Pada tahun 2005, menurut data political economic an risk consultancy,

Indonesia menepati urutan pertama sebagai Negara terkorup di Asia, jika dilihat

dari kenyataan sehari-harikorupsi hampir terjadi disetiap aspek kehidupan

masyarakat Indonesia. Mulai dari mengurus ijin mendirikan bangunan, proyek

pengadaan di instansi pemerintahan sampai proses penegakan hukum.

Ada beberapa factor yang mendorong terjadinya tindak pidana korupsi

diantaranya adalah :

1. Corruption by greeds (korupsi karena keserakahan) korupsi jenis ini

disebabkan karena sifat manusia yang serakah dan merasa tidak puas

dengan apa yang mereka dapatkan. Sehingga muncul sifat terus kurang

dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kepuasan tersebut

2. Corruption by opportunities (korupsi karena ada kesempatan) korupsi ini

dipengaruhi adanya kesempatan untuk berbuat curnang yang biasanya

berkaitan dengan amanah yang seharusnya dipegang seseorang terkait

dengan jabatan atau kewenangannya.

3. Corruption by needs (korupsi untuk memenuhi kebutuhan) korupsi ini

terjadi karena minimnya penghasilan yang berujung pada tindakan-

tindakan pegawai negeri yang mencari penghasilan tambahan dengan

mengabaikan tanggungjawab sebagai abdi masyarakat.

Page 5: penelitian hukum tentang korupsi

Beberapa factor diatas sebenarnya diawali dengan sikap kebiasaan, karena

tanpa disadari korupsi itu muncul dari kebiasaan yang telah dianggap lumrah dan

wajar oleh masyarakat umum, seperti contoh memberi hadiah kepada pejabat atau

pegawai negeri sebagai imbalan jasa sebuah pelayaann, memberikan uang kepada

pejabat Negara untuk membuat KTP agar cepat selesai, kebiasaan seperti ini telah

dianggap wajar, bahkan apa bila ada masyarakat yang tidak memberikan hadiah

atau uang dianggap orang pelit atau orang yang tidak tahu terimakasih. Perilaku-

perilaku seperti ini yang akan menjadi bibit korupsi yang nyata.

Kebiasaan koruptif yang terus berlangsung dikalangan masyarakat salah

satunya disebabkan masih sangat kurangnya pemahaman mereka terhadap

pengertian korupsi,

Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah

dijelaskan dalam 13 buah pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No.20

Tahun 2001. Berdasarkan pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 bentuk.

Dan pada dasarnya dapat dikelompokan sebagai berikut:

No pasal isi

1 Pasal 2

Pasal 3

Kerugian keungan negara

2 Pasal 5 ayat (1) huruf a

Pasal 5 ayat (1) huruf b

Pasal 13

Pasal 5 ayat (2)

Pasal 12 huruf a

Pasal 12 huruf b

Pasal 11

Pasal 6 ayat (1) huruf a

Pasal 6 ayat (1) huruf b

Pasal 6 ayat (2)

Pasal 12 huruf c

Suap-menyuap

Page 6: penelitian hukum tentang korupsi

Pasal 12 huruf d

3 Pasal 8

Pasal 9

Pasal 10 huruf a

Pasal 10 huruf b

Pasal 10 huruf c

Penggelapan dalam jabatan

4 Pasal 12 huruf e

Pasal 12 huruf g

Pasal 12 huruf f

pemasaran

5 Pasal 7 ayat (1) huruf a

Pasal 7 ayat (1) huruf b

Pasal 7 ayat (1) huruf c

Pasal 7 ayat (1) huruf d

Pasal 7 ayat (2)

Pasal 12 ayat huruf h

Perbuatan curang

6 Pasal 12 huruf i Benturan kepentingan dalam pengadaan

7 Pasal 12 B jo. pasal 12 C gratifikasi

Selain tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan dalam pasal diatas,

masih ada lagi tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi

terdiri atas

No Pasal isi

1 Pasal 21 Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi

2 Pasal 22 jo. Pasal 28 Tidak memberi keterangan atau memberi

keterangan yang tidak benar

3 Pasal 22 jo. Pasal 29 Bank yang tidak memberikan keterangan

rekening tersangka

4 Pasal 22 jo. Pasal 35 Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan

atau memberi keterangan palsu

5 Pasal 22 jo. Pasal 35 Orang yang memegang rahasia jabatan tidak

memberikan keterangan atau memberi

Page 7: penelitian hukum tentang korupsi

keterangan palsu.

6 Pasal 24 jo. Pasal 31 Saksi yang mebuka identitas pelapor

Dari banyaknya Undang-Undang yang mengatur tetang tindak pidana

korupsi, harusnya masyarakat mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan

tindak pidana korupsi, dan tindakan-tindakan yang termasuk kedalamnya.

Tindak pidana yang telah membudaya di Indonesia memang sudah

termasuk dalam tingkat kronis, karena tindak pidana korupsi sudah menjadi

budaya dalam berbagai aspek kehidupan dan korupsi merupakan bagian dari white

collar crime (wcc) yang memerlukan penangan khusus, bahkan di Indonesi

korupsi di Indonesia termasuk kategori kejahatan luarbiasa (extra ordinary crime).

dengan alasan sebagai berikut:

a. Kriminogen yang berarti tindak pidana korupsi dapat menjadi sumber

kejahatan lain yang biasanya terkait denagn WCC seperti manipulasi pajak

ataupun kejahatan lingkungan.

b. Viktimogen yang berarti dapat merugikan berbagai kepentingan, karena

dalam beberapa kasus korupsi, pelanggaranya tidak hanya dapat

merugikan perorangan, tapi juga masyarakat luas.

c. Multi dimensi yang berarti mencakup semua dimensi kehidupan, baik

korupsi di bidang ekonomi tapi juga kekuasaan dan lain sebagainya.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi penelitian

Area penelitian ini adalah di kabupaten Kediri, dan pilihannya terdapat di

kecamatan plosoklaten, kecamatan gurah dan kecamatan kuarasan.

2. Metode pendekatan

Page 8: penelitian hukum tentang korupsi

Penelitian ini menggunakan model pendekatan yurisdis sosiologis, melalui

pendekatan yurisdis ini dapat diketahui hukum-hukum yang ada

dimasyarakat, agar dapat diteliti, apakah nilai dogmatis dari hukum itu dan

bagaima hukum itu harusnya dilaksanakan.

3. Populasi dan sempel

Unit populasi penelitian ini adalah masyarakat di kabupaten Kediri.

Sedangkan sampel populasi (responden) dipilih dan ditentukan secara acak

tertentu.

4. Analisis data

Analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis diskriptif, agar

dapat disusun suatu gambaran komprehensif mengenai seluruh sifat dan

karakteristik masyarakat tentang persepsi korupsi.

Jadwal penelitian

Selama empat bulan penelitian akan dibagi kedalam pelaksanaan mingguan yang

dijelaskan dalam tabel dibawah ini

Table 1. 1

KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

Penelitian pendahuluan

Penelitian utama

Pengumpulan data

Analisa data

data matang

Page 9: penelitian hukum tentang korupsi

Biaya untuk penelitian yang akan kami lakuakan adalah sebagai berikut

No. Jenis Pengeluaran Rincian Jumlah

1 komunikasi

pulsa 1.500.000

2 Transportasi dan akomodasi

Pelaksana penelitian 3.100,000

3 Pembuatan proposal

Pengetikan laporan 300,000

Penggandaan laporan 400,000

Dokumentasi 600,000

Total 5,900,000

Page 10: penelitian hukum tentang korupsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap tindak pidana korupsi

kami lakukan dengan cara wawancara dan sedikit edukasi mengenai tindak pidana

korupsi itu sendiri. Dalam tahapan awal untuk mengetahui persepsi dasarnya kami

memulai dengan pertanyaan tentang apakah korupsi itu sendiri, dalam wawancara

ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat belum mengetahui dengan pasti

apakah tindak pidana korupsi itu sendiri. Pada pertanyaan awal, kami

mendapatkan respon yang lumayan besar, yakni dengan jumlah 50 orang yang

kami ambil secara acak di kecamatan Plosoklaten, Gurah dan Kuarasan.

Mendapatkan hasil seperti digambarkan dalam bagan 1.1

Bagan 1.1

1. Apa yang Anda ketahui tentang

korupsi?

a. Menggambil uang Negara

b. Tindakan merugikan Negara

c. Mencuri uang rakyat

d. Lain-lain

Page 11: penelitian hukum tentang korupsi

Dari bagan 1.1 dapat di ketahui bahwa masyarakat menganggap bahwa yang

dimaksud dengan korupsi adalah tindakan mengambil uang yang merugikan

Negara saja, padahal tindak pidana korupsi tidak hanya sebatas itu.

Selanjutnya pertanyaan yang kedua adalah macam-macam tindak pidana

korupsi yang diketahui masyarakat. Jawabnya juga masih berkisar bahwa korupsi

adalah tindakan menggunakan uang rakyat atau uang Negara, namun ada 5 % dari

responden yang berpendapat bahwa tindakan korupsi juga termasuk penyuapan.

Masyarkat mengetahui jika menyuap adalah tindak pidana korupsi berasal dari

televisi. Namun ketika kami tanyakan lebih lanjut mereka tidak mengerti dengan

jelas. Jadi mereka mengetahui juga hanya sebatas tahu saja. Untuk memperjelas

dapat dilihat dalam bagan 2.1 dibawah ini.

Bagan 2.1

2. Bentuk tindak pidana korupsi apa

saja yang Anda ketahui?

a. Mencuri uang rakyat

b. Menggunakan uang Negara

untuk kep.pribadi

c. Menyuap pejabat Negara

d. Lain-lain

Selanjutnya kami mempertajam dengan pertanyaan tindak pidana apa yang

sering dilakukan oleh orang, ternyarta hasilnya msaih sama dengan jawaban

pertanyaan pertama dan kedua. Hasilnya 65% dari 50 responden tersebut

menjawab bahwa tindak pidana korupsi adalah mengambil uang rakyat. Untuk

memperjelasnya dapat dilihat dalam bagan 1.3 dibawah ini

Page 12: penelitian hukum tentang korupsi

Bagan 1.3

3. Tindak pidana korupsi apa yang

sering dilakukan oleh orang?

a. Mengambil uang rakyat

b. Menggunakan uang Negara

c. Menyuap aparat hukum

d. Lain-lain

Pertanyaan selanjutnya yang kami berikan adalah lembaga atau institusi apa

yang sering melakukan indak pidana korupsi, jawabanya lumayan beragam dan

banyak jenisnya, sehingga kami memperluas jawabanya menjadi tuju opsi.

Sebagian besar responden menjawab bahwa orang yang sering melakukan tindak

pidana korupsi adalah aparatur pemerintahan, seperti kepala desa, bupati dan

sebagainya. Dengan hasil jawaban yang

lumayan rata ini, dapat diambil kesimpulan

sementara bahwa masyarakat peka

Page 13: penelitian hukum tentang korupsi

terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Untuk memperjelasnya kami gambarkan

dalam bagan 1.4 dibawah ini.

Bagan 1.4

4. Institusi apa yang di indikasi sering melakukan tindak pidana korupsi?

a. Polisi

b. DPR

c. Hakim

d. PNS

e. Kepala Instansi pendidikan

f. Pejabat Pimpinan daerah

g. Lain-lain.

Pertanyaan terakhir adalah hukuman a[akah yang cocok untuk para

koruptor, kami ingin mengetahui bagaimanakah perhatian masyarakat terhadap

orang yang melakukan tindak pidana korupsi ini. Ternyata sebagian besar

masyarakat menjawab bahwa hukuman yang cocok adalah hukuman mati, dari

jawaban ini dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat mengenai tindak pidana

korupsi tidak terlalu tajam, namun mereka sangat mengutuk para pelaku koruptor.

Untuk memperjelasnya, kami gambarkan dalam bagan 1.5 dibawah ini.

Bagan 1.5

Page 14: penelitian hukum tentang korupsi

5. Hukum apakah yang cocok untuk para koruptor?

a. Mati

b. Hartanya disita semua

c. Keturunanya dilarang menjabat di aparatur Negara.

d. Lain-lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Korupsi sebenarnya maslah yang sudah dari dulu di bahas, namun belum

didapatkan bagaimanakah cara meminimalkan tindak pidana ini. Dari penelitian

diatas, dapat diketahui bahwa masyarakat belum begitu mengerti apakah yang

dimaksud dengan tindak pidana korupsi itu.hal ini yang membuat mereka tidak

akan merasa dosa jikalau mereka melakukan tindak pidana korupsi ini,

ketidaktahuain ini yang membuat masyarakat menganggap tindak pidana korupsi

ini halal saja dilakukan. Akhirnya dapat dimungkinkan bahwa tindak pidana ini

dapat menjadi budaya.

Namun masyarakat sebenarnya geram dengan tindakan korupsi yang

dilakukan oleh para koruptor tersebut, jadi dapat dimungkinkan jika mereka

mengetahui apa sebenarnya korupsi itu, tindakan korupsi dikalangan mereka akan

menurun.

Bisa dibayangkan jika korupsi di Indonesia minimal maka tingkat

kesejahteraan masyarakat akan lebih makmur. Sehingga tujuan Negara untuk

memakmurkan rakyat Indonesia akan terwujud.

Saran

A. Dari hasil penelitian tentang persepsi masyarakat mengenai tindak pidana

korupsi ini, dapat diketahui bahwa masyarakat kawasan kabupaten Kediri

belum begitu mengetahui apakah yang dimaksud dengan tindak pidana ini,

lagkah lebih baik jika lebih banyak informasi tentang tindak pidana

korupsi ini diberikan kepada masyarakat.

Page 15: penelitian hukum tentang korupsi

DAFTAR PUSTAKA

Mahkamah Konstitusi. 2010. Jurnal Konstitusi. Malang. Mahkamah Konstitusi.

KPK. 2006. Memahami Untuk Membasmi. Jakarta. Komisi Pemberantasan

Korupsi.