Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENELITIAN INTERNAL
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN COKELAT SEBAGAI
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN GARUT
DI CHOCODOT WORLD CASTLE, GARUT- JAWA BARAT
TIM PENGUSUL
Robiatul Adawiyah SST., M.Par (0313028901) Christin Setiawan,M.Par (0302058401)
Prajna Bala Wiradharma,M.Par (0312128503) Athiya Azzahra (1941010262)
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kakao merupakan hasil perkebunan unggulan Indonesia karena produksi
kakao Indonesia merupakan ketiga terbesar di dunia. Salah satu daerah sentra
kakao adalah di Kabupaten Garut – Jawa Barat. Sayangnya, masyarakat masih
konvensional menjual kakao dalam bentuk biji. Oleh karena itu, dibutuhkan
introduksi teknologi berupa diversifikasi olahan berbasis kakao atau cokelat,
sehingga dapat dikembangkan sebagai oleh oleh khas yang mendukung
pengembangan kota Garut. Penelitian ini fokus pada hasil riset berupa teknologi
diversifikasi olahan berbasis cokelat, diantaranya dodol cokelat, minuman
cokelat dan lain-lain. Garut, merupakan kabupaten di wilayah Jawa Barat
bagian selatan ini memiliki udara yang sejuk dengan panorama alam
pegunungan yang rindang sebagai kawasan konservasi nasional. Tak
mengherankan julukan Swiss Van Java pun sejak lama tersematkan untuk
daerah berpenduduk 2,5 juta jiwa ini. Garut terkenal dengan kuliner khas, salah
satunya dodol. Namun, jika bosan dengan rasa dodol yang itu-itu saja, maka
coba sensasi perpaduan dodol dengan cokelat. Di kota Intan (Indah Tertib
Aman dan Nyaman) Garut terdapat galeri oleh-oleh khas
masyarakat Garut yang satu ini.
Chocodot World merupakan museum cokelat pertama kebanggaan warga
Garut. Museum ini bukan hanya menyajikan penganan dodol-cokelat,
melainkan juga berbagai pengetahuan mengenai cokelat, sejarah cokelat di
Indonesia, hingga perjalanannya sampai ke Kabupaten Garut. Bukan hanya itu,
selain menikmati wisata edukasi, pengunjung menemukan pernak-pernik
suvenir khas Garut yang bisa dikoleksi. Bisnis Development PT. Tama Cokelat
Indonesia Asep Mausul membangun museum dan galeri cokelat tersebut untuk
menciptakan tujuan wisata di Kabupaten Garut. Selama ini, kawasan wisata di
kabupaten Garut hanya dihiasi wisata air hangat Cipanas, wisata pantai selatan
dengan ciri khas deburan ombaknya, wisata alam terbuka di kawasan
konservasi, hingga wisata kuliner yang tersebar hampir di setiap sudut Kota
Garut. Dengan demikian, kehadiran museum dan galeri cokelat, memberikan
alternatif baru dalam pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten Garut.
Selain itu, wahana edukasi yang digabung dengan wisata tersebut diharapkan
mampu memberikan inspirasi bagi pengunjung untuk menciptakan jenis usaha
baru. Dengan kreativitas, semua bisa dihasilkan. Dewasa ini sangat banyak
bermunculan industri ekonomi kreatif yang mana telah diberikan payung
hukum melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi
Kreatif. Dengan adanya Undang-Undang tersebut tentunya mendorong
masyarakat untuk berkreativitas memanfaatkan sumber-sumber yang ada demi
kesejahteraan masyarakat.
Diversifikasi adalah kegiatan atau tindakan untuk membuat sesuatu menjadi
lebih beragam atau tidak terpaku hanya pada satu jenis saja, di dalam dunia
bisnis, diversifikasi seringkali diidentikkan dengan ungkapan “Tidak menaruh
telur didalam satu keranjang”. Diversifikasi produk dilakukan oleh suatu
perusahaan sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk, sementara
produk lama secara ekonomis masih bisa dipertahankan. 17 Pengembangan
produk merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi
kemungkinan perubahan produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat
memberikan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar, sehingga
memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dalam diversifikasi produk,
umumnya perusahaan berusa untuk menaikkan penjualan dengan cara
pengembangan produk baru. Dala melakukan pengembangan produk ini
terdapat beberapa faktor yang mendorong baik yang bersifat faktor intern
maupun ekstern.
Coklat adalah hasil olahan dari biji tanaman kakao (Theobrama
Cacao) yang tumbuh pertama kali di hutan hujan di Amerika Selatan
(Morganelli, 2006). Menurut Friberg (1996 : 875-876), cokelat berasal
dari buah kakao yang pada tahun 1728 seorang ahli botani dari Swedia
yang bernama Carolus Linnaeus telah memberikan nama genus untuk
tanaman cokelat ini dengan sebutan Theobroma cacao, yang artinya
makanan dari dewa. 3000 tahun yang lalu, suku Olmec menemukan
coklat untuk pertama kali di wilayah Mesoamerican (Meksiko,
Guatemala, Honduras, sampai barat laut Costa Rica) tempat mereka
tinggal. Di Indonesia, tanaman kakao diperkenalkan oleh orang Spanyol
pada tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi Utara. Tahun 1967, produksi
kakao di Indonesia baru sebesar 1.233 ton, pada tahun 2003 sudah
bertambah menjadi 698.816 ton.
Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan
cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan, termasuk
Pangan Olahan Tertentu, Bahan Tambahan Pangan, Pangan Produk
Rekayasa Genetik dan Pangan Iradiasi (BPOM, 2016).
Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini akan menggali
Diversifikasi Produk Olahan Cokelat Sebagai Pengembangan Ekonomi
Kreatif Kabupaten Garut Di Chocodot World Castle, Garut- Jawa Barat.
1.2 Permasalahan
1.2.1 Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas maka didapatkan identifikasi masalah sebagai
berikut:
a. Belum diketahuinya Diversifikasi Produk Olahan Cokelat sebagai
Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Garut Di Chocodot
World Castle, Garut – Jawa Barat.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
a. Seberapa besar Pengaruh Diversifikasi Produk Olahan Cokelat sebagai
Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Garut Di Chocodot World
Castle, Garut – Jawa Barat?
1.3 Tujuan Khusus
Berdasarkan permasalahan diatas tujuan penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh diversifikan produk olahan
cokelat sebagai bentuk pengembangan ekonomi kreaitf kota garut Di
Chocodot World Castle, Garut – Jawa Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.1.1 Diversifikasi Produk
Diversifikasi adalah kegiatan atau tindakan untuk membuat sesuatu menjadi
lebih beragam atau tidak terpaku hanya pada satu jenis saja, di dalam dunia bisnis,
diversifikasi seringkali diidentikkan dengan ungkapan “Tidak menaruh telur
didalam satu keranjang”. Diversifikasi produk dilakukan oleh suatu perusahaan
sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk, sementara produk lama
secara ekonomis masih bisa dipertahankan. 17 Pengembangan produk merupakan
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan
produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya pemuas serta daya
tarik yang lebih besar, sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dalam
diversifikasi produk, umumnya perusahaan berusa untuk menaikkan penjualan
dengan cara pengembangan produk baru. Dala melakukan pengembangan produk
ini terdapat beberapa faktor yang mendorong baik yang bersifat faktor intern
maupun ekstern.
Faktor intern yang mendorong pengembangan produk adalah:
a. Terjadinya kelebihan kapasitas dalam perusahaan yang perlu diperhatikan,
sehingga untuk menghindarinya perlu dilakukan penganalisisan
sebabsebabnya dan berusaha mencari penyelesaiannya dengan
pengembangan produk.
b. Adanya hasil sampingan yang mungkin masih dapat dibuat dalam satu jenis
produk lain.
c. Adanya usaha untuk menggunakan bahan yang sudah ada dalam
memproduksi suatu produk yang mempunyai nilai yang tinggi.
Faktor ekstern yang mendorong pengembangan produk adalah:
a. Adanya persaingan yang dekat dengan produk saingan, dimana terlihat
produk saingan agak unggul.
b. Adanya usaha menjadi leader dalam jenis produk tertentu, di samping
untuk menaikkan pretise.
c. Adanya kemunduran dalam permintaan terhadap produk yang sudah ada,
terutama karena adanya perbedaan harga dengan produk lain yang lebih
murah. Akibatnya perlu dilakukan analisis mengapa dengan bahan baku
yang sama, tetapi produk jadinya mempunyain harga yang lebih murah.
Pelaksanaan strategi diversifikasi produk membutuhkan adanya penelitian
yang mendalam mengenai tiap produk yang akan diproduksi, sehingga diperoleh
keyakinan akan dapat diperoleh tingkat keuntungan yang diharapkan.
Pengembangan produk ini menyangkut penawaran produk baru atau produk yang
diperbaiki atau disempurnakan. Dengan mengadakan pengembangan produk,
perusahaan dapat memahami kebutuhan dan keinginan 31 pasar, serta melihat
kemungkinan penambahan atau perubahan ciri-ciri khusus atau tertentu dari
produk, menciptakan bebrapa tingkat kualitas atau mutu, atau menambah tipe
maupun ukuran untuk lebih dapat memuaskan dan memperoleh daya tarik yang
besar. Pada umumnya kegiatan pengembangan produk mempunyai hubungan erat
dengan kegiatan inovasi, sehingga unsur-unsur teknologi memegang peranan yang
cukup menentukan dalam kegiatan pengembangan produk. Kegiatan
pengembangan produk merupakan suatu usaha yang direncanakan dan dilakukan
secara sadar untuk memperbaiki produk yang sudah ada atau menambah banyaknya
ragam produk yang dihasilkan dan dipasarkan.
Diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu:
a. Diversifikasi konsentris, dimana produk-produk baru yang diperkenakan
memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan
produk yang sudah ada. Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk
melakukan diversifikasi konsentris, yaitu mendirikan perusahan baru atau
bisa pula melalui marger dan akuisisi.
b. Diversifikasi horisontal, dimana perusahaan menambah produk-produk
baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual
kepada pelanggan yang sama.
c. Diversifikasi konglomerat, dimana produk-produk yang dihasilkan sama
sekali baru, tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun pasar,
serta melihat kemungkinan penambahan atau perubahan ciri-ciri khusus
atau tertentu dari produk, menciptakan bebrapa tingkat kualitas atau mutu,
atau menambah tipe maupun ukuran untuk lebih dapat memuaskan dan
memperoleh daya tarik yang besar.
Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu persahaan bila hanya
mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya.
Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan
pejualan dan share pasarnya perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan
perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat
memberikan daya guna dan daaya pemuas serta daya tarik yang lebih besar.
2.1.2 Produk Olahan Cokelat
Kakao merupakan satu-satunya diantara 22 jenis marga Theobroma,
suku sterculiaceae yang diusahakan secara komersil. Dalam kajian ilmiah
kakao termasuk dalam divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae,
kelas Dicotyledoneae, bangsa Malvaves, suku Sterculiaceae, marga
Theobroma, dan jenis Theobroma cacao L. Tanaman kakao yang biasa
ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis forastero (bulk
cocoa atau kakao lindak), criolo (Fine cocoa atau kakao mulia), dan hibrida.
Musim panen kakao dapat dilakukan setelah buah berumur 5,5 – 6 bulan.
Tanaman Kakao (Theobroma Cacao) merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang memiliki peran cukup penting bagi
perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,sumber
pendapatan dan devisa Negara (Kristanto 2015). Peran penting tersebut
dilihat dari posisi Indonesia yang merupakan produsen terbesr ketiga biji
kakao di dunia dengan estimasi produksi sebesar 450 ton pada tahun
2011/2012 (Rifin,2013). Pada tahun 2002 perkebunan kakao telah
menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu
kepala keluarga petani di Indonesia. Keberhasilan penanaman kakao
memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia.
Hal tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang para investor untuk
mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari
agribisnis kakao (Kristanto 2015).
Untuk mengembangkan usaha dari agribisnis kakao maka diubahlah
kakao tersebut menjadi bentuk olahan produk. Olahan produk merupakan
hasil dari proses berubahnya bahan baku mentah atau setengah jadi menjadi
bahan siap konsumsi. Bahan baku biji kakao memiliki kandungan senyawa
yang aktif sebagai antioksidan yakni katekin 33-42%, leukosinidin 23-25%,
dan antosianin (Jinap,2004). Olahan produk yang berasal dari biji kakao
yaitu cokelat. Cokelat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk
Mesoamerika kuno sebagai minuman dan diberikan hanya pada saat hari
raya. Cokelat menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia.Cokelat
sudah menjadi primadona bagi semua golongan usia.Hal tersebut
dikarenakan cokelat memiliki cita rasa yang khas, teksturnya berbentuk
padat pada suhu kamar, cepat meleleh di mulut, menjadi cair dan terasa
lembut di lidah. Olahan cokelat pada umumnya dibuat dalam bentuk dark
chocolate dan milk chocolate. Akan tetapi kini cokelat tersebut semakin
divariasikan dengan mengolahnya menjadi olahan seperti minuman cokelat
, permen cokelat , cokelatbatang , dodol cokelat , dan brownies cokelat .
House Blend Coklat Indonesia merupakan salah satu sajian minuman
coklat khas Indonesia dengan cara mencampurkan beberapa jenis Single
Origin coklat dari seluruh Indonesia. Minuman coklat sudah dikenal sejak
dulu, dan trend minuman coklat ini sudah dibawa oleh bangsa Eropa
semenjak kedatangan mereka ke Indonesia, dan minuman coklat
berkembang sangat pesat hingga sekarang ini.
Minuman coklat pada umumnya hanya memiliki rasa coklat saja yang
lebih dominan. Namun, ada beberapa jenis minuman coklat, yang memiliki
rasa – rasa lain selain dari rasa coklat itu sendiri, hal itu dapat kita rasakan
pada jenis – jenis single origin coklat khas Indonesia yang memiliki
bermacam – macam karakteristik rasa pada coklat.
2.1.3 Industri Ekonomi Kreatif
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi lagi
(Kartasapoetra 2000). Industri dapat digolongkan menjadi menjadi 4 golongan yang
berdasarkan jumlah tenaga kerja, yaitu:
a. Industri Besar
Industri besar yaitu industri yang memiliki modal besar memiliki teknologi
modern, pembagian organisasi yang jelas dan memiliki tenaga kerja lebih dari
100 orang.
b. Industri Sedang
Industri sedang yaitu industri yang memiliki modal yang cukup besar, teknologi yang cukup modern, organisasi pembagian kerja jelas dan memiliki tenaga kerja antara 22-99 orang.
c. Industri kecil
Industri kecil yaitu industri modal besar dari industri rumah tangga, teknologi masih sederhana, pembagian kerja belum jelas dan memiliki tenaga kerja antar 5- 19 orang.
d. Industri rumah tangga
Industri rumah tangga yaitu industri dengan modal kecil, teknologi sederhana,
pembagian tugas dan tanggung jawab sama pada setiap orang, tenaga kerja
antara 1-4 orang. Industri rumah tangga merupakan penggolongan industri yang
paling rendah bila dilihat dari segi jumlah tenaga kerja dan jumlah omset
penjualannya.
2.2 Rerangka Penelitian
Secara sederhana kerangka berpikir dari penelitian ini dapat
digambarkan dengan bagan sebagai berikut :
Bagan 1. Kerangka Pemikiran
Industri Olahan Kakao Chocodot Garut
Input 1. Bahan baku
kakao 2. Bahan
pendukung 3. Tenaga Kerja
Proses Produksi
Biaya
Biaya Eksplisit 1. Sarana Produksi 2.Penyusutan
3. TKLK 4. Biaya Lain-lain (Kemasan, Listrik, air, sewa lahan)
Output
a.Chocomix
b.Chocomix classic
c.Chocomix tawa
d.Chocomix coffee
Chocomix ice
Cokelat batang (Chocobar)
Bakpia Cokelat
Harga
Biaya Implisit 1. Bunga Modal Sendiri
Penerimaan
Pendapatan
Nilai Tambah
Keuntungan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang dibahas, penelitian ini menggunakan
metode deskriptif korelasi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan deskriptif menurut Sugiyono (2017:35) adalah:
"Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable
mandiri, baik hanya pada sat variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau
variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari
hubungan dengan variabel lain”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan
melihat derajat Diversifikasi Produk Olahan Cokelat sebagai Bentuk
Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Garut Di Chocodot World Castle,
Garut – Jawa Barat.
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan cara:
1. Menyebarkan kuesioner langsung di lokasi penelitian
2. Melakukan pengamatan langsung (area sekitar peneliti)
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu:
1. Data Primer
Menurut (Sugiarto, Hendratono, & Sudibyo, 2015) data primer merupakan
data yang didapat dari sumber pertama seperti halnya hasil wawancara atau
hasil pengisian kuesioner.
2. Data Sekunder
Menurut (Sugiarto, Hendratono, & Sudibyo, 2015) data sekunder merupakan
data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah
lebih lanjut yang pada umumnya disajikan dalam bentuk table – table atau
diagram – diagram.
3.2 Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji validitas
dan reliabilitas untuk menguji perangkat kuesioner, analisis data deskriptif,
uji nilai rata – rata.
3.2.1 Uji Validitas & Reliabilitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan
sejauhmana suatu alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian
mengukur apa yang ingin diukur (Sugiarto, Hendratono, & Sudibyo,
2015). Dalam uji validitas digunakan korelasi product moment
dengan mengkorelasikan data pada masing – masing pernyataan
terhadap skor total. Uji validitas dalam penelitian ini yaitu untuk
menggambarkan variabel Bauran Pemasaran (X) dan variabel
Keputusan Pembelian (Y). Untuk menguji validitas soal, peneliti
menggunakan program software SPSS 25.0 for Windows3.4.
3.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan dilakukan untuk mengetahui sampai
sejauh mana kuisioner diajukan dapat memberikan hasil yang tidak
berbeda jika dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang
sama pada waktu yang berlainan. Dalam penelitian ini uji
realiabilitas dilakukan dengan meihat koefisien Cronbach’s Alpha
(α) dengan menggunakan bantuan SPSS 25.0 for windows.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistika Deskriptif
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dengan cara survey dengan jumlah responden adalah 101 responden. Sebelum
melakukan analisis lebih lanjut, perlu diketahui bagaimana karakteristik responden
melalui statistika deskriptif. Karakteristik responden yang dianalisis dalam
penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan. Berikut merupakan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Gambar 4.1
Karakteristik Jenis Kelamin
Gambar 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin. Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa sebesar 44% atau sejumlah 44
responden merupakan responden perempuan dan sisanya sebesar 56% atau
sejumlah 56 responden merupakan responden laki-laki. Sedangkan berdasarkan
karakteristik usia responden sebagai berikut.
Pria56%
Wanita44%
JENIS KELAMIN
Gambar 4.2
Karakteristik Usia
Gambar 4.2 menunjukkan sebagian besar responden yaitu sejumlah 60 atau 60%
responden memiliki usia diantara 14 sampai 25 tahun. Selain itu, responden dengan
usia diantara 26 hingga 35 tahun juga cukup banyak yaitu sejumlah 39 responden.
Selanjutnya untuk responden dengan usia lebih dari 36 tahun sejumlah 1 responden.
Karakteristik responden yang lainnya dapat diketahui berdasarkan pekerjaan sesuai
Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3
14-25 thn60%
26-35 thn39%
>36 thn1%
USIA
Mahasiswa39%
Karyawan Swasta
38%
PNS5%
Wirausaha13%
Lainnya5%
PEKERJAAN
Karakteristik Pekerjaan
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang berstatus
sebagai mahasiswa/i lebih dominan yaitu sejumlah 39 responden. Sedangkan
responden bekerja sebagai karyawan swasta sejumlah 38 responden, bekerja
sebagai wirausaha sejumlah 13 responden, bekerja sebagai PNS sejumlah 5
responden dan lainnya sejumlah 5 responden.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu pernyataan atau
pertanyaan dari kuesioner. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi atau kestabilan dari jawaban responden. Uji validitas data ini dilakukan
terhadap masing-masing pertanyaan dalam variabel yang digunakan. Masing-
masing pertanyaan dilakukan perhitungan nilai korelasi terhadap nilai total.
Masing-masing pernyataan pada variabel diversifikasi olahan produk coklat
dikorelasikan dengan nilai total diversifikasi olahan produk coklat. Apabila nilai
koefisien korelasi lebih dari dari nilai r tabel, dimana pada penelitian ini nilai r tabel
dengan jumlah data 100 adalah 0,197, maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan
telah valid. Hasil pengujian validitas data diberikan pada Tabel 4.1. Hasil dari
pengujian validitas telah menunjukkan bahwa semua pernyataan pada variable
diversifikasi olahan produk coklat telah valid karena hasil nilai korelasi lebih besar
dari 0,196. Oleh karena itu, semua pernyataan digunakan dalam analisis selanjutnya
yaitu variabel diversifikasi olahan produk coklat sebanyak 21 pernyataan.
Tabel 4.1
Hasi Uji Validitas
Pernyataan Nilai korelasi Keterangan
Daya tahan produk Olahan Cokelat bertahan cukup lama 0,530 Valid Kemasan produk olahan cokelat terlihat menarik 0,517 Valid Harga produk olahan cokelat yang di tawarkan terjangkau 0,567 Valid
Harga produk olahan cokelat bersaing dengan produk cokelat lainnya 0,629 Valid
Penjual olahan cokelat sering mengadakan promosi dan inovasi baru 0,678 Valid
Banyak Penjual olahan cokelat sudah memiliki akun media sosial untuk mempromosikan produknya 0,601 Valid
Konsumen dengan mudah memperoleh olahan cokelat di sekitar tempat tinggal anda 0,680 Valid
Suasana tempat berjualan Di Chocodot World Castle ramai dan menarik perhatian 0,633 Valid
Kebersihan tempat berjualan Di Chocodot World Castle sudah memadai 0,639 Valid
Penjual sudah melakukan inovasi pada produk olahan cokelat hingga menarik pembeli 0,577 Valid
Anda pernah membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan bentuk 0,663 Valid
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa 0,668 Valid
Ketersedian penjual produk di Chocodot World Castle masih kurang 0,765 Valid
Pengolahan produk cokelat di Chocodot World Castle masih sangat kuno, sehingga tidak efisien dan membutuhkan waktu yang lama
0,756 Valid
Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan kesukaan 0,768 Valid
Anda membeli Produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan Merek yang biasa anda beli 0,773 Valid
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan popularitas produk 0,706 Valid
Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan penilaian orang lain 0,694 Valid
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa yang di sajikan 0,673 Valid
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan tanggal kadaluarsa suatu produk 0,705 Valid
Anda tidak merasa puas dengan inovasi produk produk cokelat di Chocodot World Castle yang ada
0,539 Valid
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi jawaban
pada setiap pertanyaan. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6, maka
pertanyaan yang digunakan telah reliable. Hasil uji reliabilitas dengan Cronbach’s
Alpha diberikan pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Jumlah Pertanyaan Keterangan
Diversifikasi Olahan
Produk Coklat 0,756 14 Reliable
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai
Cronbach's Alpha yang diperoleh lebih besar dari 0,6 pada variabel diversifikasi
olahan produk coklat. Sehingga dapat dinyatakan bahwa jawaban dari variabel
diversifikasi olahan produk coklat telah reliable.
C. Mean Variabel Diversifikasi Olahan Produk Coklat
Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dari jawaban responden berdasarkan
variabel diversifikasi olahan produk coklat yang diberikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Mean Variabel Diversifikasi Olahan Produk Coklat
Pernyataan Mean
Daya tahan produk Olahan Cokelat bertahan cukup lama 3,250 Kemasan produk olahan cokelat terlihat menarik 3,330 Harga produk olahan cokelat yang di tawarkan terjangkau 3,220
Harga produk olahan cokelat bersaing dengan produk cokelat lainnya 3,220
Penjual olahan cokelat sering mengadakan promosi dan inovasi baru 3,210
Banyak Penjual olahan cokelat sudah memiliki akun media sosial untuk mempromosikan produknya 3,220
Konsumen dengan mudah memperoleh olahan cokelat di sekitar tempat tinggal anda 3,170
Suasana tempat berjualan di Chocodot World Castle ramai dan menarik perhatian 3,300
Kebersihan tempat berjualan di Chocodot World Castle sudah memadai 3,290
Penjual sudah melakukan inovasi pada produk olahan cokelat hingga menarik pembeli 3,260
Anda pernah membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan bentuk 3,230
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa 3,250
Ketersedian penjual produk di Chocodot World Castle masih kurang 2,940
Pengolahan produk cokelat di Chocodot World Castle masih sangat kuno, sehingga tidak efisien dan membutuhkan waktu yang lama
2,930
Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan kesukaan 3,200
Anda membeli Produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan Merek yang biasa anda beli 3,170
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan popularitas produk 3,110
Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan penilaian orang lain 2,970
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa yang di sajikan 3,220
Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan tanggal kadaluarsa suatu produk 3,090
Anda tidak merasa puas dengan inovasi produk produk cokelat di Chocodot World Castle yang ada
2,670
Pada penelitian ini, variabel diversifikasi olahan produk coklat menggunakan 21 pernyataan. Karakteristik jawaban responden berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab produk olahan coklat di Chocodot World Castle sudah beragam dan responden juga sudah puas dengan inovsi produk olahan coklat di Chocodot World Castle.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian di Chocodot World Castle. Jumlah
responden pada penelitian ini sejumlah 100 responden. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Hasil diversifikasi produk olahan cokelat di Chocodot World Castle, Garut –
Jawa Barat menyatakan bahwa pelanggan sudah puas dengan keanekaragaman
dan inovasi produk olahan cokelat di Chocodot World Castle ditunjukkan
dengan nilai rata-rata diatas 3,00.
B. Saran
Berdasarkan data dan informasi yang telah didapatkan, maka saran-sraan
yang terkait yaitu bagi pelaku industri kreatif harus berinovasi mengeluarkan
ide-ide baru dan meningkatkan kualitas produk olahan cokelat di Chocodot
World Castle Garut, dengan baik agar dapat bersaing dengan produk modern
atau di pasar global.
Mengupayakan promosi untuk meningkatkan penjualan dan keputusan
pembelian konsumennya, Chocodot pun harus mampu memaksimalkan
potensinya dalam memasarkan produk secara direct marketing melalui media
online, karena kurang menariknya website resmi, sosial media dan media
promosi, maka menjadi masalah keputusan pembelian dan penurunan
penjualan dari kelemahan manajerial dalam mengelola bauran produk dan
bauran promosi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdallah. 2016. Dark, White, or Milk? The Three Basic Chocolates. Diakses
melalui https://www.abdallahcandies.com/information/dark-white-or-
milk-the-three-basic-chocolates/ pada tanggal 25 Juli 2020.
Aquinus, T. 2019. Kakao Menjadi Kekuatan Ekspor Komoditas Unggulan
Pertanian Indonesia. Diakses melalui https://news.trubus.id/baca/28988/kakao-
menjadi-kekuatan-ekspor-komoditas-unggulan-pertanian-indonesia pada
tanggal 25 Juli 2020.
Caligiani, A., Marseglia, A., dan Palla, G. 2016. Cocoa: Production,
Chemistry, and Use. Encyclopedia of Food and Health. 185–190.
HSPH Harvard. Dark Chocolate. Diakses melalui
https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/food-features/dark-
chocolate/#:~:text=Dark%20chocolate%20contains%2050%2D90,in%20som
e%20form%2C%20and%20sugar. pada tanggal 25 Juli 2020.
Septianti, E. dan Arif, A.B. 2016. PENGARUH SUHU PEMASTAAN TERHADAP
RENDEMEN DAN KADAR LEMAK BUBUK KAKAO HASIL
PENGEMPAAN DARI BIJI KAKAO FERMENTASI DAN NON
FERMENTASI. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 13 (1) : 43 – 51.
Hartono (2011: 46), Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman
pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Kotler dan Amstrong (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1.Jakarta:Erlangga.
__________________ (2014), Principles of marketin. Edisi 12. Jilid
1.Terjemahan.
ProQuest Dissertations and Theses.di akses pada website : http://ezproxy.um.edu.my/docview/305203456?accountid=28930 pada tanggal 05 April 2021.
Siregar, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Sugiarto, Hendratono, T., & Sudibyo, D. (2015). Metodologi Penelitian Hospitaliti & Pariwisata. Tangerang: Matana Publishing Utama.
Tjipjono, Fandy dan Gregorius Chandra. (2012), Pemasaran Strategik. Yogyakarta: BPFE.