Upload
nguyenanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana
mengandung tiga kata yaitu:
“● Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan menarik bagi
peneliti.
● Tindakan, menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
● Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang spesifik, yakni sekelompok siswa yang
sama, memerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.”1
3.2. Tempat Penelitian, Waktu Penelitian, Subjek penelitian, dan Refleksi
Awal
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas XI IPS2 semester II
tahun ajaran 2013/2014 di SMAN 1 Grobogan, tepatnya berlokasi di Jalan
Pangeran Puger No.23 Grobogan. Kompetensi Dasar Mengenal jenis produk
dalam bursa efek.
1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara: Jakarta, 2008, hal.
2.
45
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2013/2014
yaitu bulan Januari 2014 sampai dengan Februari 2014. Penelitian ini dilakukan
dengan rencana jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas XI IPS 2
Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan
Siklus I
Pertemuan Ke Hari Tanggal Jam ke Keterangan
1 Rabu 22 Jan 2014 6-7 2
2 Sabtu 25 Jan 2014 7-8 2
Siklus II
Pertemuan Ke Hari Tanggal Jam Ke Keterangan
1 Rabu 5 Feb 2014 6-7 2
2 Sabtu 8 Feb 2014 7-8 2
3. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS2 semester II Tahun
Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Grobogan dengan kompetensi dasar
mengenal jenis produk dalam bursa efek yang berjumlah 40 siswa.
46
4. Refleksi Awal
Refleksi awal merupakan penjajagan untuk mengumpulkan informasi
tentang peserta didik selama proses pembelajaran. Penjajagan awal dapat
dilakukan dengan observasi. Observasi awal berupa wawancara tak terstuktur
dengan guru bidang studi ekonomi, hasil wawancara tersebut peneliti mendapat
informasi mengenai kondisi belajar siswa dan nilai tes siswa dari kelas XI IPS1-
XI IPS3. Dalam wawancara tersebut peneliti disarankan untuk memberikan
tindakan dikelas XI IPS2. Hasil wawancara selanjutnya mengenai nilai rata-rata
siswa yang menunjukkan hanya ada 19 siswa yang berhasil mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) atau 47,5%, sedangkan nilai siswa yang dibawah
KKM sebanyak 21 siswa atau 52,5% dari jumlah keseluruhan 40 siswa, serta
dalam kegiatan pembelajaran metode yang sering digunakan adalah metode
ceramah. Pemilihan metode mengajar yang kurang bervariasi dan cenderung
monoton ke arah ceramah tersebut dengan alasan untuk mengejar materi
pembelajaran agar selesai tepat pada waktunya. Observasi didalam kelas
didapatkan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah, yang belum
divariasikan dengan metode lain yang bisa mengaktifkan peserta didik. Peserta
didik lebih sering mencatat materi yang diberikan guru, sehingga interaksi
pembelajaran cenderung didominasi oleh guru. Peserta didik terlihat tidak
mendengarkan penjelasan guru, berbicara dengan teman, mengganggu teman yang
duduk didepan atau dibelakang, bermain HP dan menyandarkan kepala diatas
meja, serta ada siswa yang sengaja keluar kelas tanpa izin dari guru terlebih
dahulu. Berdasarkan observasi menunjukkan saat guru bertanya kepada siswa
47
apakah ada yang ditanyakan hanya beberapa siswa yang berani mengajukan
pertanyaan. Begitu juga saat guru mengajukan pertanyaan pada siswa hanya
beberapa siswa yang bisa menjawabnya, dan siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan dari guru ditertawakan oleh siswa yang lain.
3.3. Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang
tujuannya untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik
dalam mengikuti materi pembelajaran ekonomi melalui pembelajaran kontekstual.
Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. P elaksanaan tindakan tiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut:
48
Skema 3.1. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas
PENJAJAKAN/
KONDISI AWAL
• Siswa melakukan
aktivitas lain
selama
pembelajaran.
• Siswa masih
membentuk
kelompoknya
sendiri.
PERENCANAAN
• Menyusun RPP.
•lembar observasi.
TINDAKAN
• Penyampaian tujuan, langkah metode
TSTS, materi secara singkat oleh guru.
•Pembagian kelompok secara
heterogen.
•menjelaskan prosedur TSTS
•menjelaskan tujuan pembelajaran dan
materi yang dipelajari secara garis
besar
•memberikan permasalahan pada tiap
kelompok
• siswa berdiskusi dalam kelompok
berempat.
• setelah selesai dua siswa pergi
bertamu kekelompok lain dan yang dua
tetap untuk menerima tamu dari
kelompok lain.
•siswa kembali kekelompok masing-
masing dan berdiskusi kembali.
•membahas hasil diskusi dan
menyimpulkannya.
•tes individual.
REFLEKSI
• Menganalisis hasil
pengamatan dan hasil tes
bersama guru pengajar
untuk mengukur tingkat
keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dengan
metode TSTS sebagai
acuan untuk siklus
berikutnya. OBSERVASI
• Mengamati jalannya pembelajaran, aktivitas
siswa dan guru, serta jalannya diskusi
kelompok. PERENCANAAN
• Menyusun rencana dan
strategi pembelajaran
berdasarkan refleksi
siklus I
TINDAKAN
• Penyampaian tujuan, langkah metode TSTS,
materi secara singkat oleh guru.
•memberikan permasalahan pada tiap kelompok
• siswa berdiskusi dalam kelompok berempat
seperti biasa.
• setelah selesai dua siswa pergi bertamu
kekelompok lain dan yang dua tetap untuk
menerima tamu dari kelompok lain.
•siswa kembali kekelompok masimg-masing dan
berdiskusi kembali
•membahas hasil diskusi dan menyimpulkannya.
•tes individual.
REFLEKSI
• Menganalisis hasil
pengamatan dan hasil
tes.
•Merekap hasil
observasi dan
menganalisis apakah
perlu perbaikan. OBSERVASI
• Mengamati jalannya pembelajaran, aktivitas
siswa dan guru, serta diskusi kelompok.
SIKLUS I
SIKLUS
II
49
3.4. Prosedur Penelitian
1. Siklus I
A. Perencanaan
Setelah diketahui informasi tentang peserta didik melalui penjajagan atau
refleksi awal, peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mementukan
kompetensi dasar yang akan disampaikan pada peserta didik dengan
menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
model kooperatif tipe TSTS. Dalam tahap perencanaan ini, peneliti
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP
2. Membuat lembar observasi yang terdiri dari:
Kriteria penilaian lembar observasi keaktifan siswa
Pedoman penilaian lembar observasi keaktifan siswa
Lembar observasi keaktifan siswa
Lembar aktifitas guru
3. Membuat pembagian kelompok
4. Membuat lembar kerja siswa yang terdiri dari:
Tugas kelompok siklus I
Kunci jawaban tugas kelompok siklus I
Tes individu siklus I
Kunci jawaban tes individu siklus I
50
B. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
Guru menyampaikan tujuan dan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS).
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok secara
heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 peserta didik dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang
dan rendah).
Setiap kelompok diberikan satu permasalahan untuk didiskusikan.
Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memberikan
pendapat dan jawaban sesama anggota kelompok.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan materi, pada materi pelajaran yang telah dipelajari.
Guru memberikan kesimpulan dan pada tahap terakhir guru memberikan
tes individu kepada peserta didik.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (10 menit)
► Memberi salam dan memberi pertanyaan apersepsi dan motivasi kepada
peserta didik.
51
► Menyampaikaan tujuan pembelajaran.
► Memperhatikan penjelasan pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dengan metode kooperatif tipe TSTS yang disampaikan
oleh guru.
2. Kegiatan inti (75 menit)
► Pendahuluan
a. Guru menggali pemahaman siswa dan memberikan materi secara
singkat kepada peserta didik.
b. Kelas dikondisikan sedemikian rupa sehingga kelas dapat digunakn
untuk pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan penelitian.
c. Setiap kelompok diberikan satu permasalahan untuk didiskusikan.
Dan selanjutnya siswa akan melakukan sise dua siswa akan tinggal
dan dua siswa akan bertamu, sehingga siswa akan mendapatkan
meteri yang utuh dari kelompok lain.
d. Setelah bertamu siswa kembali kekelompoknya masing-masing dan
menjelaskan kepada dua teman kelompoknya.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan
dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
f. Siswa mengumpulkan hasil diskusi kepada guru.
g. Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi kelompok
52
► Penguasaan
a. Duduk dengan tim masing-masing dalam kelompok.
b. Diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dan
memahami konsep materi yang ada.
c. Dua siswa bertamu kekelompok lain untuk mencari informasi lain.
d. Dua siswa yang lain tetap tinggal dalam kelompok untuk
memberikan informasi tentang hasil diskusinya pada tamunya dari
kelompok lain.
e. Dua orang yang bertamu kembali lagi kekelompoknya untuk
menyampaikan informasi yang diberikan ketika bertamu.
f. Tiap kelompok membahas bersama-sama hasil temuannya dan
dicocokkan dengan hasil diskusi kelompoknya.
► Penutup
1) Membahas hasil diskusi
3. Kegiatan akhir (5 menit)
► Guru menjelaskan kegiatan berikutnya
Pertemuan 2
1. Tahap awal (20 menit)
Memberikan salam dan mempersiapkan untuk melakukan tes
2. Tahap inti ( 60 menit)
Tes individu
53
3. Tahap akhir (10 menit)
Guru mendengarkan kesulitan yang dihadapi peserta didik pada saat
tes.
C. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan bersama dengan tindakan untuk mengamati proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe
two stay two stray (TSTS). Aspek yang diobservasi adalah keaktifan dan
hasil belajar.
D. Refleksi (reflecting)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I. Dalam tahap
refleksi siklus I ini, peneliti merekap lembar observasi. Jika tujuan pembelajaran
mengalami peningkatan yang siknifikan maka peneliti dianggap berhasil.
2. Siklus II
Seperti halnya pada siklus I, siklus ke II pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A. Perencanaan
Peneliti melakukan persiapan untuk memperbaiki refleksi siklus I,
berdasarkan informasi dari hasil refleksi siklus I. Refleksi siklus I merupakan
data yang digunakan untuk membuat perencanaan siklus II, hal-hal yang perlu
disiapkan, adalah sebagai berikut:
54
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menyusun lembar kerja siswa yang terdiri dari:
▪ Tugas kelompok siklus II
▪ Kunci jawaban tugas kelompok
▪ Tes individu siklus II
▪ Kunci jawaban tes individu siklus II
B. Pelaksanaan
Seperti pada tahap pelaksanaan pada siklus I, siklus II guru menyampaikan
kembali tujuan, garis besar materi dan langkah-langkah pembelajaran, dan
membagi soal. Selain itu guru membimbing peserta didik dalam
pembelajarannya.
C. Pengamatan
Sama seperti siklus I, peneliti harus mengamati aktivitas pembelajaran
kooperatif tipe TSTS, apakah pembelajaran sudah sesuai dengan skenario RPP
atau belum.
D. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II. Dalam tahap
refleksi siklus ini peneliti merekap lembar observasi. Jika tujuan pembelajaran
mengalami peningkatan yang siknifikan maka penelitian dianggap berhasil.
55
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
fenomena nyata yang diselidiki. Observasi dilakukan guru dan peneliti.
Observasi terhadap guru yang mengajar berfungsi sebagai alat kontrol,
sedangkan observasi peserta didik dapat berfungsi untuk mendapatkan
informasi tentang aktivitas dan kemajuan peserta didik.
Lembar observasi terdiri atas dua bagian, yaitu:
Lembar observasi terhadap keaktifan peserta didik.
Lembar obserfasi keaktifan guru.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto digunakan untuk memperkuat data yang
diperoleh dari observasi. Dokumen foto dapat memberikan gambaran
secara lebih nyata mengenai kegiatan kelompok peserta didik dan
menggambarkan suasana kelas ketika aktifitas proses pembelajaran
berlangsung.
c. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus
(pos-test) dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek
56
penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal
tes sesuai materi. Melalui tes tertulis ini, penulis dapat:
Mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran.
Keberhasilan atau kekurangan berhasil perbaikan pembelajaran
yang telah dilaksanakan penulis.
d. Angket
Pemberian angket kepada peserta didik digunakan untuk mengetahui
tanggapan peserta didik terhadap penggunaan metode pembelajaran
TSTS dalam pembelajaran. Angket diberikan satu kali disiklus terakhir
dengan berisi seperangkat pertanyaan tertulis kepada peserta didik untuk
dijawab.
e. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dugunakan untuk mencatat data yang tidak bisa masuk
ke dalam lembar observasi.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan
jenis data, yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif,
misalnya mencari presentase keberhasilan belajar. Analisis data dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
57
1. Data hasil tes dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
”
2
Keterangan:
P = presentase tingkat keberhasilan
F = jumlah nilai yang tuntas (sesuai KKM disekolah)
N = jumlah siswa yang mengikuti tes
2. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan
rumus:
Keterangan:
P = persentase keaktifan
F = jumlah skor keaktifan
N = jumlah skor keaktifan ideal (skor maksimum)
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan proses dikatakan berhasil bila:
1) Rata-rata aktivitas belajar siswa dan guru sudah mencapai skor lebih dari
atau sama dengan 80%.
2) Nilai pada aktivitas siswa sudah mencapai kategori baik.
Penerimaan ditandai dengan respon terhadap pendapat siswa.
Dimana siswa selalu menolak pendapat teman, tidak menghargai
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta:
Jakarta, 2006, hal. 281.
58
pendapat teman, kurang menghargai pendapat teman, menghargai
pendapat teman.
Partisipasi ditandai dengan siswa aktif dalam diskusi dan mencari
jawaban. Dimana dalam berdiskusi siswa hanya menunggu
jawaban yang diberikan teman, mengikutu diskusi dengan
semangat, kurang bersemangat ketika mengikuti diskusi, tidak
mengikuti diskusi, sedangkan mencari jawaban siswa aktif mencari
jawaban dari awal sampai akhir, hanya diawal diskusi, hanya
menunggu jawaban dari teman, tiidak melakukan kegiatan apapun..
Penentuan sikap ditandai dengan keaktifan pada saat bertanya atau
menjawab yaitu: mengajukan pertanyaan atau menjawab lebih dari
sekali, tidak pernah mengajukan pertanyaan atau menjawab,
memahami materi dengan baik.
Organisasi ditandai dengan kerja sama dalam kelompok. Dimana
siswa akan membagi tugas keseluruh anggota kelompok, tugas
hanya dikerjakan hanya pada satu siswa, tugas didominasi dua
siswa, dikerjakan secara individu.
Penentuan pola hidup ditandai dengan kehadiran siswa ketika
pembelajaran berlangsung serta kelengkapan alat dan sumber
belajar. Dimana kehadiran siswa tersebut tepat waktu, terlambat
masuk, tidak masuk, sedangkan kelengkapan alat dan sumber
belajar membawa materi pelajaran, membawa buku paket lain,
membawa perlengkapan alat tulis, membawa buku catatan saja
59
Indikator keberhasilan belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila siswa yang nilainya tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 80%.
Siswa dikatakan mencapai ketuntasan belajar kognitif apabila siswa
mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mengacu pada
KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu untuk ketuntasan individu 71,
sedangkan batas ketuntasan klasikal adalah 80% dari jumlah siswa yang
mengikuti tes.