59
Modul 1 Penelitian Pasar Kelompok 4 - 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian pasar merupakan penilitian deskriptif dimana tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi serta data yang nantinya akan diolah dan dianalisa sebagai alat bantu untuk sebuah perusahaan mengambil suatu keputusan dan meramalkan kondisi perusahaan dimasa akan datang. Penelitian pasar juga bertujuan untuk membantu sebuah perusahaan dalam membuat taktik disegi pemasaran dan juga dapat meningkatkan mutu produk perusahaan tersebut. Dewasa ini persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat. Termasuk juga dalam industri manufakturing. Khususnya persaingan antara perusahaan manufaktur yang produknya serupa dengan perusahaan lain. CV. KUF merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing furniture dengan salah satu produknya adalah meja rias. Tidak sedikit perusahaan manufaktur yang juga mempunyai produk serupa, maka dari itu dalam penelitian kali ini praktikan akan melakukan penelitian pasar pada perusaaan CV. KUF dengan membuat perbandingan antara CV. KUF dengan perusahaan manufakturing yang mempunyai produk serupa. Dalam penelitian ini praktikan akan menyebarkan kuisioner kepada beberapa orang sebagai sample. Dari data hasil kuisioner tersebut, kemudian diolah menggunakan teknik sampling berupa convenience sampling atau accidental sampling. Skala yang digunakan adalah skala pengukuran nominal, ordinal, rasio, dan interval. Kemudian data tersebut diuji menggunakan uji validitas dan realibilitas. Praktikan juga melakukan pengolahan data dengan tabulasi silang agar didapatkan hasil perbandingan antara meja rias produksi CV. KUF dengan produksi dari perusahaan serupa lainnya, baik dari mutu sampai tingkat loyalitas konsumen terhadap produk meja rias produksi CV. KUF. Praktikan menerapkan metode garvin sebagai skala nilai dari segi perceived dan aesthetics. 1.2 Perumusan Masalah Dari penelitian pasar yang dilakukan kali ini, praktikan ingin mengetahui seberapa banyak orang mengetahui tentang produk meja rias produksi CV. KUF ini dan

Penelitian Pasar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Praktikum Perancangan Teknik Industri

Citation preview

Page 1: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian pasar merupakan penilitian deskriptif dimana tujuannya adalah untuk

mendapatkan informasi serta data yang nantinya akan diolah dan dianalisa sebagai alat

bantu untuk sebuah perusahaan mengambil suatu keputusan dan meramalkan kondisi

perusahaan dimasa akan datang. Penelitian pasar juga bertujuan untuk membantu

sebuah perusahaan dalam membuat taktik disegi pemasaran dan juga dapat

meningkatkan mutu produk perusahaan tersebut.

Dewasa ini persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya

semakin ketat. Termasuk juga dalam industri manufakturing. Khususnya persaingan

antara perusahaan manufaktur yang produknya serupa dengan perusahaan lain. CV.

KUF merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing

furniture dengan salah satu produknya adalah meja rias. Tidak sedikit perusahaan

manufaktur yang juga mempunyai produk serupa, maka dari itu dalam penelitian kali

ini praktikan akan melakukan penelitian pasar pada perusaaan CV. KUF dengan

membuat perbandingan antara CV. KUF dengan perusahaan manufakturing yang

mempunyai produk serupa.

Dalam penelitian ini praktikan akan menyebarkan kuisioner kepada beberapa

orang sebagai sample. Dari data hasil kuisioner tersebut, kemudian diolah

menggunakan teknik sampling berupa convenience sampling atau accidental sampling.

Skala yang digunakan adalah skala pengukuran nominal, ordinal, rasio, dan interval.

Kemudian data tersebut diuji menggunakan uji validitas dan realibilitas. Praktikan juga

melakukan pengolahan data dengan tabulasi silang agar didapatkan hasil perbandingan

antara meja rias produksi CV. KUF dengan produksi dari perusahaan serupa lainnya,

baik dari mutu sampai tingkat loyalitas konsumen terhadap produk meja rias produksi

CV. KUF. Praktikan menerapkan metode garvin sebagai skala nilai dari segi perceived

dan aesthetics.

1.2 Perumusan Masalah

Dari penelitian pasar yang dilakukan kali ini, praktikan ingin mengetahui

seberapa banyak orang mengetahui tentang produk meja rias produksi CV. KUF ini dan

Page 2: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 2

tingkat kepuasan konsumen tentang produk ini jika dibandingan dengan produk –

produk meja rias produksi perusahaan serupa lainnya serta menguji valid tidaknya

sebuah data.

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk :

1. Praktikan mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam melakukan

penelitian pasar

2. Praktikan mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam penggunaan

teknik – teknik statistik sederhana dalam kegiatan penelitian pasar.

1.4 Manfaat

Manfaat praktikum kali ini adalah :

1. Praktikan bisa menggunakan software SPSS dalam melakukan penelitian pasar

2. Praktikan dapat menerapkan ilmu statistika dalam melakukan penelitian pasar

3. Praktikan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan perusahaan CV. KUF

sehingga praktikan bisa memberikan saran untuk perusahaan

Page 3: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 3

1.5 Flowchart Praktikum

Mulai

Perumusan masalah

Study Literatur

Pengumpulan Data

(Membuat Kuisioner)

Pengolahan Data

Analisis Data

Membuat Kesimpulan

& Saran

Selesai

Uji ValiditasUji

Realibilitas

Tabulasi

Silang

Menentukan Jumlah

Populasi dan Sample

Uji Kecukupan

Data

Peta ProfilPeta Posisi

Merk

Ya

Tidak

Page 4: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perancangan dan Pengembangan Produk

Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli.

Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis

persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan

pengiriman produk.Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung

kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara

cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang

rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian

manufaktur,attau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang

melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk

berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer

adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka

kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.Dari

sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan

produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan

laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa

digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat

memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi

pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit

disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba

yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam

berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan

Page 5: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 5

pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian

ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting

dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa

yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada

merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.

Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh

penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan

penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk

tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu

produk mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang

lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan

fungsi komponen lainnya.

Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :

Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.

Pengelompokan fungsi produk.

Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan

input menjadi sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-

langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun ,

merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.

2.1.1 Proses Pengembangan Generik Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap, yaitu:

a. Perencanaan :

Kegiatan perencanaan ini sering dirujuk karena kegiatan ini mendahului

persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

b. Pengembangan Konsep :

Page 6: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 6

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,alternatif

konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep

dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

c. Perancangan Tingkatan Sistem :

Fase perancangan tingkata sistem mencakup definisi arsitektur produk dan

uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.

d. Perancangan Detail :

Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan

toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi

seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.

e. Pengujian dan perbaikan :

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari

bermacam-macam versi produksi awal produk.

f. Produksi awal :

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi

yang sesungguhnya.

2.1.2 Pengembangan Konsep : Proses Awal Hingga Akhir

Proses pengembangangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

a. Identifikasi kebutuhan pelanggan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan dan

mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan.

b. Penetapan spesifikasi target.

Spesifikasi memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana produk

bekerja.

c. Penyusunan Konsep

Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsep-konsep

produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

d. Pemilihan Konsep

Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan

secara berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling

menjanjikan.

e. Pengujian Konsep

Page 7: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 7

Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan

telah terpenuhi, mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki

selama proses pengembangan selanjutnya.

f. Penentuan Spesifikasi akhir

Spesifikasi target yang telah ditentukan diawal proses ditinjau kembali setelah

proses dipilih dan diuji.

g. Perencanaan proyek

Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadual

pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu

pengembangan dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk

menyelesaikan proyek.

h. Analisis Ekonomi

Tim, sering didukung oleh analisis keuangan, membuat model ekonomis untuk

produk baru.

i. Analisa Produk-Produk pesaing

Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi

produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk

rancangan produk dan proses produksi.

j. Pemodelan dan Pembuatan Prototipe

Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk

model dan prototipe.

Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataaan misi proyek

terdapat lima tahapan proses berikut :

1. Mengidentifikasi peluang

2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek

3. Mengalokasikan sumberdaya dan rencana waktu

4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek

5. Merefleksikan kembali hasil dan proses.

2.1.3 Membuat Target Spesifikasi

Target spesifikasi merupakan tujuan tim pengembangan yang berperan

dalam menjelaskan produk agar sukses di pasaran. Kemudian target spsesifikasi

ini akan diperbaiki tergantung kepada batasan konsep produk yang akhirnya

dipilih.

Page 8: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 8

Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah:

1. Menyiapkan gambar metrik dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan, jika

diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai

produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Beberapa hal yang harus

dipertimbangkan ketika membuat daftar metrik:

a. Metric harus komplit

b. Metric merupakan variabel yang berhubungan (dependent), bukan variabel

bebas (independent)

c. Metrik harus praktis

d. Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metrik

terukur.

2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing.

3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap

metrik. Nilai ideal adalah hasil terbaik yang diharapkan tim. Nilai yang dapat

diterima secara marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima

secara komersial.

2.1.4 Menentukan Spesifkasi Akhir

Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu

hubungan berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep

produk yang terpilih. Tahap paling sulit untuk memperbaiki spesifikasi adalah

memilih metode agar trade-off dapat terpecahkan.

2.1.5 Aktivitas Penyusunan Konsep

Konsep produk adalah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi ,

prinsip kerja, dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat

bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan.

2.1.6 Tahapan Penentuan Konsep Produk

1. Memperjelas Masalah

Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan

pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah.

2. Pencarian secara Eksternal

Page 9: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 9

Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan

masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.

3. Pencarian secara Internal

Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari tim

dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi.

4. Menggali secara Sistematis

Penggalian secara sistematik ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup

kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi yaitu yang

merupakan solusi untuk sub-submasalah.

5. Merefleksikan pada Hasil dan Proses

Meskipun langkah refleksi diletakkan paling akhir, refleksi sebaiknya dilakukan

pada keseluruhan proses.

2.1.7 Penyusunan Fungsi Produk

Secara umum fungsi produk di bagi menjadi dua, yaitu ; fungsi utama

(main function) dan fungsi tambahan (sub-function). Seperti diketahui, bahwa

suatu produk bisa terdiri dari 1 (satu) bagian (part) atau lebih. Sedangkan sebuah

bagian/part dapat terdiri dari satu atau lebih komponen. Komponen terdiri dari

beberapa elemen.

Berdasarkan atas struktur pembentukan suatu produk diatas, maka fungsi

suatu produk dapat dibagi menjadi fungsi utama (main function), fungsi bagian

(part – function), fungsi komponen (component function) dan fungsi elemen

(element function).

2.2 Penelitian Pasar

Penelitian pasar termasuk jenis penelitian deskriptif, dimana tujuan penelitian

ini adalah untuk memperoleh gambaran kondisi pasar untuk jenis produk barang atau

layanan tertentu. Dengan penelitian pasar seorang pimpinan dapat mengambil

keputusan tentang strategi dan takti yang digunakan untuk memasarkan produk

tertentu.Dalam kaitannya dengan perusahaan maka jenis penelitian yang dilakukan

perusahaan sebaikinya adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap

pengembangan pemasaran dan peningkatan mutu produknya. Salah satu jenis

penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasinya adalah penelitian deskriptif (Sugiyono:

2006, 5), jenis penelitian ini dapat dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan

Page 10: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 10

pemasaran produknya. Jenis penelitian deskriptif sendiri dapat dikelompokkan

dalam tiga kelompok, yaitu (1) apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan

menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif

maka disebut penelitian deskriptif kualitatif; (2) Apabila dilakukan analisis data

dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka disebut

deskriptif asosiatif; dan (3) apabila dalam analisis data dilakukan pembandingan maka

disebut deskriptif komparatif.

2.2.1 Persiapan Penelitian

Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan.

Yang dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat

seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus dapat dirasakan

sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan

sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan

(gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat

memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-

tidaknya memperkecil kesenjangan itu.Setelah masalah diidentifikasi, dipilih,

maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena berdasarkan

rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data

maupun analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam

bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk tentang

memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya.Setelah

masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori,

konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan

dilakukan itu.

Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah

untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita

sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini

teori ataupun hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam

kepustakaan.Selanjutnya ditentukan metode pengumpulan data, yang

diantaranya meliputi metode wawancara, angket, pengamatan dan

dokumentasi. Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita

gunakan metode wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan

Page 11: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 11

wawancara ini, pewawancara menggunakan alat bantu. Secara minimal alat

bantu tersebut berupa rambu-rambu pertanyaan yang akan ditanyakan dan

biasanya disebut pedoman wawancara. Untuk memperoleh jawaban secara

tertulis dari responden, digunakan angket atau kuesioner. Angket adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Istilah angket digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi

dalam menggunakan metode angket berarti instrumen yang digunakan adalah

angket. Selanjutnya data dapat diambil melalui proses pengamatan atau

observasi. Pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan

non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan

instrumen pengamatan dan pengamatan sistematis, yang dilakukan oleh

pengamatan dengan menggunakan pedoman dalam melakukan pengamatan.

Saat melakukan penelitian di mana sumber datanya berupa tulisan atau

dokumen, digunakan metode dokumentasi.

2.2.2 Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data

Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka

selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang peneliti perusahaan,

pengumpulan data dilakukan di lingkungan pasar atau masyarakat yang

menjadi sasaran produknya. Dalam hal rancangan penelitian deskriptif

aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan

angket,wawancara dan pengamatan.Setelah data terkumpul dari hasil

pengumpulan data,perlu segera dilakukan pengolahan data.Selanjutnya data

yang telah diolah tersebut disajikan dalam bentuk tabel,diagram,dan lain-lain

agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya.

2.2.3 Analisis

Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, data deskriptif

kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti

ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data

disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian

dihitung mean, median, modus, persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk

analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan

Page 12: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 12

rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang dilakukan hanya berhenti

pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan

(untuk meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil

wawancara, angket, pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya

dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas data yang disajikan tersebut.

Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis

yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah

uji hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu

hubungan antar variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-

sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau

10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan

antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil

pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak)

berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau

adanya perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti

demikian. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan

hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang

diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau

penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu

diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum selesai, karena hasil

keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau pemaknaan.

Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat

faktual, untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam

pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau

dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan

seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti

kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan

pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan

arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji,

yaitu ditolak, maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena

peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber masalah yang

mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian.

Page 13: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 13

2.2.4 Penarikan Kesimpulan

Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari

pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan

peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan

yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang

runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki

konsistensi dalam alur penelitiannya.

2.3 Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika

tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita

teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar

hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus.

Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka

yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur

tadi.

Berbagai alasan yang masuk akal mengapa peneliti tidak melakukan sensus

antara lain adalah,(a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak

mungkin seluruh elemen diteliti; (b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber

daya manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen

penelitian; (c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih

reliabel daripada terhadap populasi – misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya

maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga

banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992); (d) demikian pula jika elemen

populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak

masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk

Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya

dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan

sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan

nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel .

Page 14: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 14

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek

penelitian. Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk

tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut. Jika yang diteliti

adalah laporan keuangan perusahaan “X”, maka populasinya adalah keseluruhan

laporan keuangan perusahaan “X” tersebut, Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai

di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”. Jika

yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali mutu (GKM) organisasi “Y”, maka

populasinya adalah seluruh GKM organisasi “Y”.

Elemen/unsur adalah setiap satuan populasi. Kalau dalam populasi terdapat 30

laporan keuangan, maka setiap laporan keuangan tersebut adalah unsur atau elemen

penelitian. Artinya dalam populasi tersebut terdapat 30 elemen penelitian. Jika

populasinya adalah pabrik sepatu, dan jumlah pabrik sepatu 500, maka dalam populasi

tersebut terdapat 500 elemen penelitian.

2.4.1 Syarat sampel yang baik

Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak

mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus

valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin

diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya

orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur

sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid ditentukan oleh dua

pertimbangan.

Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”

(kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan

yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya

“bias” atau kekeliruan adalah populasi.

Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat

presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita

dengan karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil

sampel 50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang

menghasilkan 50 potong produk “X”. Namun berdasarkan laporan harian,

pegawai bisa menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit. Artinya di

antara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil

Page 15: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 15

penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil

tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka

makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.

Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi

sepenuhnya. Oleh karena itu dalam setiap penarikan sampel senantiasa melekat

keasalahan-kesalahan, yang dikenal dengan nama “sampling error” Presisi

diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara

simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari

populasi (makin tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat

presisi mungkin bisa meningkat dengan cara menambahkan jumlah sampel,

karena kesalahan mungkin bisa berkurang kalau jumlah sampelnya ditambah (

Kerlinger, 1973 ). Dengan contoh di atas tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata

di antara populasi dengan sampel bisa lebih sedikit, jika sampel yang ditariknya

ditambah. Katakanlah dari 50 menjadi 75.

2.4.2 Ukuran sampel

Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang

penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang

menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis

kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan

alah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan

informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.

Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi

beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu, (1) derajat

keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia .

(Singarimbun dan Effendy, 1989). Makin tidak seragam sifat atau karakter

setiap elemen populasi, makin banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana

analisisnya mendetail atau rinci maka jumlah sampelnya pun harus banyak.

Misalnya di samping ingin mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan

perusahaan, peneliti juga bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan

tingkat pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri

atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU, dan seterusnya.. Makin

sedikit waktu, biaya , dan tenaga yang dimiliki peneliti, makin sedikit pula

Page 16: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 16

sampel yang bisa diperoleh. Perlu dipahami bahwa apapun alasannya, penelitian

haruslah dapat dikelola dengan baik (manageable).

Misalnya, jumlah bank yang dijadikan populasi penelitian ada 400 buah.

Pertanyaannya adalah, berapa bank yang harus diambil menjadi sampel agar

hasilnya mewakili populasi?. 30?, 50? 100? 250?. Jawabnya tidak mudah. Ada

yang mengatakan, jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10 %

sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling

sedikit 30%, dan kalau ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100%.

Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10%

dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi,

penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian

eksperimen 15 elemen per kelompok (Gay dan Diehl, 1992).

Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman

penentuan jumlah sampel sebagai berikut :

1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen

2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan, SD?SLTP/SMU,

dsb), jumlah minimum subsampel harus 30

3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran

sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan

dianalisis.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat,

ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.

Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang

bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut (Lihat Tabel)

Tabel 2.1 Daftar untuk menentukan jumlah sampel

Populasi (N) Sampel (n) Populasi

(N)

Sampel (n) Populasi

(N)

Sampel (n)

10 10 220 140 1200 291

15 14 230 144 1300 297

20 19 240 148 1400 302

25 24 250 152 1500 306

30 28 260 155 1600 310

35 32 270 159 1700 313

40 36 280 162 1800 317

45 40 290 165 1900 320

50 44 300 169 2000 322

55 48 320 175 2200 327

Page 17: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 17

60 52 340 181 2400 331

65 56 360 186 2600 335

70 59 380 191 2800 338

75 63 400 196 3000 341

80 66 420 201 3500 346

85 70 440 205 4000 351

90 73 460 210 4500 354

95 76 480 214 5000 357

100 80 500 217 6000 361

110 86 550 226 7000 364

120 92 600 234 8000 367

130 97 650 242 9000 368

140 103 700 248 10000 370

150 108 750 254 15000 375

160 113 800 260 20000 377

170 118 850 265 30000 379

180 123 900 269 40000 380

190 127 950 274 50000 381

200 132 1000 278 75000 382

210 136 1100 285 1000000 384

Sebagai informasi lainnya, Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian

besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata

lain, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel

yang jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250. Bahkan jika sampelnya di atas

500, tidak direkomendasikan untuk menerapkan uji statistik.

2.5 Teknik-teknik Pengambilan Sampel

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau

random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom

samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah

cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil

kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan

dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan

25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan

nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak

mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi

dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang

lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).

Page 18: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 18

Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda.

Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan

populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel

representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan

melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak.

Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti

tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.

Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan

besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga

karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat,

bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan

“representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika tidak

ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang

demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada

pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability

sampling, namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa

digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas,

maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa

kurang puas terhadap the botol.

Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih

spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple

random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling,

dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain

adalah convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball

sampling

2.5.1 Probability/Random Sampling

Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak

adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama

“sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar

yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel.

Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian,

tentang tempat, atau juga tentang benda. Jika populasi penelitian adalah

Page 19: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 19

mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar

semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap

mungkin. Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang

berguna bagi penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti

mengetahui jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah tangga

dalam sebuah kota, maka peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah

tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat, maka

penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten,

Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi kode (angka

atau simbol) yang berbeda satu sama lainnya.

Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa

dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang

bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel

Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa

dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak.

Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau

“random” itu sendiri.

1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya

cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang

mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal

yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada

wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan

bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan

gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta

perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang

penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil

penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana.

Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan

sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :

1. Susun “sampling frame”

2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil

Page 20: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 20

3. Tentukan alat pemilihan sampel

4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan

Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas

tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan

penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.

Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu

kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas

cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar

dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas

paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan

teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan

memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer

atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut

dipilih sampel secara acak. Prosedurnya :

1. Siapkan “sampling frame”

2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki

3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum

4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.

3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel

berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak

yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki

karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B :

perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh

mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.

Misalnya, dalam satu organisasi terdapat 100 departemen. Dalam setiap

departemen terdapat banyak pegawai dengan karakteristik berbeda pula.

Beda jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya, beda tingkat

pendapatnya, beda tingat manajerialnnya, dan perbedaan-perbedaan

lainnya. Jika peneliti bermaksud mengetahui tingkat penerimaan para

pegawai terhadap suatu strategi yang segera diterapkan perusahaan, maka

Page 21: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 21

peneliti dapat menggunakan cluster sampling untuk mencegah terpilihnya

sampel hanya dari satu atau dua departemen saja. Prosedur :

1. Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas,

elemennya ada 100 departemen.

2. Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel

3. Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak

4. Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample

4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak

memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel

sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk

memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa

dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur

populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya

satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran

populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000

rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian

interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.

Prosedurnya :

1. Sampling frame

2. Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil

3. Tentukan K (kelas interval)

4. Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut

secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.

5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang

terpilih.

6. Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya

5. Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa

populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang

marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat

penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik

pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat. Prosedurnya :

Page 22: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 22

1. Susun sampling frame yang menggambarkan peta wilayah (Jawa

Barat) – Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan, Desa.

2. Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel (Kabupaten ?,

Kotamadya?, Kecamatan?, Desa?)

3. Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel penelitiannya.

4. Pilih beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara acak atau

random.

5. Kalau ternyata masih terlampau banyak responden yang harus diambil

datanya, bagi lagi wilayah yang terpilih ke dalam sub wilayah.

2.5.2 Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara

acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama

untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel

bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya

sudah direncanakan oleh peneliti.

1. Convenience Sampling

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan

lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai

sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia

mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis

menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga

captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika

dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh

penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random).

Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya

ternyata kurang obyektif.

2. Purposive Sampling

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan

tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti

menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi

yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan

nama judgement dan quota sampling.

Page 23: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 23

a. Judgment Sampling

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak

yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk

memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan

oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang

terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling

umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka

mempunyai “information rich”.

Dalam program pengembangan produk (product development),

biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan

pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk

baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan

menerima produk itu dengan baik. (Cooper dan Emory, 1992).

b. Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara

proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan

saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan

perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang

pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel

pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12

orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak

dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.

3. Snowball Sampling

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang

populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang

berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti

menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama

untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.

Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian

terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita

lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi

Page 24: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 24

minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman

lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil

diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian

wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu

narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif

(tertutup)

2.6 Skala Data

Sebelum masuk pada tahap pengolahan data statistik penelitian (skripsi, tesis, tugas

akhira. dll), pengetahuan tentang jenis-jenis data dalam statistik adalah syarat utama

yang harus di kuasai. Pengetahuan tentang jenis-jenis data sangat menentukan metode

yang akan digunakan dalam pengambilan data dan tentu saja alat analisis apa yang

dibutuhkan oleh data tersebut agar lebih bermakna.

Jenis-jenis data atau skala data ini bertingkat menurut tingkatan pengukuran. Kita

bisa menyingkatnya “NOIR”. Salah satu yang terpenting dalam pengujian adalah

kesesuaian jenis skala data dengan uji yang digunakan.

Jenis skala pengukuran (skala data) adalah sebagai berikut :

1. Nominal

Data nominal adalah tingkatan data paling rendah menurut tingkatan

pengukurannya. Data nominal ini pada satu individu tidak mempunyai variasi sama

sekali, jadi 1 individu hanya punya 1 bentuk data.

Contoh data nominal : jenis kelamin, tempat tinggal, tahun lahir dll. Setiap

individu hanya akan mempunyai 1 data jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Nah,

dalam pengolahannya, data jenis kelamin ini nantinya akan diberi label misalnya

perempuan = 1, laki-laki = 2.

a. Nominal – dikotomi diskrit

Contoh data diskrit dikotomi adalah

status pernikahan, 1 = menikah, 0 = tidak menikah,

jenis kelamin 1 = laki-laki, 2 = perempuan.

b. Nominal – dikotomi kontinyu

Page 25: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 25

Yaitu suatu data yang sifatnya interval yang selanjutnya dikategorikan dalam dua

kategori, misalnya terdapat data tentang berat badan bayi, selanjutnya dikategorikan :

BBLR = BBL < 2500 gr

non BBLR = BBL > 2500 gr.

Hb ibu hamil bila :

< 11 gr/dl = anemia,

> 11 gr/dl = non anemia. 1)

2. Ordinal

Data ordinal pada dasarnya adalah hasil dari kuantifikasi data kualitatif. Contoh

data ordinal yaitu penskalaan sikap individu. Penskalaan sikap individu terhadap

sesuatu bisa diwujudkan dalam bermacam bentuk, diantaranya yaitu :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Pada data ordinal ini, data yang ada tidak mempunyai jarak data yang pasti,

misalnya : sangat setuju (5) dan setuju (4) tidak diketahui pasti jarak antar nilainya

karena jarak antara sangat setuju (5) dan setuju (4) bukan 1 satuan (5-4), melainkan

dimaknakan sebagai rangking atau peringkat, misalnya rangking 1,2,3,4,5 dst.

3. Interval

Data interval mempunyai tingkatan lebih rendah dari data rasio. Data rasio

memiliki jarak data yang pasti namun tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh dari

data interval ialah hasil dari nilai ujian matemtika. Misalnya :

A = jika mendapatkan nilai 10

B = jika mendapatkan nilai 8

Page 26: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 26

Itu artinya, dapat dipastikan A mempunyai 2 nilai lebih banyak dari B, namun

tidak ada nilai nol mutlak. Maksudnya, jika C mendapat nilai 0, tidak berarti bahwa

kemampuan C dalam pelajaran matematika adalah 0 atau kosong.

4. Rasio

Data rasio adalah tingkatan data yang paling tinggi. Data rasio memiliki jarak

antar nilai yang pasti dan memiliki nilai nol mutlak yangtidak dimiliki oleh jenis-

jenis data lainnya. Contoh dari data rasio diantaranya berat badan, panjang benda,

jumlah satuan benda. Jika kita memiliki 10 bola maka ada perwujudan 10 bola itu,

dan ketika ada seseorang memiliki 0 bola maka seseorang tersebut tidak memiliki

bola satupun. Data rasio dapat digunakan dalam komputasi matematik, misalnya A

memiliki 10 bola dan B memiliki 8 bola, maka A memiliki 2 bola lebih banyak dari

pada B. 1)

Sebagai contoh misalnya diperoleh data dari pengumpulan data tentang Hb ibu

hamil pada 10 responden, tentukan rangking (untuk memperoleh data ordinalnya)

dan buatlah dalam dikotomi kontinyu nominal.

Tabel 2.2 Contoh table skala nominal

No

responden Hb (interval) Rangking (ordinal)

Kategori

(nominal)

1 11.5 7 1

2 12.6 1 1

3 12.5 2 1

4 11.7 6 1

5 11.9 5 1

6 12.4 3 1

7 12.3 4 1

8 10.6 9 0

Page 27: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 27

9 10.5 10 0

10 10.7 8 0

Keterangan :

Disebut kategori nominal, karena skala data nominal ini nanti akan mempunyai 2

nilai kategori.misalnya :

diberi angka 1 jika Hb > 12 = Tidak Anemia, dan angka 2 jika Hb < 11 = Anemia.

Skala data akan menentukan jenis uji statistic yang akan digunakan dalam menguji

suatu hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

2.7 Metode Garvin

Saat ini semua produsen meyakini pentingnya memenuhi kepuasan pelanggan

pada segala aspek produk (barang dan atau jasa) yang dijual ke pasar. Para

petinggi/manajemen puncak perusahaan juga umumya semakin menyadari dan

memercayai adanya hubungan langsung antara customer satisfaction (kepuasan

pelanggan) terhadap peningkatan raihan pangsa pasar (market share). Kepuasan

pelanggan sangat penting dan menentukan.

Salah satu tolok ukurnya adalah kualitas. Namun yang menjadi pertanyaan besar

adalah “kualitas” seperti apa yang sesunguhnya diinginkan oleh konsumen?.

Menyangkut apa saja dan apa parameternya?. Bukankah produk dengan reliability dan

performa tinggi sudah cukup memuaskan customer?.Banyak lembaga konsultan

ternama di Amerika Serikat memublikasikan hasil penelitiaanya dengan “sinyal” yang

sangat jelas bahwa customer satisfaction dengan indeks kepuasan “tinggi” mengalami

peningkatan pertumbuhan penjualan dalam periode tertentu. Sebaliknya produk dengan

level indeks kepuasan rendah, pertumbuhan penjualannya cenderung “minus”. Tren

volume penjualan yang terus menurun adalah awal kehancuran menuju kebangkrutan.

Temuan ini tentu sangat mengagetkan dan menjadi tantangan besar khusunya para

jajaran manajemen puncak. Merancang dan mengembangkan produk dengan fokus

pada keinginan dan kepuasan pelanggan/konsumen nampaknya sesuatu yang tidak

Page 28: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 28

dapat ditawar-tawar lagi.Prof. David Garvin memberikan pemikiran gemilang

mengenai mutu suatu produk dengan ringkas dan mudah dipahami. Ketika para tokoh

manajemen kualitas “berbeda” pemahaman dalam mendefinisikan “kualitas” itu

sendiri, ilmuwan yang banyak mempelajari bidang bisnis dan manajemen proses ini

memublikasikan gagasannya cerdasnya mengenai “definisi kualitas” yang tergolong

sempurna.

Ya, alangkah puasnya konsumen membeli atau memakai suatu produk dengan

jaminan kualitas dan layanan purnajual yang bagus. Penulis buku Managing Quality:

The Strategic and Competitive Edge ini memberikan dimensi yang luas dan menjadi

tantangan besar bagi praktisi pengembangan produk. Produk yang berkualitas tidak

lagi cukup dengan hanya memiliki performa, reliability, durability serta fitur yang

bagus. Masih ada “celah” yang memungkinkan konsumen kecewa apabila hanya

unsur-unsur klasik di atas yang terpenuhi.Garvin banyak melakukan riset di bidang

manajemen umum dan strategi perubahan ini meraih Ph.D dari universitas ternama di

AS, Massachusetts Institute of Technology (MIT) tahun 1979. Delapan Dimensi

Kualitas Garvin memberikan pelajaran dan gagasan berharga bagi para produsen

khususnya bagian pengembangan produk dengan cakupan yang lengkap dan luas.

Produk yang diinginkan konsumen dan memenuhi kualitas yang mereka harapkan

adalah ketika semua unsur pengembangan produk diterapkan secara maksimal. Tim

inti product development (bagian marketing/pemasaran, desain dan teknik) harus

duduk bersama dan memikirkan semua aspek kualitas produk yang hendak

dikembangkan.

Delapan dimensi kualitas dari David Garvin adalah:

1. Performance (performa): menyangkut karakteristik operasi dasar.

2. Durability (ketahanan): jangka waktu hidup sebelum tiba saatnya diganti.

3. Serviceability: kemudahan servis atau perbaikan ketika dibutuhkan.

4. Aesthetics (estetik): menyangkut tampilan, rasa, bunyi, bau, atau rasa.

5. Perceived Quality: mutu/kualitas yang diterima dan dirasa customer.

6. Conformance: kesesuaian kinerja dan mutu produk dengan standar.

Page 29: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 29

7. Reliability (keandalan): kemungkinan produk untuk tidak berfungsi pada periode

waktu tertentu.

8. Featutes (fitur): item-item ekstra yang ditambahkan pada fitur dasar.

Paparan Prof. Garvin di atas tergolong kompleks dan cukup rumit untuk dapat

memenuhi ke delapan dimensi kualitas tersebut dari sisi produsen atau pabrikan.

Betapa tidak, dibutuhkan sumber daya dan effort besar serta terintegrasi di semua lini

perusahaan untuk dapat memenuhinya.

Mulai dari perencanaan perancangan produk, manufaktur, supplier, pemasaran,

sampai layanan purna jual. Khusus bagi industri pemula akan menghadapi masalah dan

tantangan kompleks agar dapat membuat produk yang ”berkualitas”. Namun banyak

perusahaan besar dan sukses menyakini bahwa menawarkan produk dengan

memenuhiDelapan Dimensi Kualitas Garvin memberikan dampak besar bagi

peningkatan profitabilitasnya.Logika sederhananya: produk berkualitas, konsumen

puas, produk akan laku, dan keuntungan meningkat.Walaupun Prof. David Garvin

bukan seorang tokoh manajemen kualitas dunia seperti halnya Joseph M. Juran

mendefinisikan kualitas sebagai “ketepatan dan kesesuaian dalam pemakaian”, Philip

Crosby sebagai “kepuasan pelanggan”, Edward Deming, Kaoru Ishikawa, Taguchi dan

nama besar lainnya di bidang manajemen kualitas, namun nama David Garvin tidak

bisa diabaikan ketika membicarakan kualitas produk.

2.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2006) Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang

dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur

ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian

Tujuan uji validitas:

Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran

dalam melakukan fungsi ukurnya.Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai

dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

Macam-macam validitas Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas dibagi menjadi 3

yaitu:

1. Validitas isi (content validity)

Page 30: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 30

Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes

mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang

seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran.Dengan kata lain, tes

yang mempunyai validitas isi yang baik ialah tes yang benar-benar mengukur

penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten pengajaran

yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran

(GBPP).Menurut Gregory (2000) validitas isi menunjukkan sejauhmana

pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili

secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut.

Artinya tes mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau

yang seharusnya dikuasai secara proporsional.

Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak harus dilakukan melalui

penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah

mewakili atau mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang seharusnya

dikuasai secara proporsional. Oleh karena itu, validitas isi suatu tes tidak

memiliki besaran tertentu yang dihitung secara statistika, tetapi dipahami

bahwa tes itu sudah valid berdasarkan telaah kisi-kisi tes. Oleh karena itu,

wiersma dan Jurs dalam Djaali dan Pudji (2008) menyatakan bahwa validitas

isi sebenarnya mendasarkan pada analisis logika, jadi tidak merupakan suatu

koefisien validitas yang dihitung secara statistika.

Untuk memperbaiki validitas suatu tes, maka isi suatu tes harus

diusahakan agar mencakup semua pokok atau sub-pokok bahasan yang hendak

diukur. Kriteria untuk menentukan proporsi masing-masing pokok atau sub

pokok bahasan yang tercakup dalam suatu tes ialah berdasarkan banyaknya isi

(materi) masing-masing pokok atau sub-pokok bahasan seperti tercantum

dalam kurikulum atau Garis-Garis Besar Program Pengajaran(GBPP).Selain

itu, penentuan proporsi tersebut dapat pula didasarkan pendapat (judgement)

para ahli dalam bidang yang bersangkutan. Jadi situasi tes akan mempunyai

validitas isi yang baik jika tes tersebut terdiri dari item-item yang mewakili

semua materi yang hendak diukur. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk

memperbaiki validitas isi suatu tes ialah dengan menggunakan blue-

print untuk menentukan kisi-kisi tes.

2. Validitas Konstruk (Construct validity)

Page 31: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 31

Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas konstruk adalah validitas yang

mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa

yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi

konseptual yang telah ditetapkan.Validitas konstruk biasa digunakan untuk

instrumen-instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep,

baik yang sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur

sikap, minat, konsep diri, lokus control, gaya kepemimpinan, motivasi

berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performansi maksimum

seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), intelegensi (kecerdasan

intelekual), kecerdasan emosional dan lain-lain.

Untuk menentukan validitas konstruk suatu instrumen harus dilakukan

proses penelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur,

mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai

kepada penjabaran dan penulisan butir-butir item instrumen. Perumusan

konstruk harus dilakukan berdasarkan sintesis dari teori-teori mengenai

konsep variabel yang hendak diukur melalui proses analisis dan komparasi

yang logik dan cermat.Menyimak proses telaah teoritis seperti telah

dikemukakan, maka proses validasi konstruk sebuah instrumen harus

dilakukan melalui penelaahan atau justifikasi pakar atau melalui penilaian

sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai substansi

atau konten dari variabel yang hendak diukur.

Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Uraian

Mata Pelajaran :……………………………………………………..

Kelas/Semester :……………………………………………………..

Penelaah :……………………………………………………..

Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk uraian:

Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam

format!

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai

dengan kriteria

Page 32: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 32

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai

dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks

soal dan perbaikannya.

No. Aspek yang Ditelaah

Nomor Soal

1 2 3 …

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

A12

3

4

B

5

6

7

8

C

9

10

11

12

13

MateriSoal sesuai dengan indikator

(menuntut tes tertulis untuk bentuk

uraian)Batasan pertanyaan dan

jawaban yang diharapkan sudah sesuai

Materi yang ditanyakan sesuai dengan

kompetensi (urgensi, relevasi,

kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari

tinggi)

Isi materi yang ditanyakan sesuai

dengan jenjang jenis sekolah atau

tingkat kelas

Konstruksi

Menggunakan kata tanya atau perintah

yang menuntutjawaban uraian

Ada petunjuk yang jelas tentang cara

pengerjaan soal.

Ada pedoman penskorannya

Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang

sejenisnya disajikan dengan jelas dan

terbaca

Bahasa

Page 33: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 33

Rumusan kalimat soal komunikatif

Butir soal menggunakan bahasa

Indonesia yang baku

Tidak menggunakan kata/ungkapan

yang menimbulkan penafsiran ganda

atau salah pengertian

Tidak menggunakan bahasa yang

berlaku setempat/tabu

Rumusan soal tidak mengandung

kata/ungkapan yang dapat

menyinggung perasaan siswa

Catatan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

……………

Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda

Mata Pelajaran :……………………………………………………..

Kelas/Semester :……………………………………………………..

Penelaah :……………………………………………………..

Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk pilihan ganda:

Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam

format!

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai

dengan kriteria

Page 34: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 34

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai

dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks

soal dan perbaikannya.

No. Aspek yang Ditelaah

Nomor Soal

1 2 3 …

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

A12

3

4

B

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

C

15

16

MateriSoal sesuai dengan indikator

(menuntut tes tertulis untuk bentuk

pilihan ganda)Materi yang ditanyakan

sesuai dengan kompetensi (urgensi,

relevasi, kontinyuitas, keterpakaian

sehari-hari tinggi)

Pilihan jawaban homogen dan logis

Hanya ada satu kunci jawaban

Konstruksi

Pokok soal dirumuskan dengan

singkat, jelas dan tegas

Rumusan pokok soal dan pilihan

jawaban merupakan pernyataan yang

diperlukan saja

Pokok soal tidak memberi petunjuk

kunci jawaban

Pokok soal bebas dari pernyataan yang

bersifat negatif ganda

Pilihan jawaban homogeny dan logis

ditinjau dari segi materi

Gambar, grafik, table, diagram, atau

Page 35: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 35

17

18

sejenisnya jelas dan berfungsi

Panjang pilihan jawaban relatif sama

Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan “semua jawaban di atas

salah/benar” dan sejenisnya

Pilihan jawaban yang berbentuk

angka/waktu disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya angka atau

kronologisnya

Butir soal tidak bergantung pada

jawaban soal sebelumnya

Bahasa

Menggunakan bahasa yang sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia

Menggunakan bahasa yang

komunikatif

Tidak menggunakan bahasa yang

berlaku setempat/tabu

Pilihan jawaban tidak mengulang

kata/kelompok kata yang sama,

kecuali merupakan satu kesatuan

pengertian

Catatan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

Page 36: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 36

3. Validitas empiris

Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa

validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria

eksternal. Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu sendiri yang menjadi

kriteria, sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain

di luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Ukuran lain yang sudah

dianggap baku atau dapat dipercaya dapat pula dijadikan sebagai kriteria

eksternal.Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut

validitas internal, sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria

eksternal disebut validitas eksternal.

4. Validitas Internal

Validitas internal merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang

menggunakan instrumen sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai

kriteria untuk menentukan validitas item atau butir dari instrumen itu. Dengan

demikian validitas internal mempermasalahkan validitas butir atau item suatu

instrumen dengan menggunakan hasil ukur instrumen tersebut sebagai suatu

kesatuan dan sebagai kriteria, sehingga biasa disebut juga validitas butir.

Pengujian validitas butir instrumen atau soal tes dilakukan dengan

menghitung koefesien korelasi antara skor butir instrumen atau soal tes dengan

skor total instrumen atau tes. Butir atau soal yang dianggap valid adalah butir

instrumen atau soal tes yang skornya mempunyai koefesien korelasi yang

signifikan dengan skor total instrumen atau tes.

5. Validitas eksternal

Kriteria eksternal dapat berupa hasil ukur instrumen yang sudah baku atau

instrumen yang dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah

tersedia dan dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau varaibel

yang hendak diukur. Validitas eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang

merupakan hasil perhitungan statistika. Jika kita menggunakan hasil ukur

instrumen yang sudah baku sebagai kriteria eksternal, maka besaran validitas

eksternal dari instrumen yang kita kembangkan didapat dengan jalan

mengkorelasikan skor hasil ukur instrumen yang dikembangkan dengan skor

hasil ukur instrumen baku yang dijadikan kriteria. Makin tinggi koefesien

korelasi yang didapat, maka validitas instrumen yang dikembangkan juga

Page 37: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 37

makin baik. Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas eksternal adalah

nilai table r (r-tabel).

Jika koefesien korelasi antara skor hasil ukur instrumen yang

dikembangkan dengan skor hasil ukurinstrumen baku lebih besar dari pada r-

tabel, maka instrumen yang dikembangkan dapat valid berdasarkan kriteria

eksternal yang dipilih (hasil ukur instrumen baku). Jadi keputusan uji validitas

dalam hal ini adalah mengenai valid atau tidaknya instrumen sebagai suatu

kesatuan, bukan valid atau tidaknya butir instrumen seperti pada validitas

internal.

Ditinjau dari kriteria eksternal yang dipilih, validitas eksternal dapat

dibedakan atas dua macam yaitu:Validitas prediktif apabila kriteria eksternal

yang digunakan adalah adalah ukuran atau penampilan masa yang akan

datang.Validitas kongkuren apabila kriteria eksternal yang digunakan adalah

ukuran atau penampilan saat ini atau saat yang bersamaan dengan pelaksanaan

pengukuran.

Pengertian Uji Reliabilitas:

Menurut Husaini (2003)Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap

ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen.Pengujian ini dimaksudkan untuk

menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal,

konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat

menghasilkan data yang sama.

Tujuan dari uji reliabilitas:Menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan

skorer satu dengan skorer lainnya.Tujuan dari uji reliabilitas ini adalah untuk

menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.

Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu

1. Reliabilitas konsistensi tanggapan

Reliabilitas ini mempersoalkan apakah tanggapan responden atau objek terhadap

tes tersebut sudah baik atau konsisten. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan

ketidakkonsistenan maka hal ini akan menunjukkan bahwa hasil ukur tes atau

instrumen tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliable serta tidak dapat

digunakan sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnya

dari objek pengukuran.

Page 38: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 38

Ada dua mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap

tes yaitu:

(1)Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes

yang sama pada waktu yang berbeda. (2)Teknik belah dua ialah pengetesan

(pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat

yang sama.Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan

menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden

atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.

2. Reliabilitas konsistensi gabungan item

Reliabilitas ini berkaitan dengan kemantapan atau konsistensi antara item-item

suatu tes. Bila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui item

yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang

lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak

dapat dipercaya.

Koefesien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan

menggunakan:

Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.

Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.

Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.

Page 39: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 39

BAB 3

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui respon dari sampel terhadap tiga produk yang kami bandingkan,

kami melakukan pembagian kuisioner kepada sampel yang merupakan populasi dari

masyarakat Gunung Sindur. Sampel yang kami ambil sebanyak 30 orang. Kuisioner

yang kami bagiakan kami olah untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya.

Kemudian kami membandingkan responden yang berjenis kelamin pria dan wanita

serta yang memiliki produk CV. KUF dengan yang tidak.

Di dalam kuisioner kami memberikan 8 pertanyaan yang dikelompokan menjadi 2

dimensi yaitu yang berdasarkan perceived quality dan estetika antara tiga produk, yaitu

CV.KUF, Olympic, dan Lion . Berikut data hasil pengisian kuisioner :

Tabel 3.1 Data hasil pengisian kuisioner

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Anwar mujahid 1 Laki-laki 1 Ya 2 Tidak 3 Baik 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2

2 Kahfi muhammad 1 Laki-laki 2 Tidak 1 Ya 3 Baik 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3 4 4 4 3 2 4 1 3 3 3

3 Dani lesmana 1 Laki-laki 2 Tidak 2 Tidak 2 Cukup 3 3 1 3 2 4 3 1 3 2 2 4 2 1 1 2 3 3 4 3 2 1 2 2

4 Ahmad fatah 1 Laki-laki 2 Tidak 1 Ya 3 Baik 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 2 3

5 Rani sulistianingsih 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 3 Baik 3 3 1 2 2 3 3 1 1 3 3 3 3 1 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4

6 Dewita purwanti 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 1 Kurang 3 3 3 2 1 1 2 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 3 3

7 Joko setiawan 1 Laki-laki 2 Tidak 1 Ya 2 Cukup 2 3 4 2 1 4 3 3 1 1 4 2 2 3 2 2 3 1 4 4 4 1 3 2

8 Rahayu astuti 2 Perempuan 2 Tidak 2 Tidak 3 Baik 4 2 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 1 2 2 3 3 4 4 1 3 3 2 2

9 Diah Lestari 2 Perempuan 1 Ya 1 Ya 3 Baik 2 3 1 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 1 2 1

10 Yudha purnama 1 Laki-laki 1 Ya 1 Ya 3 Baik 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 1 2 2 4 2 2 3 4 3 2 3 2 2

11 Muhammad syahid 1 Laki-laki 1 Ya 2 Tidak 3 Baik 3 2 1 2 2 1 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2

12 Yulia Rahmawati 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 2 Cukup 4 4 4 2 3 3 1 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2

13 Adam 1 Laki-laki 1 Ya 2 Tidak 1 Kurang 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 4 3 2 4 3 1

14 Putri fajarwati 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 1 Kurang 1 1 2 3 3 2 1 2 3 1 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3

15 Norman 1 Laki-laki 2 Tidak 2 Tidak 2 Cukup 4 3 2 3 1 1 2 2 2 1 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 1

16 Anisa Nurhasanah 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 2 Cukup 1 1 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 4 2 1 1 2 3

17 Nurmalasari 2 Perempuan 1 Ya 1 Ya 3 Baik 1 2 3 3 3 1 2 3 2 2 4 4 1 2 4 4 2 3 3 3 1 4 2 3

18 Nwang wulan 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 3 Baik 1 2 3 2 2 2 3 3 4 1 2 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 3 2 4

19 sinta Anggraeni 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 3 Baik 1 3 3 3 3 2 4 4 3 1 2 3 1 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3

20 Ridha puspadini 2 Perempuan 2 Tidak 2 Tidak 3 Baik 1 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 4 2 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3

21 Rosyid 1 Laki-laki 2 Tidak 2 Tidak 2 Cukup 1 3 2 2 3 1 2 3 1 3 2 2 4 4 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3

22 Rahmat hidayat 1 Laki-laki 2 Tidak 2 Tidak 3 Baik 2 3 2 2 2 4 4 4 4 2 4 3 2 3 4 3 1 3 3 2 1 3 3 2

23 Surya Saputra 1 Laki-laki 2 Tidak 2 Tidak 1 Kurang 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 2 2

24 Novita 2 Perempuan 2 Tidak 1 Ya 3 Baik 3 4 3 2 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 1

25 Iis hamidah 2 Perempuan 1 Ya 1 Ya 3 Baik 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 3 2 4 4 3 4 2 1 2 2 3 1 2 2

26 Ciska putri 2 Perempuan 1 Ya 1 Ya 3 Baik 2 3 1 2 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 1 2 4 2 4

27 Aulia pratama 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 2 Cukup 2 1 2 3 4 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4

28 Lilia 2 Perempuan 1 Ya 2 Tidak 1 Kurang 3 2 3 2 3 1 2 2 3 1 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 4 2

29 Agus 1 Laki-laki 2 Tidak 1 Ya 2 Cukup 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 4 2 4 2 3 2

30 Bunga 2 Perempuan 1 Ya 1 Ya 3 Baik 1 2 2 3 2 3 2 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 4 4 2 2

CV. KUF Olympic LionNo Nama

Kepuasan Meja Rias

CV.KUF

Pengalaman kepemilikan

meja rias Jenis Kelamin

Kepemilikan meja rias

CV.KUF

Page 40: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 40

Berdasarkan hasi kuisioner sebanyak 17 orang perempuan responden dan laki-laki 13

orang responden. Sedangkan dalam hal kepemilikan produk CV.KUF yang memiliki

sebanyak 11 responden dan yang tidak memiliki 19 responden. Berikut diagram

presentase dari sampel :

Grafik 3.1 Perbandingan responden laki-laki dan perempuan

Grafik 3.2 Perbandinagn responden yang memiliki produk CV. KUF dengan yang tidak

Setelah kuisioner dibagikan kami melakukan pengolahan data, yaitu uji validitas dan

reliabilitas untuk mengetahui kebenaran serta kelanjutan analisis data. Berikut data

pengolahan uji validitas dan reliabilitas :

Page 41: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 41

Tabel 3.2. Uji validitas produk CV.KUF

Tabel 3.3. Uji reliabilitas produk CV.KUF

Tabel 3.4. Uji validitas produk Olympic

Tabel 3.5. Uji reliabilitas produk Olympic

Tabel 3.6. Uji validitas produk Lion

Variabel ∑ X ∑ Y ∑ X^2 ∑ Y^2 ∑ XY r Hitung r Tabel Keterangan

1 68 602 4624 362404 40936 0,366 0,306 valid

2 80 602 6400 362404 48160 0,722 0,306 valid

3 72 602 5184 362404 43344 0,532 0,306 valid

4 72 602 5184 362404 43344 0,325 0,306 valid

5 76 602 5776 362404 45752 0,323 0,306 valid

6 76 602 5776 362404 45752 0,570 0,306 valid

7 73 602 5329 362404 43946 0,342 0,306 valid

8 85 602 7225 362404 51170 0,401 0,306 valid

r11 0,864 Reliabel

r12 1,034 Reliabel

r13 0,900 Reliabel

r14 0,975 Reliabel

r15 0,888 Reliabel

r16 0,845 Reliabel

r17 0,942 Reliabel

r18 0,916 Reliabel

Variabel ∑ X ∑ Y ∑ X^2 ∑ Y^2 ∑ XY r Hitung r Tabel Keterangan

1 79 635 6241 403225 493039 0,303 0,306 valid

2 65 635 4225 403225 405665 0,370 0,306 valid

3 83 635 6889 403225 518003 0,323 0,306 valid

4 80 635 6400 403225 499280 0,434 0,306 valid

5 78 635 6084 403225 486798 0,307 0,306 valid

6 84 635 7056 403225 524244 0,385 0,306 valid

7 82 635 6724 403225 511762 0,552 0,306 valid

8 84 635 7056 403225 524244 0,374 0,306 valid

r11 0,901 Reliabel

r12 0,871 Reliabel

r13 0,945 Reliabel

r14 0,876 Reliabel

r15 0,925 Reliabel

r16 0,884 Reliabel

r17 0,884 Reliabel

r18 0,937 Reliabel

Variabel ∑ X ∑ Y ∑ X^2 ∑ Y^2 ∑ XY r Hitung r Tabel Keterangan

1 76 621 5776 385641 450604 0,72 0,31 Valid

2 77 621 5929 385641 456533 0,41 0,31 Valid

3 91 621 8281 385641 539539 0,34 0,31 Valid

4 74 621 5476 385641 438746 0,36 0,31 Valid

5 76 621 5776 385641 450604 0,47 0,31 Valid

6 79 621 6241 385641 468391 0,54 0,31 Valid

7 75 621 5625 385641 444675 0,32 0,31 Valid

8 73 621 5329 385641 432817 0,32 0,31 Valid

Page 42: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 42

Tabel 3.7. Uji reliabilitas produk Lion

Berikut ini adalah peta profil tiga produk, yaitu CV.KUF, Olympic, dan Lion

berdasarkan 8 variabel kuisioner :

Tabel 3.8. Variabel kuisioner

Tabel 3.9. Peta profil tiga produk merk meja rias

Berikut ini adalah peta profil dan plot diagram berdasarkan dua dimesi yang

dibedakan dalam kuisioner, yaitu berdasarkan aestethics dan perceived quality.

Berikut data pengolahannya :

r11 0,91 Reliabel

r12 0,94 Reliabel

r13 0,91 Reliabel

r14 0,93 Reliabel

r15 0,82 Reliabel

r16 0,85 Reliabel

r17 0,97 Reliabel

r18 0,90 Reliabel

var1 Desain

var2 Harga

var3 Kualitas kayu

var4 Bentuk cermin

var5 Warna meja rias

var6 Kehalusan permukaan meja rias

var7 Kesesuaian ukuran meja rias

var8 Fungsi lain meja rias

Keterangan Karakteristik

CV. KUF Olympic Lion

var1 2,267 5,097 2,533

var2 2,667 4,194 2,567

var3 2,400 5,355 3,033

var4 2,400 5,161 2,467

var5 2,533 5,032 2,533

var6 2,533 5,419 2,633

var7 2,433 5,290 2,500

var8 2,833 5,290 2,433

VariabelMerk Meja Rias

Page 43: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 43

Tabel 3.10. Plot merk tiga produk berdasarkan aestethics

Grafik 3.3. Plot diagram aestethics

Tabel 3.11. Plot merk tiga produk berdasarkan perceived quality

Grafik 3.4. Plot diagram perceived quality

CV. KUF Olympic Lion

var 1 2,267 5,097 2,533

var 4 2,400 5,161 2,467

var 5 2,533 5,032 2,533

var 6 2,533 5,419 2,633

Rataan 2,433 5,177 2,542

variabelAestethics

CV. KUF Olympic Lion

var 2 2,667 4,194 2,567

var 3 2,400 5,355 3,033

var 7 2,433 5,290 2,500

var 8 2,833 5,419 2,433

Rataan 2,583 5,065 2,633

VariabelPerceived Quality

Page 44: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 44

3.2 Uji Kruskal Wallis

Kami melakukan uji Kruskal Wallis pada pengolahan data dengan tujuan melihat

adanya perbedaan signifikan tiga data sampel yang kami uji, yaitu produk CV. KUF,

Olyimpic, dan Lion berdasarkan 8 variabel. Pengolahan data yang kami lakukan

dengan menggunakan software SPSS. Berikut hasil perhitungan yang diperoleh :

Tabel 3.12. Hasil perhitungan Kruskal Wallis berdasarkan variabel harga

Ranks

Merk N Mean Rank

Harga CV.KUF 30 51

Olymic 30 36.70

Lion 30 48.63

Total 90

Test Statisticsa,b

Harga

Chi-Square 5.852

Df 2

Asymp. Sig. .054

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

Tabel 3.13. Hasil perhitungan Kruskal Wallis berdasarkan variabel kualitas kayu

Ranks

Merk N Mean Rank

Kualitas Kayu cv.kuf 30 36.73

Olympic 30 46.25

Lion 30 53.52

Total 90

Page 45: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 45

Test Statisticsa,b

Harga

Chi-Square 6.965

Df 2

Asymp. Sig. .031

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

Tabel 3.14. Hasil perhitungan Kruskal Wallis berdasarkan variabel bentuk cermin

Ranks

Merk N Mean Rank

Bentuk cermin CV.KUF 30 41.93

Olympic 30 50.73

Lion 30 43.83

Total 90

Test Statisticsa,b

Kualitaskayu

Chi-Square 2.217

df 2

Asymp. Sig. .330

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

Tabel 3.15. Hasil perhitungan Kruskal Wallis berdasarkan variabel warna meja

Ranks

Merk N Mean Rank

Warna meja CV.KUF 30 45.10

Olympic 30 46.23

Lion 30 45.17

Total 90

Page 46: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 46

Test Statisticsa,b

Warnameja

Chi-Square .038

Df 2

Asymp. Sig. .981

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

Tabel 3.16. Hasil perhitungan Wallis berdasarkan variabel kehalusan permukaan meja

Ranks

Merk N Mean Rank

Kehalusan permukaan meja CV.KUF 30 43.13

Olympic 30 48.22

Lion 30 45.15

Total 90

Test Statisticsa,b

Warnameja

Chi-Square .649

df 2

Asymp. Sig. .723

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

Tabel 3.17. Hasil perhitungan Kruskal Wallis berdasarkan variabel kesesuaian ukuran meja

Ranks

Merk N Mean Rank

Kesesuaian ukuran meja rias CV.KUF 30 41.68

Olympic 30 51.07

Lion 30 43.75

Total 90

Page 47: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 47

Test Statisticsa,b

Warnameja

Chi-Square 2.499

df 2

Asymp. Sig. .287

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

Tabel 3.18. Hasil perhitungan Kruskal Wallis berdasarkan variabel fungsi lain meja rias

Ranks

Merk N Mean Rank

Fungsi lain meja rias CV.KUF 30 50.52

Olympic 30 47.90

Lion 30 38.08

Total 90

Test Statisticsa,b

Warnameja

Chi-Square 4.256

df 2

Asymp. Sig. .119

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

Tabel 3.19. Hasil perhitungan Kruskal Wallis berdasarkan variabel desain meja rias

Ranks

Merk N Mean Rank

Desain meja rias CV.KUF 30 40.12

Olympic 30 49.48

Lion 30 46.90

Total 90

Page 48: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 48

Test Statisticsa,b

Warnameja

Chi-Square 2.272

df 2

Asymp. Sig. .321

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Merk

3.3 Uji Metode Tabulasi Silang

Dalam pengolahan data kami menggunakan uji metode tabulasi silang, dengan tujuan

untuk melihat korelasi atau hubungan antarvariabel. Berikut data pengolahan metode

tabulasi silang dengan menggunakan software SPSS :

Tabel 3.20. Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan kualitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jeniskelamin * Kualiitas 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

jeniskelamin * Kualiitas Crosstabulation

Count

Kualiitas

Total kurang baik cukup baik baik

jeniskelamin laki-laki 2 5 6 13

perempuan 3 3 11 17

Total 5 8 17 30

Page 49: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 49

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1.667a 2 .435

Likelihood Ratio 1.664 2 .435

Linear-by-Linear Association .330 1 .566

N of Valid Cases 30

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 2,17.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .107 .181 .567 .575c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .139 .182 .745 .462c

N of Valid Cases 30

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 50: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 50

Tabel 3.21. Tabulasi silang antara pengalaman dengan kualitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengalaman * Kualiitas 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

pengalaman * Kualiitas Crosstabulation

Count

Kualiitas

Total kurang baik cukup baik baik

pengalaman ya 4 3 11 18

tidak 1 5 6 12

Total 5 8 17 30

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.678a 2 .262

Likelihood Ratio 2.717 2 .257

Linear-by-Linear Association .009 1 .923

N of Valid Cases 30

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 2,00.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .018 .173 .095 .925c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.031 .181 -.163 .871c

N of Valid Cases 30

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Page 51: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 51

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .018 .173 .095 .925c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.031 .181 -.163 .871c

N of Valid Cases 30

a. Not assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Tabel 3.22. Tabulasi silang antara kepemilikan dengan kualitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kepemilikan * Kualiitas 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Page 52: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 52

Kepemilikan * Kualiitas Crosstabulation

Count

Kualiitas

Total kurang baik cukup baik baik

Kepemilikan ya 0 2 9 11

tidak 5 6 8 19

Total 5 8 17 30

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 5.303a 2 .071

Likelihood Ratio 6.924 2 .031

Linear-by-Linear Association 5.121 1 .024

N of Valid Cases 30

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,83.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.420 .120 -2.450 .021c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.417 .137 -2.426 .022c

N of Valid Cases 30

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 53: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 53

Page 54: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 54

BAB 4

ANALISIS

4.1 Analisis Penelitian Pasar

Analisis perbandingan antara variabel jenis kelamin

Untuk data responden berdasarkan jenis kelamin dibuat dalam bentuk piechart. Pada

piechart tersebut terlihat jelas bahwa lebih banyak responden berjenis kelamin

perempuan dibandingkan dengan jumlah responden berjenis kelamin laki-laki. Dari

30 sampel yang diambil, sebanyak 17 adalah responden laki-laki (53%) dan sebanyak

13 adalah responden wanita (47%). Hal ini disebabkan karena penyebaran kuesioner

dilakukan secara acak (convenience sampling) di sekitar pabrik CV. KUF tersebut.

Jadi, setiap orang yang bertemu secara tidak sengaja dan kebetulan memang warga

sekitar Gunung Sindur (Lokasi Pabrik CV. KUF) diberikan kuesioner. Penyebaran

kuesioner tersebut dilakukan pada hari kerja, jadi yang kebetulan ditemui oleh peneliti

kebanyakan kaum perempuan (ibu-ibu).

Analisis perbandingan antara adanya pengalaman dalam mengetahui atau

menggunakan (kepemilikan) meja rias.

Dalam hal pengalaman menggunakan ataupun kepemilikan meja rias, dari 30 orang

sampel yang diambil secara convenience sampling, sebanyak 63% orang (19 orang)

yang tidak pernah punya pengalaman memiliki meja rias, dan sebagian besar kaum

laki-laki yang sebanyak 8 orang. Itu mungkin dikarenakan kaum laki-laki merasa

tidak terlalu menganggap meja rias sebagai kebutuhan penting.

Analisis kepemilikan dan kepuasan terhadap produk meja rias CV. KUF

Sedangkan berdasarkan kepemilikan meja rias dari produk CV. KUF ini sendiri

sebagian besar sampel tidak memiliki meja rias CV. KUF yaitu sebanyak 19 orang.

Hal ini terjadi karena produk-produk CV. KUF mungkin kurang terkenal di pasaran,

banyak merk-merk pesaing yang lebih terkenal dan memiliki nama yang lebih familiar

di kalangan masyarakat. Sedangkan sebagian besar responden merasa puas dengan

produk meja rias CV. KUF ini. Berdasarkan desain, harga, dan kualitas produk, meja

rias CV. KUF ini lumayan baik dibandingkan dengan produk meja rias pesaing yang

merk nya lebih terkenal di pasaran.

Page 55: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 55

4.2 Analisis Validasi dan Reliabilitas Data

Untuk mengetahui apakah instrumen pengumpulan data yang dilakukan peneliti relevan

atau tidak maka diperlukan uji validasi terhadap data yang dihasilkan tersebut. Uji

reliabilitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen pada kuesioner yang

diberikan kepada sampel dapat digunakan lebih dari satu kali atau tidak. Berdasarkan

perhitungan terhadap kedelapan instrumen (variabel) kuesioner pada sampel, dapat

diketahui bahwa nilai r hitung untuk semua instrumen (variabel) kuesioner lebih besar

dari r tabel (0,306) dengan nilain n (sampel) adalah 30. Misalnya instrumen pertama

(desain) pada meja rias merk CV. KUF memiliki nilai r hitung sebesar 0,366 berarti nilai

tersebut lebih besar daripada r tabel (0,306) yang artinya bahwa instrumen yang pertama

tersebut valid dan relevan. Hal ini berlaku juga untuk merk Olympic, dan Lion. Untuk

reliabilitas data, dapat dikatakan reliabel apabila nilai r hitung terhadap kedelapan

instrumen (variabel) kuesioner lebih besar dari 0,4. Dari perhitungan data pada bab 4,

didapatkan bahwa r hitung untuk semua instrumen (variabel) kuesioner lebih besar

daripada 0,4. Misalnya untuk instrumen pertama (desain) dan kedua (harga) meja rias

CV. KUF didapatkan nilai r hitung masing-masing sebesar 0,864 dan 1,034 berarti lebih

besar daripada 0,4. Sehingga dapat diartikan bahwa instrumen pertama dan kedua pada

kuesioner tersebut reliabel atau bisa digunakan tidak hanya satu kali saja. Hal ini berlaku

juga untuk merk Olympic, dan Lion.

4.3 Analisis Uji Kruskal Wallis

Untuk mencari perbedaan yang signifikan terhadap ketiga produk meja rias dari masing-

masing merk yakni CV. KUF, Olympic, dan Lion berdasarkan 8 variabel pertanyaan dari

kuesioner maka digunakan uji Kruskal Wallis menggunakan software SPSS. Berikut

hipotesisnya:

H0 : Tidak adanya perbedaan signifikan 8 variabel antara produk CV.KUF, Olympic, dan

Lion

H1 : Adanya perbedaan signifikan 8 variabel antara produk CV.KUF, Olympic, dan Lion

Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS terdapat perbedaan signifikan antara merk

CV.KUF, Olympic, dan Lion pada 8 variabel yaitu desain, harga, kualitas kayu, bentuk

cermin, warna meja rias, kehalusan permukaan meja rias, kesesuaian ukuran meja rias,

dan fungsi lain meja rias, karena itu H0 ditolak.

Page 56: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 56

4.4 Analisis Peta Profil

Berdasarkan keseluruhan gambar peta profil yang telah ditampilkan pada pengolahan

data, merk meja rias Olympic lebih unggul daripada dua merk lainnya yaitu produk meja

rias CV. KUF sendiri dan meja rias merk Lion. Hal ini disebabkan meja rias merk

Olympic lebih disukai oleh masyarakat, berdasarkan ke 8 variabel yaitu desain, harga,

kualitas kayu, warna cermin, kehalusan permukaan meja rias, kesesuaian ukuran meja

rias, dan fungsi lain dari meja rias.

4.5 Analisis Plot Merk

Hasil perhitungan dan pengambaran plot merk yang telah ditampilkan pada pengolahan

data, merk meja rias Olympic lebih unggul daripada dua merk yang lain berdasarkan

dimensi aestethics yang merupakan dimensi yang memperhatikan variabel desain, bentuk

cermin, warna meja rias, dan kehalusan permukaan meja rias. Sedangkan berdasarkan

dimensi perceived quality, merk Olympic juga lebih unggul dibandingkan merk yang lain.

Dimensi perceived quality merupakan dimensi yang memperhatikan variabel harga,

kualitas kayu, kesesuaian ukuran meja rias, dan fungsi lain meja rias.

Page 57: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 57

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analasis, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Produk meja rias milik Olympic menjadi produk yang paling disukai oleh responden

diantara ketiga produk, yaitu CV.KUF, Olympic, dan Lion, karena berdasarkan peta

profil yang kami buat, meja rias merk Olympic unggul berdasarkan dimensi perceived

quality, yaitu dari segi harga, kualitas kayu, kesesuaian ukuran meja rias, dan fungsi

lain meja rias. Oleh karena itu CV.KUF perlu melakukan perbaikan terhadap produk

yang dibuat. Pertama dari segi kualitas kayu, CV.KUF harus mengutamakan material

yang digunakan untuk membuat produk yang berkualitas. Kedua dari segi harga,

karena merk CV.KUF belum begitu dikenal dan belum mendapat kepercayaan yang

banyak, sebaiknya CV.KUF menetapkan harga tidak terlalu mahal dan dapat

disesuaikan. Ketiga dari segi kesesuaian ukuran meja rias, sebaiknya CV.KUF dapat

mempelajari ukuran meja rias yang sudah ada atau rata-rata yang digemari konsumen,

kemudian menambah fungsi dari meja rias tersebut sehingga lebih menarik.

Produk Olympic menjadi produk yang unggul yang digemari responden dari segi

estetika, yaitu desain, bentuk cermin, warna meja rias, dan kehalusan permukaan meja

rias. Oleh karena itu, CV.KUF perlu melakukan perubahan desain meja rias dengan

memperhatikan penampilan meja rias, karena peminat dan pemilik meja rias rata-rata

adalah perempuan. Sebaiknya CV.KUF melakukan penelitian terhadap minat

konsumen dengan mengetahui desain dan warna seperti apa yang diinginkan

konsumennya.

CV.KUF harus melakukan strategi pemasaran yang gencar, karena merk CV.KUF

belum dikenal dan didengar oleh konsumen. CV.KUF dapat melakukan promosi

dibeberapa tempat yang memungkinkan untuk mendapatkan konsumen. Kemudian

CV.KUF harus lebih melakukan inovasi produknya agar produk CV.KUF mendapat

kepercayaan masyarakat.

Page 58: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 58

5.2 Saran

1. Diharapkan asisten memberikan penjelasan mengenai metode di setiap modul

beserta tujuan dari metode tersebut secara transparan.

2. Untuk bagian pengolahan data, diharapkan asisten memberikan gambaran sesuai

dengan permintaan atau penjelasan yang telah dosen berikan

Page 59: Penelitian Pasar

Modul 1 – Penelitian Pasar

Kelompok 4 - 2013 59

DAFTAR PUSTAKA

1. Zanten ,Wim Van. 1994. Statistika untuk ilmu-ilmu sosial ,edisi kedua, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

2. Erianto. 2007. “ Teknik Sampling Analisis Opini Publik”. Lkis Yogyakarta ;

Yogyakarta

3. Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia