Upload
1c4ru5
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 1/28
PENELITIAN SOSIOLOGI
“ DAMPAK SISWA YANG TERLAMBAT SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMAN 13
PEKANBARU ”
Guru pembimbing: Gusneti fitri handayani, S.Sos,M.Si
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
WIDHYA AYU
NINGRUM SUSILAWATI
INDAH PERMATA
MUHAMMAD ASRIL
ABDURRAHIM
MEGI M. NUR
Kelas: XII. IPS
SMAN 13 PEKANBARU T.P 2012/2013
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 2/28
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Nama: 1. Widya Ayu Azhari
2. Ningrum Susilawati
3. Indah Permata
4. M.Asril
5. Megi M. Nur
6. Abdurrahim
Judul Penelitian: Dampak Siswa yang Terlambat Sekolah Terhadap
Prestasi Belajar di SMAN 13 Pekanbaru.
Pekanbaru, Desember 2012
Pembimbing
Gusneti Fitri Handayani,S.Sos,M.Si
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 3/28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian sosial ini yang berjudul
“PENGARUH SISWA YANG TERLAMBAT SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJARNYA” dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Penelitian sosial ini juga merupakan salah satu kelengkapan tugas siswa-siswi kelas XII IPS
SMA Negeri 13 Pekanbaru sebagai syarat kelulusan pada tahun ajaran 2012/2013.
Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam
proses penyelesaian penelitian sosial ini.
Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada:
1. Ibu Gusneti Fitri Handayani, selaku pembimbing penelitian sosial yang turut membantu dan
membimbing kami dalam pembuatan penelitian ini.
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya.
3. Siswa-siswi SMA Negeri 13 Pekanbaru yang telah berpartisipasi sebagai responden.
4. Teman-teman kelas XII.IPS yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritik yang membangun.
Terima kasih,
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 4/28
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................
1.4 Manfaat penelitian ..............................................................................
1.4.1 Manfaat Bagi Siswa ...................................................................
1.4.2 Manfaat Bagi Guru ....................................................................
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti .................................................................
1.4.4 Manfaat Bagi Sekolah .................................................................
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................
2.2 Kerangka Teoritis ...............................................................................
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 5/28
BAB III METODOLOGI
3.1 Pendekatan Penelitian ........................................................................
3.2 Jenis Penelitian ..................................................................................
3.3 Tempat dan Waktu Pelaksana ...........................................................
3.4 Populasi dan Sampel .........................................................................
3.4.1 Populasi ..............................................................................
3.4.2 Sampel .................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................
3.6 Teknik Analisa Data ...........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Faktor penyebab keterlambatan siswa ................................................
4.2 Sanksi yang diterima oleh siswa yang terlambat .................................
4.3 Solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat ....................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................
5.2 Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................................
DAFTAR TABEL
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 6/28
Tabel 1.1 Data Wawancara Informan...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang sistem pendidikan dengan berbagai lembaga yang menyertainya ibarat
membicarakan gelombang air laut yang tiada hentinya. Asumsi ini tidaklah berlebihan karena
banyak hal yang bisa ditinjau di dalamnya serta banyak pula persoalan fundamental
melingkupinya yang nota bene membutuhkan upaya-upaya untuk memecahkan permasalahan
pendidikan tersebut.
Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam pembangunan bangsa
dan negara, karena mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat membangun dan
menghasilkan karya-karya yang berguna bagi negara. Di tangan siswa inilah bagaimana
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 7/28
perkembangan suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik, berdisiplin,dan berkualitas
secara intelektual, mental dan spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat terjamin.
Kedisiplinan pada anak usia sekolah atau siswa sangat penting diperhatikan, adanya
peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa dewasanya
nanti. Kedisiplinan pada siswa harus dilakukan, salah satunya adalah kedisiplinan harus masuk
akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan dilanggar.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan sekolah. Setiap siswa dituntut untuk dapat
berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ketika kedisiplinan
dirasa sangat penting bagi siswa SMA Negeri 13 Pekanbaru, maka pihak sekolah pertama kali
perlu menertibkan siswa yang terlambat sekolah. Untuk itu, kedisiplinan adalah hal yang penting
dan merupakan ciri kepribadian seseorang untuk meraih kesuksesan. Perlu diketahui bahwa di
SMA Negeri 13 Pekanbaru sudah mempunyai tata tertib yang akan mendisiplinkan siswa yang
terlambat. Peran guru dalam mendisiplinkan siswa yang terlambat haruslah tegas dan mendidik,
dengan begitu siswa diharapkan tidak akan terlambat lagi datang ke sekolah.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat. Dalam
aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 07.15 WIB, tetapi kenyataannya masih
ada siswa yang datang lewat jam tersebut. Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan
kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama pelajaran.
Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan
diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa yang tinggal jauh dari
sekolah, masalah transportasi, bangun kesiangan dan sebagainya. Alasan-alasan seperti inilah
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 8/28
yang sering dikemukakan siswa ketika datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama sudah
dimulai. Namun, apapun alasan para siswa yang datang terlambat menunjukkan tingkat
kedisiplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan
menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang disertai dengan sanksi
yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya akan berguna bagi ketertiban sekolah
dan bagi diri siswa itu sendiri. Adapun kebijakan yang diambil adalah dengan mengadakan suatu
tindakan disiplin untuk memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam pelajaran dimulai.
Kebijakan ini dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak yang terkait yaitu
siswa, guru piket, guru pelajaran jam pertama, wali kelas, guru BP/BK dan kesiswaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi siswa bahwa
keterlambatan dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
prestasi belajar di sekolah. Karena penilaian guru dalam kegiatan belajar meliputi penilaian
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “DAMPAK SISWA
YANG TERLAMBAT SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMA N 13
PEKANBARU”
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah faktor-faktor penyebab keterlambatan siswa?
2. Apakah sanksi yang diterima oleh siswa yang sering terlambat?
3. Bagaimana solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat?
1.3 Tujuan Penelitian
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 9/28
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 10/28
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengertian dari “siswa” adalah seorang anak yang menuntut ilmu menurut STRUK, D.J.
(1950) : Lectures on classical Differential Geomtry, Addison – Wesley Press. Sedangkan
“sekolah” adalah salah satu tempat untuk menuntut ilmu menurut WEATHERBRU, C.E. (1971)
: Differential Geometry Of Three Dimensions, Cambridge University Press. Dan pengertian dari
“terlambat” adalah datang tidak pada waktunya, menurut WILIMORE, T.J. (1959) : An
Introduction to Differential Geometry, Oxford University Press.
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan
tata tertib yang berlaku di sekolah.
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Menurut Wikipedia (1993) disiplin sekolah “ Refers
to students coplying with a code of behavior often known as the school rules”. Yang dimaksud
dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards
of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.
Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman
(sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi
kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk
kesalahan perlakuan fisik (Physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 11/28
Phsychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.
Snock dalam bukunya “Dangerous School” (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan
bahwa tujuan disiplin sekolah adalah:
1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2) Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar.
3) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan
menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah
4)
Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta bagi
lingkungannya.
Sementara itu, dengan mengutip pemikiran Moles, Joan Gaustad (1992) mengemukakan:
“School discipline has two main goals: (1) Ensure the safety of staff and students, and (2) Create
an environment conducive to learning ”.
Sedangkan Wendy Schwartz (2001) menyebutkan bahwa : “The goals of discipline, once
the need for it is determined, should be to help students accept personal responsibility for their
actions, understand why a behavior change is necessary, and commit themselves to change ”. Hal
senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk
menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas,
jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi
kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang
kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Keith Devis mengatakan, “ Discipline is
management action to enforce organization standarts”. Dan oleh karena itu perlu dikembangkan
disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif adalah upaya menggerakkan siswa
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 12/28
mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin korektif adalah upaya
mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk
memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang
ada. Karena pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus
meliputi tiga unsur (Arikunto, 1990:123-124) yaitu:
1. Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang.
2. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggungjawab pelaku atau pelanggar peraturan.
3. Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai tata tertib
sekolah tersebut.
Sehubungan dengan permasalahan keterlambatan siswa, seorang guru hendaknya mampu
menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri.
Dalam kaitan ini guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, setiap siswa berasal dari
berbagai latar belakang, karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula. Dalam
hal ini guru harus dapat melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat
menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
2. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya.
3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; peraturan-peraturan atau tata tertib sekolah harus
dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi pelanggaran-
pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin, diantaranya siswa datang
terlambat ke sekolah.
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 13/28
2.2 Kerangka Teoritis
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah
semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku
yang menyimpang tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku,
perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-
norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun
demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan
yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa
yang terlambat datang ke sekolah, seorang siswa yang menyontek pada saat ulangan, berbohong,
mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi
(deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian
(deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya
seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Definisi perilaku menyimpang menurut para ahli:
James Vander Zenden
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang
tercela dan di luar batas toleransi.
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 14/28
Robert M.Z. Lawang
Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam
sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.
Bruce J. Cohen
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan
kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
Paul B. Horton
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-
norma kelompok atau masyarakat.
Lewis Coser
Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan
kebudayaan dengan perubahan sosial.
Ada 2 proses pembentukan perilaku menyimpang, yaitu:
1. Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
2. Penyimpangan dari sosialisasi yang tidak sempurna.
Menurut Wilnes dalam bukunya “Punishment and Reformation”, sebab-sebab penyimpangan
dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1) Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang
dibawa sejak lahir).
2) Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan).
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 15/28
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang:
1. Penyimpangan primer dan sekunder
Penyimpangan sosial primer
Penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara (temporer). Orang
yang melakukan penyimpangan primer masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya
karena tidak secara terus-menerus melanggar norma-norma umum.
Penyimpangan sosial sekunder
Penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus-menerus
meskipun sanksi telah diberikan kepadanya sehingga para pelakunya secara umum dikenal
sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya, seorang siswa yang terus-menerus
datang terlambat ke sekolah atau seorang siswa SMA yang terus menerus menyontek pekerjaan
temannya di kelas. Seseorang yang telah dikategorikan berperilaku menyimpang sekunder tidak
diinginkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat (dibenci).
2. Perilaku menyimpang menurut pelakunya
Penyimpangan individual
Penyimpangan individual biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak
norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Orang seperti itu biasanya mempunyai
penyakit mental sehingga tak dapat mengendalikan dirinya. Penyimpangan perilaku yang bersifat
individual sesuai dengan kadar panyimpangannya adalah sebagai berikut:
- Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah
pendiriannya yang kurang baik.
- Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan pada orang-orang.
- Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku.
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 16/28
- Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga
menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
- Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat
kepercayaan dan berlagak membela.
Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok,
namun bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.
Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki enam ciri sebagai berikut:
1) Penyimpangan harus dapat didefinisikan.
2) Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
3) Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak.
4) Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal.
5) Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.
6) Penyimpangan bersifat adaptif (menyesuaikan).
Penyimpangan mempunyai dua sifat, yaitu:
1. Penyimpangan yang bersifat positif.
Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan-
aturan atau norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial.
2. Penyimpangan yang bersifat negatif.
Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang
dipandang rendah dan berakibat buruk, yang dapat mengganggu sistem sosial itu.
Teori-teori penyimpangan sosial:
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 17/28
a) Teori Differential Association (kelompok yang berbeda)
Edward H. Sutherland memandang bahwa perilaku menyimpang bersumber dari pergaulan yang
berbeda, artinya seorang individu mempelajari perilaku menyimpang dari interaksinya dengan
seorang individu yang berbeda latar belakang asal, kelompok dan budaya.
b) Teori Labelling
Dikemukakan oleh Edwin M. Lemert, menurut teori ini seseorang menjadi menyimpang karena
proses labelling berupa julukan, cap atau etiket yang ditujukan pada seseorang oleh masyarakat.
Mula-mula sifat penyimpangan primer, tetapi adanya julukan membuat pelaku mengidentifikasi
dirinya sesuai dengan julukan tersebut.
Teori psikologi dari Sigmud Freud, perilaku menyimpang terjadi karena id tidak bisa
dikendalikan oleh ego yang seharusnya dominan maupun superego yang tidak aktif. Id adalah
bagian diri yang tidak sadar atau naluri, ego adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional.
Superego adalah bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai dan norma dan berfungsi sebagai
suara hati.
c) Teori K. Merton
Perilaku menyimpang timbul karena anomi yaitu adanya ketidakharmonisan antara tujuan
budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut K.
Merton terdapat lima cara pencapaian tujuan budaya dari cara yang wajar sampai dengan yang
menyimpang, yaitu:
1) Konformitas
2) Inovasi
3) Ritualisme
4) Retrealisme (pengunduran diri)
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 18/28
5) Rebellion (pemberontakan)
d) Teori Fungsi
Dikemukakan oleh Emile Durkheim, yang menyatakan bahwa tercapainya kesadaran moral dari
semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Artinya kejahatan itu selalu ada, sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada.
Bahkan Durkheim berpandangan bahwa kejahatan itu perlu agar moralitas dan hukum dapat
berkembang secara normal.
Dalam perspektif sosiologi, kajian perilaku menyimpang dipelajari karena berkaitan
dengan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan nilai-nilai kultural yang telah ditegakkan
oleh masyarakat. Selain itu, sosiologi membantu masyarakat untuk dapat menggali akar-akar
penyebab terjadinya tindakan penyimpangan dan upaya untuk menghentikan atau paling tidak
menahan bertambahnya penyimpangan perilaku tersebut.
BAB III
METODOLOGI
3.1.Pendekatan Penelitian
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 19/28
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang
alami (Creswell, 1998:15). Bog dan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori
dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian
kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk
memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan
meneliti sejarah perkembangan.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dapat diartikan sebagai prosedur
penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang-
orang yang diamati. Sedangkan penulisan penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan
gambaran suatu keadaan tertentu secara rinci disertai dengan bukti.
3.3.Tempat dan Waktu Pelaksanaan
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 20/28
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 13 Pekanbaru, sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan mulai tanggal 3 Desember – 5 Desember 2012.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Arikunto (2006:130) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus. Subyek penelitian adalah tempat
variabel melekat. Variabel penelitian adalah objek penelitian. Sementara itu Sukardi (2010:53)
menyatakan populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda
yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari
hasil akhir suatu penelitian. Di pihak lain, Sisworo dalam Mardalis (2009:54) mendefenisikan
populasi sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti.
Jadi dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok manusia, binatang, benda atau
keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai subjek penelitian dan menjadi
target kesimpulan dari hasil suatu penelitian.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Mardalis
(2009:55) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi
objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi penelitian yang
dapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau
kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 21/28
terhadap populasi. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan
penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.
Dalam penelitian ini subjek penelitian berupa sampel yaitu siswa kelas X dan siswa kelas XI
SMA Negeri 13 Pekanbaru yang sering datang terlambat ke sekolah.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah dengan
metode wawancara. Budiyono (2003:52) mengatakan bahwa metode wawancara (disebut pula
interview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti
dengan subjek penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara
menggunakan percakapan hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan
pendapatnya. Biasanya yang diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu.
Dalam jurnal oleh Koichu dan Harel (2007) dikemukakan bahwa: “A clinical task -based
interview can be seen as a situation where the interview-interviewee interaction on a task is
regulated by a system of explicit and implicit norms, values, and rules”. Dalam jurnal lain, Hurst
(2007 : 274) mengungkapkan bahwa: “Interview were chosen as the main data gathering strategy
for the original project because it was felt that potentially „data rich‟ environment this afforded
would provide the best context for assesistry and probing for presence of three models of
thinking (mathematical knowledge, contextual knowledge and strategic knowledge) both before
and following the intevention phase of project”.
Dari pengertian wawancara yang dikemukakan para ahli atau pakar di atas dapat dijelaskan
bahwa wawancara adalah situasi dimana terjadi interaksi antara pewawancara dan yang
diwawancarai dengan pedoman wawancara berdasarkan pada hasil tes yang telah diberikan
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 22/28
kepada yang diwawancarai. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang
terbaik sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
3.6 Teknik Analisa Data
Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,
dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca,
dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan
dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti,
proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah
selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian
dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat
koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.. setelah
selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementaramenjadi
teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai
proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis
(ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada
hipotesis. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 23/28
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan
oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud
pertama- tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel,
dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan
pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat
menjadi teori substantif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan sejumlah hasil penelitian yang dilaksanakan di
SMA Negeri 13 Pekanbaru. Pembahasan yang diteliti yaitu mengenai “dampak siswa yang
terlambat sekolah terhadap prestasi belajar di SMA Negeri 13 Pekanbaru. Untuk mendapatkan
data-data yang diperlukan peneliti, peneliti melakukan wawancara sebagai metode penelitian
utama secara mendalam kepada siswa-siswi di SMA Negeri 13 Pekanbaru.
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 24/28
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tentang seputar faktor-faktor penyebab
keterlambatan siswa, sanksi yang diterima oleh siswa yang sering terlambat serta solusi dalam
mengatasi siswa yang terlambat, kemudian peneliti akan menganalisa dan membahas data yang
telah diperoleh. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Dengan metode
tersebut, peneliti berusaha memaparkan data yang diperoleh dari hasil daftar pertanyaan
penelitian.
Tabel 1.1
DATA WAWANCARA INFORMAN
No Hari/Tanggal Nama Siswa Kelas
1 Senin / 3 Desember 2012 Marshitoh XI. IPS
2 Senin / 3 Desember 2012 Nia XI. IPS 2
3 Senin / 3 Desember 2012 Syahroni XI. IPS
4 Senin / 3 Desember 2012 M.Ridwan XI. IPS 1
5 Rabu / 4 Desember 2012 Jimmy X.1
(Sumber: Arsip peneliti,2012)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui proses wawancara, maka
pembahasan dari hasil penelitian sebagai berikut:
4.1. Faktor Penyebab Keterlambatan Siswa
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, sebagian besar siswa SMA Negeri 13
Pekanbaru masih belum bisa beradaptasi dengan jam masuk sekolah yang dimajukan 15 menit
lebih awal menjadi pukul 7.15, dari yang awalnya siswa-siswi masuk sekolah pukul 7.30 WIB.
Berbagai macam alasan dikemukakan oleh para siswa yang terlambat seperti jarak dari
rumah ke sekolah yang jauh, bangun kesiangan, faktor angkutan umum, ban motor bocor, dan
berbagai macam lagi alasan yang diberikan siswa terlambat. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 25/28
syahroni bahwa “saya datang terlambat ke sekolah karena ban motor bocor serta belum ada
bengkel yang buka pada pagi hari, makanya saya terlambat.”
Namun ada juga beberapa alasan lain siswa yang terlambat seperti sebelum berangkat ke
sekolah para siswa bermain hp dulu serta menonton acara tv kesukaan mereka, hal ini sesuai
dengan apa yang dikatakan Marshitoh bahwa “Saya sebelum berangkat ke sekolah biasanya main
hp, dengerin lagu atau menonton tv”. Sedangkan menurut Nia mengatakan bahwa “saya datang
terlambat karena rumah saya jauh dari sekolah serta kadang-kadang menunggu teman untuk
pergi bareng”.
4.2. Sanksi yang Diterima Siswa Terlambat
Dari hasil wawancara yang dilakukan, sanksi yang diterima siswa SMA Negeri 13
Pekanbaru yang terlambat ada bermacam-macam, mulai dari dikurung di luar pagar, mengisi
buku hukum, berdiri di lapangan voli, mencabut rumput, mengutip sampah yang ada di
pekarangan sekolah serta ada juga yang sampai di suruh pulang untuk dipanggil orang tuanya
datang ke sekolah.
4.3. Solusi mengatasi Siswa yang Terlambat
Siswa-siswi yang datang terlambat datang ke sekolah hampir menjadi pemandangan yang
umum. Keterlambatan para siswa ini tentu saja dapat mengganggu proses belajar mengajar yang
sedang berlangsung di kelas. Konsentrasi siswa dan guru di dalam kelas bisa saja menjadi buyar.
Untuk itu, dari penelitian yang telah dilakukan peneliti, cara atau solusi untuk mengatasi
siswa yang terlambat ke sekolah adalah:
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 26/28
1. adanya pemberian sanksi yang tegas dan dapat memberikan efek jera kepada siswa yang
melanggar yang diberikan oleh pihak sekolah.
2. Adanya peran guru yang dapat memberikan contoh kepada siswanya agar tidak datang
terlambat. Karena gimana siswanya dapat mematuhi peraturan sekolah kalau gurunya sendiri
juga tidak mengikuti peraturan yang ada.
3. Peran orang tua di rumah juga sangat diperlukan dalam mengatasi siswa terlambat. Misalnya
dengan mengingatkan anaknya jangan bersantai-santai di depan tv agar tidak terlambat.
4. Yang paling penting dalam mengatasi siswa yang terlambat ke sekolah adalah dari kesadaran
siswa itu sendiri untuk terbiasa mendisiplin diri dalam memanfaatkan waktu. Karena tidak ada
gunanya pemberian sanksi yang tegas yang diberikan sekolah apabila tidak adanya kesadaran
atau keinginan dari siswa itu sendiri untuk datang ke sekolah tepat pada waktunya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa
SMA Negeri 13 Pekanbaru masih rendah. Hal ini dikarenakan masih ada saja siswa yang
terlambat setiap harinya. Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai
macam alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa yang
tinggal jauh dari sekolah, masalah transportasi, bangun kesiangan dan sebagainya. Alasan-alasan
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 27/28
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 28/28
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Zuhro. Sosiologi SMA Kelas XII. 2007. Jakarta : penerbit Yudistira.
Agus Sulistyo dan Adi Mulyono. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta : Penerbit
Ita.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prasetyo, Bambang. 2001. Penyusunan Laporan Penelitian.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif . Prenada Media Group: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif . PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc:
California.
Nasir, Mohammad. Metode Penelitian. Cet.3. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
STRUK, D.J. (1950) : Lectures on classical Differential Geomtry, Addison – Wesley Press
WEATHERBRU, C.E. (1971) : Differential Geometry Of Three Dimensions, Cambridge
University Press
WILIMORE, T.J. (1959) : An Introduction to Differential Geometry, Oxford University Press